TEKNIK PRESENTASI
“AMIGDALA”
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul Laporan “REMAKE
KEMASAN BRONIZ SERENA” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Teknik Presentasi DKV. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang pembuatan ulang kemasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Terlebih dahulu, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Melisa Suardi, S.Ds, M.Sn,
selaku Dosen Teknik Presentasi DKV yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas ini.
Kemudian, kami menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.....................................................................................................................2
C. Batasan Masalah..........................................................................................................................2
D. Manfaat Rancangan.....................................................................................................................3
E. Tujuan..........................................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................................4
KAJIAN TEORI......................................................................................................................................4
A. Desain Komunikasi Visual..........................................................................................................4
B. Pengemasan.................................................................................................................................6
C. Pengertian Tujuan Perancangan................................................................................................17
BAB III..................................................................................................................................................18
PEMBAHASAN................................................................................................................................18
B. Konsep Rancangan Kemasan Baru............................................................................................19
C. Sketsa Rancangan......................................................................................................................20
BAB IV.................................................................................................................................................22
PENUTUP.........................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................23
LAMPIRAN..........................................................................................................................................24
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi seperti saat ini, Perusahan dituntut agar bisa menciptakan sebuah
produk yang mampu bersaing dengan produk yang lain apabila ingin tetap bertahan dalam arus
persaingan bisnis. Banyaknya pesaing baru yang bermunculan dengan strategi pemasaran yang
baru pula akan membuat persaingan semakin ketat dan memanas. Suatu perusahaan dapat
menjadi pemenang dalam persaingan bisnisnya apabila perusahaan mampu menjaring pelanggan
sebanyak-banyaknya ( Muharam dan Sofian , 2011 ) .
Pada dunia pemasaran persaingan merupakan hal yang lumrah dan wajar. Maka dari itu
berbagai usaha dilakukan dalam upaya memenangkan persaingan ini. Salah satu diantaranya
adalah membuat desain kemasan produk yang menarik sehingga dapat mengundang konsumen
untuk membeli produk yang dipasarkan. Daya tarik suatu produk tidak dapat terlepas dari
kemasannya. Kemasan merupakan pemicu karena ia langsung berhadapan dengan konsumen.
Karena itu kemasan harus dapat mempengaruhi konsumen untuk memberikan respon positif.
Di dalam pemasaran kemasan (Packaging) merupakan salah satu awal dalam rangka
mengenalkan produk pada konsumen dan ini akan menjadi sangat penting karena akan berkaitan
dengan keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan. Kemasan (Packaging) akan bisa
berguna dengan optimal apabila didukung dengan perencanaan yang terstruktur baik secara
internal maupun eksternal.
Dalam pandangan Sawitri bahwa kemasan seringkali disebut sebagai “the silent sales-
man/girl” karena mewakili ketidakhadiran pelayan dalam menunjukkan kualitas produk. Untuk
itu kemasan harus mampu menyampaikan pesan lewat komunikasi informatif, seperti halnya
komunikasi antara penjual dengan pembeli. Pada dasarnya manusia sebagai konsumen membeli
barang dan jasa adalah untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan hidup. Hal ini berarti
konsumen tidak hanya membeli produk atau barangnya saja, akan tetapi yang dibeli adalah
manfaat atau kegunaan dari produk tersebut.
Kemasan (Packaging) menjadi salah satu unsur yang sangat penting bagi produk.
Pengemasan itu bukan hanya sekadar pembungkus tetapi lebih dari itu packaging is branding.
1
Apapun jenis barang atau produk yang akan dijual, manakala diberi merek dan dikemas, maka
dari kemasan tersebut akan terefleksi identifikasi merek produk yang dijual.
Begitu pula akan tersirat janji dari sebuah produk, kualitas, nilai, benefit yang ditawarkan, dan
sebagainya. Dari situ pula seorang konsumen mempertimbangkan untuk membeli atau tidak dari
produk yang ditawarkan.
Fungsi paling mendasar dari kemasan adalah untuk mewadahi dan melindungi produk
dari kerusakan-kerusakan, sehingga lebih mudah disimpan, diangkut dan dipasarkan.
Pada laporan ini akan diidentifikasi kemasan berdasarkan, yaitu :
1. Berdasarkan struktur system kemas : kemasan primer dan kemasan sekunder,
2. Berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan : kemasan fleksibel, kemasan kaku.
Salah satu produk baru yang dikenal oleh masyarakat akan eksistensinya adalah Broniz
Serena. Broniz Serena merupakan jenis kelezatan brownies coklat dalam bentuk cookie dengan
taburan chocolate chip yang menggoda cocok untuk dinikmati di setiap saat bersama keluarga
atau teman-teman dimanapun berada.
Berdasarkan bahan komposisinya dan wujudnya desain kemasan Broniz Serena telah
dirancang dengan baik. Broniz Serena memiliki bentuk fisik cookie sehingga mengharuskan agar
kemasan tersebut dapat mempertahankan kualitas dari ketahanan cookies.
Oleh karena itu tugas ini bertujuan untuk membuat ulang desain dan jenis kemasan
terbaik lainnya yang dapat digunakan oleh produk cookie seperti Broniz Serena.
B. Identifikasi Masalah
Kemasan “BRONIZ SERENA” yang lama sudah cukup menarik dalam tampilan sebagai
suatu kemasan produk, akan tetapi kemasan tersebut masih bisa dimodifikasi ulang
dengan bentuk yang lebih menarik dari sebelumnya.
C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam laporan ini yaitu, membuat ulang (meremake)
kemasan “BRONIZ SERENA” menjadi kemasan yang lebih terbarui.
2
D. Manfaat Rancangan
E. Tujuan
Tujuan dalam membuat laporan ini adalah memenuhi salah satu tugas besar dalam mata
kuliah Teknik Presentasi, laporan ini juga bertujuan untuk menambah waawasan bagi
mahasiswa DKV serta bagi pembaca untuk mengetahui proses dalam pembuatan ulang
meremake ulang suatu kemasan produk.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Definisi
Desain merupakan kata yang berasal dari bahasa Italia, designo yang artinya adalah
gambar. Komunikasi adalah menyampaikan suatu pesan dari komunikator atau penyampai pesan
pada komunikan atau penerima pesan menggunakan suatu media dengan maksud tertentu.
Sementara Visual merupakan semua hal yang bisa dilihat dan direspon indera
penglihatan. Pengertian Desain Komunikasi Visual (DKV) secara umum adalah seni untuk
menyampaikan pesan yang ditujukan kepada suatu kelompok (Target Audience) dengan
memakai bahasa rupa yang disampaikan dengan media dan dalam bentuk sebuah desain.
Perlu diketahui bahwa DKV berbeda dengan seni murni (Seni Grafis). Dimana desain
sebuah seni murni dibuat sebagai ungkapan ekspresi dari sang seniman itu sendiri.
Penyampaian pesan dengan media dalam bentuk desain memiliki tujuan untuk memberi
pesan, mempengaruhi, sampai dengan mengubah perilaku target sesuai dengan tujuan yang akan
diwujudkan.
Bahasa rupa atau media yang digunakan dapat berbentuk grafis, simbol, tanda, ilustrasi
foto atau gambar, huruf atau tipografi, video dan masih banyak lagi.
Pengertian Desain Komunikasi Visual (DKV) Menurut Para Ahli, Tentu saja setiap
ahli memiliki pandangan yang berbeda-beda sehingga menimbulkan definisi yang juga tak
sepenuhnya sama antara satu dengan yang lain, seperti :
Menurut Suyatno, desain komunikasi visual merupakan seni dan komunikasi
yang digunakan untuk kebutuhan bisnis serta industri, keterampilan seperti ini
dapat mencakup penjualan produk dan periklanan, membuat identitas visual pada
instansi, produk serta perusahaan.
Michael Kroeger, menyebutkan pengertian dari desain komunikasi visual (DKV)
adalah sebagai latihan teori serta konsep-konsep. Sejumlah konsep itu dihasilkan
4
melalui beberapa tema visual dengan memakai bentuk, warna, penjajaran atau
Juxtaposition, serta garis.
Danton Sihombing, berpendapat bahwa desain komunikasi visual adalah
mempekerjakan berbagai macam perangkat seperti simbol, marka dan uraian
verbal yang ditunjukkan melalui gambar dan tipografi.
Ruang lingkup ini merupakan beberapa hal yang kerap menggunakan komunikasi
Visual dalam melakukan komunikasi. Ruang lingkup itu di antaranya :
Desain Grafis Periklanan (Advertising). Dalam hal periklanan pasti
membutuhkan komunikasi visual dan persuasif.
Animasi. Inilah yang menarik untuk para komunikator dengan teknik
komunikasi visual.
Desain Identitas Usaha (Corporate Identity). Pada umumnya, hal ini
digunakan ketika pembuatan Company Profile, Mock Up, hingga Slider
Presentation.
Desain Marka Lingkungan (Environment Graphics).
Desain Multimedia. Desain multimedia ini digunakan di perusahaan percetakan
seperti pembuatan banner, backdrop, stiker, dan lain sebagainya.
Desain Grafis Industri (promosi).
Desain Grafis Media (buku, surat kabar, majalah, dan lain-lain). Biasanya hal
ini dilakukan di pekerjaan penerbitan ataupun redaksional.
Cergam (komik), Karikatur, Poster. Hal ini diperlukan ketika pembuatan
ilustrasi terhadap tulisan sebagai perwakilan tulisan.
Fotografi, Tipografi, dan Ilustrasi.
5
3. Fungsi Desain Komunikasi Visual
6
B. Pengemasan
1. Definisi
7
perlindungan dari udara panas/dingin, sinar/cahaya matahari, bau asing,
benturan/ tekanan mekanis, kontaminasi mikroorganisme.
• Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen. Dalam hal ini identifikasi,
informasi dan penampilan seperti bentuk, warna dan keindahan bahan
kemasan harus mendapatkan perhatian.
• Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar,
sasaran masyarakat dan tempat tujuan pemesan.
• Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar
yang ada, mudah dibuang, dan mudah dibentuk atau dicetak.
Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan harus memiliki
sifat-sifat (Kertajaya, H. 2006) :
• Permeabel terhadap udara (oksigen dan gas lainnya).
• Bersifat non-toksik dan inert (tidak bereaksi dan menyebabkan reaksi kimia)
sehingga dapat mempertahankan warna, aroma, dan cita rasa produk yang
dikemas.
• Kedap air (mampu menahan air atau kelembaban udara sekitarnya).
• Kuat dan tidak mudah bocor.
• Relatif tahan terhadap panas
• Mudah dikerjakan secara massal dan harganya relatif murah
3. Desain Kemasan
Desain merupakan seluruh proses pemikiran dan perasaan yang akan menciptakan
sesuatu dengan menggabungkan fakta, konstruksi, fungsi dan estetika untuk memenuhi
kebutuhan manusia (Tanuwijoyo, T. (2008).
Desain adalah konsep pemecahan masalah rupa, warna, bahan, teknik, biaya, kegunaan
dan pemakaian yang diungkapkan dalam gambar dan bentuk.Penampilan yang baik dari kemasan
dapat meningkatkan penjualan dari produk yang dikemas. Promosi dari produk sangat erat
kaitannya dengan perilaku saingan dan perilaku konsumen. Banyak metode promosi yang dapat
dilakukan seperti promosi melalui media massa, papan di jalanan, dan ini terutama dilakukan
apabila produsen ingin memperkenalkan produk barunya. Untuk promosi setelah produk tersebut
8
dikenal oleh konsumen, maka pengemasan produk memegang peranan yang penting.
Berdasarkan pengamatan, banyak konsumen memilih satu jenis produk setelah melihat
kemasannya. Hal ini dapat terjadi jika kemasan tersebut memberikan informasi yang cukup
bagi calon pembeli, serta mempunyai desain yang menarik pembeli (Tanuwijoyo, T. (2008).
Desain kemasan yang menarik, biasanya diperoleh setelah melalui penelitian yang
cukup panjang mengenai selera konsumen, yang kemudian diterjemahkan dalam desain grafis
cetakan. Desain yang baik tergantung pada keahlian desainer, jenis tinta, bahan dan mesin
pencetak. Perkembangan industri yang pesat menyebabkan kemasan menjadi faktor yang penting
dalam pengangkutan dan penyimpanan barang-barang sesuai dengan perkembangan pasar lokal
menjadi pasar nasional bahkan internasional. Pendapatan atau kemakmuran yang berkembang
seiring dengan perkembangan industri, pada akhirnya menyebabkan konsumen dihadapkan pada
pilihan yang beragam dari produk-produk yang bersaing untuk memperebutkan pasar. Hal ini
mendorong pengusaha untuk mempengaruhi pilihan konsumen, yaitu dengan memperkenalkan
konsep branding untuk membangun personalitas produk yang dapat dikenali konsumen
(Klimchuk, M. R, 2007).
Brand atau merk adalah nama, simbol, desain grafis atau kombinasi di antaranya untuk
mengidentifikasi produk tertentu dan membedakannya dari produk pesaing. Nama brand yang
dicetak dalam kemasan dapat menunjukkan citra produsen dan kualitas produk tertentu. Saat ini
fungsi kemasan tidak hanya sebagai wadah untuk produk, tetapi sudah bergeser menjadi alat
pemasaran. Pasar swalayan dan supermarket juga sudah berkembang dengan pesat, sehigga
desain grafis pada kemasan produk juga semakin berkembang. Hal ini disebabkan karena pada
pasar swalayan , kemasan dapat berfungsi sebagai wiraniaga diam yang dapat menjual suatu
produk, dan perbedaan dalam bentuk dan dekorasi kemasan berpengaruh besar terhadap
penjualan ( Kotler, P. 2001).
9
tanda lainnya. Penampilan kemasan menggambarkan sikap laku perusahaan dalam mengarahkan
produknya. Kurangnya perhatian akan kualitas produk dan desain kemasan yang tidak menarik
akan menyebabkan keraguan pembeli terhadap produk tersebut. Penampilam suatu kemasan
dapat bervariasi dengan perbedaan warna, bentuk, ukuran, ilustrasi grafis, bahan dan cetakannya.
Kombinasi dari unsur-unsur tersebut dapat memantapkan identitas suatu produk atau
perusahaan tertentu.
b) Menampilkan produk yang siap jual
Ketika konsumen sudah tertarik untuk membeli, pertimbangan konsumen berikutnya
untuk menentukan membeli atau tidak adalah isi kemasan (produk di dalamnya). Oleh karena itu
kemasan harus dapat menunjukkan kepada pembeli isi atau produk yang dikemasnya. Kelebihan-
kelebihan dari produk harus dapat ditonjolkan pada kemasan, seakan-akan produk tersebut
memang disajikan untuk calon pembeli secara memuaskan. Sasaran konsumen dari produk yang
dijual ditunjukkan melalui desain kemasan, seperti misalnya kelompok usia (makanan bayi, susu
formula), jenis kelamin dan kelompok etnis (Tanuwijoyo, T. 2008).
c) Informatif dan komunikatif
Gagalnya fungsi kemasan dapat menyebabkan produk yang dijual tidak akan pernah
beranjak dari tempatnya. Kemasan harus dapat dengan cepat menyampaikan pesan dan dengan
jelas semua informasi yang bersangkutan harus disampaikan kepada pembeli bahwa produk
tersebut akan memuaskan kebutuhan dan lebih baik dari merek produk lain yang sejenis. Hal
yang penting disampaikan di dalam kemasan adalah identitas produk, yang akan mempermudah
seseorang menjadi tertarik akan suatu merek dibanding merek lain yang tidak jelas
identifikasinya. Petunjuk yang lengkap untuk penggunaan produk dan kemasan sangat penting.
Pada produk-produk makanan, kemudahan memahami petunjuk untuk menyiapkan dan
menggunakan resep harus diikutsertakan. Petunjuk cara membersihkan untuk jenis pakaian
tertentu adalah contoh lain untuk informasi penggunaan produk. Pada produk-produk yang
membahayakan kesehatan pemakai, maka kemasan harus menekankan agar pengguna berhati-
hati dalam bekerja. Informasi tentang cara penggunaan pada kemasan sangatlah membantu.
Petunjuk yang benar tentang cara membuka dan menutup kembali kemasan harus diberikan.
Semua gambaran yang menyenangkan, khususnya yang baru atau berbeda harus ditunjukkan.
Semua informasi yang dibutuhkan yang menyangkut undang-undang harus terlihat pada
kemasan, meskipun persyaratan-persyaratan tersebut sangat tergantung pada klasifikasi produk
10
termasuk hal-hal seperti nama dan alamat pembuat kemasan, berat bersih, kandungan-
kandungannya dan pernyataan-pernyataan lain. Informasi ini harus ditulis dan ditunjukkan serta
mudah dilihat, dibaca dan dimengerti oleh konsumen. Berat bersih, harus selalu diperlihatkan
pada label kemasan.
d) Menciptakan rasa butuh terhadap produk
. Salah satu cara untuk menimbulkan minat terhadap suatu produk adalah dengan
mengingatkan calon pembeli terhadap iklan yang pernah dibuat. Kemasan harus mampu
menerangkan dengan jelas iklan tersebut. Ikon-ikon mengenai manfaat kesehatan, prestise,
kemewahan yang ditonjolkan pada kemasan akan dapat menunjang pemenuhan kebutuhan
psikologis dan memudahkan pembelian produk tersebut. Dengan meningkatkan ingatan membeli
akan iklan, penekanan pada kesenangan dan penunjangan fasilitas untuk pemenuhan kebutuhan
psikologis, kemasan dapat membantu menimbulkan rasa butuh terhadap produk tersebut.
Unsur-unsur atau bahasa desain grafis yaitu bahasa visual atau bahasa simbol yang diungkapkan
melalui bentuk, ilustrasi-ilustrasi, warna dan huruf ( Faridz, 2010 ):
1. Bentuk Kemasan
Perbedaan bentuk kemasan suatu produk dengan produk pesaing dapat mengingatkan
konsumen akan produk tersebut, walaupun mereka sendiri mungkin tidak teringat lagi. Dengan
bentuk dan warna yang diperbarui, kadang-kadang menimbulkan kesan bahwa mutu produk
tersebut diperbarui pula. Kemasan dengan ukuran yang berbeda memungkinkan pembeli dari
tingkat pendapatan yang berbeda untuk membeli produk yang sama. Target konsumennya juga
bervariasi dari anak-anak hingga orang dewasa.
Ilustrasi grafis dan fotografi memudahkan produsen memantapkan citra suatu produk.
Fungsi utama ilustrasi adalah untuk informasi visual tentang produk yang dikemas, pendukung
11
teks, penekanan suatu kesan tertentu dan penangkap mata untuk menarik calon pembeli. Gambar
tersebut dapat berupa gambar produk secara penuh atau terinci, serta dapat juga merupakan
hiasan (dekorasi). Sebaiknya gambar tidak mengacaukan pesan yang akan disampaikan. Gambar
dan simbol dapat menarik perhatian dan mengarahkan perhatian pembeli agar mengingatnya
selama mungkin. Disertai penggunaan bahasa yang umum yang dengan cepat dapat dimengerti
oleh setiap orang. Ilustrasi kemasan biasanya merupakan hal pertama yang diingat konsumen
sebelum membaca tulisannya. Suatu ilustrasi yang baik harus:
- berfungsi lebih dari sekedar menggambarkan produk atau menghiasi kemasan
- menimbulkan daya tarik dan minat, sehingga akan lebih cepat dan efektif daripada pesan
tertulis
- sesuai dengan keyakinan dan selera pemakai
- mengikuti perkembangan dan perubahan sejalan dengan perubahan minat dan cara hidup target
kelompok konsumen.
- tidak berlebihan atau kurang sesuai karena akan membingungkan konsumen.
Foto atau ilustrasi diperlukan untuk menggambarkan produk olahan dalam bentuk yang lebih
menarik. Sebagai contoh kotak karton untuk mengemas beras kencur, gula asam dan sorbat oleh
industri jamu. Perancang biasanya menggambarkan gambar-gambar yang abstrak untuk ilustrasi
bagi produk kosmetik, farmasi, perawatan tubuh dan lain-lain.
3. Warna
Warna kemasan merupakan hal pertama yang dilihat konsumen (eye catching) dan mungkin
mempunyai pengaruh yang terbesar untuk menarik konsumen. Pengaruh utama dari warna
adalah menciptakan reaksi psikologis dan fisiologis tertentu, yang dapat digunakan sebagai daya
tarik dari desain kemasan. Sehubungan dengan kesan fisilogis atau psikologis maka ada dua 2
golongan warna yang dikenal, yaitu:
1. Warna panas (merah, jingga, kuning), dihubungkan dengan sifat spontan, meriah, terbuka,
bergerak dan menggelisahkan),
2. Warna dingin (hijau, biru dan ungu), dihubungkan dengan sifat tertutup, sejuk, santai, penuh
pertimbangan.
Kesan psikologis dan fisilogis dari masing-masing warna antara lain adalah :
12
Biru : dingin, martabat tinggi
Merah : berani,semangat,panas
Purple : keemasan,kekayaan
Oranye : kehangatan,enerjik
Hijau : alami,tenang
Putih : suci,bersih
Kuning : kehangatan
Coklat : manis, bermanfaat
Pink : lembut, kewanitaan
Oranye dan merah merupakan warna-warna yang menyolok dan dinilai mempunyai daya
tarik yang besar.
Pada kemasan, warna biru dan hitam jarang digunakan sebagai warna yang berdiri sendiri, tetapi
dipadukan dengan warna lain yang kontras, seperti hitam dengan kuning, biru dengan putih atau
warna lainnya.
Warna-warna yang sederhana lebih mudah diingat dan memiliki kekuatan besar dalam
menstimulasi penjualan, sementara warna-warna aneh dan eksotis cepat dilupakan dan biasanya
berpengaruh kecil di pasaran. Pemilihan warna oleh konsumen sangat sukar ditentukan. Hal ini
dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan dan budaya, karena pemilihan warna tidak pernah
tetap, tetapi senantiasan berubah. Faktor-faktor yag menenukan pemilihan warna di antaranya
adalah kondisi ekonomi, tingkat umur, jenis kelamin Kondisi ekonomi seseorang dapat
mempengaruhi pemilihannya terhadap warna. Warna cerah dan riang lebih populer pada waktu-
waktu resesi dan warna-warna konservatif dipilih pada waktuwaktu sukses. Pemilihan warna
juga beragam untuk tiap tingkatan umur. Anak-anak kecil di bawah usia 3 tahun menyukai warna
merah, dari usia 3-4 tahun menyukai kuning. Anak-anak muda menyukai warna warna lembut
dan yang lebih tua menyukai warna meriah, walaupun sebagian merasa terbatas dan menentukan
warna yang lebih konservatif. Jenis kelamin juga berperan dalam pemilihan warna, wanita
umumnya menyukai warna merah, sedangkan pria cenderung menyukai warna biru. Warna pada
kemasan dapat berfungsi untuk:
4. Cetakan Kemasan
Pada kemasan sering dituliskan isi dari kemasan dan cara penggunaannya. Cetakan yang
sederhana, jelas, mudah dibaca dan disusun menarik pada desain kemasan dapat membantu
memasarkan produk, Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menampilkan cetakan pada
kemasan adalah:
a. Tata letak (lay out).
Tulisan pada permukaan kemasan hendaknya mudah dibaca. Informasi dasar yang ditampilkan
pada bagian muka meliputi identitas perusahaan atau merk, nama produk dan deskripsinya,
manfaat untuk konsumen, dan keperluan-keperluan hukum. Bagian belakang atau bagian dalam
kemasan dapat digunakan lebih bebas.
b.Huruf.
Huruf besar atau huruf kapital memudahkan untuk dibaca daripada huruf kecil, dan huruf yang
ditulis renggang lebih mudah dibaca daripada huruf yang ditulis rapat. Penggunaan huruf-huruf
14
untuk memberi informasi pada label kemasan hendaknya cukup jelas. Kata-kata dan kalimatnya
harus singkat agar mudah dipahami. Bentuk huruf dan tipografi tidak saja berfungsi sebagai
media komunikasi, tapi juga merupakan dekorasi kemasan. Oleh karena itu huruf-huruf yang
digunakan harus serasi. Dalam beberapa kasus, yaitu pada penjualan barang tidak secara
swalayan, sifat kemudahan untuk dibaca dapat diabaikan.
c. Komposisi standar dan proporsi masing-masing komponen produk hendaknya ditampilkan
dengan warna yang mudah dibaca, seperti tidak menggunakan warna kuning atau putih pada
dasar yang cerah.
d. Bentuk permukaan. Cetakan pada permukaan yang datar lebih mudah dibaca daripada cetakan
pada permukaan yang bergelombang.
5. LABELLING
Label atau disebut juga etiket adalah tulisan, tag, gambar atau deskripsi lain yang
tertulis, dicetak, distensil, diukir, dihias, atau dicantumkan dengan jalan apapun, pada wadah atau
pengemas. Etiket tersebut harus cukup besar agar dapat menampung semua keterangan yang
diperlukan mengenai produk dan tidak boleh mudah lepas, luntur atau lekang karena air, gosokan
atau pengaruh sinar matahari.
Berdasarkan Undang-Undang RI No. 7 tahun 1996 yang dimaksud dengan label pangan adalah
setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau
bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau
merupakan bagian kemasan pangan. Pada Bab IV Pasal 30-35 dari Undang-Undang ini diatur
hal-hal yang berkaitan dengan pelabelan dan periklanan bahan pangan.
Tujuan pelabelan pada kemasan adalah:
- memberi informasi tentang isi produk yang diberi label tanpa harus membuka kemasan
- sebagai sarana komunikasi antara produsen dan konsumen tentang hal-hal dari produk yang
perlu diketahui oleh konsumen , terutama yang kasat mata atau yang tidak diketahui secara
fisik
- memberi peunjuk yang tepat pada konsumen hingga diperoleh fungsi produk yang optimum
-sarana periklanan bagi konsumen
-memberi rasa aman bagi konsumen
15
Informasi yang diberikan pada label tidak boleh menyesatkan konsumen. Pada label kemas
khususnya untuk makanan dan minuman, sekurang-kurangnya dicantumkan hal-hal berikut
(Undang-Undang RI No. 7 tahun 1996 tentang Pangan) :
a.Nama produk
Disamping nama bahan pangannya, nama dagang juga dapat dicantumkan. Produk dalam negeri
ditulis dalam bahasa Indonesia, dan dapat ditambahkan dalam bahasa Inggris bila perlu. Produk
dari luar negeri boleh dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia.
b.Daftar bahan yang digunakan
Ingradien penyusun produk termasuk bahan tambahanbnvvddf makanan yang digunakan harus
dicantumkan secara lengkap. Urutannya dimulai dari yang terbanyak, kecuali untuk vitamin dan
mineral. Beberapa perkecualiannya adalah untuk komposisi yang diketahui secara umum atau
makanan dengan luas permukaan tidak lebih dari 100 cm2, maka ingradien tidak perlu
dicantumkan.
16
f.Tanggal,bulan, dan tahun kedaluwarsa.
Umur simpan produk pangan biasa dituliskan sebagai :
- Best before date : produk masih dalam kondisi baik dan masih dapat dikonsumsi
beberapa saat setelah tanggal yang tercantum terlewati
- Use by date : produk tidak dapat dikonsumsi, karena berbahaya bagi kesehatan manusia
(produk yang sangat mudah rusak oleh mikroba) setelah tanggal yang tercantum terlewati.
Permenkes 180/Menkes/Per/IV/1985 menegaskan bahwa tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa
wajib dicantumkan secara jelas pada label, setelah pencantuman best before / use by. Selain itu
keterangan-keterangan lain yang dapat dicantumkan pada label kemasan adalah nomor
pendaftaran, kode produksi serta petunjuk atau cara penggunaan, petunjuk atau cara
penyimpanan, nilai gizi serta tulisan atau pernyataan khusus.Nomor pendaftaran untuk produk
dalam negeri diberi kode MD, sedangkan produk luar negeri diberi kode ML.
1. Menurut ahli Mulyani (2017 ; 80). Tujuan dari perancangan adalah untuk
memenuhi kebutuhan pemakai serta untuk memberikan gambaran yang jelas
dan rancang bangun yang lengkap..
2. Menurut Jogiyanto (2014 : 197) dalam jurnal menyatakan bahwa “Perancangan
sistem adalah penggambaran, perencanaan, pembuatan sketsa dari beberapa
elemen yang terpisah dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi”.
Tujuan Perancangan Teknik Presentasi DKV terhadap objek yang di pilih yaitu
pada kemasan ini akan dilakukan pembuatan ulang kemasan, dikarenakan desain dan
konsep yang dibuat sebelumnya masih bisa dibuat lebih optimal dengan membuat kemasa
yang lebih efektif untuk kemasan produk “SERENA BRONIZ”
Proses yang dilakukan dalam membuat kemasan ulang pada produk dimulai dari
membuat sketsa lama dari berbagai sudut tampak objek, setelah itu membuat digital
sketsa lama. Pada pembuatan sketsa lama telah selesai, mulai memperhatikan berbagai
unsur yang ada pada objek kemasan lama dimulai dari font, visual, warna dan berbagai
elemen yang ada pada objek kemasan. Setelah itu, membuat sketsa kasar yang bertujuan
membuat langkah awal perancangan kemasan baru.
17
BAB III
PEMBAHASAN
18
Diproduksi oleh/Manufactured by : PT. SERENA
INDOPANGAN INDUSTRI Bogor 16911, Indonesia.
Deksripsi Produk : Broniz Serena merupakan jenis kelezatan brownies coklat
dalam bentuk cookie dengan taburan chocolate chip yang
menggoda cocok untuk dinikmati di setiap saat bersama
keluarga atau teman-teman dimanapun berada.
Berdasarkan bahan komposisinya dan wujudnya desain
kemasan Broniz Serena telah dirancang dengan baik.
Broniz Serena memiliki bentuk fisik cookie sehingga
mengharuskan agar kemasan tersebut dapat
mempertahankan kualitas dari ketahanan cookies.
Warna Produk / Kemasan :Pada kemasan warna putih (putiry), memberi arti kepolosan
dan kemurnian dalam dunia kemasan warna putih
cenderung digunakan untuk mengangkat kesan bersih dan
hiegenis, sehingga memberi gambaran bahwa produk
yang berada dalam kemasan tersebut sangat steril dan
bersih sehingga kayak untk dimiliki (bisa dikonsumsi
dengan menggunakan susu).
Visual : Visual yang ada pada kemasan unik karena disetiap sisi
diletakkan visual nyata produk cookies dengan jumlah
beberapa dan pada bagian depan diletakkan cookies
dengan ukuran besar sebagai bagian utama produk.
Tema : Sebuah Permainan (Dadu)
Makna : Pada kemasan dadu di kemasan dapat digunakan menjadi
Permainan, dari kemasan terdapat makna, produk ini
bukan hanya dapat dikonsumsi saja tapi dapat
dimanfaatkan sebagai permainan.
Pesan Tersirat : Dari permainan tersebut menimbulkan kesan bahagia
tersendiri bagi peminatnya.
19
B. Konsep Rancangan Kemasan Baru
Konsep yang dipilih dalam membuat kemasan ubaru terinsipirasi dari sebuah konsep
kemasan yang cantik yang dihasilkan dari sebuah kursus desain kemasan, yang
memenangkan kompetisi Young Package 2013 di Hungaria. Kemasan ini mengilustrasikan
kue handmade (buatan rumahan) dari dapur sebuah asrama.Cukup unik bukan, seolah kue
tersebut disajikan dengan rantang untuk para penghuni asrama yang didesain oleh: Bettina
Baranyi dari Pecs, Hungary.
C. Sketsa Rancangan
20
2.1 sketsa rancangan kenasan primer
21
2.2 sketsa rancangan kenasan sekunder
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Keberhasilan pemasaran suatu barang, tidak hanya ditentukan oleh mutu barang serta
usaha promosi yang dilakukan, tetapi juga dalam upaya yang sama oleh mutu dan
penampilan kemasan itu sendiri.
2. Penampilan yang baik dari kemasan dapat meningkatkan penjualan dari produk yang
dikemas.
3. Faktor-faktor penting dan persyaratan desain kemasan :
4. Unsur-unsur atau bahasa desain grafis yaitu bahasa visual atau bahasa simbol yang
diungkapkan melalui bentuk, ilustrasi-ilustrasi, warna dan huruf meliputi Bentuk
Kemasan, Ilustrasi dan dekorasi, warna, cetakan kemasan.
22
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
https://pakarkomunikasi.com/komunikasi-visual
https://www.rumahumkm.net/2015/12/22-contoh-konsep-desain-kemasan-produk.html
https://definisiahli.blogspot.com/2014/11/definisi-perancangan-sistem-menurut-ahli.html
23
LAMPIRAN
24
3.1 Sketsa Kasar Kemasan Lama
25
3.2 Sketsa Kasar Kemasan Lama
26
3.3 Sketsa Kasar Kemasan Lama
27
28
3.4Prototype
29
3.5 Rancangan Packaging Primer Baru
30
3.6Rancangan Packaging Sekunder Baru
31
3.7Remake Kemasan Baru
32
S
33
3.8Poster
34
Brosur
35
Paper Bag
36
37
38
39
40