Disusun Oleh:
D. MEDIA
1. Leaflet
2. Powerpoint
E. KEGIATAN
Moderator : Ana N. Poceratu
Penyaji : Deni Widayanti
Notulen : Evita Galuh
Fasilitator :
Fatmah Dewi Setyaningrum
Ermi Taihuttu
Finna N. D. Naihonam
Frian Aputiley
Gemala Tania
Gito Hardani Tanaem
F. MATERI
1. PENGERTIAN
Neurotic adalah suatu kesalahan penyesuaian diri secara emosional karena
tidak dapat diselesaikannya suatu konflik tak sadar. Kecemasan yang timbul
dirasakan secara langsung atau diubah oleh berbagai mekanisme pembelaan
psikologik dan muncullah gejala-gejala subjektif lain mengganggu.
Neurosis adalah suatu gangguan mental dimana individu tidakmampu
menghadapi kecemasan dan konflik dan mengalami gejala yang dirasakan
mengganggunya.
Penderita neurotic jadi sakit karena merasa tertekan dari luar dan dari dalam
serta memperlihatkan gejala-gejala yang melumpuhkan meskipun tidak begitu
berat dengan gangguan-gangguan mental yang lain. Disini neuroris dapat
didefinisikan sebagai gangguan tingkah laku yang disebabkan oleh tegangan
emosi sebagai akibat dari frustasi,konflik, represi atau perasaan tak aman.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa neurotic adalah
gangguan mental ringan yang tidak memiliki dasar organic, dimana individu tidak
mampu menghadapi kecemasan dan konflik yang dialaminya secara langsung
ataudiubah oleh berbagai mekanisme pembelaan psikologik. Seseorang menjadi
neurotic karena merasa tertekan dari luar dan dari dalam, hal ini disebabkan oleh
tegangan emosi akibatkonflik frustasi ataupun perasaan tak aman.
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi adalah stimulus yang mengancam individu. Faktor
presipitasi memerlukan energi yang besar dalam menghadapi stres atau
tekanan hidup. faktor presipitasi ini dapat bersifat biologis, psikologis, dan
sosiokultural. Waktu merupakan dimensi yang juga memengaruhi terjadinya
stres, berapa lama terpapar dan berapa frekuensi terjadinya stres. Adapun
faktor presipitasi yang sering terjadi adalah sebagai begitu.
1. Kejadian yang menekan (Stresfull)
Ada tiga cara mengategorikan kejadian yang menekan kejadian, yaitu
aktifitas sosial, lingkungan sosial, dan keinginan sosial. Aktifitas sosial
meliputi keluarga, pekerjaaan, pendidikan, sosial, kesehatan, keuangan,
aspek legal, dan krisis komunitas. Lingkungan sosial adalah kejadian yang
dijelaskan sebagai jalan masuk dan jalan keluar. Jalan masuk adalah
seseorang yang baru memasuki lingkungan sosial. Keinginan sosial adalah
keinginan secara umum seperti pernikahan.
2. Ketegangan hidup
Stres dapat meningkat karena kondisi kronis yang meliputi ketegangan
keluarga yang terus menerus, ketidakpuasan kerja, dan kesendirian.
Beberapa ketegangan hidup yang umum terjadi adalah perselisihan yang
dihubungkan dengan hubungan perkawinan, perubahan orang tua yang
dihubungkan dengan remaja dan anak – anak, ketegangan yang
dihubungkan dengan ekonomi keluarga, serta overload yang dihubungkan
dengan peran.
c. Prevalensi
Data profil kesehatan Indonesia tahun 2013, menunjukan bahwa 1000
penduduk terdapat 185 penduduk mengalami gangguan jiwa. Mayoritas
penderita tersebut termasuk kategori gangguan jiwa neorotik yaitu sebesar
59,5% dan sisanya termasuk depresi yaitu 40,5%.
2. Gangguan panik
Gangguan panic baru ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak
ditemukan adanya gangguan anxietas fobik. Untuk diagnosis pasti, harus
ditemukan adanya beberapa kali serangan anxietas berat dalam masa kira-kira
satu bulan;
pada keadaan-keadaan dimana sebenarnya secara objektif tidak ada
bahaya
tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga
sebelumnya
dengan keadaan yang relative bebas dari gejala-gejala anxietas pada
periode diantara serangan-serangan panic.
Ada kaitan erat antara gejala obsesif, terutama pikiran obsesif dengan
depresi. Penderita gangguan obsesif kompulsif seringkali juga menunjukan
gejala depresif dan sebaliknya penderita gangguan depresif berulang dapat
menunjukkan pikiran-pikiran obsesif selama episode depresifnya. Gejala
obsesif “sekunder” yang terjadi pada gangguan skizofrenia, Syndrome
Tourette atau gangguan mental organic harus dianggap sebagai bagian dari
kondisi tersebut.
Adaya factor ketiga diatas harus jelas dan bukti yang kuat bahwa
gangguan tersebut tidak akan terjadi seandainya tidak mengalami hal
tersebut. Onset biasanya terjadi dalam 1bulan setelah terjsdinya kejadian
yang stressfull dan gejala-gejala biasanya tidak bertahan melebihi 6 bulan,
kecuali dalam hal reaksi depresif berkepanjangan.
7. Gangguan somatoform
Ciri utama gangguan ini adalah adanya keluhan-keluhan gejala fisikyang
berulang-ulang disertai dengan permintaan pemeriksaan medic, meskipun
sudah berkali-kali terbukti hasilnya negative dan juga sudah dijelaskan oleh
dokternya bahwa tidak ditemukan kelainan yang menjadi dasar keluhannya.
Penderita juga menyangkal dan menolak untuk membahas kemungkinan
kaitan antara keluhan fisiknya dengan problem atau konflik dalam kehidupan
yang dialaminya, bahkan meskipun didapatkan gejala-gejala anxietas dan
depresi. Tidak adanya saling pengertian antara dokter dan pasien maka akan
menimbulkan frustasi dan kekecewaan pada kedua belah pihak.
4. PERAN KELUARGA
Berdasarkan jurnal “Hubungan Karakteristik Keluarga Dengan Tingkat
Ansietas Saat Menghadapi Kekambuhan Pasien Gangguan Jiwa”
menunjukkan keluarga dengan klien gangguan jiwa yang merupakan tipe keluarga
inti sebagian besar mengalami ansietas sedang saat menghadapi kekambuhan
pasien gangguan jiwa yaitu sebanyak 5 (45,5%) responden, sedangkan keluarga
dengan tipe keluarga besar sebagian besar mengalami ansietas sedang saat
menghadapi kekambuhan pasien gangguan jiwa yaitu sebanyak 14 (48,3%)
responden.
Tipe keluarga merujuk tentang ukuran sebuah keluarga. Teori menurut
Friedman menyebutkan bahwa tipe keluarga berdampak pada banyaknya pola
dukungan keluarga. Sebuah keluarga besar dengan klien gangguan jiwa, akan
mendapatkan dukungan yang banyak oleh anggota keluarga yang lain saat
perawatan kekambuhan klien gangguan jiwa, dibandingkan dengan keluarga kecil.
Penelitian yang dilakukan oleh Mubarak juga menghasilkan bahwa keluarga
dengan tipe keluarga besar dapat melakukan perawatan pada anggota keluarga
yang sakit dengan baik dikarenakan kemudahan dalam memberikan bantuan
antara anggota keluarga yang lain.
Intensitas pola dukungan yang diberikan tentunya akan mempengaruhi tingkat
ansietas saat menghadapi kekambuhan klien gangguan jiwa. Keluarga dengan tipe
keluarga besar tingkat ansietasnya ringan saat klien mengalami kekambuhan
keluarga karena dapat meminta bantuan dari anggota keluarga yang lain untuk
memenuhi kebutuhan klien gangguan jiwa. Sebaliknya keluarga yang berada pada
keluarga inti tidak mendapatkan bantuan dari anggota keluarga lain, sehingga
ansietasnya tinggi saat menghadapi kekambuhan klien gangguan jiwa
G. EVALUASI
STRUKTUR
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
PROSES
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
HASIL
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
Maslim, R. 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas Dari PPDGJ 3. Bagian Ilmu
Putra, D., PH, L., & Susanti, Y. 2018. Hubungan Karakteristik Keluarga Dengan Tingkat
Ansietas Saat Menghadapi Kekambuhan Pasien Gangguan Jiwa. Vol 02 No 01 Hal: 46-57.