ISSN : 2354-5968
Cherissa Jeihan
STKIP Doktor Nugroho Magetan, cherissajeihan@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan unuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara: (1)
kebiasaan menonton film berbahasa Inggris dan kemampuan menulis; (2)
penguasaan kosakata dan kemampuan menulis; (3) kebiasaan menonton film
berbahasa Inggris dan penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis. Subjek
penelitian adalah 35 orang mahasiswa semester 5, program studi PGSD STKIP DR
Nugroho pada tahun akademik 2016/2017 yang dipilih menggunakan cluster
random sampling. Pengumpulan data mengenai kebiasaan menonton film berbahasa
Inggris dilakukan melalui angket sedangkan pengumpulan data mengenai
penguasaan kosakata dan kemampuan menulis dilakukan melalui tes. Simple
correlation dan multiple regression correlation digunakan untk menganalisis data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada taraf signifikan 𝛼 = 0,05 (1) terdapat
korelasi positif antara kebiasaan menonton film berbahasa Inggris dan kemampuan
menulis ((rx1y) = 0,734, t0 (6,205) > tt (1,70)); (2) terdapat korelasi positif antara
penguasaan kosakata dan kemampuan menulis ((rx2y)=0,854, t0 (9,440) > tt (1,70));
(3) terdapat korelasi positif antara kebiasaan menonton film berbahasa Inggris dan
penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis (F0 (53,064) > Ft(2,32) (3,32)).
Kebiasaan mahasiswa dalam menonton film berbahasa Inggris mempengaruhi
peningkatan kemampuan menulis bahasa Inggris sebesar 53,85%. Penguasaan
kosakata mahasiswa mempengaruhi peningkatan kemampuan menulis bahasa
Inggris sebesar 72,97%. Kebiasaan menonton film berbahasa Inggris dan
penguasaan kosakata secara bersamaan mempengaruhi peningkatan kemampuan
menulis bahasa Inggris sebesar76,83%.
Abstract
This research aims to investigate whether there is a correletation between: (1) habit
in watching English movies and writing skill; (2) vocabulary mastery and writing
skill; (3) habit in watching English movies and vocabulary mastery toward writing
skill. The subject of the research were 35 students of the fifth semester PGSD
department of STKIP DR Nugroho in the academic year of 2016/2017 chosen
through cluster random sampling. The data of students’ habit in watching English
movies were obtained through questionnaire while the data of students’ vocabulary
mastery and writing skill were obtained through tests. Simple correlation and
multiple regression correlation were used to analyze the data. The results show that
at the level of significance 𝛼 = 0,05 (1) there is a positive correlation between habit
in watching English movies and writing skill ((rx1y) = 0,734, t0 (6,205) > tt (1,70));
(2) there is a positive correlation between vocabulary mastery and writing skill
((rx2y)=0,854, t0 (9,440) > tt (1,70)); (3) there is a positive correlation between habit
in watching English movies and vocabulary mastery toward writing skill (F0
(53,064) > Ft(2,32) (3,32)). The students’ habit in watching English movies
contributes as much as 53,85% towards the students’ writing skill. The students’
vocabulary mastery contributes as much as 72,97% towards the students’ writing
172
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)
ISSN : 2354-5968
skill. The students’ habit in watching English movies and vocabulary mastery
simultaneously contribute as much as 76,83% toward the students’ writing skill.
Mempelajari suatu bahasa asing bukanlah Kemampuan menulis adala salah satu
suatu hal yang mudah. Banyak orang yang kemampuan berbahasa yang perlu dikuasai
cenderung menyerah di tengah mempelajari oleh seseorang. Akan tetapi, menulis adalah
suatu bahasa asing karena mereka merasa kemampuan berbahasa yang dicapai lebih
kesulitan. Ada banyak kendala yang dihadapi lambat dan lebih sulit daripada skill lainnya.
oleh orang yang mempelajari bahasa asing. Menurut Cope dan Kalantiz (1993:2) menulis
Salah satu di antaranya adalah penguasaan adalah menuangkan pikiran ke dalam tulisan
kosakata (vocabulary) yang sangat kurang. yang merupakan bentuk bahasa yang paling
rumit dan terperinci yang mengharuskan
Kosakata adalah berbagai jenis penulis untuk menterjemahkan makna dan kata.
pengetahuan tentang kata yang diperlukan Senada dengan pendapat tersebut, Elbow
untuk menguasai suatu kata sepenuhnya, (dalam Brown, 2001: 321) menjelaskan bahwa
termasuk pengetahuan tentang bagaimana terdapat dua proses utama dalam menulis; yang
menggunakannya dengan memperhatikan pertama adalah menentukan perihal yang akan
makna kata (meaning), ejaan dan pembentukan dibahas, kemudian mengutarakannya ke dalam
kata (form), dan penggunaan kata (use) bahasa tertulis. Secara umum, menulis adalah
termasuk collocation dan grammar atau tata suatu proses mengembangkan kata-kata yang
173
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)
ISSN : 2354-5968
tepat dan menciptakan hubungan keterkaitan kecuali dia memilki penguasaan kosakata yang
antar gagasan. Oleh karena itu, penguasaan baik. Meningkatkan penguasaan kosakata
kosakata dan kemampuan menulis saling dengan mudah bukanlah suatu hal yang
terkait. Mengembangkan penguasaan kosakata mustahil. Banyak hal yang dapat dilakukan
sangat berpotensi membantu meningkatkan seseorang untuk meningkatkan penguasaan
kemampuan menulis seseorang menjadi lebih kosakata yang baru. Mempelajari kata-kata
baik. Apabila seseorang tidak memiliki baru dan mencari makna kata-kata yang
penguasaan kosakata yang cukup, maka akan terdengar asing di dalam kamus dapat
sulit baginya untuk mengungkapkan apa yang membantu sesorang dalam meningkatkan
ingin disampaikannya melalui tulisan. Selain penguasaan kosakata. Akan tetapi, mempelajari
itu pemilihan kata yang tidak tepat dapat kosakata tidak harus selalu dengan cara yang
membuat orang lain kebingungan dalam membosankan. Mempelajari kosakata baru
memahami apa yang disampaikan dalam dengan kegiatan yang menarik dapat
tulisan. membantu seseorang mempelajari kosakakata
baru dengan lebih menyenangkan.
Ada beberapa komponen penting dalam
menulis yang perlu dipertimbangkan untuk Perkembangan teknologi dalam dunia
menilai hasil akhir tulisan; isi (content), pendidikan telah memperkenalkan berbagai
organisasi (organization), penggunaan macam media yang dapat digunakan dalam
kosakata (vocabulary use), penggunaan tata mempelajari bahasa Inggris. Seseorang dapat
bahasa (grammatical use), serta hal-hal memanfaatkan perkembangan teknologi
mekanis seperti ejaan (spelling) dan dengan menggunakan media yang mudah dan
penggunaan tanda baca (punctuation) (Brown, sering dia gunakan untuk menghindari
2001: 335). Senada dengan apa yang dikatakan kejenuhan dalam proses belajar dengan metode
oleh Brown, Patel dan Jain (2008: 125) yang sama secara terus-menerus. Media yang
mengatakan bahwa menulis melibatkan menarik dapat dimanfaatkan sebagai sarana
penguasaan kosakata, ejaan, dan pola kalimat untuk mempelajari kosakata yang baru.
(sentence pattern). Berdasarkan kedua
pernyataan tersebut, dapat kita lihat bahwa Saat ini banyak sekali media yang dapat
kosakata (vocabulary) merupakan salah satu digunakan untuk mempelajari kosakata, seperti
komponen yang ada di dalam menilai musik, video, film, dan lain sebagainya.
kemampuan menulis seseorang. Sangatlah Menurut Wright (2005: 2) memanfaatkan
penting bagi orang yang mempelajari suatu teknologi di dalam pembelajaran telah menjadi
bahasa untuk mengetahui banyak kata apabila topik yang paling banyak dibicarakan dalam
dia ingin memiliki peningkatan dalam lingkup pengajaran bahasa sejak tahun 1920-
kemampuan berbahasa (Richard, 1997: 28). an. Wright juga menjelaskan bahwa media
Meskipun kemampuan tata bahasa seseorang audio visual seperti film, video, atau DVD
sangat baik, dia tidak akan dapat adalah media yang paling sering digunakan
mengomunikasikan makna yang ingin sebagai sumber pembelajaran sejak tahun
disampaikannya melalui tulisan dengan baik 1970-an dan telah banyak peneliti yang
tanpa penguasaan kosakata yang luas. menegaskan pengaruh media tersebut bagi
pembelajaran.
Penguasaan kosakata yang baik menjadi
sangat penting mengingat kosakata merupakan Film merupakan salah satu media audio
salah satu elemen bahasa yang mempengaruhi visual yang dapat dengan mudah kita jumpai
semua kemampuan berbahasa. Dalam dalam kehidupan sehari-hari. Malley (1991:
kemampuan menulis, orang akan kesulitan 11) mendefinisikan film sebagai media
mengungkapan apa yang ingin disampaikannya komunikasi yang komplet dan juga pengantar
informasi yang sangat kuat. Film berisi pesan,
174
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)
ISSN : 2354-5968
175
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)
ISSN : 2354-5968
atau lebih variable berdasarkan koefisien positif yang sempurna akan menghasilkan nilai
korelasi (correlational coefficient). Koefisien 1. Sementara itu, korelasi negatif menunjukkan
korelasi adalah suatu indeks yang memberikan bahwa meningkatnya suatu variabel akan
informasi mengenai kekuatan dan arah diikuti dengan menurunnya variabel yang
hubungan antara dua variable atau lebih, lainnya. Korelasi negatif yang sempurna akan
dengan nilai koefisien mulai dari -1.00 sampai menghasilkan nilai -1. Korelasi negatif
dengan 0 sampai +1.00. Semakin besar nilai menunjukkan bahwa tidak ada hubungan linear
koefisien, maka semakin besar pula hubungan sama sekali antara dua variabel. Apabila tidak
antar variabel (Wiersma, 2000: 331). ada korelasi sama sekali, nilai koefisiennya
Studi korelasi adalah suatu bentuk adalah 0.
penelitian yang mencari tahu hubungan di
antara variabel-variabel yang berbeda (Leedy Pada penelitian ini, terdapat tiga variabel
& Ormrod, 2001: 4). Secara umum, penelitian yang diteliti; dua variabel terikat (X) dan satu
korelasi membantu kita untuk dapat menarik variabel bebas (Y). Variabel bebas
kesimpulan mengenai hubungan, terutama (independent variable) adalah variabel yang
tentang sejauh mana dua variabel yang berbeda dianggap dapat mengakibatkan perubahan pada
saling berhubungan. Sebagai contoh adalah variabel yang lainnya, sedangkan variabel
ketika satu variabel bisa bertambah atau terikat (dependent variable) adalah variabel
mengalami kenaikan, maka variabel yang yang digunakan peneliti untuk menentukan
lainnya bisa meningkat juga atau bahkan pengaruh dari dari variabel bebas (Johnson and
menurun atau berkurang melalui suatu prediksi Christensen, 2000: 22). Dalam penelitian ini,
atau perkiraan. Hal ini mempermudah peneliti kebiasaan menonton film berbahasa Inggris
untuk dapat memperkirakan suatu variabel dan penguasaan kosakata pada mahasiswa
berdasarkan informasi atau ilmu tentang Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
variabel yang lain tanpa menyimpulkan merupakan variabel bebas atau predicator
hubungan sebab akibat. Pernyataan tersebut variable. Sedangkan kemampuan menulis
sama seperti yang dikatakan oleh Cresswell bahasa Inggris merupakan variabel terikat atau
(2002: 44) bahwa di dalam penelitian korelasi, criterion variable. Hubungan antara ketiga
peneliti berusaha membangun hubungan antara variabel tersebut ditunjukkan pada gambar 1
dua atau lebih variabel tanpa manipulasi dan sebagai berikut.
control suatu eksperimen apapun sehingga
dapat ditarik suatu asosiasi atau hubungan, Kebiasaan Penguasaan
tetapi bukan hubungan sebab akibat. menonton film kosakata
berbahasa bahasa
Inggris Inggris
Di dalam studi korelasi, ada tiga
(X1) (X2)
kemungkinan hasil yang akan diperoleh. Kemampuan
Korelasi positif terjadi apabila nilai kedua menulis
bahasa Inggris
variabel cenderung mengarah ke arah yang
sama, sedangkan korelasi negatif terjadi (Y)
apabila nilai kedua variabel mengarah ke arah
yang saling berlawanan (Johnson dan
Christensen, 2000: 27). Menurut Nunan (1992: Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas (X1
39) tingkat korelasi dapat diukur dengan nilai dan X2) dan variabel terikat (Y)
koefisien antara -1.00 sampai dengan +1.00. Berdasarkan desain seperti yang
Korelasi positif menunjukkan bahwa ditunjukkan pada gambar 1, jelaslah bahwa
bertambah atau berkurangnya suatu variabel penelitian ini mencoba mencari tahu hubungan
akan diikuti dengan bertambah atau antara variabel X dan Y. Secara lebih khusus,
berkurangnya variabel yang lainnya. Korelasi penelitian ini mencoba mengetahui hubungan
176
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)
ISSN : 2354-5968
177
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)
ISSN : 2354-5968
paragrapf dengan memperhatikan content (isi), Instrumen penelitian juga harus reliable.
organization (organisasi), vocabulary Reliability adalah konsistensi dari nilai yang
(kosakata), language use (tata bahasa), didapatkan, seberapa konsistenkah nilai-nilai
mechanism (ejaan dan tanda baca). Ke-lima tersebut bagi masing-masing individu dari satu
aspek tersebut merupakan dasar penilaian pemberian instrumen ke instrumen lainnya
menulis yang seperti yang disebutkan oleh serta dari satu item atau soal ke soal lainnya
Jacobs (dalam Reid, 1994: 236-237). (Frankael dan Wallen, 2000: 176). Reliability
merupakan keakuratan dan ketepatan prosedur
Sebelum instrument penelitian (angket dan penilaian (Cooper dan Schindler, 2003: 231).
tes) diberikan kepada subjek penelitian, Untuk menilai atau mengukur reliabilitas
instrument penelitian tersebut harus angket kebiasaan menonton film berbahasa
diujicobakan terlebih dahulu. Tujuannya adalah inggris digunakan rumus Alpha Cronbach
untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari (Arikunto, 2006:196) sebagai berikut.
instrument tes. Validitas dan reliabilitas suatu
instrument tes merupakan suatu hal yang
sangat penting di dalam penelitian korelasi. Hal 𝑘 ∑ 𝑠2𝑡
𝑟∝ = ( ) (1 − 2 )
ini seperti yang dikatakan oleh Nunan (1992: 𝑘−1 𝑠𝑡
14) bahwa dua hal terpenting dalam suatu
penelitian adalah reliability and validity. Gambar 3. Rumus Alpha Cronbach.
Menurut Johnson dan Christensen (2000: 122) Instrumen penelitian (angket) dianggap reliable
suatu tes atau penilaian yang baik haruslah apabila nilai koefisien pada angket dan tes
valid dan reliable. lebih tinggi daripada tabel r dengan tingkat
signifikan 𝛼 = 0,05.
Validitas dapat didefinisikan sebagai sejauh
mana suatu instrument penilaian mengukur Sedangkan untuk mengetahui reliabilitas tes
atau menilai apa yang seharusnya diukur atau penguasaan kosakata dan kemampuan menulis
dinilai (Leedy & Ormrod, 2001: 523). Untuk digunakan Kuder Richadson-20 formula atau
menentukan validitas instrument angket KR-20 seperti yang disebutkan Arikunto
tentang kebiasaan menonton film berbahasa (2006: 188) sebagai berikut.
Inggris mahasiswa pada penelitian ini,
digunakan Pearson Product Moment formula
sebagai berikut: 𝑘 𝑠2𝑡 − ∑ 𝑝𝑞
𝑟𝑘𝑟20 = ( )( )
𝑘−1 𝑠2𝑡
𝑛 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
rxy = Gambar 4. Kuder Richadson-20 formula.
√(𝑛 ∑ 𝑋2 −(∑ 𝑋)2 )(𝑛 ∑ 𝑌2 −(∑ 𝑌)2 )
178
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)
ISSN : 2354-5968
2
Data mengenai kebiasaan menonton film び⁄
berbahasa Inggris, penguasaan kosakata, dan
𝐹= 𝐾
kemampuan menulis berbahasa Inggris (1 − 𝑅2) ⁄𝑛 − 𝐾 − 1
dikatakan normal apabila 𝐿0 < 𝐿𝑡 dengan taraf
signifikan 𝛼 = 0,05. Gambar 9. Rumus Signifikansi Koefisien
Selanjutnya, uji linearitas digunakan untuk Multiple Linear Regression.
mengetahui apakah dua variabel memilki
significant linear regression. Dengan menggunakan Simple Linear
Regression Analysis dan Multiple Linear
Regression Analysis, peneliti melakukan uji
179
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)
ISSN : 2354-5968
analisis terhadap tiga hipotesis. Hipotesis menonton film berbahasa Inggris, penguasaan
yang pertama adalah sebagai berikut. kosakata, dan kemampuan menulis bahasa
H0: Tidak ada korelasi antara kebiasaan Inggris.
menonton film berbahasa Inggris (X1) Selain itu, untuk mengetahui kontribusi dari
dengan kemampuan menulis bahasa masing masing variabel kepada variabel-
Inggris (Y). variabel lainnya, peneliti menggunakan
Ha: Ada korelasi positif antara kebiasaan coefficient of determination (R2) di mana R2 X
menonton film berbahasa Inggris (X1) 100%.
dengan kemampuan menulis bahasa Inggris
(Y). HASIL DAN PEMBAHASAN
Hipotesis yang kedua adalah sebagai berikut. Data-data yang dikumpulkan pada
H0: Tidak ada korelasi antara penguasaan penelitian ini adalah mengenai kebiasaan
kosakata (X2) dengan kemampuan menulis mahasiswa program studi PGSD semester 5
bahasa Inggris (Y). STKIP DR Nugroho mengenai kebiasaan
Ha: Ada korelasi positif antara penguasaan menonton film berbahasa Inggris, penguasaan
kosakata (X2) dengan kemampuan menulis kosakata, dan kemampuan menulis bahasa
bahasa Inggris (Y). Inggris. Data-data tersebut didapatkan melalui
Dan hipotesis yang ketiga adalah sebagai angket dan tes. Data-data dari setiap variabel
berikut. dideskripsikan menjadi beberapa bagian
H0.Tidak ada korelasi antara kebiasaan sebagai berikut
menonton film berbahasa Inggris (X1)
penguasaan kosakata (X2) dengan Deskripsi Data
kemampuan menulis bahasa Inggris (Y). Data mengenai kebiasaan menonton film
Ha: Ada korelasi positif antara kebiasaan berbahasa Inggris (X1) yang diperoleh dari
menonton film berbahasa Inggris (X1) angket menunjukkan bahwa nilai tertinggi
penguasaan kosakata (X2) dengan adalah 91 dan nilai terendah adalah 62
kemampuan menulis bahasa Inggris (Y). sehingga rentang nilai adalah 29. Nilai rata-rata
adalah 73.2 dengan standar deviasi 429,8. Nilai
Simple correlation digunakan untuk mode adalah 68.8 dan nilai median adalah
menganalisis hipotesis pertama dan kedua. 71.4. Distribusi frekuensi ditunjukkan pada
Simple correlation digunakan untuk grafik berikut ini.
mengetahui hubungan anatara dua variabel.
12
Dalam product moment formula, apabila rxy
lebih tinggi daripada rt (tabel product 10
moment) dengan taraf signifikan 5% untuk 8
N=35, artinya H0 ditolak dan Ha diterima. 6
Apabila H0 ditolak, artinya terdapat korelasi 4
positif antara kebiasaan menonton film
2
berbahasa Inggris dengan kemampuan menulis
berbahasa Inggris, dan penguasaan kosakata 0
dan kemampuan menulis berbahasa Inggris.
Sementara hipotesis ketiga dianalisis Gambar 10. Distribusi Frekuensi Nilai Angket
dengan menggunakan multiple correlation Kebiasaan Menonton Film Berbahasa Inggris
untuk mengetahui kekuatan hubungan di antara
variabel-variabel bebas dan variabel terikat. Selanjutnya, data mengenai penguasaan
Oleh karena itu apabila H0 ditolak berarti kosakata yang diperoleh dari tes menunjukkan
terdapat hubungan positif antara kebiasaan nilai tertinggi pada tes kemampuan penguasaan
180
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)
ISSN : 2354-5968
kosakata adalah 90 dan nilai terendah adalah Inggris (X1) menunjukkan bahwa L0(0,146) <
55. Nilai rata-rata adalah 76,3 dengan standar Lt(0,150) untuk N=35 dan 𝛼 = 0,05 sehingga
deviasi 447,4. Nilai mode adalah 77.8 dan dapat disimpulkan bahwa sampel adalah dalam
median adalah 76,9. Distribusi frekuensi distribusi normal. Selanjutnya, hasil uji
penguasaan kosakata ditunjukkan pada grafik normalitas untuk tes penguasaan kosakata (X2)
berikut ini. menunjukkan data diperoleh dari sampel
12 dengan distribusi normal dengan L0 (0,096) <
Lt (0,150) untuk N=35 dan 𝛼 = 0,05. Hasil uji
10 normalitas untuk kemampuan menulis bahasa
8 Inggris (Y) juga menunjukkan sampel dengan
distribusi normal dengan L0 (0,101) < Lt
6
(0,150) untuk N=35 dan 𝛼 = 0,05.
4
2 Uji linearitas menunjukkan data regresi
linear apabila F0 lebih rendah daripada Ft. Pada
0 data mengenai kebiasaan menonton film
51-5657-6263-6869-7475-8081-86 berbahasa Inggris, nilai Ft untuk N=35 dengan
Gambar 11. Distribusi Frekuensi Nilai Tes derajat kebebasan (df)=15 dan 18 pada taraf
Penguasaan Kata signifikan 𝛼 = 0,05adalah 2,27. Regresi data
Data mengenai kemampuan menulis bahasa mengenai kebiasaan menonton film berbahasa
Inggris yang diperoleh dari essay test Inggris (X1) dikatakan linear dengan F0 (-1,10)
menunjukkan nilai tertinggi adalah 96 dan nilai < Ft(15,18) (2.27). Pada data mengenai
terendah adalah 50. Nilai rata-rata adalah 73.2 penguasaan kosakata dan kemampuan menulis
dengan standar deviasi 431,8. Nilai mode bahasa Inggris, nilai Ft untuk N=35 dengan
adalah 79.2 dan nilai median adalah 74. derajat kebebasan (df)=12 dan 21 pada taraf
Distribusi frekuensi kemampuan menulis signifikan 𝛼 = 0,05 adalah 2,25. Dapat
bahasa Inggris ditunjukkan pada grafik berikut disimpulkan, regresi data mengenai
ini. penguasaan kosakata (X2) dan kemampuan
menulis bahasa Inggris (Y) linear dengan F0 (-
10
1,66) < Ft(12,21) (2,25).
8
6 Selanjutnya, untuk uji signifikansi regresi
menunjukkan bahwa regresi data signifikan
4 apabila F0 lebih besar daripada Ft. Hasil
2 perhitungan data kebiasaan menonton film
berbahasa Inggris dan kemampuan menulis
0
adalah F0 (38,51) > Ft (1,33) (4,17) untuk N=35,
df=1 dan 33, dan 𝛼 = 0,05. Dapat disimpulkan
bahwa regresi kebiasaan menonton film
Gambar 12. Distribusi Frekuensi Nilai Tes berbahasa Inggris (X1) dan kemampuan
Kemampuan Menulis Bahasa Inggris menulis bahasa Inggris (Y) adalah signifikan.
Selanjutnya, hasil perhitungan data penguasaan
Hasil Tes Analisis Prasyarat kosakata dan kemampuan menulis bahasa
Sebelum data yang telah diperoleh dianalisis Inggris adalah F0 (89,11) > Ft(1,33) (4,17) untuk
lebih lanjut, perlu dilakukan beberapa tes yang N=35, df=1 dan 33, dan 𝛼 = 0,05. Dapat
meliputi uji normalitas, uji linearitas, dan uji disimpulkan bahwa regresi penguasaan
signifikan regresi. Hasil uji normalitas untuk kosakata (X2) dan kemampuan menulis bahasa
angket kebiasaan menonton film berbahasa Inggris (Y) adalah signifikan.
181
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)
ISSN : 2354-5968
182
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)
ISSN : 2354-5968
183
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)
ISSN : 2354-5968
Inggris sebagai kegiatan yang rutin dilakukan faktor yang lain. Ketiga, terdapat korelasi atau
atau merupakan suatu kebiasaan, film menjadi hubungan positif antara kebiasaan menonton
aspek yang berpengaruh dalam meningkatkan film berbahasa Inggris dan penguasaan
pembelajaran bahasa termasuk kemampuan kosakata secara bersamaan dengan kemampuan
menulis. Aspek visual di dalam film membantu menulis bahasa Inggris pada mahasiswa
mahasiswa memahami makna kata melalui semester 5 program studi PGSD STKIP DR
gambar yang ditampilkan. Selain itu, film Nugroho pada tahun akademik 2016/2017. Hal
berbahasa Inggris yang menyajikan subtitle ini berarti peningkatan kebiasaan menonton
membatu mahasiswa memahami cerita dalam film berbahasa Inggris dan penguasaan
film dengan mudah. Menurut Guichon dan kosakata secara bersamaan kemungkinan besar
McLornan (2008: 41) orang yang belajar akan meningkatkan kemampuan menulis
bahasa dengan diberikan rangsangan visual, bahasa Inggris pada mahasiswa semester 5
akan dapat mengartikan kata-kata dengan lebih program studi PGSD STKIP DR Nugroho pada
baik melalui subtitle terjemahan, terutama tahun akademik 2016/2017. Sebesar 76,83%
apabila gambar yang ditampilkan tidak terlalu kebiasaan menonton film berbahasa Inggris
jelas dalam menyajikan makna yang dan penguasaan kosakata secara bersamaan
disampaikan. Dengan demikian, kebiasaan berpengaruh kepada kemampuan menulis
menonton film berbahasa Inggris dan bahasa Inggris dan sebesar 23,17% faktor-
penguasaan kosakata tidak dapat terlepas satu faktor lainnya mempengaruhi kemampuan
sama lain dan memilki korelasi positif yang menulis bahasa Inggris mahasiswa semester 5
baik terhadap kemampuan menulis bahasa program studi PGSD STKIP DR Nugroho pada
Inggris. tahun akademik 2016/2017.
184
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)
ISSN : 2354-5968
menulis mahasiswa. Oleh karena itu, dosen Brown, H.D. 2001. Teaching By Principles:
atau pengajar dapat memanfaatkan film An Interactive Approach to Language
berbahasa Inggris sebagai media pembelajaran
Pedagogy. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
menulis bahasa Inggris. Akan tetapi, di dalam
penerapannya, dosen mungkina akan Budiyono. 2004. Statistika Dasar untuk
mengalami kendala-kendala dalam menyusun Penelitian. Surakarta: FKIP UNS Press.
kegiatan-kegiatan pembelajaran yang sesuai
Canning, Christine. 2000. Practical Aspects of
dengan film. Dosen dapat membagi kegiatan
menjadi pre-watching, while-watching, dan Using Video in Foreign Language
after watching. Dosen juga sebaiknya Classroom. (online) available at
memberikan perhatian lebih untuk
http://iteslj.org/Articles/Canning-
meningkatkan penguasaan kosakata bahasa
Inggris mahasiswa untuk meningkatkan Video.html
kemampuan menulis bahasa Inggris mereka. Cooper, Donald R. & Pamela S. Schindler.
2003. Bussiness Research Methods. New
Kedua, dosen harus lebih selektif dalam
memilih metode dan materi yang tepat untuk York: McGraw Hill.
digunakan pada proses belajar mengajar. Dosen Cope, B. and Kalantzis, M. (Editor). 1993. The
perlu mempertimbangkan apa yang diperlukan Powers of Literacy: A Genre Approach to
oleh mahasiswa sehingga materi dan metode
yang digunakan menjadi lebih tepat sasaran Teaching Writing. London: The Falmer
dan mampu membuat mahasiswa tertarik dan Press.
antusias dalam pembelajaran. Creswell, J. 2002. Educational research:
185
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)
ISSN : 2354-5968
186