Anda di halaman 1dari 15

NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)

ISSN : 2354-5968

STUDI KORELASI ANTARA KEBIASAAN MENONTON FILM


BERBAHASA INGGRIS, PENGUASAAN KOSAKATA, DAN
KEMAMPUAN MENULIS BAHASA INGGRIS

Cherissa Jeihan
STKIP Doktor Nugroho Magetan, cherissajeihan@gmail.com

Kadek Oktarina Wirottami


STKIP Doktor Nugroho Magetan, amiethyes@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan unuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara: (1)
kebiasaan menonton film berbahasa Inggris dan kemampuan menulis; (2)
penguasaan kosakata dan kemampuan menulis; (3) kebiasaan menonton film
berbahasa Inggris dan penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis. Subjek
penelitian adalah 35 orang mahasiswa semester 5, program studi PGSD STKIP DR
Nugroho pada tahun akademik 2016/2017 yang dipilih menggunakan cluster
random sampling. Pengumpulan data mengenai kebiasaan menonton film berbahasa
Inggris dilakukan melalui angket sedangkan pengumpulan data mengenai
penguasaan kosakata dan kemampuan menulis dilakukan melalui tes. Simple
correlation dan multiple regression correlation digunakan untk menganalisis data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada taraf signifikan 𝛼 = 0,05 (1) terdapat
korelasi positif antara kebiasaan menonton film berbahasa Inggris dan kemampuan
menulis ((rx1y) = 0,734, t0 (6,205) > tt (1,70)); (2) terdapat korelasi positif antara
penguasaan kosakata dan kemampuan menulis ((rx2y)=0,854, t0 (9,440) > tt (1,70));
(3) terdapat korelasi positif antara kebiasaan menonton film berbahasa Inggris dan
penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis (F0 (53,064) > Ft(2,32) (3,32)).
Kebiasaan mahasiswa dalam menonton film berbahasa Inggris mempengaruhi
peningkatan kemampuan menulis bahasa Inggris sebesar 53,85%. Penguasaan
kosakata mahasiswa mempengaruhi peningkatan kemampuan menulis bahasa
Inggris sebesar 72,97%. Kebiasaan menonton film berbahasa Inggris dan
penguasaan kosakata secara bersamaan mempengaruhi peningkatan kemampuan
menulis bahasa Inggris sebesar76,83%.

Abstract
This research aims to investigate whether there is a correletation between: (1) habit
in watching English movies and writing skill; (2) vocabulary mastery and writing
skill; (3) habit in watching English movies and vocabulary mastery toward writing
skill. The subject of the research were 35 students of the fifth semester PGSD
department of STKIP DR Nugroho in the academic year of 2016/2017 chosen
through cluster random sampling. The data of students’ habit in watching English
movies were obtained through questionnaire while the data of students’ vocabulary
mastery and writing skill were obtained through tests. Simple correlation and
multiple regression correlation were used to analyze the data. The results show that
at the level of significance 𝛼 = 0,05 (1) there is a positive correlation between habit
in watching English movies and writing skill ((rx1y) = 0,734, t0 (6,205) > tt (1,70));
(2) there is a positive correlation between vocabulary mastery and writing skill
((rx2y)=0,854, t0 (9,440) > tt (1,70)); (3) there is a positive correlation between habit
in watching English movies and vocabulary mastery toward writing skill (F0
(53,064) > Ft(2,32) (3,32)). The students’ habit in watching English movies
contributes as much as 53,85% towards the students’ writing skill. The students’
vocabulary mastery contributes as much as 72,97% towards the students’ writing

172
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)
ISSN : 2354-5968

skill. The students’ habit in watching English movies and vocabulary mastery
simultaneously contribute as much as 76,83% toward the students’ writing skill.

PENDAHULUAN bahasa (Nation, 2008: 100). Menurut Glenn


Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa (1996: 23) kosakata merupakan salah satu
utama pada bidang pendidikan dan akademis di komponen bahasa yang harus dimiliki dan
seluruh dunia. Bahasa Inggris telah menjadi dikuasai oleh orang yang mempelajari suatu
bagian yang tak terpisahkan pada pendidikan bahasa yang baru. Hal ini karena kosakata
bagi masyarakat di seluruh dunia, termasuk di adalah inti dari suatu bahasa (Watkins, 2005:
Indonesia. Dalam dunia pendidikan, banyak 34). Oleh karena iu, penguasaan kosakata yang
artikel, naskah, atau buku pelajaran yang baik sangatlah penting dalam menggunakan
tertulis dalam bahasa Inggris untuk digunakan suatu bahasa untuk berkomunikasi.
secara Internasional. Oleh karena itu, sangatlah
penting untuk memiliki kemampuan dasar Ada empat kemampuan berbahasa yang
dalam berbahasa Inggris karena bahasa Inggris harus dikuasai dalam mempelajari suatu
adalah bahasa internasional yang digunakan bahasa, yaitu kemampuan mendengarkan,
dalam komunikasi di seluruh belahan dunia. membaca, menulis, dan berbicara.
Mendengarkan dan membaca termasuk dalam
Banyak orang mempelajari bahasa Inggris kemampuan menerima (receptive skill) yang
unuk tujuan-tujuan tertentu. Beberapa orang mengharuskan pengguna bahasa untuk mampu
mempelajari bahasa Inggris untuk menerima bahasa lisan dan tulisan, sedangkan
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. berbicara dan menulis termasuk kemampuan
Beberapa orang lainnya mempelajari bahasa menghasilkan (productive skill) yang
Inggris agar dapat berkomunikasi dengan orang mengharuskan pengguna bahasa untuk mampu
lain ketika bepergian ke luar negeri. Namun berbahasa secara lisan maupun tulisan
ada juga orang yang mempelajari bahasa (Harmer, 1988:44). Keempat kemampuan
Inggris untuk tujuan kesenangan, misalnya agar tersebut saling terpadu dan terkait. Penguasaan
mereka dapat memahami isi cerita suatu buku kosakata sangatlah mendukung dalam
atau film berbahasa Inggris atau bahkan lirik penguasaan kemampuan berbahasa tersebut,
lagu-lagu berbahasa Inggris. baik receptive skill maupun productive skill.

Mempelajari suatu bahasa asing bukanlah Kemampuan menulis adala salah satu
suatu hal yang mudah. Banyak orang yang kemampuan berbahasa yang perlu dikuasai
cenderung menyerah di tengah mempelajari oleh seseorang. Akan tetapi, menulis adalah
suatu bahasa asing karena mereka merasa kemampuan berbahasa yang dicapai lebih
kesulitan. Ada banyak kendala yang dihadapi lambat dan lebih sulit daripada skill lainnya.
oleh orang yang mempelajari bahasa asing. Menurut Cope dan Kalantiz (1993:2) menulis
Salah satu di antaranya adalah penguasaan adalah menuangkan pikiran ke dalam tulisan
kosakata (vocabulary) yang sangat kurang. yang merupakan bentuk bahasa yang paling
rumit dan terperinci yang mengharuskan
Kosakata adalah berbagai jenis penulis untuk menterjemahkan makna dan kata.
pengetahuan tentang kata yang diperlukan Senada dengan pendapat tersebut, Elbow
untuk menguasai suatu kata sepenuhnya, (dalam Brown, 2001: 321) menjelaskan bahwa
termasuk pengetahuan tentang bagaimana terdapat dua proses utama dalam menulis; yang
menggunakannya dengan memperhatikan pertama adalah menentukan perihal yang akan
makna kata (meaning), ejaan dan pembentukan dibahas, kemudian mengutarakannya ke dalam
kata (form), dan penggunaan kata (use) bahasa tertulis. Secara umum, menulis adalah
termasuk collocation dan grammar atau tata suatu proses mengembangkan kata-kata yang

173
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)
ISSN : 2354-5968

tepat dan menciptakan hubungan keterkaitan kecuali dia memilki penguasaan kosakata yang
antar gagasan. Oleh karena itu, penguasaan baik. Meningkatkan penguasaan kosakata
kosakata dan kemampuan menulis saling dengan mudah bukanlah suatu hal yang
terkait. Mengembangkan penguasaan kosakata mustahil. Banyak hal yang dapat dilakukan
sangat berpotensi membantu meningkatkan seseorang untuk meningkatkan penguasaan
kemampuan menulis seseorang menjadi lebih kosakata yang baru. Mempelajari kata-kata
baik. Apabila seseorang tidak memiliki baru dan mencari makna kata-kata yang
penguasaan kosakata yang cukup, maka akan terdengar asing di dalam kamus dapat
sulit baginya untuk mengungkapkan apa yang membantu sesorang dalam meningkatkan
ingin disampaikannya melalui tulisan. Selain penguasaan kosakata. Akan tetapi, mempelajari
itu pemilihan kata yang tidak tepat dapat kosakata tidak harus selalu dengan cara yang
membuat orang lain kebingungan dalam membosankan. Mempelajari kosakata baru
memahami apa yang disampaikan dalam dengan kegiatan yang menarik dapat
tulisan. membantu seseorang mempelajari kosakakata
baru dengan lebih menyenangkan.
Ada beberapa komponen penting dalam
menulis yang perlu dipertimbangkan untuk Perkembangan teknologi dalam dunia
menilai hasil akhir tulisan; isi (content), pendidikan telah memperkenalkan berbagai
organisasi (organization), penggunaan macam media yang dapat digunakan dalam
kosakata (vocabulary use), penggunaan tata mempelajari bahasa Inggris. Seseorang dapat
bahasa (grammatical use), serta hal-hal memanfaatkan perkembangan teknologi
mekanis seperti ejaan (spelling) dan dengan menggunakan media yang mudah dan
penggunaan tanda baca (punctuation) (Brown, sering dia gunakan untuk menghindari
2001: 335). Senada dengan apa yang dikatakan kejenuhan dalam proses belajar dengan metode
oleh Brown, Patel dan Jain (2008: 125) yang sama secara terus-menerus. Media yang
mengatakan bahwa menulis melibatkan menarik dapat dimanfaatkan sebagai sarana
penguasaan kosakata, ejaan, dan pola kalimat untuk mempelajari kosakata yang baru.
(sentence pattern). Berdasarkan kedua
pernyataan tersebut, dapat kita lihat bahwa Saat ini banyak sekali media yang dapat
kosakata (vocabulary) merupakan salah satu digunakan untuk mempelajari kosakata, seperti
komponen yang ada di dalam menilai musik, video, film, dan lain sebagainya.
kemampuan menulis seseorang. Sangatlah Menurut Wright (2005: 2) memanfaatkan
penting bagi orang yang mempelajari suatu teknologi di dalam pembelajaran telah menjadi
bahasa untuk mengetahui banyak kata apabila topik yang paling banyak dibicarakan dalam
dia ingin memiliki peningkatan dalam lingkup pengajaran bahasa sejak tahun 1920-
kemampuan berbahasa (Richard, 1997: 28). an. Wright juga menjelaskan bahwa media
Meskipun kemampuan tata bahasa seseorang audio visual seperti film, video, atau DVD
sangat baik, dia tidak akan dapat adalah media yang paling sering digunakan
mengomunikasikan makna yang ingin sebagai sumber pembelajaran sejak tahun
disampaikannya melalui tulisan dengan baik 1970-an dan telah banyak peneliti yang
tanpa penguasaan kosakata yang luas. menegaskan pengaruh media tersebut bagi
pembelajaran.
Penguasaan kosakata yang baik menjadi
sangat penting mengingat kosakata merupakan Film merupakan salah satu media audio
salah satu elemen bahasa yang mempengaruhi visual yang dapat dengan mudah kita jumpai
semua kemampuan berbahasa. Dalam dalam kehidupan sehari-hari. Malley (1991:
kemampuan menulis, orang akan kesulitan 11) mendefinisikan film sebagai media
mengungkapan apa yang ingin disampaikannya komunikasi yang komplet dan juga pengantar
informasi yang sangat kuat. Film berisi pesan,

174
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)
ISSN : 2354-5968

gambar, dan ambiguitas sehingga film baik pada kegiatan vocabulary-building,


merupakan suatu hal yang kaya untuk diskusi kelas, writing, dan listening. Oleh
digunakan dalam pembelajaran bahasa. karena itu, film merupakan salah satu media
yang efektif dalam menunjukkan bahasa asing
Pada masa modern seperti saat ini, kepada siswa.
menonton film telah menjadi kegiatan yang
disukai banyak orang. Kebanyakan orang Menggunakan film sebagai media belajar di
menonton film untuk tujuan kesenangan dan kelas EFL memberikan latar belakang
hiburan. Kebiasaan menonton film dapat informasi yang mengaktifkan prior knowledge
diartikan sebagai kebiasaan yang dilakukan pada siswa yang sangat penting dalam
secara rutin dalam lama waktu tertentu menstimulasi ke-empat kemampuan berbahasa
sehingga kebiasaan tersebut memberikan (Herron dan Hanley dalam Canning, 2000: 96).
dampak yang diterima secara bertahap dan Kegiatan menonton film memberikan hiburan
terjadi tanpa sadar (Champoux in Wardhani, dan membuat siswa tertarik dan menikmati
2012: 24). belajar bahasa Inggris. Film biasanya
menampilkan audio dan visual dengan teks
Kebiasaan atau kegemaran menonton film yang dapat membantu siswa memahami makna
mendorong para pengajar bahasa untuk dan ejaan kata-kata yang baru.
memanfaatkan film sebagai salah satu variasi
media belajar bahasa yang menyajikan materi Berdasarkan pemamparan tersebut, dapat
pembelajaran yang autentik. Koshinsky (2008: disimpulkan bahwa untuk mengembangkan
51) menyebutkan beberapa alasan lainnya penguasaan kosakata yang baik, siswa dapat
mengapa guru dapat memanfaatkan film di memanfaatkan kegiatan menonton film
kelas pembelajaran bahasa. Yang pertama berbahasa Inggris. Penguasaan kosakata yang
adalah karena film menyajikan hiburan dan baik akan mempengaruhi kemampuan menulis
pembelajaran dengan suatu cerita yang bahasa Inggris mahasiswa Program Studi
sedemikian rupa yang merebut hati para Pendidkan Guru Sekolah Dasar (PGSD) STKIP
penontonnya. Yang kedua adalah karena DR Nugroho. Oleh karena itu, peneliti merasa
bahasa lisan di dalam film didukung dengan tertarik untuk meneliti adakah hubungan antara
elemen visual yang membuat siswa menjadi kebiasaan menonton film berbahasa Inggris,
lebih mudah dalam memahami dialog dan jalan penguasaan kosakata, dan kemampuan menulis
cerita. Yang ketigga adalah karena film dalam bahasa Inggris pada mahasiswa PGSD STKIP
bentuk DVD biasanya menampilkan teks DR Nugroho.
dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia
yang membantu siswa memahami dan Rumusan masalah pada penelitian inianatar
mengembangkan kosakata dan kemampuan lain: adakah hubungan antara kebiasaan siswa
berbahasa Inggris lainnya seperti reading dan menonton film berbahasa Inggris dengan
listening. kemampuan menulis; adakah hubungan antara
penguasaan kosakata dengan kemampuan
Kegiatan menonton film berbahasa Inggris menulis; dan adakah hubungan antara
tidak hanya dapat dilakukan untuk tujuan kebiasaan siswa menonton film, penguasaan
hiburan, tetapi juga untuk tujuan yang lebih kosakata, dan kemampuan menulis.
bermanfaat seperti memperkaya kosakata.
Blake (2009: 43) film berbahasa Inggris METODE
menunjukkan kepada siswa tentang bahasa Metode penelitian yang yang digunakan
Inggris yang alami dan asli, meskipun hanya pada penelitian ini adalah metode penelitian
sedikit adegan yang digunakan. Blake korelasi. Metode penelitian korelasi dipilih
menambahkan bahwa film atau adegan karena tujuan penelitian ini adalah untuk
berbahasa Inggris merupakan sumber yang mengetahui sejauh mana hubungan antara dua

175
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)
ISSN : 2354-5968

atau lebih variable berdasarkan koefisien positif yang sempurna akan menghasilkan nilai
korelasi (correlational coefficient). Koefisien 1. Sementara itu, korelasi negatif menunjukkan
korelasi adalah suatu indeks yang memberikan bahwa meningkatnya suatu variabel akan
informasi mengenai kekuatan dan arah diikuti dengan menurunnya variabel yang
hubungan antara dua variable atau lebih, lainnya. Korelasi negatif yang sempurna akan
dengan nilai koefisien mulai dari -1.00 sampai menghasilkan nilai -1. Korelasi negatif
dengan 0 sampai +1.00. Semakin besar nilai menunjukkan bahwa tidak ada hubungan linear
koefisien, maka semakin besar pula hubungan sama sekali antara dua variabel. Apabila tidak
antar variabel (Wiersma, 2000: 331). ada korelasi sama sekali, nilai koefisiennya
Studi korelasi adalah suatu bentuk adalah 0.
penelitian yang mencari tahu hubungan di
antara variabel-variabel yang berbeda (Leedy Pada penelitian ini, terdapat tiga variabel
& Ormrod, 2001: 4). Secara umum, penelitian yang diteliti; dua variabel terikat (X) dan satu
korelasi membantu kita untuk dapat menarik variabel bebas (Y). Variabel bebas
kesimpulan mengenai hubungan, terutama (independent variable) adalah variabel yang
tentang sejauh mana dua variabel yang berbeda dianggap dapat mengakibatkan perubahan pada
saling berhubungan. Sebagai contoh adalah variabel yang lainnya, sedangkan variabel
ketika satu variabel bisa bertambah atau terikat (dependent variable) adalah variabel
mengalami kenaikan, maka variabel yang yang digunakan peneliti untuk menentukan
lainnya bisa meningkat juga atau bahkan pengaruh dari dari variabel bebas (Johnson and
menurun atau berkurang melalui suatu prediksi Christensen, 2000: 22). Dalam penelitian ini,
atau perkiraan. Hal ini mempermudah peneliti kebiasaan menonton film berbahasa Inggris
untuk dapat memperkirakan suatu variabel dan penguasaan kosakata pada mahasiswa
berdasarkan informasi atau ilmu tentang Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
variabel yang lain tanpa menyimpulkan merupakan variabel bebas atau predicator
hubungan sebab akibat. Pernyataan tersebut variable. Sedangkan kemampuan menulis
sama seperti yang dikatakan oleh Cresswell bahasa Inggris merupakan variabel terikat atau
(2002: 44) bahwa di dalam penelitian korelasi, criterion variable. Hubungan antara ketiga
peneliti berusaha membangun hubungan antara variabel tersebut ditunjukkan pada gambar 1
dua atau lebih variabel tanpa manipulasi dan sebagai berikut.
control suatu eksperimen apapun sehingga
dapat ditarik suatu asosiasi atau hubungan, Kebiasaan Penguasaan
tetapi bukan hubungan sebab akibat. menonton film kosakata
berbahasa bahasa
Inggris Inggris
Di dalam studi korelasi, ada tiga
(X1) (X2)
kemungkinan hasil yang akan diperoleh. Kemampuan
Korelasi positif terjadi apabila nilai kedua menulis
bahasa Inggris
variabel cenderung mengarah ke arah yang
sama, sedangkan korelasi negatif terjadi (Y)
apabila nilai kedua variabel mengarah ke arah
yang saling berlawanan (Johnson dan
Christensen, 2000: 27). Menurut Nunan (1992: Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas (X1
39) tingkat korelasi dapat diukur dengan nilai dan X2) dan variabel terikat (Y)
koefisien antara -1.00 sampai dengan +1.00. Berdasarkan desain seperti yang
Korelasi positif menunjukkan bahwa ditunjukkan pada gambar 1, jelaslah bahwa
bertambah atau berkurangnya suatu variabel penelitian ini mencoba mencari tahu hubungan
akan diikuti dengan bertambah atau antara variabel X dan Y. Secara lebih khusus,
berkurangnya variabel yang lainnya. Korelasi penelitian ini mencoba mengetahui hubungan

176
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)
ISSN : 2354-5968

variabel X1 dengan variabel Y, variabel X2 data melalui questionnaire (angket). Angket


dengan variabel Y, dan variabel X1 dan X2 digunakan dengan tujuan untuk mengetahui
dengan variabel Y. bagaimana pikiran, perasaan, perilaku,
Variabel tersebut diteliti dalam suatu kepercayaan, nilai-nilai, persepsi, kepribadian,
sampel dan populasi. Menurut Fraenkel dan dan tingkah laku yang disengaja pada setiap
Wallen (1993: 103) populasi adalah kelompok subyek penelitian. Dengan kata lain, peneliti
yang akan dikenai hasil dari suatu penelitian. bermaksud mencari tahu berbagai jenis
Sedangkan menurut Johnson dan Christensen karakteristik melalui angket. Pada penelitian
(2000: 158) populasi adalah suatu kelompok ini, angket digunakan untuk mendapatkan data
besar dimana hasil studi dari suatu sampel akan mengenai kebiasaan mahasiswa dalam
digeneralisasikan. Maka di dalam penelitian menonton film berbahasa Inggris. Angket yang
ini, populasi adalah seluruh mahasiswa diberikan adalah closed ended questionnaire.
program studi PGSD STKIP DR Nugroho pada Closed ended questionnaire adalah angket
tahun akademik 2016/2017. yang jawaban-jawabannya dibatasi atau telah
disediakan sehingga responden hanya perlu
Selanjutnya, menurut Frankael dan Wallen memilih satu jawaban yang cocok dengan
(1993: 3) sampel adalah suatu kelompok di mereka (Nunan, 1992: 143). Pilihan jawaban
dalam sebuah penelitian di mana dari yang disediakan dalam angket pada penelitian
kelompok tersebut informasi didapatkan. Di ini antara lain; Sangat Setuju (SS), Setuju (S),
dalam penelitian ini, 35 orang mahasiswa Sangat Tidak Setuju (ST), dan Tidak Setuju
semester 5 program studi PGSD STKIP DR (T). Penilaian angket untuk item positif adalah;
Nugroho adalah sebagai sampel. Sampel ini SA (4), S (3), T (2), ST (1). Sedangkan
ditentukan melalui sampling. Sampling adalah penilaian untuk item negatif antara lain; SA (1),
proses untuk menentukan satu kelompok kecil S (2), T (3), ST (4).
subjek penelitian sehingga mereka mewakili
kelompok yang lebih besar atau suatu populasi Teknik mendapatkan data yang kedua
(Cresswell, 2002: 31). Ada 4 kelas di dalam adalah melalui tes. Tes adalah suatu cara untuk
populasi pada penelitian ini, yaitu mahasiswa menentukan kemampuan mahasiswa untuk
semester 1, 3, 5, dan 7 PGSD STKIP DR mengerjakan suatu tugas, menunjukkan suatu
Nugroho. Peneliti menggunakan cluster kemampuan, atau menunjukkan pmahaman
random sampling untuk menentukan sample. suatu pengetahuan (Overton, 2012: 31).
Cluster random sampling adalah suatu metode Peneliti memberikan tes kepada subjek
untuk menentukan sample di mana suatu penelitian untuk mengetehaui sejauh mana
kelompok kecil yang di dalamnya mencakup penguasaan kosakata dan kemampuan menulis
berbagai macam unsur, seperti kelas, sekolah, bahasa inggris mereka. Tes penguasaan
atau universitas dipilih secara acak (Johnson kosakata diberikan dalam bentuk pilihan ganda
dan Christensen, 2000: 172). Maka di dalam sebanyak 40 soal dengan masing-masing lima
penelitian ini, sampel yang terpilih, yaitu pilihan jawaban. Indikator penilaian tes
mahasiswa semester 5 program studi PGSD, kosakata meliputi antara lain; orthographical
dipilih secara acak dari keempat kelas yang (ejaan) dan phonological form, grammar,
ada. makna kata (synonyms, antonyms, hyponyms,
translation), dan word formation
Sampel yang telah dipilih diteliti untuk (pembentukan kata). Sedangkan untuk
mendapatkan data-data yang diperlukan pada mengetahui kemampuan menulis bahasa
penentuan hasil penelitian. Untuk memperoleh Inggris, peneliti memberikan tes menulis dalam
data seakurat mungkin, ada beberapa teknik bentuk essay. Dalam tes essay ini, subjek
dalam menggumpulkan data yang dilakukan penelitian diminta untuk memilih satu topik
peneliti. Yang pertama adalah mengumpulkan dan mengembangkannya menjadi suatu

177
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)
ISSN : 2354-5968

paragrapf dengan memperhatikan content (isi), Instrumen penelitian juga harus reliable.
organization (organisasi), vocabulary Reliability adalah konsistensi dari nilai yang
(kosakata), language use (tata bahasa), didapatkan, seberapa konsistenkah nilai-nilai
mechanism (ejaan dan tanda baca). Ke-lima tersebut bagi masing-masing individu dari satu
aspek tersebut merupakan dasar penilaian pemberian instrumen ke instrumen lainnya
menulis yang seperti yang disebutkan oleh serta dari satu item atau soal ke soal lainnya
Jacobs (dalam Reid, 1994: 236-237). (Frankael dan Wallen, 2000: 176). Reliability
merupakan keakuratan dan ketepatan prosedur
Sebelum instrument penelitian (angket dan penilaian (Cooper dan Schindler, 2003: 231).
tes) diberikan kepada subjek penelitian, Untuk menilai atau mengukur reliabilitas
instrument penelitian tersebut harus angket kebiasaan menonton film berbahasa
diujicobakan terlebih dahulu. Tujuannya adalah inggris digunakan rumus Alpha Cronbach
untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari (Arikunto, 2006:196) sebagai berikut.
instrument tes. Validitas dan reliabilitas suatu
instrument tes merupakan suatu hal yang
sangat penting di dalam penelitian korelasi. Hal 𝑘 ∑ 𝑠2𝑡
𝑟∝ = ( ) (1 − 2 )
ini seperti yang dikatakan oleh Nunan (1992: 𝑘−1 𝑠𝑡
14) bahwa dua hal terpenting dalam suatu
penelitian adalah reliability and validity. Gambar 3. Rumus Alpha Cronbach.
Menurut Johnson dan Christensen (2000: 122) Instrumen penelitian (angket) dianggap reliable
suatu tes atau penilaian yang baik haruslah apabila nilai koefisien pada angket dan tes
valid dan reliable. lebih tinggi daripada tabel r dengan tingkat
signifikan 𝛼 = 0,05.
Validitas dapat didefinisikan sebagai sejauh
mana suatu instrument penilaian mengukur Sedangkan untuk mengetahui reliabilitas tes
atau menilai apa yang seharusnya diukur atau penguasaan kosakata dan kemampuan menulis
dinilai (Leedy & Ormrod, 2001: 523). Untuk digunakan Kuder Richadson-20 formula atau
menentukan validitas instrument angket KR-20 seperti yang disebutkan Arikunto
tentang kebiasaan menonton film berbahasa (2006: 188) sebagai berikut.
Inggris mahasiswa pada penelitian ini,
digunakan Pearson Product Moment formula
sebagai berikut: 𝑘 𝑠2𝑡 − ∑ 𝑝𝑞
𝑟𝑘𝑟20 = ( )( )
𝑘−1 𝑠2𝑡
𝑛 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
rxy = Gambar 4. Kuder Richadson-20 formula.
√(𝑛 ∑ 𝑋2 −(∑ 𝑋)2 )(𝑛 ∑ 𝑌2 −(∑ 𝑌)2 )

Gambar 2. Pearson Product Moment Instrumen penelitian dianggap reliable apabila


koefisien dari tes lebih tinggi daripada tabel r
Soal suatu tes dianggap valid apabila dengan taraf signifikan sebesar 𝛼 = 0,05.
koefisien korelasi (rxy) paling tidak memiliki
nilai yang sama dengan tabel r pada product Setelah seluruh items pada angket diuji
moment. Tabel r pada product moment adalah cobakan dan dikalkulasi, hasil perhitungan data
0,334 untuk seluruh total sampel (N) = 35 menunjukkan hasil bahwa dari 55 items pada
dengan level signifikan 𝛼 = 0,05. Item atau angket mengenai kebiasaan menonton film
soal pada instrument dianggap tidak valid berbahasa Inggris terdapat 17 items yang tidak
apabila koefisien korelasi lebih rendah valid dan 38 items yang valid. Sedangkan
daripada tabel r (Budiyono, 2004: 69). untuk tes penguasaan kosakata, dari total 65
items yang diujicobakan terdapat 24 items yang
tidak valid dan 41 items yang valid. Untuk

178
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)
ISSN : 2354-5968

memudahkan perhitungan penilaian, hanya 40


items yang digunakan sebagai soal tes
𝑀𝑆𝑙𝑓
𝐹0 =
penguasaan kata. 𝑀𝑆𝑒

Berdasarkan hasil perhitungan taraf Gambar 6. Rumus Uji Linearitas Regresi.


reliabilitas, koefisien reliabilitas pada angket
kebiasaan menonton film berbahasa Inggris 𝑆2𝑟𝑒𝑔
𝐹0 =
adalah 0,946, lebih besar daripada 0,334 tabel r 𝑆2𝑟𝑒𝑠
untuk N=35. Sehingga instrumen penelitian
angket kebiasaan menonton film berbahasa Gambar 7. Rumus Uji Signifikan Regresi.
Inggris dapat dikatakan reliable karena
𝑟0 (0,946) > 𝑟𝑡 (0,334). Sementara itu, Regresi dinyatakan linear apabila nilai F0
koefisian reliabilitas pada tes penguasaan lebih rendah atau kurang dari Ft. Sebaliknya,
kosakata adalah 0,904 sehingga 𝑟0 (0,946) > regresi dinyatakan signifikan apabila F0 lebih
𝑟𝑡 (0,334). Dapat didimpulkan bahwa besar atau lebih tinggi daripada Ft dengan
instrument penelitian tes penguasaan kosakata N=35 dan 𝛼 = 0,05.
adalah reliable.
Selanjutnya adalah perhitungan multiple
Selanjutnya setelah seluruh data yang linear regression. Regressi dikatakan
diperlukan diperoleh, data-data tersebut signifikan apabila nilai F0 lebih besar daripada
dianalisis untuk membuktikan adakah korelasi Ft (3,32) untuk N=35 pada taraf signifikan 𝛼 =
atau hubungan antara kebiasaan menonton film 0,05. Perhitungan multiple linear regression
berbahasa Inggris, penguasaan kosakata, dan antara kebiasaan menonton film berbahasa
kemampuan menulis bahasa Inggris. Sebelum Inggris, penguasaan kosakata, dan kemampuan
proses analisis, data-data tersebut melalui ujian menulis bahasa Inggris seperti yang disebutkan
prasyarat yaitu uji normalitas, linearitas, dan Sudjana (2005: 348) adalah sebagai berikut.
regresi. Uji normalitas dilakukan untuk
mengetahui apakah variabel terikat
didistribusikan secara normal atau tidak. ̂ = 𝑎0 + 𝑎1 𝑋 1 + 𝑎2 𝑋 2
𝑌
Mengetahui normalitas variabel terikat adalah
menggunakan perhitungan yang dirumuskan Gambar 8. Rumus Multiple Linear Regression.
oleh Sudjana (1996: 466-467) sebagai berikut.
Sementara itu, untuk menentukan koefisien
multiple corelation (R) signifikan atau tidak,
𝐿 = 𝑀𝑎𝑘𝑠|𝐹(𝑧𝑖 ) − 𝑆𝑧𝑖 |
digunakan perhitungan seperti yang disebutkan
Sudjana (1996: 385) sebagai berikut.
Gambar 5. Rumus Uji normalitas

2
Data mengenai kebiasaan menonton film び⁄
berbahasa Inggris, penguasaan kosakata, dan
𝐹= 𝐾
kemampuan menulis berbahasa Inggris (1 − 𝑅2) ⁄𝑛 − 𝐾 − 1
dikatakan normal apabila 𝐿0 < 𝐿𝑡 dengan taraf
signifikan 𝛼 = 0,05. Gambar 9. Rumus Signifikansi Koefisien
Selanjutnya, uji linearitas digunakan untuk Multiple Linear Regression.
mengetahui apakah dua variabel memilki
significant linear regression. Dengan menggunakan Simple Linear
Regression Analysis dan Multiple Linear
Regression Analysis, peneliti melakukan uji

179
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)
ISSN : 2354-5968

analisis terhadap tiga hipotesis. Hipotesis menonton film berbahasa Inggris, penguasaan
yang pertama adalah sebagai berikut. kosakata, dan kemampuan menulis bahasa
H0: Tidak ada korelasi antara kebiasaan Inggris.
menonton film berbahasa Inggris (X1) Selain itu, untuk mengetahui kontribusi dari
dengan kemampuan menulis bahasa masing masing variabel kepada variabel-
Inggris (Y). variabel lainnya, peneliti menggunakan
Ha: Ada korelasi positif antara kebiasaan coefficient of determination (R2) di mana R2 X
menonton film berbahasa Inggris (X1) 100%.
dengan kemampuan menulis bahasa Inggris
(Y). HASIL DAN PEMBAHASAN
Hipotesis yang kedua adalah sebagai berikut. Data-data yang dikumpulkan pada
H0: Tidak ada korelasi antara penguasaan penelitian ini adalah mengenai kebiasaan
kosakata (X2) dengan kemampuan menulis mahasiswa program studi PGSD semester 5
bahasa Inggris (Y). STKIP DR Nugroho mengenai kebiasaan
Ha: Ada korelasi positif antara penguasaan menonton film berbahasa Inggris, penguasaan
kosakata (X2) dengan kemampuan menulis kosakata, dan kemampuan menulis bahasa
bahasa Inggris (Y). Inggris. Data-data tersebut didapatkan melalui
Dan hipotesis yang ketiga adalah sebagai angket dan tes. Data-data dari setiap variabel
berikut. dideskripsikan menjadi beberapa bagian
H0.Tidak ada korelasi antara kebiasaan sebagai berikut
menonton film berbahasa Inggris (X1)
penguasaan kosakata (X2) dengan Deskripsi Data
kemampuan menulis bahasa Inggris (Y). Data mengenai kebiasaan menonton film
Ha: Ada korelasi positif antara kebiasaan berbahasa Inggris (X1) yang diperoleh dari
menonton film berbahasa Inggris (X1) angket menunjukkan bahwa nilai tertinggi
penguasaan kosakata (X2) dengan adalah 91 dan nilai terendah adalah 62
kemampuan menulis bahasa Inggris (Y). sehingga rentang nilai adalah 29. Nilai rata-rata
adalah 73.2 dengan standar deviasi 429,8. Nilai
Simple correlation digunakan untuk mode adalah 68.8 dan nilai median adalah
menganalisis hipotesis pertama dan kedua. 71.4. Distribusi frekuensi ditunjukkan pada
Simple correlation digunakan untuk grafik berikut ini.
mengetahui hubungan anatara dua variabel.
12
Dalam product moment formula, apabila rxy
lebih tinggi daripada rt (tabel product 10
moment) dengan taraf signifikan 5% untuk 8
N=35, artinya H0 ditolak dan Ha diterima. 6
Apabila H0 ditolak, artinya terdapat korelasi 4
positif antara kebiasaan menonton film
2
berbahasa Inggris dengan kemampuan menulis
berbahasa Inggris, dan penguasaan kosakata 0
dan kemampuan menulis berbahasa Inggris.

Sementara hipotesis ketiga dianalisis Gambar 10. Distribusi Frekuensi Nilai Angket
dengan menggunakan multiple correlation Kebiasaan Menonton Film Berbahasa Inggris
untuk mengetahui kekuatan hubungan di antara
variabel-variabel bebas dan variabel terikat. Selanjutnya, data mengenai penguasaan
Oleh karena itu apabila H0 ditolak berarti kosakata yang diperoleh dari tes menunjukkan
terdapat hubungan positif antara kebiasaan nilai tertinggi pada tes kemampuan penguasaan

180
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)
ISSN : 2354-5968

kosakata adalah 90 dan nilai terendah adalah Inggris (X1) menunjukkan bahwa L0(0,146) <
55. Nilai rata-rata adalah 76,3 dengan standar Lt(0,150) untuk N=35 dan 𝛼 = 0,05 sehingga
deviasi 447,4. Nilai mode adalah 77.8 dan dapat disimpulkan bahwa sampel adalah dalam
median adalah 76,9. Distribusi frekuensi distribusi normal. Selanjutnya, hasil uji
penguasaan kosakata ditunjukkan pada grafik normalitas untuk tes penguasaan kosakata (X2)
berikut ini. menunjukkan data diperoleh dari sampel
12 dengan distribusi normal dengan L0 (0,096) <
Lt (0,150) untuk N=35 dan 𝛼 = 0,05. Hasil uji
10 normalitas untuk kemampuan menulis bahasa
8 Inggris (Y) juga menunjukkan sampel dengan
distribusi normal dengan L0 (0,101) < Lt
6
(0,150) untuk N=35 dan 𝛼 = 0,05.
4
2 Uji linearitas menunjukkan data regresi
linear apabila F0 lebih rendah daripada Ft. Pada
0 data mengenai kebiasaan menonton film
51-5657-6263-6869-7475-8081-86 berbahasa Inggris, nilai Ft untuk N=35 dengan
Gambar 11. Distribusi Frekuensi Nilai Tes derajat kebebasan (df)=15 dan 18 pada taraf
Penguasaan Kata signifikan 𝛼 = 0,05adalah 2,27. Regresi data
Data mengenai kemampuan menulis bahasa mengenai kebiasaan menonton film berbahasa
Inggris yang diperoleh dari essay test Inggris (X1) dikatakan linear dengan F0 (-1,10)
menunjukkan nilai tertinggi adalah 96 dan nilai < Ft(15,18) (2.27). Pada data mengenai
terendah adalah 50. Nilai rata-rata adalah 73.2 penguasaan kosakata dan kemampuan menulis
dengan standar deviasi 431,8. Nilai mode bahasa Inggris, nilai Ft untuk N=35 dengan
adalah 79.2 dan nilai median adalah 74. derajat kebebasan (df)=12 dan 21 pada taraf
Distribusi frekuensi kemampuan menulis signifikan 𝛼 = 0,05 adalah 2,25. Dapat
bahasa Inggris ditunjukkan pada grafik berikut disimpulkan, regresi data mengenai
ini. penguasaan kosakata (X2) dan kemampuan
menulis bahasa Inggris (Y) linear dengan F0 (-
10
1,66) < Ft(12,21) (2,25).
8
6 Selanjutnya, untuk uji signifikansi regresi
menunjukkan bahwa regresi data signifikan
4 apabila F0 lebih besar daripada Ft. Hasil
2 perhitungan data kebiasaan menonton film
berbahasa Inggris dan kemampuan menulis
0
adalah F0 (38,51) > Ft (1,33) (4,17) untuk N=35,
df=1 dan 33, dan 𝛼 = 0,05. Dapat disimpulkan
bahwa regresi kebiasaan menonton film
Gambar 12. Distribusi Frekuensi Nilai Tes berbahasa Inggris (X1) dan kemampuan
Kemampuan Menulis Bahasa Inggris menulis bahasa Inggris (Y) adalah signifikan.
Selanjutnya, hasil perhitungan data penguasaan
Hasil Tes Analisis Prasyarat kosakata dan kemampuan menulis bahasa
Sebelum data yang telah diperoleh dianalisis Inggris adalah F0 (89,11) > Ft(1,33) (4,17) untuk
lebih lanjut, perlu dilakukan beberapa tes yang N=35, df=1 dan 33, dan 𝛼 = 0,05. Dapat
meliputi uji normalitas, uji linearitas, dan uji disimpulkan bahwa regresi penguasaan
signifikan regresi. Hasil uji normalitas untuk kosakata (X2) dan kemampuan menulis bahasa
angket kebiasaan menonton film berbahasa Inggris (Y) adalah signifikan.

181
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)
ISSN : 2354-5968

Hasil Uji Hipotesis Kedua


Hasil Uji Hipotesis Hipotesis pertama pada penelititian ini adalah
Hasil uji pra-syarat menunjukkan bahwa bahwa terdapat korelasi positif antara
seluruh data sampel adalah dalam distribusi penguasaan kosakata dan kemampuan menulis
normal di mana regresi dapat dikatakan linear bahasa Inggris dengan perhitunganan statistik
dan signifikan. Selanjutnya, null hypothesis H0 = rx2y ≤ 0 dan Ha = rx2y > 0. Apabila nilai
(H0) diujikan dengan hipotesis alternatif (Ha). rx2y sama dengan 0 atau kurang dari 0, maka
Hasil uji pada setiap hipotesis dijelaskan secara dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan
rinci lebih lanjut sebagai berikut: antara penguasaan kosakata (X2) dan
kemampuan menulis bahasa Inggris (Y).
Hasil Uji Hipotesis Pertama Sebaliknya, apabila nilai rx2y lebih besar dari
Hipotesis pertama pada penelititian ini adalah 0, maka dapat diartikan bahwa terdapat
bahwa terdapat korelasi positif antara hubungan positif antara penguasaan kosakata
kebiasaan menonton film berbahasa Inggris (X2) dan kemampuan menulis bahasa Inggris
dan kemampuan menulis bahasa Inggris (Y).
dengan perhitunganan statistik H0 = rx1y ≤ 0 Dari hasil perhitungan, koefisien korelasi
dan Ha = rx1y > 0. Apabila nilai rx1y sama (rx2y) adalah 0,854 dan t0 adalah 9,440.
dengan 0 atau kurang dari 0, maka dapat Sementara itu, table t (tt) adalah 1,70 dengan
diartikan bahwa tidak ada hubungan antara taraf signifikan 𝛼 = 0,05 dan dk=33. Dengan t0
kebiasaan menonton film berbahasa Inggris (9,440) > tt (1,70), maka rx2y adalah signifikan.
(X1) dan kemampuan menulis bahasa Inggris Hal ini berarti bahwa null hypothesis tidak
(Y). Sebaliknya, apabila nilai rx1y lebih besar terbukti sehingga dapat disimpulkan bahwa
dari 0, maka dapat diartikan bahwa terdapat terdapat hubungan positif antara penguasaan
hubungan positif antara kebiasaan menonton koskata (X2) dan kemampuan menulis bahasa
film berbahasa Inggris (X1) dan kemampuan Inggris.
menulis bahasa Inggris (Y). Pada hipotesis ke-dua, koefisien
determinasi (r2) adalah 0,7297. Hal ini berarti
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa selisih sebesar 72,9% dari kemampuan menulis
koefisien korelasi (rx1y) adalah 0,734 dengan t0 bahasa Inggris (Y) dipengaruhi oleh
(6,205). Hasil ini dibandingkan dengan tabel t penguasaan kosakata (X2) dan sebanyak
(tt) yaitu 1,70 pada taraf signifikan 𝛼 = 27,03% oleh faktor-faktor lainnya.
0,05dan dk=33. Dengan t0 (6,205) > tt (1,70),
dapat disimpulkan bahwa rx1y adalah Hasil Uji Hipotesis Ketiga
signifikan. Oleh karena itu, berdasarkan hasil Hipotesis yang ketiga adalah bahwa terdapat
tersebut, null hypothesis (H0) ditolak. Sehingga korelasi positif antara kebiasaan menonton film
dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi atau berbahasa Inggris (X1), penguasaan kosakata
hubungan positif antara kebiasaan menonton (X2), dan kemampuan menulis bahasa Inggris
film berbahasa Inggris (X1) dan kemampuan (Y) secara keseluruhan dengan perhitunganan
menulis bahasa Inggris (Y). statistik H0 = R0 ≤ 0 dan Ha = R0 > 0. Apabila
nilai R0 adalah 0 atau lebih rendah daripada 0,
Selanjutnya, koefisien determinasi (r2) artinya tidak ada hubungan apapun anatara
adalah 0,5385. Hal ini berarti selisih sebesar ketiga variabel tersebut. Sebaliknya, apabila
53,85% dari kemampuan menulis bahasa nilai R0 lebih besar daripada 0, artinya terdapat
Inggris (Y) dipengaruhi oleh kebiasaan korelasi positif di antara ketiga variabel
menonton film berbahasa Inggris (X1). tersebut. Untuk hipotesis ketiga, multiple linear
Sebaliknya, sebanyak 46,15% dipengaruhi oleh regression dan multiple correlation digunakan
faktor-faktor lainnya. untuk uji hipotesis ini.

182
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)
ISSN : 2354-5968

Hasil perhitungan multiple linear meningkatkan penguasaan kosakata mereka.


regression menunjukkan 𝑎0 , 𝑎1 , 𝑎2 adalah - Hal ini didukung oleh pendapat Qiang dan
28,244, 0,404, dan 0,939. Maka, persamaan Wolff (2012: 47) bahwa film berbahasa Inggris
multiple linear regression dari X1, X2, dan Y mampu memperkaya penguasaan kosakata
adalah 𝑌̂ = −28,244 + 0,404 𝑋1 + 0,939敲2 . bahasa Inggris siswa dan membantu mereka
Hasilnya adalah F0 adalah 53,064. Nilai tabel F mengetahui penggunaan kata-kata dan
(Ft) = 3,32 untuk N=35 dan df=2 dan 32 pada ungkapan-ungkapan dengan benar. Hanley, et
taraf signifikan 𝛼 = 0,05. Dengan F0 (53,064) al dalam Ismaili (2013: 97) mengatakan bahwa
> Ft (2,32) (3,32), dapat disimpulkan bahwa film mampu mengembangkan kemampuan
multiple linear regression adalah signifikan. menulis dengan memberikan penyajian yang
menarik dengan audio atau teks tertulis yang
Selanjutnya, analisis multiple correlation dapat membantu pemahaman dan
menunjukkan bahwa koefisien korelasi (R) dari menghasilkan input dan output bahasa asing.
X1, X2, dan Y secara keseluruhan adalah 0, Mahasiswa yang sering menonton film
8765. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa berbahasa Inggris cenderung dapat mengingat
F0(53,064) > Ft(3,32) sehingga koefisien kata-kata dengan lebih baik untuk jangka
multiple correlation (R) adalah signifikan. waktu yang lebih lama daripada mahasiswa
Oleh karena itu, null hypothesis (H0) tidak yang hanya membaca dari buku teks. Oleh
terbukti. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa karena itu, sangatlah jelas bahwa kebiasaan
terdapat korelasi positif antara kebiasaan menonton film berbahasa Inggris memiliki
menonton film berbahasa Inggris (X1), hubungan positif terhadap kemampuan menulis
penguasaan kosakata (X2), dan kemampuan mengingat manfaat kebiasaan menonton film
menulis bahasa Inggris (Y) secara keseluruhan. berbahasa Inggris terhadap kemampuan
menulis.
Perhitungan koefisien penentu (R2) adalah
0,7683. Artinya adalah variabel kemampuan Penguasaan kosakata juga memiliki
menulis (Y) dipengaruhi oleh kebiasaan korelasi positif dengan kemampuan menulis.
menonton film berbahasa Inggris (X1) dan Berdasarkan hasil perhitungan data kuantitatif,
penguasaan kosakata (X2) sebesar 76,83%. dapat disimpulkan bahwa semakin baik
Sedangkan sebesar 23,17% lainnya penguasaan kosakata mahasiswa, maka
dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. semakin baik pula kemampuan menulisnya. Ini
artinya adalah penguasaan kosakata dan
Pembahasan kemampuan menulis saling terkait. Apabila
Hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa seorang penulis memiliki penguasaan kosakata
kebiasaan menonton film berbahasa Inggris yang kurang, maka akan sulit baginya untuk
dan penguasaan kosakata memiliki korelasi mengungkapkan ide yang ingin disampaikan
positif terhadap kemampuan menulis. kepada orang lain. Banyak penelitian yang
Kebiasaan menonton film berbahasa Inggris telah menunjukkan bahwa penulis yang baik
sangat membantu kemampuan menulis bahasa pastilah memilki penguasaan kosakata yang
Inggris mahasiswa. Film berbahasa Inggris baik. Dengan kata lain, penguasaan kosakata
membantu mereka untuk memahami setiap memilki hubungan positif dengan kemampuan
kata yang ada di dalam film karena film menulis.
mrupakan media visual yang menampilkan
gambar pada setiap kata dan percakapan yang Pada akhirnya, kebiasaan menonton film
ada di dalam film. Mereka dapat mengetahui berbahasa Inggris dan penguasaan kosakata
apa, kapan, di mana, siapa, dan bagaimana secara bersama-sama memiliki korelasi positif
suatu kata digunakan dalam kalimat. Menonton dengan kemampuan menulis bahasa Inggris.
film berbahasa Inggris membantu mahasiswa Ketika seseorang menonton film berbahasa

183
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)
ISSN : 2354-5968

Inggris sebagai kegiatan yang rutin dilakukan faktor yang lain. Ketiga, terdapat korelasi atau
atau merupakan suatu kebiasaan, film menjadi hubungan positif antara kebiasaan menonton
aspek yang berpengaruh dalam meningkatkan film berbahasa Inggris dan penguasaan
pembelajaran bahasa termasuk kemampuan kosakata secara bersamaan dengan kemampuan
menulis. Aspek visual di dalam film membantu menulis bahasa Inggris pada mahasiswa
mahasiswa memahami makna kata melalui semester 5 program studi PGSD STKIP DR
gambar yang ditampilkan. Selain itu, film Nugroho pada tahun akademik 2016/2017. Hal
berbahasa Inggris yang menyajikan subtitle ini berarti peningkatan kebiasaan menonton
membatu mahasiswa memahami cerita dalam film berbahasa Inggris dan penguasaan
film dengan mudah. Menurut Guichon dan kosakata secara bersamaan kemungkinan besar
McLornan (2008: 41) orang yang belajar akan meningkatkan kemampuan menulis
bahasa dengan diberikan rangsangan visual, bahasa Inggris pada mahasiswa semester 5
akan dapat mengartikan kata-kata dengan lebih program studi PGSD STKIP DR Nugroho pada
baik melalui subtitle terjemahan, terutama tahun akademik 2016/2017. Sebesar 76,83%
apabila gambar yang ditampilkan tidak terlalu kebiasaan menonton film berbahasa Inggris
jelas dalam menyajikan makna yang dan penguasaan kosakata secara bersamaan
disampaikan. Dengan demikian, kebiasaan berpengaruh kepada kemampuan menulis
menonton film berbahasa Inggris dan bahasa Inggris dan sebesar 23,17% faktor-
penguasaan kosakata tidak dapat terlepas satu faktor lainnya mempengaruhi kemampuan
sama lain dan memilki korelasi positif yang menulis bahasa Inggris mahasiswa semester 5
baik terhadap kemampuan menulis bahasa program studi PGSD STKIP DR Nugroho pada
Inggris. tahun akademik 2016/2017.

PENUTUP Kesimpulan-kesimpulan tersebut


Simpulan menunjukkan bahwa film berbahasa Inggris
Hasil penelitian dan pembahasan yang telah memberikan manfaat tidak hanya untuk
dijelaskan sebelumnya mengarah pada meningkatkan kemampuan menulis bahasa
beberapa kesimpulan. Pertama, terdapat Inggris akan tetapi juga untuk mempelajari
korelasi atau hubungan positif antara kebiasaan kosakata baru. Oleh karena itu, film berbahasa
menonton film berbahasa Inggris dengan Inggris dapat digunakan untuk mengajarkan
kemampuan menulis bahasa Inggris pada kosakata-kosakata kepada mahasiswa karena
mahasiswa semester 5 program studi PGSD peningkatan kosakata pada mahasiswa juga
STKIP DR Nugroho pada tahun akademik akan menigkatkan kemampuan menulis bahasa
2016/2017. Artinya adalah bahwa peningkatan Inggris mereka. Pemanfaatan kebiasaan
kebiasaan mahasiswa menonton film berbahasa menonton film yang tepat dan juga
Inggris sebesar 53,85% akan mempengaruhi penguasaan kosakata yang lebih baik akan
peningkatan kemampuan menulis bahasa memberikan manfaat bagi mahasiswa tidak
Inggris dan 46,15% lainnya adalah faktor- hanya pada perkuliahan atau pembelajaran
faktor yang lain. Kedua, terapat korelasi atau bahasa Inggris, terutama kemampuan menulis,
hubungan positif antara penguasaan kosakata akan tetapi juga pada komunikasi pada
dengan kemampuan menulis bahasa Inggris kehidupan sehari-hari.
pada mahasiswa semester 5 program studi
PGSD STKIP DR Nugroho pada tahun Saran
akademik 2016/2017. Artinya adalah bahwa Ada beberapa masukan dan saran yang dapat
peningkatan penguasaan kosakata mahasiswa diberikan terkait hasil penelitian ini. Pertama,
sebesar 72,97% akan mempengaruhi film berbahasa Inggris dan penguasaan
peningkatan kemampuan menulis bahasa kosakata memberikan pengaruh yang
Inggris dan 27,03% lainnya adalah faktor- signifikan pada peningkatan kemampuan

184
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)
ISSN : 2354-5968

menulis mahasiswa. Oleh karena itu, dosen Brown, H.D. 2001. Teaching By Principles:
atau pengajar dapat memanfaatkan film An Interactive Approach to Language
berbahasa Inggris sebagai media pembelajaran
Pedagogy. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
menulis bahasa Inggris. Akan tetapi, di dalam
penerapannya, dosen mungkina akan Budiyono. 2004. Statistika Dasar untuk
mengalami kendala-kendala dalam menyusun Penelitian. Surakarta: FKIP UNS Press.
kegiatan-kegiatan pembelajaran yang sesuai
Canning, Christine. 2000. Practical Aspects of
dengan film. Dosen dapat membagi kegiatan
menjadi pre-watching, while-watching, dan Using Video in Foreign Language
after watching. Dosen juga sebaiknya Classroom. (online) available at
memberikan perhatian lebih untuk
http://iteslj.org/Articles/Canning-
meningkatkan penguasaan kosakata bahasa
Inggris mahasiswa untuk meningkatkan Video.html
kemampuan menulis bahasa Inggris mereka. Cooper, Donald R. & Pamela S. Schindler.
2003. Bussiness Research Methods. New
Kedua, dosen harus lebih selektif dalam
memilih metode dan materi yang tepat untuk York: McGraw Hill.
digunakan pada proses belajar mengajar. Dosen Cope, B. and Kalantzis, M. (Editor). 1993. The
perlu mempertimbangkan apa yang diperlukan Powers of Literacy: A Genre Approach to
oleh mahasiswa sehingga materi dan metode
yang digunakan menjadi lebih tepat sasaran Teaching Writing. London: The Falmer
dan mampu membuat mahasiswa tertarik dan Press.
antusias dalam pembelajaran. Creswell, J. 2002. Educational research:

Ketiga, sangat diharapkan bahwa hasil Planning, conducting, and evaluating


penelitian ini dapat menjadikan pemanfaatan quantitative and qualitative research.
film berbahasa Inggris sebagai perhatian bagi Upper Saddle River, NJ: Merrill Prentice
dosen dan pengajar EFL dan mempekuat
Hall.
praktek pengajaran dengan menggunkan film
pada konteks EFL. Fraenkel, Jack R. dan Wallen, Norman E.
1993. How to Design and Evalute Research
Keempat, dosen dan pengajar perlu
in Education. New York: Mc Graw-Hill
memahami alasan mereka dalam
memanfaatkan film berbahasa Inggris dalam Inc.
proses pembelajaran dan memahami prosedur Glenn, Allen. 1996. Restructuring School with
pengajarannya sehingga mereka dapat
Technology. New York: Allyn and Bacon.
memanfaatkan film secara lebih efektif dan
bermakna dalam konteks pembelajaran. Guichon, N. & McLornan, S. 2008. The effects
of multimodality on L2 learners:
Implications for CALL resource design.
REFERENSI
Harmer, Jeremy. 1998. How to Teach English:
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
An Introduction to The Practice of English
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Lnguage Teaching.New York: Longman.
Jakarta : Rineka Cipta.
Ismaili, Merita. 2013. The Effectiveness of
Blake, B.J. 2009. Relational Grammar.
Using Movie in the EFL Classroom-A Study
London: Rouledge.
Conducted at South east European

185
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan (Hal:172-186)
ISSN : 2354-5968

University. Roma: MCSERCEMAS Reid, Joy. M. 1994. Teaching ESL Writing.


Sapienza University of Rome Englewood Cliif: Prentice Hall.
Johnson, B. and Christensen, L. 2012. Richards, Arends. 1997. Classroom Instruction
Educational Research : Quantitative, and Management. The Mc Graw Hills
Qualitative, and Mixed Approaches, 4 ed. Company.
California: SAGE Publication, Inc. Sudjana. 1996. Metode Statistik.
Koshinsky, Eric. 2008. How to Teach Jakarta:Erlangga.
Speaking. (online) available at Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar
http://teachers-call.com/2008/04/ how-to- Mengajar. Bandung: Rosdakarya.
teach-speaking.html. Wardhani. 2012. Penerapan Media Audio
Malley, J.M. 1991. Authentic Assessment for Visual Untuk Meningkatkan Kualitas
English language learners: Practical Pembelajaran Biologi Siswa Kelas XI IPA
Approaches for Teachers. New York: 5 SMA N 7 Surakarta. Journal Education
Addison Wesley Longman, Inc. and Learning Vol.4 No.1
Nation, I.S.P. & Newton, J. 2008. Teaching Watkins, Peter. 2005. Learning to Teach
ESL/EFL Listening and Speaking (1st ed.). English. Delta Publishing.
Routledge Wiersma. 2000. Metode Statistika. Bandung:
Nunan, David. 1992. Research Methods in Tarsito.
Language Learning. New York: Cambridge Wright, Andrew. 1996. Games for Language
University Press. Learning. USA:Cambridge University
Leedy, P. & Ormrod, J. 2001. Practical Press.
Research: Planning & Design (7th Ed). Wright, J.A. 2005. Animation Writing and
Upper Saddle River, NJ: Merrill Prentice Development. New York: Focal Press.
Hall. Thousands Oaks: SAGE publications.
Overton, Terry. 2012. Assessing Learners with
Special Needs: An Applied Approach (7th
Edition). University of Texas - Brownsville
Patel, M.F. & Jain, P.M. 2008. English
language Teaching: Methods, and Tool,
and Techniques. Jaipur: Sunrise Publisher
and Distributor.
Qiang, Niu., Hai, Teng and Wolff, Martin J D.
2012. China EFL: Teaching with Movies.
available at
chinaholisticenglish.com/articles/teaching_
with_movies.pdf

186

Anda mungkin juga menyukai