Anda di halaman 1dari 3

Pemimpin SEJATI

By : Herlambang Tinasih Gusti

Pemimpin merupakan kata yang tidak asing lagi didengar oleh mahasiswa, karena peran
mahasiswa sendiri ialah menjadi pemimpin kini dan di masa depan. Kenapa saya katakana kini dan di
masa depan, kehadiran teman – teman dikampus telah membuktikan bahwa teman – teman memiliki
peluang untuk menjadi pemimpin, dalam bidang apapun yang teman – teman inginkan di kampus ini,
karena kampus menjadi wadah kepemimpinan bagi mahasiswa. Tidak sekedar teman – teman
praktikum mata kuliah, tetapi juga bagaimana teman – teman mempraktikkan kemampuan
kepemimpinan teman – teman disini.

Melihat kondisi hari ini, negeri kita seoalah krisis tauladan seorang pemimpin yang
berkarakter. Negeri ini sudah memiliki pemimpin, tetapi kesejahteraan dan amanat orang – orang
yang dipimpin belum tercapai. Bukan berarti disini saya mengkritik pemerintah ya, barangkali ada dari
kita yang ikut terlibat dalam aksi beberapa hari yang lalu, silahkan yang terlibat aksi angkat tangannya,
dan katakana “saya”. Nah ini ni, hati – hati saja ya, nanti hilang, sekarang lagi musim orang hilang kalau
terlibat mengkritik pemerintah, ya.. begitulah yang kita rasakan di negeri +62 ini.

Oke, kita tidak akan bahas lebih jauh lagi mengenai aksi kemarin, cukup menjadi moment
pembelajaran dan bukti perjuangan bagi kita, hidup mahasiswa..!!,

Siapa disini yang punya pendapat tentang definisi pemimpin..?? silahkan angkat tangannya,
sebelumnya saya ingin tanya dulu, siapa disini dari teman – teman yang ingin menjadi pemimpin dan
membawa perubahan yang lebih baik untuk negeri ini katakan “saya”, dengan suara yang lebih
lantang, oke baik, turunkan tangannya. Saya doakan insyaAllah 15 tahun lagi teman – teman menjadi
pemimpin sukses di bidangnnya dan membawa kemajuan bagi negeri ini. Baik, kita kembali ke definisi
pemimpin,. Definisi kepemimpinan yang kita ketahui, baik dari sudut pandang para ahli maupun dari
berbagai macam teori, namun saya ingin mencoba menyederhanakan definisi dari pemimpin itu,
“pemimpin ialah orang yang memiliki visi, berpengaruh serta memberikan tauladan bagi banyak
orang”. Itulah yang dinamakan pemimpin, dia memiliki visi yang jelas dan kegigihan dalam mencapai
visi tersebut, ia memiliki pengaruh yang mampu mengajak orang lain untuk berjalan Bersama – sama,
ia memliki ketauladanan yang membuat orang lain menghormatinya.

Bisa jadi sosok itu hadir di ruangan ini, bisa jadi sosok itu ialah teman – teman semua yang
sedang mengikuti acara ini, hidup mahasiswa..!!, 3 point penting yang perlu kita ketahui dari sebuah
pemimpinan, yaitu visioner, memiliki pengaruh yang baik dan sosok yang menajdi tauladan kebaikan.
Barangkali kita juga mengetahui seorang pemimpin tanpa 3 point ini, ia tak memilki visi, tak bisa
menjadi tauladan, apalagi memberi pengaruh, bukan malah kepercayaan yang didapatkan namun
justru ujaran kebencian yang akan diterimanya. Karena untuk membangun kepercayaan orang – orang
yang kita pimpin itu tidak mudah teman – teman.

Alhamdulillah hingga hari ini saya diberikan kesempatan menjadi ketua angkatan beastudi
etos padang 2014. Saya harus memimpin 37 orang – orang hebat, diantara mereka ada yang sudah
bekerja di perusahaan multinasional, diantara mereka ada yang menjadi lulusan terbaik di fakultasnya,
diantara mereka ada yang pernah menajdi menajdi mentri di BEM KM, diantara mereka ada yang
sudah tak terhitung memperoleh prestasi serta menjadi delegasi dimana – mana. Awalnya memang
saya merasa kesulitan dan minder harus memimpin orang – orang yang lebih hebat dari saya, namun
seiring berjalannya waktu saya terus belajar hingga akhirnya menemukan polanya. Saya tidak
membangun hubungan professional antara seorang pemimpin dengan orang yang di pimpin, atau
antara hubungan bos dengan anak buahnya, atau hubungan manager dengan bahawannya.

Tetapi yang saya bangun ialah hubungan kekeluargaan, menanamkan nilai – nilai
persaudaraan kepada mereka. Saya siap menjadi abang bagi mereka, siap menjadi adik bagi mereka
dan siap menjadi sahabat bagi mereka. Karena berbeda ketika kita memimpin orang – orang yang
sebaya dengan kita atau lebih tua dari kita, ada sebuah ego yang terkadang sulit untuk disatukan.
Maka disini saya sadar, untuk mengurangi ego tersebut kita harus menemukan pola kepemimpinan
yang tepat. Seorang pemimpin adalah orang yang harus banyak memahami ketimbang minta
dipahami. Karena posisi kita sebagai pelayan bukan sebagai majikan, tetapi disini bagaimana agar kita
mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari orang – orang yang kita pimpin. Karena, jika kita
berhasil mendapatkan kepercayaan itu, apapun intruksi yang kita berikan maka mereka bersedia
melaksanakannya tanpa bantahan.

Barangkali banyak model kepemimpinan yang kita lihat, yang pertama ada model
kepemimpinan yang otoriter, segala kekuasaan terpusat hanya kepada satu orang, tanpa ada diskusi
dan negosiasi, setiap keputusan pemimpin mutlak, kira – kira ada yang ingin menjadi pemimpin seperti
ini??, oke yang kedua ada pemimpin yang dikendalilkan oleh anggotanya, tidak memiliki keberanian
mengambil keputusan, sulit bertindak tegas, sehingga hanya ikut – ikut saja apa yang disampaikan
anggotanya, ada yang mau jadi pemimpin seperti ini??, dan lagi ada pemimpin yang tidak memiliki
visi, tidak memiliki tujuan, tidak tahu mau dibawa kemana anggotanya, cenderung bingung dengan
apa yang akan dicapai, ada yang mau jadi seperti ini?? Selanjutnya ada pemimpin yang berkarakter,
memiliki tujuan, menjadi tauladan, terdepan dalam bertindak serta mampu melahirkan pemimpin
berikutnya, ada yang mau menjadi pemimpin seperti ini??, lalu bagaimana caranya??.

Baik, kita coba lihat caranya, tadi kita tahu point pemimpin itu harus menjadi tauladan,
memiliki visi, serta berpengaruh. Ternyata itu belum cukup untuk membuat kita bisa melahirkan
pemimpin berikutnya, karena sesungguhnya pemimpin sejati itu ialah mereka yang mampu
melahirkan pemimpin berikutnya. Makadari itu kita perlu mengenal “karakter”.

Karakter ialah kebiasaan yang kita lakukan, adalah tindakan yang kita biasakan, sehingga
tercermin di dalam diri kita. Temen – temen mahasiswa unand seharusnya sudah tidak asing dengan
karakter SEJATI (Sabar, Empati, Jujur, Adil, Tanggungjawab dan Ikhlas). Nah, untuk bisa melahirkan
pemimpin berikutnya kita harus menjadi pemimpin dengan karakter SEJATI,

Pemimpin yang memiliki sikap sabar, senantiasa sabar ketika menghadapi orang – orang yang
ia pimpin, sabar bukan berarti tidak tegas. Namun seorang pemimpin sabar ketika ia harus
mengenyampingkan kepentingan pribadinya dan mengedepankan kepentingan tim/kelompoknya.

Pemimpi yang memiliki sikap empati, peduli terhadap anggotanya. Pemimpin ialah orang yang
pertama menjalankan kewajiban dan orang yang terakhir mendapatkan hak, seorang pemimpin
mendahulukan anggotanya untuk mendapatkan hak, akan tetapi menjadi orang terdepan dalam
menajalankan kewajibannya.

Pemimpin yang memiliki sikap jujur, setiap perbuatan sesuai dengan apa yang dikatakan,
berintegritas, pemimpin ialah orang yang dapat dipercaya serta orang yang percaya dengan potensi
yang dimiliki anggotanya. Dengan kepercayaan inilah kepemimpinan akan berjalan dengan baik,
sedangkan kepercayaan merupakan buah dari kejujuran.
Pemimpin yang memiliki sikap adil, tidak nepotisme dan tidak tebang pilih dalam memberikan
sanksi. Mentang – mentang anggotanya memiliki hubungan special dengannya tetapi sebagai seorang
pemimpin yang berkarakter adil, semua anggota mendapatkan hak dan kewajiban yang sama sesuai
peran dan fungsinya, tidak ada pilah pilih.

Pemimpin yang memiliki sikap tanggungjawab, siap menerima konsekuesni dari keputusan
yang diambil, tidak takut dan lari dari masalah, karena sejatinya seorang pemimpin ialah orang yang
berani. Ia akan menjadi orang terdepan yang mempertanggungjawabkan konsekuensi yang diterima
di kelompoknya.

Pemimpin yang memiliki sikap ikhlas, ia kerjakan amanahnya tanpa imbalan, karena ke
ikhlasan merupakan kumpulan energi alam. Yang tidak bisa di beli oleh materi, tetapi bisa diciptakan
melalui hati, hati yang ikhlas dalam menjalankan amanah sebagai seorang pemimpin akan terbayarkan
dengan keberhasilan ia menjadi pemimpin. Hingga akhirnya tanpa disadari ia mampu melahirkan
pemimpin – pemimpin baru dan ia sukses menajdi pemimpin SEJATI.

Ingat, ketika kita berbicara tentang kepemimpinan, kita tidak sedang membicarakan
pangkat/jabatan. Bisa jadi orang yang memiliki jabatan itu memiliki jiwa kepemimpinan, karena jiwa
seorang pemimpin ia bisa dipimpin dan bisa memimpin. Jika poisisnya sebagai orang mendapatkan
pangkat/jabatan maka dari situ ia mampu memberikan tauladan dan melahirkan pemimpin yang
bahkan lebih baik dari dirinya, jika poisinya sebagai seorang anggota/orang yang dipimpin, makai a
akan menuntaskan amanah yang diberikan kepadanya, menjadi anggota yang di tauladani serta
bekerja tanpa pamrih, sehingga tidak ada beban yang ia dapatkan.

Ingat, kepemimpinan bukan soal jabatan, tetapi kepemimpinan itu datangnya dari dalam diri kita,
hadirnya karena sering kita tempa…

Jika semua kita menjadi pemimpin yang berkarakter, maka selesai sudah semua perkara bangsa ini,
kita akan merasakan keadialan yang sesungguhnya serta kesejahteraan yang diidam – idamkan tanpa
ada penindasan, setiap orang rukun dan damai, ibarat masa ke khalifahan umar bin abdul aziz, yang
mana pada masa itu sangat sulit mencari mustahik untuk menerima zakat karena penduduknya sudah
menajdi muzaki, petugas keamanan pun menjadi pengangguran karena tidak ada tindak criminal yang
terjadi, masyarakat taat beragama.

Mari kita pantaskan diri menjadi pemimpin sejati, menggantikan peran pahlawan bangsa, Moh Hatta,
Agus Salim, M Natsir, Buya Hamka, karena hingga hari ini nama mereka masih harum di akui di dunia
international, perlu kita ketahui, mereka lahir di bumi tempat kita berpijak sekarang yaitu
Minangkabau dan sekarang kita sedang belajar di tanah dimana mereka juga dahulu belajar. Hidup
Mahasiswa…!!

Anda mungkin juga menyukai