Anda di halaman 1dari 2

Deskripsi Singkat Mengenai Underpass Katamso-Deli Tua

Proyek underpass atau jalur bawah tanah yang menghubungkan Jalan AH Nasution-Tritura
hingga kini masih mangkrak. Pembangunan proyek tersebut terhambat akibat utilitas kabel
Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang belum juga dipindahkan.

Diketahui, pekerjaan proyek underpass mangkrak disebabkan masih ada utilitas milik PT PLN
yang belum di relokasi di seputaran proyek prestisius tersebut, yakni kabel 150 KV.

Kabel tersebut sempat digali tetapi tak tuntas pekerjaannya. Posisi kabel berukuran besar
itu, persis berada di dekat jembatan Titi Kuning. Sedangkan untuk masalah lain seperti
utilitas milik PDAM Tirtanadi sudah rampung direlokasi.

Underpass tersebut akan mengurai kemacetan di Jalan AH. Nasution/Tritura/Karya Jasa di


persimpangan Jalan Brigjen Katamso dan Jalan Brigjen Zein Hamid yang disebut dengan
Underpass Katamso. Di lokasi tersebut volume kendaaraan yang melintas sudah semakin
padat dan kerap terjadi antrean kendaraan yang mencapai 200-400 meter terutama pada
jam-jam sibuk. Pembangunan underpass memiliki panjang total pekerjaan 1.600 meter
yang lokasinya persis pada Jalan Brigjen Katamso dan Jalan Brigjen Zein Hamid atau dikenal
dengan Simpang Titi Kuning.

“Pembangunannya memang sempat mengalami kendala utilitas (tiang listrik), sehingga


mempengaruhi terhadap dimulainya pekerjaan primary dan secondary pile yang seharusnya
dapat dilaksanakan Februari menjadi September 2017, pemindahan utilitas baru
diselesaikan oleh pihak PLN pada bulan Agutus 2017,” tutur Pejabat Pembuat Komitmen 19
(metropolitan Medan) DJBM Kementerian PUPR Irganda Siburian (17/11/2017).

Tiang listrik tersebut berlokasi pada titik pelebaran jalan, yang waktu itu akan digunakan
untuk perlintasan kendaraan saat pembangunan underpass dilaksanakan, namun saat ini
telah terselesaikan. Permasalahan utilitas yang kedua adalah adanya tiang listrik yang
bertegangan tinggi dan berada di tengah lokasi pelebaran jembatan Sei Deli. PLN telah
bersurat kepada Kementerian PUPR dan menjanjikan pekerjaan pemidahan utilitas yang
menghalangi pekerjaan jembatan dapat terselesaikan pada Maret 2018.

Menghadapi hal tersebut, pihak kontraktor (PT. Hutama Karya) sedang menyusun adendum
perubahan jadwal penyelesaian, yang semula ditargetkan rampung pada April 2018 menjadi
November 2018.

Nilai kontak keseluruhan underpass adalah sebesar Rp 130 miliar. Pembangunan Underpass
Katamso memiliki panjang 1.600 meter, dengan rincian pekerjaan underpass sepanjang 400
meter, sisanya adalah jalan akses dan penanganan 2 jembatan di atas Sungai Sei Deli
sepanjang 33 meter dengan lebar masing-masing 9 meter.
Untuk menyiasati waktu agar tidak terbuang, Irganda telah memulai pekerjaan pada lokasi
yang tidak bermasalah. “Dari mulai sta STA 0-450 sampai 1.300 kita telah melakukan
pekerjaan rigid, STA 0-450 serta serta 1.300-1.600 aspal hotmix, pekerjaan ini seharusnya
dilaksanakan pada akhir pengerjaan namun kita balik, agar tidak ada waktu yang terbuang,”
tambah Irganda.

Irganda menambahkan saat ini tengah dilakukan primary, secondary pile, dan rigid yang
telah mencapai 100 persen.

https://biz.kompas.com/read/2017/11/20/192941028/pembangunan-jembatan-katamso-medan-
dikebut

https://sumutpos.co/2018/07/13/proyek-underpass-masih-mangkrak/2/

Anda mungkin juga menyukai