Anda di halaman 1dari 22

PENGKAJIAN POSTNATAL

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.L USIA 27 TAHUN P2A0


POSTPARTUM SECTIO CAESAREA 3 HARI ATAS INDIKASI
LETAK SUNGSANG DI RUANGAN KEBIDANAN
RSUD AL-IHSAN PROVINSI JAWA BARAT

I. PENGKAJIAN
A. PENGUMPULAN DATA
1. Identitas Klien
Nama : Ny. L
No. Medrec : 00-712835
Umur : 27 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Ciparay
Status Marital : Menikah
Tgl Masuk Rumah Sakit : 06-12-2019 Jam : 17.00
Tgl Dilakukan Operasi : 07-12-2019 Jam : 14.30
Tgl Pengkajian : 09-12-2019 Jam : 07.30
Diagnosa Medis : P2A0 postpartum section caesarea aterm +
sungsang

2. Identitas penanggung jawab


Nama : Tn. A
Umur : 30 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Ciparay
Status marital : Menikah
Hubungan dengan klien : Suami
3. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri pada luka SC
2) Riwayat kesehatan sekarang
Pada tanggal 29 oktober 2019 pukul 08:30 klien kontrol ke
Poliklinik Kebidanan RSUD Al-Ihsan dan pada saat dilakukan
pemeriksaan dokter, pasien di indikasikan oleh dokter umtuk
dilakukannya tindakan operasi sc dengan indikasi G3P2A0 SC atrem +
letak sungsang, dan di jadwalkan untuk di rawat pada tanggal 06
desember 2019 dan operasi pada tanggal 07 desember 2019.
Pada tanggal 06 desember 2019 Pukul 17.00 pasien datang ke IGD
RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat dengan usia kehamilan 35 minggu
dengan klien merasa sudah hamil selama 9 bulan namun tidak merasakan
mules pada kehamilan, DJJ 135 x/ menit, gerak janin aktif, tidak terdapat
keluaran air dan lendir di jalan lahir, tidak terdapat keluaran lendir
bercampur darah, pada jam 18.00 pasien pindah ke ruangan zaitun 3.
Pada tanggal 07 desember di jadwalkan operasi pada pukul 14.30,
di drip oksitosin gagal merasakan mulas, pasien dilakukan operasi pukul
15.00 dan selesai pukul 15.30. lahir bayi laki laki dengan berat badan :
2925 gram, panjang bayi 47 cm.
Pada saat dilakukan pengkajian terpasang infus line di tangan kanan
RL dalam 20 gtt/menit, pasien mengatakan nyeri di luka post operasi sc
daerah abdomen, nyeri dirasakan seperti disayat, nyeri dirasakan
bertambah ketika bergerak, nyeri berkurang ketika diam, ketika bergerak
klien terlihat meringis kesakitan, dengan skala nyeri 5 (0-10).
3) Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit menular seperti
TB, Hepatitis, dan HIV. Pasien tidak memiliki alergi ataupun pantangan
terhadap jenis makanan, minuman ataupun obat-obatan. Pasien tidak
memiliki kebiasaan merokok, minum kopi dan minum alkohol.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit keturunan yaitu
seperti jantung, hipertensi maupun DM. Keluarga pasien tidak memiliki
riwayat penyakit menular seperti TB, hepatitis, dan HIV.
5) Riwayat Gynekologi & Obstetri
a) Riwayat Obstetri
(1) Riwayat kehamilan sekarang, persalinan dan nifas yang lalu
No Thn. Umur Jenis Tempat/ JK BB Masalah Keber
Partus Hamil partu penolong adaan
Hamil Lahir Nifas Bayi
s Anak
1. 2015 34 Norm Bidan L 3010
minggu al
2. 2017 35 norma RS L 3120
minggu l

(2) Riwayat Kehamilan Sekarang


(a) Usia kehamilan : ( 8 x 4) + ( 8 x 1/3)
= 32 + 2,6
 HPHT = 35 minggu
Tanggal periksa : 06-12-2019
HPHT : 16-03-2019 -
20 08
 TFU = TFU x 8/7
= 23 x 8/7
= 26 minggu
(b) Taksiran partus :
HPHT : 16 03 2019
+7 -9 +0 -
23 12 2019 (23-12-2019)
(c) Taksiran berat janin :
Kepala belum masuk PAP (pintu atas panggul)
(TFU-12) x 155 = (23-12) x 155
= 11 x 155
= 1705 gram
Usia kehamilan menurut perhitungan dengan HPHT adalah 34 – 35
minggu dan TFU 26 minggu. Pada kehamilan sekarang pasien mengeluh
sering pusing, mual dan muntah pada trimester 1. Gerakan janin mulai
terasa kurang lebih pada 21 minggu. Taksiran partus yaitu 23 Desember
2019. Pasien mengatakan hanya mendapatkan imunisasi TT (Tetanus
Toxoid) sebanyak 1x pada saat kehamilan pertama saja. Pasien rutin
memeriksakan kehamilannya satu bulan sekali di klinik didekat rumahnya.
Tekanan darah pasien selama kontrol kehamilan dalam batas normal,
pasien melakukan USG sejak usia kehamilan 7 bulan. Pasien mengatakan
mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 1 tablet sehari untuk mencegahan
anemia. Kenaikan berat badan selama kehamilan adalah 12 kg. Bayi lahir
tanggal 7 Desember 2019 pukul 15.30 jenis kelamin laki – laki BB 2925,
PB 47, Bayi di rawat terpisah dengan ibu dan di lakukan observasi selama
2 hari di ruang perinatologi RSUD Al- Ihsan Provinsi Jawa Barat.

b) Riwayat Gynekologi
(1) Riwayat Menstruasi
Klien mengatakan lama haid 5 hari, dengan warna merah atau
kecoklatan, jumlah darah haid banyak pada hari pertama sampai hari
ketiga. Tidak ada keluhan selama haid, ganti balutan saat menstruasi 2
kali sehari. HPHT 16 Maret 2019
(2) Riwayat Perkawinan
Klien menikah di usia 21 tahun, usia pernikahan 6 tahun dari pernikahan
yang pertama.
(3) Riwayat Keluarga Berencana
Pasien mengatakan setelah mempunyai anak yang pertama pernah
melakukan kb suntik selama 1 tahun, setelah itu hamil anak kedua dan
memakai kb IUD, dan sekarang sudah memakai kb IUD.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Fisik Ibu
1) Keadaan Umum : Compos mentis

TD : 115/75 mmHg BB : 79 kg
N : 82 x/menit TB : 162 cm
S : 36,7 0C
R : 20 x/menit
2) Sistem Pernafasan
Pola nafas reguler, pengembangan paru simetris, tidak terdapat
pernafasan cuping hidung, suara nafas vesikuler
3) Sistem Kardiovaskular
Konjungtiva tidak anemis, tidak terdapat distensi vena jugularis,
akral hangat, CRT < 3 detik, tidak terdapat edema dikedua
ekstermitas, tidak terdapat varises, Homan’s sign negatif.
4) Sistem Pencernaan
Mukosa bibir lembab, terdapat gigi yang berlubang disisi kanan dan
kiri sudah ada sebelum hamil, tidak terdapat pembengkakan tonsil,
tidak terdapat kesulitan saat menelan, bising usus 8 x/menit, tidak
terdapat hemoroid.
5) Sistem Persyarafan
Kesadaran klien compos mentis, orientasi waktu baik, fungsi
pengecapan, penciuman, pendengaran, dan penglihatan pasien baik,
reflek patella positif.
6) Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembengkakan kelenjar getah bening dan tiroid.
Tidak ada pengeluaran keringat berlebih.
7) Sistem Perkemihan
Tidak terdapat keluhan saat buang air kecil, tidak ada nyeri saat
BAK.
8) Sistem Reproduksi
Payudara kanan puting keluar, tidak terdapat pembengkakan,
kebersihan payudara baik, tidak terdapat nyeri tekan, asi sudah
keluar banyak.
Payudara kiri terdapat pembengkakan, terdapat nyeri tekan pada
payudara, kebersihan payudara baik, puting menonjol keluar, ASI
belum keluar. TFU keras dua jari dibawah pusat. Tidak terdapat
keputihan dan tidak terdapat hemoroid. Pada saat dikaji terdapat
perdarahan lochea sangunolenta ±5 cc
9) Sistem Muskuloskeletal
Kedua ekstermitas kanan dan kiri simetris, tidak terdapat hambatan
pergerakan, Kekuatan otot ekstermitas atas dan bawah masing-
masing 5. Terpasang infus line di tangan kanan RL dalam 20
gtt/menit,
10) Sistem Integumen
Terdapat balutan luka post operasi sc di abdomen meilintang
konkaf pada segmen bawah rahim (low cervical tranfersal) kira-
kira sepanjang 10 cm hari pertama, terdapat cholasma gravidarum,
striae gravidarum, linea nigra dan turgor kulit elastis.
5. Pola Aktivitas Sehari-hari
No. Aktivitas Saat Hamil Post Partum
1. Nutrisi

a. Makan
- Frekuensi
3-4x sehari 3 kali
- Jenis Ayam 1 potong, Sayur Bubur
satu mangkok , ikan 1 Kue
ekor, buah-buahan

- Makanan yang tidak Tidak ada Tidak ada


disukai
- Alergi makanan
- Porsi makanan Tidak ada Tidak ada
Habis 1 porsi Cukup
No. Aktivitas Saat Hamil Post Partum

b. Minum ± 7 gelas 1 gelas


- Jumlah Air putih Air putih, susu
- Jenis
2. Eliminasi
a. BAB
- Frekuensi 1 hari sekali Belum BAB
- Warna
Kecokelatan Tidak dapat dikaji
- Bau
- Konsistensi Berbau Tidak dapat dikaji
- Keluhan Lunak, kadang keras Tidak dapat dikaji
Tidak ada Tidak dapat dikaji

b. BAK
±7 kali 66.6 cc/jam
- Frekuensi Kuning ternih
- Warna Kuning jernih
Bau
- Bau Berbau
- Konsistensi Cair
Cair
Belum BAK
Lebih sering
- Keluhan
3. Personal hygine
a. Mandi 2 kali sehari Belum mandi
b. Gosok gigi 3 kali sehari 2 kali sehari
c. Keramas
Seminggu 2 kali Belum keramas
d. Kuku
Panjang dan kurang Belum menggunting
bersih kuku, kuku panjang,
bersih
e. Vulva hygine Klien mengganti Belum dibersihkan
pakaian dalam 3 kali
4. Istirahat tidur
a. Waktu tidur Malam dan siang Malam
8 jam sehari 8 jam
b. Lama tidur
Tidur jam 9 malam Tidak ada
c. Kebiasaan tidur
Tidak ada Tidak ada
d. Kesulitan tidur
5. Gaya hidup Sudah bisa turun dari
a. Aktivitas sehari-hari IRT tempat tidur, boleh
miring kanan miring
b. Olahraga
Kadang-kadang kiri. Dan beraktifitas
ringan di kamar pasien
c. Kegiatan di waktu luang
Jalan-jalan
6. Ketergantungan fisik
a. Merokok Tidak Tidak
b. Minuman keras Tidak Tidak
c. Obat-obatan
Tidak
No. Aktivitas Saat Hamil Post Partum
Tidak

6. Aspek psikososial
a) Pola pikir dan persepsi
Klien mengatakan ini adalah kehamilan yang diharapkan, klien
mengharapkan anak perempuan, namun anak klien yang ke3 laki-laki pasien
bersyukur dengan pemberian allah ini.
b) Persepsi diri
Klien mengatakan sangat menantikan bayinya, perubahan yang dirasakan
selama kehamilan adalah lebih sering makan, lebih sering BAK.
c) Gaya komunikasi
Arah pembicaraan klien sesuai dengan yang ditanyakan perawat, bahasa
yang digunakan adalah bahasa sunda.
d) Konsep diri
Klien menerima kodratnya sebagai perempuan. Klien adalah seorang istri
yang sedang mengandung keduanya. Klien mengatakan harapannya tercapai
untuk mempunyai anak laki laki 3 dengan sehat dan selamat. Klien percaya
pada keputusan yang dibuatnya sendiri. Klien merasa senang dan bersyukur
dengan persalinan saat ini.
e) Kebiasaan seksual
Pasien mengatakan tidak ada gangguan pada saat berhubungan seksual.
7. Data spiritual
a) Sumber kekuatan pasien
Yang menjadi sumber kekuatan klien adalah keluarganya.
b) Kepercayaan dan keyakinan pasien
Pasien menganut agama islam, klien mengatakan percaya dan yakin dengan
sering berdoa dan membaca al-quran dapat diberi kesehatan untuk dirinya,
suami, dan anak-anaknya oleh Allah SWT.
c) Kegiatan ibadah yang dilakukan pasien
Pasien menjalankan ibadah sholat wajib secara teratur, mengaji baca al-
quran biasanya setelah selesai solat.

8. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan USG
Tanggal 8 Desember 2019
Kesan : Hamil tunggal, letak sungsang 3020 grm
b. Laboratorium (post operasi)
Tanggal: 09-12-2019 jam : 12.00
Nilai Satuan
No Pemeriksaan Hasil
Rujukan
1 Hemoglobin 11,2 12.0-16.0 gr/dL
2 Hematokrit 36.7 37-47 Sel/uL
3 Leukosit 18.720 4000- %
10.000
4 Trombosit 254.000 150000- Sel/uL
440000

9. Terapi
Nama Rute Dosis Waktu Indikasi
Obat Pemberian
Cefixime Oral . 100 mg 08.00 Antibiotik untuk mengobati infeksi
2 x 100 Diberikan 20.00 bakteri. Obat cefixime akan
mg setelah menghambat perkembangbiakan
makan bakteri, tetapi tidak dengan virus.
pukul
Bledstop 2x1 0,2 mg 13.00 untuk menangani perdarahan rahim,
diberikan 20.00 setelah pemisahan plasenta atau
pukul postpartum
13:00 dan
20:00
Keren 2x1 2 mL 13.00 Obat antiinflamasi non steroid yang
diberikan 20.00 digunkan untuk mengurangi nyeri
pukul serta bengkak
13:00 dan
20:00

B. ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah

DS: SC Nyeri akut


- klien mengatakan
klien mengatakan
nyeri di luka post Luka insisi
operasi sc daerah
abdomen.
- nyeri dirasakan terputusnya Kontinuitas
seperti disayat jaringan
- nyeri dirasakan
bertambah ketika
bergerak Pelepasan mediator
- nyeri berkurang kimiawi
ketika diam
- skala nyeri 5 (0-10).
DO: Prostaglandin, histamine,
serotonin, bradikinin
- ketika bergerak klien merangsang nosiseptor

terlihat meringis
kesakitan
- Terdapat luka post
Impuls ke serabut aferen
operasi sc di abdomen
meilintang konkaf
pada segmen bawah
rahim (low cervical Medulla spinalis

tranfersal) kira-kira
sepanjang 10 cm
- TD : 115/75 mmHg
Traktus anterolateralis
-N : 82x/menit
-S : 36.70C Thalamus

-R : 20x/menit

Korteks matosensorik,
gyrus singularis

Persepsi nyeri

Nyeri akut

DS: SC Resiko infeksi


- Klien mengatakan
balutan luka post
operasi sc belum Luka insisi
diganti
DO:
Jaringan terbuka
- Terdapat luka post
operasi sc di abdomen
meilintang konkaf
invasi bakteri
pada segmen bawah
rahim (low cervical
tranfersal)
resiko infeksi
- kira-kira sepanjang
10 cm hari ke 3
- Hb 12.7
- Ht 36.7
- Leukosit 18.720
- S 36.70C
DS: SC Kesiapan meningkatkan
- Klien mengatakan pemberian asi
ASI nya sudah keluar
sedikit adaptasi postpartum
- Pasien mengatakan
ingin menyusui
anaknya progesterone dan
- Pasien mengatakan estrogen menurun
nyeri di bagian
payudara sebelah kiri
DO: laktasi

- Terdapat nyeri tekan


pada payudara
sebelah kiri peningkatan prolaktin
- Terdapat
pembengkakan pada
payudara sebelah kiri
- kebersihan payudara Penpertumbuhan kelenjar
susu
baik
- puting menonjol
keluar
- ASI belum keluar Ejeksi susu

Tidak ada hisapan bayi

Penurunan oksitosin
ASI tidak keluar

Kesiapan meningkatkan
pemberian asi

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik
2. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan akibat prosedur
invasive tindakan operatif
3. Kesiapan meningkatkan pemberian asi berhubungan dengan perpisahan
ibu-bayi

D. INTERVENSI
Dx. Nursing Nursing
No Rasional
Keperawatan Outcome Intervention
1 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Manajamenen nyeri 1. Manajamenen nyeri
berhubungan tindakan a. Lakukan (Hal. 196)
dengan agens keperawatan 3x24 pengkajian nyeri a. Observasi secara
cedera fisik jam diharapkan komprehensif keseluruhan
(Domain 12: nyeri berkurang yang meliputi dilakukan untuk
kenyamanan. dengan kriteria lokasi, menentukan tingkat
Hal 469) hasil : karakteristik, kenyamanan klien
durasi, frekuensi, serta untuk
- Pasien kualitas, menentukan
menyatakan intensitas dan perawatan yang tepat
nyeri faktor pencetus
berkurang
- Skala 1 (0-10) b. Observasi tanda- b. Pengukuran tanda-
- Tanda-tanda tanda vital tiap 7 tanda vital
vital dalam jam sekali memberikan data
batas normal dasar untuk
mengetahui respon
TD :100- terhadap stress
140/70-90 fisiologi dan
mmHg HR: c. Ajarkan psikologi,
60-100 penggunaan rangsangan nyeri,
RR: 16-24 teknik non respon terhadap
S: 36,5-37,5 farmakologis terapi serta
(relaksasi nafas perubahan fisiologis
dalam, quantum c. Tindakan relaksasi
touch, bimbing dapat menstimulus
doa mengurangi untuk menenangkan
nyeri) hati dan jiwa klien.
Quantum dan
bimbingan do’a
d. Kolaborasikan sebagai upaya
dengan dokter permohonann
pemberian obat kesembuhan pada
analgetik (keren Allah SWT yang
2 mg 2x1) jam 08 dapat menenangkan
dan 20.00 hatinya sehingga
menurunkan nyeri.
d. Analgetik dapat
memblok
pembentukan
prostaglandin
dengan jalan
menginhbisi enzim
siklooksigenase
pada daerah yang
terluka dengan
mengurangi
pembentukan
mediator nyeri.

2 Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Monitor tanda – 1. Infeksi luka


berhubungan tindakan tanda infeksi menghambat
dengan trauma keperawatan 3x24 penyambuhan. Gejala
jaringan akibat jam diharapkan infeksi adanya purulent,
prosedur tidak terdapat peningkatan drainase,
invasive tanda-tanda infeksi nyeri, kemerahan dan
tindakan operatif dengan kriteria bengkak di sekeliling
hasil : luka, peningkatan suhu,
dan peningkatan jumlah
- Luka post 2. Rawat dan
sel darah putih.
operasi tidak bersihkan luka
dengan konsep 2. Kecepatan
ada tanda- penyembuhan luka
tanda REEDA steril
tergantung dari steril
permukaan kulit selama
3. Berikan informasi
proses pembersihan
luka yang baik
luka sebelum
berdasarkan reeda
pembalutan dan
kecepatan membunuh
mikroorganisme pada
pemberian teknik
antiseptik.
Antibiotik yang bersifat
untuk membunuh
bakteri,
alias bactericidal.
3. Mengetahui tanda tanda
infeksi pada pasien
dengan post operasi
4. Kolaborasi 4. Obat antibiotik biasanya
pemberian merusak satu per satu
antibiotic ( cifixime bakteri yang
100 mg ) 2x1 pukul menginfeksi dengan
08.00 dan 20.00 cara menghancurkan
dinding sel bakteri,
sehingga bakteri
tersebut mati.
3 Kesiapan Setelah dilakukan 1. Berikan 1. Informasi yang baik
meningkatkan tindakan informasi pada ibu menyusi dapat
pemberian asi. keperawatan 3x24 mengenai meningkatkan
jam diharapkan manfaat pengetahuan ibu dan
diskontinuitas menyusui baik meningkatkan
pemberian ASI fisiologis keingingan untuk
dapat teratasi maupun menyusi bayi dengan
dengan kriteria psikologis ASI eksklusif
hasil : 2. perawatan payudara
2. Berikan pada hari-hari pertama
- Bengkak pendidikan masa nifas dapat
payudara kesehatan melancarkan aliran
berkurang tentang darah pada payudara,
- Asi keluar perawatan selanjutnya dapat
sedikit payudara dan mengurangi tekanan
demi ajarkan keluarga intraduktal yang
sedikit pasien cara diakibatkan oleh ASI
melakukan bresh yang terkumpul pada
care duktus laktiferus
kemudian penarikan
3. Susui bayi secara pada puting susu dapat
bergantian melenturkan dan
payudara kiri dan membuka duktus
kanan laktiferus, rangsangan
ini dilanjutkan ke
4. Berikan hipotalamus melalui
informasi untuk medula spinalis dan
meningkatkan mesensephalon.
nutrisi Hipotalamus akan
menekan pengeluaran
faktor yang
menghambat sekresi
prolaktin dan sebaliknya
akan merangsang
pengeluaran faktor yang
memacu sekresi
prolaktin. Faktor
pemicu sekresi prolaktin
akan merangsang
hipofise anterior untuk
memproduksi prolaktin.
Hormon prolaktin ini
selanjutnya akan
merangsang sel alveoli
untuk membuat air susu.
3. Memberikan
rangsangan isap akan
membuat payudara
mengeluarkan asi dan
tidak bengkak
4. Kadar zat-zat gizi di
dalam ASI akan
terpengaruh oleh intake
ibu. Ibu memerlukan
protein tambahan 20
gram diatas kebutuhan
normal ketika
menyusui, jumlah ini
hanya 16 % dari
tambahan 500 kal yang
dianjurkan. Nutrisi lain
yang diperlukan selama
laktasi adalah asupan
cairan. Dianjurkan ibu
menyusui minum 2-3
liter per hari, dalam
bentuk air putih, susu
dan jus buah.
Kebutuhan vitamin dan
mineral selama
menyusui lebih tinggi
daripada selama hamil.
5. Produksi ASI
merupakan hasil
perangsangan payudara
oleh hormon prolaktin.
ASI diproduksi atas
hasil kerja gabungan
antara hormon dan
refleks. Ketika bayi
mulai mengisap ASI,
akan terjadi dua refleks
yang akan
menyebabkan ASI
keluar. Hal ini disebut
dengan refleks
pembentukan atau
refleks prolaktin yang
dirangsang oleh hormon
prolakt in dan refleks
pengeluaran ASI

E. IMPLEMENTASI
Tangga Dx. Waktu
Implementasi
l Kep
9 1,3 10:00 1. Mengobservasi nyeri, ttv, perdarahan, TFU, kontraksi uterus, dan
Desemb pengeluaran ASI
er 2019
Respon: skala nyeri 5 (0-10), TD 115/75 N.82 R.21 S.36.6, lochea

sangunolenta ±100 cc, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi keras, ASI

keluar sedikit.
2 2. Mengganti pembalut
Respon : pasien merasa nyaman karena pembalutnya sudah diganti
3. Memonitor tanda-tanda infeksi
Respon: tidak ada cairan yang keluar dan tidak ada bau
3 14.30
1. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dan faktor pencetus
Respon :
Pasien mengatakan pasien mengatakan nyeri berkurang dengan skala
nyeri 5

2. Observasi tanda-tanda vital tiap 7 jam sekali


Respon :
TD : 110/70 mmHg, N : 84x/menit, S : 36.60C, R : 20x/menit

15,00 3. Mengajarkan penggunaan teknik non farmakologis (relaksasi nafas dalam)


Respon :
Pasien mengatakan lebih tenang
15.30
4. Memberikan informasi posisi menyusui yang tepat
(Ibu duduk dengan santai dan nyaman, posisi punggung tegak sejajar
punggung kursi dan kaki diberi alas sehingga tidak menggantung,
mengeluarkan sedikit ASI dan mengoleskan pada puting susu dan
aerola sekitarnya, bayi dipegang dengan satu lengan, kepala terletak
pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan, ibu
menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu
tangan bayi dibelakang ibu dan yang satu didepan, kepala bayi
menghadap ke payudara, ibu memposisikan bayi dengan telinga dan
lengan pada garis lurus, ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas
dan jari yang lain menopang dibawah serta tidak menekan puting susu
atau areola, ibu menyentuhkan putting susu pada bagian sudut mulut
bayi sebelum menyusui, setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak
perlu dipegang atau disangga lagi, dan ibu menatap bayi saat
menyusui.
Respon :
Pasien sudah tahu posisi menyusui yang benar dan setelah dievaluasi
pasien bisa melakukannya.

20.00 5. Melakukan kolaborasi pemberian antibiotik dan analgetik


Respon :
Antibiotik sudah diberikan cefixime 2 x 100 mg, dan keren 1 amp 2 ml
10 1,3 07.30 1. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi,
desemb karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dan faktor pencetus
Respon :
er 2019
Pasien mengatakan pasien mengatakan nyeri berkurang dengan skala
nyeri 3
08.00
2. Observasi tanda-tanda vital tiap 7 jam sekali
Respon :
TD : 110/80 mmHg, N : 88x/menit, S : 36.80C, R : 20x/menit
2
3. Memberikan terapi obat untuk menangasi perdarahan, nyeri, dan
antibiotik
Respon : obat bledstop dan keren via IV sesudah makan, cefixime oral
3 10.00 2. Melakukan breast care
Respon : pasien mengatakan setelah di lakukan bresh care kemarin asinya
jadi banyak
11.00 3. Mengobservasi tingkat nyeri, perdarahan, TFU, kontraksi uterus
Respon : skala nyeri 4 (0-10)
4. Memberikan terapi nonfarmakologi (tarik nafas dalam )
Respon: klien mengikuti intruksi dari saya dengan sangat baik

15.00 1. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi,


karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dan faktor pencetus
Respon :
Pasien mengatakan pasien mengatakan nyeri berkurang dengan skala
nyeri 3

2. Observasi tanda-tanda vital tiap 7 jam sekali


15.15 Respon :
TD : 115/70 mmHg, N : 83x/menit, S : 36.80C, R : 20x/menit

15.20 3. Mengajarkan penggunaan teknik non farmakologis (relaksasi nafas dalam)


Respon :
Pasien mengatakan lebih tenang
16.00 4. Mengajakan tanda tanda infeksi pada pasien
Respon :
Pasien mengetahui kalau tanda infeksi terdapat nanah keluar, berwarna
merah di sekitar, terdapat demam
20.00 5. Melakukan kolaborasi pemberian antibiotik dan analgetik
Respon :
Antibiotik sudah diberikan cefixime 2 x 100 mg, dan keren 1 amp 2 ml

1. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi,


karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dan faktor pencetus
21.00
Respon :
Pasien mengatakan pasien mengatakan nyeri berkurang dengan skala
nyeri 2

21.30 2. Observasi tanda-tanda vital tiap 7 jam sekali


Respon :
TD : 111/80 mmHg, N : 81x/menit, S : 36.80C, R : 20x/menit

11 07.00 1. Mengobservasi nyeri, ttv, perdarahan, TFU, kontraksi uterus, dan


desemb pengeluaran ASI
er 2019
Respon: skala nyeri 3 (0-10), TD 115/75 N.81 R.20 S.36.6, lochea

sangunolenta ±50 cc, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi keras, ASI

keluar banyak
07.30
2. Mengganti balutan luka post SC
Respon
R : terdapat kemerahan di bagian jahitan operasi
E : tidak ada bengkak
E : tidak ada
D : tidak terdapat rembesan
A : tidak ada jahitan yang menyatu
Pasien meringis kesakitan, klien mengatakan jauh lebih tenang setelah di
bersihkan lukanya. luka jahitan bagus.

10.00 3. Pasien pulang

F. EVALUASI
Dx Tanggal Jam Evaluasi

1 9 Desember 14:00 S : pasien mengatakan masih nyeri luka post operasi


2019 sc

O : skala 5 (0-10)

A : nyeri akut

P : observasi ttv, nyeri, kolaborasi pemberian


analgenik.

S : pasien mengatakan balutannya belum diganti

2 O : tidak terdapat cairan yang keluar dan tidak ada


bau

A : resiko infeksi

P : observasi tanda-tanda infeksi dan pemberian


antibiotik

3 S : pasien mengatakan ASI keluar sedikit


O : ASI keluar sedikit

A : Diskontinuitas pemberian ASI

P : pertemukan ibu dengan bayinya untuk belajar


menghisap ASI

Lakukan brescare

1 14:00 S : pasien mengatakan masih nyeri luka post operasi


sc

O : skala 4 (0-10)

A : nyeri akut

P : observasi ttv, nyeri, kolaborasi pemberian


analgenik.

S : pasien mengatakan balutannya belum diganti

2 O : tidak terdapat cairan yang keluar dan tidak ada


bau

A : resiko infeksi

P : observasi tanda-tanda infeksi dan pemberian


antibiotik

3 S : pasien mengatakan ASI belum dihisap bayinya

O : Asi keluar banyak

A : Diskontinuitas pemberian ASI teratasi


P:-

1 11 10:00 S : pasien mengatakan masih nyeri luka post operasi


desember sc

2019 O : skala 3 (0-10)

A : nyeri akut teratasi sebagian

P : pasien pulang

S : pasien mengatakan tenang setelah di lakukan


2 pembersihan lukanya

O : luka jahitan dalam keadaan baik

A : resiko infeksi teratasi sebagian

P : lanjutkan konsumsi antibotik sampai habis

Pasien pulang

Anda mungkin juga menyukai