Anda di halaman 1dari 3

BAB III

PEMBAHASAN

Dari 5 jurnal tersebut kelompok mengambil 1 jurnal untuk di


Implementasikan kepada pasien yaitu jurnal berjudul “ Empeng Efektif
Menurunkan Nyeri Bayi Saat Pengambilan Darah Vena “ karena jurnal tersebut di
jelaskan waktu intervensi empeng selama 15 menit dan 2 menit dilakukan sebelum
tindakan invasif.

Teknik empeng sendiri telah dilakukan kepada 15 bayi yang akan dilakukan
tindakan invasif oleh perawat seperti pemasangan infus, pengambilan darah vena
di ruangan perina RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat, dari 15 pasien yang
dilakuakan intervensi empeng terdapat 15 yang efektif menurunkan nyeri pada bayi
yang dilakukan intervensi empeng sebelum dilakuakn tindakan invasif, 2 menit
sebelum dilakukan tindakan invasif bayi di berikan empeng, dan saat dilakuakn
tindakan invaisif bayi menangis dan melanjutkan mengempeng hingga bayi
menangis tidak lama, dan langsung tidak menangis dan tanda tanda vital dari bayi
tidak menujukan peningkatan yang signifikan, tanda tanda vital bayi relatif normal
dan tidak terjadi peningkatan yang signifikan setelah dilakukan intervensi empeng,
hasil dari intervensi ini adalah terknik empeng terbukti efektif untuk penurunan
nyeri tindakan invasif pada neonatus.

Nyeri neonatus menurut Internasional Assosiation For The Study of Pain


(IASP) suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
berhubungan dengan kerusakan aktual atau potensial. Penilaian dan pengelolaan
nyeri pediatric terbagi menjadi empat kategori, diantaranya nyeri yang
berhubungan dengan penyakit (misalnya artitits, penyakit sel sabit), nyeri yang
berhubungan dengan trauma fisik yang dapat dilihat (missalnya fraktur, luka bakar),
nyeri yang berhubungan dengan penyakit, atau cedera fisik yang jelas atau spesifik
(missalnya Tension haeadache, nyeri abdomen, nyeri yang berhubungan dengan
tindakan medis dan dental misal, sirkumsisi, injeksi (Trihastutik dkk, 2019).
Neonatus hanya dapat mengkomunikasikan nyeri melalui perubahan tingkah
laku dan perubahan fisiologis, misalnya ekspresi wajah, menggerakkan ekstremitas
secara reflek, perubahan posisi tubuh dan menangis dengan nada yang tinggi dan
keras. Ekspresi wajah dianggap merupakan indikator yang paling sensitif
mengutarakan rasa nyeri pada neonatus. Aktifitas wajah dan gambaran wajah yang
spesifik berhubungan dengan nyeri akut dalam waktu yang singkat. 5 Perubahan
fisiologis yang menunjukkan rasa nyeri pada neonatus misalnya perubahan warna
kulit, telapak tangan berkeringat, penurunan saturasi oksigen, produksi hormon
stres dan peningkatan frekuensi jantung, tekanan darah, respirasi, dan tekanan intra
kranial (Triani & Lubis, 2016).

Penanganan nyeri secara nonarmakologi dapat dilakukan dengan


menggunakan non-nutritive sucking dengan memberikan dot dari silikon (empeng)
ke mulut bayi untuk merangsang penghisapan tanpa pemberian ASI ataupun susu
formula. Bagi bayi baru lahir mulut adalah tempat untuk menerima rangsang dan
kenikmatan, oleh sebab itu pemberian empeng dapat membantu dalam
meminimalisir nyeri serta dapat memperkuat pertumbuhan fisik, psikososial dan
neurologis yang optimal (Pramesti, Padmasari, & Wardhana, 2018).

Bayi yang mendapat intervensi untuk mengurangi nyeri memiliki fisiologis


tubuh cederung stabil. Efek kestabilan fisiologis pada bayi dengan peningkatan
kenyamanan ini berakibat terhadap penurunan hari lama rawat, durasi penggunaan
ventilasi mekanis, penggunaan terapi oksigen, dan nutrisi parenteral (Halimah dkk,
2016).Upaya peningkatan kenyamanan neonatus yang dapat digunakan perawat
antara lain non-nutritive sucking (NNS), pembedongan, memeluk, sentuhan, kontak
kulit dengan kulit, posisi, memasukkan jari ke dalam mulut, menyusui dan
pemberian asi tambahan. Non- Nutritive Sucking Sebuah meta-analisis dari efek
NNS pada denyut jantung dan tekanan oksigen transkutan (TcPaO2) dalam studi
dari 30 tahun terakhir menemukan bahwa NNS secara signifikan mengurangi
denyut jantung baik di hadapan dan tidak adanya stimulasi yang menyakitkan dan
secara signifikan.
Oleh sebab itu pemberian non-nutritive sucking direkomendasikan sebagai
salah satu manajemen nonfarmakologi terhadap nyeri. Kegiatan menghisap selama
neonatus menerima stimulus yang menimbulkan nyeri akan menurunkan perilaku
distress dan memiliki efek yang menenangkan bagi neonatus (Krisnawati dkk,
2010).

Intervensi ini sejalan dengan penelitian Erni Setiyorini, Ning Arti Wulandari
dengan Judul Teknik swaddling, side-stomach, shushing, swinging, sucking(5s’s)
terhadap skala nyeri dan durasi tangisan pada neonatus paska prosedur pengambilan
darah Tahun : 2014, November menunjukan hasil kesimpulan dalam penelitian ini
adalah adanya pengaruh tindakan 5S‟s terhadap skala nyeri neonatus yang
ditunjukkan dengan uji statistik t-test dengan p=0,000; adanya pengaruh tindakan
5S‟s (swaddling, side-stomach, shushing, swinging, suling) terhadap durasi
tangisan neonatus yang ditunjukkan dengan uji statistik t-test dengan p=0,011.

Anda mungkin juga menyukai