Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.

T (13 TAHUN) DENGAN THYPOID DI


RUANG ANAK LUKMANUL HAKIM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
AL- IHSAN PROVINSI JAWA BARAT

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas stase Keperawatan Anak


STIKes ‘Aisyiyah Bandung

Disusun Oleh:
Ria Permatasari
402019029

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH BANDUNG


PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN (NERS)
2019
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Penyakit demam thypoid (typhus abdominalis) merupakan penyakit infeksi akut pada

usus halus yang disebabkan oleh Salmonella typhosa dan hanya terdapat pada manusia

(Marni, 2016:14). Demam thypoid (enteric fever) adalah penyakit infeksi akut yang

biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu,

gangguan pada pencernaan dengan dan gangguan kesadaran (Fitri, Nita 2015)

Demam thypoid (enteric fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai

infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih

dari satu minggu, gangguan pada pencernaan, dan gangguan kesadaran (Titik Lestari,

2016:88).

B. Etiologi
Etiologi typhoid adalah salmonella typhi, salmonella para typhi A. B dan C. Ada dua
sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid dan pasien dengan
carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih terus mengekresi
salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun.

C. Tanda dan Gejala


Demam thypoid pada anak biasanya lebih ringan dari pada orang dewasa. Masa tunas

10-20 hari, yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan jika

melalui minuman yang terlama 30 hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala

prodromal, perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri, nyeri kepala, pusing dan tidak

bersemangat, kemudian menyusul gejala klinis biasanya ditemukan, yaitu menurut (Titik

Lestari, 2016:89-90) :

1. Demam

Pada kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu bersifat febris remitten dan suhu

tidak tinggi sekali. Minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap hari,
menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu

ketiga suhu berangsur turun dan normal kembali.

2. Gangguan pada saluran pencernaan

Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah (regaden).

Lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan tepinya kemerahan. Pada

abdomen dapat ditemukan keadaan perut kembung. Hati dan limpa membesar disertai

nyeri dan peradangan.

3. Gangguan kesadaran

Umumnya kesadaran pasien menurun, yaitu apatis sampai samnolen. Jarang terjadi

suppor, koma atau gelisah (kecuali penyakit berat dan terlambat mendapatkan

pengobatan). Gejala lain yang juga dapat ditemukan pada punggung dan anggota gerak

dapat ditemukan reseol, yaitu bintik-bintik kemerahan karena emboli hasil dalam kapiler

kulit, yang ditemukan pada minggu pertama demam, kadang-kadang ditemukan pula

takikardi dan epistaksis.

4. Relaps

Relaps (kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit demam thypoid, akan tetap

berlangsung ringan dan lebih singkat. Terjadi pada minggu kedua setelah suhu badan

normal kembali, terjadinya sukar diterangkan. Menurut teori relaps terjadi karena

terdapatnya basil dalam organ-organ yang tidak dapat dimusnahkan baik oleh obat maupun

zat anti.

Soedarto (2007) mengemukakan bahwa manifestasi klinis klasik yang umum ditemui

pada penderita demam typhoid biasanya disebut febris remitter atau demam yang bertahap

naiknya dan berubah-ubah sesuai dengan keadaan lingkungan dengan perincian :

a) Minggu pertama, demam lebih dari 40°C, nadi yang lemah bersifat dikrotik, dengan

denyut nadi 80-100 per menit.


b) Minggu kedua, suhu tetap tinggi, penderita mengalami delirium, lidah tampak kering

mengkilat, denyut nadi cepat. Tekanan darah menurun dan limpa dapat diraba.

c) Minggu ketiga, jika keadaan membaik : suhu tubuh turun, gejala dan keluhan

berkurang, jika keadaan memburuk : penderita mengalami delirium, stupor, otot-otot

bergerak terus, terjadi inkontinensia alvi dan urine. Selain itu terjadi meteorisme dan

timpani, dan tekanan perut meningkat, disertai nyeri perut. Penderita kemudian kolaps,

dan akhirnya meninggal dunia akibat terjadinya degenerasi mikardial toksik.

d) Minggu keempat, bila keadaan membaik, penderita akan mengalami penyembuhan

meskipun pada awal minggu ini dapat dijumpai adanya pneumonia lobar atau

tromboflebitis vena femoralis.

D. Manifestasi Klinis
Masa inkubasi 10-14 hari. Penyakit ini mempunyai tanda-tanda yang khas berupa
perjalanan yang cepat yang berlangsung kurang lebih 3 minggu. Gejala Demam Tifoid
antara lain sebagai berikut :
1. Demam > 1 minggu terutama pada malam hari
Demam tidak terlalu tinggi dan berlangsung selama 3 minggu. Minggu pertama
peningkatan suhu tubuh berfluktuasi. Biasanya suhu tubuh meningkat pada malam hari
dan menurun pada pagi hari. Pada minggu kedua suhu tubuh terus meningkat dan pada
minggu ke tiga suhu berangsur-angsur turun dan kembali normal.
2. Nyeri kepala
3. Malaise
4. Letargi
5. Lidah kotor
6. Bibir kering pecah-pecah (regaden)
7. Mual, muntah
8. Nyeri perut
9. Nyeri otot
10. Anoreksia
11. Hepatomegali, splenomegali
12. Konstipasi, diare
13. Penurunan kesadaran
14. Macular rash, roseola (bintik kemerahan) akibat emboli basil dalam kapiler
15. Epistaksis
16. Bradikardi
17. Mengigau (delirium)
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan leukosit
Di dalam beberapa literatur dinyatakan bahwa demam typhoid terdapat leukopenia
dan limposistosis relatif tetapi kenyataannya leukopenia tidaklah sering dijumpai.
Pada kebanyakan kasus demam typhoid, jumlah leukosit pada sediaan darah tepi
berada pada batas-batas normal bahkan kadang-kadang terdapat leukosit walaupun
tidak ada komplikasi atau infeksi sekunder. Oleh karena itu pemeriksaan jumlah
leukosit tidak berguna untuk diagnosa demam typhoid.
2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
Sgot Dan Sgpt pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat kembali normal
setelah sembuhnya typhoid.
3. Biakan darah
Bila biakan darah positif hal itu menandakan demam typhoid, tetapi bila biakan darah
negatif tidak menutup kemungkinan akan terjadi demam typhoid. Hal ini dikarenakan
hasil biakan darah tergantung dari beberapa faktor :
4. Teknik pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan satu laboratorium berbeda dengan laboratorium yang lain, hal ini
disebabkan oleh perbedaan teknik dan media biakan yang digunakan. Waktu
pengambilan darah yang baik adalah pada saat demam tinggi yaitu pada saat bakteremia
berlangsung.
5. Saat pemeriksaan selama perjalanan Penyakit
Biakan darah terhadap salmonella thypi terutama positif pada minggu pertama dan
berkurang pada minggu-minggu berikutnya. Pada waktu kambuh biakan darah dapat
positif kembali.
6. Vaksinasi di masa lampau
Vaksinasi terhadap demam typhoid di masa lampau dapat menimbulkan antibodi dalam
darah klien, antibodi ini dapat menekan bakteremia sehingga biakan darah negatif.
7. Pengobatan dengan obat anti mikroba
Bila klien sebelum pembiakan darah sudah mendapatkan obat anti mikroba
pertumbuhan kuman dalam media biakan terhambat dan hasil biakan mungkin negatif.
8. Uji Widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin).
Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella thypi terdapat dalam serum klien dengan
typhoid juga terdapat pada orang yang pernah divaksinasikan. Antigen yang digunakan
pada uji widal adalah suspensi salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di
laboratorium. Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin
dalam serum klien yang disangka menderita tifoid. Akibat infeksi oleh salmonella
thypi, klien membuat antibodi atau aglutinin yaitu :
a) Aglutinin O, yang dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari tubuh kuman).
b) Aglutinin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari flagel kuman).
c) Aglutinin Vi, yang dibuat karena rangsangan antigen Vi (berasal dari simpai
kuman)
d) Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang ditentukan titernya
untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar klien menderita tifoid
(Widiatuti, 2001).
F. Penatalaksanaan
1. Perawataan
a. Klien diistirahatkan 7 hari sampai demam atau 14 hari untuk mencegah komplikasi
perdarahan usus.
b. Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi bila ada
komplikasi perdarahan.
2. Diet
a. Diet yang sesuai ,cukup kalori dan tinggi protein.
b. Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
c. Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
d. Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari.
3. Obat-obatan
a. Kloramfenikol.
Dosis yang diberikan adalah 4 x 500 mg perhari, dapat diberikan secara oral atau
intravena, sampai 7 hari bebas panas
b. Tiamfenikol.
Dosis yang diberikan 4 x 500 mg per hari.
c. Kortimoksazol.
Dosis 2 x 2 tablet (satu tablet mengandung 400 mg sulfametoksazol dan 80 mg
trimetoprim)
d. Ampisilin dan amoksilin.
Dosis berkisar 50-150 mg/kg BB, selama 2 minggu
e. Sefalosporin Generasi Ketiga.
f. Dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc, diberikan selama ½ jam per-infus sekali
sehari, selama 3-5 hari
g. Komplikasi
Dapat terjadi pada :
a. Di usus halus
Umumnya jarang terjadi, namun sering fatal, yaitu :
1) Perdarahan usus
Diagnosis dapat ditegakkan dengan :
a) Penurunan TD dan suhu tubuh
b) Denyut nadi bertambah cepat dan kecil
c) Kulit pucat
d) Penderita mengeluh nyeri perut dan sangat iritabel
2) Perforasi usus
Timbul biasanya pada minggu ketiga atau setelah itu dan terjadi pada bagian distal
ileum.
3) Peritonitis
Pada umumnya tanda gejala yang sering didapatkan:
a) Nyeri perut hebat
b) Kembung
c) Dinding abdomen tegang (defense muskulair)
d) Nyeri tekan
e) TD menurun
f) Suara bising usus melemah dan pekak hati berkurang
g) Pada pemeriksaan darah tepi didapatkan peningkatan lekosit dalam waktu singkat.
b. Diluar usus halus
a) Bronkitis, terjadi pada akhir minggu pertama.
b) Bronkopneumonia, kasus yang berat bilamana disertai infeksi sekunder
c) Kolesistitis
d) Tifoid ensefalopati, gejala : kesadaran menurun, kejang-kejang, muntah, demam tinggi
e) Meningitis, gejala : bayi tidak mau menetek, kejang, letargi, sianosis, panas, diare,
kelainan neurologis.
f) Miokarditis
g) Karier kronik
ASUHAN KEPERAWATAN

FORMAT PENGKAJIAN ANAK


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG
TAHUN AJARAN 2019/2020
A. Data Umum
Nomor RM : 00-715789 Sumber Informasi
Nama : An. T Nama : Tn. T
Tanggal lahir : 03 Mei 2006 Umur : 43 Tahun
(13 tahun) Pekerjaan : Karyawan Swasta
Jenis kelamin :P Alamat : Soreang
Tanggal MRS : 24 Desember 2019 Hubungan dengan anak : Ayah
Tanggal pengkajian : 24 Desember 2019
Jam : 16.00 dan 17.00
Bila ada, bisa tempel stiker identitas pasien

B. Riwayat Kesehatan
I. Keluhan Utama
Orang tua klien mengatakan anaknya demam.
II. Riwayat Penyakit Sekarang
Orang tua mengatakan SMRS pasien sudah 3 minggu mengalami demam yang di
sertai muntah, pada saat dirumah klien memberikan obat paracetamol tetapi demam tak
kunjung membaik, orang tua pasien mengatakan demam muncul pada sore dan malam
hari tetapi kalau pagi demamnya turun, demam berkisar 38 - 39 derajat, kemudian pada
tanggal 24 Desember 2019 orang tua pasien membawa anakanya ke IGD RS Al Ihsan.
Dirumah sakit dilakukan test widal hasilnya positif (+) dan dilakukan pemasangan infus.
Pada saat masuk rumah sakit klien mengeluh lemas dan pasien dianjurkan untuk rawat
inap diruangan Anak Al-Ihsan, pada pukul 12.30 klien dipindahkan keruangan anak
Lukman Nul Hakim.
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 24 Desember 2019, orang tua pasien
mengatakan anak demam, demam dirasakan sudah 3 minggu, demam naik turun dan
muncul pada saat sore dan malam hari, disertai mual muntah dan muntah 2x dalam 1 hari
sehingga makan pun berkurang. Kesadaran pasien compos mentis, TD = 92/65/ mmHg,
HR = 120x/menit, RR = 26 x/menit, dan suhu 37,9 °C.

III. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


1. Prenatal
Konsumsi obat selama √ Tidak Ya, Fe, Asam folat dan kalsium
kehamilan
Adakah ibu jatuh selama hamil √ Tidak  Ya, ............................
2. Natal
Cara melahirkan √ Spontan  SC  Dengan alat bantu
Penolong persalinan  Dokter √ Bidan  Bukan tenaga kesehatan
3. Postnatal
Kondisi kesehatan bayi BBL (2,500) gram; PB (48) cm
Kelainan kongenital √ Tidak  Ya, .............................
Pengeluaran BAB pertama √ <24jam  >24 jam
4. Penyakit terdahulu √ Tidak  Ya
Jika Ya, bagaimana gejala dan ...................................................................................
penanganannya? ....
...................................................................................
....
Pernah dioperasi √ Tidak  Ya
Jika Ya, sebutkan waktu dan ...................................................................................
berapa hari dirawat? ....
...................................................................................
....
5. Pernah dirawat di RS √ Tidak Ya
Jika Ya, sebutkan penyakitnya …………………………………………………..…
dan respon emosional saat ……………………………………………………..
dirawat?
6. Riwayat penggunaan obat √ Tidak  Ya
Jika Ya, sebutkan nama dan ...................................................................................
respon anak terhadap ...................................................................................
pemakaian obat?
7. Riwayat alergi √ Tidak  Ya
Jika Ya, apakah jenis alerginya
dan bagaimana
penanganannya?
8. Riwayat kecelakaan √ Tidak  Ya
Jika Ya, jelaskan
9. Riwayat immunisasi √ Hepatitis √ BCG √ Polio √ DPT √ Campak
√ Lain-lain :

IV. Riwayat Keluarga


1. Riwayat penyakit keturunan √ Tidak  Ya, ......................
2. Riwayat penyakit menular √Tidak  Ya, ......................

V. Pengkajian Fisiologis
1. OKSIGENASI
Perilaku
Ventilasi Frekuensi : 26x/menit √ Teratur □Tidak
teratur
□ Trakeostomi □ penggunaan Oksigen ……..x/mnt
□ Sekret :
Respirasi □ sesak Nafas □ Nafas Cuping hidung □ Retraksi
dada
√Vesikuler □ Ronchi □ Wheezing □ Krakles
□ Batuk □ lain-lain…..
Pertukaran Gas AGD tgl ….. pH : PaO2: PCO2:
HCO3 BE : Sat O2:
Transport Gas Nadi : 120 x/mnt √ regular □ ireguler TD :
92/65 mmHg
Akral : √ hangat □ dingin □ anemis □ pucat
□ cianosis □ clubbing finger □ pusing
Bunyi Jantung □√ BJ I/II Normal □ murmur □ Gallop
Hasil Laboratorium Terlampir
Thorax -
Ct Scan -
2. NUTRISI
PERILAKU
BB saat ini BB (33) kg PB/TB (140)cm IMT : ( ) SD : ( )
Status Nutrisi □ Lebih □ Baik √ kurang □ Buruk
Diet □ ASI □ susu formula √ bubur □ nasi tim □ rendah
garam
Puasa □ Ya √ tidak Frekuensi makan : 3x/hari Porsi makan:
Habis ¼ porsi
Cara Makan √ oral □ OGT □ NGT □ Gastrostomi □ parenteral
Kualitas Makan √ kurang □ cukup □ baik
Lidah □ bersih √ Kotor stomatitis : □ ya □ tidak
Mulut Caries : □ ya √ tidak lain-lain:
Abdomen √ supel □ kembung □ tegang □ terdapat massa lokasi:
Hepar √ tidak teraba □ hepatomegali □ lien □ splenomegali
Bising Usus 12 x / mnt
3. PROTEKSI
PERILAKU
Gangguan Warna √ Tidak ada □ Pucat □ Jaundice
Kulit □ Menjadi merah □ Sianosis □ …………..
Suhu □ suhu : 37,9 °C √ Hangat □ Teraba panas □
Teraba dingin
Turgor √ Baik □ Jelek
Gangguan pada kulit √ Tidak ada □ Lesi □ Erupsi □ Eritema
□ Lainnya, ……………
Luka √ Tidak ada □ Ada
Stoma √ Tidak ada □ Ada
Drainase √ Tidak Ada □ Ada
Jika terjadi
gangguan pada kulit
/ luka / stoma,
berikan tanda silang
(X)

Pengkajian Nyeri

4. SENSASI
PERILAKU
Penglihatan √ Adekuat □ Menurun [R L]
□ Buta [R L] □ Katarak [R L]
Mata □ Kotoran mata [R L]
Pupil √ Simetris □ Tidak Simetris : R < L atau L < R
√ Reaktif □ Non Reaktif [R L]
Pengecapan √ Baik □ Tidak baik
Kondisi gigi √ Baik □ Terjadi gangguan □ Jelek
Gusi √ Pink □ Pucat □ Inflamasi
□ Perdarahan □ Kering □ Lembab
Penciuman √ Baik □ Tidak baik
Hidung □ Berdarah □ Drainage √ Tidak ditemukan
masalah
Pendengaran √ Adekuat □ Menurun [R L] □ Tuli [R
L]
□ Dengan alat bantu pendengaran [R L]
Telinga √ Bersih [R L] □ Kotor [R L] □ Discharge [R
L]
□ Dengan alat bantu pendengaran [R L]
5. CAIRAN DAN ELEKTROLIT
PERILAKU
Minum 2500 cc/hari jenis: air mineral
Ubun-ubun √ rata □ Cekung
Mata □ cekung √ tidak Air mata: □ ada □ tidak
Mukosa mulut √ lembab □ kering
Turgor √ elastic □ tidak elastic
Edema □ ada √ tidak □ ektremitas □anasarka □ asites
Muntah √ ada □ tidak frekuensi: 1x/hr
Diare □ ada √ tidak frekuensi : x/hr
Perdarahan □ ada √ tidak □ ptekie □ purpura □ ekimosis
Cairan infuse √ ada □ tidak Jenis : Asering 60 gtt/mnt
Balance cairan +- 300 cc dieresis : 1,1 cc/jam
Hasil Lab Lampiran
6. ELIMINASI
PERILAKU
Buang air kecil Frekuensi : 650 cc □ oliguri □ disuria □anuria
□incontinensia □ retensi
Eliminasi urin √ spontan □ dower kateter □ cistostomi □nefrostomi
Nyeri saat berkemih □ ada √ tidak
Warna urin √ kuning jernih □ kuning pekat □ merah
buang air besar Frekuensi 1x/ hari √ normal diare □ konstipasi
Warna feses √ kuning □ hijau □ merah
Karakteristik feses √ lembek cair □ padat □ berlendir
Anus √ ada lubang □ tidak berlubang
Hasil laboratorium
7. AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT
PERILAKU
Postur tubuh √ normal □ tidak normal
Berjalan √ normal □ tidak normal
Aktivitas anak □ hiperaktif √ aktif □ pasif □ keterbatasan □
pembatasan
Gerakan √ aktif □ tidak aktif
Paralise □ ada √ tidak □ tangan kanan/kiri/keduanya
□ kaki kanan/kiri/ keduanya
Tonus otot √ normal □ atrofi □ hipertrofi
Mobilisasi √ bedrest total □ ditempat tidur
Gangguan -
neuromuscular
Mobilisasi -
Jumlah jam tidur Tidur siang : 1-2 jam tidur malam : 6 - 7 jam
Kebiasaan sebelum √ tidak ada □ ada, sebutkan
tidur
Kesulitan tidur □ada √ tidak ada
Tidur dengan □ ya √ tidak
bantuan obat
8. NEUROLOGI
PERILAKU
Kesadaran E; 5 M:6 V:4 √ CM □ apatis □ somnolen □ koma
Status mental √ terorientasi □ disorientasi □ gelisah □ halusinasi
Pupil √ isokor □ anisokor
9. ENDOKRIN
PERILAKU
Masalah genital □ Discharge □ Hipo/epispadia

VI. KONSEP DIRI


Pembawaan anak √ Periang  Pemalu  Pendiam  ………………….
Reaksi terhadap √ Baik
hospitalisasi?  Buruk
Adanya stress/ cemas?  Ya √ Tidak
Persepsi keluarga √ Baik
terhadap penyakit?  Buruk
Reaksi keluarga √ Baik
terhadap penyakit?  Buruk
Persepsi keluarga √ Baik
terhadap pengobatan?  Buruk

VII. FUNGSI PERAN


Pengasuh  Ayah √ Ibu Nenek  Orang lain
Dukungan sibling  Ada √ Tidak ada
Dukungan keluarga  Ada √ Tidak ada
lain

VIII. INTERDEPENDENSI (KETERGANTUNGAN)


1. Imunitas Sebelum sakit Selama sakit
Respon Baik Baik
peradangan
(merah/panas)
Sensitifitas Baik Baik
(nyeri/suhu)
2. Neurologi
Pernah alami √ Tidak  Ya
kejang
Jika Ya, waktu ........................................................................................................
& terjadinya ...........................................................................................................
kejang?
3. Eliminasi Sebelum sakit Selama sakit
(BAB/BAK)
Frekuensi 1-5 kali sehari 1x1 hari
(waktu)
Konsistensi Padat Lembek
Kesulitan/nyeri Tidak Ada Tidak Ada
Pemakaian Tidak Ada Tidak Ada
obat
Bowel status
Bowel LUQ RUQ LLQ RLQ
sounds :
Present
Absent

Hyperactive

Hypoactive
4. Aktivitas / Sebelum sakit Selama sakit
istirahat
Lama tidur Siang (3 jam) Malam(8-10 jam) Siang (1 jam) Malam(6-7 jam)

Kebiasaan Tidak Ada Berdoa


sebelum tidur
Kesulitan tidur Tidak Ada Tidak Ada
Alat bantu Tidak Ada Tidak Ada
aktifitas
Kesulitan Tidak Ada Saat terpasang infus
pergerakan
5. Cairan & Sebelum sakit Selama sakit
elektrolit
Frekuensi 6-10 kali 4-8 kali
minum
Cara Minum air mineral dan susu Minum air mineral dan infus
pemenuhan

IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Nama Nilai
14 November 2019 Satuan
Pemeriksaan Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 7.2 11,5-13,5 g/dL
Leukosit 6120 4500-13.500 Sel/uL
Eritrosit 2,75 3,87 – 5,39 Juta/ul
Hematokrit 22,5 35-45 %
150.000-
Trombosit 149.000 Sel/uL
450.000
Widal
Anti S Thyphy
Anti S H Paratyphi A 1/640
Anti S H Paratyphi B 1/640
Anti S H Paratyphi C 1/80
Anti S Thyphy-O 1/640

USG .......................................

Rontgen ……………………….
X. THERAPI

No Nama Dosis Rute dan waktu Indikasi


Obat pemberian
1. Infus RL 60 IV mengembalikan keseimbangan elektrolit
gtt/menit pada keadaan dehidrasi dan syok
hipovolemik. Ringer laktat menjadi kurang
disukai karena menyebabkan hiperkloremia
dan asidosis metabolik, karena akan
menyebabkan penumpukan asam laktat
yang tinggi akibat metabolisme anaerob
2. Ceftriaxo 2 x1,5 gr IV jam 10.00, dan Obat antibiotic dengan fungsi untuk
ne 22.00 mengobati berbagai macam infeksi bakteri.
3. Naprex 3 x 1 1/2 Oral, diberikan Obat yang digunakan sebagai penurun
jika pasien demam.
demam lebih dari
37,5

C. ANALISA DATA
Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan
Ds : Terlampir Hipertermia
- Orang tua klien berhubungan dengan
mengatakan infeksi salmonela
anaknya demam
- Orang tua klien
mengatakan
demam timbul
ketika sore dan
malam hari
- Orang tua klien
mengatakan
demam naik
turun

Do :
- Kesadaran
Composmentis
- S : 37,7 0C
- Akral klien hangat
- Kulit wajah
kemerahan
DS : Terlampir Ketidakseimbangan
- Orang tua klien nutrisi kurang dari
mengatakan anak kebutuhan tubuh
nya kurang nafsu
makan
- Orang tua klien
mengatakan
anaknya mual dan
muntah 2x dalam
sehari

DO :
- Klien terlihat
lemas
- Berat badan turun
5 kg
- Kesadaran
composmentis
- Konjungtiva
anemis
- Mukosa bibir
kering dan pucat
- Lidah kotor
(tampak putih
dibagian atas
lidah)
- Porsi makan
habis ¼ porsi
- Muntah 2x
- Bising usus
12x/menit
DS : Terlampir Defisien Pengetahuan
- Orang tua klien berhubungan dengan
bertanya mengenai kurang terpapar
informasi
kondisi kesehatan
anaknya
- Orang tua klien
mengatakan
makanan apa saja
yang dilarang
- Orang tua klien
mengatakan tidak
tahu mengenai
penyakit An.T
DO :
- Orang tua klien
Nampak
kebingungan
mengenai kondisi
kesehatan anak
nya.

D. Prioritas Masalah

1. Hipertermia berhubungan dengan infeksi salmonella


2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan
makanan yang kurang
3. Defisien pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
E. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO. Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Tindakan Rasional


1. Hipertermia berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam 1. Mengetahui hemodinamika pasien
dengan infeksi salmonella keperawatan selama 1x24 sekali
jam, suhu tubuh mengalami 2. Berikan kompres air hangat pada 2. Pemberian kompres air hangat dapat
penurunan/normal. Kriteria dahi,ketiak, dan lipatan paha menyebabkan peralihan panas secara
hasil : konduksi dan membantu tubuh
1. Tanda-tada vital menurunkan panas
dalam batas normal
2. Gelisah dapat
berkurang 3. Anjurkan kepada keluarga klien, agar 3. Memberikan rasa nyaman dan
klien memakai pakaian tipis dan membantu penguapan tubuh
menyerap keringat

4. Anjurkan untuk banyak minum air putih 4. Karena peningkatan suhu tubuh
mengakibatkan penguapan sehingga
perlu diimbangi dengan asupan
cairan yang banyak

5. Anjurkan klien untuk bedrest istirahat 5. Meminimalisir kenaikan suhu tubuh


total

6. Kolaborasi pemberian obat antipiretik 6. Mempercepat proses penyembuhan,


menurunkan demam, pemberian
antibiotic menghambat pertumbuhan
dan proses infeksi bakteri.
2. Nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi status nutrisi anak 1. Mengetahui langkah pemenuhan
kebutuhan tubuh 1x24 jam nutrisi dapat nutrisi
berhubungan dengan terpenuhi, dengan kriteria
asupan makanan yang hasil : 2. Anjurkan kepada orangtua untuk 2. Meningkatkan jumlah masukan dan
kurang 1. Nafsu makan memberikan makanan dengan teknik mengurangi mual,muntah
meningkat porsi kecil tapi sering
2. BB tidak mengalami 3. Timbang berat badan klien setiap hari 3. Mengetahui penurunan atau
penurunan peningkatan berat badan
3. Porsi makan
dihabiskan 4. Beri nutrisi dengan diet lunak, tinggi 4. Memenuhi kebutuhan nutrisi dengan
4. Tidak ada mual- kalori, tinggi protein emminimalkan rasa mual dan muntah
muntah
5. Anjurkan kepada orangtua klien untuk 5. Menambah selera makan dapat
memberikan makanan yang disukai menambah asupan nutrisi yang
sesuai dengan anjuran dibutuhkan klien

6. Anjurkan klien untuk melakukan 6. Agar tidak terjadi penumpukan bakteri


penyikatan gigi dan pembersihan mulut dan memberikan kenyamanan pada
mulut untuk meningkatkan nafsu
makan

7. Observasi intake output 7. Mengetahui perkembangan nutrisi


klien
3. Defisiensi pengetahuan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat pengetahuan keluarga 1. Mengetahui sejauh mana tingkat
berhubungan dengan keperawatan 1x24 jam mengenai penyakit typoid pengetahuan keluarga
kurang terpaparnya diharapakan pengetahuan
informasi orang tua meningkat, dengan 2. Jelaskan penyebab dan pencegahan
kriteria hasil : penyakit typoid
1. Keluarga memahami 2. Jika keluarga mengetahui cara
apa yang dijelaskan pencegahan penyakit tyipoid maka
perawat kekambuhan typoid bisa dicegah
2. Keluarga dapat 3. Jelaskan tanda dan gejala typoid 3. Jika sudah mengetahui tanda dan
menjelaskan kembali gejala keluarga dapat mengatasi
apa yang sudah penyakit
dijelaskan perawat
4. Identifikasi kemungkinan penyebab 4. Mengetahui penyebab tyipoid yang
typoid yang diderita klien dialami klien dan dapat dilakukan
pencegahan

5. Jelaskan mengenai perilaku hidup bersih 5. Dengan diajarkannya 6 langkah


dan sehat (PHBS) salah satunya cara 6 mencuci tangan besar kemungkinan
langkah cuci tangan dapat terhindar dari penyakit yang
disebabkan oleh bakteri

Anda mungkin juga menyukai