16/5/20 Seorang pasien Ny. E usia 42 tahun tiba di IGD Pkl. 09.30 diantar keluarga dengan kondisi gelisah, berteriak teriak sambil memegang perutnya, wajah apatis, tidak dapat diajak berkomunikasi saat petugas security menanyakan namanya, pasien posisi tidur terlentang di jok tengah dan tidak dapat bangun untuk duduk. Petugas security meminta pasien untuk tenang karena akan dipindahkan ke brandcar. 09.35 Masuk ruang triase Hasil pemeriksaan ; kesadaran delirium, tampak gelisah, berteriak kesakitan, wajah apatis, tangan memegang perut dan tampak posisi tubuh miring membungkuk seperti menahan sakit, takhipneu, wajah tegang, keringat banyak, tercium bau napas asam, nadi teraba cepat, TD 85/65 mmHg, akral dingin, estimasi BB 50 kg.
Menurut keluarga, pasien mendapatdiagnosa DM
tipe 1 sejak 3 bulan lalu dan sudah mendapat insulin injek rutin sehari 1 kali tiap pagi . Skor triase ATS 2 09.37 Masuk ruang tindakan/resusitasi kemudian dipindahkan ke tempat tidur tindakan. Perawat segera mengatur posisi semifowler, memasang O2 canule 3 liter/menit, membuka pakaian depan untuk melihat pergerakan napas dan abdomen, memasang leads bed side monitoring tampak TTV ; Nilai GCS 12 (E3 M5 V4) TD 80/60 mmHg, HR 110 x/menit, RR 30 x/menit, Saturasi O2 97%, suhu 36ºC, gambaran EKG sinus tachikardi Pernapasan cepat dan dalam, tercium bau napas aseton, keringat banyak sekali, akral dingin, palpasi abdomen tidak teraba massa dan tidak teraba distensi abdomen, bising usus 2 x/menit. Tampak mukosa bibir kering, kulit tangan teraba kasar dan turgor kulit jelek. 09.45 Perawat segera mengambil darah vena dan arteri 09.55 WIB untuk pemeriksaan darah lengkap, gas darah dan GDS : 570 mg/dL pemeriksaan glukotest cyto 10.30 WIB Dipasang IV cath no. 18 cairan NaCl 0,9% guyur Hb : 11 mg/dL Program rehidrasi : Leukosit ; 11.000m³ 2.000 ml jam ke-1 PCV 34% 2.000 ml jam ke-2 Trombosit 230.000 500 ml/jam pada jam selanjutnya AGD : pH 7,06, HCO3 12, PaO2 80, PaCO2 40, HCO3 22, Na 130 mEq/L , K 6 mEq/L, Cl , Fosfat 2 mg/dL, BUN 87, kreatinin 2,3 mg/dl 09.50 Dipasang Urine cath produksi urine 200 ml pekat dan berbau menyengat, sampel urine diperiksakan ke lab 09.58 Monitor TTV ; TD 90/70 mmHg, HR 105 x/menit, RR 30 x/menit, saturasi 98% 10.10 Monitor TTV ; TD 100/80 mmHg, HR 100 x/menit, RR 30 x/menit, saturasi 98% 10.12 Diberikan insulin reguler bolus 5 unit per IV, selanjutnya 5 unit perjam via syringe pump. 10.30 Cek GDS 350 mg/dL 10.35 Monitor TTV ; Kesadaran samnollen, TD 100/80 mmHg, HR 100 x/menit, RR 30 x/menit, saturasi 98% 11.00 Ambil darah vena untuk pemeriksaan Na, K Hasil ; Na 134, K 3, 11.10 Koreksi kalium ; CaCl 10% drip perinfus 14.00 Dipindahkan ke ICU dengan kondisi Kesadaran samnollen, TD 100/80 mmHg, HR 100 x/menit, RR 30 x/menit, saturasi 98% Diagnosa Keperawatan : Penurunan curah jantung bergubungan dengan penurunan volume cairan tubuh Ketidak seimbangan elektrolit berhubungan dengan gangguan metabolik Diskusi Data Pembahasan Referensi 09.55 WIB Hiperglikemia disebabkan karena adanya defisiensi insulin dari dalam tubuh, sehingga k Huang, Ian. (2017). Pa GDS : 570 mg/dL adar insulin yang ada di dalam tubuh pada akhirnya tidak bisa mempertahankan kadar glukos tofisiologi dan Diagno 10.30 WIB a serum normal. Hiperglikemia selanjutnya dapat melemahkan kapasitas sekresi insulin dan Hb : 11 mg/dL menambah berat resistensi insulin sehingga membentuk lingkaran yang memberikan efek sa sis Penurunan Kesadara Leukosit ; 11.000m³ mping dimana hiperglikemia bertamnah berat dan produksi insulin semakin berkurang. Hiper n pada Penderita Diabe PCV 34% glikemia yang tidak terkontrol akan menyebabkan hiperosmolaritas, adanya hiperosmolaritas Trombosit 230.000 menstimulasi terhadap proses diuresis osmotik dalam tubuh, sehingga cairan dan elektrolit da tes Melitus. MEDICINUS AGD : pH 7,06, ri intrasel keluar ke ekstrasel, perpindahan cairan ini menyebabkan sel mengalami penurunan Vol. 5 No. 2 HCO3 12, PaO2 80, komposisi cairan tubuh, sehingga menyebabkan dehidrasi. Tanda-tanda dehidrasi seperti kehi PaCO2 40, HCO3 22, langan turgor kulit, mukosa membran yang kering, takikardia dan hipotensi (Huang & Ian, Na 130 mEq/L , K 6 2017). Gotera, Wira, dkk. 2010. mEq/L, Cl , Fosfat 2 Prioritas utama pada penatalaksanaan KAD adalah terapi cairan. Terapi insulin hanya Penatalaksanaan mg/dL, BUN 87, efektif jika cairan diberikan pada tahap awal terapi dan hanya dengan terapi cairan saja akan Ketoasidosis Diabetik kreatinin 2,3 mg/dl membuat kadar gula darah menjadi lebih rendah. Studi menunjukkan bahwa selama empat (KAD) jam pertama, lebih dari 80% penurunan kadar gula darah disebabkan oleh rehidrasi. Oleh karena itu, hal penting pertama yang harus dipahami adalah penentuan depisit cairan yang terjadi. Beratnya kekurangan cairan yang terjadi dipengaruhi oleh durasi hiperglikemia yang terjadi, fungsi ginjal, dan intake cairan penderita. Hal ini bisa diperkirakan dengan pemeriksaan klinis atau dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Fluid deficit = ( 0,6 X berat badan dalam Kg) X (Corrected Na/140) Corrected Na = Na+ (kadar gula darah -5)/3,5 Corrected Na = 130 + (570-5)/3,5 = 291 Fluid defisit = (0,6 X 50 Kg) X (291/140) = 30 X 2 = 60 % Derajat Dehidrasi
5% penurunan turgor kulit, membran
mukosa kering, takikardia 10 % capillary real time 3 detik, mata cowong >10 % pulsus arteri perifer lemah, hipotensi, syok, oliguria 5% penurunan turgor kulit, membran mukosa kering, takikardia 10 % capillary real time 3 detik, mata cowong >10 % pulsus arteri perifer lemah, hipotensi, syok, oliguria
Cairan NaCl 0,9% guyur
Program rehidrasi : 2.000 ml jam ke-1 2.000 ml jam ke-2 500 ml/jam pada jam selanjutnya