Anda di halaman 1dari 27

TUGAS AKHIR

PENILAIAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN WAJIB


(REGULER)

SMPN 1 DENPASAR

NI PUTU VANI SARASWATI

IX E/38

GUGUSDEPAN DENPASAR 01.239-01.240

PANGKALAN SMP NEGERI 1 DENPASAR


TAHUN AJARAN 2018/2019

LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS AKHIR PENILAIAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN WAJIB

(REGULER)

SMP NEGERI 1 DENPASAR

TAHUN AJARAN 2018/2019

Nama : Ni Putu Vani Saraswati

No / kelas : 38 / IX E

MENGESAHKAN PENYUSUN

Ketua Gugusdepan 01.239 – 01.240 Siswa

(Drs. I Gusti Ngurah Hastawan) (Ni Putu Vani Saraswati)

NIP : -
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat-Nya, buku laporan yang berjudul “Penilaian Kepramukaan Wajib”
dapat terselesaikan.

Saya juga menyadari bahwa dalam penyusunan buku ini tidak lepas dari
adanya dorongan, serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. A. A. Gede Rimbya Temaja, M. Ag, selaku Kepala SMP


Negeri 1 Denpasar.
2. Drs. I Gusti Ngurah Hastawan selaku Ketua Gugus Depan yang senantiasa
membimbing dan mengarahkan pelaksanaan proses pembelajaran
kepramukaan,
3. I Wayan Wiratma, S. Hut dan Ni Wayan Yuliani, selaku orang tua saya
yang senantiasa memberikan doa, bimbingan, serta dukungan kepada saya.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang senantiasa ikut
serta dalam penyelesaian penyusunan buku laporan ini baik secara
langsung maupun tidak langsung.

Buku laporan ini merupakan buku pemula sehingga tidak luput dari
kesalahan, dan masih memerlukan penyempurnaan. Maka dari itu, kritik, saran,
dan masukan yang sifatnya membangun sangat saya harapkan. Akhir kata, saya
ucapkan terima kasih.

Om Shanti Shanti Shanti Om

Denpasar, 02 Mei 2019

Penyusun
(Ni Putu Vani Saraswati)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................2

KATA PENGANTAR............................................................................................3

BAB I SEJARAH PRAMUKA.............................................................................5

1.1 Sejarah Baden Powell..........................................................................5

1.2 Sejarah berdirinya WOSM.................................................................5

1.3 Sejarah Pramuka di Indonesia...........................................................5

1.4 Sejarah lahirnya Gerakan Pramuka..................................................5

BAB II TATA UPACARA PRAMUKA PENGGALANG.................................6

2.1 Definisi umum tentang Upacara .......................................................6

2.2 Definisi Upacara dalam Pramuka......................................................6

BAB III SANDI, MORSE, SEMAPHORE, SIMPUL........................................7

3.1 Sandi Pramuka ....................................................................................7

3.2 Morse ....................................................................................................7

3.3 Semaphore ...........................................................................................7

3.4 Simpul Tali Temali ..............................................................................7

BAB IV GAMES ...................................................................................................8

BAB V PENUTUP..................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................10


BAB I

SEJARAH PRAMUKA

1.1 Sejarah Baden Powell


Sejarah Baden Powell yang menjadi Bapak Pramuka Sedunia (Chief Scout of
the World) tidak bisa dipisahkan dari sejarah kepramukaan di dunia dan di
Indonesia. Selain sebagai pendiri gerakan kepramukaan sedunia, pengalaman
Lord Robert Baden Powell lah yang mendasari pembinaan remaja di Inggris
yang kemudian berkembang dan diadaptasi sebagai sistem pendidikan
kepramukaan di seluruh dunia.

Robert Stephenson Smyth Baden Powell atau Baron Baden Powell I yang
kemudian terkenal sebagai Baden Powell, BP, atau Lord Baden Powell, lahir
di Paddington, London pada 22 Februari 185. Nama kecilnya Robert
Stephenson Smyth Powell. Powell merupakan nama keluarga dari ayahnya,
Baden Powell yang merupakan seorang pendeta dan dosen Geometri di
Universitas Oxford. Sedangkan Smyth diambil dari nama ibunya, Henrietta
Grace Smyth. Ayah Stephenson (Baden Powell) meninggal dunia saat
Stephenson masih berusia 3 tahun.

Karena ditinggal mati oleh ayahnya sejak kecil, Robert Stephenson


mendapatkan pendidikan watak dan aneka keterampilan dari ibu kakak-
kakaknya. Peran ibu bagi Baden Powell bahkan pernah diungkap langsung
oleh beliau dengan kalimat, “Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya.”

Sejak kecil Baden Powell dikenal anak yang cerdas, gembira, dan lucu
sehingga banyak disukai oleh teman-temannya. Di samping itu Baden Powell
pun pandai bermain musik (piano dan biola), teater, berenang, berlayar,
berkemah, mengarang, dan menggambar.

Setamat sekolah di Rose Hill School, Tunbridge Wells, Robert Stephenson


(Baden Powel) mendapat beasiswa untuk sekolah di Charterhouse. Dan
setelah dewasa, Baden Powell bergabung dalam ketentaraan Inggris. Beliau
sering ditugaskan di luar Inggris seperti bergabung dengan 13th Hussars di
India (1876), dinas khusus di Afrika (1895), memimpin Pasukan Dragoon V
(1897), pemimpin resimen di Zulu Afrika Selatan (1880), Kepala Staf di
Rhodesia Selatan (sekarang dikenal Zimbabwe) tahun 1896, memimpin The
Mafeking Cadet Corps di Mafeking, Afrika Selatan (1899-1900).

Selama menjadi tentara, banyak hal yang dialaminya. Pengalaman itu


diantaranya:
1. Saat menjadi pembantu Letnan pada 13th Hussars yang berhasil mengikuti
jejak kuda yang hilang di puncak gunung serta melatih panca indera
kepada Kimball O’Hara.

2. Bersama The Mafeking Cadet Corp, mempertahankan kota Mafeking,


Afrika Selatan, meskipun dikepung bangsa Boer selama 127 hari dalam
kondisi kekurangan makan. Padahal The Mafeking Cadet Corp hanyalah
pasukan pembawa pesan yang tidak berpengalaman menghadapi musuh.

3. Mengadakan latihan bersama dan bertukar kemampuan survival dengan


Raja Dinizulu di Afrika Selatan.

Berbagai pengalaman tersebut ditulis dalam buku berjudul 'Aids to Scouting'


pada tahun 1899. Buku ini sebenarnya merupakan panduan bagi tentara muda
Inggris dalam melaksanakan tugas penyelidik. Buku ini kemudian terjual laris
di Inggris. Bahkan tidak hanya dibaca oleh para tentara saja tetapi digunakan
juga oleh para guru dan organisasi pemuda.

Melihat banyaknya pengguna buku 'Aids to Scouting', dan atas saran William
Alexander Smith (Pendiri Boys Brigade; salah satu Organisasi Kepemudaan di
Inggris) Baden Powell berniat menulis ulang buku tersebut untuk
menyesuaikan dengan pembaca remaja yang bukan dari ketentaraan. Untuk
menguji ide-ide barunya, pada 25 Juli - 2 Agustus 1907 Baden Powell
menyelenggarakan perkemahan di Brownsea Island bersama dengan 22 anak
lelaki yang berlatar belakang berbeda. Hingga pada tahun 1908 terbitlah buku
'Scouting for Boys' yang kemudian menjadi acuan kepramukaan di seluruh
dunia.

Tahun 1910, atas saran Raja Edward VII, Baden Powell memutuskan pensiun
dari ketentaraan dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal untuk fokus pada
pengembangan pendidikan kepramukaan.

Pada Januari 1912 Baden Powell bertemu dengan Olave St Clair Soames saat
di atas kapal dalam lawatan kepramukaan ke New York. Mereka kemudian
menikah pada tanggal 31 Oktober 1912. Mereka tinggal di Hampshire, Inggris
dan dianugerahi 3 orang anak (satu laki-laki dan dua perempuan), yaitu:
Arthur Robert Peter (Baron Baden-Powell II), Heather Grace (Heather Baden-
Powell), dan Betty Clay (Betty Baden-Powell).

Tahun 1930-an Baden Powel mulai sakit-sakitan. Pada tahun 1939 Baden-

Powell dan Olave memutuskan pindah dan tinggal di Nyeri, Kenya. Hingga
pada tanggal 8 Januari 1941 Baden Powell meninggal dan dimakamkan di
pemakaman St. Peter, Nyeri.

Baden Powell bersama istrinya, Olave Soames

Semasa hidupnya Baden Powell mendapatkan berbagai gelar kehormatan,


termasuk gelar Lord dari Raja George pada tahun 1929. Pun Baden Powell
aktif menulis berbagai buku baik tentang kepramukaan, ketentaraan, maupun
bidang lainnya. Beberapa buku tentang kepramukaan yang ditulisnya antara
lain, Scouting for Boys (1908), The Handbook for the Girl Guides or How
Girls Can Help to Build Up the Empire (ditulis bersama Agnes Baden-Powell;
1912), The Wolf Cub's Handbook (1916), Aids To Scoutmastership (1919),
Rovering to Success (1922), Scouting Round the World (1935) dll.

Itulah kisah atau sejarah Baden Powell, Sang Bapak Pramuka Sedunia yang
tidak dapat dipisahkan dari sejarah kepramukaan dunia maupun di Indonesia.
Tentang Sejarah Perkambangan Pramuka Dunia, Sejarah Perkembangan
Pramuka di Indonesia, dan Daftar Lengkap Buku Karya Baden Powell akan
ditulis dalam lain kesempatan.

1.2 Sejarah Berdirinya WOSM


Gerakan Kepanduan Dunia (World Organization of Scout Movement-WOSM)
merupakan sebuah NGO, sesuai dengan konsititusi WOSM bab II pasal 4 ayat
1 yang menyatakan “The organization of the Scout Movement at world level
is governed by this Constitution under the title of ‘The World Organization of
the Scout Movement’…, as an independent, nonpolitical, non-governmental
organization.”.

Lambang WOSM

WOSM didirikan oleh Lord Robert Stephenson Smyth Baden-Powell (of


Gilwell) , 1st Baron 9 (untuk selanjutnya disebut sebagai Baden Powell atau
disingkat BP-Penulis) pada tahun 1907.10 Gerakan Kepanduan berangkat dari
keprihatinan Baden Powell yang melihat efek negatif dari perang yang
membuat banyak keluarga menderita. Tema yang paling sering muncul dalam
buku-buku dan pidato-pidato BP adalah ide untuk menjadikan gerakan
Kepanduan sebagai Persaudaraan di seluruh dunia, Worldwide Brotherhood.
Sebuah organisasi yang mampu menginspirasikan kepada generasi muda
untuk menciptakan rasa toleransi, kebersamaan, kesatuan, pengertian,
kesetaraan dan keadilan di dunia ini. BP melalui tulisannya dalam buku “Aids
to Scoutmastership” menekankan betapa pentingnya nilai persaudaraan,
sebuah nilai yang tidak mengindahkan perbedaan kelas, kepercayaan,
kewarganegaraan dan warna kulit. BP menulis “Scouting is a brotherhood-
ascheme which in practice, disregards differences of class, creed, country and
color”
1.3 Sejarah Pramuka di Indonesia
Sejarah pramuka di Indonesia tidak terlepas dari Gagasan Baden PowelI yang
merupakan Bapak Pandu sedunia. Lord Robert Baden-Powell Of Gilwell
menuliskan pengalaman dalam pembinaan remaja di negara lnggris, yang
kemudian tumbuh berkembang menjadi gerakan kepanduan (kepramukaan).

Ide cemerlang Baden-Powell yang ditulis dalam buku Scouting for Boys
menyebar ke berbagai negara, termasuk ke Netherland (Belanda) dengan nama
“Padvinder“.

Oleh orang Belanda, gagasan itu dibawa ke Hindia Belanda (Indonesia) yang
merupakan wilayah jajahannya. Lalu didirikanlah organisasi dengan nama
NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging atau Persatuan Pandu-
Pandu Hindia Belanda).

Melihat dan memperhatikan gerakan kepanduan tersebut, maka tokoh-tokoh


gerakan nasional berniat mendirikan Padvinders (Pandu) untuk anak bangsa
dan kemudian muncullah Padvinders Indonesia seperti JPO (javaanse
Padvinders Orgcmizatie), JJP (jong java Padvindery), NATIPIJ (Nationale
Islamftsche Padvinderzj), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), dan
Padvinders Muhammadiyah yang kemudian menjadi nama Hizbul Wathan
atau HW.

Sejarah telah mencatat bahwa gerakan pramuka (kepanduaan) turut berperan


aktif dalam kongres pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang mencetuskan
sumpah pemuda sehingga kepanduan Indonesia semakin berkembang.
K.H. Agus Salim mencetuskan ide untuk mengganti Padvenders dengan nama
Pandu atau kepanduan setelah adanya larangan Pemerintah Hindia Belanda
menggunakan istilah Padvindery.

Dengan meningkatnya kesadaran nasional setelah Sumpah Pemuda, maka


pada tahun 1930 organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan),
dan PPS (Pandu Pemuda Sumatra) bergabung menjadi KBI (Kepanduan
Bangsa Indonesia].

Kemudian tahun 1931 terbentuklah PAPI (Persatuan Antar Pandu Indonesia)


yang kemudian berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan
Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.

Saat pada masa penjajahan Jepang, pergerakan Kepanduan sempat dilarang


karena para pandu ikut terjun dan saling bahu-membahu untuk
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Namun, idealisme dan semangat
tetap menjiwai para pandu.

Setelah kemerdekaan Indonesia, terbentuklah Pandu Rakyat Indonesia di Solo


pada tanggal 28 Desember1945 yang merupakan satu-satunya organisasi
kepanduan Indonesia dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan Nomor 93/Bhg.A, tanggal 1 Februari 1947.

Pada awal tahun 1950, banyak bermunculan organisasi-organisasi kepanduan


sehingga Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan, mengganti
keputusan Nomor 93/Bhg.A, Tanggal 1 Februari 1947 dengan Keputusan
Nomor 23441/ Kab, Tanggal 6 September 1951. Hal ini memungkinkan
organisasi kepanduan lain selain Pandu Rakyat Indonesia.

Pada tanggal 16 September 1951, terbentuklah IPINDO (Ikatan Pandu


Indonesia) yang diterima menjadi anggota Internasional Conference
(Organisasi Kepanduan Sedunia) mewakili Indonesia masuk dalam Far East
Regional Scout Officer pada tahun 1953.

Pada tahun 1954, terbentuklah organisasi POPPINDO (Persaudaraan


Organisasi Pandu Puteri Indonesia) dan PKPI (Kepanduan Putri Indonesia)
yang melebur menjadi PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia).
1.4 Sejarah lahirnya Gerakan Pramuka
Pembentukan dan perkembangan Gerakan Pramuka dimulai jauh sebelum
diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia. Memang penemu sistem
pendidikan kepanduan bukanlah orang Indonesia. Gagasan ini dicetuskan oleh
seorang kebangsaan Inggris bernama Mayor Jenderal Lord baden powell pada
tahun 1908. Maksudnya adalah memberikan pendidikan di luar sekolah bagi
anak-anak di Inggris dengan tujuan agar mereka menjadi manusia, warga
negara dan anggota masyara;kat yang baik. Untuk itulah beliau menulis buku
berjudul “Scouting For Boys”. Gagasan Baden Powell ini menarik negara-
negara lain untuk menerapkannya juga. Begitu pula dengan Belanda yang
menerapkan kepanduan di negaranya serta negara-negara jajahannya. Maka di
ndonesia didirikan organisasi kepanduan NIPV (nederlands Indische
Padvinders Vereniging).

Pada waktu itu, pemimpin-pemimpin pergerakan perjuangan di Indonesia juga


tertarik untuk menerapkan sistem kepanduan. Maka dibentuklah organisasi-
organisasi kepanduan yang berdiri tidak di bawah NIPV. Organisasi
kepanduan yang berdiri sendiri antara lain: JPO, JJP, HW, NATIPIJ, SIAP
dan sebagainya.

Sumpah pemuda, 28 Oktober 1928 menjadi inspirasi menjadikan gerakan


kepanduan yang bersifat nasional. Perlu diketahui, pada waktu itu masih
menggunakan istilah padvinder atau padvinderij. Tetapi oleh pihak Belanda
dilarang menggunakan istilah itu apa bila tidak berada di bawah naungan
NIPV. Maka, oleh KH Agus Salim dicetuskanlah istilan pandu dan kepanduan
untuk mengganti istilah asing tersebut.
Pada tahun 1930 beberapa organisasi kepanduan seperti PK dan PPS melebur
menjadi satu organisasi Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI). Antara KBI
dengan organisasi laiinya terbentuklah satu federasi Persatian Antar Pandu-
pandu Indonesia (PAPI), yang kemudian diubah namanya menjadi Badan
Pusat Persaudaraan kepanduan Indonesia (BPPKI).

Pada masa penjajahan Jepang, gerakan kepanduan dilarang.

Sesudah proklamasi kemerdekaan Indonesia, di waktu berkobarnya perang


kemerdekaan atas inisiatif mantan pemimpin-pemimpin kepanduan pada
jaman penjajahan Belanda dibentuk lagi organisasi kepanduan dengan dengan
nama Pandu Rakyat Indonesia. Maksud awalnya, Pandu Rakyat Indonesia
dijadikan satu-satunya organisasi kepanduan yang ada di Indonesia. Pada
perkembangannya, karena iklim politik di Indonesia yang waktu itu ada unsur
“liberal”, banyak dibentuk organisasi kepanduan yang berafiliasi dengan
partai politik.

Menjelang tahun 1961, gerakan kepanduan di Indonesia terpecah belah


menjadi lebih dari 100 organisasi di seluruh indonesia. Sebagian dari
organisasi-organisasi tersebut tergabung dalam 3 federasi. Yaitu, IPINDO
(Ikatan Pandu Indonesia), POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Putri
Indonesia) dan PKPI (Persatuan Kepanduan Putri Indonesia).

Menyadari tiga federasi itu keadaannya lemah, maka ketiganya melebur


menjadi satu dengan nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia)
yang diikuti sekitar 60 organisasi kepanduan.

Terpengaruh oleh situasi politik waktu itu, organisasi kepanduan yang


menjadi “underbow” partai politik masih saling bermusuhan. Hal tersebut
melemahkan kesatuan PERKINDO. Selain itu, lemahnya kepanduan karena
pertentangan gaya tradisioan dengan gaya pembawaan dari luar negeri. Karena
pada waktu itiu kepanduan Indonesia belum disesuaikan dengan konsisi
masyarakat di Indonesia. Sehingga kepanduan hanya berjalan di kota-kota
besar dan di masyarakat yang berpendidikan tinggi.
Kelemahan tersebut dibaca oleh pihak komunis. Mereka berencana merasuki
gerakan kepanduan untuk dimanfaatkan sebagai lahan gerakan pionir muda
sebagaimana yang diterapkan di negara-negara komunis. Dengan daya dan
upayanya, atas bantuan Perdana Menteri Djuanda, dikeluarkanlah Keputusan
Presiden RI Nomor 238 tahun 1961 sebagai lahirnya Gerakan Pramuka
sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang boleh ada di Indonesia.
BAB II
TATA UPACARA PRAMUKA PENGGALANG

2.1 Definisi umum Tentang Upacara


Upacara ialah aktivitas yang dilakukan di waktu-waktu tertentu. Upacara dapat
dilakukan untuk memperingati sebuah kejadian maupun penyambutan.
2.2 Definisi Upacara dalam Pramuka
Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu ketentuan
peraturan yang wajib dilaksanakan dengan khidmat sehingga merupakan kegiatan
yang teratur dan tertib, untuk membentuk suatu tradisi dan budi pekerti yang baik.
BAB III
SANDI, MORSE, SEMAPHORE, SIMPUL

3.1 Sandi Pramuka


Secara istilah, sandi berasal dari bahasa sansekerta yang memiliki arti rahasia atau
menyembunyikan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
sandi memiliki arti rahasia atau kode. Jadi, sandi pramuka adalah tulisan dengan
huruf sandi ini yang akan sulit dimengerti oleh kaum awam yang belum
mempelajarinya.
Macam-macam sandi pramuka:
1. SANDI KOORDINAT/ MERAH PUTIH

Sandi koordinat disebut juga sebagai sandi merah putih. Cara menggunakannya
adalah dengan membuat kata kunci MERAH PUTIH dalam bentuk tabel, di mana
MERAH untuk baris dan PUTIH untuk kolom. Kemudian isi tabel yang kosong
dengan huruf alphabet A hingga Z. Dengan demikian maka dapat dilihat bahwa
huruf A dituliskan dengan PM (baris P kolom M), dan seterusnya. Contohnya
adalah: PRAMUKA ditulis dengan IM, IR, PM, TR, HM, TM, PM.
2. SANDI NAPOLEON
Sandi napoleon adalah sandi pramuka yang diambil dari nama Napoleon
Bonaparte seorang kaisar di Perancis. Untuk membuat sandi ini anda perlu
menghitung jumlah huruf dalam setiap kalimat kemudian bagi menjadi 3 bagian
sama banyak. Baris pertama ditulis dari kanan ke kiri, baris kedua ditulis dari kiri
ke kanan, dan baris ketiga ditulis dari kanan ke kiri kembali.
3. SANDI JAM
Sandi jam adalah sandi yang dibuat dengan menentukan waktu tertentu
sebagai patokannya. Misalnya saja pukul 06.00 menunjukkan huruf A maka jika
beda waktu yang akan digunakan adalah setiap 5 menit maka pukul 06.05
menunjukkan huruf B, begitu seterusnya. Beda waktu yang digunakan dapat anda
buat menjadi 10 menit, 15 menit, 30 menit, dan lain sebagainya.
4. SANDI SEMAPHORE
Sandi semaphore adalah sandi pramuka dengan menggunakan bendera yang
digerakkan dengan kedua tangan. Masing-masing huruf alphabet memiliki bentuk
sandi yang berbeda menggunakan sandi semaphore ini. Sandi ini biasa digunakan
untuk parade semaphore yaitu penampilan tarian bendera yang kreatif.
5. SANDI ANGKA
Sandi angka adalah sandi pramuka dengan memberikan penomoran pada
masing-masing alphabet. Huruf A berarti nomor 1, huruf B berarti nomor 2, dan
seterusnya hingga huruf Z yang berarti nomor 26. Contoh penulisannya adalah
misalkan anda mau menuliskan kata PRAMUKA maka anda dapat menggunakan
sandi ini dengan 16 – 18 – 1 – 13 – 21 – 11 – 1. Dll.
3.2 Morse
Kode Morse atau 'Sandi Morse' adalah sistem representasi huruf, angka, tanda
baca dan sinyal dengan menggunakan kode titik dan garis yang disusun mewakili
karakter tertentu pada alfabet atau sinyal (pertanda) tertentu yang disepakati
penggunaannya di seluruh dunia. Kode Morse diciptakan oleh Samuel F.B. Morse
dan Alfred Vail pada tahun 1835.
3.3 Semaphore
Semaphore adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima berita dengan
menggunakan bendera, dayung, batang, tangan kosong atau dengan sarung
tangan. Informasi yang didapat dibaca melalui posisi bendera atau tangan. Namun
kini yang umumnya digunakan adalah bendera, yang
dinamakan bendera semaphore. Pengiriman sandi melalui bendera semaphore ini
menggunakan dua bendera, yang masing-masing bendera tersebut berukuran
45 cm x 45 cm. Bentuk bendera yang persegi merupakan penggabungan dua buah
segitiga sama kaki yang berbeda warna. Warna yang digunakan sebenarnya bisa
bermacam-macam, namun yang lazim digunakan adalah warna merah dan kuning,
di mana letak warna merah selalu berada dekat tangkai bendera. Pada awal abad
ke 19, semaphore digunakan dalam komunikasi kelautan. Metode ini masih
digunakan saat Pengisian bahan bakar di laut dan dapat digunakan sebagai
komunikasi darurat pada siang hari (memakai bendera) maupun malam hari
(memakai tongkat bercahaya).
3.4 Simpul Tali Temali
Pionering (Pioneering dalam bahasa Inggris) /simpul tali temali adalah salah satu
teknik pramuka dalam penggunaan peralatan tongkat dan tali yang dirangkai
menjadi sebuah model suatu objek, seperti bangunan kreatif, tandu, menara kaki
tiga, menara kaki empat, dan alat-alat lain nya. Dalam tali temali kita sering
mencampuradukkan antara tali, simpul, dan ikatan. Hal ini sebenarnya berbeda
sama sekali. Bedanya tali adalah bendanya. Simpul adalah hubungan antara tali
dengan tali. Ikatan adalah hubungan antara tali dengan benda lainnya, misal kayu,
balok, bambu, dan sebagainya.
BAB IV
GAMES

1. Ketera Buta

Alat : Hasduk dan benda lain

Tempat : lapangan

Pelaksanaan : Formasi barisan perregu

Jalannya permainan :

Mata ditutup Semuanya dengan menggunakan hasduk, kecuali yang belakang,


semuanya memegang kebahu didepannya, orang yang belakang mengemudi
apabila akan belok ke kiri ditepuk bahu kanan, begitu pula akan belok kekiri
ditepuk bahu sebelah kiri, siapa yang paling cepat mengambil benda itulah yang
menang.

2. Gambar Estafet

Alat : Alat tulis (buku dan pensil)

Tempat : lapangan

Pelaksanaan : Formasi barisan per regu

Jalannya permainan :

Dengan hitungan waktu, barisan paling depan menggambar yang sudah disepakati
oleh masing-masing regu, kemudian dilanjutkan orang yang kedua, sampai pada
yang terakhir hingga terbentuklah gambar yang diinginkan masing-masing regu,
gambar yang paling bagus dan sempurna menjadi pemenangnya.

3. Kelipatan

Alat : -
Tempat : lapangan

Pelaksanaan : lingkaran/barisan/duduk dengan rapi

Jalannya permainan : misalnya kelipatan 5

Dengan kata “Bus” atau kata lain tergantung dari pembina, dengan menggunakan
kelipatan5, maka pada hitungan 5,10,15,20,25 ……. dst, harus mengucapkan kata
“Bus” kalau salah maka akan dikena hukuman.

4. Kata Simun

Alat : -

Tempat : lapangan/ruangan

Pelaksanaan : berbentuk lingkaran

Jalannya permainan : Misalnya kata simun 5

Pembina mengatakan “KATA SIMUN 5” atau dengan angka lain setelah itu
peserta mencari teman sebanyak 5 orang tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang.
Temannya yang kurang atau lebih dari 5 itu yang mendapat hukuman.

5. Umpan Benda Sambil Bernyanyi

Alat : benda mati

Tempat : lapangan/ruangan

Pelaksanaan : lingkaran/barisan/duduk dengan rapi

Jalannya permainan :

Semua peserta menyanyikan sebuah lagu sembarang atau lagu melalui sound
systme, dengan bergiliran benda diumpan kepada teman sebelum pada waktu
pembina memberhentikan lagu tersebut secara bersamaan peserta yang memegang
benda tersebut itu yang mendapat hukuman.
6. Mencari Pemimpin Gerakan

Alat : -

Tempat : lapangan/ruangan

Pelaksanaan : berbentuk lingkaran

Jalannya permainan :

Salah satu peserta yang ditunjuk oleh pembina maju ke tengah, tanpa
sepengatahuan peserta tersebut, pembina menunjuk peserta lain untuk menjadi
pemimpin gerakan. Gerakan sewaktu-waktu dapat dirubah sesuai dengan
pemimpin gerakan pada waktu pemimpin gerakan memperagakan gerakannya
secara bersamaan peserta yang lain mengikutinya lalu peserta yang ditengah
mencari siapa yang menjadi pemimpin gerakan, peserta yang ditengah mencari
pemimpin gerakan dengan cara menyebutkan nama atau kalaw tidak tahu
namanya bisa menunjukkan orangnya apabila sampai 3 kali salah menunjukkan
orang, maka dia mendapat hukuman dan kalau benar maka peserta yang menjadi
pemimpin gerakan menggantikan posisinya di tengah dan seterusnya.

7. Merubah Kebiasasn

Alat : -

Tempat : lapangan/ruangan

Pelaksanaan : lingkaran atau berisan dengan cara berdiri

Jalannya permainan :

Dengan kata yang diucapkan pembina, maka peserta harus memperagakan kata-
kata dari pembina, dengan tangannya peserta memperagakan apa yang dikatakan
pembina dengan kebalikannya. Misalnya “pendek” harus memperagakan
“panjang”. Kata-kata yang diucapkan : “panjang >< pendek, tinggi >< rendah,
besar >< kecil”.

8. Topi Bundar

Alat : -

Tempat : lapangan/ruangan

Pelaksanaan : berbentuk barisan/duduk

Jalannya permainan :

Pembina menyanyikan lagu topi bundar, lalu peserta memperagakan kata-katanya,


peserta yang salah memperagakan itu yang mendapatkan hukuman. Bait-baitnya
tidak harus berurutan.

Keterangan :

Topi : kedua tangan menunjukkan kepala

Saya : ibu jari tangan kanan menunjukkan badan

Bundar : kedua tangan membentuk lingkaran kecil

Kalau : kedua tangan kedepan dengan telapak tangan diatas

Tidak : tangan kanan melambai kedepan

Bukan : kedua tangan melambai kedepan

9. Kerapan Sapi

Alat : -

Tempat : lapangan

Pelaksanaan : masing-masing sapi terdiri 3 orang

Jalannya permainan :
2 orang menjadi sapi menghadap kedepan dengan salah satu tangan di
berpegangan, 1 orang menjadi pengemudi/pemilik sapi ada di belakang sapi
dengan cara salah satu kaki berada di atas tangan sapi yang berpegangan
sedangkan satu lagi menyentuh tanah dan tangan kanan memegang pundak sapi
kanan sebelah kanan sedangkan tangan kiri memegang pundak sapi kiri sebelah
kiri, pada hitungan ketiga semua sapi berlomba-lomba lari kedepan sampai finish
yang ditentukan pembina, sapi yang sampai duluan itu yang menang.

10. Memakan Buntut Ular

Alat : -

Tempat : lapangan/ruangan

Pelaksanaan : 2 regu formasi per regu

Jalannya permainan :

Per regu berbanjar ke belakang saling berhadapan, pada hitungan ketiga regu “A”
memakan buntut ular regu “B” dan regu “B” memakan buntut ular regu “A”.
Regu yang duluan memakan buntut itu yang menang.

11. Kepala, Pundak, Lutut, Kaki

Alat : -

Tempat : lapangan

Pelaksanaan : berbentuk barisan atau bersaf

Jalannya permainan :

Dengan kata-kata “kepala, pundak, lutut, kaki” dari pembina, peserta


memperagakannya peserta yang salah itu yang mendapatkan hukuman.

Keterangan :

Kepala : kedua tangan memegang kepala


Pundak : kedua tangan memegang pundak

Lutut : kedua tangan memegang lutut

Kaki : kedua tangan memegang kaki

12. Lari, Jembatan, Kucing, Bom

Alat : -

Tempat : lapangan

Pelaksanaan : berbentuk lingkaran/bersaf

Jalannya permainan :

Dengan kata-kata “lari, jembatan, kucing, bom” dari pembina, peserta


memperagakannya peserta yang salah itu yang mendapatkan hukuman.

Lari : kedua tangan menepuk kedua paha

Jembatan : kedua tangan menepuk kedua bahu secara bersilang

Kucing : kedua tangan mencengkram dan lingkungkan kedepan

Bom : tangan kanan seolah-olah melempar bom kedepan dan mulut


mengatakan “deemmm”. Dll.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dengan demikian, Pramuka adalah suatu kegiatan/acara yang dapat membantu


mengembangkan minat dan bakat siswa, juga mampu melatih kedisiplinan,
kemandirian, kejujuran, keberanian, rasa bertanggungjawab, rasa peduli, serta
melatih cara bersosialisasi dan berkelompok dengan baik.

5.2 Saran

Menurut saya, sebaiknya kegiatan kepramukan di sekolah, terutama di Sekolah


Menengah Pertama (SMP) perlu dikembangkan lebih baik lagi, karena pada tahap
ini mulai terbentuknya jati diri siswa.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Saraswati, Vani. Penilaian Pendidikan Kepramukaan Wajib. SMP Negeri 1


Denpasar. 2019

[2] Elnandar, Saraswati-Wulan, dan berbagai situs kepramukaan. 2019.

Anda mungkin juga menyukai