SMPN 1 DENPASAR
IX E/38
LEMBAR PENGESAHAN
(REGULER)
No / kelas : 38 / IX E
MENGESAHKAN PENYUSUN
NIP : -
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat-Nya, buku laporan yang berjudul “Penilaian Kepramukaan Wajib”
dapat terselesaikan.
Saya juga menyadari bahwa dalam penyusunan buku ini tidak lepas dari
adanya dorongan, serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih kepada:
Buku laporan ini merupakan buku pemula sehingga tidak luput dari
kesalahan, dan masih memerlukan penyempurnaan. Maka dari itu, kritik, saran,
dan masukan yang sifatnya membangun sangat saya harapkan. Akhir kata, saya
ucapkan terima kasih.
Penyusun
(Ni Putu Vani Saraswati)
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................2
KATA PENGANTAR............................................................................................3
BAB V PENUTUP..................................................................................................9
SEJARAH PRAMUKA
Robert Stephenson Smyth Baden Powell atau Baron Baden Powell I yang
kemudian terkenal sebagai Baden Powell, BP, atau Lord Baden Powell, lahir
di Paddington, London pada 22 Februari 185. Nama kecilnya Robert
Stephenson Smyth Powell. Powell merupakan nama keluarga dari ayahnya,
Baden Powell yang merupakan seorang pendeta dan dosen Geometri di
Universitas Oxford. Sedangkan Smyth diambil dari nama ibunya, Henrietta
Grace Smyth. Ayah Stephenson (Baden Powell) meninggal dunia saat
Stephenson masih berusia 3 tahun.
Sejak kecil Baden Powell dikenal anak yang cerdas, gembira, dan lucu
sehingga banyak disukai oleh teman-temannya. Di samping itu Baden Powell
pun pandai bermain musik (piano dan biola), teater, berenang, berlayar,
berkemah, mengarang, dan menggambar.
Melihat banyaknya pengguna buku 'Aids to Scouting', dan atas saran William
Alexander Smith (Pendiri Boys Brigade; salah satu Organisasi Kepemudaan di
Inggris) Baden Powell berniat menulis ulang buku tersebut untuk
menyesuaikan dengan pembaca remaja yang bukan dari ketentaraan. Untuk
menguji ide-ide barunya, pada 25 Juli - 2 Agustus 1907 Baden Powell
menyelenggarakan perkemahan di Brownsea Island bersama dengan 22 anak
lelaki yang berlatar belakang berbeda. Hingga pada tahun 1908 terbitlah buku
'Scouting for Boys' yang kemudian menjadi acuan kepramukaan di seluruh
dunia.
Tahun 1910, atas saran Raja Edward VII, Baden Powell memutuskan pensiun
dari ketentaraan dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal untuk fokus pada
pengembangan pendidikan kepramukaan.
Pada Januari 1912 Baden Powell bertemu dengan Olave St Clair Soames saat
di atas kapal dalam lawatan kepramukaan ke New York. Mereka kemudian
menikah pada tanggal 31 Oktober 1912. Mereka tinggal di Hampshire, Inggris
dan dianugerahi 3 orang anak (satu laki-laki dan dua perempuan), yaitu:
Arthur Robert Peter (Baron Baden-Powell II), Heather Grace (Heather Baden-
Powell), dan Betty Clay (Betty Baden-Powell).
Tahun 1930-an Baden Powel mulai sakit-sakitan. Pada tahun 1939 Baden-
Powell dan Olave memutuskan pindah dan tinggal di Nyeri, Kenya. Hingga
pada tanggal 8 Januari 1941 Baden Powell meninggal dan dimakamkan di
pemakaman St. Peter, Nyeri.
Itulah kisah atau sejarah Baden Powell, Sang Bapak Pramuka Sedunia yang
tidak dapat dipisahkan dari sejarah kepramukaan dunia maupun di Indonesia.
Tentang Sejarah Perkambangan Pramuka Dunia, Sejarah Perkembangan
Pramuka di Indonesia, dan Daftar Lengkap Buku Karya Baden Powell akan
ditulis dalam lain kesempatan.
Lambang WOSM
Ide cemerlang Baden-Powell yang ditulis dalam buku Scouting for Boys
menyebar ke berbagai negara, termasuk ke Netherland (Belanda) dengan nama
“Padvinder“.
Oleh orang Belanda, gagasan itu dibawa ke Hindia Belanda (Indonesia) yang
merupakan wilayah jajahannya. Lalu didirikanlah organisasi dengan nama
NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging atau Persatuan Pandu-
Pandu Hindia Belanda).
Sandi koordinat disebut juga sebagai sandi merah putih. Cara menggunakannya
adalah dengan membuat kata kunci MERAH PUTIH dalam bentuk tabel, di mana
MERAH untuk baris dan PUTIH untuk kolom. Kemudian isi tabel yang kosong
dengan huruf alphabet A hingga Z. Dengan demikian maka dapat dilihat bahwa
huruf A dituliskan dengan PM (baris P kolom M), dan seterusnya. Contohnya
adalah: PRAMUKA ditulis dengan IM, IR, PM, TR, HM, TM, PM.
2. SANDI NAPOLEON
Sandi napoleon adalah sandi pramuka yang diambil dari nama Napoleon
Bonaparte seorang kaisar di Perancis. Untuk membuat sandi ini anda perlu
menghitung jumlah huruf dalam setiap kalimat kemudian bagi menjadi 3 bagian
sama banyak. Baris pertama ditulis dari kanan ke kiri, baris kedua ditulis dari kiri
ke kanan, dan baris ketiga ditulis dari kanan ke kiri kembali.
3. SANDI JAM
Sandi jam adalah sandi yang dibuat dengan menentukan waktu tertentu
sebagai patokannya. Misalnya saja pukul 06.00 menunjukkan huruf A maka jika
beda waktu yang akan digunakan adalah setiap 5 menit maka pukul 06.05
menunjukkan huruf B, begitu seterusnya. Beda waktu yang digunakan dapat anda
buat menjadi 10 menit, 15 menit, 30 menit, dan lain sebagainya.
4. SANDI SEMAPHORE
Sandi semaphore adalah sandi pramuka dengan menggunakan bendera yang
digerakkan dengan kedua tangan. Masing-masing huruf alphabet memiliki bentuk
sandi yang berbeda menggunakan sandi semaphore ini. Sandi ini biasa digunakan
untuk parade semaphore yaitu penampilan tarian bendera yang kreatif.
5. SANDI ANGKA
Sandi angka adalah sandi pramuka dengan memberikan penomoran pada
masing-masing alphabet. Huruf A berarti nomor 1, huruf B berarti nomor 2, dan
seterusnya hingga huruf Z yang berarti nomor 26. Contoh penulisannya adalah
misalkan anda mau menuliskan kata PRAMUKA maka anda dapat menggunakan
sandi ini dengan 16 – 18 – 1 – 13 – 21 – 11 – 1. Dll.
3.2 Morse
Kode Morse atau 'Sandi Morse' adalah sistem representasi huruf, angka, tanda
baca dan sinyal dengan menggunakan kode titik dan garis yang disusun mewakili
karakter tertentu pada alfabet atau sinyal (pertanda) tertentu yang disepakati
penggunaannya di seluruh dunia. Kode Morse diciptakan oleh Samuel F.B. Morse
dan Alfred Vail pada tahun 1835.
3.3 Semaphore
Semaphore adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima berita dengan
menggunakan bendera, dayung, batang, tangan kosong atau dengan sarung
tangan. Informasi yang didapat dibaca melalui posisi bendera atau tangan. Namun
kini yang umumnya digunakan adalah bendera, yang
dinamakan bendera semaphore. Pengiriman sandi melalui bendera semaphore ini
menggunakan dua bendera, yang masing-masing bendera tersebut berukuran
45 cm x 45 cm. Bentuk bendera yang persegi merupakan penggabungan dua buah
segitiga sama kaki yang berbeda warna. Warna yang digunakan sebenarnya bisa
bermacam-macam, namun yang lazim digunakan adalah warna merah dan kuning,
di mana letak warna merah selalu berada dekat tangkai bendera. Pada awal abad
ke 19, semaphore digunakan dalam komunikasi kelautan. Metode ini masih
digunakan saat Pengisian bahan bakar di laut dan dapat digunakan sebagai
komunikasi darurat pada siang hari (memakai bendera) maupun malam hari
(memakai tongkat bercahaya).
3.4 Simpul Tali Temali
Pionering (Pioneering dalam bahasa Inggris) /simpul tali temali adalah salah satu
teknik pramuka dalam penggunaan peralatan tongkat dan tali yang dirangkai
menjadi sebuah model suatu objek, seperti bangunan kreatif, tandu, menara kaki
tiga, menara kaki empat, dan alat-alat lain nya. Dalam tali temali kita sering
mencampuradukkan antara tali, simpul, dan ikatan. Hal ini sebenarnya berbeda
sama sekali. Bedanya tali adalah bendanya. Simpul adalah hubungan antara tali
dengan tali. Ikatan adalah hubungan antara tali dengan benda lainnya, misal kayu,
balok, bambu, dan sebagainya.
BAB IV
GAMES
1. Ketera Buta
Tempat : lapangan
Jalannya permainan :
2. Gambar Estafet
Tempat : lapangan
Jalannya permainan :
Dengan hitungan waktu, barisan paling depan menggambar yang sudah disepakati
oleh masing-masing regu, kemudian dilanjutkan orang yang kedua, sampai pada
yang terakhir hingga terbentuklah gambar yang diinginkan masing-masing regu,
gambar yang paling bagus dan sempurna menjadi pemenangnya.
3. Kelipatan
Alat : -
Tempat : lapangan
Dengan kata “Bus” atau kata lain tergantung dari pembina, dengan menggunakan
kelipatan5, maka pada hitungan 5,10,15,20,25 ……. dst, harus mengucapkan kata
“Bus” kalau salah maka akan dikena hukuman.
4. Kata Simun
Alat : -
Tempat : lapangan/ruangan
Pembina mengatakan “KATA SIMUN 5” atau dengan angka lain setelah itu
peserta mencari teman sebanyak 5 orang tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang.
Temannya yang kurang atau lebih dari 5 itu yang mendapat hukuman.
Tempat : lapangan/ruangan
Jalannya permainan :
Semua peserta menyanyikan sebuah lagu sembarang atau lagu melalui sound
systme, dengan bergiliran benda diumpan kepada teman sebelum pada waktu
pembina memberhentikan lagu tersebut secara bersamaan peserta yang memegang
benda tersebut itu yang mendapat hukuman.
6. Mencari Pemimpin Gerakan
Alat : -
Tempat : lapangan/ruangan
Jalannya permainan :
Salah satu peserta yang ditunjuk oleh pembina maju ke tengah, tanpa
sepengatahuan peserta tersebut, pembina menunjuk peserta lain untuk menjadi
pemimpin gerakan. Gerakan sewaktu-waktu dapat dirubah sesuai dengan
pemimpin gerakan pada waktu pemimpin gerakan memperagakan gerakannya
secara bersamaan peserta yang lain mengikutinya lalu peserta yang ditengah
mencari siapa yang menjadi pemimpin gerakan, peserta yang ditengah mencari
pemimpin gerakan dengan cara menyebutkan nama atau kalaw tidak tahu
namanya bisa menunjukkan orangnya apabila sampai 3 kali salah menunjukkan
orang, maka dia mendapat hukuman dan kalau benar maka peserta yang menjadi
pemimpin gerakan menggantikan posisinya di tengah dan seterusnya.
7. Merubah Kebiasasn
Alat : -
Tempat : lapangan/ruangan
Jalannya permainan :
Dengan kata yang diucapkan pembina, maka peserta harus memperagakan kata-
kata dari pembina, dengan tangannya peserta memperagakan apa yang dikatakan
pembina dengan kebalikannya. Misalnya “pendek” harus memperagakan
“panjang”. Kata-kata yang diucapkan : “panjang >< pendek, tinggi >< rendah,
besar >< kecil”.
8. Topi Bundar
Alat : -
Tempat : lapangan/ruangan
Jalannya permainan :
Keterangan :
9. Kerapan Sapi
Alat : -
Tempat : lapangan
Jalannya permainan :
2 orang menjadi sapi menghadap kedepan dengan salah satu tangan di
berpegangan, 1 orang menjadi pengemudi/pemilik sapi ada di belakang sapi
dengan cara salah satu kaki berada di atas tangan sapi yang berpegangan
sedangkan satu lagi menyentuh tanah dan tangan kanan memegang pundak sapi
kanan sebelah kanan sedangkan tangan kiri memegang pundak sapi kiri sebelah
kiri, pada hitungan ketiga semua sapi berlomba-lomba lari kedepan sampai finish
yang ditentukan pembina, sapi yang sampai duluan itu yang menang.
Alat : -
Tempat : lapangan/ruangan
Jalannya permainan :
Per regu berbanjar ke belakang saling berhadapan, pada hitungan ketiga regu “A”
memakan buntut ular regu “B” dan regu “B” memakan buntut ular regu “A”.
Regu yang duluan memakan buntut itu yang menang.
Alat : -
Tempat : lapangan
Jalannya permainan :
Keterangan :
Alat : -
Tempat : lapangan
Jalannya permainan :
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran