Da’wah Prioritas
Program Tebar Da’i Ramadhan 1440 H
Abdullah Sa’ad
Wates, Kulonprogo 2019
FOTO LAMPIRAN SURAT TUGAS
MUQADDIMAH
Segala puji bagi Allah, Kami memuji, meminta pertolongan, memohon ampunan serta
petunjuk kepada-Nya. Kami beriman dan bertawakal kepada-Nya, memujinya atas segala
kebaikan, bersyukur kepada-Nya dan tidak mengkufuri-Nya serta meninggalkan orang yang
mengkufuri-Nya.
Saya bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak di sembah kecuali Allah semata, tiada
sekutu bagi-Nya. . Siapa saja yang diberi petunjuk oleh Allah, tiada seorang pun yang dapat
menyesatkannya dan siapa saja yang disesatkan oleh-Nya, tiada seorang pun yang dapat
memberikan petunjuk kepadanya. Saya bersaksi, tiada ilah yang berhak disembah selain Allah
semata, tiada sekutu bagi-Nya dan saya juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan
utusan-Nya.
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah ta’ala atas segala nikmat- Nya serta
hidayah-Nya yang dengan segala kenikmatan yang melimpah ruah itu kita masih diberikan
kekuatan untuk istiqomah menapaki jalan para nabi dan pendahulu kita yang sholih.
Perjalanan dakwah memang berat dan melelahkan, banyak dari para da’i/ muballigh
yang berguguran di tengah jalan, memang dibutuhkan mental yang kuat dan niat yang jujur
agar dapat bertahan menghadapi situasi dakwah yang ada, dan yang perlu kita ketahui
dengan mampunya kita bertahan didalam jalan dakwah akan membuahkan hasil yang cukup
memuaskan hingga tak sia- sia tenaga, pikiran dan waktu yang kita kerahkan.
sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Ibu kotanya adalah
Semarang. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, Samudra
Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa Timur di sebelah timur, dan
Laut Jawa di sebelah utara. Luas wilayahnya 32.548 km², atau sekitar 28,94% dari luas pulau
Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulau Nusakambangan di sebelah selatan (dekat
dengan perbatasan Jawa Barat), serta Kepulauan Karimun Jawa di Laut Jawa.
Pengertian Jawa Tengah secara geografis dan budaya kadang juga mencakup wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta. Jawa Tengah dikenal sebagai "jantung" budaya Jawa. Meskipun
demikian di provinsi ini ada pula suku bangsa lain yang memiliki budaya yang berbeda dengan
suku Jawa seperti suku Sunda di daerah perbatasan dengan Jawa Barat. Selain ada pula warga
Tionghoa-Indonesia, Arab-Indonesia dan India-Indonesia yang tersebar di seluruh provinsi ini.
Sejak tahun 2008, provinsi Jawa Tengah memiliki hubungan kembar dengan provinsi
Fujian di China.
Geografi Jawa Tengah
Menurut tingkat kemiringan lahan di Jawa Tengah, 38% lahan memiliki kemiringan 0-
2%, 31% lahan memiliki kemiringan 2-15%, 19% lahan memiliki kemiringan 15-40%, dan
sisanya 12% lahan memiliki kemiringan lebih dari 40%.
Kawasan pantai utara Jawa Tengah memiliki dataran rendah yang sempit. Di kawasan
Brebes selebar 40 km dari pantai, dan di Semarang hanya selebar 4 km. Dataran ini
bersambung dengan depresi Semarang-Rembang di timur. Gunung Muria pada akhir Zaman
Es (sekitar 10.000 tahun SM) merupakan pulau terpisah dari Jawa, yang akhirnya menyatu
karena terjadi endapan aluvial dari sungai-sungai yang mengalir. Kota Demak semasa
Kesultanan Demak (abad ke-16 Masehi) berada di tepi laut dan menjadi tempat berlabuhnya
kapal. Proses sedimentasi ini sampai sekarang masih berlangsung di pantai Semarang.
Di selatan kawasan tersebut terdapat Pegunungan Kapur Utara dan Pegunungan
Kendeng, yakni pegunungan kapur yang membentang dari sebelah timur Semarang mulai dari
ujung Barat Daya Kota Pati kemudian ke timur hingga perbatasan Lamongan dan Bojonegoro
(Jawa Timur).
Rangkaian utama pegunungan di Jawa Tengah adalah Pegunungan Serayu Utara dan
Serayu Selatan. Rangkaian Pegunungan Serayu Utara membentuk rantai pegunungan yang
menghubungkan rangkaian Bogor di Jawa Barat dengan Pegunungan Kendeng di timur. Lebar
rangkaian pegunungan ini sekitar 30–50 km; di ujung baratnya terdapat Gunung Slamet dan
bagian timur merupakan Dataran Tinggi Dieng dengan puncak-puncaknya Gunung Prahu dan
Gunung Ungaran. Antara rangkaian Pegunungan Serayu Utara dan Pegunungan Serayu
Selatan dipisahkan oleh Depresi Serayu yang membentang dari Majenang (Kabupaten
Cilacap), Purwokerto, hingga Wonosobo. Sebelah timur depresi ini terdapat gunung berapi
Sindoro dan Sumbing, dan sebelah timurnya lagi (kawasan Magelang dan Temanggung )
merupakan lanjutan depresi yang membatasi Gunung Merapi dan Gunung Merbabu.
Pegunungan Serayu Selatan merupakan bagian dari Cekungan Jawa Tengah Selatan
yang terletak di bagian selatan provinsi Jawa Tengah. Mandala ini merupakan geoantiklin
yang membentang dari barat ke timur sepanjang 100 kilometer dan terbagi menjadi dua
bagian yang dipisahkan oleh lembah Jatilawang yaitu bagian barat dan timur. Bagian barat
dibentuk oleh Gunung Kabanaran (360 m) dan bisa dideskripsikan mempunyai elevasi yang
sama dengan Zona Depresi Bandung di Jawa Barat ataupun sebagai elemen struktural baru di
Jawa Tengah. Bagian ini dipisahkan dari Zona Bogor oleh Depresi Majenang.
Bagian timur dibangun oleh antiklin Ajibarang (narrow anticline) yang dipotong oleh
aliran Sungai Serayu. Pada timur Banyumas, antiklin tersebut berkembang menjadi
antiklinorium dengan lebar mencapai 30 km pada daerah Lukulo (selatan Banjarnegara-
Midangan 1043 m) atau sering disebut tinggian Kebumen (Kebumen High). Pada bagian paling
ujung timur Mandala Pegunungan Serayu Selatan dibentuk oleh kubah Pegunungan
Kulonprogo (1022 m), yang terletak di antara Purworejo dan Sungai Progo.
Kawasan pantai selatan Jawa Tengah juga memiliki dataran rendah yang sempit,
dengan lebar 10–25 km. Selain itu terdapat Kawasan Karst Gombong Selatan. Perbukitan yang
landai membentang sejajar dengan pantai, dari Yogyakarta hingga Cilacap. Sebelah timur
Yogyakarta merupakan daerah pegunungan kapur yang membentang hingga pantai selatan
Jawa Timur.
Demografi Penduduk Jawa Tengah
Jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah berdasarkan sensus 2015 adalah 35.557.249
jiwa. Kabupaten/kota dengan jumlah penduduk terbesar adalah Kabupaten Brebes (2,342
juta jiwa), Kabupaten Cilacap (2,227 juta jiwa), dan Kabupaten Banyumas (1,953 juta jiwa).
Sebaran penduduk umumnya terkonsentrasi di pusat-pusat kota, baik kabupaten
ataupun kota. Kawasan permukiman yang cukup padat berada di daerah Semarang Raya
(termasuk Ungaran dan sebagian wilayah Kabupaten Demak dan Kendal), daerah Salatiga
Raya ( termasuk wilayah Ambarawa, Bringin, Kopeng, Tengaran dan Suruh), Solo Raya
(termasuk sebagian wilayah Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, dan Boyolali), serta Tegal-
Brebes-Slawi.
Pertumbuhan penduduk Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,67% per tahun.
Pertumbuhan penduduk tertinggi berada di Kabupaten Demak (1,45% per tahun), sedang
yang terendah adalah Kota Pekalongan (0,09% per tahun).
Dari jumlah penduduk ini, 47% di antaranya merupakan angkatan kerja. Mata
pencaharian paling banyak adalah di sektor pertanian (42,34%), diikuti dengan perdagangan
(20,91%), industri (15,71%), dan jasa (10,98%).
Agama
Islam 96.28%
Katolik 1.42%
Hindu 0.20%
Buddha 0.18%
Lainnya 0.01%
Sebagian besar penduduk Jawa Tengah beragama Islam yang umumnya dikategorikan
ke dalam dua golongan, yaitu kaum Santri dan Abangan. Kaum santri mengamalkan ajaran
agama sesuai dengan syariat Islam, sedangkan kaum abangan walaupun menganut Islam
namun dalam praktiknya masih terpengaruh Kejawen yang kuat.
Agama lain yang dianut adalah Kristen (Protestan dan Katolik), Hindu, Buddha, Kong
Hu Cu, dan aliran kepercayaan. Provinsi Jawa Tengah merupakan pusat penyebaran Kristen
dan Katolik di Pulau Jawa. Seperti di kota Semarang, Magelang, Surakarta dan Salatiga yang
memiliki populasi umat Kristen sekitar 15% hingga 25%.
Perekonomian
Pertanian merupakan sektor utama perekonomian Jawa Tengah, di mana mata
pencaharian di bidang ini digeluti hampir separuh dari angkatan kerja terserap.
Kawasan hutan meliputi 20% wilayah provinsi, terutama di bagian utara dan selatan.
Daerah Rembang, Blora, Grobogan merupakan penghasil kayu jati. Jawa Tengah juga terdapat
sejumlah industri besar dan menengah. Daerah Semarang-Ungaran-Demak-Kudus
merupakan kawasan industri utama di Jawa Tengah. Kudus dikenal sebagai pusat industri
rokok. Di Cilacap terdapat industri semen. Solo, Pekalongan, Juwana, dan Lasem dikenal
sebagai kota Batik yang kental dengan nuansa klasik.
Blok Cepu di pinggiran Kabupaten Blora (perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah)
terdapat cadangan minyak bumi yang cukup signifikan, dan kawasan ini sejak zaman Hindia
Belanda telah lama dikenal sebagai daerah tambang minyak.
( Data diambil dari situs resmi Provinsi Jawa Tengah)
KOTA YOGYAKARTA
Ngayogyakarta) adalah ibu kota dan pusat pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta,
Indonesia. Kota Yogyakarta adalah kediaman bagi Sultan Hamengkubuwana dan Adipati Paku
Alam. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan kota terbesar
keempat di wilayah Pulau Jawa bagian selatan setelah Bandung, Malang, dan Surakarta
menurut jumlah penduduk.
Salah satu kecamatan di Yogyakarta, yaitu Kotagede pernah menjadi pusat Kesultanan
Mataram antara kurun tahun 1575–1640. Keraton (Istana) yang masih berfungsi dalam arti
yang sesungguhnya adalah Keraton Ngayogyakarta dan Puro Paku Alaman, yang merupakan
pecahan dari Kesultanan Mataram.
Geografi
Kota Yogyakarta yaitu terletak di lembah tiga sungai, yaitu Sungai Winongo, Sungai
Code (yang membelah kota dan kebudayaan menjadi dua), dan Sungai Gajahwong. Kota ini
terletak pada jarak 600 KM dari Jakarta, 116 KM dari Semarang, dan 65 KM dari Surakarta,
pada jalur persimpangan Bandung – Semarang – Surabaya – Pacitan. Kota ini memiliki
ketinggian sekitar 112 m dpl.
Meski terletak di lembah, kota ini jarang mengalami banjir karena sistem drainase
yang tertata rapi yang dibangun oleh pemerintah kolonial, ditambah dengan giatnya
penambahan saluran air yang dikerjakan oleh Pemkot Yogyakarta.
Kota Yogyakarta telah terintegrasi dengan sejumlah kawasan di sekitarnya, sehingga
batas-batas administrasi sudah tidak terlalu menonjol. Untuk menjaga keberlangsungan
pengembangan kawasan ini, dibentuklah sekretariat bersama Kartamantul (Yogyakarta,
Sleman, dan Bantul) yang mengurusi semua hal yang berkaitan dengan kawasan aglomerasi
Yogyakarta dan daerah-daerah penyangga (Depok, Mlati, Gamping, Kasihan, Sewon, dan
Banguntapan).
Adapun batas-batas administratif Yogyakarta adalah:
Utara : Kabupaten Sleman
Selatan : Kabupaten Bantul
Barat : kabupaten Sleman
Timur : Kabupaten Sleman
Demografi
Jumlah penduduk kota Yogyakarta, berdasar Sensus Penduduk 2010, berjumlah
388.088 jiwa, dengan proporsi laki-laki dan perempuan yang hampir setara. Sementara tahun
2017 jumlah penduduk kota ini bertambah menjadi 422.732 jiwa dengan kepadatan
13.007,13 jiwa/km.
Islam merupakan agama mayoritas yang dianut masyarakat kota Yogyakarta 82,32%,
dengan jumlah penganut Katolik dan Kristen Protestan yang relatif signifikan (Katolik 10,66%
dan Protestan 6,54%). Sebagian kecil lagi adalah pemeluk agama Buddha 0,34%, Hindu 0,13%
dan Konghucu 0,01%. Seperti kebanyakan dari Islam kebanyakan di kota-kota pedalaman
Jawa, mayoritas masih mempertahankan tradisi Kejawen yang cukup kuat.
Yogyakarta juga menjadi tempat lahirnya salah satu organisasi Islam terbesar di
Indonesia, yaitu Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tahun 1912 di
Kauman, Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta. Hingga saat ini, Pengurus Pusat
Muhammadiyah masih tetap berkantor pusat di Yogyakarta.
Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, karena hampir 20% penduduk produktifnya
adalah pelajar dan terdapat 137 perguruan tinggi. Kota ini diwarnai dinamika pelajar dan
mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Perguruan tinggi yang dimiliki oleh
pemerintah adalah Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Institut Seni
Indonesia Yogyakarta, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga dan Universitas Pembangunan
Nasional "Veteran" Yogyakarta.
Untuk Sosiologi, Demografi dan Geografi DIY silakan merujuk ke Wipedia
(Diambil dari Wikipedia, diupdate oleh Wikipedia pada 9 Juni 2019, pukul 17.28.)
KABUPATEN KULONPROGO
Kulon Progo (bahasa Jawa: ꦏꦸꦪꦺꦴꦤ꧀ ꦥꦿꦒ, translit. Kulon Praga) adalah sebuah
KECAMATAN PENGASIH
Masyarakat/ penduduk daerah dataran tinggi memang sangat lekat dengan sifat
ramah tamahnya terhadap yang besar maupun keci, tua maupun muda dan bahkan yang tak
dikenal pun, dan ini menunjukkan adanya karakter kebersamaan dan saling membantu yang
sangat sulit didapat didaerah perkotaan.
Dalam bidang pendidikan, dapat kita ketahui bahwa penduduk di wilayah Kecamatan
Pengasih termasuk daerah yang bebas dari buta huruf, dan adapun penduduk dengan jenjang
pendidikan tidak tamat SD sebanyak 2.031 atau 6,30 % penduduk dan tamat SD sebanyak
5.607 atau 13,03 % penduduk, pada umumnya terdapat pada penduduk yang usianya sudah
cukup tua.
(diambil dari situs resmi kec.pengasih (Data 25 maret 2019 17:35:35))
Dalam bidang ekonomi, dapat kita lihat dari potensi wilayah sekitar yaitu potensi alam
berupa lahan, kebun dan tegalan yang menunjukkan adanya aktivitas pertanian, perkebunan
dan peternakan. Adapun untuk padi ladang saja, per 31 desember 2018 hasilnya mencapai
6,90 ton/ha dan ini hanya dari dua desa, sedangkan untuk padi sawah hasilnya mencapai 7,21
ton/ha dengan jumlah produksi 4749,37 ha, sedangkan untuk jagung hasilnya mencapai 6,75
ton/ha dengan hasil produksi 3186,65 ha, dan untuk kacang tanah hasilnya mencapai 1.026
ton/ha dengan hasil produksi 224,29 ha, untuk ubi kayu hasilnya mencapai 16,05 ton/ha
dengan hasil produksi mencapai 7992,90 ha, dan untuk kedelai hasilnya mencapai 1,50 ton
ha dengan hasil produksi 135 ha, dan yang terakhir kacang hijau hasilnya mencapai 0,82
ton/ha dengan hasil produksi mencapai 10,54 ha. Adapun untuk perkebunan, terdapat
beberapa uraian tentang luas tanah perkebunan maupun hasil produksi perkebunannya,
mulai dari kelapa dengan luas tanah 1600 ha dan dengan hasil produksi 1.414,5 ton, kopi
dengan luas tanah 5 ha dan dengan hasil produksi 400kg, coklat dengan luas tanah 140 ha
dan dengan luas panen 65 ha (akibat virus) sedangkan hasil produksinya 889kg,cengkeh
dengan luas tanah 25 ha dan hasil produksi 5,39 ton, lada dengan luas tanah 2 ha dan hasil
produksi 880 kg, panili dengan luas tanah 1 ha dan hasil produksi 175kg.
Demografi
Jumlah penduduk Kecamatan Pengasih pada tahun 2016 adalah sebanyak 48.084 jiwa,
yang tersebar di wilayah tujuh desa. Jumlah penduduk perempuan sebanyak 24.710 jiwa atau
51,39 % lebih besar dari jumlah penduduk laki- laki sebanyak 23.374 jiwa atau 48,46 % .
Geografi
Curah hujan
Bentuk wilayah
(Data 25 maret 2019 17:35:35 dari situs resmi kec. Pengasih (diringkas))
DESA SIDOMULYO
Desa Sidomulyo adalah salah satu desa dari tujuh desa di kecamatan pengasih,
kabupaten kulonprogo. Desa Sidomulyo terletak paling atas diantara desa- desa lainnya, dan
dapat diketahui bahwasanya 13,53 ha dari luas wilayah ini berada pada ketinggian kurang dari
7 mdpl yang terdapat disemua wilayah desa, dan merupakan perbatasan akhir dari kecamatan
pengasih, hanya berjarak 1 km untuk mencapai kecamatan lain yang lebih jauh.
Desa ini berada pada daerah dengan kelerengan yang cukup curam, kondisi geologi
berupa batuan yang sudah lapuk dan adanya keterdapatan kekar, serta tata guna lahan yang
kurang tepat. Selain itu pada bulan- bulan tertentu selama musim penghujan dapat
meningkatkan potensi terjadinya gerakan massa tanah. Daerah ini tersusun dari satuan
batuan breksi andesit, satuan batuan batu gamping, satuan pasir lempungan, dan satuan
lempung pasiran.
Desa ini dan beberapa wilayah lain di kecamatan pengasih, mayoritas memanfaatkan
sumber air dari waduk sremo di wilayah kecamatan kokap yang lokasinya berada di atas
kecamatan pengasih.
Hasil dari wawancara dengan beberapa masyarakat dan para tetua masyarakat
memberikan kesimpulan sebagai berikut :
a. Potensi alam di dusun Watubelah (kec. Pengasih) dan dusun Sonyo (kec.
Girimulyo) umumnya.
Hutan
Lahan/ kebun campuran, tidak ada sawah, untuk sayur- sayuran
biasanya ditanam dengan pot, karena penanaman sayur- sayur dikebun
akan kering dengan cepat, apalagi dengan kondisi sungai yang tadah
hujan yaitu jika datang musim kemarau maka air sungai menjadi kering
dan jika datang musim hujan maka air sungai meluap dan banjir.
Tambang batu
Tambang batu didusun ini tidak produktif, masa penambangan
tidak teratur walaupun kontraknya lama.Terkadang melongsori lahan
atau saat hujan deras daerah bekas tambang akan dialiri air yang sangat
deras sehingga merusak lahan warga.
Banyak juga jalan yang rusak akibat penambangan antara lain
jalur jalan karangasem- sendangsari sepanjang sekitar tiga kilometer,
karangasem- tanggulangin sepanjang lima kilometer, dan karangasem-
gondangan-watubelah sepanjang sekitar dua kilometer, hingga pernah
satu waktu warga desa Sidomulyo secara umum menggeruduk balai
desa setempat pada hari rabu (17/1/2018) untuk memprotes jalur yang
rusak akibat penambangan.
Di desa Sidomulyo memang terdapat aktivitas penambangan
batu andesit oleh lima perusahaan yaitu, PT Ellyta Karya Pratama (EKP),
PT Mineral Daya Gemilang (MDG), PT Dewata, CV Muncul Karya (MK),
dan PT Laju Jaya Sakti (LJS).
b. Potensi ekonomi
Potensi ekonomi didusun ini sangat memprihatinkan, Banyak
masyarakat yang berhutang ke bank sebab ekonomi yang tidak jelas, dan
ujung- ujungnya gali lubang tutup lubang, bahkan untuk menu lauk setiap hari
selain sayur- sayuran mayoritas masyarakat tidak menyanggupi, apalagi
kebutuhan lain seperti sekolah dan hajatan.
Potensi ekonomi di dusun ini (Watubelah) termasuk sangat rendah
diantara dusun- dusun yang lain di desa ini , karena pasar yang seharusnya
menjadi lahan berputarnya ekonomi (karena mayoritas pekebun) letaknya
jauh dari desa, dan pasar terdekat yaitu pasar clereng akan tetapi pasar ini
tidak dibuka setiap hari, hanya wage, legi, dan pahing dan juga waktu yang
ditempuh selama 20 menit dengan motor, ada juga disana pasar yang dibuka
setiap hari akan tetapi berada dipasar kota (wates) yang perjalanannya dari
dusun Watubelah menuju pasar memakan waktu 45 menit dengan motor
sedangkan yang diketahui jalur jalan untuk menuju pasar rusak parah akibat
penambangan dan juga yang tidak kalah penting, alat transportasi menuju
sawah aking (tempat adanya angkutan) selain motor tidak ada, sehingga
kebanyakan warga yang tidak memiliki motor berjalan hingga sampai sawah
aking lalu naik angkutan sampai clereng, dan kebanyakan warga juga biasanya
jika membawa barang dagangan yang banyak dari hasil bumi, menumpang
mobil carter dari dusun sonyo dan inipun biaya transportnya mahal, pembeli
dari bawah enggan keatas untuk membeli hasil bumi karena faktor jalannya
yang rusak parah dan walaupun para pembeli membeli keatas pun harganya
turun dari harga pasaran, misalnya harga sere untuk dipasar biasanya dihargai
5.000 rupiah perkilo sedangkan pembelian diatas (selain pasar) hanya dihargai
3.000 rupiah perkilo, Faktor lainnya juga yang membuat ekonomi turun adalah
jumlah penduduknya yang minim, sehingga menjadi kawasan tidak produktif,
contohnya saja jumlah penduduk dusun ini, sangatlah sedikit.
c. Potensi agrobisnis
Kayu
Kayu bakar/ arang
Tanaman dan biji- bijian
d. Politik kepartaian.
Tidak ada (netral).
a. jumlah penduduk
SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM, DATA GEREJA, MASJID DAN TEMPAT IBADAH UMAT
LAIN (FOTO)
Untuk perkembangan islam di dusun Watubelah, tidak ada data pastinya, tetapi
menurut para tetua di dusun ini khususnya, mereka dari awal terlahir dalam lingkungan islam
dan tentunya dengan tradisi/ dan kepercayaan yang diwariskan turun temurun dari leluhur/
nenek moyang mereka.
Sedangkan masjid di dusun Watubelah baru didrikan sekitar tahun 2003 dengan nama
masjid Al- Muttaqin, sebelum didirikannya masjid, mayoritas masyarakat dusun Watubelah
mendirikan sholat ied dimasjid Ar- Rahman dusun sonyo, desa girimulyo, kecamatan
jatimulyo, dan masjid itu (Al- Muttaqin) sendiri mulai aktif digunakan pertengahan tahun 2015
lalu dari mulai maghrib hingga isya’ dengan mayoritas jama’ahnya perempuan.
Secara umum tidak ada data dan bukti tentang adanya beberapa aliran- aliran maupun
ormas- ormas yang mengatasnamakan islam, tetapi disana ada data dan bukti- bukti adanya
kepercayaan yang bukan dari islam tetapi dianggap bagian dari ajaran islam dan bahkan lazim
dan wajib untuk dilaksanakan yaitu kejawen, bahkan yang menyelisihi kepercayaan tersebut
dikucilkan serta dianggap sesat dan tidak mengikuti tradisi yang ada.
Kejawen itu segala sesuatu yang berhubungan dengan adat dan kepercayaan jawa
(kejawaan) dengan ruang lingkup seni, budaya, tradisi, ritual, sikap dan filosofi, maka wajar
saja mereka tidak menganggap ajarannya sebagai agama dalam pengertian seperti agama
monoteistik.
Kepercayaan tersebut memang sudah lazim kita dapatkan didaerah pelosok
pedalaman jawa, kepercayaan tersebut telah mendarah daging hingga sangat sulit untuk
dirubah, dari situ kita akan paham betul makna ‘kolot’ yang sebenarnya.
Pengahayat kepercayaan itu memang bukan aliran sesat menurut mereka, melainkan
sebuah tradisi budaya yang luhur.
Tida ada Ormas- ormas tertentu yang mempengaruhi gerakan permurtadan maupun
perkembangan keislaman (netral) didusun ini, bimbingan keislaman secara umum mampu
untuk membendung gerakan permurtadan yang sarat dengan materi dan harta, dan secara
khusus menjadi pusat perkembangan keislaman dan ini sudah terbukti.
Menurut pak Jiyanto sebagai salah satu pemuka agama di dusun Watu belah dan pak
Suranto selaku dukuh dusun sonyo pernah menyampaikan adanya gerakan misionaris oleh
YAKKUM yang masuk, yaitu sekitar tahun 2014, kegiatan ini sangat terlihat jelas karena bukti
adanya gerakan pemurtadan di wilayah lain ditahun- tahun sebelumnya. Mereka masuk ke
wilayah- wilayah dengan membawa program- program kemanusiaan.
Profil Singkat YAKKUM
Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (Yakkum) merupakan sarana pelayanan
kesehatan bagi penyembuhan (Healing Ministry) yang didirikan oleh Sinode Gereja-Gereja
Kristen Jawa (GKJ) dan Gereja Kristen Indonesia Jawa Tengah (GKI Jateng) pada tanggal 1
Februari 1950. Dalam perkembangannya GKJ wilayah Sumatera Selatan mandiri menjadi
GKSBS yang kemudian berperan sebagai gereja pendukung Yakkum. Sarana pelayanan
gerejawi ini merupakan kelanjutan dari Jejasan Roemahsakit-roemahsakit Kristen di Djawa
Tengah (JRSK), yang dirintis oleh Zending Gereja-Gereja Gereformeerde Belanda yang
memulai misinya di Indonesia pada tahun 1899.
VISI Yakkum dalam Anggaran Dasar adalah “Menjadi lembaga pelayanan yang secara
proaktif mengusahakan kehidupan Manusia beserta lingkungannya yang sehat sejahtera
sebagai bagian dari perwujudan karya penyelamatan Allah”;
1. Mewujudkan kehidupan manusia yang sehat sejahtera bagi semua lapisan masyarakat
tanpa membedakan suku, bangsa, agama dan kepercayaan, golongan, budaya, sosial-
ekonomi, serta jenis kelamin.
2. Mewujudkan lingkungan hidup yang utuh dan sehat bagi kesejahteraan masyarakat.
VISI
Jaringan pelayanan kesehatan bagi penyembuhan yang terjangkau, bermutu dan bertumbuh.
MISI
1. Mewujudnyatakan jaringan Rumah Sakit yang profesional, terjangkau, beralaskan kasih dan
menjadi pilihan masyarakat
2. Menyelenggarakan Pendidikan Tinggi Kesehatan yang berkualitas dan menjadi pilihan utama
masyarakat nasional dan internasional berdasarkan nilai-nilai Kristiani
3. Memperjuangkan terpenuhinya hak-hak kesehatan holistik masyarakat yang berkelanjutan,
melalui sinergi pelayanan kemanusiaan dan pengembangan masyarakat transformatif yang
berbasis CBO, akuntabilitas, dan berkualitas.
Sedangkan CBM :
INFORMASI (OBROLAN/ WAWANCARA) DARI ORANG YANG MAU MURTAD ATAU YANG
SUDAH MURTAD
Tidak ada.
KESAN PESAN DARI TOKOH- TOKOH DAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA PROGRAM
TEBAR DA’I RAMADHAN INI, TERKHUSUS ADANYA ANTUM DISITU SECARA PERSONAL
Kesan dari para tokoh dan masyarakat disini untuk program tebar da’i ramadhan ini
sangat baik, terkhusus dengan adanya saya pribadi disini (sebab- sebab tertentu, bisa
ditanyakan mereka) maka dari itu mereka berharap agar program ini selalu istiqomah dan
selalu mengembangkan apa- apa yang sudah menjadi tujuan.
ANALISA KENAPA WILAYAH INI MENJADI OBYEK PEMURTADAN ATAU POTENSI MUALAF
Wilayah ini memang pernah menjadi obyek atau sasaran pemurtadan misionaris
karena ekonomi mereka yang tidak stabil dan juga kegiatan keagamaan yang hampir tidak
ada sehingga keadaan tersebut semakin memudahkan para misionaris melangkahkan
kakinya.
KESAN & PESAN SAYA, TOKOH DAN MASYARAKAT DALAM PROGRAM INI
Kesan saya pribadi untuk program dari Yayasan Baitul Maqdis ini tentu sangat baik,
dan saya pribadi sangat yakin bahwasanya program ini benar- benar dibutuhkan dan dinanti-
dinanti oleh para tokoh dan masyarakat khususnya di daerah kulon progo.
Mereka memang sangat ingin belajar islam secara maksimal, akan tetapi bimbingan
dari para da’i dan ustadz tidak ada sehingga membuat mereka kurang semangat.
Pesan saya sebagaimana pesan para tokoh dan masyarakat disini yaitu agar program
ini tetap selalu berjalan dan selalu eksis, terlebih untuk program da’i 1 tahun penuh karena
masyarakat desa ini tidak bisa berjalan sendirian tanpa ada bimbingan dari para da’i, dan
sebulan bagi mereka terlalu singkat, apalagi dengan keadaan mereka yang memprihatinkan,
sekian.
PENUTUP
Alhamdulillah, selesai sudah penulisan laporan ini dengan pertolongan Allah ta’ala
tentunya, dan laporan ini juga dengan pertolongan Allah menjadi tugas penutup/ akhir dari
serangkaian program tebar da’i ramadhan dari Yayasan Baitul Maqdis, saya pribadi
mengucapkan jazakumullahu khoiral jaza’ kepada Yayasan Baitul Maqdis atas program-
programnya, dengan perjuangan para anggota yayasan dan ketulusan- ketulusan beliau
program ini masih bertahan hingga saat ini, dan tentunya program ini sangat bermanfaat bagi
masyarakat yang menjadi sasaran terlebih diri saya pribadi yang dengan ini saya diberi
kesempatan untuk berlatih terjun di jalan dakwah secara maksimal.
Sekian dari saya, bila ada kesalahan dan kekurangan dari perilaku saya maupun dari
tutur kata/ dari laporan ini, selama tugas pastinya, saya meminta maaf sebesar- besarnya,
dan terakhir, sekali lagi berterima kasih atas sarana dan prasarana yang diberikan kepada saya
khususnya dan teman- teman seperjuangan umumnya.
Laporan tugas