Anda di halaman 1dari 22

1

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah untuk pengajuan menjadi karyawan tetap tentang
Intalasi Arus Listrik di RS AR. Bunda Lubuklinggau.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan tebuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Lubuklinggau, Juni 2016

Okdianto
NIK 13.09.07

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................. 2

Daftar Isi ...................................................................................................................... 3

BAB I : Pendahuluan ............................................................................................. 4

I.1 Latar Belakang ............................................................................................. 4

I.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

BAB II : Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 6

II.1 Pengertian Arus Listrik ................................................................................ 6

II.2 Jenis-jenis arus listrik ................................................................................... 7

II.3 Proteksi Perlengkapan Dan Instalasi Listrik ............................................... 7

II.4 Pemasangan Instalasi Listrik ........................................................................ 10

II.5 Pedoman Keselamatan Akan Bahaya Listrik ............................................... 14

BAB III Pembahasan ................................................................................................ 19

III.1 Jalur Instalasi Arus Listrik Di RS. AR Bunda Lubuklinggau ...................... 19

III. Gambar Jalur Instalasi Listrik Di RS.AR Bunda Lubuklinggau .................. 20

BAB IV Kesimpulan Dan Saran .............................................................................. 21

Daftar Pustaka .............................................................................................................. 22

LAMPIRAN

3
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi kelistrikan saat ini sangatlah pesat, hal ini sejalan dengan
berkembangnya teknologi peralatan pendukung manusia baik untuk bidang industri
ataupun rumah tangga. Sehingga untuk sistem instalasi listrik pada bangunan, khususnya
Rumah Sakit diperlukan perencanaan yang matang supaya sistem tersebut mampu bekerja
dengan sangat efektif, efisien serta sistem tersebut mampu mengatasi gangguan yang
terjadi dalam proses penyaluran atau pendistribusian tenaga listrik di Bangunan tersebut.
Kenyamanan dalam bekerja atau beraktifitas tentunya tidak terlepas dari penyediaan
penerangan yang baik terutama dimalam hari atau di tempat yang tidak ada ventilasi
cahayanya. Selain dari faktor penerangan, kenyamanan dalam beraktifitas akan tercapai
jika sirkulasi udara dan tingkat kelembaban ruangan yang baik (PUIL, 2000).
Pengaturan penggunaan daya dan penerangan serta beban listrik dalam hal ini
adalah dimaksudkan untuk menciptakan suatu ruangan yang nyaman dengan penggunaan
daya yang efisien serta tidak berlebihan.Hal ini mengacu pula pada penghematan energi,
sehingga pengeluaran biaya lebih ekonomis. Sasaran dan tujuan utama yang ingin dicapai
dari sebuah perancangan instalasi listrik pada Rumah Sakit ini ialah kebutuhanenergi
listrik di rumah mewah tersebut tercukupi sampai dengan penambahan daya di masa
datang, terjaminnya keamanan seluruh pengguna energi listrik di rumah tersebut,
memperlancar seluruh kegiatan dan aktifitas yang dilakukan di rumah tersebut, sistem
pendistribusian listrik yang hemat energi dan sangat efisien (PUIL,2000).
Setiap orang akan selalu mengharapkan kenyamanan dan keselamatan dalam, baik
masyarakat perkotaan maupun Masyarakat pedesaan. Energy listrik yang digunakan
memiliki jalur arus listrik yang dapat digunakan. Arus listrik adalah aliran dari muatan
listrik dari satu titik ketitik yang lain. Arus listrik terjadi karena adanya media penghantar
antara dua titik yang mempunyai beda potensial. Listrik dalam kehidupan rumah tangga
memiliki beberapa manfaat yaitu listrik sebagai penerangan (lampu) dan untuk peralatan
listrik rumah tangga lainnya seperti setrika listrik, televisi, kulkas, dan sebagainya. Dalam
penggunaanya, listrik memiliki resiko yang dapat membahayakan bagi peralatan maupun

4
pemakainya apabila salah dalam penanganan dan penggunaannya. Bahaya yang dapat
ditimbulkan jika terjadi kesalahan dalam jalur arus listrik yaitu: biasa menyebabkan
kebakaran dan tersengatnya arus listrik.
Dari uraian diatas tentang arus listrik dan bahaya yang ditimbulkan jika terjadi
kesalahan arus listrik, maka penulis akan membahas masalah tentang Jalur Instalasi Arus
Listrik di RS AR. Bunda Lubuklinggau.

I.2 Rumusan Masalah


Rumusan Masalah dalam Penulisan ini adalah Bagaimana jalur instalasi arus
listrik RS.AR Bunda Lubuklinggau.

I.3. Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui Jalur Instalasi Arus Listrik di RS AR. Bunda Lubuklinggau
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus sebagai berikut:
a. Untuk berbagi pengetahuan tentang Jalur Instalasi Arus Listrik di RS
AR.Bunda lubuklinggau kepada karyawan rumah sakit.
b. Agar karyawan rumah sakit bisa melakukan pertolongan pertama jika ada
terjadinya kecelakaan atau kebakaran akibat arus listrik.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Arus Listrik


Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang
terpasang baik di dalam maupun di luar bangunan untuk menyalurkan arus listrik.
Rancangan instalasi listrik harus memenuhi ketentuan PUIL 2000 dan peraturan yang
terkait dalam dokumen seperti UU NO 18 Tahun 1999 tentang jasa konstruksi, Peraturan
Pemerintah NO 51 Tahun 1995 tentang Usaha Penunjang Tenaga Listrik dan peraturan
lainnya. .

Ketentuan Umum Perancangan Instalasi Listrik Rancangan suatu sistem instalasi


listrik harus memenuhi ketentuan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) dan peraturan
lain seperti :

a) Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, Beserta


Peraturan Pelaksanaannya.
b) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
c) Undang-Undang Nomor 15 tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan Dalam
perancangan sistem instalasi listrik harus diperhatikan tentang keselamatan
manusia, makhluk hidup lain dan keamanan harta benda dari bahaya dan
kerusakan yang bisa ditimbulkan oleh penggunaan instalasi listrik. Selain itu,
berfungsinya instalasi listrik harus dalam keadaan baik dan sesuai

Arus listrik adalah aliran dari muatan listrik dari satu titik ketitik yang lain. Arus
listrik terjadi karena adanya media penghantar antara dua titik yang mempunyai beda
potensial. Semakin besar beda potensial listrik antara dua titik tersebut maka semakin
besar pula arus yang mengalir. Dari aliran arus listrik inilah diperoleh tenaga listrik yang
disebut dengan daya. Dalam aplikasinya, arus listrik terjadi saat muatan pada tegangan
listrik dialirkan melalui beban. Contohnya saat kita menyalakan televisi maka arus listrik
rumah kita mengalir dari titik phase ketitik netral. Dalam hal ini televisi dianggap sebagai
beban yang dialiri oleh arus listrik dan tenaga atau daya yang ditimbulkan Karena aliran
arus listrik inilah yang menyebabkan televisi biasa menyala.

6
II.2 Jenis Arus Listrik

Berdasarkan arah aliran nya, arus listrik dibedakan menjadi dua jenis yaitu arus
searah dan arus bolak-balik. Arus searah sering disebut dengan DC yang merupakan
singikatan dari Direct Current. Sedang kan arus bolak-balik sering disebut dengan AC
singkatan dari Alternating Current.

1. Arus Searah ( Dc )

Arus searah mengalir secara searah dari titik yang memiliki potensial tinggi
ke titik yang memiliki potensial lebih rendah. Meskipun sebenarnya yang mengalir
adalah elektron (muatan negatif) namun disepakat bahwa yang mengalir adalah
arus positif, dari kutub positif kekutub negatif. Jika dilihat bentuk gelombangnya
dengan oscilloscope, arus searah terlihat sebagai garis lurus.

2. Arus Bolak- Balik ( Ac )

Sedangkan arus bolak-balik memiliki aliran arus yang berubah-ubah


arahnya. Perubahan arah arus bolak-balik ini mengikuti garis waktu sehingga jika
dilihat dengan oscilloscope, arus bolak-balik membentuk sebuah gelombang
dengan frekuensi tertentu. Bentuk gelombang arus bolak-balik ada yang beraturan
dan tidak beraturan. Contoh bentuk gelombang arus bolak-balik yang beraturan
adalah sinus, kotak dan gigi gergaji.

II.3 Proteksi Perlengkapan dan Instalasi Listrik

1. Perlengkapan listrik

Pada setiap perlengkapan listrik harus tercantum dengan jelas nama


pembuat dan atau merek dagang, daya, tegangan, dan/atau arus pengenal, data
teknis lain seperti disyaratkan SNI. Perlengkapan listrik hanya boleh di pasang
pada instalasi jika memenuhi ketentuan dalam PUIL 2000 dan/atau standar yang
berlaku. Setiap perlengkapan listrik tidak boleh di bebani melebihi
kemampuannya.

7
2. Alat-Alat Listrik

Untuk melaksanakan pekerjaan instalasi listrik seperti : memasang kabel,


membuat stop kontak, memotong kabel, mengupas kabel dan lain-lain, diperlukan
alat pendukung berupa peralatan listrik yang baik. Di sinilah letak pentingnya
bagi kita untuk mengenal dan mempergunakan peralatan listrik. Karena jika salah
memilih alat ataucara menggunakan alat, akan mengakibatkan pada bahan yang
dikerjakan sehingga pekerjaannya tidak akan berhasil dengan baik. Jenis alat
listrik antara lain: tang, obeng, palu, gergaji besi, bor, tespen, alat ukur(
multimeter ).
Tang termasuk alat penting yang sering digunakan dalam pekerjaan instalasi
listrik.fungsi tang antara lain: memotong kabel, mengupas kabel, menarik kabel
memegang komponen, dan lain-lain. Berdasarkan bentuk da kegunaannya, tang
dapat dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya:
a) Tang kombinasi
Sesuai namanya, tang jenis ini dapat digunakan untuk menyelesaikan
beberapa pekerjaan seperti: memotong kawat, memuntir kawat, memegang
benda, menarik kawat dan lain-lain.
b) Tang biasa
Umumnya tang ini digunakan hanya untuk memegang benda disaat tangan
kita sudah tidak mampu memegangnya atau untuk memuntir kawat pada
saat pekerjaan instalasi.
c) Tang pemotong
Tang jenis ini termasuk alat yang sering digunakan dalam pekerjaan
instalasi listrik. Fungsinya adalah untuk memotong kabel/kawat, memotong
tali, memotong isolasi.
d) Tang lancip
Ada juga yang menyebutnya tang buaya, karena bentuk ujunya yang mirip
dengan mulut buaya. Dengan bentuk seperti itu, maka tang lancip ini sangat
cocok untuk memegang benda-benda kecil seperti sekerup, ring, mur atau
untuk menganbil benda kecil yang sulit dijangkau oleh tangan. Selain itu
juga tang lancip dapat digunakan untuk membuat bulatan pada ujung kabel
untuk meletakan sekerup/baut.

8
e) Obeng kembang ( + )
Obeng jenis ini biasanya digunakan untuk memasang dan melepas
sekerup/baut yang kepala sekerup/baut dengan alur silang ( + ). Perlu
diketahui bahwa kepala sekerup/baut dengan alur silang memiliki tenaga
gerak putar yang lebih besar dari pada beralur lurus ( - )
f) Obeng min ( - )
Penggunaan obeng jenis bersifat umum, yaitu m memasang dan membuka
baut NCB, paku sekerup, atau baut dalam pekerjaan mekanik.
g) Testpen
Kegunaanya untuk mengetahui adanya aliran listrik dalam suatu penghantar
diperlukan suatu alat yang namanya testpen.Bagi yang sering kecimpung
dalam bidang listrik merupakam keharusan untuk memiliki alat tersebut.
h) Alat ukur multimeter
Untuk mengetahui baik tidaknya hubungan-hubungan atau sambungan
penghantar dalam suatu instalasi diperlukan suatu alat ukur yang dinamakan
multimeter. Dengan menggunakan multimeterkita dapat mengetahui hasil
pemasangan instalasi meliputi: pemasangan kabel, penyambung kabel,dan
pekerjaan pekerjaan lain dalam instalasi. Selain untuk mengetahui hasil
pemasangan instalasi, multimeter juga dapat dipakai untuk mengukur
besarnya tegangan listrik dan arus yang mengalir di dalam suatu
penghantar.

3. Instalasi Listrik

Instalasi yang baru dipasang atau mengalami perubahan harus diperiksa dan
diujidulu sesuai dengan ketentuan mengenai :

a) resistans isolasi

b) pengujian sistem proteksi

c) pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik

Instalasi listrik yang sudah memenuhi semua ketentuan tersebut dalam


resistans isolasi, pengujian sistem proteksi, pemeriksaan dan pengujian instalasi

9
listrik. baru dapat dioperasikan setelah mendapat izin atau pengesahan dari
instansi yang berwenangdengan syarat tidak boleh dibebani melebihi
kemampuannya

II.4 Pemasangan Instalasi Listrik

Pemasangan instalasi listrik tidak dapat dilakukan sembarangan. Jika tidak hati-hati
dapat membawa akibat yang fatal, baik bagi pemasangan instalasi maupun pemakainya.
Oleh karena itu, sebelum seseorang memasang suatu instalasi listrik perlu mengetahui
peraturan instalasi listrik. Peraturan-peraturan ini bertujuan melindungi manusia dan
mengamankan barang dari bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh listrik, serta
menyediakan tenaga listrik yang aman dan efisien, peraturan untuk instalasi listrik terdapat
pada buku peraturan umum instaslasi listrik 1987, yang disingkat PUIL 1987. Buku
peratura instaasii iteritan oleh lembaga Ilmu Pengeahan Idonesia ( LIPI ). PUIL1987 ini
berlaku unutk semua instalasi listrik yang kuat ( ayat 102.A1 ), kecuali instalas-intalasi
atau bagian-bagian instalasi yang disebut dalam ayat 102A2.
Untuk dapat memasang, mengidentifikasi gangguan dan memperbaiki kerusakan
pada listrik diperlukan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan tentang instalasi listrik.
Pada umumnya lulusan dari sekeloh menengan kejuruan ( SMK ), untuk kelompok
teknologi dan industri, khususnya rumpun listrik arus kuat telah mempunyai keterampilan
yang cukup memadai untuk pemasangan instalasi listrik. Namun untuk dapat
mengidentifikasi gangguan dan perbaikan instalasi listrik masi sangat kurang sehingga
perlu mengikuti pelatihan lebih lanjut.

Sebelum kita mengetahui cara pemasangan instalasi lebih jelas sebaiknya kita
pelajari dulu beberapa peralatan listrik yang ada di rumah agar tidak salah pasang, contoh
peralatan listrik sebagai berikut:

10
Saklar lampu kabel

Steker stop kontak

Fitting lampu

11
Cara penyambung kabel yang benar:

Cara menyambung kabel ke steker

1. Cara Merangakai Kabel Saklar ke Fitting Lampu


Dalam sebuah rangkaian ini kita memerlukan 2 kabel yang ada
didalam pipa instalasi, kabel yang warna biru digukan untuk arus negatip ( - )
atau masa dan kabel warna merah digunakan untuk arus positip ( + ). Dari kabel
tersebut maka kabel warna merah yang kita putus tau kita masukan ke saklar
lampu. Kita lihat gambar dibawah ini:

12
Gambar Cara Merangakai Kabel Saklar Ke Fitting Lampu

2. Cara Merangkai kabel untuk fitting lampu + saklar + stop kontak


Dalam sebuah rangkaian ini maka kita gunakan 3 kabel yang masuk
kepipa yang masuk menuju ke saklar, kita gunakan 2 kabel warna merah, 1 kabel
warna merah digunakan untuk arus induk yang masuk ke saklar dan stop kontak,
yang kabel warna merah satunya digunakan untuk out put dari saklar ke fitting
lampu, sedangkan kabel warna biru digunakan untuk kabel negative ( - )
stopkontak.

Gambar Cara merangkai kabel untuk fitting lampu + saklar + stop kontak

Demikianlah beberapa contoh sederhana sambungan, rangkaian, dan


pemasangan untuk instalasi listrik pada rumah tangga yang sederhana.

13
II.5 Pedoman Keselamatan Bahaya Listrik
Pedoman keselamatan akan bahaya listrik di laboratorium, sebagaimana di tempat-
tempat lain, berkaitan dengan pengetahuan akan potensi-potensi bahaya dan tindakan-
tindakan pencegahannya. Tindakan-tindakan pencegahan di laboratorium listrik/komputer
merupakan hal yang penting karena potensi-potensi bahaya yang ada di dalamnya. Jika 0,1
Ampereatau lebih arus listrik mengalir melalui kepala atau dada bagian atas, risiko
kematian hampir pasti, dan terbukti fatal pada penderita gangguan koroner. Arus listrik
yang mengalir melalui tubuh dipengaruhi oleh resistensi tubuh, resistensi antara tubuh
dengan lantai, dan tegangan sumber. Jika kulit basah, maka jantung akan lemah dan
kontak antara tubuh dengan lantai menjadi besar dan langsung, sehingga tegangan sebesar
40 Volt dapat berisiko fatal. Oleh karena itu, hindari mengambil risiko dengan tegangan
“rendah” sekalipun. Ketika bekerja di laboratorium, luka-luka seperti luka bakar, patah
tulang, terkilir, atau gangguan pada mata, dapat terjadi. Tindakan pencegahan harus
dilakukan untuk menghindari terjadinya luka-luka tersebut termasuk risiko akibat sengatan
listrik.Pengguna laboratorium perlu memiliki nomor telepon darurat yang dapat dihubungi
untuk pengarahan jika diperlukan.Apabila muncul pertanyaan-pertanyaan mengenai
keselamatan, konsultasikan dengan dengan demonstran ataupun teknisi laboratorium.
Mengetahui tindakan-tindakan pencegahan yang tepat merupakan hal yang penting ketika
bekerja di laboratorium untuk menghindari risiko bahaya pada diri sendiri maupun orang
lain. Bahaya paling umum adalah sengatan listrik yang dapat berakibat fatal apabila tidak
berhati-hati.
Seperti telah di terapkan dalam buku peraturan umum instalasi listrik (PUIL
1987), peraturan-peraturan yang dimaksudkan untuk pengamanan, baik bagi manusia,
barang, maupun instalasi itu sendiri.Oleh karena itu, untuk memasang suatu instalasi
listrik diperlukan tindakan atau langka-langkah keselamatan kerja. Tindakan atau
keselamatan kerja dapat dibedakan atas 4 hal berikut:
A. Keselamatan kerja bagi diri sendiri, yaitu tindakan keselamatan bagi diri orang
yang melakukan pekerjaan pemasangan instalasi. Sebagai contoh:
1) Menggunakan pakaian pekerjaan sesuai dengan pekerjaan
2) Menggunakan peralatan yang cocok
3) Menggunakan peralatan pengaman ( sabuk pengaman, sarung tangan,
sepatu, dan lain-lain)

14
B. Keselamatan kerja bagi orang lain, pada saat melakukan pekerjaan
pemasangan instalasi listrik jangan sampai mencelakakan orang lain yang
mungkin berada di sekitar lokasi pekerjaan. Contoh: pemotongan ujung kabel
menggunakan tang potong, jangan sampai sisa potongan kabel tersebut
berserakan disembarang tempat karena sisa potongan kabel ini cukup tajam
sehingga dapat melukai orang lain yang melewati tempet tersebut.
C. Keselamatan alat atau barang, yang dimaksud alat atau barang ialah alat-alat
atau barang yang digunakan dalam pekerjaan tersebut. Misalnya dalam hal
menggunakan peralatan, jangan sampai peralatan tersebut rusak atau tidak
dapat berfungsi lagi akibat penggunaan yang tidak sesuai. Contoh:
menggunakan tang kombinasi untuk memukul paku/sekrup. Hal ini dapat
merusak tan tersebut sehingga tidak dapat difungsikan sebagaimana mestinya.
D. Keselamatan lingkungan juga perlu diperhatikan dan dijaga, agar lingkungan
tetap sehat dan tidak membahayakan kehidupan di kemudian hari. Contoh:
tidak membung sampah kabel disembarangan karena sisa kabel baik yang
berupa potong-potongan tembaga ataupun sisa-sisa bahan isolasinya dapat
mencemarkan lingkungan hidup. Tindakan keselamatan kerja tersebut dapat
dikembangkan lagi dengan menyesuaikan tempat dan keadaan pada masi-
masing lingkungan pekerjaan.
1. Beberapa Ketentuan Untuk Keamanan Dan Keselamatan Kerja
Taatilah peraturan umum instalasi listrik, sehingga tidak menimbulkan hal-
hal yang tidak diinginkan. Bahaya kebakaran dapat terjadi apabila kita bekerja
ceroboh atau tidak menuruti peraturan kestandaran dari PLN.

15
Janganlah mencoba memegang kawat berarus tidak berisolasi, sebab cara
ini dapat mengundang maut.

Putuskanlah saklar utama, lepaskan sekering/ NCB, pakailah sepatu karet,


dan gunakan alat yang dilapisi bahan isolator ketika bekerja pada listrik.

Nilai sekering/ NCB pengaman terlalu besar dan kawat instalasi yang tipis
untuk beban yang besar, akan menyebabkan kawat rebakar.

16
Bekerjatanpa memutus/mencabut arus yang masuk akan sangat berbahaya

Jika ada kabel yang terluka maka bungkus lah dengan isolasi, agar tidak
membahayakan diri sendiri atau orang lain.

2. Sengatan Listrik
Sengatan listrik disebabkan karena aliran arus listrik melalui tubuh.Tingkat
keparahannya bergantung pada besarnya arus.Sengatan listrik sebesar 1mA
biasanya menyebabkan rasa kesemutan/geli yang tidak nyaman. Sengatan arus
listrik di atas 10mA dapat menyebabkan nyeri otot yang cukup parah sehingga
korban kesulitan melepaskan konduktor akibat kejang otot. Arus diantara 100mA
dan 200mA (50 Hz AC) dapat menyebabkan fibrilasi ventrikel pada jantung
sehingga berisiko kematian. Besarnya tegangan yang menghasilkan arus berisiko
fatal bergantung pada resistansi dari kulit. Kulit yang basah dapat memiliki
resistansi setidaknya 150Ω dan kulit yang kering 15kΩ. Nilai resistansi tangan dan

17
kaki diperkirakan sebesar 100Ω dan tubuh 200Ω.Dari nilai-nilai resistansi tersebut,
diperkirakan bahwa tegangan 240Volt dapat menyebabkan arus listrik sekitar
500mA mengalir melalui tubuh dengan kondisi kulit basah, sehingga dapat berisiko
fatal.Disamping itu nilai resistansi dari kulit juga menurun dengan drastis pada
bagian yang terkena kontak langsung dengan konduktor. Dengan demikian sangat
penting sekali untuk segera memisahkan konduktor dengan bagian tubuh yang
terkena kontak, untuk mencegah arus meningkat sampai pada level yang dapat
mematikan.
3. Grounding Peralatan
Grounding merupakan hal yang sangat penting. Grounding yang tidak
tepat, dapat menyebabkan eror, bising, dan banyak masalah lainnya. Grounding
pada peralatan listrik dapat mencegah terjadinya sengatan listrik.Instrumen dan
peralatan listrik memiliki casing yang secara elektrik sudah di insulasidari kabel-
kabel yang mengalirkan arus listrik. Isolasi tersebut dilakukan dengan cara insulasi
padakabel-kabel listrik sebagaimana dilihatkan pada gambar di bawah. Namun
demikian, apabila insulasi pada kabel cacat/terkelupas dan terjadi kontak langsung
antara bagian tersebut dengan casing, maka casing akan berada pada kondisi
bertegangan tinggi. Jika pengguna menyentuh alat, maka tegangan tinggi tersebut
akan terasa. Jika pengguna sedang berdiri di atas lantai basah dan bersentuhan
dengan casing tersebut, maka arus yang cukup besar akan mengalir melaluinya
sebagaimana diperlihatkan pada gambar b. Tapi apabila casing dihubungkan ke
tanah (ground) dengan menggunakan kabel ketiga (kabel ground), maka arus dari
casing akan mengalir langsung ke tanah tanpa melalui pengguna alat.

18
BAB III
PEMBAHASAN

Instalasi Arus Listrik RS. AR Bunda Lubuklinggau


Instalasi arus listrik di RS AR. Bunda Lubuklinggau dimulai dari jalur PLN
memasuki kubikel dan KWH PLN, setelah melewati kubikel dan KWH PLN lalu
melewati kubikel RS. AR bunda Lubuklinggau. Setelah melewati kubikel RS.AR
Bunda Lubuklinggau baru masuk ke transformator. Kemudian dari transformator
masuk ke panel kontrol utama, panel control utama itulah tempat pergantian arus listrik
dari PLN dan arus listrik dari generator set atau genset, setelah dari panel kontrol
utama baru memasuki area gedung yaitumasuk ke panel induk lantai. Dari panel induk
lantai baru dibagi ke panel Kontrol setiap ruangan.
Pada setiap perlengkapan listrik di RS AR. Bunda Lubuklinggau sudah tercantum
persyaratan dari SNI yaitu:

1) Nama pembuat dan atau merekdagang,


2) Daya, tegangan, dan/atau arus pengenal,
3) Data teknis lain seperti disyaratkan SNI.
Perlengkapan listrik hanya boleh dipasang pada instalasi jika memenuhi
ketentuan dalam PUIL 2000 dan/atau standar yang berlaku. Setiap perlengkapan listrik
tidak boleh dibebani melebihi kemampuannya.

19
Jalur PLN Cubikeldan KWH PLN

Kubikel RS Trapo

MesinGense Panel control pln/gensed

Panel control Panel induk

20
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV. 1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1 Jalur instalasi Listrik RS. AR Bunda Lubuklinggau sudah memenuhi standar dari
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) dan memenuhi standar SNI.
2 Dalam suatu pekerjaan agar bisa lebih berhati-hati dalam menggunakan suatu
peralatan listrik, agar tidak menbahayakan pengguna alat maupun alat itu sendiri.

IV.2 Saran
1 Bagi Managemen Rumah Sakit AR. Bunda Lubuklinggau
Diharapkan dapat melengkapi alat pengaman listrik yang lebih baik sehingga
jika terdapat gangguan hubung singkat, maka untuk maintenance arus listrik dapat
mudah dikendalikan.

2. Bagi Karyawan Rumah Sakit


Agar dapat mengetahui apa yang harus dilakukan pertama kali jika terjadi
konsleting listrik yang bisa terjadi kebakaran, maka yang terutama kita lakukan ialah
harus memutuskan jalus arus listrik atau sumber listrik terlebih dahulu.

3. Bagi Staff Upsrs


Diharapkan dapat menganalisis gangguan hubungan singkat sebelum terjadi
penambahan beban dan dapat mengoperasionalkan alat-alat listrik dengan sesuai
kemampuan alat tersebut agar tidak terjadi kerusakan pada alat tersebut.

21
DAFTAR PUSTAKA

Astra, P & Ardi, S. (2000). Panduan Teori Instalasi Listrik: Rineka Cipta:
Jakarta.

Daryanto. (2000). Teknis Pengerjaan Listrik. Bumi Aksara: Jakarta.

Edminister, J A. (2003 ). Rangkaian Listrik Seri Buku Schaum Edisi Kedua.


Erlangga:Surabaya.

Habibi,S. (2013).Jalur instalasi listrik. diakses dari www.djlpe.go.id pada


tanggal 21 Januari 2016.

Handoko, P. (2000). Pemasangan Instalasi Listrik Dasar. Kanisius: Jakarta.

Harten,P.A. (1995). Instalasi Listrik Arus Kuat. Bina Cipta: Jakarta.

Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL). (2000)

Robertson,J.B. (1995). Keterampilan teknis Listrik Praktis. Yrama Widya:


Jakarta.

Rusmadi, D. (2001). Belajar Instalasi Listrik. CV Pionir Jaya: Jakarta.

Suryatmo, F. (1998). Teknis Listrik Instalasi Penerangan. Rineka Cipta:


Jakarta.

22

Anda mungkin juga menyukai