Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS BEBAN JEMBATAN

JEMBATAN : WANAGAMA GUNUNG KIDUL D.I. YOGYAKARTA [C]MNI-2008

DATA JEMBATAN

A. SISTEM STRUKTUR

35000

5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000


1 2 3 16 4 15 5 6 7
350
450
14
13
11 20
19 21
650
10
18
8
22
550 9
17

23

PARAMETER KETERANGAN
Klasifikasi Jembatan Klas I Bina Marga
Tipe Jembatan Plat beton portal lengkung
Beban jembatan BM100
Panjang bentang jembatan 35.00 m
Tebal plat lantai jembatan 0.40 m
Tebal plat dinding 0.45 m
Tebal plat lengkung 0.50 m
Tebal plat dinding abutment 0.65 m
Tebal wing wall 0.40 m

1. Struktur Atas (Upper Structure)

Terdiri atas : Slab lantai kendaraan, yang menjadi kesatuan monolit dengan dinding
dan plat lengkung yang membentuk portal beton plat lengkung.

2. Struktur bawah (Sub Structure)

Terdiri atas poer beton dengan fondasi sumuran.

C[2008]MNI-EC : Beban Jembatan 22


3. Dimensi Jembatan

b
b2 b1 b2

tiang railing
trotoar
ha aspal slab
ht
ho h1

dinding
Potongan Slab lantai kendaraan

Tebal slab lantai jembatan h= 0.40 m


Tebal lapisan aspal + over-lay ta = 0.10 m
Tebal genangan air hujan th = 0.05 m
Jarak antara dinding penyangga L= 5.00 m
Lebar jalur lalu-lintas b1 = 4.00 m
Lebar trotoar b2 = 0.50 m
Panjang bentang jembatan L= 35.00 m
Lebar total jembatan b= 5.00 m

4700 35000 4700

5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000

5000 350 1000


450 1799 666 729
2026
4325

4873
8500
8965
9900
550 9800
10474 11200

1000
1400
900
800 2509
5000 1400
900
800
5000

Penampang memanjang rangka plat beton portal lengkung

C[2008]MNI-EC : Beban Jembatan 23


4. Bahan Struktur

Mutu beton : K - 300


Kuat tekan beton fc' = 0.83 * K / 10 = 24.90 MPa
Modulus elastik Ec = 4700 * √ fc' = 23453 MPa
Angka poisson u = 0.2
Modulus geser G = Ec / [2*(1 + u)] = 9772 MPa
Koefisien muai panjang untuk beton, ε = 1.0E-05 / ºC
Mutu baja :
Untuk baja tulangan dengan Ø > 12 mm : U - 39
Tegangan leleh baja, fy = 390 MPa
Untuk baja tulangan dengan Ø ≤ 12 mm : U - 24
Tegangan leleh baja, fy = 240 MPa
Specific Gravity kN/m3 Parameter tanah dipadatkan
Berat beton bertulang wc = 25.00 Sudut gesek dalam,
Berat beton tidak bertulang wc' = 24.00 φ= 35 °
Berat aspal wa = 22.00 Kohesi,
Berat jenis air ww = 9.80 C= 0
Berat timbunan tanah dipadatkan ws = 17.20

5. Metode Perhitungan Struktur

Perencanaan struktur jembatan yang ekonomis dan memenuhi segi keamanan serta
rencana penggunaannya, merupakan suatu hal yang sangat penting. Oleh karena itu
diperlukan Analisis Struktur yang akurat dengan metode analisis yang tepat guna
mendapatkan hasil perencanaan yang optimal.
Metode perencanaan struktur yang digunakan ada dua macam, yaitu :
1. Metode perencanaan ultimit dengan pemilihan faktor beban ultimit sesuai peraturan
yang berlaku, yaitu :
a. Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan, 1992 (PPTJ-1992), Departemen
Pekerjaan Umum, Dirjen Bina Marga, Direktorat Bina Program Jalan.
b. SNI-03-1725-1989 : Tatacara Perencanaan Pembebanan Jalan Raya
c. SNI-03-2833-1992 : Tatacara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Jembatan
Jalan Raya
d. Pd. T-04-2004-B : Pedoman Perencanaan Beban Gempa Untuk Jembatan

C[2008]MNI-EC : Beban Jembatan 24


e. Bridge Design Manual, 1992 (BDM-1992), Directorate General of Highways,
Ministry of Public Works, Republic of Indonesia.
2. Metode perencanaan tegangan ijin dengan beban kerja.
Perhitungan struktur jembatan rangka beton portal lengkung dilakukan dengan komputer
berbasis elemen hingga (finite element ) untuk berbagai kombinasi pembebanan yg me-
liputi berat sendiri, beban mati tambahan, beban lalu-lintas kendaraan (beban lajur, rem
pedestrian), dan beban pengaruh lingkungan (temperatur, angin, gempa) dengan pemo-
delan struktur 3-D (space-frame ). Metode analisis yang digunakan adalah analisis linier
metode matriks kekakuan langsung (direct stiffness matriks ) dengan deformasi struktur
kecil dan material isotropic. Program komputer yang digunakan untuk analisis adalah
SAP2000 V-11 . Dalam program tersebut berat sendiri struktur dihitung secara otomatis.

4700 35000

5000 5000 5000 5000

5000 350
450 1799 666 729

4325

8500
8965
9900
550

1000
1400
900
800

5000

1600

5000 4000 7000 4000

4000
5000
5000

C[2008]MNI-EC : Beban Jembatan 25


I. ANALISIS BEBAN JEMBATAN

1. BERAT SENDIRI ( MS )

Faktor beban ultimit : KMS = 1.3


Berat sendiri ( self weight ) adalah berat bahan dan bagian jembatan yang merupakan
elemen struktural, ditambah dengan elemen non-struktural yang dipikulnya dan bersifat
tetap. Berat sendiri elemen struktural dihitung secara otomatis oleh Program SAP2000.
Berat sendiri elemen yang tidak termasuk elemen struktural dihitung sbb.

0.50 QMS
0.25
0.15

SGP 3"
TEBAL 0.15 m
0.80 4
2.5 m

5
5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m
35 m

0.30 1

0.25 2 0.35
3 Berat beton bertulang,
3
wc = 25.0 kN/m

Berat sendiri Trotoar dan Railing untuk panjang, L= 2.00 m


NO b h Shape L Jumlah Berat
(m) (m) (m) (kN)
1 0.50 0.30 1 2.00 2 15.00
2 0.50 0.25 1 2.00 2 12.50
3 0.50 0.10 0.5 2.00 2 2.50
4 0.15 0.80 1 2.00 2 12.00
5 0.10 0.80 0.5 2.00 2 4.00
6 SGP 3" dengan berat/m = 0.63 2.00 4 5.04
Total : 51.040
Berat sendiri per meter panjang jembatan, QMS = 25.520 kN/m

C[2008]MNI-EC : Beban Jembatan 26


2. BEBAN MATI TAMBAHAN ( MA )

Faktor beban ultimit : KMA = 2.0


Beban mati tambahan ( superimposed dead load ), adalah berat seluruh bahan yang
menimbulkan suatu beban pada jembatan yang merupakan elemen non-struktural, dan
mungkin besarnya berubah selama umur jembatan. Jembatan direncanakan mampu
memikul beban mati tambahan sebagai berikut.
QMA
b
b2 b1 b2

air hujan aspal


2.5 m

5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m
35 m

NO Jenis Beban Tebal Lebar w Beban


3
(m) (m) (kN/m ) (kN/m)
1 Lapisan aspal + overlay 0.10 4.00 22.00 8.80
2 Air hujan 0.05 5.00 9.80 2.45
Beban mati tambahan, QMA = 11.250 kN/m

3. BEBAN LAJUR "D" ( TD )

Faktor beban ultimit : KTD = 2.0


Beban lajur "D" terdiri dari beban terbagi merata (Uniformly Distributed Load ), UDL
dan beban garis (Knife Edge Load ), KEL seperti terlihat pada gambar.
UDL mempunyai intensitas q (kPa) yang besarnya tergantung pada panjang total L
yang dibebani dan dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
q = 8.0 kPa untuk L ≤ 30 m
q = 8.0 *( 0.5 + 15 / L ) kPa untuk L > 30 m
KEL mempunyai intensitas, p = 44.0 kN/m
Faktor beban dinamis (Dinamic Load Allowance ) untuk KEL diambil sebagai berikut :
DLA = 0.4 untuk L ≤ 50 m
DLA = 0.4 - 0.0025*(L - 50) untuk 50 < L < 90 m
DLA = 0.3 untuk L ≥ 90 m

C[2008]MNI-EC : Beban Jembatan 27


Lebar jalur lalu-lintas, b1 = 4.00 m
Panjang bentang jembatan, L= 35.00 m
Untuk L > 30 m : q = 8.0 *( 0.5 + 15 / L ) = 7.429 kPa
Beban merata (UDL) pada jembatan : QTD = q * b1 = 29.71 kN/m
Beban garis, p= 44.00 kN/m
Faktor beban dinamis untuk L ≤ 50 m : DLA = 0.40
Beban garis (KEL) pada jembatan :
PTD = ( 1 + DLA ) * p * b1 = 246.40 kN

PTD

QTD
2.5 m

5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m
35 m

4. GAYA REM (TB)

Faktor beban ultimit : KTB = 2.0


Pengaruh pengereman dari lalu-lintas diperhitungkan sebagai gaya dlm arah memanjang
dan dianggap bekerja pd permukaan lantai jembatan. Besarnya gaya rem arah meman-
jang jembatan tergantung panjang total jembatan (L t) sebagai berikut :

C[2008]MNI-EC : Beban Jembatan 28


Gaya rem, FTB = 250 kN untuk Lt ≤ 80 m
Gaya rem, FTB = 250 + 2.5*(Lt - 80) kN untuk 80 < Lt < 180 m
Gaya rem, FTB = 500 kN untuk Lt ≥ 180 m
Untuk, Lt = L = 35.00 m maka, FTB = 250 kN
Besarnya gaya rem, T = FTB / b1 = 62.5 kN
Besarnya gaya rem dapat juga diperhitungkan sebesar 5% dari beban lajur "D" tanpa
memperhitungkan faktor beban dinamis.
Beban merata (UDL) pada jembatan : q= 7.429 kPa
Beban garis (KEL) pada jembatan : p= 44.00 kN/m
Besarnya gaya rem, T = 5% * ( q * L + p ) * b1 = 60.8 kN
Diambil besarnya gaya rem pada jembatan, T= 62.5 kN
Jumlah joint, n= 8
Gaya rem pada setiap joint, TTB = T / n = 7.81 kN
Dalam analisis struktur ditinjau kombinasi dengan gaya rem pada arah positif maupun
arah negatif seperti gambar berikut.

TTB TTB TTB TTB TTB TTB TTB TTB


2.5 m

5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m
35 m

Gaya rem arah ke kanan (+)

TTB TTB TTB TTB TTB TTB TTB TTB

2.5 m

5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m

35 m

Gaya rem arah ke kiri (-)

C[2008]MNI-EC : Beban Jembatan 29


5. BEBAN PEDESTRIAN (TP)

Faktor beban ultimit : KTP = 2.0


Jembatan jalan raya direncanakan mampu memikul beban hidup merata pada trotoar
yang besarnya tergantung pada luas bidang trotoar yang didukungnya.
A = luas bidang trotoar yang dibebani pejalan kaki (m2)
Beban hidup merata q :
Untuk A ≤ 10 m2 : q= 5 kPa
2 2
Untuk 10 m < A ≤ 100 m : q = 5 - 0.033 * ( A - 10 ) kPa
2
Untuk A > 100 m : q= 2 kPa

QTP
2.5 m

5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m
35 m

Panjang bentang, L= 35.00 m


Lebar trotoar, b2 = 0.50 m
Jumlah trotoar, n= 2
Luas bidang trotoar, A = b2 * L * n = 35.00 m2
Beban merata pada pedestrian, q= 5 kPa
QTP = q * b2 * n = 5.00 kN/m

6. BEBAN TEKANAN TANAH (TA)

Faktor beban ultimit : KTA = 1.25


Pada bagian tanah di belakang dinding abutment yang dibebani lalu-lintas, harus diper-
hitungkan adanya beban tambahan yg setara dengan tanah setebal 0.60 m yg berupa
beban merata ekivalen beban kendaraan pada bagian tersebut.
Tekanan tanah lateral dihitung berdasarkan harga nominal dari berat tanah w s, sudut
gesek dalam φ, dan kohesi c dengan :

C[2008]MNI-EC : Beban Jembatan 30


ws' = ws
-1 R R
φ' = tan (Kφ * tan φ ) dengan faktor reduksi untuk φ', Kφ = 0.7
R R
c' = Kc * c dengan faktor reduksi untuk c', Kc = 1.0
Koefisien tekanan tanah aktif, Ka = tan2 ( 45° - φ' / 2 )
Berat tanah, ws = 17.20 kN/m3
Sudut gesek dalam, φ= 35 °
Kohesi, C= 0 kPa
Tinggi abutment, H1 = 8.50 m H2 = 9.80 m
Lebar abutment, b= 4.00 m

QTA0 QTA0
H1

H2
QTA1
2.5 m

5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m
QTA2
35 m

φ' = tan-1 (KφR * tan φ ) = 0.455733 rad = 26.112 °


2
Ka = tan ( 45° - φ' / 2 ) = 0.388773
Beban tekanan tanah pada abutment,
QTA0 = 0.60 * ws * Ka * b = 16.049 kN/m
QTA1 = QTA0 + H1 * ws * Ka * b = 243.403 kN/m
QTA2 = QTA0 + H2 * ws * Ka * b = 278.175 kN/m

7. PENGARUH SUSUT DAN RANGKAK (SR)

Faktor Beban Ultimit : KSR = 1.0

7.1. PENGARUH RANGKAK (CREEP)

Regangan akibat creep, εcr = ( fc / Ec) * kb * kc * kd * ke * ktn


kb = koefisien yang tergantung pada pemakaian air semen (water cement ratio).
Untuk beton normal dengan faktor air semen, w= 0.5

C[2008]MNI-EC : Beban Jembatan 31


Cement content = 3.5 kN/m3
Dari Kurva 6.1 (NAASRA Bridge Design Specification ) diperoleh :
kb = 0.75
kc = koefisien yang tergantung pada kelembaban udara,
untuk perhitungan diambil kondisi kering dengan kelembaban udara < 50 %.
Dari Tabel 6.5 (NAASRA Bridge Design Specification ) diperoleh :
kc = 3
kd = koefisien yang tergantung pada derajat pengerasan beton saat dibebani dan pd.
suhu rata-rata di sekelilingnya selama pengerasan beton.
Karena grafik pada gambar 6.4 didasarkan pada temperatur 20° C, sedangkan
temperatur rata-rata di Indonesia umumnya lebih dari 20° C, maka perlu ada ko-
reksi waktu pengerasan beton sebagai berikut :
Jumlah hari dimana pengerasan terjadi pada suhu rata-rata T,
t= 28 hari
Temperatur udara rata-rata, T= 27.5 °C
Umur pengerasan beton terkoreksi saat dibebani :
t' = t * (T + 10) / 30 = 35 hari
Dari Kurva 6.4 (NAASRA Bridge Design Specification ) untuk semen normal tipe-
I diperoleh : kd = 0.938
ke = koefisien yang tergantung pada tebal teoritis (em)
Luas penampang plat lantai 0.35 m x 4 m : A= 1.40 m2
Keliling penampang balok yang berhubungan dengan udara luar,
K= 8.700 m
em = 2 * A / K = 0.322 m
Dari Kurva 6.2 (NAASRA Bridge Design Specification) diperoleh :
ke = 0.65
ktn = koefisien yang tergantung pada waktu ( t ) dimana pengerasan terjadi dan tebal
teoritis (em).
Untuk, t= 28 hari em = 0.322 m
Dari Kurva 6.4 (NAASRA Bridge Design Specification) untuk semen normal tipe I
diperoleh : ktn = 0.2
Kuat tekan beton, fc' = 24.90 MPa
Modulus elastik beton, Ec = 23452.95 MPa
Regangan akibat creep, εcr = ( fc' / Ec ) * kb * kc * kd * ke * ktn = 0.00029

C[2008]MNI-EC : Beban Jembatan 32


7.2. PENGARUH SUSUT (SHRINKAGE)

Regangan akibat susut, εsu = εb * kb * ke * kp


εb = regangan dasar susut (basic shrinkage strain ).
Untuk kondisi kering udara dengan kelembaban < 50 %,
Dari Tabel 6.4 (NAASRA Bridge Design Specification ) diperoleh :
εb = 0.00037
kb = koefisien yang tergantung pada pemakaian air semen (water cement ratio ) untuk
beton dengan faktor air semen, w= 0.5
Cement content = 3.5 kN/m3
Dari Kurva 6.1 (NAASRA Bridge Design Specification ) diperoleh :
kb = 0.75
ke = koefisien yang tergantung pada tebal teoritis (em) 0.734 ke =
kp = koefisien yang tergantung pada luas tulangan baja memanjang non prategang.
Presentase luas tulangan memanjang terhadap luas tampang balok rata-rata :
p = 2.50%
kp = 100 / (100 + 20 * p) = 0.995
εsu = εb * kb * ke * kp = 0.00020

7.3. PENGARUH SUSUT DAN RANGKAK

Regangan akibat susut dan rangkak, εSR = εsu + εcr = 0.00049

ε SR ε SR ε SR ε SR ε SR ε SR ε SR
2.5 m

5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m
35 m

Beban regangan akibat susut dan rangkak pada portal

C[2008]MNI-EC : Beban Jembatan 33


8. PENGARUH TEMPERATUR (ET)

Faktor beban ultimit : KET = 1.2


Untuk memperhitungkan tegangan maupun deformasi struktur yang timbul akibat penga-
ruh temperatur, diambil perbedaan temperatur yang besarnya setengah dari selisih
antara temperatur maksimum dan temperatur minimum rata-rata pada lantai jembatan.
Temperatur maksimum rata-rata Tmax = 40 °C
Temperatur minimum rata-rata Tmin = 15 °C
∆T = ( Tmax - Tmin ) / 2
Perbedaan temperatur pada lantai jembatan, ∆T = 12.5 ºC
Koefisien muai panjang untuk beton, α = 1.0E-05 / ºC
Modulus elastis beton, Ec = 25000 MPa
Regangan pada beton akibat pengaruh temperatur,
ε = α * ∆T = 0.00013

∆T ∆T ∆T ∆T ∆T ∆T ∆T
2.5 m

5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m
35 m

Beban akibat perbedaan temperatur pada portal

9. BEBAN ANGIN ( EW )

Faktor beban ultimit : KEW = 1.2


Gaya akibat angin dihitung dengan rumus sebagai berikut :
TEW = 0.0006*Cw*(Vw)2*Ab kN
Cw = koefisien seret = 1.25
Vw = Kecepatan angin rencana = 35 m/det
2
Ab = luas bidang samping jembatan (m )
Gaya angin didistribusikan merata pada bidang samping setiap elemen struktur yang
membentuk portal lengkung pd arah melintang jembatan. Lebar bidang kontak vertikal

C[2008]MNI-EC : Beban Jembatan 34


untuk setiap elemen rangka samping struktur jembatan diambil yang terbesar.
Beban angin pada rangka jembatan lengkung untuk, b= 0.6 m
2
TEW = 0.0006*Cw*(Vw) * b = 0.551 kN/m
Beban garis merata tambahan arah horisontal pada permukaan lantai jembatan akibat
angin yang meniup kendaraan di atas jembatan dihitung dengan rumus :
TEW = 0.0012*Cw*(Vw)2 kN/m dengan Cw = 1.2
2
TEW = 0.0012*Cw*(Vw) = 1.764 kN/m

TEW
h
h/2

QEW
x

Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi
2.00 m di atas lantai jembatan. h= 2.00 m
Jarak antara roda kendaraan x= 1.75 m
Transfer beban angin ke lantai jembatan, QEW = [ 1/2*h / x * TEW ]
QEW = 1.008 kN/m

QEW

TEW TEW
TEW
TEW
TEW
2.5 m

5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m
35 m

Beban angin dan tranfer beban angin pada portal

C[2008]MNI-EC : Beban Jembatan 35


10. BEBAN GEMPA ( EQ )

Faktor beban ultimit : KEQ = 1.0


Analisis terhadap beban gempa dilakukan dengan dua metode, yaitu :
1) Metode Statik Ekivalent
2) Metode Dinamik Response Spectrum
Dari hasil analisis dengan dua metode tersebut, diambil kondisi yang memberikan nilai
gaya dan momen terbesar sebagai dasar perencanaan.

10.1. METODE STATIK EKIVALENT

Beban gempa rencana dihitung dengan rumus :


TEQ = Kh * I * Wt
dengan, Kh = C * S
TEQ = Gaya geser dasar total pada arah yang ditinjau (kN)
Kh = Koefisien beban gempa horisontal
I = Faktor kepentingan
W t = Berat total jembatan yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan
= PMS + PMA kN
C = Koefisien geser dasar untuk wilayah gempa, waktu getar, dan kondisi tanah
S = Faktor tipe struktur yang berhubungan dengan kapasitas penyerapan energi
gempa (daktilitas) dari struktur jembatan.
Waktu getar struktur dihitung dengan rumus :
T = 2 * π * √ [ WTP / ( g * KP ) ]
W TP = berat sendiri struktur dan beban mati tambahan (kN)
g = percepatan grafitasi (= 9.81 m/det2)
KP = kekakuan struktur yang merupakan gaya horisontal yang diperlukan untuk
menimbulkan satu satuan lendutan (kN/m).
Waktu getar struktur jembatan dihitung dengan komputer menggunakan Program SAP-
2000 dengan pemodelan struktur 3-D (space frame ) yang memberikan respons berba-
gai ragam (mode ) getaran yang menunjukkan perilaku dan fleksibilitas sistem struktur.
Hasil analisis menunjukkan bahwa struktur jembatan mempunyai waktu getar struktur
yang berbeda pada arah memanjang dan melintang, sehingga beban gempa rencana
statik ekivalen yang berbeda harus dihitung untuk masing-masing arah.
Dari hasil analisis diperoleh waktu getar struktur sebagai berikut :

C[2008]MNI-EC : Beban Jembatan 36


Arah memanjang jembatan, T = 0.41512 detik (mode-1)
Arah melintang jembatan, T = 0.28952 detik (mode-2)
Umumnya perilaku elasto-plastis struktur terhadap beban gempa mengikuti mode-1, se-
hingga gempa pada arah x (memanjang) lebih menentukan dibanding arah y (melintang)
pada jembatan plat portal lengkung.
Gaya gempa arah memanjang maupun arah melintang jembatan didistribusikan secara
otomatis dalam Program SAP2000.

10.1.1. KOEFISIEN GEMPA ARAH X (MEMANJANG JEMBATAN)

Waktu getar alami, T = 0.41512 detik


Kondisi tanah dasar sedang (medium).
Lokasi di wilayah gempa : Zone-3 maka, C= 0.18
Untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis berupa beton bertulang dan
bangunan atas menyatu dengan bangunan bawah, tetapi waktu getar strukturnya cukup
pendek sehingga struktur hanya dapat berperilaku daktail terbatas (semi daktail), ma-
ka diambil faktor tipe bangunan, F = 1.25 - 0.025 * n
F= Faktor perangkaan, dengan F ≥ 1.0
n= jumlah sendi plastis yang menahan deformasi arah lateral.
Sendi plastis terjadi pada tumpuan jepit, sehingga : n= 2
F = 1.25 - 0.025 * n = 1.20
S = 1.0 * F = 1.2
Koefisien beban gempa horisontal, Kh = C * S = 0.216
Untuk jembatan yang memuat > 2000 kendaraan / hari, jembatan pada jalan raya
utama atau arteri, dan jembatan dimana terdapat route alternatif, maka diambil faktor
kepentingan, I= 1.0
TEQ = Kh * I * Wt TEQx = 0.216 * Wt
Gaya inersia gempa akibat berat sendiri elemen struktur (DEAD), berat sendiri elemen
non struktur (MS), dan beban mati tambahan (MA), dihitung dan didistribusikan secara
otomatis dalam Program SAP2000 v-11. Dalam hal ini berat beton diambil sesuai de-
ngan ketentuan menurut Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan, 1992 yaitu :
3
Berat beton bertulang, wc = 25.00 kN/m
Koefisien gempa arah memanjang jembatan = 0.216

C[2008]MNI-EC : Beban Jembatan 37


TEQx
2.5 m
TEQx TEQx TEQx TEQx TEQx TEQx TEQx

5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m

Beban gempa statik arah memanjang jembatan ke kanan (+)

TEQx TEQx TEQx TEQx TEQx TEQx TEQx TEQx


2.5 m

5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m
35 m

Beban gempa statik arah memanjang jembatan ke kiri (-)

10.1.2. KOEFISIEN GEMPA ARAH Y (MELINTANG JEMBATAN)

Waktu getar alami, T = 0.41512 detik


Kondisi tanah dasar sedang (medium).
Lokasi di wilayah gempa : Zone-3 maka, C= 0.18
Untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis berupa beton bertulang dan
struktur berperilaku daktail, maka jenis jembatan tergolong tipe A yaitu jembatan daktail
(bangunan atas bersatu dengan bangunan bawah), sehingga nilai faktor tipe bangunan,
S = 1.0 * F
F= Faktor perangkaan, F = 1.25 - 0.025 * n dengan F ≥ 1.0
n= jumlah sendi plastis yang menahan deformasi arah lateral.

C[2008]MNI-EC : Beban Jembatan 38


Sendi plastis terjadi pada tumpuan jepit, sehingga : n= 2
F = 1.25 - 0.025 * n = 1.20
S = 1.0 * F = 1.20
Koefisien beban gempa horisontal, Kh = C * S = 0.216
Untuk jembatan yang memuat > 2000 kendaraan / hari, jembatan pada jalan raya
utama atau arteri, dan jembatan dimana terdapat route alternatif, maka diambil faktor
kepentingan, I= 1.0
TEQ = Kh * I * Wt TEQy = 0.216 * Wt

TEQy TEQy TEQy TEQy TEQy TEQy TEQy TEQy


2.5 m

5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m
35 m

Beban gempa statik arah melintang jembatan (+)

TEQy TEQy TEQy TEQy TEQy TEQy TEQy TEQy


2.5 m

5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m
35 m

Beban gempa statik arah melintang jembatan (+)

C[2008]MNI-EC : Beban Jembatan 39


10.2. METODE DINAMIK RESPONS SPECTRUM

Besarnya beban gempa ditentukan oleh percepatan gempa rencana dan massa total
struktur. Massa total struktur terdiri dari berat sendiri struktur (MS) dan beban mati
tambahan (MA). Percepatan gempa diambil dari data zone 3 Peta Wilayah Gempa
menurut Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan, 1992 seperti tabel berikut :

Spectrum Gempa 0.20


0.18
T C
0.16
( detik ) 0.14

Nilai spectrum
0.00 0.18 0.12

0.40 0.18 0.10


0.08
0.55 0.16
0.06
0.60 0.15 0.04
0.90 0.10 0.02

1.30 0.10 0.00


0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00
3.00 0.10 Waktu getar, T (detik)

Faktor redaman struktur, Fr = 0.05


Analisis dinamik dilakukan dengan metode superposisi spectrum response dengan me-
ngambil response maksimum dari 4 arah gempa, yaitu 0, 45, 90, dan 180 derajat.
Digunakan number eigen, NE = 3 dengan mass partisipation factor ≥ 90 % dengan
kombinasi dinamis (CQC methode ).
Karena hasil dari analisis spectrum response selalu bersifat positif (hasil akar), maka
perlu faktor pengali +1 dan –1 untuk mengkombinasikan dengan response statik.
Massa elemen struktur dihitung secara otomatis dalam Program SAP2000 v-11.
Beban mati dan beban mati tambahan yang massanya tidak termasuk elemen struktur
meliputi :
Berat sendiri trotoar dan railing QMS = 25.520 kN/m
Beban mati tamb. (aspal + overlay, air hujan) QMA = 11.25 kN/m
Total beban mati dan beban mati tambahan, Q = 36.77 kN/m
Panjang bentang jembatan, L = 35.00 m
Total beban mati, W = Q * L = 1286.95 kN
Percepatan grafitasi, g= 9.81 m/det2
Massa beban mati dan beban mati tambahan, m = W / g = 131.1876 kN/m/det2

C[2008]MNI-EC : Beban Jembatan 40


Jumlah joint pertemuan dinding dan slab lantai, n= 8
Massa beban mati dan beban mati tambahan pd. joint,
m = mx = my = 16.40 kN/m/det2

my my my my my my my my
mx mx mx mx mx mx mx mx
2.5 m

5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m
35 m

10.3. TEKANAN TANAH DINAMIS AKIBAT GEMPA

Beban gempa akibat tekanan tanah dinamis dihitung dengan menggunakan koefisien
tekanan tanah dinamis (∆KaG) sebagai berikut :
-1
θ = tan (Kh)
KaG = cos2 ( φ' - θ ) / [ cos2 θ * { 1 + √ (sin φ' *sin (φ' - θ) ) / cos θ } ]
∆KaG = KaG - Ka
Tekanan tanah dinamis, p = Hw * ws * ∆KaG kN/m2
Koefisien beban gempa horisontal, Kh = 0.216
3
Berat tanah, ws = 17.20 kN/m
Sudut gesek dalam, φ= 35 °
-1 R
φ' = tan (Kφ * tan φ ) = 0.455733 rad
Kohesi, C= 0 kPa
2
Koefisien tek. tanah, Ka = tan ( 45° - φ' / 2 ) = 0.388773
Tinggi abutment, H1 = 8.50 m H2 = 9.80 m
Lebar abutment, b= 4.00 m
-1
θ = tan (Kh) = 0.21273
cos2 ( φ' - θ ) = 0.942104
cos2 θ*{ 1 + √ (sin φ' *sin (φ' - θ) )/cos θ } = 0.955424
KaG = cos2 ( φ' - θ ) / [ cos2 θ*{ 1 + √ (sin φ' *sin (φ' - θ) )/cos θ } ] = 0.986058
∆KaG = KaG - Ka = 0.597286

C[2008]MNI-EC : Beban Jembatan 41


Beban gempa lateral akibat tekanan tanah dinamis,
QEQ1 = H1 * ws * ∆KaG * b = 349.29 kN/m
QEQ2 = H2 * ws * ∆KaG * b = 402.71 kN/m

QEQ1
H1

2.5 m

5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m
35 m

Tekanan tanah dinamik gempa abutment kiri (+)

QEQ2

H2
2.5 m

5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m
35 m

Tekanan tanah dinamik gempa abutment kanan (-)

C[2008]MNI-EC : Beban Jembatan 42


11. KOMBINASI BEBAN PADA KEADAAN ULTIMIT

Aksi / Beban Faktor KOMBINASI


Beban 1 2 3 4
A. Aksi Tetap
Berat Sendiri KMS 1.30 1.30 1.30 1.30
Beban Mati Tambahan KMA 2.00 2.00 2.00 2.00
Susut dan Rangkak KSR 1.00 1.00 1.00 1.00
Tekanan tanah KTA 1.25 1.25 1.25
B. Aksi Transien
Beban Lajur "D" KTD 2.00 1.00 1.00
Gaya Rem KTB 2.00 1.00 1.00
Beban Pedestrian (Trotoar) KTP 2.00
C. Aksi Lingkungan
Pengaruh Temperatur KET 1.00 1.00 1.00
Beban Angin KEW 1.00 1.20
Beban Gempa Statik / Dinamik KEQ 1.00
Tekanan Tanah Dinamik Gempa KEQ 1.00

12. KOMBINASI BEBAN KERJA

Aksi / Beban Faktor KOMBINASI


Beban 1 2 3 4
A. Aksi Tetap
Berat Sendiri KMS 1.00 1.00 1.00 1.00
Beban Mati Tambahan KMA 1.00 1.00 1.00 1.00
Susut dan Rangkak KSR 1.00 1.00 1.00 1.00
Tekanan tanah KTA 1.00 1.00 1.00
B. Aksi Transien
Beban Lajur "D" KTD 1.00 1.00 1.00
Gaya Rem KTB 1.00 1.00 1.00
Beban Pedestrian (Trotoar) KTP 1.00 1.00 1.00
C. Aksi Lingkungan
Pengaruh Temperatur KET 1.00
Beban Angin KEW 1.00
Beban Gempa Statik / Dinamik KEQ 1.00
Tekanan Tanah Dinamik Gempa KEQ 1.00
Kelebihan Tegangan yang diperbolehkan 0% 25% 40% 50%

C[2008]MNI-EC : Beban Jembatan 43

Anda mungkin juga menyukai