Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Alloh SWT, yang telah memberikan nikmat dan karunianya
sehingga kami telah diberi kesempatan sehingga kami dapat membuat makalah ini
sampai selesai. Makalah yang berjudul Kriya Alat Musik Angklung : Studi Analisis
Terhadap Kriya Angklung di Saung Udjo. Diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia. Makalah ini bertujuan untuk mengenal
lebih dalam tentang alat musik angklung khususnya bagi seluruh siswa sekolah.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Kami menyadari kesalahan yang lebih banyak dalam menyusun makalah, dengan
demikian kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Bandung, 2 Oktober 2019

Kelompok

i
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kehadirat Alloh SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Banyak dari pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak terilai harganya
dalam penyelesaian makalah ini. Untuk itu kelompok kami ingin menyampaikan
rasa terimakasih kepada :

1. Alloh SWT, yang telah memberikan kesehatan serta kelancaran dalam


menyelesaikan makalah ini.
2. Para anggota kelompok yang telah meluangkan waktunya serta memberikan
ide gagasan pemikirannya.
3. Bapak Adi Shufie Pratama, S.Pd yang telah memberikan bimbingan kepada
kami dalam menyelesaikan makalah ini.

ii
ABSTRAK

Makalah ini berjudul Kriya Alat Musik Angklung : Studi Analisis Terhadap Kriya
Angklung di Saung Udjo. Penelitian ini berasal dari permasalahan siswa dan siswi
kelas 11 SMA PGII 1 Bandung kurang mengetahui tentang alat musik tradisional
angklung.

Kelompok merumuskan beberapa masalah, yaitu :

1. Apa yang menyebabkan alat musik tradisional angklung bisa bertahan


hingga saat ini?
2. Bagaimana sejarah munculnya musik angklung?
3. Bagaimana cara memainkan alat musik angklung?
4. Apakah semua jenis bambu bisa dibuat menjdai alat musik angklung?

Tujuan penelitian ini yaitu untuk memberikan informasi mengenai alat musik
tradisional angklung kepada siswa khususnya siswa dan siswi PGII 1 serta para
pembaca makalah ini, sehingga dapat mengetahui megenai alat musik tradisional
angklung.

Metode penelitian yang kami gunakan adalah metode observasi. Metode ini
menggunakan suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian
memahami pengetahuan berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah
diketahui sebelumnya.

Hasil dari penelitian ini adalah kami mendapatkan berbagai macam berdasarkan
pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya. Dapat disimpulka
bahwa kami berhasil mengumpulkan berbagai macam informasi dengan
menggunakan metode observasi. Dengan ini kami berharap agar para pembaca
dapat mendapatkan informasi dari hasil penelitian kami.

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…..……...……………………………………………….…i

UCAPAN TERIMA KASIH……………………..…………………………...…...ii

ABSTRAK……………………………………..………………………………....iii

DAFTAR ISI…………………………………………...…………………….…...iv

BAB 1 PENDAHULUAN……...…………………………...……………….……1

1.1 Latar Belakang…………………………………………….…………....1


1.2 Identifikasi Masalah……………………………………………………2
1.3 Batasan Masalah………………………………………………………..2
1.4 Rumusan Masalah………………………………………………………2
1.5 Tujuan Penelitian……………………………………………………….2
1.6 Manfaat Penelitian……………………………………………………...2

BAB 2 OBJEK MASALAH………………………………………………………3

2.1 Pengertian………………………………………………………………3
2.2 Penyebab………………………………………………………………..3

BAB 3 PEMBAHASAN…………………………………………………………..5

3.1 Cara pembuatan angklung……...………………………………………5


3.2 Cara memainkan angklung……………………...……………………...5
3.3 Jenis-jenis angklung……………………………………...…………….6

BAB 4 PENUTUP…………………………………………………………………9

4.1 Kesimpulan……………………………………………………………..9
4.2 Saran……………………………………………………………………9

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………10

LAMPIRAN……………………………………………………………………...11

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angklung adalah sebuah alat kesenian yang terbuat dari bambu khusus, yang
ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahuun 1938. Ketika awal
penggunaannya angklung masih sebatas kepentingan kesenian lokal atau
tradisional. Namun karena bunyi-bunyian yang ditimbulkannya sangat merdu
dan juga memiliki kandungan lokal dan internasional seperti bunyi yang
bertangga nada do re mi fa sol la si do dan daminatilada, maka angklungpun
cepat berkembang, tidak saja dipertunjukan lokal tapi juga dipetunjukan
regional, nasional dan internasional. Bahkan konon katanya pertunjukan
angklung pernah digelar dihadapan para pemimpin Negara pada Konferensi
Asia Afrika di Gedung Merdeka Bandung tahun 1955.
Jumlah pemain angklung bisa dimainkan sampai 50 orang, bahkan sampai 100
orang dan dapat dipadukan dengan alat musik lainnya seperti ; piano, gitar,
drum, dan lain-lain. Selain sebagai alat kesenian, anklung juga bisa digunakan
sebagai souvenir atau buah tangan setelah dihiasi berbagai aksesoris lainnya.
Sepeninggal Daeng Sutigna kreasi kesenian angklung diteruskan oleh mang
Udjo dan Erwin Anwar. Bahkan mang Udjo telah membuat pusat pembuatan
dan pengembangan kreasi kesenian angklung yang disebut ‘Saung Angklung
Mang Udjo’ yang berlokasi di Padasuka Cicaheum Bandung. Salah satu
program yang ia lakukan khususnya untuk mempertahankan kesenian angklung
adalah memperkenalkan angklung kepada para siswa sekolah, mulai TK,
sampai dengan tingkat SLTA dan bahkan telah menjadi salah satu kurikulum
pada mata pelajaran lokal.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah ditulis, kami memberikan identifikasi masalah
yang akan dijadikan sebagai berikut :
 Rendahnya minat pendengaran musik tradisional yang kalah dengan
pengembangan musik-musik modern.

1
 Sejarah lahirnya alat musik angklung di Indonesia.
1.3 Batasan Masalah
 Apa yang membuat suara angklung nyaring dan khas.
 Kapan pertama kali angklung dimainkan.
1.4 Rumusan Masalah
 Apa yang menyebabkan alat musik angklung bisa bertahan hingga saat
ini?
 Bagaimana sejarah munculnya alat musik angklung?
 Bagaimana cara memainkan alat musik angklung?
 Apakah semua jenis Bambu bisa dibuat menjadi alat musik angklung?
1.5 Tujuan Penelitian
 Memberikan Informasi mengenai alat musik tradisional angklung.
 Memenuhi tugas Bahasa Indonesia.
 Mengetahui asal mula alat musik angklung.
1.6 Manfaat Penelitian
 Mengetahui secara mendalam bagaimana sejarah angklung.
 Mengetahui peranan Udjo Ngagalena dalam pelestarian angklung.

2
BAB 2

OBJEK MASALAH

2.1 Pengertian

Angklung merupakan sebuah alat musik tradisional yang terbuat dari bambu dan
merupakan alat musik asli Jawa Barat, Indonesia. Tapi tidak semua jenis bambu
bisa dijadikan alat musik angklung. Jenis-jenis bambu yang dapat digunakan
untuk pembuatan angklung umumnya dari jenis Bambu Hitam, Bambu
Gombong, atau Bambu Temen.

Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional
berkembang dalam masyarakat Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Angklung
dapat bertahan hingga saat ini adalah karena alat musik angklung dapat
menghibur dan juga mempromosikan kesenian di Indonesia, bermain angklung
juga dipercaya bermanfaat bagi kesehatan terutama untuk terapi bagi kalangan
manusia yang lanjut usia.

Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan


Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.

Dalam perkembangannya, angklung berkembang dan menyebar ke seantero


Jawa, lalu ke Kalimantan dan Sumatera. Pada 1908 tercatat sebuah misi
kebudayaan dari Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai penyerahan
angklung, lalu permainan musik bambu ini pun sempat menyebar disana.

Bahkan, sejak 1966, Udjo Ngalagena -tokoh angklung yang mengembangkan


teknik permainan berdasarkan laras-laras pelog, salendro, dan madenda- mulai
mengajarkan bagaimana bermain angklung kepada banyak orang dari berbagai
komunitas.

3.1 Penyebab

Sejarah ini dimulai pada tahun 1966, sepasang suami istri yang dikaruniai 10
anak, yaitu Udjo Ngalagena dan Uum Sumiati, mulai mendirikan sebuah
sanggar kebudayaan dan kesenian Jawa Barat, mereka memilih bambu sebagai

3
elemen yang mendominasi sanggar tersebut. Mulai dari kursi para pengunjung,
panggung pertunjukan, hingga alat musik pun terbuat dari bambu.

Kala itu, Udjo menyerap filosofi 5M dari gurunya, yakni Daeng Soetigna, untuk
menerapkannya sebagai konsep Saung Angklung Udjo. 5M tersebut adaalah
murah, menarik, massal, mudah dan mendidik. Seiring waktu berjalan, Udjo
menyempurnakannya dengan pembahasan konsep ‘meriah’.

Tidak terduga, ternyata penerapan konsep tersebut, ditambah dengan lokasi


yang berada di tengah-tengah atmosfir segar di tanah Parahyangan, berhasil
membuatnya digemari oleh para wisatawan. Setiap tahunnya, pengunjung
sanggar kian bertambah. Dari waktu ke waktu, Saung Angklung Udjo berubah
menjadi pusat perhatian para pelaku budaya.

Tak sampai disitu, berbagai pertunjukan kesenian yang dipertontonkan mampu


memberi kesan yang mendalam bagi paraa pengunjung. Sepanjang waktu
berdirinya, Saung Angklung Udjo berhasil memberikan tawa, kesenangan,
kesan, celoteh dan semangat untuk terus melestarikan budaya kepada para
pengunjungnya.

4
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Cara Pembuatan Angklung

1.) Pilih batang bambu kering dengan diameter yang diinginkan.


Semakin besar nada yang dihasilkan semakin rendah. 2.) Potong bamboo
dengan Panjang yang diinginkan. Semakin Panjang maka semakin rendah
nada yang dihasilkan. 3.) Kupas bagian atas calon tabung suara. 4.) Buat
takik pada dasar tabung untuk pengait ke tabung dasar. 5.) Haluskan rautan
tabung agar nada yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan. 6.)
Rangkai rangka dan tabung suara, pastikan terpasang dengan rapi. 7.)
Angklung sap untuk dimainkan.

3.2 Cara Memainkan Angklung

1. Mengatur posisi angklung.

 Persiapan cara memainkan alat musik Angklung pertama yaitu


mengatur posisi Angklung, posisikan alat musik Angklung yang
akan dimainkan lurus dan tidak miring. Dan letakkan tabung
bambu Angklung yang paling tinggi disebelah kanan anda
sedangkan yang kecil terletak disebelah kiri anda.

2. Mengatur posisi tangan.

 Pastikan bahwa tangan sebelah kiri anda memegang Angklung


tepat pada bagian simpul atas pada Angklung dan tangan kanan
anda memegang Angklung di bagian bawahnya. Usahakan agar
kedua tangan anda tetap lurus.

3. Menggetarkan angklung.

 Pada tahap cara memainkan Angklung ketiga yaitu teknik


penggetaran Angklung, penggetaran yang benar akan
menghasilkan nada yang cukup nyaring, penggetaran hanya
dilakukan oleh tangan kanan anda, sedangkan tangan kiri hanya

5
bersifat memegangi Angklung. Lakukanlah getaran secara cepat
menggunakan pergelangan tangan, tidak perlu menggerakkan
seluruh bagian tangan anda.

4. Memegang angklung lebih dari satu.

 Jika anda memainkan alat musik Angklung lebih dari satu maka
letakkanlah Angklung yang lebih besar dekat dengan tubuh
anda, namun jika ternyata Angklung yang dimainkan cukup
besar maka letakkanlah di lengan anda agar cara memainkannya
mudah. Namun jika ukuran Angklung yang dimainkan cukup
kecil anda cukup memegangnya dengan memberikan jarak
diantara keduanya agar ketika dimainkan Angklung tidak
berbenturan. Jika anda memainkan satu set Angklung maka cara
memainkan Angklung tersebut yaitu menggunakan sebuah
gawang yang berfungsi untuk menggantung angklung-angklung
tersebut, sehingga akan mempermudah anda ketika
memainkannya.

3.3 Jenis-Jenis Angklung

1. Angklung Kanekes

 Kanekes merupakan nama suatu daerah yang sering kita


sebut adalah orang Baduy, sehingga dinamakan dengan angklung
kanekes. Penggunaanya angklung tersebut berhubungan dengan
ritus padi, yaitu dibunyikan ketika mereka menanam padi di lading.

2. Angklung Reyog

 Angklung reyog merupakan aliran seni musik yang dikenal karena


digunakan untuk mengiringi kesenian tari Reog Ponorogo (tari Reog
Ponorogo berasal dari Jawa Timur). Berbeda dengan angklung pada
umumnya, angklung Reyog memiliki dua nada mempunyai bentuk
lengkungan dari ritan yang dihiasi dengan benang rumbai berwarna-
warni yang indah.

3. Angklung Bayuwangi

6
 Angklung yang berasal dari Banyuwangi ini terbagi dalam beberapa
jenis, namun yang paling terkenal adalah angklung Caruk
Banyuwangi. Permainan musik angklung yang satu ini tidak hanya
menampilkan seni musiknya saja, namun juga ditampilkan sebagai
pengiring tarian.

4. Angklung Bali

 Jenis musik yang dimiliki angklung Bali mempunyai laras slendro.


Di kalangan masyarakat luas gamelan angklung Bali dikenal sebagai
pengiring upacara tradisional Ngaben.

5. Angklung Dogdor Lojor.

 Dogdog Lojor merupakan sebuah kesenian yang berada di


masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan atau Kesatuan Adat
Banten Kidul. Dogdog Lojor sendiri merupakan nama salah satu
waditra didalamnya. Tidak berbeda dengan sejarah pemakaian
angklung yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu masih mempunyai
kaitan dengan ritual padi.

6. Angklung Gubrag

 Selain dimainkan untuk ritual yang berhubungan dengan penanaman


padi, dalam perkembangannya angklung Gubrag juga dimainkan
dalam berbagai acara seperti penyambutan tamu agung atau
pernikahan adat.

7. Angklung Badeng.

 Kesenian Badeng lebih menekankan segi musikal dengan angklung


sebagai alat musik pengiring utamanya. Jadi mayoritas yang
ditonjolkan adalah angklung itu sendiri.

8. Angklung Sarinade

 Angklung sarinande merupakan istilah angklung Padaeng yang


hanya menggunakan nada bulat saja tanpa nada dasar C.

9. Angklung Toel

7
 Sekitar tahun 2008, angklung Toel diciptakan oleh Kang Yayan
Udjo. Cara memainkan alat musik ini hanya dengan men-toel
angklung tersebut dan secara langsung akan bergetra karena adanya
karet pada angklung.

10. Angklung Sri-Murni.

 Sesuai dengan namanya, satu angklung memakai dua atau bahkan


lebih tabung suara yang nadanya sama, sehingga menghasilkan nada
murni. Alat musik jawa barat ini tentu tidak lepas dari pengaruh alat
musik Betawi yang pada dasarnya juga termasuk wilayah jawa barat.

8
BAB 4
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Angklung merupakan sebuah alat music tradisional terkenal yang dibuat dari
bambu dan merupakan alat musik asli Jawa Barat, Indonesia. Dulunya,
angklung memegang bagian penting dari aktivitas upacara tertentu, khususnya
pada musim panen. Suara angklung dipercaya akan mengundang perhatian
Dewi Sri (Nyi Sri Pohaci) yang akan membawa kesuburan terhadap tanaman
padi para petani dan akan memberikan kebahagiaan serta kesejahteraan bagi
umat manusia.

Kita sebagai penerus bangsa Indonesia harus bangga memilki maha karya
yang dibuat dari perjuangan nenek moyang kita dalam berkesenian dan
menciptakan suatu kesenian. Dan sekarang angklung merupakan alat musik
yang universal dikalangan negara-negara se-Asia Tenggara, Asia Timur
bahkan Amerika Serikat. Jadi, kita harus berterima kasih kepada nenek moyang
kita yang telah menciptakan angklung. Kita harus melestarikan angklung
dalam kehidupan kita ini dan jangan sampai kita melupakan alat musik yang
diciptakan oleh nenek moyang kita ini.

3.2 Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan karena kurangnya
pemahaman tentang membuat karya tulis, mengakibatkan terdapat kesulitan
dalam pembuatan karya tulis ini. Tetapi karena kekurangan itu kami termotivasi
untuk menjadi lebih baik. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran
mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Saung_Angklung_Udjo

http://www.angklung-udjo.co.id/id

http://dunia-kesenian.blogspot.com/2014/11/pengertian-alat-musik-angklung-asal-
sunda.html

https://ilmuseni.com/seni-pertunjukan/seni-musik/jenis-jenis-alat-musik-angklung

https://sejarahlengkap.com/indonesia/sejarah-alat-musik-angklung

http://www.anneahira.com/sejarah-alat-musik-angklung,.htm

https://wisatabandungbaru.blogspot.com/2017/10/sejarah-saung-angklung-udjo-
dan.html

http://informasi-fantastis.blogspot.com/2015/02/inilah-alasan-masyarakat-jepang-
menyukai-angklung.html

https://pustamun.blogspot.com/2017/10/contoh-teks-prosedur-cara-membuat.html

https://percepat.com/cara-memainkan-angklung/#Cara_Memainkan_Angklung

10
LAMPIRAN

11

Anda mungkin juga menyukai