Anda di halaman 1dari 34

1

BAB I
LANDASAN TEORI
I. KONSEP DASAR TEORI
A. Pengertian
1. Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi,
anemia ini termasuk jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah,
bahkan murah.Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional
karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat,
dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia.
Anemia kehamilan disebut “potential danger to mother and child”
potensial membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia
memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam
pelayanan kesehatan pada lini terdepan (Manuaba, 2010:237).
2. Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin
di bawah 11g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5g% pada
trimester 2 (Saifuddin,2001:281).
3. Ibu hamil dikatakan anemia jika hemoglobin darahnya kurang dari 11
gr%. Bahaya anemia pada ibu hamil tidak saja berpengaruh terhadap
keselamatan dirinya, tetapi juga pada janin yang dikandungnya
(Wibisono, 2009:101).
4. Menurut Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk (2010:114), anemia merupakan
suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan
jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Pada penderita anemia, lebih
sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah
(Hemmoglobin/Hb) di bawah nilai normal.

B. Etiologi
Penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat-zat nutrisi. Sering
kali defisiensinya bersifat multipel dengan manisfestasi klinik disertai
infeksi, gizi buruk, atau kelainan herediter seperti hemoglobinopati.
Namun, penyebab mendasar anemia nutrisional meliputi asupan yang
tidak cukup, absorbsi yang tidak adekuat, bertambahnya zat gizi yang

1
2

hilang, kebutuhan yang berlebihan, dan kurangnya utilitas nutrisi


hemopoitetik. Sekitar 75 % anemia dalam kehamilan disebabkan oleh
defisiensi besi yang memperlihatkan gambaran eritrosit mikrositik
hipokrom pada apusan darah tepi. Penyebab tersering kedua adalah anemia
megaloblastik yang dapat disebabkan oleh defisiensi asam folat dan
defisiensi vitamin B12. Penyebab anemia lainnya yang jarang ditemui
antara lain adalah hemoglobinopati (penyakit menurun yang disebabkan
gangguan pembentukan hemoglobin), proses inflamasi atau peradangan,
toksisitas zat kimia, dan keganasan (Saifuddin, 2009: 777).Menurut
Saifuddin (2006:281) anemia dalam kehamilan disebabkan oleh
perdarahan akut.

C. Insiden
Frekuensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia relatif tinggi yaitu
63,5%, sedangkan di Amerika hanya 6%. Menurut WHO, 40% kematian
ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan.
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi
(Saifuddin, 2006:281).

D. Gejala dan Tanda


Menurut Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk (2010:115), bila kadar Hb <
7gr% maka gejala dan tanda anemia akan jelas. Nilai ambang batas yang
digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil berdasarkan kriteria
WHO tahun 1972 ditetapkan 3 kategori yaitu:
1. Normal > 11gr%
2. Ringan 8-11gr%
3. Berat <8gr%
Keluhan lemah, pucat, mudah pingsan sementara tensi masih
dalam batas normal, perlu dicurigai anemia defisiensi. Secara klinik dapat
dilihat tubuh yang malnutrisi, pucat (Saifuddin, 2006:282).
3

E. Klasifikasi Anemia
Menurut Mansjoer (2001:289-290), klasifikasi anemia meliputi:
1. Defisiensi besi
Defisiensi besi adalah defisiensi nutrisi yang paling sering
ditemukan. Resikonya meningkat pada kehamilan dan berkaitan
dengan asupan besi yang tidak adekuat dibandingkan kebutuhan
pertumbuhan janin yang cepat. Anemia defisiensi besi merupakan
tahap defisiensi besi yang paling parah, yang ditandai oleh penurunan
cadangan besi, konsentrasi besi serum dan saturasi transferin yang
rendah, konsentrasi hemoglobin atau nilai hematokrit yang menurun.
Pada kehamilan, kehilangan zat besi terjadi akibat pengalihan besi
maternal ke janin untuk eritropoiesis, kehilangan darah saat persalinan
dan laktasi.
Anemia defisiensi besi dapat meningkatkan resiko komplikasi
seperti kelahiran kecil untuk masa kehamilan (KMK), kelahiran
prematur, dan mortalitas perinatal. Pencegahan anemia defisiensi besi
dapat dilakukan dengan suplementasi besi dan asam folat.
2. Defisiensi asam folat
Pada kehamilan, kebutuhan folat meningkat 5-10 kali lipat
karena transfer folat dari ibu ke janin. Peningkatan lebih besar pada
kehamilan multipel, diet yang buruk, infeksi, adanya anemia hemolitik
atau pengobatan antikonvulsi. Kadar estrogen dan progesteron yang
tinggi selama kehamilan memiliki efek penghambat terhadap absorbsi
folat.
Gejala-gejala desifiensi asam folat sama dengan anemia secara
umum ditambah kulit yang kasar. Pada pemeriksaan apusan darah
tampak prekursor eritrosit secara morfologis lebih besar (makrositik)
dan perbandingan inti-sitoplasma yang abnormal juga normakonm.
Defisiensi asam folat ringan juga telah dikaitkan dengan
anomali kongenital janin, terutama efek pada penutupan tabung neural
(neural tube defects). Selain itu, defisiensi asam folat dapat
4

menyebabkan kelainan pada jantung, saluran kemih, alat gerak, dan


organ lainnya. Penatalaksanaan defisiensi asam folat adalah pemberian
folat secara oral sebanyak 1-5 mg per hari. Pada dosis 1 mg, anemia
umumnya dapat dikoreksi meskipun pasien mengalami pula
malabsobsi. Ibu hamil sebaiknya mendapatkan asam folat sedikitnya
400 µg folat per hari.
3. Anemia aplastik
Ada beberapa laporan mengenai anemia aplastik yang terkait
dengan kehamilan, tetapi hubungan antara keduanya tidak jelas. Pada
beberapa kasus, yang terjadi adalah eksaserbasi anemia aplastik yang
telah ada sebelumnya oleh kehamilan dan hanya membaik setelah
terminasi kehamilan. Terminasi kehamilan atau persalinan dapat
memperbaiki fungsi sumsum tulang belakang, tetapi penyakit dapat
memperburuk bahkan menjadi fatal setelah persalinan. Terapi meliputi
terminasi kehamilan elektif, terapi suportif, imunosupresi, atau
transplantasi sumsum tulang setelah persalinan. Kehamilan
menyebabkan peningkatan sintesa laktogen plasenta dan eritopoetrin
menstrimulasi hematopoesis dimana estrogen menekan sumsum
tulang. Ketidakseimbangan tersebut menyebabkan hipoplasia.
4. Anemia penyakit sel sabit
Kehamilan pada perempuan penderita anemia sel sabit disertai
dengan peningkatan insidens pielonefritis, infrak, pulmonal,
pneumonia, perdarahan antepartum, prematuris, dan kematian janin.
Berat bayi lahir dari ibu yang menderita anemia sel sabit di bawah
rata-rata dan kematian janin tinggi. Penyebab kematian neonatal tidak
jelas, tetapi kadang-kadang disebabkan oleh vasooklusi plasenta,
dengan temuan postmortem yang menggambarkan anoksisa
intrapartum. Masa kehamilan dan periode post partum masih
berpotensi berbahaya bagi ibu dengan penyakit sel sabit sehingga
harus dipantau ketat selama kehamilan.
5. Anemia hemolitik
5

Anemia hemolitik disebabkan penghancuran atau pemecahan


sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Ini dapat
disebabkan oleh:
a. Faktor intrakorpuskuler: dijumpai pada anemia hemolitik herediter
talasemia: anemia set sickle (sabit): hemoglobinopati C, D, G, H, I:
dan paraksimal nocturnal hemoglobinuria.
b. Faktorekstrakorpuskuler: disebabkan malaria, sepsis, keracunan zat
logam dan dapat beserta obat-obatan:leukemia, penyakit hodgin
dan lain-lain.
Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran
darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi
kelainan pada organ-organ vital. Pengobatan bergantung pada jenis
anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi
maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah.
Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberikan
hasil. Maka transfusi darah yang berulang dapat membantu penderita
ini.
6. Anemia hipoplasti
Anemia hipoplasti disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang,
membentuk sel-sel darah merah baru. Untuk diagnosis diperlukan
pemeriksaan-pemeriksaan:
a. Darah tepi lengkap
b. Pemeriksaan fungsi sterna
c. Pemeriksaan retikulosit dan lain-lain
Gambaran darah tepi: normositik dan normokromik. Sum sum tulang
memberikan gambaran normoblastik dan hipoplasia eritopoesis.
Penyebabnya belum diketahui, keculai yang disebabkan oleh infeksi
berat (sepsis), keracunan dan sinar rontgen atau sinar radiasi. Terapi
dengan obat-obatan tidak memuaskan, mungkin pengobatan yang
paling baik yaitu transfuse darah yang perlu sering diulang.
7. Anemia megaloblastik
6

Anemia megaloblastik biasanya berbentuk makrositik atau


pemisiosa. Gejalanya menurut Arif Mansjoer (2009: 289) meliputi
mual, muntah, dan anoreksia yang bertambah berat. Penyebabnya
adalah karena kekurangan aam folik, jarang sekali akibat karena
kekurangan vitamin B12. Biasanya karena malnutrisi dan infeksi yang
kronik.
Pengobatan:
a. Asam folik 15-3 mg per hari.
b. Vitamin B12 3x1 tablet per hari.
c. Sulfas ferosus 3x1 tablet per hari.
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban
sehingga dapat diberikan transfuse darah.

F. Patofisiologi
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh
karena perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dari
pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada
trimester II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke-9 dan
meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta
kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan
volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan
sekresi aldesteron sehingga terjadi pengenceran darah (Rukiyah, Ai
Yeyeh, dkk, 2010: 115)

G. Penatalaksanaan
Terapi anemia defisiensi besi ialah dengan preparat besi oral atau
parenteral. Terapi oral ialah dengan pemberian preparat besi: fero sulfat,
fero gluconat atau Na-fero bisitrat. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat
menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr%/bulan. Efek samping pada traktus
gastrointestinal relatif kecil pada pemberian preparat Na-fero bisitrat
dibandingkan dengan ferosulfat. Kini program nasional menganjurkan
kombinasi 60 mg besi dan 50 µg asam folat untuk profilaksis anemia.
7

Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran sebanyak 1000


mg (20 ml) intravena atau 2x10 ml/im pada gluteus, dapat meningkatkan
Hb relatif lebih cepat yaitu 2 gr%. Pemberian parenteral ini mempunyai
indikasi: intoleransi besi pada traktus gastrointestinal, anemia yang berat
dan kepatuhan yang buruk. Efek samping utama ialah reaksi alergi, untuk
mengetahuinya dapat diberikan dosis 0,5 cc/im dan bila tak ada reaksi
dapat diberikan seluruh dosis (Saifuddin, 2006: 282).
Penanganan anemia dalam kehamilan menurut tingkat
pelayanan(Saifuddin, 2002)
1. Polindes
a. Membuat diagnosis klinik dan rujukan pemeriksaan laboratorium.
b. Memberikan terapi oral : tablet besi 90 mg/hari.
c. Penyuluhan gizi ibu hamil dan menyusui.
2. Puskesmas
a. Membuat dignosis dan terapi.
b. Menentukan penyakit kronik (malaria, TBC) dan penanganannya.
3. Rumah Sakit
a. Membuat diagnosis dan terapi.
b. Diagnosis thalasemia dengan elektroforesis Hb, bila ibu ternyata
pembawa sifat, perlu tes pada suami untuk menentukan risiko pada
bayi.
II. KONSEP ASKEB TEORI
A. Pengkajian
1. Data Subyektif
a. Biodata:
1) Umur
Semakin muda ibu hamil, semakin berisiko untuk terjadinya
anemia. Hal ini didukung oleh penelitian Adebisi dan Strayhorn
(2005) di USA bahwa ibu remaja memiliki prevalensi anemia
kehamilan lebih tinggi dibanding ibu berusia 20-35 tahun. Hal ini
dikarenakan pada remaja, Fe dibutuhkan lebih banyak karena
pada masa tersebut remaja membutuhkannya untuk pertumbuhan,
8

ditambah lagi jika hamil maka kebutuhan akan Fe jauh lebih


besar.
2) Pendidikan
Banyak dijumpai pada ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat
sosial ekonomi rendah (Manuaba, 2010: 238).
3) Bangsa
Simanjuntak mengemukakan bahwa sekitar 70% ibu hamil di
Indonesia mengalami anemia akibat kekurangan gizi (Manuaba,
2010: 238). Frekuensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia
relatif tinggi yaitu 63,5%, sedangkan di Amerika hanya 6%.
Menurut WHO, 40% kematian ibu di negara berkembang
berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia
dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan
akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi (Saifuddin,
2006: 281).
b. Keluhan utama menurut Manuaba (2010: 239) yaitu:
1) Ibu mengeluh cepat lelah
2) Sering pusing–pusing
3) Mata berkunang –kunang
4) Keluhan mual-muntah lebih hebat pada hamil muda
Keluhan lemah, pucat, mudah pingsan sementara tensi masih
dalam batas normal, perlu dicurigai anemia defisiensi. Secara klinik
dapat dilihat tubuh yang malnutrisi, pucat (Saifuddin, 2006: 282).
Menurut Rohtman 2002, dalam Murti (2010) gejala anemia
adalah cepat lelah, sering pusing, malaise (perasaan umum tidak sehat,
tidak nyaman, atau lesu, tidak enak badan), anoreksia, nausea/mual,
dan vomiting/muntah yang lebih hebat, kelemahan, pucat pada kulit,
dan mukosa. Kepala pusing, berkunang-kunang, perubahan jaringan
epitel kuku, gangguan sistem neuromuskular, lesu, lemah dan lelah
(Rukiyah, 2010:115).
c. Riwayat kesehatan
9

Kekurangan gizi merupakan faktor predisposisi anemia defisiensi ibu


hamil di Indonesia. Kondisi yang menyebabkan defisiensi kalori-besi
misalnya infeksi kronik, penyakit dan talasemia (Saifuddin, 2001:281).
d. Riwayat kesehatan keluarga
Penyebab penyakit anemia salah satunya adalah kelainan herediter seperti
hemoglobinopati(Saifuddin, 2009: 777). Ditanyakan pula mungkin dari
keluarga ibu dan suaminya ada yang berpenyakit keturunan misalnya
jiwa, diabetes, hemofili, hipertensi karena mungkin ada pengaruh
terhadap bayi dan masa nifas. Ibu nifas yang memiliki keluarga yang
tinggal dengan ibu dengan penyakit menular akan berpotensi tertular
penyakit tersebut misalnya TBC, hepatitis, dan lain-lain (Wiknjosastro,
2007: 519).
e. Riwayat ketergantungan
Status merokok mempengaruhi kehamilan dengan anemia (saifudin, 2009:
775). Menurut Strayhorn (2005) di USA, bahwa ibu hamil yang merokok
dapat mempengaruhi terjadinya anemia. Alkohol dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin dan mempengaruhi
terjadinya anemia (Saifuddin, 2009: 951).
f. Riwayat kebidanan
1) Haid
Menurut Wiknjosastro (2009: 103-104) usia gadis remaja pada waktu
pertama kalinya mendapat haid (menarche) bervariasi lebar yaitu
antara 10-16 tahun, tetapi rata-ratanya 12,5 tahun. Panjang siklus haid
yang normal atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28
hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita
tetapi juga pada wania yang sama. Jumlah darah yang keluar rata-rata
33,2 ± 16 cc. Lamanya haid antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti
darah sedikit-sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7-8 hari.
Kebanyakan wanita tidak merasakan gejala-gejala pada waktu haid,
tetapi sebagian kecil merasa berat di panggul atau merasa nyeri
(dismenorea).
2) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
10

a) Riwayat kehamilan lalu


Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan
menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia
pada kehamilan berikutnya (Manuaba,2010: 238).
b) Riwayat persalinan lalu
Setelah persalinan dengan lahirnya plasenta dan perdarahan, ibu
akan kehilangan zat besisekitar900 mg.
c) Riwayat nifas lalu
Saat laktasi ibu masih memerlukan kesehatan jasmani yang optimal
sehingga dapat menyiapkan ASI untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi. Dalam keadaan anemia, laktasi tidak mungkin
dapat dilaksanakan dengan baik (Manuaba,2010: 238).
3) Riwayat kehamilan sekarang
Kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkanjumlah
sel darah merah dan membentuk sel darah merah pada janin dan
plasenta. Semakin sering seorang wanita mengalamikehamilan dan
melahirkan maka akan semakin banyak wanita itu kehilangan zat besi
dan menjadi semakin anemis (Manuaba, 2010: 238).
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan,
yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa
sebagian besar ibu hamil mengalami anemia, maka dilakukan
pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-ibu hamil di
puskesmas (Manuaba, 2010: 239).
g. Pola kebiasaan sehari-hari:
1) Nutrisi
Komponen (bahan) yang berasal dari makanan terdiri dari: Protein,
glukosa, lemak, vitamin B12, B6, asam folat, vitamin C, dan elemen
dasar ( Fe, ion Cu, dan zink) (Manuaba, 2010: 239).
2) Eliminasi
Penderita hemoroid dapat menyebabkan anemia, dengan ciri yang
sering terjadi adalah ada benjolan di anus (dubur), kadang berdarah,
buang air besar campur darah, terasa perih, nyeri, atau panas. Hati-hati
11

jika terjadi perdarahan yang cukup banyak, sebab hal ini dapat
menyebabkan anemia (kurang darah)(Manuaba, 2010: 239).

2. Data Obyektif
a. Keadaan umum : Lemah (Saifuddin, 2006: 282), gangguan sistem
neuromuskular, lesu, lemah, lelah, dan disphagian(Rukiyah,
2010:115).
b. Tanda-tanda vital
TD : Mengalami hipotensi (tekanan darah lebih rendah dari
90/60 mmHg).
Nadi : Palpitasi (sensasi detak jantung yang cepat atau tidak
menentu), takikardi (denyut janung yang lebih cepat dari
denyut jantung normal, biasanya disefinisikan sebagai
lebih besar dari 100 denyut per menit) (Murti, 2010)
Respirasi : Takipnea (Taber, 1994: 85)
Suhu : Sedikit meningkat (kurang dari 100oF atau 38 oC) atau
keduanya (Taber, 1994: 85).
c. Pemeriksaan fisik
Muka : Nampak pucat (Saifuddin, 2006: 282).
Mata : Fungsi penglihatan berkunang-kunang,
konjungtiva tampak pucat (Manuaba,2010: 239).
Mulut : Bibir tampak pucat dan kering, lidah atropi
(Mansjoer, 2000:493).
Leher : Pembesaran kelenjar limpa (Rukiyah, 2010:115).
Dada : Gambaran fisik lain yang menyertai anemia berat
yaitu kardiomegali, bising hemik (Taber, 1994:85).
Aksila : Bersih, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Abdomen : Untuk anemia berat yaitu hepatomegali dan
splenomegali (Taber, 1994: 85).
Ekstermitas : Pucat atau perubahan jaringan epitel kuku
(Rukiyah, 2010:115).
d. Pemeriksaan khusus
12

1) TFU menurut Spiegelberg


Umur kehamilan (minggu) Tinggi fundus uteri (cm)
36 32 cm di atas simfisis
38 33 cm di atas simfisis
40 37,7 cm di atas simfisis
TFU menurut Mc. Donald adalah dengan modifikasi Spiegelberg
yaitu jarak fundus sampai simfisis dalam cm dibagi 3,5 cm
merupakan tuanya kehamilan dalam bulan.
2) Cara mentukan TBJ (tafsiran berat janin)
(Tinggi fundus uteri dalam cm – 12) x 155 = TBJ
3) Pemeriksaan Leopold menurut Manuaba (2010: 118-119)
Leopold I : Untuk menentukan tinggi fundus uteri dan
bagian janin dalam fundus. Bila teraba bagian
yang lunak, besar, kurang melenting berarti
bokong, bila bundar, keras berarti kepala.
Leopold II : Untuk menentukan letak punggung bila teraba
keras, memanjang seperti papan di kanan/kiri.
Leopold III : Untuk menentukan bagian terbawah janin dan
apakah bagian terbawah sudah masuk PAP
atau masih melenting.
Leopold IV : Untuk seberapa jauh bagian terendah janin
masuk PAP.

4) Auskultasi
Menurut Saifuddin (2006: N-9) DJJ dihitung dengan cara
menghitung 5 detik pertama, interval 5 detik dilanjutkan untuk
menghitung 5 detik kedua interval 5 detik dan 5 detik ketiga.
Jumlah penghitungan dikali 4. DJJ normal 120-160 x/mnt. Kalau
bunyi jantung terdengar kiri atau kanan di bawah pusat, maka
presentasi kepala, kalau terdengar kiri atau kanan setinggi atau di
atas pusat, maka presentasi bokong. Kalau terdengar di pihak yang
berlawanan dengan bagian-bagian terkecil janin maka sikap anak
13

fleksi. Kalau terdengar sepihak dengan bagian-bagian kecil sikap


anak defleksi. Pada anak kembar bunyi jantung terdengar pada dua
tempat berbeda dengan sama jelasnya dan frekuensi berbeda
(perbedaan lebih 10/menit).
5) Perkusi
Reflek pattella negatif menggambarkan kekurangan vitamin B1 dan
penyakit urat saraf yang berpengaruh pada kekuatan meneran.
6) Pemeriksaan panggul luar dan dalam
Ukuran panggul yang luar normal adalah:
a) Distansia spinarum jarak antara spina iliaka anterior superior
kanan dan kiri ukuran normal 23 – 26 cm.
b) Distania cristarum jarak terjauh antara krista iliaka kanan dan
kiri ukuran normal 26 – 28 cm.
c) Boudelaque jarak antara tepi atas simpisis dan prosesus
spinosus lumbal V ukuran normal 18 – 20 cm.
d) Lingkar panggul diukur dari pinggir atas syplisis pertengahan
SIAS, throkanker mayor, ruas tulang lumbal ke 5 kembali lagi
ke tempat yang sama ukuran norml 80 – 90 cm.
e. Pemeriksaan penunjang
Menurut Manuaba (2010: 239) hasil pemeriksaan Hb dengan sahli
dapat digolongkan sebagai berikut:
1) Hb>11 gr % Tidak anemia
2) Hb 9 – 10 gr % Anemia ringan
3) Hb 7 – 8 gr % Anemia sedang
4) Hb < 7 gr % Anemia berat
Dalam pemeriksaan kesehatan disertai pemeriksaan laboratorium,
termasuk pemeriksaan feses sehingga diketahui adanya infeksi parasit
(Manuaba,2010: 240).
3) Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan menurut (Depkes RI, 1995:9) diolah
data yang telah diolah dianalisis. Bidan melakukan analisis
berdaraskan urutan sebagai berikut :
14

a. Mencari hubungan antara data atau fakta yang satu dengan lainnya
untuk mencari sebab dan akibat.
b. Menentukan masalah dan apa masalah utamanya.
c. Menentukan penyebab utamanya.
d. Menentukan tingkat resiko masalah

B. Diagnosa/Masalah
G1/>1...., usia kehamilan … minggu, hidup, tunggal/ganda, intra uterine
situs bujur/lintang, habitus fleksi/defleksi, punggung kiri dan kanan,
presentasi kepala/bokong, kesan panggul normal, KU ibu dan janin kurang
baik dengan masalah anemia.

C. Planing/perencanaan
Diagnosa : G1/>1....., usia kehamilan 28-40 minggu, hidup, tunggal/ganda,
intra uterine situs bujur/lintang, habitus fleksi/defleksi,
punggung kiri dan kanan, presentasi kepala/bokong, kesan
panggul normal, KU ibu dan janin kuraang baik dengan masalah
anemia.
Tujuan : Ibu dan janin sehat, sejahtera sampai melahirkan
Kriteria:
Keadaan ibu
- Keadaan umum baik
- Kesadaran composmentis
- Tanda-tanda vital:
TD : 100/70 – 130/90 mmHg S : 36,50C– 37,50C
N : 76-88 x/menit R: 16-24 x/menit
- Pemeriksaan laboratorium
Hb > 11 gr% Protein urine (-) Reduksi urine (-)
- Keadaan janin baik
- TFU sesuai dengan usia kehamilan
Intervensi:
1. Jelaskan kondisi ibu saat ini
15

a. Beritahu ibu bahwa ia mengalami anemia ringan


b. Berikan pengertian tentang resiko yang dapat saja terjadi.
R/ Ibu mengerti tentang keadaannya, bertambah pengetahuannya dan
mengurangi kecemasan ibu.
2. Jelaskan cara-cara untuk mengurangi keluhan yang dialami ibu
a. Cepat lelah : Ibu dilarang terlalu banyak aktivitas dan banyak istirahat.
b. Banyak mengkonsumsi sayuran, buah, hati, telur, tempe, ikan-ikanan,
daging agar Hb nya meningkat dan masalah yang berhubungan dapat
teratasi.
R/ Pengetahuan ibu bertambah sehingga dapat mengatasi keluhannya
3. Berikan terapi Fe dan Vitamin B complex serta kalsium laktat :
a. Fe 1 x 1 tablet/hari.
b. Kalsium laktat 3 x 1 tablet/hari
c. Vitamin B complex 3 x 1 tablet/hari.
R/ Jika persediaan Fe minimal, maka disetiap kehamilan akan menguras Fe
dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan. Pada setiap kehamilan
relatif mengalami anemia dikarenakan darah Ibu mengalami Hemodilusi
(pengenceran) dan meningkatkan volume 38%-40% yang puncaknya pada
kehamilan 32 – 34 minggu.
4. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi mendukung
seimbang
a. Berikan pengertian bahwa makanan dengan gizi seimbang tidak
harus mahal.
b. Berikan contoh jenis makanannya.
c. Anjurkan ibu untuk mengurangi konsumsi teh, kopi, ataupun soft
drink.
R/ Pada saat kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk
menambahkan sel darah merah dan membentuk sel darah merah pada
janin dan placenta.
5. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup dan mengurangi aktivitas serta
berikan contoh aktivitas yang tidak boleh dilakukan, misal
mengangkat benda–benda berat seorang diri.
16

R/ Istirahat yang cukup dapat mengurangi rasa stress pada ibu dan
tidur malam yang kurang akan berakibat turunnya kadar Hb
6. Jelaskan perubahan-perubahan fisiologis ibu hamil
R/ Informasi yang diberikan dapt membantu meningkatkan penerimaan
diri terhadap keadaannya
7. Diskusikan dan beri penyuluhan kebutuhan dasar ibu hamil meliputi :
perawatan payudara, senam hamil, nutrisi, eliminasi, personal hygiene,
dan aktivitas
R/ Dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan ibu sehingga dapat
diberikan penyuluhan yang tepat
8. Diskusikan keluhan-keluhan ibu hamil trimester II
R/ Ibu mengetahui keluhan pada trimester III dan cara mengatasinya
D. Pelaksanaan
Bidan melakukan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efisien,
efektif dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien dalam
bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan
secara mandiri, kolaborasi dan rujukan (kepmenkes, no. 938/2007).
Kriteria implementasi :
1. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-spiritual-
kultural.
2. Setiap tindakan harus terdapat persetujuan klien (inform consent)
3. Melaksanakan asuhan berdasarkan evidence based
4. Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan
5. Menjaga privasi klien
6. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi
7. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan
8. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai
9. Melakukan tindakan sesuai standart
10. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan (kepmenkes No.
938/2007).

E. Evaluasi
17

Bidan melakukan evaluasi sesuai yang telah ditetapkan di dalam


rencana. Semakin dekat hasil tindakan yang dilakukan dengan asuhan
yang telah ditetapkan di dalam kriteria, maka tindakan akan mendekati
keberhasilan yang diharapkan evaluasi dengan pendekatan SOAP menurut
Depkes (1994:7-10) yaitu:
S :Data subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa.
O :Data obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik, hasil
laboratorium dan tes diagnosa lain yang dirumuskan dalam data fokus
untuk mendukung assessment.
A :Assesment
Menggambarkan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu
identifikasi:
1. Diagnosa/masalah
2. Antisipasi diagnosa lain/masalah potensial
P :Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan evaluasi
berdasarkan assessment.
18

BAB II
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Data
Tanggal pengkajian : Senin, 5 Juni 2017, pukul 09.00 WIB
Tempat pengkajian : Ruang KIA Puskesmas Taji
1. Data Subyektif
a. Biodata Istri Suami
Nama : Ny. “N” Tn. “N”
Umur : 22 tahun 22 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Swasta
Penghasilan :- Rp 2000.000/bulan
Umur menikah : 21 tahun 21 tahun
Lama/brp x : 1 tahun/1 kali 1 tahun/1kali
menikah
Alamat :Sobontoro, Karas, Magetan
b. Keluhan utama
Ibu mengatakan hamil pertama usia kehamilan 4-5 bulan, mengeluh
kadang-kadang pusing dan terkadang tidak nafsu makan.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat penyakit yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit dengan gejala
nyeri dada, mudah lelah, jantung berdebar-debar, tangan
berkeringat pada malam hari (Jantung), batuk lebih dari 2 minggu,
berdahak, dan keluar darah (TBC), sering kencing pada malam hari
minimal 7 kali pada malam hari, sering merasa mudah haus, lapar,
berat badan turun drastis (DM) kuning, kencing seperti teh
(Hepatitis), sering pusing, cepat lelah, nafsu makan berkurang
(Anemia).

18
19

2) Riwayat penyakit sekarang


Ibu mengatakan sekarang tidak sedang menderita penyakit dengan
gejala demam tinggi, sakit kepala, menggigil, berkeringat, kadang
gejala tidak nampak atau seperti influensa/gejala infeksi lainnya
(Malaria), nyeri dada, mudah lelah, jantung berdebar-debar, tangan
berkeringat pada malam hari (Jantung), batuk lebih dari 2 minggu,
berdahak, dan keluar darah (TBC), sering kencing pada malam hari
minimal 7 kali pada malam hari, sering merasa mudah haus, lapar,
berat badan turun drastis (DM), sakit kepala, radang tenggorokan,
flu berkepanjangan, mengigil, mudah capek, dan lemas (TORCH),
gatal pada alat kelamin, panas, dan nyeri saat kencing (Gonorhea),
mata, kuku, dan kulit berwarna kuning, kencing berwarna seperti
teh, tidak nafsu makan, diare (Hepatitis), diare lebih dari 3 bulan,
berat badan turun drastis dalam waktu 1 bulan, mudah terserang
penyakit (HIV/AIDS. Ibu sekarang merasamudah lelah, pusing,
lemah, nafsu makan menurun (Anemia).
3) Riwayat kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dari keluarga ibu maupun suami tidak ada yang
menderita penyakit kencing manis, sakit kuning, batuk yang tidak
sembuh-sembuh. Dalam keluarga tidak ada riwayat kembar.
d. Riwayat Kebidanan
1) Haid
Ibu mengatakan haid pertama kali umur 13 tahun, siklus haid 28-
30 hari, lamanya 7 hari. Konsistensi encer, tidakada gumpalan,
kadang-kadang disertai nyeri pada hari pertama haid, keputihan
sebelum haid yang tidak gatal, tidak berbau dan berwarna jernih.
HPHT : 7 Februasi 2017, HPL: 14 November 2017.
2) Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan ini kehamilan pertama, disaat hamil muda ibu
mual dan muntah, ibu rutin periksa ke bidan tiap bulan (ANC ke 3
dan sudah mengikuti ANC terpadu), statusimunisasi TT2 pada 2
20

Agustus 2017, ibu mendapatkan tablet Fe, kalk, vitamin C. Ibu


juga mendapat penyuluhan tentang nutrisi, kebersihan diri,
istirahat, aktivitas, dan persiapan persalinan.
e. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Sebelum hamil : Ibu mengatakan makan sehari 3x, 1 piring
habis dengan menu sayur (bayam, wortel,
kacang panjang kangkung, sawi), lauk pauk
(telur ayam, tempe, tahu, daging ayam) dan
buah (pisang, jeruk), ibu minum air putih +
5-6 gelas perhari.
Selama hamil : Nafsu makan ibu menurun. Ibu mengatakan
makan 3x sehari,dengan komposisi porsi
sedikit, sayur (bayam, wortel, kacang
panjang kangkung, sawi), lauk pauk (telur
ayam, tempe, tahu, daging ayam), buah
(pisang, jeruk, apel) 2 buah, ibu minum air
putih + 6-7 gelas/hari dan ditambah susu 1
gelas sehari teratur setiap pagi.

2) Eliminasi
Sebelum hamil : BAB teratur 1x sehari pada pagi hari,
konsistensi lunak, warna kuning, tidak ada
keluhan BAB. BAK 4 kali sehari, warna
kuning jernih, bau amoniak, tidak ada
keluhan BAK.
Selama hamil : BAB teratur 1x sehari pada pagi hari,
konsistensi lunak, warna kuning, tidak ada
keluhan BAB. BAK 5 kali sehari, urine
warna kuning jernih, bau amoniak, dan
tidak ada keluhan saat BAK.
21

3) Personal Hygiene
Sebelum hamil : Ibu mengatakan mandi 2 x sehari memakai
sabun, gosok gigi 2 x sehari, keramas dua
hari sekali. Ibu berganti pakaian dan celana
dalam setelah sehabis mandi. Selesai BAK
dan BAB ibu cebok dengan air bersih dari
depan ke belakang. Ibu ganti pembalut 2-3x
sehari.
Selama hamil : Ibu mengatakan mandi 2 x sehari memakai
sabun, gosok gigi 2 x sehari, keramas dua
hari sekali. Ibu berganti pakaian setelah
sehabis mandi dan celana dalam setiap kali
merasa basah. Selesai BAK dan BAB ibu
cebok dengan air bersih dari depan ke
belakang. Ibu melakukan perawatan
payudara setiap kali mandi dengan baby oil.
4) Rekreasi
Sebelum hamil : Ibu mengatakan biasanya menonton TV
bersama keluarga untuk mengisi waktu
luang,kadang-kadang berkunjung ke rumah
saudara.
Selama hamil : Ibu mengatakan biasanya menonton TV
bersama keluarga untuk mengisi waktu
luang.
5) Aktivitas
Sebelum hamil : Ibu setiap hari melakukan pekerjaan rumah
tangga seperti memasak, mencuci,
membersihkan rumah, menyetrika baju,
menonton TV.
Selama hamil : Ibu setiap hari melakukan pekerjaan rumah
tangga seperti memasak, mencuci,
membersihkan rumah, menyetrika baju,
22

menonton TV, tetapi menghindari


pekerjaan-pekerjaan berat dan melelahkan.
6) Istirahat tidur
Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidur di malam hari pada
pukul 21.00-05.00 WIB dan biasa tidur
siang pukul 13.00-14.00 WIB atau
sewaktu-waktu.
Selama hamil : Tidak ada perubahan waktu dalam pola
istirahat, tetapi ibu lebih sering terbangun
karena kencing.

f. Riwayat Ketergantungan
Ibu tidak memiliki ketergantungan terhadap rokok, minuman
beralkohol maupun obat-obatan tertentu. Ibu juga tidak pernah minum
jamu. Suami ibu merokok tetapi saat merokok tidak didekat ibu.
g. Dukungan sosial dan spiritual
Selama hamil ibu didampingi suami untuk kontrol dan keluarga selalu
berdoa agar tidak ada masalah pada kehamilan dan proses persalinan
dapat berjalan lancar.
h. Keadaan lingkungan sosial budaya
Di daerah ibu tidak terdapat budaya menghindari makanan berprotein,
menggunakan bebat perut (mekamakai stagen), senden dengan kaki
lurus.
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum: baik, lemah, lesu
2) TTV
TD = 100/70 mmHg S = 36,7oC
N = 82 x/menit R = 22 x/menit
3) Anthropometri
BB = 66kg
TB = 163 cm
23

LILA = 24 cm
4) Pemeriksaan fisik
Muka : Pucat.
Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva palpebra
pucat, kelopak mata tidak oedem.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar
limfe, dan peningkatan tekanan vena jugularis.
Dada : Bentuk simetris, tidak ada tarikan inter costa,
pernapasan teratur, tidak ada wheezing dan
ronchi, bunyi jantung irama teratur
Payudara : Bersih, simetris, tidak ada benjolan abnormal,
puting menonjol.
Aksila : Bersih, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, pembesaran perut
sesuai umur kehamilan, janin membujur,
intrauterin.
Genetalia : Tidak ada condiloma akuminata/condiloma
talata, tidak ada oedem, varises, pembesaran
kelenjar bartholini maupun kelenjar skene.
Anus : Bersih, tidak ada haemoroid.
Ekstermitas : Simetris, tidak ada kelainan fungsi anatomis,
kuku bersih, pucat, tidak oedem, dan tidak ada
varises.
b. Pemeriksaan khusus
1) TFU MC Donald : 16 cm
2) TBJ : (16-12)x155= 620gram
3) Palpasi
- Leopold I
TFU 2 jari bawah pusat, balotement positif
4) DJJ belum terdengar
c. Pemeriksan laboratorium
Tanggal 5 Juni 2017 :
24

Hb 9,5 gr%
Albumin (-)
Reduksi (-)
HbsAg Non Reaktif
VCT Non Reaktif
Golongan Darah A

3. Analisis data
Diagnosa/masalah Data dasar
GIP00000, UK 17-18 minggu, DS : - Ibu mengatakan hamil yang
janin tunggal, hidup, intra pertama usia kehamilan 17-18
uterin, TFU 2 jari bawah minggu
pusat, balotement positif, - Ibu mengeluh kadang-kadang
KU ibu dan janin baik pusing dan sering tidak nafsu
dengan masalah anemia makan.
ringan. DO :
- KU lemah, lesu
- TTV
TD = 100/70 mmHg
N = 82 x/menit
S = 36,7oC
R = 22 x/menit
- Muka pucat
- Mata
Simetris, sklera putih, konjungtiva
palpebra pucat, kelopak mata tidak
oedem
- Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, kelenjar limfe, dan bendungan
vena jugularis.
- Dada
25

Diagnosa/masalah Data dasar


Bentuk simetris, tidak ada tarikan
inter costa, pernapasan teratur, tidak
ada wheezing dan ronchi, bunyi
jantung irama teratur.
- Payudara
Bersih, simetris, tidak ada benjolan
abnormal, puting menonjol
- Abdomen
Tidak ada luka bekas operasi,
pembesaran perut sesuai umur
kehamilan.
- Genetalia
Tidak ada condiloma
akuminata/condiloma talata, tidak
ada oedem, varises, pembesaran
kelenjar bartholini maupun kelenjar
skene.
- Pemeriksaan leopold
Leopold I
TFU 2 jari bawah pusat, balotement
positif
Mc. Donald : 16 cm, TBJ : 620 gr
DJJ belum terdengar
- Pemeriksaan lab :
Hb 9,5 gr%
Albumin (-)
Reduksi (-)
HbsAg Non Reaktif
VCT Non Reaktif
Golongan Darah A
26

B. Diagnosa Kebidanan
GIP00000, UK 17-18 minggu, janin tunggal, hidup, intra uterin, TFU 2 jari
bawah pusat, balotement positif, KU ibu dan janin baik dengan masalah
anemia ringan. Prognosa baik.

C. Perencanaan
Diagnosa : GIP00000, UK 17-18 minggu, janin tunggal, hidup, intra
uterin, TFU 2 jari bawah pusat, balotement positif, KU ibu
dan janin baik dengan masalah anemia ringan. Prognosa
baik.

Tujuan : Ibu dan janin sehat, sejahtera selama hamil sampai melahirkan

Kriteria :
Keadaan ibu
- Keadaan umum baik
- Kesadaran composmentis
- Tanda-tanda vital:
TD : 100/70 – 130/90 mmHg S : 36,50C– 37,50C
N : 76-88 x/menit R: 16-24 x/menit
- Pemeriksaan laboratorium
Hb > 11 gr% Protein urine (-) Reduksi urine (-)
Keadaan janin
- TFU sesuai dengan usia kehamilan
Intervensi :
1. Jelaskan kondisi ibu saat ini
a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan ibu dan janin.
R/ agar ibu merasa tenang dan kooperatif.
b. Berikan pengertian tentang resiko yang dapat saja terjadi pada ibu
hamil dengan anemia.
27

R/ Ibu mengerti tentang keadaannya, bertambah pengetahuannya dan


mengurangi kecemasan ibu.
2. Berikan motivasi ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung
banyak zat besi. Anjurkan ibu untuk mengurangi konsumsi makanan
yang menghambat penyerapan zat besi seperti teh, kopi, ataupun soft
drink.
R/Pada saat kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk
menambahkan sel darah merah dan membentuk sel darah merah pada janin
dan placenta. Sehingga kesehatan ibu dan janin baik serta ibu mengerti.
3. Berikan penjelasan kepada ibu resiko dari anemia pada ibu dan janin
R/ ibu mengerti resiko dari anemia sehingga ibu akan berhati-hati dan
berusaha meningkatkan kadar Hb nya
4. Anjurkan ibu untuk sering beristirahat yaitu tidur pada malam hari kurang
lebih 7-8 jam dan siang selama kurang lebih 1-2 jam juga hindari istirahat
yang berlebihan dan bekerja yang terlalu berat.
R/ Istirahat yang cukup dapat mengurangi rasa stress pada ibu dan
tidur malam yang kurang akan berakibat turunnya kadar Hb.
5. Anjurkan ibu memperhatikan body mekanik (sikap tubuh) yaitu bangun
secara perlahan dari posisi istirahat, hindari berdiri yang terlalu lama
dalam lingkungan yang terlalu sesak dan hindari berbaring dalam posisi
terlentang.
R/ Sirkulasi darah ibu lancar sehingga ibu dapat meminimalkan keluhan
pusing dan mata berkunag-kunang. Selain itu sirkulasi darah ke janin
dapat lebih lancar bila ibu berbaring dalam posisi miring kiri.
6. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi Fe
R/ Untuk memberikan penanganan pada pasien dengan tepat
7. Jelaskan perubahan-perubahan fisiologis ibu hamil
R/ Informasi yang diberikan dapt membantu meningkatkan penerimaan
diri terhadap keadaannya
8. Diskusikan dan beri penyuluhan kebutuhan ibu hamil meliputi : perawatan
payudara, senam hamil, nutrisi, eliminasi, personal hygiene, dan aktivitas
28

R/ Dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan ibu sehingga dapat


diberikan penyuluhan yang tepat
9. Diskusikan keluhan-keluhan ibu hamil trimester II
R/ Ibu mengetahui keluhan pada trimester II dan cara mengatasinya
10. Dokumentasikan
D. Pelaksanaan
Tanggal : Senin, 5 Juni 2017 Pukul : 09.15 WIB
Diagnosa : GIP00000, UK 17-18 minggu, janin tunggal, hidup, intra
uterin, TFU 2 jari bawah pusat, balotement positif, KU ibu
dan janin baik dengan masalah anemia ringan. Prognosa
baik.
1. Menjelaskan kondisi ibu saat ini meliputi :
TD= 100/70 mmHg S= 36,70C
N= 82 x/menit R=22 x/menit
Hb 9,5 gr% sehingga ibu dikategorikan menderita anemia ringan.
2. Menjelaskan mengenai pengertian anemia yaitu konsentrasi Hb, atau
hitung eritrosit di bawah batas “normal”. Penyebab anemia defisiensi zat-
zat nutrisi, kebutuhan yang berlebihan serta penyakit-penyakit kronik.
Gejala anemia yaitu lemah, pucat, mudah pingsan. Pada wanita hamil
anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan
persalinan. Resiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan
bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat.
3. Memberikan penjelasan kepada ibu resiko dari anemia pada ibu seperti
perdarahan post partum dan pada janin meliputi bayi lahir prematur dan
BBLR.
4. Motivasi ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak zat
besi seperti telur, susu, hati, ikan, daging, kacang-kacangan, tempe, tahu,
kedelai, sayuran berwarna hijau tua (kangkung, bayam, daun katuk), dan
buah-buahan (jeruk, jambu biji, pisang) dengan pola makan teratur 3x
sehari karena pada saat kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk
menambahkan sel darah merah dan membentuk sel darah merah pada janin
dan plasenta. Dan menganjurkan ibu untuk mengurangi konsumsi
29

makanan yang menghambat penyerapan zat besi seperti teh, kopi, ataupun
soft drink.
5. Menganjurkan ibu untuk sering beristirahat yaitu tidur pada malam hari
kurang lebih 7-8 jam dan siang selama kurang lebih 1-2 jam juga hindari
istirahat yang berlebihan dan bekerja yang terlalu berat karena istirahat
yang cukup dapat mengurangi rasa stress pada ibu dan tidur malam
yang kurang akan berakibat turunnya kadar Hb. Istirahat yang dianjukan
bagi ibu hamil adalah miring ke kiri karena memperlancar pasokan darah
dari ibu ke plasenta. Dan menganjurkan ibu tidur terlentang karena dapat
menyebabkan sesak nafas.
6. Memberikan terapi Fe diminum 2x sehari 1 tab jumlah 20 tab dan
menganjurkan minum Fe dengan jeruk anget untuk mempermudah
penyerapan.
7. ibu Menjelaskan perubahan-perubahan fisiologis ibu hamil
a. Rahim (uterus)
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah pengaruh
estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini
pada dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot polos uterus.
b. Dinding vagina dan vulva
Pengaruh hormon estrogen, vagina dan vulva mengalami peningkatan
pembuluh darah sehingga nampak semakin merah dan kebiru-biruan.
Pada trimester III, dinding vagina mengalami banyak perubahan yang
merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu
persalinan. Perubahan ini mengakibatkan bertamnbah panjangnya
dinding vagina.
c. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum gravidatatum,
korpus luteum gravidatatis berdiameter kira-kira 3 cm, kemudian
korpus luteum mengecil setelah plasenta terbentuk. Pada trimester III,
korpus luteum sudah tidak berfungsi lagi karena telah digantikan oleh
plasenta yang telah terbentuk.
d. Payudara
30

Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang dan berat, dapat


teraba nodul-nodul akibat hipertrofi kelenjar alveoli, bayangan vena-
vena membiru, hiperpigmentasi pada areola dan puting susu, kalau
diperas akan keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna kuning.
e. Sistem Pencernaan
Dengan pengaruh dari hormon estrogen asam lambung meningkat yang
menyebabkan hipersalivasi, daerah lambung terasa panas, morning
sickness dan terjadi emesis gravidarum.
f. Sistem Perkemihan
Pada bulan pertama kehamilan, kandung kencing tertekan sehingga
sering timbul kencing. Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun
ke pintu atas panggul menyebabkan keluhan sering kencing akan timbul
lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan kembali.
g. Sistem Pernafasan
Fungsi paru-paru yag sedikit berbeda dari biasanya disebabkan ruang
abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang rahim dan
pembentukan hormon progesteron, bernafas lebih cepat dan lebih dalam
karena memerlukan banyak oksigen untuk janin dan dirinya.
h. Sistem Metabolisme
Terjadinya peningkatan BMR antara 15-20% mempengaruhi sistem
endokrin yaitu somatromamotitoprin, peningkatan plasma insulin dan
hormon-hormon adrenal akibatnya terjadi peningkatan kebutuhan kalori
dan sebagaimana investasinya menjadi lapar, sering haus, sering
kencing seperti glukosuria.
i. Sistem kardiovaskuler
Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap
menitnya (curah jantung/kardiak output) meningkat sampai 30-50%
mulai terjadi pada usia kehamilan 6 minggu. Peningkatan curah jantung
kemungkinan terjadi karena adanya perubahan dalam aliran darah ke
janin. Denyut jantung pada saat istirahat meningkat dalam keadaan
normal 70x/menit menjadi 80-90x/menit, hal in disebabkan curah
jantung yang meningkat.
31

8. Mendiskusikan kebutuhan ibu hamil meliputi :


a. Nutrisi
Fungsi makanan bagi ibu hamil :
- Untuk pertumbuhan dan perkembangan janin
- Persiapan untuk masa laktasi / menyusui.
Makan makanan dengan menu seimbang yaitu mengandung
karbohidrat (nasi, mie, roti, ubi), protein (tahu, tempe, daging, telur),
vitamin (buah dan sayur), minum air putih minimal 8 gelas perhari
dan minum susu minimal 1 gelas per hari.
b. Personal Hygiene
1) Mandi memakai sabun supaya bersih, mandi tidak hanya
membersihkan kulit, dan membuang kotoran tetapi juga untuk
menyegarkan karena pembuluh darah terangsang dan badan
nyaman
2) Pakaian disesuaikan dengan perubahan cuaca, jangan terlalu ketat
sehingga tidak terlalu sesak
3) Vulva harus sering dibersihkan dengan air bersih, memakai pakaian
dalam bersih, dan bila basah harus mengganti
4) Perawatan payudara selama hamil dipersiapkan, membersihkan
putting dengan kasa dan baby oil setiap kali mandi, untuk fungsi
uniknya dalam menghasilkan ASI bagi bayi yang menetek segera
setelah lahir
c. Istirahat
Istirahat yang diperlukan adalah + 8 jam malam, dan 1 jam siang hari,
walaupun tidak dapat tidur, sebaiknya berbaring saja untuk istirahat.
Wanita hamil sebaiknya istirahat atau tidur dengan posisi miring kiri,
karena memperlancar vena cafa inferior.
d. Aktivitas
Wanita hamil boleh saja bekerja yang sifatnya ringan, dan tidak
mengganggu kehamilan, jika merasa lelah dianjurkan untuk
beristirahat.
e. Senam hamil
32

Senam hamil sebaiknya mulai dilaksanakan sejak usia kehamilan 24-


28 minggu. Senam hamil dilakukan tanpa kelainan atau tidak terdapat
penyakit seperti penyakit jantung, ginjal, penyulit kehamilan
(kehamilan dengan perdarahan, kelainan letak) dan anemia
f. Rekreasi
Tempat hiburan yang terlalu ramai atau penuh sesak lebih baik
dihindari, bnisa menyebabkan jatuh pingsan.
g. Kebiasaan merokok
Merokok atau terus menerus terpapar asap rokok akan membahayakan
bagi kesehatan ibu dan janin, menyebabkan retardasi pertumbuhan
mental dan insiden mortalitas neonates lebih tinggi.
h. Hubungan seksual dengan suami
Ibu dan suami diperbolehkan melakukan hubungan seksual dan
dianjurkan memkai kondom. Tetapi, pada 2 minggu menjelang hari
taksiran persalinan ibu dan suami diharapkan berhenti melakukan
hubungan seksual.
9. Mendokumentasikan tindakan

E. Evaluasi
Tanggal : Senin, 5 Juni 2017 pukul 09.45 WIB
S : - Ibu mengatakan memahami penjelasan yang diberikan
O : - Ibu dapat menjelaskan kembali tentang gizi ibu hamil
dengan anemia
- Tanda-tanda vital
TD = 100/70 mmHg
N = 82 x/menit
S = 36,70C
R = 22 x/menit
A : GIP00000, UK 17-18 minggu, janin tunggal, hidup, intra
uterin, TFU 2 jari bawah pusat, balotement positif, KU
ibu dan janin kurang baik dengan masalah anemia
ringan. Pengetahuan ibu tentang anemia bertambah.
33

P : - Motivasi ibu untuk mengkonsumsi makanan yang


banyak mengandung zat besi
- Observasi tanda-tanda vital
- Menjadwalkan ibu cek HB 1 bulan lagi yaitu Tgl 5 Juli
2017

Petugas

Vicki Mawarsih Z.

P27824211040
34

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media


Aesculapius
Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi
Kebidanan).Jakarta: Trans Info Media
Rushan Faizal. 2012. Gejala, Penyebab dan Pencegahan Penyakit Cacingan.
Diakses pada tanggal 31 Maret 2013 dari http://bukamata.net/gejala-
penyebab-dan-pencegahan-penyakit-cacingan/2514/.
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBPSP
Saifuddin, Abdul Bari. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP
Tarwoto, Wartonah. 2007. Keperawatan Medikal Bedah: Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Sagung Seto
Wibisono, Dermawan. 2009. Gading-Gading Ganesha. Jakarta: Ganesha Creative

34

Anda mungkin juga menyukai