Anda di halaman 1dari 30

Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan tentang
Kewajiban Pemenuhan
Rasio Pengungkit bagi
Bank Umum
(POJK Rasio Pengungkit)

Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan


2019
LATAR BELAKANG 2

 Kondisi leverage adalah proses pemupukan aset yang besarnya melebihi jumlah tertentu dari modal.
 Keberadaan leverage yang berlebihan baik di neraca maupun di rekening administratif dapat
menimbulkan kerugian akibat turunnya harga aset (deleveraging), misalnya dalam kasus penjualan
aset yang berdampak pada kerugian bank. Hal tersebut berdampak negatif pada permodalan.
 Sebagai upaya untuk memitigasi dampak tersebut maka diperkenalkan rasio leverage sebagai rasio
pelengkap KPMM untuk pengukuran kekuatan modal Bank.
 Memenuhi standar Basel III: Finalising post-crisis reforms (Basel III reforms) tahun 2017 yang
merupakan revisi standar Leverage Ratio yang diterbitkan tahun 2014.

Tujuan leverage ratio:

 Membatasi terjadinya proses leveraging yang berlebihan di sektor perbankan.


 Melengkapi perhitungan modal berdasarkan risiko (risk based capital) dengan alat
pengukuran yang lebih sederhana dan bersifat non-risk based.

Berdasarkan standar Basel III, Leverage Ratio harus diterapkan sejak 1 Januari 2022.
(Diperbolehkan penerapan dini)
3
LINGKUP PENERAPAN

• Bank secara individu dan


Cakupan konsolidasi

Kategori Bank • Seluruh Bank

Rencana • Berlaku sejak tanggal


Penerapan diundangkan

3
4
BENTUK PENGATURAN
POJK Rasio Pengungkit

 Batang Tubuh dan Penjelasan Lampiran B.1


Format Laporan Total Eksposur Dalam Rasio
 Lampiran A: Pengungkit

Tata Cara Perhitungan Rasio Pengungkit Bagi Lampiran B.2


Bank Umum Pengisian Laporan Total Eksposur Dalam
Rasio Pengungkit
 Lampiran B:
Lampiran B.3
Tata Cara Penyusunan Laporan Kewajiban
Format Laporan Perhitungan Rasio
Pemenuhan Rasio Pengungkit Bagi Bank Umum
Pengungkit

 Lampiran C: Lampiran B.4


Contoh Pengisian Laporan Total Eksposur Tata Cara Pengisian Laporan Perhitungan
Dalam Rasio Pengungkit Dan Laporan Rasio Pengungkit
Perhitungan Rasio Pengungkit
4
5
POKOK-POKOK PENGATURAN
Pasal 2, 3, dan 4
Bank wajib memenuhi Rasio Pengungkit paling rendah sebesar 3% (tiga persen).
Pasal 5, 6, dan 7

Bank wajib menyampaikan laporan Rasio Pengungkit berdasarkan posisi akhir triwulan laporan
kepada Otoritas Jasa Keuangan.
Pasal 8, 9, dan 10

Bank wajib mempublikasikan laporan Rasio Pengungkit berdasarkan posisi akhir triwulan laporan.

Pasal 11
Pelanggaran terhadap ketentuan akan dikenakan sanksi administratif dan sanksi denda kewajiban
membayar (untuk pelaporan)
Pasal 12
Pelanggaran publikasi Rasio Pengungkit akan dikenakan sanksi sesuai Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan mengenai transparansi dan publikasi laporan Bank.
RASIO PENGUNGKIT 6

Modal Inti (Tier 1)


Setelah dikurangi faktor pengurang modal

Rasio
Pengungkit = > 3%
Total Eksposur

Modal Inti (tier 1)


Mengacu pada POJK No.34/POJK.03/2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 11/POJK.03/2016 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum (POJK KPMM)

Total Eksposur
 Merupakan penjumlahan dari Eksposur Aset dalam Neraca (tidak termasuk nilai tagihan derivatif, tagihan Reverse Repo
dan Surat Berharga Repo), Eksposur Transaksi Derivatif, Eksposur Securities Financing Transaction (SFT) seperti
Repo dan Reverse Repo, serta Eksposur Transaksi Rekening Administratif.
 Data Total Eksposur diambil dari perhitungan tagihan bersih (sebelum pengakuan teknik MRK) dalam ATMR Risiko
Kredit sebagaimana diatur dalam SEOJK ATMR Risiko Kredit dan SEOJK Perhitungan Tagihan Bersih Transaksi Derivatif
dengan Menggunakan Pendekatan Standar.
PERHITUNGAN TOTAL EKSPOSUR 7

 Perhitungan Total Eksposur dalam Rasio Leverage sama dengan perhitungan tagihan bersih dalam ATMR Risiko Kredit
dalam KPMM sebelum dikurangi dengan teknik MRK (dalam perhitungan eksposur, Bank tidak dapat mengakui keberadaan
agunan, garansi, penjaminan, atau asuransi kredit sebagai Teknik MRK).
 Data dapat diambil dari pelaporan yang sudah ada (ATMR risiko kredit dan permodalan).

Total
Eksposur

Nilai Nosional
kewajiban
komitmen dan
kewajiban
kontijensi
8
PELAPORAN DAN PUBLIKASI
Laporan kepada Pengawas

online Sistem Pelaporan OJK


(APOLO)
LAPORAN
Bank Tata cara mengacu pada
1. Frekuensi : Triwulanan POJK Pelaporan Bank Umum
2. Jenis Laporan: *)
a. Laporan Total Eksposur dalam Rasio Leverage
b. Laporan Perhitungan Rasio Leverage
Apabila online belum siap, disampaikan
*) Format Laporan sesuai Basel Pillar III Disclosure secara offline kepada OJK

Pertama kali untuk laporan posisi Maret 2020.

Laporan Publikasi

1. Situs Web Bank


(Format sesuai dokumen Basel) Bagian dari Laporan
2. Surat Kabar Harian Cetak Publikasi Triwulanan
(Angka akhir Rasio Leverage)
Bank
SANKSI 9

Tidak Memenuhi Rasio Leverage


Dalam hal Bank yang tidak memenuhi ketentuan dan telah
sanksi administratif berupa teguran tertulis dikenakan sanksi administratif sebelumnya, Bank dikenakan
sanksi administratif berupa:
Tidak menyampaikan laporan Rasio a. penurunan tingkat kesehatan Bank;
b. pembekuan kegiatan usaha tertentu; dan/atau
Leverage kepada OJK
c. larangan sebagai pihak utama lembaga jasa keuangan
Pelaporan secara offline: sanksi berupa sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
denda Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) mengenai penilaian kembali bagi pihak utama lembaga
per hari keterlambatan atau paling banyak jasa keuangan.
Rp 30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah).

Tidak mempublikasikan laporan Rasio Leverage


Sanksi terkait Pencantuman Rasio Leverage dalam Laporan Publikasi mengacu pada POJK tentang Transparansi
dan Publikasi Laporan Bank.
1) Terlambat dikenakan sanksi denda Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per hari
2) Tidak menyampaikan dikenakan sanksi denda Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
3) Tidak mengumumkan pada situs web Bank dikenakan sanksi berupa teguran tertulis
Terima Kasih

2019 Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan


Lampiran 1 – Format Laporan *)
 Form 1 – Laporan Total Eksposur Rasio Pengungkit
 Form 2 – Laporan Perhitungan Rasio Pengungkit

*) Sesuai dengan format yang dipersyaratkan dalam Dokumen Basel 3 Reform

2019 Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan


Form 1 - Laporan Total Eksposur Rasio Pengungkit 12
No Keterangan Jumlah
1 Total aset di neraca pada laporan keuangan publikasi. (nilai gross sebelum dikurangi CKPN)
Penyesuaian:
2 Penyesuaian untuk nilai investasi pada bank, lembaga keuangan, perusahaan asuransi, dan/atau entitas lain yang
berdasarkan standar akuntansi keuangan harus dikonsolidasikan namun diluar cakupan konsolidasi secara ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan.
3 Penyesuaian untuk nilai kumpulan aset keuangan atau aset syariah yang mendasari (underlying) yang telah dialihkan
dalam sekuritisasi aset yang memenuhi persyaratan jual putus sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan
OJK mengenai prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum.
Dalam hal aset keuangan atau aset syariah yang mendasari (underlying) dimaksud telah dikurangkan dari total aset pada
neraca maka angka pada baris ini adalah 0 (nol).
4 Penyesuaian terhadap pengecualian sementara atas penempatan giro pada Bank Indonesia dalam rangka memenuhi N/A
ketentuan giro wajib minimum (jika ada).
5 Penyesuaian untuk aset fidusia yang diakui sebagai komponen neraca berdasarkan standar akuntansi keuangan namun N/A
dikeluarkan dari perhitungan total eksposur dalam Rasio Leverage.
6 Penyesuaian untuk nilai pembelian atau penjualan aset keuangan secara regular dengan menggunakan metode akuntansi
tanggal perdagangan.
7 Penyesuaian untuk nilai transaksi cash pooling yang memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan ini.
8 Penyesuaian untuk nilai eksposur transaksi derivatif.
9 Penyesuaian untuk nilai eksposur Securitities Financing Transaction (SFT) sebagai contoh transaksi Reverse Repo.
10 Penyesuaian untuk nilai eksposur Transaksi Rekening Administratif (TRA) yang telah dikalikan dengan Faktor Konversi
Kredit (FKK).
11 Prudent valuation adjustments berupa faktor pengurang modal dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)
12 Penyesuaian lainnya
13 Total eksposur dalam perhitungan Rasio Leverage ( Penjumlahan baris 1 ± baris 2 s.d baris 12)
20
Form 2 - Laporan Perhitungan Rasio Pengungkit
Keterangan Periode
T T-1
Eksposur Aset dalam Laporan Posisi Keuangan
1 Eksposur aset dalam laporan posisi keuangan termasuk
aset jaminan, namun tidak termasuk eksposur transaksi
derivatif dan eksposur SFT
(Nilai gross sebelum dikurangi CKPN)
2 Nilai penambahan kembali untuk agunan derivatif yang
diserahkan kepada pihak lawan yang mengakibatkan
penurunan total eksposur aset dalam neraca karena
adanya penerapan standar akuntansi keuangan
3 (Pengurangan atas piutang terkait CVM yang diberikan
dalam transaksi derivatif) (0.00) (0.00)
4 (Penyesuaian untuk nilai tercatat surat berharga yang
diterima dalam eksposur SFT yang diakui sebagai aset) (0.00) (0.00)
5 (CKPN atas aset tersebut sesuai standar akuntansi
keuangan) (0.00) (0.00)
6 (Aset yang telah diperhitungkan sebagai faktor pengurang
Modal Inti sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan mengenai kewajiban penyediaan
modal minimum bagi bank umum) (0.00) (0.00)
7 Total Eksposur aset dalam laporan posisi keuangan (0.00) (0.00)
Penjumlahan dari baris 1 sampai dengan baris 6
21
Form 2 - Laporan Perhitungan Rasio Pengungkit

Keterangan Periode
T T-1
Eksposur Transaksi Derivatif
8 Nilai RC untuk seluruh transaksi derivatif baik dalam hal
terdapat variation margin yang memenuhi syarat ataupun
terdapat perjanjian saling hapus yang memenuhi
persyaratan tertentu
9 Nilai penambahan yang merupakan PFE untuk seluruh
transaksi derivatif
10 (Pengecualian atas eksposur transaksi derivatif yang
diselesaikan melalui central counterparty (CCP)) N/A N/A
11 Penyesuaian untuk nilai nosional efektif dari derivatif
kredit
12 (Penyesuaian untuk nilai nosional efektif yang dilakukan
saling hapus dan pengurangan add-on untuk transaksi
penjualan derivatif kredit) (0.00) (0.00)
13 Total Eksposur Transaksi Derivatif
Penjumlahan baris 8 sampai dengan baris 12 0.00 0.00
22
Form 2 - Laporan Perhitungan Rasio Pengungkit
Keterangan Periode
T T-1
Eksposur Securities Financing Transaction (SFT)
14 Nilai tercatat aset SFT secara gross
15 (Nilai bersih antara liabilitas kas dan tagihan kas) (0.00) (0.00)
16 Risiko Kredit akibat kegagalan pihak lawan terkait aset SFT
yang mengacu pada perhitungan current exposure
sebagaimana diatur dalam Lampiran Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan ini
17 Eksposur sebagai agen SFT
18 Total Eksposur SFT
Penjumlahan baris 14 sampai dengan baris 17 (0.00) (0.00)

Eksposur Transaksi Rekening Administratif (TRA)


19 Nilai seluruh kewajiban komitmen atau kewajiban
kontinjensi
Nilai gross sebelum dikurangi CKPN
20 (Penyesuaian terhadap hasil perkalian antara nilai
kewajiban komitmen atau kewajiban kontinjensi dan FKK
kemudian dikurangi CKPN) (0.00) (0.00)
21 (CKPN atas TRA sesuai standar akuntansi keuangan) (0.00) (0.00)
22 Total Eksposur TRA
Penjumlahan dari baris 19 sampai dengan baris 21 (0.00) (0.00)
23
Form 2 - Laporan Perhitungan Rasio Pengungkit
Keterangan Periode
T T-1
Modal dan Total Ekposur
23 Modal Inti
24 Total Eksposur
Penjumlahan baris 7, baris 13, baris 18, dan baris 22 (0.00) (0.00)

Rasio Pengungkit (Leverage)


25 Nilai Rasio Pengungkit, termasuk dampak dari
penyesuaian terhadap pengecualian sementara atas
penempatan giro pada Bank Indonesia dalam rangka
memenuhi ketentuan giro wajib minimum (jika ada) 0 0
25a Nilai Rasio Pengungkit, tidak termasuk dampak dari
penyesuaian terhadap pengecualian sementara atas
penempatan giro pada Bank Indonesia dalam rangka
memenuhi ketentuan giro wajib minimum (jika ada)
26 Nilai Minimum Rasio Pengungkit 3% 3%
27 Bantalan terhadap nilai Rasio Pengungkit N/A N/A
Keterangan Periode
T T-1
Pengungkapan Nilai Rata-Rata
28 Nilai rata-rata dari nilai tercatat aset SFT secara gross, setelah
penyesuaian untuk transaksi akuntansi penjualan (sale accounting
transaction) yang dihitung secara bersih (nett) dengan liabilitas kas
dalam SFT dan tagihan kas dalam SFT
Lampiran 2 – Perhitungan Total Eksposur

2019 Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan


Perhitungan Eksposur Aset Dalam
Neraca
EKSPOSUR ASET DALAM NERACA 19

CAKUPAN
Seluruh aset yang tercatat dalam laporan posisi keuangan (neraca) Bank, namun tidak termasuk:
1. Aset yang telah diperhitungkan sebagai faktor pengurang modal inti sesuai POJK KPMM. Contoh: aset
tidak berwujud dan penyertaan kepada Perusahaan Anak.
2. Aset yang terkait dengan eksposur transaksi derivatif dan eksposur Securities Financing Transaction
(SFT), antara lain terdiri dari:
a. Tagihan derivatif;
b. Surat berharga yang menjadi underlying transaksi repo; dan
c. Tagihan reverse repo.

PERHITUNGAN

Tagihan bunga
Eksposur Aset
dalam Neraca = Nilai tercatat aset + yang belum - CKPN
diterima (jika ada)
EKSPOSUR ASET DALAM NERACA 20

PERLAKUAN TERTENTU
Pembelian atau Penjualan Aset Keuangan secara Reguler
01 Perlakuan akuntansi untuk pembelian atau penjualan aset keuangan secara reguler yang
belum dilakukan penyelesaian dapat menggunakan akuntansi tanggal perdagangan atau
akuntansi tanggal penyelesaian.

Mekanisme Cash Pooling


02 cash pooling adalah mekanisme dimana bank menggabungkan saldo kredit dan/atau debit dari
beberapa rekening milik satu nasabah yang berpartisipasi ke dalam saldo rekening tunggal
untuk memfasilitasi manajemen kas dan/atau likuiditas.

Eksposur Sekuritisasi
03 Bank yang melakukan sekuritisasi tradisional dan bertindak sebagai kreditur awal (originator)
dapat mengeluarkan kumpulan aset keuangan yang mendasari (underlying) yang telah
dialihkan kepada penerbit dalam perhitungan total eksposur Rasio Leverage sepanjang
memenuhi persyaratan pengalihan aset keuangan sebagaimana dimaksud dalam POJK
Sekuritisasi.
Perhitungan Eksposur Transaksi
Derivatif
EKSPOSUR TRANSAKSI DERIVATIF 22

 Perhitungan eksposur transaksi derivatif dilakukan pada level netting set.Suatu netting set dapat terdiri dari:
a. satu transaksi derivatif; atau
b. dua atau lebih transaksi derivatif dengan pihak lawan yang sama sepanjang terdapat perjanjian saling hapus (netting agreement)
yang memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai SA CCR.

Eksposur Transaksi
Derivatif = 1,4 x Replacement Cost
(RC) + Potential Future Exposure (PFE)

RC = max {V – CVMr + CVMp ; 0} PFE = Multiplier x Add-on agregat


 V adalah MTM transaksi derivatif pada setiap netting
set • Perhitungan Potential Future Exposure (PFE)
 CVMr* adalah cash variation margin yang diterima mengacu pada dokumen Basel SA CCR.
(received) oleh bank. • Multiplier ditetapkan konstan = 1 (berbeda dengan SA
 CVMp* adalah cash variation margin yang diberikan CCR yang bisa berkisar antara 0 s.d. 1.
(posted) bank dan dicatat sebagai cash receivable
oleh bank.
Cash Variation Margin harus memenuhi persyaratan tertentu agar dapat
diperhitungkan dalam perhitungan eksposur transaksi derivatif.
EKSPOSUR TRANSAKSI DERIVATIF 23

PERLAKUAN TERTENTU
Perlakuan Agunan
Berbeda dengan perhitungan SA-CCR,
01
a) agunan yang diterima bank tidak dapat digunakan untuk mengurangi perhitungan eksposur transaksi derivatif meskipun agunan
dimaksud dapat dilakukan saling hapus (netting) dengan eksposur transaksi derivatif.
b) agunan yang diserahkan bank kepada pihak lawan dan penyediaan agunan tersebut mengakibatkan penurunan total eksposur
aset dalam neraca Bank berdasarkan standar akuntansi keuangan, maka dalam rangka perhitungan eksposur untuk Rasio
Leverage, Bank harus menambahkan kembali (gross up) sebesar penurunan nilai eksposur aset dalam neraca dimaksud.

02 Eksposur Derivatif berupa Penjualan Derivatif Kredit


Jenis Derivatif Kredit
Pengertian derivatif kredit tidak terbatas pada Credit Default Swap (CDS) dan Total Return Swap (TRS) yang dijual oleh Bank, tetapi
juga segala bentuk opsi jual dimana bank memiliki kewajiban untuk memberikan proteksi kredit.

Nilai eksposur atas penjualan derivatif kredit merupakan penjumlahan antara:


1) nilai eksposur risiko akibat kegagalan pihak lawan berdasarkan nilai wajar dari perjanjian penjualan derivatif kredit dengan
menggunakan formula SA-CCR (slide 18); dan
2) eksposur nosional kredit atas entitas referensi yang mendasari berupa nilai nosional efektif kredit yang direferensikan dalam
penjualan derivatif kredit.
Perhitungan Eksposur
Securities Financing Transaction (SFT)
EKSPOSUR SECURITIES FINANCING 25
TRANSACTION (SFT)

 Cakupan transaksi SFT antara lain transaksi repo dan reverse repo.
 Perhitungan eksposur Securities Financing Transaction (SFT) merupakan penjumlahan
dari:

1 2
Selisih positif antara nilai instrumen
Aset yang terkait dengan
Eksposur keuangan yang diserahkan Bank
SFT
= Securities Financing + dengan nilai instrumen keuangan yang
Transaction (SFT)
diterima Bank (E*)
EKSPOSUR SECURITIES FINANCING 26
TRANSACTION (SFT)

1
Aset yang terkait dengan eksposur Securities Financing Transaction (SFT)

1. Untuk transaksi repo merupakan nilai tercatat bersih surat berharga yang menjadi underlying repo.
Nilai tercatat bersih surat berharga adalah nilai tercatat surat berharga dikurangi dengan CKPN.

2. Untuk transaksi reverse repo merupakan nilai tercatat bersih tagihan reverse repo.
Nilai tercatat bersih tagihan reverse repo adalah nilai tercatat tagihan reverse repo dikurangi dengan
CKPN.

Dalam perhitungan Leverage Ratio, nilai aset yang terkait dengan eksposur
Securities Financing Transaction (SFT) tidak boleh dikurangi dengan instrumen
keuangan yang diterima oleh Bank.
EKSPOSUR SECURITIES FINANCING 27
TRANSACTION (SFT)

2
Selisih positif antara nilai instrumen keuangan yang diserahkan Bank dengan nilai instrumen
keuangan yang diterima Bank (E*)

Ei* = max{0, [Ei - Ci ]}


 Ei* adalah Selisih positif antara nilai wajar instrumen keuangan yang diserahkan Bank dengan nilai
wajar instrumen keuangan yang diterima Bank dengan pihak lawan i.
 Ei adalah nilai wajar instrumen keuangan yang diserahkan Bank kepada pihak lawan i.
a. Untuk transaksi repo merupakan nilai tercatat bersih surat berharga yang menjadi underlying
transaksi repo.
b. Untuk transaksi reverse repo merupakan nilai tercatat bersih tagihan reverse repo.
 Ci adalah nilai wajar instrumen keuangan yang diterima Bank dari pihak lawan i.
a. Untuk transaksi repo adalah sebesar nilai kas yang menimbulkan kewajiban repo.
b. Untuk transaksi reverse repo adalah nilai wajar agunan yang berupa surat berharga dari
underlying transaksi reverse repo.
Perhitungan Eksposur
Transaksi Rekening Administratif
29
EKSPOSUR TRANSAKSI REKENING ADMINISTRATIF

CAKUPAN
 mencakup seluruh fasilitas yang disediakan, baik yang berasal dari fasilitas dengan
komitmen (termasuk fasilitas likuiditas) atau fasilitas tanpa komitmen Bank dapat
membatalkan atau tidak memenuhi fasilitas karena kondisi atau alasan tertentu yang
diperjanjikan terpenuhi.
 Dalam hal eksposur TRA harus diperlakukan sebagai eksposur transaksi derivatif,
berdasarkan standar akuntansi yang berlaku, maka eksposur tersebut diperhitungkan
sebagai eksposur derivatif.
PERHITUNGAN

Eksposur Nilai Nosional


Transaksi
Rekening
= kewajiban komitmen x Faktor Konversi Kredit - CKPN
atau kewajiban (FKK)
Administratif kontijensi
30
EKSPOSUR TRANSAKSI REKENING ADMINISTRATIF

Besaran Faktor Konversi Kredit (FKK) diatur sebagai berikut:


FKK Jenis Eksposur Transaksi Rekening Administratif

10% Kewajiban komitmen yang memenuhi kriteria sebagai fasilitas tanpa komitmen.

Kewajiban komitmen dalam bentuk L/C, dengan jangka waktu perjanjian sampai dengan 1 (satu) tahun, namun tidak termasuk
20%
standby L/C, baik terhadap Bank penerbit (issuing bank) maupun Bank yang melakukan konfirmasi (confirming bank)
40% kewajiban komitmen tanpa melihat jangka waktu fasilitas yang mendasari

 kewajiban kontinjensi dalam bentuk jaminan yang diterbitkan bukan dalam rangka pemberian kredit, seperti bid bonds,
performance bonds atau advance payment bonds.
50%
 Note issuance facilities (NIF) tanpa melihat jatuh tempo.
 Revolving underwriting facilities (RUF) tanpa melihat jatuh tempo.
 jaminan yang diterbitkan dalam rangka pemberian kredit atau pengambilalihan risiko gagal bayar, termasuk bank garansi dan
standby L/C;
 akseptasi, termasuk endosemen atau aval atas surat-surat berharga;
100%
 transaksi forward beli, transaksi forward forward untuk deposito dan pembelian saham serta surat berharga dengan
pembayaran sebagian, yang merupakan komitmen untuk pencairan dana dalam jumlah tertentu; atau
 eksposur atas pembelian aset keuangan yang menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian,

Bank yang memberikan fasilitas berupa komitmen terhadap transaksi rekening administratif, maka besaran FKK
yang digunakan adalah FKK yang terendah antara: (1) FKK atas komitmen dimaksud; dengan (2) FKK atas
transaksi rekening administratif.

Anda mungkin juga menyukai