Keuangan tentang
Kewajiban Pemenuhan
Rasio Pengungkit bagi
Bank Umum
(POJK Rasio Pengungkit)
Kondisi leverage adalah proses pemupukan aset yang besarnya melebihi jumlah tertentu dari modal.
Keberadaan leverage yang berlebihan baik di neraca maupun di rekening administratif dapat
menimbulkan kerugian akibat turunnya harga aset (deleveraging), misalnya dalam kasus penjualan
aset yang berdampak pada kerugian bank. Hal tersebut berdampak negatif pada permodalan.
Sebagai upaya untuk memitigasi dampak tersebut maka diperkenalkan rasio leverage sebagai rasio
pelengkap KPMM untuk pengukuran kekuatan modal Bank.
Memenuhi standar Basel III: Finalising post-crisis reforms (Basel III reforms) tahun 2017 yang
merupakan revisi standar Leverage Ratio yang diterbitkan tahun 2014.
Berdasarkan standar Basel III, Leverage Ratio harus diterapkan sejak 1 Januari 2022.
(Diperbolehkan penerapan dini)
3
LINGKUP PENERAPAN
3
4
BENTUK PENGATURAN
POJK Rasio Pengungkit
Bank wajib menyampaikan laporan Rasio Pengungkit berdasarkan posisi akhir triwulan laporan
kepada Otoritas Jasa Keuangan.
Pasal 8, 9, dan 10
Bank wajib mempublikasikan laporan Rasio Pengungkit berdasarkan posisi akhir triwulan laporan.
Pasal 11
Pelanggaran terhadap ketentuan akan dikenakan sanksi administratif dan sanksi denda kewajiban
membayar (untuk pelaporan)
Pasal 12
Pelanggaran publikasi Rasio Pengungkit akan dikenakan sanksi sesuai Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan mengenai transparansi dan publikasi laporan Bank.
RASIO PENGUNGKIT 6
Rasio
Pengungkit = > 3%
Total Eksposur
Total Eksposur
Merupakan penjumlahan dari Eksposur Aset dalam Neraca (tidak termasuk nilai tagihan derivatif, tagihan Reverse Repo
dan Surat Berharga Repo), Eksposur Transaksi Derivatif, Eksposur Securities Financing Transaction (SFT) seperti
Repo dan Reverse Repo, serta Eksposur Transaksi Rekening Administratif.
Data Total Eksposur diambil dari perhitungan tagihan bersih (sebelum pengakuan teknik MRK) dalam ATMR Risiko
Kredit sebagaimana diatur dalam SEOJK ATMR Risiko Kredit dan SEOJK Perhitungan Tagihan Bersih Transaksi Derivatif
dengan Menggunakan Pendekatan Standar.
PERHITUNGAN TOTAL EKSPOSUR 7
Perhitungan Total Eksposur dalam Rasio Leverage sama dengan perhitungan tagihan bersih dalam ATMR Risiko Kredit
dalam KPMM sebelum dikurangi dengan teknik MRK (dalam perhitungan eksposur, Bank tidak dapat mengakui keberadaan
agunan, garansi, penjaminan, atau asuransi kredit sebagai Teknik MRK).
Data dapat diambil dari pelaporan yang sudah ada (ATMR risiko kredit dan permodalan).
Total
Eksposur
Nilai Nosional
kewajiban
komitmen dan
kewajiban
kontijensi
8
PELAPORAN DAN PUBLIKASI
Laporan kepada Pengawas
Laporan Publikasi
Keterangan Periode
T T-1
Eksposur Transaksi Derivatif
8 Nilai RC untuk seluruh transaksi derivatif baik dalam hal
terdapat variation margin yang memenuhi syarat ataupun
terdapat perjanjian saling hapus yang memenuhi
persyaratan tertentu
9 Nilai penambahan yang merupakan PFE untuk seluruh
transaksi derivatif
10 (Pengecualian atas eksposur transaksi derivatif yang
diselesaikan melalui central counterparty (CCP)) N/A N/A
11 Penyesuaian untuk nilai nosional efektif dari derivatif
kredit
12 (Penyesuaian untuk nilai nosional efektif yang dilakukan
saling hapus dan pengurangan add-on untuk transaksi
penjualan derivatif kredit) (0.00) (0.00)
13 Total Eksposur Transaksi Derivatif
Penjumlahan baris 8 sampai dengan baris 12 0.00 0.00
22
Form 2 - Laporan Perhitungan Rasio Pengungkit
Keterangan Periode
T T-1
Eksposur Securities Financing Transaction (SFT)
14 Nilai tercatat aset SFT secara gross
15 (Nilai bersih antara liabilitas kas dan tagihan kas) (0.00) (0.00)
16 Risiko Kredit akibat kegagalan pihak lawan terkait aset SFT
yang mengacu pada perhitungan current exposure
sebagaimana diatur dalam Lampiran Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan ini
17 Eksposur sebagai agen SFT
18 Total Eksposur SFT
Penjumlahan baris 14 sampai dengan baris 17 (0.00) (0.00)
CAKUPAN
Seluruh aset yang tercatat dalam laporan posisi keuangan (neraca) Bank, namun tidak termasuk:
1. Aset yang telah diperhitungkan sebagai faktor pengurang modal inti sesuai POJK KPMM. Contoh: aset
tidak berwujud dan penyertaan kepada Perusahaan Anak.
2. Aset yang terkait dengan eksposur transaksi derivatif dan eksposur Securities Financing Transaction
(SFT), antara lain terdiri dari:
a. Tagihan derivatif;
b. Surat berharga yang menjadi underlying transaksi repo; dan
c. Tagihan reverse repo.
PERHITUNGAN
Tagihan bunga
Eksposur Aset
dalam Neraca = Nilai tercatat aset + yang belum - CKPN
diterima (jika ada)
EKSPOSUR ASET DALAM NERACA 20
PERLAKUAN TERTENTU
Pembelian atau Penjualan Aset Keuangan secara Reguler
01 Perlakuan akuntansi untuk pembelian atau penjualan aset keuangan secara reguler yang
belum dilakukan penyelesaian dapat menggunakan akuntansi tanggal perdagangan atau
akuntansi tanggal penyelesaian.
Eksposur Sekuritisasi
03 Bank yang melakukan sekuritisasi tradisional dan bertindak sebagai kreditur awal (originator)
dapat mengeluarkan kumpulan aset keuangan yang mendasari (underlying) yang telah
dialihkan kepada penerbit dalam perhitungan total eksposur Rasio Leverage sepanjang
memenuhi persyaratan pengalihan aset keuangan sebagaimana dimaksud dalam POJK
Sekuritisasi.
Perhitungan Eksposur Transaksi
Derivatif
EKSPOSUR TRANSAKSI DERIVATIF 22
Perhitungan eksposur transaksi derivatif dilakukan pada level netting set.Suatu netting set dapat terdiri dari:
a. satu transaksi derivatif; atau
b. dua atau lebih transaksi derivatif dengan pihak lawan yang sama sepanjang terdapat perjanjian saling hapus (netting agreement)
yang memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai SA CCR.
Eksposur Transaksi
Derivatif = 1,4 x Replacement Cost
(RC) + Potential Future Exposure (PFE)
PERLAKUAN TERTENTU
Perlakuan Agunan
Berbeda dengan perhitungan SA-CCR,
01
a) agunan yang diterima bank tidak dapat digunakan untuk mengurangi perhitungan eksposur transaksi derivatif meskipun agunan
dimaksud dapat dilakukan saling hapus (netting) dengan eksposur transaksi derivatif.
b) agunan yang diserahkan bank kepada pihak lawan dan penyediaan agunan tersebut mengakibatkan penurunan total eksposur
aset dalam neraca Bank berdasarkan standar akuntansi keuangan, maka dalam rangka perhitungan eksposur untuk Rasio
Leverage, Bank harus menambahkan kembali (gross up) sebesar penurunan nilai eksposur aset dalam neraca dimaksud.
Cakupan transaksi SFT antara lain transaksi repo dan reverse repo.
Perhitungan eksposur Securities Financing Transaction (SFT) merupakan penjumlahan
dari:
1 2
Selisih positif antara nilai instrumen
Aset yang terkait dengan
Eksposur keuangan yang diserahkan Bank
SFT
= Securities Financing + dengan nilai instrumen keuangan yang
Transaction (SFT)
diterima Bank (E*)
EKSPOSUR SECURITIES FINANCING 26
TRANSACTION (SFT)
1
Aset yang terkait dengan eksposur Securities Financing Transaction (SFT)
1. Untuk transaksi repo merupakan nilai tercatat bersih surat berharga yang menjadi underlying repo.
Nilai tercatat bersih surat berharga adalah nilai tercatat surat berharga dikurangi dengan CKPN.
2. Untuk transaksi reverse repo merupakan nilai tercatat bersih tagihan reverse repo.
Nilai tercatat bersih tagihan reverse repo adalah nilai tercatat tagihan reverse repo dikurangi dengan
CKPN.
Dalam perhitungan Leverage Ratio, nilai aset yang terkait dengan eksposur
Securities Financing Transaction (SFT) tidak boleh dikurangi dengan instrumen
keuangan yang diterima oleh Bank.
EKSPOSUR SECURITIES FINANCING 27
TRANSACTION (SFT)
2
Selisih positif antara nilai instrumen keuangan yang diserahkan Bank dengan nilai instrumen
keuangan yang diterima Bank (E*)
CAKUPAN
mencakup seluruh fasilitas yang disediakan, baik yang berasal dari fasilitas dengan
komitmen (termasuk fasilitas likuiditas) atau fasilitas tanpa komitmen Bank dapat
membatalkan atau tidak memenuhi fasilitas karena kondisi atau alasan tertentu yang
diperjanjikan terpenuhi.
Dalam hal eksposur TRA harus diperlakukan sebagai eksposur transaksi derivatif,
berdasarkan standar akuntansi yang berlaku, maka eksposur tersebut diperhitungkan
sebagai eksposur derivatif.
PERHITUNGAN
10% Kewajiban komitmen yang memenuhi kriteria sebagai fasilitas tanpa komitmen.
Kewajiban komitmen dalam bentuk L/C, dengan jangka waktu perjanjian sampai dengan 1 (satu) tahun, namun tidak termasuk
20%
standby L/C, baik terhadap Bank penerbit (issuing bank) maupun Bank yang melakukan konfirmasi (confirming bank)
40% kewajiban komitmen tanpa melihat jangka waktu fasilitas yang mendasari
kewajiban kontinjensi dalam bentuk jaminan yang diterbitkan bukan dalam rangka pemberian kredit, seperti bid bonds,
performance bonds atau advance payment bonds.
50%
Note issuance facilities (NIF) tanpa melihat jatuh tempo.
Revolving underwriting facilities (RUF) tanpa melihat jatuh tempo.
jaminan yang diterbitkan dalam rangka pemberian kredit atau pengambilalihan risiko gagal bayar, termasuk bank garansi dan
standby L/C;
akseptasi, termasuk endosemen atau aval atas surat-surat berharga;
100%
transaksi forward beli, transaksi forward forward untuk deposito dan pembelian saham serta surat berharga dengan
pembayaran sebagian, yang merupakan komitmen untuk pencairan dana dalam jumlah tertentu; atau
eksposur atas pembelian aset keuangan yang menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian,
Bank yang memberikan fasilitas berupa komitmen terhadap transaksi rekening administratif, maka besaran FKK
yang digunakan adalah FKK yang terendah antara: (1) FKK atas komitmen dimaksud; dengan (2) FKK atas
transaksi rekening administratif.