Anda di halaman 1dari 46

1

LAMPIRAN
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 14/ 35 /DPNP TANGGAL 10 DESEMBER 2012
PERIHAL
LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM DAN LAPORAN TAHUNAN TERTENTU YANG DISAMPAIKAN KEPADA
BANK INDONESIA

PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN TAHUNAN BANK UMUM DAN LAPORAN TAHUNAN TERTENTU
YANG DISAMPAIKAN KEPADA BANK INDONESIA

BANK INDONESIA
2

PEDOMAN PENGISIAN

PENGUNGKAPAN PERMODALAN SERTA PENGUNGKAPAN EKSPOSUR RISIKO DAN PENERAPAN


MANAJEMEN RISIKO BANK

A. Petunjuk Umum
1. Angka-angka dalam pengungkapan permodalan serta pengungkapan eksposur risiko dan penerapan manajemen
risiko Bank wajib disajikan dalam mata uang rupiah.
2. Cakupan pengungkapan yang diatur dalam pengungkapan permodalan serta pengungkapan eksposur risiko dan
penerapan manajemen risiko merupakan standar minimum informasi yang harus disampaikan Bank. Bank
dimungkinkan untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas dalam menggambarkan kecukupan permodalan
yang dimiliki, dan eksposur risiko, praktek manajemen risiko.

3. Pengungkapan permodalan serta pengungkapan eksposur risiko dan penerapan manajemen risiko Bank terdiri
dari pengungkapan untuk Bank secara individual dan pengungkapan untuk Bank secara konsolidasi dengan
perusahaan anak.
4. Bank yang tidak memiliki perusahaan anak, hanya mencantumkan pengungkapan permodalan serta
pengungkapan eksposur risiko dan penerapan manajemen risiko Bank secara individual.
5. Bank yang tidak memiliki eksposur tertentu sesuai dengan persyaratan pengungkapan minimum permodalan
serta pengungkapan eksposur risiko dan penerapan manajemen risiko, tidak perlu mencantumkan tabel yang
terkait dengan pengungkapan eksposur tersebut. Bank hanya perlu mencantumkan penjelasan bahwa Bank
tidak memiliki eksposur pada pengungkapan terkait.

Misalnya: Bank yang tidak memiliki eksposur sekuritisasi aset hanya mencantumkan penjelasan bahwa Bank
tidak memiliki ekposur sekuritisasi aset di bagian pengungkapan sekuritisasi aset.
3

6. Pengungkapan kualitatif terkait dengan penerapan manajemen risiko mengacu pada ketentuan Bank Indonesia
mengenai penerapan manajemen risiko bagi bank umum.
7. Pengungkapan permodalan serta pengungkapan eksposur risiko dan penerapan manajemen risiko Bank tidak
dipersyaratkan untuk diaudit oleh akuntan publik. Namun demikian, Bank harus melakukan semua upaya

yang diperlukan untuk menjamin keakuratan dari seluruh pengungkapan yang disyaratkan.
8. Pengungkapan permodalan serta pengun gkapan eksposur risiko dan penerapan manajemen risiko Bank yang
bersifat kuantitatif wajib disajikan dalam bentuk perbandingan dengan laporan periode yang sama tahun

sebelumnya. Khusus untuk penerapan di tahun pertama, Bank tidak perlu melakukan perbandingan dengan
tahun sebelumnya.
4

B. Petunjuk Khusus
1. Pedoman Pengisian Pengungkapan Struktur Permodalan
Pengungkapan struktur permodalan diisi sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai laporan keuangan
publikasi triwulanan dan bulanan bank umum serta laporan tertentu yang disampaikan kepada Bank

Indonesia.
Tabel 1.a Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Tahun
KOMPONEN MODAL Posisi Tanggal Laporan
Sebelumnya
Bank Konsolidasi Bank Konsolidasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

I KOMPONEN MODAL
A Modal Inti
1 Modal disetor
2 Cadangan Tambahan Modal
3 Modal Inovatif
4 Faktor Pengurang Modal Inti
5 Kepentingan Non Pengendali

B Modal Pelengkap
1 Level Atas (Upper Tier 2)
2 Level Bawah (Lower Tier 2) maksimum 50% Modal Inti
3 Faktor Pengurang Modal Pelengkap

C Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap


Eksposur Sekuritisasi
D Modal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3)

E MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR

II TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A + B - C)


III
TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP,DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG
DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR (A + B - C + E)

IV ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT

V ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL

VI ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR


A Metode Standar
B Model Internal
VII RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL
DAN RISIKO PASAR [III : (IV + V + VI)]
5

Tabel 1.b Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Asing


(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal
KOMPONEN MODAL Posisi Tanggal
Laporan Tahun
Laporan
Sebelumnya
(1) (2) (3) (4)
I KOMPONEN MODAL
A Dana Usaha
1 Dana Usaha
2 Modal disetor
B Cadangan
1 Cadangan umum
2 Cadangan tujuan
C Laba (rugi) tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan (100%)
D Laba (rugi) tahun berjalan yang dapat diperhitungkan (50%)
E Dana setoran modal
Pendapatan komprehensif lainnya: kerugian berasal dari penurunan penyertaan dalam kelompok tersedia
F
untuk dijual (100%)
Pendapatan komprehensif lainnya: keuntungan berasal dari peningkatan penyertaan dalam kelompok
G
tersedia untuk dijual (45%)
H Revaluasi aset tetap (45%)
I Selisih kurang antara PPA dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif
J Penyisihan Penghapusan Aset (PPA) atas aset non produktif yang wajib dihitung
K Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen keuangan dalam trading book
L Cadangan umum aset produktif (maks. 1,25% dari ATMR)
M Faktor pengurang modal
Eksposur sekuritisasi
II MODAL BANK ASING (Jumlah A s.d L - M)
III ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT
IV ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL
V ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR
A Metode Standar
B Model Internal
RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL
VI
DAN RISIKO PASAR [II : (III + IV + V)]
6

2. Pedoman Pengisian Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah


a. Pengungkapan tagihan bersih dilakukan untuk eksposur aset dalam neraca, eksposur pada transaksi
rekening administratif (TRA) dan eksposur yang menimbulkan risiko kredit akibat kegagalan pihak lawan
(counterparty credit risk).

b. Penetapan kategori portofolio dan perhitungan tagihan bersih mengacu pada ketentuan Bank Indonesia
mengenai perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan
standar. Untuk eksposur di unit usaha syariah mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku

untuk Bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.


c. Pembagian wilayah dilakukan berdasarkan kebijakan masing-masing Bank, sesuai laporan manajemen.
Pembagian wilayah ditetapkan minimum 3 wilayah. Bank harus mengungkapkan dalam laporan, rincian dari
masing-masing pembagian wilayah.
d. Penentuan wilayah dilakukan berdasarkan lokasi proyek dari debitur.
7

Tabel 2.1.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
No. Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
Kategori Portofolio Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 dst. Total Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 dst. Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 Tagihan Kepada Pemerintah

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

4 Tagihan Kepada Bank

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal

6 Kredit Beragun Properti Komersial

7 Kredit Pegawai/Pensiunan

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

9 Tagihan kepada Korporasi

10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo

11 Aset Lainnya

12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)

Total

Tabel 2.1.b Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Konsolidasi dengan
Perusahaan Anak
(dalam jutaan rupiah)
No. Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
Kategori Portofolio Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 dst. Total Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 dst. Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 Tagihan Kepada Pemerintah

2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

4 Tagihan Kepada Bank

5 Kredit Beragun Rumah Tinggal

6 Kredit Beragun Properti Komersial

7 Kredit Pegawai/Pensiunan

8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

9 Tagihan kepada Korporasi

10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo

11 Aset Lainnya

12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)

Total
8

3. Pedoman Pengisian Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak
a. Pengungkapan tagihan bersih dilakukan untuk eksposur aset dalam neraca, eksposur pada transaksi
rekening administratif (TRA) dan eksposur yang menimbulkan risiko kredit akibat kegagalan pihak lawan
(counterparty credit risk).

b. Penetapan kategori portofolio dan perhitungan tagihan bersih mengacu pada ketentuan Bank Indonesia
mengenai perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan
standar. Untuk eksposur di unit usaha syariah mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku

untuk Bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.


c. Pemetaan kedalam skala waktu dilakukan berdasarkan sisa waktu sampai dengan jatuh tempo sesuai
kontrak untuk pos neraca, TRA dan eksposur yang menimbulkan risiko kredit akibat kegagalan pihak lawan
yang memiliki jatuh tempo kontraktual. Untuk pos neraca, TRA dan eksposur yang menimbulkan risiko
kredit akibat kegagalan pihak lawan yang tidak memiliki jatuh tempo kontraktual (non maturity items)
dimasukkan ke dalam kolom non-kontraktual.
9

Tabel 2.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank secara
Individual
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
No. Kategori Portofolio Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak
< 1 tahun >1 thn s.d. 3 thn >3 thn s.d. 5 thn > 5 thn Non-Kontraktual Total < 1 tahun >1 thn s.d. 3 thn >3 thn s.d. 5 thn > 5 thn Non-Kontraktual Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
1 Tagihan Kepada Pemerintah
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional


4 Tagihan Kepada Bank
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal

6 Kredit Beragun Properti Komersial


7 Kredit Pegawai/Pensiunan
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

9 Tagihan kepada Korporasi


10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11 Aset Lainnya
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)

Total

Tabel 2.2.b. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank secara
Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
No. Kategori Portofolio Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak
< 1 tahun >1 thn s.d. 3 thn >3 thn s.d. 5 thn > 5 thn Non-Kontraktual Total < 1 tahun >1 thn s.d. 3 thn >3 thn s.d. 5 thn > 5 thn Non-Kontraktual Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
1 Tagihan Kepada Pemerintah
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional


4 Tagihan Kepada Bank
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal

6 Kredit Beragun Properti Komersial


7 Kredit Pegawai/Pensiunan
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

9 Tagihan kepada Korporasi


10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11 Aset Lainnya
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)

Total
10

4. Pedoman Pengisian Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi


a. Pengungkapan tagihan bersih dilakukan untuk eksposur aset dalam neraca, eksposur pada transaksi
rekening administratif (TRA) dan eksposur yang menimbulkan risiko kredit akibat kegagalan pihak lawan
(counterparty credit risk).

b. Penetapan kategori portofolio dan perhitungan tagihan bersih mengacu pada ketentuan Bank Indonesia
mengenai perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan
standar. Untuk eksposur di unit usaha syariah mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku

untuk Bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.


c. Pembagian sektor ekonomi mengacu pada sektor ekonomi yang tercantum dalam Laporan Bulanan Bank
Umum (LBU), dengan tambahan sektor Lainnya untuk sektor ekonomi dari tagihan bersih yang tidak dapat
digolongkan dalam salah satu sektor yang ada.
11

Tabel 2.3.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
Tagihan Kepada Bank Tagihan Kepada
Tagihan Kepada Kredit Beragun Kredit Tagihan yang Eksposur di Unit
Tagihan Kepada Pembangunan Multilateral Tagihan Kepada Kredit Beragun Usaha Mikro, Tagihan kepada
No. Sektor Ekonomi Entitas Sektor Properti Pegawai/Pensi Telah Jatuh Aset Lainnya Usaha Syariah
Pemerintah dan Lembaga Bank Rumah Tinggal Usaha Kecil dan Korporasi
Publik Komersial unan Tempo (apabila ada)
Internasional Portofolio Ritel
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Posisi Tanggal Laporan
1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan
2 Perikanan
3 Pertambangan dan Penggalian
4 Industri pengolahan
5 Listrik, Gas dan Air
6 Konstruksi
7 Perdagangan besar dan eceran
8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum
9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi
10 Perantara keuangan
11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan
12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib
13 Jasa pendidikan
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya
16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga
17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya
19 Bukan Lapangan Usaha
20 Lainnya
Total
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan
2 Perikanan
3 Pertambangan dan Penggalian
4 Industri pengolahan
5 Listrik, Gas dan Air
6 Konstruksi
7 Perdagangan besar dan eceran
8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum
9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi
10 Perantara keuangan
11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan
12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib
13 Jasa pendidikan
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya
16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga
17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya
19 Bukan Lapangan Usaha
20 Lainnya
Total
12

Tabel 2.3.b. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Konsolidasi dengan
Perusahaan Anak
(dalam jutaan rupiah)
Tagihan Kepada Bank Tagihan Kepada
Tagihan Kepada Kredit Beragun Kredit Tagihan yang Eksposur di Unit
Tagihan Kepada Pembangunan Multilateral Tagihan Kepada Kredit Beragun Usaha Mikro, Tagihan kepada
No. Sektor Ekonomi Entitas Sektor Properti Pegawai/Pensi Telah Jatuh Aset Lainnya Usaha Syariah
Pemerintah dan Lembaga Bank Rumah Tinggal Usaha Kecil dan Korporasi
Publik Komersial unan Tempo (apabila ada)
Internasional Portofolio Ritel
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Posisi Tanggal Laporan
1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan
2 Perikanan
3 Pertambangan dan Penggalian
4 Industri pengolahan
5 Listrik, Gas dan Air
6 Konstruksi
7 Perdagangan besar dan eceran
8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum
9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi
10 Perantara keuangan
11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan
12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib
13 Jasa pendidikan
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya
16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga
17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya
19 Bukan Lapangan Usaha
20 Lainnya
Total
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan
2 Perikanan
3 Pertambangan dan Penggalian
4 Industri pengolahan
5 Listrik, Gas dan Air
6 Konstruksi
7 Perdagangan besar dan eceran
8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum
9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi
10 Perantara keuangan
11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan
12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib
13 Jasa pendidikan
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya
16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga
17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya
19 Bukan Lapangan Usaha
20 Lainnya
Total
13

5. Pedoman Pengisian Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah


a. Tagihan adalah nilai tercatat aset keuangan dalam laporan posisi keuangan (neraca) sebelum dikurangi
CKPN (gross).

b. Definisi penurunan nilai dan perhitungan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) aset keuangan
mengacu pada standar akuntansi keuangan yang berlaku.

c. Pembagian wilayah dilakukan berdasarkan kebijakan masing-masing Bank, sesuai laporan manajemen.
Pembagian wilayah ditetapkan minimum 3 wilayah. Bank harus mengungkapkan dalam laporan, rincian dari
masing-masing pembagian wilayah.

d. Penentuan wilayah dilakukan berdasarkan lokasi proyek dari debitur.

e. Tagihan yang telah jatuh tempo mengacu pada definisi kategori portofolio Tagihan yang telah Jatuh Tempo
dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit
dengan menggunakan pendekatan standar.

f. Tagihan yang dihapus buku merupakan tagihan yang telah dihapus buku selama periode berjalan.

Tabel 2.4.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual

(dalam jutaan rupiah)


Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
No. Keterangan Wilayah Wilayah
Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 dst. Total Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 dst. Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1 Tagihan
2 Tagihan yang mengalami penurunan nilai (impaired )
a. Belum jatuh tempo
b. Telah jatuh tempo
3 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Individual
4 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Kolektif
5 Tagihan yang dihapus buku
14

Tabel 2.4.b. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank secara Konsolidasi
dengan Perusahaan Anak

(dalam jutaan rupiah)


Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
No. Keterangan Wilayah Wilayah
Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 dst. Total Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 dst. Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1 Tagihan
2 Tagihan yang mengalami penurunan nilai (impaired )
a. Belum jatuh tempo
b. Telah jatuh tempo
3 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Individual
4 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Kolektif
5 Tagihan yang dihapus buku

6. Pedoman Pengisian Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi


a. Tagihan adalah nilai tercatat aset keuangan dalam laporan posisi keuangan (neraca) sebelum dikurangi
CKPN (gross).

b. Definisi penurunan nilai dan perhitungan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) aset keuangan
mengacu pada standar akuntansi keuangan yang berlaku.

c. Pembagian sektor ekonomi mengacu pada sektor ekonomi yang tercantum dalam Laporan Bulanan Bank
Umum (LBU), dengan tambahan sektor Lainnya untuk sektor ekonomi dari tagihan yang tidak dapat
digolongkan dalam salah satu sektor yang ada.

d. Tagihan yang telah jatuh tempo mengacu pada definisi kategori portofolio Tagihan yang telah Jatuh Tempo
dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit
dengan menggunakan pendekatan standar.

e. Tagihan yang dihapus buku merupakan tagihan yang telah dihapus buku selama periode berjalan.
15

Tabel 2.5.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara
Individual
(dalam jutaan rupiah)
Tagihan yang Mengalami Penurunan Nilai Cadangan kerugian Cadangan kerugian
Tagihan yang
No. Sektor Ekonomi Tagihan penurunan nilai (CKPN) - penurunan nilai
Belum Jatuh Tempo Telah jatuh tempo dihapus buku
Individual (CKPN) - Kolektif
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Posisi Tanggal Laporan
1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan
2 Perikanan
3 Pertambangan dan Penggalian
4 Industri pengolahan
5 Listrik, Gas dan Air
6 Konstruksi
7 Perdagangan besar dan eceran
8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum
9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi
10 Perantara keuangan
11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan
12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib
13 Jasa pendidikan
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya
16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga
17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya
19 Bukan Lapangan Usaha
20 Lainnya
Total
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan
2 Perikanan
3 Pertambangan dan Penggalian
4 Industri pengolahan
5 Listrik, Gas dan Air
6 Konstruksi
7 Perdagangan besar dan eceran
8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum
9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi
10 Perantara keuangan
11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan
12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib
13 Jasa pendidikan
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya
16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga
17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya
19 Bukan Lapangan Usaha
20 Lainnya
Total
16

Tabel 2.5.b. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara
Konsolidasi dengan Perusahaan Anak

(dalam jutaan rupiah)


Tagihan yang Mengalami Penurunan Nilai Cadangan kerugian Cadangan kerugian
Tagihan yang
No. Sektor Ekonomi Tagihan penurunan nilai (CKPN) - penurunan nilai
Belum Jatuh Tempo Telah jatuh tempo dihapus buku
Individual (CKPN) - Kolektif
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Posisi Tanggal Laporan
1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan
2 Perikanan
3 Pertambangan dan Penggalian
4 Industri pengolahan
5 Listrik, Gas dan Air
6 Konstruksi
7 Perdagangan besar dan eceran
8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum
9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi
10 Perantara keuangan
11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan
12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib
13 Jasa pendidikan
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya
16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga
17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya
19 Bukan Lapangan Usaha
20 Lainnya
Total
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan
2 Perikanan
3 Pertambangan dan Penggalian
4 Industri pengolahan
5 Listrik, Gas dan Air
6 Konstruksi
7 Perdagangan besar dan eceran
8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum
9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi
10 Perantara keuangan
11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan
12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib
13 Jasa pendidikan
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya
16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga
17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya
19 Bukan Lapangan Usaha
20 Lainnya
Total
17

7. Pedoman Pengisian Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai


a. Definisi penurunan nilai dan perhitungan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) aset keuangan
mengacu pada standar akuntansi keuangan yang berlaku.
b. CKPN Individual adalah penyisihan yang dibentuk untuk aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi

secara individual.
c. CKPN Kolektif adalah penyisihan yang dibentuk untuk aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi
secara kolektif, yaitu aset keuangan yang penurunan nilainya tidak dievaluasi secara individual dan/atau

dievaluasi secara individual namun tidak terdapat bukti obyektif penurunan nilai.
d. Pembentukan (pemulihan) lainnya dilaporkan antara lain untuk selisih penjabaran valuta asing.

Tabel 2.6.a. Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Tahun
Posisi Tanggal Laporan
No. Keterangan Sebelumnya
CKPN Individual CKPN Kolektif CKPN Individual CKPN Kolektif
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Saldo awal CKPN
2 Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net)
2.a Pembentukan CKPN pada periode berjalan
2.b Pemulihan CKPN pada periode berjalan

3 CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada peride berjalan
4 Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan

Saldo akhir CKPN


18

Tabel 2.6.b. Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank secara Konsolidasi
dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Tahun
Posisi Tanggal Laporan
No. Keterangan Sebelumnya
CKPN Individual CKPN Kolektif CKPN Individual CKPN Kolektif
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Saldo awal CKPN
2 Pembentukan (pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net)
2.a Pembentukan CKPN pada periode berjalan
2.b Pemulihan CKPN pada periode berjalan

3 CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada peride berjalan
4 Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan

Saldo akhir CKPN

8. Pedoman Pengisian Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat
a. Pengungkapan tagihan bersih dilakukan untuk eksposur aset dalam neraca, eksposur pada transaksi
rekening administratif (TRA) dan eksposur yang menimbulkan risiko kredit akibat kegagalan pihak lawan
(counterparty credit risk).
b. Penetapan kategori portofolio dan perhitungan tagihan bersih mengacu pada ketentuan Bank Indonesia
mengenai perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan
standar. Untuk eksposur di unit usaha syariah mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku
untuk Bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
c. Lembaga pemeringkat yang diakui dan skala peringkat mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai
lembaga pemeringkat dan peringkat yang diakui Bank Indonesia.
19

Tabel 3.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat - Bank
secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan
Tagihan Bersih
Lembaga Pemeringkat Peringkat Jangka panjang Peringkat Jangka Pendek
Standard and Poor's AAA AA+ s.d AA- A+ s.d A- BBB+ s.d BBB- BB+ s.d BB- B+ s.d B- Kurang dari B- A-1 A-2 A-3 Kurang dari A-3
Kategori Portofolio Fitch Rating AAA AA+ s.d AA- A+ s.d A- BBB+ s.d BBB- BB+ s.d BB- B+ s.d B- Kurang dari B- F1+ s.d F1 F2 F3 Kurang dari F3
Moody's Aaa Aa1 s.d Aa3 A1 s.d A3 Baa1 s.d Baa3 Ba1 s.d Ba3 B1 s.d B3 Kurang dari B3 P-1 P-2 P-3 Kurang dari P-3 Tanpa Peringkat Total
PT. Fitch Ratings Indonesia AAA (idn) AA+(idn) s.d AA-(idn) A+(idn) s.d. A-(idn) BBB+(idn) s.d BBB-(idn) BB+(idn) s.d BB-(idn) B+(idn) s.d B-(idn) Kurang dari B-(idn) F1+(idn) s.d F1(idn) F2(idn) F3(idn) Kurang dari F3(idn)
PT ICRA Indonesia [Idr]AAA [Idr]AA+ s.d [Idr]AA- [Idr]A+ s.d [Idr]A- [Idr]BBB+ s.d [Idr]BBB- [Idr]BB+ s.d [Idr]BB- [Idr]B+ s.d [Idr]B- Kurang dari [Idr]B- [Idr]A1+ s.d [Idr]A1 [Idr]A2+ s.d [Idr]A2 [Idr]A3+ s.d [Idr] A3 Kurang dari [Idr]A3
PT Pemeringkat Efek Indonesia idAAA idAA+ s.d idAA- idA+ s.d id A- id BBB+ s.d id BBB- id BB+ s.d id BB- id B+ s.d id B- Kurang dari idB- idA1 idA2 idA3 s.d id A4 Kurang dari idA4
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
1 Tagihan Kepada Pemerintah
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank Pembangunan
3
Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal
6 Kredit Beragun Properti Komersial
7 Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha
8
Kecil dan Portofolio Ritel
9 Tagihan kepada Korporasi
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11 Aset Lainnya
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila
12
ada)

TOTAL

Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya


Tagihan Bersih
Lembaga Pemeringkat Peringkat Jangka panjang Peringkat Jangka Pendek
Standard and Poor's AAA AA+ s.d AA- A+ s.d A- BBB+ s.d BBB- BB+ s.d BB- B+ s.d B- Kurang dari B- A-1 A-2 A-3 Kurang dari A-3
Kategori Portofolio Fitch Rating AAA AA+ s.d AA- A+ s.d A- BBB+ s.d BBB- BB+ s.d BB- B+ s.d B- Kurang dari B- F1+ s.d F1 F2 F3 Kurang dari F3
Moody's Aaa Aa1 s.d Aa3 A1 s.d A3 Baa1 s.d Baa3 Ba1 s.d Ba3 B1 s.d B3 Kurang dari B3 P-1 P-2 P-3 Kurang dari P-3 Tanpa Peringkat Total
PT. Fitch Ratings Indonesia AAA (idn) AA+(idn) s.d AA-(idn) A+(idn) s.d. A-(idn) BBB+(idn) s.d BBB-(idn) BB+(idn) s.d BB-(idn) B+(idn) s.d B-(idn) Kurang dari B-(idn) F1+(idn) s.d F1(idn) F2(idn) F3(idn) Kurang dari F3(idn)
PT ICRA Indonesia [Idr]AAA [Idr]AA+ s.d [Idr]AA- [Idr]A+ s.d [Idr]A- [Idr]BBB+ s.d [Idr]BBB- [Idr]BB+ s.d [Idr]BB- [Idr]B+ s.d [Idr]B- Kurang dari [Idr]B- [Idr]A1+ s.d [Idr]A1 [Idr]A2+ s.d [Idr]A2 [Idr]A3+ s.d [Idr] A3 Kurang dari [Idr]A3
PT Pemeringkat Efek Indonesia idAAA idAA+ s.d idAA- idA+ s.d id A- id BBB+ s.d id BBB- id BB+ s.d id BB- id B+ s.d id B- Kurang dari idB- idA1 idA2 idA3 s.d id A4 Kurang dari idA4
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
1 Tagihan Kepada Pemerintah
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank Pembangunan
3
Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal
6 Kredit Beragun Properti Komersial
7 Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha
8
Kecil dan Portofolio Ritel
9 Tagihan kepada Korporasi
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11 Aset Lainnya
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila
12
ada)

TOTAL
20

Tabel 3.1.b. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat - Bank
secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan
Tagihan Bersih
Lembaga Pemeringkat Peringkat Jangka panjang Peringkat Jangka Pendek
Standard and Poor's AAA AA+ s.d AA- A+ s.d A- BBB+ s.d BBB- BB+ s.d BB- B+ s.d B- Kurang dari B- A-1 A-2 A-3 Kurang dari A-3
Kategori Portofolio Fitch Rating AAA AA+ s.d AA- A+ s.d A- BBB+ s.d BBB- BB+ s.d BB- B+ s.d B- Kurang dari B- F1+ s.d F1 F2 F3 Kurang dari F3
Moody's Aaa Aa1 s.d Aa3 A1 s.d A3 Baa1 s.d Baa3 Ba1 s.d Ba3 B1 s.d B3 Kurang dari B3 P-1 P-2 P-3 Kurang dari P-3 Tanpa Peringkat Total
PT. Fitch Ratings Indonesia AAA (idn) AA+(idn) s.d AA-(idn) A+(idn) s.d. A-(idn) BBB+(idn) s.d BBB-(idn) BB+(idn) s.d BB-(idn) B+(idn) s.d B-(idn) Kurang dari B-(idn) F1+(idn) s.d F1(idn) F2(idn) F3(idn) Kurang dari F3(idn)
PT ICRA Indonesia [Idr]AAA [Idr]AA+ s.d [Idr]AA- [Idr]A+ s.d [Idr]A- [Idr]BBB+ s.d [Idr]BBB- [Idr]BB+ s.d [Idr]BB- [Idr]B+ s.d [Idr]B- Kurang dari [Idr]B- [Idr]A1+ s.d [Idr]A1 [Idr]A2+ s.d [Idr]A2 [Idr]A3+ s.d [Idr] A3 Kurang dari [Idr]A3
PT Pemeringkat Efek Indonesia idAAA idAA+ s.d idAA- idA+ s.d id A- id BBB+ s.d id BBB- id BB+ s.d id BB- id B+ s.d id B- Kurang dari idB- idA1 idA2 idA3 s.d id A4 Kurang dari idA4
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
1 Tagihan Kepada Pemerintah
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank Pembangunan
3
Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal
6 Kredit Beragun Properti Komersial
7 Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha
8
Kecil dan Portofolio Ritel
9 Tagihan kepada Korporasi
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11 Aset Lainnya
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila
12
ada)

TOTAL

Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya


Tagihan Bersih
Lembaga Pemeringkat Peringkat Jangka panjang Peringkat Jangka Pendek
Standard and Poor's AAA AA+ s.d AA- A+ s.d A- BBB+ s.d BBB- BB+ s.d BB- B+ s.d B- Kurang dari B- A-1 A-2 A-3 Kurang dari A-3
Kategori Portofolio Fitch Rating AAA AA+ s.d AA- A+ s.d A- BBB+ s.d BBB- BB+ s.d BB- B+ s.d B- Kurang dari B- F1+ s.d F1 F2 F3 Kurang dari F3
Moody's Aaa Aa1 s.d Aa3 A1 s.d A3 Baa1 s.d Baa3 Ba1 s.d Ba3 B1 s.d B3 Kurang dari B3 P-1 P-2 P-3 Kurang dari P-3 Tanpa Peringkat Total
PT. Fitch Ratings Indonesia AAA (idn) AA+(idn) s.d AA-(idn) A+(idn) s.d. A-(idn) BBB+(idn) s.d BBB-(idn) BB+(idn) s.d BB-(idn) B+(idn) s.d B-(idn) Kurang dari B-(idn) F1+(idn) s.d F1(idn) F2(idn) F3(idn) Kurang dari F3(idn)
PT ICRA Indonesia [Idr]AAA [Idr]AA+ s.d [Idr]AA- [Idr]A+ s.d [Idr]A- [Idr]BBB+ s.d [Idr]BBB- [Idr]BB+ s.d [Idr]BB- [Idr]B+ s.d [Idr]B- Kurang dari [Idr]B- [Idr]A1+ s.d [Idr]A1 [Idr]A2+ s.d [Idr]A2 [Idr]A3+ s.d [Idr] A3 Kurang dari [Idr]A3
PT Pemeringkat Efek Indonesia idAAA idAA+ s.d idAA- idA+ s.d id A- id BBB+ s.d id BBB- id BB+ s.d id BB- id B+ s.d id B- Kurang dari idB- idA1 idA2 idA3 s.d id A4 Kurang dari idA4
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
1 Tagihan Kepada Pemerintah
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank Pembangunan
3
Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal
6 Kredit Beragun Properti Komersial
7 Kredit Pegawai/Pensiunan
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha
8
Kecil dan Portofolio Ritel
9 Tagihan kepada Korporasi
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11 Aset Lainnya
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila
12
ada)

TOTAL
21

9. Pedoman Pengisian Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
a. Risiko kredit akibat kegagalan pihak lawan, antara lain timbul dari transaksi derivative over the counter (OTC)
dan transaksi repo/reverse repo, baik atas posisi Trading Book maupun Banking Book.
b. Perhitungan risiko kredit akibat kegagalan pihak lawan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai

perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar.

Tabel 3.2.a. Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Derivatif


(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
Notional Amount Tagihan Tagihan Notional Amount Tagihan Tagihan
No Variabel yang Mendasari Tagihan Kewajiban Bersih Bersih Tagihan Kewajiban Bersih Bersih
> 1 Tahun - MRK > 1 Tahun - MRK
< 1 Tahun > 5 Tahun Derivatif Derivatif sebelum setelah < 1 Tahun > 5 Tahun Derivatif Derivatif sebelum setelah
< 5 Tahun < 5 Tahun
MRK MRK MRK MRK

BANK SECARA INDIVIDUAL


1 Suku Bunga
2 Nilai Tukar
3 Lainnya
TOTAL

BANK SECARA KONSOLIDASI


1 Suku Bunga
2 Nilai Tukar
3 Saham
4 Emas
5 Logam selain Emas
6 Lainnya
TOTAL
22

Tabel 3.2.b.1. Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Repo - Bank secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya

Kategori Portofolio Nilai Wajar SSB Nilai Wajar SSB Kewajiban


No. Kewajiban Repo Tagihan Bersih ATMR Tagihan Bersih ATMR
Repo Repo Repo

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Tagihan Kepada Pemerintah
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral
3
dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan
5
Portofolio Ritel
6 Tagihan kepada Korporasi
7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)

Total

Tabel 3.2.b.2. Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Repo - Bank secara Konsolidasi
dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya

Kategori Portofolio Nilai Wajar SSB Nilai Wajar SSB Kewajiban


No. Kewajiban Repo Tagihan Bersih ATMR Tagihan Bersih ATMR
Repo Repo Repo

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Tagihan Kepada Pemerintah
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral
3
dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan
5
Portofolio Ritel
6 Tagihan kepada Korporasi
7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)

Total
23

Tabel 3.2.c.1. Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Reverse Repo - Bank secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya

Kategori Portofolio Tagihan Bersih ATMR setelah Tagihan Bersih ATMR setelah
No. Tagihan Bersih Nilai MRK Tagihan Bersih Nilai MRK
setelah MRK MRK setelah MRK MRK

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Tagihan Kepada Pemerintah
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral
3
dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan
5
Portofolio Ritel
6 Tagihan kepada Korporasi
7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)

Total

Tabel 3.2.c.2. Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Reverse Repo - Bank secara
Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya

Kategori Portofolio Tagihan Bersih ATMR setelah Tagihan Bersih ATMR setelah
No. Tagihan Bersih Nilai MRK Tagihan Bersih Nilai MRK
setelah MRK MRK setelah MRK MRK

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Tagihan Kepada Pemerintah
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral
3
dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan
5
Portofolio Ritel
6 Tagihan kepada Korporasi
7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)

Total
24

10. Pedoman Pengisian Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko setelah Memperhitungkan
Dampak Mitigasi Risiko Kredit
a. Pengungkapan tagihan bersih dilakukan untuk eksposur aset dalam neraca, eksposur pada transaksi
rekening administratif (TRA), dan eksposur yang menimbulkan risiko kredit akibat kegagalan pihak lawan

(counterparty credit risk).


b. Penetapan kategori portofolio, perhitungan tagihan bersih, dan perhitungan dampak mitigasi risiko kredit
(MRK) mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai perhitungan aset tertimbang menurut risiko

untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar. Untuk eksposur di unit usaha syariah
mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku untuk Bank yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah.
c. Khusus untuk eksposur di unit usaha syariah, apabila tidak dapat digolongkan ke dalam kolom bobot
risiko yang tersedia maka dimasukkan ke dalam kolom Lainnya.
d. Beban modal adalah hasil perkalian ATMR dengan rasio minimum KPMM sesuai ketentuan Bank Indonesia
mengenai kewajiban penyediaan modal minimum.
e. Contoh pengisian:
Bank memiliki tagihan yang tergolong dalam kategori portofolio Tagihan kepada Korporasi sebesar Rp100
miliar. Tagihan tidak memiliki peringkat sehingga dikenakan bobot risiko sebesar 100%. Sebagian dari
tagihan dimaksud (Rp30 miliar) dijamin dengan agunan tunai (cash collateral) yang memiliki bobot risiko
0%. Pengisian pada baris Tagihan kepada Korporasi dilakukan sebagai berikut: Rp70 miliar dimasukkan
dalam kolom bobot risiko 100%, dan Rp30 miliar dimasukkan dalam kolom bobot risiko 0%.
25

Tabel 4.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak
Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Beban Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Beban
No. Kategori Portofolio ATMR ATMR
Modal Modal
0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya 0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26)
A Eksposur Neraca
1 Tagihan Kepada Pemerintah
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal
6 Kredit Beragun Properti Komersial
7 Kredit Pegawai/Pensiunan
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9 Tagihan kepada Korporasi
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11 Aset Lainnya
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Total Eksposur Neraca
B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening Administratif
1 Tagihan Kepada Pemerintah
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal
6 Kredit Beragun Properti Komersial
7 Kredit Pegawai/Pensiunan
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9 Tagihan kepada Korporasi
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Total Eksposur TRA
C Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
1 Tagihan Kepada Pemerintah
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
6 Tagihan kepada Korporasi
7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Total Eksposur Counterparty Credit Risk
26

Tabel 4.1.b. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak
Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak

(dalam jutaan rupiah)


Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Beban Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Beban
No. Kategori Portofolio ATMR ATMR
Modal Modal
0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya 0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26)
A Eksposur Neraca
1 Tagihan Kepada Pemerintah
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal
6 Kredit Beragun Properti Komersial
7 Kredit Pegawai/Pensiunan
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9 Tagihan kepada Korporasi
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11 Aset Lainnya
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Total Eksposur Neraca
B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening Administratif
1 Tagihan Kepada Pemerintah
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal
6 Kredit Beragun Properti Komersial
7 Kredit Pegawai/Pensiunan
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9 Tagihan kepada Korporasi
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Total Eksposur TRA
C Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
1 Tagihan Kepada Pemerintah
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
6 Tagihan kepada Korporasi
7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Total Eksposur Counterparty Credit Risk
27

11. Pedoman Pengisian Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit
a. Penetapan kategori portofolio, perhitungan tagihan bersih dan kriteria teknik mitigasi risiko kredit yang
dapat digunakan mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai perhitungan aset tertimbang menurut
risiko untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar. Untuk eksposur di unit usaha syariah

mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku untuk Bank yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah.
b. Khusus untuk eksposur di unit usaha syariah, apabila tidak dapat digolongkan ke dalam kolom teknik

mitigasi risiko yang tersedia maka dimasukkan ke dalam kolom Lainnya.


c. Contoh pengisian:
Bank memiliki tagihan yang tergolong dalam kategori portofolio Tagihan kepada Korporasi sebesar Rp100
miliar. Sebagian dari tagihan dimaksud (Rp30 miliar) dijamin dengan agunan tunai (cash collateral) dan
sebagian tagihan (Rp50 miliar) dijamin dengan garansi dari penerbit yang diakui sesuai ketentuan Bank
Indonesia. Maka sejumlah Rp30 miliar diisi dalam kolom Bagian yang Dijamin dengan Agunan, Rp50 miliar
diisi dalam kolom Bagian yang Dijamin dengan Garansi, dan Rp20 miliar diisi dalam kolom Bagian yang
Tidak Dijamin.
28

Tabel 4.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
Bagian Yang Dijamin Dengan Bagian Yang Dijamin Dengan
No. Kategori Portofolio Tagihan Bagian Yang Tagihan Bagian Yang Tidak
Asuransi Asuransi
Bersih Agunan Garansi Lainnya Tidak Dijamin Bersih Agunan Garansi Lainnya Dijamin
Kredit Kredit
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)] (9) (10) (11) (12) (13) (14) = (9)-[(10)+(11)+(12)+(13)]
A Eksposur Neraca
1 Tagihan Kepada Pemerintah
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal
6 Kredit Beragun Properti Komersial
7 Kredit Pegawai/Pensiunan
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9 Tagihan kepada Korporasi
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11 Aset Lainnya
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Total Eksposur Neraca

B Eksposur Rekening Adminsitratif


1 Tagihan Kepada Pemerintah
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal
6 Kredit Beragun Properti Komersial
7 Kredit Pegawai/Pensiunan
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9 Tagihan kepada Korporasi
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Total Eksposur Rekening Administratif

C Eksposur Counterparty Credit Risk


1 Tagihan Kepada Pemerintah
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
6 Tagihan kepada Korporasi
7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Total Eksposure Counterparty Credit Risk

Total (A+B+C)
29

Tabel 4.2.b. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Konsolidasi
dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
Bagian Yang Dijamin Dengan Bagian Yang Dijamin Dengan
No. Kategori Portofolio Tagihan Bagian Yang Tagihan Bagian Yang Tidak
Asuransi Asuransi
Bersih Agunan Garansi Lainnya Tidak Dijamin Bersih Agunan Garansi Lainnya Dijamin
Kredit Kredit
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) = (3)-[(4)+(5)+(6)+(7)] (9) (10) (11) (12) (13) (14) = (9)-[(10)+(11)+(12)+(13)]
A Eksposur Neraca
1 Tagihan Kepada Pemerintah
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal
6 Kredit Beragun Properti Komersial
7 Kredit Pegawai/Pensiunan
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9 Tagihan kepada Korporasi
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11 Aset Lainnya
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Total Eksposur Neraca

B Eksposur Rekening Adminsitratif


1 Tagihan Kepada Pemerintah
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal
6 Kredit Beragun Properti Komersial
7 Kredit Pegawai/Pensiunan
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9 Tagihan kepada Korporasi
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Total Eksposur Rekening Administratif

C Eksposur Counterparty Credit Risk


1 Tagihan Kepada Pemerintah
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
5 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
6 Tagihan kepada Korporasi
7 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Total Eksposure Counterparty Credit Risk

Total (A+B+C)
30

12. Pedoman Pengisian Pengungkapan Transaksi Sekuritisasi


Perhitungan bobot risiko dan/atau faktor pengurang modal terhadap eksposur sekuritisasi mengacu pada
ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset
bagi bank umum. Untuk tagihan eksposur sekuritisasi selain yang diatur dalam ketentuan tersebut,

penetapan bobot risiko mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai perhitungan aset tertimbang
menurut risiko untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar.

Tabel 5.1.a. Pengungkapan Transaksi Sekuritisasi - Bank secara Individual

(dalam jutaan rupiah)


Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
Nilai aset yang disekuritisasi yang Nilai aset yang disekuritisasi yang
Laba/Rugi dari Laba/Rugi dari
No. Eksposur Sekuritisasi Nilai aset yg mengalami penurunan nilai Pengurang Nilai aset yg mengalami penurunan nilai Pengurang
aktivitas ATMR aktivitas ATMR
disekuritisasi Telah jatuh Belum Jatuh Modal disekuritisasi Telah jatuh Belum Jatuh Modal
sekuritisasi sekuritisasi
tempo Tempo tempo Tempo
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
1 Bank bertindak sebagai Kreditur Asal
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)

2 Bank bertindak sebagai Penyedia Kredit Pendukung


a. Fasilitas penanggung risiko pertama
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)
b. Fasilitas penanggung risiko kedua
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)

3 Bank bertindak sebagai Penyedia Fasilitas Likuiditas


- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)

4 Bank bertindak sebagai Penyedia Jasa


- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)

5 Bank bertindak sebagai Bank Kostudian


- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)

6 Bank bertindak sebagai Pemodal


a. Senior tranche
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)
b. Junior tranche
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)
31

Tabel 5.1.b. Pengungkapan Transaksi Sekuritisasi - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
Nilai aset yang disekuritisasi yang Nilai aset yang disekuritisasi yang
Laba/Rugi dari Laba/Rugi dari
No. Eksposur Sekuritisasi Nilai aset yg mengalami penurunan nilai Pengurang Nilai aset yg mengalami penurunan nilai Pengurang
aktivitas ATMR aktivitas ATMR
disekuritisasi Telah jatuh Belum Jatuh Modal disekuritisasi Telah jatuh Belum Jatuh Modal
sekuritisasi sekuritisasi
tempo Tempo tempo Tempo
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
1 Bank bertindak sebagai Kreditur Asal
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)

2 Bank bertindak sebagai Penyedia Kredit Pendukung


a. Fasilitas penanggung risiko pertama
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)
b. Fasilitas penanggung risiko kedua
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)

3 Bank bertindak sebagai Penyedia Fasilitas Likuiditas


- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)

4 Bank bertindak sebagai Penyedia Jasa


- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)

5 Bank bertindak sebagai Bank Kostudian


- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)

6 Bank bertindak sebagai Pemodal


a. Senior tranche
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)
b. Junior tranche
- Jenis eksposur (contoh: tagihan beragun rumah tinggal)

13. Pedoman Pengisian Pengungkapan Ringkasan Aktivitas Transaksi Sekuritisasi dimana Bank Bertindak
sebagai Kreditur Asal
a. Penetapan kategori portofolio mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai perhitungan aset
tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar. Untuk eksposur
di unit usaha syariah mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku untuk Bank yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
32

b. Transaksi sekuritisasi dimana Bank bertindak sebagai kreditur asal mengacu pada ketentuan Bank
Indonesia yang mengatur mengenai prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank
umum. Kolom Nilai Aset yang Disekuritisasi diisi dengan nilai aset yang dialihkan sebesar nilai tercatat
aset di neraca pada tanggal pengalihan. Kolom Keuntungan (Kerugian) Penjualan diisi dengan selisih antara

nilai pengalihan dengan nilai tercatat aset di neraca.

Tabel 5.2.a. Pengungkapan Ringkasan Aktivitas Transaksi Sekuritisasi Bank Bertindak Sebagai Kreditur

Asal - Bank secara Individual


(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
No. Underlying Asset Nilai Aset Yang Keuntungan (Kerugian) Nilai Aset Yang Keuntungan (Kerugian)
Disekuritisasi Penjualan Disekuritisasi Penjualan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Tagihan Kepada Pemerintah
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga
3
Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal
6 Kredit Beragun Properti Komersial
7 Kredit Pegawai/Pensiunan
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9 Tagihan kepada Korporasi
10 Aset Lainnya
11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Total
33

Tabel 5.2.b. Pengungkapan Ringkasan Aktivitas Transaksi Sekuritisasi Bank Bertindak Sebagai Kreditur
Asal - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak

(dalam jutaan rupiah)


Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
No. Underlying Asset Nilai Aset Yang Keuntungan (Kerugian) Nilai Aset Yang Keuntungan (Kerugian)
Disekuritisasi Penjualan Disekuritisasi Penjualan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Tagihan Kepada Pemerintah
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga
3
Internasional
4 Tagihan Kepada Bank
5 Kredit Beragun Rumah Tinggal
6 Kredit Beragun Properti Komersial
7 Kredit Pegawai/Pensiunan
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9 Tagihan kepada Korporasi
10 Aset Lainnya
11 Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
Total

14. Pedoman Pengisian Pengungkapan Perhitungan ATMR Risiko Kredit dengan Menggunakan Pendekatan
Standar
Perhitungan ATMR risiko kredit mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai perhitungan aset
tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar.
34

Perhitungan ATMR Risiko Kredit Pendekatan Standar - Bank secara Individual


Tabel 6.1.1. Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
ATMR Sebelum ATMR Setelah ATMR Sebelum ATMR Setelah
No Kategori Portofolio Tagihan Bersih Tagihan Bersih
MRK MRK MRK MRK
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Tagihan Kepada Pemerintah
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4. Tagihan Kepada Bank
5. Kredit Beragun Rumah Tinggal
6. Kredit Beragun Properti Komersial
7. Kredit Pegawai/Pensiunan
8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9. Tagihan Kepada Korporasi
10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
11. Aset Lainnya
TOTAL

Tabel 6.1.2. Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening


Administratif
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya

ATMR Sebelum ATMR Setelah ATMR Sebelum ATMR Setelah


No Kategori Portofolio Tagihan Bersih Tagihan Bersih
MRK MRK MRK MRK

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


1. Tagihan Kepada Pemerintah
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3. Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4. Tagihan kepada Bank
5. Kredit Beragun Rumah Tinggal
6. Kredit Beragun Properti Komersial
7. Kredit Pegawai/Pensiunan
8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9. Tagihan Kepada Korporasi
10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
TOTAL
35

Tabel 6.1.3. Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Pihak Lawan
(Counterparty Credit Risk)
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya

ATMR Sebelum ATMR Setelah ATMR Sebelum ATMR Setelah


No Kategori Portofolio Tagihan Bersih Tagihan Bersih
MRK MRK MRK MRK

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


1. Tagihan Kepada Pemerintah
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3. Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4. Tagihan kepada Bank
5. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
6. Tagihan Kepada Korporasi
TOTAL

Tabel 6.1.4. Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Setelmen
(settlement risk)

(dalam jutaan rupiah)


Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya

Faktor Pengurang ATMR Setelah Faktor Pengurang ATMR Setelah


No Jenis Transaksi Nilai Eksposur Nilai Eksposur
Modal MRK Modal MRK

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


1. Delivery versus payment
a. Beban Modal 8% (5-15 hari)
b. Beban Modal 50% (16-30 hari)
c. Beban Modal 75% (31-45 hari)
d. Beban Modal 100% (lebih dari 45 hari)
2. Non-delivery versus payment
TOTAL
36

Tabel 6.1.5. Pengungkapan Eksposur Sekuritisasi


(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Tahun
Posisi Tanggal Laporan
Sebelumnya
Faktor Pengurang Faktor Pengurang
No Jenis Transaksi ATMR ATMR
Modal Modal
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Fasilitas Kredit Pendukung yang memenuhi persyaratan
2. Fasilitas Kredit Pendukung yang tidak memenuhi persyaratan
3. Fasilitas Likuiditas yang memenuhi persyaratan
4. Fasilitas Likuiditas yang tidak memenuhi persyaratan
5. Pembelian Efek Beragun Aset yang memenuhi persyaratan
6. Pembelian Efek Beragun Aset yang tidak memenuhi persyaratan
7. Eksposur Sekuritisasi yang tidak tercakup dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip-
prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum.
TOTAL

Tabel 6.1.6. Pengungkapan Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)

(dalam jutaan rupiah)


Posisi Tanggal Laporan Tahun
Posisi Tanggal Laporan
Sebelumnya
Faktor Pengurang Faktor Pengurang
No Jenis Transaksi ATMR ATMR
Modal Modal
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Total Eksposur

Tabel 6.1.7. Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit


(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal
Posisi Tanggal
Laporan Tahun
Laporan
Sebelumnya
TOTAL ATMR RISIKO KREDIT
TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL
37

Perhitungan ATMR Risiko Kredit Pendekatan Standar - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
Tabel 6.2.1. Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
ATMR Sebelum ATMR Setelah ATMR Sebelum ATMR Setelah
No Kategori Portofolio Tagihan Bersih Tagihan Bersih
MRK MRK MRK MRK
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Tagihan Kepada Pemerintah
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4. Tagihan Kepada Bank
5. Kredit Beragun Rumah Tinggal
6. Kredit Beragun Properti Komersial
7. Kredit Pegawai/Pensiunan
8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9. Tagihan Kepada Korporasi
10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
11. Aset Lainnya
TOTAL

Tabel 6.2.2. Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening


Administratif
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya

ATMR Sebelum ATMR Setelah ATMR Sebelum ATMR Setelah


No Kategori Portofolio Tagihan Bersih Tagihan Bersih
MRK MRK MRK MRK

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


1. Tagihan Kepada Pemerintah
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3. Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4. Tagihan kepada Bank
5. Kredit Beragun Rumah Tinggal
6. Kredit Beragun Properti Komersial
7. Kredit Pegawai/Pensiunan
8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
9. Tagihan Kepada Korporasi
10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo
TOTAL
38

Tabel 6.2.3. Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Pihak Lawan
(Counterparty Credit Risk)

(dalam jutaan rupiah)


Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya

ATMR Sebelum ATMR Setelah ATMR Sebelum ATMR Setelah


No Kategori Portofolio Tagihan Bersih Tagihan Bersih
MRK MRK MRK MRK

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


1. Tagihan Kepada Pemerintah
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3. Tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4. Tagihan kepada Bank
5. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
6. Tagihan Kepada Korporasi
TOTAL

Tabel 6.2.4. Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Setelmen
(settlement risk)

(dalam jutaan rupiah)


Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya

Faktor Pengurang ATMR Setelah Faktor Pengurang ATMR Setelah


No Jenis Transaksi Nilai Eksposur Nilai Eksposur
Modal MRK Modal MRK

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


1. Delivery versus payment
a. Beban Modal 8% (5-15 hari)
b. Beban Modal 50% (16-30 hari)
c. Beban Modal 75% (31-45 hari)
d. Beban Modal 100% (lebih dari 45 hari)
2. Non-delivery versus payment
TOTAL
39

Tabel 6.2.5. Pengungkapan Eksposur Sekuritisasi

(dalam jutaan rupiah)


Posisi Tanggal Laporan Tahun
Posisi Tanggal Laporan
Sebelumnya
Faktor Pengurang Faktor Pengurang
No Jenis Transaksi ATMR ATMR
Modal Modal
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Fasilitas Kredit Pendukung yang memenuhi persyaratan
2. Fasilitas Kredit Pendukung yang tidak memenuhi persyaratan
3. Fasilitas Likuiditas yang memenuhi persyaratan
4. Fasilitas Likuiditas yang tidak memenuhi persyaratan
5. Pembelian Efek Beragun Aset yang memenuhi persyaratan
6. Pembelian Efek Beragun Aset yang tidak memenuhi persyaratan
7. Eksposur Sekuritisasi yang tidak tercakup dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip-
prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum.
TOTAL

Tabel 6.2.6. Pengungkapan Eksposur di Unit Usaha Syariah dan/atau Perusahaan Anak yang Melakukan
Kegiatan Usaha berdasarkan Prinsip Syariah (apabila ada)
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Tahun
Posisi Tanggal Laporan
Sebelumnya
Faktor Pengurang Faktor Pengurang
No Jenis Transaksi ATMR ATMR
Modal Modal
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Total Eksposur

Tabel 6.2.7. Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit


(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal
Posisi Tanggal
Laporan Tahun
Laporan
Sebelumnya
TOTAL ATMR RISIKO KREDIT
TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL
40

15. Pedoman Pengisian Pengungkapan Risiko Pasar menggunakan Metode Standar


Perhitungan risiko pasar mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai penggunaan metode standar
dalam perhitungan KPMM bank umum dengan memperhitungkan risiko pasar.
Tabel 7.1. Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Metode Standar
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
No. Jenis Risiko Bank Konsolidasi Bank Konsolidasi
Beban Modal ATMR Beban Modal ATMR Beban Modal ATMR Beban Modal ATMR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Risiko Suku Bunga
a. Risiko Spesifik
b. Risiko Umum
2 Risiko Nilai Tukar
3 Risiko Ekuitas *)
4 Risiko Komoditas *)
5 Risiko Option

Total
*) Untuk bank yang memiliki perusahaan anak yang memiliki eksposur risiko dimaksud

16. Pedoman Pengisian Pengungkapan Risiko Pasar dengan Model Internal (Value at Risk/VaR)
a. Perhitungan risiko pasar mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai penggunaan model internal
dalam perhitungan KPMM bank umum dengan memperhitungkan risiko pasar.
b. Rata-rata VaR merupakan perhitungan rata-rata VaR harian selama periode laporan.
c. Maksimum VaR merupakan angka VaR tertinggi selama periode laporan.
d. Minimum VaR merupakan angka VaR terendah selama periode laporan.
e. VaR akhir periode merupakan angka VaR pada akhir periode laporan.
41

Tabel 7.2.a Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Model Internal (Value at Risk/VaR) - Bank
secara Individual
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
No. Jenis Risiko VaR Rata- VaR VaR VaR Akhir VaR Rata- VaR VaR VaR Akhir
Rata Maksimum Minimum Periode Rata Maksimum Minimum Periode
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (8) (9) (10) (11)
1 Risiko Suku Bunga
2 Risiko Nilai Tukar
3 Risiko Option

Total

Tabel 7.2.b Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Model Internal (Value at Risk/VaR) - Bank

secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak


(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
No. Jenis Risiko VaR Rata- VaR VaR VaR Akhir VaR Rata- VaR VaR VaR Akhir
Rata Maksimum Minimum Periode Rata Maksimum Minimum Periode
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (8) (9) (10) (11)
1 Risiko Suku Bunga
2 Risiko Nilai Tukar
3 Risiko Ekuitas
4 Risiko Komoditas
5 Risiko Option

Total
42

17. Pedoman Pengisian Pengungkapan Risiko Operasional


Perhitungan risiko operasional mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai perhitungan ATMR untuk
risiko operasional dengan menggunakan pendekatan indikator dasar (PID).

Tabel 8.1.a. Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank secara Individual

(dalam jutaan rupiah)


Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
No. Pendekatan Yang Digunakan Pendapatan Bruto (Rata-rata 3 Pendapatan Bruto (Rata-rata 3
Beban Modal ATMR Beban Modal ATMR
tahun terakhir) tahun terakhir)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Pendekatan Indikator Dasar

Total

Tabel 8.1.b. Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan
Anak

(dalam jutaan rupiah)


Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
No. Pendekatan Yang Digunakan Pendapatan Bruto (Rata-rata 3 Pendapatan Bruto (Rata-rata 3
Beban Modal ATMR Beban Modal ATMR
tahun terakhir) tahun terakhir)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Pendekatan Indikator Dasar

Total
43

18. Pedoman Pengisian Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah dan Valas


Pengungkapan profil maturitas rupiah dan valas mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai
penerapan manajemen risiko bagi bank umum dan ketentuan Bank Indonesia mengenai laporan berkala bank
umum.

Tabel 9.1.a. Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Individual


(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
Jatuh Tempo Jatuh Tempo
No. Pos-pos Saldo > 1 bln s.d. 3 > 3 bln s.d. 6 > 6 bln s.d. Saldo > 1 bln s.d. 3 > 3 bln s.d. 6 > 6 bln s.d.
< 1 bulan > 12 bulan < 1 bulan > 12 bulan
bln bln 12 bln bln bln 12 bln
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
I NERACA
A Aset
1. Kas
2. Penempatan pada Bank Indonesia
3. Penempatan pada bank lain
4. Surat Berharga
5. Kredit yang diberikan
6. Tagihan lainnya
7. Lain-lain
Total Aset

B. Kewajiban
1. Dana Pihak Ketiga
2. Kewajiban pada Bank Indonesia
3. Kewajiban pada bank lain
4. Surat Berharga yang Diterbitkan
5. Pinjaman yang Diterima
6. Kewajiban lainnya
7. Lain-lain
Total Kewajiban

Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca

II REKENING ADMINISTRATIF
A. Tagihan Rekening Administratif
1. Komitmen
2. Kontijensi
Total Tagihan Rekening Administratif

B. Kewajiban Rekening Administratif


1. Komitmen
2. Kontijensi
Total Kewajiban Rekening Administratif

Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif

Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)]

Selisih Kumulatif
44

Tabel 9.1.b. Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
Tabel 9.2.a. Pengungkapan Kuantitatif Profil Maturitas Valas - Bank secara IndividualJatuh Tempo
Jatuh Tempo
No. Pos-pos Saldo > 1 bln s.d. 3 > 3 bln s.d. 6 > 6 bln s.d. Saldo > 1 bln s.d. 3 > 3 bln s.d. 6 > 6 bln s.d.
< 1 bulan > 12 bulan < 1 bulan > 12 bulan
bln bln 12 bln bln bln 12 bln
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
I NERACA
A Aset
1. Kas
2. Penempatan pada Bank Indonesia
3. Penempatan pada bank lain
4. Surat Berharga
5. Kredit yang diberikan
6. Tagihan lainnya
7. Lain-lain
Total Aset

B. Kewajiban
1. Dana Pihak Ketiga
2. Kewajiban pada Bank Indonesia
3. Kewajiban pada bank lain
4. Surat Berharga yang Diterbitkan
5. Pinjaman yang Diterima
6. Kewajiban lainnya
7. Lain-lain
Total Kewajiban

Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca

II REKENING ADMINISTRATIF
A. Tagihan Rekening Administratif
1. Komitmen
2. Kontijensi
Total Tagihan Rekening Administratif

B. Kewajiban Rekening Administratif


1. Komitmen
2. Kontijensi
Total Kewajiban Rekening Administratif

Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif

Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)]

Selisih Kumulatif
45

Tabel 9.2.a. Pengungkapan Profil Maturitas Valas - Bank secara Individual


(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
Jatuh Tempo Jatuh Tempo
No. Pos-pos Saldo > 1 bln s.d. 3 > 3 bln s.d. 6 > 6 bln s.d. Saldo > 1 bln s.d. 3 > 3 bln s.d. 6 > 6 bln s.d.
< 1 bulan > 12 bulan < 1 bulan > 12 bulan
bln bln 12 bln bln bln 12 bln
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
I NERACA
A Aset
1. Kas
2. Penempatan pada Bank Indonesia
3. Penempatan pada bank lain
4. Surat Berharga
5. Kredit yang diberikan
6. Tagihan lainnya
7. Lain-lain
Total Aset

B. Kewajiban
1. Dana Pihak Ketiga
2. Kewajiban pada Bank Indonesia
3. Kewajiban pada bank lain
4. Surat Berharga yang Diterbitkan
5. Pinjaman yang Diterima
6. Kewajiban lainnya
7. Lain-lain
Total Kewajiban

Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca

II REKENING ADMINISTRATIF
A. Tagihan Rekening Administratif
1. Komitmen
2. Kontijensi
Total Tagihan Rekening Administratif

B. Kewajiban Rekening Administratif


1. Komitmen
2. Kontijensi
Total Kewajiban Rekening Administratif

Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif

Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)]

Selisih Kumulatif
46

Tabel 9.2.b. Pengungkapan Profil Maturitas Valas - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak
(dalam jutaan rupiah)
Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
Jatuh Tempo Jatuh Tempo
No. Pos-pos Saldo > 1 bln s.d. 3 > 3 bln s.d. 6 > 6 bln s.d. Saldo > 1 bln s.d. 3 > 3 bln s.d. 6 > 6 bln s.d.
< 1 bulan > 12 bulan < 1 bulan > 12 bulan
bln bln 12 bln bln bln 12 bln
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
I NERACA
A Aset
1. Kas
2. Penempatan pada Bank Indonesia
3. Penempatan pada bank lain
4. Surat Berharga
5. Kredit yang diberikan
6. Tagihan lainnya
7. Lain-lain
Total Aset

B. Kewajiban
1. Dana Pihak Ketiga
2. Kewajiban pada Bank Indonesia
3. Kewajiban pada bank lain
4. Surat Berharga yang Diterbitkan
5. Pinjaman yang Diterima
6. Kewajiban lainnya
7. Lain-lain
Total Kewajiban

Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca

II REKENING ADMINISTRATIF
A. Tagihan Rekening Administratif
1. Komitmen
2. Kontijensi
Total Tagihan Rekening Administratif

B. Kewajiban Rekening Administratif


1. Komitmen
2. Kontijensi
Total Kewajiban Rekening Administratif

Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif

Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)]

Selisih Kumulatif

KEPALA DEPARTEMEN
PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN

MULYA E. SIREGAR

Anda mungkin juga menyukai