Key Points & Challenges dalam Pelaporan ATMR Risiko Operasional dengan Pendekatan Standar
1
The content of the material is restrictedly intended for specified recipient only
Basel III reforms bertujuan untuk menjaga stabilitas keuangan, membatasi penggunaan
model internal, meningkatkan sensitivitas, serta meningkatkan transparansi dan
comparability
Menerapkan rasio leverage yang lebih tinggi untuk G-SIBs untuk mengurangi
04 risiko sistemik di pasar keuangan global jika terjadi krisis
Source : PWC - Risk & Regulatory Outlook 2021, Key Developments in Southeast Asia – Basel III finalisation 2
Implementasi perhitungan ATMR risiko operasional dengan pendekatan standar
yang disertai dengan pengelolaan data kerugian yang memadai dapat berdampak
positif bagi bisnis Bank
Pengelolaan data
European Banks kerugian yang
Assessment atas Basel III reforms pada European Banks: memadai
CAR tier 1 menurun sebesar 1.2% dengan kontribusi efisiensi dari perhitungan ATMR
dengan Standardized Approach Risiko Operasional sebesar 0.3%
Source : McKinsey - Basel III : The final regulatory standard (assessment based on 132 EU Banks)
Capital Saving
(ATMR ↓, CAR ↑)
Bank Mandiri
Berdasarkan hasil uji coba perhitungan ATMR dengan pendekatan standar tahun
2021 dan 2022, ATMR menurun > 50% dengan peningkatan CAR sekitar 1-2%
Potensi Ekspansi
Bisnis Bank
• Meningkatkan penyediaan loss database untuk memastikan akurasi data kerugian historis
sampai dengan 10 tahun
3 3
Key Points ATMR Risiko Operasional Standardized Approached
4
Key Points ATMR Risiko Operasional Standardized Approach: Pelaporan
Sesuai SE OJK no. 06/SEOJK.03/2020, terdapat dua jenis laporan yang perlu disampaikan dalam rangka perhitungan ATMR
risiko operasional yaitu Laporan Penerapan Manajemen Risiko Operasional (LMRO) dan Laporan Perhitungan Risiko
Operasional (LPRO)
• Berupa analisa kualitatif yang mencakup: • Laporan perhitungan ATMR Risiko Operasional meliputi :
1. Peraturan, kebijakan dan/ atau pedoman terkait MRO 1. Data kerugian historis
2. Struktur dan organisasi atas manajemen dan fungsi 2. Rincian Indikator Bisnis (IB)
control terkait risiko operasional 3. Perhitungan ATMR untuk risiko operasional
3. Sistem pengukuran untuk Risiko Operasional
• Disampaikan secara tahunan dengan batas waktu pelaporan
4. Ruang lingkup dan cakupan utama dari kerangka laporan
setiap tanggal 31 Januari di tahun yang sama
untuk pejabat eksekutif dan direksi Bank
5. Mitigasi risiko dan transfer risiko yang digunakan dalam • Dalam hal terdapat koreksi yang mempengaruhi besarnya KIB
manajemen risiko operasional dan FPKI (contoh : laporan keuangan telah diaudit), Bank
menyampaikan laporan perhitungan paling lambat akhir bulan
• Disampaikan ke OJK sebagai bagian dari self assessment
berikutnya
tingkat kesehatan Bank
• Pertama kali disampaikan ke OJK untuk posisi akhir bulan
Desember 2022
5
Key Points ATMR Risiko Operasional Standardized Approach: Risk Sensitive
STANDARDIZED APPROACH
Perhitungan ATMR dengan metode Standardized Approach sangat bergantung pada kualitas pencatatan data insiden. Jika data insiden tidak
berkualitas, maka faktor pengali yang digunakan lebih besar dan berdampak pada perhitungan modal minimum risiko operasional Bank.
6
Key Points ATMR Risiko Operasional Standardized Approach: Loss Data Integrity
Data kerugian yang berkualitas tinggi serta kehandalan control dan validasi data merupakan poin penting dalam perhitungan ATMR
Risiko Operasional
Pencatatan Kerugian Data dan detail informasi insiden risiko operasional Perhitungan KKRO sesuai Requirement OJK :
Berdasarkan Basel Event Type & KKRO = 15 x rata-rata data nilai Kerugian Risiko
SEOJK No. 34/SEOJK.03/2016 Operasional tahunan yang berkualitas tinggi selama
• Internal Fraud
• External Fraud
✓ Tanggal terjadinya insiden/ date of occurrence 10 tahun sebelumnya
• Employment Practices & Workplace Safety
• Clients, Products & Business Practices ✓ Tanggal insiden teridentifikasi/ date of discovery
• Damage to Physical Asset
• Business Disruption & System Failure
• Execution, Delivery & Process
✓ Tanggal pencatatan pada pembukuan bank/ date of Contoh bentuk kontrol dan validasi data:
accounting
Management
Berdasarkan Karakteristik ✓ Potensi dampak finansial (meliputi gross loss,
Kelengkapan setiap komponen data losses, termasuk
• Potential loss recovery, serta net loss) dan/ atau non finansial kesesuaian klasifikasi insiden risiko operasional.
• Actual loss
• Near miss ✓ Kronologis
Berdasarkan Threshold
Kesesuaian pencatatan insiden risiko operasional
• Financial (individual, multiple, bulk)
✓ Penyebab terjadinya insiden dengan pembukuan di GL Pos Kerugian Risiko
• Non-Financial Operasional
✓ Action plan, due date, status & Group in Charge (GIC)
Berdasarkan Boundary
• Market Risk Analisa trend kewajaran pertumbuhan ATMR SA
• Compliance Risk
• Credit Risk
7
7
LED Data Integrity is important, as its integrity will affect historical-data based risk assessment, capital requirement and regulatory needs
Key Points ATMR Risiko Operasional Standardized Approach: Kecukupan ORM
System dan Framework MRO yang robust
Ketersediaan ORM system yang memadai serta Framework MRO yang robust diperlukan untuk mendukung perhitungan ATMR risiko
operasional dengan pendekatan standar
8
Notes : contoh penerapan framework MRO dan ORM system di Bank Mandiri
Challenges Implementasi ATMR Risiko Operasional
Standardized Approached
9
Perlu diwaspadai potensi timbulnya kerugian risiko operasional akibat emerging risk
yang terus berevolusi dan berkembang
Bank perlu memiliki risk events reporting yang handal, agar pencatatan risiko yang beragam
akurat (kesesuaian tipe risiko), dan memadai (kelengkapan informasi yang diperlukan).
Penerapan control yang memadai dalam menjaga integritas data dan terdapat periodic
control untuk menguji control yg diterapkan
11
Penerapan ATMR risiko operasional dengan pendekatan standar secara konsolidasi
juga memiliki tantangan tersendiri bagi Bank yang memiliki subsidiaries
12
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Bank dalam menjawab tantangan dalam
perhitungan ATMR risiko operasional baik secara Bank only maupun konsolidasi
Diperlukan framework manajemen risiko yang robust serta perangkat pendukung pengelolaan risikonya seperti RCSA, KI, IAM, LED, Risk Awareness
Program dan lain sebagainya
Untuk Bank yang memiliki subsidiaries, perlu dilakukan alignment implementasi framework MRO diantaranya meliputi
kecukupan guidance dari Group atas penerapan tools pendukung serta standar template yang digunakan
Framework MRO
PA 1 PA 2 PA 3 PA 4 PA 5 PA 6 PA 7 PA 8 PA 9 PA 10 PA 11 PA 12 PA 13 Perangkat pendukung
(Key Area)
yang terkait langsung
Ketentuan MRO dengan pencatatan insiden
RCSA risiko operasional
KI memerlukan perhatian
IAM khusus dalam perhitungan
LED capital modeling
Implementasi MRO tools
(RCSA, KI, IAM, LED) Postur
RCSA Ketentuan lengkap dan aligned
KI Sebagian besar ketentuan aligned
IAM Sebagian besar diatur namun perlu
LED alignment
Risk Awareness Program Sebagian besar belum diatur ketentuan
13
Thank You
14