Anda di halaman 1dari 10

Cara Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB)

1. IDENTIFIKASI KERUSAKAN
Semua bagian bangunan yang ikut dalam lingkup pekerjaan harus diidentifikasi dan di analisa
bagian-bagian yang perlu diperbaiki.

Gambar1. Klasifikasi Kerusakan

Seperti ditujukan pada Gambar 1. Klasifikasi Kerusakan akan berdampak pada penangan yang
akan dilakukan.

2. KLASIFIKASI PENANGANAN
Setelah dilakukan identifikasi kerusakan maka akan dilakukan klasifikasi Penanganan sesuai
dengan kerusakan yang terjadi sehingga dapat tercantum jelas pada Rencana Kerja dan Syarat
serta adanya korelasi dengan penghitungan Anggaran karena sudah diketahui pekerjaan apa
yang akan dilakukan

Gambar1. Klasifikasi Penanganan

Rencana Anggaran Biaya (RAB) kerap dibutuhkan dalam berbagai hal terutama untuk urusan
bisnis. Bagi pekerja kantor, kontraktor, atau sejenisnya, maka RAB bukanlah hal yang asing
lagi karena setiap proyek dan kebutuhan kantor harus direncanakan terlebih dahulu dan dibuat
secara rapi agar lebih mudah dipahami.

3. PENYUSUNAN RENCANA KERJA dan SYARAT


Semua Kerusakan yang telak terklasifikasi penanganannya dapat dijabarkan untuk cara
penanganan dan spesifikasi bahan yang digunakan sesuai dengan standart pelaksanaan
pekerjaan serta untuk bahan telah sesuai dengan syarat sesuai kaidah penanganan bangunan
Cagar Budaya

4. ITEM BAHAN PENANGANAN


Mencari ketersediaan bahan untuk penangan yang telah tercantum pada Rencana Kerja dan
Syarat. Ketersediaan barang akan berpengaruh pada penyusunan anggaran. Harga bahan dan
harga pekerja yang didapatkan berasal dari sumber yang dapat dipertanggung jawabkan.
Rekomendasi untuk bahan serta harga pekerja dari pemerintah daerah setempat

Gambar 3. Contoh pilihan bahan sesuai dengan bagian yang ditangani

5. PENYUSUNAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)


RAB dibuat dengan menggunakan Microsoft Excel (Ms. Excel). Penggunaan Ms.excel juga
untuk menghindari kekeliruan atau salah hitung karena di dalam Ms. Excel sudah dilengkapi
rumus-rumus perhitungannya yang membuat penggunanya tak perlu lagi menghitung manual.
Ini artinya, penggunaan Ms.Excel sudah harus memahami rumus-rumus setidaknya rumus
sederhananya agar pembuatan RAB menjadi efektif. CONTOH RAB
Gambar 4. Contoh Format Tabel Rencana Anggaran Biaya

Berikut ini cara menggunakan microsoft excel untuk membuat Rencana Anggaran Biaya
(RAB) sederhana:
a. Membuka Ms. Excel
Langkah pertama tentu saja harus membuka lembar Ms. Excel terlebih dahulu dari laptop,
komputer, atau gadget yang digunakan. Tampilan Ms. Excel secara umum tidak begitu
jauh berbeda meskipun berbeda versi atau tipe microsoft.

b. Memuat Judul
Kalian bisa membuat judul dahulu di cell teratas sebagai identitas RAB. Hal ini tentu saja
diisi sesuai keperluan masing-masing seperti judul dan nama proyek.

c. Membuat Tabel
Bentuk RAB tentu saja berupa tabel karena berupa data-data tersusun. Tabel disesuaikan
dengan kebutuhan, namun umumnya terdiri dari 6 kolom yang terdiri atas nomor, nama
pekerjaan, volume, satuan, harga satuan, harga total. Sedangkan baris disesuaikan dengan
jumlah pekerjaan yang akan dibuat.
Gambar 5. Tabel Rencana sebelum dimasukkan item pekerjaan dan nilai pekerjaan

d. Mengisi Tabel
Selanjutnya masuk ke langkah inti pembuatan RAB yaitu mengisi tabel yang sudah dibuat.
Pada bagian ini, kalian cukup mengisi bagian nama pekerjaan, volume, satuan, dan harga
satuan. Pengisian sesuai dengan pemilahan setelah dilakukan identifikasi kerusakan dan
klasifikasi penangan

Gambar 6. Pengisian Item Pekerjaan sesuai klasifikasi dan pembagian bagian pekerjaan
NAMA PEKERJAAN
-Sesuaikan nama pekerjaan dengan tahapan item pekerjaan yang akan dilakukan
mulai dari Pekerjaan Persiapan hingga Pekerjaan Finishing. Pada Setiap Item
pekerjaan dapat terdiri dari sub item dimana akan menjadi sub pekerjaan sendiri dan
memiliki harga total sendiri sehingga memudahkan analisa harga pekerjaan.

VOLUME
-Volume pekerjaan di sesuaikan dengan bagian item pekerjaan. Bagian item
pekerjaan harus memiliki data dan ukuran yang pasti dan dapat di pertyanggung
jawabkan sertya dari sumber yang terpercaya. Pengambilan data harus memiliki dasar
dan dapat di pertanggung jawabkan sesuai dengan ukuran existing atau rencana.

SATUAN
-Keterangan Satuan sesuai dangan perhitungan Volume harus sesuai dan dapat
dipertanggung jawabkan. CONTOH terdapat pekerjaan kelupas plester dinding kolom
maka yang di cari adalah luasan sehingga satuan dari volume tersebut adalah Meter
Persegi (m2) begitu dengan volume yang lain harus sinkron antara perhitungan
volumenya.

HARGA SATUAN
-Harga satuan didapat dari analisa pekerjaan dimana terdapat koefisien dari
komponen komponen untuk mengerjakan pekerjaan tersebut.dari koefisien komponen
item dikalikan dengan harga item barang atau upah pekerja yang mana didapatkan dari
pemerintah setempat(contoh: Dinas Cipta Karya ) untuk harga item bahan atau upah
sehingga dapat dipertanggung jawabkan dan memiliki dasar yang jelas. Harga yang di
peroleh dari analisa tiap pekerjaan dikalikan dengan koefisien maka menjadi harga
satuan pekerjaan tersebut.
Gambar 7. Pengisian Analisa Item Pekerjaan sesuai bahan yang dibutuhkan dan koefisien
menurut SNI

Gambar 8. Harga Pekerja tahun 2019 menurut pemerintah Kota Semarang

HARGA TOTAL
-Harga satuan pekerjaan yang sudah didapatkan dikalikan dengan volume yang sudah
dihitung dan dapat dipertanggung jawabkan sehingga menjadi total harga yang diperl;ukan
untuk pengerjaan pekerjaan tersebut.
-Dari semua Harga total maka ditambahkan sehingga menghasilkan total Harga semua
Pekerjaan

Gambar 8. Sebelah kanan adalah harga total dari luas pekerjaan dikali harga item
pekerjaan

Untuk harga total per pekerjaan, cukup mengetik rumus penjumlahan excel. Sebagai
contoh untuk harga total di pekerjaan I.1 yang ada di cell F5 maka rumusnya adalah
sebagai berikut : =SUM(x*y) lalu tekan enter. Lakukan hal serupa pada semua sub
pekerjaan.

Sedangkan untuk menghitung Sub Total per jenis pekerjaan, cukup mengetik ‘=Sum(‘ lalu
memblok (klik, tahan, dan tarik) pada cell-cell yang hendak dijumlahkan, dan diselesaikan
dengan tanda kurung tutup ‘)’, lalu enter. Maka sub total akan langsung tampil. Hal serupa
juga dilakukan untuk menghitung Grand total dimana cell yang di blok adalah semua
subtotal.

Setelah semua tabel dan perhitungan diisi, maka RAB pun selesai. Kalian bisa
mengeceknya kembali terutama untuk bagian yang diketik manual untuk menghindari
kesalahan.

e. Sistem Analisis Harga


-Memastikan memiliki gambar EXISTING atau RENCANA yang ingin dibangun atau di
hitung
-Memiliki daftar spesifikasi bahan sesuai dangan syarat yang tertuang pada RKS
-Harga terbaru sesuai dengan waktu pekerjaan perhitungan
-Merinci daftar pekerjaan, mendaftar biaya tukang, serta menghitung volume item
pekerjaan.
Masing-masing item pekerjaan kemudian dihitung volumenya apakah permeter, atau per
item, dsb berdasarkan gambar dan ukuran bangunan.
f. RINCIAN YANG HARUS DI PERHATIKAN
 Uraian pekerjaan yang dibagi berdasarkan jenis pekerjaan. Contoh: pekerjaan persiapan, galian, dan
urugan dan pekerjaan pondasi beton. Setiap bagian uraian pekerjaan memiliki rincian pekerjaan
lainnya yang lebih detail.
 Volume pekerjaan yang memiliki arti satuan yang digunakan untuk pengukuran suatu objek. Volume
pekerjaan umumnya dapat dihitung dalam satuan meter persegi (m2), meter kubik (m3), titik, atau
unit.
 Satuan unit dari pekerjaan atau bahan bangunan. Contoh: m1, m2, m3, unit, atau titik.
 Harga satuan pekerjaan yang dapat dipisah menjadi dua bagian, harga jasa atau harga jasa berikut
materialnya. Setelah mengetahui volume pekerjaan, Anda tinggal mengalikannya dengan harga satuan
pekerjaan.
 Total upah pekerja yang didapatkan dari biaya per jam x estimasi waktu pekerjaan x total pekerja.
 Total material bahan bangunan.
 Total atau jumlah harga yang didapatkan dari penjumlahan total upah dengan total material atau
perkalian volume dengan total upah.

Standar Operasional Pekerjaan Rencana Kerja dan Syarat


Standar bahan tertera yang akan digunakan sudah sesuai dengan kesepakatan dan rekomendasi owner atau
konsultan dan telah di setujui
Semua item pekerjaan terdapat langkah pekerjaan atau pemasangan.
Penentuan RKS berpedoman pada SNI terbaru dengan kesesuaian jenis pekerjaan.
Contoh : untuk pekerjaan pembesian, maka diambil dari sumber PU Cipta Karya pada pekerjaan
pembesian dengan eberapa detailnya seperti contoh dibawah ini
6.4. PEMBESIAN

6.4.1. Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspections)


Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus disertai surat
keterangan percobaan dari pabrik.

Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik
minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji
lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja tulangan
akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.

Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan di
laboratorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT atau laboratorium lainnya direkomendasi
oleh Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard uji
yang dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung
oleh Kontraktor.

Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan
terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.

Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan kawat
dari baja lunak.

Sambungan mekanis harus ditest dengan percobaan tarik.


Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari pembesian,
termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan dan panjang
penjangkaran dari penulangan baja oleh Direksi Lapangan.

Sertifikat : Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka
pada saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari
Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.

6.4.2. Bahan-bahan / Produk

a. Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII 0136-84 dan tulangan
polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakan pada gambar-
gambar struktur.

Tulangan polos dengan diameter lebih kecil 13 mm harus baja lunak dengan
tegangan leleh 2400 kg/cm2.

Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm harus baja
tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh 4000 kg/cm2.

b. Tulangan Anyaman (Wire mesh)


Sediakan tulangan anyaman , mutu U-50, mengikuti SII 0784-83.

c. Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)


Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat pengikat yang
ditanam, atau batang kursi tinggi sendiri (Individual High Chairs).

d. Bolstern, kursi, spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk mengatur jarak.


1. Pakai besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI, kecuali diperlihatkan
lain pada gambar.
2. Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang tidak direkomendasi.
3. Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau horizontal
runners dimana bahan dasar tidak akan langsung menunjang batang kursi
(chairs legs). Atau pakai lantai kerja yang rata.
4. Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang langsung berhubungan/
mengenai cetakan, sediakan penunjang dengan jenis hot-dip-galvanized atau
penunjang yang dilindungi plastik.

e. Kawat Pengikat
Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.

6.4.3. Jaminan Mutu


Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.

Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) harus diperlihatkan untuk semua
tulangan yang dipakai. Percobaan-percobaan ini harus memperlihatkan hasil-hasil dari
semua kom- posisi kimia dan sifat-sifat fisik.

6.4.4. Persiapan Pekerjaan/Perakitan Tulangan


Pembengkokkan dan pembentukan.

Pemasangan tulangan dan pembengkokan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari
tulangan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun tempat
selama pengecoran berlangsung.
Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan PBI 1971.

Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan PBI


1971 atau A.C.I. 315.

6.4.5. Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganannya


Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai dengan etiket/label
yang mencantumkan ukuran batang, panjang dan tanda pengenal.

Pemindahan tulangan harus hati-hati untuk mengindari kerusakan. Gudang di atas tanah
harus kering, daerah yang bagus saluran-salurannya, dan terlindung dari lumpur,
kotoran, karat dsb.

Anda mungkin juga menyukai