Anda di halaman 1dari 107

 Menegakkan diagnosa secara cepat, tepat dan karenanya

STRATEGI PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN dapat segera memberikan pengobatan yang sesuai
LABORATORIUM RUMAH SAKIT  Menilai beratnya suatu penyakit dan menentukan
Pendahuluan prognosanya.
Instalasi Laboratorium Klinik merupakan salah satu bagian dari  Melakukan pemantaunan perjalanan penyakit
kegiatan pelayanan medik terpadu, mempunyai misi menghasilkan
pelayanan yang bermutu untuk kepentingan pasien dan tenaga III.MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK
medis yang merawatnya. Defenisi manajemen dapat bermacam–macam tergantung
Untuk dapat menghasilkan pelayanan yang bermutu, pada situasi dan latar belakang pemakaiannya. Defenisi umum
Laboratorium klinik harus dikelola dengan menggunakan perinsip– dari manajemen adalah suatu seni untuk mendapatkan hasil
prinsip manajemen yang tepat. dengan cara mengatur orang lain.
Salah satu titik lemah dari pengelolaan Laboratorium klinik Untuk pelayanan laboratorium klinik, defenisi manajemen
adalah kurangnya pelatihan yang berkaitan dengan tanggung adalah pengaturan manusia dan unsur–unsur fisik (uang,
jawab sebagai pengelola Laboratorium. peralatan, reagensia, ruangan kerja dan lain–lain), dengan
Pada kesempatan ini penulis mencoba menguraikan strategi melalui suatu proses kearah tujuan untuk mendapatkan hasil
perencanaan dalam manajemen laboratorium klinik dan yang berguna bagi orang yang dilayani.
memperkenalkan sistem pelayanan laboratorium klinik rumah sakit
Empat fungsi pokok manajemen yang harus dilakukan oleh
I. LABORATORIUM KLINIK seseorang manajer yaitu :
Yang dimaksud dengan Laboratorium Klinik adalah 1. Perencanaan (Planinning)
Laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan 2. Pengorganisasian (Organizing)
pemeriksaan dibidang Hematologi, Kimia Klinik, Meikrobiologi, 3. Pengaturan (Directing)
Immunologi, Serologi dan Mikroskopis. 4. Pengawasan (Controlling)
Masing–masing fungsi pokok dilaksanakan oleh pengelola
II. KEGUNAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM KLINIK (manejer) dengan tingkat yang berbeda–beda.
Dalam hubungannya dengan perawatan pasien, hasil Perencanaan yang dilakukan oleh top manejer adalah
pemeriksaan laboratorium membantu dokter dalam : perencanaan jangka panjang dan kebijaksanaan luas. Sedangkan
1 Mid level manejer lebih terlibat dalam pengorganisasian kegiatan
yang telah direncanakan dan fron line supervisor melakukan
pengaturan dan pengawasan
2
MISI
Dari ke empat fungsi pokok tersebut diatas, perencanaan Misi adalah suatu pernyataan umum yang menunjukkan
merupakan fungsi utama karena fungsi–fungsi yang lain sangat arah dan tujuan suatu organisasi dan merupakan acuan dari
tergantung pada baik/ tidaknya perencanaan. seluruh proses perencanaan.
ANALISA SITUASI
PERENCANAAN Dalam usaha untuk mencapai tujuan (misi) perlu

Perencanaan adalah suatau proses penetapan sasaran dilakukan analisa situasi, yaitu menganalisa faktor–faktor

dan penetapan tindakan yang akan dilakukan dalam usahanya lingkungan internal dan eksternal.

mencapai sasaran yang dituju. Hasil analisa situasi akan digunakan untuk menentukan
strenht, Weakness, Opportunity and Threat (SWOT). Dengan

Untuk dapat mebuat perencanaan yang baik dibutuhkan memperhitungkan faktor–faktor lingkungan internal dan

suatu strategi, yang berarti suatu cara berpikir mengenai : eksternal, kegiatan laboratorium dapat dilakukan secara lebih

kesulitan–kesulitan, kekuatan dan kelemahan, kebutuhan sistematis dan mempunyai dimensi waktu perencanaan yang

laboratorium dimasa mendatang dan cara memenuhinya, lebih panjang.

menetapkan prioritas, akhirnya menetapkan apa yang menjadi Konsep pemikiran ini dapat dituangkan melalui strategi

harapan dan sasaran yang menuju terencana pelaksanaan dan perencanaan yang bersifat jelas, antisipatif, dan berjangka

aktifitas program yang terperinci. panjang.

URUTAN STRATEGI PERENCANAAN DAPAT DITUJUKAN A. Analisa faktor Internal

SEBAGI BERIKUT Terdapat berbagai langkah dalam melakukan analisis

MISI faktor internal:


Langkah pertama
ANLISA SITUASI DAN KECENDERUNGAN MASA DEPAN Menetapkan aspek penting yang strategi dan disebut sebagai
faktor internal strategi yaitu:
MENETAPKAN HARAPAN ( GOAL)  Sumber daya manusia
 Sistem jaga mutu
MENETAPKAN TUJUAN ( OBJEKTIVES) DAN SASARAN  Fasilitas
(TARGET )  Teknologi yang digunakan
 Sistem informasi manajemen
MENETAPKAN RENCANA KERJA DAN AKTIVITAS  Sumber daya keuangan
PROGRAM  Program pendidikan dan latihan
4
3
Langkah kedua Analisis fakor–faktor eksternal akan menghasilkan berbagai kesimpulan,

Membandingkan faktor internal strategi dengan masa misalnya:

lampau, terjadi kemajuan atau kemunduran.  Peluang yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan dimasa

Langkah ketiga mendatang

Membandingkan faktor internal strategis dengan standar  Faktor–faktor pendorong yang dapat digunakan untuk memenuhi misi
yang seharusnya dicapai dan atau keadaan pesaing. laboratorium
Langkah keempat  Ancaman dari luar yang dapat menghambat
Melakukan penilaian apakah faktor internal strategi bersifat Setelah mengidentifikasikan fakor–faktor internal dan eksternal yang
lemah atau kuat sebagai alat untuk menghadapi tantangan/ terlibat dalam upaya peningkatan untuk kegiatan laboratorium, maka tahap
permasalahan yang ada. berikutnya adalah mengidentifikasi langkah selanjutnya yaitu menetapkan
prioritas tindakan yang akan dilakukan.
B. Analisa fakor–faktor eksternal
Secara garis fakor–faktor eksternal dapat dibagi menjadi PENETAPAN PRIORITAS
beberapa kelompok yaitu: Setelah faktor–faktor yang terkait dengan usaha peningkatan mutu
1. Lingkungan jauh, yang secara langsung atau tidak langsung dapat diidentifikasi, maka segera ditentukan prioritas pemecahannya.
mempengaruhi arah dan kegiatan organisasi. Kriteria yang dapat dipergunakan banyak macamnya. Secara umum dapat
Pengaruh–pengaruh tersebut dapat bersumber dari : dibedakan atas tiga macam:

 Perkembangan global 1. Pentingnya masalah.

 Perkembangan nasional Makin penting (importancy) masalah tersebut, makin diprioritaskan

 Perkembangan demografi dan epidemiologi penyelesaiannya. Ukuran pentingnnya masalah banyak macamnya.
Beberapa diantaranya yang terpenting adalah:
 Kemajuan IPTEK, khususnya ilmu kedokteran
 Besarnya masalah (prevalence)
 Perkembangan sosial budaya
2. Lingkungan dekat dan operasional organisasi Laboratorium  Akibat yang ditimbulkan oleh masalah ( rate of increase)

 Arah pengembangan Laboratorium  Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (degree of unmeet
 Badan–badan yang melakukan kerjasama dengan need)
laboratorium
 Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social benefit)
 Tuntutan masyarakat
 Persaingan antar laboratorium  Ras prihatin masyarakat terhadap masalah (public concern)
 Suasana politik (political climate)
5
6
2.Kelayakan Teknologi PENETAPAN SASARAN ( TARGET)
Makin layak teknologi yang tersedia dan dapat Sasaran biasanya lebih spesifik dari tujuan dan mempunyai
dipakai untuk mengatasi masalah (technical feasibility), ukuran tertentu.
makin diprioritaskan masalah tersebut. Kelayakan RENCANA KERJA
teknologi yang dimaksudkan disini adalah menunjuk Setelah harapan, tujuan dan sasaran dapat ditentukan, maka
pada pengasaan ilmu dan teknologi yang sesuai pimpinan segera mempersiapkan rencana kerja yang berupa
garis besar kerja yang akan digunakan untuk mencapai tujuan.
3.Sumber Daya Manusia Dalam rencana kerja tercantum, apa yang harus dilakukan,
Makin tersedia sumber daya manusia yang dapat kapan dilakukan, siapa yang melakukan dan bagaimana
dipakai untuk mengatasi masalah (resources melakukannya.
availabbility) makin dapat diprioritaskan masalah Mekanisme kerja di Laboratorium Klinik
Pra Inmstrumen
tersebut. Sumber Daya yang dimaksudkan disini adalah
Pra Instrumen adalah persiapan pasien dan penyelesaian
yang menunjuk pada tenaga (man), dana ( money) dan
administrasi, dalam persipan pasien ada persyaratan yang
sarana (material).
khusus misalnya dalam hal pemeriksaan BSN/ BSPP, GTT ,
dimana pasien harus diberitahu persyaratannya antara lain
PENETAPAN HARAPAN (GOAL)
harus puasa .
Apabila SWOT dan prioritas problem telah dapat
Intrumentasi
ditentukan, maka kini saatnya menetapkan harapan dan
Dalam hal instrumentasi (pemeriksaan) harus diperhatikan
sasaran jangka panjang sesuai dengan prioritas. Harapan
yang mana harus didahulukan pemeriksaannya oleh karena
mempunyai kecenderungan lebih bersifat umum dan
ada pemeriksaan tersebut mempunyai sifat tertentu, misalnya
menggambarkan sesuatu yang akan dicapai.
enzym, trombocyt, bilirubin darah dan lain lain
Pasca Instrumen
PENETAPAN TUJUAN (OBJECTIVES)
Pasca Instrumen adalah melakukan pencatatan hasil dan
Tujuan merupakan hasil akhir yang dicapai, karena itu
mengoreksi hasil pemeriksaan serta ditandatangani oleh yang
tujuan harus spesifik, lengkap dan jelas berkaitan dengan
berwenang (yang bertanggung jawab) dan penyampaian hasil
misi serta harapan laboratorium. Tujuan harus diketahui
ke pengguna jasa.
dan dimengerti oleh setiap orang yang terlibat dalam
pengelolaan laboratorium.
8
7
Dan karena nilai normal dan “reference range” biasanya ditentukan
Struktur pengambilan dan pemeriksaan Sampel dengan spesimen dalam keadaan dasar, maka hasil pemeriksaan
dengan keadaan yang sama akan lebih dapat dipercaya.
ADMINISTRASI
- Apakah spesimen yang benar telah diambil dari pasien yang benar
- Apakah antiqoagulan yang dipakai sudah benar
PENGAMBILAN / PENGUMPULAN SAMPEL
- Apakah perlu menggunakan pengawet
Langkah pertama dalam setiap pengambilan bahan ialah menyediakan
TEMPAT PEMERIKSAAN semua alat yamg diperlukan, termasuk penampungan yang telah
dilengkapi nama identitas lain dari penderita.
Desifektan yang lazim digunakan waktu pengambilan contoh darah
PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM
ialah alcohol 70% .punksi vena dilakukan setelah alkohol dikulit
penegring. Kontaminasi contoh darah dengan alkohol akan
Pengambilan Pengumpulan dan pengiriman spesimen menyebabkan hemolisa. Selain itu hemolisa bisa terjadi bila
Laboratorium Klinik penampungan tercemar air (keadaan basah), mengisap darah
Pendahuluan : terlampau kuat, waktu memasukkan darah kewadah tidak melepas
Fungsi dari Laboratorium Klinik adalah mengukur substansi jarum atau darah disemprotkan. Hemolisa akan menyebabkan
dalam cairan tubuh atau jaringan dengan peranan dan tujuan perubahan kadar beberapa zat seperti
utamanya adalah antara lain untuk : LDH, AST (GOT), ALT (GPT), KALIUM, GLUKOSA, FOSFAT
ANORGANIK, NATRIUM, KALIUM.
- Diagnosa
- Pengobatan DARAH
Darah Kapiler
- Pencegahan
Tusukan untuk memperoleh darah kapiler pada ujung jari, tumit bayi
- Dan mempelajari proses penyakit
maupun bayi maupun daun telinga harus cukup dalam supaya darah
Pengambilan, penampungan dan penanganan spesimen penting
keluar tanpa dipijat–pijat. Pemijatan akan menyebabkan darah
artinya dalam menjaga mutu sampel yang diperlukan.
terkontaminasi cairan jaringan sehingga akan terjadi pengenceran dan
Pengambilan spesimen:
mempengaruhi hasil pemeriksaan.
Apakah spesimen diambil pada saat yang tepat?
Untuk mempermudah pengeluaran darah, sebaiknya jari direndam
Pengambilan spesimen sebaiknya dalam keadaan dasar (basal
dulu dalam air hangat sebelum ditusuk. Tetesan darah pertama harus
state), yaitu pada pagi hari dan dalam keadaan perut kosong, ± dibuang dan tetesan berikutnya diambil untuk pemeriksaan
10–12 jam karena makanan yang dikonsumsi dapat
10
mempengaruhi komposisi darah.
9
Darah Vena
Tindakan aseptik harus diperhatikan terutama pada penderita
Untuk pengambilan darah vena, besarnya jarum harus
yang mudah mendapat infeksi seperti penderita leukemia, anemia
disesuaikan dengan banyaknya darah yang mau diambil, misalnya
aplastik, kelainan immunoglobulin, diabetes mellitus dan uremia.
untuk pengambilan darah 10 ml pakailah jarum nomor 20 atau 21
Darah Arteri
sedangkan untuk pengambilan darah 30–50 ml dianjurkan memakai
Untuk analisa gas darah diperlukan darah arteri sebagai bahan
jarum nomor 18, bila jarum terlampau kecil dapat menyebabkan
pemeriksaan. Satu–satunya antiqoagulan yang diperbolehkan
bekuan dan hemolisa. Perlu diperhatikan juga hal pengisapan darah
adalah heparin dengan takaran 0, 2 mg/ 1 ml darah (1 mg
kedalam semprit jangan terlampau kuat untuk menghindari
heparin= 130 unit). Selain darah arteri, bila keadaan terpaksa bisa
terjadinya hemolisa. Bisanya pengambilan darah vena dilakukan
dipakai darah kapiler yang “arterialized”, untuk ini tusukan
pembendungan supaya vena terlihat jelas. Pemebendungan harus
biasanya dilakukan pada daun telinga yang telah dikompres air
diperhatikan jangan terlampau kuat dan dalam waktu yang
hangat. Bila pengambilan darah arteri dilakukan memakai ukuran
sesingkat mungkin. Terjadinya stasis dalam vena akan
jarum yang tepat, dan darah akan mengalir sendiri kedalam
menyebabkan peningkatan tekanan intravena dan anoksia dinding
semprit sesuai pulsasi. Bila dilakukan pengisapan akan terjadi
vena, sehingga cairan danzat–zat bermolekul kecil akan merembes
gelembung udara. Bila hal ini terjadi gelembung udara tersebut
kedalam ruang ekstravaskuler. Zat-zat yang bermolekul besar
harus dikeluarkan secepatnya.setelah contoh darah sudah dapat
ataupun sel–sel darah yang tidak merembes dengan demikian akan
segera dilepas jarum dari semprit dan ujung semprit ditutup
meningkat kadarnya.
dengan rapat, tapi ada juga tanpa melepaskan jarum bila ini
Pemasangan bendungan yang terlampau lama juga dapat
dilakukan harus menancapkan jarum kedalam gabus atau karet.
menyebabkan trauma pada sel–sel jaringan, hal ini mengakibatkan
Semprit dibolak balik beberapa kali supaya contoh darah
unsur–unsur intra sel seperti K+ masuk kedalam plasma sehingga
tercampur baik dengan heparin. Kemudian segera dikirim ke
diperoleh K+ yang meningkat (hasilnya akan tinggi). Efek ini
laboratorium dalam keadaan dingin. Pendinginan ini perlu
menjadi lebih nyata bila pada waktu pengambilan darah penderita
dilakukan oleh karena di rumah sakit yang besar waktu
berulang–ulang menggemgamkan tangannya. Untuk pemeriksaan
pengambilan sampai mengantarnya bisa memerlukan waktu 15
asam laktat, bendungan tidak diperbolehkan karena lingkungan
menit atau lebih. Bila tidak dilakukan pendinginan dalam waktu
anaerob yang diakibatkan bendungan akan meningkatkan kadar
demikian eritrosit akan mengkonsumsi O2 dan membebaskan
asam laktat dalam darah.
CO2 sehingga PO2 dalam contoh darah menurun dan PCO2
meningkat.
11
12
Peningkatan (%) kadar zat–zat tertentu dalam darah pada
Contoh darah tersebut sebaiknya diambil secara “two syringe
bendungan lama (3 menit) dibandingkan dengan bendungan 1
method”. Darah diisap kedalam semprit pertama, contoh darah ini
menit. Menurut Statland
dipakai untuk pemeriksaan lain, kemudian semprit diganti dengan
Zat Peningkatan %
Protein Total 5% semprit kedua. Contoh darah yang kedua ini dipakai untuk
Kolesterol 5%
pemeriksaan hemostasis. Hal ini untuk menghindari kontaminasi
Besi ( Fe) 6%
Bilirubin 8% dengan tronboplastin jaringan.
AST ( GOT) 10 %
Bila penderita di infus tidak boleh pengambilan contoh darah
Peneliti lain menyatakan kadar albumin dan kolesterol akan dari ekstremitas dimana terpasang infuse, sebab hasil pemeriksaan
meningkat 6% dan kalsium 3% bila bendungan berlangsung selama dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari sebenarnya. Mungkin pula
30 detik. Lebih lama dari itu kadar zat–zat lain akan meningkat hasil pemeriksaan tampak normal tergantung jenis infus dan jenis
juga. pemeriksaan yang dilakukan. Contoh darah yang telah didapat
Posisi pasien dari berbaring menjadi berdiri menyebabkan kemudian dimasukkan kedalam penampung yang sesuai dengan
volume darah berkurang 70ml. Hal ini menimbulkan peningkatan jenis pemeriksaan yang akan diminta.
kadar protein dan zat–zat yang terikat protein seperti kalsium, Penampung yang telah diisi sampel segera ditutup untuk
kolesterol, trigliserida dan obat. menghindari kontaminasi, penularan infeksi, tertumpahnya sampel
Perubahan posisi dari berdiri ke duduk atau berbaring atau penguapan, sumbat kapas tidak diperbolehkan karena serabut
menyebabkan volume darah meningkat dan kadar zat–zat tersebut kapas dapat mengkontaminasi bahan pemeriksaan sehingga
berkurang. Perubahan–perubahan tersebutberkisar antara 10- 15 menganggu pemeriksaan yang menggunakan “ particle counter”
%dan pada penderita hipertensi, hipoalbuminemia perubahan ini elektronik, dan kapas bisa meng isap cairan sampel.
akan lebih besar. Perubahan posisi ini paling nyata pada penderita Pada prinsipnya semua bahan yang telah diambil segera dikirim
kadar rennin dan aldosteron. Dengan demikian posisi penderita kelaboratorium dengan cara yang tepat. Karena pengiriman yang
pada waktu pengambilan contoh darah sebaiknya tetap, agar hasil tepat akan sangat menentukan hasil pemeriksaan zat–zat tersebut
pemeriksaan dapat dibandingkan satu dengan yang lain. Untuk yang tidak stabil seperti gas darah, pembekuan darah, amoniak,
pemeriksaan Hemostatis pengambilan contoh darah memakai kompenen cairan otak, enzim dan kuman.
semprit yang terbuat dari plastik demikian pula penampungannya.
Ini disebabkan kaca/ gelas mempunyai sifat mengakibatkan faktor
–faktor pembekuan. Selain itu contoh
14

13
Antiqoagulan
dengan penambahan KOH atau larutan asam oksalat. 100ul larutan
Ada beberapa substansi kimia yang dapat bertindak sebagai
ini sebagai pelapis kering dalam wadah dipergunakan untuk 10 ml
antiqoagulan yaitu :
darah.
- Heparin
- EDTA
Sitrat
- Oksalat
Biasanya yang dipergunakan adalah natrium sitrat. Sitrat dapat
- Sitrat
merubah kalsium kebentuk bukan ion. Dipergunakan 30 mg
- Fluorida
natrium sitrat untuk 10 ml darah. Oksalat dan sitrat dapat
Heparin adalah mucoitin polysulphuric acid (MPA) yang bersifat
meyebabkan keluarnya air dari sel darah, terutama pada sitrat, jika
menghambat pembentukan thrombin dari protrombin. Tersedia
lebih banyak dipergunakan. Oksalat dapat mengencerkan plasma
sebagai garam dengan Na- K-NH4 dan Lithium. Disenangi sebagai
sampai beberpa %.
antiqoagulan oleh karena tidak menyebabkan perubahan pada
volume sel darah merah, sehingga tidak mempunyai pengaruh pada
Fluorida
pemeriksaan selanjutnya. Diperlukan sebanyak 2mg untuk 10 ml
Natrium Fluorida antiqoagulan dibutuhkan lebih banyak yaitu
darah. Susah melarut karenanya sering dipergunakan sebagai
sejumlah 10 mg/ ml darah. Antiqoagulan ini dipergunakan terutama
lapisan / pelapis kering pada dinding wadah darah, sayangnya harga
untuk penyimpanan darah, oleh karena menghambat metabolisme
heparin cukup mahal.
eritrosit dan kerja bakteri, sering juga dikombinasikan dengan
kalium oksalat atau EDTA dengan komposisi mg masing–masing
EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetates) Garam di- kalium dan
yaitu :
di- lithium lebih mudah larut dari di- natrium. Karena tidak
3 oksalat, 1 fluorida atau 1 oksalat dan 2 fluorida dipergunakan 3
mempengaruhi volume sel darah merah sering dipergunakan di
mg campuran per ml darah.
hematologi.
Perubahan–perubahan yang terjadi pada darah sewaktu
penyimpanan :
Oksalat
1. Hilangnya CO2
Dengan kalsium akan membentuk endapan kalium oksalat mudah
2. Terjadinya glikolisis, yaitu perubahan glukosa menjadi laktat
larut. Biasanya sejumlah 20-30 mg dipergunakan untuk sebagai anti
3. Meningkatnya anorganik fosfat
qoagulan 10 ml darah. Feter dan Van Slyke ( a932), telah membuat
4. Terbentuknya ammonia dan substansi nitrogen
larutan 38 % kalium oksalat yang pH nya 7,4 ± 0,2
15 5. Terjadinya perubahan piruvat menjadi laktat.

16
Pengiriman Spesimen dilakukan pada wadah Steril
Spesimen Wadah
Biasanya botol plastik atau gelas kapasitas 100 g, yang bertutup
Urine rutin Botol biasa ( botol vial)
(Screw caps), setelah dibersihkan dan ditutup lalu dimasukkan dalam
Urine Kultur Botol biasa yang steril
autoclave selama 20 menit 15 lb. Botol – botl tersebut diedarkan dalam
Elektrolit Urine urine 24 jam botol plastik
keadaan steril.
Test Kehamilan Urine pagi botol vial
Botol EDTA (Squestrine)
Tinja untuk fat dan rutin Karton dilapisi lilin ( plastik)
Squestrene (disodium ethylenediamine), terdiri dari:
Tinja untuk Darah samar Karton dilapisi lilin ( plastik)
EDTA : 10 g
Pengiriman Spesimen
Aquadest : 100 ml
Pengiriman spesimen melalui post, dinegara maju diatur oleh
Masukkan 0,005 ml larutan diatas kedalam botol kecil atau tube 2,5
pemerintah, sepengetahuan penulis dinegara kita belum ada, kalaupun
ml, biarkan aquadest menguap pada suhu kamar . Botol atau tube
ada hanya dilaksanakan atas jasa baik secara pribadi.
diberi tutup dan diberi etiket / label merupakan wadah untuk 2,5 ml
Peraturan yang harus dipenuhi pada pengiriman spesimen adalah:
darah.
- Dikirim dalam bentuk surat post ( tercatat) dan harus dan diberi
Botol yang terdiri dari:
lebel “HATI–HATI MUDAH PECAH” spesimen patologi.
Ammonium Oksalat : 1,2 g
- Spesimen ditaruh dalam wadah yang di pateri ( sealesd)
Kalium Oksalat :0,8 g
- Spesimen dengan wadah yang dipateri, dimasukkan lagi dalam
Aquades add : 100ml
kotak ( box) kayu atau metal dan dilapisi dengan bahan
Masukkan 0,25 ml larutan tersebut kedalam botol atau tube yang
penyerap, serbuk gergaji atau kapas, yang gunanya sebagai
berkapasitas 2,5 ml dan botol atau tube ditaruh di oven suhu 60ºC
penyerap seandainya wadah pecah.
untuk menguapkan aquadestnya. Botol atau tube diberi tutup untuk
- Pengiriman dilakukan dengan formulir khusus dari post.
wadah darah 2,5 ml. Ammonium oksalat mencegah pemeriksaan
Wadah Pengiriman Spesimen
nitrogen dan mengganggu analisa yang menggunakan reagen Nessler.
Dinegara maju wadah spesimen telah disiapkan secara komersial,
Botol Heparin tersedia secara Komersial
dengan macam variasi tergantung pabrik yang membuatnya yang
Heparin adalah antiqoagulan yang fisiologis dan dipergunakan dalam
disesuaikan dengan keinginan dari Laboratorium setempat.Wadah–
konsentrasi 0,1– 0,2 mg per ml darah. Garam heparin lithium disenangi
wadah tersebut bersifat disposibel yaitu botol yang telah berisi
untuk mempelajari elektrolit darah.
antiqoagulan, namun ada Laboratorium yang membuat botol khusus dan
menyiapkan antiqoagulannya.
18

17
Botol Natrium Fluorida–Kalium Oksalat terdiri dari : KEPUSTAKAAN PENGUMPULAN DAN PENGIRIMAN
SPESIMEN
Natrium fluorida : 1, 2 g
Kalium Oksalat netral : 6.0 g
1. Baker FJ, Silvertor RE, 1978. Introduction to Medical
Dengan menggerus secara halus kedua garam tersebut dan Laboratory technology, Low Price ED. ELBS.
dilarutkan dengan aquadest 100mml. Dibutuhkan 0,005 ml
2. Donoseputro, Suhendra B, Boehringer Mannheim,
larutan untuk tiap ml darah. Pengantar Pemantapan Kwalitas Lab.Klinik.
Botol dikeringkan dalam oven pada suhu 60 ºC, natrium
fluorida mencegah glikolisis. 3. Martin DW, Mayes PA, Rodwell VW, 1983, Harper’S
Botol Sodium Sitrat Review of Biochemistry, 19- Ed., Maruzen Asian Edition
.
Terdiri dari larutan sitrat 3,8 % dalam aquadest 3-38mg 4. Kosasi EN, 1984, Pemeriksaan Laboratorium Klinik,
Natrium sitrat untuk 10 ml darah. Sebanyak 5 ml atau 10 ml Penerbit Alumni Bandung

larutan dimasukkan kedalam botol bertutup, dan disiterilkan 5. Slockbowe JM, Blumenfeld TA, 1983., Collection and
dengan autoclave, etiket disesuaikan dengan volume darah Handling of laboratory Spesimens, A Practical Guide.

yang diperlukan.
6. Varley Harold, Gowerlock AH, Bell Maurice, 1980.
Practical Clinical Biochemistry, Vol. I, 5th Ed, William
Heinemann Medical Books Ltd.

7. Zilva JF, Pannall, 1979, Clinical Chemistry in Diagnosis,


Tretment, 3th Ed, Lioyd- Luke Ltd.

19
20
ORGANISASI Jadi sebenarnya suatu kerjasama sedikitnya dua orang untuk
melaksanakan suatu pekerjaan tertentu, pada hakikatnya adalah
Sebagaimana telah dijelaskan dimuka, maka fungasi daripada
merupakan suatu organisasi meskipun bentuk yang sangat
manajemen adalah planning (perencenaan). Dengan adanya
sederhana.
planning atau perencanaan baik, maka diharapkan tujuan yang
Unsur-unsur suatu Organisasi:
telah ditetapan akan dicapai secara efisien dan efektif. Meskipun
Kalau kita memperhatikan penjelasan diatas tentang pengertian
demikian bagaimanapun baiknya suatu perencanaan, tetapi dalam
organisasi maka dapatlah dikatakan bahwa setiap bentuk
pelaksanaannya tidak/kurang baik, maka perencanaan yang baik
organisasi akan memppunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain
itu hanya akan tinggal diatas kertas atau angan-angan belaka.
sebagai beikut:
Oleh karena itu perencanaan tersebut dapat dilaksanakan
 Sebagai wadah/tempat untuk kerja sama
sesuai dengan yang diinginkan, maka perlu bagi kita untuk
 Proses kerjasama sedikitnya dua orang
mengorganisasi dengan baik. Tujuan mengorganisasi ini adalah
 Jelas tugas dan kedudukannya masing-masing
untuk pencapaian tujuan dengan menetapkan orang-orang yang
 Ada tujuan tertentu.
kan melaksanakan tugas pekerjaan, mengadakan pembagian
 Sebagai wadah/tempat untuk kerja sama
pekerjaan serta menetapkan pula kedudukan masing-masing
Organisasi adalah merupakan suatu wadah/tempat diamana
dalam hubungan antara satu dengan yang lain.oleh karena itu
orang-orang dapat bekerja sama untuk mencapai tujun yang telah
banyak penulis berpendapat bahwa fungsi manajemen yang kedua
ditetapkan. Tanpa ada organisasi, maka sulit bagi orang-orang
adalah mengorganisasi.
untuk melaksanakan suatu kerja sama, sebab setiap orang tidak
Pengertian organisasi dalam pengertian statis adalah
dapat melaksanakan kerjasama tersebut.
merupakan suatu wadah atau tempat kerjasama untuk
Pengertian tempat disini bukan dalam arti yang konkrit, tetapi
melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan rencana yang telah
dalam arti abstrak, sehingga pengertian tempat disini adalah dalam
ditetapkan.
arti fungsi yaitu menampung/mewadahi keinginan kerjasama dari
Pengertian organisasi dalam pengertian dinamis adalah
beberapa orang untuk mencapai tujuan tertentu.
merupakan suatu proses kerja sama antara orang atau lebih dalam
Misalnya organisasi buruh, organisasi wanita, organisasi
mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
mahasiswa dan sebaginya. Sedangkan di laboratorium itu sendiri
Pada umumnya suatu organisasi dalam prkatek dapat
untuk mencapai tujuan yang dininginkan, dibentuklah suatu
digambarkan dalam bentuk suatu bagan tertentu, sehingga dengan
organisasi yang biasanya dipimpin oleh seorang manajemen dan
bagan tersebut akan jelas terlihat tugas-tugas serta kedudukan
sebagai penanggung jawab adalah seorang dokter spesialis
masing-masing oang dalam organsasi tersebut.
patologi klinik.
22
21
Proses kerja sama sedikinya antara dua orang: Hubungan-hubngan Dalam Organisasi:
Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerjasama juga Dalam suatu organisasi bentu kerjasama antara satu dengan

merupakan proses kerjasama sedikitnya antara dua orang. Dalam yang lain sebenarnya dapat dibedakan yaitu hubungan dalam

praktek bila proses kerjasama tersebut dilakukan banyak orang, bentuk formal dan hubungan dalam bentuk nonformal. Dalam

maka organisasi untuk itu harus disusun dengan sempurna. bentuk hubungan formal kerjasama satu dengan yang lain

Dengan kata lain proses kerja sama yang dilakukan dalam suatu ditetapkan dan disetujui bersama yang pada umumnya dilakukan

organisasi, mempunyai kemungkinan untuk dilaksanakan dengan secara tertulis, dan dengan ketetapan secara formal tersebut

lebih baik. Hal ini berarti tanpa suatu organisasi maka proses masing- masing orang akan terlihat jelas tugas dan tanggung

kerjasama itu hanya bersifat sementara, dimana hubungan kerja jawab serta kedudukannya. Sedangkan dalam bentuk nonformal

sama antara pihak-pihak yang bersangkutan kurang dapat diatur kerjasama tersebut tidak ditetapkan secara formal dan pada

dengan sebaik-baiknya. umumnya dalam bentuk tidak tertulis. Pada umumnya hubungan

Di laboratorium klinik proses kerja sama adalah sangat mutlak bentuk formal berupa hubungan zakelijk dan rasional, sedang

untuk mendapatkan keadaan yang kondusif dalam pekerjaan, hubungan dalam bentuk nonformal lebih dalam bentuk hubungan

pelayanan dan untuk mencapai tujuan serta hasil yang bermutu. pribadi dan emosional.
Mana yang lebih baik kerja sama bentuk formal dan nonformal
Jelas tugas dan kedudukannya masing-masing: sebenarnya keduanya adalah penting dalam organisasi sehingga

Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing- perlu adanya keseimbangan yang harmonis antara keduanya.

masing orang/pihak serta hubungan satu dengan yang lain akan Kerja sama secara formal telah diatur sebaik-baiknya belum tentu

dapat lebih jelas. Dengan demikian kesimpang siuran atau double dapat menjamin sepenuhnya suatu kerja sama yang baik dalam

pekerjaan dan sebagainya akan dapat dihindarkan, dengan kata praktek. Misalnya meskipun secara formal hubungan antara

lain tanpa organisasi yang baik akan menimbulkan kebingunan seseorang dengan orang lain telah diatur sebaik mungkin, tetapi

tentang tugas-tugasnya dan bagaimana hubungan antara satu kalau diantara mereka itu ada perasaan yang kurang enak, saling

dengan yang lain. curiga- mencurigai dan sebagainya maka kita pun kurang yakin

Ada tujuan tertentu: bahwa hubungan kerja sama antara mereka dapat berjalan dengan

Organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu, sehingga baik sesuai dengan yang kia harapkan. Berdasarkan penjelasan-

dengan demikinan organisasi tidak dapat dibentuk tanpa ditetapkan penjelasan diatas maka teranglah sudah bahwa kemampuan

tujuan sebelumnya. Pembentukan secara paksa suatu organisasi mengorganisasi bagi seorang manajer mutlak diperlukan. Sebab

tanpa tujuan, maka organisasi tersebut tidak dapat berfungsi, tanpa kemampuan mengorganisasi rencana-rencana yang dibuat

karena orang-orang tidak akan tahu apa yang harus diperbuat. hanya tinggal diatas kertas.

23 24
Dengan pengetahuan tentang asas-asas/prnsip-prinsip

Betapa pentingya kemampuan mengorganisasi bagi seorang organisasi maka dalam setiap usaha untuk mengorganisasi kalau

manajer, dapat ditunjukkan bahwa suatu perencanaan yang kita tidak mau mengalami kesulitan atau kegagalan, maka prinsip-

kurang/tidak baik tapi diorganisasi dengan baik akan mempunyai prinsip tersebut harus kita perhatikan. Adapun beberapa

kecendurungan lebih baik hasilnya daripada perencanaan baik tapi asas/prinsip-prinsip organisasi yang perlu kita ketahui yang antara

diorganisir secara tidak/kurang baik. lain sebagai berikut:

Selain itu dengan jalan mengorganisir secara baik kita akan  Asas perumusan tujuan

mendapatkan manfaat / keuntungan antara lain sebagai berikut :  Asas pembagian kerja

 Pelaksanaan tugas pekerjaan mempunyai kemungkinan  Asas pendelegasian wewenang

dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif  Asas koordinasi

 Pelaksanaan pekerjaan mempunyai kemungkinan dapat di  Asas efisiensi pengawasan

laksanakan lebih mudah  Asas pengawasan umum

 Koordinasi mempunyai kemungkinan untuk dapat


dilakukan dengan lebih baik  Asas perumusan tujuan

 Kepengawasan mempunyai kemungkinan untuk dilakukan


Dalam penyususnan suatu organisasi, asas pertama yang
dengan lebih efisen dan lebih efektif.
harus diperkirakan adalah asas perumusan tujuan. Dengan asas
tersebut maka hal ini berarti nahwa sebelum organisasi tersebut di
Asas-asas Prinsip-prinsip Organisasi:
disusun, maka kita terlebih dahulu harus mengetahui tujuan dari
Agar organisasi dapat berjalan dengan baik maka perlu adanya
organisasi itu dibentuk. Dengan kata lain maka penyusunan
asas-asas/prinsip-prinsip tertentu. Atau dengan kata lain suatu
organisasi tersebut dengan maksud agar tujuan yang telah
organisasi yang baik perlu dilandasi oleh suatu asas-asas/prinsip-
ditetapkan dapat dicapai secara efisen dan efektif.
prinsip tertentu . tetapi apa yang dikatakan asas-asas/prinsip-
prinsip organisasi antara penulis yang satu dengan penulis yang  Asas pembagian kerja
lain tidaklah sama. Meskipun demikian ada diantara penulis- Dihalaman depan telah dikemukakan bahwa dalam
penulis yang mengemukakan beberapa asas/prinsip-prinsip yang pembentukan atau penyusunan suatu organisasi adalah untuk
sama atau hampir sama. Untuk itu disini hanya akan mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.
mengemukakan beberapa yang kami anggap penting. Dan karena suatu organisasi selalu membutuhkan tenaga-tenaga
orang lain yang kadang-kadang tidak sedkit jumlahnya, maka perlu
25 adanya pembagian kerja yang baik.
26
artinya bila batas pengawasan orang hanya lima orang maka
Dengan adanya pembagian kerja yang baik maka tiap orang/bagian
janganlah orang tersebut dibebani untuk mengawasi delapan
akat dapat mengetahui secara jelas tugas dan tanggung jawab
orang. Beberapa batas yang tepat, sebenarnya tergantung pada
serta kedudukannya masing-masing dalam organisasi tersebut.
situasi dan kondisi masing-masing yang tidak dapat dibuat standar
Dengan demikian akan dapat diharapkan tidak terjadinya
secara tegas. Perbedaan kecakapan yang memimpin, sifat
kesimpangsiuran secara efisien dan efektif.
pekerjaan dan faktor-faktor lain ikut pula menentukan beberapa
batas yang paling baik.
Asas pendelegasian:
Bagi manajer sulit untuk melakukan seluruh pekerjaan seorang
Asas pengawasan umum:
diri baik karena keterbatasan kemampuan, waktu dan sebagainya.
Untuk itu perlu seorang manajer dalam melaksanakan tugas dan Suatu organisasi tidak dapat terjamin kelancarannya bilamana
tanggung jawabnya, menyerahkan sebagian yang tidak begitu pngawasan kurang baik. Untuk itu maka dalam penyusunan
penting kepada bawahan-bawahannya. Untuk itu dalam organisasi harus dilakukan sedemikian rupa misalnya diusahakan
penyusunan suatu organisasi maka prinsip/asas pendelegasian penyusunan organisasi yang sederhana sehingga dengan
wewenang perlu pula dikemukakan. demikian pimpinan akan mampu melakukan pengawasan secara
keseluruhan.
Asas koordinasi:
Dengan adanya pembagian kerja dalam suatu organisasi, maka Tipe-tipe atau Bentuk-bentuk Organisasi:
diharapkan dalam pelaksanaan tugas-tugasnya jangan sampai Dalam masyarakat kita kenal beberapa macam organisasi tidak
terjadi kesimpangsiuran. Akan tetapi dalam praktek tanpa adanya dapat kita sebutkan satu persatu seluruhnya disini. Organisasi-
koordinasi yang baik maka kemungkinan kesimpangsiuran itu pasti organisasi tersebut misalnya antara lain: organisasi wanita,
ada, sebab ada kecenderungan setiap oarang atau setiap bagian organisasi pemuda, organisasi mahasiswa, organisasi buruh, dan
mempunyai egoisme untuk berusaha melaksanakan tugasnya masih banyak yang lain. Tapi organisasi apa pun juga sebenarnya
sebaik mungkin. Tindakan ini pada prinsipnya adalah baik, tetapi tipe-tipe atau jenis-jenis atau bentuknya dapat dikategorikan hanya
kalau tindakan ini berlebih-lebihan artinya tidak memperhatikan beberapa saja.
kegiatan-kegiatan lain maka justrudapat menyulitkan. Yang dimaksud dengan tipe/jenis/bentuk organisasi disini
adalah penggolongan organisasi yang didasarkan atau dilandaskan
Asas batas efisiensi pengawasan: pada kekuasaan dan tangung jawab tiap-tiap orang/bagian serta
Dalam menetapkan tugas masing-masing orang/ bagian tersebut kedudukan masing-masing dalam organisasi sebagai suatu
mempunyai beberapa orang yang dibawah pengawasannya. Untuk kesatuan.
itu bata-batas efisiensi pengawasan harus betul-betul diperhatikan, 28
27
Dengan demikian, tipe/jenis/bentuk organisasi tersebut akan dapat Catatan
kita jumpai dimana-mana. Artinya tipe/jenis/bentuk organisasi
tersebut dapat kita jumpai pada organisasi wanita, organisasi  Pimpinan dapat memerintah secaa langsung kepada
pemuda, organisasimahasiswa, pemerintahan, angkatan bersenjata kepala-kepala yang dibawahinya.
dan sebagainya. Tipe-tipe/jenis-jenis organisasi tersebut antara lain  Kepala Ruangan dapat memerintah secaa langsung kepada
adalah; kepala-kepala yang dibawahinya.
 Organisai garis (line organization)  Kepala Seksi dapat memerintah secara langsung kepada
 Organisasi fungsional ( functional organization) kepala-kepala yang dibawahinya.
 Organisasi garis dan staf( line and staff organzation)
 Organisasi panitia(Committe organization) Organisasi fungsional
Tipe Organisasi fungsional ini mencoba memamfaatkan tenaga ahli
Organisasi garis (line organization) dalam bidang khusus semaksimal mungkin. Dengan demikian,
Organisasi garis adalah tipe organisasi yang tertua karena itu
seorang pekerja dapat saja diperintah oleh lebih dari seorang yang
merupakan tipe organisasi yang sangat sederhana bila
ada diatasnya. Dengan kata lain seseorang pekerja dapat saja
dibandingkan dengan tipe organisasi lain. Organisasi ini sering juga
mempunyai lebih dari seorang pimpinan yang masing-masing
disebut organisasi militer karena militerlah terutama yang
pimpinan tersebut dapat memerintah sesuai dengan keahliannya
mempoulerkan tipe organisasi ini. Tipe organisasi ini hanya
mengenal satu komando, sehingga dengan demikian tiap pekerja
Organisasi garis dan staf
dalam organisasi ini hanya mengenal satu pimpinan yang langsung
Untuk mengurangi kelemahan-kelemahan organisasi garis yang
membawahinya. Dengan demikian, dalam organisasi garis ini
antara lain kurang memamfaatkan tenaga-tenaga ahli dan
ketegasan dalam perintah serta kedispilinan lebih terjamin. Untuk
mengurangi kelemahan-kelemahan organisasi fungsional yang
organisasi garis tersebut dapat digambarkan seperti dibawah ini:
antara lain kurangnya ketegasan dalam perinah dan kedispilinan,
Ka.Instalasi maka disini diajukan satu tipe yang merupakan gabungan dari
keduanya yaitu organisasi garis dan staf, meskipun demikian tidak
Ka.Ruangan TU/ADM berarti organisasi garis dan staf ini merupakan organisasi yang tidak
mengandung kelemahan-kelemahan. Staf dalam organisasi garis
bertugas terutama memberi nasihat sesuai dengan keahliannya,
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi Sero- diminta atau tidak.
Kimia Hematologi Bakteriologi Urinalisa Imunologi
30

29
 Organisai apapun yang dipilih, maka tujuan yang telah
Organisasi Panitia
ditetapkan harus dapat dicapai.
Organisasi panitia atau sering disebut panitia, sebab sebenarnya
 Tipe organisasi yang dipilihnya tersebut harus
juga merupakan suatu bentuk organisasi. Hanya saja pada
memungkinkan pencapaian tujuan secara efisien dan
umumnya organisasi panitia atau panitia termasuk dalam salah
efektif.
satu organisasi dari organisasi-organisasi yang disebut diatas.
 Tipe organisasi yang dipilihnya tersebut harus
Pada umumnya organisasi dalam hubungannya dengan organisasi-
mementingkan pembagian kerja yang efisien dan dapat
organisasi tersebut diatas, dapat dalam bentuk hubungan line
menegaskan secara jelas kedudukan masing-masing
ataupun dalam bentuk staf. Bila dalam bentuk hubungan line maka
orang/ bagian dalam organisasi sebagai keseluruhan.
panitia tersebut telah diberikan wewenang oleh manajer. Akan
 Tipe organisai yang dipilihnya tersebut harus
tetapi bilamana panitia itu dibentuk untuk sementara, dengan
memungkinkan dilaksanakan komunikasi timbal balik, baik
tujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah tertentu atau untuk
secara vertikal maupun horisontal.
mencapai tujuan tertentu yang memerlukan pertimbangan yang
 Tipe organisasi yang dipilihnya tersebut harus
masak. Misalnya suatu perusahaan ingin mengadakan ekspansi
memungkinkan dilaksanakan pengawasan (span of
dengan membeli mesin-mesin dengan harga yang mahal, maka
control)
kadang-kadang dirasa perlu untuk membentuk panitia, untuk
 Tipe oranisasi yang dipilihnya tersebut harus
memecahkan masalah tersebut. Pada umumnya panitia dibentuk
memungkinkan dilakukan pengawasan umum oleh
dari orang-orang yang dianggap ahli dan kepala-kepala bagian
pimpinan secara efisien dan efektif.
yang mempunyai hubungan dengan pemecahan masalah tersebut.
Meskipun demikian organisasi panitia ini mempunyai kelemahan-
kelemahan tertentu yaitu tidak dapat menyelesaikan masalah-
Kemungkinan Melaksanakan Re-organisasi
masalah yang harus diputuskan dengan segera.
Dalam suatu perusahaan/ instansi diharapkan adanya kemajuan-
kemajuan. Karena makin besarnya perusahaan/instansi dan
Pemilihan Tipe-tipe Organisasi yang tepat;
makin kompleks persoalannya maka seringkali bentuk organisasi
Tipe organisasi yang mana yang paling baik sudah barang tentu
yang ada sudah tidak lagi memenuhi syarat. Untuk itu oleh
tergantung situasi dan kondisi masing-masing perusahaan dan
manajer mulai terpikir untuk mengadakan re-oragnisasi baik secara
tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian berarti tidak dapat
vertikal maupun horisontal. Dengan diadakannya re-organisasi ini
ditetapkan tipe organisasi apa yang paling baik, sebab hal ini sama
diharapkan tujuan lebih efisien dan lebih efektif.
halnya dengan menetapkan warna apa yang paling baik:

32
31
Dalam melaksanakan re-organisasi harus betul-betul berhati-hati,
 Dengan organisasi yang baik berarti manejer akan
sebab masalah ini sangat sensitif dan dapat menimbulkan
mengetahui kebutuhan secara lebih tepat personil-personil
perasaan-perasaan individu dalam organisasi tersebut. Sehingga
baik kualitas maupn kuantitas.
dengan demikian sebaiknya apabila tidak betul-betul perlu
 Dengan organisasi yang baik berarti kemungkinan besar
hendaklah dihindarkan adanya re-organisasi. Sebaliknya bila
untuk mendayagunakan secara maksimal daya, dana dan
mana hal itu diperlukan sekali, maka dalam melaksanakan re-
fasilitas-fasilitas yang tersedia.
oranisasi harus diusahakan agar efek sampingnya dapat
Kesimpulan:
dihindarkan atau setidak-tidaknya dieliminir. Salah satu cara untuk
 Organisasi adalah merupakan wadah dan proses kerja
itu adalah mengadakan konsultasi sebelumnya dengan pihak-
sama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan
pihak yang bersangkutan dengan cara sebaik-baiknya.
yang telah ditetapkan terlebih dahulu
 Dalam membentuk organisasi, maka unsur-unsur
Keuntungan-keuntungan Adanya Organisasi yang Baik:
organisasi harus diperhatikan
 Kemungkinan besar perencanaan yang dibuat akan dapat
 Asas-asas organisasi perlu diperhatikan dalam setiap
dilaksanakan sebaik mungkin.
organisasi yang dibentuk, sebab tanpa memperhatikan
 Dalam pelaksanaan akan dapat dilakukan dengan efisien
dan efektif. akan dapat menimbulkan kesulitan.

 Masing-masing individu akan tahu tugasnya serta  Tipe-tipe organisasi antara lain adalah:
hubungan anatar yang satu dengan yang lain.  Organisasi garis (line organization)
 Dengan organisasi yang baik berarti secara tidak langsung  Organisasi fungsional ( functional organization)
manajer telah memasukkan unsur-unsur koordinasi  Organisasi garis dan staf (line organization and staff
didalamnya. organization)
 Kesimpangsiuran pekerjaan, dobel perkejaan mempunyai  Organisasi panitia ( Committe organization)
kemungkinan besar untuk dapat dihindarkan. Dalam pemilihan tipe organisasi apa pun ada hal-hal
 Merupakan suatu wadah tempat kerja sama yang baik tertentu yang selalu harus diperhatikan.
antara yang satu dengan yang lain. Bilamana memang diperlukan maka kita dapat
 Dengan organisasi yang baik berarti mempunyai melaksanakan re-organisai, tapi efek sampingnya yang
kemungkinan untuk mengadakan pembagian kerja secara mungkin timbul harus dieliminir.
baik, dan penempatan orang-orang yang tepat pada tiap
bagian. 34

33
33
- Penyampaian hasil, Waktu pemeriksaan sangat
PENCATATAN DAN PELAPORAN
menentukan mamfaat laporan tersebut untuk kepentingan
Kegiatan pencatatan dan pelaporan di laboratorium harus
diagnosis penyakit dan pengobatan pasien, oleh karena itu
dilaksanakan dengan cermat dan teliti karena dapat
hasil pemeriksaan perlu disampaikan secepat mungkin
mempengaruhi hasil pemeriksaan dan dapat mengakibatkan
segera setelah pemeriksaan selesai dilaksanakan.
kesalahan dalam penyampaian hasil pemeriksaan
- Dokumentasi/Arsip, Setiap Laboratoirum harus
Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah :
mempunyai sistem dokumentasi yang lengkap. Hasil suatu
- Kesesuaian antara pencatatan dan pelaporan hasil
kegiatan pencatatan dan pelaporan harus berupa
dengan pasien / spesimen yang sesuai
dokumen yang sifatnya lengkap, jelas dan mudah
- Penulisan angka dan satuan yang digunakan, umumnya
dimengerti serta tidak melupakan efisiensi waktu
hasil pemeriksaan berupa kalimat–kalimat singkat.
penyampaian dokumen tersebut kepada peminta
Khusus mengenai angka, pada pelaporannya perlu
pemeriksa.
disesuikan mengenai desimal angka dan satuan yang
- Perlu pula disediakan buku ekspedisi didalam dan diluar
digunakan terhadap keperluan pasien maupun terhadap
laboratorium, kasus terbuka dan hilangnya spesimen
nilai normal. Bila diperlukan satu angka bulat, cukup
dapat terjadi baik dalam transportasi didalam maupn diluar
dilaporkan dalam angka bulat tanpa desimal dibelakang
laboratorium, sehingga hal ini harus dihindarkan.
koma, satuan yang dapat digunakan sebaiknya adalah
PROSEDUR TETAP ( PROTAP)
satuan internasional
Protap bisa disebut juga dengan SOP (Standar Operating
- Pencantuman Nilai Normal, Pada pelaporan juga perlu
Procedure). Setiap bagina /seksi didalm laboratorium harus
dicantumkan nilai normal, yaitu rentang nilai yang
mempunyai protap, baik bagian pemeriksaan laboratorium maupun
dianggap merupakan hasil pemeriksaan orang–orang
bagian pembuatan reagen, terutama untuk pemeriksaan yang
normal. Pada pencantuman hasil normal perlu
banyak dilakukan. Protap hendaknya dibuat secara singkat dan
dicantumkan metode pemeriksaan seperti batas usia dan
jelas dan diletakkan/disimpan ditempat yang mudah dilihat atau
jenis kelamin. Satuan pelaporan juga harus sama antara
dicapai.
hasil pemeriksaan dengan nilai normal.
Didalam protap harus memuat hal – hal sebagai berikut:
- Penentuan keterangan yang penting, misalnya bila
1. Alat yang dipergunakan
pemeriksaan dilakukan dua kali dan sebagainya.
2. Reagen / bahan kimia yang dipergunakan
35 3. Langkah–langkah / cara melakukan pemeriksaan
4. Cara perhitungan atau evaluasi hasil
5. Hal – hal yang penting dan yang perlu diperhatikan
36
 Lampu spritus
Bebrapa contoh Protap adalah sbb:
 Pinset
1.Protap pemeriksaan Laboratorium
 Rak Pewarna
a. PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN
 Rak Pengering
Alat :
 Mikroskop
 Tabung Reaksi
 Oil Immersion ( Anisol)
 Mikropipet ukuran 20 mikroliter atau pipet sahli
 Xylol
 Dispenser 5 ml atau volume pipet 5 ml
Reagen :
 Fotometer panjang gelombang 540 nm
a. Larutan Ziehl Neelsen
Reagen: Larutan Drabkin
1. Larutan Zieh, saring setelah 24 jam
Cara kerja:
Fuchsin Alkohol 3 % : 10 ml
 Masukkan Larutan Drapkin 5 ml kedlam tabung reaksi Phenol 5 % : 90 ml
 Tambahkan 20 ul darah EDTA atau darah kapiler 2. Larutan Asam Alkohol 3 %
HCL Pekat : 3 ml
 Campur baik – baik Alkohol 95 % :97 ml
3 Larutan Methylen Blue 0, 1 %
 Biarkan selama 3 menit
Methylen Blue : 0,1 g
 Baca serapannya pada panjang gelombang 540 nm Aquades : 100 ml
 pakai blanko reagen Drabkin
Cara Kerja:
 Kadar Hemoglobin = Serapan x Faktor 1. Beri nomor pada sediaan
2. Buat lingkaran diameter ± 2- 3 cm
Faktor diperoleh dari pembuatan kurva standar menggunakan
3. Bakar ose sampai pijar
berbagai pengenceran larutan standar Hemoglobin. 4. Ambil sputum dengan ose, oleskan dan ratakan di balik
lingkaran diameter ± 2- 3 cm dan diamkan pada suhu
kamar 15- 30 menit
b. Pemeriksaan BTA (Sputum) Pewarnaan Ziehl 5. Celupkan ose pada alkohol 70 % lysol 5 % yang
mengandung pasir (perbandingan 2 : 1) lalu bakar ose
Neelsen
sampai pijar
Alat: 6. Lewatkan kaca sediaan diatas api dengan cepat selama 3
kali, Tetesi dengan Larutan Ziehl Neelsensampai menutup
 sengkelit / ose
sediaan
 Objek glas 7. Panasi sediaan diatas lampu spritus sampai keluar uap
8. tunggu 5 menit
 Spidol/ Pinsil Kaca 9. Cuci dengan air mengalir
10. Tetesi dengan asam alkohol 3 % sampai warna merah
hilang
11. Tunggu 2 menit
37
38
13. Cuci dengan air mengalir Dengan kata lain untuk melaksanakan komunikasi yang baik

14.Tetesi dengan Methylen Blue 0, 1% tunggu 10 – 20 menit syarat yang mutlak adalah adanya jalinan pengertian, dan alat-alat

15.Cuci dengan airl mengalir yang mutakhir dan modern adalah sebagai alat membantu

16.Keringkan diatas rak pengering pada suhu kamar melancarkan komunikasi.

17.Periksa di mikroskop dengan lensa objektif 10X


18.Tetesi dengan oil immersi, lihat dengan lensa objektif 100x Pentingnya komunikasi

19.Perhatikan dilapanghan pandang BTA berwarna merah bentuk Seperti telah dikemukakan dimuka, maka dengan

batang sedikit bengkok, ada bergranula ada yang tidak, komunikasi yang baik yang dimaksudkan adalah jalinan pengertian

terpisah, berkelompok, terputus putus dengan dasar warna biru antara pihak yang satu dengan pihak lain. Apabila tidak bisa

20.Hitung jumlah kuman paling sedikit dalam 100 lapangan melaksanakan komunikasi yang baik, maka semua rencana-

pandang, selama 10 menit dari ujung kiri sampai ujung kanan rencana dan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, saran-saran,

21.Rendam dan cuci semua alat–alat yang terkontaminasi sputum motivasi-motivasi dan sebagainya hanya akan tingal diatas kertas

dalam larutan desifektan tanpa terlaksana, dan pekerjaan akan simpang siur dan kacau
balau sehingga tujuan kemungkinan besar tidak tercapai.

Sistem Informasi Laboratorium Komunikasi harus mudah dimengerti


Komunikasi oleh sebagian orang diartikan sekedar sebagai proses Dengan jalinan pengertian yang dimaksudkan adalah
pemberitahuan dari satu pihak ke pihak lain, yang dapat berupa komunikasi yang disampaikan oleh pihak yang satu dan diterima
rencana-rencana, instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk saran- oleh pihak yang lain harus mudah dimengerti. Dengan demikian,
saran dan sebagainya. Oleh karena itu, maka apabila orang telah maka komunikasi yang disampaikan akan dapat dilaksanakan
mengirimkan surat, menempelkan pengumuman pada papan sesuai dengan yang diinginkan harus menggunakan bahasa yang
pengumuman, menelepon dan sebagainya, maka orang tersebut mudah dimengerti oleh penerima kominikasi. Untuk itu agar
telah menganggap bahwa dirinya telah melaksanakan komunikasi. komunikasi yang disampaikan mudah dimengerti, maka pemberi
Ada sebagian orang yang menganggap setelah menggunakan komunikasi harus tahu kepada siapa komunikasi tersebut
alat- alat komunikasi yang mutakhir/modern telah melaksanakan disampaikan, dalam arti tingkat pendidikan, kemampuan menerima
komunikasi yang baik. Pendapat demikian sama sekali tidak dapat komunikasi dan sebagainya. Oleh karena itu dalam penyampaian
dibenarkan, sebab komunikasi yang baik tidak sekedar kalau surat- komunikasi, maka makin sederhana bahasa yang disampaikan
surat sudah dikirimkan, pengumuman-pengumuman telah makin mudah komunikasi tersebut dimengerti. Apabila memberikan
ditempelkan ataupun penggunaan alat-alat komunikasi yang komunikasi dengan bahasa yang muluk-muluk mungkin yang
mutakhir dan modern, dapat saja terjadi miss comunication. mengerti hanya pihak-pihak tertentu saja.
39 40
PERENCANAAN
Komunikasi harus lengkap
Perencanaan adalah merupakan salah satu fungsi
Selain komunikasi yang disampaikan harus mudah
manajemen, sehingga dengan demikian perencanaan merupakan
dimengerti oleh penerima komunikasi, komunikasi tersebut harus
salah satu syarat mutlak untuk dapat melaksanakan manajemen
lengkap sehingga tidak menimbulkan keraguan bagi penerima
yang baik. Dan untuk membuat suatu perencanaan yang baik kita
komunikasi dan pelaksanaan sesuai dengan diinginkan. Lengkap
harus memikirkan secara matang jauh-jauh sebelum tindakan-
disini artinya bukan dengan kata-kata yang panjang, tetapi lengkap
tindakan yang akan dilakukan kemudian. Hal ini berarti untuk dapat
artinya singkat.
membuat perencanaan yang baik kita harus mampu melihat jauh
Komunikasi Penggunaan Kode dalam komunikasi
ke depan.
Seperti telah dikemukakan dimuka komunikasi yang
Dengan memikirkan jauh-jauh sebelumnya tindakan yang
disampaikan harus jelas dan lengkap, tapi harus diusahakan
akan dilakukan, maka dapat diharapkan tindakan-tindakan yang
sesingkat mungkin cara penyampaian komunikasi berarti akan
akan kita lakukan hanya kecil kemungkinannya mengalami
menigkatkan efisiensi. Dalam komunikasi ada juga yang pakai
kekeliruan. Hal ini berarti kita telah memperkecil risiko yang
kode- kode tertentu.
mungkin timbul baik risiko kekeliruan maupun risiko kemungkinan
Contoh: dalam penerimaan pasien ada pakai nama, umur, alamat,
kegagalan.
dan ada juga hanya pakai nomor saja.
Dengan perencanaan yang baik berarti kita dimungkinkan
untuk dapat memilih tindakan-tindakan yang paling baik dalam arti
Komunikasi harus tepat waktu
yang paling ekonomis. Dengan demikian hal ini berarti sesuai
Penyampaian komunikasi dengan tepat waktu harus betul-
dengan prinsip ekonomi yang mengatakan “untuk mencapai
betul diperhatikan, sebab apabila penyampaian komunikasi
hasil(tujuan) tertentu diusahakan pengorbanan yang sekecil-
tersebut terlambat maka kemungkinan yang disampaikan tersebut
kecilnya atau dengan pengorbanan tertentu diusahakan hasil
tidak bermamfaat lagi. Kejadian ini akan merugikan semua pihak.
sebesar-besarnya.”
Oleh karena itu komunikasi yang disampaikan kecepatan
Mungkin ada yang bertanya apakah dengan perencanaan
sampainya kepada penerima komunikasi harus betul-betul
dapat dijamin bahwa tujuan-tujuan yang telah ditetapkan akan
diperhatikan.
dapat dicapai dengan cara efisien? Dengan mengadakan
Pemilihan Media komunikasi
perencanaan dapat juga terjadi kekeliruan atau bahkan kegagalan,
Untuk menyampaikan suatu komunikasi maka kita dapat
meskipun demikian kemungkinan ini lebih kecil bila dibandingkan
menggunakan beberapa cara, misalnya dengan mengirimkan
dengan tanpa adanya perencanaan. Sebenarnya baik secara sadar
surat, melalui telepon, telegram, menjelaskan dengan lisan dan
maupun tidak didalam melakukan tindakan orang telah melakukan
lain-lain. Tetapi kita harus memilih cara komunikasi dengan arti
perencanaan, hanya saja karena perencanaan tersebut dibuat
kemana kita melakukan komunikasi .
secara mendadak sehingga kurang waktu untuk memikirkan, maka
41
42
Dengan kata lain apakak alternatif-alternatif yang kita kemukakan
hasil daripada perencanaan yang dibuatnya kurang dapat memenuhi
masih dalam batas-batas kemampuan kita serta dapat mencapai
syarat. Meskipun demikian yang dimaksud dengan perencanaan
tujuan yang telah ditetapkan?. Misalnya kita menetapkan tujuan
dalam manajemen adalah perencanaan yang dibuat berdasarkan
bahwa omzet atau pasien untuk tahun yang akan datang dinaikkan
waktu yang cukup untuk dapat memikirkan dengan baik. Dengan
10 %. Untuk itu ditetapkan alternatif-alternatif media advertensi
demikian apabila ada yang tetap berpendapat bahwa perencanaan
misalnya radio, majallah dan surat kabar. Karena kurang dana
bukan merupakan syarat mutlak untuk melaksanakan manajemen
maka media televisi tidak dimasukkan karena tidak realistis. Dari
yang baik, maka hal ini dapat dimisalkan seseorang yang menutup
alternatif tersebut kita pilih mana yang paling ekonomis, misalnya
matanya waktu berjalan sebab dengan mata terbuka masih terjadi
untuk itu pilihan kita jatuh pada surat kabar.
kemungkinan jatuh karena kakinya tersandung.

Perlu koordinasi dalam perencanaan


Perencanaan adalah Menetapkan Alternatif.
Kadang-kadang perencanaan begitu kompleks, meliputi
Perencanaan yang mendadak kemungkinan hasilnya
berbagai bidang/kegiatan tanpa koordinasi yang baik dapat
tidak/kurang baik sebab dengan demikian kita tidak / kurang
menimbulkan benturan yang akibatnya dapat cukup parah, karena
mempunyai waktu untuk dapat berpikir dengan baik. Mungkin suatu
itu perlu koordinasi dalam hal demikian.
keputusan yang baik dapat diambil secara mendadak, tetapi
Perencanaan yang dilaksanakan tanpa adanya koordinasi yang
perencanaan adalah merupakan suatu kumpulan keputusan-
baik, akibatnya dapat kita misalkan dengan perjalanan suatu kereta
keputusan yang saling kait mengait sehingga sulit perencanaan
api yang tanpa adanya koordinasi yang baik dimana kemungkinan
tersebut dibuat secara mendadak. Dalam membuat suatu
akan terjadi tabrakan atau harus menunggu terlalu lama pada
perencanaan yang baik maka sebelumnya kita harus menetapkan
simpang-simpang sehingga kurang efisien.
alternatif-alternatif dan kemungkinan kita memilih satu atau
Berdasarkan penjelasan diatas maka perlu koordinasi
beberapa alternatif yang anggap paling baik.
dalam perencanaan mutlak diperlukan kalau kita menginginkan
suatu perencanaan yang baik dan selaras dimana kegiatan yang
Perencanaan Harus realistis dan ekonomis
satu dengan yang lain dapat disesuaikan.
Dimuka telah dijelaskan bahwa dengan adanya waktu yang
cukup diharapkan agar kita dapat berpikir dengan lebih baik,
sehingga perencanaan yang kita buat diharapkan akan lebih baik
pula. Tetapi yang dimaksud dengan perencanaan yang baik
44
sebenarnya belum dapat dijelaskan secara tegas.

43
berarti kemungkinan perencanaan yang dibuat hanya akan tinggal
Perencanaan harus didasarkan Pengalaman, Pengetahuan, dan
diatas kertas. Karena perencanaan yang tidak mengikutsertakan
Intuisi
bawahannya yang mempunyai tugas melaksanakan perencanaan
Untuk membuat perencanaan yang baik maka perlu
yang dibuat tersebut, berarti dalam pembuatan perencanaan
didasari pengalaman, pengetahuan, dan Intuisi. Dengan
tersebut kurang/tidak ada partisipasi dengan pihak yang akan
pengalaman-pengalamannya maka manajer akan dapat membuat
melaksanakannya. Dengan demikian hal ini akan dapat
perencanaan yang lebih baik daripada sebelumnya, sebab dari
mengurangkan rasa tanggung jawab dari pada pelaksana. Sudah
pengalaman-pengalaman tersebut akan dapat dianalisa
barang tentu setiap perencanaan tidak berarti setiap orang akan
kelemahan-kelemahan serta keunggulan-keunggulan dari
diajak ikut serta, akan tetapi hanya orang-orang yang langsung
perbuatan perencanaan yang lalu yang akan dapat diterapkan
mempunyai kepentingan dalam pelaksanaan rencana yang
untuk bahan pembuatan perencanaan-perencanaan yang akan
dibuatnya tersebut.
datang.
Tetapi pengalaman saja untuk membuat perencanaan
Perencanaan Harus Memperhitungkan Segala Kemungkinan
masih kurang cukup, sebab perencanaan pribadi adalah sangat
Perencanaan berarti kemampuan melihat kedepan, padahal
terbatas. Sebenarnya antara pengetahuan dan pengalaman serupa
apa yang akan datang belum tentu sesuai dengan apa yang kita
tapi tidak sama. Suatu pengetahuan diperoleh dari pengalaman-
ramalkan. Banyak kemungkinan yang dapat memperkuat
pengalaman yang lalu. Meskipun demikian pengetahuan belum
perencanaan kita tetapi banyak pula yang dapat melemahkan
tentu diperoleh dari pengalaman tapi mungkin dari buku-buku,
perencanaan yang kita buat.
kursus dan sebagianya. Mungkin juga pengetahuan yang diperoleh
Meskipun kemungkinan yang melemahkan atau
itu hasil dari pengalaman orang lain yang telah dikaji kebenarannya.
memperkuat pelaksanaan perencanaan kita tersebut sebagian
Intuisi juga sangat bermanfaat bilamana kita harus
tersebut sebagian bersifat ekstern yang diluar kekuasaan kita, tetapi
mengambil keputusan secara mendadak, dimana kita tidak diberi
agar perencanaan tersebut sesuai dengan apa yang kita ramalkan
kesempatan cukup waktu untuk dapat berpikir dengan baik
maka kemungkinan-kemungkinan tersebut harus kita perhitungkan.
bedasarkan pengalaman dan pengetahuan kita.
Dengan memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan tersebut
maka perencanaan yang dibuat akan dapat lebih diharapkan sesuai
Perencanaan Harus Dilandasi Partisipasi
dengan kenyataan-kenyataan. Dengan memperhitungkan
Seandainya seorang manajer merasa cukup pengalaman
kemungkinan-kemungkinan yang melemahkan maupun
dan pengetahuannya dalam membuat perencanaan, maka mungkin
memperkuat, maka kita dapat membuat perencanaan yang lebih
perencanaan tersebut cukup ditangani sendiri atau hanya dengan
baik. Disamping itu semua, dengan memperhitungkan itu semua kita
bantuan beberpa stafnya. Membuat perencanaan yang demikian
dapat mempersiapkan diri jauh sebelumnya.
memang dapat saja ditangani sendiri atau dengan bantuan
46
beberapa stafnnya tetapi dengan perencanaan yang demikian
45
Perencanaan Harus Fleksibel (Luwes)
Perencanaan Harus Dinamis
Dengan perencanaan yang luwes. Maka kita akan lebih Supaya perencanaan yang dinamis dapat direalisasi, maka
dapat menyesuaikan dengan segala kemungkinan yang mungkin dalam perusahaan harus dapat ditimbulkan kegairahan kerja
terjadi. Sebenarnya dengan perencanaan yang luwes, maka selain sehingga inisiatif dan kreatifitas dari karyawan-karyawannya dapat
kita dapat lebih menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang dikembangkan, kalau perlu kita dapat memotivasi mereka dengan
mungkin terjadi, maka dengan perencanaan yang luwes kita akan memberikan hadiah-hadiah, penghargaan, promosi dan
selalu diberi kewenangan untuk selalu mengadakan perbaikan- sebagainya bagi mereka yang dapat memberikan saran-saran
perbaikan terhadap perencanaan yang telah kita buat, sehingga untuk perbaikan perencanaan yang lebih baik.
dengan demikian akan makin baiklah perencanaan yang kita buat.
Perencanaan harus Dapat Menjadi Landasan Bagi Fungsi- Perencanaan harus cukup waktu
fungsi Manajemen yang Lain Membuat perencanaan berarti memikirkan jauh-jauh,
Perencanaan adalah merupakan fungsi pokok dari sebelum tindakan itu sendiri dilaksanakan. Dengan demikian
manajemen. Dengan demikian berarti perencanaan yang baik manejer akan mempunyai cukup waktu sehingga dapat
harus dapat merupakan landasan bagi pelaksanaan fungsi-fungsi merenungkan, memikirkan, mengamati, mendiskusikan,
manajemen yang lain yaitu organinzing, directing, coordinating, dan menetapkan alternatif serta mempersiapkan segala sesuatunya.
controlling. Dengan demikian dalam pembuatan perencanaan
harus dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga akan mempunyai Perencanaan seharusnya didasarkan Penelitian
kaitan dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Untuk membuat suatu perencanaan yang baik maka
Apabila perencanaan kurang mengaitkan dengan fungsi- sebenarnya tidak cukup bila hanya berdasarkan pengetahuan,
fungsi manajemen lainnya, maka dapat terjadi perencanaan yang pengalaman dan Intuisi saja. Agar dapat membuat perencanaan
dibuat tidak dapat dilaksanakan, atau dilaksanakan tapi yng baik maka sebenarnya memerlukan data-data yang lengkap ,
menompang dari apa yang dikehendaki. dapat dipercaya dan aktual. Dan untuk mendapatkan data-data
tersebut harus melalui penelitian/riset. Suatu perencanaan yang
Perencanaan Harus Dapat Mandayagunakan Secara Maksimal tidak didasarkan hasil penelitian akan kekurangan data-data yang
Fasilitas-fasilitas yang tersedia. sebenarnya sangat diperlukan. Hal ini dapat menyebabkan
Untuk dapat membuat perencanaan yang mampu perencanaan yang dibuat tersebut banyak mengalami kesalahan.
mendayagunakan fasilitas yang tersedia secara maksimal, maka
cara kita berpikir harus dibalik, yaitu bukan penetapan tujuan
terlebih dahulu, tetapi bagaimana tujuan perusahaan akan dapat
dicapai secara paling baik.
47 48
Berdasarkan hal ini hendaknya setiap pembuat perencanaan
Kemungkinan Under Planning dan Over Planning Harus hendaknya berusaha agar tidak terjadi under atau planning atau
Dihindarkan over planning maka tujuan tidak akan dapat dicapai dapat dicapai
Dengan under planning yang dimaksud adalah planning dengan pengorbanan yang sangat besar. Sebaliknya dengan over
(perencanaan) dimana pembuat perencanaan tersebut telah planning maka hal ini hanya merupakan tindakan tidak praktis yang
melupakan untuk meramalkan sesuatu yang kemungkinan besar hanya menghabiskan biaya dan energi saja.
akan terjadi. Padahal apabila yang tidak diramalkan tersebut betul-
betul terjadi, maka hal ini akan mempengaruhi mutu dari Kesulitan-kesulitan dalam Membuat Perencanaan
perencanaan yang dibuat. Kurangnya dalam suatu perencanaan Dalam pembuatan perencanaan terdapat kesulitan-kesulitan
meramalkan yang mungkin terjadi, dapat menyebabkan dalam yang harus dihadapi oleh manajer yang antara lain:
tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat tercapai atau dapat 1. Kesulitan meramalkan kejadian yang akan datang
tercapai dengan pengorbanan yang besar. hal ini dapat terjadi 2. Kesulitan mendapatkan data-data yang diperlukan
karena kurang kemampuan dan kurang ketelitian untuk melihat 3. Kesulitan tentang besarnya biaya
jauh ke depan. 4. Kesulitan psikologi.
Sedang yang disebut dengan over planning adalah apabila
pembuat perencanaan tersebut telah memperhitungkan segala Perencanaan jangka Pendek dan Jangka Panjang
sesuatu yang menurut dugaannya akan terjadi. Dan berdasarkan Perencanaan berdasarkan waktunya dapat dibedakan
ramalan tersebut dibuatlah perencanaan yang cukup dan detail antara perencanaan jangka pendek dan perencanaan jangka
dan lengkap. Padahal sebenarnya dugaan-dugaan atau ramalan- panjang. Dengan perencanaan jangka pendek yang dimaksud
ramalan yang diperkirakan akan terjadi tersebut nyatanya tidak adalah perencanaan yang diarahkan untuk mencapai tujuan jangka
terjadi, karena memang apa yang diramalkan itu dapat tidak pendek, yang pada umumnya sampai satu tahun. Sedangkan
mungkin terjadi. Hal ini berarti tindakan dan pembuatan dengan perencanaan jangka panjang yang dimaksud adalah
perencanaan tersebut merupakan tindakan yang tidak praktis dan perencanaan yang diarahkan untuk mencapai tujun jangka panjang
hanya membuang biaya, waktu, energi saja. Hal ini dapat terjadi yang pada umunya lebih daripada satu tahun bahkan sampai
karena pembuat perencana terlalu teliti, sehingga kemungkinan sepuluh tahun atau lebih.
yang sebenarnya tidak perlu diramalkan telah pula diramalkan.
Dan apa yang diramalkan itu semua dipakai sebagai landasan
untuk membuat perencanaan.

50
49
Keuntungan-keuntungan adanya Perencanaan 9. Penggunaan modal dapat diusahakan seefisien mungkin
10 Biaya-biaya dapat ditekan sekecil mungkin
Telah dijelaskan bahwa diadakannya perencanaan yang
11. Pengawasan dapat dilakukan sebaik mungkin
baik, diharapkan tujuan akan dapat dicapai dengan secara efisien

dan efektif. Dengan kata lain dengan perencanaan yang baik tujuan Tahap-tahap Pembuatan Perencanaan
diharapkan akan dapat dicapai dengan pengorbanan yang sekecil Dalam membuat suatu perencanaan maka diperlukan tahap-
tahap langkah-langkah tertentu natara lain adalah:
mungkin. Hal ini sesuai dengan prinsip ekonomi yang menyatakan
 Penetapan Tujuan
“Untuk mencapai hasil tertentu diusahakan pengorbanan yang  Pengumpulan data-data serta penetapan dugaan atau
sekecil-kecilnya, atau dengan pengorbanan tertentu diusahakan ramalan
 Menetapakan alternatif cara bertindak
hasil yang sebanyak-banyaknya”.
 Mengadakan penilaian alternatif
Dalam hal ini berarti bahwa dengan perencanaan yang  Memilih alternatif.
baik dalam mencapai tujuan telah ditetapkan, kita akan
Kesimpulan
mendapatkan keuntungan-keuntungan tertentu antara lain:
1. Dengan perencanaan berarti menetapkan jauh-jauh
1. Jumlah personil dapat diusahakan seminimal mungkin sebelumnya cara bertindak, sehingga dapat diharapkan
2. Penempatan personil dapat diusakan setepat mungkin tujuan yangb telah ditetapkan akan dapat dicapai secara
efisien dan efektif
3. Pembagian pekerjaan dapat dilakukan sebaik mungkin
2. Dalam membuat perencanaan, maka sebelumnya harus
4. Pengarahan pada para pekerja dapat dilakukan sebaik ditetapkan terlebih dahulu alternatif-alternatif
mungkin 3. Salah satu syarat utama yang harus dipenuhi dalam
membuat perencanaan adalah realistis dan ekonomis
5. Pekerjaan akan dapat dilakukan secepat mungkin
4. Dalam membuat perencanaan, agar dapat dihindarkan
6. Pekerjaan akan dapat dilakukan seringan mungkin kemungkinan dobel pekerjaan, kesimpangsiuran dan
7. Proses pekerja dapat diusahakan seefisien muingkin sebagainya, maka dalam membuat perencanaan koordinasi
harus diperhatikan
8. Penggunaan mesin dan peralatan lain dapat diusahakan
5. Dalam membuat perencanaan yang baik perlu dilandasi
seefisien mungkin pengalaman yang cukup, pengetahuan yang luas dan
51 52
17. Apabila kita berhasil membuat perencanaan yang baik,
mendalam serta intuisi yang tajam.
berarti kita akan mendapatkan keuntungan-keuntungan yang
6. Agar perencanaan yang dibuat dapat direalisasi oleh para
tidak sedikit.
pekerja dengan baik, maka dalam membuat perencanaan
18. Perencanaan bukan monopoli top manager sebab perencaan
perlu ditimbulkan adanya partisipasi.
yang baik dan mendetail tidak dapat dibuat sendiri oleh top
7. Dalam membuat perencanaan, maka perlu
manager.
memperhitungkan segala kemungkinan baik yang buruk
19. Dalam membuat perencanaan, maka tahap-tahap dalam
maupun yang baik
mebuat perencanaan perlu diperhatikan.
8. Untuk membuat perencanaan perlu pula diperhatikan
fleksibilitas agar dapat menyesuaikan dengan perubahan-
perubahan yang mungkin timbul.
9. Perencanaan harus dapat menjadi landasan fungsi-fungsi
manajer yang lain, terutama fungsi pengawasan.
10. Setiap perencanaan harus dapat mendayagunakan secara
maksimal fasilitas-fasilitas yang tersedia.
11. Agar perencanaan yang dibuat selalu dapat diharapkan
lebih baik dari perencanaan sebelumnya, maka
kedinamisan disini diperhatikan.
12. Agar perencanaan yang dibuat dapat dipertanggung
jawabkan, maka perlu waktu yang cukup untuk memikirkan
dan mempertimbangkan
13. Agar perencanaan yang dibuat dapat lebih dipertanggung
jawabkan kebenarannya, maka perlu didasarkan hasil
penelitian.
14. Kemungkinan under planning dan over planning harsu
selalu dihindarkan, sebab keduanya dapat merugikan.
15. Kesulitan yang mungkin timbul dalam membuat
perencanaan harus kita ketahui dan diperhatikan.
16. Perencanaan jangka pendek harus merupakan batu
54
loncatan perencanaan jangka panjang.
53
Daftar Pustaka Daftar Pustaka

1. Bernard, chester I, “Organization and Management”, 1. Bernard, chester I, “Organization and Management”, Harvard
Harvard University Press, 1948 University Press, 1948
2. Davis, Ralp Gurier, “Organization and Management”, 2. Davis, Ralp Gurier, “Organization and Management”,
Kogakusha Compan, Ltd, Tokyo 1951 Kogakusha Compan, Ltd, Tokyo 1951
3. Fayol Henri, “General and Industrial Management”, Isaac 3. Fayol Henri, “General and Industrial Management”, Isaac
Pitman and son’s, 1945 Pitman and son’s, 1945
4. Hutchinson, John G, “ Managemnet Strategy and Tactis”, 4. Hutchinson, John G, “ Managemnet Strategy and Tactis”,
Hok, Rinehart and Winston, Inc.NY, 1971 Hok, Rinehart and Winston, Inc.NY, 1971
5. Koonts, Harold and O’donnel, Cyryl, Principles of 5. Koonts, Harold and O’donnel, Cyryl, Principles of
Management, Second edition Mc Graw Hill Book Company, Management, Second edition Mc Graw Hill Book Company,
Inc New York, Toroto, London, Tokyo, Kogakusha Inc New York, Toroto, London, Tokyo, Kogakusha Company
Company Ltd. Ltd.
6. Panglaykim, Dr. and Hazil, Drs, ‘ Management Suatu 6. Panglaykim, Dr. and Hazil, Drs, ‘ Management Suatu
Pengantar”, PT Pembangunan dan Ghalia Indonesia, 1977 Pengantar”, PT Pembangunan dan Ghalia Indonesia, 1977
7. Terry, George, “ Principles of Management”, Illionis Richard 7. Terry, George, “ Principles of Management”, Illionis Richard
D. Irwin Inc, 1964 D. Irwin Inc, 1964
8. Urwich, Lyndall F, “ The Pattern of Management”, University 8. Urwich, Lyndall F, “ The Pattern of Management”, University
of Minnesota Press, Minneapolis 1956. of Minnesota Press, Minneapolis 1956.
DAFTAR ISI DAFTAR ISI

PENDAHULUAN......................................................... 1
PENDAHULUAN......................................................... 1 LABORATORIUM KLINIK........................................... 1
LABORATORIUM KLINIK........................................... 1 KEGUNAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM...... 1
KEGUNAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM...... 1 MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK.................. 2
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK.................. 2 PERENCANAAN………………………....................... 3
PERENCANAAN………………………....................... 3 URUTAN STRATEGI PERENCANAAN………......... 3
URUTAN STRATEGI PERENCANAAN………......... 3 MISI…………………………………………………….. 4
MISI…………………………………………………….. 4 ANALISA SITUASI……………………………………. 4
ANALISA SITUASI……………………………………. 4 ANALISA FAKTOR INTERNAL…………………….. 4
ANALISA FAKTOR INTERNAL…………………….. 4 ANALISA FAKTOR EKSTERNAL………………….. 5
ANALISA FAKTOR EKSTERNAL………………….. 5 PENETAPAN PRIORITAS………………………….. 6
PENETAPAN PRIORITAS………………………….. 6 PENETAPAN HARAPAN…………………………….. 7
PENETAPAN HARAPAN…………………………….. 7 PENETAPAN TUJUAN………………………………. 7
PENETAPAN TUJUAN………………………………. 7 RENCANA KERJA……………………………………. 8
RENCANA KERJA……………………………………. 8 STRUKTUR PENGAMBILAN PEMERIKSAAN SAMPEL…. 9-19
STRUKTUR PENGAMBILAN PEMERIKSAAN SAMPEL….9-19 ORGANISASI........................................................... 21
ORGANISASI........................................................... 21 PENCATATAN DAN PELAPORAN........................ 35
PENCATATAN DAN PELAPORAN........................ 35 SISTEM INFORMASI LABORATORIUM............... 39
SISTEM INFORMASI LABORATORIUM............... 39 PERENCANAAN..................................................... 42
PERENCANAAN..................................................... 42
MANAJEMEN LABORATORIUM &
PENGUMPULAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN
LABORATORIUM KLINIK

37 38
Pada media: Rettgeri),ia mudah tumbuh pada makanan dan mengeluarkan toxin yang
-Agar kaldu : Koloni berlendir,pigmen hijau dan cepat terbentuk ( dalam 24 jam) mempunyai sifat enterotoxin,enterotoxin menyebabkan buang air dan dinamakan
-Agar darah: Koloni juga berlendi dan sukar membentuk pigmen ( 2 x 24 Jam ) dan gastro enteritis disertai muntah – muntah.
anhemolyse Proteus Vulgaris :
-Buillon : Tumbuhnya homogen pada media ini zat warna lebih cepat terbentuk Yang menemukan jenis ini ialah : Houser ( 1885 ) pada urine.dan Strain dari
daripada media padat yaitu kurang dari 24 jam ( cairan kelihatan hijau / P.Vulgaris ini Oleh Weil – felix dipakai unutk menetapkan diagnosis penyakit
biru ) rickettiosis ( typhus klasik).
Desoxycholat : Koloni terpisah satu sama lain,kecil besarnya hampir sama dengan Weil – Felix menemukan penyakit yang tanda – tandanya serupa dengan typhus
kuman – kuman usus,ditengah koloni terdapat warna hijau kehitaman. akan tetapi terdapat kelainan pada kulit menyerupai campak, kelainan ini
Diagnosa : disebutnya “ Exanthema” dan penyakinya disebut typhus exanthematicus.
Dibuat atas hasil pemeriksaan: Typhus ini disebabkan rickettsia bukan oleh bakteri.
 Morpologi gram Jika dalam bahasa Inggris dimaksudkan typhus perut ( typhus Abdominalis) ditulis
 Adanya pigmen pyocyanin Tphoid dan penyebabnya salmonella typhi.
 Hanya meragikan glukosa tanpa gas. Dan untuk rickettsiosis ditulis dengan typhus,typhus ini diterjemahkan kedalam
Proteus: bahasa Indonesia tipus bercak,tipus klasik,setiap penyakit bila ada tanda – tanda
Family: Enterobacteriaceae. exanthem ( bintik merah) pada kulit diberikan nama Syndroma typhus.
Bakteri ini adalah kuman komensal ,tidak pathogen,akan tetapi sering ditemukan pada Pada Penderita typhus exanthematicus tersebut,weil dan felix selalu menemukan
luka infeksi dan sepsis ( peracunan darah),ia hidup dalam usus sebagai saprophyt kuman proteus pada urine penderita. Yaitu proteus yang nonmotile. Proteus ini
terutama dalam usus anak – anak ia turut mencernakan makanan dan juga turut dinamakan Proteus X dan ada X19 da X2 Kedua jenis proteus ini masuk strain
membantu pembusukan . Vulgaris,mula – mula mereka beranggapan bahwa penyakit typhus tersebut
Pada hakekatnya kuman proteus itu bukan pathogen akan tetapi pada peristiwa disebabkan oleh proteus ini.ternyata dugaan ini keliru.Proteus yang terdapat
keracunan makanan ia turut sebagai penyebabnya. dalam urine tidak ada hubungannya dengan sebab penyakit hanya saja ia
Siaf – Sifat Umum : redapat normal dalam urine.
-Gram negatip batang pleomorph Atas dugaan tersebut mereka membuat antigen ( diagnostikum) dari kuman
-Tidak membentuk spora
-Bergerak dengan bulu cambuk
DISUSUN OLEH
preteus X19 dan X2 darah penderita yang mengandung antibody terhadap
Richkettsia sebagai penyebab penyakit,sesudah serumnya diambil dan
-Mudah tumbuh pada media biasa dicampurkan dengan antigen tadi ternyata terjadi aglutinasi, oleh karena antigen
-Suhu optimum 25 o C namun dapat juga tumbuh pada suhu 37 o C-Koloninya tadi terbuat dari badan ( O = Somatis) maka antigen proteus ini dinamakan
kelihatan basah,berlendir dan berwarna kehjauan antgen OX19 dan OX2,sampai sekarang reaksi gumpal Weil – Felix tetap
-Ada tumbuhnya meluas( Spreading) dan ada yang tidak (nonspreding) digunakan di Laboratorium,guna menetapkan diagnosis Rickettsiosis secra
Jenis – Jenis Proteus : serologic
JAMISTEN SIGALINGGING, AMAK.SKM, M.Kes
 Type Spreading T.S.I. (H2S) positip Proteus X19 dan X2 dapat digunakan sebagai antigen oleh karena struktur
 Type nonspreading T.S.I. negatip dan Indol positip. antigen badan proteus sama dengan struktur dari Rickekksia,persamaan
Type Spreading T.S.I.(H2.S) positip : antigennya ini terdapat pada polysacharidanya.
> proteus Vulgaris : Indol positip Proteus Mirabilis :
> Proteus Mirabilis : Indol negatip
Type Non spreading T.S.I. Negatip dan Indol Positip: Proteus ini dinamakan juga Proteus anindologenes oleh karena stu – satunya
> Proteus morgani : Glukose: + gas dan Mannit : - proteus yang tidak membentuk Indol,Dari strain proteus mirabilis Kigsbury
> Proteus rettgeri : Glukosa : + gas dan Mannit : + menemukan antigen yang dapat mengaglutinasi serum penderita Scrub typhus (
Kedua type spreading ini mudah dikenal dalam praktek karena tumbuhnya meluas rickettsiosis)Sedangkan penyakit ini tidak beragglutinasi dengan proteus OX19 da
dalam pelat,kadang kadang sampai menutupi media tsb. Sehingga sukar mengisolasi OX2 antigennya ini kita kenal dengan sebutan OXK.,Umumnya pada orang sehat
kuman lain,untuk mencegah spreading dapta dipakai media Elekagarchristensen urea pun ditemukan Proteus mirabilis.
agar dan Desoxycholat citrat agar. Proteus Morgani :
Pada media selektip ini terdapat koloni – kolni yang bebas satu sama lain Yang pertama menemukan Proteus ini ialah ; Morgan ( 1906)Jenis ini sering pula
terpisah.sehingga mudah di identifikasi selanjutnya. diketemukan dadalam feses orang sehat,dan terutama pada anak – anak sring
Psathogenitet: menyebabkan menceret,sebaliknya pada keadaan diarrhe misalnya karena
Pada hakekatnya kuman – kuman proteus itu adalah komensal,kuman- kuman yang penyakit lain maka proteus lebih banyak terdapat.
apathogen.Akan tetapi seringkali menimbulkan keracunan makanan pada amnusia Proteus Rettgeri :
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Buku ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dasar-dasar Buku ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dasar-dasar
manajemen Laboratorium Klinik dan bagaimana cara dan prosedur manajemen Laboratorium Klinik dan bagaimana cara dan prosedur
pengumpulan dan pengiriman spesimen bagi para Mahasiswa . pengumpulan dan pengiriman spesimen bagi para Mahasiswa .
Bila dikuasai dengan baik maka untuk mengatasi kesulitan– Bila dikuasai dengan baik maka untuk mengatasi kesulitan–
kesulitan di Laboratorium dan tahap yang lebih lanjut ataupun kesulitan di Laboratorium dan tahap yang lebih lanjut ataupun
yang akan mendalami berbagai bidang manajemen Laboratorium yang akan mendalami berbagai bidang manajemen Laboratorium
bisa dengan mudah. bisa dengan mudah.
Teknik–teknik penting diambil dari pada daftar Pustaka dalam Teknik–teknik penting diambil dari pada daftar Pustaka dalam
buku ini. buku ini.
Karena sebagian besar teori manajemen dan teknik pengumpulan Karena sebagian besar teori manajemen dan teknik pengumpulan
dan pengiriman spesimen yang diperlukan untuk melaksanakan dan pengiriman spesimen yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan laboratorium ini masih kurang sempurna maka kegiatan-kegiatan laboratorium ini masih kurang sempurna maka
penulis menerima kritikan dan saran untuk menyempurnakan buku penulis menerima kritikan dan saran untuk menyempurnakan buku
ini. ini.

Palembanng 2014 Palembanng 2014


Disusun oleh Disusun oleh

J. Galingging, AMAK.SKM, M.Kes J. Galingging, AMAK.SKM, M.Kes


41 42
Sampelnya adalah : Keracuna Infeksi : adalah suatu keracunan yang bukan disebabkan oleh toxin
 Sputum bakteri akan tetapi bakteri itu sendiri masuk kedalam tubuh dan tumbuh berkembang
Diagnosanya : biak dalam usus;keracunan ini dinamakan keracunan infeksi atau keracuna bakteri.
 Dibuat dari hasil morpologi gram Dan ini bisa disebabkan oleh :
 Sifat koloni dari media  Golongan salmonella
 Pulasan kapsel ( tinta Cina)  Golongan shigella
 Reaksi biokimia.  Streptococcus dsb
Klebsiella Rhinoscleromatis; Klebsiella ini merusakkan selaput lendir terutama
menyebabkan penyakit pada selaput lendir hidung,penderita selalu ingusan. Keracunan staphylococcus :
mempunyai sifat hampir sama dengan Klebsiella Friedlander. Keracunan yang disebabkan oleh kuman ini adalah kuman jenis Staphylococcus
Klebsiella Kapsel Ozaena ; Klebsiella ini sering terdapat sama – sam dengan Aureus beta hemolyse. Dan kuman ini tumbuh subur dalam makanan dan
hemophilus pada conjunctivitis ( radang selaput mata) mengeluarkan toxin yang dianamakan enterotoxin,dan toxin ini masuk kedalam
Reaksi Biokimia; tubuh bersama – sama dengan makanan tadi.
K.friedlander K.Ozaena K.Rhinoscleromatis Dan sifat Enterotoxin ini tahan panas pada temp 100 o C tidak rusak walupun
Glukosa +g +g + dimasak ,dalam air mendidih tahan ½ jam dan keracunan ini termasuk akutdan
Laktosa +g - - merusak usus
Mannit +g +g + ( intestine) ,susunan syaraf pusat ( C.N.S )
Maltosa +g +g + Gejala Gejala :
Saccharosa +g - -  Masa tunas singkat ( akut ) 2 – 5 jam sesudah kemasukan toxin
Indol - - -  Pertama air liu banyak keluar.
Simon sitrat - - -  Kepala pening
Methyl Merah + - -  Perut mual
V.Proskauer - - -  Penderita muntah – muntah
 Penderita buang buang air ( diarrhe)
Semisolid - - -
Oleh karena banyak cairan yang keluar jadinya seperti sakit keras.
Keracunan Makanan: Keracuana dapat terjadi :
Sebab – sebab keracunan :  Dengan perantaraan susu
Banyak telah diketahui sebabnya keracunan antara alain dapat di sebutkan :  Bahan Olahan seperti Es krim,roti krim dsb
 Karena zat kimia  Daging yang di iris – iris.
 Gas  Melalui ikan yang kurang cermat pengawasannya
 Tumbuh – tumbuhan  Makanan adaging yang diawetkan dalam kaleng dsb.
 Bakteri Diagnosa :
 Jamur dan racun – racun bakteri tsb  Morpologi gram
Keracunan yang sering kita jumpai adalah keracunan oleh karena bakteri,pertamnya  Hemolyse pada agar darah
keracunan makanan itu dianggap olehkarena pembusukan protein ( penguarian protein  Percobaan coagulase plasma positip.
dan dinamakan “ ptomaining poison” pada umumnya keracunan makanan itu ditandai Cara kerja :
dengan gejala – gejala : -Buat preparat gram
 Buang air beberapa kali -Bagian yang cair di tanam pada media ( agar kaldu,agar darah,Mannitol agar)
 Dengan muntah – muntah -Bagian yang padat ditanam pada Buillon darah
 Tanpa muntah – muntah. -Eramkan pada suhu 37 o C selama 24 jam
Keracunan makanan dapat dibagi dua bagian : -Koloni yang tersangka staphylococcus dicat dengan gram
 Intoksikasi ( food poisoning) -Percobaan coagulase.
Keracunan Infeksi ( food Infection) Agar Kaldu : Koloni staphylococcus warna kuning emas ( aureus)
Intoksikasi : adalah keracunan yang disebabkan oleh toxin, zat – zat kimia yang sudah Agar darah : terdapat beta hemolyse
terdapat didalam makanan itu sendiri. Toxin ini dikeluarkan oleh bakteri yang berada di Mannitol : Koloni kuning ( meragikan mannitol) sedangkan koloni
dalam amakanan itu ( sebelum masuk makanan tersebut ke tubuh kita) Staphylococcus albus merah ( tidak meragikan mannit
Dan ini dapat disebabkan oleh : Bila pada perbenihan padat kurang jelas ( tidak dijumpai staphylococcus,dari buillon
 Staphylococcus Aureus darah ditanam sekali perbenihan padat diatas dan amati koloni staphylococcus
43 44
diberikan nama : Microc0ccus pyogenes Var. aureus.sebaliknya ada juga Keracunan Cloridium Botulinum:
staphylococcus pathogen ini mempunyai koloni yang putih ( albus ) diberikan nama : Keracunan ini dinamakan Botulismus sangak keras dan sering membawa
Micrococcus Pyogenes Var.albus. kematian,oleh karena kuman ini dapat mematikan tikus kecil sebanyak 20 dengan
1 mg toxin murni .
Keracunan Salmonella : Kuman ini adalah membentuk spora, hidup dalam suasana Anaerobe, berdsarkan
Keracuna disebabkan oleh kumannya sendiri,masuk kedalam tubuh bersama – sma sifanya ini kuman ini sangat subu tumbuh dalam makanan kaleng.( cukup
dengan makanan dan dianamakan ; Keracunan infeksi ( bakteri),salmonella akan makanan protein,Suasana bebas oksigen ( anerobe).
merusak usus dan menimbulkan gejala buang air yang dinamakan : Aksi Exotoxin:
Gastroenteritis.,keracunan ini tidak merusak saraf pusat,akan tetapi dapat masuk Toxinnya mempengaruhi susunan saraf pusat dan saraf tepi,menyebabkan
kedalam peredaran darah yang dinamakan : Sepsis ( peracunan darah). paralysis
Dalam tubuh mengeluarkan toxin ( endotoxin) yang sangat resisten terhadap suhu. ( lumpuh) terutama otot penelan,kerongkongan dan otot bicara.,mkanya penderita
Dan tidak rusak pada suh 100 o C selama ½ jam. tidak mau makan,minum,dan bicaranya putus – putus. Selain gejala paralysis
Salmonella yang sering menyebabkan keracuanan adala : ,juga ada muntah – muntah buang air sering. Bila terjadi kelumpuhan biasnya
 Salmonella Tiphy murium pendrita akan meninggal.
 Salmonella Cholera suis Masa Tunasnya sangat singkat kurang dari 24 jam .
 Salmonella Enteritidis Keanehan dari Botulismus ini ialah pikiran penderita tetap normal seolah – olah
 Salmonella Paratiphy B. tidah sakit.
Selain salmonella beberapa sipesien dari shigella dapat menyebabkan keracunan Sifat ifat :
makanan.  Gram positip batang
Masa Tunas :  Membentuk spora dan bentuknya lonjong dan letaknya
Masa tunas timbul sesudah 12 - 24 jam kemasukan bakterinya.( namun ada juga lebih Subterminal
singkat )  Dapat bergerak dengan bulu cambuk
Gejala – Gejala :  Obligat aerob ,suhu optimum 35 o c
 Pertama sakit kepala  Memerlukan banyak protein.
 Perut mual Bakteri ini adalah saphrophyt,banyak terdapat dalam tanah,bahkan dihutan yang
 Muntah – muntah jauh dari manusia,dan pada pupuk kandang dan daun daunan.
 Diarrhe Diagnosa :
 Banyak keluar cairan sehingga penderita lemas.  Pulasan spora positip ( sub terminal)
 Percobaan tikus putih kecil positip
Terjadi keracunan melalui : Sampel ;
 Perantara susu perahan,ikan  Isi Lambung
 Daging yang diawetkan  Feses dalam peristiwa keracunan
 Makanan terbuka  Hati, Limpa,usus dalam post –portem
 Es krim yang tercemar salmonella.  Makanan yang diawetkan (makanan kaleng) daging
Diagnosa : salei,dendeng asin
 Penanaman pada media selektip( difrensial) Cara kerja :
 Reaksi biokimia -Kira – kira 5 mg sample ditanam pada perbenihan anaerobe Tarrozi Buillon
 Aglutinasi dengan serum factor -Tutup dengan kapas paraffin
Cara Kerja : -Masukkan dalam penangas air 80 o c selama 15 menit ( untuk mematikan kuman
-Kira – kira 5 cc / gram sample dimasukkan ke perbenihan selenite broth non spora)
( sebgai enrichment0 -Eramkan 37 o C selama 3 – 4 hari
-Eramkan pada suhu 37 o C selam 24 jam -Kemudian buat pulasan spora (mis.cara klein0
-Keesokan dengan ose di tanam kemedia difrensial a.l: Endo agar,SS agar. - Spora berwarna merah,Oval,letaknya subterminal,bakteri warna biru
-Eramkan 37 o C selam 24 jam -Dari Medidia tarrozi ke media agar biasa dan agar darah ( 20 %darah biri – biri
-Amati koloni pada media dan glukosa 2 %)
-Koloni salmonella dan shigella seperti tetesan air. -Masukkan dalam eksikator yang telah dipasang lilin( gunanya untuk
-Koloni yang tersangka ditanam ke seri gula – gula eramkan 37 o C 24 jam menghabiskan oksigen dalam eksikator tadi)
-Lakukan test aglutinasi dengan serum factor -Eramkan 37 O C selama 1 – 2 Hari
45 DAFTAR PUSTAKA

Agar stab :Tumbuh seperti garis putih,kesamping tumbuhnya pendek. 1. Mikrobiologi dasar dalam Praktek
Percobaan Hewan :
Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium , Ratna Sri Hadioetomo
Hewan yang sensitive ialah tikus putih kecil dari perbenihan diambil secara
aseptis,sesudah disuspensikan dalam air garam faal,suntikkan secara subkutan dan 2. Gradwohl’s : Clinical Laboratory Methods and Diagnosis . 7
akan terjadi gejala botulismus pada tikus tersebut. Bila diseksi dari hati dijumpai
th.Edition,
kembali Cl.Botulinum
.( dilihat dengan pengecatan Gram). Volume 2, 1970 By: Sam Frankel,Ph.D
Percobaan hewan ini dapat juga dilakukan dengan langsung dari sample secara
Stanley Reitman, M.D
parentral
( makan) Alex C.Connenwirth,Ph.D
3 Handbook of Practical Bacteriology By. T.J.Mackie and

Mc.Cartney,9th.ed.1947
2. Diagnostic Bacteriology By: Schaub and Foley
3. An Introduction to Laboratory Technique in Bacteriology By : Max
Levine,Ph.D.3rd.edition.
4. Texbook of Bacteriology By: Erwin.O.Jordan and Williams, 4th edition.
5. Texbook of Microbiology By : Kenneth.L.Burdon 4th edition
6. Microbiology and Pathology for Nurses By: Mary Elizabeth Morse
Cs.3th edition
7. Bacteriologi Umum Oleh : Prof.Dr.M.Sardjito. Dr.Sapardi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Buku ini disusun dimaksudkan sebagai penuntun kerja laboratorium bagi para
Tujuan praktek dan Tata Tertib Laboratorium 1
Mahasiswa dan tujuannya memperkenalkan konsep – konsep dasar mikrobiologi
Penyimpanan Preparat Hidup untuk pengamatan Mikroskop 2
berikut teknik dan prosedur dasar mikrobiologi. Bila dikuasai dengan baik maka untuk Pulasan Bakteri 3 – 11
Perbenihan ( Media ) 11 –19
mempelajari mikrobiologi tahap yang lebih lanjut ataupun yang akan mendalami
Bahan – Bahan Pathologik dengan Kuman – Kuman Pathogen 19
berbagai bidang mikrobiologi bisa dengan mudah. Gram Positip Coccus 20
Streptococcus 26
Teknik – teknik penting diambil dari pada daftar Pustaka dalam buku ini.
Diplococcus Pneumoniae 26-27
Karena sebagian besar medium dan reagen yang diperlukan untuk melaksanakan Gram Negatip Diplococcus 28-29
Meningococcus 30
kegiatan- kegiatan laboratorium ini masih dimpor dari negara – negara maju maka
Corynebacterium Diptheriae 31
nama medium dan reagen ditulis dengan bahasa Inggris. Hemophilus 33-36
Proteus 37
Bakteri Coli dan Aerobater 39
Palembanng 2006
Klebsiella 40
Disusun oleh :
Keracunan Staphylococcus 42
Keracunan Salmonella 43
Keracunan clridium Botulinum 44
J. Galingging.

DIKTAT BAKTERIOLOGI
1 2

MEDIA & REAGENSIA


Pembagian Reagensia berdasarkan bahaya yang
PENGERTIAN
ditimbulkannya:
Reagensia adalah zat dalam konsentrasi tertentu dan berfungsi
1. Reagensia yang bersifat toxik (Racun), ini sangat
sebagai alat bantu untuk memperoleh kejelasan dari bahan –
berbahaya bila terisap,tertelan atau kontak kulit dan
bahan yang belum atau tidak diketahui.
akibatnya dapat mematikan dan reagensia ini selalu
punya kode gambar tengkorak, Contohnya:As2O2 (arsen),
Konsentrasi;mempunyai ukuran atau satuan
CN ( Cianida, HgCl2 (mercuri clorida)
Contoh : 1%,200ppm,1N(normalitas),0,1 M (Molaritas)
2.
Reagensia dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bagian yaitu:
3. Reagensia yang bersifat Korosif; merusak jaringan tubuh
1. Reagensia Kwantitatip
manusia dan menyebabkan perkaratan pada pipa,
2. Reagensia Kwalitatip
contohnya SO3 (belerang trioksida), Cl2 (Chlor)
Reagensia Kwantitatif adalah Reagensia yang cara
4.
pembuatannya memerlukan ketelitian yang tinggi dan bahan–
3. Reagensia yang bersifat Iritatif Iritasi, yang
bahan yang digunakan harus murni jika memerlukan
menyebabkan atau menimbulkan iritasi pada kulit, mata
penimbangan maka harus menggunakan neraca analitik, jika
dan alat pernapasan, bergambar tanda silang (X)
bahan berupa cairan maka harus dipipet dengan pipet volum atau
Contohnya Ammoniak (NH3), Benzidil Chlorida
pipet gondok.
4. Reagensia yang bersifat Oksidator; dapat mebakar bahan
Reagensia Kwalitatip adalah Reagensia yang cara
lain dan menyebabkan kesulitan dalam pemadaman api,
pembuatannya tidak memerlukan ketelitian yang tinggi dan
bergambar bola dan nyala api, contohnya H2O2
bahan–bahan yang digunakan tidak harus murni, jika memerlukan
(hydrogen peroksida), KClO4 (kalium perelorat)
penimbangan tidak menggunakan neraca analitik dan jika
memerlukan pemipetan tidak menggunakan pipet volum atau
5. Reagensia yang bersifat Exflosif,reagensia yang mudah
piept gondok (cukup dengan pipet takar / ukur).
terbakar pada kondidisi tertentu bergambar api dan
bersinar warna–warni. Contohnya (NH4) NO3
Menurut sifatnya Reagensia dibagi 3 (tiga) yaitu :
(ammonium nitrat)
a. Zat yang mudah terbakar
1. Reagensia yang bersifat Basa; terdapat unsur OH¯, PH >
Zat yang terbakar langsung
7 Contoh : NaOH,Ba(OH0)2,Ca(OH)2,KOH
Contohnya : Aluminium Alkil Fosfat
Keamanan : Hindari Campuran dengan Udara
2. Reagensia bersifat Asam ;Terdapat unsur OH.PH<7
b. Gas Amat mudah terbakar
contoh: HCL,H2S04,H3PO4,HNO2
Contoh : Butana .Propana
Keamanan : Hindari Campuran Udara dan Api
3. Reagensia yang bersifat garam; Hasil reaksi dari asan dan
c. Zat yang sensitive dengan air
basa, tergantung pereaksi yang banyak asam dan basa
Zat yang membentuk gas mudah terbakar bila kena uap
contohnya: MgSO4,NaCl,Ca Cl2,Na NO2
dan air.
3 4

d. Cairan mudah terbakar


Contoh : Aceton, Benzene Syarat – syarat yang harus diperhatikan saat penyimpanan bahan
e. Volatile 1. Pengaruh panas api
Zat yang sangat mudah menguap Kenaikan suhu akan menyebabkan reaksi atau perubahan
Contoh : Alkohol kimia terjadi dan mempercepat reaksi juga percikan api
Alkohol 70 % :Desifektan berbahaya untuk bahan – bahan mudah terbakar.
Alkohol Tehnis :95 – 96 %
Alkohol Absolut : 99 – 100% 2. Pengaruh Kelembapan
Zat- zat higroskopis mudah menyerap uap air dari udara
JENIS – JENIS BAHAN LABORATORIUM dan reaksi hidrasi yang eksotermis akan menimbulkan
1. Reagensia pemanasan ruang.
2. Bahan
3. Larutan Standard 3. Interaksi dengan wadah
4. Media Bahan kimia dapat berinteraksi dengan wadahnya dan bocor
Hal-hal yang harus diperhatikan terhadap bahan – bahan
Laboratorium : 4. Interaksi antar bahan
1. Pengadaan : Kemungkinan interaksi antar bahan dapat menimbulkan
a. Tingkat persediaan minimal dan plus safety stock (cadangan) ledakan, kebakaran, atau timbulnya gas beracun.
b. Waktu penyerahan Reagen
c. Perkiraan jumlah reagen JENIS BAHAN KIMIA BERBAHAYA DAN CARA
2. Penmgiriman: PENANGANANNYA
a. Kondisi Kemungkinan penggunaan bahan – bahan kimia berbahaya di
¯¯ b. Wadah laboratorium cukup banyak. Hal ini disebabkan oleh banyaknya
c. Suhu dan kelembapan jenis reagen yang dipakai,meskipun kadang kala jumlah
d. Lama penggunaannya relatif lebih sedikit dibangdingkan di Industri.
3.Penyimpanan Untuk memudahkan cara mengenali dan penanganan bahan
a. FIFO (First In First Out) kimia, bahan – bahan kimia yang berbahaya dapat dikategorikan
b.Tempat penyimpanan sebagai berikut: Bahan – bahan kimia beracun atau toksik ( Toxic
c.Lama Penyimpanan Subtances)
d.Compatibility ( Kesesuaian) Penngertian:
4. Dasar Pemilihan Pada dasarnya semua bahan kimia adalah beracun, tetapi
a. Kebutuhan bahayanya terhadap kesehatan sangat tergantung pada jumlah zat
b. Reputasi pabrik & terdaftar di Dep Kes tersebut yang masuk kedalam tubuh.
c. Deskripsi lengkap bahan
d. Masa Kedaluarsa
e. Volume ( isi kemasan)
f. Kemudahan memperoleh di pasar
g. Nilai ekonomis
h. Sensitivitasnya
5 6

Dilaboratorium bahan – bahan kimia dapat masuk kedalam tubuh melewati tanpa menimbulkan gangguan kesehatan yang berarti. Secara umum dapat
tiga saluran yaitu : dikatakan bahwa bahan– bahan kimia dengan NAB rendah lebih toksik daripada
a. Melaui mulut atau tertelan NAB tinggi. Tetapi nilai NAB tidak selalu menunjukkan sifat bahaya suatu
b. Melalui kulit bahan kimia.
c. Melalui pernafasan
Interaksi antara bahan–bahan kimia dengan jaringan –jaringan Untuk menghindari Keracunan:
tubuh dapat terjadi antara bahan–bahan kimia yang bersifat elektrofilik Usahan–usaha yang harus dilakukan untuk menghindari keracunan di
dengan protein yang bersifat nukleofilik. laboratorium kimia adalah:
Gangguan toxin dari bahan–bahan kimia terhadap tubuh berbeda 1. Penggunaan pelarut atau reagen – reagen yang toksik diusahakan
– beda meskipun demikian gangguan–ganguan tersebut sangat bergantung untuk diganti bila memungkinkan.
pada kondisi kesehatan para pekerjaanya. 2. Dalam hal toksisitas atu zat tidak diketahui perlu diadakan perkiraan
Kondisi bahan yang sehat akan mudah mengganti kerusakan sel –sel akibat terutama dari struktur molekul.
karecunan, sedangkan kondisi kurang gizi akan sangat rawan terhadap 3. apabila bahan yang dipakai menimbulkan pencemaran udara
keracunan. kerja,maka sebaiknya percobaan dilakukan dalam lemari asam.
Demikian juga ventilasi udara harus diperhatikan agar ruangan tidak
Efek Akut & Kronis lembab dan tercemar oleh gas –gas berbahaya.
Efek toksik bagi tubuh manusia dibagi dua Yakni: 4. Hindari makanan dan minuman didalam laboratorium
1. Efek Alkut;adalah pengaruh sejumlah dosis tertentu yang 5. Gunakan alat –alat pelindung diri yang sesuai.
akibatnya dapat dilihat atau dirasakan dalam waktu pendek
2. Efek Kronis; adalah suatu akibat keracunan bahan- bahan kimia Bahan Kimia Korosif / Iritan (Corrosive Subtances) = mudah menimbullkan
dalam dosis kecil tetapi terus – menerus dan efeknya baru karat ( kadar Fe).
diraskan dalam jangka panjang. Dalam laboratorium bahan kimia korosif dapat kita kenal karena bisa
Ukuran Tosisitas masuk berbagai macam peraaltan dari logam. Bahan tersebut juga bila terkena
Toksisitas bahan kimia perlu diketahui oleh para pekerja kulit akan menimbulkan peradangan atau iritasi kulit.
laboratorium kimia untuk mengetahui derajat bahaya bahan tersebut dalam Oleh karena itu bahan kimia korosif dapat pula disebut sebagai iritan.Selain
suatu percobaan. Pada hakikatnya suatu bahan kimia baru dapat dinyatakan kulit bagian tubuh yang lembab dan berlendir pun merupakan tempat yang
toksik apabila sudah ada bukti atau kenyataan. Bukti tersebut dapat rawan iritan.
diperoleh dari data percobaan berbagai jenis binatang. Pengaruh bahan kimia korosif amat bergantung pada keadaan fifik dan
Percobaan dapat dilakukan pada dosis dan waktu keterpaan ( exposure) kelarutan zat dalam permukaan bagian tubuh yang terkena. Akibat yang
tertentu. ditimbulkannya dapat berupa efek setempat (primer) dan efek sistematik
Meskipun terdapat banyak kesulitan dalam menentukan tingkat – (Skunder)
tingkat toksisitas, namun para ahli telah dapat mengemukakan konsep –
konsep ukuran toksisitas. Bahan Korosif Cair
Dosis yang ternyata memberikan jawaban ( respons) terhadap 50 % Dapat menimbulkan iritasi setempat sebagai akibat reaksi langsung
binatang percobaan disebut effective dose atau ED50. dengan kulit. Proses pelarutan atau denaturasi protein pada kulit atau akibat
Kalau respons tersebut berupa kematian,maka disebut lethal dose atau gangguan kesetimbangan membran dan tekanan osmosa pada kulit.
LD50.untuk zat, gas atau uap dalam udara dipakai ukuran lethall Pengaruh iritasi akan bergantung pada konsentrasi dan lamanya
Concentration 50 atau LC50 yakni konsentrasi gas dalam udara yang dapat kontak dengan kulit, Contoh bahan korosif cair adlah :
memebrikan kematian 50 % binatang percobaan pada keterpaan ( A.Asam Mineral= suatu bahan yang terdapat dalam tubuh
exposure) selama 6 jam. a. Asam nitrat
Untuk efek kronis ukuran toksisitas dipakai isitilah Thresbold b. Asam Sulfat
Limit Value ( TLV) atau Nilai Ambang Batas ( NAB), artinya adalah c. Asam Klorida
konsentrasi dari zat uap, atau gas dalam udara yang dapat dihirup selama 8 d. Asam Flourida
jam per hari selama 5 hari / mingggu e. Asam Posfat
7 8
Jenis gas iritan dapat digolongkan pada besar kecilnya kelarutan yang
B. Asam Organik = Suatu bahan yang terdapat dari luar juga menentukan daerah serangan pada alat pernafasan.
a. Asam formiat
b. Asam asetat Amat larut dengan daerah seragam pada bagian atas saluran pernafasan
c. Asam Monokloroasetat 1. Amonia
C.Pelarut Organik 2. Asam Klorida
a. Petroleum 3. Asam florida
b. Hidrokarbon Terkolerasi 4. Formaldehida
c. Karbondisulfida 5. Asam Asetat
d. Terpentin 6. Sulfurklorida
Bahaya bahan kimia korosif dapat dihindari dengan menghindarkan kontak 7. Tionil Clorida
dengan tubuh. Pertolongan pertama selalu dilakukan dengan 8. Solfuril Clorida
menyemprotkan atau mencuci dengan air yang cukup banyak pada bagian Kelarutan Sedang, efek pada saluran pernafasan bagian atas dan yang lebih dalam
yang terkena, sebelum dibawa ke Dokter. ( Bronchin)
1. Belerang Oksida
Bahan Kimia Korosif Padat. 2. Klor
Iritasi yang ditimbulkan oleh zat padat korosif amat bergantung 3. Brom
pada kelarutan zat pada kulit yang lembab .Sifat korosif dan panas yang 4. Arsen Triklorida
ditimbulkan akibat proses pelarutan adalah penyebab iritasi. 5. Posfor Triklorida
Contoh zat padat korosif adala : 6. Pospofor Pentaoksida
A.Basa Kelrutan kecil, tetapi efeknya pada alat pernafasan bagian dalam
a. Natrium Hidroksida 1. Ozon
b. Kalium Hidroksida 2. Nitrogen Oksida
c. Natrium Silikat 3. Fosgen
d. Amonium Karbonat Lain – lain ,efek iritasi oleh mekanisme bukan pelarutan
e. Kalsium Oksida / Hidroksida. 1. Akrolein
f. Kalsium Karbida 2. Diklorometileter
g. Kalsium Sianida 3. Klopikrin
B.Asam 4. Dimetilsulfat.
a. Trikhloroasetat 5. Dikloroetilsulida
C.Lain –Lain
a. Fenol Bahan Kimia Mudah Terbakar ( Flammable Subtances)
b. Natrium Kebakaran tidak hanya terjadi pada laboratorium kimia, hal ini
c. Kalium disebabkan karena adanya arus listrik dan banyaknya zat kimia yang mudah
d. Posfor terbakar.
e. Perak Nitrat Proses Kebakaran dan terjadinya api.
Cara penanganan bahan kimia korosif padat yakni mencegah Kemungkinanm kebakaran dilaboratorium kadangkala dapat
kontak dengan bahan dengan cara memakai pelindung diri. Demikian pula diperkirakan kalau kita dapat memahami teori terjadinya api yang disebut sgitiga
dengan cara pertolongan pertamanya yakni dengan cara pencucian api.Dalam teori ini disebutkan bahwa kebakaran dapat terjadi bila ada tiga unsur
memakai air sebanyak – banyaknya. yakni :
P A..Bahan berupa uap atau gas pada konsentrasi tertentu
Bahan Korosif bentuk Gas P. Panas atau energi yang cukup untuk memulai pembakaran
Bentuk gas merupakan yang paling berbahaya dibandingkan I. Oksigen yang cukup.
dengan bentuk padat dan cair karena diserang adalah alat pernafasan.
A I
9 10

Pada teori segitiga api ini pada prinsipnya kebakaran tidak akan Bahan tersebut juga bersifat reaktif dan eksplosif serta sering menimbulkan
terjadi apabila salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak ada. kebakaran.
Bahan kimia oksidator dapat dibedakan dua jenis yaitu ;
Jenis – Jenis Bahan Kimia Mudah terbakar 1. Oksidator organik,bahan tersebut banyak dipakai dalam analisis kimia
Keebanyakan bahan kimia mudah terbakar, dlam laboratorium sebagai reagen
dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu: 2. Peroksida organiuk,zat tersebut dapat dipaki dlam sintesa organik.
1. Padat: Belerang, posfor merah dan kuning,hidrida,logam alkali Oksidator “ Tersembunyi”
dan lain sebagainya Karena sering peledakan oleh peroksida tersembunyi, beberapa cara
2. Cair:Eter,Alkohol,Methanol,n-heksana,Benzena,aseton, penanganan yang perlu dilakukan adalah :
pentana dan sebagainya. 1. Tes bahan kimia sebelum didistilasi pelarut
3. Gas;Hidrogen,Asetilen dan sebaginya 2. Distilasi dilakukan tanpa pengaduk udara
Pada umunya zat cair lebih mudah terbakar darpada zat padat, dan zat gas 3. Memakai pelindung muka pada saat melakukan disitlasi pelarut
lebih mudah terbakar dari zat cair.Tetapi zat padat yang berupa bubuk oraganik
halus lebih mudah terbakar dari pada zat cairn atau lebih mudah terbakar 4. Sebaiknya tidak memakai pelarut seperti eter
seperti gas. Diantara ketiga jenis diatas golongan cair adalah yang paling 5. Menyimpan pelarut dalam botol cokelat untuk mengurangi proses
banyak terdapat di Laboratorium berupa pelarut –pelarut organik. oksidasi.

Pelarut Organik Bahan kimia Reaktip terhadap air ( Water Reactive Subtances)
Untuk dapat mengetahui kelakuan pelarut organik terhadap Bahan kimia reakti fterhadap air adalah bahan – bahan kimia yang
proses kebakaran perlu diketahui beberapa sifat pelarut organik. Yang mudah bereaksi dengan air menghasilkan panas yang besar dan atau gas yang
menentukan mudah tidaknya terbakar yakni: mudah terbakar. Zat –zat demikian harus dijauhkan dari air atau disimpan dalam
1. Titk nyala ( flas point) adalah suhu dimana suatu cairan ruangan yang kering dan bebas dari kebocoran diwaktu hujan.Kebakaran akbiat
menghasilkan uap yang dapat membentuk campuran dengan zat- zat tersebut diatas tidak dapat dipadamkan dengan penyiraman air.
udara yang dapat dibakar pada permukaan cairan.
2. Suhu Bakar( ignition temperature) adalah suhu minimum suatu Bahan – bahan kimia reaktif terhadap asam( Acid Reactive Subtances)
zat yang diperlukan agar zat tersebut dapat terbakar tanpa Bahan reaktif terhadap asam adlah bahan – bahan yang mudah
bantuan dari luar. bereaksi dengan asam menghasilkan panas, gas mudah terbakar, dan atau gas
3. Daerah Konsentrasi mudah terbakar ( flammable range)adlah beacun.Dengan demikian zat-zat dalam penyimpanannya harus dijauhkan dari
daerah konsentrasi dimana dibawah dan diatas konsentrasi asam – asam.
tersebut uap tidak dpat terbakar.
4. Titik didih adlah suhu dimana tekanan uap zat tersebut sama Gas Bertekanan Tinggi ( Compressed Gases)
dengan tekanan luar. Gas bertekanan tinggi banyak dipakai dalam Laboratorium baik
Faktor – faktor penyebab eksplosif sebagai reagen,bahan bakar, atau gas pembawa. Gas-gas tersebut disimpan
1. Suhu Penyimpanan dalam silinder dalam bentuk :
2. Benturan 1. Gas tekanan seperti udara ,hydrogen dan klor.
3. Kelembapan 2. Gas cair : Nitorgen dan ammonia
4. Listrik yang mungkin dapat memberikan pemanasan dan atau 3. Gas terlarut dalam pelarut organik dibawah tekanan .
loncatan Bahaya gas –gas bertekanan tersebut,selain bahaya karena sifat gas tersebut (
5. Pengaruh bahan kimia lain dalam penyimpanan Beracun, Korosif, mudah terbakar). juga bahaya mekanik seperti meluncurnya
silinder gas akibat tekanan yang terlepas atau ledakan.Selain itu cirri khas
Bahan Kimia Oksidator ( Oxidising Agents) bahaya utma adalah kebocoran yang akan mengeluarkan banyak gas dalam
Bahan kimia Oksidator adalah bahan kimia yang dapat waktu amat pendek.
menghasilkan oksigen dlam penguraian atau reaksinya dengan senyawa.
11 12

Bahan Kimia Radioaktif ( Radioakctive Subtances) 1. Bahan Beracun


Bahan kimia radioaktif adalah bahan kimia yang dapat Contoh : Sianida, Arsenida,dan posfor
memancarkan radiasi sinar alpha,beta atau gamma.Sinar – sinar radiasi
tersebut dapat mengganggu atau merusak sel – sel tubuh.Keterpaan radiasi
Syarat penyimpanan:
dapt terjadi karena sumber radiasi dari luar tubuh.Bahaya radiasi juga  Ruangan dingin dan berventilasi
berasal dari tubuh.Hal ini juga terjadi karena masuknya zat -zat radioaktif  Jauh dari bahaya kebakaran
lewat paru –paru ( berupa debu dan uap) , mulut atau kulit.  Dipisahkan dari bahan – bahan yang mungkin bereaksi
 Disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan
Penanganan Bahan Barbahaya dan Beracun.
Kemungkinana penggunaan bahan – bahan kimia berbahaya gloves
dalam laboratorium cukup banyak. Hal ini disebabkan oleh banyaknya
jenis reagen kimia yang dipakai meskipun kadang kala jumlah 2. Bahan Korosif ( Corrosive)
penggunaanya realtif lebih sedikit daripada dalam industri. Suatu bahan Contoh : Asam –asam,anhidrida asam , dan alakli
kimia dapat dikatakan berbahaya apabila termasuk salah satu atau lebih
kategori dibawah ini.Pengenalan sifat dan jenis bahan tersebut akan
Merusak wadah dan bereaksi dengan zat – zat beracun
memudahkan dalam cara penanganannya, yakni cara pencampuran , menghasilkan uap / gas beracun
mereaksikan, memindahkan atau transportasi, dan penyimpanan. Syarat penyimpanan:
 Ruangan dingin berventilasi
Syarat – syarat penyimpanan Bahan
 Wadah tertutup dan ber etiket
Mengingat bahwa sering terjadi kebakaran,ledakan atau
bocornya bahan – bahan kimia beracun dalam gedung, maka dalam  Dipisahkan dari zat-zat beracun
penyimpanan bahan – bahan kimia beberapa kemungkinan dibawah ini
perlu diperhatikan : 3. Bahan mudah terbakar
Contoh : Benzena, aceton, eter, heksan dan sebagainya
1.Pengaruh Panas
Kenaikan suhu akan menyebabkan reaksi atau perubahan kimia
Syarat penyimpanan:
terjadi dan mempercepat reaksi, juga percikan api berbahaya untuk bahan  Suhu dingin dan berventilasi
– bahan mudah terbakar.  Jauhkan dari sumber api atau panas,terutama loncatan api
listrik dan bara rokok
2.Pengaruh kelembaban  Tersedia alat pemadam kebakaran
Zat –zat higroskopis mudah menyerap uap air dari udara dan
reaksi hidrasi yang eksotermis akan menimbulkan pemanasan ruang.
4. Bahan mudah meledak
3.Interaksi dengan wadah Contoh : Amonium nitrat,Nitrogliserin,tinitrotoluen (TNT)
Bahan kimia dapat berinterikasi dengan wadahnya dan bocor. Syarat penyimpanan:
4.Interaksi antar bahan
Kemungkinan interaksi antar bahan dapat menimbulkan ledakan,
 Ruangan dingin dan berventilasi
kebakaran,atau timbuhnya gas beracun.  Jauhkan dari panas api
Dengan memepertimbangkan fektor- faktor diatas, beberapa syarat  Hindarkan dari gesekan atau tumpukan mekanis
penyimpanan bahan secara singkat adalah sebagai berikut :
5. Bahan Oksidator
Contoh : Perklorat,permanganant,peroksida organic.
13 14
Syarat penyimpanan: LARUTAN STANDAR ( LARUTAN BAKU)
 Suhu ruangan dingin dan berventilasi Pengertian:
 Jauhkan dari sumber api dan panas termasuk Larutan stnadar adalah larutan yang dibentuk dengan pasti
loncatan api listrik dan bara rokok konsentrasinya.
 Jauhkan dari bahan – bahan cairan mudah terbakar Berdasarkan dari sifat dan keadaan zat untuk membuat larutan
atau reduktor stnadar dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :
Catatan: Pemadam kebakaran kurang berguna karena zat 1. Larutan standar Primer
oksidator dapat menghasilkan sendiri. 2. Larutan standar Sekunder
a.Larutan standar Primer adalah Larutan standar yang terbuat dari
6. Bahan reaktif terhadap air zat standar yang keadaannya murni atau mudah dimurnikan
Contoh : Natrium, hidrida, karbit. nitrida dan sebagainya. Sifatnya stabil terhadap keadaan yang disekelilingnya, dan lebih
-Syarat penyimpanan: baik bila Berat Ekuivalen (BE)nya besar.
Suhu dingin ,kering dan berventilasi
Jauhkan dari sumber api atau panas b.Larutan standar Sekunder adalah larutan standar yang harus
Bangunan harus kedap air distandarkan atau dibakukan terhadap larutan stnadar primer.
Disediakan pemadam kebakaran tanpa air ( C02, Halon, Zat pembuat larutan standar sekunder kurang murni atau sukar
dry powder) untuk dimurnikan, tudak stabil, harganya murah dan mudah
didapat.
7. Bahan Reaktif terhadap Asam
Contoh: Natrium, Hidrida, Sianida MACAM – MACAM LARUTAN STANDAR
Zat –zat tersebut kebanyakan dengan asam menghasilkan JENIS TITRASI STNADAR PRIMER STANDAR SEKUNDER
gas yang mudah terbakar atau beracun. Asidimetri Na2 B4O7 10H2 O HCl
Alkalimetri H2C2O4 O2H2 O NaOH
Syarat Penyimpanan:
Permanganometri H2C2O42H2 O KmnO4
 Ruangan dingin dan berventilasi Iodometri KIO3 Na2S2O3
 Jauhklan dari sumber api ,panas,dan asam Argentometri NaCl AgNO3
 Ruangan penyimpanan perlu didesain agar tidak Kompleksometri Zn SO4 EDTA
memungkinkan terbentuk kantong – kantong
hydrogen. Konsentrasi larutan standar umumnya dinyatakan dengan
 Disediakan alat pelindung diri seperti kacamata, NORMALITAS ( N) Karena untuk mempermudah dalam
gloves dan pakaian kerja. melakukan perhitungan untuk hasil analisa titrimetri tidak perlu
8. Gas Bertekanan mengetahui koefisien zat yang bereaksi.
Contoh: gas N2, Asetilen,H2 dan CL2 dalam silinder. Asidimetri adalah penetapan kadar suatu basa dengan larutan baku
Syarat penyimpanan: asam
 Disimpan dlam keadaan tegak berdiri dan terikat Alakimetri adalah penetapan kadar suatu asam dengan larutan baku
 Ruangan dingin dan tidak terkena langsung basa.
matahari Definisi tersebut sering disebut titrasi Asidialkalimetri atau titrasi
 Jauhkan dari api dan panas. asam basa.
 Jauhkan dari bahan korosif dan dpat merusak keran
dan klatub- katub .
15 16
Titrasi asam basa adalah titrasi asam dengan basa dengan Prosedur Pembuatan :
asam dengan mempergunakan indikator untuk mengetahui Ukur dengan gelas ukur atau pipet skala 9 ml HL p tuang
titik akhir titrai (TAT). kedalam gelas ukur yang telah berisi air suling atau aquadest ±
500ml tambahkan air hingga tepat 1 liter aduk hingga homogen,
Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa masukkan kedalam botol dan beri etiket.
Indikator Pembuatan Range PH Perubahan
Warna
MO ( Methyl 0,5 gr MO 3,1 – 4,4 Merah jingga Catatan :
Orange) dilarutkan 1. Bila HCl 0,1 N yang dibutuhkan ambil atau pipetlah 90
dalam air ml HCL p encerkan dengan air suling add 1 liter.
MR (Methyl 1,0gr MR 4,2 – 6,3 Merah –kuning 2. Bila HCl 0,01 N yang dibutuhkan, encerkan 50,0 ml
Red) dilarutkan
dalam air panas larutan HCL 0,1 N dengan air suling add 500 ml
( dalam 600ml
etanol + 400ml SATUAN – SATUAN DALAM PERHITUNGAN KIMIA.
air) 1. Persen bobot ( % b/ b)
PP 0,5 gr/50ml 8,3 – 10.0 Tidak Berapa gr zat terlarut dalam 10 gr campuran
(Phenolpthalein) etanol + 50ml berwarnah –
air merah (pink) P=W x 100%
Phenol Red 0,1 gr 6,8 – 8,4 Kuning - W + WO
phenolred merah P= Persen
dalam 20ml W= Banyaknya zat terlarut dalam gram
etanol + 12,8
ml NaOH0,1N
WO=Banyaknya pelarut dalam gram
+ air Ad 100ml 2. Persen Volume
PEMBUATAN LARUTAN BAKU STANDAR ASAM P=W x 100%
Sebagi Larutan asam yang banyak digunakan adalah HCL dan H2 SO4 W + WO
kedua sam ini dijual sebagai asam pekat. P = Persen
HCL kadarnya 36 % BJ 1,18 Normalitas ±10,5 – 12 N W = Banyaknya zat terlarut dalam ml/gram
H2 SO4 kadarnya 98% BJ 1.84 Normalitas ± 36 N
Wo = Banyaknya pelarut dalam ml
Pembuatan Larutan HCl ± 0,1 N
3. Molaritas (M)
Perhitungan: Banyaknya mol zat terlarut per liter larutan
Jika kita menggunakan HCL pekat PA ( pro Analisa) akan dibuat M = gram
larutan 0,1 N sebanyak Y liter maka HCL pekat yang di perlukan BM x V
misalnya X ml, dari etiket kita ketahui HCL pekat mempunyai BJ 1,18
4. Normalitas ( N)
kadar 36 % BM 36,5.
Rumus awal Banyaknya ekuivalent zat terlarut per liter larutan
X x BJ x % = Y x N
BE x 100 N = gram
X = BE x 100 x Y xN BE x V
BJ x %
X = 36,5 x 100 x 1 liter x 0,1 N
11,8 x 36
X = 8,59 ml.
17 18
REAGENSIA YANG DIGUNAKAN DI 3.Metilen biru : 0,3gr
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI Alkohol 96 % : 30 ml
/BAKTERIOLOGI Aquadest : 70 ml
Pewarnaan gram Atau
Tujuan : untuk menentukan kuman gram positip dan gram Asam Pikrat : 0,75 gr
negatif. Aquadest : 100 ml.
Cara Pembuatan Larutan : II. Pewarnaan Ziechl- Neelsen ( Tan Thian Hok,1957)
1. Kristal Violet : 2 gram ujuan : Untuk mengetahui (mencari) kuman /basil Tahan Asam
Alkohol 96 % : 20 ml (BTA
Amonium Oksalat : 0,8 gram Larutan yang dipakai :
Aquadest : 80 ml 1.Karbol Fuhsin :1%
Larutan dicampur dan disaring setelah 24 jam dengan 2.H2 SO4 :5%
kertas saring. 3.Alkohol : 70 %
4. Metilen Biru :1%
2. Yodium Kristal : 1 gr
KI : 2 gram III. Pewarnaan Kinyoun Gabbet- Tan ( Tan Thian Hok 1962)
Aquadest : 300ml ujuan : Untuk mengetahui (mencari) kuman /basil Tahan Asam
3. Safranin : 0,25 gr (BTA
Alkohol 96 % : 10 ml Larutan yang digunakan :
Aquadest : 90 ml 1.Larutan kinyoun
Larutan dicampur dan disaring setelah 24 jam dengan kertas 2.Larutan Gabbet
saring. Cara Pembuatan Larutan:
1. Basic Fuchsin : 4 gr
Pewarnaan Bakteri Tahan Asam Kristal Fenol : 8 gr
I. Ziehl-Neelsen Alkohol 96 % : 20ml
Tujuan : Untuk mengetahui (mencari) kuman /basil Tahan Aquadest : 100ml
Asam (BTA) 2.Metilen Biru : 1 gr
Larutan yang diperlukan: H2 SO4 96 % : 20 ml
1.Karbol Fuhsin 1 % Alkohol 96 % : 30ml
2.Asam Alkohol 5 % Aquadest : 50 ml.
3.Metilen Biru atau asam pikrat.
PEWARNAAN GRANULA BAKTERI
Cara Pembuatan : Pewarnaan Neisser.
1. Basic Fuchsin : 0,5 gr Tujuan: untuk melihat butir – butir granula bakteri.
2.Alkohol 96 % : 10 ml Larutan yang digunakan:
Air alkohol ( 5gr fenol+95 ml Aquades panas) : 40 ml 1. Larutan Neisser A
2.HCl pekat : 5ml 2. Larutan Neisser B
Alkohol 96 % : 90ml 3. Larutan Neisser C
19 20
Cara Pembuatannya: PEWARNAAN KAPSUL BAKTERI
I 1. Metilen Biru : 0,1 gr I.Pewarnaan Burri
2.Alkohol 96 % : 2ml Tujuan : untuk melihat kapsul bakteri
3.Asam Acetat Glasial : 5 ml Larutan yang digunakan :
4.Aquadest : 95 ml a. Tinta Cina Pelikan
b. Borax Methilen Blue 2 %
II. 1.Kristal Violet : 1 gr Cara Pembuatan Larutan :
2.Alkohol 96% : 10 ml > Methilen blue : 2 gr
3.Aquadest : 300 ml > Borax kristal : 5 gr
> Aquadest : 100 ml
III. 1.Krisoidin : 2 gr
2.Aquadest : 300 ml PEWARNAAN SPORA BAKTERI
atau i. Pewarnaan Schaeffer – Fulton
Bismarck brown : 0,2 gr Tujuan : Untuk melihat spora bakteri
Aquadest : 100ml Larutan yang digunakan
Saat akan digunakan baru dicampurkan 2 (dua) bagian larutan a. Malachiet green :5%
Neisser A + 1 (satu) bagian Neisser B b. H2SO4 :1%
c.Safranin : 0,5 %
II. Pewarnaan Albert Cara Pembuatan Larutan :
Tujuan : untuk melihat granula bakteri 1. Malachiet green :5%
Larutan yang digunakan: Aquadest : 100 ml
a. Larutan Albert I 2. Safranin :0,5 gr
b. Larutan Albert II Alkohol 96 % : 10 ml
Cara Pembuatan Larutan Aquadest : 90 ml
I.Toluidin Blue :0,15 gr
Malachiet green :0,2 gr II. Pewarnaan Kelin
Alkohol 96 % : 2 ml Tujuan : untuk melihat Spora Bakteri
Asam acetat glacial : 1 ml Larutan yang digunakan :
Aquadest : 100 ml a. Karbol fuchsin
b. H2SO4 1 %
II. KI : 3gr c. Methilen Blue
Iodium Kristal : 2 gr
Aquadest : 300 ml Cara Pembuatan Larutan :
1.Larutan jenuh Fuhsin dalam alcohol : 10 ml
. Fenol 5 % : 90 ml
2. Metilen Blue : 1,48 gr
Alkohol 96 % : 100 ml
21 22
II. Untuk tes Yoges- Proskauer
Pewarnaan untuk Yersinia Pestis Alfanaftol 5% dalam Alkohol Absolut
I.Pewarnaan Wayson KOH 40% yang mengandung 0,3 % keratin
Tujuan: Untuk melihat kuman Yersinia Pestis
Larutan yang digunakan :
Larutan Wayson III. Untuk Reduksi Nitrat
Cara Pembuatan Larutan: Larutan A : 8 gr
1. Basic Fuchsin : 0,3 gr Asam Sulfanilat : 1000ml
Alkohol 96 % : 8 ml Larutan B
2. Metilen blue : 0,75 gr Alfanaftilamin : 5 gr
Alkohol 96 % : 12 ml Asam acetat 5 N :1000ml
Larutan 1 & 2 ditambah Fenol 5 % : 10 ml Masing –masing 5 tetes dari tiap larutan diteteskan pada tabung
Aquadest : 180 ml perbenihan tes reduksi nitrat.

PEWARNAAN FLAGELLA BAKTERI


I. Pewarnaan Gray UJI KUALITAS AIR
Tujuan: untuk melihat bulu cambuk ( flagel) bakteri Air di Laboratorium digunakan untuk berbagai keperluan antara
Larutan yang digunakan: lain pengenceran reagen (disebut air derajat reagen). Analisa
Larutan Beitz blanko, pencucian dan lain – lain. Kebutuhan mutu air berbeda –
Cara Pembuatan Larutan beda tergantung dari tujuan air tersebut akan digunakan, misalnya
> Larutan Aluminium ,Larutan jenuh dalam air : 5 ml air derajat reagen harus bebas dari zat – zat yang menganggu
>Asam tanat,larutan 20% dalam air : 2 ml analisa, sedangkan bila untuk pencucian hanya dibutuhkan air yang
> Hg CL2 laruitan jenuh dalam air : 2 ml bersihsaja.
>Basic Fuchsin (dalam alcohol) : 0,4 ml Bermacam – macam air yang digunakan di Laboratorium anatara
Larutan ini harus dibuat segar, tidak dapat disimpan. lain:
Reagensia I.Air Suling
I. Untuk tes Indol Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:
A. Ehclich a. Pemeriksaan fisik
Paradimethyl Amino Benzaldehida : 2 gr Cairan harus jernih,tidak berbau dan tidak mempunyai rasa.
Etanol 95 % : 190 ml
HCL Pekat : 40 ml B. Pemeriksaan Keasaman / kebasaan
B. Kovacs Cara:
Amil atau Isoamil alcohol :150 ml Pada 10 ml air ditambahkan dua tetes larutan merah metil hasilnya
Paradimethyl Amino Benzaldehida : 10 gr harus tidak berwarna merah .
HCL Pekat : 50 ml Pada 10 ml air ditambahkan 5 tetes larutan biru
bromtiomol,hasilnya harus tidak bewarna biru.
23 24
C. Pemeriksaan Amonium
Cara: I.Pemeriksaan Karbon dioksida
Pada 50ml air ditambahkan 2 ml larutan kalium Cara:
tetraiodohidrargirat(II) basa. Pada 25 ml air ditambahkan 25 ml larutan kalsium hidroksida
Buat larutan pembanding dengan mencampur 50 ml air bebas tunggu 5 ' Hasilnya air harus tetap jernih.
amoniak dengan 2 ml ammonium klorida encer.
Bandingkan warna air yang diperiksa dengan warna air dalam J. Pemeriksaan Zat Teroksidasi
tabung pembanding diatas dasar putih. Cara:
Air tersebut memenuhi syarat bila warnanya tidak lebih tua dari Pada 100ml air tambahkan 10 ml asam sulfat encer dan 0,5 ml
larutan pembanding. kalium permanganant 0,01 N,kemudian didihkan.
Warna harus tetap ( tidak hilang)
D. Pemeriksaan Besi, Tembaga ,Timbal
Cara: K. Pemeriksaan Sisa Penguapan
Pada 100 ml air tambahkan 1 tetes larutan natrium sulfida Cara:
Cairan harus tetap jernih dan tidak berwarna. Larutkan penguapan diatas penangas air hingga kering
Hasilnya tidak lebih dari 0,001 % b/v
E.Pemeriksaan Kalsium
Cara: 2. Air Demineralisasi
Pada 100 ml air ditambahkan 2 ml larutan ammonium oksalat Pengujian air demineralisasi meliputi:
Hasilnya harus tidak terjadi kekeruhan. a. Pengujian seperti yang dilakukan untuk air suling
ditambahkan dengan pemeriksaan dibawah ini.
F.Pemeriksaan Klorida b. Pemeriksaan Amonia Albuminoid
Cara: Cara:
Pada 100ml air tambahkan 1 ml larutan perak nitrat tunggu 5  Pada 500ml air ditambahkan 200mg magnesium karbonat
menit  Suling sebanyak 200ml dan buang sulingan tersebut
Cairan harus jernih dan tidak berwarna.  Tambahkan 25 ml larutan kalium permanganat basa
 Suling lagi sebanyak 100 ml dan buang sulingan tersebut.
G. Pemeriksaan Sulfat  Tambahkan 25 ml larutan kalium permanganat basa
Cara:  Suling sebanyak 100 ml
Pada 10 ml air tambahkan larutan barium klorida tunggu 5 menit  Pada sulingan tersebut tambahkan 4ml larutan kalium
Hasilnya harus tetap jernih dan tidak berwarna tetraiodohidrargirat (II) basa pada campuran 100 ml air
bebas amoniak dan 4 ml larutan ammonium klorida encer.
H.Pemeriksaan Nitrat
Cara:  Bandingkan warna air yang diperiksa dengan larutan
Masukkan sejumlah air kedalam tabung, tuangkan dengan hati – pembanding
hati 5 ml larutan difenilamin diatas air.  Warna yang terjadi tidak lebih tua dari warna larutan
Hasilnya harus tidak terjadi warna biru pada bidang batas. pembanding.
25 26
.C. Pemeriksaan daya tahan listrik ( Resitivitas) >Wadah reagen harus dibuat label yang berisi nama reagen ( rumus
Cara: kimia) tanggal pembuatan dan paraf pembuat
Ukur dya tahan listrik air demineral segar dengan alat > Harus diketahui sifat – sifat bahan kimia yang dibuat.
penukar ion > Reagen tertentu tidak boleh disimpan berdekatan atau dicampur
Hasilnya tidak kurang dari 1 megaohm cm. karena dapat bereaksi.
> Penyimpanan untuk reagen tertentu mempunyai persyaratan
3. Air Bersih khusus misalnya tidak boleh terkena paparan cahaya,harus pada
Pemeriksaan air bersih mencakup pemeriksaan fisika, kimia suhu ruangan, suhu dingin, atau harus beku dan sebagainya.
dan mikrobiologi sesuai dengan Permenkes Nomor
416/Permenkes / Peraturan IX/1990 tentang syarat- syarat 2. Reagen yang sudah jadi / komersial
dan pengawasan kualitas air. Lampiran II Ada bermacam macam reagen komersial
Pemilihan reagen harus memperhatikan hal – hal sebagai berikut:
Uji Kualitas Reagensia.  Produksi pabrik yang sudah dikenal
Reagen yang digunakan di laboratorium ada yang dapat  Sedapat mungkin dipilih reagen yang diapakai dalam
dibuat sendiri dan ada yang sudah jadi / komersial. metode yang direkomendasikan oleh lembaga berwenang.
Baik reagen yang dibuat sendiri maupun yang komersial  Isi Kemasan /volume sesuai dengan kebutuhan.
mempunyai persyaratan – persyaratan tertentu.  Mempunyai masa kedaluarsa yang panjang
I.Reagen buatan sendiri.  Mudah diperoleh dipasaran.
Hal –hal yang perlu diperhatikan adalah:
> Bahan kimia anhidrat ( tidak mengandung molekul air) Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah:
yang digunakan untuk pembuatan larutan standar kalibrasi  Etikat/ label wadah reagen
dan filtrai harus dikeringkan terlebih dahulu dalam oven Umumnya pada reagen komersial sudah tercantum nama
dengan suhu 105 °C minimal 1 –2 jam, sebaiknya satu atau kode bahan,tanggal produksi dan batas kedaluarsa
malam. Kemudian dinginkan sampai suhu kamar dalam serta nomor reagen tersebut
desikator, timbang dalam jumlah yang tetpat lalu  Batas Kedaluarsa
dilarutkan. Perhatikan batas kedaluarsanya
> Untuk garam hidrat ( mengandung molekul air) cukup Masa kedaluarsa yang tercantum pada kemasan hanya
dikeringkan dalam desikator. berlaku untuk reagen yang disimpan pada kondisis baik dan
> Pada waktu pengenceran harus diperhatikan kualitas air / belum pernah dibuka.Karena reagen yang wadahnya sudah
aquadest yang mau dipakai. Air yang mengandung kaporit pernah dibuka mempunyai masa kedaluarsa lebih pendek
akan mempengaruhi reagen untuk pemeriksaan kalsium dari reagen yang belum dibuka.
dan klorida, sedangkan air yang mengandung banyak  Keadaan fisik reagen
logam akan mempengaruhi pemeriksaan logam dan Kemasan harus dalam keadaan utuh, tidak mengeras dan
pewarnaan. tidak ada perubahan warna.
>Larutan kerja sifatnya tidak tahan lama sehingga harus  Penyimpanan
dibuatsecukupnya sesuai dengan kebutuhan. Penyimpanan reagen pada dasarnya harus mengikuti
> Untuk penyimpanan seharusnya dalam bentuk larutan stok ketentuan yang berlaku untuk tiap jenis reagen antara lain:
(Induk larutan)
27 28
 Tutuplah botol waktu penyimpanan UJI KUALITAS ANTIGEN – ANTI SERA
 Tidak boleh terkena sinar matahari langsung. Dalam penggunaan antigen dan antisera dalam diagnostik,perlu
 Beberapa reagen tidak boleh diletakkan pada tempat memperhatikan hal – hal sebagai berikut:
yang tidak berdekatan satu dengan lainnya.  Penggunaan harus mengikuti petunjuk pabriknya.
 Beberapa reagen harus disimpan pada botol gelap.  Setiap akan digunakan antigen atau antibody dalam botol
 Bahan – bahan yang berbahaya diletakkan dibagian harus dikocok dahulu dan sesuaikan dengan suhu kamar.
bawah /lantai dengan label tanda bahaya.  Simpan pada suhu yang dianjurkan
 Buat kartu stok dan tanggal penerimaan tanggal  Ada beberapa reagen serologic yang tidak boleh dibekukan
kedaluarsa tanggal wadah reagen dibuka.jumlah  Hindari pembekuan dan pencairan yang berulang ulang.
reagen yang diambil dan jumlah reagen sisa serta  Periksa masa kedaluarsanya,jangan memakai antigen/
paraf tenaga pemeriksa yang menggunakan. antisera bila mas akedaluarsanya terlampaui.
 Pencampuran:  Untuk menguji aglutinasi antisera,gunakan kultur kuman
Beberapa reagen memerlukan pencampuran sebelum segar dan murni yang diketahui reaktifitasnya.
dipakai atau pengenceran dengan aquadest .  Pemeriksaan harus selalu diikutsertakan beberapa serum
Reagen yang belum dipakai biasanya sifatnya lebih kontrol yang sudah diketahui reaktifitasnya.
stabil.  Jika memungkinkan nyatakan kekuatan serum kontrol
Cara Pemakaian: dalam IU per ml ( RA Factor, Brucella Aglutination test,
Umunya setiap reagen komersial dilengkapi dengan petunjuk Toxoplasma Serology, Streptococcal antibody test)
cara pemakaian ( Brosur) yuang dibuat oleh produsen. Cara  Pasangan serum basa akut dan konvalesen dari penderita
pemakaian ini biasanya berbeda dari satu produsen dengan yang sama harus diperiksa dengan nomorbatch yang sama.
produsen lain dan tidak boleh diubah atau dimodifikasi.  Untuk diagnosa serologik sifilis hanya digunakan prosedur
baku nasional atau internasional.
Uji kualitas reagen:  Setiap batch pemeriksaan serologis harus diikuti :
Uji kulitas harus dilakukan: a. Serum kontrol negatif (kontrol Spesifitas)
a. Setaip kali batch larutan kerja ( working Solution ) b. Serum reaktif yang lemah ( kontrol sensitifitas)
dibuat c. Serum reaktif yang kuat ( kontrol titrasi)
b. Setiap minggu ( sangat penting untuk larutan
pewarna Ziehl-Neelseen)
c. Bila sudah mendekati masa kedaluarsa Titer kualitas Antigen
d. Bila ditemukan / terlihat tanda –tanda kerusakan 1.Uji biokimia
(timbul kekeruhan,perubahan warna, endapan. Yaitu antigen diuji dari kuman hidup ( mikrobiologi)dengan
e. Bila terdapat kecurigaan terhadap hasil pemeriksaan. tabel yang sesuai.
Pengujian kualitas dapat dilakukan dengan : 2.Uji fisik –kimia
Melakukan pemeriksaan bahan kontrol yang telah diketahui Yaitu antigen diuji dengan hapusan untuk mendapatkan kuman
misalnya dengan menggunakan reagen tersebut. yang spesifik.
Menggunakan strain kuman 3.Uji Aglutinasi
Uji berbagai jenis larutan pewarna dan reagen dengan Yaitu antigen diuji dengan antisera polivalen ,kemudian
menggunakan kuman terlihat pada lampiran XIII. antisera indoval;en untuk mendapatkan antigen yang sesuai.
29 30
4.Uji Aglutinasi  Jangan menggunakan media yang telah kedaluarsa.
Yaitu antigen diuji dengan antibodi yang sudah standar  Jumlah media yang dibuat harus disesuaikan dengan
dan nilai cutoffnya telah diketahui pada suhu dan waktu jumlah kebutuhan dengan memperhatikan lamanya kualitas
yang ditentukan.Bila ada titer aglutinasi positif yang media jadi tersebut dapat bertahan
berada dibawah nilai cutoff, maka berarti ada  Pengukuran pH dengan pH meter atau indicator paper
kontaminasi dan antigen harus dibuang. dilakukan sebelum bahan media ditambahkan bahan agar
5.Uji Kemurnian atau dilakukan setelah pendinginan.
Yaitu antigen diuji secara aglutinasi dengan berbagai  Untuk media yang diperkaya penambahan darah, serum,
antibodi untuk melihat adanya reaksi silang. Bila ada antibiotik maupun bahan pertumbuhan lain harus dilakukan
lebih dari satu reaksi yang positif,berarti ada reaksi secara aseptik setelah pendinginan media cair dalam
silang. waterbath 56ºC.
6.Uji Binatang percobaan  Penuangan media agar kedalam cawan petri harus
Biasanya dilakukan untuk penelitian. dilakukan dalam ruang yang bebas debu dan diatas meja
yang telah dibersihkan dengan desinfektans.
Kegagalan pembuatan media dapat terjadi karena :
Uji Antibodi. a. Penimbangan bahan kurang tepat
1.Uji Aglutinasi b. Penggunaan air dlam jumlah yang kurang sesuai.
Yaitu anti bodi diuji dengan antigen yang standar pada c. Penggunaan air kran sebagai pengganti aquadest atau
suhu,pH dan waktu tertentu.Bila reaksi aglutinasi positif aquademineralisasi.
berarti antibodi tersebut spesifik. d. Pencampuran bahan kurang tepat.
2.Uji Titrasi e. Pemanasan yang berlabihan sehingga menyebabkan
Yaitu pengujian antibodi dengan menggunakan antigen hancurnya gel agar rusaknya karbohidrat dan protein,
standar yang nilai cut offnya sudah diketahui. Pengujian perubahan pH serta terjadinya endapan pada media.
ini digunakan untuk memastikan tidak adanya antibodi Pemanasan yang berlebihan dapat terjadi karena:
yang non spesifik. Bila ada aglutinasi positif yang berada a. Kurang memantau waktu sterilisasi
dibawah nilai cut off maka berarti ada kontaminasi. b. Kurang memantau tekanan pada autoklaf
3.Uji dengan berbagai antigen atau larutan NaCL c. Kegagalan waktu membuka autoklaf
Pengujian ini untuk menyakinkan antibodi yang spesifik d. Media terlampau lama mencair dalam waterbath
terhadap satu macam antigen. Mencairkan media berkali –kali
Uji kualitas Media
Untuk mendapatkan media yang baik banyak persyaratan 3.Penyimpanan Media
yang harus dipenuhi mulai dari pemilihan media, pembuatan, Penyimpanan media merupakan faktor yang penting baik
penyimpanan sampai dengan pengujian kualitasnya. penyimpanan bahan – bahan dasar media maupun penyimpanan
1. Pemilihan Media media yag telah siap pakai ( media yang sudah jadi ).
Hal – hal yang perlu diperhatian Untuk penyimpanan bahan – bahan dasar media harus
Prosedur pembuatan media harus mengikuti petunjuk diperhatikan mulai dari pemesanan sebagai berikut:
yang telah ditetapkan oleh pabrik.
31 32
1. Pesanlah kemasan dlam ukuran yang akan habis digunakan Contoh:
dalam waktu 1 – 2 bulan. >Media gula – gula yang dilengkapi tabung Durham bila dilihat
2. Pada waktu bahan media diterima,periksalah keutuhan gelembung udara berarti sudah tidak dapat dipergunakan lagi.
kemasan dan batas kedaluarsa. > Bila warna media tidak sesuai dengan warna standar maka harus
3. Catat tanggal penerimaan bahan dan tanggal waktu dicurigai adanya perbedaan pH, untuk itu diperiksalah dengan
kemasan dan batas kedaluarsa. menggunakan pH meter.
.4.Catat jumlah penggunaan dan sisa bahan media pada kartu > Bila pH media berbeda ± 0,2 satuan, tambahkan asam atau basa
stok atau dibuat baru.
5.Pesanlah bahan – bahan dalam jumlah yang diperkirakan
akan habis dalam waktu 6 bulan smapai satu tahun. b. Uji Sterilisasi
6. Simpan di tempat gelap, sejuk dan ventilasi yang baik Uji sterilisasi merupakan suatu keharusan terutama pada media
7.Pakailah dahulu bahan yang telah disimpan lebih lama yang diperkaya dengan bahan – bahan tertentu seperti agar darah
8.Buang media yang telah kedaluarsa atau rusak. atau agar coklat.
Untuk penyimpanan media jadi harus memeprhatikan hal – Cara :
hal sebagai berikut :  Ambil sejumlah 5 % dari setiap batch media yang dibuat.
a. Hindari terkena sinar matahari atau panas.  Inkubasi selama 2 hari pada suhu 35ºC
b. Media yang diperkaya dengan darah, bahan organic  Bila terdapat pertumbuhan lebih dari 2 koloni kuman
dan antibiotik harus disimpan dilemari es percawan petri pada satu cawan petri atau lebih, berarti
seluruh media dari batch tersebut tidak dapat dipakai.
c. Harus dijaga agar media tidak mengalami C.Penanaman kuman kontrol positif dan kontrol negatif
kekeringan, untuk media dalam cawan petri Kuman kontrol positif adalah kuman yang seharusnya
sebaiknya disimpan dlam kantong plastik tertutup tumbuh pada media tertentu, sedangkan kontrol kuman negatif
dan disimpan di dalam lemari es. adalah kuman yang seharusnya tidak tumbuh pada media tertentu.
d. Harus diperhatikan batas lama penyimpanan yaitu : Uji media dengan menggunakan kuman kontrol positif dan kontrol
> Tabung dengan sumbat kapas : 1 minggu negatif ini dapa dilihat pada lampiran XIV.
>Tabung dengan sumbat longgar : 1 minggu
>Cawan petri dalam bungkus plastik : 3 minggu D.Uji kualitas pemeriksaan kepekaan kuman.
>Botol dengan sumbat ketat ( Screw) : 3 bulan Pemeriksaan kepekaan kuman dengan metoda cakram,
dianjurkan oleh WHO dengan menggunakan metoda modifikasi
4. Pengujian kualitas media jadi Kirby- bauer.
Kualitas media harus diperiksa dahulu sebelum media Uji kepekaan strain kuman kontrol dapat dilihat pada lampiran XV.
digunakan. Ada bermacam – macam cara untuk menguji Gunakan QC chart untuk pencatatan dan evaluasi ( lihat lampiran
mutu media yang telah dibuat yaitu: XVI)
a. Secara visual Untuk menghindari terjadinya kesalahn, perlu diperhatikan hal –hal
Yaitu dengan memperhatikan atau melihat warna kekeruhan sebagai berikut:
dan lain – lain. 1. Diameter cakram harus benar ( 6,35 mm)
2. Kekutan cakram harus benar
3. Persediaan harus disimpan beku (-20ºC)
33 34

4. Jangan menggunakan cakram yang telah disimpan lebih Ketiga strain kontrol standar tersebut adalah:
dari satu bulan dalam lemari es ( 2º - 8ºC)  Staphylococcus aureus ( ATCC 25923, NCTC 6571)
5. Hanya digunakan agar Muller-Hilton sebagai media uji.  Escherchia coli ( ATCC 25922, NCTC 10418)
6. pH media yang tepat (7,2-7,4)sangat penting untuk  Pseudomonas aeruginosa ( ATCC 27853, NTCT 10622)
antibiotika tertentu. Pemeliharaan Strain Kuman
7. Inokulum harus distandarisasi dengan kekeruhan baku yang Strain kuman dapat di peroleh dari :
dibuat dengan cara sebagai berikut: 1,75% BaCL,2H2 O a. Isolasi dari spesimen klinik
0,5 ml ditambahkan 1 % Sulfuric Acid sebanyak 99,5 ml b. Koleksi kultur kuman yang resmi.
kemudian ditutup rapat untuk mencegah penguapan dan c. Komersial
disimpan pada suhu kamarGanti setiap 6 bulan. d. Laboratorium rujukan.
8. Diameter zona inhibisi harus diukur dengan tepat. Strain kuman yang ada di laboratorium harus dipelihara dengan
9. Ukuran zona inhibisi harus diinterertasi dengan baik agar kuman – kuman tersebut tidak mati.
menggunakan table berisi diameter kritis. Ada 2 macam cvara pemeliharaan strain kuman yaitu:
10. Hanya kultur murni dari kuamn yang tumbuh cepat (rapidly 1.Pemeliharaan Jangka Panjang
growing) yang dapat memberikan hasil yang dapat Mempunyai batas waktu antara beberapa bulan sampai
dipercaya. beberapa tahun . Untuk pemeliharaan jangka panjang ini yang
11. Lakukan tes kepekaan antibiotik dengan menggunakan 3 terbaik adalah dengan metoda liophilisasi atau penyimpanan dalam
strain. frezer pada suhu dibawah -70ºC atau dalam nitrogen cair.
Metode – metode ini dapat dilakukan dengan menggunakan :
Kontrol standar pada waktu: A. Gliserol - 20ºC
> Batch baru cakram mulai digunakan Cara:
> Batch baru media mulai digunakan >Tumbuhkan biakan murni pada media padat sesuai.
> Seminggu sekali bersama – sama dengan tes kepekaan yang di >Bila sudah tumbuh, ambil sedikit dengan menggunakan ose dan
lakukan rutin. suspensikan kedalam gliserol netral steril.
>Kemudian distribusikan sebanyak 1-2 ml kedalam tabung tertutup
35 36

E.Medium Cooked Meat untuk kuman anaerob


B. Mineral oil pada suhu kamar Cara:
Cara:  Inokulasikan kuman kedalam tabung berisi media daging
>Siapkan tabung yang berisi BHI  Inkubasikan selama satu malam pada suhu 35ºC
>Kemudian tumbuhkan biakan murni pada agar miring  Kemudian tutuplah tabung rapat- rapat dan simpan pada
tersebut suhu kamar
>Sterilkan mineral oil dengan cara memanaskan selama 1  Pindahkan setiap 2 bulan.
jam pada suhu 170ºC
.Bila pertumbuhan sudah tampak .tambahkan mineral oil 2. Pemeliharaan jangka pendek
steril sampai 1cm diatas puncak agar miring. Pemeliharaan ini dilakukan sehari –hari.
>Simpan pada suhu kamar dan pindakan setelah 3 bulan Dibedakan atas beberapa cara berdasarkan jenis kumannya yaitu:
samapi satu tahun.  Rapd growing organisme
Yaitu untuk kuman yang tergolong cepat tumbuh.
C. Biakan tusukan pada suhu kamar. Cara:
Cara : a. Inokulasikan kumannpada media TSA miring yang ada
 Siapkan tabung berisi agar bebas karbohidrat tutupnya ( Screw –capped)
(TSA) b. Kemudian inkubasikan selama satu malam pada suhu35ºC
 Tusukkan kuman kedalam agar tersebut dan c. Simpan dilemari es dan pindahkan setiap 2 minggu.
tutuplah tabung B.Streptococcus
 Kemudian inkubasi Cara:
Untuk staphylococcus dan Enterobacteriaceae diinkubasi a. Golongan kuman streptococcus di inokulasikan pada
selama satu malam pada suhu 35ºC. tabung tertutup yang berisi medium agar darah miring
 Kemudian tutuplah tabung dan celupkan kedalam /TSA agar.
paraffin cair supaya rekat. b. Kemudian inkubasi selama satu malam pada suhu 35ºC
 Simpan sesuai dengan jenis kumannya c. Simpan dalam lemari es
Untuk neisseria disimpan pada suhu 35ºC dan d. Pindahkan setiap 2 minggu.
pindahkan setiap 2 minggu, sedangkan untuk C.Meningococcus dan Haemophilus
streptococcus disimpan pada suhu kamar dan Cara:
dipindahkan setiap bulan sekali. a.Inokulasikan kuman pada agar coklat miring atau lempeng agar
 Simpan pada suhu 35ºC dalam candlejar b.Kemudian inkubasikan selama satu malam pada suhu 35ºC
c.Simpan pada suhu kamar.
d.Pindahkan setiap minggu 2 kali.
D.Gonococcus
Cara:
a. Inokulasikan kuman pada agar coklat miring
b. Kemudian inkubasikan, simpan pada suhu 35ºC dan
pindahkan setiap 2 hari
37 38

Lampiran Lampiran
PERSYARATAN PENYIMPANAN BEBERAPA SPESIMEN BERASAL PERSYARATAN PENYIMPANAN BEBERAPA SPESIMEN BERASAL
MANUSIA UNTUK BEBERAPA PEMERIKSAAN LABORATORIUM MANUSIA UNTUK BEBERAPA PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Jenis Spesime Antiqoagul Wa- Maksimum
Pemerik- n an/ dah Batas Jenis Spesimen Antiqoagulan/ Wa- Maksimum
saan Pengawet Penyimpan Pemerik- Jenis Jlh Pengawet dah Batas
Jenis Jlh an saan Penyimpanan
Hematolo Darah 2 ml Na,EDTA G.P Suhu kamar SGOT serum ml - GP 20-25ºC
gi 1-1,5 mg/ml 6 jam -2ºC 7 hari
Penetapa darah Ureum Serum ml GP 20-25ºC 24 jam
n kadar 4ºC 3 hari
Eritrosit Darah 2 ml Na,EDTA G.P Suhu kamar -2ºC 6 bulan
hitung jlh 1-1,5 mg/ml 6 jam Mikrobiologi
darah Mycobacteri Sput Secukupn - GPS Suhu kamar
LED Darah 2 ml Na,EDTA G.P Suhu kamar um um ya u
Westergr 1-1,5 mg/ml 2 jam tuberculosis
en darah Persyaratan penyimpanan Spesimen Air untuk beberapa Pemeriksaan air
Leukosit Darah 2 ml Na,EDTA G.P Suhu kamar lammpiran III
hitung jlh 1-1,5 mg/ml 2 jam Alkalinitas air 200 ml Dinginkan 4ºC PG 24 jam
darah Amonia - N air 500 ml Periksa segera PG 7 hari
Hemostas Darah 5 ml Sitras 1 : 9 G Suhu kamar atau tambahkan
is 2 jam H2 SO4 sampai
Hemoglo Darah 2 ml Na,EDTA G.P Stabil pH 2 dan
bin 1-1,5 mg/ml dinginkan
penetapan darah Asiditas air 100 ml Idem PG (B) 24 jam
kadar BOD (KOB) air 1000 ml Idem PG 6 jam
Jlh Darah 2 ml Na,EDTA G.P Suhu kamar COD air 100 ml idem PG 7 hari
Retikulos 1-1,5 mg/ml 6 jam (KOK)
it darah Fenol air 500 ml Idem PG 28 hari
Sediaan Darah 2 ml Na,EDTA G.P Suhu kamar Fosfat air 100 ml Saring untuk G ( A) 48 jam
apus 1-1,5 mg/ml 1 jam fosfat terlarut
darah darah segera dinginkan
Tropmbo Darah 2 ml Na,EDTA G.P Suhu kamar Karbon air 100 ml Periksa segera G 28 hari
sit 1-1,5 mg/ml 1 jam organik total atau tambahkan
darah H2 SO4 sampai
Kimia pH 2 dan
Klinik dinginkan
Gula Darah 2 ml Na F- GP 20-25ºC(3 Kekeruhan air 250 ml Simpan ditempat PG 24 jam
darah Oksalat 4,5 hari gelap
mg/ml darah 4ºCn( 7 hari Kesadahn air 100 ml Tambah HNO3 PG 6 bulan
-20ºC(3 hari sampai pH 2
Kolestero Serum 1 ml GP 20-25ºC(6 Logam air 250 ml idem PG 6 bulan
l hari terlarut
4ºCn( 6 hari
-20ºC(6
bulan
Pemeriks Urine Toluen 2,5 GP 24 jam
aan Urine ml urine 24
24 jam jam
Protein Urine 5 ml P 20-25ºC(4
penetapan hari
kuantitati
p
Reduksi Urine 5 ml P 20-25ºC
secepatnya
39 40
Lampiran IV
Penggunaan Transpor Media dan Penyimpanan
Logam total air 250 ml Tambah HNO3 PG 6 bulan
No Pembiakan Transpor Maksimum
sampai pH 2
Media Lama
Minyak & air 1000 tambahkan H2 SO4 G 28 hari
Penyimpanan
Lemak ml sampai pH 2 dan
1 Kuman Anaerob -Stuart medium Suhu kamar 24 –
dinginkan
-Amies medium 48 jam
Nitrat - N air 100 ml tambahkan H2 SO4 G 48 hari
Carry & Blair
sampai pH<2 dan
medium
dinginkan
2 Neisseria Gonorhoe -Stuart medium Suhu 2ºC- 8ºC 24
Nitrat - N air 100 ml Periksa segera atau PGG 48 hari
-Amies Medium jam
dinginkan 4ºC
3 Salmonella spp -Selenite broth Suhu 2ºC- 8ºC 4-
Organik- N air 500 ml Dinginkan tambah PG 7 hari
8 jam
H2 SO4 sampai
4 Vibrio Cholera -Carry & blair Suhu kamar 1
pH<2
medium minggu
Pestisida air 1000 Dinginkan tambah G ( S) 7 hari
-Alkaline pepton
ml Na2 S2 O3 (bila ada
water concentrated
sisa klor)
Residu/ air 500ml Dinginkan 4ºC PG 14 hari Formula Larutan Buffer
solid A. Larutan Buffer pH 4.0
Sianida air 500 ml Tambah NaOH PG 24 jam Reagen:
sampai pH>12 1. Air bebas karbon dioksida
dinginkan ditempat
gelap Cara:
Sulfida air 100 ml Tambah 4 tetes seng PG 24 jam a.Didihkan aquades dalam labu erlemeyer selama beberapa menit
asetat 2 N/ 100 ml b.Kemudian tutup dengan corong yang bersih yang telah diberi
atau dinginkan kapas untuk menghindari dari udara
tambah NaOH
sampai pH>9
c.Dinginkan,selama pendinginan dan penyimpanan harus terlindung dari
Silika air 50 ml Dinginkan 10ºC P 28 hari udara
Sulfat air 100 ml Dinginkan 4ºC PG 28 hari 2. Larutan Kalium biftalat 0,2 M
Warna air 300 ml Idem PG 48 jam Cara:
Biologi air Tanpa pengawet atau a.Kalium biftalat ( C8H5KO4) dikeringkan pada suhu 110 ºC-
tambah 40 ml buffer
formalin* / 1 liter 120ºC selama 1 jam
spesimen atau larutan b.Larutan 40.846 g kalium biftalat tersebut dalam air bebas
lugol **/100 ml karbon dioksida dan diencerkan sampai 1 liter
spesimen 3. Larutan Asam Klorida 0, 2 N
Ket: Cara pembuatan Larutan buffer pH 4.0
P : Plastik ( polietilen atau sederajt)
a. Campur 50.0 ml larutan Kalium biftalat 0,2 M dengan 0,1 ml
G : Gelas
G ( A) :Gelas,cuci dengan HNO3 ( 1:1) larutan asam klorida 0,2 N
P ( A) :Plastik, cuci dengan HNO3 ( 1:1) b. Encerkan dengan air bebas karbon dioksida sampai 200.0ml
G ( B) : Gelas, borosilikat Penyimpanan:
G ( S) : gelas, cuci dengan pelarut organik a. simpan dalam wadah yang terbuat dari kaca bebas alkali
* :20 g sodium borat + 1 liter 37 % formaldehid dan tertutup rapat
** :20 g KI dan 10 g I,larutkan dalam 200 ml aquades yang
mengandung 20 ml asam asetat glasial. b. Batas lama penyimpanan adalah 3 bulan .
Apabila terjadi kekeruhan atau telah memperlihatkan kemunduran,
larutan tersebut tidak boleh digunakan lagi
41 42
Penyimpanan:
B.Larutan Buffer pH 7.0 a. Simpan dalam wadah yang terbuat dari kaca bebas
Reagen: alkali dan tertutup rapat.
1.Air bebas karbon dioksida b. Batas lama penyimpanan adalah 3 bulan
Cara: Lihat pembuatan diatas Apabila terjadi kekeruhan atau telah memperlihatkan
2.Larutan kalium dihidrogen fosfat 0,2 N
kemunduran, larutan tersebut tidak boleh digunakan lagi
Cara:
a.Panaskan kalium dihirogen fosfat ( K2HPO4) pada suhu 110 -120ºC
selama 1 jam Lampiran
b.Larutkan 27,218 g K2HPO4 dalam air yang bebas karbon dioksida Formula larutan Kalium Bikromat
dan encerkan sampai 1000.0 ml Reagen
1.Larutan asam sulfat 0.005 mol/l
3.Larutan Natrium Hidroksida 0,2 N 2.Kalium bikromat analytican grade ( K2Cr2 O7)
Cara Pembuatan larutan buffer pH7.0 Cara pembuatan :
a.Campur 50.0ml larutan K2HPO4 0,2 N dengan 29,1 ml larutan a. Panaskan K2Cr2 O7pada suhu 110 ºC selama 1 jam
Natrium hidroksida 0, 2 N b. Timbang 0,0500g K2Cr2 O7yang telah dipanaskan
b.Encerkan dengan air bebas karbon dioksida sampai 200.0 ml
c. Kemudian larutkan dengan asam sulfat 0,005 mol/L
Penyimpanan dan encerkan sampai satu liter.
a.Simpan dalam wadah yang terbuat dari kaca bebas alkali dan tutup
rapat Uji Reagen dengan Menggunakan Kuman
b.Batas lama penyimpanan 3 bulan Larutan Media yang Organisme Hasil yang
c.Apabila terjadi kekeruhan atau telah memperlihatkan kemunduran, pewarna/reagen digunakan Kontrole diharapkan
larutan tersebut tidak boleh digunakan lagi Pewarnaan Campur Staphylococus, Gram positip
gram pada Gram negatip
sediaan E. Coli
Larutan buffer pH 9.0 apus
Reagen Pewarnaan Sediaan M.Tuberculosis Tampak adanya BTA
1.Air bebas karbon dioksida Ziehlneelsen apus dahak Berbentuk batang
Cara: Lihat pembuatan diatas ,waran merah jambu
2.Larutan Asam borat 0,2 M dan kalium Klorida 0,2 M
Cara: Tidak ditemukan
a.Panaskan kalium klorida ( KCl) pada suhu 110 -120ºC selama 1 jam BTA
b. Larutkan n12,366g asam borat dan 14.911 g kalium klorida dalam
Campuran flora
air bebas karbon dioksida dan encerkan sampai 1000.0 ml
tidak tahan asam
Bacitracin disc Blood agr S.Pyogenes Ada zone pembatas
C. Natrium hidroksida 0,2 N Tdk ada zone
S. Fecalis pembatas
Cara Pembuatan larutan buffer pH 9.0 Catalase Tryptic soy S.Aureus Terlihat adanya
a. Campur 50.0 ml larutan asam borat 0,2 N dan kalium klorida agar bubbles
0,2 M dengan 20.8 ml Natrium Hidroksida 0, 2 N ( gelembung
b. Encerkan dengan air bebas karbon dioksida samapi 200.0 ml S.Fecalis Tdk ada bubbles)
43 44
ONPG TSI atau Serratia Warna kuning Maconkey 24 jam aerob E.Coli. Koloni Merah
Kliger agar marcescens agar P. Mirabilis Koloni tdk
S.Typhymurium
Tdk bnerwarna berwarna,tidak menjalar
Tidak tumbuh
Optochin disc Blood agar s.Pneumoniae
Ada pertumbuhan S.Fecalis
disekitar disc
S.Mitis Tidak ada pertumbuhan Malonate 24 jam E.Coli Negatif ( hijau)
disekitar disc broth K.Pneumoniae Positif ( biru)
Oxidase Tryptic soy P.Aeruginosa Warna koloni menjadi Mannitol 24 jam aerob S. Aureus Koloni kuning
agar merah hitam beberapa Salt agr S.Epidermidis Koloni merah muda
saat kemudian. Tidak tumbuh
E. Coli Koloni tidak berubah E.Coli
warna Methyl red 48 jam E.Coli Positif/ negatif
?voge K.Pneumoniae Negatif/Positif
Dikutip dari WHO Second Part of Bench Level Procedure Manual on Basic proskauer
Bacteriology. Mueller- 24 jam E.Coli ATCC Diameter Zone yang
Hinton agar 25922 dapat diterima
Uji Media dengan menggunakan Kuman S.Aureus ATCC
Media Inkubasi Organisme Hasil Yang diharapakan 25923
kontrole P.Aeru ATCC
Bile Aseculin 24 jam S.Fecalis Tumbuh dan menjadi hitam 27853ginosa
agar Tidak tumbuh Sitrate broth 24 jam E.Coli Positif
S.Pyogenes Acinetobacter Negatif
Blood Agar 24 S.Pyogene Tumbuh dan β hemolysis Of dextrose 24 jam P.Aerugenosa Oksidasi pada
jamCO2/ca Tumbuh a hemolisis Acinetobacter permukaan tidak ada
ndlejar S.Pneumoniae Calcoaceticus perubahan
Chocolate agar 24 jam Haemophilus Tumbuh biavar Iwofti
CO2 Influenzae Pepeton 24 jam E.Coli Positif
Decaoboxilase 48 jam S.Typhimurium Positif Water(Indole K.pneumoniae Negatif
-Lysine shigella Flexneri Negatif )
-Omithine 48 jam S.Typhimurium Positif Phenylalanin 24 jam E.Coli Positif
-Arginine K.Pheneumoniae Negatif e deaminase P.Mirabilis Negatif
(dihydrolase) 48 jam S.Typhimurium Positif Rappaport 24 jam S.typhimurium Tumbuh setelah sub
P.Mirabilis Negatif broth, kultur
Gelatinase (rapid 24 jam E.Coli Positif selenite
test) Serratia Negatif broth dan Tdk tumbuh
marcescens tetrathiaonat E.Coli
Kliger’s Iron 24 jam Citribacter A/A gas + H2S* e broth
agar dan triple freundi Salmonella/S 24 jam E.coli Tdk tumbuh
sugar Iron agar S.Typhimurium A/A gas + H2S* higella agar aerob. S.Typhimurium Koloni tdk berwarna
S.Flexneri K/A 24 jam suhu
Acinetobacter Tdk ada perubahan kamar Koloni tdk berwarna
Yersinia
enterocolitica
Shigella flexineri
Simon citrate 48 jam E.coli Tdk tumbuh
K.pneumoniae Tumbuh warna biru
45 46

HEMATOLOGI
LED :
Reagen Hemoglobin :
Antikoagulant Natrium Citras 3,8 %
Cara Sahli : HCl : 0,1 N
LE. Cel :
Aquadest
Antiqoagulant Natrium Citras 3,8 %
Cara Spektrophotometer : Kalium Ferri Sianida
Reagensia sama dengan Difrential Count.
Kalium Sianida
Jumlah Leukosit :
LCS:
Larutan Turk
Larutan TURK
Jumlah Erytrocyt:
Resistensi Osmotik dan Fragliti Globulair
Larutan Hayem Na Cl 1%
Jumlah Trombocyt Golongan Darah
1. Larutan Van Herwerden 1. Anti sera A
2. Larutan Feissly Dipilih salah satu 2. Anti Sera B
3. Rees- Ecker 3. Anti Sera AB

Jumlah Eosinophil : 4. Anti Rh


URINALISA
1. Larutan Van Dungern
Bj : Pakai Urometer
Diffrential Count
PH : Kertas Lakmus
1. Giemsa
Protein :
2. Metanol Dipilih salah satu terkecuali Metanol
1. Asam Acetat 6 %
3. Wright fungsinya sebagai perekat
2. Asam Acetat Glasial
4. Peroxidase Reduksi :
5. PAS 1. Benedick
6. Fosfatase Alkalis 2. Fehling A & B
Bilirubin:
1.Jodium 1%
47 48
RUMUS
Yang ada Konsentrasi larutan = 25 % Cara Kerja:
Yang diinginkan ( diperlukan) 10% sebanyak 500 ml 1 ml cairan limbal yang jernih dimasukkan didalam sebuah tabung reaksi
Cara Membuatnya: kecil dan kemudian tambahkan 1 ml larutan Jenuh (NH4)2 SO4 . untuk kontrol:
25 : 10= 500 : X 1ml liquor + 1ml aquadest. Reaksi dibaca setelah 3 menit dengan
10 x 500 = 20 ml dipersamakan dengan kontrol. Reaksi diberikan dalam derajat:
25 + ( terjadi Oplescensi: keruh sedikit)
Isaplah Larutan 25% sebanyak 20 ml dan tambahkan add 500ml Aquadest ++( keruh sekali)
(pelarutnya). +++( terjadi endapan)

Yang ada Konsentrasi larutan = 35 % Percobaan Rivalta


Yang diinginkan ( diperlukan) 5% sebanyak 400 ml Sampel: Cairan Acites
Cara Membuatnya: Tujuan: Percobaan ini untuk mengetahui apakah radang itu: Transudat atau
35 : 5= 400 : X Exsudat
5 x 400 = 57,15 ml Transudat:
35 1. B.D Rendah (Cairan Exsudat)
Isaplah Larutan 35% sebanyak 57,15 ml dan tambahkan add 400ml Aquadest ( 2. Protein negatif
pelarutnya). 3. Jernih tidak mengandung sell
4. Rivalta –(negatif)
Exsudat :
1. B.D tinggi(cairan transudat ±1,066)
Reagen Van Pandy 2. Proptein positif
Prinsip: Globuline diendapkan dengan phenol dari cairan ( sampel) 3. Keruh, mengandung sell
Reagensia: 4. Rivalta +(positif)
Reagensia Pandy dibuat dengan Melarutkan 29 g Phenol cair ( 100 g phenol
kristal + 20 g Aquadest) dalam 100 ml air. Reagensia:
1. Asam Acetat glacial 99,5 % 2 tetes
Cara kerja : Masukkan larutan Pandy kedalam tabung sebanyak 0,5 ml dan 2. Aquadest 200 cc campur sampai homogen
teteskan sampel dan perhatikan reaksi yang terjadi; bila terjadi kekeruhan (
seperti asap rokok, awan putih) hasilnya positip. Cara Kerja;
Kepada reagensia teteskan 2 -3 tetes cairan yang akan diperiksa, terus
Reaksi Nonne Apple perhatikan reaksi yang terjadi, bila terjadi keruh putih ( seperti awan, atau
asap rokok) maka hasilnya positif, bila tidak terjadi seperti awan, atau asap
Prinsip: Globuline mengendap dalam larutan (NH4)2 SO4 setengah jenuh rokok hasilnya negatif.

Reagensia:
Larutan (NH4)2 SO4 Jenuh.
± 85 gr (NH4)2 SO4 yang netral dilarutkan dalam 100ml aquadest, dan didihkan.
Setelah itu larutan dibiarkan dingin sendiri dan setelah beberapa hari disaring.
Reagensia ini tidak boleh bereaksi aam dan jika perlu dinetralkan dengan NH 4
OH terhadap Methylred.
MANAJEMEN LABORATORIUM &
PENGUMPULAN , PENGIRIMAN SPESIMEN
KATA PENGANTAR
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan Laboratorium
Kesehatan adalah melakukan kegiatan pemantapan mutu internal
Laboratorium yang diselenggarakan oleh masing – masing
Laboratorium. Kegiatan pemantapan mutu internal laboratorium
dimaksudkan untuk mendeteksi dan mengindentifikasi kesalahan –
kesalahan analitik., baik yang bersifat sistematik maupun yang tidak
sistematik yang mungkin terjadi pada tiap tahap pemeriksaan, untuk
selanjutnya dilakukan upaya perbaikan dan upaya untuk menghindari
atau mencegah agar kesalahan yang sama tidak terjadi lagi.

Untuk membantu petugas laboratorium kesehatan memahami hal –hal


diatas, maka disusun buku petunjuk Pelaksanaan Pemantapan Mutu
Internal Laboratorium Kesehatan yang memuat kegiatan – kegiatan
yang harus dilaksanakan kegiatan pemantapan mutu internal
laboratorium mulai dari persiapan pasien, pengambilan ( Pra
Instrumentasi ) dan pengolahan spesimen, kalibrasi peralatan, uji
ketepatan dan lain – lain ( Instrumentasi ) sampai dengan pencatatan
dan pelaporan ( Pre Instrumentasi)

Penyusun masih menyadari masih banyak kekurangan ( memerlukan


penyempurnaan ), oleh karena itu saran untuk perbaikan sngat
diharapkan dari pembaca.
BAB I Laboreatorium secara terus menerus agar diperoleh hasil

PENDAHULUAN pemeriksaan yang tepat dan teliti.

Peningkatan mutu pelayanan laboratorium kesehatan Berbagai tindakan pencegahan perlu dilaksanakan sejak tahap pra

dilaksnakan melalui berbagai upaya, antara lain peningkatan analitik, tahap analitik sampai tahap pasca analitik.

manajemen dan kemampuan teknis tenaga laboratorium,


peningkatan tehnologi laboratorium, peningkatan rujukan dan Tahap pra analitik ( Pra Instrumen ) adalah tahap mulai

peningkatan kegiatan pemantapan mutu serta mengikuti mempersiapkan pasien, menerima spesimen, menyimpan

pelatihan – pelatihan inhouse dan Nasional. spesimen, mengambil spesimen, mengirimkan spesimen,
memberi Identitas spesimen, sampai dengan menguji air /

Pemantapan mutu laboratorium kesehatan adalah semua reagen/ antigen / media.

kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan


ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium, dilaksanakn melalui Tahap analitik ( Intrumentasi ) adalah tahap mulai mengelola

bergabagi kegiatan, antara lain pemilihan metode yang tepat, spesimen, mengkalibrasi peralatan laboratorium, sampai dengan

pengambilan spesimen yang benar, pelaksanaan pemeriksaan menguji ketelitian – ketepatan.

laboratorium oleh tenaga yang memiliki kompetensi dan


pelaksanaan kegiatan pemantapan mutu internal serta Tahap pasca analitik ( pre Instrumentasi ) adalah tahap mulai dari

pemantapan mutu eksternal. mencatat hasil pemeriksaan , interpertasi hasil sampai dengan
pelaporan serta memberikan hasil kepada pasien.

Pemantapan mutu eksternal adalah kegiatan pemantapan mutu


yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak diluar
laboratorium yang bersangkutan untuk menilai secara
retrospektif adanya kesamaan hasil pada berbagai laboratorium
dan mendeteksi adanya penyimpangan.
BAB II Untuk persiapan yang tidak mungkin dilakukan oleh pasien perlu
dicatat pada formulir permintaan pemeriksaan, buku penerima pasien
PERSIAPAN PASIEN dan formulir hasil.

Spesimen untuk pemeriksaaan laboratorium dapat berupa Faktor – factor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan anatar
bahan berasal dari manusia dan bukan manusia. lain :
Pemeriksaan spesimen yang bersal dari manusia sering 1. Makanan dan minuman
memerlukan persiapan pasien terlebih dahulu, pemeriksaan Makanan dan minuman dapat mempengaruhi hasil pada beberap jenis
yang bukan dari manusia tidak memerlukan persiapan. pemeriksaan, baik secara langsung ataupun tidak langsung misalnya :
a. Pemeriksaan guladarah puasa ( BSN) dan trigliserida.
Banyak factor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan Pemeriksaan ini dipengaruhi secara langsung oleh makanan dan
laboratorium sehingga persiapan pasien sangat perlu minuman karena zat – zat yang dikomsumsi atau produknya akan
diperhatikan. beredar dalam darah dan ikut ter ukur pada pemeriksaan. Untuk itu
pasien harus dalam keadaan puasa selama 10 – 16 jam sebelum
Pengirim pasien mempunyai tugas memberitahukan kepada dilakukan pemeriksaan ( pengambilan sample).
pasien mengenai persiapan yang perlu dilakukan sebelum ke Pada pemeriksaan trigliserida perlu dipuasakan sekurang – kurangnya
laboratorium. 12 jam.

Penerima pasien wajib menanyakan kesiapan pasien terhadap Pemeriksaan laju endap darah, aktivitas enzym, besi dan trace element
pemeriksaan yang akan dilakukan; misalnya apabila pemeriksaan ini dipengaruhi secara tidak langsung oleh makanan dan
memeriksa BSN pasien harus puasa minimal 8 jam. minuman karena makanan dan minuman akan mempengaruhi reaksi
Petugas laboratorium wajib menolak bila pasien belum dalam proses pemeriksaan sehingga hasilnya menjadi tidak benar,
melaksanakan syarat – syarat yang di informasikan terhaap oleh karena itu pada pemeriksaan LED seharusnya pasien puasa.
pasien.
Hal – hal yang belum dipahami atau dipenuhi oleh pasien b.Obat – obatan
hendaknya diberitahukan supaya pemeriksaan bisa Obat – obatan yang doberikan baik secara oral maupun cara lainnya
Obat – obatan yang sering digunakan dapat mempengaruhi
e. Trauma
pemeriksaan dapat dilihat pada lampiran I.
Disamping itu pemberian obat secara intramuskular akan Trauma dengan luka perdarahan akan menyebabkan terjadinya

menimbulkan jelas pada otot sehingga mengakibatkan enzym penurunan kadar substrat maupun aktivitas enzym yang diukur,

yang dikandung oleh otot masuk kedalam darah, sehingga termasuk kadar Hb. Hematokrit dan produksi urin. Hal ini disebabkan

mempengaruhi hasil pemeriksaan antara lain pemeriksaan karena terjadinya pemindahan cairan tubuh kedalam pembuluh darah

Creatinin Kinase ( CK) dan Lactic dehydrogenase ( LDH). sehingga mengakibatkan terjadinya pengenceran darah.
Pada tingkat lanjut akan terjadi peningkatan kadar ureum dan

c.Aktivitas fisik kreatinin serta enzym – enzym yang berasal dari otot.

Aktivtas fisik dapat menyebabkan antara lain terjadinya :


-Peningkatan penggunaan glukosa oleh jaringan yang f. Variasi Harian

mengakibatkan meningkatnya kadar gula darah dan perbedaan Pada tubuh manusia terjadi perbedaan zat – zat tertentu dalam tubuh

yang besar antara kadar gula daah di arteri dan vena. dari waktu kle waktu yang disebabkan oleh fluktuasi harian ( variasi

-Perubahan kadar substrat dan enzym diurnal ) , seperti:

contoh : Konsentrasi gas darah, kadar asam urat, kreatini -Besi serum

kinase ( CK), LDH, Hb, hitung sel darah dan produksi urin. Kadar besi dalam serum yang diambil pada sore hari akan lebih tinggi

d.Demam daripada diambil pagi hari.

Pada waktu demam akan : -Glukosa:

-terjadi peningkatan gula darah sebagai akibat meningkatnya Kadar insulin akan mencapai puncaknya pada pagi hari, sehingga

pelepasan insulin. apabila tes toleransi glukosa dilakukan pada siang hari, maka hasilnya

-terjadi penurunan kadar kolesterol dan trigliserida pada awal akan lebih tinggi daripada pagi hari.

demam karean terjadinya peningkatan metabolisme lemak, dan -Enzym:

terjadinya peningkatan asam lemak bebas dan benda – benda Aktivitas enzym yang diukur akan berfluktuasi oleh karena

keton karena penggunaan lemak yang meningkat pada demam disebabkan kadar hormon yang berada dari waktu ke waktu.

yang sudah lama. - Eosinopil

--lebih mudah menemukan parasit malaria dalam darah Jumlah eosinopil menunjukkan variasi diurnal
BAB III Label wadah spesimen yang diambil di laboratorium harus memuat :
PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN SPESIMEN 1.Tanggal pengambilan spesimen
1.PEMBERIAN IDENTITAS 2.Nomor / kode spesimen
Pemberian identitas pasien atau spesimen merupakan hal Formulir hasil harus memuat :
yang penting, baik pada saat pengisian surat pengantar / 1.Tanggal pemeriksaan
formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran, pengisian label 2.Identitas pasien ( nama, Umur, Alamat, Jenis Kelamin) atau
wadah spesimen maupun pada formulir hasil pemerikasaan . identitas spesimen.
Pada surat pengantar / formulir permintaan pemeriksaan 3.Nomor / kode laboratorium
laboratorium sebaiknya memuat secara lengkap : 4.Hasil pemeriksaan
1.Tanggal permintaan 5.Satuan nilai pemeriksaan
2. Tanggal da jam pengambilan 6.Nilai rentang parameter
3. Identitas pengiriman ( nama, alamat, nomor telepon 7. Keterangan lain yang dianggap perlu, misalnya:
4. Identitas pasien( Nama, Umur, Jenis kelamin,, alamat) atau - Penjelasan mengenai persiapan pasien yang tidak mungkin
identitas spesimen. dilaksanakan
5. Diagnosis / keterangan Klinik - Penjelasan hasil pemeriksaan hanya berlaku untuk spesimen
6. Obat – obat yang telah diberikan dan lama pemberian tersebut.
7. Jenis spesimen 8.Tanggal hasil pemeriksaan laboratorium dikeluarkan
8. Lokasi pengambilan spesimen 9.Tanda tangan penanggung jawab Laboratorium.
9. Volume spesimen Pada waktu pemberian identitas ini dapat terjadi kekeliruan , terutama
10. Pemeriksaan laboratorium yang diminta pada laboratorium dengan jumlah pasien atau spesimen yang banyak.
11.Nama pengambil spesimen
12. Transpor media / pengawet yang digunakan 2. PENERIMAAN SPESIMEN
Label wadah spesimen yang akan dikirim ke Laboratorium Bagian penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian
harus memuat : antara :
a.Tanggal pengambilan spesimen a. Spesimen yang diterima dengan formulir permintaan
b.Identitas pasien atau spesimen pemeriksaan
Hal – hal yang perlu dicatat antara lain : -.Pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman : Spesimen harus
1. Volume diambil sebelum pemberian obat antibiotika, karena obat anti biotika
2. Warna tersebut akan menghambat pertumbuhan kuman yang ada pada
3. Kekeruhan samole tersebut.
4. Bau
5. Konsistensi , dll - Pemeriksaan Gonorhoe : Untuk menentukan kuman Gonorhoe,
Spesimen yang tidak sesuia atau tidak memenuhi syarat pengambilan sample dari secret Uretra sebaiknya dilakukan dua jam
hendaknya ditolak, kecuali sample yang diterima di kirim sebelum buang air kecil.
melalui pos ini tidak bisa ditolak, hanya dalam pelaporan hasil
perlu catatan di formulir hasil sesuai dengan yang diterima. - Pemeriksaan Mikrofilaria : untuk menemukan parasit mIkrofilaria
dalam darah, pengambilan darah sebaiknya dilakukan pada malam
3.PENGAMBILAN SPESIMEN hari ( pada waktu senja dan menjelang malam)
Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah :
a. Waktu pengambilan - Pemeriksaan Tuberkulosis : Dahak diambil pada pagi hari segera
Pada umumnya pengambilan spesimen dilakukan setelah pasien bangun tidur, memungkinkan kuman M. Tuberkulosis
pada pagi hari, terutama untuk pemeriksaan Kimia Klinik, lebih besar ditemukan dibandingkan dengan dahak sewaktu.
Hematologi dan Immunologi karena umumnya nilai normal
berdasarkan pada pagi hari. Namun ada bebrapa pemeriksaan - Pemeriksaan Enzym Jantung : Pengambilan spesimen sebaiknya
yang waktu pengambilan spesimennya harus disesuaikan dilakukan segera setelah serangan akut jantung kemudian diikuti
dengan perjalanan penyakit dan fluktuasi harian, misalnya : secara serial.
-Demam typhoid
Untuk pemeriksaan biakan darah, paling baik dilakukan pada -Pemantauan kualitas Air : Untuk menegtahui dan memantau
minggu I atau II waktu sakit, sedang kan Urine atau Tinja kualitas air, spesimen air perlu diambil pada hari dan jam yang
dilakukan pada minggu II atau III berbeda- beda, sehingga dapat diketahui perbedaan kualitas air setiap
Untuk pemeriksaan widal dilakukan pada fase akut dan hari maupun setiap jam.
komvalesen.
b. Volume Spesimen -Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan air permukaan pada air
volume spesimen yang diambil harus mencukupi sungai dilakukan pada sumber air alamiah yaitu tempat yang belum
kebutuhan pemeriksaan Laboratorium yang diminta atau dapat terjadi atau masih sedikit pencemarannya, sumber air tercemar yaitu
mewakili objek yang diperiksa, Volume spesimen yang tempat yang telah mengalami perubahan atau di hilir sumber
dibutuhkan untuyk beberapa pemeriksaan spesimen yang pencemaran dan sumber air yang dimamfaatkan yaitu tempat
bersal dari manusia dapat dilihat pada lampiran II, sedangkan penyadapan pemamfaatan sumber air tersebut.
untuk beberapa pemeriksaan spesimen air dapat dilihat pada
lampiran III. Titik – titik pengambilan spesimen adalah sebagi berikut :
a. Sungai dengan debit kurang dari 5 meter kubik / detik
c.Cara pengambilan Spesimen : Pengambilan spesimen harus mempunyai satu titik pengambilan spesimen yaitu tengah –
dilaksanakan oleh tenaga yang terampil dengan cara yang tengah sungai pada 0,5 x kedalaman dari permukaan air.
benar, agar spesimen tersebut mewakili keadaan yang b. Sungai dengan debit antara 5-150 meter kubik / detik
sebenarnya. mempunyai dua titik pengambilan spesimen yaitu pada jarak
1/3 dan 2/ 3 lebar sungai pada 0,5 x kedalaman dari
d.Lokasi pengambilan Spesimen : Sebelum mengambil permukaan air.
spesimen, harus ditetapkan terlebih dahulu lokasi pengambilan c. Sungai dengan debit lebih dari 150 meter kubik / detik
yang tepat sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta mempunyai 6 titik pengambilan spesimen yaitu jarak ¼, ½
misalnya : dan ¾ lebar sungai pada 0,2 dan 0,8 x kedalaman dari
-Spesimen untuk pemeriksaan yang menggunakan darah vena permukaan air.
umunya diambil Vena Cubiti daerah siku. Spesimen darah -Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan air permukaan pada danau
arteri umunya diambil dari Arteri radialis di pergelangan / wadukk dilakukan pada tempat masuknyta sungai kedanau / waduk,
tangan atau Arteri Fermoralis daerah lipat paha. Spesimen di tengah danau / waduk, tempat penyadapan air untuk pemamfaatan
darah kapiler diambil dari ujung jari tangan III atau IV bagian dan tempat keluarnya air danau / waduk.
tepi atau daerah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki atau cuping Titik- titik pengambilan spesimen air danau / waduk adalah sebagai
telingan pada bayi. berikut :
-spesimen untuk pemeriksaan biakan, harus diambil di tempat 1.Danau/ waduk dengan kedalaman kurang dari 10 meter terdapat dua
2.Danau/ waduk dengan kedalaman antara 10 – 30 meter terdapat perlu dipergunakan botol berwarna coklat ( aktinis)
tiga titik pengambilan yaitu di permukaan, dilapisan termoklin (
9. Untuk pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman, wadah harus
lapisan danau yang mengalami penurunan suhu yang cukup besar
atau lebih dari 1º C/meter kearah dasar danau dan didasar danau / steril.
waduk.
10. Untuk wadah spesimen urine, sputum, tinja sebaiknya menggu-
3.Danau / waduk dengan kedalaman antara 30 – 100 meter, nakan wadah yang bermulut lebar.
terdapat empat titik pengambilan yaitu di permukaan, dilapisan
5. Pengawet Spesimen
termoklin, diatas lapisan hipolimnion ( lapisan bawah danau yang
mempunyai suhu relatif sama dan lebih dingin dari lapisan Beberapa spesimen memerlukan tambahan berupa bahan pengawet
diatasnya), dan didasar danau / waduk.
atau antiqoagulan.
4. Danau / waduk yang kedalamannya lebih dari 100 meter, titik Beberapa contoh antikoagulan / pengawet yang digunakan untuk
pengambilan contoh dapat ditambah sesuai dengan keperluan.
spesimen berasal dari manusia dapat dilihat pada lampiran III.
e.Peralatan untuk pengambilan Spesimen: nSecara umum Keslahan dalam pemberian bahan tambahan tersebut dapat
peralatan yang digunakan harus memenuhi syrata – syarat :
mempengaruhi hasil pemeriksaan.
a. Bersih
b. Kering Bahan tambahan yang dipakai harus memenuhi persyaratan yaitu
c. Tidak mengandung bahan kimia atau deterjen
tidak mengganggu atau mengubah kadar zat yang akan diperiksa.
d. Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat – zat yang
ada pada spesimen 6. Pengiriman Spesimen
e. Mudah dicuci dari bekas spesimen sebelumnya.
Spesimen yang akan dikirim ke Laboratorium lain, sebaiknya dikirim
Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan biakan harus dalam bentuk yang relatif stabil.
menggunakan peralatan yang steril, sedangkan pengambilan
Untuk itu perlu diperhatikan persyaratan pengiriman
spesimen yang bersifat invasive harus menggunakan perlatan
yang steril dan sekali pakai buang. spesimen antara lain:
1. Kecepatan; diupayakan menggunakan alat transportasi yang
4. Wadah Spesimen
tercepat.
Wadah spesimen harus memenuhi syarat: 2. Tidak terkena matahari secara langsung
1. Terbuat dari gelas atau plastik
2. Tidak bocor atau merembes 3. Kemasan harus sesuai dengan syarat keselamatan kerja.
3. Harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir 4. Kemasan harus siberi label yang bertuliskan “ Bahan
4. Besar wadah disesuaikan dengan volume spesimen
5. Bersih pemeriksaan Infeksius”
6. Kering 5. Suhu; spesimen yang memerlukan suhu dingin dapat
7. Tidak mempengaruhi sifat zat- zat dalam spesimen
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan
dengan memperhatikan jenis pemeriksaan yang kan diperiksa.
6. menggunakan es , sedangkan yang memerlukan beku
Beberpa cara penyimpanan spesimen al:
dapat menggunbakan es kering
a.Disimpan dalam suhu kamar
7. Pada beberapa jenis pemeriksaan mikrobiologi perlu
b.Misalnya penyimpanan usap dubur dalam Carry & Blair untuk
menggunakan traspor media, terutama bila
pemeriksaan Vibrio Cholera
memerlukan waktu lama. Beberapa contoh tranpor
c.Disimpan dalam lemari es demgam suhu 0ºC - 8ºC
media yang digunakan dapat dilihat pada lampiran IV
d.Penyimpanan spesimen lebih ari sehari harus dalam lemari es
Kualitas transpor media perlu diperhatikan, untuk mencegah
dengan suhu -20ºC
agar transpor media tiodak cepat rusak, maka sebaiknya
e.Dapat diberikan bahan pengawet
transpor media disimpan dalam lemari es, kecuali alkalis air
f.Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum atau
pepton pekat dan kaldu empedu.
lisat.
Transpor media yang telah rusak akan mengalami perubahan
Persyaratan penyimpanan beberapa spesimen bersal manusia untuk
sebagai berikut :
beberapa pemeriksaan laboratorium dapat dilihat pada Lampiran II,
a. Volume menjadi susut
sedangkan persyaratan penyimpanan beberapa spesimen air untuk
b. Mengering / mengkerut
beberapa pemeriksaan laboratorium dapat dilihat dalam lampiran III
c. Terjadi perubahan warna
d. Terjadi kekeruhan
8.Pengolahan Spesimen
Beberapa jenis pemeriksaan memerlukan pengolahan terlebih
7. Penyimpanan Spesimen
dahulu. Pengolahan spesimen antara lain sentrifugasi, destruksi,
Spesimen yang diambil harus segera dikirim ke
homogenisasi dsb.
Laboratorium untuk diperiksa, karena stabilitas spesimen dapat
Pengetahuan mengeani teknik pengolahan harus dikuasi benar,
berubah.
karena pengolahn yang kurang baik akan mempengaruhi kualitas
Faktor – factor yang mempengaruhi stabilitas spesimen al :
spesimen yang selanjutnya akan mempengaruhi pula hasil
a.Terjadi kontaminasi oleh kuman dan bahan kimia
pemeriksaan.
b.Terjadinya metabolisme oleh sel – sel hidup pada spesimen
c.Trjadinya penguapan
d.Pengaruh suhu
BAB IV
dipakai.
PEMELIHARAAN DAN KALIBRASI PERALATAN
f. Catat waktu dekolorisasi indicator setiap minggu

Peralatan Laboratorium merupakan salah satu factor yang dapat 2. ANALYZER, MERCURY (GOLD FILM SENSOR)

mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium, untuk itu alat Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah :

perlu dipelihara dan dikalibrasi secara teratur. a. Zero air filter harus selalu terpasang, walaupun alat sedang

Untuk meningkatkan mutu pemeriksaan laboratorium, juga tidak dipakai ( dalam keadaan stand by)

diperlukan pemilihan alat yang tepat. b. Film heat hanya dilakukan jika kejenuhan gold film sudah

Pemilihan peralatan perlu memperhatikan hal – hal sbb: mencapai lebih dari 80.

a. Produksi Pabrik yang telah dikenal c. Semua alat gelas yang dipakai harus direndam semalam

b. Memiliki ketepatan dan ketelitian yang tinggi dalam larutan HNO3 50% untuk menghilangkan mercury

c. Tersedia teknisi dan suku cadang mudah didapat yang tertinggal, kemudian dibilas dengan air sampai bersih.

d. Tersedia fasilitas pelayanan purna jual d. Gunakan pipet yang bersih dan terpisah untuk larutan stok

e. Sedapat mungkin tidak tergantung pada reagen dari jenis mercury dan SnCl2.

/ merek tertentu Selain daripada hal – hal tersebut diatas, alat perlu pula dikalibrasi

f. Pengoperasian mudah dan praktis dengan cara sebagai berikut :

g. Batas deteksi jelas a. Sediakan 6 tabung reaksi

Setiap peralatan yang harus dibuat protap pengoperasiannya serta b. Masukkan masing – masing larutan baku Hg 10 mg / ml

dipantau penggunaannya dan uji mutu secara berkala. sebanyak 2 ml


c. Tambahkan 28 ml aquades pada masing – masing tabung
d. Masing – masing tabung dibaca pada alat
1. ANAEROBIC JAR
Hal- hal yang perlu diperhatikan adalah : e. Sesudah 2 menit terbaca hasilnya dalam ng

a. Bersihkan bagian dalam jar setiap minggu f. Hasil pembacaan pada masing – masing tabung tersebut

b. Reaktifasi katalis setelah satu rangkaian pemeriksaan harus diantara 16 – 20.

pada suhu 160ºC selama 24 jam g. Apabila hasilnya tidak demikian, alat harus diset kembali

c. Ganti katalis setiap 3 bulan


d. Periksa adanya kebocoran pada sel gasket setiap minggu
Dilapisi dengan kain beludru. Simpan kotak kayu tersebut di
3. AUTOCLAVE, STERILISATOR ( AUTOKLAF)
tempat yang mempunyai kelembaban rendah.
Pemeliharaan yang harus dilakukan adalah :
e. Anak timbangan tidak boleh dipegang dengan tangan, harus
a. Bersihkan dan ganti air dalam autoklaf setiap bulan
menggunakan pinset
b. Air yang digunakan sebaiknya Aquades
f. Ujung pinset tidak boleh dipegang atau disentuh oleh tangan
c. Periksa dan atur tingginya air sebelum alat dijalankan
g. Anak timbangan dan bahan yang akan ditimbang diletakkan
d. Catat waktu , temperatur dan tekanan setiap kali alat
dibagian tengah daun timbangan
dijalankan
h. Suhu bahan yang ditimbang harus sama dengan suhu kamar,
e. Gunakan strip spora ( Bacillus stearothermophilus)
bila bahan tersebut lebih panas, dinginkan lebih dahulu pada
setiap minggu untuk menguji sterilisasi. Bila tidak ada
suhu kamar.
pertumbuhan spora pada subkultur, berarti proses
i. Penambahan atau pengurangan bahan hanya boleh dilakukan
sterilisasi telah berlangsung dengan baik.
sewaktu timbangan dalam keadaan istirahat.
f. Gunakan autoclave indicator tape untuk mengetahui
j. Pada waktu menimbang, pintu kotak harus keadaan tertutup
apakah autoklaf telah berfungsi dengan baik.
k. Bila pada saat digunakan ternyata pada anak timbangan
terdapat debu, bersihkan dengan menggunakan sikat halus.
4.BALANCE,ANALYTICAL ( TIMBANGAN ANALITIK)
l. Bila pada anak timbangan terdapat bekas tangan, bekas
Untuk memelihara ketepatan timbangan analitik, perlu
tersebut harus segera dibersihkan dengan menggunakan
pemeliharaan yang sangat baik, terutama anak timbangan.
alcohol.
Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah:
m. Anak timbangan yang dipakai harus dikalibrasi setahu sekali
a. Timbangan harus diletkkan dalam kotak timbangan
Kalibrasi anak timbangan dilakukan dengan memakai anak timbangan
dan diletakkan diruang terpisah pada tempat dengan
standar yang bersertifikat kelas M yang memperlihatkan nilai nominal
permukaan yang rata dan tidak bergetar.
setiap anak timbangan, deviasi sistematik dari nilai nominal, kelas
b. Bila tidk sedang digunakan, simpanlah timbangan
ketelitian, ketidak pastian, nilai massa dan massa jenis bahan atau
dalam keadaan istirahat.
volume.
c. Jangan menyentuh daun timbangan untuk
Cara Kalibrasi anak timbangan:
menghentikan ayunan
a. Periksa titik nol, jarum penunjuk angka harus menunjukkan
d. Anak timbangan harus disimpan dalam kotak kayu
angka nol
c. Timbangan dan anak timbangan yang dipakai sehari – hari. 3. Ulangi samapi 5 kali
d. Baca dan catat hasilnya 4. Hitung niali rata – ratanya
e. Ulangi penimbangan dengan anak timbangan standar yang 5. Toleansi perbedaan berat yang masih dapat diterima adalah :
lebih berat  Untuk berat 5-1 g = ± 0,054 mg
f. Anak timbangan dianggap masih tepat bila berat yang  Untuk berat 500-100mg = ± 0,025 mg
ditunjukkan oleh anak timbangan tidak menyimpang lebih  Untuk berat 50 –1 mg = ± 0,014 mg
besar dari 0,1 % dari berat masing – masing anak
timbangan standar yang dipakai. 6. CENTRIFUGE ( SENTRIFUS)
5.BALANCE,ELECTRICAL( TIMBANGAN ELEKTRIK) Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah :
Hal Hal yang perlu diperhatikan adalah :  Bersihkan dinding bagian dalam dengan larutan anseptik
1. Ruang tempat timbangan harus bebas dari getaran, setiap minggu atau bila terjadi tumpahan atau tabung yang
aliran udara dan temperatur yang berfluktuasi pecah
2. Timbangan ditempatkan ditempat yang bersih, bebas  Gunakan tabung dengan ukuran dan type yang sesuai untuk
dari debu dan karat serta diletkkan dipermukaan yang tiap centrifuge
rata.  Beban harus dibuat seimbang sebelum centrifuge di
3. Timbangan tidak boleh dipindah – pindahkan jalankan
4. Periksa terhadap garis permukaan secara rutin
 Periksa bantalan pada wadah tabung, bila bantalan tidak ada
5. Cegah jangan sampai ada kotoran atau ceceran zat- zat
maka tabung akan mudah pecah waktu disentrifus karena
yang ditimbang, baik padat atau cairan ditimbangan
adanya gaya setrifugal yang kuat menekan tabung kaca
6. Gunakan forcef untuk mengankat bahan yang akan
kedasar wadah.
ditimbang untuk mencegah adanya pengotoran lemak,
Centrifuge perlu dikalibrasi baik kecepatan putarannya / rpm maupun
lembab atau kering dari tangan
waktu / timernya, sedangkan pada snetrifuge refrigerated selain rpm
Kalibrasi timbangan dilakukan setiap hari dengan memakai
dan timer perlu pula kalibrasi suhunya.
anak timbangan standar yang bersertifikat kelas S.
Kalibrasi rpm dapat dilakukan dengan menggunakan :
Cara:
a. Tachometer mekanik yaitu dengan kabel yang lentur
1. Lakukan penimbangan anak timbangan standar
Caranya :
dihubungkan dengan alat meter sentrifuge pada d. Kalibrasi timer dapat dilakukan dengan menggunakan
rpm yang paling sering dipakai, kemudian stopwatch.
jalankan Caranya :
- Catat rpm yang ditunjukkan oleh meter pada 1.Set centrifuge pada waktu yang sering dipakai, misalnya 5 menit
tachometer 2. Jalankan alat dan bersamaan dengan itu jalankan stopwatch
- Ulangi beberapa kali 3. Pada waktu centrifuge berhenti, matikan stopwatch
- Hitung niali rata- ratanya 4. Catat waktu yang ditunjukkan oleh stopwatch
5. Ulangi beberapa kali
b. Tachometer elektrikal 6. Hitung nioali rata – ratanya
Caranya : Timer masih dapat diterima bila nilai rata – ratanya adalah ± 10 %
1.Letakkan bagian magnit disekeliling coil, sehingga waktu yang seharusnya
menimbulakn aliran listrik bial alat dijalankan. e. Kalibrasi suhu
2.Set centrifuge pada rpm yang sering dipakai, kemudian Kalibrasi suhui dap[at dilakukan dengan menggunaklan thermometer
jalankan stnadar / bersertifikat
3.Aliran listrik akan menggerakkan bagian meter 7. CHROMATOGRAPHY, GAS
4. Catat rpm yang ditunjukkan oleh meter pada tachometer Alat esharusnya diletakkan pada ruangan tersendiri yang bersih, ber
5. Ulangi beberapa kali AC dan system ventilasinya harus diperiksa setiap hari.
6.Hitung niali rata- ratanya. Hal – hal yang perlu diperhatikan :
C. Strobe Light a. Injektor
Alat i9ni digunakan bila tachometer tidak dapat mnejangkau 1.Bersihkan bagian dlam secara teratur
motor, pemeriksaan dilakukan beberapa kali dan hitung niali 2.Periksa septum terhadap kebocoran dengan larutan berbusa
rata- ratanya. Kecepatan putaran / rpm masih dapat diterima 3.Gantilah septum setelah dipakai untuk 25 –30 kali penyuntikan
bila nilai rata – rata yang diperoleh adalah ± 5 % rpm yang 4. Septum yang baru harus dicuci terlebih dahulu dengan pelarut yang
seharusnya. digunakan untuk ekstraksi.
b. Kolom
1.Amati sambungan kolom dengan menggunakan larutan sabun
- Gambaran peak yang miring sering disebabkan antara lain
( flow rate) secara visual. Packed kolom mempunyai aliran
oleh karena kolom yang sudahjelek, injection system yang
udara 10-25 ml / menit, sedangkan kapiler kolom mempunyai
tidak bersih atau incompatible flow rate
aliran udara 1- 2,5 ml/ menit
Kalibrasi Kolom Chromatography
3.Kolom yang baru perlu dilakukan pra kondisi dengan cara:
Kalibrasi kolom yang paling baik dilakukan dengan larutan standar
a. Ujung keluaran tidak disambungkan pada detector
yang digunakan untuk pem,eriksaan, tetapi dapat pula dipakai
b. Alirkan gas pembawa 30 ml/ menit selama 30 menit
campuran larutan stnadar yang ada dipasaran atau larutan standar
c. Naikkan suhu kolom sampai batas suhu maksimum
yang dibuat sendiri.
dari kolom yang bersangkutan selama 12 – 13 jam
Untuk system dengan ECD, gunakan larutan iso oktan
C. Oven
yang mengandung 0,1 ug/ ml pestisida organoklorin ( lindan,
Amati suhu kontrol pada waktu pemeriksaan
pp’DDT, aldrin, dieldrin, endrin. Kadar pestisida dihitung dari
D. Gas
tinggi peak masing – masing pestisida.
- Periksa tekanan gas dan aliran udara pada waktu
Campuran larutan standar harus digunakan dengan hati –
pemeriksaan secara rutin. Perubahan aliran udara dapt
hati ( termasuk spiking ice dalam ekstrak spesimen). Pada waktu
disebabkan oleh karena kebocoran gas.
interpretasi hasil, semua peak dari larutan standar harus dapat
- Gas karier dimurnikan dari oksigen dan uap air
diindentifikasi.
dengan menggunakan filter / gas trap
8. COUNTING CHMABER ( KAMAR HITUNG)
- Gas karie nitrogen yang dipakai pada pemeriksaan
Hal – hal yang perlu diperhatikan:
pestisida dengan detektor penangkap elektron ( ECD),
1.Kamar hitung dan kaca penutup harus bersih sebab kotoran (
sebaiknya mempunyai kemurnian lebih dari 99,99 %
jamur, partikel debu) pada pengamatan di bawah mikroskop akan
- Lakukan pemeriksaan gas dengan cara mengalirkan
terlihat sebagi sel
gas pada tekanan maksimum setiap bulan. Bila ada
2.Periksa dibawah mikroskop apakah garis – garis pada kamar
bagian yang rusak, segera diganti.
hitung tersebut jelas dan lengkap.
E. Detektor
3.Kamar hitung dan kaca penutup yang digunakan harus kering,
Lakukan pembersihan dengan hati- hati sesuai dengan
sebab bila basah maka akan menyebabkan terjadinya
petunjuk dari pabrik secara rutin
pengenceran dan kemungkinan sel darah akan pecah, sehingga
F. Evaluasi Data
jumlah sel yang dihitung menjadi berkurang.
- Kaca penutup harus tipis, rata, tidak boleh cacat atau pecah, -Baca Absorbans larutan warna hasil pengenceran dengan diluter
sebab kaca penutup berfungsi sebagai penampung sample, menggunakan spektrofotometer yang telah dikalibrasi, lakukan
sehingga bila cacat atau pecah maka volume didalam kamar hal yang sama pada larutan warna hasil pengenceran dengan
hitung tidak tepat. pipet / labu ukur. Catat kedua hasil tersebut dan bandingkan.
- Cara pengisian kamar hitung harus benar yaitu sample - Diluter dinyatakan dalam keadaan baik bila hasil pembacaan
dimasukkan kekamar hitung yang tertutup kaca keduanya sama atau hampir sama ( berbeda 0,5 – 1 %)
penutup dengan menempelkan ujung pipet disalah
satu sisi atas atau bawah jangan sampai merembes ke 10. DILUTER , MICRO
bagian parit, bila terjadi rembesan kebagian parit isap Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah :
dengan tissue dengan hati – hati.( ulangi pengisian ) - Setiap kali sebelum alat dipakai harus direndam atau
tunggu 2 menit untuk penghitungan erytrocyt, bila dibasahi dengan aquades atau bahan pelarut yang sesuai
menghitung leukosit tunggu 3 menit, untuk selama ± 1 menit untuk menghindari timbulnya gelembung
penghitungan trombocyt pipet thoma di letakkan di pada waktu logam diluter menyentuh cairan, sehingga
cawan petridis yang berisi kapas basah selama 20 volume didalam cakram mikrodiluter berkurang
menit dengan posisi horizontal, baru dibuang 2 –3 - Setelah direndam, segera tiriskan diatas kertas tissue /
tetes, tetes berikutnya dimasukkan kekamar hitung kertas pengisap untuk menghilangkan kelebihan cairan
demikian juga penghitungan Leukosit dan Erytrocyt. yang menempel pada logam.
- Setelah selesai pemakaian cucilah segera kamar Untuk kalibrasi volume mikrodiluter digunakan “ Diluter Deliveri
hitung dengan air mengalir atau deterjen ringan dan Tester” yaitu karton pengisap dengan gambar lingkaran – lingkaran
jangan menggunakan sikat. dengan diameter tertentu yang menunjukkan volume tertentu pula.
9. DILUTER, MACRO Misalnya diameter 0, 9 cm menunjukkan volume 0,025 ul ( lihat
Kalibrasi dapat dilakukan beberapa cara, antara lain dengan lampiran V)
perbandingan pengenceran : Cara kerjanya :
Cara Kalibrasi diluter dengan perbandingan pengenceran : - Tegakkan mikroliter yang telah terisi cairan diatas karton
- Encerkan larutan zat warna ( Evans blue, BSP atau dengan diameter lingkaran yang sesuai dengan volume
Bathophenanthroline) dengan aquades menggunakan mikrodiluter yang akan dikalibrasi.
diluter yang akan dikalibrasi. Lakukan hal yang sama - Tempelkan cakram diluter tepat pada tengah lingkaran
berarti volume cairan didalam cakram sesuai atau
dengan spesifikasi masingh – masing alat. Apabila volumenya tidak
tepat. tepat, maka perlu dikalbrasi sesuai dengan petunujuk yang ada pada
- Apabila cairan tidak mencapai tepi, berarti volumenya alat tersebut.
kurang dari yang seharusnya, dan sebaiknya bila cairan
melebar keluar lingkaran berarti volumenya melebihi dari 2.Sisa yang tertinggal dalam well ( rest Volume)
yang seharusnya. Sisa yang tertinggal dalam well tidak boleh melbihi volume yang di
tentukan untuk masing –masing alat. Apabila volumenya melebihi
11. ELISA, APPARATUS dari yang ditemukan maka alat perlu dikalibrasi.
Peralatan Elisa terdiri dari : 1.Elisa Reader
2.Elisa Washer 3 Posisi well
3.Incubator Hal- hal yang perlu diperhatikan yaitu pada waktu dispense atau
4.Heating Block aspirasi, sebagian head tidak boleh menyentuh tepi atau dasar well.
1. Elisa Reader
yang perlu dikalibrasi pada Elisa Reader adalah : C. Incubator
a. Liniaritas alat Suhu yang dipakai harus sesuai dengan spesifikasi masing – masing
b. Stabilitas Pembacaan alat dan dipantau setiap kali digunakan.
c. Ketepatan pembacaan
Kalibrasi harus dilakukan pada : d. Heating Block
- Pertama kali alat itu dipakai Suihu heating bock harsu di kalibrasi dengan cara :
- Setelah penggantian lampu 1. Letakkan alat NTC pada ruangan inkubasi
- Secara periodik untuk memastikan ketepatan pembacaan 2. Pasang digital nilai Ohm
Adapun cara kalibrasi sangat bervariasi, tergantung dari merek 3. Amati perubahan nilai ohm
alat tersebut, untuk itu perlu diikuti petunjuk yang terdapat pada 4. Hasil yang diperoleh adalah sebesar 702 ohm untuk suhu
masing – masing merek alat. 37ºc dan 557,5 ohm pada suhu 50ºc
2. Elisa Washer 5. Bila hasil yang diperoleh tida sesuai dengan nilai diatas,
Yang perlu dikalibrasi pada alat ini adalah : harus dilakukan penyesuaian dengancara memutar potensio
a. Volume dispenser
12. INCUBATOR ( INKUBATOR)
dengan silica gel.
Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah :
7. Jangan menyentuh lensa objektif dengan jari
1. Bersihkan bagian dalam dan rak incubator setiap
8. Janagan membiarkan mikroskop tanpa lensa okuler atau lensa
bulan dengan desifektan
objektif, karena kotoran akan mudah masuk.
2. Catat suhu incubator pada kartu setiap hari sebelum
Bila lensa objektif dibuka , tutup dengan tutup yang tersedia
mulai bekerja
9 Saat mikroskop disimpan, lensa objektif 40 x ataulensa 100x
3. Perbedaan suhu yang melebihi ± 2 ºc, pengatur suhu
tidak boleh berada lurus dibawah kondensor, karena dapat
perlu disetel kemabli
mengakibatkan lensa pecah bila ulir mikrometer atau
4. Perbedaan suhu yang masih dapat diterima adalah ± 2
makrometernya sudah rusak
ºc dari suhu yang diinginkan.

14. OVEN, DRY HEAT


13. MICROSCOPE ( MIKROSKOP)
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
Hal – hal yang perlu diperhatikan adlah :
1. Bersihkan bagian dalam oven setiap bulan
1. Letakkan mikroskop di tempat yang datar dan tidak
2. Atur suhu dan waktu kali alat di jalankan
licin
3. Bila dipakai suhu 170ºc ( 340ºF), aturlah waktu 1 Jam
2. Bersihkan lensa Objektive dan lensa oculer dengan
4. Bila dipakai suhu 160ºc ( 320ºF), aturlah waktu 2 Jam
kertas lensa atau kain yang lembut yang dibasahi
5. Bila dipakai suhu 150ºc ( 300ºF), aturlah waktu 2,5 Jam
dengan xylol setiap hari setelah habis bekerja,
6. Bila dipakai suhu 140ºc ( 285ºF), aturlah waktu 3 Jam
terutama bila memakai oil immersion ( lensa oculer
7. Catat waktu dan temperatur setiap kali alat di jalankan
jangan dilap dengan kainlap yang sudah dibasahi
15.pH METER
xylol)
Hal – hal yang perlu diperhatikan
3. Jangan mencuci atau merendan lensa dengan alcohol
1. Letakkan konektor pada pH meter untuk tempat elektroda
atau sejenisnya karena akan melarutkan perekatnya
harus diperhatikan dengan baik, jangan sampai salah
sehingga lensa dapat lepas dari rumahnya.
menghubungkan ke konektor lain
4. Bersihkan dan lumasi penyangga setiap minggu
2. Pada saat menuang cairan kimia harus hati – hati jangan
5. Periksa kelurusan sumbu kondensor setiap bulan
sampai tumpah ke pH meter, karena merusak komponen
6. Simpan mikroskop di tempat yang kelembabannya
Selain daripada hal – hal tersebut diatas, perlu diperlakukan mengukur keasaman dari larutan HF karena akan dapat merusak
perawatan khusus terhadap elektroda, yaitu: elektroda
1. Penggunaan elektroda harus hati –hati jangan sampai 9. Bila ada lapisan tipis atau endapan yang menempel pada
terbentur benda – benda keras, karena elektroda membran gelas, dapat dihilangkan dengan mencucnya dalam
terbuat dari bahan gelas yang dapat pecah. larutan HCL 6 M kemudian dibilas dengan air suling
2. Cuci elektroda sebelum dan sesudah di gunakan 10.Perlakuan yang sama di anjurkan trhadap elektroda yang lama
dengan larutan aquades secukupnya, kemudian direndam dalam larutan basa dengan konsentrasi ion Na yang
keringkan dengan kertas tissue yang halus tinggi
3. Periksa apakah elektroda pembanding telah berisi 11. Pelapisan dengan silicon yang anti air sering dikenakan pada
larutan KCL jenuh, bila belum segera isikan KCL permukaan elektroda gelas yang akan dipakai pengukuran larutan
jenuh kedalam elektroda melalui lubang disisi kental
elektroda yang biasanya ditutup dengan karet. 12 Kerusakan fungsi elektroda kadang – kadang juga timbul akibat
4. Elektroda gelas harus selalu direndam dalam aquadest penarikan komponen – komponen larut dari gelas melalui
pada saat penyimpanan permukaan membran.
5. Jika elektroda dibiarkan di udara beberapa hari, maka Kalibrasi perlu dilakukan setiap pagi hari dan dapat dilakukan dengan
potensialnya tidak menjadi stabil. Untuk itu menggunakan :
rendamlah dalam larutan KCL jenuh selama 24 jam a. pH Simulator
sebelum digunakan lagi. Caranya :
6. Saat digunakan pastikan tutup karet dalam keadaan 1.Siapkan alat pH meter yang akan diperiksa dan pH simulator
tertutup rapat 2.Hubungkan PH Simulato ketombol yang digunakan untuk
7. Untuk pengukuran dibawah pH 9 atau sekitar 7, menghumbungkan dengan elektroda pada pH meter.
elektroda direndam dalam air atau larutan buffer 3.Hubungkan masing – masing alat yang tealh disambungkan tersebut
phosphat, sedang untuk pengukuran suasana asam ke listrik
harus direndam dalam larutan penyangga basa 4.Berikan input pH 7 dan pH simulator dan atur zero
8. Elektotroda gelas tidak boleh direndam dalam larutan 5. Ulangi tindakan tersebut sampai penunjukan pH meter konstan dan
atau kena asam chromat atau senyawa penyerap air menunjuk angka 7 atau 0 mV
tempatkan penunjuka pada pH meter sampai menunjukkan kelompok yaitu pipet pipet tranfer ( volumetric) dan pipet ukur (
angka 4 dengan mengatur konpensasi temperatur. serologic). Pipet tranfer digunakan untuk memindahkan sejumlah
7.Lakukan hal yang sama untuk input pH9 dari pH simulator volume cairan yang tetap dengan teliti, pipet ukur dipakai untuk
ke pH meter sampai penunjukan konstan. memindahkan berbagai volume tertentu yang diinginkan
8. pH meter siap untuk digunakan.
Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah :
b. Larutan buffer standar 1.Pakailah pipet yang bersih dan kering
Caranya: 2.Gunakan pipet yang ujungnya masih utuh dan tidak retak
1.Siapkan larutan – larutan buffer standar pH 4. 7. 9 serta 3.Pemipetan cairan tidak boleh dengan mulut
aquades dan kertas tissue halus. Formulir larutan buffer 4. 4.Cara penggunaan pipet harus disesuaikan dengan jenis pipet
7.9 dapat dilihat pada lampiran VI 5.Pemindahan cairan dari pipet kedalam wadah harus dilakukan
2. Hubungkan pH meter dengan elektroda gelas dengan cara menempelkan ujung pipet yang telah dikeringkan
3. Nyalakan pH meter dahulu bagian luarnya dengan kertas tissue pada dinding wadah /
4. Bilas elektroda dengan aquades yang bari dan lap dengan bejana dalam posisi tegak lurus dan cairan dibiarkan mengalir
kertas tissue, masukkan kedalam gelas beaker yang berisi sendiri.
larutan buffer pH 7, periksa penunjuk kan pH, tepatkan 6.Pipet ukur yang tidak mempunyai tanda berupa cincin dibagian atas,
sampai menunjukkan pH7 dengan mengatur zero diulangi tidak boleh ditiup
samapi konstan 7. Pipet dengan volume kecil ( 1- 500 ul) harus dibilas untuk
5.Bilas elektroda dengan larutan aquades dan lap dengan kertas mengeluarkan sisa cairan yang menempel pada dinding bagian
tissue, lakukan hal yang sama kedalam larutan buffer pH 4, dalam
periksa penunjukan pH, tepatkan sampai menunjukkan pH4 8.Pipet ynga dipergunakan untuk pembiakan harus steril
dengan mengatur temperatur kompensasi. Ulangi sampai 9.Pipet yang telah dipakai untuk memipet larutan yang bersifat asam
meter menunjukkan angka konstan harus dibilas dengan larutan bersifat basa dengan konsentrasi
7.Lakukan hal yang sama untuk larutan buffer pH 9 lemah, sebaliknya diperlakukan sama dan direndam satu malam
8 pH meter siap untuk digunakan pakai aquades, kemudian bilas lagi dengan aquademineral
10.Pipet yang sudah dipakai harus direndam dalam larutan antiseptik,
16. PIPETTE
3.Catat suhu setiap hari dengan termometer
Selain hal – hal tersebut diatas, alat perlu di kalibrasi
Termometer yang digunakan harus sesuiai dengan suhu alat yang
Caranya :
dikalibrasi, misalnya 2- 8 ºC, -20ºC atau -76ºC
1.Timbang botol timbangan dengan timbangan analitik,
18.SHAKER / ROTATOR
kemudian cata hasilnya, misalnya Amg
Gunakan rotator yang besar untuk memutar atau mencampur
2.Pipet aquades yang telah diukur suhunya dalam jumlah ter-
larutan dengan volume lebih dari 500 UL, sedangkan bila
tentu dan masukkan dalam botol timbangan.
volumenya kurang dari 500UL maka digunakan rotator yang
3.Catat suhu aquades, misalnya 25,1 ºC dan tentukan berat
kecil
jenisnya dengan melihat pad atabel Bj Aquades ( lihat
Kalibrasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
lampiran VII) yaitu 0,997017
a. Menggunakan Tachometer
4.Timbang botol timbangan yang telah berisi aquades dan catat
Bila kecepatan antara Tachometer dengan alat pengatur
hasilnya,misalnya B mg
kecepatan pada rotator menunjukkan angka yang sama, berarti
5.Hitung berat aquades yaitu ( B-A) mg
alat dalam keadaan baik.
6. Maka volume Aquades adalah :
b. Menggunakan cara sederhana sebagi berikut :
Berat Aquades ( B- A)
1. Pegang pinsil secara tegak disamping plate
Volume : ml
2. Jalankan rotator sambil melihat jam
BJ Aquades (0,997017)
3. Hitung sentuhan plate pada pensil dalam waktu
7.Hitung perbedaan antara volume hasil perhitungan diatas
1 menit
dengan diatas dengan volume yang dipipet.
4. Bila jumlah hitungan sesuai dengan alat
8.Batas penyimpangan yang masih diperbolehkan sesuai
pengatur kecepatan, berarti alat dalam keadaan
dengan jenis pipet ( lihat lampiran VIII)
baik.
Cara kalibrasi ini dapat digunakan pula untuk buret, lalu
19.SPECTROPHOTOMETER, ATOMIC ABSORPTION/ ASS (
volumetrik dan gelas ukur dll.
SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM / SSA
Hal – hal yang perlu diperhatikan
17.REFRIGERATOR / FREEZER
1.Alat ditempatkan dalam ruangan tersendiri yang bersih dan ber
Hal – hal yang perlu diperhatikan:
AC
1.Usahakan agar refrigeratot / Frezeer selalu keadaan hidup
2.Hindarkan ruangan tempat AAS/ SSA terhadap gas yang
2. Bersihkan dan defrost setiap 2 bulan atau setelah terjadi
berasal dari asam kuat
pemadaman listrik
37
36
3.Jangan memegang atau menyentuh permukaan lampu, mirror
Uji Sensitifitas:
atau grating, apabila ada debu yang menempel pada alat
a. Siapkan alat untuk menganalisa suatu elemen dalam air,
optik, hilangkan dengan menggunakan vakum yang kering
misalnya larutan tembaga / Cu dalam air sebagai berikut:
dan bersih, jangan dibersihkan dengan kain.
- Panjang gelombang : 324,8 nm
4.Apabila cermin kotor bersihkan dengan kapas bersih yang
- Slit : 0,7 nm
telah dibasahi dengan alcohol, hal ini sebaiknya dilakukan
- Lampu current : 15 mA ( tergantung dari spesikasi alat)
oleh teknisi yang telah berpengalaman ( permukaan cermin
- Flame : Udara / Acetylene
tidak boleh tergores)
- Konfigurasi burner : flow spoiler installed
5.Lampu katoda jarang digunakan harus dipanaskan sekali
b. Optimalkan kedudukan lampu, burner dan nebulizer
sebulan selama 1 jam
c. Aspirasi air suling, kemudian alat di nol kan
6.Rekondisi Burner chamber setelah penetapan sample dengan
d. Aspirasi larutan Cu dalam air dengan kadar 4 mg/ L
solven organic atau sample dengan kadar padatan yang
e. Atur kedudukan burner dan nyata api sampai didapat nilai
tinggi
absorbans yang maksimal
7.Untuk membersihkan burner head, lepaskan burner head dan
f. Bila nilai absorbans >0,2 unit berarti alat tersbut masih
rendam dalam larutan detergen selama satu malam kemudian
sensitif
cuci dengan air bebas ion, lalu keringkan dengan udara (
Cara ini dapat jiga menggunakan larutan baku dengan elemen lain
menggunakan vakum atau hair dryer)
selain Cu, seperti terlihat dalam tabel dibawah ini:
8.Apabila terjadi pengotoran atau terdapat sisa zat pada burner
Elemen Panjang Gas Sensitifitas
chamber, lepaskan burner chamber dari sambungannya dan Gelomabang
rendam dalam larutan detergen, kemudian cuci dengan air Al 309,3 N-Ac 50,0
AS 193,7 U-Ac 45,0
bebas ion Ba 553,6 N-Ac 20,0
Cd 228,8 U-Ac 1,5
9. Cucilah tabung waste drain dengan aquads Cr 357,9 U-Ac 4,0
Cu 324,8 N-Ac 4,0
10.Burner selalu dibersihkan setelah penentuan sample yang Fe 248,3 U-Ac 5,0
mengandung perak, tembaga, raksa dengan kadar tinggi Hg 253,7 U-Ac 200,0
K 766,5 U-Ac 2,0
11.Setiap selesai digunakan, cucilah nebulizer dengan air bebas Na 589,0 U-Ac 0,5
Pb 283,3 U-Ac 20,0
ion atau air bebas mineral. Se 196,0 U-Ac 30,0
Zn 213,9 N-Ac 1,0
Kalibrasi ditujukan untuk uji sensitifitas dan linearitas.
39
38
Keterangan:
d. Api tidak dapat dinyatakan
- Sensitifitas adalah konsentrasi elemen ( mg/L) dalam
e. Nyala api tidak teratur
larutan air yang memberikan absorbans 0,2 unit
f. Usia lampu sudah melampaui batas.
- N: Nitrogen
20. SPECTROPHOTOMETER/ PHOTOMETER
- U: Udara
Pemeliharaan dan kalibrasi spectrophotometer dan photometer pada
- Ac: Acetylene
umunya sama.
Uji Linearitas:
Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah :
a.Siapkan larutan balnko dan larutan standar dengan 3 macam
a. Sumber Cahaya
konsentrasi yang sesuai ( dapat dilihat pada table dibawah)
1.Sebagai sumber cahaya dapat digunakan bermacam – macam
Elemen Panjang Perkiraan Konsentrasi
Gelomabang (nm) Detection Limit ( Optimal ( ug/ L) lampu yaitu lampu tungsten, Halogen dan Deuterium tergantung
ug/L) dari kegunaanya
Ag 328,1 5 20-300 2.Panas yang dihasilkan oleh lampu dapat mengurangi umur lampu
Al 309,3 3 20-200
As 193,7 1 5-100 3.Lampu halogen yang dilapisi dengan quarts akan lebih tahan lama
Cd 228,8 0,1 0,5-10
Cr 357,9 2 5-100 karena panas yang dihasilkan lebih sedikit.
Cu 324,8 1 5-100
Fe 248,3 1 5-100 Pemeliharaan
Pb 283,3 1 5-100
Mn 279,5 0,2 1-30 1. Tegangan listrik harus stabil
Se 196,0 2 5-100
Sn 224,6 5 20-300 2. Panaskan lampu terlebih dahulu selama 5- 30 menit (
tergantung jenis alat)
Larutan standar harus selalu baru setiap kali akan dipakai
3. Jangan menghidupkan dan mematikan alat berkali – kali
b.Periksa nilai absorbans tiap – tiap larutan
dalam waktu singkat karena lampu dapat terbakar
c.ot nilai- nilai tersebut pada grafik
4. Pada beberapa jenis spectrophotometer, posisi lampu harus
d.bungkan titik- titik tersebut
diatur ulang setelah kita mengganti lampu
Alat yang baik bila garis menujukkan garis liniair
5. Aturlah posisi lampu sedemikian rupa sehingga didapat %
Perbaikan alat perlu dilakukan apabila menunjukkan hal – hal
T maksimum ( 100%) atau A Minimum ( 0)
sebagai berikut :
6. Jangan menyentuh lampu dengan tangan karena lemak
a. Detection limit tidak tercap[ai
dari tangan yang melekat pada permukaan lampu akan
b. Data yang diperoleh tidak teratur
menimbulkan bekas yang sulit dihilangkan.
c. Blanko menunjukkan kada yang tinggi
41
40
Bila tersentuh waktu mengganti lampu segera bersihkan dengan Pada photo meter dipakai filter sebagai monochromator, biasanya
alcohol bersedia 1 set filter dengan panjang gelombang tertentu.
7.Bila alat tidak dapat menunjukkan %T maksimum atau A - filter jarang rusak tapi dapat berjamur, biasanya filter yang
minimum ( 0) ini berarti terjadi kelembaban pada lampu atau sering berjamur adalah filter dengan panjang gelombang
posisi lampu yang tidak tepat. dibawah 400 nm
b. Monochromator - Filter berwarna biru gelap, tetapi bila ditumbuhi oleh
Monochromator berfungsi mengubah sinar yang bersifat jamur akan tampak lapisan berwarna putih
polychromatic ( sinar dengan beberapa panjang gelombang) - Bila lapisan jamur masih tipis, maka permukaan filter
menjadi monchromatis ( sinar dengan 1 panjang gelombang) dapat dipoles dengan pasta gigi, tetapi bila sudah tebal
Pada spectrophotometer dipakai prisma atau grating, cermin dan maka harus dipoles dengan alat pemoles atau diganti baru
diagfragma yang bercelah agar dapat diperoleh panjang - Gejala umum rusaknya filter pada photometer adalah
gelombang yang diinginkan. Keuntungan dari spectrophotometer berkurangnya intessitas cahanya untuk panjang gelombang
adalah dapat mengukur sinar dengan semua panjang gelombang ( 400 nm sehingga tidak dapat mencapai 100% T atau 0 Abs
UV- Vis). c. Kuvet
Sedangkan photometer hanya mengukur sinar panjang Jenis Kuvet yang sering digunakan ada 2macam yang masing –
gelombang tertentu sesuai dengan filternya. masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Perawatan monochromator pada spectrophotometer adalah : Pemeliharaan untuk masing – masing kuvet tersebut berbeda.
1.Permukaan grating tidak boleh disentuh apalagi dibersihkan se- 1. Kuvet Tabung
bab setiap sentuhan akan merusak alur pada permukaannya Kuvet ini berbentuk seperti tabung kecil dengan bentuk penampang
2.Satu – satunya pemeliharaan grating yaitu menjauhkannya dari bulat atau persegi. Kelebihan dari kuvet jenis ini adalah :
debu dan kelembaban - Jumlah reagen yang dibutuhkan lebih sedikit karena
3.Bila grating menjadi kotor dan diutmbuhi oleh jamur, maka pencampuran dilakukan diluar
harus diganti dengan baru - Dapat digunakan pada pemeriksaan yang membutuhkan
4.Cermin yang bercoating dapat dibersihkan permukaannya de- waktu sesaat seperti pemeriksaan hemostatis.
ngan kertas lensa yang diberi alcohol secara perlahan – lahan Kekurangan dari pemakaian kuvet ini adalah memerlukan
5.Sedpat mungkin jangan merubah posisi sermin waktu member- pemipetan diluar, sehingga diperlukan ketepatan dalam memipet.
sihkannya.

42 43
Hal – hal yang perlu diperhatikan pada kuvet ini adalah : 9. Setiap akan melakukan analisa, kuvet dicuci dengan air deio-
1. Perlu diperhatikan posisi kuvet sewaktu meletakkan nisasi, air demineral atau air suling ulang
photometer, karena ketebalan kluvet pada sisi samping Kuvet ini terdapat pula dalam bentuk sekali pakai buang (
dan sisi depan tidak sama. Sisi yang dilalui cahay harus dispossable)
menghadap kearah cahaya. 2. Flowthrough cuvette atau Pour in suck out cuvette yaitu :
2. Memegang kuvet harus diujung dekat permukaan, tidak Kuvet yang dilengkapi dengan pompa yang dapat menghisap
boleh dibagian tengah karena lemak dari jari akan sampel atau reagen secara otomatis.
menempel dipermukaan tabung sehingga mengganggu Kelebihan dari kuvet ini adalah :
jalannya cahaya. a. Tidak perlu pemipetan dan pengenceran maupun
3. Pada permukaan dimana cahaya lewat tidak boleh pencampuran reagen secara terpisah
tergores, bekas tangan maupun embun karena dapat b. Dapat mengurangi atau menghilangkan kemungkinan
m,engganggu jalannya cahaya. terjadinya kesalahan pada waktu pemipetan
4. Tidak boleh ada gelembung udara pada tabung kuvet Kekurangan dari kuvet ini adalah :
5. Isi kuvet harus cukup sehingga seluruh cahaya dapat Banyak memakai reagensia, terutama pada pemeriksaan
melalui isi kuvet yang bermacam – macam
6. Pada pemeriksaan enzymatic, kuvet harus di inkubasi Perawatan yang perlu pada kuvet ini adalah :
pada suhu yang sesuai dengan suhu pemeriksaan a. Setiap hari setelah selesai dipakai harus dicuci dengan
7. Kuvet dicuci dengan air ledeng segera setelah selesai di cairan pemebrsih/ dtergen ringan selama 5- 10 menit
gunakan atau dapat direndam dalam larutan campuran kemudian bilas dengan aquades
GCL- air – etanol dengan perbandingan 1:3:4, jangan b. Kuvet agar diisi dengan aquades selama tidak di
direndam memakai bikromat karena warna bikromat pergunakan
akan terserap pada dinding kuvet dan mengubah D.Photodetector
kejernihan kuvet. Photodetector digunakan untuk mengubah besaran impuls
8. Untuk memriksa kejernihan kuvet dengan cahaya menjadi impuls listrik. Yang umum digunakan adalah
membandingkan antara serapan dengan aquades dan photocell dan photo mutiplier
blanko referens pada panjang gelombang yang Pemeliharaan yang dapat dilakukan pada photodetector adalah :
digunakan, apabila terdapat selisih anatar dua serapan a. Menjaga kebersihannya dengan cara membersihkan
berarti kuvet tersebut tidak dapat digunakan permukaannya dengan alkohol
44 45
b. Untuk photocell, bila alat tidak sedang digunakan tetapi Hal – hal yang perlu diperhatikan pada kuvet ini adalah :
diinginkan agar tetap nyala ( stand by) maka cahay 9. Perlu diperhatikan posisi kuvet sewaktu meletakkan
harus dihalangi agar tidak mengenai photocell secara photometer, karena ketebalan kluvet pada sisi samping
terus menerus, karena photocell mudah menjadi lemah dan sisi depan tidak sama. Sisi yang dilalui cahay harus
pada paparan cahaya yang terlalu lama. menghadap kearah cahaya.
b. Untuk photomultiplier harus diperhatikan agar tidak 10. Memegang kuvet harus diujung dekat permukaan, tidak
terkena cahaya ruangan pada saat alat dlam keadaan boleh dibagian tengah karena lemak dari jari akan
hidup karena dapat segera rusak menempel dipermukaan tabung sehingga mengganggu
c. Alat yang menggunakan photomultiplier harus dihidupkan jalannya cahaya.
beberapa jam dalam seninggu walaupun tidak dipakai 11. Pada permukaan dimana cahaya lewat tidak boleh
karena alat yang tidak dihidupkan selama beberapa tergores, bekas tangan maupun embun karena dapat
bulan akan memperbesar dark current sehingga tidak m,engganggu jalannya cahaya.
dapat menunjuk 0% T 12. Tidak boleh ada gelembung udara pada tabung kuvet
E.Ampilfier / Pengolah signal 13. Isi kuvet harus cukup sehingga seluruh cahaya dapat
Bagian ini berfungsi untuk memperkuat signal yang dihasilkan melalui isi kuvet
oleh photometer serta mengolah signal tersebut sehingga dapat 14. Pada pemeriksaan enzymatic, kuvet harus di inkubasi
disajikan pada display atau dapat dibaca pemeriksa pada suhu yang sesuai dengan suhu pemeriksaan
Cara mengetahui keadaan dari ampilfier adalah dengan 15. Kuvet dicuci dengan air ledeng segera setelah selesai di
memeriksa hubungan antara %T dan absorbansnya. gunakan atau dapat direndam dalam larutan campuran
Rumus : Absorbans = 2 – log %T GCL- air – etanol dengan perbandingan 1:3:4, jangan
Tabel hungan antara %T dan absorbans dapat dilihat pada direndam memakai bikromat karena warna bikromat
lampiran IX akan terserap pada dinding kuvet dan mengubah
Jika hubungan antara % T dan absorbans tidak cocok maka kejernihan kuvet.
bagian tersebut perlu dikalibrasi atau hubungi teknisi 16. Untuk memriksa kejernihan kuvet dengan
Selain daripada pemeliharaan rutin pada tiap bagian membandingkan antara serapan dengan aquades dan
spectrophotometer/ photometer tersebut diatas, alat tersebut perlu blanko referens pada panjang gelombang yang
dikalibrasi secara berkala untuk mengetahui performance dari digunakan, apabila terdapat selisih anatar dua serapan
alat tersbut, mencakup : berarti kuvet tersebut tidak dapat digunakan
46 47
Hal – hal yang perlu diperhatikan pada kuvet ini adalah : a. Ketepatan pengukuran absorbans

17. Perlu diperhatikan posisi kuvet sewaktu meletakkan Lakukan kalibrasi ini setiap minggu. Kalibrasi dapat

photometer, karena ketebalan kluvet pada sisi samping dilakukan dengan memakai larutan 50 mg atau 100 mg/

dan sisi depan tidak sama. Sisi yang dilalui cahay harus l Potassium bichromat ( K2Cr2O2) dalam 0,005 M ( mol

menghadap kearah cahaya. / l) asam Sulfat ( H2 SO4)

18. Memegang kuvet harus diujung dekat permukaan, tidak Formula larutan tersebut dapat dilihat pada lampiran X.

boleh dibagian tengah karena lemak dari jari akan Larutan tersebut mempunyai nilai absorbans yang

menempel dipermukaan tabung sehingga mengganggu berbeda untuk panjang gelombang yaitu :
Nilai Absorbans*
jalannya cahaya.
Panjang Gelombang Larutan 50 mg/l Larutan 100 mg/l
19. Pada permukaan dimana cahaya lewat tidak boleh
235 0,626 ± 0,009 1,251 ± 0,019
tergores, bekas tangan maupun embun karena dapat 257 0,727 ± 0,007 1.454 ± 0,015
m,engganggu jalannya cahaya. 313 0,244 ± 0,004 0,488 ± 0,007

20. Tidak boleh ada gelembung udara pada tabung kuvet 350 0,536 ± 0,005 1,071 ± 0,011

21. Isi kuvet harus cukup sehingga seluruh cahaya dapat


melalui isi kuvet Keterangan :

22. Pada pemeriksaan enzymatic, kuvet harus di inkubasi  : Nilai absorbans dengan ketebalan kuvet 10 mm

pada suhu yang sesuai dengan suhu pemeriksaan b. Ketepatan panjang gelombang

23. Kuvet dicuci dengan air ledeng segera setelah selesai di Lakukanlah kalibrasi ini setiap 6 bulan, untuk

gunakan atau dapat direndam dalam larutan campuran mengkalibrasi panjang gelombang dapat menggunakan

GCL- air – etanol dengan perbandingan 1:3:4, jangan beberapa cara :

direndam memakai bikromat karena warna bikromat 1. Dengan lampu Deuterium

akan terserap pada dinding kuvet dan mengubah Hanya dapat dilakukan pada spectrophotometer

kejernihan kuvet. UV- Vis

24. Untuk memriksa kejernihan kuvet dengan Caranya :

membandingkan antara serapan dengan aquades dan Periksa apakah %T maks nya panjang gelombang 656 ±

blanko referens pada panjang gelombang yang 0,4 nm

digunakan, apabila terdapat selisih anatar dua serapan


berarti kuvet tersebut tidak dapat digunakan 49

48
2. Dengan filter Dydinium atau Holium Oxide Cara :
Cara ; Pada arah jalannya sinar diberi kertas putih dan amati warna
Periksa % T min / Abs maksi dari filter Didynium atau Holmium yang timbul pada panjang gelombang tertentu yaitu :
oxide. Hijau kebiruan : Pada panjang gelombang 500nm
%T min dari Didynium filter adalah pada panjang gelombang Hijau terang : Pada panjang gelombang 525 nm
586 ± 3nm, sedangkan %T min dari Holmium oxide adalah pada Kuning jingga : pada panjang gelombang 585 nm
panjang gelombang 360,9 ± 0,75 nm Toleransi yang masih dianggap baik adalah : ± 5 nm
3. Dengan standar filter bersertifikat C. Linearitas Alat :
Beberapa spectrop[hotometer dapat menggunakan standar filter Lakukan kalibrasi ini setiap 6 bulan
yang bersertifikat yang mempunyai %T maks untuk panjang Kalibrasi linearitas dapat dilakukan dengan mengukur absorbans
gelombang tertentu seperti yang tercantum pada labelnya. pada panjang gelombang tertentu terhadap konsentrasi larutan
Cara: yang berbeda – beda yang telah diketahui nilainya.
- Bila spectro yang akan dikalibrasi mempunyai lebih dari Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menggunakan:
satu sumber lampu, gunakan lampu tungsten 1. Larutan Kalium bichromat ( K2 Cr2 O7) untuk daerah
- Masukkan standar panjang gelombang UV ( < 400nm) dengan serial konsentrasi.
- Mulailah pemeriksaan pada panjang gelombang 10 nm Caranya:
dibawah standar panjang gelombang - Buat stok K2 Cr2 O7, yaitu dengan melarutkan
- Atur %T sehingga menunjukkan 80 –90 %T 50 mg K2 Cr2 O7 dalam 1 liter 0,001 N asam
- Panjang gelombang dimasukkan secara perlahan – lahan sulfat. Formula larutan K2 Cr2 O7 dapat dilihat
sambil mengamati %T, %T harus naik, bila tidak maka pada lampiran X
ulangi langkah – langkah tersebut diatas. - Buat serial pengenceran stok K2 Cr2 O7
Carilah panjang gelombang dimana terdapat %T maks dan catat dengan larutan 0,01N asam sulfat sebagi
panjang gelombang tersebut. Batas yang dapat ditoleransi adalah berikut :
panjang gelombang standar seperti pada label ± 5nm. a.10 ml stok diencerkan hingga menjadi 25 ml
4.Dengan warna sinar b.10 ml stok diencerkan hingga menjadi 50 ml
Kalibrasi dengan cara ini berdasarkan pengamatan warna saja. c. 5 ml stok diencerkan hingga menjadi 50 ml
Hasilnya kurang teliti. - Ukur absorbans dari masing – masing
pengenceran dengan menggunakan blanko 0,01
50 N asam sulfat pada panjang gelombang 350 nm
51
- Hasil disebut linear bila nilai absorbans dari masing –
Caranya :
masing pengenceran adalah seperti terlihat pada tabel
- Masukkan standar 100 %T
berikut:
- Set panjang gelombang sesuai dengan yang tercantum
Stok K2 Cr2 O7 Volume setelah Nilai Absorbans
pengenceran pada label
10ml 25ml 0,214 - Atur %T hingga menunjukkan 100%T
10 ml 50ml 0,107 - Ganti satndar 100%T dengan standar 0 %T
5 ml 50ml 0,054
- Atur %T hingga menunjukkan 0%T
- Ulangi langkah – langklah diatas supaya menunjukkan
- Selain dapat pula dengan mencatat hubungan antara
0%T dan 100%T yang stabil
konsentrasi dan absorbans dengan menggunakan kertas
- Masukkan standar 50 %T dan nilai %T nya
grafik dan amati apakah grafik menunjukkan garis lurus
- Ganti standar 50%T dengan standar 10 %T dan catat
atau tidak
nilai % T nya
2. Larutan Cobalt amonium sullfat untuk daerah panjang gelom-
- Batas toleransi yang masih dapat diterima sesuai dengan
bang lebih dari 400nm
prtunjuk produk tersebut.
- Buat larutan stok Cobalt amonium sulfat yaitu dengan
d.Stray light ( Stray energy)
melarutkan 8.0g cobalt amonium sulfat dalam 100ml 1%
Stray light adalah cahaya lain diluar panjang gelombang
v/v asam sulfat.
tertentu yang diinginkan. Sumbaernya dapat berasal dari sinar
- Baut pengenceran yang tepat dengan perbandingan 1:2,
yang bocor dari luar, sinar dari panjang gelombang lain atau dari
1:3 dan 1 : 4
alat itu sendiri, misalnya kerusakan monochromate dan
- Ukur absorbans dari masing – masing pengenceran
pembiasan sinar yang jatuh pada kuvet. Stray light dapat
dengan blanko asam sulfat 1 % pada panjang gelombang
mengakibatkan alat kehilangan linearitas dan terjadi pergeseran
512 nm
puncak absorbsi. Lakukan kalibrasi stray light setiap 6 bulan.
Plot hubungan antara konsentrasi dan absorbans yang
Untuk melakukan kalibrasi dapat beberapa cara :
dibaca pada kertas grafik dan mati apakah grafiknya
1. Larutan Sodium Iodide
menunjukkan garis lurus atau tidak.
Sodium Iodide dalam air mempunayi %T lebih kecil dari 1 pada
3. Filter standar bersertifikat yang telah diketahui % T pada
panjang gelombang 260 nm
panjang gelombang tertentu:

52
53
2. Gelas Corning Vicor - Thermometer memenuhi syarat bila perbedaan
Gelas tidak akan mentransmisikan cahaya pada panjang pembacaan suhu antara kedua thermometer adalah ± 0,5
gelombang 205 nm ºC
3. Standar filter bersertifikat - Ulangi pemeriksaan diatas dengan menggunakan suhu
Pada standar filter tersebut terdapat 3 buah filter SRE dengan 30ºC - 40ºC ( dalam oven)
panjang gelombang 220 nm, 340 nm dan 400nm 22.WATERBATH ( PENANGAS AIR)
Filter akan menyerap cahaya diatas pada panjang gelombang Pem,eliharaan yang dilakukan adalah sbb:
tersebut dan akan melewatkan cahaya dibawah panjang - Bersihkan dinding bagian dalam dan ganti airnya setiap
gelombang tersebut. bulan. Air yang digunakan sebaiknya aquades
Caranya : - Periksa ketinggian air setiap hari
- Masukkan standar 100 %T - Pantau suhu pada saat alat dipakai. Suhu tersebut harus
- Set panjang gelombang 400nm konstan dan sesuai dengan diinginkan.
- Atur %T hingga menunjukkan 100%T Pencatatan pemantauan suhu alat atau RPM dapat menggunakan
- Ganti standar 100 %T dengan standar 0%T contoh format seperti terlihat pada lampiran XI
- Atur %T hingga menunjukkan 0%T Pencatatan mengenai kondisi alat, kerusakan dan perbaikan dapat
- Ganti standar 0%T dengan standar SRE 400nm, dan menggunakan contoh format seperti pada lampiran XII.
catat pembacaan %T
- Ulangi langkah – langkah tersebut diatas untuk filter BAB V
SRE 340 nm dan 220 nm UJI KUALITAS AIR
- Hasil yang masih dapat diterima adalah 0- 0,6 %T Air di dalam Laboratorium digunakan untuk sebagai keperluan,
21. THERMOMETER antara lain pengenceran reagen ( disebut air derajat reagen),
Kalibrasi dilakukan setiap 6 bulan sekali dengan sbb: analisa blanko, pencucian dan lain –lain.
- Letakkan thermometer yang dikalibrasi dan Kebutuhan mutu air berbeda – beda tergantung kebutuhan air
thermometer stnadr bersertifikat secara berdekatan tersebut akan digunakan, misalnya air derajad reagen harus bebas
dalam ruangan ber AC ( suhu 20ºC- 25ºC) dan diamkan dari zat – zat yang mengganggu analisa. Sedangkan bila untuk
selama 1 jam pencucian hanya dibutuhkan air yang bersih saja.
- Catat suhu yang ditunjukkan oleh kedua thermometer

54 55
Bermacam – macam air yang digunakan di laboratorium antara e. Pemeriksaan Kalsium
lain : Cara :
1.AIR SULING - Pada 100ml air tambahkan 2 ml larutan amonium
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi : oksalat
a. Pemeriksaan Fisik ; Cairan harus jernih , tidak berbau - Hasilnya harus tidak terjadi kekeruhan ( tetap jernih)
dan tidak mempunyai rasa f. Pemeriksaan Klorida
b. Pemeriksaan Keasaman / kebasaan Cara:
Cara: - Pada 10 ml air tambahkan 1 ml larutan perak nitrat
- Pada 10 ml air tambahkan 2 tetes larutan merah tunggu 5 menit
metil, hasilnya harus tidak berwarna merah - Cairan harus tetap jernih dan tidak berwarna
- Pada 10 ml air tambahkan 5 tetes larutan biru g. Pemeriksaan Nitrat
bromtioml, hasilnya harus tidak berwarna biru Cara:
c. Pemeriksaan Amonium - Masukkan sejumlah air kedalam tabung
Cara : - Tuangkan dengan hati – hati 5 ml larutan difenilamin
- Pada 50 ml air tambahkan 2 ml larutan kalium diatas air
tetraodohidrargirat ( II) basa - Harus tidak terjadi warna biru pada bidang batas
- Buat larutan pembanding dengan mencampur h. Pemeriksaan Sulfat
50 ml air bebas amoniak dengan 2 ml amonium Cara:
klorida encer - Pada 10 ml air tambahkan larutan barium klorida tunggu
- Bandingkan warna air yang di periksa dengan 5 menit
warna air dalam tabung pembanding tadi - Cairan harus tetap jernih dan tidak berwarna
- Air tersebut memenuhi syarat bila warnanya i. Pemeriksaan Karbondioksida
tidak lebih tua dari larutan pembanding Cara:
d. Pemeriksaan Besi, Tembaga , Timbal - Pada 25 ml air tambahkan 25 ml larutan kalsium
Cara: hidroksida tunggu 5 menit
- Pada 100ml air tambahkan 1 tetes larutan - Cairan harus jernih
natrium sulfida
- Cairan harus tetap jernih dan tidak berwarna
56 57
j. Pemeriksaan Zat Teroksida c. Pemeriksaan daya tahan listrik ( Resistivitas)
Cara: Cara:
- Pada 100 ml air tambahkan 10 ml asam sulfat encer dan - Ukur daya tahan listrik air demineral segar dengan alat
0, 5 ml kalium permanganat 0,01 N, kemudian didihkan penukar ion
- Warna harus tidak hilang - Hasilnya tidak kurang dari 1 megaohm cm
k. Pemeriksaan sisa penguapan 3. AIR BERSIH
Cara: Pemeriksaan air bersih mencakup pemeriksaan fisika, kima dan
- Lakukan penguapan diatas penangas air hingga kering mikrobiologi sesuai dengan Permenkes Nomor 416/ Permenkes /
- Hasilnya tidak lebih dari 0,001 % b/v Peraturan/ IX/ 1990 tentang syarat – syarat dan pengawasan
2. AIR DEMINERALISASI kualitas air, Lampiran II
Pengujian air demineralisasi meliputi :
a. Pengujian seperti dilakukan untuk air suling ditambah BAB VI
dengan pemeriksaan dibawah ini UJI KUALITAS REAGEN
b. Pemeriksaan Amonia Albuminoid Reagen yang digunakan dilaboratorium ada yang dapat dibuat
Cara: sendiri dan ada yang tidak ( sudah jadi )
a.Pada 500 ml air tambahkan 200mg magnesium karbonat Baik reagen yang dibuat sendiri maupun yang siap pakai /
b.Suling sebanyak 200 ml dan buang sulingan tersebut komersial mempunyai persyaratan- persyaratan tertentu
c.Tambahkan 25 ml larutan kalium permanganat basa 1. Reagen buat sendiri
d.Suling lagi sebanya 100 ml dan buang sulingan tersebut Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah:
e.Tambahkan lagi 25 ml larutan 25 ml kalium permanganat basa 1.Bahan kimia anhidrat ( tidak mengandung molekul air) yang
f.Sulingsebanyak 100 ml digunakan untuk pembuatan larutan standar kalibrasi dan
g.Pada sulingan tersebut tambahakna 4 ml larutan kalium titirasi harus dikeringkan terlebih dahulu dalam oven dengan
tetraiodohidrargirat ( II) basa suhu 105ºc-110ºc minimal 1-2 jam, sebaiknya satu malam.
h.Buat larutan pebmbanding dengan menambahkan 4 ml larutan Kemudian dinginkan sampai suhu kamar dalam desikator,
kalium tetraiodohidrargirat ( II) basa pada campuran 100 ml timbang dalam jumlah yang tepat lalu dilarutkan.
air bebas amoniak dan 4 ml larutan amonium klorida encer 2. Untuk garam hidrat ( mengandung molekul air ) cukup
i. Bandingakan warna air dengan larutan pembanding dikeringkan dalam desikator.
J.Warna yang terjadi tidak lebih tua dari warna l. pembanding
58 59
3.Pada waktu pengenceran harus diperhatikan kualitas air /
aquadest yang dipakai. Air yang mengandung kaporit akan
mempengaruhi reagen untuk pemeriksaan kalsium dan klorida,
sedangkan air yang banyak mengandung logam akan
mempengaruhi pemeriksaan logam dan pewarnaan.
4.Larutan kerja sifatnya tidak tahan lama sehingga harus dibuat
secukupya sesuai dengan kebutuhan. Untuk penyimpanan
sebaiknya dalam bentuk larutan stok ( larutan induk).
5.Wadah reagen perlu diberi label yang berisi nama reagen
( rumus kimia), tanggal pembuatan dan paraf pembuat
6.Harus diketahui sifat – sifat bahan kimia yang dibuat. Reagen
tertentu tidak boleh disimpan berdekatan atau dicampur karena
dapat bereaksi
7.Penyimpanan untuk reagen tertentu mempunyai persyaratan
khusus, misalnya tidak boleh terkena paparan cahaya, harus
pada suhu ruangan, suhu dingin atau harus beku dan
sebagainya.
2.Reagen yang sudah jadi / Komersial
ada bermacam – macam reagen komersial
Pemilihan reagen harus memperhatikan hal –hal sebagai berikut :
a.Produksi pabrik yang telah dikenal
b.Sedpat mungkin dipilih reagen yang dipakai dalam metode
yang direkomendasikan oleh lembaga berwenang
c.Isi kemasan / Volume sesuai dengan kebutuhan
d.Mempunyai masa kadaluarsa yang panjang
e.Mudah diperoleh dipasaran

60
PETUJUK PELAKSANAAN
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL

Anda mungkin juga menyukai