STRATEGI PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN dapat segera memberikan pengobatan yang sesuai
LABORATORIUM RUMAH SAKIT Menilai beratnya suatu penyakit dan menentukan
Pendahuluan prognosanya.
Instalasi Laboratorium Klinik merupakan salah satu bagian dari Melakukan pemantaunan perjalanan penyakit
kegiatan pelayanan medik terpadu, mempunyai misi menghasilkan
pelayanan yang bermutu untuk kepentingan pasien dan tenaga III.MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK
medis yang merawatnya. Defenisi manajemen dapat bermacam–macam tergantung
Untuk dapat menghasilkan pelayanan yang bermutu, pada situasi dan latar belakang pemakaiannya. Defenisi umum
Laboratorium klinik harus dikelola dengan menggunakan perinsip– dari manajemen adalah suatu seni untuk mendapatkan hasil
prinsip manajemen yang tepat. dengan cara mengatur orang lain.
Salah satu titik lemah dari pengelolaan Laboratorium klinik Untuk pelayanan laboratorium klinik, defenisi manajemen
adalah kurangnya pelatihan yang berkaitan dengan tanggung adalah pengaturan manusia dan unsur–unsur fisik (uang,
jawab sebagai pengelola Laboratorium. peralatan, reagensia, ruangan kerja dan lain–lain), dengan
Pada kesempatan ini penulis mencoba menguraikan strategi melalui suatu proses kearah tujuan untuk mendapatkan hasil
perencanaan dalam manajemen laboratorium klinik dan yang berguna bagi orang yang dilayani.
memperkenalkan sistem pelayanan laboratorium klinik rumah sakit
Empat fungsi pokok manajemen yang harus dilakukan oleh
I. LABORATORIUM KLINIK seseorang manajer yaitu :
Yang dimaksud dengan Laboratorium Klinik adalah 1. Perencanaan (Planinning)
Laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan 2. Pengorganisasian (Organizing)
pemeriksaan dibidang Hematologi, Kimia Klinik, Meikrobiologi, 3. Pengaturan (Directing)
Immunologi, Serologi dan Mikroskopis. 4. Pengawasan (Controlling)
Masing–masing fungsi pokok dilaksanakan oleh pengelola
II. KEGUNAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM KLINIK (manejer) dengan tingkat yang berbeda–beda.
Dalam hubungannya dengan perawatan pasien, hasil Perencanaan yang dilakukan oleh top manejer adalah
pemeriksaan laboratorium membantu dokter dalam : perencanaan jangka panjang dan kebijaksanaan luas. Sedangkan
1 Mid level manejer lebih terlibat dalam pengorganisasian kegiatan
yang telah direncanakan dan fron line supervisor melakukan
pengaturan dan pengawasan
2
MISI
Dari ke empat fungsi pokok tersebut diatas, perencanaan Misi adalah suatu pernyataan umum yang menunjukkan
merupakan fungsi utama karena fungsi–fungsi yang lain sangat arah dan tujuan suatu organisasi dan merupakan acuan dari
tergantung pada baik/ tidaknya perencanaan. seluruh proses perencanaan.
ANALISA SITUASI
PERENCANAAN Dalam usaha untuk mencapai tujuan (misi) perlu
Perencanaan adalah suatau proses penetapan sasaran dilakukan analisa situasi, yaitu menganalisa faktor–faktor
dan penetapan tindakan yang akan dilakukan dalam usahanya lingkungan internal dan eksternal.
mencapai sasaran yang dituju. Hasil analisa situasi akan digunakan untuk menentukan
strenht, Weakness, Opportunity and Threat (SWOT). Dengan
Untuk dapat mebuat perencanaan yang baik dibutuhkan memperhitungkan faktor–faktor lingkungan internal dan
suatu strategi, yang berarti suatu cara berpikir mengenai : eksternal, kegiatan laboratorium dapat dilakukan secara lebih
kesulitan–kesulitan, kekuatan dan kelemahan, kebutuhan sistematis dan mempunyai dimensi waktu perencanaan yang
menetapkan prioritas, akhirnya menetapkan apa yang menjadi Konsep pemikiran ini dapat dituangkan melalui strategi
harapan dan sasaran yang menuju terencana pelaksanaan dan perencanaan yang bersifat jelas, antisipatif, dan berjangka
lampau, terjadi kemajuan atau kemunduran. Peluang yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan dimasa
Membandingkan faktor internal strategis dengan standar Faktor–faktor pendorong yang dapat digunakan untuk memenuhi misi
yang seharusnya dicapai dan atau keadaan pesaing. laboratorium
Langkah keempat Ancaman dari luar yang dapat menghambat
Melakukan penilaian apakah faktor internal strategi bersifat Setelah mengidentifikasikan fakor–faktor internal dan eksternal yang
lemah atau kuat sebagai alat untuk menghadapi tantangan/ terlibat dalam upaya peningkatan untuk kegiatan laboratorium, maka tahap
permasalahan yang ada. berikutnya adalah mengidentifikasi langkah selanjutnya yaitu menetapkan
prioritas tindakan yang akan dilakukan.
B. Analisa fakor–faktor eksternal
Secara garis fakor–faktor eksternal dapat dibagi menjadi PENETAPAN PRIORITAS
beberapa kelompok yaitu: Setelah faktor–faktor yang terkait dengan usaha peningkatan mutu
1. Lingkungan jauh, yang secara langsung atau tidak langsung dapat diidentifikasi, maka segera ditentukan prioritas pemecahannya.
mempengaruhi arah dan kegiatan organisasi. Kriteria yang dapat dipergunakan banyak macamnya. Secara umum dapat
Pengaruh–pengaruh tersebut dapat bersumber dari : dibedakan atas tiga macam:
Perkembangan demografi dan epidemiologi penyelesaiannya. Ukuran pentingnnya masalah banyak macamnya.
Beberapa diantaranya yang terpenting adalah:
Kemajuan IPTEK, khususnya ilmu kedokteran
Besarnya masalah (prevalence)
Perkembangan sosial budaya
2. Lingkungan dekat dan operasional organisasi Laboratorium Akibat yang ditimbulkan oleh masalah ( rate of increase)
Arah pengembangan Laboratorium Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (degree of unmeet
Badan–badan yang melakukan kerjasama dengan need)
laboratorium
Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social benefit)
Tuntutan masyarakat
Persaingan antar laboratorium Ras prihatin masyarakat terhadap masalah (public concern)
Suasana politik (political climate)
5
6
2.Kelayakan Teknologi PENETAPAN SASARAN ( TARGET)
Makin layak teknologi yang tersedia dan dapat Sasaran biasanya lebih spesifik dari tujuan dan mempunyai
dipakai untuk mengatasi masalah (technical feasibility), ukuran tertentu.
makin diprioritaskan masalah tersebut. Kelayakan RENCANA KERJA
teknologi yang dimaksudkan disini adalah menunjuk Setelah harapan, tujuan dan sasaran dapat ditentukan, maka
pada pengasaan ilmu dan teknologi yang sesuai pimpinan segera mempersiapkan rencana kerja yang berupa
garis besar kerja yang akan digunakan untuk mencapai tujuan.
3.Sumber Daya Manusia Dalam rencana kerja tercantum, apa yang harus dilakukan,
Makin tersedia sumber daya manusia yang dapat kapan dilakukan, siapa yang melakukan dan bagaimana
dipakai untuk mengatasi masalah (resources melakukannya.
availabbility) makin dapat diprioritaskan masalah Mekanisme kerja di Laboratorium Klinik
Pra Inmstrumen
tersebut. Sumber Daya yang dimaksudkan disini adalah
Pra Instrumen adalah persiapan pasien dan penyelesaian
yang menunjuk pada tenaga (man), dana ( money) dan
administrasi, dalam persipan pasien ada persyaratan yang
sarana (material).
khusus misalnya dalam hal pemeriksaan BSN/ BSPP, GTT ,
dimana pasien harus diberitahu persyaratannya antara lain
PENETAPAN HARAPAN (GOAL)
harus puasa .
Apabila SWOT dan prioritas problem telah dapat
Intrumentasi
ditentukan, maka kini saatnya menetapkan harapan dan
Dalam hal instrumentasi (pemeriksaan) harus diperhatikan
sasaran jangka panjang sesuai dengan prioritas. Harapan
yang mana harus didahulukan pemeriksaannya oleh karena
mempunyai kecenderungan lebih bersifat umum dan
ada pemeriksaan tersebut mempunyai sifat tertentu, misalnya
menggambarkan sesuatu yang akan dicapai.
enzym, trombocyt, bilirubin darah dan lain lain
Pasca Instrumen
PENETAPAN TUJUAN (OBJECTIVES)
Pasca Instrumen adalah melakukan pencatatan hasil dan
Tujuan merupakan hasil akhir yang dicapai, karena itu
mengoreksi hasil pemeriksaan serta ditandatangani oleh yang
tujuan harus spesifik, lengkap dan jelas berkaitan dengan
berwenang (yang bertanggung jawab) dan penyampaian hasil
misi serta harapan laboratorium. Tujuan harus diketahui
ke pengguna jasa.
dan dimengerti oleh setiap orang yang terlibat dalam
pengelolaan laboratorium.
8
7
Dan karena nilai normal dan “reference range” biasanya ditentukan
Struktur pengambilan dan pemeriksaan Sampel dengan spesimen dalam keadaan dasar, maka hasil pemeriksaan
dengan keadaan yang sama akan lebih dapat dipercaya.
ADMINISTRASI
- Apakah spesimen yang benar telah diambil dari pasien yang benar
- Apakah antiqoagulan yang dipakai sudah benar
PENGAMBILAN / PENGUMPULAN SAMPEL
- Apakah perlu menggunakan pengawet
Langkah pertama dalam setiap pengambilan bahan ialah menyediakan
TEMPAT PEMERIKSAAN semua alat yamg diperlukan, termasuk penampungan yang telah
dilengkapi nama identitas lain dari penderita.
Desifektan yang lazim digunakan waktu pengambilan contoh darah
PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM
ialah alcohol 70% .punksi vena dilakukan setelah alkohol dikulit
penegring. Kontaminasi contoh darah dengan alkohol akan
Pengambilan Pengumpulan dan pengiriman spesimen menyebabkan hemolisa. Selain itu hemolisa bisa terjadi bila
Laboratorium Klinik penampungan tercemar air (keadaan basah), mengisap darah
Pendahuluan : terlampau kuat, waktu memasukkan darah kewadah tidak melepas
Fungsi dari Laboratorium Klinik adalah mengukur substansi jarum atau darah disemprotkan. Hemolisa akan menyebabkan
dalam cairan tubuh atau jaringan dengan peranan dan tujuan perubahan kadar beberapa zat seperti
utamanya adalah antara lain untuk : LDH, AST (GOT), ALT (GPT), KALIUM, GLUKOSA, FOSFAT
ANORGANIK, NATRIUM, KALIUM.
- Diagnosa
- Pengobatan DARAH
Darah Kapiler
- Pencegahan
Tusukan untuk memperoleh darah kapiler pada ujung jari, tumit bayi
- Dan mempelajari proses penyakit
maupun bayi maupun daun telinga harus cukup dalam supaya darah
Pengambilan, penampungan dan penanganan spesimen penting
keluar tanpa dipijat–pijat. Pemijatan akan menyebabkan darah
artinya dalam menjaga mutu sampel yang diperlukan.
terkontaminasi cairan jaringan sehingga akan terjadi pengenceran dan
Pengambilan spesimen:
mempengaruhi hasil pemeriksaan.
Apakah spesimen diambil pada saat yang tepat?
Untuk mempermudah pengeluaran darah, sebaiknya jari direndam
Pengambilan spesimen sebaiknya dalam keadaan dasar (basal
dulu dalam air hangat sebelum ditusuk. Tetesan darah pertama harus
state), yaitu pada pagi hari dan dalam keadaan perut kosong, ± dibuang dan tetesan berikutnya diambil untuk pemeriksaan
10–12 jam karena makanan yang dikonsumsi dapat
10
mempengaruhi komposisi darah.
9
Darah Vena
Tindakan aseptik harus diperhatikan terutama pada penderita
Untuk pengambilan darah vena, besarnya jarum harus
yang mudah mendapat infeksi seperti penderita leukemia, anemia
disesuaikan dengan banyaknya darah yang mau diambil, misalnya
aplastik, kelainan immunoglobulin, diabetes mellitus dan uremia.
untuk pengambilan darah 10 ml pakailah jarum nomor 20 atau 21
Darah Arteri
sedangkan untuk pengambilan darah 30–50 ml dianjurkan memakai
Untuk analisa gas darah diperlukan darah arteri sebagai bahan
jarum nomor 18, bila jarum terlampau kecil dapat menyebabkan
pemeriksaan. Satu–satunya antiqoagulan yang diperbolehkan
bekuan dan hemolisa. Perlu diperhatikan juga hal pengisapan darah
adalah heparin dengan takaran 0, 2 mg/ 1 ml darah (1 mg
kedalam semprit jangan terlampau kuat untuk menghindari
heparin= 130 unit). Selain darah arteri, bila keadaan terpaksa bisa
terjadinya hemolisa. Bisanya pengambilan darah vena dilakukan
dipakai darah kapiler yang “arterialized”, untuk ini tusukan
pembendungan supaya vena terlihat jelas. Pemebendungan harus
biasanya dilakukan pada daun telinga yang telah dikompres air
diperhatikan jangan terlampau kuat dan dalam waktu yang
hangat. Bila pengambilan darah arteri dilakukan memakai ukuran
sesingkat mungkin. Terjadinya stasis dalam vena akan
jarum yang tepat, dan darah akan mengalir sendiri kedalam
menyebabkan peningkatan tekanan intravena dan anoksia dinding
semprit sesuai pulsasi. Bila dilakukan pengisapan akan terjadi
vena, sehingga cairan danzat–zat bermolekul kecil akan merembes
gelembung udara. Bila hal ini terjadi gelembung udara tersebut
kedalam ruang ekstravaskuler. Zat-zat yang bermolekul besar
harus dikeluarkan secepatnya.setelah contoh darah sudah dapat
ataupun sel–sel darah yang tidak merembes dengan demikian akan
segera dilepas jarum dari semprit dan ujung semprit ditutup
meningkat kadarnya.
dengan rapat, tapi ada juga tanpa melepaskan jarum bila ini
Pemasangan bendungan yang terlampau lama juga dapat
dilakukan harus menancapkan jarum kedalam gabus atau karet.
menyebabkan trauma pada sel–sel jaringan, hal ini mengakibatkan
Semprit dibolak balik beberapa kali supaya contoh darah
unsur–unsur intra sel seperti K+ masuk kedalam plasma sehingga
tercampur baik dengan heparin. Kemudian segera dikirim ke
diperoleh K+ yang meningkat (hasilnya akan tinggi). Efek ini
laboratorium dalam keadaan dingin. Pendinginan ini perlu
menjadi lebih nyata bila pada waktu pengambilan darah penderita
dilakukan oleh karena di rumah sakit yang besar waktu
berulang–ulang menggemgamkan tangannya. Untuk pemeriksaan
pengambilan sampai mengantarnya bisa memerlukan waktu 15
asam laktat, bendungan tidak diperbolehkan karena lingkungan
menit atau lebih. Bila tidak dilakukan pendinginan dalam waktu
anaerob yang diakibatkan bendungan akan meningkatkan kadar
demikian eritrosit akan mengkonsumsi O2 dan membebaskan
asam laktat dalam darah.
CO2 sehingga PO2 dalam contoh darah menurun dan PCO2
meningkat.
11
12
Peningkatan (%) kadar zat–zat tertentu dalam darah pada
Contoh darah tersebut sebaiknya diambil secara “two syringe
bendungan lama (3 menit) dibandingkan dengan bendungan 1
method”. Darah diisap kedalam semprit pertama, contoh darah ini
menit. Menurut Statland
dipakai untuk pemeriksaan lain, kemudian semprit diganti dengan
Zat Peningkatan %
Protein Total 5% semprit kedua. Contoh darah yang kedua ini dipakai untuk
Kolesterol 5%
pemeriksaan hemostasis. Hal ini untuk menghindari kontaminasi
Besi ( Fe) 6%
Bilirubin 8% dengan tronboplastin jaringan.
AST ( GOT) 10 %
Bila penderita di infus tidak boleh pengambilan contoh darah
Peneliti lain menyatakan kadar albumin dan kolesterol akan dari ekstremitas dimana terpasang infuse, sebab hasil pemeriksaan
meningkat 6% dan kalsium 3% bila bendungan berlangsung selama dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari sebenarnya. Mungkin pula
30 detik. Lebih lama dari itu kadar zat–zat lain akan meningkat hasil pemeriksaan tampak normal tergantung jenis infus dan jenis
juga. pemeriksaan yang dilakukan. Contoh darah yang telah didapat
Posisi pasien dari berbaring menjadi berdiri menyebabkan kemudian dimasukkan kedalam penampung yang sesuai dengan
volume darah berkurang 70ml. Hal ini menimbulkan peningkatan jenis pemeriksaan yang akan diminta.
kadar protein dan zat–zat yang terikat protein seperti kalsium, Penampung yang telah diisi sampel segera ditutup untuk
kolesterol, trigliserida dan obat. menghindari kontaminasi, penularan infeksi, tertumpahnya sampel
Perubahan posisi dari berdiri ke duduk atau berbaring atau penguapan, sumbat kapas tidak diperbolehkan karena serabut
menyebabkan volume darah meningkat dan kadar zat–zat tersebut kapas dapat mengkontaminasi bahan pemeriksaan sehingga
berkurang. Perubahan–perubahan tersebutberkisar antara 10- 15 menganggu pemeriksaan yang menggunakan “ particle counter”
%dan pada penderita hipertensi, hipoalbuminemia perubahan ini elektronik, dan kapas bisa meng isap cairan sampel.
akan lebih besar. Perubahan posisi ini paling nyata pada penderita Pada prinsipnya semua bahan yang telah diambil segera dikirim
kadar rennin dan aldosteron. Dengan demikian posisi penderita kelaboratorium dengan cara yang tepat. Karena pengiriman yang
pada waktu pengambilan contoh darah sebaiknya tetap, agar hasil tepat akan sangat menentukan hasil pemeriksaan zat–zat tersebut
pemeriksaan dapat dibandingkan satu dengan yang lain. Untuk yang tidak stabil seperti gas darah, pembekuan darah, amoniak,
pemeriksaan Hemostatis pengambilan contoh darah memakai kompenen cairan otak, enzim dan kuman.
semprit yang terbuat dari plastik demikian pula penampungannya.
Ini disebabkan kaca/ gelas mempunyai sifat mengakibatkan faktor
–faktor pembekuan. Selain itu contoh
14
13
Antiqoagulan
dengan penambahan KOH atau larutan asam oksalat. 100ul larutan
Ada beberapa substansi kimia yang dapat bertindak sebagai
ini sebagai pelapis kering dalam wadah dipergunakan untuk 10 ml
antiqoagulan yaitu :
darah.
- Heparin
- EDTA
Sitrat
- Oksalat
Biasanya yang dipergunakan adalah natrium sitrat. Sitrat dapat
- Sitrat
merubah kalsium kebentuk bukan ion. Dipergunakan 30 mg
- Fluorida
natrium sitrat untuk 10 ml darah. Oksalat dan sitrat dapat
Heparin adalah mucoitin polysulphuric acid (MPA) yang bersifat
meyebabkan keluarnya air dari sel darah, terutama pada sitrat, jika
menghambat pembentukan thrombin dari protrombin. Tersedia
lebih banyak dipergunakan. Oksalat dapat mengencerkan plasma
sebagai garam dengan Na- K-NH4 dan Lithium. Disenangi sebagai
sampai beberpa %.
antiqoagulan oleh karena tidak menyebabkan perubahan pada
volume sel darah merah, sehingga tidak mempunyai pengaruh pada
Fluorida
pemeriksaan selanjutnya. Diperlukan sebanyak 2mg untuk 10 ml
Natrium Fluorida antiqoagulan dibutuhkan lebih banyak yaitu
darah. Susah melarut karenanya sering dipergunakan sebagai
sejumlah 10 mg/ ml darah. Antiqoagulan ini dipergunakan terutama
lapisan / pelapis kering pada dinding wadah darah, sayangnya harga
untuk penyimpanan darah, oleh karena menghambat metabolisme
heparin cukup mahal.
eritrosit dan kerja bakteri, sering juga dikombinasikan dengan
kalium oksalat atau EDTA dengan komposisi mg masing–masing
EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetates) Garam di- kalium dan
yaitu :
di- lithium lebih mudah larut dari di- natrium. Karena tidak
3 oksalat, 1 fluorida atau 1 oksalat dan 2 fluorida dipergunakan 3
mempengaruhi volume sel darah merah sering dipergunakan di
mg campuran per ml darah.
hematologi.
Perubahan–perubahan yang terjadi pada darah sewaktu
penyimpanan :
Oksalat
1. Hilangnya CO2
Dengan kalsium akan membentuk endapan kalium oksalat mudah
2. Terjadinya glikolisis, yaitu perubahan glukosa menjadi laktat
larut. Biasanya sejumlah 20-30 mg dipergunakan untuk sebagai anti
3. Meningkatnya anorganik fosfat
qoagulan 10 ml darah. Feter dan Van Slyke ( a932), telah membuat
4. Terbentuknya ammonia dan substansi nitrogen
larutan 38 % kalium oksalat yang pH nya 7,4 ± 0,2
15 5. Terjadinya perubahan piruvat menjadi laktat.
16
Pengiriman Spesimen dilakukan pada wadah Steril
Spesimen Wadah
Biasanya botol plastik atau gelas kapasitas 100 g, yang bertutup
Urine rutin Botol biasa ( botol vial)
(Screw caps), setelah dibersihkan dan ditutup lalu dimasukkan dalam
Urine Kultur Botol biasa yang steril
autoclave selama 20 menit 15 lb. Botol – botl tersebut diedarkan dalam
Elektrolit Urine urine 24 jam botol plastik
keadaan steril.
Test Kehamilan Urine pagi botol vial
Botol EDTA (Squestrine)
Tinja untuk fat dan rutin Karton dilapisi lilin ( plastik)
Squestrene (disodium ethylenediamine), terdiri dari:
Tinja untuk Darah samar Karton dilapisi lilin ( plastik)
EDTA : 10 g
Pengiriman Spesimen
Aquadest : 100 ml
Pengiriman spesimen melalui post, dinegara maju diatur oleh
Masukkan 0,005 ml larutan diatas kedalam botol kecil atau tube 2,5
pemerintah, sepengetahuan penulis dinegara kita belum ada, kalaupun
ml, biarkan aquadest menguap pada suhu kamar . Botol atau tube
ada hanya dilaksanakan atas jasa baik secara pribadi.
diberi tutup dan diberi etiket / label merupakan wadah untuk 2,5 ml
Peraturan yang harus dipenuhi pada pengiriman spesimen adalah:
darah.
- Dikirim dalam bentuk surat post ( tercatat) dan harus dan diberi
Botol yang terdiri dari:
lebel “HATI–HATI MUDAH PECAH” spesimen patologi.
Ammonium Oksalat : 1,2 g
- Spesimen ditaruh dalam wadah yang di pateri ( sealesd)
Kalium Oksalat :0,8 g
- Spesimen dengan wadah yang dipateri, dimasukkan lagi dalam
Aquades add : 100ml
kotak ( box) kayu atau metal dan dilapisi dengan bahan
Masukkan 0,25 ml larutan tersebut kedalam botol atau tube yang
penyerap, serbuk gergaji atau kapas, yang gunanya sebagai
berkapasitas 2,5 ml dan botol atau tube ditaruh di oven suhu 60ºC
penyerap seandainya wadah pecah.
untuk menguapkan aquadestnya. Botol atau tube diberi tutup untuk
- Pengiriman dilakukan dengan formulir khusus dari post.
wadah darah 2,5 ml. Ammonium oksalat mencegah pemeriksaan
Wadah Pengiriman Spesimen
nitrogen dan mengganggu analisa yang menggunakan reagen Nessler.
Dinegara maju wadah spesimen telah disiapkan secara komersial,
Botol Heparin tersedia secara Komersial
dengan macam variasi tergantung pabrik yang membuatnya yang
Heparin adalah antiqoagulan yang fisiologis dan dipergunakan dalam
disesuaikan dengan keinginan dari Laboratorium setempat.Wadah–
konsentrasi 0,1– 0,2 mg per ml darah. Garam heparin lithium disenangi
wadah tersebut bersifat disposibel yaitu botol yang telah berisi
untuk mempelajari elektrolit darah.
antiqoagulan, namun ada Laboratorium yang membuat botol khusus dan
menyiapkan antiqoagulannya.
18
17
Botol Natrium Fluorida–Kalium Oksalat terdiri dari : KEPUSTAKAAN PENGUMPULAN DAN PENGIRIMAN
SPESIMEN
Natrium fluorida : 1, 2 g
Kalium Oksalat netral : 6.0 g
1. Baker FJ, Silvertor RE, 1978. Introduction to Medical
Dengan menggerus secara halus kedua garam tersebut dan Laboratory technology, Low Price ED. ELBS.
dilarutkan dengan aquadest 100mml. Dibutuhkan 0,005 ml
2. Donoseputro, Suhendra B, Boehringer Mannheim,
larutan untuk tiap ml darah. Pengantar Pemantapan Kwalitas Lab.Klinik.
Botol dikeringkan dalam oven pada suhu 60 ºC, natrium
fluorida mencegah glikolisis. 3. Martin DW, Mayes PA, Rodwell VW, 1983, Harper’S
Botol Sodium Sitrat Review of Biochemistry, 19- Ed., Maruzen Asian Edition
.
Terdiri dari larutan sitrat 3,8 % dalam aquadest 3-38mg 4. Kosasi EN, 1984, Pemeriksaan Laboratorium Klinik,
Natrium sitrat untuk 10 ml darah. Sebanyak 5 ml atau 10 ml Penerbit Alumni Bandung
larutan dimasukkan kedalam botol bertutup, dan disiterilkan 5. Slockbowe JM, Blumenfeld TA, 1983., Collection and
dengan autoclave, etiket disesuaikan dengan volume darah Handling of laboratory Spesimens, A Practical Guide.
yang diperlukan.
6. Varley Harold, Gowerlock AH, Bell Maurice, 1980.
Practical Clinical Biochemistry, Vol. I, 5th Ed, William
Heinemann Medical Books Ltd.
19
20
ORGANISASI Jadi sebenarnya suatu kerjasama sedikitnya dua orang untuk
melaksanakan suatu pekerjaan tertentu, pada hakikatnya adalah
Sebagaimana telah dijelaskan dimuka, maka fungasi daripada
merupakan suatu organisasi meskipun bentuk yang sangat
manajemen adalah planning (perencenaan). Dengan adanya
sederhana.
planning atau perencanaan baik, maka diharapkan tujuan yang
Unsur-unsur suatu Organisasi:
telah ditetapan akan dicapai secara efisien dan efektif. Meskipun
Kalau kita memperhatikan penjelasan diatas tentang pengertian
demikian bagaimanapun baiknya suatu perencanaan, tetapi dalam
organisasi maka dapatlah dikatakan bahwa setiap bentuk
pelaksanaannya tidak/kurang baik, maka perencanaan yang baik
organisasi akan memppunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain
itu hanya akan tinggal diatas kertas atau angan-angan belaka.
sebagai beikut:
Oleh karena itu perencanaan tersebut dapat dilaksanakan
Sebagai wadah/tempat untuk kerja sama
sesuai dengan yang diinginkan, maka perlu bagi kita untuk
Proses kerjasama sedikitnya dua orang
mengorganisasi dengan baik. Tujuan mengorganisasi ini adalah
Jelas tugas dan kedudukannya masing-masing
untuk pencapaian tujuan dengan menetapkan orang-orang yang
Ada tujuan tertentu.
kan melaksanakan tugas pekerjaan, mengadakan pembagian
Sebagai wadah/tempat untuk kerja sama
pekerjaan serta menetapkan pula kedudukan masing-masing
Organisasi adalah merupakan suatu wadah/tempat diamana
dalam hubungan antara satu dengan yang lain.oleh karena itu
orang-orang dapat bekerja sama untuk mencapai tujun yang telah
banyak penulis berpendapat bahwa fungsi manajemen yang kedua
ditetapkan. Tanpa ada organisasi, maka sulit bagi orang-orang
adalah mengorganisasi.
untuk melaksanakan suatu kerja sama, sebab setiap orang tidak
Pengertian organisasi dalam pengertian statis adalah
dapat melaksanakan kerjasama tersebut.
merupakan suatu wadah atau tempat kerjasama untuk
Pengertian tempat disini bukan dalam arti yang konkrit, tetapi
melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan rencana yang telah
dalam arti abstrak, sehingga pengertian tempat disini adalah dalam
ditetapkan.
arti fungsi yaitu menampung/mewadahi keinginan kerjasama dari
Pengertian organisasi dalam pengertian dinamis adalah
beberapa orang untuk mencapai tujuan tertentu.
merupakan suatu proses kerja sama antara orang atau lebih dalam
Misalnya organisasi buruh, organisasi wanita, organisasi
mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
mahasiswa dan sebaginya. Sedangkan di laboratorium itu sendiri
Pada umumnya suatu organisasi dalam prkatek dapat
untuk mencapai tujuan yang dininginkan, dibentuklah suatu
digambarkan dalam bentuk suatu bagan tertentu, sehingga dengan
organisasi yang biasanya dipimpin oleh seorang manajemen dan
bagan tersebut akan jelas terlihat tugas-tugas serta kedudukan
sebagai penanggung jawab adalah seorang dokter spesialis
masing-masing oang dalam organsasi tersebut.
patologi klinik.
22
21
Proses kerja sama sedikinya antara dua orang: Hubungan-hubngan Dalam Organisasi:
Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerjasama juga Dalam suatu organisasi bentu kerjasama antara satu dengan
merupakan proses kerjasama sedikitnya antara dua orang. Dalam yang lain sebenarnya dapat dibedakan yaitu hubungan dalam
praktek bila proses kerjasama tersebut dilakukan banyak orang, bentuk formal dan hubungan dalam bentuk nonformal. Dalam
maka organisasi untuk itu harus disusun dengan sempurna. bentuk hubungan formal kerjasama satu dengan yang lain
Dengan kata lain proses kerja sama yang dilakukan dalam suatu ditetapkan dan disetujui bersama yang pada umumnya dilakukan
organisasi, mempunyai kemungkinan untuk dilaksanakan dengan secara tertulis, dan dengan ketetapan secara formal tersebut
lebih baik. Hal ini berarti tanpa suatu organisasi maka proses masing- masing orang akan terlihat jelas tugas dan tanggung
kerjasama itu hanya bersifat sementara, dimana hubungan kerja jawab serta kedudukannya. Sedangkan dalam bentuk nonformal
sama antara pihak-pihak yang bersangkutan kurang dapat diatur kerjasama tersebut tidak ditetapkan secara formal dan pada
dengan sebaik-baiknya. umumnya dalam bentuk tidak tertulis. Pada umumnya hubungan
Di laboratorium klinik proses kerja sama adalah sangat mutlak bentuk formal berupa hubungan zakelijk dan rasional, sedang
untuk mendapatkan keadaan yang kondusif dalam pekerjaan, hubungan dalam bentuk nonformal lebih dalam bentuk hubungan
pelayanan dan untuk mencapai tujuan serta hasil yang bermutu. pribadi dan emosional.
Mana yang lebih baik kerja sama bentuk formal dan nonformal
Jelas tugas dan kedudukannya masing-masing: sebenarnya keduanya adalah penting dalam organisasi sehingga
Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing- perlu adanya keseimbangan yang harmonis antara keduanya.
masing orang/pihak serta hubungan satu dengan yang lain akan Kerja sama secara formal telah diatur sebaik-baiknya belum tentu
dapat lebih jelas. Dengan demikian kesimpang siuran atau double dapat menjamin sepenuhnya suatu kerja sama yang baik dalam
pekerjaan dan sebagainya akan dapat dihindarkan, dengan kata praktek. Misalnya meskipun secara formal hubungan antara
lain tanpa organisasi yang baik akan menimbulkan kebingunan seseorang dengan orang lain telah diatur sebaik mungkin, tetapi
tentang tugas-tugasnya dan bagaimana hubungan antara satu kalau diantara mereka itu ada perasaan yang kurang enak, saling
dengan yang lain. curiga- mencurigai dan sebagainya maka kita pun kurang yakin
Ada tujuan tertentu: bahwa hubungan kerja sama antara mereka dapat berjalan dengan
Organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu, sehingga baik sesuai dengan yang kia harapkan. Berdasarkan penjelasan-
dengan demikinan organisasi tidak dapat dibentuk tanpa ditetapkan penjelasan diatas maka teranglah sudah bahwa kemampuan
tujuan sebelumnya. Pembentukan secara paksa suatu organisasi mengorganisasi bagi seorang manajer mutlak diperlukan. Sebab
tanpa tujuan, maka organisasi tersebut tidak dapat berfungsi, tanpa kemampuan mengorganisasi rencana-rencana yang dibuat
karena orang-orang tidak akan tahu apa yang harus diperbuat. hanya tinggal diatas kertas.
23 24
Dengan pengetahuan tentang asas-asas/prnsip-prinsip
Betapa pentingya kemampuan mengorganisasi bagi seorang organisasi maka dalam setiap usaha untuk mengorganisasi kalau
manajer, dapat ditunjukkan bahwa suatu perencanaan yang kita tidak mau mengalami kesulitan atau kegagalan, maka prinsip-
kurang/tidak baik tapi diorganisasi dengan baik akan mempunyai prinsip tersebut harus kita perhatikan. Adapun beberapa
kecendurungan lebih baik hasilnya daripada perencanaan baik tapi asas/prinsip-prinsip organisasi yang perlu kita ketahui yang antara
Selain itu dengan jalan mengorganisir secara baik kita akan Asas perumusan tujuan
mendapatkan manfaat / keuntungan antara lain sebagai berikut : Asas pembagian kerja
29
Organisai apapun yang dipilih, maka tujuan yang telah
Organisasi Panitia
ditetapkan harus dapat dicapai.
Organisasi panitia atau sering disebut panitia, sebab sebenarnya
Tipe organisasi yang dipilihnya tersebut harus
juga merupakan suatu bentuk organisasi. Hanya saja pada
memungkinkan pencapaian tujuan secara efisien dan
umumnya organisasi panitia atau panitia termasuk dalam salah
efektif.
satu organisasi dari organisasi-organisasi yang disebut diatas.
Tipe organisasi yang dipilihnya tersebut harus
Pada umumnya organisasi dalam hubungannya dengan organisasi-
mementingkan pembagian kerja yang efisien dan dapat
organisasi tersebut diatas, dapat dalam bentuk hubungan line
menegaskan secara jelas kedudukan masing-masing
ataupun dalam bentuk staf. Bila dalam bentuk hubungan line maka
orang/ bagian dalam organisasi sebagai keseluruhan.
panitia tersebut telah diberikan wewenang oleh manajer. Akan
Tipe organisai yang dipilihnya tersebut harus
tetapi bilamana panitia itu dibentuk untuk sementara, dengan
memungkinkan dilaksanakan komunikasi timbal balik, baik
tujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah tertentu atau untuk
secara vertikal maupun horisontal.
mencapai tujuan tertentu yang memerlukan pertimbangan yang
Tipe organisasi yang dipilihnya tersebut harus
masak. Misalnya suatu perusahaan ingin mengadakan ekspansi
memungkinkan dilaksanakan pengawasan (span of
dengan membeli mesin-mesin dengan harga yang mahal, maka
control)
kadang-kadang dirasa perlu untuk membentuk panitia, untuk
Tipe oranisasi yang dipilihnya tersebut harus
memecahkan masalah tersebut. Pada umumnya panitia dibentuk
memungkinkan dilakukan pengawasan umum oleh
dari orang-orang yang dianggap ahli dan kepala-kepala bagian
pimpinan secara efisien dan efektif.
yang mempunyai hubungan dengan pemecahan masalah tersebut.
Meskipun demikian organisasi panitia ini mempunyai kelemahan-
kelemahan tertentu yaitu tidak dapat menyelesaikan masalah-
Kemungkinan Melaksanakan Re-organisasi
masalah yang harus diputuskan dengan segera.
Dalam suatu perusahaan/ instansi diharapkan adanya kemajuan-
kemajuan. Karena makin besarnya perusahaan/instansi dan
Pemilihan Tipe-tipe Organisasi yang tepat;
makin kompleks persoalannya maka seringkali bentuk organisasi
Tipe organisasi yang mana yang paling baik sudah barang tentu
yang ada sudah tidak lagi memenuhi syarat. Untuk itu oleh
tergantung situasi dan kondisi masing-masing perusahaan dan
manajer mulai terpikir untuk mengadakan re-oragnisasi baik secara
tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian berarti tidak dapat
vertikal maupun horisontal. Dengan diadakannya re-organisasi ini
ditetapkan tipe organisasi apa yang paling baik, sebab hal ini sama
diharapkan tujuan lebih efisien dan lebih efektif.
halnya dengan menetapkan warna apa yang paling baik:
32
31
Dalam melaksanakan re-organisasi harus betul-betul berhati-hati,
Dengan organisasi yang baik berarti manejer akan
sebab masalah ini sangat sensitif dan dapat menimbulkan
mengetahui kebutuhan secara lebih tepat personil-personil
perasaan-perasaan individu dalam organisasi tersebut. Sehingga
baik kualitas maupn kuantitas.
dengan demikian sebaiknya apabila tidak betul-betul perlu
Dengan organisasi yang baik berarti kemungkinan besar
hendaklah dihindarkan adanya re-organisasi. Sebaliknya bila
untuk mendayagunakan secara maksimal daya, dana dan
mana hal itu diperlukan sekali, maka dalam melaksanakan re-
fasilitas-fasilitas yang tersedia.
oranisasi harus diusahakan agar efek sampingnya dapat
Kesimpulan:
dihindarkan atau setidak-tidaknya dieliminir. Salah satu cara untuk
Organisasi adalah merupakan wadah dan proses kerja
itu adalah mengadakan konsultasi sebelumnya dengan pihak-
sama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan
pihak yang bersangkutan dengan cara sebaik-baiknya.
yang telah ditetapkan terlebih dahulu
Dalam membentuk organisasi, maka unsur-unsur
Keuntungan-keuntungan Adanya Organisasi yang Baik:
organisasi harus diperhatikan
Kemungkinan besar perencanaan yang dibuat akan dapat
Asas-asas organisasi perlu diperhatikan dalam setiap
dilaksanakan sebaik mungkin.
organisasi yang dibentuk, sebab tanpa memperhatikan
Dalam pelaksanaan akan dapat dilakukan dengan efisien
dan efektif. akan dapat menimbulkan kesulitan.
Masing-masing individu akan tahu tugasnya serta Tipe-tipe organisasi antara lain adalah:
hubungan anatar yang satu dengan yang lain. Organisasi garis (line organization)
Dengan organisasi yang baik berarti secara tidak langsung Organisasi fungsional ( functional organization)
manajer telah memasukkan unsur-unsur koordinasi Organisasi garis dan staf (line organization and staff
didalamnya. organization)
Kesimpangsiuran pekerjaan, dobel perkejaan mempunyai Organisasi panitia ( Committe organization)
kemungkinan besar untuk dapat dihindarkan. Dalam pemilihan tipe organisasi apa pun ada hal-hal
Merupakan suatu wadah tempat kerja sama yang baik tertentu yang selalu harus diperhatikan.
antara yang satu dengan yang lain. Bilamana memang diperlukan maka kita dapat
Dengan organisasi yang baik berarti mempunyai melaksanakan re-organisai, tapi efek sampingnya yang
kemungkinan untuk mengadakan pembagian kerja secara mungkin timbul harus dieliminir.
baik, dan penempatan orang-orang yang tepat pada tiap
bagian. 34
33
33
- Penyampaian hasil, Waktu pemeriksaan sangat
PENCATATAN DAN PELAPORAN
menentukan mamfaat laporan tersebut untuk kepentingan
Kegiatan pencatatan dan pelaporan di laboratorium harus
diagnosis penyakit dan pengobatan pasien, oleh karena itu
dilaksanakan dengan cermat dan teliti karena dapat
hasil pemeriksaan perlu disampaikan secepat mungkin
mempengaruhi hasil pemeriksaan dan dapat mengakibatkan
segera setelah pemeriksaan selesai dilaksanakan.
kesalahan dalam penyampaian hasil pemeriksaan
- Dokumentasi/Arsip, Setiap Laboratoirum harus
Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah :
mempunyai sistem dokumentasi yang lengkap. Hasil suatu
- Kesesuaian antara pencatatan dan pelaporan hasil
kegiatan pencatatan dan pelaporan harus berupa
dengan pasien / spesimen yang sesuai
dokumen yang sifatnya lengkap, jelas dan mudah
- Penulisan angka dan satuan yang digunakan, umumnya
dimengerti serta tidak melupakan efisiensi waktu
hasil pemeriksaan berupa kalimat–kalimat singkat.
penyampaian dokumen tersebut kepada peminta
Khusus mengenai angka, pada pelaporannya perlu
pemeriksa.
disesuikan mengenai desimal angka dan satuan yang
- Perlu pula disediakan buku ekspedisi didalam dan diluar
digunakan terhadap keperluan pasien maupun terhadap
laboratorium, kasus terbuka dan hilangnya spesimen
nilai normal. Bila diperlukan satu angka bulat, cukup
dapat terjadi baik dalam transportasi didalam maupn diluar
dilaporkan dalam angka bulat tanpa desimal dibelakang
laboratorium, sehingga hal ini harus dihindarkan.
koma, satuan yang dapat digunakan sebaiknya adalah
PROSEDUR TETAP ( PROTAP)
satuan internasional
Protap bisa disebut juga dengan SOP (Standar Operating
- Pencantuman Nilai Normal, Pada pelaporan juga perlu
Procedure). Setiap bagina /seksi didalm laboratorium harus
dicantumkan nilai normal, yaitu rentang nilai yang
mempunyai protap, baik bagian pemeriksaan laboratorium maupun
dianggap merupakan hasil pemeriksaan orang–orang
bagian pembuatan reagen, terutama untuk pemeriksaan yang
normal. Pada pencantuman hasil normal perlu
banyak dilakukan. Protap hendaknya dibuat secara singkat dan
dicantumkan metode pemeriksaan seperti batas usia dan
jelas dan diletakkan/disimpan ditempat yang mudah dilihat atau
jenis kelamin. Satuan pelaporan juga harus sama antara
dicapai.
hasil pemeriksaan dengan nilai normal.
Didalam protap harus memuat hal – hal sebagai berikut:
- Penentuan keterangan yang penting, misalnya bila
1. Alat yang dipergunakan
pemeriksaan dilakukan dua kali dan sebagainya.
2. Reagen / bahan kimia yang dipergunakan
35 3. Langkah–langkah / cara melakukan pemeriksaan
4. Cara perhitungan atau evaluasi hasil
5. Hal – hal yang penting dan yang perlu diperhatikan
36
Lampu spritus
Bebrapa contoh Protap adalah sbb:
Pinset
1.Protap pemeriksaan Laboratorium
Rak Pewarna
a. PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN
Rak Pengering
Alat :
Mikroskop
Tabung Reaksi
Oil Immersion ( Anisol)
Mikropipet ukuran 20 mikroliter atau pipet sahli
Xylol
Dispenser 5 ml atau volume pipet 5 ml
Reagen :
Fotometer panjang gelombang 540 nm
a. Larutan Ziehl Neelsen
Reagen: Larutan Drabkin
1. Larutan Zieh, saring setelah 24 jam
Cara kerja:
Fuchsin Alkohol 3 % : 10 ml
Masukkan Larutan Drapkin 5 ml kedlam tabung reaksi Phenol 5 % : 90 ml
Tambahkan 20 ul darah EDTA atau darah kapiler 2. Larutan Asam Alkohol 3 %
HCL Pekat : 3 ml
Campur baik – baik Alkohol 95 % :97 ml
3 Larutan Methylen Blue 0, 1 %
Biarkan selama 3 menit
Methylen Blue : 0,1 g
Baca serapannya pada panjang gelombang 540 nm Aquades : 100 ml
pakai blanko reagen Drabkin
Cara Kerja:
Kadar Hemoglobin = Serapan x Faktor 1. Beri nomor pada sediaan
2. Buat lingkaran diameter ± 2- 3 cm
Faktor diperoleh dari pembuatan kurva standar menggunakan
3. Bakar ose sampai pijar
berbagai pengenceran larutan standar Hemoglobin. 4. Ambil sputum dengan ose, oleskan dan ratakan di balik
lingkaran diameter ± 2- 3 cm dan diamkan pada suhu
kamar 15- 30 menit
b. Pemeriksaan BTA (Sputum) Pewarnaan Ziehl 5. Celupkan ose pada alkohol 70 % lysol 5 % yang
mengandung pasir (perbandingan 2 : 1) lalu bakar ose
Neelsen
sampai pijar
Alat: 6. Lewatkan kaca sediaan diatas api dengan cepat selama 3
kali, Tetesi dengan Larutan Ziehl Neelsensampai menutup
sengkelit / ose
sediaan
Objek glas 7. Panasi sediaan diatas lampu spritus sampai keluar uap
8. tunggu 5 menit
Spidol/ Pinsil Kaca 9. Cuci dengan air mengalir
10. Tetesi dengan asam alkohol 3 % sampai warna merah
hilang
11. Tunggu 2 menit
37
38
13. Cuci dengan air mengalir Dengan kata lain untuk melaksanakan komunikasi yang baik
14.Tetesi dengan Methylen Blue 0, 1% tunggu 10 – 20 menit syarat yang mutlak adalah adanya jalinan pengertian, dan alat-alat
15.Cuci dengan airl mengalir yang mutakhir dan modern adalah sebagai alat membantu
19.Perhatikan dilapanghan pandang BTA berwarna merah bentuk Seperti telah dikemukakan dimuka, maka dengan
batang sedikit bengkok, ada bergranula ada yang tidak, komunikasi yang baik yang dimaksudkan adalah jalinan pengertian
terpisah, berkelompok, terputus putus dengan dasar warna biru antara pihak yang satu dengan pihak lain. Apabila tidak bisa
20.Hitung jumlah kuman paling sedikit dalam 100 lapangan melaksanakan komunikasi yang baik, maka semua rencana-
pandang, selama 10 menit dari ujung kiri sampai ujung kanan rencana dan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, saran-saran,
21.Rendam dan cuci semua alat–alat yang terkontaminasi sputum motivasi-motivasi dan sebagainya hanya akan tingal diatas kertas
dalam larutan desifektan tanpa terlaksana, dan pekerjaan akan simpang siur dan kacau
balau sehingga tujuan kemungkinan besar tidak tercapai.
43
berarti kemungkinan perencanaan yang dibuat hanya akan tinggal
Perencanaan harus didasarkan Pengalaman, Pengetahuan, dan
diatas kertas. Karena perencanaan yang tidak mengikutsertakan
Intuisi
bawahannya yang mempunyai tugas melaksanakan perencanaan
Untuk membuat perencanaan yang baik maka perlu
yang dibuat tersebut, berarti dalam pembuatan perencanaan
didasari pengalaman, pengetahuan, dan Intuisi. Dengan
tersebut kurang/tidak ada partisipasi dengan pihak yang akan
pengalaman-pengalamannya maka manajer akan dapat membuat
melaksanakannya. Dengan demikian hal ini akan dapat
perencanaan yang lebih baik daripada sebelumnya, sebab dari
mengurangkan rasa tanggung jawab dari pada pelaksana. Sudah
pengalaman-pengalaman tersebut akan dapat dianalisa
barang tentu setiap perencanaan tidak berarti setiap orang akan
kelemahan-kelemahan serta keunggulan-keunggulan dari
diajak ikut serta, akan tetapi hanya orang-orang yang langsung
perbuatan perencanaan yang lalu yang akan dapat diterapkan
mempunyai kepentingan dalam pelaksanaan rencana yang
untuk bahan pembuatan perencanaan-perencanaan yang akan
dibuatnya tersebut.
datang.
Tetapi pengalaman saja untuk membuat perencanaan
Perencanaan Harus Memperhitungkan Segala Kemungkinan
masih kurang cukup, sebab perencanaan pribadi adalah sangat
Perencanaan berarti kemampuan melihat kedepan, padahal
terbatas. Sebenarnya antara pengetahuan dan pengalaman serupa
apa yang akan datang belum tentu sesuai dengan apa yang kita
tapi tidak sama. Suatu pengetahuan diperoleh dari pengalaman-
ramalkan. Banyak kemungkinan yang dapat memperkuat
pengalaman yang lalu. Meskipun demikian pengetahuan belum
perencanaan kita tetapi banyak pula yang dapat melemahkan
tentu diperoleh dari pengalaman tapi mungkin dari buku-buku,
perencanaan yang kita buat.
kursus dan sebagianya. Mungkin juga pengetahuan yang diperoleh
Meskipun kemungkinan yang melemahkan atau
itu hasil dari pengalaman orang lain yang telah dikaji kebenarannya.
memperkuat pelaksanaan perencanaan kita tersebut sebagian
Intuisi juga sangat bermanfaat bilamana kita harus
tersebut sebagian bersifat ekstern yang diluar kekuasaan kita, tetapi
mengambil keputusan secara mendadak, dimana kita tidak diberi
agar perencanaan tersebut sesuai dengan apa yang kita ramalkan
kesempatan cukup waktu untuk dapat berpikir dengan baik
maka kemungkinan-kemungkinan tersebut harus kita perhitungkan.
bedasarkan pengalaman dan pengetahuan kita.
Dengan memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan tersebut
maka perencanaan yang dibuat akan dapat lebih diharapkan sesuai
Perencanaan Harus Dilandasi Partisipasi
dengan kenyataan-kenyataan. Dengan memperhitungkan
Seandainya seorang manajer merasa cukup pengalaman
kemungkinan-kemungkinan yang melemahkan maupun
dan pengetahuannya dalam membuat perencanaan, maka mungkin
memperkuat, maka kita dapat membuat perencanaan yang lebih
perencanaan tersebut cukup ditangani sendiri atau hanya dengan
baik. Disamping itu semua, dengan memperhitungkan itu semua kita
bantuan beberpa stafnya. Membuat perencanaan yang demikian
dapat mempersiapkan diri jauh sebelumnya.
memang dapat saja ditangani sendiri atau dengan bantuan
46
beberapa stafnnya tetapi dengan perencanaan yang demikian
45
Perencanaan Harus Fleksibel (Luwes)
Perencanaan Harus Dinamis
Dengan perencanaan yang luwes. Maka kita akan lebih Supaya perencanaan yang dinamis dapat direalisasi, maka
dapat menyesuaikan dengan segala kemungkinan yang mungkin dalam perusahaan harus dapat ditimbulkan kegairahan kerja
terjadi. Sebenarnya dengan perencanaan yang luwes, maka selain sehingga inisiatif dan kreatifitas dari karyawan-karyawannya dapat
kita dapat lebih menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang dikembangkan, kalau perlu kita dapat memotivasi mereka dengan
mungkin terjadi, maka dengan perencanaan yang luwes kita akan memberikan hadiah-hadiah, penghargaan, promosi dan
selalu diberi kewenangan untuk selalu mengadakan perbaikan- sebagainya bagi mereka yang dapat memberikan saran-saran
perbaikan terhadap perencanaan yang telah kita buat, sehingga untuk perbaikan perencanaan yang lebih baik.
dengan demikian akan makin baiklah perencanaan yang kita buat.
Perencanaan harus Dapat Menjadi Landasan Bagi Fungsi- Perencanaan harus cukup waktu
fungsi Manajemen yang Lain Membuat perencanaan berarti memikirkan jauh-jauh,
Perencanaan adalah merupakan fungsi pokok dari sebelum tindakan itu sendiri dilaksanakan. Dengan demikian
manajemen. Dengan demikian berarti perencanaan yang baik manejer akan mempunyai cukup waktu sehingga dapat
harus dapat merupakan landasan bagi pelaksanaan fungsi-fungsi merenungkan, memikirkan, mengamati, mendiskusikan,
manajemen yang lain yaitu organinzing, directing, coordinating, dan menetapkan alternatif serta mempersiapkan segala sesuatunya.
controlling. Dengan demikian dalam pembuatan perencanaan
harus dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga akan mempunyai Perencanaan seharusnya didasarkan Penelitian
kaitan dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Untuk membuat suatu perencanaan yang baik maka
Apabila perencanaan kurang mengaitkan dengan fungsi- sebenarnya tidak cukup bila hanya berdasarkan pengetahuan,
fungsi manajemen lainnya, maka dapat terjadi perencanaan yang pengalaman dan Intuisi saja. Agar dapat membuat perencanaan
dibuat tidak dapat dilaksanakan, atau dilaksanakan tapi yng baik maka sebenarnya memerlukan data-data yang lengkap ,
menompang dari apa yang dikehendaki. dapat dipercaya dan aktual. Dan untuk mendapatkan data-data
tersebut harus melalui penelitian/riset. Suatu perencanaan yang
Perencanaan Harus Dapat Mandayagunakan Secara Maksimal tidak didasarkan hasil penelitian akan kekurangan data-data yang
Fasilitas-fasilitas yang tersedia. sebenarnya sangat diperlukan. Hal ini dapat menyebabkan
Untuk dapat membuat perencanaan yang mampu perencanaan yang dibuat tersebut banyak mengalami kesalahan.
mendayagunakan fasilitas yang tersedia secara maksimal, maka
cara kita berpikir harus dibalik, yaitu bukan penetapan tujuan
terlebih dahulu, tetapi bagaimana tujuan perusahaan akan dapat
dicapai secara paling baik.
47 48
Berdasarkan hal ini hendaknya setiap pembuat perencanaan
Kemungkinan Under Planning dan Over Planning Harus hendaknya berusaha agar tidak terjadi under atau planning atau
Dihindarkan over planning maka tujuan tidak akan dapat dicapai dapat dicapai
Dengan under planning yang dimaksud adalah planning dengan pengorbanan yang sangat besar. Sebaliknya dengan over
(perencanaan) dimana pembuat perencanaan tersebut telah planning maka hal ini hanya merupakan tindakan tidak praktis yang
melupakan untuk meramalkan sesuatu yang kemungkinan besar hanya menghabiskan biaya dan energi saja.
akan terjadi. Padahal apabila yang tidak diramalkan tersebut betul-
betul terjadi, maka hal ini akan mempengaruhi mutu dari Kesulitan-kesulitan dalam Membuat Perencanaan
perencanaan yang dibuat. Kurangnya dalam suatu perencanaan Dalam pembuatan perencanaan terdapat kesulitan-kesulitan
meramalkan yang mungkin terjadi, dapat menyebabkan dalam yang harus dihadapi oleh manajer yang antara lain:
tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat tercapai atau dapat 1. Kesulitan meramalkan kejadian yang akan datang
tercapai dengan pengorbanan yang besar. hal ini dapat terjadi 2. Kesulitan mendapatkan data-data yang diperlukan
karena kurang kemampuan dan kurang ketelitian untuk melihat 3. Kesulitan tentang besarnya biaya
jauh ke depan. 4. Kesulitan psikologi.
Sedang yang disebut dengan over planning adalah apabila
pembuat perencanaan tersebut telah memperhitungkan segala Perencanaan jangka Pendek dan Jangka Panjang
sesuatu yang menurut dugaannya akan terjadi. Dan berdasarkan Perencanaan berdasarkan waktunya dapat dibedakan
ramalan tersebut dibuatlah perencanaan yang cukup dan detail antara perencanaan jangka pendek dan perencanaan jangka
dan lengkap. Padahal sebenarnya dugaan-dugaan atau ramalan- panjang. Dengan perencanaan jangka pendek yang dimaksud
ramalan yang diperkirakan akan terjadi tersebut nyatanya tidak adalah perencanaan yang diarahkan untuk mencapai tujuan jangka
terjadi, karena memang apa yang diramalkan itu dapat tidak pendek, yang pada umumnya sampai satu tahun. Sedangkan
mungkin terjadi. Hal ini berarti tindakan dan pembuatan dengan perencanaan jangka panjang yang dimaksud adalah
perencanaan tersebut merupakan tindakan yang tidak praktis dan perencanaan yang diarahkan untuk mencapai tujun jangka panjang
hanya membuang biaya, waktu, energi saja. Hal ini dapat terjadi yang pada umunya lebih daripada satu tahun bahkan sampai
karena pembuat perencana terlalu teliti, sehingga kemungkinan sepuluh tahun atau lebih.
yang sebenarnya tidak perlu diramalkan telah pula diramalkan.
Dan apa yang diramalkan itu semua dipakai sebagai landasan
untuk membuat perencanaan.
50
49
Keuntungan-keuntungan adanya Perencanaan 9. Penggunaan modal dapat diusahakan seefisien mungkin
10 Biaya-biaya dapat ditekan sekecil mungkin
Telah dijelaskan bahwa diadakannya perencanaan yang
11. Pengawasan dapat dilakukan sebaik mungkin
baik, diharapkan tujuan akan dapat dicapai dengan secara efisien
dan efektif. Dengan kata lain dengan perencanaan yang baik tujuan Tahap-tahap Pembuatan Perencanaan
diharapkan akan dapat dicapai dengan pengorbanan yang sekecil Dalam membuat suatu perencanaan maka diperlukan tahap-
tahap langkah-langkah tertentu natara lain adalah:
mungkin. Hal ini sesuai dengan prinsip ekonomi yang menyatakan
Penetapan Tujuan
“Untuk mencapai hasil tertentu diusahakan pengorbanan yang Pengumpulan data-data serta penetapan dugaan atau
sekecil-kecilnya, atau dengan pengorbanan tertentu diusahakan ramalan
Menetapakan alternatif cara bertindak
hasil yang sebanyak-banyaknya”.
Mengadakan penilaian alternatif
Dalam hal ini berarti bahwa dengan perencanaan yang Memilih alternatif.
baik dalam mencapai tujuan telah ditetapkan, kita akan
Kesimpulan
mendapatkan keuntungan-keuntungan tertentu antara lain:
1. Dengan perencanaan berarti menetapkan jauh-jauh
1. Jumlah personil dapat diusahakan seminimal mungkin sebelumnya cara bertindak, sehingga dapat diharapkan
2. Penempatan personil dapat diusakan setepat mungkin tujuan yangb telah ditetapkan akan dapat dicapai secara
efisien dan efektif
3. Pembagian pekerjaan dapat dilakukan sebaik mungkin
2. Dalam membuat perencanaan, maka sebelumnya harus
4. Pengarahan pada para pekerja dapat dilakukan sebaik ditetapkan terlebih dahulu alternatif-alternatif
mungkin 3. Salah satu syarat utama yang harus dipenuhi dalam
membuat perencanaan adalah realistis dan ekonomis
5. Pekerjaan akan dapat dilakukan secepat mungkin
4. Dalam membuat perencanaan, agar dapat dihindarkan
6. Pekerjaan akan dapat dilakukan seringan mungkin kemungkinan dobel pekerjaan, kesimpangsiuran dan
7. Proses pekerja dapat diusahakan seefisien muingkin sebagainya, maka dalam membuat perencanaan koordinasi
harus diperhatikan
8. Penggunaan mesin dan peralatan lain dapat diusahakan
5. Dalam membuat perencanaan yang baik perlu dilandasi
seefisien mungkin pengalaman yang cukup, pengetahuan yang luas dan
51 52
17. Apabila kita berhasil membuat perencanaan yang baik,
mendalam serta intuisi yang tajam.
berarti kita akan mendapatkan keuntungan-keuntungan yang
6. Agar perencanaan yang dibuat dapat direalisasi oleh para
tidak sedikit.
pekerja dengan baik, maka dalam membuat perencanaan
18. Perencanaan bukan monopoli top manager sebab perencaan
perlu ditimbulkan adanya partisipasi.
yang baik dan mendetail tidak dapat dibuat sendiri oleh top
7. Dalam membuat perencanaan, maka perlu
manager.
memperhitungkan segala kemungkinan baik yang buruk
19. Dalam membuat perencanaan, maka tahap-tahap dalam
maupun yang baik
mebuat perencanaan perlu diperhatikan.
8. Untuk membuat perencanaan perlu pula diperhatikan
fleksibilitas agar dapat menyesuaikan dengan perubahan-
perubahan yang mungkin timbul.
9. Perencanaan harus dapat menjadi landasan fungsi-fungsi
manajer yang lain, terutama fungsi pengawasan.
10. Setiap perencanaan harus dapat mendayagunakan secara
maksimal fasilitas-fasilitas yang tersedia.
11. Agar perencanaan yang dibuat selalu dapat diharapkan
lebih baik dari perencanaan sebelumnya, maka
kedinamisan disini diperhatikan.
12. Agar perencanaan yang dibuat dapat dipertanggung
jawabkan, maka perlu waktu yang cukup untuk memikirkan
dan mempertimbangkan
13. Agar perencanaan yang dibuat dapat lebih dipertanggung
jawabkan kebenarannya, maka perlu didasarkan hasil
penelitian.
14. Kemungkinan under planning dan over planning harsu
selalu dihindarkan, sebab keduanya dapat merugikan.
15. Kesulitan yang mungkin timbul dalam membuat
perencanaan harus kita ketahui dan diperhatikan.
16. Perencanaan jangka pendek harus merupakan batu
54
loncatan perencanaan jangka panjang.
53
Daftar Pustaka Daftar Pustaka
1. Bernard, chester I, “Organization and Management”, 1. Bernard, chester I, “Organization and Management”, Harvard
Harvard University Press, 1948 University Press, 1948
2. Davis, Ralp Gurier, “Organization and Management”, 2. Davis, Ralp Gurier, “Organization and Management”,
Kogakusha Compan, Ltd, Tokyo 1951 Kogakusha Compan, Ltd, Tokyo 1951
3. Fayol Henri, “General and Industrial Management”, Isaac 3. Fayol Henri, “General and Industrial Management”, Isaac
Pitman and son’s, 1945 Pitman and son’s, 1945
4. Hutchinson, John G, “ Managemnet Strategy and Tactis”, 4. Hutchinson, John G, “ Managemnet Strategy and Tactis”,
Hok, Rinehart and Winston, Inc.NY, 1971 Hok, Rinehart and Winston, Inc.NY, 1971
5. Koonts, Harold and O’donnel, Cyryl, Principles of 5. Koonts, Harold and O’donnel, Cyryl, Principles of
Management, Second edition Mc Graw Hill Book Company, Management, Second edition Mc Graw Hill Book Company,
Inc New York, Toroto, London, Tokyo, Kogakusha Inc New York, Toroto, London, Tokyo, Kogakusha Company
Company Ltd. Ltd.
6. Panglaykim, Dr. and Hazil, Drs, ‘ Management Suatu 6. Panglaykim, Dr. and Hazil, Drs, ‘ Management Suatu
Pengantar”, PT Pembangunan dan Ghalia Indonesia, 1977 Pengantar”, PT Pembangunan dan Ghalia Indonesia, 1977
7. Terry, George, “ Principles of Management”, Illionis Richard 7. Terry, George, “ Principles of Management”, Illionis Richard
D. Irwin Inc, 1964 D. Irwin Inc, 1964
8. Urwich, Lyndall F, “ The Pattern of Management”, University 8. Urwich, Lyndall F, “ The Pattern of Management”, University
of Minnesota Press, Minneapolis 1956. of Minnesota Press, Minneapolis 1956.
DAFTAR ISI DAFTAR ISI
PENDAHULUAN......................................................... 1
PENDAHULUAN......................................................... 1 LABORATORIUM KLINIK........................................... 1
LABORATORIUM KLINIK........................................... 1 KEGUNAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM...... 1
KEGUNAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM...... 1 MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK.................. 2
MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK.................. 2 PERENCANAAN………………………....................... 3
PERENCANAAN………………………....................... 3 URUTAN STRATEGI PERENCANAAN………......... 3
URUTAN STRATEGI PERENCANAAN………......... 3 MISI…………………………………………………….. 4
MISI…………………………………………………….. 4 ANALISA SITUASI……………………………………. 4
ANALISA SITUASI……………………………………. 4 ANALISA FAKTOR INTERNAL…………………….. 4
ANALISA FAKTOR INTERNAL…………………….. 4 ANALISA FAKTOR EKSTERNAL………………….. 5
ANALISA FAKTOR EKSTERNAL………………….. 5 PENETAPAN PRIORITAS………………………….. 6
PENETAPAN PRIORITAS………………………….. 6 PENETAPAN HARAPAN…………………………….. 7
PENETAPAN HARAPAN…………………………….. 7 PENETAPAN TUJUAN………………………………. 7
PENETAPAN TUJUAN………………………………. 7 RENCANA KERJA……………………………………. 8
RENCANA KERJA……………………………………. 8 STRUKTUR PENGAMBILAN PEMERIKSAAN SAMPEL…. 9-19
STRUKTUR PENGAMBILAN PEMERIKSAAN SAMPEL….9-19 ORGANISASI........................................................... 21
ORGANISASI........................................................... 21 PENCATATAN DAN PELAPORAN........................ 35
PENCATATAN DAN PELAPORAN........................ 35 SISTEM INFORMASI LABORATORIUM............... 39
SISTEM INFORMASI LABORATORIUM............... 39 PERENCANAAN..................................................... 42
PERENCANAAN..................................................... 42
MANAJEMEN LABORATORIUM &
PENGUMPULAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN
LABORATORIUM KLINIK
37 38
Pada media: Rettgeri),ia mudah tumbuh pada makanan dan mengeluarkan toxin yang
-Agar kaldu : Koloni berlendir,pigmen hijau dan cepat terbentuk ( dalam 24 jam) mempunyai sifat enterotoxin,enterotoxin menyebabkan buang air dan dinamakan
-Agar darah: Koloni juga berlendi dan sukar membentuk pigmen ( 2 x 24 Jam ) dan gastro enteritis disertai muntah – muntah.
anhemolyse Proteus Vulgaris :
-Buillon : Tumbuhnya homogen pada media ini zat warna lebih cepat terbentuk Yang menemukan jenis ini ialah : Houser ( 1885 ) pada urine.dan Strain dari
daripada media padat yaitu kurang dari 24 jam ( cairan kelihatan hijau / P.Vulgaris ini Oleh Weil – felix dipakai unutk menetapkan diagnosis penyakit
biru ) rickettiosis ( typhus klasik).
Desoxycholat : Koloni terpisah satu sama lain,kecil besarnya hampir sama dengan Weil – Felix menemukan penyakit yang tanda – tandanya serupa dengan typhus
kuman – kuman usus,ditengah koloni terdapat warna hijau kehitaman. akan tetapi terdapat kelainan pada kulit menyerupai campak, kelainan ini
Diagnosa : disebutnya “ Exanthema” dan penyakinya disebut typhus exanthematicus.
Dibuat atas hasil pemeriksaan: Typhus ini disebabkan rickettsia bukan oleh bakteri.
Morpologi gram Jika dalam bahasa Inggris dimaksudkan typhus perut ( typhus Abdominalis) ditulis
Adanya pigmen pyocyanin Tphoid dan penyebabnya salmonella typhi.
Hanya meragikan glukosa tanpa gas. Dan untuk rickettsiosis ditulis dengan typhus,typhus ini diterjemahkan kedalam
Proteus: bahasa Indonesia tipus bercak,tipus klasik,setiap penyakit bila ada tanda – tanda
Family: Enterobacteriaceae. exanthem ( bintik merah) pada kulit diberikan nama Syndroma typhus.
Bakteri ini adalah kuman komensal ,tidak pathogen,akan tetapi sering ditemukan pada Pada Penderita typhus exanthematicus tersebut,weil dan felix selalu menemukan
luka infeksi dan sepsis ( peracunan darah),ia hidup dalam usus sebagai saprophyt kuman proteus pada urine penderita. Yaitu proteus yang nonmotile. Proteus ini
terutama dalam usus anak – anak ia turut mencernakan makanan dan juga turut dinamakan Proteus X dan ada X19 da X2 Kedua jenis proteus ini masuk strain
membantu pembusukan . Vulgaris,mula – mula mereka beranggapan bahwa penyakit typhus tersebut
Pada hakekatnya kuman proteus itu bukan pathogen akan tetapi pada peristiwa disebabkan oleh proteus ini.ternyata dugaan ini keliru.Proteus yang terdapat
keracunan makanan ia turut sebagai penyebabnya. dalam urine tidak ada hubungannya dengan sebab penyakit hanya saja ia
Siaf – Sifat Umum : redapat normal dalam urine.
-Gram negatip batang pleomorph Atas dugaan tersebut mereka membuat antigen ( diagnostikum) dari kuman
-Tidak membentuk spora
-Bergerak dengan bulu cambuk
DISUSUN OLEH
preteus X19 dan X2 darah penderita yang mengandung antibody terhadap
Richkettsia sebagai penyebab penyakit,sesudah serumnya diambil dan
-Mudah tumbuh pada media biasa dicampurkan dengan antigen tadi ternyata terjadi aglutinasi, oleh karena antigen
-Suhu optimum 25 o C namun dapat juga tumbuh pada suhu 37 o C-Koloninya tadi terbuat dari badan ( O = Somatis) maka antigen proteus ini dinamakan
kelihatan basah,berlendir dan berwarna kehjauan antgen OX19 dan OX2,sampai sekarang reaksi gumpal Weil – Felix tetap
-Ada tumbuhnya meluas( Spreading) dan ada yang tidak (nonspreding) digunakan di Laboratorium,guna menetapkan diagnosis Rickettsiosis secra
Jenis – Jenis Proteus : serologic
JAMISTEN SIGALINGGING, AMAK.SKM, M.Kes
Type Spreading T.S.I. (H2S) positip Proteus X19 dan X2 dapat digunakan sebagai antigen oleh karena struktur
Type nonspreading T.S.I. negatip dan Indol positip. antigen badan proteus sama dengan struktur dari Rickekksia,persamaan
Type Spreading T.S.I.(H2.S) positip : antigennya ini terdapat pada polysacharidanya.
> proteus Vulgaris : Indol positip Proteus Mirabilis :
> Proteus Mirabilis : Indol negatip
Type Non spreading T.S.I. Negatip dan Indol Positip: Proteus ini dinamakan juga Proteus anindologenes oleh karena stu – satunya
> Proteus morgani : Glukose: + gas dan Mannit : - proteus yang tidak membentuk Indol,Dari strain proteus mirabilis Kigsbury
> Proteus rettgeri : Glukosa : + gas dan Mannit : + menemukan antigen yang dapat mengaglutinasi serum penderita Scrub typhus (
Kedua type spreading ini mudah dikenal dalam praktek karena tumbuhnya meluas rickettsiosis)Sedangkan penyakit ini tidak beragglutinasi dengan proteus OX19 da
dalam pelat,kadang kadang sampai menutupi media tsb. Sehingga sukar mengisolasi OX2 antigennya ini kita kenal dengan sebutan OXK.,Umumnya pada orang sehat
kuman lain,untuk mencegah spreading dapta dipakai media Elekagarchristensen urea pun ditemukan Proteus mirabilis.
agar dan Desoxycholat citrat agar. Proteus Morgani :
Pada media selektip ini terdapat koloni – kolni yang bebas satu sama lain Yang pertama menemukan Proteus ini ialah ; Morgan ( 1906)Jenis ini sering pula
terpisah.sehingga mudah di identifikasi selanjutnya. diketemukan dadalam feses orang sehat,dan terutama pada anak – anak sring
Psathogenitet: menyebabkan menceret,sebaliknya pada keadaan diarrhe misalnya karena
Pada hakekatnya kuman – kuman proteus itu adalah komensal,kuman- kuman yang penyakit lain maka proteus lebih banyak terdapat.
apathogen.Akan tetapi seringkali menimbulkan keracunan makanan pada amnusia Proteus Rettgeri :
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
Buku ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dasar-dasar Buku ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dasar-dasar
manajemen Laboratorium Klinik dan bagaimana cara dan prosedur manajemen Laboratorium Klinik dan bagaimana cara dan prosedur
pengumpulan dan pengiriman spesimen bagi para Mahasiswa . pengumpulan dan pengiriman spesimen bagi para Mahasiswa .
Bila dikuasai dengan baik maka untuk mengatasi kesulitan– Bila dikuasai dengan baik maka untuk mengatasi kesulitan–
kesulitan di Laboratorium dan tahap yang lebih lanjut ataupun kesulitan di Laboratorium dan tahap yang lebih lanjut ataupun
yang akan mendalami berbagai bidang manajemen Laboratorium yang akan mendalami berbagai bidang manajemen Laboratorium
bisa dengan mudah. bisa dengan mudah.
Teknik–teknik penting diambil dari pada daftar Pustaka dalam Teknik–teknik penting diambil dari pada daftar Pustaka dalam
buku ini. buku ini.
Karena sebagian besar teori manajemen dan teknik pengumpulan Karena sebagian besar teori manajemen dan teknik pengumpulan
dan pengiriman spesimen yang diperlukan untuk melaksanakan dan pengiriman spesimen yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan laboratorium ini masih kurang sempurna maka kegiatan-kegiatan laboratorium ini masih kurang sempurna maka
penulis menerima kritikan dan saran untuk menyempurnakan buku penulis menerima kritikan dan saran untuk menyempurnakan buku
ini. ini.
Agar stab :Tumbuh seperti garis putih,kesamping tumbuhnya pendek. 1. Mikrobiologi dasar dalam Praktek
Percobaan Hewan :
Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium , Ratna Sri Hadioetomo
Hewan yang sensitive ialah tikus putih kecil dari perbenihan diambil secara
aseptis,sesudah disuspensikan dalam air garam faal,suntikkan secara subkutan dan 2. Gradwohl’s : Clinical Laboratory Methods and Diagnosis . 7
akan terjadi gejala botulismus pada tikus tersebut. Bila diseksi dari hati dijumpai
th.Edition,
kembali Cl.Botulinum
.( dilihat dengan pengecatan Gram). Volume 2, 1970 By: Sam Frankel,Ph.D
Percobaan hewan ini dapat juga dilakukan dengan langsung dari sample secara
Stanley Reitman, M.D
parentral
( makan) Alex C.Connenwirth,Ph.D
3 Handbook of Practical Bacteriology By. T.J.Mackie and
Mc.Cartney,9th.ed.1947
2. Diagnostic Bacteriology By: Schaub and Foley
3. An Introduction to Laboratory Technique in Bacteriology By : Max
Levine,Ph.D.3rd.edition.
4. Texbook of Bacteriology By: Erwin.O.Jordan and Williams, 4th edition.
5. Texbook of Microbiology By : Kenneth.L.Burdon 4th edition
6. Microbiology and Pathology for Nurses By: Mary Elizabeth Morse
Cs.3th edition
7. Bacteriologi Umum Oleh : Prof.Dr.M.Sardjito. Dr.Sapardi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Buku ini disusun dimaksudkan sebagai penuntun kerja laboratorium bagi para
Tujuan praktek dan Tata Tertib Laboratorium 1
Mahasiswa dan tujuannya memperkenalkan konsep – konsep dasar mikrobiologi
Penyimpanan Preparat Hidup untuk pengamatan Mikroskop 2
berikut teknik dan prosedur dasar mikrobiologi. Bila dikuasai dengan baik maka untuk Pulasan Bakteri 3 – 11
Perbenihan ( Media ) 11 –19
mempelajari mikrobiologi tahap yang lebih lanjut ataupun yang akan mendalami
Bahan – Bahan Pathologik dengan Kuman – Kuman Pathogen 19
berbagai bidang mikrobiologi bisa dengan mudah. Gram Positip Coccus 20
Streptococcus 26
Teknik – teknik penting diambil dari pada daftar Pustaka dalam buku ini.
Diplococcus Pneumoniae 26-27
Karena sebagian besar medium dan reagen yang diperlukan untuk melaksanakan Gram Negatip Diplococcus 28-29
Meningococcus 30
kegiatan- kegiatan laboratorium ini masih dimpor dari negara – negara maju maka
Corynebacterium Diptheriae 31
nama medium dan reagen ditulis dengan bahasa Inggris. Hemophilus 33-36
Proteus 37
Bakteri Coli dan Aerobater 39
Palembanng 2006
Klebsiella 40
Disusun oleh :
Keracunan Staphylococcus 42
Keracunan Salmonella 43
Keracunan clridium Botulinum 44
J. Galingging.
DIKTAT BAKTERIOLOGI
1 2
Dilaboratorium bahan – bahan kimia dapat masuk kedalam tubuh melewati tanpa menimbulkan gangguan kesehatan yang berarti. Secara umum dapat
tiga saluran yaitu : dikatakan bahwa bahan– bahan kimia dengan NAB rendah lebih toksik daripada
a. Melaui mulut atau tertelan NAB tinggi. Tetapi nilai NAB tidak selalu menunjukkan sifat bahaya suatu
b. Melalui kulit bahan kimia.
c. Melalui pernafasan
Interaksi antara bahan–bahan kimia dengan jaringan –jaringan Untuk menghindari Keracunan:
tubuh dapat terjadi antara bahan–bahan kimia yang bersifat elektrofilik Usahan–usaha yang harus dilakukan untuk menghindari keracunan di
dengan protein yang bersifat nukleofilik. laboratorium kimia adalah:
Gangguan toxin dari bahan–bahan kimia terhadap tubuh berbeda 1. Penggunaan pelarut atau reagen – reagen yang toksik diusahakan
– beda meskipun demikian gangguan–ganguan tersebut sangat bergantung untuk diganti bila memungkinkan.
pada kondisi kesehatan para pekerjaanya. 2. Dalam hal toksisitas atu zat tidak diketahui perlu diadakan perkiraan
Kondisi bahan yang sehat akan mudah mengganti kerusakan sel –sel akibat terutama dari struktur molekul.
karecunan, sedangkan kondisi kurang gizi akan sangat rawan terhadap 3. apabila bahan yang dipakai menimbulkan pencemaran udara
keracunan. kerja,maka sebaiknya percobaan dilakukan dalam lemari asam.
Demikian juga ventilasi udara harus diperhatikan agar ruangan tidak
Efek Akut & Kronis lembab dan tercemar oleh gas –gas berbahaya.
Efek toksik bagi tubuh manusia dibagi dua Yakni: 4. Hindari makanan dan minuman didalam laboratorium
1. Efek Alkut;adalah pengaruh sejumlah dosis tertentu yang 5. Gunakan alat –alat pelindung diri yang sesuai.
akibatnya dapat dilihat atau dirasakan dalam waktu pendek
2. Efek Kronis; adalah suatu akibat keracunan bahan- bahan kimia Bahan Kimia Korosif / Iritan (Corrosive Subtances) = mudah menimbullkan
dalam dosis kecil tetapi terus – menerus dan efeknya baru karat ( kadar Fe).
diraskan dalam jangka panjang. Dalam laboratorium bahan kimia korosif dapat kita kenal karena bisa
Ukuran Tosisitas masuk berbagai macam peraaltan dari logam. Bahan tersebut juga bila terkena
Toksisitas bahan kimia perlu diketahui oleh para pekerja kulit akan menimbulkan peradangan atau iritasi kulit.
laboratorium kimia untuk mengetahui derajat bahaya bahan tersebut dalam Oleh karena itu bahan kimia korosif dapat pula disebut sebagai iritan.Selain
suatu percobaan. Pada hakikatnya suatu bahan kimia baru dapat dinyatakan kulit bagian tubuh yang lembab dan berlendir pun merupakan tempat yang
toksik apabila sudah ada bukti atau kenyataan. Bukti tersebut dapat rawan iritan.
diperoleh dari data percobaan berbagai jenis binatang. Pengaruh bahan kimia korosif amat bergantung pada keadaan fifik dan
Percobaan dapat dilakukan pada dosis dan waktu keterpaan ( exposure) kelarutan zat dalam permukaan bagian tubuh yang terkena. Akibat yang
tertentu. ditimbulkannya dapat berupa efek setempat (primer) dan efek sistematik
Meskipun terdapat banyak kesulitan dalam menentukan tingkat – (Skunder)
tingkat toksisitas, namun para ahli telah dapat mengemukakan konsep –
konsep ukuran toksisitas. Bahan Korosif Cair
Dosis yang ternyata memberikan jawaban ( respons) terhadap 50 % Dapat menimbulkan iritasi setempat sebagai akibat reaksi langsung
binatang percobaan disebut effective dose atau ED50. dengan kulit. Proses pelarutan atau denaturasi protein pada kulit atau akibat
Kalau respons tersebut berupa kematian,maka disebut lethal dose atau gangguan kesetimbangan membran dan tekanan osmosa pada kulit.
LD50.untuk zat, gas atau uap dalam udara dipakai ukuran lethall Pengaruh iritasi akan bergantung pada konsentrasi dan lamanya
Concentration 50 atau LC50 yakni konsentrasi gas dalam udara yang dapat kontak dengan kulit, Contoh bahan korosif cair adlah :
memebrikan kematian 50 % binatang percobaan pada keterpaan ( A.Asam Mineral= suatu bahan yang terdapat dalam tubuh
exposure) selama 6 jam. a. Asam nitrat
Untuk efek kronis ukuran toksisitas dipakai isitilah Thresbold b. Asam Sulfat
Limit Value ( TLV) atau Nilai Ambang Batas ( NAB), artinya adalah c. Asam Klorida
konsentrasi dari zat uap, atau gas dalam udara yang dapat dihirup selama 8 d. Asam Flourida
jam per hari selama 5 hari / mingggu e. Asam Posfat
7 8
Jenis gas iritan dapat digolongkan pada besar kecilnya kelarutan yang
B. Asam Organik = Suatu bahan yang terdapat dari luar juga menentukan daerah serangan pada alat pernafasan.
a. Asam formiat
b. Asam asetat Amat larut dengan daerah seragam pada bagian atas saluran pernafasan
c. Asam Monokloroasetat 1. Amonia
C.Pelarut Organik 2. Asam Klorida
a. Petroleum 3. Asam florida
b. Hidrokarbon Terkolerasi 4. Formaldehida
c. Karbondisulfida 5. Asam Asetat
d. Terpentin 6. Sulfurklorida
Bahaya bahan kimia korosif dapat dihindari dengan menghindarkan kontak 7. Tionil Clorida
dengan tubuh. Pertolongan pertama selalu dilakukan dengan 8. Solfuril Clorida
menyemprotkan atau mencuci dengan air yang cukup banyak pada bagian Kelarutan Sedang, efek pada saluran pernafasan bagian atas dan yang lebih dalam
yang terkena, sebelum dibawa ke Dokter. ( Bronchin)
1. Belerang Oksida
Bahan Kimia Korosif Padat. 2. Klor
Iritasi yang ditimbulkan oleh zat padat korosif amat bergantung 3. Brom
pada kelarutan zat pada kulit yang lembab .Sifat korosif dan panas yang 4. Arsen Triklorida
ditimbulkan akibat proses pelarutan adalah penyebab iritasi. 5. Posfor Triklorida
Contoh zat padat korosif adala : 6. Pospofor Pentaoksida
A.Basa Kelrutan kecil, tetapi efeknya pada alat pernafasan bagian dalam
a. Natrium Hidroksida 1. Ozon
b. Kalium Hidroksida 2. Nitrogen Oksida
c. Natrium Silikat 3. Fosgen
d. Amonium Karbonat Lain – lain ,efek iritasi oleh mekanisme bukan pelarutan
e. Kalsium Oksida / Hidroksida. 1. Akrolein
f. Kalsium Karbida 2. Diklorometileter
g. Kalsium Sianida 3. Klopikrin
B.Asam 4. Dimetilsulfat.
a. Trikhloroasetat 5. Dikloroetilsulida
C.Lain –Lain
a. Fenol Bahan Kimia Mudah Terbakar ( Flammable Subtances)
b. Natrium Kebakaran tidak hanya terjadi pada laboratorium kimia, hal ini
c. Kalium disebabkan karena adanya arus listrik dan banyaknya zat kimia yang mudah
d. Posfor terbakar.
e. Perak Nitrat Proses Kebakaran dan terjadinya api.
Cara penanganan bahan kimia korosif padat yakni mencegah Kemungkinanm kebakaran dilaboratorium kadangkala dapat
kontak dengan bahan dengan cara memakai pelindung diri. Demikian pula diperkirakan kalau kita dapat memahami teori terjadinya api yang disebut sgitiga
dengan cara pertolongan pertamanya yakni dengan cara pencucian api.Dalam teori ini disebutkan bahwa kebakaran dapat terjadi bila ada tiga unsur
memakai air sebanyak – banyaknya. yakni :
P A..Bahan berupa uap atau gas pada konsentrasi tertentu
Bahan Korosif bentuk Gas P. Panas atau energi yang cukup untuk memulai pembakaran
Bentuk gas merupakan yang paling berbahaya dibandingkan I. Oksigen yang cukup.
dengan bentuk padat dan cair karena diserang adalah alat pernafasan.
A I
9 10
Pada teori segitiga api ini pada prinsipnya kebakaran tidak akan Bahan tersebut juga bersifat reaktif dan eksplosif serta sering menimbulkan
terjadi apabila salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak ada. kebakaran.
Bahan kimia oksidator dapat dibedakan dua jenis yaitu ;
Jenis – Jenis Bahan Kimia Mudah terbakar 1. Oksidator organik,bahan tersebut banyak dipakai dalam analisis kimia
Keebanyakan bahan kimia mudah terbakar, dlam laboratorium sebagai reagen
dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu: 2. Peroksida organiuk,zat tersebut dapat dipaki dlam sintesa organik.
1. Padat: Belerang, posfor merah dan kuning,hidrida,logam alkali Oksidator “ Tersembunyi”
dan lain sebagainya Karena sering peledakan oleh peroksida tersembunyi, beberapa cara
2. Cair:Eter,Alkohol,Methanol,n-heksana,Benzena,aseton, penanganan yang perlu dilakukan adalah :
pentana dan sebagainya. 1. Tes bahan kimia sebelum didistilasi pelarut
3. Gas;Hidrogen,Asetilen dan sebaginya 2. Distilasi dilakukan tanpa pengaduk udara
Pada umunya zat cair lebih mudah terbakar darpada zat padat, dan zat gas 3. Memakai pelindung muka pada saat melakukan disitlasi pelarut
lebih mudah terbakar dari zat cair.Tetapi zat padat yang berupa bubuk oraganik
halus lebih mudah terbakar dari pada zat cairn atau lebih mudah terbakar 4. Sebaiknya tidak memakai pelarut seperti eter
seperti gas. Diantara ketiga jenis diatas golongan cair adalah yang paling 5. Menyimpan pelarut dalam botol cokelat untuk mengurangi proses
banyak terdapat di Laboratorium berupa pelarut –pelarut organik. oksidasi.
Pelarut Organik Bahan kimia Reaktip terhadap air ( Water Reactive Subtances)
Untuk dapat mengetahui kelakuan pelarut organik terhadap Bahan kimia reakti fterhadap air adalah bahan – bahan kimia yang
proses kebakaran perlu diketahui beberapa sifat pelarut organik. Yang mudah bereaksi dengan air menghasilkan panas yang besar dan atau gas yang
menentukan mudah tidaknya terbakar yakni: mudah terbakar. Zat –zat demikian harus dijauhkan dari air atau disimpan dalam
1. Titk nyala ( flas point) adalah suhu dimana suatu cairan ruangan yang kering dan bebas dari kebocoran diwaktu hujan.Kebakaran akbiat
menghasilkan uap yang dapat membentuk campuran dengan zat- zat tersebut diatas tidak dapat dipadamkan dengan penyiraman air.
udara yang dapat dibakar pada permukaan cairan.
2. Suhu Bakar( ignition temperature) adalah suhu minimum suatu Bahan – bahan kimia reaktif terhadap asam( Acid Reactive Subtances)
zat yang diperlukan agar zat tersebut dapat terbakar tanpa Bahan reaktif terhadap asam adlah bahan – bahan yang mudah
bantuan dari luar. bereaksi dengan asam menghasilkan panas, gas mudah terbakar, dan atau gas
3. Daerah Konsentrasi mudah terbakar ( flammable range)adlah beacun.Dengan demikian zat-zat dalam penyimpanannya harus dijauhkan dari
daerah konsentrasi dimana dibawah dan diatas konsentrasi asam – asam.
tersebut uap tidak dpat terbakar.
4. Titik didih adlah suhu dimana tekanan uap zat tersebut sama Gas Bertekanan Tinggi ( Compressed Gases)
dengan tekanan luar. Gas bertekanan tinggi banyak dipakai dalam Laboratorium baik
Faktor – faktor penyebab eksplosif sebagai reagen,bahan bakar, atau gas pembawa. Gas-gas tersebut disimpan
1. Suhu Penyimpanan dalam silinder dalam bentuk :
2. Benturan 1. Gas tekanan seperti udara ,hydrogen dan klor.
3. Kelembapan 2. Gas cair : Nitorgen dan ammonia
4. Listrik yang mungkin dapat memberikan pemanasan dan atau 3. Gas terlarut dalam pelarut organik dibawah tekanan .
loncatan Bahaya gas –gas bertekanan tersebut,selain bahaya karena sifat gas tersebut (
5. Pengaruh bahan kimia lain dalam penyimpanan Beracun, Korosif, mudah terbakar). juga bahaya mekanik seperti meluncurnya
silinder gas akibat tekanan yang terlepas atau ledakan.Selain itu cirri khas
Bahan Kimia Oksidator ( Oxidising Agents) bahaya utma adalah kebocoran yang akan mengeluarkan banyak gas dalam
Bahan kimia Oksidator adalah bahan kimia yang dapat waktu amat pendek.
menghasilkan oksigen dlam penguraian atau reaksinya dengan senyawa.
11 12
4. Jangan menggunakan cakram yang telah disimpan lebih Ketiga strain kontrol standar tersebut adalah:
dari satu bulan dalam lemari es ( 2º - 8ºC) Staphylococcus aureus ( ATCC 25923, NCTC 6571)
5. Hanya digunakan agar Muller-Hilton sebagai media uji. Escherchia coli ( ATCC 25922, NCTC 10418)
6. pH media yang tepat (7,2-7,4)sangat penting untuk Pseudomonas aeruginosa ( ATCC 27853, NTCT 10622)
antibiotika tertentu. Pemeliharaan Strain Kuman
7. Inokulum harus distandarisasi dengan kekeruhan baku yang Strain kuman dapat di peroleh dari :
dibuat dengan cara sebagai berikut: 1,75% BaCL,2H2 O a. Isolasi dari spesimen klinik
0,5 ml ditambahkan 1 % Sulfuric Acid sebanyak 99,5 ml b. Koleksi kultur kuman yang resmi.
kemudian ditutup rapat untuk mencegah penguapan dan c. Komersial
disimpan pada suhu kamarGanti setiap 6 bulan. d. Laboratorium rujukan.
8. Diameter zona inhibisi harus diukur dengan tepat. Strain kuman yang ada di laboratorium harus dipelihara dengan
9. Ukuran zona inhibisi harus diinterertasi dengan baik agar kuman – kuman tersebut tidak mati.
menggunakan table berisi diameter kritis. Ada 2 macam cvara pemeliharaan strain kuman yaitu:
10. Hanya kultur murni dari kuamn yang tumbuh cepat (rapidly 1.Pemeliharaan Jangka Panjang
growing) yang dapat memberikan hasil yang dapat Mempunyai batas waktu antara beberapa bulan sampai
dipercaya. beberapa tahun . Untuk pemeliharaan jangka panjang ini yang
11. Lakukan tes kepekaan antibiotik dengan menggunakan 3 terbaik adalah dengan metoda liophilisasi atau penyimpanan dalam
strain. frezer pada suhu dibawah -70ºC atau dalam nitrogen cair.
Metode – metode ini dapat dilakukan dengan menggunakan :
Kontrol standar pada waktu: A. Gliserol - 20ºC
> Batch baru cakram mulai digunakan Cara:
> Batch baru media mulai digunakan >Tumbuhkan biakan murni pada media padat sesuai.
> Seminggu sekali bersama – sama dengan tes kepekaan yang di >Bila sudah tumbuh, ambil sedikit dengan menggunakan ose dan
lakukan rutin. suspensikan kedalam gliserol netral steril.
>Kemudian distribusikan sebanyak 1-2 ml kedalam tabung tertutup
35 36
Lampiran Lampiran
PERSYARATAN PENYIMPANAN BEBERAPA SPESIMEN BERASAL PERSYARATAN PENYIMPANAN BEBERAPA SPESIMEN BERASAL
MANUSIA UNTUK BEBERAPA PEMERIKSAAN LABORATORIUM MANUSIA UNTUK BEBERAPA PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Jenis Spesime Antiqoagul Wa- Maksimum
Pemerik- n an/ dah Batas Jenis Spesimen Antiqoagulan/ Wa- Maksimum
saan Pengawet Penyimpan Pemerik- Jenis Jlh Pengawet dah Batas
Jenis Jlh an saan Penyimpanan
Hematolo Darah 2 ml Na,EDTA G.P Suhu kamar SGOT serum ml - GP 20-25ºC
gi 1-1,5 mg/ml 6 jam -2ºC 7 hari
Penetapa darah Ureum Serum ml GP 20-25ºC 24 jam
n kadar 4ºC 3 hari
Eritrosit Darah 2 ml Na,EDTA G.P Suhu kamar -2ºC 6 bulan
hitung jlh 1-1,5 mg/ml 6 jam Mikrobiologi
darah Mycobacteri Sput Secukupn - GPS Suhu kamar
LED Darah 2 ml Na,EDTA G.P Suhu kamar um um ya u
Westergr 1-1,5 mg/ml 2 jam tuberculosis
en darah Persyaratan penyimpanan Spesimen Air untuk beberapa Pemeriksaan air
Leukosit Darah 2 ml Na,EDTA G.P Suhu kamar lammpiran III
hitung jlh 1-1,5 mg/ml 2 jam Alkalinitas air 200 ml Dinginkan 4ºC PG 24 jam
darah Amonia - N air 500 ml Periksa segera PG 7 hari
Hemostas Darah 5 ml Sitras 1 : 9 G Suhu kamar atau tambahkan
is 2 jam H2 SO4 sampai
Hemoglo Darah 2 ml Na,EDTA G.P Stabil pH 2 dan
bin 1-1,5 mg/ml dinginkan
penetapan darah Asiditas air 100 ml Idem PG (B) 24 jam
kadar BOD (KOB) air 1000 ml Idem PG 6 jam
Jlh Darah 2 ml Na,EDTA G.P Suhu kamar COD air 100 ml idem PG 7 hari
Retikulos 1-1,5 mg/ml 6 jam (KOK)
it darah Fenol air 500 ml Idem PG 28 hari
Sediaan Darah 2 ml Na,EDTA G.P Suhu kamar Fosfat air 100 ml Saring untuk G ( A) 48 jam
apus 1-1,5 mg/ml 1 jam fosfat terlarut
darah darah segera dinginkan
Tropmbo Darah 2 ml Na,EDTA G.P Suhu kamar Karbon air 100 ml Periksa segera G 28 hari
sit 1-1,5 mg/ml 1 jam organik total atau tambahkan
darah H2 SO4 sampai
Kimia pH 2 dan
Klinik dinginkan
Gula Darah 2 ml Na F- GP 20-25ºC(3 Kekeruhan air 250 ml Simpan ditempat PG 24 jam
darah Oksalat 4,5 hari gelap
mg/ml darah 4ºCn( 7 hari Kesadahn air 100 ml Tambah HNO3 PG 6 bulan
-20ºC(3 hari sampai pH 2
Kolestero Serum 1 ml GP 20-25ºC(6 Logam air 250 ml idem PG 6 bulan
l hari terlarut
4ºCn( 6 hari
-20ºC(6
bulan
Pemeriks Urine Toluen 2,5 GP 24 jam
aan Urine ml urine 24
24 jam jam
Protein Urine 5 ml P 20-25ºC(4
penetapan hari
kuantitati
p
Reduksi Urine 5 ml P 20-25ºC
secepatnya
39 40
Lampiran IV
Penggunaan Transpor Media dan Penyimpanan
Logam total air 250 ml Tambah HNO3 PG 6 bulan
No Pembiakan Transpor Maksimum
sampai pH 2
Media Lama
Minyak & air 1000 tambahkan H2 SO4 G 28 hari
Penyimpanan
Lemak ml sampai pH 2 dan
1 Kuman Anaerob -Stuart medium Suhu kamar 24 –
dinginkan
-Amies medium 48 jam
Nitrat - N air 100 ml tambahkan H2 SO4 G 48 hari
Carry & Blair
sampai pH<2 dan
medium
dinginkan
2 Neisseria Gonorhoe -Stuart medium Suhu 2ºC- 8ºC 24
Nitrat - N air 100 ml Periksa segera atau PGG 48 hari
-Amies Medium jam
dinginkan 4ºC
3 Salmonella spp -Selenite broth Suhu 2ºC- 8ºC 4-
Organik- N air 500 ml Dinginkan tambah PG 7 hari
8 jam
H2 SO4 sampai
4 Vibrio Cholera -Carry & blair Suhu kamar 1
pH<2
medium minggu
Pestisida air 1000 Dinginkan tambah G ( S) 7 hari
-Alkaline pepton
ml Na2 S2 O3 (bila ada
water concentrated
sisa klor)
Residu/ air 500ml Dinginkan 4ºC PG 14 hari Formula Larutan Buffer
solid A. Larutan Buffer pH 4.0
Sianida air 500 ml Tambah NaOH PG 24 jam Reagen:
sampai pH>12 1. Air bebas karbon dioksida
dinginkan ditempat
gelap Cara:
Sulfida air 100 ml Tambah 4 tetes seng PG 24 jam a.Didihkan aquades dalam labu erlemeyer selama beberapa menit
asetat 2 N/ 100 ml b.Kemudian tutup dengan corong yang bersih yang telah diberi
atau dinginkan kapas untuk menghindari dari udara
tambah NaOH
sampai pH>9
c.Dinginkan,selama pendinginan dan penyimpanan harus terlindung dari
Silika air 50 ml Dinginkan 10ºC P 28 hari udara
Sulfat air 100 ml Dinginkan 4ºC PG 28 hari 2. Larutan Kalium biftalat 0,2 M
Warna air 300 ml Idem PG 48 jam Cara:
Biologi air Tanpa pengawet atau a.Kalium biftalat ( C8H5KO4) dikeringkan pada suhu 110 ºC-
tambah 40 ml buffer
formalin* / 1 liter 120ºC selama 1 jam
spesimen atau larutan b.Larutan 40.846 g kalium biftalat tersebut dalam air bebas
lugol **/100 ml karbon dioksida dan diencerkan sampai 1 liter
spesimen 3. Larutan Asam Klorida 0, 2 N
Ket: Cara pembuatan Larutan buffer pH 4.0
P : Plastik ( polietilen atau sederajt)
a. Campur 50.0 ml larutan Kalium biftalat 0,2 M dengan 0,1 ml
G : Gelas
G ( A) :Gelas,cuci dengan HNO3 ( 1:1) larutan asam klorida 0,2 N
P ( A) :Plastik, cuci dengan HNO3 ( 1:1) b. Encerkan dengan air bebas karbon dioksida sampai 200.0ml
G ( B) : Gelas, borosilikat Penyimpanan:
G ( S) : gelas, cuci dengan pelarut organik a. simpan dalam wadah yang terbuat dari kaca bebas alkali
* :20 g sodium borat + 1 liter 37 % formaldehid dan tertutup rapat
** :20 g KI dan 10 g I,larutkan dalam 200 ml aquades yang
mengandung 20 ml asam asetat glasial. b. Batas lama penyimpanan adalah 3 bulan .
Apabila terjadi kekeruhan atau telah memperlihatkan kemunduran,
larutan tersebut tidak boleh digunakan lagi
41 42
Penyimpanan:
B.Larutan Buffer pH 7.0 a. Simpan dalam wadah yang terbuat dari kaca bebas
Reagen: alkali dan tertutup rapat.
1.Air bebas karbon dioksida b. Batas lama penyimpanan adalah 3 bulan
Cara: Lihat pembuatan diatas Apabila terjadi kekeruhan atau telah memperlihatkan
2.Larutan kalium dihidrogen fosfat 0,2 N
kemunduran, larutan tersebut tidak boleh digunakan lagi
Cara:
a.Panaskan kalium dihirogen fosfat ( K2HPO4) pada suhu 110 -120ºC
selama 1 jam Lampiran
b.Larutkan 27,218 g K2HPO4 dalam air yang bebas karbon dioksida Formula larutan Kalium Bikromat
dan encerkan sampai 1000.0 ml Reagen
1.Larutan asam sulfat 0.005 mol/l
3.Larutan Natrium Hidroksida 0,2 N 2.Kalium bikromat analytican grade ( K2Cr2 O7)
Cara Pembuatan larutan buffer pH7.0 Cara pembuatan :
a.Campur 50.0ml larutan K2HPO4 0,2 N dengan 29,1 ml larutan a. Panaskan K2Cr2 O7pada suhu 110 ºC selama 1 jam
Natrium hidroksida 0, 2 N b. Timbang 0,0500g K2Cr2 O7yang telah dipanaskan
b.Encerkan dengan air bebas karbon dioksida sampai 200.0 ml
c. Kemudian larutkan dengan asam sulfat 0,005 mol/L
Penyimpanan dan encerkan sampai satu liter.
a.Simpan dalam wadah yang terbuat dari kaca bebas alkali dan tutup
rapat Uji Reagen dengan Menggunakan Kuman
b.Batas lama penyimpanan 3 bulan Larutan Media yang Organisme Hasil yang
c.Apabila terjadi kekeruhan atau telah memperlihatkan kemunduran, pewarna/reagen digunakan Kontrole diharapkan
larutan tersebut tidak boleh digunakan lagi Pewarnaan Campur Staphylococus, Gram positip
gram pada Gram negatip
sediaan E. Coli
Larutan buffer pH 9.0 apus
Reagen Pewarnaan Sediaan M.Tuberculosis Tampak adanya BTA
1.Air bebas karbon dioksida Ziehlneelsen apus dahak Berbentuk batang
Cara: Lihat pembuatan diatas ,waran merah jambu
2.Larutan Asam borat 0,2 M dan kalium Klorida 0,2 M
Cara: Tidak ditemukan
a.Panaskan kalium klorida ( KCl) pada suhu 110 -120ºC selama 1 jam BTA
b. Larutkan n12,366g asam borat dan 14.911 g kalium klorida dalam
Campuran flora
air bebas karbon dioksida dan encerkan sampai 1000.0 ml
tidak tahan asam
Bacitracin disc Blood agr S.Pyogenes Ada zone pembatas
C. Natrium hidroksida 0,2 N Tdk ada zone
S. Fecalis pembatas
Cara Pembuatan larutan buffer pH 9.0 Catalase Tryptic soy S.Aureus Terlihat adanya
a. Campur 50.0 ml larutan asam borat 0,2 N dan kalium klorida agar bubbles
0,2 M dengan 20.8 ml Natrium Hidroksida 0, 2 N ( gelembung
b. Encerkan dengan air bebas karbon dioksida samapi 200.0 ml S.Fecalis Tdk ada bubbles)
43 44
ONPG TSI atau Serratia Warna kuning Maconkey 24 jam aerob E.Coli. Koloni Merah
Kliger agar marcescens agar P. Mirabilis Koloni tdk
S.Typhymurium
Tdk bnerwarna berwarna,tidak menjalar
Tidak tumbuh
Optochin disc Blood agar s.Pneumoniae
Ada pertumbuhan S.Fecalis
disekitar disc
S.Mitis Tidak ada pertumbuhan Malonate 24 jam E.Coli Negatif ( hijau)
disekitar disc broth K.Pneumoniae Positif ( biru)
Oxidase Tryptic soy P.Aeruginosa Warna koloni menjadi Mannitol 24 jam aerob S. Aureus Koloni kuning
agar merah hitam beberapa Salt agr S.Epidermidis Koloni merah muda
saat kemudian. Tidak tumbuh
E. Coli Koloni tidak berubah E.Coli
warna Methyl red 48 jam E.Coli Positif/ negatif
?voge K.Pneumoniae Negatif/Positif
Dikutip dari WHO Second Part of Bench Level Procedure Manual on Basic proskauer
Bacteriology. Mueller- 24 jam E.Coli ATCC Diameter Zone yang
Hinton agar 25922 dapat diterima
Uji Media dengan menggunakan Kuman S.Aureus ATCC
Media Inkubasi Organisme Hasil Yang diharapakan 25923
kontrole P.Aeru ATCC
Bile Aseculin 24 jam S.Fecalis Tumbuh dan menjadi hitam 27853ginosa
agar Tidak tumbuh Sitrate broth 24 jam E.Coli Positif
S.Pyogenes Acinetobacter Negatif
Blood Agar 24 S.Pyogene Tumbuh dan β hemolysis Of dextrose 24 jam P.Aerugenosa Oksidasi pada
jamCO2/ca Tumbuh a hemolisis Acinetobacter permukaan tidak ada
ndlejar S.Pneumoniae Calcoaceticus perubahan
Chocolate agar 24 jam Haemophilus Tumbuh biavar Iwofti
CO2 Influenzae Pepeton 24 jam E.Coli Positif
Decaoboxilase 48 jam S.Typhimurium Positif Water(Indole K.pneumoniae Negatif
-Lysine shigella Flexneri Negatif )
-Omithine 48 jam S.Typhimurium Positif Phenylalanin 24 jam E.Coli Positif
-Arginine K.Pheneumoniae Negatif e deaminase P.Mirabilis Negatif
(dihydrolase) 48 jam S.Typhimurium Positif Rappaport 24 jam S.typhimurium Tumbuh setelah sub
P.Mirabilis Negatif broth, kultur
Gelatinase (rapid 24 jam E.Coli Positif selenite
test) Serratia Negatif broth dan Tdk tumbuh
marcescens tetrathiaonat E.Coli
Kliger’s Iron 24 jam Citribacter A/A gas + H2S* e broth
agar dan triple freundi Salmonella/S 24 jam E.coli Tdk tumbuh
sugar Iron agar S.Typhimurium A/A gas + H2S* higella agar aerob. S.Typhimurium Koloni tdk berwarna
S.Flexneri K/A 24 jam suhu
Acinetobacter Tdk ada perubahan kamar Koloni tdk berwarna
Yersinia
enterocolitica
Shigella flexineri
Simon citrate 48 jam E.coli Tdk tumbuh
K.pneumoniae Tumbuh warna biru
45 46
HEMATOLOGI
LED :
Reagen Hemoglobin :
Antikoagulant Natrium Citras 3,8 %
Cara Sahli : HCl : 0,1 N
LE. Cel :
Aquadest
Antiqoagulant Natrium Citras 3,8 %
Cara Spektrophotometer : Kalium Ferri Sianida
Reagensia sama dengan Difrential Count.
Kalium Sianida
Jumlah Leukosit :
LCS:
Larutan Turk
Larutan TURK
Jumlah Erytrocyt:
Resistensi Osmotik dan Fragliti Globulair
Larutan Hayem Na Cl 1%
Jumlah Trombocyt Golongan Darah
1. Larutan Van Herwerden 1. Anti sera A
2. Larutan Feissly Dipilih salah satu 2. Anti Sera B
3. Rees- Ecker 3. Anti Sera AB
Reagensia:
Larutan (NH4)2 SO4 Jenuh.
± 85 gr (NH4)2 SO4 yang netral dilarutkan dalam 100ml aquadest, dan didihkan.
Setelah itu larutan dibiarkan dingin sendiri dan setelah beberapa hari disaring.
Reagensia ini tidak boleh bereaksi aam dan jika perlu dinetralkan dengan NH 4
OH terhadap Methylred.
MANAJEMEN LABORATORIUM &
PENGUMPULAN , PENGIRIMAN SPESIMEN
KATA PENGANTAR
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan Laboratorium
Kesehatan adalah melakukan kegiatan pemantapan mutu internal
Laboratorium yang diselenggarakan oleh masing – masing
Laboratorium. Kegiatan pemantapan mutu internal laboratorium
dimaksudkan untuk mendeteksi dan mengindentifikasi kesalahan –
kesalahan analitik., baik yang bersifat sistematik maupun yang tidak
sistematik yang mungkin terjadi pada tiap tahap pemeriksaan, untuk
selanjutnya dilakukan upaya perbaikan dan upaya untuk menghindari
atau mencegah agar kesalahan yang sama tidak terjadi lagi.
Peningkatan mutu pelayanan laboratorium kesehatan Berbagai tindakan pencegahan perlu dilaksanakan sejak tahap pra
dilaksnakan melalui berbagai upaya, antara lain peningkatan analitik, tahap analitik sampai tahap pasca analitik.
peningkatan kegiatan pemantapan mutu serta mengikuti mempersiapkan pasien, menerima spesimen, menyimpan
pelatihan – pelatihan inhouse dan Nasional. spesimen, mengambil spesimen, mengirimkan spesimen,
memberi Identitas spesimen, sampai dengan menguji air /
bergabagi kegiatan, antara lain pemilihan metode yang tepat, spesimen, mengkalibrasi peralatan laboratorium, sampai dengan
pemantapan mutu eksternal. mencatat hasil pemeriksaan , interpertasi hasil sampai dengan
pelaporan serta memberikan hasil kepada pasien.
Spesimen untuk pemeriksaaan laboratorium dapat berupa Faktor – factor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan anatar
bahan berasal dari manusia dan bukan manusia. lain :
Pemeriksaan spesimen yang bersal dari manusia sering 1. Makanan dan minuman
memerlukan persiapan pasien terlebih dahulu, pemeriksaan Makanan dan minuman dapat mempengaruhi hasil pada beberap jenis
yang bukan dari manusia tidak memerlukan persiapan. pemeriksaan, baik secara langsung ataupun tidak langsung misalnya :
a. Pemeriksaan guladarah puasa ( BSN) dan trigliserida.
Banyak factor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan Pemeriksaan ini dipengaruhi secara langsung oleh makanan dan
laboratorium sehingga persiapan pasien sangat perlu minuman karena zat – zat yang dikomsumsi atau produknya akan
diperhatikan. beredar dalam darah dan ikut ter ukur pada pemeriksaan. Untuk itu
pasien harus dalam keadaan puasa selama 10 – 16 jam sebelum
Pengirim pasien mempunyai tugas memberitahukan kepada dilakukan pemeriksaan ( pengambilan sample).
pasien mengenai persiapan yang perlu dilakukan sebelum ke Pada pemeriksaan trigliserida perlu dipuasakan sekurang – kurangnya
laboratorium. 12 jam.
Penerima pasien wajib menanyakan kesiapan pasien terhadap Pemeriksaan laju endap darah, aktivitas enzym, besi dan trace element
pemeriksaan yang akan dilakukan; misalnya apabila pemeriksaan ini dipengaruhi secara tidak langsung oleh makanan dan
memeriksa BSN pasien harus puasa minimal 8 jam. minuman karena makanan dan minuman akan mempengaruhi reaksi
Petugas laboratorium wajib menolak bila pasien belum dalam proses pemeriksaan sehingga hasilnya menjadi tidak benar,
melaksanakan syarat – syarat yang di informasikan terhaap oleh karena itu pada pemeriksaan LED seharusnya pasien puasa.
pasien.
Hal – hal yang belum dipahami atau dipenuhi oleh pasien b.Obat – obatan
hendaknya diberitahukan supaya pemeriksaan bisa Obat – obatan yang doberikan baik secara oral maupun cara lainnya
Obat – obatan yang sering digunakan dapat mempengaruhi
e. Trauma
pemeriksaan dapat dilihat pada lampiran I.
Disamping itu pemberian obat secara intramuskular akan Trauma dengan luka perdarahan akan menyebabkan terjadinya
menimbulkan jelas pada otot sehingga mengakibatkan enzym penurunan kadar substrat maupun aktivitas enzym yang diukur,
yang dikandung oleh otot masuk kedalam darah, sehingga termasuk kadar Hb. Hematokrit dan produksi urin. Hal ini disebabkan
mempengaruhi hasil pemeriksaan antara lain pemeriksaan karena terjadinya pemindahan cairan tubuh kedalam pembuluh darah
Creatinin Kinase ( CK) dan Lactic dehydrogenase ( LDH). sehingga mengakibatkan terjadinya pengenceran darah.
Pada tingkat lanjut akan terjadi peningkatan kadar ureum dan
c.Aktivitas fisik kreatinin serta enzym – enzym yang berasal dari otot.
mengakibatkan meningkatnya kadar gula darah dan perbedaan Pada tubuh manusia terjadi perbedaan zat – zat tertentu dalam tubuh
yang besar antara kadar gula daah di arteri dan vena. dari waktu kle waktu yang disebabkan oleh fluktuasi harian ( variasi
contoh : Konsentrasi gas darah, kadar asam urat, kreatini -Besi serum
kinase ( CK), LDH, Hb, hitung sel darah dan produksi urin. Kadar besi dalam serum yang diambil pada sore hari akan lebih tinggi
-terjadi peningkatan gula darah sebagai akibat meningkatnya Kadar insulin akan mencapai puncaknya pada pagi hari, sehingga
pelepasan insulin. apabila tes toleransi glukosa dilakukan pada siang hari, maka hasilnya
-terjadi penurunan kadar kolesterol dan trigliserida pada awal akan lebih tinggi daripada pagi hari.
terjadinya peningkatan asam lemak bebas dan benda – benda Aktivitas enzym yang diukur akan berfluktuasi oleh karena
keton karena penggunaan lemak yang meningkat pada demam disebabkan kadar hormon yang berada dari waktu ke waktu.
--lebih mudah menemukan parasit malaria dalam darah Jumlah eosinopil menunjukkan variasi diurnal
BAB III Label wadah spesimen yang diambil di laboratorium harus memuat :
PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN SPESIMEN 1.Tanggal pengambilan spesimen
1.PEMBERIAN IDENTITAS 2.Nomor / kode spesimen
Pemberian identitas pasien atau spesimen merupakan hal Formulir hasil harus memuat :
yang penting, baik pada saat pengisian surat pengantar / 1.Tanggal pemeriksaan
formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran, pengisian label 2.Identitas pasien ( nama, Umur, Alamat, Jenis Kelamin) atau
wadah spesimen maupun pada formulir hasil pemerikasaan . identitas spesimen.
Pada surat pengantar / formulir permintaan pemeriksaan 3.Nomor / kode laboratorium
laboratorium sebaiknya memuat secara lengkap : 4.Hasil pemeriksaan
1.Tanggal permintaan 5.Satuan nilai pemeriksaan
2. Tanggal da jam pengambilan 6.Nilai rentang parameter
3. Identitas pengiriman ( nama, alamat, nomor telepon 7. Keterangan lain yang dianggap perlu, misalnya:
4. Identitas pasien( Nama, Umur, Jenis kelamin,, alamat) atau - Penjelasan mengenai persiapan pasien yang tidak mungkin
identitas spesimen. dilaksanakan
5. Diagnosis / keterangan Klinik - Penjelasan hasil pemeriksaan hanya berlaku untuk spesimen
6. Obat – obat yang telah diberikan dan lama pemberian tersebut.
7. Jenis spesimen 8.Tanggal hasil pemeriksaan laboratorium dikeluarkan
8. Lokasi pengambilan spesimen 9.Tanda tangan penanggung jawab Laboratorium.
9. Volume spesimen Pada waktu pemberian identitas ini dapat terjadi kekeliruan , terutama
10. Pemeriksaan laboratorium yang diminta pada laboratorium dengan jumlah pasien atau spesimen yang banyak.
11.Nama pengambil spesimen
12. Transpor media / pengawet yang digunakan 2. PENERIMAAN SPESIMEN
Label wadah spesimen yang akan dikirim ke Laboratorium Bagian penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian
harus memuat : antara :
a.Tanggal pengambilan spesimen a. Spesimen yang diterima dengan formulir permintaan
b.Identitas pasien atau spesimen pemeriksaan
Hal – hal yang perlu dicatat antara lain : -.Pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman : Spesimen harus
1. Volume diambil sebelum pemberian obat antibiotika, karena obat anti biotika
2. Warna tersebut akan menghambat pertumbuhan kuman yang ada pada
3. Kekeruhan samole tersebut.
4. Bau
5. Konsistensi , dll - Pemeriksaan Gonorhoe : Untuk menentukan kuman Gonorhoe,
Spesimen yang tidak sesuia atau tidak memenuhi syarat pengambilan sample dari secret Uretra sebaiknya dilakukan dua jam
hendaknya ditolak, kecuali sample yang diterima di kirim sebelum buang air kecil.
melalui pos ini tidak bisa ditolak, hanya dalam pelaporan hasil
perlu catatan di formulir hasil sesuai dengan yang diterima. - Pemeriksaan Mikrofilaria : untuk menemukan parasit mIkrofilaria
dalam darah, pengambilan darah sebaiknya dilakukan pada malam
3.PENGAMBILAN SPESIMEN hari ( pada waktu senja dan menjelang malam)
Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah :
a. Waktu pengambilan - Pemeriksaan Tuberkulosis : Dahak diambil pada pagi hari segera
Pada umumnya pengambilan spesimen dilakukan setelah pasien bangun tidur, memungkinkan kuman M. Tuberkulosis
pada pagi hari, terutama untuk pemeriksaan Kimia Klinik, lebih besar ditemukan dibandingkan dengan dahak sewaktu.
Hematologi dan Immunologi karena umumnya nilai normal
berdasarkan pada pagi hari. Namun ada bebrapa pemeriksaan - Pemeriksaan Enzym Jantung : Pengambilan spesimen sebaiknya
yang waktu pengambilan spesimennya harus disesuaikan dilakukan segera setelah serangan akut jantung kemudian diikuti
dengan perjalanan penyakit dan fluktuasi harian, misalnya : secara serial.
-Demam typhoid
Untuk pemeriksaan biakan darah, paling baik dilakukan pada -Pemantauan kualitas Air : Untuk menegtahui dan memantau
minggu I atau II waktu sakit, sedang kan Urine atau Tinja kualitas air, spesimen air perlu diambil pada hari dan jam yang
dilakukan pada minggu II atau III berbeda- beda, sehingga dapat diketahui perbedaan kualitas air setiap
Untuk pemeriksaan widal dilakukan pada fase akut dan hari maupun setiap jam.
komvalesen.
b. Volume Spesimen -Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan air permukaan pada air
volume spesimen yang diambil harus mencukupi sungai dilakukan pada sumber air alamiah yaitu tempat yang belum
kebutuhan pemeriksaan Laboratorium yang diminta atau dapat terjadi atau masih sedikit pencemarannya, sumber air tercemar yaitu
mewakili objek yang diperiksa, Volume spesimen yang tempat yang telah mengalami perubahan atau di hilir sumber
dibutuhkan untuyk beberapa pemeriksaan spesimen yang pencemaran dan sumber air yang dimamfaatkan yaitu tempat
bersal dari manusia dapat dilihat pada lampiran II, sedangkan penyadapan pemamfaatan sumber air tersebut.
untuk beberapa pemeriksaan spesimen air dapat dilihat pada
lampiran III. Titik – titik pengambilan spesimen adalah sebagi berikut :
a. Sungai dengan debit kurang dari 5 meter kubik / detik
c.Cara pengambilan Spesimen : Pengambilan spesimen harus mempunyai satu titik pengambilan spesimen yaitu tengah –
dilaksanakan oleh tenaga yang terampil dengan cara yang tengah sungai pada 0,5 x kedalaman dari permukaan air.
benar, agar spesimen tersebut mewakili keadaan yang b. Sungai dengan debit antara 5-150 meter kubik / detik
sebenarnya. mempunyai dua titik pengambilan spesimen yaitu pada jarak
1/3 dan 2/ 3 lebar sungai pada 0,5 x kedalaman dari
d.Lokasi pengambilan Spesimen : Sebelum mengambil permukaan air.
spesimen, harus ditetapkan terlebih dahulu lokasi pengambilan c. Sungai dengan debit lebih dari 150 meter kubik / detik
yang tepat sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta mempunyai 6 titik pengambilan spesimen yaitu jarak ¼, ½
misalnya : dan ¾ lebar sungai pada 0,2 dan 0,8 x kedalaman dari
-Spesimen untuk pemeriksaan yang menggunakan darah vena permukaan air.
umunya diambil Vena Cubiti daerah siku. Spesimen darah -Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan air permukaan pada danau
arteri umunya diambil dari Arteri radialis di pergelangan / wadukk dilakukan pada tempat masuknyta sungai kedanau / waduk,
tangan atau Arteri Fermoralis daerah lipat paha. Spesimen di tengah danau / waduk, tempat penyadapan air untuk pemamfaatan
darah kapiler diambil dari ujung jari tangan III atau IV bagian dan tempat keluarnya air danau / waduk.
tepi atau daerah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki atau cuping Titik- titik pengambilan spesimen air danau / waduk adalah sebagai
telingan pada bayi. berikut :
-spesimen untuk pemeriksaan biakan, harus diambil di tempat 1.Danau/ waduk dengan kedalaman kurang dari 10 meter terdapat dua
2.Danau/ waduk dengan kedalaman antara 10 – 30 meter terdapat perlu dipergunakan botol berwarna coklat ( aktinis)
tiga titik pengambilan yaitu di permukaan, dilapisan termoklin (
9. Untuk pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman, wadah harus
lapisan danau yang mengalami penurunan suhu yang cukup besar
atau lebih dari 1º C/meter kearah dasar danau dan didasar danau / steril.
waduk.
10. Untuk wadah spesimen urine, sputum, tinja sebaiknya menggu-
3.Danau / waduk dengan kedalaman antara 30 – 100 meter, nakan wadah yang bermulut lebar.
terdapat empat titik pengambilan yaitu di permukaan, dilapisan
5. Pengawet Spesimen
termoklin, diatas lapisan hipolimnion ( lapisan bawah danau yang
mempunyai suhu relatif sama dan lebih dingin dari lapisan Beberapa spesimen memerlukan tambahan berupa bahan pengawet
diatasnya), dan didasar danau / waduk.
atau antiqoagulan.
4. Danau / waduk yang kedalamannya lebih dari 100 meter, titik Beberapa contoh antikoagulan / pengawet yang digunakan untuk
pengambilan contoh dapat ditambah sesuai dengan keperluan.
spesimen berasal dari manusia dapat dilihat pada lampiran III.
e.Peralatan untuk pengambilan Spesimen: nSecara umum Keslahan dalam pemberian bahan tambahan tersebut dapat
peralatan yang digunakan harus memenuhi syrata – syarat :
mempengaruhi hasil pemeriksaan.
a. Bersih
b. Kering Bahan tambahan yang dipakai harus memenuhi persyaratan yaitu
c. Tidak mengandung bahan kimia atau deterjen
tidak mengganggu atau mengubah kadar zat yang akan diperiksa.
d. Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat – zat yang
ada pada spesimen 6. Pengiriman Spesimen
e. Mudah dicuci dari bekas spesimen sebelumnya.
Spesimen yang akan dikirim ke Laboratorium lain, sebaiknya dikirim
Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan biakan harus dalam bentuk yang relatif stabil.
menggunakan peralatan yang steril, sedangkan pengambilan
Untuk itu perlu diperhatikan persyaratan pengiriman
spesimen yang bersifat invasive harus menggunakan perlatan
yang steril dan sekali pakai buang. spesimen antara lain:
1. Kecepatan; diupayakan menggunakan alat transportasi yang
4. Wadah Spesimen
tercepat.
Wadah spesimen harus memenuhi syarat: 2. Tidak terkena matahari secara langsung
1. Terbuat dari gelas atau plastik
2. Tidak bocor atau merembes 3. Kemasan harus sesuai dengan syarat keselamatan kerja.
3. Harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir 4. Kemasan harus siberi label yang bertuliskan “ Bahan
4. Besar wadah disesuaikan dengan volume spesimen
5. Bersih pemeriksaan Infeksius”
6. Kering 5. Suhu; spesimen yang memerlukan suhu dingin dapat
7. Tidak mempengaruhi sifat zat- zat dalam spesimen
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan
dengan memperhatikan jenis pemeriksaan yang kan diperiksa.
6. menggunakan es , sedangkan yang memerlukan beku
Beberpa cara penyimpanan spesimen al:
dapat menggunbakan es kering
a.Disimpan dalam suhu kamar
7. Pada beberapa jenis pemeriksaan mikrobiologi perlu
b.Misalnya penyimpanan usap dubur dalam Carry & Blair untuk
menggunakan traspor media, terutama bila
pemeriksaan Vibrio Cholera
memerlukan waktu lama. Beberapa contoh tranpor
c.Disimpan dalam lemari es demgam suhu 0ºC - 8ºC
media yang digunakan dapat dilihat pada lampiran IV
d.Penyimpanan spesimen lebih ari sehari harus dalam lemari es
Kualitas transpor media perlu diperhatikan, untuk mencegah
dengan suhu -20ºC
agar transpor media tiodak cepat rusak, maka sebaiknya
e.Dapat diberikan bahan pengawet
transpor media disimpan dalam lemari es, kecuali alkalis air
f.Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum atau
pepton pekat dan kaldu empedu.
lisat.
Transpor media yang telah rusak akan mengalami perubahan
Persyaratan penyimpanan beberapa spesimen bersal manusia untuk
sebagai berikut :
beberapa pemeriksaan laboratorium dapat dilihat pada Lampiran II,
a. Volume menjadi susut
sedangkan persyaratan penyimpanan beberapa spesimen air untuk
b. Mengering / mengkerut
beberapa pemeriksaan laboratorium dapat dilihat dalam lampiran III
c. Terjadi perubahan warna
d. Terjadi kekeruhan
8.Pengolahan Spesimen
Beberapa jenis pemeriksaan memerlukan pengolahan terlebih
7. Penyimpanan Spesimen
dahulu. Pengolahan spesimen antara lain sentrifugasi, destruksi,
Spesimen yang diambil harus segera dikirim ke
homogenisasi dsb.
Laboratorium untuk diperiksa, karena stabilitas spesimen dapat
Pengetahuan mengeani teknik pengolahan harus dikuasi benar,
berubah.
karena pengolahn yang kurang baik akan mempengaruhi kualitas
Faktor – factor yang mempengaruhi stabilitas spesimen al :
spesimen yang selanjutnya akan mempengaruhi pula hasil
a.Terjadi kontaminasi oleh kuman dan bahan kimia
pemeriksaan.
b.Terjadinya metabolisme oleh sel – sel hidup pada spesimen
c.Trjadinya penguapan
d.Pengaruh suhu
BAB IV
dipakai.
PEMELIHARAAN DAN KALIBRASI PERALATAN
f. Catat waktu dekolorisasi indicator setiap minggu
Peralatan Laboratorium merupakan salah satu factor yang dapat 2. ANALYZER, MERCURY (GOLD FILM SENSOR)
mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium, untuk itu alat Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah :
perlu dipelihara dan dikalibrasi secara teratur. a. Zero air filter harus selalu terpasang, walaupun alat sedang
Untuk meningkatkan mutu pemeriksaan laboratorium, juga tidak dipakai ( dalam keadaan stand by)
diperlukan pemilihan alat yang tepat. b. Film heat hanya dilakukan jika kejenuhan gold film sudah
Pemilihan peralatan perlu memperhatikan hal – hal sbb: mencapai lebih dari 80.
a. Produksi Pabrik yang telah dikenal c. Semua alat gelas yang dipakai harus direndam semalam
b. Memiliki ketepatan dan ketelitian yang tinggi dalam larutan HNO3 50% untuk menghilangkan mercury
c. Tersedia teknisi dan suku cadang mudah didapat yang tertinggal, kemudian dibilas dengan air sampai bersih.
d. Tersedia fasilitas pelayanan purna jual d. Gunakan pipet yang bersih dan terpisah untuk larutan stok
e. Sedapat mungkin tidak tergantung pada reagen dari jenis mercury dan SnCl2.
/ merek tertentu Selain daripada hal – hal tersebut diatas, alat perlu pula dikalibrasi
Setiap peralatan yang harus dibuat protap pengoperasiannya serta b. Masukkan masing – masing larutan baku Hg 10 mg / ml
a. Bersihkan bagian dalam jar setiap minggu f. Hasil pembacaan pada masing – masing tabung tersebut
pada suhu 160ºC selama 24 jam g. Apabila hasilnya tidak demikian, alat harus diset kembali
42 43
Hal – hal yang perlu diperhatikan pada kuvet ini adalah : 9. Setiap akan melakukan analisa, kuvet dicuci dengan air deio-
1. Perlu diperhatikan posisi kuvet sewaktu meletakkan nisasi, air demineral atau air suling ulang
photometer, karena ketebalan kluvet pada sisi samping Kuvet ini terdapat pula dalam bentuk sekali pakai buang (
dan sisi depan tidak sama. Sisi yang dilalui cahay harus dispossable)
menghadap kearah cahaya. 2. Flowthrough cuvette atau Pour in suck out cuvette yaitu :
2. Memegang kuvet harus diujung dekat permukaan, tidak Kuvet yang dilengkapi dengan pompa yang dapat menghisap
boleh dibagian tengah karena lemak dari jari akan sampel atau reagen secara otomatis.
menempel dipermukaan tabung sehingga mengganggu Kelebihan dari kuvet ini adalah :
jalannya cahaya. a. Tidak perlu pemipetan dan pengenceran maupun
3. Pada permukaan dimana cahaya lewat tidak boleh pencampuran reagen secara terpisah
tergores, bekas tangan maupun embun karena dapat b. Dapat mengurangi atau menghilangkan kemungkinan
m,engganggu jalannya cahaya. terjadinya kesalahan pada waktu pemipetan
4. Tidak boleh ada gelembung udara pada tabung kuvet Kekurangan dari kuvet ini adalah :
5. Isi kuvet harus cukup sehingga seluruh cahaya dapat Banyak memakai reagensia, terutama pada pemeriksaan
melalui isi kuvet yang bermacam – macam
6. Pada pemeriksaan enzymatic, kuvet harus di inkubasi Perawatan yang perlu pada kuvet ini adalah :
pada suhu yang sesuai dengan suhu pemeriksaan a. Setiap hari setelah selesai dipakai harus dicuci dengan
7. Kuvet dicuci dengan air ledeng segera setelah selesai di cairan pemebrsih/ dtergen ringan selama 5- 10 menit
gunakan atau dapat direndam dalam larutan campuran kemudian bilas dengan aquades
GCL- air – etanol dengan perbandingan 1:3:4, jangan b. Kuvet agar diisi dengan aquades selama tidak di
direndam memakai bikromat karena warna bikromat pergunakan
akan terserap pada dinding kuvet dan mengubah D.Photodetector
kejernihan kuvet. Photodetector digunakan untuk mengubah besaran impuls
8. Untuk memriksa kejernihan kuvet dengan cahaya menjadi impuls listrik. Yang umum digunakan adalah
membandingkan antara serapan dengan aquades dan photocell dan photo mutiplier
blanko referens pada panjang gelombang yang Pemeliharaan yang dapat dilakukan pada photodetector adalah :
digunakan, apabila terdapat selisih anatar dua serapan a. Menjaga kebersihannya dengan cara membersihkan
berarti kuvet tersebut tidak dapat digunakan permukaannya dengan alkohol
44 45
b. Untuk photocell, bila alat tidak sedang digunakan tetapi Hal – hal yang perlu diperhatikan pada kuvet ini adalah :
diinginkan agar tetap nyala ( stand by) maka cahay 9. Perlu diperhatikan posisi kuvet sewaktu meletakkan
harus dihalangi agar tidak mengenai photocell secara photometer, karena ketebalan kluvet pada sisi samping
terus menerus, karena photocell mudah menjadi lemah dan sisi depan tidak sama. Sisi yang dilalui cahay harus
pada paparan cahaya yang terlalu lama. menghadap kearah cahaya.
b. Untuk photomultiplier harus diperhatikan agar tidak 10. Memegang kuvet harus diujung dekat permukaan, tidak
terkena cahaya ruangan pada saat alat dlam keadaan boleh dibagian tengah karena lemak dari jari akan
hidup karena dapat segera rusak menempel dipermukaan tabung sehingga mengganggu
c. Alat yang menggunakan photomultiplier harus dihidupkan jalannya cahaya.
beberapa jam dalam seninggu walaupun tidak dipakai 11. Pada permukaan dimana cahaya lewat tidak boleh
karena alat yang tidak dihidupkan selama beberapa tergores, bekas tangan maupun embun karena dapat
bulan akan memperbesar dark current sehingga tidak m,engganggu jalannya cahaya.
dapat menunjuk 0% T 12. Tidak boleh ada gelembung udara pada tabung kuvet
E.Ampilfier / Pengolah signal 13. Isi kuvet harus cukup sehingga seluruh cahaya dapat
Bagian ini berfungsi untuk memperkuat signal yang dihasilkan melalui isi kuvet
oleh photometer serta mengolah signal tersebut sehingga dapat 14. Pada pemeriksaan enzymatic, kuvet harus di inkubasi
disajikan pada display atau dapat dibaca pemeriksa pada suhu yang sesuai dengan suhu pemeriksaan
Cara mengetahui keadaan dari ampilfier adalah dengan 15. Kuvet dicuci dengan air ledeng segera setelah selesai di
memeriksa hubungan antara %T dan absorbansnya. gunakan atau dapat direndam dalam larutan campuran
Rumus : Absorbans = 2 – log %T GCL- air – etanol dengan perbandingan 1:3:4, jangan
Tabel hungan antara %T dan absorbans dapat dilihat pada direndam memakai bikromat karena warna bikromat
lampiran IX akan terserap pada dinding kuvet dan mengubah
Jika hubungan antara % T dan absorbans tidak cocok maka kejernihan kuvet.
bagian tersebut perlu dikalibrasi atau hubungi teknisi 16. Untuk memriksa kejernihan kuvet dengan
Selain daripada pemeliharaan rutin pada tiap bagian membandingkan antara serapan dengan aquades dan
spectrophotometer/ photometer tersebut diatas, alat tersebut perlu blanko referens pada panjang gelombang yang
dikalibrasi secara berkala untuk mengetahui performance dari digunakan, apabila terdapat selisih anatar dua serapan
alat tersbut, mencakup : berarti kuvet tersebut tidak dapat digunakan
46 47
Hal – hal yang perlu diperhatikan pada kuvet ini adalah : a. Ketepatan pengukuran absorbans
17. Perlu diperhatikan posisi kuvet sewaktu meletakkan Lakukan kalibrasi ini setiap minggu. Kalibrasi dapat
photometer, karena ketebalan kluvet pada sisi samping dilakukan dengan memakai larutan 50 mg atau 100 mg/
dan sisi depan tidak sama. Sisi yang dilalui cahay harus l Potassium bichromat ( K2Cr2O2) dalam 0,005 M ( mol
18. Memegang kuvet harus diujung dekat permukaan, tidak Formula larutan tersebut dapat dilihat pada lampiran X.
boleh dibagian tengah karena lemak dari jari akan Larutan tersebut mempunyai nilai absorbans yang
menempel dipermukaan tabung sehingga mengganggu berbeda untuk panjang gelombang yaitu :
Nilai Absorbans*
jalannya cahaya.
Panjang Gelombang Larutan 50 mg/l Larutan 100 mg/l
19. Pada permukaan dimana cahaya lewat tidak boleh
235 0,626 ± 0,009 1,251 ± 0,019
tergores, bekas tangan maupun embun karena dapat 257 0,727 ± 0,007 1.454 ± 0,015
m,engganggu jalannya cahaya. 313 0,244 ± 0,004 0,488 ± 0,007
20. Tidak boleh ada gelembung udara pada tabung kuvet 350 0,536 ± 0,005 1,071 ± 0,011
22. Pada pemeriksaan enzymatic, kuvet harus di inkubasi : Nilai absorbans dengan ketebalan kuvet 10 mm
pada suhu yang sesuai dengan suhu pemeriksaan b. Ketepatan panjang gelombang
23. Kuvet dicuci dengan air ledeng segera setelah selesai di Lakukanlah kalibrasi ini setiap 6 bulan, untuk
gunakan atau dapat direndam dalam larutan campuran mengkalibrasi panjang gelombang dapat menggunakan
akan terserap pada dinding kuvet dan mengubah Hanya dapat dilakukan pada spectrophotometer
membandingkan antara serapan dengan aquades dan Periksa apakah %T maks nya panjang gelombang 656 ±
48
2. Dengan filter Dydinium atau Holium Oxide Cara :
Cara ; Pada arah jalannya sinar diberi kertas putih dan amati warna
Periksa % T min / Abs maksi dari filter Didynium atau Holmium yang timbul pada panjang gelombang tertentu yaitu :
oxide. Hijau kebiruan : Pada panjang gelombang 500nm
%T min dari Didynium filter adalah pada panjang gelombang Hijau terang : Pada panjang gelombang 525 nm
586 ± 3nm, sedangkan %T min dari Holmium oxide adalah pada Kuning jingga : pada panjang gelombang 585 nm
panjang gelombang 360,9 ± 0,75 nm Toleransi yang masih dianggap baik adalah : ± 5 nm
3. Dengan standar filter bersertifikat C. Linearitas Alat :
Beberapa spectrop[hotometer dapat menggunakan standar filter Lakukan kalibrasi ini setiap 6 bulan
yang bersertifikat yang mempunyai %T maks untuk panjang Kalibrasi linearitas dapat dilakukan dengan mengukur absorbans
gelombang tertentu seperti yang tercantum pada labelnya. pada panjang gelombang tertentu terhadap konsentrasi larutan
Cara: yang berbeda – beda yang telah diketahui nilainya.
- Bila spectro yang akan dikalibrasi mempunyai lebih dari Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menggunakan:
satu sumber lampu, gunakan lampu tungsten 1. Larutan Kalium bichromat ( K2 Cr2 O7) untuk daerah
- Masukkan standar panjang gelombang UV ( < 400nm) dengan serial konsentrasi.
- Mulailah pemeriksaan pada panjang gelombang 10 nm Caranya:
dibawah standar panjang gelombang - Buat stok K2 Cr2 O7, yaitu dengan melarutkan
- Atur %T sehingga menunjukkan 80 –90 %T 50 mg K2 Cr2 O7 dalam 1 liter 0,001 N asam
- Panjang gelombang dimasukkan secara perlahan – lahan sulfat. Formula larutan K2 Cr2 O7 dapat dilihat
sambil mengamati %T, %T harus naik, bila tidak maka pada lampiran X
ulangi langkah – langkah tersebut diatas. - Buat serial pengenceran stok K2 Cr2 O7
Carilah panjang gelombang dimana terdapat %T maks dan catat dengan larutan 0,01N asam sulfat sebagi
panjang gelombang tersebut. Batas yang dapat ditoleransi adalah berikut :
panjang gelombang standar seperti pada label ± 5nm. a.10 ml stok diencerkan hingga menjadi 25 ml
4.Dengan warna sinar b.10 ml stok diencerkan hingga menjadi 50 ml
Kalibrasi dengan cara ini berdasarkan pengamatan warna saja. c. 5 ml stok diencerkan hingga menjadi 50 ml
Hasilnya kurang teliti. - Ukur absorbans dari masing – masing
pengenceran dengan menggunakan blanko 0,01
50 N asam sulfat pada panjang gelombang 350 nm
51
- Hasil disebut linear bila nilai absorbans dari masing –
Caranya :
masing pengenceran adalah seperti terlihat pada tabel
- Masukkan standar 100 %T
berikut:
- Set panjang gelombang sesuai dengan yang tercantum
Stok K2 Cr2 O7 Volume setelah Nilai Absorbans
pengenceran pada label
10ml 25ml 0,214 - Atur %T hingga menunjukkan 100%T
10 ml 50ml 0,107 - Ganti satndar 100%T dengan standar 0 %T
5 ml 50ml 0,054
- Atur %T hingga menunjukkan 0%T
- Ulangi langkah – langklah diatas supaya menunjukkan
- Selain dapat pula dengan mencatat hubungan antara
0%T dan 100%T yang stabil
konsentrasi dan absorbans dengan menggunakan kertas
- Masukkan standar 50 %T dan nilai %T nya
grafik dan amati apakah grafik menunjukkan garis lurus
- Ganti standar 50%T dengan standar 10 %T dan catat
atau tidak
nilai % T nya
2. Larutan Cobalt amonium sullfat untuk daerah panjang gelom-
- Batas toleransi yang masih dapat diterima sesuai dengan
bang lebih dari 400nm
prtunjuk produk tersebut.
- Buat larutan stok Cobalt amonium sulfat yaitu dengan
d.Stray light ( Stray energy)
melarutkan 8.0g cobalt amonium sulfat dalam 100ml 1%
Stray light adalah cahaya lain diluar panjang gelombang
v/v asam sulfat.
tertentu yang diinginkan. Sumbaernya dapat berasal dari sinar
- Baut pengenceran yang tepat dengan perbandingan 1:2,
yang bocor dari luar, sinar dari panjang gelombang lain atau dari
1:3 dan 1 : 4
alat itu sendiri, misalnya kerusakan monochromate dan
- Ukur absorbans dari masing – masing pengenceran
pembiasan sinar yang jatuh pada kuvet. Stray light dapat
dengan blanko asam sulfat 1 % pada panjang gelombang
mengakibatkan alat kehilangan linearitas dan terjadi pergeseran
512 nm
puncak absorbsi. Lakukan kalibrasi stray light setiap 6 bulan.
Plot hubungan antara konsentrasi dan absorbans yang
Untuk melakukan kalibrasi dapat beberapa cara :
dibaca pada kertas grafik dan mati apakah grafiknya
1. Larutan Sodium Iodide
menunjukkan garis lurus atau tidak.
Sodium Iodide dalam air mempunayi %T lebih kecil dari 1 pada
3. Filter standar bersertifikat yang telah diketahui % T pada
panjang gelombang 260 nm
panjang gelombang tertentu:
52
53
2. Gelas Corning Vicor - Thermometer memenuhi syarat bila perbedaan
Gelas tidak akan mentransmisikan cahaya pada panjang pembacaan suhu antara kedua thermometer adalah ± 0,5
gelombang 205 nm ºC
3. Standar filter bersertifikat - Ulangi pemeriksaan diatas dengan menggunakan suhu
Pada standar filter tersebut terdapat 3 buah filter SRE dengan 30ºC - 40ºC ( dalam oven)
panjang gelombang 220 nm, 340 nm dan 400nm 22.WATERBATH ( PENANGAS AIR)
Filter akan menyerap cahaya diatas pada panjang gelombang Pem,eliharaan yang dilakukan adalah sbb:
tersebut dan akan melewatkan cahaya dibawah panjang - Bersihkan dinding bagian dalam dan ganti airnya setiap
gelombang tersebut. bulan. Air yang digunakan sebaiknya aquades
Caranya : - Periksa ketinggian air setiap hari
- Masukkan standar 100 %T - Pantau suhu pada saat alat dipakai. Suhu tersebut harus
- Set panjang gelombang 400nm konstan dan sesuai dengan diinginkan.
- Atur %T hingga menunjukkan 100%T Pencatatan pemantauan suhu alat atau RPM dapat menggunakan
- Ganti standar 100 %T dengan standar 0%T contoh format seperti terlihat pada lampiran XI
- Atur %T hingga menunjukkan 0%T Pencatatan mengenai kondisi alat, kerusakan dan perbaikan dapat
- Ganti standar 0%T dengan standar SRE 400nm, dan menggunakan contoh format seperti pada lampiran XII.
catat pembacaan %T
- Ulangi langkah – langkah tersebut diatas untuk filter BAB V
SRE 340 nm dan 220 nm UJI KUALITAS AIR
- Hasil yang masih dapat diterima adalah 0- 0,6 %T Air di dalam Laboratorium digunakan untuk sebagai keperluan,
21. THERMOMETER antara lain pengenceran reagen ( disebut air derajat reagen),
Kalibrasi dilakukan setiap 6 bulan sekali dengan sbb: analisa blanko, pencucian dan lain –lain.
- Letakkan thermometer yang dikalibrasi dan Kebutuhan mutu air berbeda – beda tergantung kebutuhan air
thermometer stnadr bersertifikat secara berdekatan tersebut akan digunakan, misalnya air derajad reagen harus bebas
dalam ruangan ber AC ( suhu 20ºC- 25ºC) dan diamkan dari zat – zat yang mengganggu analisa. Sedangkan bila untuk
selama 1 jam pencucian hanya dibutuhkan air yang bersih saja.
- Catat suhu yang ditunjukkan oleh kedua thermometer
54 55
Bermacam – macam air yang digunakan di laboratorium antara e. Pemeriksaan Kalsium
lain : Cara :
1.AIR SULING - Pada 100ml air tambahkan 2 ml larutan amonium
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi : oksalat
a. Pemeriksaan Fisik ; Cairan harus jernih , tidak berbau - Hasilnya harus tidak terjadi kekeruhan ( tetap jernih)
dan tidak mempunyai rasa f. Pemeriksaan Klorida
b. Pemeriksaan Keasaman / kebasaan Cara:
Cara: - Pada 10 ml air tambahkan 1 ml larutan perak nitrat
- Pada 10 ml air tambahkan 2 tetes larutan merah tunggu 5 menit
metil, hasilnya harus tidak berwarna merah - Cairan harus tetap jernih dan tidak berwarna
- Pada 10 ml air tambahkan 5 tetes larutan biru g. Pemeriksaan Nitrat
bromtioml, hasilnya harus tidak berwarna biru Cara:
c. Pemeriksaan Amonium - Masukkan sejumlah air kedalam tabung
Cara : - Tuangkan dengan hati – hati 5 ml larutan difenilamin
- Pada 50 ml air tambahkan 2 ml larutan kalium diatas air
tetraodohidrargirat ( II) basa - Harus tidak terjadi warna biru pada bidang batas
- Buat larutan pembanding dengan mencampur h. Pemeriksaan Sulfat
50 ml air bebas amoniak dengan 2 ml amonium Cara:
klorida encer - Pada 10 ml air tambahkan larutan barium klorida tunggu
- Bandingkan warna air yang di periksa dengan 5 menit
warna air dalam tabung pembanding tadi - Cairan harus tetap jernih dan tidak berwarna
- Air tersebut memenuhi syarat bila warnanya i. Pemeriksaan Karbondioksida
tidak lebih tua dari larutan pembanding Cara:
d. Pemeriksaan Besi, Tembaga , Timbal - Pada 25 ml air tambahkan 25 ml larutan kalsium
Cara: hidroksida tunggu 5 menit
- Pada 100ml air tambahkan 1 tetes larutan - Cairan harus jernih
natrium sulfida
- Cairan harus tetap jernih dan tidak berwarna
56 57
j. Pemeriksaan Zat Teroksida c. Pemeriksaan daya tahan listrik ( Resistivitas)
Cara: Cara:
- Pada 100 ml air tambahkan 10 ml asam sulfat encer dan - Ukur daya tahan listrik air demineral segar dengan alat
0, 5 ml kalium permanganat 0,01 N, kemudian didihkan penukar ion
- Warna harus tidak hilang - Hasilnya tidak kurang dari 1 megaohm cm
k. Pemeriksaan sisa penguapan 3. AIR BERSIH
Cara: Pemeriksaan air bersih mencakup pemeriksaan fisika, kima dan
- Lakukan penguapan diatas penangas air hingga kering mikrobiologi sesuai dengan Permenkes Nomor 416/ Permenkes /
- Hasilnya tidak lebih dari 0,001 % b/v Peraturan/ IX/ 1990 tentang syarat – syarat dan pengawasan
2. AIR DEMINERALISASI kualitas air, Lampiran II
Pengujian air demineralisasi meliputi :
a. Pengujian seperti dilakukan untuk air suling ditambah BAB VI
dengan pemeriksaan dibawah ini UJI KUALITAS REAGEN
b. Pemeriksaan Amonia Albuminoid Reagen yang digunakan dilaboratorium ada yang dapat dibuat
Cara: sendiri dan ada yang tidak ( sudah jadi )
a.Pada 500 ml air tambahkan 200mg magnesium karbonat Baik reagen yang dibuat sendiri maupun yang siap pakai /
b.Suling sebanyak 200 ml dan buang sulingan tersebut komersial mempunyai persyaratan- persyaratan tertentu
c.Tambahkan 25 ml larutan kalium permanganat basa 1. Reagen buat sendiri
d.Suling lagi sebanya 100 ml dan buang sulingan tersebut Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah:
e.Tambahkan lagi 25 ml larutan 25 ml kalium permanganat basa 1.Bahan kimia anhidrat ( tidak mengandung molekul air) yang
f.Sulingsebanyak 100 ml digunakan untuk pembuatan larutan standar kalibrasi dan
g.Pada sulingan tersebut tambahakna 4 ml larutan kalium titirasi harus dikeringkan terlebih dahulu dalam oven dengan
tetraiodohidrargirat ( II) basa suhu 105ºc-110ºc minimal 1-2 jam, sebaiknya satu malam.
h.Buat larutan pebmbanding dengan menambahkan 4 ml larutan Kemudian dinginkan sampai suhu kamar dalam desikator,
kalium tetraiodohidrargirat ( II) basa pada campuran 100 ml timbang dalam jumlah yang tepat lalu dilarutkan.
air bebas amoniak dan 4 ml larutan amonium klorida encer 2. Untuk garam hidrat ( mengandung molekul air ) cukup
i. Bandingakan warna air dengan larutan pembanding dikeringkan dalam desikator.
J.Warna yang terjadi tidak lebih tua dari warna l. pembanding
58 59
3.Pada waktu pengenceran harus diperhatikan kualitas air /
aquadest yang dipakai. Air yang mengandung kaporit akan
mempengaruhi reagen untuk pemeriksaan kalsium dan klorida,
sedangkan air yang banyak mengandung logam akan
mempengaruhi pemeriksaan logam dan pewarnaan.
4.Larutan kerja sifatnya tidak tahan lama sehingga harus dibuat
secukupya sesuai dengan kebutuhan. Untuk penyimpanan
sebaiknya dalam bentuk larutan stok ( larutan induk).
5.Wadah reagen perlu diberi label yang berisi nama reagen
( rumus kimia), tanggal pembuatan dan paraf pembuat
6.Harus diketahui sifat – sifat bahan kimia yang dibuat. Reagen
tertentu tidak boleh disimpan berdekatan atau dicampur karena
dapat bereaksi
7.Penyimpanan untuk reagen tertentu mempunyai persyaratan
khusus, misalnya tidak boleh terkena paparan cahaya, harus
pada suhu ruangan, suhu dingin atau harus beku dan
sebagainya.
2.Reagen yang sudah jadi / Komersial
ada bermacam – macam reagen komersial
Pemilihan reagen harus memperhatikan hal –hal sebagai berikut :
a.Produksi pabrik yang telah dikenal
b.Sedpat mungkin dipilih reagen yang dipakai dalam metode
yang direkomendasikan oleh lembaga berwenang
c.Isi kemasan / Volume sesuai dengan kebutuhan
d.Mempunyai masa kadaluarsa yang panjang
e.Mudah diperoleh dipasaran
60
PETUJUK PELAKSANAAN
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL