MEMASYARAKATKAN
KOPERASI
TANYA JAWAB
PRAKTEK-PRAKTEK AKTUAL PEMBERDAYAAN KOPERASI
-1-
Tim Redaksi
Pengarah : Freddy H. Tulung
Penanggung Jawab : Bambang Wiswalujo
Ketua : Rosmiati
Wakil Ketua : Suminto Yuliarso
Sekretaris : Nurlaili
Anggota : 1. Subroto Hadi Soegondo
2. Rully Nuryanto
3. Adler Bastiyeri
4. Ronny Hendrawan
5. Irianta Narun
6. Sonata Prayojaya
7. Retno Endang Prihartini
8. Mangatas Pasaribu
9. Basuki
10. Totok Sugiyono
11. Dimas Aditya Nugraha
12. Farida Dewi Maharani
13. Lucy Tri Amintasari
14. Budi Harto
15. Heryadi
Narasumber : 1. Deputi Bidang Kelembagaan, KUKM, Untung Tri Basuki
2. Dirjen IKP, Kementerian Kominfo, Freddy H Tulung
-i-
melalui Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik
berupaya memperkuat sosialisasi tentang koperasi kepada
masyarakat. Berbagai bentuk dan cara sosialisasi, baik me
lalui media massa maupun komunikasi tatap muka, diharap-
kan mampu meningkatkan pemahaman masyarakat, peng
urus, dan para pemangku kepentingan terhadap seluk-beluk
koperasi.
Oleh karena itu, saya menyambut baik penerbitan buku
”Memasyarakatkan Koperasi, Tanya Jawab Praktek-Praktek
Aktual Perkoperasian” ini. Buku ini diterbitkan untuk meleng-
kapi sosialisasi dalam bentuk dan format lainnya yang juga
telah dan akan dilakukan Kementerian Kominfo. Saya ber-
pendapat, buku yang dikemas dalam bentuk tanya-jawab ini
sangat memudahkan masyarakat memahami koperasi secara
utuh-menyeluruh.
Akhir kata, saya berharap semoga penerbitan buku ini ber-
dampak positif bagi para pelaku koperasi. Pada gilirannya,
buku ini mampu mendorong berbagai pihak untuk mewujud-
kan koperasi yang kuat, berdaya, dan mampu berperan seba-
gai mesin pendorong dinamika ekonomi rakyat.
Freddy H. Tulung
- ii -
SAMBUTAN
Sebagai khasanah memperkaya pengetahuan dan sum-
ber referensi perkoperasian, maka telah tersusun buku “ME-
MASYARAKATKAN KOPERASI, tanya jawab praktek-praktek
aktual perkoperasian”. Buku ini, memiliki isi dan lingkup yang
menggambarkan dinamika pemberdayaan perkoperasian di
masa kini.
- iii -
munikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika,
atas kerjasamanya menerbitkan buku ini, sehingga memper-
cepat penyebarluasan pengetahuan perkoperasian kepada
masyarakat.
- iv -
Ringkasan
Eksekutif
“MEMASYARAKATKAN KOPERASI, tanya jawab praktek-
praktek aktual perkoperasian” merupakan himpunan perta
nyaan dan penjelasan, yang diolah dari pertanyaan, komen-
tar dan sharing pengalaman para peserta bimbingan teknis
perkoperasian yang diselenggarakan Kementerian Koperasi
dan UKM, cq Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM
bersama dengan Sekretariat Kementerian Koperasi dan UKM,
pada tahun 2011.
-v-
tanya jawab. Materi yang diangkat oleh para peserta, sung-
guh bernilai menggambarkan kondisi dan pengalaman aktual
di lapangan, sehingga merupakan bahan pembelajaran yang
berharga bagi orang lain. Informasi ini perlu diorganisir dan
akhirnya disusun menjadi buku ini. Dengan demikian, bukan
hanya peserta yang ikut langsung capacity building, tetapi
para pihak yang tidak mengikuti langsung capacity building
dapat belajar melalui pengalaman yang tertuang dalam buku
ini. Para aparat Dinas yang membidangi urusan KUKM di
provinsi, kabupaten/kota, gerakan koperasi, penggiat kopera-
si seperti lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha, per-
guruan tinggi, dan tidak kalah penting juga bagi masyarakat
luas. Dengan tanpa harus mengikuti secara fisik dan langsung
capacity building, buku ini setidaknya mewakili untuk memper-
luas wawasan, pengetahuan, kebijakan dan informasi teknis
perkoperasian.
- vi -
(merekam) pertanyaan, komentar dan sharing pengalaman
para peserta capacity building, mengelompokkan ke dalam
rumpun subyek yang sama, memperjelas isi pesan dalam
pertanyaan, serta menyaring subyek-subyek pertanyaan
yang serupa. Dari semula ada sekitar 400 butir pertanyaan
kemudian tersaring menjadi 187 subyek pertanyaan yang su-
dah fokus. Subyek-subyek pertanyaan ini kemudian dibahas,
didiskusikan dan disusun penjelasannya oleh tim kerja, yang
sekaligus juga fasilitator bimbingan teknis perkoperasian. Isi
penjelasan terhadap setiap rumpun pertanyaan merupakan
kontribusi bersama, tim penyusun terutama ; Rully Nuryan-
to, Adler Bastiyeri, Ronny Hendrawan, Irianta Narun, Sanata
Prayojana, Retno Endang Prihartini, Mangatas Pasaribu, Ba-
suki, Totok Sugiyono, Subroto Hadisoegondo dan Prijambo-
do.
Sistematika buku tersusun ke dalam 14 (empat belas)
rumpun materi, menjelaskan 187 pertanyaan. Dalam meng-
gunakan buku ini, tidak harus berurutan mulai dari rumpun (1)
sampai dengan rumpun (14). Para pengguna dan pembaca,
dapat langsung fokus pada topik-topik tertentu. Namun de-
mikian, secara ideal untuk memperoleh pemahaman perko-
perasian secara lengkap, sebaiknya diikuti secara berurutan.
Selain itu, antara satu rumpun materi dengan rumpun materi
lain, ada korelasinya.
Belajar dari pengalaman di lapangan melalui himpunan
pertanyaan, komentar dan sharing pengalaman, memberikan
informasi tentang potret dan kelompok kebutuhan di masa de-
pan. Pertama, perlu menggalakkan penyebarluasan informasi
perkoperasian kepada masyarakat umum. Kedua, menggiat-
kan penataan dan pengembangan organisasi dan manaje-
men koperasi. Beberapa permasalahan koperasi di lapangan,
- vii -
sebagain (besar) merupakan urusan internal yang penyelesai
annya harus merujuk kembali peraturan-perundangan yang
berlaku, maupun aturan internal koperasi. Ketiga, peningka-
tan kemampuan dan skill pembinaan (pendampingan) perko-
perasian para pembina.
Editor
- viii -
Daftar isi
KATA PENGANTAR i
RINGKASAN EKSEKUTIF v
DAFTAR ISI ix
A. Rumpun 1. Umum 1
B. Rumpun 2. Prosedur dan Tata Cara
Pembentukan Koperasi 10
C. Rumpun 3. Perubahan Anggaran Dasar 30
D. Rumpun 4. Keanggotaan 34
E. Rumpun 5. Rapat Anggota 38
F. Rumpun 6. Kepengurusan 44
G. Rumpun 7. Pengawasan dan Akuntabilitas 51
H. Rumpun 8. Permodalan 59
I. Rumpun 9. Usaha Koperasi 62
J. Rumpun 10. Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi 72
K. Rumpun 11. Pembenahan Koperasi Tidak Aktif 82
L. Rumpun 12. Akuntansi dan Perpajakan 90
M. Rumpun 13. Pendidikan dan Pelatihan 95
N. Rumpun 14. Pembinaan oleh Pemerintah 96
- ix -
RUMPUN 1:UMUM
-1-
pentingan anggotanya. Tidak benar Koperasi harus melaku-
kan urusan di luar kepentingannya. Lakukan sosialisasi dan
penyuluhan kepada masyarakat bahwa Koperasi itu, sebagai
organisasi memiliki aturan dan ketentuan tertentu. Koperasi
dimiliki para anggotanya, dan bukan milik masyarakat umum.
3
Pertanyaan : dewasa ini sering muncul isu-isu yang meng-
ganggu citra Koperasi, seperti black market & debt collector
yang menggunakan nama Koperasi. Bagaimana kita me-
nyikapinya ?
4
Pertanyaan : Diketahui bersama bahwa KUD sudah ada sejak
dulu. Namun KUD bukan di-setting sebagai organisasi yang
memiliki jiwa kewirausahaan, hanya melakukan program pe-
merintah. Dalam beberapa hal kinerja KUD menjadi kurang
maju. Di sisi lain, untuk mengembalikan kepercayaan petani
terhadap KUD sangat susah.
-2-
si. Benar, bahwa Koperasi atau KUD yang pengurusnya tidak
memiliki jiwa kewirausahaan, sukar untuk maju dan terbentuk
ketergantungan. Padahal, program dari luar, antara lain dari
pemerintah, BUMN maupun perusahaan-perusahaan hanya
sebatas untuk menstimulir. Pimpinan dan orang-orang di in-
ternal Koperasi harus bangkit dan berubah sehingga tercapai
produktivitas tinggi.
b. Kedua, mengenai citra. Ini benar, bukan hanya ber-
laku untuk KUD saja. Badan usaha manapun jika memiliki
citra kurang baik maka berdampak kurang baik bagi badan
usaha bersangkutan. Penurunan citra Koperasi, harus dibe
rantas dengan cara antara lain : memberikan penyuluhan
yang benar, menunjukan bukti keberhasilan Koperasi.
-3-
ganggu, sepanjang tidak melanggar peraturan-perundangan
tentang perkoperasian. Apabila mereka ingin menjadi badan
hukum Koperasi, lakukan penyuluhan perkoperasian. Namun,
sekali lagi, ini bukan keharusan. Keputusan menjadi Koperasi
diserahkan pada LKM tersebut, dan taat dengan prosedur dan
tata cara pendirian Koperasi.
7
Pertanyaan : untuk membangun citra Koperasi, usul agar ma-
teri Koperasi dimasukkan pada sekolah ?
8
Pertanyaan : kekurangan Undang-Undang Nomor 25 Tahun
1992 tentang Perkoperasian adalah sanksi yang kurang jelas.
Mohon dalam Undang-Undang Koperasi nantinya dimasuk-
kan sanksi yang tegas agar dapat diterapkan di daerah, baru
menjadi Koperasi tingkat nasional.
9
Pertanyaan : Setelah Koperasi berdiri dan berjalan, tetapi ke-
mudian melakukan praktek-praktek bukan seperti Koperasi.
Bagaimana menanganinya ?
-4-
masalah perdata dan/atau pidana, maka sanksi yang ada tun-
duk dan digunakan ketentuan pada KUHP/Perdata.
Penyelenggaraan Koperasi di Indonesia, di atur dalam Un-
dang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian,
dan dalam hal penyelenggaraan kegiatan usaha juga diatur
dalam peraturan perundangan terkait. Ada ketentuan per
aturan perundangan yang harus dipegang dan ditegakkan.
Koperasi yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam peraturan
perundangan perkoperasian, atau peraturan perundangan
lain, ataupun pelanggaran yang bersifat pidana maupun per-
data, maka ranah penyelesaiannya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dalam peraturan perundangan perkoperasian,
peraturan perundangan terkait maupun KUHP/perdata.
-5-
kan diterbitkan di provinsi ataupun di Kementerian KUKM. Ka-
lau masih ada pandangan seperti itu, merupakan pandangan
keliru dan harus diluruskan.
-6-
13 Pertanyaan : Untuk pembinaan Koperasi sekolah, pada wak-
tu dahulu berdasarkan Undang-Undang lama yaitu Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 1967, Departemen Koperasi me
ngeluarkan contoh format anggaran dasar tentang Koperasi
Sekolah. Bagaimana sekarang dengan Undang-Undang No-
mor 25 Tahun 1992, khususnya untuk tujuan pembinaan Ko
perasi sekolah kita apakah masih menggunakan contoh for-
mat tersebut atau terdapat aturan yang baru ?
-7-
nya prinsip dan jati diri Koperasi.
-8-
2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pemba-
yaran utang. Pernyataan dan keputusan kepalitan ini, ada
di tangan pengadilan, bukan Dinas KUKM. Jadi, kalau mak-
sudnya Dinas KUKM juga perlu memiliki kewenangan me-
mutuskan kepailitan, ini tidak dapat. Demikian juga berkaitan
kewenangan “program-program bantuan perkuatan”. Agar di-
lihat, sumber pendanaannya, melalui APBN atau APBD! Ada
peraturan perundangan yang mengatur tentang itu, Undang-
Undang Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara, Undang-
Undang Nomor 1/2004 tentang Perbendaharaan ataupun
peraturan daerah. Jadi, Dinas KUKM agar mempedomani
ketentuan yang berlaku. Hal yang serupa juga berlaku pada
lingkup urusan lain, yang memerlukan rujukan peraturan per
undangan tertentu, di luar Undang-Undang Nomor 25 Tahun
1992 tentang Perkoperasian.
-9-
RUMPUN 2:PROSEDUR DAN TATA CARA
PEMBENTUKAN KOPERASI.
- 10 -
Koperasi, kembalikan keinginan tersebut dengan tata aturan
Perkoperasian yang ada.
2
Pertanyaan : Apakah Koperasi yang belum mendapatkan sta-
tus badan hukum, boleh beroperasi sebagai Koperasi ?
3
Pertanyaan : Ketika Koperasi sudah mendapatkan akta No-
taris diartikan juga sudah mendapatkan status Badan Hukum.
Apakah ini betul ?
- 11 -
Notaris hanya bertugas membantu membuatkan Akta Pendi-
rian menjadi Akta yang otentik sepanjang belum diterbitkan
status badan hukum Koperasi oleh pemerintah, maka belum
sah berstatus badan hukum Koperasi, sebagaimana Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, Pasal
9. Bagi masyarakat yang masih memiliki pemahaman seperti
yang disampaikan ini, perlu diluruskan.
4
Pertanyaan : Kami mempunyai pengalaman barangkali sama
dengan daerah lain. Calon pengurus Koperasi tiba-tiba mem-
bawa akta, minta disahkan badan hukumnya, Setelah dicek
di lapangan ternyata datanya tidak benar. Dengan kejadian
tersebut akhirnya kami membuat kesepakatan dengan No-
taris, agar Notaris melakukan konsultasi dengan Dinas KUKM
sebelum menandatangani akta. Pertanyaannya apakah cara
yang kami lakukan dibenarkan dan tidak melanggar aturan ?
5
Pertanyaan : Pengalaman di lapangan, dijumpai sebagian
anggota masyarakat yang ingin berkoperasi datang, mem-
bawa akta pendirian yang penyusunannya dibantu Notaris,
dan kemudian segera minta di sahkan. Padahal setelah kami
cermati, isi akta pendirian tersebut belum tepat. Apakah ada
ketentuan dari Kementerian KUKM, bahwa Notaris perlu me-
nanyakan kepada Dinas Koperasi dan UKM terlebih dahulu.
Dengan demikian tidak terjadi akta pendirian yang sudah
dibuat, ternyata tidak tepat.
- 12 -
ga sebelum tersusun akta pendirian diberikan saran sehingga
memenuhi ketentuan dan ”roh” perkoperasian. Ketentuan
berkaitan dengan peran Notaris sebagai pembuat akta Ko
perasi, diatur dalam Kepmen Nomor 98/Kep/M.KUKM/IX/2004
tentang Notaris sebagai Pembuat akta Koperasi (NPAK).
- 13 -
dapat dilakukan kepada siapa, dimana saja. Berikan penger-
tian bahwa secara administratif pengesahan Badan Hukum,
ada yang dilakukan di kabupaten/kota, atau provinsi, atau na-
sional, namun secara substansi Koperasi itu sama.
9
Pertanyaan : Ada satu Koperasi, semula keberadannya di satu
Kabupaten A. Setelah pemekaran kabupaten, Koperasi terse-
but berada di wilayah Kabupaten B sebagai hasil pemekaran.
Apakah Koperasi tersebut harus membuat kembali badan hu-
kum, atau cukup melalui perubahan anggaran dasar?
10
Pertanyaan : Bagaimana sikap, langkah atau saran serta
solusi yang harus kita berikan terhadap suatu Koperasi yang
dokumen badan hukum/anggaran dasarnya hilang ? Semen-
tara dokumen yang seharusnya ada pada kita pembina, baik
di Kantor Dinas kab/kota maupun propinsi juga tidak dapat
- 14 -
ditemukan pada arsip di kantor, karena beberapa faktor seper
ti : kejadian gempa bumi, pindah kantor dll. Untuk sekarang
kita baru memberikan solusi :
a. buat berita acara kehilangan
b. buat laporan kehilangan kepada polisi
c. dan dibuat lagi badan hukum/akta Koperasi
- 15 -
11 Pertanyaan : perlu pembatas jangka waktu umur Koperasi.
Usul, tentukan masa waktu Koperasi ?
- 16 -
orang, barulah Koperasi yang bersangkutan bisa membuka
kantor cabang. Tetapi harus dipegang teguh bahwa pembu-
kaan kantor cabang itu dengan maksud untuk mendekatkan
pelayanan anggota Koperasi dimaksud.
Pembukaan kantor cabang juga harus memenuhi per-
syaratan sesuai ketentuan yang berlaku seperti : usaha sim-
pan pinjam sudah berjalan minimal 2 tahun dan sudah dinilai
tingkat kesehatannya dengan hasil minimal ”cukup sehat”.
Sebelum mencapai tahap itu, perlu diverifikasi terlebih dahulu
apakah memang Koperasi yang bersangkutan sudah layak
untuk mengembangkan wilayah domisili keanggotannya (dili-
hat omset/skala usaha Koperasi).
- 17 -
rus tentang kelayakan usaha ini, dan juga belum sepenuhnya
dikuasai oleh petugas yang memproses pendirian Koperasi.
Memang kelayakan usaha paling sering diabaikan saat pendi-
rian Koperasi, dan lebih terpaku pada pemenuhan syarat ad-
ministrasi belaka.
` Dalam menyusun studi kelayakan usaha selama ini, sila-
kan menggunakan buku-buku referensi, contoh-contoh ke-
layakan usaha yang ada di daerah saudara. Pada prinsipnya
kelayakan usaha itu menganalisa, menghitung aspek orga
nisasi dan manajemen, produksi, pemasaran, lingkungan, le-
gal serta permodalan dan investasi dan mengambil keputusan
bahwa usaha yang dilakukan secara finansial dan ekonomi
dinilai layak.
16
Pertanyaan : Apakah Koperasi dapat diberikan/diterbitkan
pengesahan badan hukumnya dengan memperhatikan : (1)
tempat tersebut sudah ada Koperasi lain ? (2) Apakah ada
tumpang tindih tentang keanggotaan Koperasi?
17
Pertanyaan : mohon petunjuk mengenai pendelegasian we-
wenang dalam rangka pengesahan Badan Hukum Koperasi
Primer tingkat Provinsi oleh Gubernur sebagai wakil Kemen-
- 18 -
terian Koperasi dan UKM untuk menandatangani Pengesahan
BH. Tugas tersebut kemudian didelegasikan kepada Kepala
Dinas Koperasi dan UKM setempat. Apakah ada peraturan
yang mengatur pendelegasian tersebut sebagai pedoman
bagi kami di daerah.
- 19 -
: 123/Kep/M.KUKM/X/2004 tentang Penyelenggaraan Tugas
Pembantuan Dalam Rangka Pengesahan Akta Pendirian,
Perubahan Anggaran Dasar dan Pembubaran Koperasi pada
Provinsi, Kab/Kota.
Sedangkan pengesahan untuk Koperasi primer, sekunder
skala Nasional berdasarkan pada Keputusan Menteri Negara
Koperasi dan UKM Nomor : 124/Kep/M.KUKM/X/2004 ten-
tang Penugasan Pejabat yang berwenang untuk memberikan
pengesahan akta pendirian, perubahan anggaran dasar dan
pembubaran Koperasi pada Kementerian Koperasi dan UKM
untuk Koperasi tingkat nasional.
Penandatanganan pengesahan akta pendirian Koperasi
oleh kepala Dinas Koperasi UKM bisa dilakukan apabila ada
perintah tertulis dari Gubernur dan Bupati/Walikota selaku
Kepala Daerah kepada Kepala Dinas Koperasi dan UKM un-
tuk menandatangani pengesahan tersebut.
22
Pertanyaan : Kementerian KUKM jika menunjuk Notaris di
suatu daerah, agar selektif. Karena beberapa pengalaman,
terdapat Notaris yang tidak mengetahui peraturan dan teknis
Koperasi, sehingga sering terjadi kekeliruan.
- 20 -
Penjelasan : Penetapan Notaris sebagai pejabat pembuat akta
pendirian koperasi, bekerjasama dengan Ikatan Notaris Indo-
nesia (INI) yaitu setelah Notaris yang bersangkutan mengikuti
program pembekalan oleh Kementerian Koperasi dan UKM.
Kemudian telah dilakukan proses seleksi secara profesional
dan telah diadakan penyuluhan serta pelatihan bagi para no-
taris, agar mereka paham tentang koperasi.
Adapun persyaratan dan tata cara untuk menjadi Notaris
diatur berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi dan
UKM Nomor 98/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Notaris Se-
bagai Pembuat Akta Koperasi, BAB III Persyaratan dan tata
cara penetapan Notaris Pembuat Akta Koperasi pasal 4 dan 5
yaitu;
a. Untuk dapat ditetapkan sebagai Notaris Pembuat Akta
Koperasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Notaris yang telah berwenang menjalankan jabatan se-
suai peraturan Jabatan Notaris dan memiliki sertifikat
tanda bukti telah mengikuti pembekalan dibidang perko-
perasian yang ditandatangani oleh Menteri.
b. Notaris yang telah memenuhi persyaratan pada butir a,
mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri un-
tuk ditetapkan sebagai Notaris Pembuat Akta Koperasi
melalui Kepala Dinas/Instansi yang membidangi Kope
rasi tingkat Kab/Kota pada tempat kedudukan Notaris
yang bersangkutan.
c. Kepala Dinas/Instansi yang membidangi koperasi tingkat
Kabupaten/Kota memberikan tanda terima permohonan
dan menyampaikan berkas pendaftaran kepada Menteri
dengan tembusan kepada Kepala Dinas/Instansi yang
membidangi Koperasi tingkat propinsi (Dinas/Instansi
paling lama dalam jangka waktu 30 hari sejak tanggal
diterimanya permohonan secara resmi).
d. Kemudian Menteri menetapkan Notaris sebagai Pem-
buat Akta Koperasi dengan Surat Keputusan Menteri dan
disampaikan langsung kepada Notaris yang bersangku-
- 21 -
tan, dengan tembusan kepada Menteri Kehakiman dan
HAM, Gubernur dan Kepala Dinas/Instansi yang mem-
bidangi koperasi tingkat Propinsi/Dinas Instansi serta
kepada Bupati/Walikota dan Kepala Dinas/Instansi yang
membidangi Kab/Kota pada tempat kedudukan Notaris.
Kalaupun di lapangan masih ada kekurangan, disarankan
agar melakukan pertemuan konsulatif antara Dinas KUKM
setempat dengan ikatan notaries daerah (pengurus wilayah,
pengurus daerah INI) untuk menyelesaikan persoalan terse-
but.
- 22 -
tuk penyusunan akta pendirian Koperasi. Kalau di wilayah itu,
tidak ada Notaris pembuat akta pendirian Koperasi, maka da-
pat dibuat para pendiri dengan bantuan pejabat.
Menurut Kepmen No. 98/Kep/M.KUKM/IX/2004 dalam
pasal 19 ayat 3 menyebutkan bahwa terhadap daerah terten-
tu yang belum ada Notaris serta berdasarkan kondisi wilayah
dan masyarakatnya dipandang belum mampu melaksanakan
keputusan ini dapat diatur dan ditetapkan seperti Surat Deputi
No. 117/Dep.1/XI/2006 perihal penjelasan pasal 6 ayat 1 per-
men 01/2006 apabila disuatu daerah belum ada Notaris yang
telah ditetapkan oleh Menteri Negara Koperasi dan UKM
sebagai Notaris Pembuat Akta Koperasi, maka penyusunan
Akta Pendirian Koperasi dilakukan oleh para pendiri Koperasi
yang bersangkutan, dibimbing oleh Pejabat yang membidangi
pembinaan Koperasi.
- 23 -
Koperasi (bagi daerah yang belum ada Notaris pembuat akta
pendirian dan/atau disusun atas bantuan Notaris (NPAK).
Perlu didudukkan secara benar, mengenai peran Notaris,
pembuatan akta pendirian, anggaran dasar dan pengesahan
badan hukum Koperasi.
a. Dalam pembentukan Koperasi para pendiri menyusun
akta pendirian dan anggaran dasar. Penyusunan akta pendi-
rian dan anggaran dasar ini, dibantu oleh Notaris, agar doku-
men itu menjadi dokumen otentik. Posisi dan peran Notaris
adalah membantu para pendiri dalam menyusun akta pendi-
rian dan Anggaran Dasar Koperasi.
b. Jadi, sepanjang isi dan kebenaran akta pendirian
dan anggaran dasar Koperasi tersebut dinilai benar, silahkan
diproses dan diterbitkan status badan hukum Koperasi oleh
pemerintah. Dengan demikian menjadi jelas, pengesahan ba-
dan hukum Koperasi tetap menjadi wewenang pemerintah,
baik jika akta pendirian tersebut disusun atas bantuan Notaris,
atau disusun sendiri oleh pendiri pada kabupaten/kota yang
belum ada Notaris pembuat akta pendirian Koperasi (NPAK).
Karena itu, pemberian pengesahan badan hukum, terhadap
akta pendirian yang penyusunannya dibantu Notaris dan/atau
disusun sendiri oleh pendiri, tetap memiliki bobot sama.
- 24 -
28 Pertanyaan : Untuk pengurusan dari Notaris dikenakan biaya.
Sementara pengesahan dari pemerintahan seharusnya juga
ada biaya. Bagaimana solusinya?
- 25 -
31 Pertanyaan : Kepmen Nomor : 123/Kep/M.KUKM/X/2004
tentang penyelenggaraan tugas pembantuan dalam rangka
pengesahan akta pendirian, perubahan AD pada prov, kab/
kota, diharapkan ada ketegasan terhadap jumlah anggota 20
orang tersebut. Mengingat Kepmen ini hanya menyatakan
tentang domisili keanggotaan lebih dari satu kab/kota, maka
pengesahan Badan Hukum menjadi kewenangan Provinsi.
- 26 -
32 Pertanyaan : ada Koperasi yang isi dalam akta pendirian dan
anggaran dasarnya mencantumkan banyak sekali kegiatan
usaha. Saya menyarankan, coba pilih dan fokus pada kegiat
an usaha yang penting. Apa langkah saya ini benar ?.
33
Pertanyaan : ada Koperasi anggotanya di bawah 20 orang,
disarankan untuk menambah atau untuk merger, tetapi peng
urus ngotot tidak mau. Tanggung jawab siapa ini, pengurus?
langkah apa yang perlu dilakukan ?
- 27 -
sebanyak 3 kali.
3. Jika peringatan lisan juga tidak digubris sebagaimana
angka 1 dan 2, maka langkah selanjutnya adalah mem-
berikan surat peringatan rencana pembubaran dengan
alasan yang jelas dan sesuai ketentuan pasal 3 Peraturan
Pemerintah No. 17 tahun 1994. Surat peringatan tersebut
ditembuskan ke pihak-pihak terkait. Ikuti prosedur dan tata
cara pembubaran koperasi oleh Pemerintah (lihat Bab K
rumpun (11) Pembenahan Koperasi Tidak Aktif No. 11)
34
Pertanyaan : mohon ketegasan bahwa di daerah kami,
ditempuh cara bagi orang yang akan mendirikan Koperasi,
diarahkan untuk mendayagunakan BH Koperasi yang “col-
lapse”, dengan catatan Koperasi tersebut tidak bermasalah
dan ada niat pengurus lama untuk menyerahkannya.
- 28 -
RUMPUN 3: PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
- 29 -
jabat setempat (lihat penjelasan Nomor 1 di atas).
- 30 -
5 Pertanyaan : Untuk mengantisipasi kepentingan pribadi mau-
pun golongan tertentu, dalam SOP Pendirian Koperasi di
minta ada syarat tambahan, yaitu surat keterangan atau re-
komendasi dari Kelurahan maupun Kecamatan sebagai salah
satu syarat pendirian Koperasi.
6
Pertanyaan : bagaimana dengan penomoran Badan Hukum
Koperasi yang melakukan Perubahan anggaran dasar. Apa
kah perlu dibuat badan hukum baru dengan Nomor baru ?
- 31 -
Ada 2 (dua) alasan penting tentang ini. Satu, badan hukum
Koperasi itu hanya satu kali, saat dibentuk dan disahkan akta
pendirian Koperasi, dan akan lepas saat pembubaran. Ke
duanya (dibentuk dan dibubarkan) diumumkan dalam lembar
an negara. Jadi, satu Koperasi tidak memiliki lebih dari satu
badan hukum. Dua, tahun pendirian badan hukum Koperasi
(dalam contoh di atas tahun 1987, dan mengalamui perubah
an sepuluh tahun kemudian tahun 2007) maka jika dihapus
keterangan tahun 1987, diubah menjadi 2007, akan meng-
hilangkan track-record Koperasi. Koperasi seolah-olah baru
lahir di tahun 2007.
- 32 -
RUMPUN 4: KEANGGOTAAN
2
Pertanyaan : Bagaimana masalah domisili anggota Koperasi.
Karena hal ini berhubungan langsung dengan perkembangan
Koperasi tersebut !
- 33 -
keanggotaan Koperasi terdiri dari anggota dan anggota luar
biasa. Untuk KSP sesuai dengan Peraturan Pemerintah No-
mor 9/1995 tentang Pelaksanaan kegiatan usaha simpan pin-
jam oleh Koperasi, KSP yang dimaksud keanggotaan, maka
selain anggota (penuh), anggota luar biasa juga ada calon
anggota. KSP/USP koperasi melayani :
a. Anggota;
b. Calon anggota (calon anggota disini adalah bagi mereka
yang telah menyetor simpanan pokok, tetapi secara ad-
mistrasi belum menandatangani buku anggota dan paling
lama 3 bulan setelah melunasi simpanan pokok harus su-
dah menjadi anggota);
c. Koperasi lain dan anggotanya.
4
Pertanyaan : ada Koperasi yang keanggotaannya hanya
sedikit tercatat 20 orang anggota. Namun yang dilayani ribuan
dan diakui sebagai anggota luar biasa. Anggota luar biasa itu
seperti apa?
5
Pertanyaan : Keanggotaan dalam Koperasi perlu diadakan
penegasan, karena terdapat keanggotaan sementara. Pada-
hal dalam aturan, setelah 3 bulan calon anggota harus men-
jadi anggota tetap, terutama simpan pinjam
- 34 -
yang bermaksud menjadi anggota dan memiliki kepentingan
kebutuhan dan kegiatan ekonomi yang diusahakan oleh Ko-
perasi, namun tidak dapat memenuhi semua syarat seba-
gai anggota. Misalkan yang bersangkutan tidak mempunyai
KTP yang sesuai AD/ART Koperasi yang bersangkutan, tidak
membayar simpanan wajib.
c. Lebih jauh, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 9
Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan
Pinjam oleh Koperasi pasal 18 selain menyebut “anggota”
ada sebutan calon anggota. Dengan demikian ada 3 sebutan
keanggotaan : anggota, anggota luar biasa dan calon ang-
gota. Di Koperasi tidak dikenal sebutan anggota sementara.
d. Berkaitan dengan pertanyaan ini, kembalikan pada
peraturan perundangan yang berlaku, yaitu anggota, calon
anggota dengan ketentuan batas waktu maksimal 3 bulan
segera menjadi anggota (tidak ada calon anggota abadi) dan
anggota luar biasa.
6
Pertanyaan : jika anggota dirasionalisasi bagaimana ketentu-
annya ?
- 35 -
7 Pertanyaan : mohon dapat diberi pengertian tentang jumlah
anggota minimal ?, apakah betul, setahu saya kalau Koperasi
tingkat nasional harus dihadiri oleh 85 orang ?
- 36 -
RUMPUN 5: RAPAT ANGGOTA
2
Pertanyaan : Usaha apa yang ditempuh bila anggota ingin
melakukan rapat anggota untuk pertanggungjawaban penge
lolaan Koperasi. Sedangkan pengurus tidak mau mempertang-
gungjawabkan kegiatannya pada rapat anggota tersebut?
- 37 -
gota tahunan. Pengurus yang tidak mau menyelenggarakan
RAT padahal tidak ada alasan prinsip yang dapat diterima,
menunjukkan ketidakmampuan pengurus dan penyimpangan
organisasi. Anggota dapat saja mendesak, untuk dilakukan
rapat anggota luar biasa.
3
Pertanyaan : Koperasi melaksanakan rapat anggota hanya
setiap 1 tahun sekali ?
4
Pertanyaan : suatu Koperasi bergerak dibidang kelapa sawit
dengan jumlah anggota semula 250 orang. Kemudian keang-
gotaan ini bertambah menjadi 1000 orang Pada awalnya se-
tiap orang anggota memiliki 2 ha kebun. Dengan bertambah
menjadi 750 orang anggota baru, maka jatah tanah yang se-
mula 2 ha/anggota berkurang menjadi ¼ ha saja, dan per
ubahan jumlah kebun dari 2 ha menjadi ¼ ha sudah diba-
has dalam rapat anggota dan setuju, Dalam perkembangan
pelaksanaan ada 34 anggota merasa dirugikan dan mem-
permasalahkan keputusan yang telah disetujui dalam rapat
anggota, dibawa ke pihak berwajib. Apakah dengan kejadian
seperti ini Koperasi masih dapat melakukan rapat anggota?
- 38 -
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkopera-
sian maupun dalam AD/ART Koperasi, harus dijalankan se-
suai ketentuan yang berlaku. Masalah yang muncul tersebut,
adalah sisi lain, yang perlu diselesaikan tersendiri. Masalah ini
tidak harus menghentikan Koperasi untuk menyelenggarakan
rapat anggota.
- 39 -
7 Pertanyaan : mengenai kehadiran aparat dinas, karena ada
Koperasi yang mengundang, dan ada yang tidak mengun-
dang. Sebaiknya diharuskan kepada Koperasi setiap RAT
mengundang pejabat. Apa peran kita sebagai pembina dalam
acara tersebut?
9
Pertanyaan : calon anggota jumlahnya banyak, sedangkan
anggota hanya 20 orang. Calon anggota adalah pekerja tam-
bang, dengan alasan mereka sukar untuk menghadiri RAT dan
untuk tidak mengganggu keabsahan RAT, karena itu mereka
- 40 -
tetap diposisikan calon anggota saja. Mohon penjelasan?
Penjelasan : pemikiran seperti ini keliru. Alasan bahwa ada
orang yang nantinya diduga tidak dapat datang di RAT, meru-
pakan pandangan keliru, dan harus diluruskan. Peraturan-per
undangan tentang Koperasi, tidak mengenal dan memberikan
penafsiran seperti itu.
Kekhawatiran mereka yang disebut calon anggota sukar
datang di RAT, tidak tepat. Ada cara dan teknik penyelengga-
raan RAT bagi Koperasi yang anggotanya sudah banyak. Mi
sal melalui pra rapat anggota dengan cara kelompok. Dalam
paripurna, setiap kelompok cukup mengirim wakil kelompok
dengan membawa suara anggota, sehingga tidak harus se-
mua orang hadir sekaligus saat RAT. Beri pengertian kepada
pengurus Koperasi seperti itu, bahwa cara pikir ini keliru dan
tidak sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Ingatkan, yang namanya calon anggota itu, sementara, dalam
jangka waktu 3 bulan harus menjadi anggota. Bukan, digan-
tung dengan alasan yang tidak tepat.
- 41 -
Penjelasan : rapat anggota tersebut tetap sah. Mengenai
munculnya permasalahan penyelewengan, maka ini harus
diselesaikan dalam lingkup tersendiri. Bagaimana hasil pe-
nyelesaian itu ? nanti menjadi pertimbangan untuk langkah
lebih lanjut.
Berkaitan dengan ini, terjadi karena lemahnya sistem
pengawasan di Koperasi, terutama pengawasan internal. Se-
harusnya, apabila Koperasi telah siap dengan sistim penga-
wasan, maka langkah-langkah preventif (pencegahan) dapat
mendeteksi adanya penyelewengan. Apabila langkah preven-
tif tidak maksimal, baru dilakukan langkah represif.
- 42 -
RUMPUN 6: KEPENGURUSAN
2
Pertanyaan : bagaimanakah cara pengoptimalan pengelo-
laan Koperasi yang pengelolanya bersifat ketokohan, dan
cara proses pengkaderan anggota Koperasi ?
- 43 -
diatur dalam AD dan ART. Sisi yang lebih penting adalah
melakukan kaderisasi, sehingga Koperasi siap dengan calon-
calon pengurus yang memenuhi kualifikasi.
- 44 -
Penjelasan : mensikapi materi ini, agar tidak ditarik kesimpu-
lan lurus seperti itu. Memang disadari tidak mudah mencari
pengurus yang kompeten. Tetapi bukan berarti, harus meng-
gugurkan ketentuan dan hakekat kepengurusan. Justru, hal
ini menjadi bahan untuk melakukan pembinaan dan kaderi-
sasi. Koperasi melakukan pendidikan anggota untuk menyi
apkan kader.
- 45 -
batan di beberapa Koperasi primer lain. Untuk permasalahan
ketentuan jabatan ini, agar diatur dalam AD dan ART. Sedang
kan khusus untuk pengurus Koperasi simpan pinjam (primer)
tidak diperbolehkan merangkap jabatan di pengurus Koperasi
primer simpan pinjam (primer) lain. Jadi untuk Koperasi sim-
pan pinjam, dilarang jabatan dobel.
- 46 -
tanamkan kepada pengurus prinsip kejujuran !.
- 47 -
13 Pertanyaan : apakah hasil pengawasan yang dilakukan oleh
pengawas, perlu disosialisasikan/diberitahukan terlebih da-
hulu ke pengurus, sebelum dibawa ke rapat anggota?
- 48 -
rapat anggota. Jadi, gunakan acuan peraturan perundangan
ini, sehingga memiliki persepsi sama.
- 49 -
RUMPUN 7: PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS
- 50 -
3
Pertanyaan : dalam kenyataan ada tugas pengawas belum
maksimal. Bahkan ada laporan pengawas yang justru dibuat/
dibuatkan oleh pengurus dan menjadi laporan pengawas
pada saat RAT.
4
Pertanyaan : dalam AD dan ART pengurus dan pengawas
dipilih dan diberhentikan oleh anggota. Namun dalam pelak-
sanaan pemilihan, kurang selektif, kurang mendasarkan ke-
mampuan.
5
Pertanyaan : apakah pengawas itu harus lebih tahu (mem-
punyai pengetahuan lebih) dibandingkan pengurus? Karena
mereka yang nantinya bertugas mengawasi jalannya program
kerja Koperasi.
- 51 -
na aspek sosial, ketokohan daripada kemampuan, secara
bertahap harus dihilangkan.
6
Pertanyaan : Jika pengurus mengawasi pengelola, lalu tugas
pengawas itu apa?
7
Pertanyaan : Agar dipertimbangkan masak-masak. Jika pe-
merintah memberikan ketentuan syarat sertifikasi SDM
pengawas, namun dalam AD dan ART Koperasi, tidak men-
cantumkan persyaratan itu, maka potensial menimbulkan
ketidakharmonisan! Jika sertifikasi dijadikan filter dalam pemi-
lihan pengurus atau pengawas, apakah nantinya tidak men-
imbulkan kerancuan?
- 52 -
8 Pertanyaan : Agar Kementerian Koperasi dan UKM, juga me-
netapkan syarat kompetensi SDM, seperti penetapan syarat
kompetensi dokter seperti akreditasi rumah sakit, sehingga
mutu SDM di Koperasi terstandarisasi?
9
Pertanyaan : sebagai saran terkait masalah kompetensi peng
awas, diperlukan pelatihan (sertifikasi) pengawas.
11
Pertanyaan : apa diperbolehkan jika di AD ART, juga mencan-
tumkan hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan manaje-
rial, misal mencantumkan persyaratan memiliki sertifikasi ke-
mampuan tertentu?
- 53 -
termasuk persyaratan manajer. Kewenangan untuk menentu-
kan isi AD dan ART, sepenuhnya ada pada Koperasi sendiri.
Janganlah berpikir kalau perubahan harus dilakukan atau
ditentukan pemerintah. (ikuti ketentuan tentang perubahan
anggaran dasar).
12
Pertanyaan : Jika status Koperasi harus berbadan hukum lalu
bagaimana cara menyikapi Koperasi yang tidak berbadan
hukum? apakah harus dibubarkan? bagaimana cara mem-
bubarkannya!
- 54 -
16 Pertanyaan : akuntabilitas diciptakan agar semua dapat di
ukur dengan baik. Kenyataannya di lapangan, susah untuk
diaplikasikan, karena tingkat kepatuhan Koperasi dengan per-
aturan-peraturan yang disarankan sangat jauh.
- 55 -
Akuntabilitas ini penting. Penyelenggaraan akuntabilitas
pada Koperasi, menjaga dan menjamin organisasi dapat
dikelola dengan tertib, sesuai aturan-ketentuan, dan menun-
jukkan laporan prestasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Akuntabilitas meredam kerancuan pelaksanaan, beda pan-
dangan dan persepsi serta penyimpangan.
- 56 -
Pengawas pada saat masih menjabat pengawas tidak boleh
menjadi pengelola. Organisasi Koperasi sudah mengatur ma
sing-masing jabatan dengan tugas, kewajiban dan tanggung
jawab sebagai pengurus atau pengawas atau pengelola.
- 57 -
RUMPUN 8: PERMODALAN
- 58 -
Penjelasan : Koperasi dapat memperoleh modal penyertaan
(Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkopera-
sian pasal 42, dan juga Peraturan Pemerintah Nomor 33/1998
tentang Modal Penyertaan pada Koperasi). Jadi penyertaan
modal oleh pihak luar, apakah dari pemerintah atau investor
lain, dapat dilakukan dan sah.
- 59 -
masih dalam status bagian harta program pemerintah. Jika,
masih dalam status harta program pemerintah, misal bantuan
peralatan, tanah yang merupakan Inventaris Kekayaan Milik
Negara (IKMN) tentu diselesaikan sesuai petunjuk teknis dan
ketentuan yang berlaku.
- 60 -
RUMPUN 9: USAHA KOPERASI
- 61 -
Dalam hal contoh diatas, Dinas KUKM tidak perlu memberi-
kan rekomendasi, yang sifatnya semacam “approval”. Sebab,
ini deal bisnis biasa, menjadi urusan internal Koperasi. Tugas
Dinas KUKM untuk menjembatani, dan memfasilitasi agar Ko-
perasi mampu memenuhi persyaratan kerjasama tersebut.
3
Pertanyaan : hubungan antara Koperasi dan pengusaha tidak
sederajat. Contoh hubungan Plasma-Inti. Sering Koperasi di-
jadikan objek oleh perusahaan sehingga kedudukan Koperasi
lemah. Usulan ada aturan dari Kementerian KUKM (seperti
perlindungan konsumen) di Kementerian Perdagangan yaitu
dibuat semacam perlindungan Koperasi?.
- 62 -
Undang-Undang Nomor berapa ?
- 63 -
Penjelasan : pertanyaan ini ada kaitannya dengan pertanyaan
Nomor 5. Pada dasarnya tidak ada masalah, ada cabang atau
unit-unit pelayanan untuk mendekatkan pelayanan kepada
anggota. Pembukaan tempat-tempat pelayanan tersebut,
tentu saja tetap berada dan menjadi bagian organik organ-
isasi Koperasi.
- 64 -
disional. Upaya apa yg dapat kita lakukan?
- 65 -
Koperasi baru mampu sebatas sebagai pengumpul produk,
maka tidak masalah. Asal semua kegiatan untuk kemanfaa-
tan ekonomi anggota dan Koperasi.
a. Mengenai aktivitas usaha yang sekarang ini masih se-
batas, mengumpulkan produk dari pengusaha kecil (anggota),
melakukan urusan administrasi ekspor dan belum mengekpor
langsung, tidak masalah. Saat ini masih sebatas pemasok ba-
rang untuk ekspor. Di masa depan didorong menjadi pelaku
ekspor langsung.
b. Berkaitan dengan Koperasi itu tidak RAT, cek dan pas-
tikan apakah betul Koperasi sebagaimana diatur dalam Un-
dang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
Jika, jawabnya “ya”, maka pembinaan yang dilakukan untuk
Koperasi melakukan tertib organisasi, manajemen Koperasi,
seperti : melakukan rapat anggota, melakukan pelayanan
kepada anggota, dan hal-hal sesuai AD dan ART Koperasi.
Koperasi yang dianggap tidak ada anggota, tidak rapat ang-
gota (tahunan) dan lain-lain, jelas tidak betul. Kembalikan dan
luruskan tentang ketegakan kelembagaan Koperasi.
c. Tetapi, kalau ini bukan Koperasi, atau organisasi yang
tidak memiliki status badan hukum Koperasi, maka tidak ada
keharusan untuk RAT dan melakukan berbagai hal yang di
atur dalam peraturan perundangan tentang perkoperasian.
- 66 -
untuk kepentingan pribadi?
- 67 -
(program kerja) yang bagus, antara lain dengan menerapkan
teknik Balanced Scorcard (BSC). Untuk itu, Dinas yang mem-
bidangi KUKM di daerah, terutama melalui Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD) dapat memprogramkan pelatihan
teknik-teknik penyusunan rencana kerja (program kerja) ini.
14
Pertanyaan : program kerja yang disusun pengurus dan nanti-
nya menjadi pedoman pengurus dalam mengelola Koperasi.
Praktek di lapangan, RAT tidak selalu dilaksanakan di bulan
Januari, kadang-kadang Maret, April atau bahkan lebih dari
itu, maka pengesahan program kerja baru terealisir pada bu-
lan penyelenggaraan RAT. Jadi ada ketidak sinkronan, antara
perhitungan waktu dimulainya program kerja per Januari awal
tahun, dengan waktu pengesahan program kerja, tidak selalu
per Januari ! Jadi ini merupakan satu persolan manajemen
yang perlu dicari jalan keluarnya.
- 68 -
jabatan pengurus. Dengan adanya program kerja jangka me-
nengah, maka rencana kerja tahunan, merupakan rencana ta-
hunan saja dengan tetap mengacu pada program induk yang
sudah disusun dalam jangka waktu 5 tahun. Disini, kelema-
han Koperasi, belum terencana menyiapkan program kerja
jangka menengah. Apabila ini ada, maka problem-problem
teknis-administratif yang dipertanyakan ini, menjadi tidak be-
gitu serius.
- 69 -
RUMPUN 10: USAHA SIMPAN PINJAM OLEH
KOPERASI
- 70 -
3 Pertanyaan : ada pembukaan cabang oleh suatu Koperasi
yang membuka cabang di suatu kota. Setelah ditelusuri pada
Anggaran Dasarnya ternyata isinya tidak menurut untuk pem-
bukaan cabang. Mohon saran!
4
Pertanyaan : mohon dijelaskan tentang tata cara pembukaan
cabang Koperasi di suatu daerah (antar kab/kota dan antar
prov.) yaitu cabang usaha simpan pinjam. Mohon ada contoh
blanko izin cabang!
5
Pertanyaan : mohon penjelasan SK pembubaran cabang
dikeluarkan di mana ? Ada Perda, yang Surat Keputusan (SK)
pembukaan kantor cabang diganti penamaannya, menjadi
Surat Rekomendasi Menyetujui Pembukaan Kantor Cabang.
- 71 -
c. Ada persetujuan dan ijin pembukaan kantor cabang,
mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang di domisili
kantor cabang. Ada ijin yang diterbitkan pejabat yang menge-
sahkan akta pendirian Koperasi. Dalam hal ini, pejabat yang
berwenang wajib menutup kantor cabang yang belum mem-
peroleh ijin usaha simpan pinjam.
d. Pembukaan Kantor Cabang, Kantor Cabang Pem-
bantu dan Kantor Kas KSP dan USP Koperasi paling sedikit
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) menyediakan modal sendiri/modal tetap untuk investasi
dan modal kerja awal;
2) pernyataan dari Pengurus Koperasi yang berisi bahwa
dana yang dihimpun di kantor cabang harus disalurkan
dikantor cabang yang bersangkutan paling sedikit 80 %
(delapan puluh persen);
3) layak berusaha secara ekonomi, dibuktikan dengan ke-
layakan pembukaan Kantor Cabang, Kantor Cabang
Pembantu dan Kantor Kas;
4) mempunyai anggota paling sedikit 20 (dua puluh) orang
dalam wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan;
5) memasang papan nama pada Kantor di mana Kantor
Cabang tersebut didirikan yang paling sedikit memuat
informasi mengenai; nama Koperasi, Nomor dan tang-
gal badan hukum, alamat, Nomor dan tanggal keputusan
pendaftaran, serta Nomor dan tanggal surat persetujuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4);
6) memasang papan nama pada Kantor di mana Kantor Ca-
bang Pembantu dan Kantor Kas tersebut didirikan, pal-
ing sedikit memuat informasi mengenai; nama Koperasi,
Nomor dan tanggal badan hukum, alamat, dan Nomor
dan tanggal pelaporan, serta Nomor dan tanggal surat
persetujuan.
- 72 -
ini pengelola Koperasi yang baru saja dibentuk, tetapi penge
lolanya belum memiliki sertifikat tersebut ? Salahkah, dan
harus bagaimana ?
7
Pertanyaan : banyak orang berkeinginan mendirikan Koperasi
Jasa Keuangan Syariah (KJKS). Sesuai Peraturan Pemerin-
tah Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usa-
ha Simpan Pinjam oleh Koperasi, kita arahkan ke KSP tidak
setuju karena takut usahanya terbatas. Kita arahkan ke Ko
perasi biasa (bukan KSP) juga tidak mau karena minta KJKS,
mohon saran!
8
Pertanyaan : apakah ada aturan yang mengatur bahwa KSP/
USP wajib dinilai setiap tahunnya?
- 73 -
Penjelasan : ya, wajib dinilai, Ketentuan tentang pelaksana
an penilaian kesehatan KSP/USP Koperasi diatur dalam Per
aturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Republik Indone-
sia Nomor 15/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor 19/
Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Ke
giatan Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi pasal 30 ayat
(1) huruf (b) yang menjelaskan bahwa pelaksanaan penilai
an kesehatan KSP/USP Koperasi dilaksanakan pada setiap
akhir tahun buku. Dan tata cara Penilaian kesehatan KSP/
USP diatur dalam Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
UKM Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor 20/
Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan
Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi.
9
Pertanyaan : Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992
tentang Perkoperasian, kegiatan usaha simpan pinjam meru-
pakan, suatu usaha untuk membantu menyalurkan dana ke-
pada anggotanya ? dan untuk melakukan atau menyalurkan
dana bagi kegiatan keuangan yang lain-lain !.
- 74 -
gas berdirinya perkumpulan yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan keuangan bagi para pegawai, dan di kemudian
hari meluas ke para petani, dipicu oleh keadaan bahwa para
petani membutuhkan dana, untuk memenuhi kebutuhan per-
taniannya. Mereka, para petani dididik untuk menabung dan
untuk melakukan kegiatan yang berlandaskan kebersamaan
dan tolong menolong. Di kemudian hari gagasan pendirian
perkumpulan ini, menjadi tanda kebangkitan Koperasi di In-
donesia.
b. Uraian Bung Hatta, dalam bukunya “pengantar ke
jalan ekonomi yang disusun pada tahun 1954, juga menjelas-
kan tentang Koperasi perkreditan. Pada dasarnya Koperasi
perkreditan dibentuk untuk melayani kebutuhan keuangan
para anggotanya. Mereka, para anggota dididik untuk mena-
bung, menyimpan dan hasil simpanan ini menjadi modal bagi
pemberian kredit.
c. Kedua ilustrasi tersebut, menjadi jelas bagaimana
hubungan Koperasi dengan anggotanya. KSP dan USP Ko-
perasi, harus menjadi lembaga yang memenuhi kebutuhan
keuangan anggota, menggali modal dari anggota dalam
bentuk simpanan, dan bentuk lain, dan juga dapat digali dari
sumber lain sesuai ketentuan. KSP dan USP Koperasi bukan
sebagai lembaga penyalur dana.
d. Benar, secara fisik menyalurkan dana tetapi berbeda
dengan semacam penyaluran dana bantuan. Koperasi sim-
pan pinjam merupakan lembaga keuangan yang melakukan
fungsi intermediasi. Menghimpun dan meminjamkan dana
sebagai bentuk pelayanan kebutuhan keuangan para ang-
gota. Walaupun Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam
Koperasi, core business di sektor keuangan, juga tidak tepat
melakukan aktivitas usaha di luar ketentuan simpan pinjam,
seperti misal praktek perbankan, asuransi, pegadaian, dll
yang diatur dalam peraturan-perundangan tersendiri. Lebih
jauh, KSP/USP Koperasi dilarang melakukan kegiatan usaha
pada sektor riil secara langsung.
- 75 -
10 Pertanyaan : apakah Peraturan Pemerintah Nomor 9/1994
tentang Pelaksanaan kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh
Koperasi, masih layak dipertahankan? Apakah selain Ko
perasi simpan pinjam, Koperasi lain perlu menyediakan mo
dal Rp 15 juta?
11
Pertanyaan : Koperasi (simpan pinjam) kegiatannya mengurus
uang maka sebaiknya di tarik menjadi urusan pusat. Karena
ada kaitannya dengan urusan moneter.
- 76 -
12 Pertanyaan : apakah pengertian dan maksud modal dasar di-
setor pada USP dan Koperasi?
13
Pertanyaan : dalam Permen Nomor 19/Per/M.KUKM/XI/2008
tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pin-
jam Oleh Koperasi dikatakan bahwa Koperasi yang mem-
punyai unit usaha simpan pinjam wajib melampirkan surat
bukti penyetoran modal tetap USP paling kurang Rp. 15 juta
(primer) yang disetor atas nama Menteri Koperasi dan UKM.
Sementara di kabupaten banyak kami temui Koperasi yang
mempunyai unit usaha simpan pinjam namun tidak melak-
sanakan seperti diatas, dengan alasan keterbatasan modal.
Upaya apa yang bisa kami lakukan terhadap Koperasi terse-
but sehubungan dengan hal tadi?
15
Pertanyaan : untuk modal awal pendirian Koperasi simpan
pinjam (primer) ditetapkan modal awal yang disetor seba-
gai modal tetap sebesar Rp 15 juta (lima besas juta rupiah).
Ternyata anggota hanya berkisar 25 orang, simpanan pokok
dan wajib hanya Rp 5 juta (lima juta rupiah) sehingga kalau
- 77 -
dijumlah terkumpul Rp 12,5 juta (dua belas juta lima ratus ribu
rupiah). Bolehkah kita teruskan pengesahan BH-nya ?
- 78 -
RUMPUN 11: PEMBENAHAN KOPERASI
TIDAK AKTIF
- 79 -
c. Ketiga, jika dari hasil identifikasi ternyata Koperasi su-
dah tidak memiliki potensi untuk diaktifkan, dapat ditempuh
jalur pembubaran. Apabila pembubaran oleh Koperasi sudah
tidak mungkin, dapat dilakukan pembubaran oleh pemerintah
mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1994
tentang Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah,
d. Mengenai pendapat bahwa pengaktifan Koperasi itu
menghabiskan tenaga, tentu tidak seperti itu. Sepanjang tu-
gas ini menjadi tugas pemerintah, maka laksanakan sesuai
penugasannya. Apabila pembubaran Koperasi, dilakukan
oleh pemerintah maka kebutuhan pendanaan untuk proses
pembubaran, dibebankan pada anggaran pemerintah (APBN/
APBD), seperti telah dilakukan oleh beberapa Kabupaten/
Kota.
- 80 -
8 Pertanyaan : beberapa Koperasi di Kabupaten A yang tidak
sesuai aturan, akan dibubarkan. Apakah dalam pembubaran
itu harus membentuk team penyelesaian? Jika tidak memben-
tuk team apa yang kita lakukan? Jika Koperasinya sudah tidak
punya aset?
- 81 -
AD Koperasi (b) kegiatan Koperasi bertentangan dengan ke-
tertiban umum dan/atau kesusilaan (c) Koperasi dinyatakan
pailit berdasarkan keputusan pengadilan (d) Koperasi tidak
melakukan kegiatan usaha selama 2 tahun berturut-turut se-
jak didirikan.
c. Pelaku pembubaran Koperasi, ada 2 (dua) cara. Pem-
bubaran dilakukan oleh Koperasi itu sendiri. Kedua, pem-
bubaran Koperasi dilakukan oleh pemerintah.
d. Prosedur dan tata cara pembubaran tersebut telah
lengkap dan jelas. Langkah pembubaran dimulai sejak per-
siapan pembubaran sampai dengan pencabutan badan hu-
kum Koperasi, dan pengumumannya di lembaran negara.
e. Dalam proses pembubaran ini, maka dapat dibentuk
tim penyelesai pembubaran. Jadi berkaitan dengan pertan-
yaan, apakah perlu ada tim penyelesai, karena merupakan
ketentuan pembubaran dalam peraturan perundangan yang
ada, maka ikuti ketentuan itu.
f. Mengenai pertanyaan, apakah pembubaran tidak ber-
tentangan dengan kebebasan berserikat masyarakat? jawab
annya tidak bertentangan dengan kebebasan berserikat. Se
perti sudah disebutkan di atas, pembubaran hanya dikenakan
pada Koperasi yang melanggar kriteria-kriteria tertentu. Prose-
dur dan tata caranya terbuka, dengan memberi kesempatan
kepada Koperasi untuk keberatan, dilakukan pengumuman,
proses pembubaran, dll. Silahkan ikuti urutan pekerjaan yang
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1994
tentang Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah.
- 82 -
tan atau kelurahan setempat. Dari hasil kerjasama ini, dapat
diambil sikap lanjutan. Mengenai prosedur dan tata cara pem-
bubaran, untuk mengacu pada peraturan perundangan seba-
gaimana uraian pada penjelasan no 1 sampai dengan 4.
- 83 -
Perkoperasian khususnya pasal 14, dan Kepmen Koperasi
dan PPK Nomor 36/KEP/M/II/1998 tentang Pedoman Pelak-
sanaan Penggabungan dan Peleburan Koperasi.
b. Kalau pada pembubaran, didasarkan pada alasan
karena ketidakmampuan atau adanya pelanggaran terhadap
peraturan-perundangan, dan berujung pada pencabutan ba-
dan hukum Koperasi. Alasan penggabungan dan peleburan
adalah untuk pengembangan dan efisiensi penggabungan
atau peleburan mungkin sekali melibatkan koperasi yang
masih hidup, aktif dan bahkan maju.
c. Penggabungan, adalah proses bergabungnya satu
atau lebih Koperasi, kepada Koperasi lain. Ada Koperasi
yang menggabungkan diri, dan ada Koperasi yang menerima
penggabungan. Untuk itu ada syarat, prosedur dan tata cara
penggabungan, sampai benar-benar terealisasi penggabung
an Koperasi (Kepmen Koperasi dan PPK Nomor 36/KEP/M/
II/1998 tentang Pedoman Pelaksanaan Penggabungan dan
Peleburan Koperasi).
d. Peleburan, adalah proses meleburnya satu atau be-
berapa Koperasi, sehingga dihasilkan Koperasi baru. Jadi ada
beberapa Koperasi yang melebur, dan dari hasil peleburan ini
lahir Koperasi baru. Untuk itu ada syarat, prosedur dan tata
cara peleburan, sampai benar-benar terealisasi lahir Koperasi
baru. Pada proses peleburan ini, koperasi-koperasi yang me-
lebur bubar dulu, dan membentuk koperasi baru.
e. Mengenai asset Koperasi dalam penggabungan, tentu
sudah dihitung dan menjadi asset Koperasi hasil penggabung
an.
- 84 -
atau dilebur. Tetapi mereka (Koperasi) tidak setuju, karena
merasa sama-sama masih jalan, walaupun SKPD sudah
berubah. Saran !
- 85 -
Dari gambaran tersebut, terlihat Koperasi masih punya
potensi untuk berkembang. Dari sisi kelembagaan, nampak-
nya lembaga koperasi ini masih potensial. Pokok masalah-
nya ada pada keanggotaan, walaupun ada jalan keluarnya.
Jadi, sebenarnya alasan pembubaran tersebut kurang kuat.
Coba, lakukan konsolidasi, perpindahan kantor perusahaan
tempat kerja, tidak mutlak berimbas kepada Koperasi. Ada
mekanisme perubahan anggaran dasar, tidak selalu harus
berujung pada pembubaran.
Seandainya terpaksa dipilih jalur pembubaran, maka ikuti
prosedur dan tatacara pembubaran yang sudah dijelaskan
pada penjelasan Nomor 6 sampai dengan 11 di atas.
- 86 -
RUMPUN 12: AKUNTANSI DAN PERPAJAKAN
- 87 -
(terutama perlakuan akuntansi) antara pola konvensional
dengan pola syariah, jawabannya, betul harus jelas dan ber-
beda. Sekali lagi bukan persoalan anggaran dasarnya, tetapi
perlakuan polanya.
- 88 -
pasal 36, wajib dilaksanakan. Semua ini untuk menjaga trans-
paransi pengelolaan sekaligus kredibilitas Koperasi itu sendiri,
di mata anggota dan di mata mitra kerjanya. Dalam ketentuan
ini sebagai indikator adalah jumlah omzet pinjaman per tahun,
bukan waktu. Seandainya Koperasi yang bersangkutan maju
pesat, dalam jangka waktu relatif pendek telah memiliki omzet
pinjaman di atas Rp 1 milyar (satu milyar), maka wajib di audit
akuntan publik.
Mengenai ketidak beradaan akuntan publik di suatu
provinsi, hendaknya dapat diatasi melalui mekanisme ker-
jasama yang memungkinkan untuk itu.
- 89 -
si dan BUMN atau PT disamakan. Padahal tujuan Koperasi
beda dengan badan usaha lainnya?
- 90 -
pat disamakan dengan badan usaha lain, seperti perseroan
terbatas. Apa yang dimaksud transaksi dan mengakibatkan
perpindahan kepemilikan, di Koperasi tidak mutlak seperti
itu. Sebagai contoh, pada Koperasi peternakan sapi perah.
Petani anggota yang menghasilkan produk susu, yang kemu-
dian diserahkan ke Koperasi, ini bukan transaksi dan tidak
ada pemindahan kepemilikan. Hal ini berbeda, kalau Kopera-
si menjual pakan ternak ke anggota, ini transaksi dan terjadi
pemindahan kepemilikan. Kejadian-kejadian seperti ini yang
masih meleset dari pertimbangan pengenaan perpajakan.
d. Kementerian Koperasi dan UKM terus melakukan ko-
munikasi dan advokasi, berkaitan perlakuan perpajakan ke-
pada Koperasi.
- 91 -
RUMPUN 13: PENDIDIKAN DAN LATIHAN
2
Pertanyaan : perlu tenaga/petugas lapangan Koperasi di Ka-
bupaten/Kota. Karena sumber daya manusia di Dinas KUKM
sangat terbatas. Supaya mereka menjadi ujung tombak da-
lam pembinaan Koperasi di Kab/kota.
- 92 -
1990-an, waktu itu Departemen Koperasi dan PPK, memiliki
program Petugas Konsultasi Koperasi Lapangan (PKKL) dan
terbukti efektif.
Dalam era otonomi seharusnya pengaktifan tenaga-tena
ga penyuluh Koperasi lapangan, atau dengan penamaan lain
harus menjadi urusan daerah. Sudah banyak pemerintah
daerah cq Dinas yang membidangi urusan koperasi dan UKM,
provinsi maupun kabupaten/kota memiliki dan menjalankan
program tenaga-tenaga penyuluh lapangan, tenaga pendam
ping lapangan atau penamaan lain, sebagai program daerah
dengan pembiayaan dari masing-masing APBD. Kementerian
Koperasi dan UKM, menginisiasi kembali pengaktifan tenaga-
tenaga penyuluh Koperasi lapangan.
- 93 -
RUMPUN 14: PEMBINAAN OLEH PEMERINTAH
- 94 -
2 Pertanyaan : Koperasi mau dibawa kemana? Karena kele-
mahan Koperasi pada regulasi, kemampuan SDM Koperasi
dan SDM pembina. Selain itu pemahaman antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah tidak nyambung, seperti No-
menklatur kedinasan yang berbeda-beda.
- 95 -
nya Kementerian KUKM memberikan batasan kewenangan
tersebut.
- 96 -
6 Pertanyaan : agar diadakan kembali sosialisasi implementasi
Permenkop dan UKM, dan/atau Kepmenkop dan UKM yang
lebih teknis
- 97 -
tidak dan tidak boleh ada perbedaan antara perdasus tentang
Koperasi dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 ten-
tang perkoperasian.
- 98 -
Kiat pengembangan Koperasi, tentu dorong setiap unsur
dan organ di dalam Koperasi berfungsi optimal. Peran pem-
bina, Dinas KUKM memberikan dukungan, pemberdayaan
melalui antara lain, pelatihan, bantuan manajemen, bantuan
permodalan dan kebutuhan-kebutuhan lain, asal tidak me-
matikan kemandirian Koperasi. Belajar dari pengalaman atau
benchmaking dari koperasi maju, yang ada di daerah yang
sama, atau di daerah lain, dapat membangkitkan spirit sekali-
gus sebagai inspirasi.
- 99 -
diterbitkan tahun 2011 oleh;
Direktorat Pengolahan dan Penyediaan Informasi
Direktorat Jenderal Komunikasi dan Informasi Publik
Kementerian Komunikasi dan Informatika
- 100 -