SKRIPSI
Oleh :
Nur Fitriana
D1E014194
SKRIPSI
Oleh:
Nur Fitriana
D1E014194
v
vi
vi
vii
vii
viii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah
penelitian berjudul “Konsentrasi VFA Total dan N-NH3 Cairan Rumen Domba
Soedirman. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
2. Novie Andri Setianto S.Pt, M.Sc, Ph.D., selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik
4. Dr. Ir. Efka Aris Rimbawanto, MP, selaku pembimbing I dan Dr. Ir.
5. Dr. Ir. Efka Aris Rimbawanto. selaku Kepala Laboratorium Ilmu Nutrisi dan
penelitian.
6. Bapak Eli dan Bapak Suwarko selaku laboran di Laboratorium Ilmu Nutrisi
viii
ix
8. Rosidi dan Dra. Turyanti selaku orang tua dan keempat saudara yang selalu
9. Teman saya Ajeng Asrolul, Siti Komariah, Erika Yulistianti, Ryan Nurvaif,
Septian Aditya, Danang Nur Cahyo, dan Aditya S sebagai teman kelompok
10. Anindita, Yesita, Nilla, Rakhmi, dan Sita, sebagai teman dekat yang selalu
Penulis
ix
x
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
SUMMARY ........................................................................................................... ix
I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
x
xi
V.PENUTUP ......................................................................................................... 27
LAMPIRAN .......................................................................................................... 36
xi
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2. Komposisi kimia jerami padi, konsentrat dan suplemen (% BK) ........... 12
Tabel 4. Tabulasi data konsumsi serat dan konsumsi protein kasar ..................... 14
v
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vi
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
2. N-NH3 ............................................................................................ 36
3. Dokumentasi .................................................................................. 40
vii
viii
RINGKASAN
Kata kunci: VFA, N-NH3, bungkil kedelai terproteksi tanin, urea onggok (slow
release urea).
viii
ix
SUMMARY
NUR FITRIANA. The study, titled Total VFA Concentration and N-NH3
Rumen Liquid Dissolved Urea-Onggok and Protected Soyabean Meal Meal aimed
to find out the most optimal concentration of VFA and N-NH3 from treatment
ration. The study was conducted for 3 months starting from October 18, 2017 to
January 10, 2018. The study sites were conducted at Experimental Farm and
Nutrition and Feed Science Laboratory. The material used in this study was a 12-
month-old male lamb as much as 15 heads in the 20-23 kg weight range placed in
individual cages. Provision of treatment rations after passing a period of
adaptation (preliminary). The rumen fluid taking is done at the end of the
collection period taken by stomach tube, 3 - 4 hours after feeding. The required
rumen fluid from each 10 ml tail is then given 1 ml of HgCl2. Then the rumen
fluid is stored in the freezer for further analysis of total VFA and N-NH3. The
design of the research was a complete randomized design with 5 treatments and 3
replications. The treatments were tested R0 = control ration, R1 = control ration +
5% BK supplement, R2 = control ration + 10% BK supplement, R3 = control
ration + 15% BK supplement, R4 = control ration + 20% BK supplement. Data
were analyzed using variance analysis and further tested with orthogonal
polynomial. The results showed that the treatment had no significant effect on
total VFA concentration (P> 0,01) but had significant effect on N-NH3
concentration (P <0.01). The mean total VFA concentration at treatment R0, R1,
R2, R3, and R4 ranged between 78.33 mM - 86.66 mM. The mean of N-NH3
concentration on treatment of R0, R1, R2, R3, and R4 ranged from 5.33 to 20.33
mM. Based on orthogonal polynomial test results, the most optimal N-NH3
concentration was produced by treatment of R1 (control ration + 5% BK
supplement). The total VFA concentration and N-NH3 obtained were within the
normal range. The conclusion of this study is that supplementation up to 20%
level is not able to increase total VFA and N-NH3 concentration decreases.
ix
1
I. PENDAHULUAN
penyediaan pakan hijauan masih dilakukan secara cut and carry atau peternak
diberikan kepada ternak. Kekurangan dari sistem cut and carry terutama kualitas
dan kuantitas pakan hijauan sangat beragam. Keadaan ini yang menyebabkan
Penggunaan bahan kimia saat ini dalam pakan ternak sudah dibatasi (Nurhaita,
2008), sehingga perlu diganti dengan bahan alami yang mempunyai kemampuan
(2015), tanin kondensasi daun lamtoro dapat digunakan sebagai protektan alami
dengan cara memperlambat laju hidrolisis urea (slow release urea) menjadi N-
gelatininasi antara pati dengan urea secara ekstrusi atau pengukusan. Menurut
Rimbawanto dkk. (2016a) melaporkan bahwa ektrusi campuran urea dan onggok
terproteksi tanin kondensasi daun lamtoro dan urea-onggok (slow release urea)
perlu dikaji sebagai suplemen pada pakan domba berkualitas rendah sehingga
dan urea lepas lambat (urea-onggok) dalam ransum berkualitas rendah pada rasio
rumen. Urea-onggok sebagai slow release urea selain urea lambat terhidrolisis
juga menyediakan energi dari gelatin untuk sintesis protein mikroba di rumen dan
kondensasi yang dapat menurunkan kadar amonia dan aktivitas bakteri selulolitik
hidrolisis slow release urea di dalam rumen lambat, sehingga sintesis protein
kondensasi daun lamtoro dan urea-onggok (slow release urea) perlu dikaji sebagai
sebagai berikut.
1.3. Hipotesis
terproteksi tanin kondensasi daun lamtoro dan urea-onggok dalam pakan domba
b) Taraf yang berbeda akan berpengaruh terhadap konsentrasi VFA total dan N-
NH3 cairan rumen domba jantan yang diberi ransum kontrol jerami padi dan
dan urea-onggok).
bungkil kedelai terproteksi tanin kondensasi daun lamtoro dan urea-onggok (slow
release urea) dalam pakan domba jantan terhadap konsentrasi VFA total dan N-
NH3.
(Ma‟rifatunnisa, 2012). Tanin dibagi menjadi dua kelompok yaitu tanin yang
merupakan polimer gallic atau ellagic acid yang berikatan ester dengan sebuah
dalam rumen, sedangkan pada pH yang ekstrim ikatan tanin dengan protein akan
terlepas, yaitu pada pH kurang dari 3 di dalam abomasum dan pH lebih dari 7 di
protein dari degradasi dalam rumen, namun masih dapat dimanfaatkan bagi ternak
pada saluran pencernaan paska rumen yaitu di abomasum dan intestinum. Cahyani
dkk (2012) menjelaskan bahwa tanin merupakan senyawa yang dapat digunakan
untuk melindungi protein dari degradasi mikroba rumen. Tanin mampu mengikat
selain protein (Adamczyk et al., 2011). Tanin selain berikatan dengan protein,
juga dapat berikatan dengan karbohidrat, lipid dan mineral (Smith et al., 2005),
6
protein tanin dan perannya dalam peternakan (Piluzza et al., 2013). Menurut Min
membentuk komplek protein-tanin pada pH 3,5 – 7,0 dan ikatan terlepas pada pH
< 3,5.
menghambat degradasi bahan pakan kaya protein dalam rumen secara in vitro,
menunjukkan bahwa tanin efektif melindungi protein dari deaminasi oleh enzim
dalam cairan rumen (Miller dan Elke, 1994) dan dapat meningkatkan ketersediaan
dalam rumen terjadi karena terbentuk ikatan komplek tanin dengan protein pada
proteolitik (Patra and Sexena, 2011). Komplek tanin protein dapat berpengaruh
1994) atau berpengaruh terhadap aktivitasnya secara tidak langsung (Wang et al.,
2009).
nitrogen dalam urin sapi laktasi yang mengonsumsi pakan tinggi tanin. Puchala et
al. (2005) menambahkan bahwa kadar nitrogen amonia (3,7-9,9 mg/dl) di dalam
pula bahwa konsentrasi N-amonia cenderung menurun pada sapi yang pakannya
oleh Beauchemim et al. (2007) pada sapi potong dan Carulla et al. (2005) pada
domba.
mikroba rumen, dan dapat digunakan untuk mengetahui laju dan jumlah sintesis
dalam rumen bervariasi antara 0-130 mg/100 ml cairan rumen (Nurhaita dkk,
protein pakan lebih cepat daripada proses pembentukan protein mikroba, sehingga
propionat, butirat, valerat dan formiat. Produksi VFA yang tinggi merupakan
kecukupan energi bagi ternak (Sakinah, 2005). Kadar optimum VFA di dalam
merupakan by product yang dihasilkan dari aktivitas mikroba (Van Soest, 1994).
sukarela (Mc Sweeney et al., 2001; Waghorn, 2008). Pemberian tanin Quebracho
150 g/hari dalam pakan sapi laktasi tidak mempengaruhi terhadap produksi VFA
lebih dari 2% BK cenderung menurunkan konsentrasi VFA total, asam asetat dan
melaporkan tidak ada perubahan konsentrasi VFA total pada domba yang
penggunaan tanin pada fermentasi rumen, karena disebabkan jumlah protein yang
terikat dengan tanin, arus tanin, sumber tanin dan komponen pakan lainnya
(Beauchemin et al., 2007; Waghorn, 2008). Menurut Smith et al. (2005), ikatan
komplek tanin dengan polimer dan mineral sebagai dasar penghambatan mikroba,
karena tanin berikatan dengan membran sel, dinding sel, enzim ekstraseluler
yang ekonomis dan dapat meningkatkan efisiensi konversi pakan ternak yang
seperti urea, jauh lebih besar daripada kecepatan penggunaan amonia oleh
ransum, dalam waktu singkat konsentrasi amonia dapat mencapai level toksik
Mekanisme lepas lambat (slow release) urea adalah alternatif yang efektif
untuk memenuhi kebutuhan nitrogen (Syahrir dkk., 2009). Beberapa sumber NPN
2004; Loest et al., 2001), penghambat aktivitas enzim urease (urease inhibitor)
polimer (Galo et al., 2003), atau penggunaan bahan kimia seperti kalsium yang
dicampur atau direaksikan dengan urea (Huntington et al., 2006). Afinitas urea
(Vasta et al, 2010). Menurut Sadeek (1993), seng sulfat dapat bereaksi dengan
release urea dalam pakan telah terbukti dapat menggantikan penggunaan bungkil
kedelai tanpa mempengaruhi produksi susu dan kecernaan pakan pada sapi perah
10
(Sinclair et al., 2012) atau tidak mempengaruhi kecernaan dan laju kecernaan
pada sapi potong yang diberi konsentrat rendah (Benedeti et al., 2014).
Pemberian slow release urea pakan sapi menunjukkan kisaran normal untuk
Satter and Slyter (1974), konsentrasi N-amonia 5,0 – 8,0 mg/dL cairan rumen
atas 10 mg/dL optimum untuk degradasi hijauan berkualitas rendah (Krebs and
Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah domba jantan umur 12
bulan sebanyak 15 ekor pada kisaran bobot 20-23 kg yang ditempatkan dalam
kandang percobaan. Ransum kontrol terdiri dari jerami pad (IR 64) dan
bungkil kedelai, mineral mix dan NaCl, masing-masing 41, 50, 5, 2, 1, 1% bahan
kering. Komposisi kimia bahan penyusun ransum kontrol tertera pada Tabel 1 dan
komposisi kimia ransum kontrol tertera pada Tabel 2. Suplemen terdiri dari urea-
onggok (slow release urea) dan bungkil kedelai terproteksi dengan tanin
kondensasi daun lamtoro pada imbangan 54 : 46% bahan kering. Peralatan utama
yang digunakan kandang percobaan untuk mengukur VFA total dan N-NH3 yaitu
destilator, seperangkat alat titrasi, Erlenmeyer. pipet, dan cawan Conwey. Bahan
kimia yang digunakan dalam penelitian untuk analisis VFA dan N-NH3 antara
lain: aquadest; larutan H2SO4 15%; larutan NaOH 0,5 N; indikator PP; larutan
HCl 0,5 N; H2SO4 0,01 N; larutan asam borat 3%; dan larutan Na2CO3 jenuh.
Soedirman, Purwokerto.
Variabel yang di ukur dalam penelitian adalah kadar VFA total dengan
menggunakan metode penyulingan uap (Krooman et al, 1967) dan kadar N-NH3
dengan 5 macam perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang diuji adalah
Keterangan :
Yij : rataan VFA dan N-NH3 yang mendapat perlakuan suplementasi ke-i pada
ulangan ke-j
µ : nilai tengah VFA dan N-NH3
I : pengaruh suplementasi ke-i yang akan diuji
εij : pengaru acak dari perlakuan suplementasi ke-i ulangan ke-j
i : 1,2,3,4,5 (banyaknya perlakuan)
j : 1,2,3 (banyaknya ulangan setiap perlakuan)
Data yang diperoleh selama koleksi pada domba jantan yang ransum
Ulangan
Perlakuan 1 2 3 Jumlah
R0 Y01 … … Y0
R1 … … … ..
R2 … Y22 … Yi
R3 … … … ..
R4 … … Yij ..
Total Y.1 .. .. Y…
variansi (Tabel 5), bila perlakuan berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji
Total JKT 14 KK = ̅
15
Onggok sebanyak 2000 gram ditambah larutan urea (200 gram urea
dilarutkan dalam air bebas mineral sebanyak 750 ml hingga larut) selanjutnya
diaduk hingga merata (kadar air campuran onggok-urea 40%). Campuran onggok-
dkk., 2016b). Materi yang digunakan tepung daun lamtoro. Peralatan yang
evaporator dan water bath. Reagen etanol dan HCl (etanol 70% yang
mengandung HCl 1%) (Chavan et al., 2001). Prosedur ekstraksi tanin: (1)
menetapkan kadar air daun lamtoro, setelah kering digiling halus; (2) tepung daun
evaporator ditambah pelarut 150 mL (etanol 70% yang mengandung HCl 1%);
(3) suhu pemanasan diatur pada suhu ≤80ºC dan larutan untuk meminimalkan
dengan cara bungkil kedelai disemprot dengan ekstrak tanin kondensasi daun
16
lamtoro (1,68 g tanin kondensai/44 g protein bungkil kedele atau 100 g bungkil
dengan 3 ulangan dan domba jantan umur 1 tahun sebanyak 15 ekor. Kandang
dilengkapi dengan tempat pakan, minum, penampung feses dan penampung urin.
Domba dipotong bulunya, diberi obat cacing, dan ditempatkan dalam kandang
secara acak.
hidup atau 20 - 25% ransum yang tidak dikonsumsi (tersisa). Dilanjutkan periode
akhir periode koleksi untuk setiap domba jantan dari 15 ekor sesuai dengan
perlakuan yang diuji. Cairan rumen diambil dengan cara stomach tube, 3 - 4 jam
setelah diberi pakan. Cairan rumen yang dibutuhkan dari setiap ekor 10 ml
Penelitian akan dilaksanakan setelah usulan penelitian ini disetujui, mulai tanggal
Experimental Farm dan Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas
Bulan
Kegiatan
1 2 3 4
Persiapan
Pembuatan kandang
Pembuatan suplemen
Pengadaan domba
Periode adaptasi
Periode Pertumbuhan
Periode koleksi
Analisis sampel
Analisis data
Penyusunan laporan
18
propionat, butirat, valerat dan formiat. Produksi VFA penting untuk mengetahui
karena sebagian besar VFA dalam rumen berasal dari fermentasi karbohidrat
pakan (Hungate, 1966). Produksi VFA yang tinggi merupakan kecukupan energi
2013). Karbohidrat pakan di dalam rumen mengalami dua tahap pencernaan oleh
enzim – enzim yang dihasilkan oleh mikroba rumen. Tahap pertama mikroba
pentose. Hasil pencernaan tahap pertama masuk jalur glikolisis untuk mengalami
dirubah menjadi VFA yang umumnya terdiri dari asetat, butirat dan propionate
(Arora, 1995). Konsentrasi VFA total dan N-NH3 dari suplementasi urea onggok
diuji tidak berpengaruh nyata terhadap konsentrasi VFA (P>0,05). Hal ini
disebabkan konsentrasi VFA yang diperoleh pada penelitian berada pada nilai
yang tidak jauh berbeda dengan ransum kontrol (perlakuan R0). Tabel 6
yaitu sebesar 86,66 mM sedangkan konsentrasi VFA total terendah terdapat pada
perlakuan R4 sebesar 78,33 mM. Rataan konsentrasi VFA pada perlakuan R0, R1,
R2, R3, dan R4 berkisar antara 78,33 mM – 86,66 mM. Walaupun tidak berbeda
nyata, hasilnya masih dalam kisaran nomal untuk mikroba rumen yang optimal
sebagaimana dikemukakan oleh Sutardi et al., (1993) bahwa kadar VFA yang
bungkil kedelai terproteksi dengan tanin kondensasi daun lamtoro dan urea
20
dan protein terproteksi hingga 20% belum mampu meningkatkan VFA total.
rumen berasal dari fermentasi karbohidrat pakan (Pamungkas dkk., 2008). Faktor
yang mempengaruhi konsentrasi VFA antara lain jenis mikroba, penyerapan dan
Mengingat pemberian suplemen berupa urea onggok sebagai slow release urea
untuk memenuhi kebutuhan sintesis protein mikroba, selain itu urea onggok
bahwa total VFA tidak dipengaruhi oleh perbedaan sumber protein ransum,
berturut-turut dari yang terkecil yaitu corn gluten meal, tepung bulu, bungkil biji
kapas dan tepung ikan yang diukur sebelum dan sesudah pemberian pakan.
Pengaruh tanin pada bungkil kedelai sebagai sumber proteksi protein tidak
Hervas et al. (2003). Pertumbuhan mikroba rumen yang diukur sebagai bakteri
total maupun basa purin yang tidak berbeda diantara substitusi bungkil kedelai
terproteksi getah pisang menghasilkan produksi VFA total yang tidak berbeda
(Puastuti et al., 2006). Mendukung hasil penelitian Lee et al. (2001), bahwa
pemberian protein dengan tingkat degradasi berbeda pada taraf rendah, sedang
dan tinggi berturut turut 32%, 36% dan 38% dari total protein ransum tidak
suplemen urea onggok. Sinkronisasi nitrogen dan energi diperlukan dalam sintesis
protein mikroba dan memberi efek positif pada kinerja pertumbuhan (Zinn et al.,
suplemen untuk membantu proses sistensis protein mikroba yaitu urea. Hal ini
terpenuhi walau menurun pada level pemberian suplemen yang tinggi. Kebutuhan
untuk protein ternak dan sintesis protein mikroba menjadi seimbang karena
pemberian suplemen berupa bungkil kedelai yang kaya akan protein kemudian
diproteksi oleh tannin dan pemberian urea onggok sebagai slow release urea.
bahwa kandungan tanin pada bahan pakan cenderung menurunkan produksi VFA
di dalam rumen. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi pemberian suplemen
rumen, dan dapat digunakan untuk mengetahui laju dan jumlah sintesis protein
mikroba rumen (Martin dan Nisbet, 1990). Hasil analisis variansi (Lampiran 2)
R1). Nilai rataan hasil penelitian (Tabel 6) menunjukkan hasil konsentrasi N-NH3
terendah terdapat pada perlakuan R3 yaitu 5,33 mM. Rataan konsentrasi N-NH3
pada perlakuan R0, R1, R2, R3, dan R4 yaitu berkisar antara 5,33-20,33 mM.
(ransum kontrol + 10% suplemen) sebesar 6,03 mM; R3 (ransum kontrol + 15%
suplemen) sebesar 5,33 mM; dan R4 (ransum kontrol + 20% suplemen) sebesar
9,8 mM. Hal ini menunjukkan pemberian suplemen dengan level yang tinggi
sebagai sumber N sehingga kebutuhan untuk SPM tetap seimbang. Hal ini sesuai
dipengaruhi oleh jumlah degradasi protein kasar (PK) dalam rumen. Semakin
23
menyatakan bahwa bahan pakan yang telah diproteksi dapat menurunkan produksi
meningkatkan pasokan asam amino kepada ternak inang. Menurut Tanner et al.
(1994), bahwa tanin dapat berdampak positif jika ditambahkan pada pakan yang
mengandung protein tinggi baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal ini
30
25
20
15
KUARTIK
10
5
0
0 5 10 15 20
konsentrasi N-NH3 pada tepung kedelai yang diproteksi dengan tanin berturut-
turut yaitu T0 (7,76 mM), T1 (7,24 mM), T2 (6,61 mM), T3 (6,37 mM). Hasil uji
pada pemberian suplemen 10% BK, penurunan masih termasuk kisaran normal
disebabkan adanya pemberian urea onggok sebagai uplemen urea yang merupakan
sumber protein kasar yang ekonomis dan dapat meningkatkan efisiensi konversi
adalah tingkat degradabilitas protein bahan pakan dan protein yang tahan terhadap
pertumbuhan dan aktivitas dari populasi bakteri proteolitik (Patra dan Sexena,
2011). Menurut West et al. (1993), penurunan tingkat degradasi protein di dalam
rumen menurunkan kadar amonia di rumen dan ekskresi nitrogen dalam urin sapi
laktasi yang mengkonsumsi pakan kaya tanin. Puchala et al. (2005) juga
melaporkan bahwa, kadar nitrogen amonia (3,7 – 9,9 mg/dl) di dalam rumen
tanin dengan protein, sehingga protein terproteksi dari degradasi oleh mikroba.
Sinkronisasi nitrogen dan energi diperlukan dalam sintesis protein mikroba dan
memberi efek positif pada kinerja pertumbuhan (Zinn et al., 2003). Untuk
Suplemen urea merupakan sumber protein kasar yang ekonomis dan dapat
pelepasan amonia dari nitrogen bukan protein, seperti urea, jauh lebih besar
Mekanisme lepas lambat (slow release) urea adalah alternatif yang efektif untuk
sebagai slow release urea menghasilkan konsentrasi N-NH3 pada kisaran normal
semakin tinggi persentase tanin, sehingga harapan tanin hanya mengikat protein
gugus fenol pada tanin juga mempunyai sifat antibakteri. Bakteri gram positif
adalah termasuk bakteri gram positif. Pemberian tanin dalam dosis yang tinggi
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
kondensasi daun lamtoro memenuhi kebutuhan protein ternak dan pemberian urea
nitrogen dan energi diperlukan dalam sintesis protein mikroba dan memberi efek
5.2. Saran
tanin kondensasi dan urea onggok sampai level 20% belum cukup untuk
DAFTAR PUSTAKA
Baah, J., M. Ivan, A.N. Hristov, K.M. Koenig, L.M. Rode, and T.A. McAllister.
2007. Effects of Potential Dietary Antiprotozoal Supplements on Rumen
Fermentation and Digestibilaity in Heifers. Anim. Feed Sci. Technol.137:
126–137.
Barry, T.N. and T.R. Marley. 1986. The Role of Condensed Tannins in The
Nutritional Value of Lotus pedunculatus for Sheep of Carbohydarte and
Protein Digestion as Influenced by Dietary Reactive Tannin Concentration.
Br. J. Nutr. 55: 123-137
Benchaar, C., T.A. McAllister, and P.Y. Chouinard. 2008. Digestion, Ruminal
Fermentation, Ciliate Protozoal Populations, and Milk Production from
Dairy Cows Fed Cinnamaldehyde, Quebracho Condensed Tannin, or Yucca
Schidigera Saponin Extracts. J. Dairy Sci. 91: 4765–4777.
Benedeti, P.D.B., P.V.R. Paulino, M.L. Marcondes, S.C.V. Filho, T.S. Martins,
E.F. Lisboa, L.H.P. Silva, C.R.V. Teixeira and M.S. Duarte. 2014. Soybean
Meal Replaced by Slow Release Urea in Finishing Diets for Beef Cattle. J.
Anim. Sci. 165: 51-60.
Underaded Protein danProtein Total Secara In Vitro. J.Anim. Agri. Vol 1 (1)
: 159-166.
Cortés, J.E., B. Moreno, M.L. Pabón, P. Avila, M. Kreuzer, H.D. Hess, and J.E.
Carulla. 2009. Effects of Purified Condensed Tannins Extracted from
Calliandra, Flemingia and Leucaena on Ruminal and Postruminal
Degradation of Soybean Meal as Estimated In Vitro. Anim. Feed Sci.
Technol. 151: 194–204.
Currier, T.A., D.W. Bohnert, S.J. Falck, C.S. Schauer and S.J. Bartle. 2004. Daily
and Alternate-Day Supplementation of Urea or Biuret to Ruminants
Consuming Low-Quality Forage: III. Effects on Ruminal Fermentation
Characteristics in Steers. J. Anim. Sci. 82: 1528–1535.
Galo, E., S.M. Emanuele, C.J. Sniffen, J.H. White and JR. Knapp. 2003. Effects
of a Polymer-Coated Urea Product on Nitrogen Metabolism in Lactating
Holstein Dairy Cattle. J. Dairy Sci. 86(1): 2154-2162.
Hervás, G., P. Frutos, F.J. Giráldez, A.R. Mantecón, and M.C.A.D. Pino. 2003.
Effect of Different Doses of Quebracho Tannins Extract on Rumen
Fermentation in Ewes. Anim. Feed Sci. Tech. 109: 65-78.
Hungate, R.E. 1966. The Rumen and Its Microbes. Academic Press, New York
Huntington, G.B., D.L. Harmon, N.B. Kristensen, K.C. Hanson and J.W. Spears.
2006. Effects of a Slowrelease Urea Source on Absorption of Ammonia and
Endogenous Production of Urea by Cattle. Anim. Feed Sci Technol. 130
(2): 225-241.
Indriani, Novia., T.R. Sutardi., dan Suparwi. Fermentasi Limbah Soun dengan
Menggunakan Aspergillus niger Ditinjau dari Kadar Volatile Fatty Acid
(VFA) Total dan Amonia (NH3) secara in Vitro. JIP. 1(3): 804-812.
Ipharraguerre, I.R., J.H. Clark., dan D.E. Freeman. 2005. Varying Protein and
Starch in The Diet of Dairy Cow Effects on Ruminal Fermentation and
Intestinal Supply of Nutrients. J.Dairy Sci. 88: 2537-2555.
Jones, G.A., T.A. McAllister, A.D. Muir, and K.J. Cheng. 1994. Effects of
Sainfoin (Onobrychis viciifolia Scop) Condensed Tannins on Growth and
Proteolysis by Four Strains of Ruminal Bacterium. Appl. Environ.
Microbiol. 60: 1374–1378.
Jones, W.T. and J.L. Mangan. 1977. Complexes of The Condensed Tannins of
Sainfoin (Onobrychis viciifolia Scop.) with Fraction Leaf Protein and with
Submaxillary Mucoprotein, and Their Reversal by Polyethylene Glycol and
pH. J. Sci.Food Agric. 28: 126-136.
Krebs, G., and R.A. Leng. 1984. The Effect of Supplementation with Molasses/
Urea Blocks on Ruminal Digestion. Proceedings of the Australian Society of
Animal Production. 15:704-710.
Krooman, R.P., J.H. Meyer, and W.J. Stielau. 1967. Steam Destilation of Volatile
Fatty Acids in Rumen Ingesta. J. Dairy. Sci. 50 : 73-76.
31
Lee, M.C., S.Y. Hwang., dan P.W.S. Chiou. 2001. Application of Rumen
Undegradable Protein on Early Lactating Dairy Goats. Asian-Aust J. Anim.
Sci. 14:1549-1554.
Litherland, A.J., T. Sahlu., C.A. Toerien., et al. 2000. Effect of Dietary Protein
Source on Mohair Growth and Body Weight of Yearling Angora Doelings.
Small Rum. Res: 38: 29-35.
Loest, C.A., E.C. Titgemeyer, J.S. Drouillard, B.D. Lambert and A.M. Trater.
2001. Urea and Biuret as a Non Protein Nitrogen Sources in Cooked
Molasses Blocks for Steers Fed Prairie Hay. Anim. Feed Sci. Technol. 94(3):
115-126.
Ludden, P.A., D.L. Harmon, G.B. Huntington, B.T. Larson and D.E. Axe. 2000.
Influence of The Novel Urease Inhibitor N-(n-butyl) Thiophosphoric
Triamide on Ruminant Nitrogen Metabolism: Ruminal Nitrogen
Metabolism, Diet Digestibility, and Nitrogen Balance in Lambs. J. Anim.
Sci. 78 (1): 188–198.
Martin, S.A. and Nisbet, D.J., 1990. Effect Of Aspergillus Oryzae Fermentation
Extract On Fermentation Of Amino Acids, Bermudagrass And Starch By
Mixed Rumial Microorganism In Vitro. J. Anim. Sci. 68 : 3392 – 3398.
McDonald, P., Edwards, R.A., Greenhalgh, J.F.D., and Morgan, C.A. 2002. Anim.
Nutr. 6th Edition. Prentice All. London.
McDonald, P., R.A. Edwards, J.F.D. Greenhalgh, C.A. Morgan, L.A. Sinclair,
R.G. Wilkinson. 2010. Anim. Nutr. 7th Edition. Prentice Hall. London.
32
McSweeney, C.S., B. Palmer, D.M. McNeill, and D.O. Krause. 2001. Microbial
Interactions with Tannins: Nutritional Consequences for Ruminants. Anim.
Feed Sci. Technol. 91, 83–93.
Miller, P.R. and N.J. Ehlke. 1994. Condensed Tannin Relationships with In Vitro
Forage Quality Analyses for Birdsfoot Trefoil. Crop Sci. 34: 1074-1079.
Min, B.R., T.N. Barry, G.T. Attwood, and W.C. McNabb. 2003. The effect of
Condensed Tannins on the Nutrition and Health of Ruminants Fed Fresh
Temperate Forages. Anim. Feed. Sci. Technol. 106: 3–19.
Mui, N.T., I. Lein, P. Udén, and D.V. Binh. 2001. Effect of Replacing a Rice
Bran–Soya Bean Concentrate with Jackfruit (Artocarpus heterophyllus) or
Flemingia (Flemingia macrophylla) Foliage on The Performance of
Growing Goats. Livest. Prod. Sci. 72: 253–262.
Piluzza, G., L. Sulas, and S. Bullitta. 2013. Tannins in Forage Plants and Their
Role in Animal Husbandry and Environmental Sustainabilaity: a review.
Grass Forage Sci. 69: 32-48.
33
Puastuti, W., Mathius, I.W., dan Yulistianti, D. 2006. Bungkil Kedelai Terproteksi
Cairan Batang Pisang sebagai Pakan Imbuhan Ternak Domba: In Sacco dan
In Vivo. JITV. 11(2): 106-115.
Puastuti, W., Mathius, I.W., dan Yulistianti, D. 2012. Respon Fermentasi Rumen
dan Retensi Nitrogen dari Domba yang Diberi Protein Tahan Degredasi
dalam Rumen. JITV. 17(1): 67-72.
Rimbawanto, E.A., L.M. Yusiati, E. Baliarti and R. Utomo. 2015. The Effect of
Condensed Tannin of Leucaena and Calliandra Leaves in Protein Trash Fish
Silage on In Vitro Ruminal Fermentation, Microbial Synthesis and
Digestibility. J. Anim Product. 17(2): 83-91
Sasongko, W.T., Yusiati, L.M., Bachruddin, Z., dan Mugiono. 2010. Opimalisasi
Peningkatan Tanin Daun Nangka dengan Protein Bovine Serum Albumin.
Buletin Peternakan. 34(3): 154-158.
Sinclair, L. A., C.W. Blake, P. Griffin and G.H. Jones. 2012. The Partial
Replacement of Soybean Meal and Rapeseed Meal with Feed Grade Urea or
a Slow-Release Urea and Its Effect on the Performance, Metabolism and
Digestibility in Dairy Cows. Animal. 6: 920-927.
Stanton, T.L., and J. Whittier. 2006. Urea and NPN for Cattle and Sheep. Publish
Livestock Colostate. 25-06-2007.
Steel, R.G.D and Torrie, J.H. 1991. Principles and Procedures of Statistics.
Second Edition. McGramaw-Hill Kogakushuka Ltd.
Subrata, A., L.M. Yusiati., dan A. Agus. 2005. Pemanfaatan Tanin Ampas The
terhadap Efek Defaunasi, Parameter Fermentasi Rumen dan Sintesis Protein
Mikrobia. Agrosains. 18 (4): 473-488.
Sutardi, T., Amirroenas, A.S., Tjakradidjaja, S.H. Dilaga dan Jalaludin, 1993.
Penggunaan Pod Coklat dan Leguminosa Pohon serta Supplementasi
Analog Hidroksi Metionin dan Defaunasi Pada Ruminansia. Forum
Komunikasi Hasil Penelitian Bidang Peternakan. Yogyakarta, 23 – 25
November 1993.
Tan, H.Y., C.C. Sieo, N. Abdullah, J.B. Liang, X.D. , and Y.W. Ho. 2011. Effects
of condensed tannins from Leucaena on Methane Production, Rumen
Fermentation and Populations of Methan Ogens and Protozoa In Vitro.
Anim. Feed Sci. Technol.169: 185–193.
35
Tanner, G.J., A.E. Moore, and P.J. Larkin. 1994. Proanthocyanidins Inhibit
Hydrolysis of Leaf Proteins by Rumen Microflora In Vitro. Br. J. Nutr. 71:
947–958.
Tilley, J.M., and R.S. Terry. 1969. A Two Stage Technique for In Vitro Digestion
of Forage Crops. J. Br. Grassland Society. 18(2): 104-111.
Vaithiyanathan, S., R. Bhatta, A.S. Mishra, R. Prasad, D.L. Verma, and N.P.
Singh. 2007. Effect of Feeding Graded Arass of Prosopis cineraria Leaves
on Rumen Ciliate Protozoa, Nitrogen Balance and Microbial Protein Supply
in Lambs and Kids. Anim. Feed Sci. Technol. 133: 177–191.
Van Soest PJ. 1994. Nutrition Ecology of The Ruminant. 2nd Ed. O and B Books,
Inc. Corvalis. New York: Cornell University Press.
Wahyuni, I.M.D. 2014. Penentuan Dosis Tanin dan Saponin untuk Defaunasi dan
Peningkatan Fermentabilitas Pakan. JITP. 3(3): 133-140.
Wang, Y., T.W. Alexander, and T.A. McAllister. 2009. In Vitro Effects of
Phlorotannins from Ascophyllum nodosum (brown seaweed) on Rumen
Bacterial Populations and Fermentation. J. Sci. Food Agric. 89: 2252–2260.
West, J.W., G.M. Hill, and P.R. Utley. 1993. Peanut Skins as a Feed Ingredient
for Lactating Dairy Cows. J. Dairy Sci. 76: 590–599.
Zamsari, M., Sunarso, dan Sutrisno. 2012. Pemanfaatan Tanin Alami dalam
Memproteksi Protein Bungkil Kelapa Ditinjau dari Fermentabilitas Protein
secara In Vitro. AAJ. 1(1): 405-416.
LAMPIRAN
Ulangan
Perlakuan
1 2 3
R0 85 90 85
R1 55 100 105
R2 68 90 85
R3 65 120 60
R4 60 105 70
Perlakuan
Ulangan Total
R0 R1 R2 R3 R4
1 85 55 68 65 60
2 90 100 90 120 105
3 85 105 85 60 70
Rataan 86.666667 86.666667 81 81.66667 78.33333
Sd 2.8867513 27.537853 11.53256 33.29164 23.62908
FK = Y2 / r t
= 103003.267
JK Total = Y2ij - FK
= 5295.73333
Lampiran 2. N-NH3
Ulangan
Perlakuan
1 2 3
R0 14 15 18
R1 26 14 21
R2 7 8 3
R3 3 4 9
R4 11 7 11
Perlakuan
Ulangan Total
R0 R1 R2 R3 R4
1 14 26 7.1 3 11
2 15 14 8 4 7
3 18.4 21 3 9 11.4
Rataan 15.8 20.33333 6.033333 5.333333 9.8
Sd 2.306513 6.027714 2.665208 3.21455 2.433105
FK = Y2 / r t
= 1969.974
JK Total = Y2ij - FK
= 631.956
Sumber F F Tabel
DB JK KT R^2 R
Variansi Hitung 0.05 0.01
Perlakuan 4 501.93 125.48 9.651 3.48 5.99
Linie 1 218.7 218.7 16.820 4.96 10.04 34.61 0.3
Kuadrater 1 38.860 38.860 2.988 4.96 10.04
Kubik 1 172.8 172.8 13.29 4.96 10.04 68.1 0.59
Kuartik 1 71.575 71.575 5.504 4.96 10.04 79.43 0.71
Galat 10 130.02 13.002 1
Total 14 631.956
Titik belok : X 3
Y 19.23
39
X 16
Y 2.98
Titik belok : X 3 X 19
Y 23.97 Y 10.27
X 13
Y 3.61
30
25
20
LINIER
15
KUBIK
10 KUARTIK
5
0
0 5 10 15 20
30
25
20
15
KUARTIK
10
5
0
0 5 10 15 20
40
Lampiran 3. Dokumentasi
Jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:
1. TK Plus Al-Muhajirin, Masuk pada tahun 2001 dan lulus tahun 2002
2. MI Plus Al-Muhajirin, Masuk pada tahun 2002 dan lulus tahun 2008
3. SMP Negeri 9 Depok, Masuk pada tahun 2008 dan lulus tahun 2011
4. SMA Sejahtera 1 Depok, Masuk pada tahun 2011 dan lulus tahun 2014
tahun 2014.
tahun 2015.
42
Ternak Perah D3 dan S1 pada tahun 2017. Kegiatan non akademik yang diikuti
penulis yaitu aktif sebagai pengajar privat di Multi Talenta Komputer Purwokerto
Pakan Ternak) pada tahun 2015. Penulis melaksanakan praktik kerja di Charoen
ruminansia yang berjudul “Konsentrasi VFA Total dan N-NH3 Cairan Rumen
Kedelai Terproteksi”.