PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
MARSEL UMBU WARATA
2017410128
2021
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN FERMENTASI
RUMPUT Brachiria mutica TERHADAP pH DAN UJI FISIK
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
MARSEL UMBU WARATA
2017410128
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Dr. Ir. Nonok Supartini, S.Pt., MP., IPM Mohamad Nurul, S.Pt., M.Si., M.Pt
NIDN: 0728017601
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan terimaksih kepada Tuhan yang Maha Esa.
Karena atas berkah Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis bisa meyelesaikan
penulisan proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh Lama Penyimpanan
Fermentasi Rumput Brachiria mutica Terhadap pH dan Uji Fisik” dengan baik dan
benar.
Proposal ini dibuat untuk menyelesaikan tugas akhir kuliah di Program Studi
Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Tribhuwana Tungadewi dan untuk
mendapatkan gelar strata satu (S1).
Dalam menyelesaikan penulisan proposal penelitian ini, banyak pihak yang
telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga
penulis patut memberikan ucapan rasa terimakasih kepada pihak yang telah
membantu penulis, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Eko Handayanto., M. Sc., selaku Rektor Universitas
Tribhuwana Tunggadewi,
2. Bapak Dr. Ir. Amir Hamzah., MP., selaku Dekan Fakultas Pertaniaan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi,
3. Ibu Ariani Trisna Murti., S.Pt. MP., selaku Ketua Program Studi Peternakan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi,
4. Ibu Dr. Ir. Nonok Supartini., S. Pt. MP. IPM. Selaku dosen pembimbing satu
Universitas Tribhuwana Tunggadewi.
5. Bapak Mohamad Nurul., S.Pt. MP.MPt. Selaku dosen pembimbing dua
Universitas Tribhuwana Tunggadewi.
6. Kedua orang tua dan keluarga besar yang sudah mensuport dan mendo’akan
penulis dalam meyelesaikan penyusunan proposal ini
7. Teman-teman angkatan 2017 dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu
persatu oleh penulis yang telah mensuport penulis dalam menyelesaikan
penyusunan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal penelitian ini belum sesuai
dengan apa yang di inginkan oleh pembaca, oleh karena itu penulis meminta
kritikan dan saran dari pembaca yang dapat membangun untuk kesempurnaan
penulisan proposal penelitian ini.
Malang, 18 Mei 2021
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
III METODE PENELITIAN ............................................................................. 14
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................... 14
3.2 Materi Penelitian ......................................................................................... 14
3.2.1 Alat........................................................................................................ 14
3.2.2 Bahan .................................................................................................... 14
3.3 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 15
3.4 Metode Pengambilan Data .......................................................................... 17
3.5 Rancangan Penelitian .................................................................................. 18
3.6 Variabel Pengamatan ................................................................................... 18
3.7 Analisis Data ............................................................................................... 19
DAFTARA PUSTAKA ....................................................................................... 20
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Tabel pengamatan uji pH dan Uji Fisik Lama Penyimpanan Pakan
Fermentasi Selama Penelitian ...................................................................... 23
vi
1
I PENDAHULUAN
awal dari reaksi an-aerob. Fase ini berlangsung beberapa hari hingga beberapa
minggu tergantung dari komposisi bahan dan kondisi fermentasi. Apabila proses
fermentasi berjalan lancar maka bakteri asam laktat akan berkembang menjadi
bakteri predominan (menonjol) dengan pH sekitar 3,8-5. 3) Fase stabilisasi,
merupakan fase normal dimana bakteri non pathogen dalam proses fermentasi
berkembang dengan normal. 4) Fase pemanenan, pada fase ini, pakan hasil
fermentasi telah dibuka dan berkontaminasi dengan lingkungan luar dan sangat
rentan terhadap kontaminasi jamur.
Hasil dari kegiatan fermentasi hijauan disebut silase. Menurut Zailzar, dkk
(2011) silase adalah pakan ternak dengan kadar air tinggi hasil dari pengawetan
hijauan makanan ternak (HMT) melalui proses fermentasi dengan keadaan hampah
udara (en-aerob) dengan menambahkan starter sebagai media pertumbuhan
mikroba. Menurut Prasetyo (2019) silase merupakan hijauan pakan segar yang telah
diawetkan dalam kondisi anaerob dengan penambahan asam dari proses anaerob.
Pakan hasil dari fermentasi sebagai pakan alternatif yang dapat digunakan pada
ternak ruminansia (kambing dan sapi) (Prasetyo, 2019).
Lama penyimpanan pakan fermentasi telah banyak dilakukan penelitian,
seperti yang dilaporkan oleh Jaelani, dkk. (2015) bahwa lama penyimpanan pelepah
sawit selama 6 minggu menghasilkan pH 5,66. Irawati, dkk. (2019) melaporkan
bahwa lama penyimpanan pakan fermentasi eceng gondok (7 hari, 14 hari dan 21
hari) dapat mempengaruhi kualitas fisik (pH, warna, dan aroma).
Berdasarkan permasalahan diatas, perlu adanya penelitian secara ilmiah lebih
lanjut tentang lama penyimpanan pakan fermentasi rumput Brachiria mutica
terhadap derajat keasaman (pH) dan uji fisik (Warna, aroma, tekstur dan jamur.
Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan mengevaluasi
pengaruh lama penyimpanan pakan fermentasi rumput Brachiria mutica terhadap
kualitas yang diamati secara fisik (Warna, aroma, tekstur dan jamur dan nilai pH.
1.2 Rumusan Masalah
Dapat dirumuskan bahwa bagaimana pengaruh lama proses fermentasi
rumput Brachiria mutica terhadap uji pH dan fisik (Warna, aroma, tekstur dan
jamur.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengkaji dan mengevaluasi pengaruh lama penyimpanan pakan fermentasi
rumput Brachiria mutica terhadap uji pH .
2. Mengkaji dan mengevaluasi kualitas fisik (warna, bau, tekstur dan kondisi
jamur) pakan silase yang dihasilkan dari rumput Brachiria mutica.
1.4 Manfaat Penelitian
Sebagai acuan pedoman dalam penyimpanan pakan fermentasi rumput
Brachiria mutica dengan lama penyimpanan yang berbeda terhadap kualitas fisik
3
(Warna, aroma, tekstur dan jamur) dan pH pakan yang dihasilkan, bagi para
peternak dan penelitian selanjutnya.
1.5 Hipotesis
Diduga bahwa lama penyimpanan pakan fermentasi rumput Brachiria mutica
dapat menghasilkan pH dan fisik (warna, bau, tekstur dan kondisi jamur) yang baik
pada pakan silase yang dihasilkan.
1.6 Kerangka Penelitian
Pakan Hijauan
Perlu adanya
pengawetan pakan
hijauan dengan
teknologi fermentasi
Menghasilkan Pakan
Silase
II TINJAUAN PUSTAKA
pada saat musim kemarau produksi rumput menurun. Hal ini menyebabkan
kesulitan peternak dalam mendapatkan pakan hijauan. Untuk mengantisipasi
kekurangan ketersediaan rumput Brachiria mutica pada musim kemarau adalah
dengan memperpanjang masa simpan dari rumput Brachiria mutica yang melimpah
jumlahnya pada musim penghujan (Kurnianingtyas, 2012).
Kandungan nutrient yang terdapat pada Rumput Brachiria mutica sebelum
difermentasi terdiri dari 8,59% protein kasar, 1,31% Lemak kasar, 43,41% BETN,
33,89 % serat kasar, dan abu 12,80% (Kurnianingtyas, 2012). Menurut Rasjid dan
Ismartoyo (2014) komposisi kimia rumput Brachiria mutica adalah bahan kering
91,61%, bahan organik 88,73%, protein kasar 9,44% serat kasar 34,33%, lemak
kasar 2,70% dan abu 11,27%.
Pandansari, (2012) melaporkan bahwa penggunaan akselerator pada rumput
kolonjono (Brachiria mutica) memberikan hasil pengaruh nyata terhadap
kandungan BK, BO, pH, masing masing 21,97-27,32%, 84,09 – 87,59% dan 3,04
– 5,67. Akan tetapi tidak memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap kualitas
fisik (warna, keberadaan jamur, dan bau) dengan penggunaan akselerator yang
terbaik adalah dengan menggunakan molases.
2.2 Kandungan Nutrisi Rumput Brachiria mutica
Salah satu faktor yang terpenting dari pakan adalah kualitas yang terkandung
didalam pakan seperti nutrisi. Nutrisi pakan sangat penting dan harus di jaga untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan ternak. Nutrisi pakan yang rendah
akan mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ternak, oleh karena nutrisi
dalam pakan ternak harus tersedia dan terpenuhi.
Menurut Pandansari (2012) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa silase
rumput Brachiria mutica dengan perlakuan berbagi macam akselerator bila ditinjau
dari kualitas fisik dan kimiawi disajikan dalam Tabel berikut:
Tabel 1: Kualitas Fisik dan Kimiawi Rumput Brachiria mutica
dari pengawetan hijauan makanan ternak (HMT) melalui proses fermentasi dengan
keadaan hampah udara (en-aerob) dengan menambahkan starter sebagai media
pertumbuhan mikroba. Menurut Prasetyo (2019) silase merupakan hijauan pakan
segar yang telah diawetkan dalam kondisi anerob dengan penambahan asam dari
proses anaerob.
2.4 Bahan Fermentasi
Substrat merupakan media yang mengandung karbohidrat digunakan sebagai
sumber energi bagi pertumbuhan dan aktifitas mikro organisme selama fermentasi,
seperti limbah industri pertanian; dedak, sagu dan kulit coklat (Zakaria, dkk. 2013).
Selain limbah industri pertanian, bahan substrat dapat menggunakan produk. Dalam
pembuatan fermentasi sering menggunakan penambahan aditif yang bertujuan
untuk mempercepat pertumbuhan asam laktat dan asetat guna menurunkan pH dan
mencegah fermentasi yang tidak dikehendaki (Jaelani, dkk. 2018).
Bahan-bahan yang ditambahkan kedalam pakan fermentasi disebut aditif.
Aditif merupakan zat yang ditambahkan kesuatu produk makanan atau minuman
dengan maksud mempercantik atau memperpanjang masa penyimpanan. Aditif
yang digunakan dalam pakan fermentasi harus mudah diperoleh dan tersedia setiap
saat serta tidak kompetetif dengan manusia. Selain itu, aditif juga harus mudah
dicerna dan mudah larut agar memudahkan mikroorganisme dalam pemanfaatan
sumber energy. Menurut Anas dan Syahrir, (2017) penambahan aditif pada pakan
fermentasi harus menyediakan karbohidrat mudah larut untuk dimanfaatkan oleh
mikroorganisme sebagai sumber energy. Handayani, dkk (2018) penambahan aditif
dapat mempercepat penurunan pH sehingga membatasi pemecahan protein dan
menghambat pertumbuhan mikroorganisme aerobic yang merugikan. Nurmi, et.al
(2018) menambahkan bahwa penambahan sumber karbohidrat yang mudah dicerna
seperti dedak halus, tepung tapioca dan gula air dapat meningkatkan kualitas silase.
2.4.1 Molases
Molases merupakan produk sampingan dari industri pengolahan gula yang
masih mengandung gula dan asam-asam organic (Fifendy, dkk. 2013). Molase yang
dihasilkan dari industri gula tebu di Indonesia dikenal dengan nama tetes tebu.
Molasses mengandung bahan kering 81,78%, protein kasar 4,94%, lemak kasar
0,30% dan karbohidrat 39,45% (Rivaldi, 2017). Yanuarinto, dkk (2020)
menambahkan bahwa molasses mengandung kadar air 23%, bahan kering 77%
protein kasar 4,2%, lemak Kasar 0,2%, serat kasar 7,7%, Ca 0,84%, P 0,09%,
BETN 57,1%, abu 0,2% dan Energi metabolis 2.280 kkal/kg.
Molasses digunakan sebagai sumber karbohidrat yang mudah terfermentasi
pada ransum yang kandungan seratnya tinggi dan dan diberi urea. Molasses
menyediakan sumber energy bagi asam laktat (BAL) yang berperan dalam proses
ensilase. Bakteri asam laktat (BAL) akan menghasilkan asam laktat yang
selanjutnya akan menurunkan pH menjadi 3,6-4,1 sehingga menghambat bakteri
8
Pakan fermentasi berkualitas baik yaitu memiliki bau asam khas bau silase.
Bau ini dihasilkan dari aktivitas fermentasi oleh bakteri asam laktat. Christina
(2020) melaporkan bahwa fermentasi batang pisa membean pengaruh nyata
terhadap kualitas fisik dan bau pakan silase.
2.11.3 Uji Tekstur
Tekstur merupakan cara untuk menunjukkan rasa permukaan bahan yang
sengaja dibuat untuk menghasilkan respon kualitas baik maupun buruk. Tekstur
yang baik adalah tekstur yang sama dengan bahan asalnya karena proses fermentasi
adalah proses pengawetan sehingga hasil awetan yang berhasil harus mempunyai
tekstur yang sama dengan asalnya.
Kering atau tidaknya produk hasil fermentasi maka tekstur yang dihasilkan
tergantung pada kadar air bahan. Semakin sedikit kandungan air maka akan
menghasilkan tekstur produk fermentasi yang sedikitkering bahkan kering sekali,
sebaliknya, jika kandungan air tinggi maka dihasilkan tekstur yang agak basah
sampai basah (Telew, 2013). Bahan pakan yang tinggi kandungan airnya sebaiknya
diturunkan terlebih dahulu agar produk fermentasi tidak mudah rusak. Menurut
Christiana (2020) melaporkan bahwa silase yang baik adalah teksturnya tidak
lembek, berair dan tidak mengumpal. Untuk menilai tekstur diperlukan indra peraba
untuk membedakan mana pakan fermentasi yang berkualitas baik dan tidak.
2.11.4 Uji Kondisi Jamur
Kriteria pakan fermentasi yang baik yaitu tidak jamur. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas pakan fermentasi adalah asal atau jenis hijauan,
temperature penyimpanan, tingkat pelayuan sebelum fermentasi, tingkat
kematangan atau fase pertumbuhan tanaman, bahan pengawet, panjang
pemotongan dan kepadatan hijauan dalam silo.
Penyebab tumbuhnya jamur pada pakan hasil fermentasi disebabkan proses
penutupan silo yang kurang sempurna sehingga menyebabkan tidak terjadinya
suasana asam. Jamur dapat dijadikan sebagai indikator karena jamur tidak dapat
hidup pada lingkungan yang asam, sehingga semakin banyak jamur pada pakan
fermentasi dapat dikatakan silase tersebut kurang baik karena suasana asam tidak
terjadi. Kojo (2015) menyatakan pada kadaan asam, jamur tidak dapat tumbuh dan
hanya bakteri saja yang masih aktif terutama bakteri pembentukan asam.
Penilaian kualitas pakan fermentasi berdasarkan uji fisik dapat dilihat pada
tabel berikut.
13
Kualitas Ciri-ciri
- Bersih dari aroma busuk, rasa enak dan aroma asam (tidak
pahit)
- Tidak terdapat jamur, tidak berlendir dan tidak berlumut
Baik Sekali
- pH 3,5-4,2
- Kadar air dan warna seragam biasanya hijau atau kecoklatan
- Tekstur jelas
- Aroma dan rasa asam
- pH 4,2-4,5
Baik
- Warna Hijau
- Tekstur kurang jelas
- Aroma agak tengik
- pH 4,5-4,8
Sedang - Warna Kuning
- Tekstur Kurang jelas
- Terdapat jamur
- Aroma Busuk
- pH 4,8-7
Jelek - Warna coklat tua
- Tekstur rusak
- Banyaknya jamur dan lendir
Sumber: Soekarto, (2004)
14
memberikan penilaian berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan pada uji fisik
(Tabel 4). Skor tertinggi 8-10 sedangkan skor terendah 1-2.
3.5 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan
4 perlakuan dan 5 ulangan, sehingga diperoleh 20 unit percobaan. Petak rancangan
percobaan dijelaskan pada tabel berikut;
Tabel 3: Petak Rancangan Percobaan
Ulangan
Perlakuan
U1 U2 U3 U4 U5
P1 P1U1 P1U2 P1U3 P1U4 P1U5
P2 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4 P2U5
P3 P3U1 P3U2 P3U3 P3U4 P3U5
P4 P4U1 P4U2 P4U3 P4U4 P4U5
Keterangan:
P1 : Lama Penyimpanan 7 hari
P2 : Lama Penyimpanan 14 hari
P3 : Lama Penyimpanan 21 hari
P4 : Lama Penyimpanan 28 hari
Lama perlakuan penyimpanan pakan fermentasi dalam penelitian ini
berdasarkan pada penelitian yang dilaporkan oleh Irawati, dkk (2019) bahwa
fermentasi eceng gondok dengan lama penyimpanan yang berbeda (7 hari, 14 hari
dan 21 hari) dapat mempengaruhi kualitas fisik (pH, Warna dan aroma).
3.6 Variabel Pengamatan
Variable yang di amati selama penelitian ini meliputi:
a. Uji Derajat Keasaman (pH)
Derajat kaasaman (pH) Pakan fermentasi diukur menggunakan pH meter
digital setelah pakan fermentasi di simpan selama 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28
hari. Sebelum melakukan pengujian pH, sampel diberi aquades dengan
perbandingan antara sampel dengan aquades adalah 1:10.
b. Uji Kualitas Fisik
Uji fisik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji warna, bau dan
tekstur serta keberadaan jamur menggunakan penilaian dengan menggunakan 10
penalis untuk memberikan penilaian sesuai pada Tabel 3.
19
Pengamatan
Kondisi* Skor**
Kualitas Fisik
Warna normal/seragam hijau/ kecoklatan 8-10
Warna hijau 5-7
Warna
Coklat kuning 3-4
Warna coklat tua 1-2
Wangi dan tidak asam 8-10
Bau Asam 5-7
Bau/aroma
Bau agak tengik 3-4
Bau busuk 1-2
Padat 8-10
Agak lunak/agak lembek 5-7
Tekstur
Lunak 3-4
Rusak 1-2
Sedikit 8-10
Sedang 5-7
Keberadaan jamur
Banyak 3-4
Sangat banyak 1-2
Sumber: * Soekarto (2004) ** Rahayu dan Aldilof (2020)
3.7 Analisis Data
Data di analisis menggunakan analisa anova (sidik ragam) apabila
perlakuan berbeda nyata (P>0,05) maka akan dilakukan perhitungan uji lanjut beda
nyata jujur (BNJ). Model matematika yang digunakan untuk rancangan ini adalah
sebagai berikut:
Y ij = + αi + βj + εij
Keterangan:
Yij : Pengamatan perlakuan ke-I dan ulangan ke-j
: Rataan Umum
αi : Pengaruh perlakuan ke-i
εij : pengaruh galat pada perlakuan ke-I dan ulangan ke-j
i : 1, 2, 3 dan 4 (perlakuan)
j : 1, 2, 3, 4 dan 5 (ulangan)
20
DAFTARA PUSTAKA
Aglazziyah, H., Ayuningsih, B., dan Khairani, L. 2020. Pengaruh Penggunaan
Fermentasi Terhadap Kualitas Fisik dan pH Silase Rumput Gajah
(Pennisetum purpureum). Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan. 2(3):
156-166.
Anas, M. A., dan Syahrir. 2017. Pengaruh Penggunaan Jenis Aditif Sebagai Sumber
Karbohidrat Terhadap Komposisi Kimia Silase Rumput Mulato. Jurnal
Agrisains. 18(1): 13-22.
Anjalani, R., Silitonga, L., Astuti, H. M. 2017. Kualitas Silase Rumput Gajah yang
Diberi Tepung Umbi Talas Sebagai Aditif Silase. Jurnal Ilmu Hewani
Tropika. 6(1): 29-33.
Chilton, S.N., J.P. Burton and G. Reid. 2015. Inclusion of Fermented Foods in Food
Guides around the World. Nutrien 7: 390-404. Doi:10.3390/nu7010390
Farida, Y., Sasongko, H., dan Sugiyarto. 2018. Pemanfaatan Tanaman Lokal
Sebagai Pakan Ternak Fermentasi dan Suplemen Pakan di Desa Sendang,
Kabupaten Wonogiri. Jurnal Ilmiah Pengamdian Kepada Masyarakat. 4(1):
61-67.
Fifendi, M., Eldini, dan Irdawati. 2013. Pengaruh Pemanfaatan Molase Terhadap
Jumlah Mikroba dan Ketebalan Nata Pada The Kombucha. Prosiding Seminar
FMIP. Universitas Lampung.
Handayani, S., Haraha, A. E., dan Saleh, E. 2018. Kandungan Fraksi Serat Silase
Kulit Pisang Kepok (Musa Paradisiaca) dengan Penambahan Level dedak
dan Lama Pemeraman yang Berbeda. Jurnal Peternakan. 15(1):1-8.
Iglesias, A., A. Pascoal., A. B. Chaupina, C., Carvalho, A., Feas, X., and
L.M.Estevinho. 2014. Developments in the Fermentation Process and Quality
Improvement Strategis for Mead Production. Molecules 19: 12577-12590.
Irawati, E., Purnamasari, E., dan Arsyad, F. 2019. Kualitas Fisik dan Nutrisi Silase
Eceng Gondok (Eichornia craasipes) dengan Lama Fermentasi yang berbeda.
Jurnal Peternakan. 16(1): 18-24.
Jaelani, A., Rostini, T., dan Misransyah. 2018. Pengaruh Penambahan Suplemen
Organik Cair (SOC) dan Lama Penyimpanan Terhadap Derajat Keasaman
(pH) dan Kualitas Fisik Pada Silase Batang Pisang (Musa paradisiaca).
Ziaraa’ah. 43(3): 312-320.
Kojo, R. M. 2015. Pengaruh Penambahan Dedak dan Jagung Terhadap Kualitas
Fisik Silase Rumput Gajah. Jurnal Zootek. 35(1): 21-29.
21
Kusmiah, N., Rahman, A. N., dan Supardi. 2020. Pembuatan Pakan Ternak
Fermentasi Jerami Padi dan Hijauan Segar. Jurnak Pengabdian Kepada
Masyarakat. 20(20): 29-30.
Liu, J., Liu, J. Ren, J. Zhao, X. Yuan, X. Wang, Z. M. S., Abdelfattahand Z, Cui.
2015. The Effects of Fermentation and adsorption using lactic acid
bacteriaculture broth on the feed quality of rice straw. Journal of Integrative
Agriculture. 14(3): 503-513.
Ningtyas, K. B. I. 2012. Pengaruh Macam Akselerator Terhadap Nilai Nutrisi Silase
Rumput Kolonjono (Brachiria mutica) Ditinjau Dari Nilai Kecernaan dan
Fermentabilitas Silase Dengan Teknik In-Vitro. Skripsi. Fakultas Pertanian,
Universitas Sebelas Maret: Surakarta.
Nurmi, A., Santi, M. A., Harahap, N. and Harahap, M. 2018. Percentage of carcass
and Mortality of Broiler and Native Chicken Fed with Unfermented and
Fermented Arengan Waste. Jurnal Ilmu Peternakan Terpadu. 63(3): 134-139.
Pandansari, R. P. 2012. Pengaruh Macam Akselerator Terhadap Kualitas Fisik dan
Kimiawi Silase Rumput Kolonjono (Brachiria mutica). Skripsi. Fakultas
Pertanian Jurusan Peternakan, Universitas Negeri Surakarta. Surakarta.
Prasetyo, B. D. 2019. Pembuatan Pakan Ternak Fermentasi (Silase). Indonesia
Journal of Community Empowermont. 1(1): 48-54.
Rahayu, S., dan Aidilof. 2020. Pengaruh Penggunaan Win Prob Terhadap Kualitas
Fisik Fermentasi Bagase Tebu (Saccharum officinarum L.). Seminar Nasional
Multi Disiplin ilmu. 1(1): 285-291.
Rahmawati, Nikmah, A., dan Risna, Y. K. 2018. The Effect of Fermentation of the
Peel of Arabica Coffe with Win Prob Probiotics on Crude Fiber Conten and
Fiber Frantion. Emerald Reach Proceedings Series. 1(2): 121-126.
Rasjid, S. dan Ismartoyo. 2014. Nilai Indeks Pakan Kambing Berdasarkan Studi In-
Sacco dan In-Vivo. Bluten Nutrisi dan Makanan Ternak. 10(1): 1-11.
Rikmana, R. 2005. Budidaya Rumput Unggul Hijauan Makanan Ternak. Kanisius:
Yogyakarta.
Rivaldi, Y.2017. Kandungan Nutrisi Ampas Sagu yang diFermentasi Dengan Level
Molases dan Lama Fermentasi yang Berbeda. Skripsi Thesis, Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Rostini, T., Biyatmoko, D., Zakir, I. dan Hidayatullah, A. 2017. The Effect Strorage
of Quality and Physical Wafer Forage Complete Based Waste Oil Palm.
Internasional Journal of Advanced Research (IJAR) 5(4): 1164-1170.
Rukmana, R. 2005. Budi Daya Rumput Unggul Hijauan Makan Ternak. Kanisius;
Yogyakarta.
22
Soekarto, S.T. 2004. Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil
Pertanian. Bhratara Karya Aksara: Jakarta.
Telew, C., Kereh, G. V., Untu, M. I. dan Rembet, W. B. Rembet. 2013. Pengayaan
Nilai Nutritif Sekam Padi Berbasir Bioteknologi “Effevtive Microorganisme”
(EM4) sebagai bahan organic. Jurnal Zootek. 32(5): 95-115.
Utomo, R. 2015. Konversi Hijauan Pakan dan Peningkatan Kualitas bahan Pakan
Berserat tinggi. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Zaizal, L., Sujono, Sunatyo, dan Yani, A. 2011. Pengaruh kualitas dan Keterssdian
Pakan untuk mengatasi kesulitan dimusim kemarau pada Kelompok
Peternakan sapi Perah. Jurnal dekdikasi. 8(1): 19-25.
Zakaria, Y., Novita, I.C., dan Samadi. 2013. Efektifitas Fermentasi dengan Sumber
Subtstrat yang berbeda Terhadap Kualitas Jerami Padi. Agripet. 13(1): 22-25.
23
Lampiran 1: Tabel pengamatan uji pH dan Uji Fisik Lama Penyimpanan Pakan
Fermentasi Selama Penelitian
Uji Fisik
Perlakuan Ulangan pH Keberadaan
Warna Aroma Tekstur
Jamur
U1
U2
P1 U3
U4
U5
U1
U2
P2 U3
U4
U5
U1
U2
P3 U3
U4
U5
U1
U2
P4 U3
U4
U5