PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
SINUNG ADITYA
2017340047
2021
PEMBUATAN SEASONING ORGANIK DARI JAMUR TIRAM
(KAJIAN KONSENTRASI GARAM DAN LAMA
FERMENTASI)
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
SINUNG ADITYA
2017340047
i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Mengetahui,
Ketua Program Studi
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan
pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini
dengan baik. Penyusunan proposal penelitian ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Eko Handayanto, M.Sc., Rektor Universitas Tribhuwana
Tunggadewi, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
memperoleh beasiswa pendidikan sehingga penulis bisa belajar menulis
melalui lembaga pendidikan ini
2. Dr. Ir. Amir Hamzah, MP., Dekan Fakultas Pertanian Universitas Tribhuwana
Tunggadewi, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
belajar di Fakultas Pertanian
3. Lorine Tantalu, S.Pi.,MP.,M.Sc., Ketua Program Studi Teknologi Industri
Pertanian, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar
di Program Studi yang ibu pimpin
4. Dr. T. Budi Santosa, SP, MP., Dosen Pembimbing Pertama, yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan proposal
penelitian ini.
5. Wirawan, STP., MMA., Dosen Pembimbing Kedua, yang telah membimbing
penulis dalam penyusunan proposal penelitian ini.
6. Bapak dan ibu dosen penulis di Program Studi Teknologi Industri Pertanian
atas didikan, arahan dan bimbingannya selama perkuliahan.
7. Kedua orang tua, saudara dan teman-teman yang telah memberikan dorongan
materil, motivasi, dan dukungannya untuk menyelesaikan proposal penelitian
ini.
Segala upaya telah dilakukan dalam penyusunan proposal penelitian ini,
penyusun menyadari bahwa masih terdapat kekurangan yang perlu
disempurnakan. Oleh karena itu, saran dan kritikan dari pembaca sangat
diharapkan. Semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vi
1
I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Memperoleh konsentrasi garam dan lama fermentasi yang tepat dalam
pembuatan seasoning organik dari jamur tiram
2. Melakukan analisa usaha pembuatan seasoning organik dari jamur tiram
berdasarkan perlakuan yang terbaik
1.3 Hipotesis
1. Diduga konsentrasi garam dan lama fermentasi berpengaruh terhadap kualitas
seasoning organik dari jamur tiram
2. Diduga usaha pembuatan seasoning organik dari jamur tiram layak untuk
diusahakan
3
Jenis-jenis seasoning
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis jamur kayu
yang dapat dikonsumsi termasuk kelompok Basidiomycota dan kelas
Homobasidiomycetes. Nama jamur tiram diberikan karena bentuk tudung jamur
agak membulat, lonjong dan melengkung menyerupai cangkang tiram (ostreatus)
sedangkan pertumbuhan tangkai jamur yang menyamping disebut Pleurotus
Pleurotus tergolong saprofit yang tumbuh pada kayu dan di alam bebas pleurotus
dapat hidup pada jaringan tumbuhan berkayu yang masih hidup atau yang sudah
mati.
Jamur tiram atau Pleurotus ostreatus ini merupakan salah satu jamur yang
bisa dikonsumsi serta bergizi tinggi dari kelompok Basidiomycota dan juga
7
Kingdom : Myceteae
Divisi : amastigomycota
Kelas : Basidiomycetes
Seb Kelas : Holobasidiomycetidae
Ordo : Agaricales
Famili : Tricholomataceae
Genus : Pleurotus sp.
Spesies : Pleurotus ostreatus
Jamur tiram ini mempunyai warna yang sangat bervariasi mulai dari yang
warna putih, abu-abu, dan coklat tua. Tepi dari tudung menggulung kedalam,
sedangkan pada jamur yang masih muda seringkali terlihat bergelombang atau
bercuping. Jamur tiram ini berdaging tebal, mempunyai warna putih serta lunak
pada bagian tangkai. Tangkai jamur ini terkadang ada serta juga tidak tergantung
pada pertumbuhan. Tumbuh pendek, koko serta tidak di pusat ataupun lateral,
panjang sekitar 0,5-4,0 cm , gemuk, padat, kuat dan kering. Pada umumnya
berambut ataupun berbulu kapas paling sedikit berada di dasar.
Mempunyai spora sebagai alat perkembangbiakan diri, licin jika sedang di
sentuh, bentuk batang berukuran sekitar 8-11×3-4μm serta miselia mempunyai
warna putih yang bisa tumbuh dengan sangat cepat. Tanaman jamur tiram ini
tidak mengandung klorofil sehingga tidak bisa berfotosintesis seperti halnya
tumbuhan tingkat tinggi. Jamur ini memperoleh makanan secara heterotrof dengan
cara mengambil makanan dari bahan organik. Berbagai bahan organik yang ada di
sekitar tempat tumbuhnya ini akan diubah menjadi berbagai molekul sederhana
dengan bantuan enzim yang telah dihasilkan oleh hifa. Untuk selanjutnya berbagai
molekul sederhana tersebut bisa diserap langsung oleh hifa. Jadi, jamur ini tidak
seperti organisme heterotrof lainnya yang bisa menelan makanan kemudian
mencernakannya sebelum mulai diserap.
Tangkai tanaman ini pendek atau panjang sekitar 2-6 cm tergantung pada
kondisi lingkungan serta iklim yang mempengaruhi pertumbuhannya. Tangkai ini
yang nantinya menyangga tudung agak lateral atau di bagian tepi ataupun
eksentris atau agak ke tengah. Tanaman jamur tiram ini termasuk golongan jamur
yang mempunyai spora yang berwarna. Jejak dari sporanya menampakkan warna
putih sampai dengan kuning
Istilah stoma pada tanaman jamur tiram ini dikenal sebagai hifa. Hifa bisa
dipadankan dengan fase vegetatif pada tumbuhan. Hifa ini berbentuk seperti
benang ataupun filament. Hifa bisa tumbuh ke segala arah pada bagian ujung-
ujungnya serta pada berbagai bagian tertentu tempat cabang dibentuk. Kumpulan
dari hifa yang bersekat serta hifa seperti ini dinamakan dengan hifa bersekat. Jadi,
jamur ini mempunyai hifa multisel.
1. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Jamur tiram putih ini tumbuh membentuk
rumpun dalam sàtu media. Setiap rumpun memiliki percabangan yang cukup
banyak. Daya simpannya lebih lama dibandingkan dengan jamur tiram kuning,
meskipun tudungnya lebih tipis dibandingkan dengan jamur tiram coklat dan
jamur tiram kuning.
2. Jamur tiram coklat (P. abalonus), warna tubuhnya kecoklatan. Jamur tiram coklat
mempunyai rumpun yang lebih sedikit dibandingkan dengan jamur tiram putih
9
dan jamur tiram kuning, tapu tudungnya lebih tebal dan daya simpannya lebih
lama.
3. Jamur tiram kuning (Pleurotus sp), warna tubuhnya kuning tapi jenis jamur ini
sangat jarang ditemukan. Jamur ini memiliki rumpun paling banyak dibandingkan
dengan jamur tiram coklat maupun jamur tiram putih, tetapi jumlah cabangnya
sedikit dan lebih tipis dibandingkan dengan jamur tiram coklat serta daya
simpannya paling pendek.
2.5 Kandungan Nutrisi dan Manfaat jamur
Jamur tiram merupakan jenis jamur kayu yang mempunyai kandungan nutrisi
lebih tinggi dibandingkan jenis jamur kayu lainnya. Dalam 100 gram jamur tiram
kering memiliki kandungan nutrisi:
tabel 1.2
Jamur tiram memiliki sifat menetralkan racun dan zat-zat radioaktif dalam
tubuh. Khasiat jamur tiram untuk kesehatan adalah menghentikan pendarahan dan
mempercepat pengeringan luka pada permukaan tubuh, mencegah penyakit
diabetes mellitus, penyempitan pembuluh darah, memurunkan kolesterol darah,
10
menambah vialitas dan daya tahan tubuh serta mencegah penyakit tumor atau
kanker, kelenjar gondok, influenza, sekaligus memperlancar buang air besar.
Keterangan :
TFC = Total Fixed Cost (Total Biaya Tetap)
X1 = Jumlah fisik dari infut peralatan yang membentuk biaya tetap
PX1 = Harga infut peralatan yang digunakan dalam produksi
N = Banyak infut peralatan yang digunakan dalam produksi
I = Jenis peralatan
c. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)
Biaya Tidak Tetap merupakan biaya yang dipengaruhi oleh produksi
yang dilakukan misalnya biaya bahan baku, biaya kemasan, dan biaya bahan
tambahan. Untuk perhitungan biaya tidak tetap (variable cost) dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
n
TVC = ∑ Y 1.PY1
i=1
Keterangan :
TFC = Total Variable Cost (Total Biaya Tidak Tetap)
Y1 = jumlah fisik dari infut peralatan yang membentuk biaya tetap
PY1 = harga infut peralatan yang digunakan dalam produksi
n = banyak infut peralatan yang digunakan dalam produksi
i = jenis peralatan
d. Biaya Total
13
Biaya Total merupakan hasil penjumlahan antara biaya tetap dan biaya
tidak tetap. Biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
TC= TFC+TVC
Keterangan :
TC = Biaya Total (Total Cost)
TFC = Total Biaya Tetap ( Fixed Cost)
TVC = Total Biaya Variable (Variable Cost).
Setelah diketahui biaya produksi (Total cost, fixed cost, dan variable cost)
diketahui, selanjutnya melakukan analisis finansial dengan beberapa metode
sebagai berikut:
a. Harga Pokok Produksi (HPP)
Harga pokok produksi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi suatu barang (jasa) selama 1 tahun periode produksi.
a−c
Payback Periode = [n+ ] x 1 tahun
b−c
Keterangan :
n = Tahun terakhir dimana kumulatif net cash belum mencapai intial
investment (modal awal)
a = Initial investment (modal awal)
b = Jumlah kumulatif net cash inflow pada tahun ke-n
c = Jumlah kumulatif net cash inflow pada tahun ke – n+ 1
16
3. Pemasaran Produk
Pemasaran seasoning organik jamur tiram ini sangat potensial karena
masih sedikit kompetitor dilapangan, baik door-to-door maupun menggunakan
dropshiper ataupun marketplace social media dengan harga yang bervariasi mulai
dari 25.000-75.000 dengan kemasan yang bermacam-macam ukuran. (tokopedia,
2021).
F1 = 1 hari
F2 = 3 hari
F3 = 5 hari
Masing-masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Total
sampel yang diperoleh sejumlah 27 sampel
e. Hasil destilasi dititrasi dengan larutan HCL 0,02 N sampai berubah menjadi
warna ungu.
Analisa asam amino ini diperlukan untuk mengalisis hasil industri seperti
makanan, obat-obatan, juga untu analisis cairan biologi dan hidrolisat protein.
Cara analisis yang banyakdigunakan dalah dengan cara Kromatografi dengan
berbagai macam teknik seperti kromatografi kertas, lapisan kertas tipis, dan
kolom. Kromatografi kolom ini paling banyak dikembangkan karena selain dapat
digunakan untuk keperluan kualitatif juga dapat untukkeperluan kuantitatif dan
preparatif. Akan tetapi pada kromatografi kolom biasa(open coloumn) diperlukan
waktu yang lama untuk memisahkan asam amino secara sempurna. Karena itu
19
perlu metode analisis yang dapat memisahkan asam amino secara sempurna dan
dalam waktu yang relative singkat.
1. Mengelompokkan parameter
NP−NTJ
NE =
NTB −NTJ
Dimana:
NE = Nilai Efektivitas
NP = Nilai perlakuan
Untuk parameter dengan nilai rata-rata semakin baik maka nilai terendah
sebagai nilai terjelek dan nilai tertinggi sebagai nilai terbaik, sebaliknya untuk
parameter dengan nilai semakin kecil semakin baik maka nilai tertinggi sebagai
nilai terjelek dan nilai terendah sebagai nilai terbaik. Menghitung Nilai Hasil
(NH). Nilai Hasil diperoleh dari perkalian nilai efektivitas dengan bobot nilai.
Menjumlahkan NH dari semua parameter pada masing-masing kelompok
perlakuan yang mempunyai NH tertinggi adalah perlakuan terbaik pada kelompok
parameter.
Dimana :
TR = Py.Y
Dimana :
Dimana :
DAFTAR PUSTAKA
Ahillah, N., Rusdanillah, A. and Afiana, W., 2017. Pengaruh Konsentrasi Garam Pada
Fermentasi Ikan Wader (Rasbora lateristriata). Bioedukasi: Jurnal Pendidikan
Biologi, 10(2), pp.12-17.
Asngat, A. Lina Agustina. Shinta Nur F. Akhadia S.W. dan Wahyu K.J. 2021.
Kualitas Penyedap Rasa Alami Dalam Bentuk Cair Dari Kombinasi
Berbagai Jamur Edibel Dengan Penambahan Variasi Glukosa. Jurnal
Bioeksperimen 7(1): 34 – 41.
22
Gadri, A.R.. 2016. Karakterisasi Garam Gurih Berbasis Jamur Tiram (Pleurotus
Ostreatus) Dengan Variasi Konsentrasi Enzim Protease Biduri dan Waktu
Hidrolisis (Doctoral dissertation).
Kadaryati, S., Arinanti, M. and Afriani, Y., 2019. Formulasi dan Uji Sensori
Produk Bumbu Penyedap Berbasis Jamur Tiram (Pleurotus
ostreatus). agriTECH, 41(3), pp.285-293.
Lisa, M., Lutfi, M. and Susilo, B., 2015. Pengaruh suhu dan lama pengeringan
terhadap mutu tepung jamur tiram putih (Plaerotus ostreatus). Jurnal
Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, 3(3), pp.270-279.
Martono, Y., Danriani, L.D. and Hartini, S., 2016. Pengaruh Fermentasi Terhadap
Kandungan Protein Dan Asam Amino Pada Tepung Gaplek Yang
Difortifikasi Tepung Kedelai (Glycine max (L)). Agritech, 36(1), pp.56-
63.
Mayasari, E., Priyono, S., Ulfa, M. and Saloko, S., 2018, July. Identifikasi Asam
Amino Glutamat Pada Bumbu Instant Dun San-Sakng ( Albertisia
Papuana Becc.). Seminar Nasional Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan
Teknologi 2018.
Palupi, N.W. Citra Ayu Mayasari. Frida Maslikhah dan Subekah Nawa Kartika
Sari. 2013. Kajian Pembuatan Seasoning Alami Cair Berbahan Dasar
Jamur Merang (Volvariella volvaceae) Dengan Variasi Jumlah
Penambahan Glukosa. Jurnal Ilmiah Inovasi 13(3): 227 – 232.
Poke, L.C., 2017. Kombinasi Jagung (Zea Mays L.) dan Tepung Jamur Tiram
Putih (Pleurotus ostreatus Jacq.) Terhadap Kualitas Tortilla Chips (Keripik
Jagung) (Doctoral dissertation, UAJY).
23
Witdarko, Y., Bintoro, N., Suratmo, B. and Rahardjo, B., 2016. Pemodelan
matematis hubungan kadar air tepung dengan variabel proses pada
pengeringan mekanis tepung kasava menggunakan pneumatic
dryer. Agritech, 36(1), pp.111-116.