Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS ALUR PELAYANAN PENDAFTARAN

DAN FAKTOR PENYEBAB WAKTU TUNGGU PASIEN SERTA PENGUMPULAN


BERKAS RAWAT INAP (BPJS ATAU ASURANSI)
DENGAN SISTEM DOUBLE CHECK

DISUSUN OLEH:

1. SISCA MIRFIYATI, AMD


2. LILIS YULIANA
3. M MAULANA HASANUDIN
4. DEWI AGUSTIA AMRIANI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latarbelakang

Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Menurut Undang –
undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit bahwa tugas
rumah sakit adalah memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
Fungsi rumah sakit itu sendiri adalah penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan
pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

Dengan demikian rumah sakit merupakan institusi yang multi produk, padat
modal, padatkarya, dan pada teknologi, sehingga memerlukan manajemen yang baik
dalam pengelolaannya.

Upaya menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada dasarnya


merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan itu sendiri, guna
menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan tersebut telah dikembangkan
suatu program khusus yang dikenal dengan menjaga mutu pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang selalu berupaya
memenuhi harapan pasien. Semua itu akan meningkatkan reputasi organisasi
pelayanan kesehatan yang bersangkutan, sehingga organisasi pelayanan kesehatan itu
akan selalu menjadi pilihan bagi siapa saja yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

Dalam sebuah organisasi pelayanan, mutu pelayanan dapat dinilai pada


masing – masing bagian, salah satu bagian yang penting adalah bagian loket
pendaftaran. Dimana di bagian pendaftaran tersebut apabila pelayanan yang diberikan
tidak dapat menampung jumlah kedatangan konsumen maka akan muncul antrian.
Dalam kehidupan sehari - hari kata antrian sangat sering dijumpai pada saat
menunggu giliran untuk menerima pelayanan. Antrian yang sangat panjang dan
terlalu lama untuk memperoleh giliran pelayanan sangat menjengkelkan, sedangkan
rata - rata lamanya waktu menunggu sangat tergantung kepada rata - rata tingkat
kecepatan pelayanan dan jumlah sarana pelayanannya.
Loket pendaftaran di Rumah Sakit memegang peran penting karena
menyediakan data catatan medis pasien. Selain itu, bagian pendaftaran merupakan
elemen kunci dalam koordinasi kegiatan unit lain di rumah sakit yang diawali dengan
registrasi pasien. Pelayanan pendaftaran adalah jenis pelayanan front office yang
menjadi ujung tombak pelayanan karena merupakan pelayanan yang pertama dan
secara langsung berinteraksi dengan pasien, sehingga dapat memberikan kesan kepada
pasien terhadap mutu pelayanan secara umum. Selain itu, Salah satu dimensi mutu
pelayanan kesehatan adalah akses terhadap pelayanan yang ditandai dengan waktu
tunggu pasien.

Waktu tunggu adalah waktu yang digunakan pasien untuk mendapatkan


pelayanan kesehatan mulai tempat pendaftaran sampai masuk keruang pemeriksaan
dokter. Waktu tunggu pasien merupakan salah satu komponen yang potensial
menyebabkan ketidakpuasan. Lama waktu tunggu pasien mencerminkan bagaimana
RS mengelola komponen pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan
pasien.

Kategori jarak antara waktu tunggu dan waktu periksa yang diperkirakan bias
memuaskan atau kurang memuaskan pasien antara lain yaitu saat pasien dating mulai
dari mendaftar ke loket, antri dan menunggu panggilan ke poli untuk dianamnesis dan
diperiksa oleh dokter, perawat atau bidan. Standar pelayanan minimal di rawat jalan
berdasarkan Kemenkes Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 ialah kurang atau sama
dengan 60 menit. Biasanya pasien/keluarga menunggu bias lebih dari standar
pelayanan minimal.

Oleh karena itu, butuh perbaikan dalam suatu pelayanan pendaftaran dan
waktu tunggu pasien agar pasien/keluarga menjadi puas dalam menerima pelayanan
dan keluarga/pasien mengetahui alur pelayanan pendaftaran.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat diambil suatu permasalahan yang terjadi, antara lain:

a. Bagaimana alur pelayanan pendaftaran dan sistem antrian rawat jalan dalam
memperbaiki waktu tunggu layanan (proses kedatangan, pelayanan, dan sumber
daya manusia)?
b. Bagaiman alur dalam pengumpulan berkas pasien BPJS khusus Rawat Inap yang
efektif dan efesien dalam sistem double check?
C. Tujuan Kaizen :
1. Untuk mengetahui alur pelayanan pendaftaran dan antrian rawat jalan.
2. Untuk mengidentifikasi tahapan yang perlu diberikan perbaikan agar kesan lambat
dan lama bisa dikurangi bahkan dihilangkan.
3. Untuk mengetahui alur dalam pengumpulan berkas pasien BPJS (Rawat Inap)
agar lebih efektif dan efesien.
BAB II

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kuallitatif deskriptif. Pengumpulan data


dilakukan dengan melakukan pengamat langsung. Alat bantu yang digunakan antara lain
proses kedatangan dan tingkat pelayanan di loket rawat jalan. Penelitian dilaksanakan di RSI
“Sultan Hadlirin” Jepara. Waktu pelaksanaan penelitian bulan Desember 2019. Objek yang
diteliti adalah waktu pelayanan, tingkat kedatangan, dan alur pelayanan. Teknik pengambilan
sampel dilakukan di loket pendaftaran rawat jalan.
BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Alur pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan


Tempat pendaftaran pasien rawat jalan di RSI terdiri dari beberapa loket
antara lain loket 1, loket 2, loket 3 dan loket 4. Untuk setiap loket tidak dijelaskan
secara spesifik untuk pendaftaran rawat jalannya dan untuk masing-masing loket
ditempati oleh satu orang petugas, masing-masing loket juga terdapat meja dan kursi
serta terdapat komputer sebagai sarana pelayanan.
Ruang tunggu pendaftaran terdapat kursi panjang memuat 5 orang sebanyak
10 kursi sehingga dapat memuat kurang lebih 50 orang. Jika terjadi jam sibuk
pelayanan akan mengalami kepadatan pasien di loket pendaftaran, tidak
memungkinkan pasien menunggu untuk giliran pelayanan dengan berdiri di sekitar
ruang tunggu pendaftaran. Di belakang kursi ruang tunggu merupakan jalan untuk
keluar masuk pintu utama rumah sakit.
Tempat untuk pengambilan nomor antrian pendaftaran terletak di samping
kursi tunggu dan dan lumayan jauh dari pintu masuk loket pendaftaran rawat jalan
dan terhalang tiang, tidak terdapat informasi tentang tata cara pengambilan nomor
antrian pendaftaran. Fasilitas didalam ruangan tidak ber AC, tidak terdapat fasilitas
hiburan seperti TV, music dan lain-lain.
Pengaturan Antrian di TPPRJ :
1. Aturan antrian yang dipergunakan di tempat pendaftaran pasien rawat
jalan di RSI adalah “FIRST IN FIRST OUT” yaitu pasien yang datang
terlebih dahulu yang akan dilayani lebih dulu.
2. Waktu kedatangan pasien bersifat RANDOM yaitu tidak teratur yang
berarti bahwa kedatangan seorang pasien yang akan meminta pelayanan di
tempat pendaftaran rawat jalan tidak diikuti suatu pola waktu tertentu.

Tingkat kedatangan pasien tidak terbatas. Pola kedatangan pasien ada yang
satu per satu maupun berombongan. Dan pengambilan antrian sesuai dengan
poliklinik yang dituju, antara lain Poli UMUM, poli DALAM, Poli Bedah, dan
Khusus. Untuk poli UMUM antara lain Poli Obsgin, Poli Mata, Poli Syaraf, Poli
THT, Poli Anak, Poli Paru, Poli Rehab Medik, Poli Jiwa, Poli Orthopedy. Antrian
Poli Dalam Khusus Poli Penyakit Dalam. Dan antrian Khusus untuk pendaftaran
Online (H-1) dan pengumpulan berkas yang kurang syarat sebelumnya saat
mendaftar.
Disetiap pengambilan antrian dimana ada jam sibuk yaitu pada awal
pembukaan pintu loket dalam pengambilan nomor antrian pada jam 06.00 – 06.15.
tetapi waktu pelayanan pendaftaran rawat jalan dimulai jam 07.00 – selesai. Jadi pasien
yang datang awal hampir menunggu satu jam lebih di ruang tunggu loket pendaftaran.

Karakteristik antrian
Alur pendaftaran pelayanan yang terdapat pada loket pendaftaran rawat jalan
RSI tidak sama dengan fakta yang ada di lapangan. Banyak pasien yang merasa
kebingungan untuk melakukan pendaftaran, seperti pasien yang masuk ke ruangan
langsung duduk di ruangtunggu loket, setelah lama menunggu pasien datang ke
petugas loket menanyakan kenapa tidak di panggil-panggil, lalu petugas loket
mengarahkan untuk mengambil nomor antrian terlebih dahulu. Dari kejadian tersebut
karena tidak adanya petunjuk dimana harusnya mengambil nomor antrian dan tempat
pengambilan nomer antrian yang kurang strategis.
Di tempat pengambilan nomor antrian terdapat satu satpam sebagai petugas
untuk membantu pengambilan nomor antrian. Petugas (satpam) yang duduk
disamping tempat pengambilan nomer antrian sehingga tidak memantau kejadian
pasien yang tidak mengambil nomor antrian terlebih dahulu karena pintu loket
pendaftaran rawat jalan merupakan pintu utama rumah sakit, jadi pasien yang masuk
ataupun menunggu di ruang tunggu loket rawat jalan tidak seluruhnya pasien yang
akan berobat rawat jalan melainkan ada beberapa yang akan besuk pasien rawat inap,
ataupun menunggu keluarga yang sedang berobat.
Kebingungan pasien untuk pendaftaran terjadi juga karena peletakkan alur
pelayanan pendaftaran di papan informasi kurang strategis sehingga pasien yang akan
mendaftar tidak mengetahui adanya alur pelayanan, dan seharusnya di letakkan dekat
dengan pintu utama loket agar selalu terbaca sewaktu pasien kebingungan untuk
melakukan pendaftaran.
Untuk pengambilan nomer antrian, waktu kedatangan pasien biasanya rata-
rata sebelum subuh sekitar jam 04.00 untuk menulis di kertas yang sudah disediakan
oleh petugas (satpam) agar saat waktu pemberian nomer antrian tidak terjadi rebutan
sehingga menjadi tertib saat pengambilan nomer antrian. Untuk pemberian nomer
antrian dibuka jam 06.00, banyak pasien datang dan menunggu waktu untuk
pelayanan pendaftaran terlalu lama.
Waktu Tunggu Pasien
Nomer Loket Loket BPJS Waktu Tunggu
No
Antrian Nomor Pendaftaran Masuk SEP Menit
1 A-002 06.11 07.14 07.15 07.15 64
2 A-004 06.13 07.17 07.17 07.19 66
3 A-006 06.14 07.21 07.22 07.23 69
4 A-008 06.14 07.24 07.24 07.26 72
5 A-013 06.18 07.29 07.30 07.32 74
6 A-015 06.20 07.34 07.35 07.36 76
7 A-017 06.21 07.38 07.38 07.39 78
8 A-018 06.22 07.40 07.41 07.42 81
9 A-019 06.22 07.43 07.44 07.46 84
10 A-020 06.23 07.47 07.48 07.49 86
11 A-021 06.24 07.50 07.51 07.52 88
12 A-031 07.38 08.06 08.11 08.12 34
13 A-032 07.42 08.13 0815 08.15 33
14 A-033 07.43 08.17 08.18 08.19 36
15 A-034 07.45 08.20 08.25 08.26 41
16 A-035 07.45 08.27 08.28 08.29 44
17 A-036 07.54 08.30 08.31 08.33 38
18 A-037 08.00 08.34 08.35 08.36 36
19 A-038 08.06 08.38 08.39 08.39 23
20 A-039 08.19 08.41 08.42 08.44 25

Lama waktu tunggu pasien mengenai waktu pelayanan diketahui bahwa


pelaksanaan pelayanan pasien rawat jalan dimulai saat pasien dipanggil ke loket
pendaftaran sesuai dengan nomor antriannya. Adapun kendala yang terjadi selama
proses ini antara lain saat pasien dipanggil ke loket pendaftaran dan pasien adalah
pasien tidak membawa kartu pengenal pasien (pasien lama), pasien baru, atau ada juga
pasien yang membawa surat rujukan yang sudah tidak berlaku lagi (pasien BPJS).
Selain itu terjadi hambatan dalam pembuatan SEP karena terjadi gangguan koneksi
internet (SIM dan Printer Eror), terjadi kesalahan penyimpanan berkas rekam medik
pasien (human error), adanya petugas yang kurang tepat waktu dalam melaksanakan
tugas. Kurangnya komunikasi antara pasien dengan petugas sehingga pasien tidak
membawa persyaratan pendaftaran dengan lengkap, pasien salah loket pendaftaran,
dan pasien baru tidak mengisi form pendaftaran untuk pasien baru.
Tingkat Pelayanan dan waktupelayanan. Ketersediaan pelayanan di loket
pendaftaran rawat jalan yaitu setiap hari senin sampai sabtu dengan jam operasional
sebagai berikut:
Senin - Rabu : 07.00 – 16.00 WIB
Kamis : 07.00 – 19.00 WIB
Jum’at - Sabtu: 07.00 – 16.00 WIB
Dapat disimpulkan waktu pelayanan kurang lebih 2 menit untuk masing -
masing pasien karena dapat dilihat dari menerima pasien sampai pencetakan SEP.
Dan waktu yang membutuhkan waktu lama dikarenakan pendaftaran pasien baru.
BAB IV
PERBAIKAN

A. Perbaikan Alur Proses Pelayanan


Kemampuan Rumah Sakit untuk membenahi waktu tunggu serta memberikan
sentuhan pada sistem antrian akan sangat mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan
RS. Pembenahan bisa dilakukan oleh RS dengan membagi menjadi;
pembenahan aspek teknis berupa perbaikan yang terkait percepatan proses layanan,
dan pembenahan aspek psikologis yang terkait dengan mengelola persepsi pasien
akan antrian ketika menunggu layanan. Kedua hal ini saling berkaitan akan tetapi
aspek yang kedua sering kali terlupakan didalam proses memperbaiki kecepatan
layanan di RS.
Pembenahan Aspek teknis dalam percepatan proses layanan di RSI sudah
didukung dengan pendaftaran berbasis online (atau lewat aplikasi) bisa diakses di
internet. Tetapi masih adanya kendala saat pendaftaran yang sering kali pasien masih
komplain karena belum bisa mendaftar.
Pembenahan Aspek Psikologis dalam Pengaturan Antrian atau saat menunggu
pelayanan. konsep-konsep psikologis dalam antrian yang perlu mendapatkan
perhatian didalam menata antrian yang juga bisa diadaptasi didalam pelayanan
kesehatan antara lain:
1. Rasa cemas membuat waktu tunggu dirasa lebih lama dari sebenarnya.
Ketika pasien mendaftar, lalu diarahkan ke poliklinik untuk menunggu
tanpa ada penjelasan memadai.
2. Ketidakpastian dalam penantian akan terasa jauh lebih lama
(poliklinik). Tidak ada informasi yang jelas kapan dokter akan datang,
berapa lama operasi akan selesai dan lain sebagainya adalah beberapa
contoh ketidakpastian.
3. Antrian yang tidak urut, tertib dan teratur akan membuat antrian terasa
lebih lama.
Penting sekali untuk memastikan bahwa pasien yang datang lebih dahulu
dilayani lebih dahulu. Hal ini bisa dibantu dengan nomor antrian yang jelas
dan pelayanan di runut berdasarkan nomor antrian. Jika terdapat
pengecualian maka informasi itu harus cukup jelas dan bias dilihat oleh
semua orang, sehingga setiap orang merasa diperlakukan sama (adil).
Memotong antrian yang dibiarkan, terutama berkaitan dengan petugas harus
dihindarkan. Ketidakteraturan juga bias terlihat ketika petugas yang melayani terlihat
santai atau justru berbincang - bincang, bersenda gurau dengan petugas lain sementara
pasien – pasien sedang menunggu dilayani. Kesadaran bahwa pasien sedang sakit dan
cemas harusnya bias membangkitkan empati petugas untuk berusaha memberikan
pelayanan dengan serius dan sesegera mungkin. Seringkali dalam situasi dimana
antrian yang cukup panjang, pasien tetap bias bersabar cukup lama, ketika melihat
semua petugas sedang berusaha bekerja dengan cepat dan serius.
Perbaikan alur layanan untuk menjadi lebih sederhana disertai dengan
memperhatikan aspek psikologis dalam antrian (waktu tunggu layanan) dengan
melakukan perbaikan sikap petugas dan sarana pendukung menjadi kunci penting
dalam merancangulangsistemantrianlayanan di RS.
Contoh alur pelayanan dan antrian di loket pendaftaran pasien rawat jalan

Dapat disimpulkan bahwa alur pelayanan pendaftaran di RSI dimulai dengan pengambilan
nomer antrian dan diakhiri dengan kepergian pasien menuju ke poliklinik. Model antrian di
RSI M/M/1 (Model Antrian Jalur Tunggal), kapasitas terbatas, disiplin antriannya
menggunakan FIFO (First In First Out), tidak adanya petunjuk khusus untuk pengambilan
nomer antrian, peletakkan alur pelayanan yang kurang strategis dan tidak sesuai dengan fakta
di lapangan. Oleh karena itu, sistem alur pendaftaran rawat jalan harus diperbaiki agar pasien
atau keluarga tidak bingung untuk melakukan pendaftaran. Perbaikan alur proses pelayanan
yang dilakukan antara lain:

1. Letak antrian pendaftaran dibuat lebih strategis karena selama ini mesin antrian di
pendaftaran letaknya kurang strategis ketutup dengan palang pendaftaran sehingga
pasien tidak melihat adanya mesin antrian.
2. Adanya papan pengumuman/informasi mengenai alur pendaftaran.
3. Petugas (satpam) berdiri di samping mesin antrian. Untuk membantu pasien dalam
pengambilan nomer antrian, memberikan arahan/informasi, dan memantau jika ada
satu, dua atau lebih pasien tidak mengambil nomer antrian. Selama ini, fakta di
lapangan pak satpam hanya duduk dan tempatnya tidak kelihatan jika ada pasien
datang.
4. Dibuatkan SMART CARD yaitu kartu pintar (kartu identitas berobat) yang dapat
digunakan oleh pasien untuk melakukan pendaftaran secara mandiri tanpa harus
melalui petugas pendaftaran bagi pasien lama.
5. Kenyaman tempat pendaftaran, baik buat pasien yang menunggu atau petugas
pendaftaran itu sendiri. Sesuai fakta, ruang tunggu pendaftaran terlalu panas.
6. Dibuatnya daftar antrian poliklinik (sesuai dengan poli) secara elektronik, karena
selama ini petugas pendaftaran riwa-riwi dalam melaksanakan tugasnya karena harus
mencatat secara manual di dalam buku register setiap poli. Jadi kurang efektif dan
efisien.
7. Dibuatkan suatu sistem SMART SERVICE dimana fungsi dari SMART SERVICE
ini adalah monitor pintar (Televisi) pemantau nomor urut pelayanan pasien yang telah
terdaftar di poliklinik yang dituju diletakkan di ruang poliklinik.
8. Dibuatkan suatu sistem SMART CORNER yaitu aplikasi yang disediakan secara
khusus bagi masyarakat untuk memperoleh informasi tentang RSI.
9. Dibuatkan suatu sistem SMART SURVEY yang digunakan untuk menilai tingkat
kepuasan pelanggan.
10. Perubahan waktu pengambilan nomer antrian sehingga pasien saat menunggu
pelayanan pendaftaran tidak terlalu lama menunggu. Dan perubahan dalam waktu
pelayanan pendaftaran. Karena petugas pendaftran yang datang sebelumnya harus
menyiapkan ATK dan melakukan doa bersama sebelum pekerjaan dimulai. Jadi perlu
adanya perubahan waktu.

B. Alur Pelayanan Pendaftaran Pasien Rawat Inap


Tempat pendaftaran pasien rawat inap/IGD terdiri dari 2 loket. Dimana
petugas pendaftaran dibagi menjadi 3 shift (Pagi, Siang Malam). Untuk shift Pagi dan
Malam dilakukan oleh satu petugas saja dan untuk shift siang 2 orang. Pendaftaran
pasien rawat inap dilakukan satu pintu saja baik pendaftaran pasien rawat inap dari
poliklinik maupun dari IGD. Petugas pendaftaran rawat inap juga bergabung menjadi
satu dengan customer service dimana menerima dan menyambungkan telepon ke luar
ataupun menerima pendaftaran poliklinik yang lewat telepon.
Sesuai dengan di lapangan pasien rawat inap selalu datang bebarengan saat
siang hari karena bersamaan dengan pasien yang mondok dari poliklinik. Untuk
pelayanan poliknik di RSI, pelayanan poliklinik kebanyakan dibuka saat siang hari.
Saat pasien poliklinik harus dinyatakan rawat inap, banyak pasien yang menunggu
lama dalam melakukan pendaftaran pasien rawat inap. Dikarenakan petugas
pendaftaran yang jaga hanya satu orang. Petugas pendaftaran yang mempunyai tugas
harus bersamaan mendaftar pasien dari IGD, poliklinik, ataupun
menerima/menyambungkan telepon luar, menyarikan kamar kosong,
mendistribusikan berkas rekam medis ke IGD/Polikinik, dan membuat SEP rawat
inap/rawat jalan dari IGD. Seringkali adanya komplain yang terjadi atau adu mulut
antara pasien dan petugas dikarenakan tidak adanya kamar kosong sehingga pasien
atau keluarga harus diarahkan ke RS lain atau menunggu di IGD sampai pasien
pulang. Petugas pendaftaran rawat inap harus mondar-mandir dalam pencetakan surat,
pemberian label pada pasien.
Ruang tunggu di pendaftaran rawat inap yang kurang sehingga pasien harus
berdiri dan mengantri panjang. Ruangan pendaftaran yang panas menyebabkan
banyak pasien yang mengeluh dan merasa tidak nyaman apalagi saat menjelaskan
informasi rawat inap banyak sekali pasien yang ribut dengan sendirinya. Akhirnya
pasien atau keluarga yang dijelaskan kurang jelas dengan apa yang dijelaskan petugas.
Sering sekali terjadi komplain dibelakang terutama pasien memiliki asuransi BPJS.
Antara lain belum mengumpulkan berkas rawat inap yang ditetapkan 3X24 Jam atau
sebelum pasien pulang.
Dalam pengumpulan berkas rawat inap BPJS pasien atau keluarga harus riwa-
riwa meminta surat rujukan rawat inap (tidak langsung diberikan saat mendaftar
pasien rawat inap) sehingga petugas pendaftaran yang tidak langsung menerbitkan
surat eligibilitas peserta BPJS. dan juga kendala yang terjadi biasanya terjadi
penundaan klaim BPJS atau Klaim BPJS yang tidak bisa dijamin karena syarat tidak
bisa diterima atau kurang. Sehingga petugas pendaftran rawat inap yang selalu
menjadi sasaran dalam hal ini.
Untuk itu perlu adanya perbaikan dalam alur proses pengumpulan berkas
rawat inap, antara lain:
1. Petugas pendaftaran rawat inap minimal tiap pagi yang jaga 2 orang untuk
mempercepat pelayanan pendaftaran rawat inap yang menumpuk pada
siang hari.
2. Setiap pasien yang dinyatakan rawat inap langsung diberikan surat rujukan
perintah mondok jika sudah mendapatkan kamar. Agar petugas
pendaftaran langsung menginput SEP Rawat Inap.
3. Petugas pendaftaran langsung menginput SEP Rawat Inap dan dicetakkan
langsung.
4. Pengumpulan berkas, Surat Perintah Mondok dan SEP diserahkan ke
Loket BPJS untuk diverifikasi layak atau tidaknya karena berhubungan
dengan klaim BPJS nantinya. (Stampel Khusus dari Loket BPJS)
5. Syarat diserahkan ke ruang rawat inap untuk jaminan pasien saat pulang.
6. Kenyaman tempat pendaftaran dan ruang tunggu sehingga pasien merasa
nyaman dan petugas pendaftaran bisa menjelaskan keluarga dengan tidak
adanya ribut diluar dengan sendirinya.
7. Untuk telepon luar. Diberikan operator untuk menunjukkan telepon yang
dituju. Misalnya:
a. Tombol 0 untuk bagian operator
b. Tombol 1 untuk pendaftaran rawat jalan
c. Tombol 2 untuk pendaftaran rawat inap
d. Tombol 3 IGD

Anda mungkin juga menyukai