Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK

ALAT PENGIRIS BAWANG

OLEH :
STEFANDO GABRIEL ANGRIANTO 25416087

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
SURABAYA
2018

0
Universitas Kristen Petra
BAB I

INTRODUCTION

1.1 Latar Belakang

Memasak adalah salah satu kegiatan yang paling sering kita jumpai di
manapun kita berada, entah ketika kita berada di rumah ataupun ketika kita sedang
berada di luar rumah. Ketika memasak juga setiap orang pasti akan menggunakan
pisau untuk memotong bahan-bahan makanan, sayur-sayuran, maupun aneka
daging yang nantinya akan diolah menjadi sebuah makanan. Ketika memotong
bahan-bahan makanan seperti bawang, cabai, maupun rempah-rempah lainnya
setiap orang pasti membutuhkan ketelitian dan fokus yang tinggi untuk
memotongnya, karena bahan-bahan tersebut mempunyai ukuran yang cukup kecil.
Pada saat memotong bahan-bahan tersebut tidak sedikit orang akan mengalami
kecelakan seperti tangan teriris oleh pisau yang digunakan, hal ini tentu sangat
mengganggu proses masak-memasak.

Kejadian seperti diatas memang sudah cukup sering terdengar di telinga


orang-orang dan sudah dianggap sepeleh oleh orang-orang, tetapi kejadian ini
pasti akan membuat resah jika kejadian tersebut terjadi di saat kita sedang
kelaparan dan ingin cepat-cepat menyelesaikan masakan. Oleh karena kejadian
tersebut, saya ingin membuat alat yang bisa memotong bahan-bahan makanan
terutama bawang yang sangat sulit untuk di potong karena bentuk bawang yang
susah untuk dikendalikan ketika mau di potong. Alat yang akan saya buat sangat
aman, karena ketika digunakan tangan kita tidak akan bersentuhan langsung
dengan pisau pemotongnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja material yang digunakan untuk produk sisir yang akan dibuat?
2. Bagaimana cara pembuatan produknya?
3. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sisir tersebut?

1.3 Tujuan

1
Universitas Kristen Petra
Tujuan dari pembuatan alat pemotong bawang ini adalah untuk
memudahkan orang-orang yang ingin memasak dan yang tidak lihai dalam
menggunakan pisau terutama orang-orang yang baru belajar memasak.
Selain itu juga, dapat membuat alat yang memiliki harga yang ekonomis
sehingga dapat menjangkau semua kalangan tanpa terkecuali.
1.4 Batasan Masalah
Pembuatan dari produk pengiris bawang ini pasti memiliki
beberapa permasalahan yang tidak mungkin dapat menjawab semua
kebutuhan dari konsumen. Produk ini tentu saja memiliki beberapa
keterbatasan, berikut adalah beberapa keterbatasan dari produk ini :
1. Produk ini memiliki ukuran yang cukup besar dan pastinya akan memakan
space yang cukup banyak.

2. Produk ini hanya bisa digunakan untuk mengiris bahan-bahan makanan


yang memiliki ukuran padat seperti bawang merah dan putih, dan akan
susah untuk mengiris bahan-bahan seperti cabai

2
Universitas Kristen Petra
BAB II

2.1 Mission Statement


Mission statement merupakan pernyataan luas tentang karakteristik
(produk dan pasar), tujuan (laba dan pertumbuhan), dan filosofi bisnis
atau hanya tujuan dan filosofinya, selain itu mission statement juga
merupakan rangkuman tentang arah pengembangan sebuah produk.
Mission statement juga mempunyai tujuan yaitu untuk mengurangi
kesalahan-kesalahan dalam pengambilan keputusan, selain itu misssion
statement juga dapat mengomunikasikan secara eksplisit apa tujuan
dari pembuatan suatu produk. Mission statement juga dapat
memberikan informasi atau mengenalkan suatu produk yang ingin di
produksi oleh perusahaan kepada masyarakat. Berikut adalah isi dari
mission statement :

 Produck Description
Produk yang mempunyai cara penggunaan yang sangat sederhana,
produk ini dapat mempermudah dalam pemotongan bawang dalam jumlah
yang banyak sekaligus. Selain dapat memotong banyak bawang, produk
ini juga membuat tangan menjadi aman, karena pada saat pemotongan
bawang tangan tidak bersentuhan secara langsung dengan pisau
pemotongnya. Produk ini mempunyai bentuk yang terlihat seprti
tumpukan balok yang di beri kaki pada bagian depan dan belakang papan
pengirisnya, pemberian kaki ini bertujuan untuk membuat space agar pada
saat pemotongan, hasil pemotongan bisa langsung jatuh ke wadah yang
telah disediakan.

 Key Business Goals :


- Produk dikenal luas oleh masyarakat dari kalangan bawah sampai
kalangan atas.

3
Universitas Kristen Petra
- Produk mempunyai biaya produksi 40%-50% dari harga jual,
sehingga mempunyai nilai jual yang relatif murah.
- Konsumen yang menggunakan produk ini selalu merasa puas
ketika selesai digunakan.

 Primary Market :
- Wanita modern
- Wanita karir
- Orang yang baru belajar memasak
- Ibu rumah tangga
- Bapak-bapak

 Secondary Market :
Chef-chef

 Assumption :
- Mudah untuk di simpan
- Tidak mudah rusak
- Mudah diperbaiki
- Harga yang cukup murah
- Dapat mengatur tingkat ketebalan hasil potongan

 Stakeholders :
- Konsumen
- Karyawan
- Supplier bahan baku
- Marketing

4
Universitas Kristen Petra
BAB III

IDENTIFYING CUSTOMER NEEDS

Permasalahan yang menjadi alasan awal munculnya produk ini adalah


kecelakaan yang terjadi pada saat memasak dimana kecelakaan yang paling sering
terjadi ialah tangan teriris oleh pisau ketika sedang mengiris bawang. Hal ini
biasanya terjadi akibat pada saat mengiris bawang mereka sambil bercerita dengan
sesama dan membuat fokus menjadi terbagi yang mengakibatkan kecelakaan
seperti tangan teriris oleh pisau.

Permasalahan ini juga sering menimpa orang yang baru belajar memasak,
wanita karir dan kepada laki-laki yang pada umumnya jarang menggunakan pisau
atau berhubungan dengan dapur. Permasalahan ini membuat saya mendapatkan
ide untuk membuat produk yang cara kerjanya membuat tangan kita tidak
bersentuhan langsung dengan pisau pemotongnya. Produk ini mempunyai fungsi
yang sama dengan pisau pada umunya, namun dapat mengiris bawang sekaligus
dalam jumlah yang banyak. Produk ini juga dapat membantu para orang-orang
yang tidak lihai dalam menggunakan pisau khususnya para laki-laki yang jarang
berhubungan dengan dapur.

3.1 Survei Pasar


Survei pasar adalah bagian yang penting dari penelitian pasar yang
mengukur perasaan dan preferensi pelanggan dalam pasar tertentu.
Survei pasar dilakukan untuk mengetahui keinginan dari para calon
costumer. Terdapat beberapa cara dalam melakukan survei pasar yaitu
dengan membagikan kuisioner, wawancara konsumen secara langsung
dan dengan mengisi angket. Berikut keinginan responden dari hasil
survei :

5
Universitas Kristen Petra
Kategori Penilaian Presentase
responden

Tangan tidak teriris 18 dari 20 orang 21,95%

Murah 15 dari 20 orang 18,29%

Praktis 17 dari 20 orang 20,73%

Tahan lama 18 dari 20 orang 21,95%

Mudah di simpan 14 dari 20 orang 17,07%

Tabel 3.1 Presentase survei responden

Dari survei diatas diambil kategori diatas 20% :


 Tangan tidak teriris
Alat ini dibuat untuk para costumer agar pada saat proses
pengirisan tangan mereka tidak bersentuhan langsung dengan mata pisau,
hal ini bertujuan agar tangan para costumer lebih aman dan dapat
menghidari kecelakaan-kecelakaan kerja pada saat melakukan pengirisan.

 Praktis
Alat yang dibuat harus bisa digunakan dengan mudah dan praktis,
dan tidak membuat penggunanya merasa kesusahan pada waktu
menggunakannya. Alat ini juga harus dibuat agar orang yang pertama kali
menggunakannya tidak bingung dan langsung mengerti cara kerja dari alat
ini.

 Tahan lama
Alat ini harus dibuat dengan memperhitungkan ketahanan dari alat
tersebut, oleh karena itu material-material yang digunakan dalam membuat

6
Universitas Kristen Petra
alat ini harus menggunakan material yang baik, kuat dan pastinya ramah
lingkungan juga.

3.2 Produk Pembanding


Produk pembanding adalah produk yang sudah ada duluan di
pasaran dan produk tersebut yang menjadi pesaing dari produk yang akan
kita buat. Berikut produk yang sudah ada duluan di pasaran.

Gambar 3.1 Alat pengiris


yang sudah ada dipasaran

3.3. House of
Quality
House of quality merupakan matriks yang berisi tentang hubungan
antara kemauan atau keinginan konsumen, produk yang sudah ada,
produk alternatif dan spesifikasi produknya. Secara garis besar matriks
ini adalah upaya untuk mengkonversi voice of costumer secara langsung
terhadap karakteristik teknis atau spesifikasi teknis dari sebuah produk
(barang atau jasa) yang dihasilkan. House of quality disini untuk
menggambarkan hubungan dan keterkaitan antara whats dan hows.
Berikut adalah matrik house of quality :

7
Universitas Kristen Petra
Gambar 3.2 House of costumer

8
Universitas Kristen Petra
BAB IV

CONCEPT GENERATION

Concept generation adalah sebuah konsep yang berisi tentang bagaimana


produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan konsumen berdasarkan hasil survei
yang sudah di lakukan sebelumnya. Konsep produk berisi penjelasan dari
teknologi yang digunakan oleh produk, prinsip kerja produk dan bentuk produk.
Berikut tahapan - tahapan dalam concept generation.

4.1 Clarify the Problem


Langkah awal dalam membentuk konsep produk adalah dengan
mengklarifikasikan masalah-masalah yang sudah ada dan hal apa saja
yang ingin di selesaikan. Clarify the Problem dapat di input dari mission
statement, daftar kebutuhan pelanggan dan daftar spesifikasi berdasarkan
survei yang sudah dilakukan sebelumnya.

4.2 Search Externally


Pencarian eksternal adalah solusi yang didapat dengan cara
memperoleh data atau saran dari orang-orang sebagai target market kita
dan melihat dari produk yang sudah ada sebelumnya atau calon pesaing.

4.3. Search Internally


Search internally adalah ide, kreativitas yang muncul dari
pengetahuan yang di miliki oleh individual ataupun kelompok yang ingin
mengembangkan produk. Search internally ini sangat bagus untuk
pengembangan produk karena berasal imajinasi dan kreativitas dari
pembuat.

9
Universitas Kristen Petra
4.4 Alternatif Produk
Setelah melakukan beberapa survei dan beberapa pertimbangan
dalam pembuatan produk pengiris bahan makanan, saya menemukan
beberapa alternatif-alternatif yang akan dibuat. Berikut adalah alternatif-
alternatifnya :

1. Membuat papan pengiris yang tingginya bisa adjustable


Alternatif yang pertama ini membuat papan pengiris yang
awalnya tidak bisa dan mempunyai hasil potongan yang
ketebalannya hanya itu-itu saja menjadi papan pengiris yang bisa di
atur-atur. Hal ini bertujuan agar konsumen bisa menggunakan alat
ini dengan maksimal seperti mereka menggunakan pisau pada
umumnya yang bisa menentukan ketebalan dari bahan yang mau di
potong.

Gambar 4.1 Papan Pengiris adjustable

2. Papan pengiris dibuat lebar


Alternatif ini membuat ukuran dari papan pengirisnya lebih
lebar beberapa cm dari ukuran yang pertama. Alternatif ini
bertujuan agar produk ini bukan hanya digunakan untuk mengiris
bawang dan bahan-bahan lainnya tetapi juga bisa untuk mengiris
singkong dan jenis ubi-ubian lainnya yang mana produk ini juga
market-nya akan semakin luas, bukan hanya untuk orang-orang

10
Universitas Kristen Petra
yang baru belajar masak tetapi bisa juga untuk pengusaha-
pengusaha keripik.

Gambar 4.2 Papan Pengiris Ukuran Lebih Lebar

3. Mengganti mata pahat yang awalnya rata menjadi mata pahat bergerigi.
Alternatif ini dibuat sebagai pengembangan dari alternatif produk
yang kedua, yang mana alternatif ini bertujuan untuk mebuat hasil irisan
dari singkong yang dibuat mempunyai hasil yang lebih menarik untuk
dilihat dan bisa menambah membuat daya beli dari konsumen juga pasti
bertambah.
.

Gambar 4.3 Mata Pahat yang Berigi

11
Universitas Kristen Petra
BAB V
CONCEPT SELECTION

Concept Selection adalah suatu metode untuk memutuskan konsep mana


yang akan terus dikembangkan hingga akhirnya menjadi produk jadi dari
beberapa konsep yang telah dimunculkan dengan memperhatikan kebutuhan
konsumen. Tahapan ini adalah salah satu bagian dari proses pengembangan suatu
produk baru. Concept selection di bagi menjadi 2 yaitu : concept screening dan
concept selection.

5.1 Concept Screening


Concept screening adalah metode untuk membandingkan atau
penyimpulan ide tentang produk mana yang lebih baik antara satu produk
dengan produk yang lainnya. Concept screening juga bertujuan untuk
membuat suatu produk tersebut lebih berkembang atau mengalami
peningkatan dari konsep sebelumnya yang sudah pernah di rancang.
Berikut adalah tabel yang menunjukan concept screening:

VOC Pisau Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Tangan tidak
- + - +
teriris

Murah + - - 0

Praktis - + - +

Tahan lama - + + -

Mudah di simpan + 0 0 0

Total (+) 2 3 1 2

Total (-) 3 1 3 1

Total -1 2 -2 1

Yang dilanjutkan Yes Yes Yes

Tabel 5.1 Concept Screening

12
Universitas Kristen Petra
5.2 Concept scoring
Setelah melakukan concept screening langkah selanjutnya adalah
melakukan concept scoring yang bertujuan untuk menentukan produk
mana yang nantinya akan di produksi. Penilaian tersebut menggunakan
bobot untuk setiap kriteria, kemudian diberikan ranking untuk tiap
produk dalam memenuhi kriteria. Bobot yang diberikan disini dalam
range 1-5, yang mana di mulai dari yang sangat tidak memenuhi sampai
yang paling memenuhi. Berikut adalah tabel dari concept scoring :

Importance
VOC Produk 1 Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
(%)

Tangan 21,95%
3 3 3 3
tidak teriris

Murah 18,29% 3 4 4 5

Praktis 20,73% 3 5 3 3

Tahan lama 21,95% 3 4 4 2

Mudah di 17,07%
3 3 3 5
simpan

Tabel 5.2 concept scoring

13
Universitas Kristen Petra
Ranking dari ketiga alternatif yang akan dipilih :

Alternatif 1 = ∑ Importace tiap kriteria * penilaian pada kriteria

= (21,95*3) + (18,29*4) + (20,73*5) + (21,95*4) + (17.07*3)

= 381,67 Ranking 1

Alternatif 2 = ∑ Importace tiap kriteria * penilaian pada kriteria

= (21,95*3) + (18,29*4) + (20,73*3) + (21,95*4) + (17.07*3)

= 340,21 Ranking 3
Alternatif 3 = ∑ Importace tiap kriteria * penilaian pada kriteria

= (21,95*3) + (18,29*5) + (20,73*3) + (21,95*2) + (17.07*5)

= 348.74 Ranking 2

Jadi, berdasarkan penilian tiap alternatif yang ada ketika di hubungan


dengan voice of customer pengiris bawang yang akan dikembangkan adalah
pengiris bawang alternatif 1 karena memiliki ranking yang lebih tinggi dari
alternatif 2 dan 3. Alternatif dari produk 1 inilah yang akan dikembangkan untuk
ke depannya.

5.3 House of Quality


House of quality merupakan matriks yang berisi tentang hubungan
antara kemauan atau keinginan konsumen, produk yang sudah ada,
produk alternatif dan spesifikasi produknya. Secara garis besar matriks
ini adalah upaya untuk mengkonversi voice of costumer secara langsung
terhadap karakteristik teknis atau spesifikasi teknis dari sebuah produk
(barang atau jasa) yang dihasilkan. House of quality dilakukan untuk
mencapai karakteristik teknis yang sesuai dengan target yang telah
ditetapkan, dengan sebelumnya melakukan bench marking
terhadap produk pesaing. Bench marking dilakukan untuk mengetahui

14
Universitas Kristen Petra
posisi-posisi relatif produk yang ada di pasaran yang merupakan
kompetitor. Berikut adalah gambar dari matrik HOQ :

15
Universitas Kristen Petra
Gambar 5.1 House of Costumer

16
Universitas Kristen Petra
BAB VI

PRODUCT ARCHITECTURE

Produk arsitektur merupakan penugasan elemen fungsional pada elemen


fisik (building block) dari produk tersebut. Elemen fungsional merupakan operasi
individual dan suatu transformasi yang memiliki kontribusi terhadap keseluruhan
performansi produk. Elemen fisik merupakan bagian dari produk, komponen, dan
sub-assembly yang menjalankan elemen fungsional. Arsitektur produk adalah
skema di mana elemen-elemen fungsional produk dibagi menjadi potongan
(chunk) fisik dan dimana chunk berinteraksi. Chunk adalah kesatuan dari elemen
fisik produk (part, komponen, sub-rakitan) yang mengimplementasikan fungsi
produk.
Tujuan dari produk arsitektur menguraikan komponen fisik dasar dari
produk, apa yang harus dilakukan komponen tersebut dan seperti apa penghubung
(interface) yang digunakan untuk peralatan lainnya. Output dari arsitektur produk
adalah perkiraan rancangan geometri dari produk, penjelasan mengenai chunk-
chunk utama, dokumentasi interaksi penting antar chunk. Arsitektur produk
ditetapkan pada tahap pengembangan konsep, secara informal melalui sketsa,
diagram-diagram fungsi dan prototype awal dan pada tahap perancangan tingkat
sistem. Berikut adalah produk arsitektur dari alat pengiris bawang pada gambar
6.1 :

17
Universitas Kristen Petra
Gambar 6.1 Produk Arsitektur

18
Universitas Kristen Petra
Berikut adalah fungsi dari chunk :
1. Penekan
Chunk penekan berfungsi sebagai alat untuk menekan bawang
menuju mata pisau, chunk penekan terdiri dari pegangan tangan dan balok
penekan. Bagian pegangan tangan disini berfungsi sebagai tempat
pegangan tangan ketika hendak menekan bawang yang mau di potong.
Bagian balok penekan mempunyai fungsi sebagai alat yang menekan
bawang agar tetap padat pada saat bawang akan di potong.
2. Wadah bawang

Wadah bawang disini berfungsi sebagai tempat bagi bawang-


bawang yang akan di potong agar pada saat pemotongan bawang-bawang
tidak kemana-mana dan tetap berada di dalam satu area saja. Wadah
bawang berbentuk balok yang terdiri dari dinding-dinding yang terbuat
dari kayu.

3. Papan pengiris

Papan pengiris berfungsi sebagai tempat dari pisau pengiris dan


sebagai jalur dari wadah bawang pada saat proses pemotongan
berlangsung. Pada pengiris juga terdapat kayu penyangga wadah yang
berfungsi sebagai tempat menahan wadah bawang agar tetap berada di
jalur pemotongan pada saat terjadi pemotongan.

4. Kaki penyangga
Chunk ini berfungsi sebagai kaki dari papan pengiris yang mana
bertujuan untuk membuat space pada bagian bawah papan pengiris
dengan lantai, agar pada saat proses pengirisan bawang terjadi bawang
langsung jatuh ke tempat yang sudah disediakan dibawah papan pengiris.

19
Universitas Kristen Petra
BAB VII
Industrial Design

Industrial design adalah penggunaan kombinasi dari seni terapan dan


ilmu untuk meningkatkan estetika, ergonomi , dan kegunaan dari suatu produk,
tetapi juga dapat digunakan untuk meningkatkan pemasaran produk dan produksi.
Hal yang paling penting dari Industrial Design adalah pada bagian brand atau
logo dan kemasannya. Industrial design juga terdiri atas kriteria dan scope.

7.1 Kriteria
 Utility
Alat ini merupakan inovasi dan improvisasi dari metode
pemotongan bawang secara tradisional atau menggunakn pisau dan
papan pemotong yang mana alat ini berfungsi untuk memudahkan
kita dalam mengiris bawang tanpa harus takut tangan kita teriris
oleh mata pisau. Alat ini juga dapat mengiris bawang dengan
jumlah banyak sekaligus dan yang paling penting ialah dapat
mempersingkat waktu pengirisan, sehingga proses memasak
nantinya juga akan lebih cepat.

 Appearance
Jika membahas salah satu kriteria dari indsutrial design
yaitu apperance dimana apperance ini membahas wujud dan
bentuk dari produk pengiris bawang. Yang mana penampilan dari
alat ini cukup sederhana, dengan bentuk seperti papan pengiris
dengan mata pisau di bagian papannya dan diberi kayu pada bagian
ujung depan papan bagian bawah dan bagian ujung belakang
bagian bawah papan yang berfungsi sebagai kakinya, papan
pengiris juga di bagian sisi kiri dan kanannya diberi kayu tambahan
yang berfungsi sebagai jalur irisan untuk tempat meletakan bawang
yang mau diris. Pada alat ini juga ada bagian yang berfungsi
sebagai balok penekannya dan alat ini mempunyai warna yang
sama dengan warna dasar dari kayunya tersebut. Alat mempunyai

20
Universitas Kristen Petra
ukuran yang tidak terlalu besar yang dapat memudahkan pemakai
dalam menyimpan produk ini.
 Ease of maintenance
Kriteria industrial design yang satu ini yaitu Ease of
maintenance yang mana Ease of maintenance membahas tentang
kemudahan merawat dari suatu produk. Produk yang akan di bahas
perawatannya adalah alat pengiris bawang, untuk merawatnya
sangatlah mudah yaitu ketika ada mata pisau yang sudah tumpul
kita bisa menggantinya dengan mudah dengan memakai obeng
untuk mengendurkan bautnya dan tinggal dibuka mata pisaunya
dan kemudian tinggal menggantinya dengan mata pisau yang baru.
Alat ini jangan disimpan ditempat yang lembab, karena akan
menyebabkan bahan dari produk ini akan mudah berjamur. Ketika
selesai menggunakan produk ini, mata pisaunya dicuci dan
dikeringkan agar mata pisaunya tidak berkarat sehingga mata pisau
dapat bertahan dengan waktu yang lebih lama.

 Cost
Untuk harga produk ini sendiri memiliki harga yang tidak
terlalu mahal karena disesuaikan dengan target pasarnya yaitu pada
kelas menengah ke bawah dan sekitarnya, serta menggunakan
bahan-bahan yang mempunyai harga yang tidak mahal juga.
Perkiraan atau estimasi harga produk ini berkisar di harga
RP.30.000 – RP.40.000 yang mana harga dari produk ini dibuat
untuk mengincar pasar dari masyarakat di kelas menengah
kebawah dan bahkan untuk semua kalangan dapat menjangkaunya.

 Communication

Salah satu kriteria industrial design yaitu communication


yang mana membahas bagaimana produk ini di pasarkan. Dengan
perkembangan zaman yang sangat pesat ini dan sosial media itu
sudah seperti kebutuhan pokok bagi penggunannya, maka untuk

21
Universitas Kristen Petra
pengguna yang ingin tahu cara merawat dan menggunakan produk
ini dapat melihat di sosial media seperti instagram ataupun
facebook. Hal ini bertujuan untuk orang-orang yang sudah
kehilangan buku panduan dari alat ini yang sebelumnya sudah di
bagikan waktu pembelian produk. Alasan lainnya ialah untuk
menghemat biaya yang diperlukan, sehingga bisa menekan biaya
dari produk ini dan dapat menghemat biaya promosi.

7.2 Scope
 Bentuk luar
Bentuk dari alat ini cukup sederhana yaitu seperti papan
biasa yang di beri mata pisau di papan pengirisnya, kemudian di
beri kayu pada bagian ujung depan dan bagian ujung belakang
papan pengiris yang berfungsi sebagai kakinya. Di bagian atas
papan pengiris juga terdapat tempat yang berfungsi sebagai wadah
bawangnya yang diapit dibagian sisi kiri dan kanan papan pengiris,
pada bagian atas wadah terdapat balok yang berfungsi sebagai
penekan pada saat proses pengirisan.

 Lekukan
Salah satu scope dari industrial design adalah lekukan,
pada produk ini tidak mempunyai banyak lekukan karena
mempunyai bentuk yang kaku meyerupai balok kayu yang disusun.
Lekukan pada produk ini yaitu pada bagian papan pengiris yang
lebih tepatnya pada bagian yang ada mata pahatnya.

 Ukuran / Dimensi

Salah satu scope dari industrial design adalah


ukuran/dimensi, yang pada ukuran/dimensi ini lebih menekankan
pada data kuantitatif atau data yang berupa angka. Alat ini
mempunyai ukuran yaitu sebagai berikut :
 panjang keseluruhan 45 cm
 lebar papan pengiris 6-8cm.

22
Universitas Kristen Petra
 Tinggi papan pengiris 6-8cm.
 Tebal papan penyusun produk 1 cm.
 Panjang mata pisau 6-8 cm.

 Tambahan aksesoris untuk estetika dan warna


Salah satu scope dari industrial design adalah tambahan
aksesoris, yang mana tambahan aksesoris ini menambah nilai
estetika dan daya tarik dari konsumen. Warna dari produk ini ialah
berwarna coklat tua, yang mana warna coklat tua ini sangat kontras
dan sesuai dengan bahan dasar dari produk ini.

 Merek ( Logo )
Alat ini mempunyai merek “ANG” yang nantinya akan di
letakan pada bagian sisi kiri papan pengiris dari produk tersebut.

 Petunjuk penggunaan dan cara perawatan.

Petunjuk penggunaan dan perawatan nanti akan diberi buku


panduan pada saat membeli produk, namun bagi yang sudah
kehilangan buku panduannya bisa melihatnya di sosial media saya
yaitu facebook dan instagram.

23
Universitas Kristen Petra
BAB VIII
DESIGN FOR MANUFACTURING AND ASSEMBLY

8.1 Biaya Manufaktur Produk Pengiris Bawang


Biaya manufaktur ini bertujuan untuk mengestimasi biaya-biaya
yang akan dikeluarkan untuk membuat produk pengiris bawang ini.
Biaya biaya manufaktur ini juga terbagi dalam beberapa bagian yaitu
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya-biaya lainnya.

 Biaya Bahan Baku


Biaya bahan baku yang diperhitungkan adalah semua bahan
baku yang dibutuhkan untuk membuat produk pengiris bawang.
Daftar biaya bahan baku dapat dilihat dalam Tabel 8.1.

Jenis Jumlah Biaya Total Biaya

Kayu 5x7 6 meter RP. 20.000 RP. 120.000

Sekrup 6x1 2000/kotak RP.110.000 Rp.110.000

Sekrup 6x1 ½ 1000/ kotak Rp. 90.000 RP. 90.000

Mata pisau 5 kotak RP.10.000 RP. 50.000

Total RP.370.000

Tabel 8.1 Menunjukan biaya bahan baku untuk memproduksi 20 pcs


produk Pengiris Bawang

 Tenaga kerja

24
Universitas Kristen Petra
Biaya tenaga kerja ini untuk pegawai yang bekerja di bagian
lantai produksi,dilantai produksi terdapat 5 pekerja yang bekerja
yang di bagi dalam beberapa bagian, yaitu 3 pekerja di bagian
pemotongan kayu, dan 2 pekerja di bagian perakitan produk. Gaji
untuk 5 orang ini di gaji berdasarkan UMR kota Manokwari untuk
1 bulan yaitu 2.667.000 dan total gaji untuk 5 pekerja adalah
13.335.000.
 Biaya Lain
Biaya lain merupakan biaya diluar biaya material ataupun
tenaga kerja, biaya ini biaya meliputi barang-barang perkakas
untuk di lantai produksi.

Jenis Jumlah Biaya Total Biaya

Gergaji 3 buah Rp. 350.000 Rp. 1.050.000

Cat kayu 4 kg Rp. 50.000 Rp. 200.000

Obeng set 3 set RP. 35.000 Rp. 105.000

TOTAL Rp. 1.355.000


Tabel 8.2 biaya lain-lain.

Pada tabel 8.2 terdapat gergaji dan obeng set dimana kedua alat ini
dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama, untuk gergaji
mungkin mempunyai umur yaitu 2 tahun sehingga biaya untuk 3 buah
gergaji adalah RP.43.750. Sedangkan obeng set mempunyai daya tahan yang
sangat lama pastinya ( 3 tahun) sehingga harga dari 3 obeng set adalah
RP.3.000.

8.2 Assembly (Proses Perakitan)

25
Universitas Kristen Petra
Proses perkaitan dari sautu produk digambarkan dengan tujuan untuk
melihat komponen-komponen apa saja yang terpasang dan hubungan antar
satu komponen dengan komponen lainnya. Pada gambar 8.1 menunjukan
susunan dari komponen-komponen dari setiap bagian produk.Gambar 8.1
Gambar 8.1 Design for assembly

8.3

Operation Process Chart (OPC)

26
Universitas Kristen Petra
Operation Process Chart (OPC) merupakan chart yang
menggambarkan alur dari pembuatan produk. Opc ini berfungsi
sebagai petunjuk dari alur-alur urutan pembuatan dari suatu
produk. Berikut adalah OPC dari produk pengiris bawang yang di
tunjukan pada gambar 8.2 :

0-3

0-4

Gambar 8.2 OPC produk pengiris bawang

27
Universitas Kristen Petra
BAB IX
PROTOTYPE AND TESTING

9.1 Prototype and Testing


Prototype merupakan bentuk tiruan atau bentuk hampir jadi dari
produk asli dimana akan dilakukan pengujian sebelumnya sebelum produk
tersebut diproduksi. Produk Pengiris Bawang ini dibuat dengan prototype
beta yang mana produk ini dibuat sudah kurang lebih sama dengan produk
yang direncanakan akan dibuat di awal.

9.2 Prototype Beta


Prototype beta merupakan prototype yang menyerupai produk
aslinya, yang mana bila dilihat dari berbagai aspek seperti ukuran,warna,
dan bentuk menyerupai produk aslinya. Prototype beta dilihat pada
gambar 9.2
Gambar 9.2 Prototype beta

9.3 Produk Jadi

28
Universitas Kristen Petra
Proses pembuatan produk pengiris bawang tidak melalui proses
pembuatan prototype alpha melainkan langsung ke prototype beta atau
produk jadinya. Produk ini mempunyai bahan dasar kayu karena produk
ini bertujuan untuk go green, selain itu produk ini dibuat oleh kayu karena
produk pembanding dari produk ini mempunyai bahan dasar plastik. Yang
mana plastik itu merupakan bahan yang dapat menimbulkan pencemaran
lingkungan dan membutuhkan yang sangat lama untuk terurai dengan
sendirinya oleh alam. Produk jadi ini dapat dilihat pada gambar 9.2

Gambar 9.2 Produk jadi

9.3 Testing
Testing dilakukan pada produk Pengiris bawang ini dilakukan
dengan uji coba dilakukan secara nyata sebagaimana produk ini berfungsi
yaitu, dengan melakukan proses pengirisan bawang. Langkah-langkah
yang dilakukan dalam testing ini adalah sebagai berikut :
- Menyiapkan bawang dan alat pengiris bawang
- Mengupas bawang terlebih dahulu
- Memasukan bawang ke wadah pengiris bawang
- Menekan bawang menggunakan alat penekan bawang
- Memaju-mundurkan wadang bawang yang telah berisi bawang

29
Universitas Kristen Petra
BAB X
FINANCIAL ANALYSIS

10.1 Manufacturing Cost


Manufacturing Cost adalah biaya yang akan dikeluarkan untuk
memproduksi suatu barang, dengan adanya Manufacturing Cost kita dapat
mengetahui biaya-biaya apa saja yang akan dikeluarkan dalam proses
produksi.

Total Manufacturing Cost

Total Biaya Rp 19.890.000

HargaSatuan Rp 33.150

Tabel 10.1 Hasil Manufacturing Cost

Total biaya keseluruhan pada Manufacturing Cost adalah sebesar


Rp 19.890.000 untuk memproduksi produksi 600 produk, dengan harga
satuan untuk produknya adalah Rp 33.150.

10.2 Harga Pokok Penjualan (HPP)


Harga Pokok Penjualan (HPP) merupakan total keseluruhan biaya
yang dikeluarkan secara langsung oleh suatu perusahaan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang dijual. Perhitungan HPP dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui besarnya biaya produksi yang akan
dikeluarkan oleh perusahaan saat akan memproduksi barang atau jasa.
Pada umumnya perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) terdiri atas
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead. Berikut
merupakan HPP pembuatan 600 produk. Berikut adalah HPP bahan baku
tenaga kerja dan overhead (lain-lain).

30
Universitas Kristen Petra
Jenis Jumlah Biaya Total Biaya

Kayu 5x7 200 meter RP. 20.000 RP. 4.000.000

Sekrup 6x1 2000/kotak RP.110.000 Rp.110.000

Sekrup 6x1 1/2 1000/ kotak Rp. 90.000 RP. 90.000

Mata pisau 100 kotak RP.10.000 RP. 1.000.000

Total RP.5.200.000

Tabel 10.2 HPP Bahan Baku

Pekerjaan Jumlah Gaji Total

pemotongan kayu 3 2.667.000 RP.8.001.000

perakitan produk 2 2.667.000 RP.5.334.000

Total RP.13.335.000

Tabel 10.3 HPP Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja ini untuk pegawai yang bekerja di bagian lantai
produksi, dilantai produksi terdapat 5 pekerja yang bekerja yang di bagi dalam
beberapa bagian, yaitu 3 pekerja di bagian pemotongan kayu, dan 2 pekerja di
bagian perakitan produk. Gaji untuk 5 orang ini di gaji berdasarkan UMR kota
Manokwari untuk 1 bulan yaitu 2.667.000 dan total gaji untuk 5 pekerja adalah
13.335.000.

Jenis Jumlah Biaya Total Biaya

31
Universitas Kristen Petra
Gergaji 3 buah Rp. 350.000 Rp. 1.050.000

Cat kayu 4 kg Rp. 50.000 Rp. 200.000

Obeng set 3 set RP. 35.000 Rp. 105.000

TOTAL Rp. 1.355.000


Tabel 10.4 HPP Lain-Lain

10.3 Mark Up
Mark up adalah keseluruhan biaya operasi dan keuntungan yang
diinginkan yang mana merupakan biaya diluar biaya dari produksi yang
meliputi laba dari penjualan produk. Berikut keuntungan/laba dari
penjualan produk ini adalah sebesar 26,69 %. Keuntungan tersebut
diambil dengan mempertimbangkan harga produk yang nantinya akan
dijual, jika keuntungan yang di ambil terlalu besar produk cenderung
akan lebih mahal dan akan mengakibatkan produk tersebut kehilangan
daya belinya.
10.4 Harga Jual
Harga jual merupakan perhitungan jumlah dari HPP ditambah
dengan Mark Up.Berikut adalah tabel harga jual dari produk pengiris
bawang.
HPP Mark Up Harga Jual

100 % 26,69% 126,69 %

Rp 42.000

Tabel 10.5 Harga Jual

Jika dalam persentase, HPP sebesar 100% dan mark up sebesar 26,69%
maka harga jual sebesar 126,69% sehingga didapatkan nominal harga jual yaitu
sebesar Rp 42.000.

32
Universitas Kristen Petra
BAB XI
PENUTUP

Memasak merupakan salah satu bagian dari kehidupan yang tidak bisa
dipisahkan dari manusia terutama para wanita dan pada saat memasak kita tidak
bisa jauh dari yang namanya memotong. Kegiatan ini pastinya berhubungan
dengan benda tajam seperti aneka pisau dan perkakas rumah tangga lainnya. Pada
saat menggunakan pisau tidak sedikit dari orang-orang ini yang mengalami
kecelakaan pada saat melakukan pemotongan bahan-bahan makan khususnya
bawang, karena permukaan bawang yang cukup licin ketika bersentuhan langsung
dengan pisau.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang di alami pada orang-
orang tersebut seperti tidak lihai dalam menggunakan pisau karena baru mau
belajar memasak atau yang sudah tau memasak tetapi jarang memasak. Produk
pengiris bawang ini berfokus pada masalah-masalah yang dialami oleh orang-
orang tersebut. Produk ini mempunyai cara kerja yang membuat tangan tidak
bersentuhan langsung dengan mata pisau dan dengan adanya produk ini
diharapkan mampu membuat orang-orang yang tidak lihai dalam menggunakan
pisau tidak trauma dengan memasak.
Produk yang saya buat ini mempunyai harga yang cukup murah dan dapat
di jangkau oleh semua kalangan terkhususnya kalangan menengah. Harga jual dari
produk ini adalah RP.42.000, harga ini jika dibandingkan dengan pisau uang
berada dipasaran mempunyai harga yang sedikit lebih mahal. Namun mempunyai
hasil potongan yang jauh lebih banyak di banding menggunakan pisau.

33
Universitas Kristen Petra
DAFTAR PUSTAKA
Olianto, I. (2018, 19 February). Review : Pengiris / Pemotong Bawang Merk
Nikita[Video file]. Retrieved from https://www.youtube.com/watch?
v=HCPdIIz5NdY

34
Universitas Kristen Petra
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Gambar alternatif 1

35
Universitas Kristen Petra
Lampiran 2 : Gambar alternatif 2

36
Universitas Kristen Petra
Lampiran 3 : Gambar alternatif 3

37
Universitas Kristen Petra
Lampiran 4 : Testing

38
Universitas Kristen Petra

Anda mungkin juga menyukai