Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Graf adalah pokok bahasan yang usianya sudah tua namun memiliki
aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Graf digunakan untuk
mempresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek
tersebut. Graf dapat didefinisikan sebagai himpunan tidak kosong antara
pasangan simpul- simpul dan sisi-sisi yang menghubungkan sepasang simpul.
Himpunan simpul tidak boleh kosong, sedangkan himpunan sisi boleh kosong.
Jadi suatu titik juga bisa disebut suatu graf. Graf yang hanya terdiri dari satu
buah simpul tanpa sebuah sisi pun disebut graf trivial.
Jurnal ini memuat materi dan pokok bahasan Graf yang merupakan materi
dari mata kuliah matematika diskrit yang diampu oleh Ibu Rosiana Disiati
Prabandari, M. Si di IT Telkom Purwokerto. Oleh karena itu, jurnal ini penulis
angkat untuk dibuat review dan laporan. Graf ternyata dapat diaplikasikan
dalam kehidupan sehai hari. Salah satu caranya adalah seperti yang ada pada
jurnal ini, graf dimanfaatkan untuk menangani timbulnya kemacetan yang
ditumbulkan oleh angkot 05 di kota Tasikmalaya. Dengan menggunakan
prinsip lintasan euler dan sirkuit euler permasalahan yang dihadapi bisa
berkurang dan teratasi.

1
Ringkasan Jurnal

B.1. Identitas Jurnal


Judul Paper/Journal : PEMANFAATAN APLIKASI GRAF PADA PEMBUATAN
JALUR ANGKOT 05 TASIKMALAYA
Jurnal : POSTER 023
Volume dan Halaman : 6 halaman
Penulis : Mira Kusmira dan Taufiqurrochman

Penerbit : Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017


Tahun Terbit : 2017
Sub Materi Matematika Diskrit yang Dipelajari : GRAF
B.2. Review
Pokok bahasan pada jurnal ini adalah bagaimana mengatasi keruwetan dan
ketidak teraturan angkotan kota yang berada di kota Tasikmalaya, angkot yang akan ditata
adalah jalur dari angkot nomor 05. Pada awal jurnal dijelaskan sedikit apa itu draf,
pengertian, jenis dan sebagainya. Kemudian, metode yang digunakan untuk menata jalur
angkot 05 Tasikmalaya adalah Graf, menggunakan lintasan dan sirkuit Euler yang
terilhami dari masalah tukang pos cina dalam mengirimkan surat suratnya. Pembuatan
jalur angkutan kota tidak jauh berbeda dengan persoalan tukang pos cina. Persoalan
tukang pos cina adalah bagaimana mengantarkan surat surat yang dibawa ke alamat
alamat sepanjang jalan, sedangkan persoalan jalur angkutan umum adalah bagaimana
sang supir angkot mengantarkan para penumpang bisa lebih cepat yang alamatnya
tersebar di sepanjang jalan. Persamaman lainnya. Sang tukang pos harus merencanakan
rute perjalanan agar ia hanya melewati setiap ruas jalan tepat sekali, begitu juga dengan
supir anggkot.ia juga harus melewati setiap ruas jalan tepat sekali agar tidak boros bensin
dan agar para penumpang bisa lebih cepat tiba di tujuannya.tetapi ada sedikit perbedaan
antara permasalahan jalur angkutan kota dengan persoalan dengan tukangbpos cina. Pada
persoalan tukang pos cina, tukang pos harus kembali ketempat semula ketika ia sudah
selesai mengantarkan semua surat-suratnya sehingga akan membentuk suatu sirkuit
Euler. Sedangkan pada pembuatan jalur angkutan kota, supir angkot tidak kembali lagi
ke tempat asalnya, tetapi ia menuju ke terminal atau pemberhentian yang lain sehingga
akan membentuk suatu lintasan Euler.

2
Disini akan dibahas melalui 3 cara, yaitu jika jalan berupa lintasa euler, jika jalan
berupa sirkuit euler, dan yang terakhir adalah jika jalan berupa lintasan dan jalur euler.

1. Jalur berupa lintasan euler


Jalur yang biasa digunakan oleh angkutan kota pada umumnya, yaitu dari
terminal ke terminal lainnya. Pada cara ini digunakan syarat graf semi euler
yaitu jika dan hanya jika setiap simpul didalam graf berderajat genap mecuali
dua jumlah simpul yang berderajat ganjil. Hal ini dikarenakan simpul awal
tidak sama dengan simpul akhir. Dimana jalurnya nanti terdapat beberapa
cabang atau persimpangan yang berjumlah genap, kecuali hanya ada dua yang
berjumlah ganjil. Jadi gambaran bentuk dari cara ini adalah persegi dengan
persilangan di tengahnya, kemudian, disatu sisi digabung dengan segitiga,
dengan sisi tersebut dijadikan alas.
Jalan dengan lintasan Euler hanya membutuhkan satu jenis angkutan kota
saja untuk dapat melewati setiap ruas jalan yang ada. Sedangkan jumlah
angkutan kota yang dibutuhkan tergantung pada rute jalan yang dilewati. Jika
rute yang dilewati panjang, maka akan membutuhkan angkutan kota dengan
jumlah yang banyak. Hal ini dilakukan agar penumang tidak menunggu lama,
tetapi jika rute jalan pendek, janganlah banyak angkutan kotanya, karena
hanya akan berebut penumpang.

Terminal 1

Terminal 2

Gambar 1 : Contoh jalur angkot yang bisa dibuat

2. Jalan berupa sirkuit euler


Perbedaan dari cara sebelumnya adalah jika sebelumnya tujuan akhir dari
angkot tersebut adalah terminal lain, makan cara ini adalah tujuan akhir adalah

3
terminal awal atau kembali ke terminal keberangkatan. Contoh bentuknya
adalah berupa segilima, dengan bintang didalamnya. Dimana setiap
persimpangan mempunyai cabang yang sama yaitu 4, sesuai dengan syarat
graf euler yang mana jika dan hanya jika setiap simpul didalam graf berderajat
genap.
Penerapannya juga sama seperti cara pertama, yaitu hanya membutuhkan
satu jenis angkutan kota saja untuk dapat melewati setiap ruas jalan yang ada.
Sedangkan jumlah angkutan kota yang dibutuhkan tergantung pada rute jalan
yang dilewati. Jika rute yang dilewati panjang, maka akan membutuhkan
angkutan kota dengan jumlah yang banyak. Hal ini dilakukan agar penumang
tidak menunggu lama, tetapi jika rute jalan pendek, janganlah banyak
angkutan kotanya, karena hanya akan berebut penumpang.

Gambar 2 : contoh jalan yang berupa sirkuit Euler

3. Jalan berupa lintasan dan sirkuit euler


Merupakan gabungan dari dua cara. Terkadang tidak mungkin untk
membuat jalur lain tanpa melewati jalur yang pertama. Untuk mengatasi
masalah ini, mau tidak mau kita harus menggunakan lebih dari satu
jenisangkot pada beberapa ruas jalan. Salah satu angkot (angkot yang berada
pada sirkuit Euler) akan kembali ketempat asalnya/ terminal
keberangkatannya dan angkot yang lainnya ( angkot yang berada pada lintasan
Euler) akan menuju ke tempat/ terminal lainnya. Jadi nanti akan terdapat dua
jalur, tidak mungkin hanya menggunakan satu jenis angkot untuk melewati
semua ruas jalan, minimal akan diperlukan dua jenis angkot. Angkot 1 pda
gambar melewati jalur yang merupakan sirkuit Euler, sehingga angkot dari
terminal satu tersebut akan kembali lagi ke satu terminal satu. Sedangkan
angkot 2 melewati jalur yang merupakan lintasan Euler, sehingga angkot dari
terminal satu tersebut akan menuju ke terminal dua.

4
Adanya dua jenis angkot dalam satu ruas jalan terkadang akan
membingungkan para penumpang dalam menentukan angkot yang akan
mereka pakai. Untuk meminimalkan masalah masalah yang akan terjadi,maka
ruas jalan yang sama-sama dilewati kedua angkot. Kedua jalan tersebut dipilih
karena merupakan jalan terpendek yang dilewati kedua angkot.
Terminal 1

Terminal 2

Hitam : Jalur angkot 1

Coklat : Jalur angkot 2

Gambar 3 : contoh jalur angkot yang bisa dibuat

Dengan pembuatan jalur seperti ini, maka dapat meminimalisir ketidakteraturan


dan mengurangi frekuensi ngetem angkotan kota ini dibanding angkotan lainnya. Jalur
angkutan kota akn lebih mudah dibuat jika jalan yang akan dilewati berupa sirkuit Euler
ataupun lintasan Euler, tetapi tidak keduanya. Jika jalan berupa sirkuit Euler dan lintasan
Euler maka akan lebih sulit menentukan jalur angkutan kotanya karena harus dibuat
salahsatu jaur lebih dahulu baru kemudian dibuat jalur yang lain. Kesulitan lainnya adalah
dalam menentukan ruas jalan mana yang sebaiknya dipakai bersama-sama sebaiknya
dipilih jalan yang paling pendek sehingga tidak terlalu merugikan para supir angkot.

B.2.1. Tujuan
Mengetahui dan mengerti penerapan dari materi matematika diskrit pokok
bahasan graf itu seperti apa, penerapan yang sesungguhnya dalam kehidupan
sehari hari. Sehingga penulis dapat serta merta dapat membuat suatu penemuan/

5
penelitian/ ide baru menggunakan ilmu dari matematika diskrit ini terutama pokok
bahasan graf ini.
B.2.2. Tinjauan Pustaka
- Rinaldi Munir dalam buku Buku Teks Ilmu Komputer Matematika Diskrit, Informasi,
diterbitkan di Bandung tahun 2005 halaman 353 – 437.
- Chinese Postman Problem http://eie507.eie.polyu.edu.hk/ss submission/B7a/
B.2.3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah dengan mengamati perilaku dari para sopir
angkot yang suka dan selalu ngetem sehingga menimbulkan kemacetan dan
menggangu ketertiban lalu lintas. Lalu metode pendekatan dan pemikiran, setelah
mengamati hal tersebut, metode selanjutnya adalah memikirkan kira kira metode
apa yang pas dan yang dapat diterapkan pada masalah tersebut. Dan akhirnya
muncul pemikiran mengenai metode tukang pos china, yang mana metode ini bisa
dibilang cukup terkenal dalam pembahsaan mengenai teori graf. Persoalan yang
dihadapi adalah bagaimana cara tukang pos cina dspst mengantarkan surat-surat
ke alamat sepajang jalan disuatu daerah tanpa melewati rute jalan yang sama dua
kali dan kembali lagi ke tempat awal keberangkatan.
Untuk lintasan dan sirkuit ,penulis menggunakan lintasan dan sirkuit euler.
Hal ini dikarenakan persoalan tukang pos cina tidak lain adalah menentukan
sirkuit euler didalam graf. Jika peta tukang jalan tempat tuk ang pos menantarkan
surat merupakan graf euler, maka sirkut eulernya mudah ditemukan. Tetapi jika
grafnya bukan euler maka beberapa sisi didalam graf harus dilalui lebih dari sekali
atau dengan menggunakan lebih dari satu tukang pos. Subjek dari penelitian jurnal
ini adalah angkutan umum 05 Tasikmalaya.
Karena metode ini belum diuji cobakan langsung oleh penulis jurnal,
sehingga dijurnal pun tidak tertera bagaimana pencatatan dan lain sebagainya
yang berkaitan dengan praktek, pengamatan dan hasil dilapangan.

6
B.2.4. Hasil dan Diskusi
Hasil dari penelitian ini, adalah didapatnya cara baru dalam menentukan
rute yang bisa menguntungkan penumpang juga pengemudi angkotnya, tanpa
pengemudi harus mengetem dan penumpang menunggu angkot. Menggunakan
Graf teknik jalur dan lintasan euler. Dengan pembuatan jalur angkutan kota yang
rapih dan teratur, maka permasalahan tentang trnsfortasi dapat dikurangi. Para
supir angkot akan mengurangi frekuensi ngetem mereka karena hanya ada satu
atau dua jenis angkot yang melewati jalan yang sama. Kemacetan yang biasa
terjadi juga akan berkurang karena jumlah supir angkot yang biasa ngetem akan
berkurang. Para pemakai angkutan kota juga akan lebih mudah dalam menentukan
angkot mana yang akan mereka naiki karena hanya ada satu atau dua jenis angkot
dan juga karena jalur angkot mereka jelas.
B.2.5 Kesimpulan dan Saran
Jalur angkutan kota akan lebih mudah dibuat jika jalan yang akan dilewati
berupa sirkuit Euler ataupun lintasan Euler, tetapi tidak keduanya. Jika jalan
berupa sirkuit Euler dan lintasan Euler maka akan lebih sulit menentukan jalur
angkutan kotanya karena harus dibuat salah satu jaur lebih dahulu baru kemudian
dibuat jalur yang lain. Kesulitan lainnya adalah dalam menentukan ruas jalan
mana yang sebaiknya dipakai bersama-sama sebaiknya dipilih jalan yang paling
pendek sehingga tidak terlalu merugikan para supir angkot.
Selanjutnya mengenai jumlah angkot yang dioperasikan pada satu rute.
Sebaiknya jumlah angkot yang dioperasikan disesuaikan dengan panjang rute
angkot dari tempat asal ketujuannya. Jika rute angkotnya jauh, maka jumlah
angkot yang diopersikan harus cukup banyak sehingga para penumpang yang
akan naik angkot tidak menunggu angkot terlalu lama. Sebaliknya jika rute
angkotnya tidak terlalu jauh, jumlah angkot yang dioperasikan tidak perlu terlalu
banyak. Hal ini dilakukan juga demi kenyamanan para supir angkot. Mereka akan
berfikir dua kali untuk ngetem kesempatan mereka untuk mendapatkan
penumpang akan berkurang.

7
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kekuatan Jurnal
Jurnal ini menampilkan secara detail apa itu graf, mulai dari pengertian graf,
definisi dan sebagainya. Kemudian metode dan langkah langkahnya pun terjabarkan
dengan sangat baik. Bahkan pembaca yang tadinya tidak mengetahui apa itu graf bisa
sedikit mengetahui apa itu graf karena materi grafnya sendiri dapat dijelaskan dengan
baik.
Kemudian isi dari jurnal ini juga detail, tidak meloncat atau tidak jelas. Dijelaskan
juga mengenai tata cara dari setiap langkah yang digunakan, kelebihan, gambaran dan
sebagainya yang menguatkan pendapatnya dan metodenya. Dijelaskan secara terperinci
menggunakan alasan juga contoh ada pada kalimat “Pada contoh jalan diatas, seperti
persimpangan jalan mempunyai cabang yang berjumlah genap, kecuali dua persimpangan
yang mempunyai jumlah cabang yang ganjil. Hal ini sesuai dengan syarat cukup dan perlu
agar suatu graf disebut graf semi Euler, yaitu jika dan hanya jika setiap simpul didalam
graf berderajat genap mecuali dua jumlah simpul yang berderajat ganjil. Hal ini
dikarenakan simpul awal tidak sama dengan simpul akhir. Pembuatan jalur pada lintasan
Euler sama dengan jalur angkutan kota pada mumnya, dimana sang supir mulai berangkat
dari satu terminal menuju ke terminal lainnya, “ Pada kalimat tersebut dijelaskan mengapa
menggunakan cara tersebut, alasannya apa, dan apakah relevansi dengan teori yang ada.
Kemudian disertai pula ilustrasinya, sehingga pembaca tau, seperti apakah jika diterapkan
metode ini.
B. Kelemahan Jurnal
Jurnal ini memiliki kelemahan yaitu tidak disertai dengan penerapan nya secara
langsung di lapangan. Sehingga pembaca tidak begitu mengetahui hasil data dari metode
ini. Kekurangan nya hanya ada pada sisi penerapan nya secara langsung karena tidak ada
contoh dari kegiatan secara langsung dilapangan, kelemahan dan kelebihanya jika
diterapkan, apakah dapat tersolusikan dengan baik dan benar, dan jawaban jawaban
seperti itu belum terjawabkan di jurnal ini.

8
BAB III
Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
Jurnal ini detail dan membahas mengenai bagaimana mengendalikan
angkutan umum yang macet di daerah tasikmalaya. Jurnal ini lengkap, dan dapat
dicoba dan diterapkan di daerah daerah yang memang angkutan nya semrawut dan
membutuhkan metode untuk mengatasinya. Penulis memahami dan menjelaskan
betul apa itu graf, dan pengaplikasiannya dalam menangani masalah angkot
ngetem, terutama jurusan 05 kota Tasikmalaya.
B. Saran
Saran sebaiknya metode ini dicoba dan ditunjukan hasilnya kepada
pembaca sukses tidaknya, sehingga pembaca mengetahui jika metode graf ini
cocok dan dapat membantu permasalahan yang ada di kota kota yang macet
karena ketidak aturan nya angkutan angkutan kotanya.

9
10

Anda mungkin juga menyukai