Pengotor dalam air dapat dikelompokkan menjadi suspended solid (pasir halus, lumpur dll) dan
dissolved solid (ion positif seperti Ca2+, Mg2+, Na+ & ion negatif seperti Cl-, CO32-, OH-).
Di IPMOMI Suspended solid dipisahkan dengan sytem pretreatment yang meliputi DAF-F (Dissolved
air floatation-Filter), Polishing filter,& Cartridge filter. Dissolved solid dipisahkan dengan RO (Reverse
Osmosis) baik SWRO ataupun DWRO kemudian mixed bed.
Adalah system pretreatment yang memanfaatkan micro bubble (gelembung kecil) untuk
memisahkan sludge yang terbentuk, sehingga sludge mengapung di atas.
1. N 7193 : Berfungsi Sebagai koagulan. Dalam air TSS (Total Suspended Solid) umumnya
bermuatan negative, maka dari itu diperlukan chemical yang dapat menyumbangkan
muatan positif. Koagulan di WTP adalah FeCl3 menyumbangan Fe3+, sehingga dengan adanya
pengadukan yang cepat TSS dapat dinetralkan kemudian terbentuk microfloc. Prosesnya
disebut koagulasi. Dosis 7 – 9 ppm
2. N8184: Berfungsi sebagai flokulan. Chemicalnya berupa polimer yang memiliki rantai
panjang sehingga dapat mengikat microfloc yang terbentuk menjadi macrofloc (floc yang
lebih besar lagi). Prosesnya disebut Flokulasi. Flokulan dapat berupa kationik (bermuatan
positif), anionic (bermuatan negative), & non ionic (tidak bermuatan). Di WTP adalah
flokulan anionic. Dosis 0.1 ppm
3. Sodium Hypochlorite (NaOCl): membunuh mikroorganisme. Dalam air terukur sebagai free
residual chlorine (FRC). Dosis 0.2 – 0.5 ppm
Macrofloc yang terbentuk disebut juga sludge yang kemudian diapungkan oleh gelembung kecil di
DAF, kemudian air tersaring dan ditampung di Filtered Water Pit. Filter yang ada di DAF terdiri dari
antrasit, sand (pasir), & gravel.
POLISING FILTER
Adalah system filtrasi (penyaringan) yang didalamnya menggunakan sand (pasir) & gravel.
CARTRIDGE FILTER
Osmosis adalah perpindahan larutan dari konsentrasi encer ke pekat. Dapat digambarkan sebagai
berikut:
Reverse Osmosis dapat terjadi jika ada tekanan yang melebihi tekanan osmosis (pada gambar
disimbolkan P2).
Material embrane yang digunakan dalam industry ada celulosa acetate (CA) dan Thin Film Composite
(TFC). Yang umum digunakan adalah yang berbahan poliamida. Perbedaan kedua material tersebut
adalah:
pH Typical 5 – 6.5 2 – 11
Prinsip Dasar:
dP = P feed – P reject
Permeate
Feed
Reject
Parameter feed SWRO yang dikontrol agar tidak terjadi masalah seperti diatas.
pH ; max 7.4
Conductivity ; max 55,000
Turbidity ; 0.25 NTU
Oxidizing Reducing Potensial (ORP) ; max 350
Free Residual Chlorine (FRC) ; 0.05 ppm
SDI ; < 3
Non Oxidizing Biocide (PC 11): dinject 2 kali seminggu untuk menghilangkan mikroorganisme
yang ada dimembrane
Service Water
Portable Water
Service Water berasal dari product SWRO yang masih memiliki pH 5-6.5 akan mengakibatkan korosi
pada pipa carbonsteel yang dilaluinya. Oleh karena itu diperlukan treatment agar tidak terjadi
korosi.
Air bisa dikatakan berpotensi korosi atau tidak, dapat diketahui melalui harga LSI (Langlier Saturation
Index). Jika nilai LSI (negative) maka air tersebut berpotensi korosi, tetapi jika harga LSI (Positif) maka
air tersebut berpotensi scaling (berkerak).
Lime: Dalam air akan menjadi Ca(OH)2 yang akan berfungsi menaikkan pH dan
memberi tambahan kalsium (Ca) untuk menaikkan nilai LSI.
N7392: Mengandung Zinc (Zn) & Ortho-Phosphate yang mana Zinc akan bereaksi
dengan ion hydroxide (OH-) dari Ca(OH)2 membentuk Zn(OH)2 (Zinc Hydroxide)
yang akan memberi perlindungan bagian katodik dari pipa service water. Sedangkan
phosphate akan berekasi dengan kalsium yang membentuk suatu lapisan soft (tidak
keras) yang disebut Hydroxyapatite yang melindungi bagian anodic dari pipa service
water.
POTABLE WATER
Sama halnya dengan service water, potable water berasal dari product SWRO yang juga masih
memilki sifat korosi. Karena potable water merupakan air yang digunakan untuk keperluan manusia,
maka tidak digunakan chemical untuk treatment airnya. Hanya saja digunakan NaOCl (Sodium
Hypochlorite) dalam dosis kecil untuk menghilangkan mikroorganisme. Treatment yang digunakan
agar tidak terjadi kaorosi adalah pipa yang digunakan haruslah tahan korosi yaitu stainless steel.
CLOSED COOLING
Cooling ada tiga macam, once through cooling, open cooling, dan closed cooling. Yang dibahas disini
adalah closed cooling.
Closed cooling digunakan sebagai pendingin dari equipment yang ada di Plant (baik itu generator
ataupun motor pompa). Prinsipnya adalah mengalirkan air suhu normal pada equipment yang
sedang service, sehingga panas dari equipment akan terserap air tersebut, kemudian panas yang
terkandung dalam air tersebut akan diserap oleh air lain (di IPMOMI air laut) pada HEAT
EXCHANGER.
Air dari closed cooling berasal dari product mixed bed (ion exchanger) yang meskipun memiliki TDS
yang rendah (Conductivity < 0.2 s/cm) masih memilki pH 6 - 7.5 , yang mana pada pH ini memilki
kecenderungan terjadi korosi.
Oleh karena itu digunakan chemical untuk menghambat terjadinya korosi. Chemical yang digunakan
di IPMOMI adalah:
N8539 / TRAC 109 : mengandung nitrit (NO2-) yang berfungsi mengoksidasi besi
(Fe) menjadi lapisan Magnetit (Fe2O3) pada pipa. N8539 juga akan meningkatkan pH
air closed cooling 8-11.5
N2593: berfungsi sebagai biocide untuk menghilangkan mikroorganisme. Semakin
banyak mikroorganisme maka pada pipa akan terdapat slime (hasil metabolism
mikroorganisme) yang mengakibatkan korosi.
N8325: mengandung molibdate dan nitrit. Cocok digunakan pada DO (Dissolve
Oxygen). Molibdate dan besi (Fe) akan membentuk lapisan yang stabil sehingga pipa
akan terlindung dari korosi.