Anda di halaman 1dari 20

MODUL PEMBUATAN BOLERO

TRI SARI WULANSIH, S.Pd.

0
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan
Modul Guru Pembelajar Paket Keahlian Tata Busana Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
dalam rangka kegiatan magang guru proram teaching factory).

Modul ini merupakan bahan pembelajaran wajib, yang digunakan dalam kegiatan
magang guru. Di samping sebagai bahan pelatihan, modul ini juga berfungsi sebagai
referensi utama bagi Guru SMK dalam menjalankan tugas di sekolahnya masing-masing.

Masing-masing materi dilengkapi dengan tujuan, indikator pencapaian kompetensi,


uraian materi, aktivitas pembelajaran, latihan dan kasus, rangkuman, umpan balik dan
tindak lanjut, kunci jawaban serta evaluasi pembelajaran.

Pada kesempatan ini saya sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan atas
partisipasi aktif kepada p pihak-pihak yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.
Semoga keberadaan modul ini dapat membantu para narasumber, instruktur dan guru
pembelajar dalam melaksanakan magang guru.

Warungasem, 2019

1
A. Petunjuk Penggunaan Modul
Agar peserta didik bisa memperoleh hasil yang maksimal dalam menggunakan modul ini, ikuti
petunjuk yang perlu dilaksanakan berikut ini :
1. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan
belajar. Materi yang kurang jelas dapat ditanyakan kepada guru maupun instruktur yang
mengampu kegiatan ini.
2. Kerjakanlah tugas-tugas yang diberikan pada setiap kegiatan belajar. Hal ini akan
menambah kedalaman peserta didik pada penguasaan materi-materi yang dibahas pada
kegiatan belajar yang bersangkutan.
3. Ikuti petunjuk modul secara berurutan dan lakukan kegiatan/langkah kerja sesuai petunjuk
pada modul dan sesuai SOP
4. Kerjakan soal latihan dengan baik. Latihan soal ini menunjukkan tingkat penguasaan
peserta diklat pada materi-materi yang dibahas dalam kegiatan belajar yang bersangkutan.
5. Jangan berpindah pada kegiatan belajar berikutnya, jika penguasaan materi pada kegiatan
belajar sebelumnya masih belum dikuasai. Ulangi kegiatan belajar ini dan bertanyalah hal-
hal yang belum dikuasai kepada guru atau instruktur yang mengampu.
6. Kerjakanlah tugas praktik yang terdapat dalam lembar kerja dengan baik. Keberhasilan
peserta diklat dalam mengerjakan tugas ini dapat dilihat dengan kualitas pekerjaan yang
memenuhi standar yang telah ditentukan. Jika hasil praktik belum memenuhi standar
dimaksud, ulangi tugas praktik yang bersangkutan sampai didapatkan hasil praktik yang
memenuhi.
7. Periksa hasil kerja secara teliti dan dokumentasikan hasil kerja untuk evaluasi.

2
A. Cakupan dan Ruang Lingkup
Sasaran pembelajaran berdasarkan pada standar kompetensi lulusan meliputi
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan
pendidikan. Bahan ajar berupa modul ini menerapkan pendekatan ilmiah (scientific) untuk
mendorong kemampuan siswa menghasilkan karya nyata secara individual, maka sangat
disarankan menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran. Peningkatan kompetensi siswa
SMK Program Keahlian Tata Busana khususnya kelas XI semester gasal sudah terfokus pada
penguasaan ketrampilan untuk menghasilkan suatu produk busana.
Perkembangan di dunia fashion yang berubah terus dan sangat cepat dari tahun ke tahun,
menuntut kita para pelaku dunia fahion untuk terus mengikuti perkembangannya. Kesadaran
mengikuti mode (fashionable) melibatkan pengenalan tentang busana dan variasinya. Begitu
juga yang tidak kalah pentingnya adalah tentang teknik pembuatan karya desain busana yang
baru dibuat. Perkembangan ini menuntut perubahan dalam kurikulum yang ada di sekolah
kejuruan utamanya pada program keahlian tata busana, khususnya dengan menyesuaikan diri
pada kemajuan jaman saat ini.
Modul ini kami buat sebagai bentuk tindak lanjut dari program magang guru di dunia
usaha dan akan digunakan sebagai pegangan untuk siswa dalam melaksanakan program
pembelajaran teaching factory di sekolah. Materi yang ada pada modul ini mengacu pada apa
yang ada di dunia usaha/dunia industri, sehingga diharapkan dapat membantu para siswa untuk
lebih mudah memahami pembuatan busana khususnya dalam pembuatan busana bolero sesuai
materi pada mata pelajaran pembuatan busana custom made. Modul ini digunakan sebagai
sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran tatap muka. Dengan ruang lingkup pembelajaran
sebagai berikut :
1. Kegiatan Pembelajaran I :
Menganalisis desain/model bolero
2. Kegiatan Belajar II :
Menganalisis ukuran tubuh yang diperlukan untuk membuat bolero dan cara mengukurnya
3. Kegiatan Belajar III :
Membuat pola dasar dan merubah pola sesuai desain/model bolero
Menganalisis rancangan bahan (lab sheet) untuk pembuatan bolero
Menerapkan prosedur/langkah kerja menjahit bolero

3
B. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini guru produktif tata busana diharapkan memahami dan
mengetahui tentang desain busana bolero, dapat mengaplikasikan teknik pembuatan pola dan
prosedur/langkah kerja menjahit busana bolero dan secara khusus bisa mempersiapkan peserta
didik untuk dapat :
1. Membuat pola busana bolero dengan berbagai model/desain.
2. Membuat produk busana bolero sesuai desain atau berdasar pesanan.

C. Strategi Pembelajaran
Modul ini harus dipahami sebagai bagian dari fungsi dalam pembelajaran pembuatan busana
custom made, diantaranya :
1. Sebagai sumber referensi untuk para guru, profesional dibidang pembuatan pola, dan
khususnya Guru SMK Bidang Studi Tata Busana.
2. Mengisi kebutuhan yang diperlukan dalam standart kehidupan yang berbudaya,
bertanggung jawab dengan pilihannya (tata busana) dan juga agar peserta didik
mempunyai kepribadian yang utuh dan menarik.
3. Memberikan instruksi yang bervariasi agar peserta didik termotivasi untuk melanjutkan
belajar lebih lanjut (focus dan serius) setelah jam belajar di sekolah selesai.

4
BAB II
KEGIATAN BELAJAR I
MENGANALISA DESAIN/MODEL BOLERO

A. Uraian Materi
1. Pengertian Bolero
Bolero adalah semacam blus pendek dengan atau tanpa kancing, model pas di
badan dengan ukuran setengah dada dan terbuka di bagian depan, serta berlengan pendek
atau panjang. Bolero juga bisa berbentuk seperti jaket pendek atau seolah-olah sebuah
jaket yang panjangnya diatas pinggang atau sampai pinggang dan mempunyai garis kurve
(lengkung) dari tengah muka ke samping. Jika dilihat dari bentuknya jenis busana yang
satu terlihat seperti pakaian pakaian anak kecil yang dipakai oleh orang dewasa, tampak
kekecilan. Namun seperti itulah desaign bolero sebenarnya.
Menurut sejarah perkembangan busana, bolero berasal dari Spanyol. Dan pada
abad ke-20 Bolero dipakai dengan blouse berleher tinggi serta berjumbai-jumbai dipadu
dengan rok bawah panjang sampai lantai. Selama tahun 1960-an dan 1970-an dihidupkan
kembali, dipakai baik dengan rok bawah maupun celana. Untuk pakaian malam, Bolero
dari bahan beludru (velvet) sangat populer. Bolero untuk siang hari telah dibuat dari
banyak macam bahan, termasuk macam-macam katun, brocade, denim dan kulit atau
dengan hiasan bis-ban.

2. Ciri-ciri dan Fungsi desain busana Bolero


Ciri-ciri Bolero :
a. Jaket pendek, panjang diatas pinggang atau sampai pinggang
b. Dengan atau tanpa model garis curve (lengkung) dari tengah muka ke samping
c. Memakai hiasan bordir atau jumbai-jumbai (fringe)
d. Memakai lengan pendek atau panjang
e. Tanpa menggunakan kancing
Fungsi Bolero :
Adalah sebagai busana luaran (outer) pendek dan dikenakan dengan blus berkerah tinggi
serta dipadu dengan rok bawah ataupun celana.
Manfaat/kelebihan pemakaian bolero :
a. Tidak terlalu panas, apalagi jika bolero yang terbuat dari bahan rajut
b. Terlihat fashionable dan fleksibel dalam pemakaian
c. Mudah dilepas dan dipakai kembali
d. Bisa dipakai untuk kesempatan resmi maupun santai

3. Jenis-jenis Bolero
a. Bolero matador
Merupakan jenis/model bolero untuk laki-laki

5
b. Bolero resmi
Jenis/model bolero yang berfungsi untuk pemakaian pada kegiatan resmi, pemakaian
bolero jenis ini bisa dipadukan dengan gaun resmi yang senada warnanya maupun
berbeda (sebagai variasi)
c. Bolero casual
Merupakan jenis bolero yang pemakaiannya bersifat lebih santai dan pemakaian
bahan/kain utama lebih bervariasi baik dari segi warna maupun jenisnya.

4. Pengetahuan Kain/Bahan Tekstil untuk Bolero


Bahan Utama :
Katun/batik : digunakan pada pembuatan bolero untuk kesempatan formal
Brocade/tile/organdi/rajut : digunakan pada pembuatan bolero untuk kesempatan pesta
Denim : digunakan pada pembuatan bolero untuk kesempatan santai (bolero casual)
Kulit/oscar : digunakan pada pembuatan bolero untuk kesempatan santai (bolero casual)
Bahan Penunjang :
Kain Furing : digunakan untuk lapisan dalam bolero sebagai bahan furing/lining
Tricot : digunakan untuk melapis bahan utama agar kelihatan lebih tegas teksturnya.
Biasanya bahan utama yang menggunakan tricot sebagai bahan pelapis adalah kain batik,
kain katun dan denim.
Renda atau garnitur busana yang biasa digunakan pada bolero

5. Analisis Desain Busana Bolero


a. Contoh desain/model bolero 1 :

Analisis desain busana bolero di atas antara lain :


 Bolero dari bahan denim, dipakai untuk kesempatan santai
 Model bolero lengan panjang, panjang bolero di atas pinggang
 Model kerah setengah tegak, terdapat 3 buah saku tempel
 Memakai kancing besi dan setikan lubang kancing dengan warna benang yang
tidak sewarna bahan sebagai hiasan
 Tanpa model garis curve dari tengah muka ke samping

b. Contoh desain/model bolero 2 :

6
Analisis desain busana bolero di atas antara lain :
 Bolero dari bahan jenis wool, dipakai untuk kesempatan setengah resmi atau
santai, di padukan dengan gaun pendek/sekdress
 Model bolero lengan pendek, panjang bolero di atas pinggang
 Tanpa kerah, dengan model garis curve dari tengah muka ke samping
 Opening/bukaan di depan, tanpa kancing dan tanpa lubang kancing
 Model garis curve dari tengah muka ke samping

B. Lembar Kerja Siswa


1. Diskusi Kelompok :
a. Amati gambar 2 jenis desain/model bolero berikut :

Buat analisis desain busana bolero tersebut !


b. Diskusikan bersama kelompok tentang perbedaan antara busana bolero dan rompi !

2. Tugas Individu /Soal Latihan :


Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jawaban yang singkat dan jelas !
1) Jelaskan pengertian bolero !
2) Jelaskan fungsi busana bolero !
3) Sebutkan 4 macam ciri-ciri busana bolero !
4) Sebutkan 4 macam manfaat busana bolero !
5) Sebutkan 3 macam contoh penggunaan bahan utama untuk membuat busana bolero
dan jelaskan fungsi pemakaian bolero sesuai dengan jenis bahan tersebut !

7
BAB III
KEGIATAN BELAJAR II
MENGANALISIS UKURAN TUBUH

A. Uraian Materi
1. Persiapan Mengukur Tubuh
Ketepatan ukuran tubuh yang diperoleh pada saat pengukuran merupakan faktor yang
sangat menentukan dalam pembuatan pola. Persiapan yang diperlukan untuk mengambil
ukuran tubuh agar ukuran bisa tepat dan betul-betul sesuai dengan tubuh yang diukur yaitu:
a. Model yang akan diukur sebaiknya memakai pakaian yang pas dibadan, dan mengikat
bagian-bagian tubuh seperti : pinggang, panggul, dada dan pangkal lengan
b. Menganalisa bentuk tubuh, tujuannya adalah untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan yang ada pada tubuh.
c. Posisi tubuh pada saat diukur, model berdiri dengan posisi yang benar yaitu:
 badan tegak lurus
 pandangan lurus kedepan
 kedua kaki rapat
 tangan lurus pada sisi

8
2. Cara Mengukur Tubuh

Keterangan cara mengukur beberapa ukuran tubuh yang diperlukan untuk pembuatan
busana bolero :
1. Lingkar badan (Li.Ba)
Diukur pada bagian badan belakang, melalui ketiak hingga melingkari payudara,
diambil angka pertemuan meteran dalam keadaan pas. Tambahkan 4 cm pada hasil
ukurannya. (Diukur dari titik A – B – C – A).
2. Lingkar pinggang (Li.Pi)
Diukur pada bagian pinggang yang terikat vetter-band, diambil angka pertemuan
meteran dalam keadaan pas, tambahkan 2 cm pada hasil ukurannya.
(Diukur dari titik D – E – F – D).
3. Lingkar leher (LL)
Diukur sekeliling leher, diambil angka pertemuan meteran pada lekuk leher depan
bagian bawah. (Diukur dari titik H – I).
4. Lebar dada (LD)
Diukur dibawah lekuk leher turun sekitar 5 cm, diukur mendatar ati kerung lengan
sebelah kiri sampai kerung lengan sebelah kanan ( Diukur dari titik H – I).
5. Panjang dada (PD)
Diukur dari titik G ke bawah sampai dengan batas pinggang. (yang terikat Vetter ban)

9
6. Panjang sisi (PS)
Diukur dari bawah kerung lengan ke bawah sampai ke batas pinggang. (Diukur dari
titik B-E)
7. Lebar bahu (LB)
Diukur dari batas leher sampai ke bagian bahu yang terendah (pangkal lengan). (Diukur
dari titik K-J)
8. Panjang lengan (PL)
Lengan pendek
Diukur dari ujung bahu / pangkal lengan ke bawah, sampai 5cm diatas siku atau
sepanjang yang diinginkan. (Diukur dari titik K-L).
Lengan panjang
Diukur dari ujung bahu/ pangkal lengan ke bawah, sampai 2 cm di bawah ruas
pergelangan tangan atau sepanjang yang diinginkan (diukur dari titik K-L-M).
9. Lingkar kerung lengan (LKL)
Diukur pada keliling kerung lengan dalam keadaaan pas, tambahkan 4 cm pada hasil
ukurannya.( diukur dari titik K- I- Q- T- K)
10. Lingkar pangkal lengan (LPL)
Diukur tepat di bawah ketiak pada pangkal lengan dalam keadaan pas, tambahkan 4 cm
pada hasil ukurannya. (diukur dari titik R-S ditambah 4 cm ).
11. Tinggi kepala lengan (TKL)
Meteran tidak dilepas dan diukur dari batas kerung lengan (ujung bahu) sampai pangkal
lengan (tepat di tempat lingkar pangkal lengan ).
(diukur dari titik S-K).
12. Lingkar lengan (LL)
Ukur keliling lengan dalam keadaan pas , tambahkan 4 cm pada hasil ukurannya.
(diukur dari titik V-L-V di tambah 4 cm)
13. Lingkar pergelangan lengan (LPL)
Ukur keliling pergelangan tangan dalam keadaan pas ditambah 2cm atau sesuai dengan
model lengannya. (diukur dari titik M-W-M)
14. Jarak payudara (JPD)
Diukur dari puncak payudara sebelah kiri ke sebelah kanan. (diukur dari titik X-Y)
15. Tinggi puncak (TP)
Diukur dari pinggang ke atas sampai kurang 2 cm dari puncak payudara
(diukur dari titik Z-Y)
16. Ukuran pemeriksa (UP)
Diukur dari pertengahan pinggang bagian depan, serong melelui payudara ke bahu
terendah, kemudian teruskan ke pertengahan pinggang belakang.
(diukur dari titik D-K - P)
17. Panjang punggung (PP)
Diukur pada bagian punggung, dari ruas tulang leher yang menonjol di pangkal leher,
turun ke bawah sampai btas pinggang bagian belakang.(diukur dari titik O-P)
18. Lebar punggung (LP)
Dari ruas tulang leher turun 8cm, diukur dari kerung lengan sebelah kiri sampai kerung
lengan sebelah kanan. (diukur dari titik T-U).

10
3. Ukuran Yang Diperlukan Untuk Membuat Bolero
Beberapa ukuran yang diperlukan untuk membuat busana bolero antara lain :
1. Lingkar badan
2. Lingkar pinggang
3. Panjang bahu
4. Panjang lengan
5. Lingkar kerung lengan
6. Panjang muka
7. Lebar muka
8. Panjang punggung
9. Lebar punggung
10. Panjang bolero

B. Lembar Kerja Siswa


1. Diskusi Kelompok :
Amati gambar desain/model bolero berikut :

a. Diskusikan dengan teman satu kelompok, ukuran apa saja yang diperlukan untuk
membuat model bolero tersebut !
b. Ukur badan teman secara bergantian dengan daftar ukuran yang diperlukan sesuai
desain/model bolero tersebut !

2. Tugas Individu /Soal Latihan :


Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jawaban yang singkat dan jelas !
1) Jelaskan mengenai ketepatan ukuran tubuh yang diperlukan untuk membuat pola suatu
busana !
2) Sebutkan 3 hal tentang persiapan sebelum pengukuran tubuh !
3) Sebutkan sikap tubuh model yang benar saat di ukur !
4) Sebutkan 5 macam ukuran pokok yang diperlukan untuk membuat bolero !
5) Jelaskan cara mengukur beberapa ukuran berikut :
 Lingkar badan
 Lingkar pinggang
 Panjang bahu
 Panjang lengan
 Panjang bolero

11
BAB IV
KEGIATAN BELAJAR III
MENERAPKAN PROSEDUR PEMBUATAN BOLERO

A. Uraian Materi
1. Membuat Pola Dasar
Contoh ukuran untuk pembuatan pola dasar :
Lingkar leher : 36 cm Tinggi dada : 14 cm
Lingkar badan : 88 cm Panjang sisi : 17 cm
Lingkar pinggang : 60 cm Panjang bahu : 12 cm
Panjang muka : 30 cm Lebar punggung : 33 cm
Lebar muka : 31 cm Panjang punggung : 36 cm
Jarak dada : 17 cm

Keterangan Pola badan muka :


A – B = 1/6 lingkar leher
B – C = Panjang muka
C – D = A – E = ¼ lingkar badan + 1 cm
A – A1 = 1/6 lingkar leher + 0,5 cm
A1 – A2 = Panjang bahu
A2 – A3 = turun 4 cm
B – B 1 = 5 cm
B1 – B2 = ½ lebar muka
C - C1 = ¼ lingkar pinggang + 1+ 3 cm
C – C2 = 1/10 lingkar pinggang + 1 cm
C – CC3 = 3 cm
C1 – C4 = naik 1,5 cm
C4 – K = Panjang sisi
C4 – M = Tinggi dada
M – O = ½ jarak dada
Keterangan Pola badan belakang :
A - B = 1,5 – 2 cm
B – C = Panjang punggung
C – D = A – E = ¼ lingkar badan – 1 cm

12
A – A1 = 1/6 lingkar leher + 0,5 cm
A1 – A2 = Panjang bahu
A2 – A3 = Turun 3 cm
B – B1 = 10 cm
B1 – B2 = ½ lebar punggung
C – C1 = ¼ lingkar pinggang – 1 cm + 3 cm
C – C2 = 1/10 lingkar pinggang
C2 – C3 = 3 cm
C1 – K = Panjang sisi

2. Merubah Pola dasar/Pecah Pola


Pengertian Pecah pola :
Adalah suatu proses membuat pola busana yang diawali dengan pembuatan pola dasar
(sesuai ukuran tubuh model/pemesan busana), kemudian dari pola dasar tersebut di ubah
bentuk atau dikembangkan sesuai dengan desain/model busana yang diminta.
Contoh desain model bolero yang akan dibuat sbb :

Pecah pola dari desain busana bolero di atas adalah :

Keterangan :
Garis putus-putus : merupakan garis pola dasar
Garis penuh : merupakan garis pola yang sudah disesuaikan dengan desain/model bolero
Angka 3 pada gambar merupakan ukuran dinaikkan 3 cm pada garis leher pada pola
bagian muka dan belakang.

13
Angka 15 merupakan ukuran garis leher pada pola bagian muka diturunkan 15 cm (sesuai
dengan desain/model bolero)
Angka 10 merupakan ukuran panjang bolero 10 cm dari ukuran garis pinggang, baik
untuk pola bagian muka maupun belakang.
Angka 2 merupakan ukuran 2 cm dikeluarkan dari garis sisi (pada garis panjang bolero)

3. Merancang Bahan dan Harga


Pengertian Merancang Bahan :
Merancang bahan adalah menghitung banyaknya bahan yang diperlukan untuk membuat
suatu model busana. Rancangan bahan dibuat dalam ukuran skala 1:4 dan sesuai dengan
pola yang sudah dirubah, termasuk kampuh 2 cm dan kelim 4. Tujuan dari membuat
rancangan bahan ini adalah untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam menggunting
pola diatas kain yang sebenarnya.
Hal-hal yang diperlukan pada waktu merancang bahan adalah:
Sebelum pola diletakkan diatas bahan, harus digambar dahulu arah serat benang dan
tanda-tanda pola lainnya.
Meletakkan pola pada bahan harus sehemat mungkin, ditinjau dari segi ekonomis. Tetapi
jangan melupakan segi keindahan dan arah benang.
Letakkan pola yang ukurannya besar terlebih dahulu, kemudian letakkan pola yang
ukurannya kecil-kecil.
Model simetris sebaiknya bahan dirangkap dua supaya sama bagian kiri dan kanan.

Contoh Hasil rancangan bahan untuk model busana kemeja :

Pengertian Merancang Harga :


Merancang harga adalah menghitung biaya yang diperlukan untuk keperluan membuat
suatu busana, karena banyak keperluan yang digunakan untuk membuat suatu busana,
maka keperluan tersebut dikelompokkan dalam :
Bahan utama yaitu bahan yang digunakan untuk membuat busana, misalnya katun, satin,

14
tule, sutera dll.
Bahan pembantu yaitu keperluan untuk membantu terwujudnya blus/gaun misalnya
benang, resleting, viselin dll.
Bahan pelengkap antara lain: payet, renda, kancing hias dll
Menghitung modal dan harga jual :
1. Menghitung semua pengeluaran dalam pembuatan busana .
2. Menghitung harga jual :
a. Menentukan modal, upah tenaga kerja, dan keuntungan yang diperoleh
b. Mencari biaya produksi, dengan menambahkan modal dan upah tenaga kerja
c. Mencari keuntungan yang ingin di peroleh
d. Mencari harga jual = biaya produksi + keuntungan
Contoh Menghitung harga jual :

RANCANGAN HARGA BUSANA

Harga
No. Nama Barang Banyak Barang
Satuan Total

1. Bahan utama 2m Rp. 50.000 Rp. 100.000

2. Bahan furing 1,5 Rp. 10.000 Rp. 15.000

3. Fliselin kodok 1m Rp. 15.000 Rp.15.000

4. Benang jahit 1 buah Rp. 1.200 Rp. 1.200

5. Kancing 5 buah Rp. 500 Rp. 2500

Total Rp.133.700

Keterangan :
Modal = Rp.133.700
Upah tenaga kerja = Rp.80.000
Biaya produksi = modal + upah
= Rp.133.700 + Rp.80.000
= Rp. 213.700
Keuntungan yang ingin diperoleh = 30% x biaya produksi
= 30% x Rp. 213.700
= 64.110
Harga jual = biaya produksi + keuntungan
= Rp. 213.700 + Rp. 64.110
= Rp. 277.810
Jadi harga jual busana tersebut yaitu :Rp. 280.000

15
4. Prosedur/Langkah Kerja Menjahit Bolero
Setelah proses memotong bahan selesai dilakukan, proses selanjutnya adalah menjahit
bolero dengan urutan kerja sebagai berikut :
1) Jahit obras semua potongan lengan maupun potongan badan
2) Jahit bagian tangan dan kelim ujungnya
3) Jahit bagian depan dan buat lapisannya
4) Jahit lapisan kerung leher bagian belakang
5) Satukan bagian bahu dari kain depan dan belakang kemudian diatas
6) Satukan bagian sisi bolero
7) Jahit lengan ke kerung badan
8) Terakhir jahit dengan tusuk soom tangan lapisan bagian depan dan kerung leher
belakang juga bagian keliman belakang
9) Setrika hingga licin dan bolero siap dipakai

B. Lembar Kerja Siswa


1. Tugas Individu
Amati gambar desain/model bolero berikut :

a. Diskusikan dengan teman satu kelompok, buatlah pola dasar dengan skala 1 : 4 dengan
ukuran standar M !
b. Ubah pola dasar tersebut sesuai desain/model bolero tersebut !
c. Buat rancangan bahan dan harga dari hasil ubah pola !

16
2. Tugas Individu /Soal Latihan :
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jawaban yang singkat dan jelas !
1) Jelaskan pengertian ubah pola/pecah pola !
2) Jelaskan pengertian merancang bahan !
3) Sebutkan tujuan merancang bahan dan harga !
4) Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang/layout pola pada bahan !
5) Jelaskan pengertian merancang harga !

3. Lembar Unjuk Kerja Siswa


Jahit bagian-bagian bolero yang sudah dipotong dan selesaikan sampai tuntas dengan
memperhatikan aspek K3 dan sesuai SOP menjahit bolero !

Kriteria Penilaian : Rancangan Bahan

Nama Siswa : Kelas :

No Aspek yang dinilai Skor Skor yang


maksimal diperoleh
1. Kesesuaian hasil analisis desain 20
2. Proses pembuatan dan perubahan pola
a. kesesuaian garis dan bentuk pola 20
dengan desain
b. kesesuaian jumlah komponen pola
20
c. Kesesuaian ukuran
20
3. Hasil rancangan bahan dan harga 20
Total Skor 100

17
Kriteria Penilaian : Proses Menjahit Bolero

Nama Siswa : Kelas :

No Aspek yang dinilai Skor Skor yangdiperoleh


maksimal
1. Perencanaan
a. Memeriksa bagian-bagian busana yang 10
sudah dipotong
10
b. Menyiapkan area kerja dan kelengkapan
2. alat menjahit
Proses menjahit 30
a. Ketepatan ukuran dan kerapihan jahitan
30
bagian-bagian busana
b. Ketepatan ukuran dan kerapihan jahitan
3. kampuh pada setiap bagian bolero
Sikap dan langkah kerja menjahit 10
a. Sikap kerja sesuai aspek K3 10
b. Langkah kerja sesuai SOP
Total Skor 100

jaMheint jIahit Tkenkiko MnijaMheint jIahit IreTkkinko MloegnijaMheint


jIahit Inkino MloegnijaMheint jIatTreTkenkinko Mloegnheint jIahit
IDaTreTkenkino Mlognij

18
aMinjIahi I
DAFTAR PUSTAKA

Ernawati, dkk. 2008, Tata Busana Jilid 2 Untuk Sekolah Menengah Kejuruan, Jakarta,
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional

Tim Penyusun Modul, 2017, Modul : Pembuatan Pola, Jakarta, Kementrian Perindustrian, Pusat
Pendidikan Dan Pelatihan Industri

Rinartati, Agustin, 2018, Pembuatan Busana Custom Made Kelas XI, Surabaya, Centino

Rambe, Armaini, 2017, Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 : Paket Keahlian Tata Busana,
Dasar Teknologi Menjahit, Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Elly, Bintang, 2016, Modul Guru Pembelajar: Pembuatan Jacket, Pusat Pengembangan Dan
Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan

Warso, Agus, 2018, Cara Praktis Publikasi Ilmiah Pembuatan Buku, Modul, Diktat dan Angka
Kreditnya, Yogyakarta, Graha Cendekia

https : // www.pinterest.com, Pola Bolero Sederhana

19

Anda mungkin juga menyukai