Modul Guru Pembuatan Bolero (Tefa-Trisari)
Modul Guru Pembuatan Bolero (Tefa-Trisari)
0
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan
Modul Guru Pembelajar Paket Keahlian Tata Busana Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
dalam rangka kegiatan magang guru proram teaching factory).
Modul ini merupakan bahan pembelajaran wajib, yang digunakan dalam kegiatan
magang guru. Di samping sebagai bahan pelatihan, modul ini juga berfungsi sebagai
referensi utama bagi Guru SMK dalam menjalankan tugas di sekolahnya masing-masing.
Pada kesempatan ini saya sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan atas
partisipasi aktif kepada p pihak-pihak yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.
Semoga keberadaan modul ini dapat membantu para narasumber, instruktur dan guru
pembelajar dalam melaksanakan magang guru.
Warungasem, 2019
1
A. Petunjuk Penggunaan Modul
Agar peserta didik bisa memperoleh hasil yang maksimal dalam menggunakan modul ini, ikuti
petunjuk yang perlu dilaksanakan berikut ini :
1. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan
belajar. Materi yang kurang jelas dapat ditanyakan kepada guru maupun instruktur yang
mengampu kegiatan ini.
2. Kerjakanlah tugas-tugas yang diberikan pada setiap kegiatan belajar. Hal ini akan
menambah kedalaman peserta didik pada penguasaan materi-materi yang dibahas pada
kegiatan belajar yang bersangkutan.
3. Ikuti petunjuk modul secara berurutan dan lakukan kegiatan/langkah kerja sesuai petunjuk
pada modul dan sesuai SOP
4. Kerjakan soal latihan dengan baik. Latihan soal ini menunjukkan tingkat penguasaan
peserta diklat pada materi-materi yang dibahas dalam kegiatan belajar yang bersangkutan.
5. Jangan berpindah pada kegiatan belajar berikutnya, jika penguasaan materi pada kegiatan
belajar sebelumnya masih belum dikuasai. Ulangi kegiatan belajar ini dan bertanyalah hal-
hal yang belum dikuasai kepada guru atau instruktur yang mengampu.
6. Kerjakanlah tugas praktik yang terdapat dalam lembar kerja dengan baik. Keberhasilan
peserta diklat dalam mengerjakan tugas ini dapat dilihat dengan kualitas pekerjaan yang
memenuhi standar yang telah ditentukan. Jika hasil praktik belum memenuhi standar
dimaksud, ulangi tugas praktik yang bersangkutan sampai didapatkan hasil praktik yang
memenuhi.
7. Periksa hasil kerja secara teliti dan dokumentasikan hasil kerja untuk evaluasi.
2
A. Cakupan dan Ruang Lingkup
Sasaran pembelajaran berdasarkan pada standar kompetensi lulusan meliputi
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan
pendidikan. Bahan ajar berupa modul ini menerapkan pendekatan ilmiah (scientific) untuk
mendorong kemampuan siswa menghasilkan karya nyata secara individual, maka sangat
disarankan menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran. Peningkatan kompetensi siswa
SMK Program Keahlian Tata Busana khususnya kelas XI semester gasal sudah terfokus pada
penguasaan ketrampilan untuk menghasilkan suatu produk busana.
Perkembangan di dunia fashion yang berubah terus dan sangat cepat dari tahun ke tahun,
menuntut kita para pelaku dunia fahion untuk terus mengikuti perkembangannya. Kesadaran
mengikuti mode (fashionable) melibatkan pengenalan tentang busana dan variasinya. Begitu
juga yang tidak kalah pentingnya adalah tentang teknik pembuatan karya desain busana yang
baru dibuat. Perkembangan ini menuntut perubahan dalam kurikulum yang ada di sekolah
kejuruan utamanya pada program keahlian tata busana, khususnya dengan menyesuaikan diri
pada kemajuan jaman saat ini.
Modul ini kami buat sebagai bentuk tindak lanjut dari program magang guru di dunia
usaha dan akan digunakan sebagai pegangan untuk siswa dalam melaksanakan program
pembelajaran teaching factory di sekolah. Materi yang ada pada modul ini mengacu pada apa
yang ada di dunia usaha/dunia industri, sehingga diharapkan dapat membantu para siswa untuk
lebih mudah memahami pembuatan busana khususnya dalam pembuatan busana bolero sesuai
materi pada mata pelajaran pembuatan busana custom made. Modul ini digunakan sebagai
sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran tatap muka. Dengan ruang lingkup pembelajaran
sebagai berikut :
1. Kegiatan Pembelajaran I :
Menganalisis desain/model bolero
2. Kegiatan Belajar II :
Menganalisis ukuran tubuh yang diperlukan untuk membuat bolero dan cara mengukurnya
3. Kegiatan Belajar III :
Membuat pola dasar dan merubah pola sesuai desain/model bolero
Menganalisis rancangan bahan (lab sheet) untuk pembuatan bolero
Menerapkan prosedur/langkah kerja menjahit bolero
3
B. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini guru produktif tata busana diharapkan memahami dan
mengetahui tentang desain busana bolero, dapat mengaplikasikan teknik pembuatan pola dan
prosedur/langkah kerja menjahit busana bolero dan secara khusus bisa mempersiapkan peserta
didik untuk dapat :
1. Membuat pola busana bolero dengan berbagai model/desain.
2. Membuat produk busana bolero sesuai desain atau berdasar pesanan.
C. Strategi Pembelajaran
Modul ini harus dipahami sebagai bagian dari fungsi dalam pembelajaran pembuatan busana
custom made, diantaranya :
1. Sebagai sumber referensi untuk para guru, profesional dibidang pembuatan pola, dan
khususnya Guru SMK Bidang Studi Tata Busana.
2. Mengisi kebutuhan yang diperlukan dalam standart kehidupan yang berbudaya,
bertanggung jawab dengan pilihannya (tata busana) dan juga agar peserta didik
mempunyai kepribadian yang utuh dan menarik.
3. Memberikan instruksi yang bervariasi agar peserta didik termotivasi untuk melanjutkan
belajar lebih lanjut (focus dan serius) setelah jam belajar di sekolah selesai.
4
BAB II
KEGIATAN BELAJAR I
MENGANALISA DESAIN/MODEL BOLERO
A. Uraian Materi
1. Pengertian Bolero
Bolero adalah semacam blus pendek dengan atau tanpa kancing, model pas di
badan dengan ukuran setengah dada dan terbuka di bagian depan, serta berlengan pendek
atau panjang. Bolero juga bisa berbentuk seperti jaket pendek atau seolah-olah sebuah
jaket yang panjangnya diatas pinggang atau sampai pinggang dan mempunyai garis kurve
(lengkung) dari tengah muka ke samping. Jika dilihat dari bentuknya jenis busana yang
satu terlihat seperti pakaian pakaian anak kecil yang dipakai oleh orang dewasa, tampak
kekecilan. Namun seperti itulah desaign bolero sebenarnya.
Menurut sejarah perkembangan busana, bolero berasal dari Spanyol. Dan pada
abad ke-20 Bolero dipakai dengan blouse berleher tinggi serta berjumbai-jumbai dipadu
dengan rok bawah panjang sampai lantai. Selama tahun 1960-an dan 1970-an dihidupkan
kembali, dipakai baik dengan rok bawah maupun celana. Untuk pakaian malam, Bolero
dari bahan beludru (velvet) sangat populer. Bolero untuk siang hari telah dibuat dari
banyak macam bahan, termasuk macam-macam katun, brocade, denim dan kulit atau
dengan hiasan bis-ban.
3. Jenis-jenis Bolero
a. Bolero matador
Merupakan jenis/model bolero untuk laki-laki
5
b. Bolero resmi
Jenis/model bolero yang berfungsi untuk pemakaian pada kegiatan resmi, pemakaian
bolero jenis ini bisa dipadukan dengan gaun resmi yang senada warnanya maupun
berbeda (sebagai variasi)
c. Bolero casual
Merupakan jenis bolero yang pemakaiannya bersifat lebih santai dan pemakaian
bahan/kain utama lebih bervariasi baik dari segi warna maupun jenisnya.
6
Analisis desain busana bolero di atas antara lain :
Bolero dari bahan jenis wool, dipakai untuk kesempatan setengah resmi atau
santai, di padukan dengan gaun pendek/sekdress
Model bolero lengan pendek, panjang bolero di atas pinggang
Tanpa kerah, dengan model garis curve dari tengah muka ke samping
Opening/bukaan di depan, tanpa kancing dan tanpa lubang kancing
Model garis curve dari tengah muka ke samping
7
BAB III
KEGIATAN BELAJAR II
MENGANALISIS UKURAN TUBUH
A. Uraian Materi
1. Persiapan Mengukur Tubuh
Ketepatan ukuran tubuh yang diperoleh pada saat pengukuran merupakan faktor yang
sangat menentukan dalam pembuatan pola. Persiapan yang diperlukan untuk mengambil
ukuran tubuh agar ukuran bisa tepat dan betul-betul sesuai dengan tubuh yang diukur yaitu:
a. Model yang akan diukur sebaiknya memakai pakaian yang pas dibadan, dan mengikat
bagian-bagian tubuh seperti : pinggang, panggul, dada dan pangkal lengan
b. Menganalisa bentuk tubuh, tujuannya adalah untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan yang ada pada tubuh.
c. Posisi tubuh pada saat diukur, model berdiri dengan posisi yang benar yaitu:
badan tegak lurus
pandangan lurus kedepan
kedua kaki rapat
tangan lurus pada sisi
8
2. Cara Mengukur Tubuh
Keterangan cara mengukur beberapa ukuran tubuh yang diperlukan untuk pembuatan
busana bolero :
1. Lingkar badan (Li.Ba)
Diukur pada bagian badan belakang, melalui ketiak hingga melingkari payudara,
diambil angka pertemuan meteran dalam keadaan pas. Tambahkan 4 cm pada hasil
ukurannya. (Diukur dari titik A – B – C – A).
2. Lingkar pinggang (Li.Pi)
Diukur pada bagian pinggang yang terikat vetter-band, diambil angka pertemuan
meteran dalam keadaan pas, tambahkan 2 cm pada hasil ukurannya.
(Diukur dari titik D – E – F – D).
3. Lingkar leher (LL)
Diukur sekeliling leher, diambil angka pertemuan meteran pada lekuk leher depan
bagian bawah. (Diukur dari titik H – I).
4. Lebar dada (LD)
Diukur dibawah lekuk leher turun sekitar 5 cm, diukur mendatar ati kerung lengan
sebelah kiri sampai kerung lengan sebelah kanan ( Diukur dari titik H – I).
5. Panjang dada (PD)
Diukur dari titik G ke bawah sampai dengan batas pinggang. (yang terikat Vetter ban)
9
6. Panjang sisi (PS)
Diukur dari bawah kerung lengan ke bawah sampai ke batas pinggang. (Diukur dari
titik B-E)
7. Lebar bahu (LB)
Diukur dari batas leher sampai ke bagian bahu yang terendah (pangkal lengan). (Diukur
dari titik K-J)
8. Panjang lengan (PL)
Lengan pendek
Diukur dari ujung bahu / pangkal lengan ke bawah, sampai 5cm diatas siku atau
sepanjang yang diinginkan. (Diukur dari titik K-L).
Lengan panjang
Diukur dari ujung bahu/ pangkal lengan ke bawah, sampai 2 cm di bawah ruas
pergelangan tangan atau sepanjang yang diinginkan (diukur dari titik K-L-M).
9. Lingkar kerung lengan (LKL)
Diukur pada keliling kerung lengan dalam keadaaan pas, tambahkan 4 cm pada hasil
ukurannya.( diukur dari titik K- I- Q- T- K)
10. Lingkar pangkal lengan (LPL)
Diukur tepat di bawah ketiak pada pangkal lengan dalam keadaan pas, tambahkan 4 cm
pada hasil ukurannya. (diukur dari titik R-S ditambah 4 cm ).
11. Tinggi kepala lengan (TKL)
Meteran tidak dilepas dan diukur dari batas kerung lengan (ujung bahu) sampai pangkal
lengan (tepat di tempat lingkar pangkal lengan ).
(diukur dari titik S-K).
12. Lingkar lengan (LL)
Ukur keliling lengan dalam keadaan pas , tambahkan 4 cm pada hasil ukurannya.
(diukur dari titik V-L-V di tambah 4 cm)
13. Lingkar pergelangan lengan (LPL)
Ukur keliling pergelangan tangan dalam keadaan pas ditambah 2cm atau sesuai dengan
model lengannya. (diukur dari titik M-W-M)
14. Jarak payudara (JPD)
Diukur dari puncak payudara sebelah kiri ke sebelah kanan. (diukur dari titik X-Y)
15. Tinggi puncak (TP)
Diukur dari pinggang ke atas sampai kurang 2 cm dari puncak payudara
(diukur dari titik Z-Y)
16. Ukuran pemeriksa (UP)
Diukur dari pertengahan pinggang bagian depan, serong melelui payudara ke bahu
terendah, kemudian teruskan ke pertengahan pinggang belakang.
(diukur dari titik D-K - P)
17. Panjang punggung (PP)
Diukur pada bagian punggung, dari ruas tulang leher yang menonjol di pangkal leher,
turun ke bawah sampai btas pinggang bagian belakang.(diukur dari titik O-P)
18. Lebar punggung (LP)
Dari ruas tulang leher turun 8cm, diukur dari kerung lengan sebelah kiri sampai kerung
lengan sebelah kanan. (diukur dari titik T-U).
10
3. Ukuran Yang Diperlukan Untuk Membuat Bolero
Beberapa ukuran yang diperlukan untuk membuat busana bolero antara lain :
1. Lingkar badan
2. Lingkar pinggang
3. Panjang bahu
4. Panjang lengan
5. Lingkar kerung lengan
6. Panjang muka
7. Lebar muka
8. Panjang punggung
9. Lebar punggung
10. Panjang bolero
a. Diskusikan dengan teman satu kelompok, ukuran apa saja yang diperlukan untuk
membuat model bolero tersebut !
b. Ukur badan teman secara bergantian dengan daftar ukuran yang diperlukan sesuai
desain/model bolero tersebut !
11
BAB IV
KEGIATAN BELAJAR III
MENERAPKAN PROSEDUR PEMBUATAN BOLERO
A. Uraian Materi
1. Membuat Pola Dasar
Contoh ukuran untuk pembuatan pola dasar :
Lingkar leher : 36 cm Tinggi dada : 14 cm
Lingkar badan : 88 cm Panjang sisi : 17 cm
Lingkar pinggang : 60 cm Panjang bahu : 12 cm
Panjang muka : 30 cm Lebar punggung : 33 cm
Lebar muka : 31 cm Panjang punggung : 36 cm
Jarak dada : 17 cm
12
A – A1 = 1/6 lingkar leher + 0,5 cm
A1 – A2 = Panjang bahu
A2 – A3 = Turun 3 cm
B – B1 = 10 cm
B1 – B2 = ½ lebar punggung
C – C1 = ¼ lingkar pinggang – 1 cm + 3 cm
C – C2 = 1/10 lingkar pinggang
C2 – C3 = 3 cm
C1 – K = Panjang sisi
Keterangan :
Garis putus-putus : merupakan garis pola dasar
Garis penuh : merupakan garis pola yang sudah disesuaikan dengan desain/model bolero
Angka 3 pada gambar merupakan ukuran dinaikkan 3 cm pada garis leher pada pola
bagian muka dan belakang.
13
Angka 15 merupakan ukuran garis leher pada pola bagian muka diturunkan 15 cm (sesuai
dengan desain/model bolero)
Angka 10 merupakan ukuran panjang bolero 10 cm dari ukuran garis pinggang, baik
untuk pola bagian muka maupun belakang.
Angka 2 merupakan ukuran 2 cm dikeluarkan dari garis sisi (pada garis panjang bolero)
14
tule, sutera dll.
Bahan pembantu yaitu keperluan untuk membantu terwujudnya blus/gaun misalnya
benang, resleting, viselin dll.
Bahan pelengkap antara lain: payet, renda, kancing hias dll
Menghitung modal dan harga jual :
1. Menghitung semua pengeluaran dalam pembuatan busana .
2. Menghitung harga jual :
a. Menentukan modal, upah tenaga kerja, dan keuntungan yang diperoleh
b. Mencari biaya produksi, dengan menambahkan modal dan upah tenaga kerja
c. Mencari keuntungan yang ingin di peroleh
d. Mencari harga jual = biaya produksi + keuntungan
Contoh Menghitung harga jual :
Harga
No. Nama Barang Banyak Barang
Satuan Total
Total Rp.133.700
Keterangan :
Modal = Rp.133.700
Upah tenaga kerja = Rp.80.000
Biaya produksi = modal + upah
= Rp.133.700 + Rp.80.000
= Rp. 213.700
Keuntungan yang ingin diperoleh = 30% x biaya produksi
= 30% x Rp. 213.700
= 64.110
Harga jual = biaya produksi + keuntungan
= Rp. 213.700 + Rp. 64.110
= Rp. 277.810
Jadi harga jual busana tersebut yaitu :Rp. 280.000
15
4. Prosedur/Langkah Kerja Menjahit Bolero
Setelah proses memotong bahan selesai dilakukan, proses selanjutnya adalah menjahit
bolero dengan urutan kerja sebagai berikut :
1) Jahit obras semua potongan lengan maupun potongan badan
2) Jahit bagian tangan dan kelim ujungnya
3) Jahit bagian depan dan buat lapisannya
4) Jahit lapisan kerung leher bagian belakang
5) Satukan bagian bahu dari kain depan dan belakang kemudian diatas
6) Satukan bagian sisi bolero
7) Jahit lengan ke kerung badan
8) Terakhir jahit dengan tusuk soom tangan lapisan bagian depan dan kerung leher
belakang juga bagian keliman belakang
9) Setrika hingga licin dan bolero siap dipakai
a. Diskusikan dengan teman satu kelompok, buatlah pola dasar dengan skala 1 : 4 dengan
ukuran standar M !
b. Ubah pola dasar tersebut sesuai desain/model bolero tersebut !
c. Buat rancangan bahan dan harga dari hasil ubah pola !
16
2. Tugas Individu /Soal Latihan :
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jawaban yang singkat dan jelas !
1) Jelaskan pengertian ubah pola/pecah pola !
2) Jelaskan pengertian merancang bahan !
3) Sebutkan tujuan merancang bahan dan harga !
4) Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang/layout pola pada bahan !
5) Jelaskan pengertian merancang harga !
17
Kriteria Penilaian : Proses Menjahit Bolero
18
aMinjIahi I
DAFTAR PUSTAKA
Ernawati, dkk. 2008, Tata Busana Jilid 2 Untuk Sekolah Menengah Kejuruan, Jakarta,
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional
Tim Penyusun Modul, 2017, Modul : Pembuatan Pola, Jakarta, Kementrian Perindustrian, Pusat
Pendidikan Dan Pelatihan Industri
Rinartati, Agustin, 2018, Pembuatan Busana Custom Made Kelas XI, Surabaya, Centino
Rambe, Armaini, 2017, Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 : Paket Keahlian Tata Busana,
Dasar Teknologi Menjahit, Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Elly, Bintang, 2016, Modul Guru Pembelajar: Pembuatan Jacket, Pusat Pengembangan Dan
Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan
Warso, Agus, 2018, Cara Praktis Publikasi Ilmiah Pembuatan Buku, Modul, Diktat dan Angka
Kreditnya, Yogyakarta, Graha Cendekia
19