LEMBAR TUGAS
Nomor : LT / 01 / I / 2020
2. Tujuan Instruksional.
a. Umum. Agar Pasis memahami materi pelajaran kepemimpinan
Strategis.
b. Khusus.
1) Agar Pasis dapat menjelaskan cukup mendalam tentang Stratifikasi
Kepemimpinan Militer.
2) Agar Pasis dapat menjelaskan cukup mendalam tentang
Organisasi Militer.
3) Agar Pasis dapat menjelaskan cukup mendalam tentang Hubungan
Antar Prajurit.
4) Agar Pasis dapat menjelaskan cukup mendalam tentang Kemampuan
mempengaruhi.
5) Agar Pasis dapat menjelaskan cukup mendalam tentang Kualitas
Kepemimpinan.
5) Agar Pasis dapat menjelaskan cukup mendalam tentang
Meningkatkan kualitas kepemimpinan.
3. Referensi.
a. Wajib. Keputusan Danseskoad Nomor Kep/98/XI/2019 tanggal 18 November
2019 tentang Naskah Departemen MP. Kepemimpinan Strategis.
b. Pelengkap.
1) UU RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.
2) UU RI Nomor 26 Tahun 1997 tentang Hukum Disiplin Prajurit ABRI.
3) Australian Army, LWD 0-0 (203) : Command, Leadership and
Management.
4) J.Suryo Prabowo, Kepemimpinan Militer , Jakarta 2012.
5) Sun Tzu, The Art of War
2
6. Metode. Diskusi/chatting.
7. Pelaksanaan.
a. Diskusi dalam kelompok dilaksanakan melalui chatting di dalam aplikasi
Line.
b. Patun sebagai Moderator membuka diskusi dalam kelompok dengan kalimat
pendahuluan yang telah dibuat.
c. Patun mengeshare jawaban LT yang menarik kedalam grup line tiap
kelompok untuk dipelajari dan dipahami oleh Pasis.
d. Pelaksanaan diskusi dalam kelompok dimulai sesuai dengan mekanime
yang telah ditentukan.
e. Pembulatan materi oleh Paping setelah pelaksanaan diskusi.
f. Patun menutup jalannya diskusi.
8. Lain-lain.
a. Penilaian produk Pasis. Produk jawaban persoalan (perorangan/
kelompok) akan dinilai berdasarkan tingkat kedalaman dan korelasinya dengan
pelajaran teori.
b. Sanksi.
1) Pasis yang terbukti menjiplak pekerjaan Pasis lain atau melaksanakan
Plagiat akan dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku di lembaga
Seskoad.
2) Pasis yang terlambat mengumpulkan produk perorangan atau
kelompok akan mendapat sanksi berupa pengurangan nilai.
4
PERSOALAN DISKUSI
1. Latar Belakang.
menguasai sumber daya energi minyak bumi dan gas alam yang kini mulai bergeser kepada
perebutan sumber pangan dan air. Apabila dicermati secara seksama dalam konflik tersebut,
akan nampak suatu pola dimana isu-isu di luar penguasaan SDA seperti isu HAM, Isu
Demokratisasi, dan Isu Senjata Pemusnah Massal dijadikan pintu masuk bagi negara-negara
besar dan sekutunya untuk menguasai negara yang kaya hasil alamnya. Kasus Irak dan
Libya adalah contoh nyata penggunaan isu-isu tersebut sebagai alasan keterlibatan negara-
negara besar dan sekutunya dalam peperangan. Irak adalah negara pertama yang dijadikan
proyek penguasaan sumber daya alam berupa ladang minyak dengan berlindung dibalik isu
penghancuran senjata pemusnah massal dan penghancuran rezim anti demokrasi. Dalam
kasus Irak seolah tujuan penguasaan ladang minyak "diabaikan" dan "ditutupi" dengan
tujuan penghancuran senjata pemusnah massal dan kemudian penggulingan rezim tirani dan
otoriter yang digembar-gemborkan melalui jaringan media massa yang juga dikuasai negara-
negara penyerang. Dan mungkin saat ini giliran Iran yang ingin dikuasai kekayaan sumber
daya alamnya berupa minyak dengan alasan penghancuran senjata pemusnah massal
berupa fasilitas pabrik senjata nuklir.
Perkembangan konflik di wilayah teritori di Laut Natuna Utara (LNU) yang melibatkan 6
negara, 4 diantaranya negara anggota ASEAN (Malaysia, Philipina, Vietnam, Brunei) dengan
China dan Taiwan, hingga sampai dengan sekarang belum menemukan titik terang. Bagi
Indonesia meskipun tidak termasuk Claimant state tetapi ada bagian dari pulau Natuna yang
diklaim oleh China merupakan wilayah melaut warganya sejak dahulu kala menurut sejarah
atau yang dikenal sebagai 9 garis putus (9 dash line), tentunya hal ini tidak bisa diindahkan
begitu saja dan harus mendapatkan perhatian serius. Dalam hukum United Nation
Convention on the law of the sea (UNCLOS) menegaskan bahwa hak suatu negara
ditetapkan sejauh 12 mil dari garis pangkal/pantai yang disebut laut teritorial, Zone Ekonomi
Eksklusif sepanjang 200 mil dari garis pantai, kemudian landas kontinen yang berlaku hanya
di bagian dasar lautnya saja. Mengacu dari hal tersebut, wilayah Pulau Natuna ini masih
mutlak bagian dari keutuhan NKRI yang harus dipertahankan.
Ada dua aspek yang membuat LNU menjadi penting bagi Negara manapun sebagai
berikut:
a. Letak Strategis. Secara Geografi Laut Natuna Utara dikelilingi sepuluh negara
pantai (RRC dan Taiwan, Vietnam, Kamboja,Thailand, Malaysia, Singapura,
Indonesia, Brunei Darussalam, Filipina). Luas perairan Laut Natuna Utara mencakup
Teluk Siam yang dibatasi Vietnam, Kamboja, Thailand dan Malaysia serta Teluk
Tonkin yang dibatasi Vietnam dan RRC. Kawasan Laut Natuna Utara (LNU)
merupakan kawasan bernilai ekonomis, politis dan strategis yang sangat penting,
kondisi geografis posisinya yang strategis sebagai jalur pelayaran perdagangan
(SLOT) dan Jalur komunikasi internasional (SLOC) yang menghubungkan Samudera
Hindia dan samudera Pasifik. Hal ini telah merubah jalur Laut Natuna Utara menjadi
rute tersibuk di dunia, karena lebih dari setengah perdagangan dunia berlayar
melewati Laut Natuna Utara setiap tahun.
b. Potensi ekonomi dan pentingnya geopolitik termasuk kandungan kekayaan
alam yang ada di dalamnya telah menyebabkan terjadinya konflik klaim wilayah antara
China dan sebagian negara-negara anggota ASEAN yang berada wilayah Laut
Natuna Utara. Menurut data Kementrian Geologi dan Sumber Daya Mineral Daya
Republik Rakyat Cina (RRC) memperkirakan bahwa wilayah Spratly mempunyai
cadangan minyak dan gas alam 17,7 miliar ton (1.60 × 1010 kg), lebih besar di
3
b. Pada tanggal 28 November 2019 terjadi penangkapan kapal pencuri ikan itu
berbendera Malaysia dengan nama KM. PKFA 7949 berukuran 59 GT karena
melakukan penangkapan ikan di perairan Indonesia di Selat Malaka tanpa izin.
c. Pada tanggal 30 Desember 2019, terdapat 3 kapal berbendera Vietnam berhasil
ditangkap oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan (Ditjen PSDKP) di sekitar laut Natuna yang ketika itu secara nyata sedang
melakukan penangkapan ikan.
4
arah kebijakan yang harus diambil. Bagaimana tindakan Pasis terhadap permasalahan
ditinjau dari aspek kepemimpinan strategis yang meliputi hal-hal berikut:
d. Alenia keempat. Menguraikan nilai guna tulisan, maksud dan tujuan, ruang
lingkup serta pembatasan (bila ada) dalam pemecahan setiap persoalan.
Penulis