Anda di halaman 1dari 11

SEKOLAH STAF DAN KOMANDO ANGKATAN DARAT

DEPARTEMEN KEJUANGAN DIKREG LVIII SESKOAD


TA 2020

LEMBAR TUGAS
Nomor : LT / 01 / I / 2020

BIDANG STUDI : DOKTRIN DAN KEJUANGAN


SUB BIDANG STUDI : KEPEMIMPINAN DAN KEJUANGAN
SUB BIDANG STUDI : KEPEMIMPINAN STRATEGIS

1. Tujuan Kurikuler. Agar Pasis memahami tentang materi pelajaran Kepemimpinan


Strategis serta mampu menganalisis dan mengaplikasikannya diberbagai lingkungan
penugasan.

2. Tujuan Instruksional.
a. Umum. Agar Pasis memahami materi pelajaran kepemimpinan
Strategis.
b. Khusus.
1) Agar Pasis dapat menjelaskan cukup mendalam tentang Stratifikasi
Kepemimpinan Militer.
2) Agar Pasis dapat menjelaskan cukup mendalam tentang
Organisasi Militer.
3) Agar Pasis dapat menjelaskan cukup mendalam tentang Hubungan
Antar Prajurit.
4) Agar Pasis dapat menjelaskan cukup mendalam tentang Kemampuan
mempengaruhi.
5) Agar Pasis dapat menjelaskan cukup mendalam tentang Kualitas
Kepemimpinan.
5) Agar Pasis dapat menjelaskan cukup mendalam tentang
Meningkatkan kualitas kepemimpinan.
3. Referensi.
a. Wajib. Keputusan Danseskoad Nomor Kep/98/XI/2019 tanggal 18 November
2019 tentang Naskah Departemen MP. Kepemimpinan Strategis.
b. Pelengkap.
1) UU RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.
2) UU RI Nomor 26 Tahun 1997 tentang Hukum Disiplin Prajurit ABRI.
3) Australian Army, LWD 0-0 (203) : Command, Leadership and
Management.
4) J.Suryo Prabowo, Kepemimpinan Militer , Jakarta 2012.
5) Sun Tzu, The Art of War
2

4. Tempat dan Waktu.


a. Diskusi melalui chating :
1) Pasis : Di satuan masing-masing
2) Pabing/Patun : Gd. Gatot Subroto Seskoad
3) Pembulatan : Pabing masing-masing kelompok
b. Waktu dan tempat chating praktek/diskusi :
1) Hari/tanggal : Rabu, 21 Januari 2020
2) Waktu : JP 6-8 (13.10-15.40 WIB)
3. Tempat : Di satuan masing-masing

5. Daftar Nama dan Tugas (Patun, Paping, Pabing dan Pasis).


a. Daftar nama Patun dan Paping (sesuai Sprin Danseskoad).
1) Patun kelompok I s.d kelompok XXX.
2) Perwira pendamping kelompok I s.d kelompok XXX.
b. Tugas Patun.
1) Mengawasi dan mengecek kehadiran Pasis pada pelaksanaan diskusi
di rayon masing-masing.
2) Memimpin diskusi/moderator.
3) Mengarahkan diskusi pada pokok materi yang didiskusikan.
4) Menjelaskan pertanyaan-pertanyaan Pasis atas materi yang kurang
dapat dimengerti, diragukan atau yang bersifat pendalaman.
5) Mengatur dan mengaktifkan jalannya diskusi.
c. Tugas Paping.
1) Menilai produk Pasis.
2) Menilai kualitas jawaban, pertanyaan dan tanggapan Pasis dalam
diskusi.
3) Melaksanakan pembulatan sesuai dengan arahan jawaban.
d. Tugas Pabing.
1) Membantu kelancaran pelaksanaan diskusi di Rayon masing-masing.
2) Membantu mengawasi dan monitor pelaksanaan diskusi Pasis.
3) Melaporkan hal-hal yang menonjol ke Dirbindik Seskoad.
e. Tugas Pasis.
1) Pasis mengunduh persoalan melalui emailnya masing-masing pada
hari Selasa, tanggal 14 Januari 2020.
2) Pasis mengerjakan persoalan lembar tugas (LT) Kepemimpinan
Strategis secara perorangan di satuan masing-masing, dari tanggal 14 s.d
16 Januari 2020.
3) Pasis mengirimkan jawaban LT ke alamat email Departemen Doktrin
dan Kejuangan Seskoad (depjuang.seskoad@gmail.com) pada hari Kamis,
16 Januari 2020 paling lambat pukul 15.00 WIB.
4) Hari H-1 sebelum pelaksanaan diskusi dalam kelompok, produk Pasis
yang akan didiskusikan/jawaban LT yang menarik, dikirim dari Departemen
ke seluruh Pasis di dalam kelompoknya masing-masing untuk dipelajari
3

sebagai bahan dalam pelaksanaan diskusi. Penunjukan Pasis sebagai


Penyaji ditentukan oleh Patun/Paping.
5) Pasis yang ditunjuk sebagai Penyaji, mempelajari dan menyiapkan
bahan diskusi/jawaban LT yang menarik tersebut untuk dipahami dengan
baik sebagai bahan dalam pelaksanaan diskusi perorangan di kelompoknya
masing-masing.
6) Ketentuan menjawab persoalan lembar tugas dalam bentuk esai
(minimla 8 – 10 halaman) dan diketik dengan komputer jenis huruf (font)
Arial ukuran 12 dan jarak spasi 1.5. (format esai lampiran).
7) Setelah persoalan selesai didiskusikan, Pasis diwajibkan
menyempurnakan jawaban persoalan secara kelompok sesuai hasil diskusi
dan dikirim kembali ke alamat email Departemen Doktrin dan Kejuangan
Seskoad pada hari Jumat, 24 Januari 2020.
8) Pasis dilarang mencantumkan identitas apapun di dalam lembar
jawaban (produk) selanjutnya nama file dituliskan dengan ketentuan : Nomor
Siswa-garis bawah-mata pelajaran.
Contoh : 58001_Kepemimpinan Strategis

6. Metode. Diskusi/chatting.

7. Pelaksanaan.
a. Diskusi dalam kelompok dilaksanakan melalui chatting di dalam aplikasi
Line.
b. Patun sebagai Moderator membuka diskusi dalam kelompok dengan kalimat
pendahuluan yang telah dibuat.
c. Patun mengeshare jawaban LT yang menarik kedalam grup line tiap
kelompok untuk dipelajari dan dipahami oleh Pasis.
d. Pelaksanaan diskusi dalam kelompok dimulai sesuai dengan mekanime
yang telah ditentukan.
e. Pembulatan materi oleh Paping setelah pelaksanaan diskusi.
f. Patun menutup jalannya diskusi.

8. Lain-lain.
a. Penilaian produk Pasis. Produk jawaban persoalan (perorangan/
kelompok) akan dinilai berdasarkan tingkat kedalaman dan korelasinya dengan
pelajaran teori.
b. Sanksi.
1) Pasis yang terbukti menjiplak pekerjaan Pasis lain atau melaksanakan
Plagiat akan dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku di lembaga
Seskoad.
2) Pasis yang terlambat mengumpulkan produk perorangan atau
kelompok akan mendapat sanksi berupa pengurangan nilai.
4

c. Tanggapan yang tidak sependapat terhadap jawaban persoalan dalam


pelaksanaan diskusi harus bersifat membangun dan tidak keluar dari pokok-pokok
persoalan yang tercantum dalam kerangka acuan/Term Of Reference.
d. Catat hal-hal yang masih kurang dimengerti dan ajukan pertanyaan pada
kesempatan tanya jawab dengan Patun dan Paping maupun Dosen Pengampu
Materi.
e. Pelajari referensi yang telah ditentukan dan referensi lain yang terkait.
f. Hal-hal yang belum tercantum dalam petunjuk ini akan dikoordinasikan
sebelum/menjelang pelaksanaan.

Bandung, 14 Januari 2020


Kadep Juang Seskoad,

Achmad Basar, S.Sos.


Kolonel Inf NRP 1900007520366
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO TNI ANGKATAN DARAT
DEPARTEMEN KEJUANGAN

PERSOALAN DISKUSI

BIDANG STUDI : DOKTRIN DAN KEJUANGAN


SUB BIDANG STUDI : KEPEMIMPINAN DAN KEJUANGAN
MATA PELAJARAN : KEPEMIMPINAN STRATEGIS

KERANGKA ACUAN/TERM OF REFERENCE


KEPEMIMPINAN STRATEGIS DALAM MENYIKAPI KONFLIK DI LAUT NATUNA UTARA

1. Latar Belakang.

Kepemimpinan strategis adalah kemampuan seseorang untuk mengantisipasi,


memimpikan, mempertahankan fleksibilitas, berpikir secara strategis, dan bekerja dengan
orang lain untuk memulai perubahan yang akan menciptakan masa depan yang lebih baik
bagi organisasi.
Tidak semua orang dilahirkan sebagai seorang pemimpin yang hebat. Menjadi
seorang pemimpin juga bukanlah suatu perkara yang mudah. Dibutuhkan pengalaman
bertahun-tahun dalam memimpin dan mengambil keputusan untuk menjadikan seseorang
pemimpin yang hebat. Dibutuhkan pengalaman dan pengetahuan yang luas agar seseorang
dapat dengan baik memimpin suatu organisasi maupun sebuah negara. Memimpin memiliki
pengertian yang sangat luas, seorang pemimpin tidak hanya diharuskan untuk menjadi
pribadi yang dapat dengan tepat mengambil keputusan, namun juga cermat dalam bertindak.
Seorang pemimpin tidak hanya diharuskan untuk dapat berkorelasi baik dengan
bawahannya, namun juga dapat berempati kepada lingkungan sekitar.
Peningkatan kemampuan kepemimpinan adalah suatu proses yang tidak pernah
selesai dan tidak ada akhirnya sepanjang seseorang tersebut tetap berkeinginan untuk bisa
berperan (bukan menjabat) sebagai pemimpin. Untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan
tersebut membutuhkan peningkatan dari beberapa asfek kepemimpinan diantaranya adalah
bagaimana membangun kepercayaan publik, menampilkan integritas sebagai seorang
pemimpin, mampu beradaftasi (adaptif) dengan perkembangan lingkungan situasi yang ada
mulai dari tingkat global, regional, dan situasional, berusaha untuk hadir pada saat yang
kritis serta kemampuan membangun pendekatan personal dengan masyarakat.
Benturan kepentingan antar negara-negara di kawasan manapun berpotensi
menyebabkan konflik dan bisa menciptakan instabilitas baik secara global maupun regional,
konflik kepentingan yang bersumber dari kepentingan ekonomi, politik, dan sosial apabila
tidak di manage dengan baik, bisa berujung terjadinya konflik secara langsung yang
melibatkan kekuatan militer antar negara-negara tertentu yang merasa national interest
mereka terusik. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan
manusia akan sumber daya alam (SDA) atau segala kekayaan yang terdapat di alam, baik
SDA yang dapat diperbaharui atau SDA yang tidak dapat diperbaharui semakin meningkat.
Hal ini tak lain adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan untuk mewujudkan
tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang, kelompok, bahkan suatu negara. Oleh karena itu,
tidaklah mengherankan apabila 70% konflik global yang terjadi dipicu oleh keinginan
2

menguasai sumber daya energi minyak bumi dan gas alam yang kini mulai bergeser kepada
perebutan sumber pangan dan air. Apabila dicermati secara seksama dalam konflik tersebut,
akan nampak suatu pola dimana isu-isu di luar penguasaan SDA seperti isu HAM, Isu
Demokratisasi, dan Isu Senjata Pemusnah Massal dijadikan pintu masuk bagi negara-negara
besar dan sekutunya untuk menguasai negara yang kaya hasil alamnya. Kasus Irak dan
Libya adalah contoh nyata penggunaan isu-isu tersebut sebagai alasan keterlibatan negara-
negara besar dan sekutunya dalam peperangan. Irak adalah negara pertama yang dijadikan
proyek penguasaan sumber daya alam berupa ladang minyak dengan berlindung dibalik isu
penghancuran senjata pemusnah massal dan penghancuran rezim anti demokrasi. Dalam
kasus Irak seolah tujuan penguasaan ladang minyak "diabaikan" dan "ditutupi" dengan
tujuan penghancuran senjata pemusnah massal dan kemudian penggulingan rezim tirani dan
otoriter yang digembar-gemborkan melalui jaringan media massa yang juga dikuasai negara-
negara penyerang. Dan mungkin saat ini giliran Iran yang ingin dikuasai kekayaan sumber
daya alamnya berupa minyak dengan alasan penghancuran senjata pemusnah massal
berupa fasilitas pabrik senjata nuklir.
Perkembangan konflik di wilayah teritori di Laut Natuna Utara (LNU) yang melibatkan 6
negara, 4 diantaranya negara anggota ASEAN (Malaysia, Philipina, Vietnam, Brunei) dengan
China dan Taiwan, hingga sampai dengan sekarang belum menemukan titik terang. Bagi
Indonesia meskipun tidak termasuk Claimant state tetapi ada bagian dari pulau Natuna yang
diklaim oleh China merupakan wilayah melaut warganya sejak dahulu kala menurut sejarah
atau yang dikenal sebagai 9 garis putus (9 dash line), tentunya hal ini tidak bisa diindahkan
begitu saja dan harus mendapatkan perhatian serius. Dalam hukum United Nation
Convention on the law of the sea (UNCLOS) menegaskan bahwa hak suatu negara
ditetapkan sejauh 12 mil dari garis pangkal/pantai yang disebut laut teritorial, Zone Ekonomi
Eksklusif sepanjang 200 mil dari garis pantai, kemudian landas kontinen yang berlaku hanya
di bagian dasar lautnya saja. Mengacu dari hal tersebut, wilayah Pulau Natuna ini masih
mutlak bagian dari keutuhan NKRI yang harus dipertahankan.
Ada dua aspek yang membuat LNU menjadi penting bagi Negara manapun sebagai
berikut:
a. Letak Strategis. Secara Geografi Laut Natuna Utara dikelilingi sepuluh negara
pantai (RRC dan Taiwan, Vietnam, Kamboja,Thailand, Malaysia, Singapura,
Indonesia, Brunei Darussalam, Filipina). Luas perairan Laut Natuna Utara mencakup
Teluk Siam yang dibatasi Vietnam, Kamboja, Thailand dan Malaysia serta Teluk
Tonkin yang dibatasi Vietnam dan RRC. Kawasan Laut Natuna Utara (LNU)
merupakan kawasan bernilai ekonomis, politis dan strategis yang sangat penting,
kondisi geografis posisinya yang strategis sebagai jalur pelayaran perdagangan
(SLOT) dan Jalur komunikasi internasional (SLOC) yang menghubungkan Samudera
Hindia dan samudera Pasifik. Hal ini telah merubah jalur Laut Natuna Utara menjadi
rute tersibuk di dunia, karena lebih dari setengah perdagangan dunia berlayar
melewati Laut Natuna Utara setiap tahun.
b. Potensi ekonomi dan pentingnya geopolitik termasuk kandungan kekayaan
alam yang ada di dalamnya telah menyebabkan terjadinya konflik klaim wilayah antara
China dan sebagian negara-negara anggota ASEAN yang berada wilayah Laut
Natuna Utara. Menurut data Kementrian Geologi dan Sumber Daya Mineral Daya
Republik Rakyat Cina (RRC) memperkirakan bahwa wilayah Spratly mempunyai
cadangan minyak dan gas alam 17,7 miliar ton (1.60 × 1010 kg), lebih besar di
3

banding Kuwait, negara yang menempati ranking ke 4 yang mempunyai cadangan


minyak terbesar dunia saat ini dengan jumlah 13 miliar ton (1,17 × 1010 kg). Potensi
kandungan cadangan minyak dan gas di LNU ini juga telah memicu semakin
intensifnya situasi klaim teritorial dari negara-negara yang terlibat. Sementara
kandungan gas alam di Laut Natuna Utara mungkin merupakan sumber hidrokarbon
yang paling melimpah. Sebagian besar hidrokarbon kawasan LNU dieksplorasi oleh
Brunei, Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina. Perkiraan menurut United
States Geological Survey dan sumber lain-lain menunjukkan bahwa sekitar 60% -70%
dari hidrokarbon di LNU adalah gas, sementara itu penggunaan gas alam di wilayah
ini diproyeksikan akan tumbuh sebesar 5% per tahun selama dua dekade mendatang,
diperkirakan bisa mencapai sebanyak 20 triliun kaki kubik (Tcf) per tahun lebih cepat
daripada bahan bakar lainnya.
Indonesia menyadari bahwa SDA dan kekayaan hayati yang dimiliki dihampir seluruh
wilayah teritorial Indonesia bisa mendatangkan keirian dan keinginan dari negara lain untuk
memiliki dan menguasainya, Namun, sebagai negara yang berpandangan politik bebas aktif
dan tidak memihak salah satu blok yang sedang bertikai, menyadari bahwa indonesia tidak
boleh gegabah dalam mengambil sikap dalam konflik dunia, salah satunya adalah gesekan
di LNU ini akan tetapi harus tetap bersiaga terhadap kemungkinan ancaman yang terjadi dan
berjuang untuk mempertahankan keutuhan dan kedaulatan NKRI dari negara asing sesuai
dengan Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957 yang menyatakan bahwa Indonesia
mulai memperjuangkan kesatuan kewilayahan dan pengakuan secara de jure yang tertuang
dalam Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa tentang Hukum Laut 1982/UNCLOS dan UU
32 tahun 2014 tentang Kelautan menggantikan dan mencabut UU 6 tahun 1996 tentang
Perairan Indonesia. Menurut pendapat Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo pada saat
mengisi Kuliah Umum di Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim
Pekanbaru mengatakan bahwa "Kecenderungan konflik di masa yang akan datang akan
bergeser dari mencari sumber energi seperti di Timur Tengah ke wilayah equator atau
khatulistiwa. Di masa yang akan datang, konflik akan terjadi untuk perebutan pangan dan
sumber air." Hal ini mungkin belum begitu terasa dengan minimnya pemberitaan dan
kesadaran terjadinya pelanggaran tersebut, namun dari data-data Kementrian Kelautan dan
Perikanan (KKP) menyebutkan:
a. Setidaknya ada 5 negara tetangga Indonesia (Taiwan, Thailand, Malaysia, dan
China) sering melakukan tindakan pelanggaran batas wilayah dan illegal fishing di
wilayah nusantara khususnya di 3 zona laut Indonesia yaitu Aru (Arafura), Sulawesi
Utara (Perairan Bitung), dan Laut Natuna. Selama kurun waktu Oktober 2014 sampai
dengan Oktober 2019, terdapat penangkapan kapal pelaku illegal fishing sebanyak
556 unit yang kemudian dihancurkan.

b. Pada tanggal 28 November 2019 terjadi penangkapan kapal pencuri ikan itu
berbendera Malaysia dengan nama KM. PKFA 7949 berukuran 59 GT karena
melakukan penangkapan ikan di perairan Indonesia di Selat Malaka tanpa izin.
c. Pada tanggal 30 Desember 2019, terdapat 3 kapal berbendera Vietnam berhasil
ditangkap oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan (Ditjen PSDKP) di sekitar laut Natuna yang ketika itu secara nyata sedang
melakukan penangkapan ikan.
4

d. Dan yang sedang hangat-hangatnya terjadi saat ini, setidaknya terdapat 30


kapal asing yang dikawal oleh Coast Guard China melakukan pencurian ikan di
wilayah Perairan Natuna. Saat dilakukan pemberitahuan melalui kontak radio, Pihak
China tersebut seakan tidak mengindahkan. Mengetahui hal tersebut, protes keras
disampaikan Pemerintah Indonesia kepada Pemerintah China atas pelanggaran batas
dan pencurian yang dilakukan. Selain itu, TNI juga mengerahkan beberapa KRI TNI AL
untuk menghalau dan mengusir kapal-kapal China keluar dari ZEE Indonesia.
Pengamanan laut Indonesia tersebut dilakukan oleh KKP, Bakamla, dan TNI AL terus
dilaksanakan hingga saat ini, karena kapal penangkap ikan dan Cost Guard Chna
masih berjaga di luar ZEE Indonesia.

Konflik secara umum merupakan perbedaan kepentingan yang melibatkan 2 belah


pihak atau lebih. Demikian halnya pertikaian dan sengketa wilayah antara China dan
Claimant states di LNU yang selama ini terjadi karena adanya disintegrasi kepentingan antar
kedua belah pihak yang bertikai, ada beberapa kemungkinan solusi sengketa LNU:
a. Penyelesaian secara Hukum dan upaya Politik serta Diplomatik melalui ASEAN
frame work merupakan cara yang paling tepat saat ini untuk sengketa di LNU.
Semangat kerja sama dan prinsip ASEAN untuk sengketa LNU adalah tidak
menjadikan aksi saling mengklaim itu sebagai ajang rivalitas dan saling menghantam
antar beberapa kekuatan, namun harus dicarikan solusi damai yang mengikat bagi
semua pihak oleh karena itu kerangka ASEAN dalam penyelesaian sengketa LNU
harus tetap mengedepankan langkah-langkah:
1) Penyelesaian secara Hukum dan upaya Politik serta Diplomatik melalui
ASEAN frame work merupakan cara yang paling tepat saat ini untuk sengketa
di LNU.
2) Secara Politik dan Diplomatik. Meskipun langkah ini hanya merupakan
langkah penyelesaian jangka pendek namun upaya ini dianggap merupakan
solusi yang menyentuh akar pemasalahan penyelesaian sengketa LNU melalui
kerangka ASEAN. Sebagai organisasi kerjasama regional yang dianggap solid
dan mewadahi semua kepentingan yang bertikai di LNU.
b. Penggunaan kekuatan Militer. Clausewitz, mengungkapkan bahwa“ War
therefore is an act of violence intended to compel our opponent to fulfil our will”.
Perang adalah tindakan kekerasan yang bertujuan untuk menundukkan musuh agar
mau mengikuti keinginan kita (pihak tertentu). Secara matematis kekuatan militer
China jauh diatas baik dari aspek kuantitas dan kualitas dibandingkan dengan 5
negara Asean tersebut maupun dengan Indonesia.

2. Permasalahan. Dari latar belakang di atas, didapatkan rumusan permasalahan


sebagai berikut, ”Bagaimana kepemimpinan strategis dalam menghadapi konflik yang
terjadi di Laut Natuna Utara?”.

3. Persoalan. Bagaimana pendapat Pasis apabila Pasis diberikan kepercayaan


sebagai PANGKOGABWILHAN I menyangkut perkembangan situasi konflik di Laut Natuna
Utara.
a. Berdasarkan perkembangan situasi global di atas yang merupakan data dan
fakta yang sangat penting menyangkut kedaulatan negara Indonesia, diperlukan suatu
5

arah kebijakan yang harus diambil. Bagaimana tindakan Pasis terhadap permasalahan
ditinjau dari aspek kepemimpinan strategis yang meliputi hal-hal berikut:

1) Membangun kepercayaan Rakyat Indonesia.


2) Integritas Bangsa.
3) Adaptif terhadap kebijakan dunia Internasional.

b. Selama ini, China merupakan mitra strategis Indonesia dalam melaksanakan


beberapa pembangunan infrastruktur di wilayah Indonesia, tidak dipungkiri bahwa
Indonesia memiliki hutang negara yang jumlahnya cukup besar kepada China dan juga
masih tergantung terhadap bantuan finansial dari China guna menyelesaikan proses
pembangunan tersebut. Dihadapkan dengan situasi tersebut, bagaimana tanggapan
dan pendapat Pasis mengenai pelanggaran wilayah teritorial laut yang dilakukan oleh
China.
c. Kita ketahui bersama bahwa kekuatan militer China tidak bisa dipandang
sebelah mata. Berdasarkan survey pada tahun 2018, bahwa China menduduki posisi
ke-3 sebagai negara dengan militer terkuat di dunia setelah Amerika dan Rusia,
sedangkan Indonesia sendiri berada pada posisi 15, kemungkinan jumlah kekuatan
militer China pada tahun 2020 ini sudah mengalami peningkatan yang signifikan.
Berdasarkan dengan kondisi tersebut, bagaimana pendapat Pasis bila pelanggaran
terhadap batas wilayah laut khususnya Laut Natuna terjadi lagi dan pendekatan
melalui jalan Politik dan Diplomasi tidak sanggup lagi dilaksanakan.

4. Penutup. Demikian Kerangka Acuan/Term Of Reference, agar dapat dijadikan


sebagai entry point untuk menggugah pemikiran-pemikiran komprehensif integral dari para
Perwira Siswa.

Mengetahui : Bandung, 14 Januari 2020


Kepala Departemen Kejuangan, Dosen Pengampu Materi,

Achmad Basar, S.Sos Khairuddin Fakhri Siregar, S.I.P.


Kolonel Inf NRP 1900007520366 Kolonel Inf NRP 1900011980268
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO ANGKATAN DARAT
DEPARTEMEN KEJUANGAN

KERANGKA PENULISAN ESSAI


TENTANG KEPEMIMPINAN STRATEGIS

1. Pendahuluan. Mengandung 4 (empat) alenia :

a. Alenia pertama. Menguaraikan atau menarasikan latar belakang terjadinya


masalah terhadap variabel judul esai.

b. Alenia kedua. Menguraikan identifikasi persoalan yang akan dibahas dan


membuat rumusan masalah sesuai judul esai.

c. Alenia ketiga. Menguraikan atau menarasikan pentingnya memecahkan


masalah sesuai dengan judul esai dan metoda yang digunakan dalam penulisan.

d. Alenia keempat. Menguraikan nilai guna tulisan, maksud dan tujuan, ruang
lingkup serta pembatasan (bila ada) dalam pemecahan setiap persoalan.

2. Pembahasan. Terdiri dari :

a. Alenia pertama berisi tentang kalimat pengantar untuk mengulas tentang


gagasan atau ide.

b. Subjudul (minimal 3 subjudul) dan masing-masing subjudul berisi 5 alenia yang


terdiri dari :

1) Alenia pertama menguraikan data atau fakta-fakta empirik/kenyataan


terhadap variabel judul esai saat ini, beserta alasan mengapa hal tersebut
terjadi.

2) Alenia kedua menguraikan keinginan atau harapan yang ingin divcapai,


untuk memperbaiki atau memperbaharui yang menyimpang dari teori atau Bujuk
yang ada saat ini.

3) Alenia Ketiga berisi analisa hubungan kausal (sebab akibat) dengan


pendekatan teori atau Bujuk (minimal 2 teori atau Bujuk) terhadap setiap
persoalan yang ditemukan penulis esai, agar ditemukan solusi pemecahannya.

4) Alenia keempat menguraikan kendala (eksternal) dan kelemahan


(internal) yang ada dalam memecahkan setiap persoalan tersebut.

5) Alenia kelima menguraikan upaya cara mengatasi sesuai kendala dan


kelemahan yang ada.
2

3. Penutup. Berisi tentang :


a. Alenia pertama memuat kesimpulan/rangkuman secara singkat tetapi padat
tentang hasil pemecahan dari setiap persoalan.
b. Alenia kedua memuat saran/rekomendasi penawaran atau solusi kepada
subyek untuk tindakan selanjutnya terhadap persoalan.
c. Alenia ketiga membuat kalimat penutup.
Lampiran :
1. Lampiran-1 : Alur Pikir
2. Lampiran-2 : Daftar Pustaka

Penulis

Mengetahui : Bandung, 14 Januari 2020


Kepala Departemen Kejuangan, Dosen Pengampu Materi,

Achmad Basar, S.Sos Khairuddin Fakhri Siregar, S.I.P.


Kolonel Inf NRP 1900007520366 Kolonel Inf NRP 1900011980268

Anda mungkin juga menyukai