Anda di halaman 1dari 52

PERATURAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK

ASPEK KESELAMATAN PERTAMBANGAN


Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara

1 | Company Name
Direktorat | Annual
Jenderal Report
Mineral 2018
dan Batubara, KESDM
Dr. Lana Saria, M.Si
Kepala Sub Direktorat
Keselamatan Perrtambangan
Pertambangan

Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan Mineral atau


Batubara yang meliputi tahapan kegiatan Penyelidikan Umum, Eksplorasi, Studi
Kelayakan, Konstruksi, Penambangan, Pengolahan dan/atau Pemurnian,
Pengangkutan dan Penjualan, serta pascatambang.
Statistik Kecelakaan Tambang
Tahun 2012 - 2017
NO. TAHUN RINGAN BERAT MATI TOTAL FR SR

1. 2012 82 105 29 216 0,34 248,94

2. 2013 75 111 46 232 0,31 404,21

3. 2014 49 78 32 159 0,22 272,68

4. 2015 52 78 25 155 0,22 241,59

5. 2016 59 71 16 146 0,30 236,04

6. 2017 62 94 13 169 0,23 142,49

Sumber : Data Nasional KESDM Tahun 2012 sd 2017


Apa yang Terjadi ???

16 May 2009
Fatality Tahun 2018
NO TANGGAL KECELAKAAN KEJADIAN

1. 22 APRIL 2018 TENGGELAM

2. 17 JUNI 2018 TENGGELAM

3. 8 JULI 2018 TERTABRAK/ TERJEPIT


4. 12 JULI 2018 TERTABRAK

5. 12 JULI 2018 TENGGELAM

6. 12 JULI 2018 TENGGELAM

7. 24 JULI 2018 TERTABRAK

8. 25 JULI 2018 TENGGELAM

9. 29 JULI 2018 KESETRUM

10. 30 JULI 2018 TERTABRAK


Kita Butuh Perlindungan
Keselamatan dan Kesehatan
di Pertambangan
KESELAMATAN PERTAMBANGAN

adalah segala kegiatan yang meliputi pengelolaan keselamatan dan kesehatan


kerja pertambangan dan keselamatan operasional pertambangan.
K3 dan KO

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KESELAMATAN OPERASI

adalah segala kegiatan untuk menjamin dan adalah segala kegiatan untuk
melindungi pekerja tambang agar selamat dan menjamin dan melindungi
sehat melalui upaya pengelolaan keselamatan kerja, operasional tambang yang aman,
kesehatan kerja, lingkungan kerja, dan sistem efisien, dan produktif
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
10

PENGERTIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

adalah segala kegiatan untuk


menjamin dan melindungi pekerja
tambang agar selamat dan sehat
melalui upaya pengelolaan
keselamatan kerja, kesehatan kerja,
lingkungan kerja, dan sistem
manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja.
11

PENGERTIAN KESELAMATAN OPERASI

adalah segala kegiatan untuk menjamin dan


melindungi operasional tambang yang
aman, efisien, dan produktif melalui upaya:
• Pengelolaan sistem dan pelaksanaan
pemeliharaan/perawatan sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan
pertambangan,
• Pengamanan instalasi,
• Kelayakan sarana, prasarana instalasi, dan
peralatan pertambangan,
• Kompetensi tenaga teknik, dan
• Evaluasi laporan hasil kajian teknis
pertambangan.
PENGELOLAAN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN
I. K3 PERTAMBANGAN II. KESELAMATAN OPERASI (KO)
(Pasal 26 PP Nomor 55 Tahun 2010) PERTAMBANGAN
 Sasaran: (Pasal 27 PP Nomor 55 Tahun 2010)
 Sasaran:
Menghindari Kecelakaan dan Penyakit Terciptanya kegiatan operasi
Akibat Kerja. pertambangan yang aman dan selamat.

 Objek:  Objek:
a. Keselamatan Kerja a. Sistem dan Pelaksanaan
b. Kesehatan Kerja Pemeliharaan/Perawatan Sarana,
c. Lingkungan Kerja Prasarana, Instalasi dan Peralatan
d. Sistem Manajemen K3 Pertambangan;
b. Pengamanan Instalasi;
c. Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi,
dan Peralatan Pertambangan
d. Kompetensi Tenaga Teknik
e. Evaluasi Laporan Hasil Kajian Teknis
Pertambangan

12
Penyederhanaan Regulasi
"Sesuai arahan Bapak Presiden bahwa kita
harus business friendly, investment friendly.
Tujuannya supaya kita dapat menciptakan
lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi akan
tetap bisa meningkat.”

Ignasius Jonan, Menteri ESDM,


(Siaran Pers ESDM, 5 Maret 2018)

"Deregulasi harus bisa pangkas bisnis


proses, kedua harus bisa mempercepat
usaha-usaha untuk mencapai target
pemerintah, seperti rasioelektrifikasi,"

Arcandra Tahar, Wakil Menteri ESDM,


(26 Januari 2018).

13 | Company Name
Direktorat | Annual
Jenderal Report
Mineral 2018
dan Batubara, KESDM
Pada Acara Penyerahan
Penghargaan Keselamatan
Pertambangan, Perlindungan
Lingkungan, dan Usaha Jasa
Pertambangan Mineral dan
Batubara Tahun 2018,
Menteri ESDM Ignasius Jonan
menyebutkan bahwa Ditjen Minerba
adalah unit eselon I Kementerian
ESDM yang paling aktif melakukan
deregulasi.

14 | Company Name
Direktorat | Annual
Jenderal Report
Mineral 2018
dan Batubara, KESDM
PENGHAPUSAN DAN REVISI REGULASI/PERIZINAN/SERTIFIKASI/REKOMENDASI
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

TAHAP I
TAHAP II TAHAP III TAHAP IV
22 Januari REKAPITULASI
5 Februari 2018 12, 19, 26 Februari 2018 5 Maret 2018
2018
Unit Eselon I
Sertifikasi/ Sertifikasi/ Sertifikasi/
Sertifikasi/
Rekomendasi Rekomendasi Rekomendasi
Regulasi Regulasi Regulasi Rekomendasi/ Regulasi Regulasi
/ / /
Perizinan
Perizinan Perizinan Perizinan

Minerba - 7 - 25 51 - 13 32 64

Migas - 11 2 6 21 1 - 18 23

Ketenagalistrikan 11 4 - 5 - - - 20 -

EBTKE - 5 - - - - 9 5 9

SKK Migas - 3 - 6 - 3 - 12 -

BPH Migas - - - 3 - - - 3 -

Jumlah 11 30 2 45 72 4 22 90 96

15 | Company Name
Direktorat | Annual
Jenderal Report
Mineral 2018
dan Batubara, KESDM
Penyederhanaan 19 Peraturan Menteri ESDM, 11 Keputusan Menteri ESDM, dan 2 Peraturan Dirjen
Sub Sektor Minerba

SERTIFIKASI/REKOMEND
32 PERATURAN DICABUT
64 ASI/PERIZINAN DICABUT
Tujuan
• Menghilangkan duplikasi sertifikasi Cakupan
• Memangkas Birokrasi • Penggunaan satu penjaminan reklamasi untuk
• Penyederhanaan tahapan kegiatan usaha seluruh kegiatan usaha pertambangan
• Penyederhanaan dan efektifitas evaluasi melalui RKAB (1 kali setahun) • CNC, Sertifikasi Kelayakan Peralatan dan Instalasi
• Efektifitas pelaksanaan pengawasan kegiatan usaha pertambangan • Rekomendasi tenaga kerja asing
• Tanda registrasi
Revisi • Persetujuan laporan eksplorasi
1. Penyederhanaan Peraturan Menteri ESDM Terkait Substansi • Surat Keterangan terdaftar
Kewilayahan, Perizinan, dan Pelaporan Pada Kegiatan Usaha
Pertambangan Minerba (Peraturan Menteri ESDM No. 11/2018
revisi 5 Permen, 1 Kepmen, dan 2 Perdirjen).
2. Penyederhanaan Peraturan Menteri ESDM Terkait Substansi
Pengusahaan Kegiatan Usaha Pertambangan Minerba (Permen
ESDM Nomor 25 Tahun 2018 tentang Pengusahaan
Pertambangan Minerba, revisi 11 permen)
3. Penyederhanaan Peraturan Menteri ESDM Terkait Substansi
Pengawasan Kegiatan Usaha Pertambangan (Permen ESDM No
26 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang
Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara, revisi
3 Permen dan 3 Kepmen)
16 | Company Name
Direktorat | Annual
Jenderal Report
Mineral 2018
dan Batubara, KESDM
Penyederhanaan Regulasi Tahap III
Sub Sektor Minerba

Manfaat dan nilai tambah


Peraturan yang Latar belakang
No Peraturan yang dihapus penghapusan/revisi peraturan
menghapus penghapusan/revisi
bagi dunia usaha
1 Permen ESDM 02 Tahun 2013 tentang Pengawasan Permen ESDM 1. Penyesuaian dengan 1.Menyederhanakan proses
terhadap Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha No 26 Tahun 2018 ketentuan UU Nomor 23 bisnis dan rantai birokrasi
Pertambangan yang Dilaksanakan oleh Pemerintah tentang Tahun 2014, UU 4 Tahun 2009 dalam pelaksanaan kaidah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota Pelaksanaan Kaidah 2. Memberikan pedoman dalam
Pertambangan Yang penerapan kaidah
teknik di bidang mineral
2 Permen ESDM 7 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Baik dan Pengawasan pertambangan (good mining dan batubara untuk
Reklamasi dan Pascatambang pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral practice), sesuai ketentuan PP mewujudkan good mining
Pertambangan Mineral dan Batubara dan Batubara Nomor 55 Tahun 2010 practice
2.Memberikan pedoman bagi
3 Permen ESDM 38 Tahun 2014 tentang Penerapan Sistem Pemerintah dan
Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan Pemerintah Daerah provinsi
Batubara
dalam melaksanakan
4 Kepmen ESDM 555.K Tahun 1995 tentang Keselamatan
pembinaan dan
dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum
pengawasan di bidang
5 Kepmen ESDM 1211 Tahun 1995 tentang Pencegahan mineral dan batubara
dan Penganggulangan Perusakan dan Pencemaran 3.Meningkatkan efektifitas
Lingkungan pada usaha petrambangan umum pengawasan serta
debirokratisasi dalam
6 Kepmen ESDM 1457 Tahun 2000 tentang Pedoman pengawasan
Teknis Pengelolaan Lingkungan di Bidang Pertambangan
dan Energi
17 | Company Name
Direktorat | Annual
Jenderal Report
Mineral 2018
dan Batubara, KESDM
Peraturan Kaidah Pertambangan yang Baik
Permen ESDM No 26 Tahun 2018

Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang


Baik dan Pengawasan Pertambangan
Mineral dan Batubara

Kepmen ESDM No 1827K/30/MEM/2018


Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik
Pertambangan yang Baik

18
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral
dan Batubara
5. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan
Pascatambang
6. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi
Dasar dan Sumber Daya Mineral sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 105 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber

Hukum Daya Mineral


7. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 13 Tahun
2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral
BAB III
BAB IV
BAB II PELAKSANAAN
PENGAWASAN
PELAKSANAAN TATA KELOLA
BAB I KETENTUAN PENYELENGGARAAN
9 BAB KAIDAH TEKNIK PENGUSAHAAN
UMUM PENGELOLAAN
PERTAMBANGAN PERTAMBANGAN
USAHA
YANG BAIK MINERAL DAN
PERTAMBANGAN
BATUBARA

Permen ESDM No 26 Tahun 2018


Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan
Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara

BAB V
PENGAWASAN BAB VI BAB VII BAB VIII BAB IX
TERHADAP SANKSI KETENTUAN LAIN- KETENTUAN KETENTUAN
KEGIATAN USAHA ADMINISTRATIF LAIN PERALIHAN PENUTUP
PERTAMBANGAN
STRUKTUR – PERMEN 26 TAHUN 2018
I. BAB I : KETENTUAN UMUM
II. BAB II : PELAKSANAAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK
a.Bagian Kesatu : Umum
b.Bagian Kedua : Teknis Pertambangan
c.Bagian Ketiga : Pengelolaan Keselamatan Pertambangan dan Keselamatan
Pengolahan dan/atau Pemurnian Mineral dan Batubara
d.Bagian Keempat: Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan, Reklamasi,
dan Pasca Tambang, serta Pascaoperasi
e.Bagian Kelima : Konservasi Mineral dan Batubara
f.Bagian Keenam : Pemanfaatan Teknologi, Kemampuan Rekayasa, Rancang
Bangun, Pengembangan, dan Penerapan Teknologi
Pertambangan
g.Bagian Ketujuh : Standar Kompetensi Kerja Khusus, Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia, serta Standar Nasional Indonesia
STRUKTUR – PERMEN 26 TAHUN 2018
III. BAB III : PELAKSANAAN TATA KELOLA PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN
BATUBARA
a. Bagian Kesatu : Umum
b. Bagian Kedua : Pemasaran
c. Bagian Ketiga : Keuangan
d. Bagian Keempat : Pengelolaan Data
e. Bagian Kelima : Pengutamaan Pemanfaatan Barang, Jasa, dan Teknologi
dalam Negeri
f. Bagian Keenam : Pengembangan Tenaga Kerja Teknis Pertambangan
g. Bagian Ketujuh : Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Setempat
serta Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
h. Bagian Kedelapan : Kegiatan lain di Bidang Usaha Pertambangan Menyangkut
Kepentingan Umum
i. Bagian Kesembilan : Pelaksanaan Kegiatan sesuai dengan IUP atau IUPK
j. Bagian Kesepuluh : Jumlah, Jenis, dan Mutu Hasil Usaha Pertambangan
STRUKTUR – PERMEN 26 TAHUN 2018
IV. BAB IV : PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN USAHA
PERTAMBANGAN
a. Bagian Kesatu : Umum
b. Bagian Kedua : Ruang Lingkup Pengawasan

V. BAB V : PENGAWASAN TERHADAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN


a. Bagian Kesatu : Pengawasan terhadap pelaksanaan Kaidah Teknik
Pertambangan yang baik
b. Bagian Kedua : Pengawasan terhadap Pelaksanaan Tata Kelola
Pengusahaan Pertambangan
VI. BAB VI : SANKSI ADMINISTRATIF
VII. BAB VII : KETENTUAN LAIN-LAIN
VIII. BAB VIII : KETENTUAN PERALIHAN
IX. BAB IX : KETENTUAN PENUTUP
Kepmen 1827 K/30/MEM/2018
Lampiran I Lampiran II Lampiran III Lampiran IV

Pedoman Permohonan,
Pedoman Pedoman Pelaksanaan Pedoman
Evaluasi dan/atau Pengesahan
Kepala Teknik Tambang, Pengelolaan Teknis Keselamatan Penerapan SMKP
Penanggung Jawab Teknik dan Pertambangan dan Minerba
Pertambangan
Lingkungan, Kepala Tambang Keselamatan
Bawah Tanah, Pengawas
Pengolahan dan/atau
Operasional, Pengawas Teknis,
dan/atau Penanggung Jawab Pemurnian Minerba
Operasional

Lampiran V Lampiran VI Lampiran VII Lampiran VIII

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan


Pedoman Pelaksanaan Pedoman Pelaksanaan Konservasi
Pedoman Kaidah
Lingkungan Hidup Pertambangan
Mineral dan Batubara
Reklamasi dan
Minerba Teknik Usaha Jasa
Pascatambang serta
Pertambangan dan
Pascaoperasi pada
Kegiatan Usaha
Evaluasi Kaidah Teknik
Pertambangan Mineral Usaha Jasa
dan Batubara Pertambangan
Kewajiban Penerapan untuk IUP

Pasal 3
ayat (1)

Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK Operasi
Produksi dalam setiap tahapan kegiatan Usaha Pertambangan wajib melaksanakan
Kaidah pertambangan yang baik.
Kewajiban Penerapan untuk IUP Olah Murni

Pasal 4
ayat (1)

Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian dalam
kegiatan Pengolahan dan/atau Pemurnian wajib melaksanakan Kaidah pertambangan
yang baik.
Kewajiban Penerapan untuk IUJP

Pasal 5

(1)
(2)
Pemegang IUJP wajib melaksanakan
Kaidah Pertambangan yang baik sebagaimana
kaidah pertambangan yang baik dimaksud pada ayat (1) meliputi:
sesuai dengan bidang usahanya a. Kaidah teknik usaha jasa pertambangan
yang baik, dan
b. Tata Kelola Pengusahaan Jasa
Pertambangan
RESUME ASPEK PELAKSANAAN
PENERAPAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK

IUP Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, Pemegang IUP Operasi Produksi IUJP
IUPK Ekplorasi dan IUPK Operasi khusus untuk pengolahan
Produksi dan/atau pemurnian

1.teknis pertambangan; 1. teknis kegiatan Pengolahan 1. upaya pengelolaan lingkungan


2.konservasi sumber daya Mineral dan dan/atau Pemurnian; hidup, keselamatan
Batubara; 2. keselamatan Pengolahan pertambangan, konservasi
3.keselamatan dan kesehatan kerja dan/atau Pemurnian; Mineral dan Batubara, dan teknis
Pertambangan; 3. pengelolaan lingkungan hidup pertambangan sesuai dengan
4.keselamatan operasi Pertambangan; dan pascaoperasi; dan bidang usahanya; dan
5.pengelolaan lingkungan hidup 4. konservasi Mineral dan Batubara 2. kewajiban untuk mengangkat
pertambangan, reklamasi, dan penanggung jawab operasional
pascatambang serta pascaoperasi; dan sebagai pemimpin tertinggi di
6.pemanfaatan teknologi, kemampuan lapangan.
rekayasa, rancang bangun,
pengembangan dan penerapan
teknologi pertambangan
Sanksi Administratif
Bab VI Pasal 50

Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Ekplorasi, IUP Operasi Produksi,


dan IUPK Operasi Produksi, Pemegang IUJP, Pemegang IPR yang
tidak mematuhi atau melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dikenakan sanksi administratif

Sanksi Administratif dapat berupa:


• Peringatan tertulis
• Penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan
usaha
• Pencabutan izin

Sanksi Administratif diberikan oleh Menteri atau gubernur sesuai


dengan kewenangannya.
Kepala Inspektur Tambang yang selanjutnya disebut
KaIT adalah pejabat yang secara ex officio menduduki
jabatan Direktur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi
di bidang keteknikan dan lingkungan pertambangan
Mineral dan Batubara pada kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pertambangan Mineral dan Batubara.

Inspektur Tambang adalah aparatur sipil


negara yang diberi tugas, tanggung jawab, dan
wewenang untuk melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan kaidah teknik
pertambangan yang baik serta kaidah teknik
Pengolahan dan/atau Pemurnian.
30
BAB II BAGIAN KESATU
UMUM

Dalam pelaksanaan kaidah teknik Dalam hal pemegang IUP Operasi Dalam pelaksanaan kaidah
teknik pengolahan dan./atau
pertambangan yang baik, Pemegang Produksi atau IUPK Operasi pemurnian, Pemegang IUP OPK
IUP wajib Produksi melakukan Penambangan Pengolahan dan/atau Pemurnian
dengan metode Penambangan wajib
• Mengangkat KTT sebagai • Mengangkat PTL sebagai
bawah tanah, Pemegang IUP
pemimpin tertinggi di lapangan pemimpin tertinggi di
Operasi Produksi atau IUPK lapangan untuk mendapatkan
untuk mendapatkan pengesahan
Operasi Produksi wajib menunjuk pengesahan dari KaIT
dari KaIT • Memiliki tenaga teknis
Kepala Tambang Bawah Tanah
pertambangan yang
• Memiliki tenaga teknis (KTBT) untuk mendapatkan berkompeten sesuai dengan
pertambangan yang berkompeten pengesahan dari KaIT ketentuan perundang-
sesuai dengan ketentuan undangan
(Pasal 7 ayat 2)
perundang-undangan (Pasal 8 ayat 1)
(Pasal 7 ayat 1)
Kepala Teknik Tambang yang selanjutnya disingkat
KTT adalah seseorang yang memiliki posisi tertinggi
dalam struktur organisasi lapangan pertambangan
yang memimpin dan bertanggung jawab atas
terlaksananya operasional pertambangan sesuai
dengan kaidah teknik pertambangan yang baik.

Kepala Tambang Bawah Tanah yang selanjutnya


disingkat KTBT adalah seseorang yang memiliki posisi
tertinggi dalam struktur tambang bawah tanah yang
bertugas memimpin dan bertanggung jawab atas
terlaksananya operasional tambang bawah tanah
sesuai dengan kaidah teknik pertambangan yang baik.

Penanggungjawab Teknik dan Lingkungan yang


selanjutnya disingkat PTL adalah seseorang yang
memiliki posisi tertinggi dalam struktur organisasi
lapangan yang bertugas memimpin dan bertanggung
jawab atas terlaksananya kegiatan operasional
Pengolahan dan/atau Pemurnian sesuai dengan kaidah
teknik Pengolahan dan/atau Pemurnian. 32
Pedoman Permohonan, Evaluasi, dan/Atau

LORUM IPSUM DOLOR


LAMPIRAN I KEPMEN 1827 Pengesahan KTT, PTL, KTBT, Pengawas
Operasional, Pengawas Teknis,
dan/atau PJO

Kriteria KTT
Kriteria PTL
• KTT Kelas IV
• PTL Kelas III
• KTT Kelas III • PTL Kelas II
• KTT Kelas II • PTL Kelas I
• KTT Kelas I
KTT Kelas IV

• Untuk Pemegang IPR


• Mempunyai sertifikat kualifikasi yang diakui KAIT

KTT Kelas III


a. Tahap Eksplorasi, Tahap OP dengan metode Tambang Semprot, Bor, Terbuka Berjenjang Tunggal, Kuari, dan Kapal
Keruk dan/atau Kapal Isap
b. Jumlah Produksi Rata-Rata:
1) Tambang terbuka berjenjang tunggal, untuk batubara kurang dari atau sama dengan 150 metrik ton per hari
2) Mineral logam meliputi
i. Tambang semprot kurang dari atau sama dengan 1 ton bijih per hari
ii. Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap dengan menggunakan ponton kurang dari atau sama dengan 1 ton
bijih per hari
3) Mineral batuan dan mineral bukan logam meliputi:
i. Kuari kurang dari atau sama dengan 250 ton batuan
ii. Mineral bukan logam dengan produksi kurang dari atau sama dengan 250 ton/hari
c. Tanpa menggunakan bahan peledak
d. Jumlah pekerja kurang dari atau sama dengan 50 orang
e. Memiliki sertifikat POP atau kualifikasi yang diakui KAIT
KTT Kelas II KTT Kelas I
a. Tahap Eksplorasi, Tahap OP dengan metode Tambang Semprot
(hidrolis), Tambang Terbuka, Tambang Bawah Tanah, Kuari, dan
a. Tahap Eksplorasi, Tahap OP dengan metode Tambang Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap
Semprot (hidrolis), Tambang Terbuka, Kuari, dan Kapal b. Jumlah Produksi Rata-Rata:
Keruk dan/atau Kapal Isap
1) Tambang terbuka untuk batubara lebih dari 500 metrik
b. Jumlah Produksi Rata-Rata: ton per hari
1) Tambang terbuka batubara kurang dari atau sama 2) Tambang bawah tanah untuk batubara pada semua
dengan 500 metrik ton per hari kapasitas produksi
2) Mineral logam meliputi 3) Mineral logam meliputi
i. Tambang terbuka untuk mineral logam kurang i. Tambang semprot lebih dari dengan 5 ton bijih per
dari atau sama dengan 1500 ton bijih per hari hari
ii. Tambang semprot kurang dari atau sama ii. Tambang terbuka untuk mineral logam lebih dari
dengan 5 ton bijih per hari 1500 ton bijih per hari
iii. Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap dengan iii. Tambang bawah tanah untuk mineral logam pada
menggunakan ponton kurang dari atau sama semua kapasitas produksi
dengan 5 ton bijih per hari iv. Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap lebih dari 5 ton
3) Mineral batuan dan mineral bukan logam meliputi: bijih per hari
i. Kuari kurang dari atau sama dengan 500 ton 4) Mineral batuan dan mineral bukan logam meliputi:
ii. Mineral bukan logam dengan produksi kurang i. Mineral batuan atau bukan logam dengan produksi
dari atau sama dengan 500 ton/hari lebih dari 500 ton/hari
c. Jumlah pekerja kurang dari atau sama dengan 200 orang ii. Tambang bawah tanah mineral bukan logam pada
d. Memiliki sertifikat POM atau kualifikasi yang diakui KAIT semua kapasitas produksi
c. Jumlah pekerja lebih dari 200 orang
PTL KELAS III PTL KELAS II PTL KELAS I
PTL Kelas II memenuhi kriteria PTL Kelas I memenuhi kriteria
PTL Kelas III memenuhi kriteria
sebagai berikut: sebagai berikut:
sebagai berikut:
• Bekerja pada pengolahan • Bekerja pada pengolahan
• Bekerja pada pengolahan dan/atau pemurnian mineral dan/atau pemurnian mineral
mineral bukan logam dan logam atau pengolahan logam atau pengolahan batubara
batuan batubara • Jumlah produksi sama dengan
• Memiliki Sertifikat Kompetensi • Jumlah produksi di bawah atau lebih dari 100.000 ton per
100.000 ton per tahun tahun
POP Pengolahan dan/atau
Pemurnian atau sertifikat • Jumlah pekerja kurang dari • Jumlah pekerja sama dengan
1.000 orang atau lebih dari 1.000 orang
kualifikasi yang diakui oleh
KAIT • Memiliki Sertifikat POM • Memiliki Sertifikat POU
Pengolahan dan/atau Pemurnian Pengolahan dan/atau Pemurnian
atau sertifikat kualifikasi yang atau sertifikat kualifikasi yang
diakui oleh KAIT diakui oleh KAIT

Kriteria PTL
Bagaimana Persyaratan KTT untuk
Warga Negara Asing?
• Memiliki sertifikat kompetensi sesuai
dengan kelas KTT yang diajukan atau
memiliki Mine Manager Certificate atau
sertifikat sejenis yang diterbitkan oleh
negara asal dan diakui oleh KaIT; dan
• Telah memiliki pendidikan dan pelatihan
terkait peraturan perundang-undangan dan
kebijakan mengenai penerapan kaidah
teknik pertambangan yang baik

Bila WNA yang sudah disahkan sebagai KTT maka dilanjutkan dengan lulus Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia dengan
predikat paling kurang madya dalam jangka 6 (enam) bulan).

KAIT dapat membatalkan kembali pengesahan KTT tersebut apabila KTT tersebut belum lulus Uji Kemahiran Berbahasa
Indonesia dalam jangka waktu yang telah ditetapkan
Pengawas Operasional

Tugas dan tanggung jawab : Pengangkatan


Kriteria :
1. bertanggung jawab kepada 1. KTT/PTL menunjuk calon
1. memiliki sertifikat kompetensi
KTT/PTL untuk keselamatan dan Pengawas Operasional yang
Pengawas Operasional atau
kesehatan semua pekerja memenuhi kriteria dan dibuktikan
sertifikat kualifikasi yang
tambang yang menjadi dengan surat penunjukkan;
diakui oleh KaIT sesuai
bawahannya; 2. KTT/PTL melakukan evaluasi
jenjang jabatannya;
2. melaksanakan inspeksi, terhadap calon Pengawas
2. menduduki jabatan di dalam
pemeriksaan, dan pengujian; Operasional, apabila dinyatakan
divisi atau departemen
3. bertanggung jawab kepada laik, maka KTT/PTL menerbitkan
operasional pertambangan; KTT/PTL atas keselamatan, surat penunjukan pengawas
dan kesehatan, dan kesejahteraan operasional;
3. memiliki anggota yang dari semua orang yang 3. KTT/PTL sewaktu-waktu atau
berada di bawahnya ditugaskan kepadanya; berkala mengevaluasi kinerja;
dan/atau melakukan 4. membuat dan menandatangani
pengawasan terhadap divisi 4. Pengawas Operasional yang
laporan pemeriksaan, inspeksi,
atau departemen lainnya; memenuhi syarat ketentuan sesuai
dan pengujian;
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan akan
mendapatkan KPO yang disahkan
oleh KaIT/Kepala Dinas atas nama
KaIT sebagai bukti pengesahan.
PENGESAHAN PENGAWAS OPERASIONAL
Persyaratan Administratif :
a. salinan sertifikat kompetensi operasional
yang dikeluarkan oleh lembaga yang
Permohonan KPO dapat dilakukan secara menangani sertifikasi, dan sudah
sistem dalam jaringan (online) melalui website teregistrasi di DJMB.
b. pas foto latar belakang biru ukuran 2 x 3
yang telah ditentukan (dua kali tiga) cm sebanyak 1 (satu)
atau secara offline kepada lembar;
Kepala Dinas. c. salinan Kartu Tanda Penduduk;
d. daftar riwayat hidup paling kurang meliputi
data diri, jabatan struktural di perusahaan,
dan pengalaman bekerja sebagai
pengawas;
e. surat pernyataan KTT/PTL yang
menyatakan bahwa yang bersangkutan
menjabat pengawas di perusahaan,
dengan menyertakan nama area yang
menjadi tanggung jawab masingmasing
pengawas tersebut;
f. surat pernyataan bermaterai kebenaran
dokumen dari manajemen;
g. softcopy dokumen sebagaimana dimaksud
dalam huruf a sampai dengan huruf f
Penanggung Jawab Operasional

Penanggung Jawab Operasional yang selanjutnya disingkat PJO adalah orang yang
menduduki jabatan tertinggi dalam struktur organisasi perusahaan jasa pertambangan di
wilayah kegiatan usaha pertambangan, dan bertanggung jawab kepada KTT/PTL atas
dilaksanakan dan ditaatinya peraturan perundang-undangan mengenai kaidah teknik
pertambangan yang baik.
Penanggung Jawab Operasional
Persyaratan Administrasi
1. Pekerja perusahaan jasa pertambangan
2. Riwayat hidup calon PJO
3. Jabatan tertinggi di site
4. Surat dukungan dari Direksi Perusahaan Jasa Pertambangan
5. Surat pernyataan komitmen calon PJO
6. Uji kemahiran berbahasa Indonesia (madya) untuk TKA
7. Syarat lain yang ditentukan oleh KTT

Persyaratan Teknis
1. Memahami aspek pengelolaan usaha jasa pertambangan
2. Memahami aspek teknis pertambangan, konservasi, keselamatan
pertambangan, dan perlindungan lingkungan
3. Memahami kewajiban dan sanksi usaha jasa pertambangan
4. Jenjang sertifikat kompetensi pengawas operasional atau sertifikat kualifikasi
yang diakui oleh KaIT
TENAGA TEKNIS PERTAMBANGAN

DASAR HUKUM

Pasal 7

(1) Dalam pelaksanaan kaidah teknik pertambangan yang baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (2) huruf a, pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK Operasi
Produksi wajib:
a. mengangkat KTT sebagai pemimpin tertinggi di lapangan untuk mendapatkan pengesahan dari
KaIT; dan
b. memiliki tenaga teknis pertambangan yang berkompeten sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 14 (2)
Pasal 14 (1)
Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi
Produksi, dan IUPK Operasi Produksi dalam melaksanakan
Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP
ketentuan keselamatan pertambangan sebagaimana dimaksud
Operasi Produksi, dan IUPK Operasi Produksi
pada ayat (1) wajib:
wajib melaksanakan ketentuan keselamatan
pertambangan sebagaimana dimaksud dalam a. menyediakan segala peralatan, perlengkapan, alat pelindung
Pasal 3 ayat (3) huruf c dan huruf d. diri, fasilitas, personil, dan biaya yang diperlukan untuk
terlaksananya ketentuan keselamatan pertambangan; dan

b. membentuk dan menetapkan organisasi bagian keselamatan


pertambangan berdasarkan pertimbangan jumlah pekerja,
sifat, atau luas area kerja.
PERMEN ESDM NO 26 TAHUN 2018
BAB II BAGIAN KETIGA
PENGELOLAAN KESELAMATAN
PERTAMBANGAN DAN KESELAMATAN
PENGOLAHAN DAN/ATAU PEMURNIAN
MINERAL DAN BATUBARA

Paragraf 1 Paragraf 2 Paragraf 3


Keselamatan dan Kesehatan Pengelolaan Keselamatan Sistem Manajemen
Kerja dan Keselamatan Pengolahan dan/atau Keselamatan
Operasi Pertambangan Pemurnian Pertambangan
Mineral dan Batubara Pasal 16 dan Pasal 17 Pasal 18 dan Pasal 19
Pelaksanaan Keselamatan Kerja
Pertambangan Meliputi

Pendidikan
Manajemen
Program dan Kampanye
Risiko LOREM
Keselamatan IPSUM
Pelatihan
Kerja Keselamatan
DOLOR Kerja

Inspeksi Penyelidikan
Administrasi Manajemen
Kecelakaan
Keselamatan Keadaan Keselamatan
dan Kejadian
Kerja Darurat Kerja
Berbahaya
Pengelolaan Kesehatan Kerja meliputi

Program Kesehatan Kerja

Higiene dan Sanitasi

Pengelolaan Ergonomi

Pengelolaan Makanan,
Minuman, dan Gizi Pekerja
Tambang
Diagnosis dan Pemeriksaan
Penyakit Akibat Kerja
pengelolaan
pengelolaan pengelolaan pengelolaan pengelolaan kuantitas dan
debu; kebisingan; getaran pencahayaan kualitas udara
kerja

Pengelolaan Lingkungan Kerja


meliputi

pengelolaan
pengelolaan pengelolaan pengelolaan pengelolaan kebersihan
iklim kerja radiasi faktor kimia faktor biologi lingkungan
kerja
Pengelolaan Keselamatan Operasi Pertambangan meliputi

1 SISTEM DAN PELAKSANAAN PEMELIHARAAN/PERAWATAN


SARANA,PRASARANA, INSTALASI DAN PERALATAN PERTAMBANGAN
2 PENGAMANAN INSTALASI
TENAGA TEKNIS PERTAMBANGAN YANG BERKOMPETEN
3
DI BIDANG KESELAMATAN OPERASI
KELAYAKAN SARANA,PRASARANA, INSTALASI
4
LOREM
DAN PERALATAN PERTAMBANGAN
5

6
IPSUM
consectetur adipiscing elit,
EVALUASI HASIL KAJIAN TEKNIS PERTAMBANGAN
sed do eiusmod tempor
KESELAMATAN BAHAN PELEDAK DAN PELEDAKAN
incididunt ut labore et
7 dolore magna aliqua
KESELAMATAN FASILITAS PERTAMBANGAN

8 KESELAMATAN EXPLORASI

9 KESELAMATAN TAMBANG PERMUKAAN

10 KESELAMATAN TAMBANG BAWAH TANAH

11 KESELAMATAN KAPAL KERUK/KAPAL ISAP

12 KESELAMATAN PENGOLAHAN DAN/ATAU PEMURNIAN


SMKP MINERBA

ELEMEN III
ELEMEN VI
ORGANISASI
DOKUMENTASI
ELEMEN I DAN ELEMEN IV
KEBIJAKAN PERSONEL IMPLEMENTASI ELEMEN V ELEMEN VII
PEMANTAUAN TINJAUAN
, MANAJEMEN
ELEMEN II
EVALUASI, DAN
PERENCANAAN
PENINGKATAN
DAN TINDAK
KINERJA
LANJUT

SMKP Minerba tetap meliputi 7 elemen dengan sedikit penambahan nama pada Elemen V dan Elemen
VII
Surat Edaran
Kepala Inspektur Tambang

Direksi diminta untuk segera


menyesuaian seluruh aspek
teknik dan lingkungan pada
kegiatan operasional dengan
peraturan perundangan
terbaru.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja
pertambangan dan pengolahan dan/atau pemurnian mineral dan batubara
ditetapkan dalam suatu petunjuk teknis oleh Direktur Jenderal.
TERIMA KASIH
www.minerba.esdm.go.id

This image cannot currently be displayed.

Brown Canyon Semarang (Bekas tambang bahan galian C)


sumber: https://id.pinterest.com/pin/714172453380403049/

Anda mungkin juga menyukai