Jurnal NLC PDF
Jurnal NLC PDF
SKRIPSI
AFINA F A
051111074
SKRIPSI
AFINA F A
051111074
LEMBAR PERSETUJUAN
PUBLIKASI ILMIAH
Afina F. A
NIM.05111074
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Nama : Afina F. A
Nim : 05111074
Fakultas : FARMASI
Pengaruh Kadar Asam Oleat Pada Sistem NLC Dengan Lipid Setil
Alkohol : Asam Oleat Dibandingkan dengan SLN Terhadap Laju
Pelepasan APMS
Afina F. A
NIM.051111074
iii
Lembar Pengesahan
SKRIPSI
Oleh :
AFINA F A
NIM : 051111074
Prof. Dr.Widji Soeratri, DEA, Apt. Dr. Noorma Rosita, Apt., M.Si
NIP. 195110061977092001 NIP. 196512251991022001
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-
Nya sehingga diselesaikannya penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh
Kadar Asam Oleat Pada Sistem NLC Dengan Lipid Setil Alkohol:
Asam Oleat Dibandingkan dengan SLN Terhadap Laju Pelepasan
APMS” untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.
Selama penyelesaian skripsi ini dukungan dan dorongan yang
diberikan sangat membantu dalam menghadapi masalah dan hambatan
yang ada. Pada kesempatan ini ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada :
Penulis,
vi
RINGKASAN
AFINA F. A.
viii
ABSTRACT
AFINA F A
Keyword : NLC, SLN, Drug Release, Oleic Acid (OA), Cetyl Alcohol
(CA), Drug release
ix
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................. v
RINGKASAN ........................................................................................ VII
ABSTRACT ............................................................................................ IX
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. XII
DAFTAR TABEL ................................................................................ XIV
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... XV
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 6
2.1 Nanostructured Lipid Carriers (NLC) ......................................... 6
2.1.1 Kelebihan dan kekurangan ...................................................... 6
2.1.2 Komponen penyusun ............................................................... 7
2.1.3 Teknik pembuatan ................................................................... 8
2.1.4 Karakterisasi NLC ................................................................. 11
2.2 Pelepasan ................................................................................... 14
2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pelepasan........................ 17
2.2.2 Uji pelepasan ......................................................................... 18
2.3 Asam p-Metoksisinamat ............................................................ 19
2.4 Setil alkohol ............................................................................... 20
2.5 Asam oleat ................................................................................. 21
2.6 Tween 80.................................................................................... 21
2.7 Propilenglikol ............................................................................. 23
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ................................................. 25
3.1 Uraian Kerangka Konseptual ..................................................... 25
3.2 Kerangka Konseptual ................................................................. 28
BAB IV METODE PENELITIAN ......................................................... 29
4.1 Bahan Penelitian ........................................................................ 29
4.2 Alat Penelitian............................................................................ 29
4.3 Prosedur Penelitian .................................................................... 30
4.3.1 Analisis kualitatif bahan penelitian ....................................... 32
4.3.2 Pembuatan kurva baku APMS dalam larutan dapar asetat pH
4,2 ± 0,2 .............................................................................................. 33
4.3.3 Pembuatan kurva baku APMS dalam larutan dapar fosfat .... 34
4.3.4 Pembuatan NLC .................................................................... 36
4.3.5 Uji homogenitas dan perolehan kembali APMS dalam sistem
SLN dan NLC ..................................................................................... 39
x
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Tipe struktur NLC (Mäder, 2006) ....................................... 14
Gambar 2. 2 Struktur Asam p-Metoksisinamat ........................................ 19
Gambar 2. 3 Struktur Setil Alkohol ......................................................... 20
Gambar 2. 4 Struktur Asam Oleat ............................................................ 21
Gambar 2. 5 Struktur Tween 80 ............................................................... 22
Gambar 2. 6 Struktur Propilenglikol ........................................................ 23
xii
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel IV. 1 Larutan Baku Kerja APMS dalam dapar asetat pH 4,2 ± 0,234
Tabel IV. 2 Larutan Baku Kerja APMS dalam Dapar Fosfat pH 7,2 ± 0,05
......................................................................................................... 35
Tabel IV. 3 Formulasi Sistem NLC ......................................................... 36
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
pemilihan fase lipid yang akan digunakan, diantaranya jarak titik lebur,
morfologi kristal, viskositas, dan polaritas (Qian et al., 2011).
Pada penelitian sebelumnya, telah dilakukan karakterisasi sistem
SLN-APMS dimana SLN dengan lipid setil alkohol dapat menghasilkan
efektifitas penjerapan 68,54% dan ukuran partikel 119,25 nm, sementara
SLN yang dibuat dari lipid asam stearat memiliki efektifitas penjerapan
58,8% dan ukuran partikel dalam rentang 575-2107 nm (Rahmawan et al.,
2012).
APMS merupakan salah satu konstituen yang terkandung dalam
minyak atsiri dalam rimpang kering tanaman kencur (Kaempferia
galanga) yang dilaporkan memiliki aktivitas analgesik dan antiinflamasi
(Vittalrao et al., 2011). Mekanisme kerja APMS sebagai antiinflamasi
adalah melalui hambatan enzim sikolooksigense (COX) 1 dan 2 (Ekowati
dan Diyah, 2010). Sebagai antiinflamasi, profil pelepasan prolonged
release diharapkan dapat meningkatkan efektivitas APMS. Pada
penelitian ini, dilakukan penjerapan APMS dalam sistem penghantaran
SLN dan NLC yang keduanya memiliki perbedaan pada ada tidaknya
lipid cair. Danya lipid cair/minyak dalam sistem NLC diharapkan dapat
meningkatkan efektivitas penjerapan APMS di dalam matriks lipid
sehingga dapat memberikan profil pelepasan prolonged release yang
lebih optimal.
Salah satu lipid cair yang telah sering digunakan dalam kombinasi
matriks lipid NLC adalah asam oleat. Penggunaan asam oleat sebagai
minyak dalam NLC berperan penting dalam menurunkan proses
kristalisasi dan meningkatkan penurunan modifikasi keteraturan kristal
asam stearat, serta merupakan faktor utama yang mempengaruhi
kecepatan pelepasan bahan aktif dalam sistem NLC. Perbedaan titik lebur
antara lipid padat dan lipid cair menyebabkan proses kristalisasi lipid
padat terjadi lebih awal dan menyebabkan lipid cair berada pada bagian
luar matriks bersama bahan obat dan membentuk drug-enrich shell yang
dapat memicu profil pelepasan segera (Hu et al., 2005). Selain itu,
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Woo et al., (2014), hasil
analisis Differential Scanning Calorimetry (DSC) menunjukkan
keberadaan asam oleat pada matriks asam stearat dapat mengacak
susunan kisi kristal yang mengakibatkan penurunan derajat keteraturan
kristal dan hal tersebut berakibat pada peningkatan efisiensi penjerapan.
Selain lipid padat dan lipid cair, komponen penyusun sistem NLC
adalah emulgator. Dalam memilih emulgator harus memperhatikan
tegangan antarmuka, kinetika adsorbsi, kemampuan dalam menginterfensi
pertumbuhan kristal dan nukleasi, serta kemampuan dalam mencegah
agregasi partikel (Qian et al., 2011). Seluruh jenis surfaktan non ionik
memiliki potensi kecil dalam menimbulkan sensitivitas kulit oleh karena
itu jenis surfaktan ini sangat direkomendasikan untuk penggunaan dermal
(Kovacevic et al., 2011). Salah satu contoh surfaktan non ionik yang
aman dan sering digunakan dalam sediaan farmasi adalah tween 80.
Untuk meningkatkan stabilitas droplet yang dihasilkan,
penggunaan kosurfaktan sangat bermanfaat. Propilenglikol merupakan
salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai kosurfaktan. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Loo et al., (2012), NLC dengan
propilenglikol menghasilkan ukuran partikel lebih kecil, memiliki
persentase peningkatan hidrasi kulit lebih besar, dan menurunkan
Transepidermal Water Loss (TEWL) daripada NLC tanpa propilenglikol.
Sementara menurut Chanana and Sheth dalam Loo et al. (2012) bahwa
propilenglikol dalam emulsi membantu menurunkan ukuran partikel dan
meningkatkan stabilitas fisika disebabkan oleh peningkatan viskositas
emulsi. Keuntungan penggunaan propilenglikol, selain dapat berfungsi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Emulgator
Beberapa jenis emulgator yang telah banyak digunakan untuk
membentuk sistem NLC adalah jenis poloxamer, polisorbat, lesitin,
dan asam empedu. Diketahui bahwa kombinasi emulgator dapat
menurunkan aglomerasi partikel secara signifikan (Mäder, 2006).
Jenis emulgator dapat mempengaruhi kecepatan pelepasan obat
dalam sistem NLC. Pada penelitian yang dilakukan oleh Chen et al.,
(2010) menunjukkan bahwa sistem NLC yang menggunakan
emulgator soybean phosphatidylcholine (SPC) memberikan
pelepasan yang lebih lambat dibanding dengan Myverol, sementara
untuk efektivitas penjebakan, Myverol memberikan penjebakan yang
lebih besar dibanding SPC. Penggunaan Polyhidroxy surfactant
sebagai emulgator pada konsentrasi 1% (b/b) dapat menghasilkan
diameter partikel rata-rata 200 nm dan kecenderungan kristalisasi
partikel meningkat sejalan dengan peningkatan panjang rantai
hidrofilik jenuh dari surfaktan. (Kovacevic et al., 2011).
−
= 100%
Keterangan :
Wa : Jumlah obat yang ditambahkan ke dalam sistem
Ws : Jumlah bahan obat bebas dalam supernatan
Wl : Jumlah lipid yang digunakan dalam sistem
2.2 Pelepasan
Profil pelepasan obat merupakan suatu parameter penting
untuk desain dan evaluasi suatu sistem penghantaran obat (Mühlen
et al., 1997). Pelepasan obat dari partikel lipid terjadi secara difusi
dan bersamaan dengan degradasi partikel lipid dalam tubuh (Mäder,
2006; Dubey, 2012). Modifikasi profil pelepasan obat sebagai fungsi
dari matriks lipid, kadar surfaktan, dan parameter produksi dapat
mungkin dilakukan untuk mendapatkan profil pelepasan yang
diinginkan. Dengan mengetahui pengaruh faktor-faktor tersebut
profil pelepasan obat dari NLC dapat dibuat menjadi pelepasan
tertunda, pelepasan dipercepat, atau keduanya jika diinginkan
terdapat dosis inisial pada penggunaan obat (Müller et al., 2000).
= . ( − )………………………………………….(1)
. . /
= …………………………………………...(3)
Pemerian : mempunyai bau khas dan rasa pahit yang hangat, pada
suhu 25 ºC berwarna kuning.
Titik didih 149 ºC
Kelarutan : mudah larut dalam air, larut dalam etanol dan etil
asetat, tidak larut dalam paraffin cair dan minyak lemak.
Viskositas : 425 mPa s pada 25 ºC
Stabilitas dan penyimpanan : stabil terhadap elektrolit, asam, dan
basa lemah, terjadi saponifikasi dengan adanya asam atau basa kuat.
Merupakan ester asam oleat yang sensitiv terhadap oksidasi. Bersifat
higroskopis dan apabila akan digunakan, harus diukur kandungan airnya
dan dikeringkan bila perlu. Dapat membentuk peroksida bersama
surfaktan polioksietilen lainnya. Disimpan dalam wadah tertutup rapat
dan ditempat yang kering dan sejuk.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Radomska and
Dobrucki (2000) tween 80 pada sistem NLC dengan lipid cair Epicurone
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
- Efektifitas penjebakan
- Kapasitas penjebakan
- Ukuran partikel
Profil pelepasan
BAB IV
METODE PENELITIAN
29
Analisis Data
Tabel IV. 1 Larutan Baku Kerja APMS dalam dapar asetat pH 4,2 ± 0,2
Kadar APMS Volume Larutan Baku Volume akhir Pengenceran
dalam Larutan Induk yang Dipipet dengan Dapar Asetat pH 4,2 ±
(μg/mL) (mL) 0,2
1,0 0,5 50,0
2,0 0,5 25,0
4,0 1,0 25,0
5,0 0,5 10,0
8,0 2,0 25,0
12,0 3,0 10,0
Tabel IV. 2 Larutan Baku Kerja APMS dalam Dapar Fosfat pH 7,2 ± 0,05
Kadar APMS Volume Larutan Baku Volume akhir Pengenceran
dalam Larutan Induk yang Dipipet dengan Dapar Asetat pH 4,2 ±
(μg/mL) (mL) 0,2
0,5 0,5 100,0
1,0 0,5 50,0
2,0 0,5 25,0
4,0 1,0 25,0
6,0 3,0 50,0
8,0 2,0 25,0
10,0 1,0 10,0
12,0 3,0 25,0
15,0 15,0 100,0
20,0 2,0 10,0
Pre-emulsi
Aduk menggunakan magnetic
stirrer 500 rpm hingga
mencapai suhu kamar
NLC-APMS
′
= + ( )
Keterangan :
Cn : Kadar sebenarnya setelah dikoreksi
C’n : Kadar terbaca (hasil perhitungan dari nilai serapan sample yang tebaca
pada spektrofotometer dalam ppm)
Cs : kadar terbaca dari sampel sebelumnya
Vs : Volume sampel
Vm : Volume media
BAB V
HASIL PENELITIAN
46
APMS 12 ppm
APMS 1 ppm
Gambar 5. 9 Profil serapan larutan baku kerja APMS pada larutan dapar
asetat pH 4,2 ± 0,2
Tabel V. 4 Nilai serapan APMS pada berbagai kadar dalam larutan dapar
asetat pH 4.2 ± 0.2 pada panjang gelombang maksimum 304,0 nm
Kadar (ppm) Serapan
0,1563 0,018
1,0200 0,128
2,0400 0,264
4,0800 0,536
6,1200 0,817
8,1600 1,094
12,2400 1,641
1.5
serapan
1 y = 0.1348x - 0.0084
R² = 1
0.5
0
0.000 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000
kadar (ppm)
Gambar 5. 10 Kurva baku serapan APMS dalam larutan dapar asetat pH
4.2 ± 0.2
APMS 15ppm
APMS 0.5ppm
5.2 Hasil penentuan kurva baku APMS dalam larutan dapar fosfat
pH 7.4 ± 0.05
Kurva baku APMS diperoleh dari hasil pengukuran serapan
larutan baku kerja APMS dalam larutan dapar fosfat pH 7.4 ± 0.05
dengan kadar 0,5; 1,0; 2,0; 4,0; 6,0; 8,0; 10,0; 12,0; 5,0; 20,0; 30,0 ppm
pada panjang gelombang maksimum APMS dalam larutan dapar fosfat
(285,0 nm). Berdasarkan hasil perhitungan gabungan dari tiga kali
replikasi diperoleh persamaan regresi y = 0.11610x + 0.0285 dengan
koefisien korelasi 0.99895.
Tabel V. 5 Nilai serapan APMS pada berbagai kadar dalam larutan dapar
fosfat pH 7.4 ± 0.05 pada panjang gelombang maksimum 285,0 nm
Kadar (ppm) Serapan
0.505 0.0530
1.010 0.1090
2.020 0.2350
4.040 0.4780
6.060 0.7430
8.080 0.9700
10.100 1.2280
12.120 1.5010
15.150 1.8390
20.200 2.4310
3
serapan
2
y = 0.115x + 0.020
1 R² = 0.994
0
0 10 20 30 40
kadar (ppm)
Gambar 5. 12 Kurva baku serapan APMS dalam larutan dapar fosfat pH
7.4 ± 0.05
peningkatan kadar asam oleat, baik pada formula SLN maupun NLC
mengalami penurunan nilai PI yang menunjukkan distribusi ukuran
partikel yang semakin homogen.
1.2
Polydispersity Index (PI)
0.8
0.6
Base
0.4 APMS
0.2
0
(10:0) (9,5:0,5) (9:1) (8,5:1,5)
SLN-NLC kadar lipid 10% (setil alkohol:asam oleat)
30
Efisiensi Penjebakan (%)
25
20
15
10
5
0
SLN-APMS NLC (95:5)- NLC (90:10)- NLC (85:15)-
APMS APMS APMS
formula
dari keempat formula karena nilai signifikan level (0,285) lebih besar dari
0,05.
1200
1000
Jumlah kumulatif/cm2 (µg/cm2)
800
NLC(85:15)-APMS
600
NLC(90:10)-APMS
400 NLC(95:5)-APMS
200 SLN-APMS
0
0 200 400 600 800
-200
-400
Waktu (menit)
Tabel V. 15 Hasil uji ANOVA satu arah laju pelepasan APMS dari sistem SLN
dan NLC
Rata-rata
Jumlah kuadrat df kuadrat F Sig.
Antar grup .059 3 .020 1.509 .285
Dalam grup .104 8 .013
Total .162 11
BAB VI
PEMBAHASAN
dengan APMS, SLN dengan APMS memiliki ukuran partikel yang lebih
besar dibandingkan dengan basenya. Pada sistem NLC dengan APMS,
terjadi penurunan ukuran partikel sebanding dengan peningkatan jumlah
asam oleat. Hal ini dapat mengalami proses pelarutan dalam asam oleat
karena APMS larut dalam pelarut organik (Bovine Metabolome Database,
2015). Sementara pada seluruh formula, diperoleh pH pada rentang 3,95-
4,13 yang memenuhi rentang pH sediaan maupun rentang pH kulit 4,00-
6,00 (Zlotogorski, 1987).
Penentuan efisiensi penjebakan APMS dalam sistem SLN
maupun NLC dilakukan dengan metode sentrifugasi. Berdasarkan analisis
statistik menggunakan ANOVA satu arah, terdapat perbedaan efisiensi
penjebakan secara bermakna dari keempat formula, semakin tinggi kadar
asam oleat semakin besar efisiensi penjebakannya. Formula NLC dengan
rasio setil alkohol : asam oleat 8,5:1,5 memiliki nilai efisiensi penjebakan
tertinggi yaitu 27.60 ± 0.4229% dan formula SLN memiliki efisiensi
penjebakan terendah yaitu 13.463 ± 0.2953%. Hal ini dapat disebabkan
oleh beberapa hal diantaranya adalah asam oleat pada sistem yang
berfungsi sebagai lipid cair yang dapat menurunkan keteraturan kisi
kristal setil akohol sehingga dapat memuat bahan obat lebih banyak
(Zuang et al., 2010), selain itu asam oleat juga dapat melarutkan APMS
sehingga jumlah APMS yang terjebak dalam matriks lipid lebih besar
dibandingkan dengan sistem SLN yang tidak mengandung asam oleat.
Setelah penentuan karakteristik dilakukan, dilanjutkan dengan
uji pelepasan sistem SLN maupun NLC pada keempat formula. Uji
pelepasan dilakukan dengan tiga kali replikasi pada masing-masing
formula. Pada uji pelepasan keempat formula diperoleh jumlah kumulatif
APMS yang terlepas tidak berbeda bermakna dan berada pada rentang 32-
44%. Pada penelitain ini diketahi bahwa nilai efisiensi penjebakan APMS
dalam matriks lipid berada pada rentang 13-28% sehingga APMS yang
berada di fase air sekitar 72-87%, hal ini menujukkan bahwa obat yang
terlepas selama 720 menit dari keempat formula masih berasal dari fase
luar, yaitu fase air.
Berdasarkan hasil analisis statistik ANOVA satu arah, diketahui
tidak terdapat perbedaan bermakna pada laju pelepasan (flux) dari
keempat formula. Secara teori, laju pelepasan suatu obat dipengaruhi oleh
ukuran partikel, viskositas (Sinko and Singh, 2011), dan efisiensi
penjebakan obat dalam matriks lipid. Berdasarkan hukum difusi Fick II,
luas permukaan partikel berbanding lurus dengan jumlah obat yang
berdifusi (Sinko and Singh, 2011), semakin kecil ukuran partikel semakin
besar luas permukaannya sehingga jumlah yang berdifusi semakin besar.
Pada penelitian ini diperoleh ukuran partikel menurun seiring dengan
bertambahnya jumlah asam oleat, namun penurunan ukuran partikel ini
tidak memberikan pengaruh pada laju pelepasan APMS dari keempat
formula.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi adalah afinitas bahan obat
dengan bahan pembawa. Semakin besar afinitas pembawa terhadap bahan
obat maka semakin kecil pelepasan dari pembawa. Sebaliknya, obat yang
memiliki afinitas kecil terhadap pembawa maka jumlah obat yang
dilepaskan juga semakin besar (Sinko and Singh, 2011). Adanya asam
oleat dalam penyusun matriks lipid menyebabkan afinitas APMS dalam
lipid lebih besar sehingga menghambat pelepasan.
Uji pelepasan pada penelitian ini merupakan hasil yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor, sehingga afinitas APMS dalam asam
oleat dapat menghilangkan pengaruh ukuran partikel matriks lipid.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji pelepasan APMS dari sistem SLN dan NLC
yang dengan kadar lipid 10% terdiri dari setil alkohol : asam oleat (10:0;
9,5:0,5; 9:1; dan 8,5:1,5), tween 80, dan propilenglikol selama 720 menit
disimpulkan bahwa peningkatan jumlah asam oleat belum mempengaruhi
laju pelepasan APMS dari sistem SLN dan NLC.
7.2 Saran
Perlu dilakukan uji pelepasan APMS yang lebih lama untuk
mengetahui pengaruh peningkatan jumlah asam oleat pada laju pelepasan
APMS dari sistem SLN dan NLC.
70
DAFTAR PUSTAKA
Bhaskar, K., Anbu, J., Ravichandiran, V., Venkateswarlu, V., & Rao, Y.
M. 2009. Lipid Nanoparticle for TranSBermal Delivery of Flurbiprofen:
Formulation, In Vitro, Ex Vivo and In Vivo Studies. BioMed Central ,
p.1-15.
Chen, C. C., Tsai, T. H., Huang, Z. R., & Fang, J. Y. 2010. Effects of
Lipophilic Emulsifiers on The Oral Administration of Lovastatin from
Nanostructured Lipid Carriers: Physicochemical Characterization and
Pharmacokinetics. European Journal of Pharmaceutics and
Biopharmaceutics Vol.74 , p.474-482.
Donovan, M. D., & Flanagan, D. R. 1996. Bioavailability of Disperse
Dosage Forms. In H. A. Lieberman, M. M. Rieger, & G. S. Banker,
Pharmaceutical Dosage Form: Disperse Sistem 2nd (pp. 315-370).
Marcel Dekker, Inc.
Dubey, A., P., P., & J., V. K. 2012. Nanostructured Lipid Carriers: A
Novel Topical Drug Delivery Sistem. International Journal of
PharmTech Research Vol.4 No.2 , p.705-714.
Hu, F. Q., Jiang, S. P., Du, Y. Z., Ye, Y. Q., & Zeng, S. 2005. Preparation
and Characterization of Stearic Acid Nanostructured Lipid Carriers by
Solvent Diffusion Method in An Aqueous Sistem. Colloids and Surfaces
B: Biointerfaces , p.167-173.
Kovacevic, A., Savic, S., Vuleta, G., Keck, C. M., & Müller, R. H. 2011.
Polyhydroxy Surfactants for The Formulation Of Lipid Nanoparticles
(SLN nad NLC): Effect on size, Physical Stability and Particle Matrix
Structure. International Journal of Pharmaceutics , p.163-172.
Li, B., & Ge, Z. Q. 2012. Nanostructured Lipid Carrier Improve Skin
Permeation and Chemical Stability of Idebenone. AAPS PharmSci Tech
Vol.13 No.1 , p.276-283.
Loo, C. H., Basri, M., Ismail, R., Lau, H. N., Tejo, B. A., Kanthimathi, M.
S., et al. 2013. Effect of Compositions in Nanostructured Lipid Carriers
(NLC) on Skin Hydration and Occlusion. International Journal of
Nanomedicine , p.13-22.
Mäder, K. 2006. Solid Lipid Nanoparticles as Drug Carriers. In V. P.
Torchilin, Nanoparticulate as Drug Carrier (pp. 187-205). London:
Imperial College Press.
Mühlen, A. Z., Schwarz, C., & Mehnert, W. 1997. Solid Lipd
Nanoparticles (SLN) for Controlled Drug Delivery-Drug Release nad
Release Mechanism. European Journal of Pharmaceutics and
Biopharmaceutics Vol.45 , p.149-155.
71
Müller, R. H., Mäder, K., & Gohla, S. 2000. Solid Lipid Nanoparticles
(SLN) for Controlled Drug Delivery- A Review of The State of The Art.
European Journal of Pharmaceutics and Biopharmaceutics , p.161-177.
Müller, R. H., Petersen, R. D., Hommos, A., & Pardeike, J. 2007.
Nanostructured Lipid Carriers (NLC) in Cosmetic Dermal Products
Vol.59. Advanced Drug Delivery Reviews , p.522-530.
Müller, R. H., Radtke, M., & Wissing, S. A. 2002. Solid Lipid
Nanoparticles (SLN) and Nanostructured Lipid Carriers (NLC) in
Cosmetic and Dermatological Preparation. Advance Drug Delivery
Reviews , p.S131-S155.
Qian, C., Decker, E. A., Xiao, H., & McClements, D. J. 2012. Solid Lipid
Nnao Particles : Effect of Carrier Oil and Emulsifier Type on Phase
Behavior and Physical Stability. J Am Oil Chem Soc , p.17-28.
Radomska, Radomska, A., & Dobrucki, R. 2000. The Use of Some
Ingredients for Microemulsion Preparation Containing Retinol and Its
Ester. International Journal of Pharmaceutics , p.131-134.
Rahmawan, T. G., Rosita, N., & Erawati, T. 2012. Characterisation of
Solid Lipid Nanoparticles p-Methoxycinnamic Acid (SLN-APMS)
Formulated With Different Lipid Component: Stearic Acid and Cetyl
Alcohol . PharmaScientia Vol.1 No.1 , p.16-20.
Rowe, R. C., Sheskey, P. J., & Quinn, M. E. 2009. Handbook of
Pharmaceutical Excipients 6th Edition. London: Pharmaceutical Press.
Singhal, G. B., Patel, R. P., Prajapati, B. G., & Patel, N. A. 2011. Solid
Lipid Nanoparticles and Nano Lipid Carriers: As Novel Solid Lipid
Based Drug Carrier. International Research Journal of Pharmacy Vol.2 ,
p.40-52.
Sinko, P. J., & Singh, Y. 2011. Martin's Physical Pharmacy and
Pharmaceutical Science- Physical Chemical and Biopharmaceutical
Principle in The Pharmaceutical Science 6th Edition. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins, a Wolters Kluwer business.
Souto, E. B., & Müller, R. H. 2007. Lipid Nanoparticles (Solid Lipid
Nanoparticle and Nanosturctured Lipid Carriers) for Cosmetic, Dermal,
and Transdermal Aplication. In D. Thassu, M. Deleers, & Y. Pathak,
Nanoparticulate Drug Delivery Sistem (pp. 213-229). New York:
Informa Healthcare USA, Inc.
Tamjidi, F., Shahedi, M., Varshosaz, J., & Nasirpour, A. 2013.
Nanostructured Lipid Carriers (NLC): A potential delivery Sistem for
Bioactive Food Molecules. Innovative Food Science and Emerging
Technologies Vol.19 , p.29-43.
Umar, M. I., Asmawi, M. Z., Sadikun, A., Atangwo, I. J., Yam, M. F.,
Altaf, R., et al. 2012. Bioactivity-Guided Isolation of Ethyl-p-
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Lampiran 1. Sertifikat Analisis APMS
74
LAMPIRAN 2
Lampiran 2. Sertifikat analisis Asam Oleat
LAMPIRAN 3
Lampiran 3. Sertifikat Analisis Setil Alkohol
LAMPIRAN 4
Lampiran 4. Sertifikat Analisis Tween 80
LAMPIRAN 5
Lampiran 5. Sertifikat Analisis Propilenglikol
LAMPIRAN 6
Lampiran 6. Sertifikat Analisis Natrium Asetat
LAMPIRAN 7
Lampiran 7. Sertifikat Analisis Asam Asetat Glasial
LAMPIRAN 8
Lampiran 8. Sertifikat Hasil Uji Viskositas Sistem SLN-NLC APMS
LAMPIRAN 9
Lampiran 9. Tabel Efisiensi Penjebakan
Efisiensi Penjebakan
Formula Rata-Rata ± SB % KV
1 2 3
SLN-APMS 13.877 13.307 13.206 13.463 ± 0.2953 2.19
NLC (95:5)-APMS 17.660 16.991 16.786 17.15 ± 0.3730 2.17
NLC (90:10)-APMS 18.513 18.300 18.365 18.39 ± 0.0890 0.48
NLC (85:15)-APMS 27.046 28.069 27.699 27.60± 0.4229 1.53
LAMPIRAN 10
Lampiran 10. Hasil Uji pelepasan APMS dari Sistem SLN dan NLC
1. Tabel hasil perhitungan jumlah kumulatif APMS yang terlepas
Formula I replikasi 1
Jumlah Jumlah
Kadar Koreksi wurster
Waktu Serapan kumulatif/volum Kumulatif/cm2
(ppm) (ppm)
media (µg/500ml) (µg/cm2)
Jumlah Jumlah
Kadar Koreksi
Waktu Serapan kumulatif/volum Kumulatif/cm2
(ppm) wurster (ppm)
media (µg/500ml) (µg/cm2)
Jumlah Jumlah
Kadar Koreksi
Waktu Serapan kumulatif/volum Kumulatif/cm2
(ppm) Wurster (ppm)
media (µg/500ml) (µg/cm2)
Jumlah Jumlah
Kadar Koreksi
Waktu Serapan kumulatif/volum Kumulatif/cm2
(ppm) wurster (ppm)
media (µg/500ml) (µg/cm2)
Jumlah Jumlah
Kadar Koreksi
Waktu Serapan kumulatif/volum Kumulatif/cm2
(ppm) wurster (ppm)
media (µg/500ml) (µg/cm2)
Jumlah Jumlah
Kadar Koreksi
Waktu Serapan kumulatif/volum Kumulatif/cm2
(ppm) wurster (ppm)
media (µg/500ml) (µg/cm2)
Jumlah Jumlah
Kadar Koreksi
Waktu Serapan kumulatif/volum Kumulatif/cm2
(ppm) wurster (ppm)
media (µg/500ml) (µg/cm2)
Jumlah Jumlah
Koreksi
Waktu Serapan Kadar (ppm) kumulatif/volum Kumulatif/cm2
wurster (ppm)
media (µg/500ml) (µg/cm2)
Jumlah Jumlah
Kadar Koreksi
Waktu Serapan kumulatif/volum Kumulatif/cm2
(ppm) wurster (ppm)
media (µg/500ml) (µg/cm2)
Jumlah Jumlah
Kadar Koreksi
Waktu Serapan kumulatif/volum Kumulatif/cm2
(ppm) wurster (ppm)
media (µg/500ml) (µg/cm2)
Jumlah Jumlah
Kadar Koreksi
Waktu Serapan kumulatif/volum Kumulatif/cm2
(ppm) wurster (ppm)
media (µg/500ml) (µg/cm2)
Jumlah Jumlah
Kadar Koreksi
Waktu Serapan kumulatif/volum Kumulatif/cm2
(ppm) wurster (ppm)
media (µg/500ml) (µg/cm2)
13. Tabel hasil Perhitungan %APMS yang terlepas dari sistem SLN dan NLC selama 720 menit
Berat Jumlah
Jumlah Kumulatif pada % terlepas
Sediaan APMS APMS yg
%Recovery APMS total jam ke-12 dari dalam
dalam Disk dalam disk terlepas (µg)
(µg) (µg/cm2) disk
(µg) (µg)
96
LAMPIRAN 11
Lampiran 11. Data Hasil Pengolahan Statistik ANOVA Satu Arah
1. Flux
ANOVA
flux
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups .059 3 .020 1.509 .285
Within Groups .104 8 .013
Total .162 11
Multiple Comparisons
flux
Tukey HSB
95% Confidence Interval
Mean Lower Upper
(I) sampe (J) sampe Difference (I-J) Std. Error Sig. Bound Bound
NLC 85 NLC 90 -.1563333 .0929596 .391 -.454023 .141356
NLC 95 .0241333 .0929596 .993 -.273556 .321823
SLN -.0219667 .0929596 .995 -.319656 .275723
NLC 90 NLC 85 .1563333 .0929596 .391 -.141356 .454023
NLC 95 .1804667 .0929596 .285 -.117223 .478156
SLN .1343667 .0929596 .509 -.163323 .432056
NLC 95 NLC 85 -.0241333 .0929596 .993 -.321823 .273556
NLC 90 -.1804667 .0929596 .285 -.478156 .117223
SLN -.0461000 .0929596 .958 -.343789 .251589
SLN NLC 85 .0219667 .0929596 .995 -.275723 .319656
NLC 90 -.1343667 .0929596 .509 -.432056 .163323
NLC 95 .0461000 .0929596 .958 -.251589 .343789
2. Efisiensi Penjebakan
ANOVA
EP
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 342.788 3 114.263 1.150E3 .000
Within Groups .795 8 .099
Total 343.583 11
Multiple Comparisons
flux
Tukey HSD
95% Confidence Interval
(J) Mean
(I) sampe sampe Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
NLC 85 NLC 90 -.1563333 .0929596 .391 -.454023 .141356
NLC 95 .0241333 .0929596 .993 -.273556 .321823
SLN -.0219667 .0929596 .995 -.319656 .275723
NLC 90 NLC 85 .1563333 .0929596 .391 -.141356 .454023
NLC 95 .1804667 .0929596 .285 -.117223 .478156
SLN .1343667 .0929596 .509 -.163323 .432056
NLC 95 NLC 85 -.0241333 .0929596 .993 -.321823 .273556
NLC 90 -.1804667 .0929596 .285 -.478156 .117223
SLN -.0461000 .0929596 .958 -.343789 .251589
SLN NLC 85 .0219667 .0929596 .995 -.275723 .319656
NLC 90 -.1343667 .0929596 .509 -.432056 .163323
NLC 95 .0461000 .0929596 .958 -.251589 .343789
ANOVA
Terlepas
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 11.805 3 3.935 .602 .632
Within Groups 52.264 8 6.533
Total 64.070 11
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Terlepas
95% Confidence
Interval
(J) Mean Lower Upper
(I) sampel sampel Difference (I-J) Std. Error Sig. Bound Bound
Tukey NLC 85 NLC 90 .526333 2.086948 .994 -6.15681 7.20948
HSB
NLC 95 1.065000 2.086948 .954 -5.61814 7.74814
SLN -1.588667 2.086948 .870 -8.27181 5.09448
NLC 90 NLC 85 -.526333 2.086948 .994 -7.20948 6.15681
NLC 95 .538667 2.086948 .993 -6.14448 7.22181
SLN -2.115000 2.086948 .747 -8.79814 4.56814
NLC 95 NLC 85 -1.065000 2.086948 .954 -7.74814 5.61814
NLC 90 -.538667 2.086948 .993 -7.22181 6.14448
SLN -2.653667 2.086948 .604 -9.33681 4.02948
SLN NLC 85 1.588667 2.086948 .870 -5.09448 8.27181
NLC 90 2.115000 2.086948 .747 -4.56814 8.79814
NLC 95 2.653667 2.086948 .604 -4.02948 9.33681
LAMPIRAN 12
Lampiran 12. Tabel Hasil Pengukuran Ukuran Partikel Rata-Rata Sistem
SLN-NLC APMS
Diameter
Rerata diameter
Formula replikasi rata-rata PI %KV
(nm) ± SB
(nm)
1 2053,3 0,593
2267,67 ±
Base 2 2497,9 0,652 9,82
222,72
3 2251,8 0,654
SLN
1 1727,7 0,664
2336,4 ±
APMS 2 1654,6 0,560 47,86
1118,203
3 3626,9 1,055
1 1499,8 0,463
2896,56 ±
Base 2 2642,6 0,743 53,15
1539,54
NLC 3 4547,3 1,098
(95:5) 1 1295,2 0,528
1620,36 ±
APMS 2 1851,3 0,643 17,88
289,78
3 1714,6 0,619
1 1522,9 0,433
Base 2 1691,7 0,510 1482,6 ± 231,89 15,64
NLC 3 1233,2 0,480
(90:10) 1 346,4 0,159
APMS 2 335,5 0,155 338,1 ± 7,35 2,17
3 332,4 0,152
1 1199,3 0,404
1347,03 ±
Base 2 1272,4 0,525 14,55
196,01
NLC 3 1569,4 0,500
(85:15) 1 315,1 0,143
APMS 2 221,0 0,188 276,8 ± 49,43 17,86
3 294,3 0,140
LAMPIRAN 13
Lampiran 13. Tabel Hasil Pengukuran pH sediaan SLN-NLC APMS
Rata-rata pH
Formula Replikasi pH %KV
± SB
1 4,08
4.08 ± 0.094
Base 2 4,19 2.304
3 3,96
SLN
1 4,15
APMS 2 4,16 4.12 ± 0.037 0.915
3 4,07
1 4,18
Base 2 4,11 4.12 ± 0.412 1.016
NLC 3 4,08
(95:5) 1 4,13
APMS
2 4,08 4.13 ± 0.041 0.988
3 4,18
1 4,15
Base 2 4,03 4.12 ± 0.068 1.648
NLC 3 4,19
(90:10) 1 3,96
APMS 0.237
2 3,98 3.97 ± 0.009
3 3,98
1 4,13
1.499
Base 2 4,00 4.09 ± 0.061
NLC 3 4,13
(85:15) 1 3,98
APMS
2 3.96 3.96 ± 0.021 0.518
3 3.93