PENDAHULUAN
lokasi tubuh yang terinfeksi, misalnya tinea kapitis bila infeksi mengenai
scalp.8
dari seluruh dermatomikosis. Berdasarkan data dari Poli Kulit dan Kelamin
kasus penyakit yang diakibatkan jamur. Data rekam medik RS. M. Djamil
1
Padang pada tahun 2010 ditemukan penderita dermatofitosis sebanyak 288
orang.9
kaya akan keratin dan hidup dalam substrat keratin seperti rambut, kuku,
bulu serta tanduk sesudah bahan ini dipisahkan dari hewan hidup dan
jamur geofilik yang berasal dari tanah. Penelitian yang dilakukan pada 31
kota di Paraiba State (Brazil) pada tahun 2012 berhasil mengisolasi 131
strain dermatofita dari 212 sampel tanah, dan 57,3% teridentifikasi sebagai
masih kurang.
2
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penelitian ini dilakukan
Jawa?
yang diteliti.
1.4. Hipotesis
dermatofita.
3
b. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mahasiswa dalam
FK UKI.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dermatofita
ketiga genus tersebut telah ditemukan 41 spesies yang terdiri atas 17 spesies
memprovokasi tinea.13,16
ke orang, hewan, dan tanah yang mengandung jamur maupun secara tidak
langsung melalui kulit dan rambut infektif yang terlepas dari penderita
dermatofitosis.3
5
2.1.1 Taksonomi
keanekaragaman dermatofita.21
6
karakteristik khas misalnya kemampuan untuk menembus rambut in
vitro. Selain itu, taksonomi ITS mungkin tidak sesuai dengan hasil
Trichophyton.13
E. floccosum T. ajelloi
E. stockdaleaea T. concentricum
M. amanzonicum T. equinum
M. audouinii T, flavescens
M. boullardi T. georgiae
M. canis T. glorie
M. cookie T. gourvilii
M. equinum T. longifusus
M. distortum T. mariatii
M. gallinae T. mentagrophytes
var. interdigitale
varerinacei
var. quickeanum
M. gypseum T. megninii
M. magellanicum T. phaseoliforme
7
M. nanum T. schoenelinii
M. persicolor T. simii
M. praecox T. soundanense
M. racemosum T. terrestre
M. riparie T. tonsurans
M. vanbreuseghemii T. vanbreuseghemii
T. verrucosum
T. yaoundei
diketahui. 13
Teleomorfik Anamorfik
Arthroderma Trichophyton
A. Curreyi Tidak bernama
A. Tuberculatum Tidak bernama
A. Benhamiae T. mentagrophytes
var.mentagrophytes
A. Ciferii T. georgiae
A. Flavescens T. flavescens
A. Gertleri T. vanbreuseghemii
A. Gloriae T. gloriae
A. Insingulare T. terrestre
8
A. Lenticulatum T. terrestre
A. Quadrifium T. terrestre
A. Simii T. simii
A. uncinatum T. (K). ajelloi
diketahui.13
Teleomorfik Anamorfik
Arthroderma Microsporum
A. borelii M. amazonicum
A. cajetanii M. cookie
A. fulva M. fulvum
A. grubyia M. vanbreuseghemii
A. gypsea M. gypseum
A. incurvata M. gypseum
A. obtuse M. nanum
A. otae M. canis
A. persicolor M. persicolor
A. racemosa M. racemosum
A. corniculata M. boulardi
A. cookiella Tidak bernama
9
2.1.2 Ekologi
10
T. violaceum T. gloriae, T. longifusum
T. yaoundei T. phaseloiforme
T. terrestre (complex
of three species)
T. vanbreuseghemii
2.1.3 Patogenesis
1. Adherensi
11
arthrokonidia melekat pada jaringan keratin.13 Masih
2. Penetrasi
2.1.4 Dermatofitosis
12
canis dan M. audouinii menyebabkan infeksi ektotriks
dot”.4
dan T. violaceum.4,27
dagu. Infeksi ini terjadi pada pria dewasa dan wanita yang
canis.7,14
13
Tinea pedis merupakan infeksi pada kaki, terutama pada
sela-sela jari kaki, telapak kaki, dan seluruh kaki dari telapak,
mentagrophytes.4,14,27
14
Infeksi ini lebih sering terjadi pada pria dibandingan pada
mentagrophytes.14
dan M. gypseum.27
15
2.2 Dermatofita Geofilik
umum, tanah dapat menjadi reservoa untuk infeksi manusia. Hutan, lahan
pertanian, tanah di taman, serta sedimen sungai dan laut yang mengandung
berkurang.13,15
di dalam tanah seperti rambut, bulu, kuku, sehingga dapat disebut sebagai
Sumber infeksi umumnya melalui kontak langsung dengan tanah yang fertil.
binatang lokal.29
dari manusia maupun hewan yang terdapat dalam tanah.30 Selain keratin,
lokasi geografis.13,28
16
Spesies geofilik kecuali Microsporum gypseum jarang ditularkan
diisolasi dari tanah memiliki patogenitas yang rendah dan hanya strain yang
Arthroderma incurvata.13
17
M. gypseum Dermatofita geofilik yang paling umum, seringkali
manusia.
terhadap manusia.
atau hewan.
T. thuringiense Apatogenik.
hangat.32
18
2.2.1.1 Morfologi
19
Gambar 1. Morfologi makroskopik dan mikroskopik M.
Kanada. 32,34
lesi klinis. Jamur ini telah berhasil diisolasi dari tikus, anjing, dan
20
2.2.2.1 Morfologi
tebal dengan konsentrasi 5-6 septa dan mungkin juga berisi 2-8
M. gypseum.32
21
2.2.3 Microsporum fulvum
2.2.3.1 Morfologi
piriformis.32
22
Gambar 3. Morfologi makroskopik dan mikroskopik
hutan amazon serta dari tanah dan rambut hewan di Eropa. Jamur ini
suhu 37°C.37,38
23
2.2.4.1 Morfologi
anggur.37,38
rambut in vitro.32
24
2.2.5.1 Morfologi
ditemukan.32
25
2.2.6 Trichophyton gloriae
dideskripsikan.39
2.2.6.1 Morfologi
26
Gambar 6. Morfologi makroskopik dan mikroskopik T.
vegetatif dan dalam jumlah besar dalam hifa yang menebal dan
27
T. terrestre merupakan dermatofita geofilik yang tumbuh di
2.2.8.1 Morfologi
28
Gambar 8. Morfologi makroskopik dan mikroskopik T.
2.2.9.1 Morfologi
29
Gambar 9. Morfologi makroskopik dan mikroskopik T.
dibagi menjadi dua kategori yaitu faktor abiotik dan faktor biotik. Faktor
abiotik seperti jenis tanah, suhu, cahaya, variasi iklim, sedangkan faktor
30
2.3.1 Faktor Abiotik
2.3.1.1 Temperatur
termotoleran.43
2.3.1.2 Sinar UV
1974,1978,1981.
31
2.3.1.4 Tanah
2.3.1.4.1 pH Tanah
pH 6-9.43
2.3.1.4.2 Nitrogen
2.3.1.4.3 Sulfur
pertumbuhan jamur.
32
Asam amino seperti cystine, cysteine, glutation,
2.3.1.4.4 Kelembaban
2.3.1.4.5 Humus
33
Chmel et al. (dikutip dari Garg et al.43)
arakidionat.
34
Minyak kelapa , minyak kastor, krim bryl, tonik
10%.43
2.3.1.4.7 Garam
2.3.1.4.8 Agrokimia
tanah.43
35
yang kaya akan substrat keratin merupakan kondisi yang
yang tinggi.44
36
2.4 Kerangka Teori
Dermatofita:
- Microsporum sp
- Trichophyton sp
- Epidermophyton
sp
pH, suhu,
kelembaban
Geofilik Antropofilik Zoofilik
tanah, jenis
tanah
Dermatofitosis
Pemeriksaan laboratotium
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Jawa.
3.2.1 Tempat
3.2.2 Waktu
dan Yogyakarta.
38
3.4 Alur Penelitian
Bagan 3.1
Identifikasi jamur
39
Pengumpulan data
Laporan
3.5.1 Alat
1. Timbangan
2. Mikroskop
3. Cawan petri
4. Tabung reaksi
5. Rak tabung
6. Gelas ukur
7. Gelas objek
8. Gelas tutup
9. Pipet
10. Ose
11. Pinset
12. Scalpel
13. Bunsen
14. Kontainer
40
16. Kertas koran
19. Sterilitator
20. Tissue
23. Handscoen
3.5.2 Bahan
1. Tanah
2. Rambut Steril
3. ASD +
4. Aquadest steril
5. LPCB
6. Alkohol
2. Taburkan rambut steril pada cawan petri yang sudah berisi tanah.
tanah.
4. Inkubasi dalam suhu kamar selama 14 hari dan amati setiap 2 hari sekali.
41
5. Biakan dinyatakan negatif jika dalam 14 hari tidak ada pertumbuhan
ambil rambut yang ditumbuhi jamur dan tanam pada ASD + dengan
menggunakan ose.
slide culture.
42
BAB IV
yang berasal dari Provinsi Banten, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan Jawa
Barat. Dari 30 sampel yang diperiksa dapat diisolasi dermatofita dari tanah
Bekasi 1 10 11
Jakarta 2 4 6
Tangerang 1 1 2
Depok 0 2 2
Bogor 0 2 2
Cirebon 0 2 2
Yogyakarta 0 5 5
Total 4 26 30
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 30 sampel tanah yang
diperiksa terdapat empat sampel tanah yang berasal dari wilayah Bekasi,
43
Jakarta, dan Tangerang teridentifikasi positif mengandung jamur
dermatofita.
berdasarkan rekam medik pada pasien di Poli Klinik Kulit dan Kelamin
orang.45
Total 6 100%
44
Spesies dermatofita
Bekasi 1 0 0 1
Jakarta 2 1 1 4
Tangerang 1 0 0 1
Total 4 1 1 6
Dari penelitian ini diperoleh data bahwa dari 30 sampel tanah yang
ini cukup berbeda dengan penelitian sebelumnya oleh Pontes et al. (2013)
45
di kota Paraiba State. Pada penelitian tersebut sampel tanah diambil dari
berhasil mengisolasi 131 strain dermatofita dari 212 sampel tanah, dan
4.1
4.2
46
DAFTAR PUSTAKA
47
2015;4(2):122–8.
48
20. Choi JS, Gräser Y, Walther G, Peano A, Symoens F, De Hoog S.
Microsporum mirabile and its teleomorph Arthroderma mirabile, a new
dermatophyte species in the M. cookei clade. Med Mycol. 2012;50(2):161–
9.
22. Ilha MRS, Newman SJ. Pathology in practice-red panda. J Am Vet Med
Assoc. 2012;240(8):953–5.
26. Achterman RR, White TC. Dermatophyte virulence factors: dentifying and
analyzing genes that may contribute to chronic or acute skin infections. Int
J Microbiol. 2012;2012.
49
30. Mercantini R, Marsella R, Caprilli F, Dovgiallo G. Isolation of
dermatophytes and correlated species from the soil of public gardens and
parks in Rome. Int Soc Hum Anim Mycol. 1980;123–8.
35. Paraphyton cookei [Internet]. Mycology Online. [cited 2018 Sep 25].
Available from:
https://mycology.adelaide.edu.au/descriptions/dermatophytes/paraphyton/
50
Case of onychomycosis caused by Microsporum racemosum. J Clin
Microbiol. 1999;37(1):258–60.
43. Garg AP, Gandotra S, Mukerji KG, Pugh GJF. Ecology of keratinophilic
fungi. Vol. 94, Proceedings: Plant Sciences. 1985. p. 149–63.
51