Anda di halaman 1dari 1

Aksi Kebut-Kebutan Remaja di Jalan

Anak adalah satu anugrah yang tidak ternilai harganya yang diberikan Tuhan untuk pasangan
yang telah menikah. Jadi, sudah seharusnya kita menjaga anak-anak agar dapat memiliki kesempatan
tumbuh dan berkembang. Namun, pergaulan yang semakin bebas membuat tidak sedikit anak yang
menjadi salah dalam memilih teman. Jika ditelisik lebih dalam, haruskah anak diijinkan mengendarai
sepeda motor dalam kondisi apapun? Banyak pendapat yang berbeda di masyarakat mengenai anak-
anak yang mengendarai sepeda motor baik yang telah memiliki SIM maupun yang belum memiliki.
Bagaimana seharusnya masyarakat menyingkapi permasalahn klasik tentang aksi kebut-kebutan anak
di jalan? Karena, hingga saat ini masalah ini masih saja menjadi masalah yang kompleks.
Sebagian dari masyarakat menganggap anak atau pelajar belum layak mengendarai sepeda
motor. Banyak alasan yang menyertainya. Seperti, belum cukup umur untuk mendapatkan Surat Ijin
Mengemudi (SMI), belum paham akan peraturan-peraturan lalu lintas yang ada di jalan, dan yang pasti
kesiapan mental anak belum cukup untuk mengendarai kendaraan di jalanan. Aksi kebut-kebutan di
jalan jelas mengancam keselamatan mereka. Apalagi kurangnya pengetahuan mereka tentang
berkendara yang baik, akan menambah kekawatiran masyarakat saat melihat akhir tersebut. Selain
itu, aksi kebut-kebutan juga akan membuat mereka berusuran dengan pihak kepolisian. Dengan alasan
apapun, tidak seharusnya orangtua memberikan ijin anaknya untuk mengendarai kendaraan. Selain
itu, pihak yang berwajib harus lebih tegas dalam menangani dan memberikan sanksi kepada
pelanggar, pelaku kebut-kebutan di jalan. Pemberian ijin dan tidakan pihak yang berwajib yang tidak
tegas dalam menangani kasus kebut-kebutan dianggap justru tidak mendidik.
Sementara itu, sebagian lagi masyarakat memliki banyak alasan dalam pemberian ijin kepada
anak-anak mereka untuk mengendarai kendaraan diusia dini. Alasan pertama, mereka memberikan
ijin kepada anak-anak mereka untuk melatih si anak menjadi lebih mandiri. Kedua membantu
orangtua, seperti pergi ke sekolah sendirian, mengantarkan orangtua atau saudara ke suatu tempat,
dan membuat orangtua tenang karena tidak perlu menggunakan ojek (oranglain) atau kendaraan
umum (menghindari kriminalitas dalam kendaraan umum). Dengan pengarahan yang baik oleh
orangtua, tidak ada salahnya seorang anak mengendarai kendaraan bermotor. Aksi kebut-kebutan
hanyalah salah satu aksi nekad yang dilakukan anak-anak yang mungkin tidak mendapatkan
pengarahan dari orangtua mereka. Jadi, tidak bisa juga kita melarang semua anak untuk tidak
mengendarai sepeda motor. Kita bisa memberikan ijin anak mengendari sepeda bermotor setelah
anak paham tentang peraturan yang berlaku di jalan raya. Pembinaan anak dalam keluarga juga
mempengaruhi psikologi anak dalam mengatur pikiran dan emosinya dalam berkendara. Aksi kebut-
kebutan yang dilakukan oleh remaja dapat kita atasi dengan pengawasan oleh semua pihak
masyarakat, sehingga aksi tersebut dapat dihindari.
Pada prinsipnya, sanksi yang diberikan kepada anak yang melakukan pelanggaran berlalu-
lintas dan aksi kebut-kebutan di jalan dapat diberikan untuk membuat jera pelakunya. Namun,
pemberian sanksi yang salah juga dapat menyebabkan anak menjadi lebih berani dan nakal.
Sebenarnya, yang paling penting adalah peranan orangtua dan masyarakat dalam mengawasi setiap
tindakan anak. Pemberian ijin mengendarai kendaraan dengan alasan yang tepat juga dapat
menjadikan anak belajar bertanggungjawab.

Anda mungkin juga menyukai