Anda di halaman 1dari 20

BAB III

REALISASI AKTUALISASI
Berdasarkan hasil pelaksanaan rancangan aktualisasi kegiatan yang dilakukan selama

masa aktualisasi (masa Off Class) diperoleh hasil aktualisasi sebagai berikut :

A. PENERAPAN NILAI DASAR DAN ANALISIS DAMPAK


1. Melakukan Perencanaan Konseling Gizi
Kegiatan Melakukan Perencanaan Konseling Gizi
Tahapan Kegiatan 1. Melakukan Konsultasi dengan atasan
untuk membahas rencana kegiatan
2. Melakukan Kordinasi dengan bagian
tata usaha untuk pembuatan surat dan
kolaborasi (pemakaian ruangan)

a. Melakukan Konsultasi dengan atasan untuk membahas rencana kegiatan


 Penerapan Nilai Dasar ASN
Pada tanggal 15 Juli 2019 bertempat di ruangan kepala puskesmas Kolonodale
saya melakukan konsultasi dengan kepala puskesmas selaku mentor saya. Sebagai
umat yang beragama sebelum masuk kedalam ruangan kepala puskesmas terlebih
dahulu mengetuk pintu dan mengucapkan salam (Ketuhanan). Setelah
dipersilahkan masuk ke dalam ruangan, dengan sikap terbuka, dan hormat saya
meminta izin kepada kepala puskesmas untuk meluangkan waktunya untuk
melakukan konsultasi mengenai rencana kegiatan aktualisasi saya. Saya
menggunakan bahasa yang sopan (Etika Publik : Terbuka, bersikap hormat,
sopan). Dalam pertemuan ini dengan penuh rasa tanggung jawab kepala
puskesmas memberikan arahan, saran, masukan terkait pelaksanaan kegiatan saya
nantinya (Akuntabilitas : Tanggung jawab, transparansi). Selain itu juga
terjalin komunikasi yang baik yang baik guna mencapai tujuan yang telah saya
rencanakan secara jelas. Pada saat koordinasi tersebut saya bersikap terbuka
tentang apa yang telah di rencanakan serta menjelaskan target yang saya
harapkan dan menjelaskan kapan saya akan melakukan kegiatan tersebut
sehingga tercapai persetujuan pelaksanaan kegiatan tersebut oleh mentor
(Akuntabilitas: transparan dan kejelasan target). Kegiatan konsultasi ini
diharapkan akan mencapai tujuan yang telah direncanakan (Komitmen Mutu :
Efektif ). Adapun bukti fisik berupa foto dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Konsultasi dengan Mentor


 Analisis Dampak
Apabila nilai-nilai dasar ASN tidak dihadirkan pada kegiatan ini, maka akan
memberikan dampak negatif. Seperti jika sebelum memasuki ruangan atasan
dalam hal ini mentor (kepala puskesmas) jika tidak mengucapkan salam atau
permisi maka akan dinilai ASN yang tidak beretika, dan tidak sopan santun
(Nasionalisme : Ketuhanan). Dan ketika nulai akuntabilitas tidak diterapkan
(Tanggung jawab, transparansi, kejelasan) makan konsultasi yang dilakukan tidak
akan terjalin dengan baik, masing-masing pihak akan sulit memahami maksud
pembicaraan tidak ada kejelasan target yang saya sampaikan yang menyebabkan
tidak disetujui setiap program yang akan dilakukan, dan apabila masing-masing
pihak mengesampingkan tanggung jawab maka kegiatan ini tidak akan terlaksana.
Begitu pula dengan nilai etika publik (terbuka, sopan, bersikap hormat) maka
komunikasi yang terjalin akan sulit dipahami dan bahkan mentor tidak akan
memberikan tanggapan yang positif terhadap rencana kegiatan ini yang
berdampak pada komitmen mutu (efektif) yaitu tidak mencapai tujuan yang
diinginkan.
b. Berkordinasi dengan bagian tata usaha untuk dibuatkan surat
 Penerapan Nilai Dasar ASN
Pada yanggal 17 Juli 2019, tepatnya pada hari rabu, saya berkordinasi dengan
kepala tata usaha. Sebelum memasuki ruangan tata usaha terlebih dahulu saya
mengetuk pintu ruangan kepala tata usaha dan mengucapkan salam
(Nasionalisme : Ketuhanan). Setelah dipersilahkan masuk saya menuju ke
tempat yang disediakan. Dengan bahasa yang sopan dan hormat saya meminta
kesediaan waktu ibu kepala tata usaha untuk meluangkan waktunya untuk saya
(Etika Publik : Sopan, Bersikap Hormat). Dalam pertemuan ini saya
menjelaskan rencana kegiatan saya dengan terbuka dan transparan sehingga ibu
kepala tata usaha mengerti maksud dan tujuan kegiatan saya, khususnya dalam
permintaan izin untuk pemakaian ruangan sementara. Dengan amanah dan
tanggung jawab yang di emban ibu kepala tata usaha memberikan izin kepada
saya untuk pinjam pakai ruangan akupresure selama kegiatan aktualisasi saya
(Akuntabilitas : Tanggung jawab, Transparansi, Kejelasan). Kegiatan
kordinasi ini diharapkan akan mencapai tujuan yang telah direncanakan
(Komitmen Mutu : Efektif ). Ditandai dengan terbitnya surat permohonan izin
pemakaian ruangan puskesmas kolonodale (Komitmen Mutu: Efisien). Adapun
bukti fisik berupa foto dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Kordinasi dengan Kepala Tata Usaha dan surat persetujuan


pemakaian ruangan.
 Analisis Dampak
Apabila tidak dihadirkan nilai dasar ASN seperti nilai Nasionalisme (Ketuhanan),
dalam setiap apa yang saya lakukan maka orang akan menganggapsaya tidak
memiliki etika. Dan ketika nilai Akuntabilitas (Tanggung Jawab, Transparan dan
Kejelasan Target) tidak saya aplikasikan dari kegiatan ini maka ibu KTU akan
sulit memahami apa yang saya inginkan karena tidak ada kejelasan target yang
saya sampaikan yang menyebabkan tidak disetujui permintaan yang saya ajukan,
begitupun ketika nilai Etika Publik (sopan, bersikap hormat), tidak diaplikasikan
maka berdampak pada tidak terkomunikasinya dengan baik rancangan kegiatan
karena apa yang disampaikan akan sulit diterima dan dimengerti bahkan tidak
akan diberi respon positif karena tidak adanya etika pada saat melakukan
koordinasi.
2. Penyediaan informasi dan media terkait gizi sebagai bahan konseling

Kegiatan Penyediaan informasi dan media terkait gizi


sebagai bahan konseling
Tahapan Kegiatan 1. Berkordinasi dengan dokter poli umum terkait
rujukan pasien yang ke poli gizi
2. Membahas rencana pembuatan media
konseling atau mengumpulkan media yang
sudah ada
3. Menyediakan alat dan bahan konseling

a. Berkordinasi dengan dokter poli umum terkait rujukan pasien ke poli gizi
 Penerapan Nilai Dasar ASN
Pada tanggal 17 Juli 2019, bertempat di ruangan dokter poli saya melakukan
kordinasi terkait rencana kegiatan aktualisasi saya. Sebelum memasuki ruangan
dokter poli saya mengetuk pintu dan mengucapkan salam (Nasionalisme :
Ketuhanan). Setelah salam di jawab dan saya dipersilahkan masuk ke ruangan.
Setelah masuk saya duduk di tempat yang disediakan. Terlebih dahulu saya
meminta kesediaan waktu dokter untuk meluangkan waktunya. Dengan tanggung
jawab dokter mepersilahkan saya melakukan kordinasi (Akuntabilitas :
Tanggung Jawab). Dalam pertemuan saya dengan dokter, saya menjelaskan
dengan bahasa yang sopan, sikap hormat terkait rencana kegiatan saya. Saya
menjelaskan secara detail yang jelas terkhususnya saya meminta kepada dokter
untuk merujuk pasiennya kepada saya untuk saya lakukan konseling gizi terkait
jenis penyakit yang diderita (Etika Publik : Terbuka, Sopan, Hormat,
Transparansi). Respon dokter sangatlah positif dan mendukung penuh kegiatan
ini. Disamping itu dokter juga memberika saran kepada saya bahwa pasien yang
beliau akan rujuk nantinya adalah pasien dengan kategori penyakit tidak menular
(PTM) (Akuntabilitas : Transparan, Kejelasan). Dari hasil pertemuan ini
diharapkan kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan rencana kegiatan dan
memberikan hasil yang maksimal (Komitmen Mutu : Efektif). Adapun bukti
fisik berupa foto dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Konsultasi dengan Dokter Poli Umum

 Analisis Dampak
Jika tidak dihadirkan nilai dasar ASN seperti nilai Nasionalisme (Ketuhanan),
dalam setiap apa yang saya lakukan maka orang akan mengangga psaya tidak
memiliki etika. Dan ketika nilai Akuntabilitas (Tanggung Jawab, Transparan dan
Kejelasan Target) tidak saya aplikasikan dari kegiatan ini maka dokter akan sulit
memahami apa yang saya inginkan karena tidak ada kejelasan target yang saya
sampaikan yang menyebabkan tidak disetujui permintaan yang saya ajukan,
begitupun ketika nilai Etika Publik (sopan, bersikap hormat, terbuka, transparan)
tidak diaplikasikan maka berdampak pada tidak terkomunikasinya dengan baik
rancangan kegiatan karena apa yang disampaikan akan sulit diterima dan
dimengerti bahkan tidak akan diberi respon positif karena tidak adanya etika
pada saat melakukan koordinasi.

b. Membahas rencana pembuatan media konseling atau mengumpulkan media


yang sudah ada
 Penerapan Nilai Dasar ASN
Pada tanggal 18 Juli 2019 bertempat di ruangan gizi tepatnya dilantai 2
Puskesmas Kolonodale saya mencari referensi terkait kegiatan yang saya akan
lakukan. Refrensi-refrensi saya dapat kemudian saya kumpulkan dan identifikasi
sebagai bahan leaflet saya. Leaflet yang saya buat berisi informasi terkait maslaah
gizi sesuai dengan jenis penyakit yang akan dirujuk oleh dokter umum nantinya
(Akuntabilitas: Tanggung Jawab dan Kejelasan Target). Setelah leaflet
selesai saya mencetak leaflet tersebut. Leaflet tersebut saya kumpulkan dengan
media konseling lainnya, yaitu berupa cakram gizi seimbang dan cakram
penialain status gizi. Media konseling yang saya kumpulkan ini akan di gunakan
untuk proses konseling gizi dan peruntukannya akan digunakan dan di jaga
dengan sebaik-baiknya (Etika Publik: Bertanggung jawab terhadapa barang
milik negara) (Anti Korupsi: Jujur, Peduli, Tanggung Jawab). Media yang
saya kumpulkan ini diharapkan akan membantu dalam pencapaian kegiatan ini
sehingga kegiatan ini dijalankan denga tepat (Komitmen Mutu : Efektif dan
Efisien). Adapun bukti fisik berupa foto dapat dilihat pada gambar 4 dan 5.

Gambar 4. Pembuatan Media

Gambar 5. Mengumpulkan media yang ada

 Analisis Dampak
Apabila pembuatan leaflet tidak dihadirkan nilai ASN (akuntabilitas : kejelasan
target, tanggung jawab) maka tidak akan tercipta leaflet yang berisi informasi
yang terkait penyakit yang diderita oleh pasien. Begitupun ketika nilai dasar ASN
(Etika public :Bertanggung jawab terhadap milik negara) (Anti korupsi: Peduli,
tanggung jawab, jujur) tidak diaplikasikan dalam kegiatan pengumpulan media
yang ada maka bisa terjadi pengrusakan kepada media tersebut sehingga akan
mempengaruhi kegiatan konseling nantinya dimana hasilnya akan menghambat
pengambilan data pasien dan kegiatan konseling.
c. Menyediakan alat dan bahan konseling
 Penerapan Nilai Dasar ASN
Pada tanggal 19 Juli 2019, saya menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Adapun alat dan bahan yang akan digunakan adalah timbangan, microtoise, buku
register konseling gizi, kotak kepuasan pasien, media konseling (leaflet dan
cakram gizi). Persiapan alat dan bahan ini saya lakukan sendiri (Akuntabilitas:
Tanggung jawab, transparan, kejelasan, partisipatif). Di dalam ruangan
akupresure yang berukuran sekitar 2 x 3 meter sebelumnya terdapat meja, kursi
dan bed pasien. Alat dan bahan yang akan digunakan kemudian di tata dalam
ruangan dengan baik dan hati-hati untuk menghindari terjadinya kerusakan pada
alat dan bahan tersebut (Etika Publik: Jujur, Terbuka, Tulus, Trasnparansi,
Bertanggung jawab terhadap barang milik negara). Dan pengadaan alat dan
bahan yang akan digunakan saya lakukan sendiri dan diawasi kelak
penggunaannya terhadap oknum yang tidak berkepentingan (Anti korupsi:
Jujur, peduli, tanggung jawab, mandiri, kerja keras). Mikrotoise digantung
didinding dengan ketinggian 2 meter, timbangan di letakkan diatas lantai dasar
dekat dengan mikrotoise. Buku register, leflet, kotak kepuasan pasien di letakkan
diatas meja. Di dinding samping kiri meja di gantung steriform dan di tatalah
cakram gizi seimbang dan cakram penentuan status gizi. Buku register dan kotak
kepuasan pasien diletakkan di atas meja. Dan leaflet diletakkan diatas meja
samping kanan. Di dinding digantung berbagai macam poster sebagai bahan
edukasi tambahan kepada pasien (Komitmen mutu: Efektivitas, efisien).
Adapun bukti fisik berupa foto dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6. Menyiapkan Alat dan Bahan Konseling
 Analisis Dampak
Apabila dalam kegiatan menyiapkan alat dan bahan tidak diterapkan nilai-nilai
dasar ASN maka alat dan bahan yang digunakan bisa disalah gunakan oleh pihak-
pihak yang berkepentingan. Alat dan bahan bisa rusak sehingga proses konseling
gizi tidak berjalan maksimal sesuai yang diharapkan.

3. Melakukan konseling gizi


Kegiatan Melakukan Konseling Gizi
Tahapan Kegiatan 1. Menerima kartu rujukan dokter
2. Mempelajari kartu rujukan dan rekam medik
pasien
3. Mengisi buku register konseling pasien
4. Melakukan konseling sesuai dengan masalah
gizi yang dihadapi
5. Pasien mengisi kotak kepuasan pasien

Kegiatan konseling gizi dilakukan mulai tanggan 23 Juli 2019 hingga 2 Agustus 2019.
a. Menerima kartu rujukan dokter
 Penerapan Nilai Dasar ASN
Pasien dari poli umum kemudian di rujuk ke poli gizi untuk mendapatkan
konseling gizi dari petugas gizi. Pasien tersebut masuk ke dalam ruangan
membawa kartu rujukan. Saya sebagai konselor yang sudah menunggu di dalam
ruangan mempersilahkan pasien masuk (Akuntabilitas: adil, partisipatif).
Namun sebelum masuk pasien mengucapkan salam atau permisi sebagai tanda
permintaan izin masuk ruangan. Setelah dipersilahkan masuk pasien kemudian
masuk ruangan dan dipersilahkan duduk ditempat yang telah disediakan. Saya
langsung bertanya kepada pasien “Ada yang bisa saya bantu?” lalu pasien
langsung menyerahkan kartu rujukannya (Nasionalisme: Ketuhanan,
kerakyatan) dan saya menerima dengan tulus kartu rujukan pasien tersebut
(Etika publik :sopan, adil). Adapun bukti fisik berupa foto dapat dilihat pada
gambar 7.
Gambar 7. Menerima Rujukan Dokter
 Analisis Dampak
Apabila nilai-nilai dasar ASN seperti Akuntabilitas (adil dan partisipatif), etika
publik (sopan, adil) tidak diterapkan dalam kegiatan menerima rujukan pasien
dapat menyebabkan diskriminasi pasien dan maka akan terlihat orang yang tidak
memiliki etika sehingga kegiatan tidak akan berjalan maksimal (Ketuhanan,
kerakyatan).

b. Mempelajari kartu rujukan dan rekam medik pasien


 Penerapan Nilai Dasar ASN
setelah tahap menerima kartu rujukan pasein, saya lalu melihat kartu rujukan dan
mempelajari kartu rujukan pasien dengan membaca dan memahami secara detail
data-data pasien yang telah dituliskan oleh dokter di kartu rujukan tersebut (Etika
public: transparansi, sopan). Diharapkan sebagai pelayan masyarakat seolah-
olah kita berada diposisi pasein dan informasi yang di dapat dari kartu rujukan
tersebut tidak disalah gunakan. Pada saat mengkaji buku rekam Medis pasien
harus dengan hati-hati dan teliti. Minimalisir kesalahan agar nantinya dalam
melakukan konseling gizi, dapat memberikan pelayanan konseling yang efektif
dan efisien. Adapun bukti fisik dapat dilihat dari gambar 8.

QW.

Gambar 8. Mempelajari rujukan atau rekam medik pasien


 Analisis Dampak
Jika dalam mempelajari rujukan pasien tidak diterpakan nilai-nilai dasar ASN
maka dapat terjadi kesalahn dalam melakukan konseling. Sehingga data yang ada
harus diteliti dengan hati-hati.
c. Mengisi buku register konseling pasien
 Penerapan Nilai Dasar ASN
Setelah mempelajari kartu rujukan pasien secara detail dan teliti, data-data pasien
yang ada di kartu rujukan di catat dibuku register. Pasien kemudian di wawancara
terkait keluhan-keluhan yang dirasakan, menanyakan pola makan pasien dan
riwata penyakit pasien. Akan dibutuhkan data penunjang untuk mengetahui status
gizi yaitu data berat badan dan tinggi badan pasien. Saya menjelaskan kepada
pasien dan mempersilahkan kepada pasien untuk menimbang dan mengukur
tinggi badannya (Akuntabilitas: Kejelasan target, transparan, konsisten).
Pasien lalu ditimbang dan diukur tinggi seusai dengan tata cara yang berlalu.
Pasien lalu dipersilahkan duduk kembali, dan saya melanjutka dengan penentuan
status gizi pasein, apakah pasien masuk dalam kategori status gizi kurus, normal,
gemuk dan obesitas (Etika Publik: jujur, terbuka, sopan, transparansi,
bertanggung jawab terhadap milik negara). Data didapatkan kemudian dicatat
di buku register konseling gizi. Penentuan diagnosa gizi dan pemberian konseling
gizi berdasarkan diagnosa medis dari dokter. Adapun bukti fisik dapat dilihat
pada gambar 9 dan 10.

Gambar 9. Data Penunjang (Pengukuran BB dan TB)


Gambar 10. Mengisi buku register konseling gizi
 Analisis Dampak
Jika dalam pengisian buku register konseling gizi tidak diterapkan nilai dasar
ASN seperti akunbalitas (Kejelasan target, transparansi, konsisten) dan Etika
publik (jujur, terbuka, sopan, transparansi, bertanggung jawab terhadap milik
negara) maka dapat terjadi kesalahan dalam pelaksanaan konseling. Jika data ada
tidak akurat makan dapat berpengaruh pada status gizi pasien, diagnosa pasien
sehingga kegiatan konsling gizi tidak berjalan sebagaiaman mestinya.
d. Melakukan konseling sesuai dengan masalah gizi yang dihadapai
 Penerapan Nilai Dasar ASN
Setelah data yang diperlukan di pelajari, maka dilakukanlah konseling gizi pada
pasien terkait penyakit yang diderita. Pasien lalu di jelaskan tentang penyakitnya,
dan penyebab penyakit. Karena penyakit yang dirujuk oleh dokter adalah
penyakit tidak menular, maka umunya karena kebiasaan hidup dan pola makan
terdahulu oleh psaien (akuntabilitas: tanggung jawab, kejelasan target, adil,
konsisten). Selain itu pasien diberi konseling terkait status gizi pasien, apakah
pasien masuk dalam kategori status gizi kurus, status gizi normal, dan status gizi
gemuk. Pelaksanan konseling gizi ini saya lakukan dengan bantuan media leaflet.
Di konseling ini pasien dijelaskan makanan yang dianjurkan, makanan yang tidak
boleh dikonsumsi dan makanan yang harus dibatasi sesuai dengan jenis penyakit
(Etika publik: jujur, terbuka, tulus, sopan, transparansi, bersikap hormat,
tidak diskriminastif dan adil). Ada beberapa jenis diet konseling yang saya
berikan, yaitu diet hipertensi untuk psaien dengan tekanan darah tinggi, diet
rendah purin untuk pasien dengan kadar asam urat tinggi, diet diabetes melitus
untuk pasien dengan kadar gula tinggi, diet rendah kolesterol untuk pasien dengan
berat badan lebih, diet lansia untuk pasien dengan usia lanjut. Selain itu ada juga
kegiatan konseling yang saya lakukan di posyandu, yang saya konseling itu
adalah ibu-ibu menyusui dan balita yang sedang dalam masa pertumbuhna.
Konseling yang saya lakukan dengan bantuan leaflet terkait penyakit yang
diderita pasien (Komitmen mutu: efektivitas, inovasi). Dalam kegiatan ini juga
ada tanya jawab dari kedua pihak. Pasien juga bertanya tentang penanganan-
penanganan keluhan yang dialami oleh pasien. Setelah kegiatan konseling selesai,
leaflet kemudian di berikan kepada pasien sebagai media informasi terkait jenis
penyakit pasien (Anti korupsi: Kerja keras, sederhana, adil). Adapun bukti
fisik dapat dilihat pada gambar 11.

Gambar 11. Melakukan Konseling Gizi


 Analisis Dampak

e. Pasien mengisi kotak kepuasan pasien


 Penerapan Nilai Dasar ASN
Di akhir kegiatan konseling gizi saya mepersilahkan kepada pasien untuk menilai
pelayanan kami. Diatas meja telah diletakkan 3 kotak. 1 kotak berisi gambar
emotican senyum yang menandakan pasien puas dengan pelayanan kami, 1 kotak
berisi gambar emotican cemberut yang menandakan pasien kurang puas dengan
pelayanan kami, dan 1 kotak sebagai wadah penampung kepuasan (Etika Publik:
Terbuka) . Pasien kemuadian memilih salah satu jenis tanda pelayanan kami adn
memasukkannya di kotak kepuasan (anti korupsi: jujur, mandiri). Adapun
bukti fisik dapat dilihat pada gambar 12.
Gambar 12. Mengisi kotak kepuasan pasien
 Analisis Dampak
Apabila tidak dihadirkan nilai-nilai dasar ASN pada tahapan kegiatan ini seperti
(etika publik: terbuka), (anti korupsi: jujur dan mandiri) maka kita tidak akan
mengetahui sejauh mana kepuasan pasien pada pelayanana kami. Dan apakah
konseling gizi yang dilakukan kepada pasien dapat dimengerti atau tidak.

4. Evaluasi kegiatan konseling


Kegiatan Evaluasi Kegiatan Konseling
Tahapan Kegiatan 1. Memeriksa kotak kepuasan pasien
2. Membuat laporan hasil konseling

a. Memeriksa kotak kepuasan pasien


 Penerapan Nilai Dasar ASN
Setelah jadwal konseling gizi selesai, pada tanggal 3 Agustus 2019 saya
membuka kota kepuasan pasien. Setelah kotak kepuasan passien dibuka
dihitunglah jumlah kotak yang terisi (Etika publik: Terbuka). Dari hasil
pemeriksaaan didapatkan hasil yaitu jumlah emotican senyum yang menandakan
pasein puas pada pelayanan kami adalah 15 , dan jumlah emotican cemberut yang
menandakan pasien kurang puas pada pelayanan kami adalaha 0 (Anti Korupsi:
Jujur). Dari hasil terseubut disimpulkan bahwa pasein yang berkunjung ke
puskesmas Kolonodale khususnya yang mendapat pelayanan konseling gizi
berpendapat bahwa pelayanan kami memuaskan (Akuntabilitas: Jujur,
Kejelasan Target, Transparan). Adapun bukti fisik dapat dilihat pada gambar
13.

Gambar 13. Hasil kepuasan pasien


 Analisis dampak
Apabila nilai-nilai dasar ASN tidak dihadirkan pada tahap kegiatan ini
seperti (Akuntabilitas: Jujur, Kejelasan target, transparan), (Etika publik:
Terbuka) maka akan berpengaruh ke pada nama baik puskesmas, karena jumlah
pasien yang puas pada pelayanan kami bisa saja dimanipulasi jumlahnya yang
pada kenyataanya berbeda dengan jumlah yang sebenarnya (anti korupsi: Jujur).
b. Membuat laporan hasil
 Penerapan Nilai Dasar ASN
Pada minggu ke-3 bulan Agustus saya membuat laporan. Adapun laporan yang
saya buat berbentuk formulir asuhan gizi rawat jalan yang dapat
dipertanggungjawabkan (Akuntabilitas: tanggung jawab). Dasar dari
pembuatan laporan ini berasal dari data yang dicatat di buku register. Adapun
yang saya laporkan adalah hasil dari konseling gizi yang saya lakukan tanpa
melakukan kecurangan pada saat pengadaan. Dan dalam kegiatan ini memang
membutuhkan kerja keras dan ketekunan guna untuk mendapatkan hasil terbaik
sampai dengan akhir kegiatan. (Anti Korupsi:Jujur dan kerja keras). Adapun
bukti fisik dapat dilihat pada gambar 14 dan 15.

Gambar 14. Hasil pencatatan buku register konseling gizi

Gambar 15. Membuat Laporan Hasil


 Analisis dampak
Apabila tidak diterapkan nilai dasar ASN akuntabilitas: Tanggung jawab dan
nilai Etika publik: jujur dan kerja keras maka apa yang saya lakukan sulit
dipercaya oleh atasan selaku mentor karena tidak dapat dipertanggung jawabkan
serta sulit untuk mencapai hasil akhir yang baik

B. HUBUNGAN KEGIATAN DENGAN KEDUDUKAN DAN PERAN ASN

C. MANFAAT
1. BAGI PESERTA
Manfaat Aktualisasi ini bagi peserta sebagai kesehatan masyarakat yaitu ikut
serta dalam mengendalikan jumlah kasus penyakit tidak menular di wilayah kerja
Puskesmas Kolonodale melalui konseling gizi, sehingga masyarakat yang tersntuh
dengan konseling dapat mengendalikan pola hidup dan kebiasaan makan mereka. Dan
adanya penerapan nilai aktualisasi lebih menjadikan peserta sebagai pegawai yang
memiliki nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabel, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen
mutu dan Anti korupsi sehingga lebih baik dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab sebagai ASN.
2. UNIT KERJA
Manfaat pelaksanaan aktualisasi ini bagi UPT Puskesmas Kolonodale adalah
untuk meningkatkan optimalisasi pelayanan poli gizi diwilayah kerja Puskesmas,
melalui konseling gizi

3. PUBLIK
Manfaat bagi masyarakat adalah masyarakat memperoleh pelayanan yang optimal
dalam bidang kesehatan dan menambah pengetahuan masyarakat terkait gizi sesuai
dengan penyakit yang diderita.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Efektifitas Gagasan Dalam Penyelesaian Isu
Isu yang diangkat dalam rancangan aktualisasi adalah pelayanan konsultasi
gizi belum berjalan optimaldi Puskesmas Kolonodale, untuk memecahkan masalah ini
maka di lakukan pelayanan poli gizi melalui konseling gizi. Gagasan pemecahan isu
ini cukup efektif karena masyarakat dapat merasakan pelayanan yang optimal dan
dapat menambah wawasan mengenai jenis penyakit yang diderita oleh pasien,
terkhusus pada asuhan gizi dan pola makan pasien.
2. Realisasi Pelaksanaan Tahapan Kegiatan
Rancangan kegiatan aktualisasi ini memiliki beberapa kegiatan dan semua
kegiatan tersebut dapat direalisasikan sesuai dengan jangka waktu yang telah
ditentukan.

B. SARAN
Saya menyarankan agar aktualisasi ini tetap dilaksanakan kedepannya karena
aktualisasi ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat diwilayah
kerja Puskesmas Kolonodale khususnya dan dapat mencegah timbulnya penyakit tidak
menular.

Anda mungkin juga menyukai