Anda di halaman 1dari 6

(SIKAP MENTAL PEBISNIS ETNIS PADANG)

Disusun oleh :

Nama : Fatimah Muthmainnah

NIM : 12.12.6718

Program Studi/Jurusan : S1/Sistem Informasi

Dosen pembimbing : M Khalis Purwanto, Drs, MM

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

JL. RING ROAD UTARA CONDONG CATUR YOGYAKARTA

TELP. (0274) 884201, FAKS (0274) 884208


SIKAP MENTAL PEBISNIS ETNIS PADANG

 KULTUR ETNIS PADANG

Berdagang merupakan salah satu kultur yang menonjol dalam masyarakat Minangkabau.
Bagi masyarakat Minang, berdagang tidak hanya sekedar mencari nafkah dan mengejar
kekayaan, tetapi juga sebagai bentuk eksistensi diri untuk menjadi seorang yang merdeka. Dalam
budaya Minang yang egaliter, setiap orang akan berusaha untuk menjadi seorang pemimpin.
Menjadi sub-ordinat orang lain, sehingga siap untuk diperintah-perintah, bukanlah sebuah pilihan
yang tepat. Prinsip "lebih baik menjadi pemimpin kelompok kecil daripada menjadi anak buah
organisasi besar" (elok jadi kapalo samuik daripado ikua gajah) merupakan prinsip sebagian
besar masyarakat Minang. Menjadi seorang pedagang merupakan salah satu cara memenuhi
prinsip tersebut, sekaligus menjadi orang yang merdeka. Dengan berdagang, orang Minang bisa
memenuhi ambisinya, dapat menjalankan kehidupan sesuai dengan keinginannya, hidup bebas
tanpa ada pihak yang mengekang. Sehingga banyak perantau muda Minangkabau lebih memilih
berpanas-panas terik di pinggir jalan, berteriak berjualan kaos kaki, daripada harus kerja
kantoran, yang acap kali di suruh dan di marah-marahi.
Berkembangnya kultur dagang dalam masyarakat Minang, disebabkan adanya harta
pusaka tinggi yang menjamin kepemilikan tanah dan keberlangsungannya bagi setiap kaum di
Minangkabau. Dengan kepemilikan tanah tersebut, posisi masyarakat Minang tidak hanya
sebagai pihak penggarap saja, melainkan juga menjadi pedagang langsung yang menjual hasil-
hasilnya ke pasaran.
Selain itu, kultur merantau yang menanamkan budaya mandiri, menjadikan profesi
berdagang sebagai pekerjaan pemula untuk memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karenanya
menjadi pedagang kaki lima sering menjadi pekerjaan awal bagi banyak perantau Minang.
Sebagian besar orang padang memilih profesi sebagai entrepreneurship dari berbagai
macam bentuk usahanya , mungkin yang paling banyak kiat lihat adalah rumah makan padang,
jualan pakaian , dan masih banyak lagi. Orang Minangkabau juga sangat menonjol di bidang
perniagaan, sebagai profesional dan intelektual. Mereka gemar berdagang dan dinamis. Hampir
separuh jumlah keseluruhan anggota masyarakat ini berada dalam perantauan masyarakat
Minang, berdagang tidak hanya sekedar mencari nafkah dan mengejar kekayaan, tetapi juga
sebagai bentuk eksistensi diri untuk menjadi seorang yang merdeka. Dalam budaya Minang yang
egaliter, setiap orang akan berusaha untuk menjadi seorang pemimpin. Menjadi sub-ordinat
orang lain, sehingga siap untuk diperintah-perintah, bukanlah sebuah pilihan yang tepat.

falsafah hidup mereka yang anti hidup susah, kepiawaian dalam berdagang serta
kemampuan yang mumpuni dalam hal tawar menawar barang sudah menjadi rahasia tak
terbantahkan.
 SIKAP MENTAL POSITIF PEBISNIS PADANG

 Tidak gengsi dan mau memulai usaha dari nol atau dari bawah.
 Penuh percaya diri dan tahan banting
 pandai menyesuaikan diri dengan tempat dia menjalankan usaha
 lebih memilih usaha sendiri dari pada kerja dengan orang lain.
 Kebiasaan merantau atau mandiri untuk mencari kesuksesan.
 Tidak takut dengan kegagalan.
 Ulet tekun dan tidak kenal putus asa
 Berambisi tinggi
 kepintaran dan kepiawaian dalam bersilat lidah atau menarik konsumen
 berpegang teguh pada prinsip diri
 kreatif membaca peluang yang tampak dan tersirat
 keinginan untuk terus mengubah nasib
 Kemahiran berkomunikasi, membangun jaringan, menepati janji, dan menjaga kepercayaan
 Berpikir positif
 Pintar membaca situasi atau kondisi

 PEPATAH ATAU FALSAFAH YANG DI JADIKAN PEDOMAN HIDUP OLEH ETNIS PADANG

 Adat Basandi Syarak, syarak basandi kitabullah


Kalimat adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah adalah dasar hukum adat orang
suku Minang. Jika sumber hukum bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka sumber hukum
adat suku Minang asalnya dari kalimat dimaksud. Kalimat ini menjadi sumber referensi
hukum bagi hukum adat dan cara kehidupan bermasyarakat suku Minang. Kalimat ini artinya
Adat berdasarkan agama, agama berdasarkan kitab Allah SWT. Arti tersirat dari kalimat ini
jika diamalkan akan membawa kita kepada kesuksesan dunia akhirat. Orang Minang yang
sukses dalam perdagangan karena dalam kehidupan dan perdagangan mereka mengikuti
aturan adat dan agama. Aturan agama yang mengatur dalam perdagangan harus jujur dan
menjaga mutu membuat orang Minang sukses mendapatkan banyak pelanggan dan menjaga
langganannya.

 Alam Takambang Jadi Guru


Alam takambang jadi guru ini artinya alam yang terbentang jadi guru atau pelajaran.
Pepatah ini sering dinasehatkan oleh orang tua suku Minang kepada anaknya. Kalimat ini
mengandung makna semua yang ada di alam ini bisa menjadi pelajaran. Kalimat alam
takambang jadi guru ini berdasarkan pengembangan ayat dari kitab suci yang menyuruh
membaca. Hal ini membuat orang Minang menjadi kreatif membaca peluang yang tampak
dan tersirat. Orang Minang yang mempelajari gejala lingkungan menjadi kreatif menjemput
peluang. Karena nasehat dari kalimat ini orang Minang banyak yang berhasil menjadi
pengusaha sukses, walaupun dasar pendidikan akademik mereka tidak begitu tinggi.
Mengapa bisa? karena orang Minang menganggap pendidikan itu penting. Tapi pendidikan
tidak harus dari sekolah. Sebab alam dan pengalaman hidup menjadi guru terbaik bagi
kesuksesan orang Minang. Hal ini juga yang membuat suku Minang bisa mengambil
pelajaran dari sebuah kegagalan.

 Dima Bumi Dipijak Disinan Langik Dijunjuang


Selanjutnya nasehat”Dima bumi dipijak, disinan langik dijunjuang. Dalam kalimat ini
mengandung arti, dimana orang Minang tinggal mereka menyesuaikan diri dengan
masyarakat dan peraturan setempat. Dengan menjalankan nasehat ini orang Minang yang
pergi merantau selalu dapat cepat beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini
membuat orang Minang cepat mendapatkan kesuksesan diperantauan. Dengan
menyesuaikan diri dan menghormati lingkungan barunya membuat masalah dengan pribumi
setempat dapat diminimalisir. Nasehat ini juga direfleksikan suku Minang dalam bisnis
mereka. Mereka menyesuaikan produk dan dagangannya dengan keadaan serta permintaan
client mereka.

 Baraja ka Nan Manang, Mancontoh ka Nan Sudah.


Baraja ka nan manang, mancontoh ka nan sudah jika diterapkan dalam bisnis ini artinya
mempelajari bagaimana seseorang bisa sukses dan menerapkan kiat-kiat sukses orang yang
telah dahulu sukses. Jika orang Minang gagal dalam suatu hal, maka orang tua mereka akan
memberikan nasihat berupa pepatah-petitih “Baraja ka nan manang, mancontoh ka nan
sudah”. Dari dahulu jika orang tua suku Minang memberi nasehat pada anak mereka banyak
berupa pepatah-petitih. Hal ini secara tidak langsung memberikan stimulasi pada otak kanan
suku Minang.

 Indak ado Rotan, aka pun Jadi. Indak kayu janjang dikapiang
Nasehat dari petatah ini juga merupakan salah satu kunci sukses orang Minang. Kalimat
“Indak ado rotan aka pun jadi” ini secara tidak langsung mendidik orang Minang menjadi
kreatif. Kalimat ini artinya jika tak ada rotan akar pun jadi. Orang Minang yang menerapkan
nasehat tersirat dari kalimat ini dalam merintis karir ataupun bisnis tidak selalu memulai
dengan modal besar. Hal ini juga sesuai dengan prinsip ekonomi” Dengan modal sekecil-
kecilnya, meraih untung sebesar mungkin”. Kalimat ini juga mengandung nasehat apa yang
sudah ada pada diri kita dan lingkungan bisa menjadi modal untuk sukses.
 Takuruang Nak Dilua, Tahimpik Nak Diateh
Kalimat ini mempunyai arti walaupun sedang menghadapi kesulitan atau kegagalan, harus
kreatif mengubah kesulitan maupun kegagalan menjadi peluang. Makna dari kalimat ini
membuat orang Minang yang pernah mengalami kegagalan bisa mendapatkan kesuksesan
yang lebih besar dikemudian hari. Sebab orang Minang dilatih untuk tidak takut dengan
kegagalan. Sejak kecil orang Minang sudah dilatih untuk mempelajari kegagalan dan
mengubahnya jadi modal ataupun peluang.

 CERITA TENTANG 8 PEBISNIS MUDA DARI PADANG

Mereka adalah para pria dari Padang berjumlah 8 orang yang jualan pemutih laris manis seperti

kacang goreng di stand KBRI pameran FAME International WTC Manila dari tgl 22 sd 25 April 2010.

Mereka masing-masing sudah punya bisnis sendiri, namun tetap masih tetap jualan bersama – sama.

mereka jualan bersama atau beramai - ramai begini dalam rangka mencari peluang bisnis di berbagai

negara sekaligus menggembleng mereka lebih percaya diri untuk jualan, ibaratnya mereka itu sedang

kuliah bisnis langsung dilapangan.

Terus terang sepak terjang dan strategi berdagang mereka yang kompak dan saling mendukung

sangat mengagumkan. Mereka para pria muda yang penuh semangat tak kenal lelah menjual produk

pemutih dengan perijinan Malaysia, bosnya Mr.John. Menurut informasi mereka berbisnis antar negara

dari event yang satu ke event yang lain. Uniknya mereka berbisnis dengan modal masing-masing. Mulai

dari nyewa stand, transportasi dan akomodasi bayar masing-masing. Komoditi yang dijual hanya satu

yakni pemutih kulit yang sekaligus bisa membersihkan flek hitam, jerawat dan berkhasiat anti aging

promonya. Mr.John yang disebut bandar menyediakan barangnya dan nombokin pengeluaran timnya

setelah selesai pameran baru hitung-hitungan. Dalam satu hari mereka berhasil menjual 500 hingga

2000 botol per orang tergantung kegigihan masing-masing.

Dari hari pertama hingga terakhir pameran stand mereka selalu ramai pengunjung. Semua

orang yang lewat berhasil mereka gandeng dan mendapat layanan diolesi pemutih gratis, mulai dari

tangan hingga wajahnya. Mereka mengolesi pemutih sambil terus berbicara tiada henti meyakinkan dan

mensugesti seseorang dengan begitu 'pede'nya. Uniknya mulai dari nenek-nenek, kakek-kakek, ibu-ibu,

bapak-bapak hingga remaja putri dengan rela hati mau membeli. Produk yang dijual memang sama

namun harganya sering berbeda-beda tergantung tawar menawarnya. Kadang tiga botol pemutih dijual

1000 peso (Rp.200.000,-) kadang kala 500 peso bahkan 200 peso. Untuk lebih meyakinkan bahwa

produk mereka aman kadang kala secara demonstratif mereka 'seolah' mengoleskan pemutih itu

dilidahnya.
Menurut informasi grup pedagang Minang yang jualan pemutih ini dalam suatu event pameran

bisa meraih omzet ratusan juta rupiah. Meski bahasa Inggrisnya tak semuanya bagus namun mereka

mampu berbicara tiada henti sambil mengoleskan pemutih. Terus terang hal ini patut di acungi jempol

dengan kegigihan dan kemampuan mereka berjualan, kitapun perlu belajar berjualan ala pedagang

Minang. Penuh percaya diri, gigih, tekun, kompak dan saling mendukung.

Anda mungkin juga menyukai