Anda di halaman 1dari 12

ANGGARAN DASAR (AD)

…………………………………………………………

MUKADDIMAH

 “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan
hari kemudian, serta tetap mendirikan Sholat, menunaikan Zakat dan tidak takut (kepada siapapun)
selain kepada Allah, maka merekalah orang–orang yang diharapkan termasuk golongan orang-
orang yang mendapat petunjuk“.
( QS. At-Taubah, ayat 18 )

 “Dan (diantara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk
menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah
belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi
Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah “kami tidak menghendaki
selain kebaikan “Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam
sumpahnya)”.
( QS At-Taubah, ayat 107 )

 “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang
teratur seakan akan mereka seperti suatu bangunan yang kokoh”.
( QS Ash-Saff, ayat 4 )

BAB I
NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1
NAMA

Organsasi ini bernama ……………………………………………………………………………………………..

Pasal 2
WAKTU BERDIRI

………………………………………………………………………. berdiri pada tanggal ………………………,


untuk jangka waktu yang lamanya tidak dapat ditentukan.

Pasal 3
TEMPAT KEDUDUKAN

……………………………………………………………………… berkedudukan di ……………………………,


Jl. ………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………….

BAB II
AZAS, TUJUAN DAN USAHA

Pasal 4
AZAS

………………………………………………………………………. berazaskan Islam, yang berpedoman


pada Al-Qur’an dan Al-Hadist, sesuai pemahaman Ahlusunnah Waljama’ah (empat mazhab, Hanafi,
Maliki, Syafi’i, Hambali).

1
Pasal 5
TUJUAN

1. Mewujudkan dan membina masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT berilmu dan
beramal shaleh dalam rangka mengabdi kepada kepada Allah untuk mencapai keridhoan-Nya.
2. Menegakkan Tauhid dan menghidupkan Sunnah serta memupuk ukhuwah Islamiyah demi
terwujudnya kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang diridhoi oleh Allah SWT.
3. Mendirikan dan memakmurkan masjid serta melaksanakan fungsi masjid sebagai pusat ibadah dan
pembinaan ummat islam.

Pasal 6
USAHA

1. Membina keimanan ummat islam, agar berilmu dan bertaqwa dalam rangka mengabdi kepada Allah
SWT.
2. Menyelenggarakan kegiatan yang bernafaskan islam dibidang da’wah, sosial, ekonomi dan
pendidikan.
3. Melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar.

BAB III
FUNGSI DAN TUGAS

Pasal 7
FUNGSI

1. Sebagai alat perjuangan dan pembinaan ummat islam, khususnya di …………………………………....


2. Menggali dan mengembangkan segala potensi yang ada pada jama’ah.
3. Membentengi aqidah ummat islam berdasarkan Ahlusunnah Waljama’ah.

Pasal 8
TUGAS

1. Menjalin ukhuwah Islamiyah.


2. Menegakkan syi’ar islam.
3. Menghidupkan semangat musyawarah dan demokrasi.

BAB IV
KEANGGOTAAN DAN PENGURUS

Pasal 9
KEANGGOTAAN (JAMA’AH)

1. Anggota (Jama’ah) ……………………………………………………………… adalah Ummat Islam yang


bermukim di ………………………………………………………………………………………………………
dan sekitarnya.
2. Setiap Anggota memiliki hak dan kewajiban yang sama, namun berbeda dalam fungsinya, yang
terdiri atas :
a) Anggota Biasa
b) Anggota Struktural, yaitu Anggota yang terpilih dalam kepengurusan .

Pasal 10
PENGURUS

Pengurus adalah orang dan atau orang-orang yang dipilih dan diangkat oleh Anggota melalui
Musyawarah Umum atau Musyawarah Umum Luar Biasa.

2
Pasal 11
SUSUNAN ORGANISASI PENGURUS

1. Ketua Umum
…………………………………………………………………………………………………………
2. Wakil Ketua Umum
…………………………………………………………………………………………………………
3. Sekretaris
…………………………………………………………………………………………………………
4. Wakil Sekretaris
…………………………………………………………………………………………………………
5. Bendahara
…………………………………………………………………………………………………………
6. Majelis Peribadatan
…………………………………………………………………………………………………………
7. Majelis Pembangunan dan Pemeliharaan Sarana/prasarana
…………………………………………………………………………………………………………
8. Majelis Pengerahan Zakat, Shodaqoh dan Wakaf (Ziswaf)
…………………………………………………………………………………………………………
9. Majelis Taklimah, Dakwah
…………………………………………………………………………………………………………
10. Majelis Amal Usaha
…………………………………………………………………………………………………………

BAB V
PERBENDAHARAAN (KEUANGAN)

Pasal 12

Perbendaharaan (keuangan) diperoleh dari usaha-usaha dan sumbangan yang halal dan tidak
mengikat.

BAB VI
PERMUSYAWARAHAN

Pasal 13

1. Hasil Musyawarah Umum / Musyawarah Umum Luar Biasa adalah merupakan keputusan tertinggi
dalam memecahkan setiap permasalahan …………………………………………………………………...
2. Musyawarah hanya dapat dilakukan oleh keanggotaan …………………………………………………….
3. Musyawarah yang dimaksud pada Pasal 13 adalah :
a) Musyawarah Umum / Musayawarah Umum Luar Biasa
b) Musyawarah Kerja
c) Rapat-rapat Rutin dan Insidental

BAB VII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 14

1. Perubahan dan penambahan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) dapat
dilakukan melalui Musyawarah Umum/Musyawarah Umum Luar Biasa, yang dihadiri oleh
keanggotaan Struktural dan Anggota Biasa dengan persetujuan dari ⅔ (dua per tiga) dari Anggota
yang hadir.

2. Perubahan Anggaran Dasar (AD) dimuat dalam Amandemen tersendiri.

3
BAB VIII
PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 15
Pembubaran organisasi hanya dilakukan oleh Musyawarah Umum dan disetujui oleh seluruh Anggota.

BAB IX
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 16

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, selanjutnya akan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga (ART) serta Peraturan atau ketentuan tersendiri yang tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar ini.

BAB X
PENUTUP

Pasal 17

1. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan pada Anggaran Dasar ini maka akan direvisi melalui
Amandemen dalam Musyawarah Umum.
2. Anggaran Dasar ini disahkan pada Musyawarah Umum, hari ……………. tanggal ……………………..
3. Anggaran Dasar ini berlaku terhitung sejak tanggal disahkan dan ditetapkan.

Ditetapkan di : ……………………………
Pada Tanggal : ……………………………

………………………………………………………………………………
Selaku :
Pemegang Mandat Penyusunan /Penetapan AD-ART ……………………………..

KETUA, WAKIL KETUA, SEKRETARIS,

…………………….. ………………………… ………………………………

4
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)

…………………………………………………………

BAB I
PENDAHULUAN

Bahwa tujuan utama Kepengurusan ……………………………………………………………………


adalah sebagaimana dijelaskan dalam Bab II, Pasal (5) Anggaran Dasar, yaitu mewujudkan dan
membina masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT berilmu dan beramal shaleh dalam
rangka mengabdi kepada Allah untuk mencapai keridhoan-Nya.
Menegakkan tauhid dan menghidupkan sunnah serta memupuk ukhuwah islamiyah demi
terwujudnya kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang diridhoi oleh Allah SWT.
Mendirikan dan memakmurkan masjid serta melaksanakn fungsi masjid sebagai pusat ibadah
dan pembinaan ummat islam.
Untuk keberhasilan dan kelancaran program-program ……………………………………………….,
perlu disusun Anggaran Rumah Tangga sebagai petunjuk pelaksanaan operasional yang akan dijadikan
acuan (manual) bagi pelaksanaan kegiatan, yang ditetapkan melalui Musyawarah Umum Jama’ah.

BAB II
ANGGOTA (JAMA’AH) HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 1
ANGGOTA (JAMA’AH)

Anggota (Jama’ah) ……………………………………………. adalah Umat Islam yang bertempat tinggal di


…………………………………………………………………………………………………….. dan sekitarnya.

Pasal 2
HAK ANGGOTA ( JAMA’AH )

Anggota (Jama’ah) masjid mempunyai hak :


1. Memilih dan/atau dipilih dalam kepengurusan ……………………………………………………………….
2. Berpartisipasi aktif dengan memberikan pendapat dan saran demi kemajuan dan keberhasilan
program …………………………………………………………………………………………………………..

Pasal 3
KEWAJIBAN JAMA’AH
Setiap (Anggota) Jama’ah wajib untuk;
1. Menta’ati Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan Keputusan/Peraturan Organisasi.
2. Membela dan menjaga nama baik organisasi.
3. Berlomba-lomba dalam kebaikan dengan cara saling mengingatkan pada sesama jama’ah untuk
menunaikan ajaran agama islam secara Kaffah.
4. Menghadiri dan mengikuti kegiatan ibadah, taklimah, dakwah, musyawarah, rapat, pertemuan, serta
kegiatan-kegiatan yang diprogram ………………………………………………. sesuai dengan AD/ART.

BAB III
PEMBENTUKAN PENGURUS

Pasal 4
SYARAT UMUM SUSUNAN KEPENGURUSAN ………………………………

1. Ketua Umum, dipilih dan ditetapkan berdasarkan Musyawarah Umum, yang dilaksanakan setiap 5
(lima) tahun sekali.
2. Masa kerja Ketua Umum dapat diperpendek atau diperpanjang sesuai dengan keputusan
Musawarah Umum/Musyawarah Umum Luar Biasa

5
3. Syarat umum menjadi Ketua …………………………………………………………… harus diutamakan
berasal dari Jama’ah, yang tinggal dan memenuhi persyaratan administratif sebagai warga
…………………………………………………………………..…., lebih lanjut akan diatur pada Tata
Tertib Musyawarah Umum/Musyawarah Umum Luar Biasa.
4. Ketua umum terpilih bersama Tim Formateur berhak melengkapi personalia ……………………….......
(melengkapi struktur organisasi) yang terdiri atas Wakil Ketua Umum, Sekretaris Umum, Bendahara,
Majelis-majelis dan Anggota anggotanya sesuai dengan kebutuhan organisasi, lebih lanjut akan
diatur pada Tata Tertib Musyawarah Umum/Musyawarah Umum Luar Biasa.
5. Dalam melengkapi/menentukan personalia , Ketua terpilih hendaknya memperhatikan saran dan
pertimbangan dari Pelindung (Lurah), Pembina (Kepling) dan Pengarah (unsur Tokoh-tokoh
masyarakat) dalam memilih pengurus yang bisa bekerjasama dengan ketua umum.
6. Susunan organisasi ……………………………………………….. terdiri dari :
 Pelindung
…………………………………………………………………………………………………………………
 Pembina
…………………………………………………………………………………………………………………
 Pengarah
………………………………………………………………………………………………………………
 Ketua Umum
…………………………………………………………………………………………………………………
 Wakil Ketua Umum
…………………………………………………………………………………………………………………
 Sekretaris
………………………………………………………………………………………………………………
 Wakil Sekretaris
…………………………………………………………………………………………………………………
 Bendahara
…………………………………………………………………………………………………………………
 Ketua Harian Majelis Peribadatan
…………………………………………………………………………………………………………………
 Ketua Harian Majelis Pembangunan dan Pemeliharaan Sarana/prasarana
…………………………………………………………………………………………………………………
 Ketua Harian Majelis Pengerahan Zakat, Infaq, Sodaqoh dan Wakaf
…………………………………………………………………………………………………………………
 Ketrua Harian Majelis Taklimah dan Dakwah
………………………………………………………………………………………………………………
 Ketua Harian Amal Usaha
…………………………………………………………………………………………………………………

Pasal 5
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB

1. Susunan struktur organisasi yang terdiri atas Majelis-majelis sebagaimana tersebut pada pasal (4)
ayat (6) diatas dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan organisasi.

2. Wewenang dan tanggungjawab,


a. Pelindung, adalah …………………………………………………………………...................................
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
b. Pembina, adalah Kepala …………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
c. Pengarah, adalah …………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
d. Ketua Umum, beserta perangkat organisasi dibawahnya wajib melaksanakan Garis-garis besar
program kerja yang telah disetujui Musyawarah Umum / Musyawarah Umum Luar Biasa.
Dalam melaksanakan tugasnya pengurus wajib mengacu kepada Aggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga .

6
Selama masa jabatannya, Ketua Umum berhak mengangkat/memberhentikan para
pembantunya.
Ketua umum, berhak menerjemahkan Garis-garis besar rencana kerja kedalam bentuk Program
kerja rutin dan program kerja pembangunan yang tidak bertentangan dengan Garis-garis besar
rencana kerja yang ditetapkan Musyawarah Umum/Musyawarah Umum Luar Biasa.
e. Wakil Ketua Umum, bertanggung jawab kepada Ketua Umum, atas pendelegasian Ketua Umum
dapat menggantikan peran Ketua Umum apabila diperlukan.
f. Sekretaris dan Wakil Sekretaris, bertanggungjawab kepada Ketua Umum, membantu Ketua
Umum dibidang administrasi.
g. Bendahara, ditunjuk dan bertanggung jawab kepada Ketua Umum, membantu Ketua Umum di
bidang administrasi keuangan dan perbendaharaan.
h. Majelis-majelis dan anggota-anggotanya, bekerja membantu ketua umum dalam melaksanakan
agenda program kerja rutin atau program kerja pembangunan sesuai bidang masing-masing.

BAB IV
MUSYAWARAH
DAN PEMILIHAN PENGURUS

Pasal 6
MUSYAWARAH

1. Jenis musyawarah diatur sebagai berikut :


a) Musyawarah Umum/Musyawarah Umum Luar Biasa
b) Musyawarah Kerja
c) Rapat-rapat Rutin/Insidental
2. Tata Tertib Musyawarah Umum/Musyawarah Umum Luar Biasa akan diatur lebih lanjut dalam Tata
Tertib Musyawarah Umum/Musyawarah Umum Luar Biasa.

Pasal 7
MUSYAWARAH UMUM

1. Musyawarah Umum Jama’ah atau MUSYAWARAH UMUM Luar Biasa merupakan pemegang
kedaulatan dan kekuasaan tertinggi organisasi.
2. MUSYAWARAH UMUM diadakan setiap 5 (lima) tahun dihadiri oleh :
a. Seluruh pengurus …………………………………………………………………………………………...
b. Lurah dan Kepala Lingkungan
c. Anggota Jama’ah yang diundang dengan kriteria keaktifan dalam memakmurkan masjid.
4. Dalam keadaan luar biasa, atas permintaan Pelindung dan Pembina MUSYAWARAH UMUM dapat
dipercepat sebelum masa jabatan selesai dengan menyelenggarakan MUSYAWARAH UMUM Luar
Biasa. Musyawarah Umum Luar Biasa dapat dilaksanakan bilamana;
a. Organisasi dalam kedaan darurat atau keadaan yang membahayakan persatuan, kesatuan dan
Ukhuwah Islamiyah dan atau keadaan lainnya yang membahayakan kelangsungan hidup
organisasi.
b. Berada pada suatu kondisi dimana anggaran dasar dan anggaran rumah tangga sudah tidak
relevan lagi untuk diterapkan sehingga diperlukan dan mendesak diadakan perubahan Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
5. MUSAWARAH UMUM / MUSAWARAH UMUM Luar Biasa dipimpin oleh seorang ketua, dilengkapi
satu orang wakil ketua dan satu orang sekretaris, yang semuanya ditunjuk dari peserta
MUSAWARAH UMUM dan bersifat sementara (Ad Hoc).
6. Kewenangan MUSAWARAH UMUM Luar Biasa, sama kedudukan dengan Musyawarah Umum
Jama’ah
7. Penundaan Musyawarah Umum :
a. Musyawarah Umum dapat ditunda paling lama 1 (satu) tahun atas permintaan Musyawarah
kerja ………………………………………………………………………………………………………….
b. Apabila setelah ditunda selama 1 (satu) tahun ternyata tidak dapat dilaksanakan Musyawarah
Umum maka atas keputusan pelindung dan pembina dibentuk karateker dengan tugas
melaksanakan Musyawarah Umum.
8. Musyawarah Umum Jama’ah berwenang :
a. Menetapkan atau mengubah Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
b. Menilai laporan pertanggungjawaban

7
c. Menetapkan Garis-garis Besar Rencana Kerja Organisasi.
d. Memilih Ketua Umum
e. Menetapkan hal-hal selain tersebut pasal 7 apabila dipandang perlu.

Pasal 8
MUSYAWARAH KERJA

1. Musyawarah Kerja adalah forum koordinasi, evaluasi, konsultasi dan informasi dalam rangka
mengembangkan keterpaduaan pelaksanaan program organisasi.
2. Musyawarah Kerja diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 2 (dua) tahun.
3. Musyawarah Kerja dihadiri oleh :
a. Seluruh Pengurus.
b. Lurah dan Kepala Lingkungan
4. Musyawarah Kerja dipimpin oleh Ketua dan dapat didelegasikan

Pasal 9
RAPAT RUTIN DAN INSIDENTAL

1. Guna memelihara keutuhan, kebersamaan dan keterpaduan maka sekurang-kurangnya setiap 6


(enam) bulan sekali dilaksanakan Rapat Rutin.
2. Rapat Rutin/Insidental dihadiri oleh seluruh pengurus.
3. Setiap Majelis menyiapkan materi sesuai dengan bidang dan fungsinya, sebelum pelaksanaan rapat
rutin/insidental dimulai.
4. Rapat Rutin dipimpin oleh Ketua atau yang mewakili.

BAB V
HAK SUARA DAN SAHNYA
MUSYAWARAH / RAPAT

Pasal 10
HAK SUARA

1. Yang mempunyai Hak Suara dalam Musyawarah Umum adalah:


a. Seluruh Pengurus (Anggota Struktural)
b. Lurah dan Kepala Lingkungan
c. Jama’ah Masjid (Anggota Biasa), yang diundang dengan kriteria keaktifannya dalam
memakmurkan masjid.
d. Perwakilan dari organisasi yang berafiliasi dengan masjid ……………………………………………
seperti, Majlis Ta’lim.
2. Yang mempunyai Hak Suara dalam Musyawarah Kerja adalah:
a. Seluruh Pengurus (Anggota Struktural)
b. Lurah dan Kepala Lingkungan
c. Perwakilan dari organisasi yang berafiliasi dengan masjid ……………………………………………
seperti, Majlis Ta’lim.
3. Yang mempunyai Hak Suara dalam Rapat Rutin/Rapat Insidental adalah seluruh Pengurus.

Pasal 11
SAHNYA MUSYAWARAH UMUM, MUSYAWARAH
KERJA DAN MUSYAWARAH RUTIN

1. Musyawarah Umum, Musyawarah Kerja dan Rapat-rapat Rutin/Insidental dinyatakan syah apabila
dihadiri lebih ½ (setengah) dari jumlah peserta yang berhak hadir/diundang.
2. Sidang-sidang Musyawarah Umum, Musyawarah Kerja dan Rapat Rutin/Insidental dinyatakan
memenuhi korum apabila dihadiri lebih ½ (setengah) dari jumlah peserta yang hadir/diundang.

8
Pasal 12
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Keputusan-keputusan musyawarah sejauh mungkin diambil atas dasar musyawarah untuk mufakat.
2. Apabila musyawarah dan mufakat sebagaimana yang dimaksud ayat (1) pasal ini tidak
memungkinkan, maka sebagai jalan terakhir adalah pemungutan suara atas dasar suara terbanyak
(voting).

Pasal 13
PEMILIHAN PENGURUS

Ketua Umum dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Umum Jama’ah.


1. Tata cara pemilihan ketua umum lebih lanjut diatur dalam tata tertib Musyawarah Umum/Musayarah
Umum Luar Biasa.
2. Wakil Ketua Umum, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara dan Ketua Majelis-majelis dan Anggota-
anggotanya, dipilih oleh Tim Formateur, lebih lanjut akan diatur dalam Tata Tertib Musayawarah
Umum/Musyawarah Umum Luar Biasa.
3. Tim Formateur terdiri dari Ketua umum terpilih, Pelindung, Pembina dan Pengarah dan 1 orang
perwakilan pengurus periode sebelumnya, lebih lanjut diatur dalam Tata Tertib Musyawarah
Umum/Musyawarah Umum Luar Biasa.
4. Tim Formateur berjumlah paling sedikit 5 orang dan paling banyak 7 orang yang diatur lebih lanjut
dalam tata tertib musyawarah umum/musyawarah umum luar biasa.

Pasal 14
BERHENTI DARI KEPENGURUSAN

Anggota/Pengurus berhenti karena :

1. Permintaan sendiri, dengan permintaan tertulis.


2. Meninggal dunia
3. Selain sebab yang disebut pada ayat (1) dan (2) pasal ini.

BAB VI
KEUANGAN

Pasal 15
SUMBER KEUANGAN DAN PENYIMPANAN DANA

1. Sumber Keuangan diperoleh dari:


a. Zakat, Infaq, Shadaqoh, Wakaf, Fidiyah (Ziswaf) dari Jama’ah dan diluar jama’ah
b. Sumber lainnya yang syah menurut Syariah dan tidak mengikat
2. Penyimpanan uang yang belum dimanfaatkan. Untuk keamanan dana (fisik uang) atas dana yang
belum dimanfaatkan, wajib diamankan dengan disimpan di Bank atas nama
……………………………………………………………………………………………………………………..

Pasal 16
PENGGUNAAN KEUANGAN

1. Jenis Pengeluaran terdiri atas:


a. Pengeluaran operasional terdiri dari pengeluaran untuk listrik, air, nafkah penjaga masjid, dan
lainnya yang tergolong pengeluaran operasional.
b. Pengeluaran penyelenggaraaan kegiatan antara lain biaya transportasi imam/khatib dan
penceramah, biaya pengajian rutin/periodik, kegiatan hari besar Islam/penyelenggaraannya,
kegiatan bulan Ramadhan beserta kegiatan lain yang mendukungnya.
c. Pengeluaran santunan dan penyaluran dana kepada para mustahik seperti santunan anak yatim,
menyalurkan zakat baik dalam rangka program maupun meneruskan amanah dari muzaki.
d. Pengeluaran pembangunan dan pemeliharaan masjid.

9
2. Otorisasi penggunaan uang berada ditangan Ketua Umum, dan wajib mengacu kepada
program/peruntukan dalam anggaran yang telah disepakati, baik program umum atau program
khusus.
3. Penggunaan/penarikan uang yang tersimpan di bank harus ditanda tangani sekurang-kurangnya
oleh dua orang, yaitu Ketua Umum dan Bendahara.

Pasal 17
PELAPORAN

1. Mingguan
Melaporkan posisi dana kas yang disampaikan kepada jama’ah dengan cara ditempel di papan
pengumuman masjid yang isinya memberitahukan mengenai saldo kas minggu lalu,
penerimaan/pengeluaran dalam minggu ini dan saldo akhir minggu ini.
2. Bulanan
Membuat laporan posisi keuangan setiap akhir bulan.
3. Tahunan
Melaporkan penerimaan dan pengeluaran ditujukan kepada Pelindung, Pembina dan ditempel di
papan pengumuman masjid berisi mutasi keuangan selama satu tahun dengan penjelasan
a. Saldo uang awal periode baik tunai maupun yang ada di bank.
b. Penerimaan, yang disajikan dalam kelompok berdasarkan sumber penerimaan yaitu penerimaan
zakat, infak, sadaqah, wakaf, fidiyah dan lain-lain.
c. Pengeluaran berdasarkan kelompok penggunaan yaitu pengeluaran operasional, pengeluaran
kegiatan, pengeluaran santunan atau penyaluran berdasarkan amanah seperti zakat, santunan
yatim piatu, pengeluaran pemeliharaan dan pembangunan sarana dan prasarana ibadah dan
pengeluaran lainnya.
d. Saldo dana milik dalam bentuk tunai maupun dana yang ada di bank pada akhir periode.

4. Akhir Masa Bhakti


Pelaporan akan disampaikan pada MUSYAWARAH UMUM/MUSYAWARAH UMUM Luar Biasa,
bentuk format laporan sama seperti pada ayat (3) pasal ini, namun dengan mutasi selama periode
masa jabatan kepengurusan .

Pasal 18
TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS

1. Pendapatan yang diperoleh dan Belanja yang dipergunakan harus diumumkan melalui Papan
informasi yang dipajang setiap saat di dalam dan di luar Masjid.
2. Buku Kas/Perbendaharaan serta seluruh dokumen/transaksi pendukungnya harus tercatat dan
tersimpan dengan baik oleh Pengurus.
3. Keuangan/Perbendaharaan harus dapat diaudit oleh pihak yang berkompeten kapan diperlukan.

Pasal 19
SANKSI-SANKSI

Apabila terjadi dugaan penyimpangan terhadap pengelolaan keuangan, yang secara sah dan
meyakinkan maka Ketua Umum dan Pengurus yang terlibat dapat dikenakan sanksi-sanksi antara lain :
1. Sanksi Sosial :
a) Diberi peringatan lisan oleh Anggota dan Peringatan Tertulis oleh Pelindung serta Pembina.
b) Apabila 3x (tiga kali) telah diberi peringatan tertulis oleh Pelindung dan Pembina, namun
pengurus tidak juga memberi laporan pertanggung jawabannya, maka Pelindung bersama
dengan Pembina dapat menggagas Musyawarah Luar Biasa, untuk memberhentikan Ketua
Umum dan Pengurus yang terlibat.
2. Sanksi Hukum :
a) Pelindung bersama-sama dengan Pembina berhak memerintahkan Auditor untuk mengaudit
serta menginvestigasi segala perbuatan penyalah gunaan yang dilakukan Pengurus.
b) Apabila Tim Auditor menemukan bukti-bukti secara sah dan meyakinkan atas penyalah gunaan
keuangan organisasi, maka Ketua Umum dan Pengurus yang terlibat harus diproses melalui jalur
hukum dan dituntut sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia.

10
BAB VII
GARIS-GARIS BESAR RENCANA KERJA (GBRK)
DAN PROGRAM KERJA

Pasal 20

1. GBRK meliputi bidang-bidang:


a. Pembinaan dan peningkatan ibadah.
b. Pembangunan/pemeliharaan dan pengembangan sarana dan prasarana Masjid.
c. Peningkatan upaya pengerahan Ziswaf (Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf).
d. Bidang lainnya yang diputuskan dalam Musyawarah Umum Jama’ah.
2. Program kerja pada ayat (1) diatas harus mengacu pada GBRK yang diputuskan MUSYAWARAH
UMUM/MUSYAWARAH UMUM Luar Biasa.
3. Program kerja adalah merupakan penjabaran dari GBRK hasil MUSYAWARAH
UMUM/MUSYAWARAH UMUM Luar Biasa.

BAB VIII
IDENTITAS DAN LAMBANG

Pasal 21
IDENTITAS (ALAMAT)

Masjid ……………………………………………………………………..……. berkedudukan dan beralamat di


………………………………………………………………………………………………………………………....
.
………………………………………………………………………………………………………………………….

Pasal 22
LAMBANG

Lambang “…………………………………………………………” akan diatur tersendiri dalam Keputusan


Pengurus.
BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 23

1. Bagi Badan Otonomi Masjid ……………………………………………………………... yang memerlukan


pengaturan organisasi tersendiri sebagai kelengkapan untuk kelancaran roda organisasi dapat
menyusun peraturan organisasi sepanjang tidak bertentangan dengan azas dan tujuan Masjid
…………………………………………………………………………………………………………………......

2. Badan Otonomi yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah :
a. Majlis Ta’lim dalam lingkungan masjid.
b. Badan otonomi lainnya yang dibentuk oleh ……………………………………………………..
melalui Musyawarah Umum Jama’ah atau melalui Musyawarah Kerja.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 24

1. Anggaran Rumah Tangga ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dan saling melengkapi dengan
Anggaran Dasar.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini diatur dalam peraturan-peraturan
organisasi.
3. Anggaran Rumah Tangga ini hanya dapat dirubah dalam Musyawarah Umum/Musyawarah Umum
Luar Biasa.

11
Pasal 25

Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : ……………………………
Pada Tanggal : ……………………………

………………………………………………………………………………
Selaku :
Pemegang Mandat Penyusunan /Penetapan AD-ART ……………………………..

KETUA, WAKIL KETUA, SEKRETARIS,

…………………….. ………………………… ………………………………

12

Anda mungkin juga menyukai