Contoh Draft Ad Art Masjid-1
Contoh Draft Ad Art Masjid-1
…………………………………………………………
MUKADDIMAH
“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan
hari kemudian, serta tetap mendirikan Sholat, menunaikan Zakat dan tidak takut (kepada siapapun)
selain kepada Allah, maka merekalah orang–orang yang diharapkan termasuk golongan orang-
orang yang mendapat petunjuk“.
( QS. At-Taubah, ayat 18 )
“Dan (diantara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk
menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah
belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi
Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah “kami tidak menghendaki
selain kebaikan “Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam
sumpahnya)”.
( QS At-Taubah, ayat 107 )
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang
teratur seakan akan mereka seperti suatu bangunan yang kokoh”.
( QS Ash-Saff, ayat 4 )
BAB I
NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
NAMA
Pasal 2
WAKTU BERDIRI
Pasal 3
TEMPAT KEDUDUKAN
BAB II
AZAS, TUJUAN DAN USAHA
Pasal 4
AZAS
1
Pasal 5
TUJUAN
1. Mewujudkan dan membina masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT berilmu dan
beramal shaleh dalam rangka mengabdi kepada kepada Allah untuk mencapai keridhoan-Nya.
2. Menegakkan Tauhid dan menghidupkan Sunnah serta memupuk ukhuwah Islamiyah demi
terwujudnya kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang diridhoi oleh Allah SWT.
3. Mendirikan dan memakmurkan masjid serta melaksanakan fungsi masjid sebagai pusat ibadah dan
pembinaan ummat islam.
Pasal 6
USAHA
1. Membina keimanan ummat islam, agar berilmu dan bertaqwa dalam rangka mengabdi kepada Allah
SWT.
2. Menyelenggarakan kegiatan yang bernafaskan islam dibidang da’wah, sosial, ekonomi dan
pendidikan.
3. Melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar.
BAB III
FUNGSI DAN TUGAS
Pasal 7
FUNGSI
Pasal 8
TUGAS
BAB IV
KEANGGOTAAN DAN PENGURUS
Pasal 9
KEANGGOTAAN (JAMA’AH)
Pasal 10
PENGURUS
Pengurus adalah orang dan atau orang-orang yang dipilih dan diangkat oleh Anggota melalui
Musyawarah Umum atau Musyawarah Umum Luar Biasa.
2
Pasal 11
SUSUNAN ORGANISASI PENGURUS
1. Ketua Umum
…………………………………………………………………………………………………………
2. Wakil Ketua Umum
…………………………………………………………………………………………………………
3. Sekretaris
…………………………………………………………………………………………………………
4. Wakil Sekretaris
…………………………………………………………………………………………………………
5. Bendahara
…………………………………………………………………………………………………………
6. Majelis Peribadatan
…………………………………………………………………………………………………………
7. Majelis Pembangunan dan Pemeliharaan Sarana/prasarana
…………………………………………………………………………………………………………
8. Majelis Pengerahan Zakat, Shodaqoh dan Wakaf (Ziswaf)
…………………………………………………………………………………………………………
9. Majelis Taklimah, Dakwah
…………………………………………………………………………………………………………
10. Majelis Amal Usaha
…………………………………………………………………………………………………………
BAB V
PERBENDAHARAAN (KEUANGAN)
Pasal 12
Perbendaharaan (keuangan) diperoleh dari usaha-usaha dan sumbangan yang halal dan tidak
mengikat.
BAB VI
PERMUSYAWARAHAN
Pasal 13
1. Hasil Musyawarah Umum / Musyawarah Umum Luar Biasa adalah merupakan keputusan tertinggi
dalam memecahkan setiap permasalahan …………………………………………………………………...
2. Musyawarah hanya dapat dilakukan oleh keanggotaan …………………………………………………….
3. Musyawarah yang dimaksud pada Pasal 13 adalah :
a) Musyawarah Umum / Musayawarah Umum Luar Biasa
b) Musyawarah Kerja
c) Rapat-rapat Rutin dan Insidental
BAB VII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 14
1. Perubahan dan penambahan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) dapat
dilakukan melalui Musyawarah Umum/Musyawarah Umum Luar Biasa, yang dihadiri oleh
keanggotaan Struktural dan Anggota Biasa dengan persetujuan dari ⅔ (dua per tiga) dari Anggota
yang hadir.
3
BAB VIII
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 15
Pembubaran organisasi hanya dilakukan oleh Musyawarah Umum dan disetujui oleh seluruh Anggota.
BAB IX
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 16
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, selanjutnya akan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga (ART) serta Peraturan atau ketentuan tersendiri yang tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar ini.
BAB X
PENUTUP
Pasal 17
1. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan pada Anggaran Dasar ini maka akan direvisi melalui
Amandemen dalam Musyawarah Umum.
2. Anggaran Dasar ini disahkan pada Musyawarah Umum, hari ……………. tanggal ……………………..
3. Anggaran Dasar ini berlaku terhitung sejak tanggal disahkan dan ditetapkan.
Ditetapkan di : ……………………………
Pada Tanggal : ……………………………
………………………………………………………………………………
Selaku :
Pemegang Mandat Penyusunan /Penetapan AD-ART ……………………………..
4
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
…………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
ANGGOTA (JAMA’AH) HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 1
ANGGOTA (JAMA’AH)
Pasal 2
HAK ANGGOTA ( JAMA’AH )
Pasal 3
KEWAJIBAN JAMA’AH
Setiap (Anggota) Jama’ah wajib untuk;
1. Menta’ati Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan Keputusan/Peraturan Organisasi.
2. Membela dan menjaga nama baik organisasi.
3. Berlomba-lomba dalam kebaikan dengan cara saling mengingatkan pada sesama jama’ah untuk
menunaikan ajaran agama islam secara Kaffah.
4. Menghadiri dan mengikuti kegiatan ibadah, taklimah, dakwah, musyawarah, rapat, pertemuan, serta
kegiatan-kegiatan yang diprogram ………………………………………………. sesuai dengan AD/ART.
BAB III
PEMBENTUKAN PENGURUS
Pasal 4
SYARAT UMUM SUSUNAN KEPENGURUSAN ………………………………
1. Ketua Umum, dipilih dan ditetapkan berdasarkan Musyawarah Umum, yang dilaksanakan setiap 5
(lima) tahun sekali.
2. Masa kerja Ketua Umum dapat diperpendek atau diperpanjang sesuai dengan keputusan
Musawarah Umum/Musyawarah Umum Luar Biasa
5
3. Syarat umum menjadi Ketua …………………………………………………………… harus diutamakan
berasal dari Jama’ah, yang tinggal dan memenuhi persyaratan administratif sebagai warga
…………………………………………………………………..…., lebih lanjut akan diatur pada Tata
Tertib Musyawarah Umum/Musyawarah Umum Luar Biasa.
4. Ketua umum terpilih bersama Tim Formateur berhak melengkapi personalia ……………………….......
(melengkapi struktur organisasi) yang terdiri atas Wakil Ketua Umum, Sekretaris Umum, Bendahara,
Majelis-majelis dan Anggota anggotanya sesuai dengan kebutuhan organisasi, lebih lanjut akan
diatur pada Tata Tertib Musyawarah Umum/Musyawarah Umum Luar Biasa.
5. Dalam melengkapi/menentukan personalia , Ketua terpilih hendaknya memperhatikan saran dan
pertimbangan dari Pelindung (Lurah), Pembina (Kepling) dan Pengarah (unsur Tokoh-tokoh
masyarakat) dalam memilih pengurus yang bisa bekerjasama dengan ketua umum.
6. Susunan organisasi ……………………………………………….. terdiri dari :
Pelindung
…………………………………………………………………………………………………………………
Pembina
…………………………………………………………………………………………………………………
Pengarah
………………………………………………………………………………………………………………
Ketua Umum
…………………………………………………………………………………………………………………
Wakil Ketua Umum
…………………………………………………………………………………………………………………
Sekretaris
………………………………………………………………………………………………………………
Wakil Sekretaris
…………………………………………………………………………………………………………………
Bendahara
…………………………………………………………………………………………………………………
Ketua Harian Majelis Peribadatan
…………………………………………………………………………………………………………………
Ketua Harian Majelis Pembangunan dan Pemeliharaan Sarana/prasarana
…………………………………………………………………………………………………………………
Ketua Harian Majelis Pengerahan Zakat, Infaq, Sodaqoh dan Wakaf
…………………………………………………………………………………………………………………
Ketrua Harian Majelis Taklimah dan Dakwah
………………………………………………………………………………………………………………
Ketua Harian Amal Usaha
…………………………………………………………………………………………………………………
Pasal 5
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
1. Susunan struktur organisasi yang terdiri atas Majelis-majelis sebagaimana tersebut pada pasal (4)
ayat (6) diatas dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan organisasi.
6
Selama masa jabatannya, Ketua Umum berhak mengangkat/memberhentikan para
pembantunya.
Ketua umum, berhak menerjemahkan Garis-garis besar rencana kerja kedalam bentuk Program
kerja rutin dan program kerja pembangunan yang tidak bertentangan dengan Garis-garis besar
rencana kerja yang ditetapkan Musyawarah Umum/Musyawarah Umum Luar Biasa.
e. Wakil Ketua Umum, bertanggung jawab kepada Ketua Umum, atas pendelegasian Ketua Umum
dapat menggantikan peran Ketua Umum apabila diperlukan.
f. Sekretaris dan Wakil Sekretaris, bertanggungjawab kepada Ketua Umum, membantu Ketua
Umum dibidang administrasi.
g. Bendahara, ditunjuk dan bertanggung jawab kepada Ketua Umum, membantu Ketua Umum di
bidang administrasi keuangan dan perbendaharaan.
h. Majelis-majelis dan anggota-anggotanya, bekerja membantu ketua umum dalam melaksanakan
agenda program kerja rutin atau program kerja pembangunan sesuai bidang masing-masing.
BAB IV
MUSYAWARAH
DAN PEMILIHAN PENGURUS
Pasal 6
MUSYAWARAH
Pasal 7
MUSYAWARAH UMUM
1. Musyawarah Umum Jama’ah atau MUSYAWARAH UMUM Luar Biasa merupakan pemegang
kedaulatan dan kekuasaan tertinggi organisasi.
2. MUSYAWARAH UMUM diadakan setiap 5 (lima) tahun dihadiri oleh :
a. Seluruh pengurus …………………………………………………………………………………………...
b. Lurah dan Kepala Lingkungan
c. Anggota Jama’ah yang diundang dengan kriteria keaktifan dalam memakmurkan masjid.
4. Dalam keadaan luar biasa, atas permintaan Pelindung dan Pembina MUSYAWARAH UMUM dapat
dipercepat sebelum masa jabatan selesai dengan menyelenggarakan MUSYAWARAH UMUM Luar
Biasa. Musyawarah Umum Luar Biasa dapat dilaksanakan bilamana;
a. Organisasi dalam kedaan darurat atau keadaan yang membahayakan persatuan, kesatuan dan
Ukhuwah Islamiyah dan atau keadaan lainnya yang membahayakan kelangsungan hidup
organisasi.
b. Berada pada suatu kondisi dimana anggaran dasar dan anggaran rumah tangga sudah tidak
relevan lagi untuk diterapkan sehingga diperlukan dan mendesak diadakan perubahan Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
5. MUSAWARAH UMUM / MUSAWARAH UMUM Luar Biasa dipimpin oleh seorang ketua, dilengkapi
satu orang wakil ketua dan satu orang sekretaris, yang semuanya ditunjuk dari peserta
MUSAWARAH UMUM dan bersifat sementara (Ad Hoc).
6. Kewenangan MUSAWARAH UMUM Luar Biasa, sama kedudukan dengan Musyawarah Umum
Jama’ah
7. Penundaan Musyawarah Umum :
a. Musyawarah Umum dapat ditunda paling lama 1 (satu) tahun atas permintaan Musyawarah
kerja ………………………………………………………………………………………………………….
b. Apabila setelah ditunda selama 1 (satu) tahun ternyata tidak dapat dilaksanakan Musyawarah
Umum maka atas keputusan pelindung dan pembina dibentuk karateker dengan tugas
melaksanakan Musyawarah Umum.
8. Musyawarah Umum Jama’ah berwenang :
a. Menetapkan atau mengubah Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
b. Menilai laporan pertanggungjawaban
7
c. Menetapkan Garis-garis Besar Rencana Kerja Organisasi.
d. Memilih Ketua Umum
e. Menetapkan hal-hal selain tersebut pasal 7 apabila dipandang perlu.
Pasal 8
MUSYAWARAH KERJA
1. Musyawarah Kerja adalah forum koordinasi, evaluasi, konsultasi dan informasi dalam rangka
mengembangkan keterpaduaan pelaksanaan program organisasi.
2. Musyawarah Kerja diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 2 (dua) tahun.
3. Musyawarah Kerja dihadiri oleh :
a. Seluruh Pengurus.
b. Lurah dan Kepala Lingkungan
4. Musyawarah Kerja dipimpin oleh Ketua dan dapat didelegasikan
Pasal 9
RAPAT RUTIN DAN INSIDENTAL
BAB V
HAK SUARA DAN SAHNYA
MUSYAWARAH / RAPAT
Pasal 10
HAK SUARA
Pasal 11
SAHNYA MUSYAWARAH UMUM, MUSYAWARAH
KERJA DAN MUSYAWARAH RUTIN
1. Musyawarah Umum, Musyawarah Kerja dan Rapat-rapat Rutin/Insidental dinyatakan syah apabila
dihadiri lebih ½ (setengah) dari jumlah peserta yang berhak hadir/diundang.
2. Sidang-sidang Musyawarah Umum, Musyawarah Kerja dan Rapat Rutin/Insidental dinyatakan
memenuhi korum apabila dihadiri lebih ½ (setengah) dari jumlah peserta yang hadir/diundang.
8
Pasal 12
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Keputusan-keputusan musyawarah sejauh mungkin diambil atas dasar musyawarah untuk mufakat.
2. Apabila musyawarah dan mufakat sebagaimana yang dimaksud ayat (1) pasal ini tidak
memungkinkan, maka sebagai jalan terakhir adalah pemungutan suara atas dasar suara terbanyak
(voting).
Pasal 13
PEMILIHAN PENGURUS
Pasal 14
BERHENTI DARI KEPENGURUSAN
BAB VI
KEUANGAN
Pasal 15
SUMBER KEUANGAN DAN PENYIMPANAN DANA
Pasal 16
PENGGUNAAN KEUANGAN
9
2. Otorisasi penggunaan uang berada ditangan Ketua Umum, dan wajib mengacu kepada
program/peruntukan dalam anggaran yang telah disepakati, baik program umum atau program
khusus.
3. Penggunaan/penarikan uang yang tersimpan di bank harus ditanda tangani sekurang-kurangnya
oleh dua orang, yaitu Ketua Umum dan Bendahara.
Pasal 17
PELAPORAN
1. Mingguan
Melaporkan posisi dana kas yang disampaikan kepada jama’ah dengan cara ditempel di papan
pengumuman masjid yang isinya memberitahukan mengenai saldo kas minggu lalu,
penerimaan/pengeluaran dalam minggu ini dan saldo akhir minggu ini.
2. Bulanan
Membuat laporan posisi keuangan setiap akhir bulan.
3. Tahunan
Melaporkan penerimaan dan pengeluaran ditujukan kepada Pelindung, Pembina dan ditempel di
papan pengumuman masjid berisi mutasi keuangan selama satu tahun dengan penjelasan
a. Saldo uang awal periode baik tunai maupun yang ada di bank.
b. Penerimaan, yang disajikan dalam kelompok berdasarkan sumber penerimaan yaitu penerimaan
zakat, infak, sadaqah, wakaf, fidiyah dan lain-lain.
c. Pengeluaran berdasarkan kelompok penggunaan yaitu pengeluaran operasional, pengeluaran
kegiatan, pengeluaran santunan atau penyaluran berdasarkan amanah seperti zakat, santunan
yatim piatu, pengeluaran pemeliharaan dan pembangunan sarana dan prasarana ibadah dan
pengeluaran lainnya.
d. Saldo dana milik dalam bentuk tunai maupun dana yang ada di bank pada akhir periode.
Pasal 18
TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS
1. Pendapatan yang diperoleh dan Belanja yang dipergunakan harus diumumkan melalui Papan
informasi yang dipajang setiap saat di dalam dan di luar Masjid.
2. Buku Kas/Perbendaharaan serta seluruh dokumen/transaksi pendukungnya harus tercatat dan
tersimpan dengan baik oleh Pengurus.
3. Keuangan/Perbendaharaan harus dapat diaudit oleh pihak yang berkompeten kapan diperlukan.
Pasal 19
SANKSI-SANKSI
Apabila terjadi dugaan penyimpangan terhadap pengelolaan keuangan, yang secara sah dan
meyakinkan maka Ketua Umum dan Pengurus yang terlibat dapat dikenakan sanksi-sanksi antara lain :
1. Sanksi Sosial :
a) Diberi peringatan lisan oleh Anggota dan Peringatan Tertulis oleh Pelindung serta Pembina.
b) Apabila 3x (tiga kali) telah diberi peringatan tertulis oleh Pelindung dan Pembina, namun
pengurus tidak juga memberi laporan pertanggung jawabannya, maka Pelindung bersama
dengan Pembina dapat menggagas Musyawarah Luar Biasa, untuk memberhentikan Ketua
Umum dan Pengurus yang terlibat.
2. Sanksi Hukum :
a) Pelindung bersama-sama dengan Pembina berhak memerintahkan Auditor untuk mengaudit
serta menginvestigasi segala perbuatan penyalah gunaan yang dilakukan Pengurus.
b) Apabila Tim Auditor menemukan bukti-bukti secara sah dan meyakinkan atas penyalah gunaan
keuangan organisasi, maka Ketua Umum dan Pengurus yang terlibat harus diproses melalui jalur
hukum dan dituntut sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia.
10
BAB VII
GARIS-GARIS BESAR RENCANA KERJA (GBRK)
DAN PROGRAM KERJA
Pasal 20
BAB VIII
IDENTITAS DAN LAMBANG
Pasal 21
IDENTITAS (ALAMAT)
Pasal 22
LAMBANG
Pasal 23
2. Badan Otonomi yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah :
a. Majlis Ta’lim dalam lingkungan masjid.
b. Badan otonomi lainnya yang dibentuk oleh ……………………………………………………..
melalui Musyawarah Umum Jama’ah atau melalui Musyawarah Kerja.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 24
1. Anggaran Rumah Tangga ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dan saling melengkapi dengan
Anggaran Dasar.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini diatur dalam peraturan-peraturan
organisasi.
3. Anggaran Rumah Tangga ini hanya dapat dirubah dalam Musyawarah Umum/Musyawarah Umum
Luar Biasa.
11
Pasal 25
Ditetapkan di : ……………………………
Pada Tanggal : ……………………………
………………………………………………………………………………
Selaku :
Pemegang Mandat Penyusunan /Penetapan AD-ART ……………………………..
12