(RPP)
BAB 4 (Pertemuan 1)
A. Kompetensi Inti
1. KI1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. KI2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli,
dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan
anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, dan kawasan regional.
3. KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. KI4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah
abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang teori.
1.4 Mensyukuri nilai dan semangat Mensyukuri nilai dan semangat Kebangkitan
Kebangkitan nasional 1908 dalam nasional 1908 dalam perjuangan kemerdekaan
perjuangan kemerdekaan Republik Republik Indonesia secara tulus.
Indonesia secara tulus.
2.4 Bertanggung jawab terhadap makna Bertanggung jawab terhadap makna dan arti
dan arti penting Kebangkitan penting Kebangkitan nasional 1908 dalam
nasional 1908 dalam perjuangan perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia
kemerdekaan Republik Indonesia
C. Tujuan Pembelajaran
Kompetensi Sikap Religius dan Sosial:
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Peserta didik mampu menunjukkan sikap bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa
melalui nilai dan semangat kebangkitan nasional 1908 dalam perjuangan kemerdekaan
Republik Indonesia dengan benar.
2. Peserta didik mampu menunjukkan sikap bertanggung jawab terhadap makna dan arti
penting kebangkitan nasional 1908 dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia
dengan baik.
Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan :
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian kebangkitan nasional 1908 dengan benar.
2. Peserta didik mampu menjelaskan latar belakang kebangkitan nasional 1908 dengan
benar.
3. Peserta didik mampu menjelaskan makna kebangkitan nasional 1908 dengan benar.
4.
5. Peserta didik mampu menyajikan hasil telaah tentang makna kebangkitan nasional 1908
dengan benar.
D. Materi Pembelajaran
1. Meteri Reguler
Makna Kebangkitan Nasional dalam Perjuangan Kemerdekaan
2. Meteri Remidial
Pengertian Kebangkitan Nasional dalam Perjuangan Kemerdekaan
3. Materi Pengayaan
Latar belakang Kebangkitan Nasional dalam Perjuangan Kemerdekaan
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning
3. Metode Pembelajaran : tanya jawab, diskusi,penugasan, presentasi
G. Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2014. Buku guru
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas VIII. Jakarta : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2014. Buku guru
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas VIII. Jakarta : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia..
3. Buku penunjang di perpustakaan yang sesuai dengan materi.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Ke-1 (3 x 40 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
● Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada
Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
● Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
● Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali pembelajaran
melalui kegiatan menyanyikan lagu “bangun pemudi pemuda” dengan sikap
semangat.
Aperpepsi
● Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
● Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi
● Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
● Menyampaikan tujuan pembelajaran
Pemberian Acuan
● Membimbing peserta didik untuk melakukan model discovery learning dalam
membahas Kondisi Bangsa Indonesia sebelum tahun 1908.
● Menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh peserta didik.
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation KEGIATAN LITERASI
(stimullasi/ Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan
pemberian perhatian pada topik materi Makna Kebangkitan Nasional dalam
rangsangan) Perjuangan Kemerdekaan dengan cara :
→ Mengamati, peserta didik mengamati video tentang kebangkitan
nasional 1908.
Membaca, buku pegangan siswa PPKn hal 75-79. Setelah
membaca, peserta didik diransang untuk bertanya terkait video
yang telah ditayangkan.
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok (berisi 4 orang) untuk:
→ Mendiskusikan
Bersama-sama membahas pertanyaan yang berkenaan Kebangkitan
Nasional 1908.
→ Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi Makna Kebangkitan
Nasional dalam Perjuangan Kemerdekaan yang telah diperoleh
pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
→ Mempresentasikan
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan materi dengan rasa percaya diri Makna
Kebangkitan Nasional dalam Perjuangan Kemerdekaan sesuai
dengan pemahamannya.
→ Saling tukar informasi tentang materi :
Makna Kebangkitan Nasional dalam Perjuangan Kemerdekaan
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya
sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan
sebagai bahan diskusi kelompok
Data COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING
processing (BERPIKIR KRITIK)
(pengolahan Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil
Data) pengamatan dengan cara :
→ Berdiskusi untuk memecahkan masalah:
“Apa yang dimaksud dengan kebangkitan nasional 1908?”
“Bagaimana latar belakang terjadinya kebangkitan nasional
1908?”
“ Apa makna yang terkandung dalam kebangkitan nasional
1908?”
Makna Kebangkitan Nasional dalam Perjuangan Kemerdekaan
→ Mengolah informasi dari materi Makna Kebangkitan Nasional
1908.
CREATIVITY (KREATIVITAS)
→ Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
“Apa yang dimaksud dengan kebangkitan nasional 1908?”
“Bagaimana latar belakang terjadinya kebangkitan nasional
1908?”
“ Apa makna yang terkandung dalam kebangkitan nasional
1908?”
Lampiran Penilaian:
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Penilaian Kompetensi Sikap
Teknik penilaian kompetensi sikap menggunakan teknik penilaian pengamatan sikap.
Pedoman pengamatan sikap dapat menggunakan format :
Pedoman Pengamatan Sikap
Kelas :…
Hari, Tanggal :…
Pertemuan Ke :…
Materi Pokok :…
Aspek Penilaian*
Sikap Religius Sikap Sosial
Menghargai
Tanggung
Jasa Kerjasama
Jawab,
Nama Mensyukuri Pahlawan mewujudkan
N meneladani
Peserta Kebangkitan Kebangkitan Kebangkitan
o Kebangkitan
Didik Nasional dalam Nasional Nasional
Nasional
Perjuangan dalam dalam
dalam
Kemerdekaan Perjuangan Perjuangan
Perjuangan
Kemerdekaa Kemerdekaan
Kemerdekaan
n
Iya tidak Iya tidak Iya tidak Iya tidak
1
2
3
4
5
Kemampuan
Nama Memberi
Kemampuan Menjawab/
N Pesert Masukan/ Mengapresiasi
Bertanya Berargumentas
o a Saran
i
Dididk
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
4. Pengayaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan diberikan kepada siswa yang telah menguasai
materi. Bentuk pengayaan dapat dilakukan dengan antara lain sebagai berikut.
a. Guru memberikan tugas untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi pokok dari
berbagai sumber dan mencatat hal-hal penting. Selanjutnya menyajikan dalam
bentuk laporan tertulis atau membacakan di depan kelas.
b. Peserta didik membantu peserta didik lain yang belum tuntas dengan pembelajaran
tutor sebaya.
5. Remedial
Remedial dilaksanakan untuk siswa yang belum menguasai materi dan belum
mampu memahami perumusan dan penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara. Kegiatan
remedial dilakukan dengan mengulang materi pembelajaran apabila peserta didik yang
sudah tuntas di bawah 75%. Sedangkan apabila peserta didik yang sudah tuntas lebih
dari 75% maka kegiatan remedial dapat dilakukan dengan :
a. Mengulang materi pokok di luar jam tatap muka bagi peserta didik yang belum
tuntas,
b. Memberikan penugasan kepada peserta didik yang belum tuntas,
c. Memberikan kesempatan untuk tes perbaikan.
Perlu diperhatikan bahwa materi yang diulang atau dites kembali adalah materi
pokok atau keterampilan yang berdasarkan analisis belum dikuasai oleh peserta didik.
Kegiatan remedial bagi kompetensi sikap dilakukan dalam bentuk pembinaan secara
holistis, yang melibatkan guru bimbingan konseling dan orang tua.
KEBANGKITAN
NASIONAL
MAKNA
PENGERTIAN Uraian: ........................
LATAR BELAKANG
Uraian: .................................... ...................................
................................................. Uraian: ............................ ...................................
................................................. ........................................
................................................. ........................................ ...................................
.................................................
........................................ ...................................
.................................................
............................................ ..................... ...................................
...................................
............................
1.
Lampiran
Materi Pembelajaran
Kebangkitan nasional adalah masa dimana bangkitnya rasa semangat persatuan, kesatuan dan
nasionalisme. Nasionalisme berarti suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan/ kekuasaan sebuah negara. Kebangkitan nasional Indonesia dimulai tahun 1908
dengan berdirinya budi utomo, dan berakhir dengan kemerdekaan Indonesia tahun 1945.
Suatu bangsa tidak akan berubah manakala bangsa tersebut tidak mau mengubah dirinya sendiri.
Bangsa Indonesia tidak mungkin menjadi bangsa yang bebas merdeka seperti yang kalian
rasakan saat ini apabila tidak ada usaha untuk bangkit dan melepaskan diri dari penjajahan.
Kesadaran bangsa Indonesia untuk bangkit tumbuh seiring lahirnya generasi muda terdidik dan
peduli terhadap kemerdekaan Indonesia.
Penjajah Belanda dapat menguasai bangsa Indonesia dalam waktu yang lama karena bangsa
Indonesia mudah dipecah belah dan perjuangan yang dilakukan bangsa Indonesia masih bersifat
kedaerahan. Boedi Oetomo sebagai organisasi nasional pertama meletakkan semangat
kebangkitan nasional bagi perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Begitu
pentingnya kita memahami
dan meneruskan nilai kebangkitan nasional tahun 1908, dalam bab ini kalian akan mempelajari
dan membangun semangat kebangkitan nasional tahun 1908. Pada gilirannya, kalian dapat
menjadi generasi penerus yang dapat menunjukkan semangat kebangkitan nasional.
Rusaknya ekonomi Eropa akibat peperangan dan berkembangnya teknologi pelayaran pada abad
ke-15 menyebabkan negara-negara di Eropa melakukan ekspedisi untuk mencari sumber-sumber
ekonomi baru ke seluruh dunia. Ekspedisi ini banyak menemukan sumber ekonomi dan lahan
baru untuk dilakukannya perdagangan. Ternyata kemudian, bangsa Eropa tidak hanya melakukan
perdagangan
melainkan langsung menguasai dan menjajah negara-negara yang mereka anggap baru
diketemukan.
Awal dimulainya penjajahan Belanda di Indonesia dimulai sejak didirikannya
Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) pada tanggal 20 Maret 1602. Sejak VOC berdiri,
dimulailah berbagai bentuk kekerasan yang menimpa rakyat Indonesia. Penderitaan rakyat
Indonesia terjadi dalam berbagai segi kehidupan. Di berbagai daerah, VOC melakukan tindakan
dengan melaksanakan politik devide et impera
(adu domba), yaitu saling mengadu domba antara kerajan yang satu dan kerajaan yang lain atau
mengadu domba di dalam kerajaan itu sendiri. Politik adu domba makin melemahkan kerajaan-
kerajaan di Indonesia dan merusak seluruh sendi kehidupan masyarakat.
Bangsa Indonesia makin menderita ketika Daendels (1808–1811) berkuasa. Upayakerja paksa
(rodi) guna membangun jalan sepanjang pulau Jawa (Anyer-Panarukan) untuk kepentingan
militer, membuat rakyat makin menderita. Penderitaan berlanjut karena Belanda kemudian
menerapkan Cultuurstelsel (tanam paksa). Peraturan Tanam Paksa diterapkan oleh Gubernur
Jenderal Hindia Belanda Van Den Bosch
tahun 1828. Sistem Tanam Paksa mewajibkan rakyat menanami sebagian dari sawah dan atau
ladangnya dengan tanaman yang ditentukan oleh pemerintah dan hasilnya diserahkan kepada
pemerintah.
Tanam Paksa menyebabkan rakyat diperas bukan hanya tenaga melainkan juga
kekayaannya sehingga mengakibatkan banyak sekali rakyat yang jatuh miskin. Di pihak lain,
penjajah mendapatkan kekayaan bangsa Indonesia yang berlimpah untuk membangun negara
Belanda dan menjadi negara kaya di Eropa.
Penderitaan bangsa Indonesia menumbuhkan benih perlawanan di berbagai daerah. Perjuangan
melawan penjajah dipimpin ulama atau kaum bangsawan. Sultan Hasanuddin di Sulawesi
Selatan, Sultan Ageng Tirtayasa di Banten, Tuanku Imam Bonjol di Sumatera Barat, Pangeran
Diponegoro di Jawa Tengah, memimpin perjuangan rakyat melawan penjajah. Perjuangan rakyat
untuk mengusir penjajah
belum berhasil. Hal ini disebabkan perjuangan masih bersifat kedaerahan dan belum
terorganisasi secara modern. Penderitaan yang dialami bangsa Indonesia menyadarkan beberapa
orang Belanda yang tinggal atau pernah tinggal di Indonesia. Di antaranya Baron Van Houvell,
Edward Douwes Dekker, dan Mr. Van Deventer. Edward Douwes Dekker, terkenal dengan nama
samaran Multatuli, menulis buku ”Max Havelaar” pada tahun 1860. penderitaan rakyat Lebak,
Banten akibat penjajahan Belanda. Mr. Van Deventer mengusulkan agar pemerintah Belanda
menerapkan politik Balas Budi ”Etische Politic”. Politik Balas Budi terdiri dari tiga program,
yaitu ”edukasi, transmigrasi, dan irigasi”. Atas desakan berbagai pihak, akhirnya pemerintah
Belanda menerapkan Politik Balas Budi. Politik Balas Budi bukan untuk kepentingan rakyat
Indonesia melainkan untuk kepentingan pemerintah Belanda. Contoh: irigasi dibangun untuk
kepentingan pengairan perkebunan milik Belanda; pembangunan sekolah (edukasi) bertujuan
untuk menyediakan tenaga terampil dan murah. Di sisi lain, pembangunan sekolah melahirkan
dampak positif bagi bangsa Indonesia, yaitu munculnya masyarakat terdidik atau mulai memiliki
pemahaman dan kesadaran akan kondisi bangsa Indonesia yang sebenarnya. Bangsa Indonesia
saat itu kondisinya bodoh, terbelakang, dan kemisikinan merajalela. Mereka yang mengenyam
pendidikan dan sadar akan nasib bangsanya selanjutnya menjadi tokohtokoh Kebangkitan
Nasional.