Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi terutama di bidang otomotif dewasa ini
membuat banyak kendaraan khususnya mobil telah dilengkapi dengan
berbagai fitur dengan fungsi dan tujuan tertentu untuk membuat
pengguna kendaraan merasa lebih nyaman, aman dan semakin
memberikan kemudahan bagi penggunanya. Dalam perkembangannya
teknologi terus berkembang guna memenuhi kebutuhan manusia untuk
menunjang kebutuhan manusia yang berhubungan langsung dengan mobil
dalam aktivitas sehari–hari, yaitu di antaranya adalah untuk memberikan
kemudahan, kenyamanan, dan keamanan dalam berkendara, seperti
adanya sistem tambahan di samping sistem utama kendaraan seperti AC,
Audio Video, air bag, seat belt, power steering, power window, car
alarm dan central door lock, serta booster rem.
Seperti yang telah disebutkan di atas, salah satu perkembangan
teknologi yang membantu atau meringankan aktivitas manusia yang
berhubungan dengan mobil adalah car alarm system (sistem alarm mobil).
Car alarm system merupakan suatu sistem pengamanan mobil (yang sering
kali bekerja bersama-sama dengan sistem central door lock) yang bekerja
berdasarkan prinsip elektronik (menggunakan komponen-komponen
elektronik) dan diatur secara elektronik oleh control module, sehingga dapat
bekerja (menyala) saat kendaraan (mobil) berada pada kondisi-kondisi
tertentu, seperti saat ada percobaan pencurian sehingga pemilik kendaraan
atau orang-orang yang berada di sekitar kendaraan tersebut bisa mengetahui
upaya tersebut sehingga upaya pencurian bisa digagalkan (diminimalisir).
Untuk menunjang proses pembelajaran praktikum kelistrikan body
otomotif pada Universitas Negeri ..., trainer simulator car alarm system ini
sangat penting untuk dilakukan pengadaannya. Sehingga nantinya para

1
peserta didik akan mudah memahami dan mengetahui cara kerja dan cara
merancang car alarm system. Dan juga sebagai bekal nantinya untuk
melanjutkan pendidikan ataupun ke dunia industri.
Berkaitan dengan hal tersebut dalam perancangan media otomotif ini
maka penulis memilih dan mengajukan judul “TRAINER SIMULATOR
CAR ALARM SYSTEM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DALAM
MATAKULIAH PRAKTIKUM KELISTRIKAN BODY MAHASISWA S1
PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF UNIVERSITAS NEGERI ...”.

1.2 Rumusan Masalah


Maksud dalam penulisan proposal perancangan ini adalah sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan matakuliah perancangan mesin
otomotif pada prodi S1 Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Negeri ....
Berdasarkan latar belakang di bagian atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut.
1) Apa yang dimaksud dengan car alarm system?
2) Apa fungsi dari car alarm system?
3) Apa saja komponen-komponen car alarm system?
4) Bagaimana cara kerja car alarm system?
5) Bagaimana rangkaian dari car alarm system?

1.3 Kegunaan Perancangan


Adapun kegunaan dari perancangan trainer simulator car alarm
system adalah untuk dapat membantu mahasiswa jurusan Teknik Mesin
khususnya Program Studi S1 Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Negeri
... adalah sebagai berikut.
1) Sebagai bahan referensi dan pengetahuan tentang car alarm system.
2) Sebagai bahan pembelajaran dalam pengembangan teknologi.
3) Sebagai bahan praktikum untuk mengetahui proses kerja car alarm
system.

1.4 Metode yang Digunakan


2
Metode diperlukan sebagai dasar untuk perencanaan mesin. Adapun
beberapa metode yang digunakan untuk perencanaan trainer simulator car
alarm system adalah sebagai berikut.

1) Mencari referensi terkait car alarm system.


2) Melakukan pemahaman terhadap komponen-komponen car alarm system
yang akan digunakan untuk trainer simulator.
3) Memilih serta melakukan pengadaan komponen-komponen yang sesuai
dengan spesifikasi yang dibutuhkan.
4) Merancang bentuk kerangka, fitur kerangka, serta tataletak (layout)
komponen-komponen car alarm system untuk dijadikan trainer
simulator.
5) Membuat kerangka trainer simulator car alarm system sesuai dengan
perencanaan awal.
6) Merakit komponen-komponen car alarm system.
7) Melakukan pengujian rangkaian car alarm system.
8) Melakukan langkah finishing serta pengecekan secara menyeluruh untuk
mengetahui adanya kekurangan (defects) sebelum diserahkan untuk
dilakukan penilaian.

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Secara umum, alarm dapat didefinisikan sebagai bunyi peringatan atau


pemberitahuan. Dalam istilah jaringan, alarm dapat didefinisikan sebagai pesan
berisi pemberitahuan ketika terjadi penurunan atau kegagalan dalam penyampaian
sinyal komunikasi data ataupun ada peralatan yang mengalami kerusakan atau
penurunan kinerja (Buntarto, 2015: 1).

Dalam dunia otomotif, alarm dapat juga didefinisikan sebagai pesan berisi
pemberitahuan ketika terjadi usaha-usaha untuk memasuki kendaraan pada saat
sistem alarm sedang kondisi aktif (Anonim, 2014). Pesan ini digunakan untuk
memperingatkan pencuri bahwa kendaraan yang diincarnya sudah terlindungi oleh
alarm, atau pemberitahuan kepada lingkungan sekitar bahwa ada sesuatu yang
tidak beres pada mobil yang mengeluarkan bunyi peringatan atau pemberitahuan.
Alarm mobil umumnya memberikan tanda bahaya berupa sinyal lampu mobil
(sein atau lampu kecil), bunyi sirine atau klakson, ataupun singnal frekuensi ke
modul penerimaan (pager) atau signal GSM dengan menggunakan telephone
(untuk alarm model GSM).

2.1 Fungsi Alarm Keamanan Mobil


Untuk mencegah pencurian kendaraan, sistem ini dirancang untuk
memberikan peringatan apabila ada pintu atau penutup/kap mesin yang
dibuka secara paksa atau terminal baterai diputus kemudian disambung lagi
saat pintu dalam keadaan terkunci. Alarm akan membuat klakson (spiker
sirine) berbunyi terputus-putus dan lampu depan, lampu belakang, serta
lampu interior menyala. Saat kondisi kendaraan diparkir bila sistem alarm
diaktifkan, lampu indikator akan menyala untuk memeberitahukan ke
sekeliling bahwa kendaraan ini dilengkapi dengan sistem anti pencurian
(Buntarto, 2015: 3).
4
Gambar 1. Alarm pengamanan mobil.

Fungsi alarm bervariasi tergantung jenis dan merk suatu kendaraan,


biasanya fungsi alarm dilengkapi dengan fungsi door lock. Ada juga yang
dikombinasi dengan tidak bekerjanya relay starter saat alarm bekerja,
sehingga kendaraan tidak bisa dihidupkan.
Fungsi alarm atau keamanan akan tidak aktif (untuk membatalkan
kunci keamanan) bila operasi di bawah ini dilakukan:
1) Membuka semua pintu dengan menggunakan pengunci di pintu
pengemudi.
2) Membuka pintu dengan menggunakan transmitter.
3) Membuka pintu pengemudi dengan knob.
4) Setelah menyetel fungsi pengamanan, fungsi pencegahan tertinggalnya
kunci akan membuka semua pintu.

2.2 Komponen Alarm Mobil

Rangkaian alarm mobil tentu sudah bukan barang yang baru di dalam
industri dan juga dunia elektronika. Untuk kategori pemula yang memang
mendalami dunia elektronika tentu dalam prakteknya diajarkan untuk
membuat rangkaian alarm ini. Pasalnya memang rangkaian ini sangat mudah
untuk dibuat dengan komponen yang murah.

5
Sistem kerja dan juga cara merangkai rangkaian alarm ini sederhana
dengan menggunakan komponen yang mudah didapatkan di pasaran.
Ditambah lagi harga juga sangat murah. Bentuk dari rangkaian alarm tersebut
yang bervariasi dan juga berbeda-beda. Sebenarnya fungsi dan juga cara kerja
serta tujuan utamanya sama.

Rangkaian alarm ini didesain bukan hanya untuk kebutuhan di mobil,


namun juga bisa digunakan untuk keperluan lainnya. Sesuai kebutuhan yang
diinginkan. Misalkan dipasang di area kantor atau pabrik sebagai tanda untuk
kerja, istirahat, dan juga sebagai tanda untuk pulang. Sama halnya dengan
keperluan di area sekolah. Rangkaian alarm ini bisa merupakan salah satu
rangkaian alat serba guna yang bisa dipakai di segala keperluan.

Gambar 2. Komponen-komponen car alarm system.

Berikut merupakan komponen-komponen dalam sistem alarm mobil.

1) Alarm
a) Klakson keamanan (alarm)

6
b) Klakson mobil
c) Lampu depan dan lampu belakang. Cara kerja lampu nyala berkedip
bila ada pencurian.
d) Lampu indikator keamanan. Lampu ini memberitahukan apakah
sistem dalam keadaan aktif. Pada saat sistem dalam tahap aktif,
lampu indikator menyala untuk memberitahukan sekelilingnya
bahwa kendaraan ini dilengkapi dengan anti pencurian (Buntarto,
2015: 13).
2) Saklar
a) Saklar door lock utama (motor). Pada saat sistem ada di tahap alarm
dan pintu dibuka maka system akan secara otomatis mengunci pintu.
b) Sakelar pintu
c) Sakelar kap mesin
d) Sakelar pintu bagasi. Saklar tersebut akan mendeteksi apakah pintu,
kap mesin, dan pintu bagasi terbuka atau tertutup, dan
mentransmisikan sinyal ke ECU anti pencurian.
e) Kunci kontak. Switch ini mendeteksi keadaan kunci kontak dan
mentransmisikan sinyal ke ECU anti pencurian.
f) Sakelar pendeteksi kunci.
g) Switch ini mendeteksi apakah kunci dimasukkan ke silinder kunci
kontak dan menstransmisikan sinyal ke ECU anti pencurian.
h) Rangkaian door lock (posisi switch).
i) Switch membuka kunci pintu bagasi. Switch ini mendeteksi keadaan
terkunci atau terbuka dari masing-masing pintu dan
menstransmisikan sinyal ke ECU anti pencurian.

2.3 Cara Kerja Alarm Mobil

Cara kerja remote alarm sama halnya dengan cara kerja transmitter
dan receiver. Di mana remote yang digunakan mengirimkan suatu gelombang
yang memerintahkan module (pada mobil) utuk membuka atau menutup
pintu, serta start, open bagasi, dan sebagainya (Jaya, 2014). Cara kerja alat ini
sama halnya dengan cara kerja remote TV, DVD, tape, dan sebagainya.

7
Gelombang yang dikirim remote ditangkap dan dapat melakukan berbagai
macam tugasnya, sesuai keinginan pemakai. Sinyal atau gelombang yang
dikirimkan remote pada mobil memiliki frekuensi tertentu yang dapat
membuat objek menangkap sinyal dari pemakai (Buntarto, 2015: 15).

Alarm mobil tidak akan menyala jika hanya ada orang yang mendekat
dan menyinggung di bodi mobil. Tapi akan menyala atau berbunyi jika terjadi
tekanan yang besar pada mobil. Jika ada orang yang hanya mendekat dan
menyinggung di bodi mobil, bola akan meluncur ke tombol kontak pertama.
Sensor akan meneruskan informasi ke komputer. Komputer mendeteksinya
sebagai getaran yang tidak terlalu penting dan tidak mengaktifkan alarm.
Namun kalau goyangnya membesar, bola terus bergerak menuju tombol
utama, computer akan mengaktifkan sistem alarm.

Alarm mobil juga dilengkapi dengan sensor tekanan, hal ini digunakan
untuk memberi rangsangan pada mobil saat kaca mobil dipecahkan. Sehingga
dapat membunyikan alarm secara otomatis.

Usaha pencurian yang semakin canggih mendorong perkembangan


teknologi alarm. Kini alarm tidak hanya menghasilkan suara bunyi, tetpi bisa
langsung mematikan system pengapian mobil, sehigga mesin tidak bisa
distarter.

Untuk mencegah pencurian mobil yang memecahkan kaca jendela


mobil, dikembangkan teknologi alarm sensor tekanan udara. Alarm langsung
berbunyi bila kaca jendela mobil dipecahkan. System ini menggunakan
mikropon kecil yang dihubungkan dengan computer mobil. Mikropon
bertugas mengukur fluktuasi tekanan udara berdasarkan frekuensi.
Memecahkan kaca mobil menghasilkan frekuensi tertentu yang akan
diterjemahkan computer sebagai pencurian kendaraan bermotor.

Sistem tekanan yang lebih canggih, dirancang mampu membedakan


antara tekanan udara diluar dan didalam kabin. Bila ada perbedaan antara
tekanan udara luar dan didalam, secara otomatis alarm akan berbunyi.
Mekanisme kerjanya menggunakan speaker pendeteksi tekanan udara.

8
Metode kerjanya memanfaatkan prinsip pergerakan cone speaker dan
electromagnet yang dipasang dibelakang cone. Alunan music yang dihasilkan
speaker sebenarnya merupakan getaran maju mundur cone yang didorong
oleh electromagnet.

Pada system tekanan udara, prinsip kerjanya dibalik. Perbedaan


fluktuasi menggerakkan cone maju mundur, yang diteruskan ke
electromagnet. Selanjutnya electromagnet meneruskan informasi ini ke
computer mobil yang sudah memiliki data tentang segala jenis getaran
electromagnet. Jika computer mendeteksi ada perbedaan yang signifikan
dibanding tekanan kabin standar, computer memerintahkan sirine untuk
berbunyi.

Bahkan kini pemilik dapat mengetahui kendaraannya ada yang


membobol karena alat sensor digantung kunci akan berbunyi dan bergetar
bila ada yang berupaya memasuki atau mengganggu mobil. Dengan teknologi
yag semakin canggih alat detektor ini bisa memberikan peringatan pada
pemiliknya hingga jarak 1 km. Selain itu, dengan alat GPS bila mobil dicuri
dengan derek atau masuk container masih bisa dideteksi.

2.4 Rangkaian Alarm Mobil

Rangkaian alarm mobil wireless ini terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu
bagian transmitter dan bagian receiver (Buntarto, 2015: 17). Bagian
transmitter dipasang dimobil dan bagian receiver dipasang dirumah. Alarm
mobil wireless ini digunakan untuk mobil yang diparkir di luar rumah,
sehingga apabila ada yang mengganggu mobil kita maka akan diinformasikan
ke rumah melalui alarm mobil wireless ini. Rangkaian alarm mobil wireless
ini bekerja dengan frekuensi FM yang dapat diset sesuai keinginan. Gambar
skema rangkaian untuk membuat rangkaian alarm mobil wireless terdiri dari
2 bagian sebagai berikut.

9
Gambar 3. Transmitter alarm mobil wireless.

Bagian transmitter alarm mobil ini dipasang dimobil yang diparkir


dengan sumber tegangan 12 volt DC dari accumulator mobil. Rangkaian
transmitter alarm mobil wireless ini berfungsi untuk mengatifkan receiver
menggunakan media wireless FM. Rangkaian transmitter alar mobil dibuat
menggunakan pemancar FM mini transistor tipe 2SC2670 yang berfungsi
sebagai oscilator dan pemancar FM daya rendah. Frekuensi kerja rangkaian
transmitter ini dapat diset dengan mengatur trimer kapasitor sehingga sesuai
dengan frekuensi kerja receiver alarm mobil.

10
Gambar 4. Receiver alarm mobil wireless.

Receiver alarm mobil wireless ini berfungsi untuk menerima sinyal


dari rangkaian transmitter kemudian untuk mengaktifkan alarm atau sirine.
Rangkaian receiver alarm mobil wireless ini dibuat menggunakan modul IC
receiver FM CXA1019 standart sesuai datasheet. Output rangkaian receiver
CXA1019 ini digunakan untuk mengaktifkan alarm melalui rangkaian saklar
elektronik. Output receiver CXA1019 dihubungkan menggunakan
transformer IT untuk mengaktifkan transistor T2 BC548 kemudian
mengaktifkan driver relay transistor T3 BEL187. Apabila receiver
CXZA1019 ini menerima sinyal dari transmitter alarm mobil wireless maka
akan mengaktifkan transistor T2 kemudian T3 dan menggerakan relay untuk
menyalakan alarm.

11
BAB III

PERANCANGAN PRODUK

3.1 Gambar Rancangan


Berikut merupakan rencana tataletak (layout) antarkomponen pada
papan simulator. Gambar wiring diagram diposisikan pada bagian tengah atas
papan simulator yang merupakan arah fokus pandangan orang yang berdiri di
depan trainer simulator tersebut. Komponen lampu dan door lock actuator
pada sisi kanan dan kiri untuk mewakili letak komponen pada bagian kanan
maupun kiri pada kendaraan, sedangkan pada sisi atas untuk mewakili letak
komponen pada bagian depan kendaraan dan sisi bawah untuk mewakili letak
komponen pada bagian belakang kendaraan.

Gambar 5. Perencanaan tataletak komponen pada papan simulator.

Trainer simulator ini dilengkapi dengan papan horisontal pada bagian


kiri untuk meletakkan alat ukur, buku manual, dan sebagainya. Pada bagian
kanan terdapat rangka besi yang berfungsi sebagai tempat menggantung
kabel-kabel.
Gambar 6. Papan untuk meletakkan alat ukur dan gantungan kabel.

Tanda kode warna kabel yang biasanya berupa tulisan huruf untuk
menandai terminal-terminal pada komponen-komponen tertentu tidak kami
sertakan dan kami ganti dengan kode warna kabel berupa tempelan stiker
dengan warna yang sesuai dengan warna kabel sebagai alat identifikasi.
Tujuannya untuk membiasakan siswa atau pengguna trainer simulator yang
sedang belajar agar terbiasa melakukan identifikasi kabel menggunakan
warna bukannya tulisan, seperti saat melakukan pekerjaan mengenai sistem
car alarm dan central lock pada kendaraan yang sebenarnya. Maka dari itu,

12
background papan simulator menggunakan warna abu-abu agar kode warna
putih, hitam, maupun warna lain bisa terlihat jelas.
Gambar 7. Kode warna kabel.
3.2 Spesifikasi
Gambar di bawah ini menunjukkan ukuran dari trainer simulator Car
Alarm and Central Lock Sistem yang akan kami buat. Ketinggian papan
simulator dan papan tempat alat ukur disesuaikan agar bisa seideal mungkin
dengan ketinggian rata-rata siswa SMK atau mahasiswa.

Gambar 8. Ukuran trainer simulator.

3.3 Kebutuhan Bahan


Berikut merupakan daftar kebutuhan bahan untuk pembuatan trainer
simulator Car Alarm and Central Lock System yang akan kami buat.

No. Nama Komponen/Material Jumlah

1 Lampu Sein Depan 2

2 Lampu Sein Belakang 2

3 Door Lock Actuator 4

4 Saklar Pintu 4

5 Alarm and Door Lock Module 1

6 Door Lock Module 1

7 Siren 1

8 Fuse Box 1

9 Fuse 2

10 Start Key 1

11 Banana Socket 4 mm (red) 34

12 Banana Socket 4 mm (black) 22

13
13 Banana Plug 4 mm (red) 34

14 Banana Plug 4 mm (black) 22

15 Wire AWG 14 (red) 10 m

16 Wire AWG 14 (black) 5m

17 Potentiometer 1

18 Nameplate 1

19 Rivet 3,2 x 6mm 4

20 Papan Multipleks Melamin 1

21 Roda Caster 4

22 Besi Hollow 2 cm x 2 cm x 2,3 mm 1

23 Besi Hollow 2 cm x 4 cm x 2,3 mm 1

24 Cat Dasar 1

25 Cat Warna 1

26 Dempul 1

27 Varnish 1

28 Thinner 1

29 Bolt M8 x 1,25 x 25 mm 16

30 Bolt M6 x 1,0 x 20 mm 16

31 Nut M8 x 1,25 16

32 Nut M6 x 1,0 16

33 Washer M8 x 16 x 1,6 32

34 Washer M6 x 12 x 1,6 32

14
35 Stiker Warna 1

Tabel 1. Daftar kebutuhan bahan.

15
BAB IV

PENUTUP

4.1 Saran Pemanfaatan


Trainer simulator yang direncanakan dalam perancangan ini
digunakan dalam pembelajaran praktikum kelistrikan body kendaraan sebagai
media pembelajaran praktikum. Hasil perancangan berupa trainer mengenai
sistem alarm mobil (car alarm) dapat digunakan oleh siswa (peserta didik)
untuk mempelajari cara kerja sistem alarm mobil dan dapat menyusun
rangkaian dari sistem alarm mobil.
Trainer simulator mengenai car alarm system yang dirancang sesuai
proposal ini adalah sistem tentang alarm pengamanan mobil yang
menggunakan prinsip kerja yang paling sederhana dan paling umum
digunakan pada sebagian besar kendaraan mobil. Meski demikian, sistem
yang diwakili sudah cukup sebagai penunjang pemahaman awal para peserta
didik mengenai sistem alarm pengamanan mobil. Sedikit-banyaknya
perbedaan baik pada cara kerja, rangkaian, maupun fitur tambahan pada tiap
pabrikan mobil dengan merk dagang yang berbeda seyogyanya diperkaya
secara mandiri dengan mencari informasi-informasi tambahan terkait sistem
alarm pengamanan mobil serta peran serta pendidik selaku pembimbing dan
fasilitator pembelajaran.

16
DAFTAR RUJUKAN

Anonim. 2014. Alarm, (Online), (http://alarmmobil.com/news-and-articles/3-


alarm.html), diakses 15 Maret 2017

Buntarto, dkk. 2015. Sistem Alarm, Central Door Lock, dan Power Window
Mobil. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Jaya, Haka. 2014. Cara Kerja Sistem Kelistrikan Alarm, Central Lock, Power
Window, dan Power Mirror,(Online),
(http://www.trainersmk.net/2014/12/cara-kerja-sistem-kelistrikan-
alarm.html), diakses 15 Maret 2017

17

Anda mungkin juga menyukai