Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Dalam beberapa tahun terakhir ini perkembangan teknologi semakin luar


biasa cepatnya. Keadaan ini tidak hanya terjadi dalam bidang teknologi dan
informasi saja tetapi juga dalam bidang transportasi. Semua perusahaan
transportasi saling berlomba dalam memberikan layananan produk yang benar
benar di inginkan konsumen, baik dari segi kenyamanan berkendara, kepuasan
memacu kendaraan di jalanan, juga dari segi penampilan kendaraan itu sendiri.
Akan tetapi dari itu semua ada satu halyang tidak boleh untuk di lupakan, yaitu
kemanan kendaraan baik ketika berjalan ataupun sedang dalam parkiran. Karena
kendaraan dengan kenyamanan maksimal, daya pacu yang tinggi dan tampilan
yang banyak di minati orang pasti rawan akan pencurian.
Maka para perusahaan/produsen kendaraan selalu melengkapi produknya
dengan system keamanan. Ada banyak system keamaan yang di sediakan. Ada
system keamanan air bag yang di fungsikan untuk mengamankan pengendara
ketika terjadi kecelakaan, system rem ABS untuk mengamankan kendaraan
ketika berjalan di jalanan yang licin. Satu system keamaan yang akan di bahas
kali ini adalah system kemanan yang di fungsikan untuk mencegah pencurian
kendaraan, yaitu system keamanan alarm.
Maka dengan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas penulis
berpendapat bahwa penting bagi mahasiswa S1 pendidikan teknik otomotif untuk
berperan dalam memberikan pembelajaran tentang system keamanan alarm.
Berkaitan dengan hal ini maka penulis mengajukan judul ”Perancangan Alarm
Untuk Media Pembelajaran Praktek Kelistrikan Bodi”. Harapanya media
pembelajaran tidak hanya sekedar pajangan. Namun benar benar bisa di gunakan
untuk memfasiltasi para mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran sehingga
tercapai hasil belajar yang maksimal.

1
1.2. TUJUAN
a. Untuk melatih mahasiswa S1 pendidikan teknik otomotif dalam melakukan
perancangan media pembelajaran.
b. Untuk menambah pengetahuna akademis mahasiswa S1 pendidikan teknik
otomotif tentang kepenulisan
c. Untuk menambah pegetahun akademis mahasiswa S1 pendidikan teknik
otomotif tentang komponen system alarm, cara kerja system alaram dan lain
sebagainya.
d. Untuk menambah media pembelajaran bagi mahasiswa S1 pendidikan teknik
otomotif

1.3. MANFAAT
a. Menjadi bekal mahasiswa S1 pendidikan teknik otomotif ketika sudah lulus
dan menjadi guru di SMK ataupun lembaga pendidikan non formal lainya
b. Sebagai bahan referensi dan pengetahuan sistem alarm bagi mahasiswa S1
pendidikan teknik otomotif
c. Sebagai bahan pembelajaran dalam pengembangan teknologi alarm bagi
mahasiswa S1 pendidikan teknik otomotif
d. Sebagai bahan praktik untuk mengetahui rankaian dan proses kerja sistem
alarm yang benar bagi mahasiswa S1 pendidikan teknik otomotif

2
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. PENGERTIAN ALARM
Secara umum alarm dapat didefinisikan sebagai bunyi peringatan atau
pemberitahuan. Dalam istilah jaringan, alarm dapat juga didefinisikan sebagai
pesan berisi pemberitahuan ketika terjadi penurunan atau kegagalan dalam
penyampaian sinyal komunikasi data ataupun ada peralatan yang mengalami
kerusakan (penurunan kinerja).
Pesan ini digunakan untuk memperingatkan operator atau administrator
mengenai mengenai adanya masalah (bahaya) pada jaringan. Alarm memberikan
tanda bahaya berupa sinyal, bunyi, ataupun sinar. Alarm memberitahukan apabila
terjadi bahaya dan kerusakan ataupun kejadian yang tidak diharapkan pada
jaringan melalui sinyal sehingga memberikan peringatan secara jelas agar dapat
diantisipasi.

2.2. JENIS-JENIS ALARM


Dalam sistem alarm ada beberapa istilah yang banyak digunakan pada
beberapa jenis alarm. Berikut jenis-jenis alarm besertaa fungsi dan kegunaannya :
2.2.1 Auto Lock/Unlock
Alarm dalam sistem ini bekerja berdasarkan sensor kerja mesin, saat
berada didalam mobil pintu akan mengunci secara otomatis dalam 5 detik
setelah mesin dihidupkan dan sebaliknya pintu akan membuka secara
otomatis dalam 5 detik setelah mesin dimatikan.
2.2.2 Remote Control Sensor By Pass
Fitur alarm ini merupakan pengembangan dari fitur auto lock/unlock.
Alarm ini mengendalikan sensor dengan remote control. Pintu tertutup dan
terbuka tidak secara otomatis namun diatur dengan remote yang bisa
dikendalikan.

3
2.2.3 Anti Scan/Anti Grab Prevention/Anti Kode Grabbing
Alarm ini mempunyai kemampuan mengantisipasi pembajakan nomor
kode dan frekuensi dengan cara remote control selalu mengirimkan kode
dan frekuensi yang berbeda ke sensor secara acak. Sehingga para pencuri
yang biasanya dapat menyadap kode tersebut pada saat remote control
diaktifkan akan mendapatkan data yang selalu berbeda.
2.2.4 Two Stage Shock Sensor/Dual Zone Shock Sensor
Alarm ini mempunyai sistem peringatan dini. Cara kerjanya, alarm
akan mengeluarkan bunyi peringatan bila terjadi gangguan berupa
guncangan. Bila peringatan pertama diabaikan dan gangguan tetap terjadi
barulah alarm akan berbunyi sekeras-kerasnya.
2.2.5 Automatic Disable Starter/Starter Disable Output
Alarm ini berfungsi sebagai senjata pelindung terakhir pada mobil.
Apabila pencuri nekat membobol kabin dan menjarah semua barang yang
ada didalam mobil maka saat mobil dipaksa dihidupkan relay auto starter
akan memutus arus listrik pada rangkaian pengapian sehingga mobil tidak
bisa dibawa kabur
2.2.6 Intrusion Alert With Memory/Led Sistem Status Indicator
Alarm ini mampu memberikan laporan kepada pemilik mobil
mengenai jenis gangguan yang pernah terjadi. Laporan diberikan dalam
bentuk kode yang berkedip pada lampu indikator di dalam kabin. Setiap
satu jenis kedipan lampu mewakili jenis gangguan yang berbeda

2.3. FUNGSI ALARM


Mengenai fungsi alarm juga sangat beragam fungsinya sesuai dengan
dimana alarm itu di pasang atau untuk apa alarm itu di buat. Dalam hal ini alarm
mobil berfungsi sebagai system keamanan dan peringatan. Kemanan dari
berbagai kemungkinan pencurian mobil. Dan peringatan dari berbagai

4
kemungkinan gangguan, misalnya saja ada orang yang iseng, terkena benturan
benda keras dan lain sebagainya.

2.3.1 Alarm Sebagai Sistem Pengaman


Bila kunci kontak pada posisi “OFF” semua pintu tertutup dan LED pada
kontrol unit alarm sudah berkedip-kedip berarti alarm siap bekerja, bila ada pintu
yang dibuka tanpa melalui remote atau pintu pengemudi ( dengan kunci ), maka
Sirine berbunyi tanda peringatan bersamaan dengan lampu yang berkedip-kedip
terus-menerus atau selang waktu tertentu. Begitu pula bila tape terlepas pada
kondisi tersebut di atas.

2.3.2 Alarm Sebagai Sistem Peringatan

Gambar 2.1. Rangkaian alarm sebagai sistem peringatan (Sumber :


https://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/otomotif/942-
rinson-sitanggang-mt)

Bila kunci kontak pada posisi “OFF” semua pintu tertutup dan LED pada
kontrol unitalarm sudah berkedip-kedip berarti alarm siap bekerja, bila body
kendaraan digoyang atau bergetar akibat pukulan, benturan, dll maka Sirine
berbunyi tanda peringatan bersamaan dengan lampu yang berkedip-kedip terus
menerus atau selang waktu tertentu
5
2.4. KOMPONEN SISTEM ALARM
2.4.1 Kunci Kontak

Gambar 2.2. Kunci kontak


(Sumber: dokumen pribadi)

Dalam rangkaian kelistrikan kendaraan kunci kontak berfungsi untuk


menyambung dan memutus arus litrik dari baterai ke sistem pengapian dan
sistem lainnya yang membutuhkan arus listrik dari baterai seperti sistem
penerangan, sistem pengisian, sistem AC dan sistem yang lainnya. Pada
sistem pengapian kunci kontak akan menghubungkan dan memutus arus ke
koil pengapian yang selanjutnya akan diteruskan sampai terjadinya percikan
bunga api pada ujung di setiap busi dengan urutan pengapian tertentu yang
biasa di sebut Firing order (FO). Dan dalam rangkaian sistem alarm, Kunci
kontak merupakan salah satu komponen yang berfungsi sebagai sumber input
sinyal kerja langsung ke Main Board berupa arus listrik yang bersumber dari
baterai pada saat kunci kontak dalam posisi ON. Sehingga arus listrik yang
mengalir dari baterai melalui kunci kontak akan diteruskan ke Control
Module dan pada ujungnya ke sirine

6
2.4.2 Modul Alarm

Gambar 2.3. Modul Alarm


(Sumber: dokumen pribadi)

Modul alarm ini adalah komponen elektronik yang berfungsi sebagai


pengolah data yang masuk dari beberapa sensor, di antaranya adalah sensor getar
dan sensor (switch) pintu. Dari data yang masuk itu kemudian di olah secara
elektronik. Hasil pengolahan data ini berupa perintah kepada actuator. Kalau
pada sistem alarm ini aktuatornya adalah sirine.
Sebagai contohnya adalah ketika ada getaran yang tidak wajar pada
mobil, misalnya saja tertimpa reruntuhan batang pohon maka sensor getar akan
mendeteksi dan mengirim data ke modul yang kemudian di olah secara
elektronik. Kemudian modul mengaktifkan sirine.

7
2.4.3 Remote Control

Pengembangan fungsi sistem centra lock adalah dipadu dengan adanya


remote control sebagai pengontrol penguncian pintu jarak jauh, atau lebih di
kenal dengan istilah keyless entry. Ditambahkan pula module sistem alarm yang
umumnya sudah menyatu dengan remote control. Dari semua fungsi tersebut
tidak lain hanyalah untuk memudahkan dan meningkatkan keamanan dan
kenyamanan dalam berkendara.

Gambar 2.4. Remote Kontrol


(Sumber: dokumen pribadi)

Ada dua jenis remote control pada sistem alarm, yang pertama infrarek (IR)
dan yang kedua radio frequency (RF). Remote control IR bekerja dengan cara
mengirimkan gelombang infra merah ke perangkat elektronik, sedangkan remote
control RF bekerja dengan cara yang sama namun menggunakan gelombang
radio.

8
Perbedaan diantara kedua jenis itu hanya pada masalah jangkauan. Remote
control IR dapat bekerja dengan baik jika tidak terdapat penghalang dengan jarak
jangkauan 9 meter. Sedangkan, remote control RF dapat melalui dinding dengan
jangkauan lebih jauh sekitar 30 meter.

Remot sistem alarm pada mobil merupakan remot control RF, remot mobil
bekerja dengan frekuensi yang dihubungkan melalui sebuah kode dari
transmitter. Sehingga, antara pemancar dan penerima harus memiliki kode yang
sama. Ketika menekan tombol remot, sama halnya menghidupkan pemancar dan
mengirimkan kode penerima, yakni alarm modul.

2.4.4 Battray

Gambar 2.5. Battray


(Sumber: dokumen pribadi)

Pada kendaraan, baterai berfungsi sebagai sumber arus untuk semua sistem
kelistrikan pada kendaraan. Pada saat mesin belum hidup baterai memberikan
energi listrik untuk sistem penerangan atau sistem lampu-lampu dan aksesoris.
Pada saat start, baterai berfungsi memberikan energi listrik untuk
memutarkan motor starter dan sistem pengapian selama start. Setelah mesin

9
hidup, baterai berfungsi untuk menerima dan menyimpan energi listrik yang
diberikan oleh sistem pengisian baterai.
Pada kondisi mesin hidup, hampir semua kebutuhan energi listrik pada
sistem kelistrikan kendaraan dipenuhi oleh sistem pengisian. Khusus pada
rangkaian Central Door Lock baterai berfungsi sebagai sumber arus utama yang
digunakan untuk mengaktifkan Control Module untuk mengaktifkan
komponen–komponen utama dan pendukung pada rangkaian Central Door Lock
secara menyeluruh.

2.4.5 Fuse

Gambar 2.6. Fuse


(Sumber: dokumen pribadi)

Fuse pada rangkaian kelistrikan Central Door Lock ini berfungsi


sebagai alat pengaman rangkaian dari arus berlebihan akibat hubungan
pendek maupun beban yang terlalu besar. Sekering untuk mobil umumnya
7 jenis. Warna oranye 5A,cokelat 7,5A, merah 10A, biru 15A, kuning 20A,
putih 25A dan hijau 30A. Sedangkan besarnya Ampere pada sekering bisa
dilihat pada kepala rumah sekering, satuan Ampere dari 2,5A hingga 50A.
Sekering yang umumnya digunakan pada mobil terdiri dari sekering tabung
/ gelas kaca dan sekering tancap model plastik. Untuk sekering plastik,

10
memiliki ciri khusus untuk membedakan besar kemampuan sekering
terhadap arus yang melewatinya. Ada banyak ukuran fuse yang bisa di gunakan
sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi dalam pemilihan ukuran tidak boleh
sembarangan, harus melalui proses penghitungan dengan rumus :
I = P/V
Keterangan
I : Besar arus (A)
P : Daya (W)
V : Tegangan (V)
Tidak cukup sampai di sini, untuk menjaga faktor aman maka fuse yang di
pilih adalah ukuran 2 kali dari hasil perhitungan di atas.

2.4.6 Lampu Peringatan

Gambar 2.7. Lampu Peringatan


(Sumber: dokumen pribadi)

Komponen ini, yaitu lampu peringatan di fungsikan sebagai peringatan


bahwa sedang ada hal yang terjadi pada mobil dan menyala ketika alarm
menyala, selain itu juga untuk tanda apakah pintu sudah terkunci atau tidak,
karena memang alarm ini satu system dengan central lock. Jadi cara kerja dari

11
lampu peringatan ini menyala ketika alarm menyala, dan ketika remot di tekan
lock misalnya, maka central lock berfungsi, alarm berbunyi dan lampu juga
menyala. Lampu ini sama dengan lampu tanda belok.

2.4.7 Sensor Getar

Gambar 2.8. Sensor getar


(Sumber : https://sea.banggood.com/id/FEYCH-Motorcycle-Motorbike-Scooter-Anti-theft-
Security-Remote-Vibration-Sensor-Alarm-p-1054935.html?cur_warehouse=CN)

Sensor Getar adalah sensor yang bekerja dengan cara merubah besaran
getaran menjadi besaran listrik dengan output sebesar 0,001mV. Sensor getar
atau Shock sensor akan mendeteksi getaran yang terjadi pada mobil yang
dipasang pada sistem alarm. Getaran yang diterima oleh sensor akan dianalisa
dan diteruskan ke modul alarm untuk membunyikan sirine berupa teriakan
ataupun peringatan saja. apabila sensor getar memiliki 2 tingkat kepekaan, maka
yang terjadi adalah sirine akan berbunyi peringatan (bukan berbunyi raungan)
jika getaran yang terdeteksi tidak terlalu kuat. Tetapi jika getaran yang diterima
kuat maka sirine akan berbunyi secara penuh yang menandakan adanya bahaya.

12
Sensor getar pada umumnya menggunakan sistim resonansi dengan alat
berupa lilitan per kecil atau jarum. Sensor getar jenis ini lebih di kenal dengan
istilah "false alarm" yaitu karena terlalu sensitif sehingga kadang salah
mendeteksi yang membuat orang tidak begitu menyukai akhirnya memilih untuk
tidak memasangnya atau menonaktifkan pada alarm mobil. ini merupakan sebuah
kekeliruan yang bisa berakibat fatal. Bayangkan saja jika ada seorang pencuri
membobol mobil dengan jalan memecahkan kaca, maka yang terjadi adalah
alarm tidak berbunyi.

2.4.8 Switch Pintu

Gambar 2.9. Switch pintu


(Sumber: dokumen pribadi)

Switch atau saklar ini terpasang di setiap pintu, fungsi dari switch ini
adalahuntuk mendeteksi pintu mobil sudah tertutup secara sempurna atau tidak.
Switch ini bekerja sebagaimana saklar pada umunya yaitu dengan cara memutus
dan menyambung arus Bila ditekan, hubungan arus akan putus, bila tidak
ditekan arus akan tetap terhubung. Data dari switch ini yang kemudian di olah
oleh modul alarm yang outpunya pada sirine akan berbunyi jika salah satu pintu
belum tertutup sempurna atau terbukan salah satunya.

13
2.4.9 Kabel

Gambar 2.10. Kabel


(Sumber: dokumen pribadi)

Komponen ini termasuk salah satu komponen terpenting dari rangkaian


system alarm. Karena komponen ini berfungsi untuk menghubungkan arus listrik
dari satu komponen ke komponen lainya. Bahan dari komponen ini adalah
tembaga atau kuningan

2.4.10 Sirine

Gambar 2.11. Sirine


(Sumber: dokumen pribadi)
14
Sirine ini manjadi bagian paling menonjol dari system alarm, semua orang
mudah untuk mengetahui komponen ini. Komponen ini berfungsi sebagai output
dari system alarm itu sendiri. Sirine ini berfungsi sebagai sumber getaran
bunyi/suara. Tentu bekerjanya sirine ini atas control dari beberapa komponen
lainya.

2.5. WIRING DIAGRAM


2.5.1 Wiring Diagram Alarm Avanza 1.5

Gambar 2.12. Wiring Diagram Alarm Avanza 1.5


(Sumber: dokumen Auto 2000)

a. Pada mobil avanza ini modul central lock dan alarm digabung menjadi
satu, maka tidak ada terminal kusus yang menghubungkan antara
modul alarm dan modul central lock sepertihalnya sistem alarm pada
after market. Prosesnya langsung jadi satu yang di proses secara
elektronik.

15
b. Modul alarm memperoleh sumber arus listrik utama dari baterai
dengan tegangan 12 Volt masuk pada terminal 1 dan masa pada
terminal 3. Selain menerima arus dari batrey 12 volt modul juga
menerima arus dari kunci kontak IG pada terminal 20
c. Modul menerima sinyal dari sensor (switch) pintu melalui terminal 22
dan juga menerima sinyal dari ECU pada terminal 23.
d. Modul menerima sinyal juga dari kap mobil melalui terminal 26
e. Ada beberapa output dari modul, terminal 5 output untuk horn,
terminal 2 untuk sirine, terminal 10 untuk hazard, dan terminal 18
untuk LED sebesar 5 volt

2.5.2 Wiring Diagram Alarm After Market Merk GIO

Gambar 2.13. Wiring Diagram Alarm After Market Merk GIO


(Sumber : Manual Instruction alarm GIO)

a. Modul alarm memperoleh sumber arus listrik utama dari baterai


dengan tegangan 12 Volt masuk ke modul melalui kabel merah dan
massa melalui kabel hitam
16
b. Modul alarm juga menerima arus litrik dari kunci kontak (ACC)
melalui kabel white (putih) sebagai kontrol
c. Modul alarm mendapatkan sinyal dari centra door lock melalui kabel
white (+) dan melalui kabel white/black (-)
d. Modul alarm menerima sinyal dari sensor (switch) pintu melalui kabel
blue (biru)
e. Kemudian output dari modul ke lampu sein kanan dan kiri melalui
kabel coklat
f. Output dari modul ke sirine melalui kabel pink

2.5.3 Perbedaan Wiring Diagram Avanza 1.5 Dan Wiring Diagram After Market
a. Modul alarm dan central lock untuk avanza jadi satu sedangkan after
market terpisah.
b. After market tidak ada input dari kap mobil (hood switch)
c. Output lampu peringatan avanza langsung satu jalur dengan sklar
hazard dengan satu kabel sedangkan after market di hubungkan 2 kabel
lampu sein kanan dan sein kiri.
d. Pada avanza ada input dari ECU sedangkan after market tidak

2.6. PERAWATAN DAN PERBAIKAN PADA SISTEM ALARM


Sepertihalnya pada sistem AC, sistem pengapian, sistem pembakaran, dan
penerangan yang membutuhkan perawatan atau perbaikan apabila terjadi
kerusakan, sistem alarmpun juga demikian. Tujuan dari adanya perawatan ini
tidak lain adalah untuk menjaga kondisi sistem alarm tetap sebagaimana
fungsinya, yaitu sebagai sistem keamanan dan peringatan. Beberapa hal yang
bisa di lakukan untuk perawatan sistem alarm ini sebagai berikut :
1. Membaca buku panduan sistem alarm
2. Mengganti batrey remot secara rutin, jangan sampai kehabisan.

17
3. Hindarkan remot pada lingkungan yang lembab atau basah.
4. Apabila ada kerusakan serahkan kepada ahlinya untuk memperbaiki
Adapun beberapa permasalah yang sering terjdi pada sistem alarm dan cara
perbaikanya sebagai berikut :
1. Dalam mode aktif, sistem alarm terkadang mendeteksi getaran palsu
sehingga sirine berbunyi. Hal ini terjadi karena tingkat sensitifitas sensor
getar alarm yang tinggi. Untuk itu cara memperbaikinya adalah dengan
cara memutar tombol sensor berlawanan dengan arah jarum jam untuk
merendahkannya. Apabila yang terjadi sebaliknya, maka lakukan hal
sebaliknya pula.
2. Setelah sistem alarm diaktifkan selama 10 detik, sirine berbunyi tanpa
henti. Meskipun telah dicoba untuk menghentikannya dengan remote
control. Maka hal pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa
apakah pintu kendaraan semuanya dalam keadaan tertutup. Periksalah
apakah kabel sensor pintu telah terpasang secara benar, bila tidak,
betulkan pemasangan kabel sensor pintu
3. Remote control tidak dapat digunakan untuk mengunci atau membuka
pintu. Jika ini terjadi maka hal pertama yang harus di lakukan adalah
memeriksa apakah sistem centra lock dapat bekerja dengan benar atau
tidak. Periksalah kembali apakah terdapat koneksi yang longgar atau
salah pasang antar modul utama alarm dan centra door lock. Jika longgar
maka lakukan perbaikan.

18
BAB III
PERANCANGAN PRODUK
3.1. DIMENSIAL

Gambar 3.1. Rancangan Kerangka Trainer Tampak depan


(Sumber: dokumen pribadi)

19
Gambar 3.2. Rancangan Kerangka Trainer Tampak Samping
(Sumber: dokumen pribadi)

20
Seperti yang tertera pada gambar trainer kelistrikan body sistem alarm ini
memiliki ukuran p × l × t yaitu 100 × 60 × 165 cm. Rangka trainer sistem alarm
ini dibuat dari dari besi kotak dan besi siku 4 cm ×4 cm. Untuk lebih
memudahkan dalam penggunaan trainer ketika di pembelajaran maka trainer ini
dilengkapi dengan 4 buah roda caster wheel 3”. Kemudian untuk penempatan
komponen sistem alarm dipasang pada papan berbahan dari triplek yang telah
ditempel gambar wiring diagram kelistrikan sistem alarm. Ukuran dari papan
triplek ini adalah p × l yaitu 100 × 75 cm.

3.2. PEMBUATAN
3.2.1 Metode Yang Digunakan
Trainer sistem alarm ini adalah alat peraga atau media pembelajaran untuk
pembelajaran kelistrikan body sistem alarm. Untuk itu trainer yang di buat, cara
kerjanya harus sama dengan apa yang ada di lapangan, kendaraan asli. Setiap
komponen dari sistem alarm ini di pasang pada papan triplek yang sudah di
tempel dengan gambar wiring diagram. Kemudian komponen yang di pasang
secara terpisah ini di berikan terminal masing masing yang nantinya para
mahasiswa di suruh merakit dari semua komponen yang terpasang hingga alarm
bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
Metode sangat di perlukan dalam melakukan perancangan trainer sistem
alarm ini. Berikut metode perancangan media pembelajaran sistem alarm :
a. Studi literature
Hal pertama yang harus lakukan dalam perancang ini adalah mencari
literatur atau referansi yang terkait dengan sistem sistem alarm yang akan
dirancang. Literature atau referensi diperlukan sebagai teori untuk membuat
perancangan sistem sistem alarm tersebut, terutama literatur atau referensi
yang berhubungan dengan alat yang akan dirancang. Beberapa materi yang

21
terkait dengan perancangan sistem sistem alarm secara garis besar dapat
dijelaskan sebagai berikut:
 Pemahaman terhadap komponen-komponen sistem alarm yang akan
dibuat.
 Pemahaman terhadap cara kerja sistem sistem alarm yang akan dibuat.
 Pemahaman tentang perlatan yang dibutuhkan.
b. Membuat perancangan awal (draft design).
Pada tahap ini, penulis melakukan perancangan desain awal trainer
sistem alarm yaitu menentukan dimensi trainer, menentukan alat bahan
bahan yang di butuhkan untuk perancangan.
c. Memilih komponen
Komponen yang dipilih haruslah yang sesuai dengan spesifikasi trainer
sistem alarm yang akan dibuat. Setelah membuat rancangan awal (draft
design) trainer sistem alarm yang akan dibuat. Langkah selanjutnya adalah
memilih dan mencari komponen utama maupun komponen pendukung
dalam pembuatan trainer sistem alarm. Hal penting untuk diperhatikan
adalah spesifikasi dari komponen- yang dibutuhkan harus sesuai dengan
rancangan awal pembuatan dan perhitungan yang telah dibuat.
d. Perakitan
Setelah memilih komponen-komponen yang sesuai dengan spesifikasi
trainer sistem alarm yang akan dibuat, maka langkah selanjutnya adalah
perakitan komponen-komponen tersebut menjadi sebuah trainer alarm yang
sesuai dengan perencanaa awal (draft design). Pada tahap ini skill
mempunyai peranan yang sangat penting, karena dibutuhkan pemahaman
yang dalam di bidang otomotif.

22
e. Pengujian.
Setelah semua komponen selesei di rakit maka langkah terkhir yang harus
dilakukan adalah pengujian atau percobaan. Hal ini penting untuk melihat
apakah perakitan komponen yang dilakukan sudah benar atau belum.

3.2.2 Alat dan Bahan


Dalam proses pembuatan media pembelajaran kelistrikan alarm, hal yang
tidak boleh di lupakan adalah mempersiapkan alat-alat dan bahan yang akan
digunakan pada proses pembuatan trainer.
Adapun kebutuhan alat sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kebutuhan Alat
No. Nama Alat Jumlah
1 Bor 1 buah
2 Gerinda tangan 1 buah
3 Kikir 1 buah
4 Obeng set 1 set
5 Tang potong 1 buah
6 Kunci ring 1 set
7 Kunci pas 1 set
8 Unit las 1 set
9 Solder 1 buah
10 Roll kabel 1 buah
11 AVO meter 1 buah
12 Tes lamp 1 buah
13 Spray gun 1 buah
14 Kompresor 1 buah
15 Scrap dempul 1 buah

23
16 Mistar siku 1 buah
17 Mistar baja 1 buah
18 Palu 1 buah
19 Gergaji besi 1 buah
20 Tank rivet 1 buah

Adapun kebutuhan bahan sebagai berikut:


Tabel 3.2 Kebutuhan bahan
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1 Central door lock Universal 1 set
2 Kunci kontak Universal 1 buah

3 Accumulator (baterai) Universal 1 buah

4 Kabel baterai Universal 2 meter


5 Fuse (sekering) Blade 2 buah

6 Box fuse Universal 2 buah

7 Besi persegi 4×4 4 buah


8 Besi siku 4×4 4 buah

9 Jack banana Universal 57 buah

10 Skun banana Universal 30 pasang


11 Solasi bakar Universal 1 buah

12 Amplas Universal ½ meter

13 Stiker wiring diagram - 1 buah


sistem central door lock
14 Triplek 3 mm 1 buah

15 Rivet Universal 10 buah

16 Roda Caster wheel 3” 4 buah


17 Cat 1 buah

18 Pernis 1 buah

19 Elektroda 1 set

24
20 Kabel Diameter 1,5 mm 30 meter

21 Baut Ukuran 12 16 buah

22 Mur Ukuran 12 16 buah

3.2.3 Langkah-Langkah Pembuatan


a. Proses Pembuatan dan Pengecatan Kerangka Trainer
Pembuatan rangka trainer media pembelajaran central door lock ini
menggunakan bagan besi persegi 4×4 dan tebal 2 mm. Pembuatan frame
menggunakan besi siku 4×4 dengan tebal 4×4. Menggunkaan bahan
tersebut untuk mempertimbangkan lebih kuat dan rapih.
Adapun langkah-langkah pembuatan rangka media pembelajaran central
door lock adalah sebagai berikut:
1. Memotong besi persegi sesuai dengan kebutuhan
 165 cm sebanyak 4 buah
 100 cm sebanyak 7 buah
 60 cm sebanyak 2 buah
 15 cm sebanyak 4 buah
2. Memotong besi siku untuk dudukan bidang media pembelajaran
 100 cm sebanyak 4 buah
 92 cm sebanyak 2 buah
 67 cm sebanyak 2 buah
 60 cm sebanyak 4 buah
 20 cm sebanyak 4 buah
3. Menyambung potongan besi menggunakan las
Penyambungan besi persegi sebagai rangka dan besi siku sebagai
dudukan papan bidang dudukan komponen menggunkan metode
pengelasan. Dalam hal ini digunakan las listrik. Hal tersebut
bertujuan untuk mendapatkan hasil yang rapi dan kuat.
25
4. Penghalusan permukaan rangka
Proses ini dilakukan untuk mendapatkan permukaan rangka yang
halus agar hasil pengecatan juga baik. Selain itu juga unntuk
membersihkan kotoran maupun hasil pengelasan yang kurang baik.
5. Melubangi rangka
Proses ini dilakukan untuk memberi lubang pada beberapa bagian
sebagai tempat baut untuk dudukan dan pengikat papan triplek
dengan rangka.
6. Mengecat rangka
Proses ini merupakan proses terakhir dari pembuatan rangka media
pembelajaran sistem central door lock. Proses pengecatan ini
diawali dari pembersihan permukaan rangka dari semua kotoran
dan karat. Kemudian dilkaukan proses pengecatan.
b. Proses Pembuatan Bidang Dudukan Komponen Central Door Lock
Bidnag dudukan komponen central door lock dibuat dari
triplek putih dengan tebal 3 mm dan ukuran 75×100 cm. Proses
pembuatan bidang dudukan komponen central door lock sebagi
berikut:
1. Memotong triplek sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
Pemotongan triplek ini menggunakan gerinda tangan.
2. Menggabungkan papan triplek dengan rangka besi siku dengan
dengan cara di-rivet.
3. Menempelkan stiker wiring diagram kelistrikan central door lock
pada triplek.
4. Membuat lubang-lubang yang diperlukan sebagai tempat dudukan
jack banana connector dan komponen-komponen sistem
kelistrikan central door lock. Hal ini dilakukan menggunakan bor
tangan dan dirapihkan menggunakan kikir halus.

26
c. Proses Perakitan Media Pembelajaran
1. Memasang triplek pada rangka dengan baut dan mur 10 mm.
2. Memasang aktuator central door lock pada sisi sesuai dengan
layout.
3. Menempelkan modul dan main board pada triplek sesuai dengan
layout.
4. Memasang komponen-komponen yang diperlukan, seperti
fuseblelink, saklar, dan kunci kontak.
5. Memasang jack banana conector pada lubang-lubang yang telah
dibuat.
6. Menghubungkan kabel dari masing-masing komponen ke jack
banana conector menggunakan solder.
3.3. WIRING PRODUK

Gambar 3.3 Desain tampilan trainer


(Sumber : Dokumen pribadi)

27
Keterangan :
 30 : Plus batray 12 volt
 31 : Massa
 R (Red) : Input modul alarm 12 volt
 Blk (black) : Massa modul
 P (Pink) : Output modul alarm dan input sirine

1. Tegangan dari batray 12 volt di alirkan ke modul pada alarm melewati


fuse
2. Kemudian masa modul dengan kode terminal blk (black) di hubungkan
dengan terminal 31 di batray
3. Terminal dengan kode P (pink) sebagai ouput dari alarm di hubungkan
dengan positif sirine dengan kode S
4. Dan kode 31 (massa) sirine di hubungkan ke 31 batray

28
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. LANGKAH-LANGKAH MERANGKAI ALARM
a. Persiapan alat dan bahan
 Baterai 12 volt
 Trainer kelistrikan sistem Alarm
 Kabel jack
 Avometer
 Test lamp

b. Merangkai Trainer Kelistrikan Alarm


 Menyiapkan semua bahan dan peralatan yang di butuhkan, tempatkan pada
tempat yang sekiranya mudah untuk di jangkau dan memudahkan dalam
merangkai.
 Selanjutnya hubungkan kabel positif pada kode trainer 30 ke terminal
batray. Kemudian untuk masa batray hubungkan dengan kabel yang pada
trainer di berikan kode 31.
 Kemudian dari terminal 30 batray di hubungkan dengan fuse 15 ampere
 Dari fuse 15 ampere di hubungkan ke terminal R (Red) pada modul alarm
 Kemudian dari terminal P (pink) pada modul alarm di hubungkan ke
terminal S pada sirine sebagai input dari sirine
 Lalu temudian massa batray dari terminal 31 di hubungkan pada terminal
blk (black) pada modul alarm
 Terminal 31 pada sirine di hubungkan pada terminal 31 pada batray

4.2. PERAWATAN
Untuk menjaga fungsional media pembelajaran sistem kelistrikan alarm
agar tetap maksimal, maka diperlukan perawatan sebagai berikut:
29
a. Perawatan pada batray ini di perlukan untuk menjaga arus pada batray
tetap maksimal. Perawatan bisa dilakukan dengan cara mencharger batray
setelah di gunakan. Mengisi cairan elektrolit ketika sudah melewati garis
low atau minimal tepat pada garis low. Mengecek kondisi fisik batray dari
kerusakan sebelum di gunakan dan setelah di gunakan.
b. Perawatan kerangka trainer bertujuan untuk menjaga rangka tetap koko
menopang komponen dari sistem kelistrikan alarm ini. Perawatan di
lakukan dengan cara menempatkan trainer di tempat yang terhindar dari
panas secara langsung dan kelembapan, karena dapat mengakibatkan
kerangka berkarat.
c. Perawatan kabel ini bertujuan untuk menjaga kabel agar tetap maksimal
di gunakan. Perawatan ini di lakukan dengan cara mengembalikan kabel
ke tempat yang sudah di sediakan misalnya saja di loker yang ada pada
trainer karena rawan hilang.
d. Perawatan roda ini di maksudkan untuk menjaga agar trainer bisa di
pindahkan secara mudah, hal ini sangat penting untuk menunjang pada
kegiatan pembelajaran
e. Perawatan pada komponen sistem kelistrikan alarm, hal ini sangat penting
untuk di lakukan. Perawatan ini di lakukan dengan cara memeriksa semua
komponen sebelum melakukan praktikum atau pun setelah melakukan
praktikum. Pemeriksaan ini bisa di lakukan secara visual saja atau dengan
menggunakan avometer bila dibutuhkan.

4.3. KEAMANAN
a. Ketika praktikum wajib menggunakan fuse 15 Ampere. Hal ini bertujuan
untuk menghindari konsleting akibat kabel yang tidak sengaja
bersinggungan ataupun ketika salah merangkai. Karena bila hal itu terjadi

30
dapat mengakibatkan kerusakan komponen sistem alarm. Penting juga
untuk selalu mengikuti petunjuk praktikum yang ada.
b. Menjaga keamanan trainer dan papan triplek dengan tujuan untuk
menjaga trainer agar tetap kokoh menopang komponen sistem kelistrikan
alarm. Hal ini dilakukan dengan cara menyimpan trainer di ruangan yang
datar serta terhindar dari panas matahari dan kelembaban udara karena
dapat menyebabkan kerangka berkarat dan papan triplek terkelupas
c. Gunakan baterai/accumulator tegangan 12 volt. Jangan lebih dari itu
karena dapat merusak komponen sistem alarm, terutama modul alarm
d. loker trainer di buat hanya diperuntukan untuk menyimpan kabel dan
komponen lainnya yang memiliki beban kecil. Jangan menyimpan benda
benda berat pada loker, semisal batray.

31
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Setelah selesai mengerjakan Perancangan Mesin Otomotif dengan judul
”Perancangan Alarm Untuk Media Pembelajaran Praktek Kelistrikan Bodi”.
sampai dengan akhir penyusunan laporan ini maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Perancangan ”Perancangan Alarm Untuk Media Pembelajaran
Praktek Kelistrikan Bodi”. membuat draft design/ sket awal, perencanaa
perhitungan spesifikasi produk, perencanaan material produk, menjelaskan
prinsif kerja dan langkah-langkah dalam pembuatan produk.
2. Proses pemasangan alarm yang efektif sesuai perencanaan awal ( draft
design ) yaitu dengan melakukan proses pengerjaan sesuai dengan konsep
rancangan awal yang sudah ditentukan meliputi penyedian bahan yang
akan dipasang sampai dengan tahap akhir melakukan proses pemasangan.
Oleh karena jika proses pemasangan dilakukan sebelum menentukan dan
merancang tata letak pemasangan, maka akan membutuhkan waktu yang
cukup lama dan belum tentu benar sehingga akan dapat memperpanjang
waktu pemasangan.
5.2. SARAN
Saran-saran untuk penyempurnaam pemasangan jika akan menambahkan
sistem pengamanan sistem alarm pada mobil maka hal itu sebagai berikut :
1) Bagi mahasiswa atau pihak-pihak yang ingin memasang sistem keamanan
yang sama sebaiknya menambahkan komponen teknologi terbaru.
2) Untuk perancangan selanjut pada sistem alarm yang digunakan sebagai media
pembelajaran di Universitas Negeri Malang Fakultas Teknik Jurusan Teknik
Mesin, maka bisa membuat dengan menggunakan teknologi yang terbaru
sesuai dengan perkembangan zaman.

32
DAFTAR RUJUKAN
Admin. 2014. Cara Kerja Sistem Kelistrikan Alarm , Central Lock, Power Window
dan Power Mirror (Online)
http://www.trainersmk.net/2014/12/cara-kerja-sistem-kelistrikan-
alarm.html

Admin. … . Bike Scooter Anti Pencurian Keamanan Remote Sensor Getaran Alarm
(Online)
https://sea.banggood.com/id/FEYCH-Motorcycle-Motorbike-Scooter-Anti-
theft-Security-Remote-Vibration-Sensor-Alarm-p-1054935.html?cur_warehouse=CN

A Tranter.1999.Automobile Electrical & Electronic Systems.

Buntarto. 2015. Sistem Alarm, Central Lock Dan Power Window Mobil. Yogyakarta
: PT. Pustaka Baru
Sitanggang, Rinson.2014. Komponen central lock /power window dan cara kerjanya
(Online)
https://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/otomo
tif/942-rinson-sitanggang-mt

Tom Denton. 2004. Automobile Electrical & Elecrtonics Systems. London

33
Lampiran 1 Dokumentasi

Gambar hasil pembuatuatan krangka

34
Gambar papan trainer central lock dan alarm

35
Gambar rangka dan papan trainer sentral lock dan alarm
36

Anda mungkin juga menyukai