Teologi PB Bahan PDF
Teologi PB Bahan PDF
SILABUS
I. IDENTITAS
II. DESKRIPSI
Mata kuliah ini memperlengkapi mahasiswa dengan pemahaman tentang latar belakang dunia
Perjanjian Baru, kanonisasi dan introduksi tiap-tiap kitab Perjanjian Baru, serta teologi kitab-
kitab Perjanjian Baru dari Matius s/d Wahyu.
X. MEDIA
Alat Tulis, White Board, Laptop, LCD Proyektor.
XI. KEPUSTAKAAN
a. A Biblical Theology of the New Testament. Peny. Roy B. Zuck. Malang: Gandum Mas,
2011.
b. Baxter, J. Sidlow. Menggali Isi Alkitab: Matius-Kisah Para Rasul. Jilid 3. Jakarta:
Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2008.
c. Baxter, J. Sidlow. Menggali Isi Alkitab: Roma-Wahyu. Jilid 4. Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih, 2008.
d. Chapman, Adina. Pengantar Perjanjian Baru. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1993.
e. Drane, John. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar Historis-Teologis. Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2005.
f. Duyverman, A. E. Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1981.
g. Guthrie, Donald. Teologi Perjanjian Baru 1, 2, 3. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995.
h. Morris, Leon. Teologi Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 2006.
i. Packer, J. I, Merrill C. Tenney, dan William White, Jr. Dunia Perjanjian Baru. Malang:
Gandum Mas, 2004.
j. Tenney, Merrill C. Survei Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 2006.
k. Tulluan, Ola. Introduksi Perjanjian Baru. Malang: Departemen Literatur YPPII, 1999.
Catatan:
Tidak diperkenankan absent lebih dari 2 kali (kecuali kasus khusus). Apabila absent karena
sakit, harus menyerahkan surat keterangan sakit dari dokter.
Dinyatakan gagal (tidak lulus) apabila: Menyontek (ujian), copy tugas mahasiswa lain, tidak
mengumpulkan tuntutan tugas yang diminta. Dan nilai dibawah C (61-65)
Tidak diperkenankan terlambat masuk kelas dengan alasan apapun (Apabila kelas sudah
dimulai tidak diizinkan masuk jika terlambat dan dihitung absent).
1
KANON PERJANJIAN BARU
I. PENGERTIAN KANON
Kata kanon berasal dari kata Yunani kanon, artinya buluh. Karena pemakaian
―buluh‖ dalam kehidupan sehari-hari jaman itu adalah untuk mengukur, maka kanon juga
berarti sebatang tongkat/kayu pengukur atau penggaris.
Namun pada abad ke 4 Athanasius memberikan arti teologis bahwa kanon dipakai
untuk menunjuk kepada Alkitab. Sehingga artinya adalah: Daftar naskah kitab-kitab dalam
Alkitab yang berjumlah 66 kitab, yang telah memenuhi standard peraturan-peraturan tertentu
yang diterima oleh Gereja Tuhan sebagai kitab-kitab Kanonik yang diakui diinspirasikan oleh
Allah dan memiliki otoritas penuh dan mutlak terhadap iman Kristen dan perbuatannya.
1. Daftar Marcion
Daftar buku PB yang tertua disusun di Roma pada tahun 140 M oleh seorang bidat
yang bernama Marcion. Menurut Marcion kitab PL harus ditolak dan juga kitab-kitab PB
yang dipengaruhi oleh Yudaisme, karena menurutnya Allah PL mempunyai status yang
lebih rendah dari Allah yang dinyatakan dalam diri Kristus. Itu sebabnya kanon Marcion
hanya terdiri dari 2 bagian:
1. Kitab Injil Lukas (Injil yang tidak dipengaruhi oleh Yudaisme)
2. 8 Surat Paulus (3 Surat Penggembalaan tidak dimasukkan), yaitu: 1 & 2 Korintus,
Efesus (Laodikia), Filipi, Kolose, 1 & 2 Tesalonika, Filemon.
2. Daftar Muratori
Daftar lain yang lebih muda dikenal dengan sebutan "Fragmen Muratori", berasal
dari Roma pada akhir abad dua. Pada daftar kanonnya dimasukkan:
1. Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul.
2. 9 Surat Paulus kepada Jemaat dan 4 kepada perorangan.
3. 2 Surat Yohanes, Wahyu Yohanes dan Wahyu Petrus (kitab dari apokrifa).
yang diinspirasikan oleh Allah. Ditambah lagi dengan fakta bahwa kita-kitab tersebut telah
umum digunakan oleh gereja-gereja saat itu.
2
KITAB-KITAB PERJANJIAN BARU
I. NAMA
Nama Perjanjian Baru berasal dari bahasa Latin Novum Testamentum. Istilah
Testament atau covenant (bhs. Inggris) ini, artinya persetujuan antar dua pihak yang
mengikat, lebih kuat dari hanya sekedar janji.
Bahasa Yunani dari Perjanjian Baru adalah He Kaine Diatheke, artinya pesan atau
wasiat terakhir, yang melibatkan dua belah pihak dan sifatnya mengikat dan tidak dapat
diubah. Oleh karena itu makna kata "Perjanjian Baru" disimpulkan sebagai perjanjian tertulis
yang merupakan wujud persetujuan/kesepakatan yang baru antara Allah dan manusia melalui
Kristus.
II. ISI
Isi dari Perjanjian Baru adalah penyataan rahasia janji Allah yang baru yang
diwujudkan dalam catatan tentang kata-kata/pengajaran Yesus dan pada pengikut-Nya.
Catatan ini terdiri dari 27 buku, yang ditulis dalam kurun waktu 45-50 tahun, ditulis oleh 8-9
orang penulis (berbangsa Yahudi kecuali Lukas). Pengelompokan isi Perjanjian Baru dapat
dibagi sbb.:
Galatia
Efesus
Filipi
Kolose Paulus
I Tesalonika
II Tesalonika
I Timotius
II Timotius
Titus
Filemon
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Surat Umum Ibrani Anonim
Yakobus Yakobus
I Petrus Petrus
II Petrus Petrus
I Yohanes Yohanes
II Yohanes Yohanes
III Yohanes Yohanes
Yudas Yudas
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Kitab Nubuatan Wahyu Yohanes
IV. PERIODE PB
Penempatan susunan kitab-kitab dalam Alkitab tidaklah sesuai dengan urutan usia
penulisannya, tetapi kronologi peristiwanya. Untuk memudahkan penyelidikan, masa dalam PB
dapat dibagi menjadi 3 periode waktu:
1. PERIODE KELAHIRAN (5 SM – 30 M)
Masa perkembangan karya kerasulan, khususnya pelayanan Rasul Paulus kepada jemaat
non-Yahudi.
Masa ini (60-100 M) tidak banyak diketahui, tapi yang jelas banyak tulisan-tulisan para
Rasul dan juga kitab Injil yang baru beredar pada tahun-tahun ini.
3
INJIL MATIUS
I. PENULIS – MATIUS
Ada banyak nama "Matius" dalam kitab PB, tapi Matius yang dikenal sebagai penulis
Injil Matius adalah bekas pemungut cukai, anak Alfeus yang dipanggil Tuhan Yesus menjadi
muridNya seperti tertulis dalam Mat. 9:9; 10:3; Mar. 2:14; Luk. 5:27. Dan oleh Markus dan
Lukas ia disebut sebagai seorang Lewi.
Pemungut cukai adalah pengumpul pajak untuk pemerintah Roma, yang biasa
dilakukan dengan jalan memeras, karena ia memungut uang pajak yang lebih besar daripada
yang seharusnya. Dan dari situlah pemungut cukai mendapatkan uang untuk hidupnya. Itu
sebabnya Matius pada mulanya tidak disukai oleh orang-orang Yahudi (Mat. 9:9-13; Mar. 2:14-
17; Luk. 5:27-32).
Walaupun biasanya ahli kritik Alkitab mempercayai dan mengikuti tradisi dari Bapak-
bapak Gereja (Papias, Ireneus, Eusibius) bahwa penulis Injil ini adalah Matius anak Alfeus, tapi
sekarang, berdasarkan beberapa pengamatan tentang masalah sumber-sumber Injil Sinoptik,
ada keraguan khususnya sehubungan dengan sumber yang dipakai Matius; kalau memang
Matius Alfeus mengapa ia harus mengandalkan orang lain (Markus) yang bukan saksi
mata/murid Tuhan dalam menuliskan bukunya.
Hal lain yang menjadi keraguan adalah, Matius, sebagai seorang pemungut cukai, pasti
bergaul banyak dengan orang-orang non-Yahudi, tetapi jelas terlihat dari isinya Injil Matius
ditujukan kepada orang-orang Yahudi, sehingga menjadi pertanyaan apakah mungkin ada
Matius yang lain. Perdebatan tentang penulis Injil ini masih berlangsung terus, tetapi pendapat
berikut ini masih memberikan dukungan yang kuat dalam perdebatan:
a. Matius telah mengikuti Yesus selama tiga tahun, sehingga pengalaman dan pengenalannya
terhadap Yesus pastilah cukup banyak.
b. Latar belakang Matius sebagai seorang yang cukup berpendidikan memungkinkan hasil
penulisan yang sistematis seperti Injil Matius ini.
c. Kalau Matius bukan penulis Injil Matius tapi ada orang lain yang memakai namanya, maka
sulit diterima karena Matius bukanlah rasul yang terkenal, sehingga tidak ada alasan untuk
melakukan hal itu.
Matius adalah seorang Yahudi, tetapi keterbukaannya dalam mengungkapkan tentang
kegagalan Israel dan para pemimpin agamanya (Mat. 23:1-36) dan juga berita-berita misinya
kepada bangsa-bangsa lain (Mat. 28:16-20), memberikan indikasi bahwa Matius mengenal
dunia non-Yahudi dengan baik.
Di samping itu beberapa hal yang pasti dapat diketahui mengenai penulis kitab ini,
seperti:
a. Pengetahuannya mengenai angka-angka tampak dari seringnya ada sebutan tentang:
Uang, Perhatiannya pada jumlah uang yang besar (18:24; 25:15), Minatnya secara umum
pada statistik (1:17)
b. Tentulah dia seorang yang memahami kitab Perjanjian Lama. Hal ini dapat terlihat dari
pokok-pokok, istilah-istilah Perjanjian Lama yang digunakannya, seperti: Kota kudus,
tempat kudus (4:5; 24:15; 27:53); Anak Daud (1:1, 20; 9:27; 12:23; 15:22; 20:30-31;
21:9, 15; 22:42, 45); Penggenapan Nubuatan Perjanjian Lama (1:22; 2:5, 15; 2:17, 23;
4:14; 12:17; 13:35; 21:4, 42; 26:31, 54, 56; 27:9, 10); Kehidupan orang Yahudi (15:1, 2;
27:62); Hukum Musa (5:17-19; 5:21, 27, 33, 38, 43; 7:12; 11:13; 12:5; 15:6; 22:36, 40;
23:23); Tokoh-tokoh Perjanjian Lama: Daud (1:1), Elia (11:14), Hamaba dalam Yesaya
42:1-4 (12:15-21), Yunus (12:41); Salomo (12:42).
Namun ada juga pendapat yang memperkirakan tahun penulisan Injil ini adalah setelah tahun
70M, khususnya kalau menafsirkan Mat. 22:7; 24:3-28, sebagai bahan yang mengacu pada
peristiwa jatuhnya Yerusalem. Tempat penulisannya juga merupakan perkiraan, yaitu di
Antiokia. Alasan untuk hal ini adalah karena tulisan seperti Injil Matius ini banyak terdapat di
antara jemaat Siria Yahudi.
III. PEMBACA/PENERIMA
Banyak istilah-istilah yang dipakai dalam Injil Matius yang hanya mungkin dimengerti
oleh orang-orang Yahudi, misalnya "Mesias", "Anak Daud", ―Kerajaan Surga‖, dll. Juga dari
isinya yang banyak mengutip PL tentang penggenapan nubuatan Mesias, jelas terlihat bahwa
penulis menujukan Injil ini untuk orang-orang percaya yang sudah mengenal kitab Perjanjian
Lama. Namun demikian tidak menutup kemungkinan Matius juga menujukan ini kepada orang
non-Yahudi, karena ada berita misi "kabar baik" kepada bangsa-bangsa lain.
Kondisi pada waktu itu umat pengikut Kristus merasa dipojokkan oleh orang Yahudi
dan agak diasingkan. Namun di sisi laian mereka ingin menjangkau orang yang berlatar
belakang agama Yahudi. Banyak di antara orang Israel menolak Yesus dan kerajaan-Nya.
Mereka tidak mau percaya karena Yesus datang sebagai Mesias yang rohani, bukan sebagai
Mesias dalam pengertian politis.
V. TEMA UTAMA
A. Injil Kerajaan
Matius mengungkapkan secara jelas bahwa kedatangan Mesias adalah untuk
menggenapkan nubatan nabi-nabi PL. Hal ini ditunjukkan melalui pengajaran dan
perkataan Tuhan Yesus yang dicatat oleh Matius. Istilah ―Kerajaan Surga‖ berulang-ulang
kali disebutkan dengan maksud menunjukkan bahwa Kristus adalah Raja dan Kerajaan-Nya
akan nyata di antara bangsa-bangsa.
VI. CATATAN
A. Bahasa Asli
Hal lain yang masih sering dimasalahkan adalah tentang bahasa asli yang dipakai
Matius dalam Injilnya. Dari catatan sejarah, Papias menulis bahwa Matius menuliskan Injil
ini dalam bahasa Aram kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Yunani oleh orang-orang
masa itu secara serampangan (sebisanya). Ireneus juga menuliskan bahwa Matius menulis
sebuah Injil untuk orang Yahudi dalam bahasa daerah mereka.
Pendapat kedua Bapak Gereja itu mendapat banyak tantangan karena hasil
terjemahan yang serampangan sulit bisa menghasilkan bahasa Yunani yang baik seperti
yang terdapat dalam Injil Matius sekarang. Dan kemungkinan besar bahasa Aram pada
saat itu sudah tidak populer, bahkan sudah tidak dipakai lagi.
4
INJIL MARKUS
I. PENULIS – MARKUS
Selama dalam pelayanannya Tuhan Yesus dan murid-muridNya telah dibantu oleh
sahabat-sahabat seiman, baik itu berupa jamuan makan maupun tempat untuk bermalam. Di
antara sahabat-sahabat itu ada seorang wanita yang bernama Maria, yang tinggal di
Yerusalem, yang selalu membuka rumahnya untuk para pelayan Tuhan. Diperkirakan wanita itu
adalah ibu Markus, penulis Injil Markus. (Kis. 12:12)
Markus, yang juga dikenal dengan nama Yohanes, bisa diperkirakan telah mengenal
banyak pelayan-pelayan Tuhan, karena di antara mereka ada juga kakak sepupunya yaitu
Barnabas, yang menjadi salah seorang pemimpin gereja mula-mula saat itu (Kol. 4:10). Oleh
karena itu meskipun Markus bukanlah saksi mata pelayanan Tuhan Yesus, tapi karena ia telah
banyak bertemu dengan murid-murid Tuhan Yesus, ia mengetahui banyak kesaksian dari para
saksi mata.
Dalam hal ini terutama dengan Petrus (1 Pet. 5:13). Pernah Petrus menyebutnya
sebagai 'anak'nya, mungkin karena Petruslah yang membawa Markus kepada Yesus (1 Pet.
5:13). Ketika bersama-sama dengan Petrus inilah diperkirakan Markus mendapatkan informasi
paling banyak tentang segala sesuatu yang dilakukan dan diajarkan oleh Tuhan Yesus.Banyak
pendapat yang mendukung bahwa hubungan Markus dan Petrus tidaklah sekedar hubungan
rekan sekerja tetapi juga teman seiman yang dekat. Hal ini tampak dalam beberapa tulisannya
yang bersifat agak pribadi (Mar. 1:14-20; 1:29-34).
Pelayanan pertama Markus adalah ketika Barnabas dan Saulus (Paulus) mengajaknya
bersama-sama ikut dalam salah satu perjalanan penginjilan (Kis. 12:25; 13:5). Tapi Markus
juga pernah mengundurkan diri dari pelayanan, mungkin karena kesulitan penginjilan dan
kembali ke kota asalnya Yerusalem (Kis. 13:13). Ada pendapat yang mendukung kejadian ini,
yaitu karena Markus berasal dari keluarga yang cukup berada dan oleh ibunya ia dimanja. Hal
inilah juga yang menjadi sumber pertentangan antara Paulus dan Barnabas, karena Paulus
menolak untuk membawa Markus serta dalam perjalanan berikutnya, sedangkan Barnabas
tetap bertekad membawa Markus (Kis. 15:38), sehingga menyebabkan Paulus berpisah dengan
Barnabas.
Namun demikian, akhirnya terbukti bahwa Paulus menerima Markus kembali, bahkan
disebut-sebut sebagai seorang penolong yang baik oleh Paulus (Kol. 4:10-11; 2 Tim. 4:11; Fil.
24). Dari suratnya kepada Timotius, kita ketahui mungkin Markuslah orang terakhir yang
melihat Paulus hidup.
Meskipun tidak ada kepastian tentang Markus sebagai penulis Injil, tapi yang jelas
penulis Injil Markus adalah seorang yang mengenal baik kelompok murid-murid Yesus dan
mengikuti pengajaran mereka secara langsung. Dan ia pastilah juga telah ikut ambil bagian
dalam pekerjaan pelayanan termasuk menyaksikan sendiri pekerjaan misi kepada bangsa lain.
Papias, Klemens dari Aleksandria dan Origen setuju bahwa Markus menulis Injil Markus
berdasarkan pendiktean Petrus. Pendengar-pendengar Petruslah yang mendesak Markus untuk
menuliskan pengajaran Petrus. Kalau hal ini benar maka tahun penulisan adalah berkisar
sebelum tahun 60 M. Tetapi, Ireneus berpendapat lain yaitu Markus menuliskan sesudah
kematian baik Petrus maupun Paulus. Maka tahun penulisannya antara tahun 65 – 68 M.
Tapi kalau dilihat dari bukti dalam Injil itu sendiri, maka mungkin dapat dilihat dari
keterangan Markus tentang penganiayaan dan kesengsaraan yang disebut dalam Injilnya (Mar.
8:34-38; 10:33-34, 45; 13:8-13). Jika hal ini benar maka tahun 60-70 M adalah cocok, sekitar
pemerintahan kaisar Nero. Tapi kalau keterangan dalam Mar. 13:1-37 menunjuk kepada
hancurnya Yerusalem, maka tahun penulisannya menjadi sangat lambat sekali yaitu sesudah
tahun 70 M.
Tidak ada penanggalan yang pasti, namun dari beberapa data yang ada, menunjukkan
bahwa semua bahan dikumpulkan dan disusun antara tahun 50 dan 68 M. Dan pada umumnya
dilihat dari segi penulisannya disetujui bahwa Injil Markus adalah Injil yang pertama atau yang
lebih dahulu ditulis dari Injil yang lainnya. Sedangkan tempat penulisan diperkirakan di Roma.
III. PEMBACA/PENERIMA
Banyak Jelas bahwa pembaca Injil Markus adalah orang bukan-Yahudi. Hal ini terlihat
dari adanya beberapa kata-kata Aram yang muncul di kitab injil yang lain diterjemahkan ke
dalam bahasa Yunani (mungkin untuk kepentingan para pembacanya). Juga ada penjelasan-
penjelasan yang detail tentang kebiasaan Yahudi (Mar. 7:3-4). Ini memberikan kesan bahwa
penulis menujukan tulisannya untuk mereka yang tidak mengetahui kebiasaan Yahudi.
Terlihat juga tidak munculnya hal-hal yang dianggap penting oleh orang Yahudi, seperti
silsilah, atau nubuatan-nubuatan tentang Mesias yang disebutkan dalam PL. Juga Tuhan Yesus
tidak disebutkan dengan gelar-gelar, seperti mis."Imanuel, Raja atau Anak Allah."
V. TEMA UTAMA
A. Yesus sebagai Hamba Sejati yang Menderita dan Dimuliakan.
Persiapan menjelang kedatangan Hamba: Didahului dengan pelayanan
Yohanes Pembaptis dan peristiwa pembaptisan dan pencobaan.
B. Tema-tema Lain
1. Yesus sebagai Mentor bagi murid-murid-Nya.
a. Dia menyeleksi dan mengutus (1-6).
b. Dia mengingatkan mereka tentang harga yang harus mereka bayar (8-14).
c. Dia mengajar mereka tentang prinsip-prinsip dasar kerajaan Allah (9-12).
2. Yesus sebagai Mesias, Hamba, dan Mentor mengundang 3 macam respon:
a. Orang banyak kagum akan mujizat-Nya, namun tidak tetap (1, 3, 5, 6).
b. Para pemimpin religius menolak karena takut kehilangan wibawa (2, 3, 6, 7, 8).
Para pengikut-Nya dibentuk menjadi seperti Dia (1-16).
B. Senin:
1. Mr 11:12-14 Mengutuk Pohon Ara
2. Mr 11:15-19 Menyucikan Bait Allah
C. Selasa:
1. Mr 11:20-33 Iman dan Ketakutan
2. Mr 12:1-44 Perumpamaan dan Pertentangan
3. Mr 13:1-37 Khotbah di Betania
4. Mr 14:1-11 Pengurapan di Betania
E. Jumat:
1. Mr 14:26-52 Yesus di Taman Getsemani
2. Mr 14:53-72 Pengadilan Yahudi
3. Mr 15:1-20 Pengadilan Romawi
4. Mr 15:21-47 Penyaliban dan Penguburan
5
INJIL LUKAS
I. PENULIS – LUKAS
Sama seperti Injil-injil yang lain Injil Lukas tidak menyebutkan secara jelas nama
penulisnya, namun demikian ada petunjuk pasti bahwa penulis Injil Lukas ini mempunyai kaitan
erat dengan keberadaan Kitab Kisah Para Rasul. Hal ini ditunjukkan dari beberapa informasi
berikut ini:
1. Ditujukan kepada orang yang sama yaitu, "Teofilus" (Luk. 1:1-4) dan disebutkan dalam
Kisah Rasul 1:1 bahwa penulis telah menulis buku lain sebelumnya "bukuku yang pertama"
dan jelas adalah buku Injil karena berisikan "segala sesuatu yang dikatakan dan diajarkan
Yesus."
2. Penekanan tentang 40 hari sesudah kebangkitan Yesus dalam Kis. Rasul 1 sangat sesuai
dengan isi Lukas 24. Demikian juga pernyataan pekerjaan Roh Kudus sangat serupa
diantara kedua buku tsb.
3. Gaya bahasa dari Injil Lukas dan Kisah Para Rasul sangat serupa, sehingga tidak diragukan
bahwa keduanya ditulis oleh satu orang penulis.
Kalau memang benar bahwa Injil Lukas adalah ditulis oleh Lukas, maka ada cukup
informasi yang dapat dikumpulkan mengenai pribadi Lukas. Lukas adalah seorang Yunani yang
menjadi Kristen kemungkinan besar karena Paulus. Dari tulisan-tulisannya kita dapat melihat
bahwa Lukas adalah seorang yang rendah hati dan setia kawan. Ia disebut Paulus sebagai
seorang dokter (Kol. 4:14), hal ini juga terlihat dari cara Lukas menceritakan diagnosa penyakit
dan bahasa yang dipakainya juga sangat kelihatan bahwa ia menguasai bidang itu (bandingkan
Mark. 5:25-26 dan Luk. 8:43). Menurut Eusebius, Lukas berasal dari Antiokia (Siria).
Seperti halnya dengan Markus, Lukas bukanlah murid Yesus atau saksi mata langsung,
tetapi ia akrab sekali dengan Rasul Paulus. Mereka berdua bertemu di Troas lalu Lukas ikut
dalam perjalanan misi Paulus yang kedua. Sesampainya di Filipi, Lukas menetap di sana dan
menjadi gembala sidang di sana, sedangkan Paulus melanjutkan perjalanan ke Akhaya dan Asia
Kecil. Ketika Paulus kembali ke Filipi, pada perjalanan misinya yang ke tiga, Lukas ikut lagi dan
menemani Paulus sampai ke Yerusalem (20:6). Pada akhir hidup Paulus (di penjara Roma)
Lukas juga disebutkan ada bersama-sama dengan Paulus (2 Tim. 4:11).
Bahan-bahan tulisan Lukas bisa jadi ia dapatkan dari catatan harian yang ia buat
selama melakukan perjalanan bersama Paulus itu. Dalam Kisah Para Rasul disebutkan juga
tentang "nats-nats kami." Hal ini dipakai untuk menunjukkan bahwa penulis juga ikut hadir
dalam perjalanan itu. Cara penulisan dan bahasa penulis menunjukkan bahwa ia adalah
seorang yang Yunani yang cerdas dan berpendidikan. Dari semua kriteria yang disebutkan di
atas tidak dapat disangkal bahwa Lukaslah penulis Injil Lukas, karena tidak ada teman
pelayanan Paulus yang lain yang memenuhi kriteria itu.
- Pada waktu Injil Lukas ditulis maka ―banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita
tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita (Luk. 1:1) . hal ini
menunjukkan bahwa sesudah lewat beberapa tahun sejak Tuhan Yesus terangkat ke Surga
(Mungkin Markus dan Matius sudah ditulis)
Tidak disebutkan dimana tempat penulisan Injil Lukas, tetapi karena daerah pelayanan
Lukas adalah disekitar Kaisarea, Akhaya, Asia Kecil atau Roma, maka dapat diperkirakan Lukas
menulis di salah satu daerah itu.
III. PEMBACA/PENERIMA
Jelas Lukas menujukan Injilnya kepada orang-orang non-Yahudi, khususnya orang
Yunani. Selain karena Lukas sendiri bukan orang Yahudi, juga dapat dilihat dari isi Injilnya yang
menyebut banyak hal-hal yang menjadi perhatian orang Yunani, misalnya:
a. Secara pribadi tulisannya ini ditujukan kepada "yang mulia Teofilus", seorang Yunani yang
pasti terkemuka (Luk. 1:1). Arti nama Teofilus sendiri adalah "kekasih Tuhan."
b. Lukas menulis silsilah Yesus dengan dimulai dari Adam, dan bukan Abraham (cikal bakal
orang Yahudi).
Maka dapat disimpulkan bahwa Lukas menaruh perhatian kepada orang-orang Yunani
supaya mereka juga mendengar Injil.
V. TEMA UTAMA
Injil Lukas satu-satunya penulis Injil yang menyoroti kehidupan Yesus di masa kecil
(Luk. 1:26-56; 2:1-52). Tinjauan Lukas akan kehidupan dan pelayanan Yesus di dunia ini ingin
menunjukkan bahwa Yesus adalah Anak Manusia yang tidak sama dengan manusia-manusia
yang lain, karena Ia hidup secara sempurna dan penuh dengan kuasa Roh Kudus.
Secara hati-hati Lukas memberikan penjelasan yang rinci tentang bagaimana Yesus
memberikan perhatian dan harapan kepada semua orang (bahkan secara khusus ditunjukkan
kepada "orang-orang terbuang") karena Lukas memiliki keyakinan bahwa keselamatan dan
pengampunan dosa dari Yesus Kristus adalah untuk semua orang, baik untuk orang Yahudi
maupun Yunani (Luk. 19:10), "Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan
yang hilang."
VI. CATATAN
Lukas mempunyai ketrampilan yang luar biasa dalam menulis. Hal ini terlihat jelas dari
gaya sastra yang dihasilkannya, khususnya 4 buah puisi/nyanyian yang sangat indah dan kaya
bahasanya. 4 Nyanyian menjadi karya sastra besar hingga sekarang:
Magnificat-Nyanyian Maria (1:46); Benedictus-Nyanyian Zakaria (1:67); Gloria in
Excelsis-Nyanyian Bala Tentara Surga (2:14); Nunc Dimittis-Nyanyian Simeon (2:28).
Seluruh kehidupan Yesus dilukiskan dengan sangat lengkap dan menarik, tanpa
mengabaikan nilai kebenarannya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa nilai sejarah Injil
Lukas bisa diandalkan, karena Lukas sangat hati-hati dan tepat dalam mencari sumber-sumber
informasi yang benar.
6
INJIL YOHANES
I. PENULIS – YOHANES
Yohanes yang disebut sebagai penulis Injil Yohanes diakui oleh Bapak-bapak
Gereja sebagai Yohanes anak Zebedeus. Kalau memang benar demikian maka beberapa data
tentang Yohanes dapat disebutkan sbb.:
Menurut Matius (Mat. 27:56) ibu Yohanes bernama Salome. Sedangkan nama Salome
sendiri muncul di Injil Yohanes (Yoh. 19:25) dan disebutkan sebagai adik Maria, ibu Yesus.
Keluarga Yohanes disebutkan dalam Mar. 1:20 sebagai keluarga yang cukup berada karena
ayahnya mempunyai "orang-orang upahan." dan didukung kuat oleh Luk. 8:3, Salome adalah
salah seorang wanita yang "melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka."
Nama Yohanes sering disebutkan sebagai salah satu dari 3 murid yang dekat dengan
Yesus, selain Yakobus dan Petrus (Mar. 9:2; 14:33; Luk. 22:8). Yakobus adalah saudara
Yohanes, dan keduanya digelari oleh Yesus boanerges artinya "anak-anak guruh" (Mar. 3:17).
Beberapa penafsir memberikan alasan dari pemberian nama itu, yaitu karena mereka berasal
dari Galilea, orang-orang yang sangat berapi-api, tetapi kurang disiplin dan kurang terarah.
Terlihat dari kecaman mereka dalam Luk. 9:49; 9:52-54. Ataupun juga mungkin karena ambisi
yang mereka perlihatkan melalui ibu mereka karena konsep yang salah tentang Kerajaan Yesus
(Mat. 20:20-21).
Bukti dari dalam bahwa Yohanes, murid Yesus, penulis Injil Yohanes, dapat dilihat dari
isi tulisan tsb.:
a. Dari bahasa dan isinya dapat diketahui bahwa penulisnya adalah seorang Yahudi yang
mengenal bahasa Aram, terlihat dari beberapa bahasa Aram yang diselipkan dalam
tulisannya, misalnya Kefas, Rabuni. Penulis juga mengerti banyak tradisi Yahudi (Yoh. 1:19-
28; 4:9, 20).
b. Penulis pastilah seorang kelahiran Palestina karena ia mengenal betul kota Yerusalem,
kota-kota di Galilea dan wilayah Samaria. Hal ini terlihat dari cara ia menjelaskan keadaan
kota/daerah secara rinci (Yoh. 9:7; 11:18; 18:1; 1:44; 2:1; 4:5-6, 21).
c. "kita telah melihat kemuliaanNya..," (Yoh. 1:14), berarti penulis adalah juga saksi mata dari
kejadian-kejadian yang ditulisnya. Kemungkinan bahwa ia adalah murid Tuhan Yesus
sangatlah besar karena ia menyebutkan tentang pelayanan awal Tuhan Yesus. Ia juga
menyebut dirinya sebagai "murid yang dikasihi" (Yoh. 13:23), yang berada dekat dengan
Yesus pada perjamuan malam dan juga hadir pada peristiwa penyaliban dan berada di
bawah kayu salib Yesus (18:15-16; 19:26-27).
d. Nama Yohanes tidak pernah disebut dalam Injil Yohanes, dan hal ini merupakan hal yang
sangat ganjil karena Yohanes sangat dikenal di antara murid-murid Tuhan. Tapi hal ini
sangat mungkin terjadi kalau Yohanes adalah penulis dari Injil ini.
III. PEMBACA/PENERIMA
Kalau Injil Matius ditujukan untuk orang-orang Yahudi, dan Injil Markus ditujukan untuk
orang Roma, dan Injil Lukas ditujukan untuk orang-orang Yunani, maka Injil Yohanes ditujukan
untuk "setiap orang."
Kondisi pada saat itu ada dua pokok yang muncul di dalam situasi kehidupan Gereja
Kristen mula-mula. Poko yang pertama adalah kekristenan yang telah tersebar luas ke duania
non-Yahudi, sedangkan pokokyang kedua adalah: munculnya bidat-bidat.
Hal tersebut merupakan persoalan yang sungguh-sungguh yang harus dihadapi oleh
penulis Injil ini, sehingga harus menemukan jalan keluar yang baik. Sebagai contoh kecil,
orang Yunani mempunyai dua konsep pokok, yakni:
a. Pertama, mereka mengenal konsepsi tentang logos (buah pikiran, buah pikiran Allah,
atau pikiran Allah yang tinggal di dalam diri manusia). Melalui konsep ini penulis injil
Yohanes berpikir tentang Yesus, yakni pikiran Allah yang sekarang telah datang ke
dunia di dalam diri manusia Yesus. Dengan melihat Dia, maka akan diketahui
bagaimana rupa pikiran Allah itu.
b. Kedua, mereka mempunyai konsepsi tentang dua dunia. Dunia yang pertama ialah
dunia di mana kita hidup. Dunia ini sebeanarnya bagus, tetapi hanya merupakan
bayang-bayang, tiruan-tiruan dan bukan kenyataan. Dunia yang lain ialah dunia yang
nyata, di mana kenyataan- kenyataan yang besar ada untuk selama-lamanya. Bagi
orang Yunani dunia yang tidak kelihatan itu adalah dunia yang nyata, sedangkan
dunia yang kelihatan ini adalah dunia yang tidak nyata. Dalam tulisannya penulis
menegaskan bahwa Yesus adalah kenyataan itu sendiri, yang datang ke dunia.
Hanya Yesus sajalah yang mempunyai kenyataan yang benar di dalam dunia bayang-
bayang kita yang tak sempurna ini. Setiap tindakan yang dilakukan Yesus bukan
hanya tindakan nyata dalam waktu, tetapi juga merupakan jendela yang
memungkinkan kita melihat kepada kenyataan kebenaran.
2. Munculnya bidat-bidat.
Kenyataan kedua yang dihadapi Gereja pada waktu Injil Yohanes ditulis ialah munculnya
bidat. Hal ini terjadi 70 tahun setelah Yesus disalib, pada waktu itu gereja sudah
merupakan suatu organisasi dan lembaga. Teologi-teologi dan pengakuan iman mulai
bermunculan. Dan tentu saja ada yang muncul secara tidak benar, yang mengakibtakan
munculnya bidat-bidat. Ajaran bidat tidak selalu merupakan ajaran yang seluruhnya
salah. Biasanya ajaran bidat itu muncul kalau ada penekanan yang berlebihan terhadap
salah satu bagian dari keseluruhan kebenaran.
Sedikitnya ada dua ajaran bidat yang mau ditentang oleh penulis Injil Yohanes, yaitu:
a. Ada sekelompok orang Kristen, khususnya orang Kristen asal Yahudi yang mau
memberikan tempat yang tinggi terhadap Yohanes Pembabtis. Bagi mereka Yohanes
Pembabtis adalah penerus para nabi dan berbicara dengan suara kenabian. Di dalam
KPR 19:1-7 ditemukan adanya sekelompok kecil yang terdiri dari 12 orang yang
hanya mengakui babtisan Yohanes Pembabtis. Mereka adalah sebagian dari anggota
Gereja Kristen mula-mula. Berulang kali dan secara pelan tapi pasti, Injil Yohanes
menempatkan Yohanes Pembabtis kembali kepada kedudukannya yang benar.
V. TEMA UTAMA
Ada 3 kata-kata penting yang terdapat dalam Injil Yohanes:
1. Tanda-tanda
"Tanda-tanda" adalah kata lain yang dipakai oleh Yohanes untuk menyebutkan mujizat.
Ada banyak tanda yang dibuat oleh Yesus, yang menurut Yohanes penting untuk dicatat
sebab tanda-tanda itu menyatakan banyak hal tentang keTuhanan Yesus dan pekerjaan
(karyaNya).
2. Percaya
Kata "percaya" (kata kerja) muncul lebih dari 90 kali dalam Injil Yohanes. Hubungan kata
"tanda" dan "percaya" dalam Injil ini sangat penting. Cara Yohanes mengajarkan arti
percaya kepada para pembacanya bukan dengan memberikan definisi kata tsb., tetapi
dengan contoh-contoh nyata. Dengan melihat kepada contoh-contoh tsb. maka orang
tidak mungkin mempunyai sikap yang netral, yaitu percaya atau tidak.
3. Hidup
Akibat dari percaya adalah mendapatkan "hidup." Hidup yang dimaksud adalah hidup
yang kekal, sebagai lawan dari kematian yaitu dalam arti rohani seperti yang dijelaskan
oleh Yesus kepada Nikodemus (Yoh. 3:15-16).
1. Tujuh tanda:
a. Mengubah air menjadi anggur (2:1-11), wawasan kekuasaan: kualitas.
b. Menyembuhkan anak pegawai istana (4:46-54), wawasan kekuasan: ruang.
c. Menyembuhkan orang sakit di kolam Betesda (5:1-9), Penguasa atas: waktu.
d. Memberi makan kepada lima ribu orang (6:1-14), Penguasa atas: kuantitas.
e. Berjalan di atas air (6:16-21), kuasa-Nya atas: hukum alam.
f. Penyembuhan orang buta sejak lahir (9:1-12), Penguasa atas: kemalangan.
g. Pembangkitan Lazarus (11:1-46), Penguasa atas: kematian/maut.
2. Tujuh Pernyataan ―AKU ADALAH‖ (ego eimi):
a. Akulah roti hidup (6:35)
b. Akulah terang dunia (8:12; 9:5)
c. Akulah pintu (10:7, 9)
d. Akulah gembala yang baik (10:11)
e. Akulah kebangkitan dan hidup (11:25)
f. Akulah jalan dan kebenaran dan hidup (14:6)
g. Akulah pokok anggur yang benar (15:1)
H. Kata-kata dan konsep lainnya yang utama dari Yohanes adalah: ―firman‖, ―terang‖,
―daging‖, ―kasih‖, ―kesaksian‖, ―tahu‖, ―kegelapan‖, dan ―dunia‖.
I. Pendekatan yang dipakai oleh Yesus untuk mengajar dikatakan oleh Yohanes sebagai
pendekatan pribadi, karena dicatat banyak percakapan pribadi dilakukan oleh Yesus:
Dengan Andreas, Petrus, Nikodemus, Filipus, Perempuan Samaria, orang buta, Marta &
Maria, Tomas, Pilatus.
II. Yoh 2:1-12:50 Tanda-Tanda dan Ajaran-Ajaran Kristus kepada Israel dan
Penolakan-Nya
A. Yoh 2:1-11:46 Penyataan Kristus kepada Israel
1. Yoh 2:1-11 Tanda Pertama -- Air Menjadi Air Anggur
7
KITAB KISAH PARA RASUL
I. PENULIS – LUKAS
Kitab Kisah Para Rasul adalah buku kedua yang ditulis oleh Dokter Lukas, sesudah
bukunya yang pertama Injil Lukas, Kis. 1:1 (Lihat Injil Lukas - Penulis).
III. PEMBACA/PENERIMA
Seperti yang dikatakan dalam Kis. 1:1, Lukas menuliskan Kitab ini kepada Teofilus.
Diperkirakan ia adalah seorang terkemuka bangsa Yunani yang telah mendengat Injil Yesus
Kristus (Lihat keterangan Injil Lukas).
V. TEMA UTAMA
Tema utama dalam Kisah Para Rasul adalah bagaimana pekerjaan Tuhan Yesus dimulai
dan dilanjutkan melalui karya Roh Kudus; dari Yerusalem, Yudea, Samaria dan ke ujung-ujung
bumi.
1. Injil di Yerusalem
Gereja pertama kali lahir di Yerusalem, pada peristiwa turunnya Roh Kudus pada Hari
Pentakosta. Sejak saat itu gereja bertumbuh dan berkembang dengan pesat (Kis. 2:47).
2. Injil di Yudea
Injil disebarkan makin hari makin luas bukan hanya karena orang-orang yang telah
menerima Kristus pada hari Pentakosta tetapi juga karena penganiayaan yang terjadi di
Yerusalem sehingga memaksa para Rasul dan pengikut-pengikut Kristus yang telah
dimenangkan untuk keluar dari kota Yerusalem dan membuka jemaat di luar kota
Yerusalem, yaitu di daerah sekitar Yudea.
3. Injil di Samaria
Berita keselamatan juga sampai kepada orang-orang di daerah Samaria, karena
kemurahan Tuhan. Sejak saat itu terbukalah penginjilan bukan hanya kepada orang-
orang Yahudi tetapi juga kepada bangsa-bangsa lain (non-Yahudi).
VI. CATATAN
Hubungan antara Kitab Kisah Para Rasul dengan Kitab-kitab Injil dan Surat-surat
Kiriman: Kitab Kisah Para Rasul memberikan peranan istimewa sebagai jembatan antara kitab-
kitab Inijil dan Surat-surat Kiriman, karena selain merupakan lanjutan dari kisah yang terdapat
di Injil-injil juga kitab ini merupakan penggenapan akan nubuat Yesus sendiri tentang
didirikannya gereja. Oleh karena itu kitab Kisah Para Rasul ini juga sekaligus bertindak sebagai
latar belakang bagi Surat-surat Kiriman dari para Rasul, karena menceritakan tentang
bagaimana gereja-gereja (jemaat) mula-mula didirikan.
VII. SURVEI
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan
diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan
diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan
melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11),
instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka
dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat
yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa
ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya:
1. "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
2. "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
3. "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia.
Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil
memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi
perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di
antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil
(lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat,
mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan,
menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan.
Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan
Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja
oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam
perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah
Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan
Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia
di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil
kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di
Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan
tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia
tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa
rintangan (Kis 28:31).
D. Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh;
kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
E. Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai
pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
F. Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan
dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
G. Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada
orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
H. Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan
gerejani.
I. Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan
pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
8
PAULUS: PRIBADI, PELAYANAN
DAN SURAT-SURAT
I. SURAT MENYURAT DI DUNIA YUNANI-ROMAWI
A. Surat sebagai Alat Komunikasi
o Alat komunikasi atau sarana yang dipakai sebagai penghubung antar orang atau
kelompok yang secara lokal dan terpisah di dunia Yunani-romawi pada awal tarikh
masehi ialah karangan yang berbentuk surat. Selain surat, waktu itu juga tersedia alat
komunikasi yang disebut dengan utusan. Dan boleh jadi surat dititipkan pada utusan.
Biasanya kebanyakan orang pada waktu itu memakai surat, sebab lebih murah dan
lebih mudah dari pada utusan.
o PENTING: Di zaman PB cukup banyak orang di dunia Yunani-Romawi tahu menulis dan
membaca. Itu tidak lagi menjadi suatu keterampilan rahasia yang menjadi milik khusus
kelompok kecil saja. Sebab ratusan surat dari zaman PB digali dari gurun pasir di Mesir.
BANDINGKAN PENDAPAT BART D. EHRMANN: Adanya pengubahan dan kesalahan
penyalinan dalam kitab Suci Perjanjian Baru: Jika para penulis membuat buku untuk
orang Kristen, pastilah orang-orang yang membacanya adalah orang Kristen. Tetapi
konteksnya adalah zaman dahulu, sebagian besar orang tidak bisa membaca.
2. Pendidikan Paulus
Disamping memperoleh pedidikan di kota yang dikenal dengan pendidikan filsafat yang
tinggi, ia pun melanjutkan pendidikannya di bawah seorang Farisi anggota Sanhedrin
terkenal di Yerusalem, yaitu Gamaliel (Kis. 22:3; 5:34). Gamaliel adalah:
Salah satu di antara 7 orang yang mendapat titel Rabban (pakar dari para pakar) di
sepanjang sejarah Israel.
Gamaliel juga adalah cucu dari pendiri Perguruan Ilmu Tafsir Hillel.
Paulus juga diangkat sebagai Farisi. Hal ini menyatakan bahwa ia adalah seorang yang
pakar dalam adat dan hukum-hukum Yahudi (Filipi 3:5).
Doktrin
Tesalonika
Soteriologi
Koreksi Eskatologi
. Kristologi
9
SURAT ROMA
I. LATAR BELAKANG
A. Kota Roma
Didirikan oleh Romulus pada tahun 753 SM. Menjadi kota internasional karena di
sana banyak berkumpul bangsa-bangsa dari mancanegara. Juga menjadi kota kosmopolitan
dan pusat dunia, baik secara politik, keuangan maupun peradaban, tapi juga sekaligus
kebobrokan moralnya. Pada jaman PB, kota Roma juga menjadi target penginjilan yang
tidak mudah karena banyaknya para penentang/penganiaya orang Kristen, khususnya dari
bangsa Yahudi dan kafir.
B. Jemaat Roma
C. Surat Roma
Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan
paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini diletakkan di depan
surat-suratnya yang lain. Paulus menulis surat ini dalam rangka pelayanan rasulinya
kepada dunia bukan Yahudi.
Jemaat di Roma tidak didirikan oleh Petrus atau rasul yang lain. Jemaat di Roma ini
mungkin didirikan oleh orang dari Makedonia dan Asia yang bertobat di bawah
pelayanan Paulus, mungkin juga oleh orang-orang Yahudi yang bertobat pada hari
Pentakosta (Kis. 2:10). Paulus tidak memandang Roma sebagai wilayah khusus dari
rasul lain (Rom. 15:20).
Di surat Roma Paulus meyakinkan orang percaya di Roma bahwa dia sudah berkali-kali
merencanakan untuk memberitakan Injil kepada mereka, namun hingga saat itu
kedatangannya masih dihalangi (Rom. 1:13-15; Rom. 15:22). Dia menegaskan
Korintus
Yerusalem
Roma
Spanyol
II. KEPENULISAN
1. Penulis
Penulis Surat Roma adalah Paulus, seperti yang disebutkan dalam pembukaan
Surat Roma (1:1). Juga kisah biografi Paulus yang terdapat dalam Rom. ps. 15 dan 16
cukup memberi bukti bahwa Pauluslah yang menulis Surat Roma. Tidak ada perlawanan
terhadap pendapat ini.
Hal yang sedikit dipertanyakan adalah keraguan terhadap keaslian penulisan Paulus
atau kemungkinan bahwa Surat itu didektekan oleh Paulus kepada penulisnya. Namun
alasan yang diajukan tidaklah cukup meyakinkan dan jarang orang memperdebatkannya.
2. Tahun Penulisan
Diperkirakan Surat Roma ditulis sekitar tahun 55-57 M, yaitu sebelum perjalanan
kunjungannya ke Yerusalem untuk membawa persembahan/bantuan kepada orang-orang
kudus di Yerusalem (Rom. 15:25; Kis. 24:17).
Tapi baru selang beberapa waktu kemudian surat itu sampai ke jemaat di Roma,
setelah melalui perjalanan panjang untuk sampai ke Roma (dibawa oleh Febe). Saat itu
kemungkinan Paulus sedang mengarahkan perhatian ke Barat, itu sebabnya dalam
suratnya Paulus juga menyebut keinginannya untuk mengunjungi jemaat di Roma (Rom.
15:24).
Untuk lebih jelasnya perhatikan rincian berikut ini:
1. Surat Roma mungkin ditulis pada Perjalanan P.I. Paulus III.
a. Surat ditulis pada saat Paulus siap ke Yerusalem (15:25 = Tetapi sekarang aku
sedang dalam perjalanan ke Yerusalem untuk mengantarkan bantuan kepada
orang-orang kudus).
b. Paulus merasa dirinya sudah menyelesaikan di bagian timur Kekaisaran Roma
(15:19, 23), karena itu perjalanannya ditulis (mungkin) dalam Kis. 20—21 yang
dimulai dari Korintus (bd. Kis 19:21; 20:1-3).
c. Paulus rindu pergi ke Roma (1:10-13), tetapi terhalang (1:13; 15:22); sekarang ia
berharap mampir ke Roma dalam perjalanannya ke Spanyol (15:23-28), tetapi
pertama-tama ia akan pergi ke Yerusalem menyampaikan persembahan dari
jemaat-jemaat non-Yahudi untuk orang-orang miskin (15:25-27)
2. Surat Roma ditulis antara tahun 56-57. Biasanya thn 57.
a. Paulus berdiri di hadapan Gallio, proconsul Akhaya,di musirn panas 5 l (P.I. II)
b. Setelah beberapa hari tinggal di Korintus (Kis. 18:18) Paulus siap ke Siria dan
tinggal beberapa saat di Efesus (mungkin pemulaan musim gugur 52 (Kis 18:19-
21).
c. Kemudian Paulus kembali ke Kaisarea turun ke Yerusalem, dan kemudian ke
Jemaat Antiokia, di sana ia tinggal beberapa saat (mungkin akhir musim gugur 52
sampai dengan musim dingin 52/53 bd Kis 18.22-23)
d. Paulus mulai Perjalanan PI III dari Antiokia melewati daerah Galatia (musim semi -
musim panas 53) dan sampai di Efesus pada musim gugur 53 di sana ia tinggal 2 -
3 tahun (53-56; Kis. 19:8,10; 20.31)
e. Oleh sebab itu Paulus kembali ke Korintus melalui Makedonia pada musim semi
atau panas 56 (Kis 20:2-3)
f. Mungkin Paulus tiba di Korintus akhir musim gugur 56, dan tinggal di sana sampai
permulaan 57. Oleh sebab itu surat Roma ditulis dari Korintus pada perjalanan
P.I.III pada musim dingin dan permulaan musim semi 56-57.
3. Tempat Penulisan
Kemungkinan besar pada waktu Paulus menulis Surat Roma ia sedang ada/menetap
di Korintus, karena dalam suratnya Paulus menyebut tentang Febe yang adalah anggota
gereja Korintus (Rom. 16:1) dan Gayus sebagai tuan rumah yang memberi tumpangan
untuk Paulus di Korintus (Rom. 16:23; 1 Kor. 1:14).
Untuk lebih jelasnya perhatikan bukti-bukti berikut ini:
1. Paulus merekomendasikan Febe sebagai pelayan dari jemaat Kengkrea (mungkin
membawa surat ke Roma). ―Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudari kita
yang melayani jemaat di Kengkrea,supaya kamu menyambut dia dalam Tuhan,
sebagaimana seha- rus nya bagi orang-orang kudus, dan berikanlah kepadanya bantu
an bila diperlukannya. Sebab ia sendiri telah memberikan bantu an kepada banyak
orang, juga kepadaku sendiri‖ Roma 16:1-2.
2. Paulus menyampaikan salam dari Gayus (di rumah orang ini Paulus tinggal) yang
(mungkin) adalah Gayus yang disebut dalam 1 Kor. 1:14, seorang yang dibabtis oleh
Paulus di Korintus.
―Salam kepada kamu dari Gayus, yang memberi tumpangan kepadaku, dan kepada
seluruh jemaat. Salam kepada kamu dari Erastus, bendahara negeri, dan dari Kwartus,
saudara kita‖ Roma 16:23
―Aku mengucap syukur bahwa tidak ada seorangpun juga di antara kamu yang aku
baptis selain Krispus dan Gayus‖ 1 Kor. 1:14
3. Paulus menyampaikan salam dari Erastus, bendahara negeri yang tinggal di Korintus
(bd: Kis 19:22; 2 Tim. 4:20).
Salam kepada kamu dari Gayus, yang memberi tumpangan kepadaku, dan kepada
seluruh jemaat. Salam kepada kamu dari Erastus, bendahara negeri, dan dari
Kwartus, saudara kita. Roma 16:23
Lalu ia menyuruh dua orang pembantunya, yaitu Timotius dan Erastus,
mendahuluinya ke Makedonia, tetapi ia sendiri tinggal beberapa lama lagi di Asia
Kis. 19:22
Erastus tinggal di Korintus dan Trofimus kutinggalkan dalam keadaan sakit di
Miletus. 2Tim. 4:20.
3. Kedaulatan Allah
Kedaulatan Allah dalam menentukan umat pilihanNya (Rom. ps 8-10). Pernyataan Paulus
menimbulkan kesulitan, namun demikian hasilnya justru membawa kepujian kepada Tuhan
(11:33-36).
4. Hukum Allah
Hukum Allah tetap berlaku, sebagai cermin bagi dosa (Rom. ps. 7), namun hukum Taurat
tidak mungkin menyelamatkan, kecuali dijalankan secara sempurna. Yesuslah yang telah
memenuhi hukum Taurat.
V. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Polemik
Ditujukan secara khusus untuk jemaat Yahudi Kristen, sebagai sanggahan terhadap
kesalahan dalam doktrin keselamatan.
2. Tujuan Pendamaian
Masalah doktrinal itu akhirnya menjadi perselisihan antara jemaat Kristen Yahudi dan non-
Yahudi, karena jemaat non-Yahudi dipaksa untuk mengikuti tradisi Yahudi untuk menjadi
Kristen. Paulus dengan tegas memperingatkan bahaya yang mengancam kesatuan jemaat.
4. Tujuan Urgensi
Mungkin masalah dalam Jemaat di Roma didapat dari laporan Akwila dan Priskila. Ketika
mendengar hal itu Paulus ingin pergi ke Roma, tapi kemungkinan itu kelihatannya tidak
mungkin (Rom. 15:23). Maka sebagai ganti kunjungannya ia menulis Surat Roma dan
dititipkan kepada Febe yang saat itu sedang dalam perjalanan ke Roma (Rom. 16:1,2).
VIII. CATATAN
A. DOKTRIN/AJARAN (1-11)
1. Dosa (1-3)
a. Orang Non-Yahudi berdosa (1)
b. Orang Baik dan Yahudi berdosa (2)
c. Semua orang berdosa (3)
2. Pembenaran (4-5)
a. Pembenaran dilukiskan (4)
b. Pembenaran diterapkan (5)
3. Pengudusan (6-8)
a. Prinsip Pengudusan (6)
b. Praktek Pengudusan (7)
c. Kuasa hidup kudus (8)
4. Kedaulatan Allah atas Israel (9-11)
a. Israel masa lalu (9)
b. Israel masa kini (10)
c. Israel masa depan (11)
B. AMALAN/PRAKTEK (12-16)
10
SURAT 1 KORINTUS
I. LATAR BELAKANG KOTA KORINTUS DAN JEMAAT KORINTUS
A. Kota Korintus
1. Kejayaan Kota Korintus secara Geografis
- Korintus adalah sebuah kota kuno di Yunani yang letaknya begitu strategis.
Korintus menjembatani Yunani Utara dengan Peloponesos dan Sparta. Di tambah
dengan perjalanan laut ke Timur dan Barat. Sehingga menempatkan Korintus
dalam tempat yang baik bagi perdagangan dan perhubungan. Ringkasnya:
Barat : Teluk Korintus-melekuk jauh ke daratan.
Timur : Teluk Saronic.
Utara : Yunani Utara.
Selatan : Peloponesos, Sparta, lih gambar.
- Oleh sebab itu Korintus merupakan kota pusat perdagangan dan perniagaan
terbesar di dunia kuno, dan sekilas tampak sebagai kota yang dibangun untuk
sebuah kejayaan.
- Semua lalu lintas dari Atena dan bagian selatan Yunani ke Sparta dan Peloponesos
jarus melewati Korintus, karena Korintus berada pada lajur kecil daratan sejauh 4
mil yang menghubungkan keduanya.
- Tidak hanya itu sebagian besar lalu lintas di Laut Tengah dari Timur ke Barat
memilih melewati Korintus.
2. Kejayaan Kota Korintus secara Politik
Pada tahun 146 sM, bencana menimpa Korintus, di mana Lucius Mummius –
jendral Roma, merebut Korintus dan memporak-porandakannya sebagai puing-
puing.
Namun 100 tahun kemudian (46 sM), Julius Caesar membangun kembali Korintus
dari puing2 yang berantakan dan Korintuspun menjadi koloni Roma.
Korintus kembali menjadi kota penting pada tahun 27 sM, karena Agustus
menjadikan Korintus kediaman gubernur Romawi serta menjadi ibukota propinsi
Akhaya, yang meliputi seluruh Yunani, dan sebelah selalatan Makedonia. Posisi ini
memperkuat Korintus serta memperoleh kemakmuran kembali.
3. Kejayaan Kota Korintus secara Religius
Di atas tanah genting terletak bukit Akropolis yang menjulang tinggi. Di atasnya
berdiri kuil besar Afrodite – sang dewi cinta.
Di kuil ini depekerjakan seribu orang perempuan yang membaktikan diri mereka
sebagai pelacur.
Di malam hari, mereka turn dari Akropolis dan minjajakan diri mereka di jalan2 di
Korintus.
Dalam sebuah peribahasa Yunani ada ungkapan: ―Hampir tidak ada laki-laki yang
sanggup bertahan bila melakukan perjalanan ke Korintus.
Oleh sebab itu banyak pedagang dan pelaut dari berbagai belahan bumi singgah di
Korintus, dengan berbagai macam perilaku yang buruk mereka bawa ke Kota
Korintus.
4. Kondisi Moral di Kota Korintus
Korintus memiliki reputasi makmur di bidang perdagangan, namun tidak bagi
kehidupan moralitas. Sebab terkenal sebagai tempat bagi kehidupan yang jahat.
Istilah ―korinthiazesthai‖ = Hidup seperti orang Korintus, artinya: hidup bermabuk-
mabukan dan penyelewengan susila yang tak terkendali.
Di masa perwalian, menjadi orang Korintus berarti hidup sebagai orang kaya muda
yang semberono dan liar.
Secara harafiah: Korintus sama artinya denga penyelewengan susila.
ADA 2 AKAR KEJAHATAN KOTA KORINTUS YANG TELAH DIKENAL LUAS
DI DUNIA ORANG BERADAB:
B. Jemaat di Korintus
1. Latar Belakang Jemaat
Sejarah berdirnya jemaat Korintus dapat terlihat dengan jelas dalam Kisah Para
rasul 18. Sekitar tahun 50 M Paulus bergerak sendirian dari Makedonia melalui
Atena yg tidak menanggapinya ke Korintus yg lebih hidup. Paulus tinggal bersama
satu keluarga Yahudi – Akwila dan Priskila, yang barangkali telah menjadi Kristen
dan yang belum lama diusir dari Roma. Jadi jemaat pertama Korintus yg pertama
lahir di rumah tangga Akwila.
Kemudian secara teratur pada hari Sabat Paulus berbicara dlm rumah ibadat
Yahudi (Sinagoge) dan berusaha meyakinkan para anggota masyarakat Yahudi
dan masyarakat non-Yahudi yang bersimpati terhadap keyakinan yahudi tentang
ke-Mesias-an Yesus. Kedatangan Silas dan Timotius dari Makedonia memperkuat
pemberitaan Paulus, namun akibatnya timbullah penentangan yang kuat dari
orang Yahudi, sehingga menimbulkan bahaya dan kesulitan bagi Paulus. Sejak
saat itu pelayanan Paulus di Korintus ditujukan kepada masyarakat non Yahudi.
Puncaknya Paulus harus berdiri di hadapan pengadilan wali negeri, tetapi Galio
memutuskan diluar hak hukumnya.
Paulus berada di Korintus lebih lama dari biasanya, yaitu hingga 18 bulan/1 tahun
6 bulan (Kis. 18:11). Nampaknya jemaat Korintus agak besar (Kis. 18:8, 10) dan
bebas dari bahaya penghambatan. Jemaat itu beranggotakan beberapa orang
Yahudi. Tetapi ciri khasnya yang menonjol adalah: Non-Yahudi, Mantan
penyembah berhala, Bagian terbesar anggotanya berlatarbelakang jahat (1 Kor
6:9-11). Kecenderungan Yudais memang ada di jemaat (1Kor. 12:18) tetapi tidak
berpengaruh di Korintus.
Secara sosial jemaat mencakup wawasan yang luas: Hubungan yg dimiliki oleh
Erastus bendahara negera yg kaya itu dengan Akwila. Garis pemisah antara si
kaya dan si miskin dapat ditarik melintasi persekutuan perjamuan (1 Kor. 11:21).
Sekalipun bagian terbesar bukan bangsawan atau berpendidikan tinggi (1:26),
namun ter-dapat lagak tuntutan sosial dan intelektual dalam jemaat:
- Mereka bergembira atas pidato yg muluk2 (1:20; 2:1)
- Membanding2kan guru mrk atas dasar yang palsu (3:4)
- Berlagak memiliki keunggulan yang memuaskan (4:10)
- Mengubah beberapa ajaran Paulus ‗yang lebih keras‘ supaya dapat diterima
oleh orang berpendidikan yang sezaman (15:12)
II. KEPENULISAN
1. Penulis
Bukti2 dari dalam dan dari luar surat ini dengan jelas menyatakan bahwa RASUL PAULUS
adalah penulisnya, sehingga tidak perlu memberikan perhatian terlalu besar untuk masalah
ini.
Bukti Internal:
Seluruh argumentasi dalam surat ini menunjuk pada tulisan Paulus – diakui para
teolog
Pasal 1:1 diawali dengan wibawa/otoritas rasuli atas diri Paulus sebagai penulis surat
ini – dari Paulus yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul kristus Yesus
Pasal 16:19 – Salam dari Akwila dan Priskila, cocok dengan tempat Paulus tinggal
pada waktu menulis surat.
Pasal 16:21 – Paulus mengaku menulis dgn tangannya sendiri.
Gaya penulisan, perbendaharaan kata dan isi sesuai dengan apa yang diketahui
tentang Paulus dan Korintus.
Bukti Eksternal:
o Klemen dari Roma yg menulis sekitar tahun 95 M, menyebut bahwa surat ini ditulis
oleh: ―Paulus, sang rasul yang berbahagia.‖
o Ignatius dan Polikarpus memberikan banyak bukti tambahan dari luar ditulis oleh
Paulus.
JADI: Dari bukti Internal dan Eksternal surat ini asli ditulis oleh Paulus
2. Tahun Penulisan
Tanggal penulisan tidak dapat dipastikan. Tapi tampaknya kemungkinan surat ini ditulis
pada belakangan dari masa tinggal Paulus yang cukup lama di Efesus (bnd. Kis. 19:1—
20:1). Jika demikian, maka tanggal penulisan surat ini adalah sekitar tahun 55 Masehi.
Beberapa teolog mengajukan tanggal penulisan surat ini berdasarkan argumentasi mereka
masing2:
Harnack : tahun 53 M
J. A. T. Robinson : tahun 55 M
Ramsay : tahun 56 M
Donald Guthrie : tahun 57 M
Tapi sebagian besar teolog mengakui tahun penulisan sekitar 55 Masehi sebelum Hari
Raya Pentakosta. Tepatnya pada perjalanan P.I. III.
3. Tempat Penulisan
Secara umum diakui bahwa Paulus menulis surat ini dari Efesus (1 Kor. 16:8) sebelum Hari
Raya Pentakosta. Atau dalam Perjalanan Misi Paulus yang ketiga.
Pembersihan Jemaat dari Konsep yang Salah tentang Pelayanan, Kesombongan Intelektual,
Kejahatan Masyarakat,dan Berbagai Kekacauan dalam Jemaat. Tema-tema tersebut dapat
dijabarkan lebih luas sebagai berikut:
1. Hikmat Allah
Latar belakang filsafat Yunani menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi orang Korintus
(1 Kor 1:19, 25). Oleh karena itu Paulus dengan tegas menasehatkan bahwa hikmat
manusia/duniawi adalah sia-sia, karena hanya akan menghasilkan kesombongan. Tapi
hikmat surga adalah menyelamatkan.
2. Penyembahan Berhala
Kepercayaan lama seseorang sebelum terima Kristus mempunyai pengaruh kuat,
khususnya karena sudah menjadi bagian dari budaya (punya arti sosial) mis, sinkritisme (1
Kor. 7:9-13; 8:10; 10:14-30,11; 12:14).
3. Karunia-karunia
Karunia-karunia diberikan untuk membantu umatnya melayani dengan lebih baik. Tetapi
orang-orang Korintus giat untuk mencari karunia-karunia dengan tujuan supaya mereka
lebih dihormanti dan disegani di gereja, khususnya karunia bahasa lidah.
4. Kasih
Kasih menjadi tolak ukur dalam semua tindakan manusia (karena bersifat kekal). Kasih ilahi
menjadi dasar dalam menyelesaikan perselisihan, mengukur kemurnian karunia dan
kesungguhan.
5. Jemaat Wanita
Kebiasaan yang tidak diterima dalam masyarakat yang murni berupa budaya, harus ditaati.
Wanita dalam jemaat Korintus dinilai terlalu bebas, banyak berbicara, membuat kericuhan
dalam bernubuat dan berdoa.
7. Kebangkitan
Kematian dan kebangkitan Kristen adalah inti dari berita Injil. 1 Kor. ps. 15 membahas
secara lengkap tentang kebangkitan, karena kebangkitan adalah harapan terbesar orang
Kristen saat itu.
V. ALASAN PENULISAN
Sebelum memberikan gagasan mengenai alasan penulisan surat ini, akan lebih baik untuk
memahami garis besar urutan kontak dan korespondensi Paulus dengan jemaat Korintus.
Memang nyaris semua butir dalam garis besar berikut masih dipersoalkan, namun untuk
memahami alasan penulisan surat ini tidak dapat terlepas dari kontak dan korespondensi
Paulus dengan jemaat Korintus.1
Alasan Penulisannya adalah sebagai berikut:
1. Karena Paulus telah menerima dan mendengar laporan dari orang-orang keluarga Kloë
mengenai adanya perselisihan yang menyebabkan perpecahan, serta masalah-masalah
yang terjadi dalam jemaat Korintus (1Kor. 1:11)
2. Utusan dari jemaat Korintus (bnd. 1 Kor. 16:17 -Stefanus, Fortunatus dan Akhaikus)
menyampaikan sepucuk surat kepada Paulus untuk memohon petunjuk sang rasul atas
beberapa pertanyaan tentang persoalan dalam jemaat itu. Pertanyaan2 itu dapat dilihat
pada frasa kunci yang diulang-ulang ―sekarang tentang‖ (7:1, 25; 8:1; 12:1; 16:1, 12).
1. Menyelesaikan Masalah
Banyaknya dosa yang merajalela di kehidupan Jemaat Korintus perlu ditangani agar jemaat
tidak terpecah-pecah. Tapi dari surat 1 Korintus terlihat bahwa Paulus menulis lebih dalam
dari yang diharapkan.
Oleh sebab itu, Surat ini:
a. Sebagai jawaban Paulus untuk membetulkan masalah yang serius dalam jemaat
Korintus yang telah diberitahukan kepadanya oleh Keluarga Kloë (psl 1-6). Hal-
hal ini meliputi pelanggaran yang di anggap remeh oleh orang Korintus, tetapi
dianggap Paulus sebagai dosa serius.
b. Sebagai jawaban, bimbingan dan instruksi atas berbagai pertanyaan yang telah
ditulis di dalam surat mereka (psl. 7-16). Hal ini meliputi soal doktrin, prilaku dan
kemurnian sebagai perorangan dan sebagai jemaat.
3. Tindak Lanjut
Paulus sudah menulis surat terdahulu (1 Kor. 5:9), dan juga sempat singgah (1 Kor. 16:7),
tapi tidak memberikan hasil yang baik, justru menyusahkan. Surat 1 Korintus merupakan
harapan untuk ditanggapi, sebagai lanjutan tindakan terdahulu.
1
Perhatikan Penjelasan tentang Korespondensi ini.
11), pikiran manusiawi tentang kebenaran rasuli (psl 15) dan perselisihan mengenai
―kemerdekaan Kristen‖ (psl 8-10).
Paulus juga menasihati orang Korintus tentang perkara yang berkaitan dengan hal
membujang dan perkawinan (psl 7), ibadah bersama, termasuk perjamuan kudus (psl 11-14),
dan pengumpulan uang bagi orang-orang kudus di Yerusalem (16:1-4).
VIII. CIRI-CIRI
1. Penekanannya pada kehidupan gereja lokal dan persoalan yang ada di dalamnya.
2. 1 Korintus merupakan tulisan yang bersifat praktis (bnd. Roma bersifat teologis)
3. Paulus lebih tampak sebagai gembala-pengajar yang berhadapan dgn masalah2
pemeliharaan jemaat (bnd. Paulus dlm surat Roma: mirip guru besar teologi Alkitabiah
modern.
4. Secara menyeluruh ditekankan kesatuan jemaat lokal sebagai tubuh Kristus. Suatu fokus
yang ada dalam pembahasan: perpecahan, perjamuan kudus dan karunia-karunia rohani.
5. Secara spesifik membahas tentang karunia-karunia rohani.
6. Surat ini terkenal dengan liriknya yang indah tentang kasih – Hymne Kasih (psl 13).
IX. PRINSIP-PRINSIP
1. Jemaat sebagai tubuh Kristus tidak boleh terpecah belah menjadi bagian-bagian yang
terpisah (1:10, 13)
2. Kamu yang telah dipersatukan dengan Tuhan, hendaknya berprilaku baik supaya membawa
hormat bagi Dia (6:17, 20)
3. Allah memberikan sebagian orang karunia menjadi seorang suami atau isteri; kepada orang
lainnya, Ia berikan karunia untuk tinggal membujang demi kepentingan kerajaan-Nya (7:7,
32)
4. Lakukanlah segala sesuatu untuk membawa kemuliaan kepada Allah: jangan melakukan
sesuatu pun yang bisa menyebabkan orang lain tersandung (10:31-32) atau mungkin
saudara didiskualifikasi dari pertandingan (9:24-27)
5. Segala sesuatu harus dilakukan secara sopan dan teratur (14:40)
6. Kebangkitan Kristus dari kematian menjamin kebangkitan mereka yang menjadi milik
Kristus ketika Ia datang kembali (15:22-23)
X. CATATAN
1. Kesedihan dan Kekecewaan Paulus
Dalam hal Surat 1 Korintus Paulus sebenarnya kecewa karena selama ini Paulus selalu
mengganggap jemaat Korintus adalah Jemaat yang dewasa (Paulus melayani mereka
hampir lebih dari 18 bulan). Tapi ternyata mereka masih anak-anak secara rohani, belum
bisa dianggap dewasa, terbukti dari masalah-masalah yang ada dalam Jemaat. Kedatangan
Paulus yang kedua untuk menyelesaikan masalah juga tidak menghasilkan hasil yang baik.
Itu sebabnya dikatakan oleh Paulus sebagai kunjungan yang menyedihkan.
PENDAHULUAN (1:1-9)
I. Pembahasan masalah-masalah yang telah diberitahukan kepada Paulus (1:10—6:20).
A. Perpecahan dalam Jemaat (1:10—4:21)
1. Empat Golongan (1:10-17)
2. Penyebab perpecahan (1:18—4:5)
a. Suatu pandangan yang salah mengenai hikmat (1:18—3:4)
b. Suatu pandangan yang salah mengenai pelayanan Kristen (3:5—4:5)
II. Jawaban terhadap pertanyaan yang ditulis dalam surat dari jemaat Korintus (7:1—16:19).
A. Pertanyaan mengenai perkawinan (7:1-40)
1. Perkawinan dan hal hidup membujang (7:1-9)
2. Tanggung jawab Kristen dalam perkawinan (7:10-16)
3. Prinsip kepuasan hati (7:17-24)
4. Nasihat kepada orang-orang yang tidak menikah (7:25-38)
5. Pengarahan tentang nikah ulang (7:39-40)
B. Pertanyaan menganai penggunaan kemerdekaan Kristen (8:1—11:1)
1. Masalah makanan yang dipersembahkan kepada berhala (8:1-13)
2. Disiplim Paulus dalam menggunakan kemerdekaannya (9:1-27)
3. Peringatan terhadap percaya diri yang berlebih-lebihan (10:1-13)
4. Ketidaksesuaian pesta penyembahan berhala dengan Meja Tuhan (10:14-23)
5. Beberapa prinsip umum dan nasihat praktis (10:24—11:1)
C. Pertanyaan mengenai ibadah bersama (11:2—14:40)
1. Tudung kepala wanita dalam jemaat (11:2-16)
2. Sikap dalam mengikuti Perjamuan Tuhan (11:27-34)
3. Karunia-karunia rohani (12:1—14:40)
D. Pertanyaan mengenai kebangkitan (15:1-58)
1. P: Bagaimana mungkin ada orang yang mengatakan bahwa tidak ada
kebangkitan orang mati? (15:12)
J: Kepastian kebangkitan (15:1-34)
2. P: Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apakah mereka
akan datang kembali? (15:35)
J: Sifat tubuh kebangkitan (15:35-57)
3. Kesimpulan terhadap pertanyaan itu (15:58)
E. Pertanyaan mengenai pengumpulan uang bagi orang kudus (16:1-9)
11
SURAT 2 KORINTUS
III. KEPENULISAN
1. Penulis
Tidak diragukan lagi, bahwa yang menulis surat ini adalah Paulus sendiri, sebagaimana
namanya disebutkan dalam pendahuluan suratnya (1:1) dan dalam 10:1.
2. Tahun Penulisan
Nyaris tidak diragukan lagi bahwa surat ini ditulis pada saat perjalanan ketiga Paulus untuk
memberitakan Injil. Pada umumnya surat ini ditulis sekitar tahun 55 atau 56 M – beberapa
bulan atau mungkin setahun sesudah 1 Korintus ditulis.
3. Tempat Penulisan
Surat ini ditulis dari Makedonia, ―mungkin dari Filipi.‖ setelah ia menunggu Titus dan berita
tentang jemaat Korintus di Efesus dan di Troas (2 Kor. 2:12, 13).
V. TEMA UTAMA
1. Panggilan Pelayanan
2 Korintus adalah surat yang paling banyak memberitahukan tentang riwayat hidup Paulus
dan sangat pribadi dan sebagian besar berhubungan dengan pembelaan pelayanannya.
(ps. 1-7) dan khususnya atas jabatannya sebagai Rasul (ps. 10-13).
Ada banyak orang Yahudi dalam jemaat Korintus yang mengecam wewenang Rasul Paulus
(11:2/5), dengan alasan: karena mungkin ia tidak terhitung diantar ke-12 murid yang
dipanggil oleh Yesus. Tuduhan-tuduhan lain yang dilancarkan oleh orang-orang Yahudi
penentang Paulus:
a. Paulus tidak mempunyai surat kepujian (3:1; 2-3)
b. Paulus bersikap keras dan tegas kalau di surat, tapi tidak waktu bertemu (10:11)
c. Paulus memuji diri dan bermegah (10:12-13)
d. Paulus bertindak melewati batas tugasnya. (10:14-15)
e. Paulus kurang paham dalam berkata-kata (11:6)
f. Paulus mementingkan diri dan bermegah saja (11:10-14)
g. Paulus dan Titus mencari keuntungan Jasmaniah (12:17-19)
3. Allah Tritunggal
Bagian terakhir dari surat 2 Korintus, dikenal sebagai doa berkat yang dipakai sampai
sekarang di gereja-gereja (2 Kor. 13:13).
IX. CIRI-CIRI
1. Kitab ini merupakan surat yang paling banyak memberitahukan riwayat hidup Paulus.
Beberapa petunjuk yang dibuatnya tentang dirinya sendiri dengan: rendah hati, minta maaf
dan bahkan dengan malu, tetapi karena terpaksa mengingat situasi yang ada di Korintus.
2. Kitab ini melampaui semua surat kiriman lain dari Paulus dalam hal menyatakan kuatnya
dan dalamnya kasih serta keprihatinan bagi anak rohaninya.
3. Kitab ini berisi teologi yang paling lengkap dalam PB mengenai penderitaan Kristen (1:3-11;
4:7-18; 6:3-10; 11:23-30; 12:1-10) dan mengenai hal memberi secara kristiani (psl. 8-9).
4. Istilah-istilah kunci, seperti: kelemahan, dukacita, air mata, bahaya, kesukaran,
penderitaan, penghiburan, kemegahan, kebenaran, pelayanan, dan kemuliaan
menggarisbawahi sifat unik dari surat ini.
XI. CATATAN
Setelah kunjungan Paulus yang ke 3 di Korintus, dan menulis 2 Korintus, Paulus lega bahwa
akhirnya semua persoalan perselisihan selesai. Pada saat itulah Paulus menulis Surat Roma,
lalu menyebarkan Injil ke beberapa tempat lain.
Kesimpulan (13:11-14)
12
SURAT GALATIA
I. LATAR BELAKANG
A. Kota Galatia
Nama "Galatia" dalam Alkitab memang menunjuk dua pengertian:
a. Kerajaan purba bangsa Galatia di pedalaman utara, dataran tinggi di Asia Kecil.
Lonjakan penduduk terjadi pada abad 3 M di Eropa tengah sehingga memaksa orang
Gaul untuk pergi ke daerah Asia kecil ini dan memegang pemerintahan di sana. Secara
geografis daerah utara memang dianggap biadab dan kasar. Disebut sebagai "Teori
Galatia Utara".
b. Galatia juga nama satu dari propinsi Romawi pada thn. 64 SM. Galatia adalah daerah
protektorat Romawi. Lalu menjadi propinsi penuh thn. 25 SM. Daerah ini cukup luas
dan memiliki kota-kota seperti Antiokia, Ikonium, Listra dan Derbe (kota-kota yang
disebut dalam pelayanan Paulus di Kis. 13:14. Disebut sebagai "Teori Galatia
Selatan.")
Setelah bangsa Romawi akhirnya menguasai kedua daerah tsb. maka untuk memperluas
wilayah Galatia, digabungkanlah bagian Utara dan Selatan, dan seluruh wilayah itu disebut
Galatia. Itu sebabnya timbul masalah ketika Paulus menulis suratnya kepada jemaat di
Galatia, dipertanyakan galatia Utara atau Selatan?
Ada kecenderungan orang menerima pendapat bahwa "Galatia" yang dimaksud Paulus
adalah no. b, dengan alasan:
Bagian-bagian Frigia yang disatukan ke dalam propinsi Romawi, termasuk Galatia.
Pernyataan dalam Kisah Rasul bahwa Paulus dilarang oleh Roh Kudus untuk
memberitakan Injil ke Asia (Kis. 16:6).
Sangat diragukan bahwa Paulus pernah mengunjungi kerajaan kuno dibagian utara.
B. Jemaat Galatia
1. Sejarah Berdirinya Jemaat Galatia
Jemaat Galatia kemungkinan besar adalah hasil pelayanan Paulus dan Barnabas pada
perjalanan Misi Pertama. Jemaat sebagian besar adalah orang-orang bukan Yahudi.
Tapi setelah Jemaat ini berkembang, kepemimpinan diberikan kepada orang Yahudi
yang ternyata memberi penekanan pada pengajaran hukum Taurat. Mereka juga
menentang Rasul Paulus, dan menuduh Paulus sebagai orang yang merombak dan
membatalkan Hukum Allah (Firman). Kekacauan Jemaat terjadi karena jemaat yang
non-Yahudi menjadi tertekan karena harus menjalankan tradisi Yahudi untuk tetap
menjadi Kristen.
Selain itu beberapa orang yang tidak menyukai Paulus dan mereka memberikan
tuduhan yang sangat menekan Paulus:
Pertama, tentang penunjukan Paulus yang tidak sah, dijawab Paulus di Gal.
1:11-2:10.
Kedua, Paulus dituduh selalu berselisih dengan Petrus tentang keselamatan
orang non-Yahudi, dijawab Paulus dengan Gal. 2:11-14.
Ketiga, tuduhan bahwa dulu Paulus mengajarkan keselamatan melalui sunat
(Gal. 5:11), tapi karena ingin memberi kelonggaran untuk yang non-Yahudi
maka Paulus mengubah pendapatnya semula (Gal. 1:10).
Sebagai pendiri yang melahirkan jemaat Galatia, tuduhan-tuduhan ini sangat membuat
Paulus kecewa. itu sebabnya Paulus terdorong untuk menulis Surat Galatia.
II. KEPENULISAN
1. Penulis
Paulus adalah penulis Surat Galatia, sesuai dengan Gal. 1:1. Tapi ada juga yang menyebut
bahwa Surat Galatia adalah Surat pseudonim (artinya nama "Paulus" hanya dipinjam oleh
penulis lain yang tidak dikenal). Pendapat ini sama sekali tidak memiliki dasar oleh karena
itu tidak ada pendukung. Sebaliknya, justru disetujui bahwa tangan Paulus sendirilah yang
menulis (tidak melalui sekretaris), mungkin karena melihat pentingnya isi surat ini.
2. Tahun Penulisan
Tentang tahun penulisan para ahli yang mengikuti "teori Galatia Selatan" berpendapat
tahun yang awal, yaitu sekitar tahun 48-49M, yaitu pada perjalanan misi Paulus yang
pertama setelah ia kembali ke Antiokia di Siria. Hal ini tergantung dari penafsiran
kunjungan ke Yerusalem, apakah sesudah atau sebelum Sidang Yerusalem. Kalau
sebelumnya maka tahun 48-49M lebih memungkinkan.
Tapi menurut teori Galatia Utara, tahun penulisan adalah 54-55M. Hal ini mungkin sesuai
dengan Gal. 4:13 dikatakan tentang kunjungan "pertama kali", maka mungkin Paulus
menulis Surat Galatia sesudah dari Galatia dan Frigia yang kedua kalinya (Kis. 18:23) yaitu
pada perjalanan misi Paulus yang ketiga. Kalau perhitungan ini benar maka Surat Galatia
ditulis sekitar tahun 54-55M.
3. Tempat Penulisan
Jika mengikuti "teori Galatia Selatan", maka Paulus menulis sesudah kembali ke gereja
Antiokia Siria sebelum sidang Yerusalem. Tapi jika yang dimaksud "Galatia" itu adalah salah
satu kelompok bangsa Galatia yang tinggal di Utara maka mungkin Paulus menulisnya
ketika ia tinggal di Efesus, atau pada perjalanan melalui Makedonia.
2
Catatan Tentang Kepenulisan: Paulus menulis surat kiriman ini kepada: jemaat-jemaat di Galatia (1:2). Secara
umum dapat dikatakan bahwa:
Galatia merupakan propinsi kerajaan Romawi yang terletak di bagian timur dari negara Turki
sekarang (Asia Kecil). Di situ terdapat kota-kota Ikonium, Listra, Derbe dan Antiokhi di
Pisidia. Paulus membawa Injil ke sana (Kis. 13-14).
Orang Galatia: suku bangsa kalt dari Asia kecil. Sekitar tahun 530 sM, mereka menguasai
Eropa Tengah. Setelah Iskandar Agung wafat (323 sM), lambat laun mereka menyusup ke
Asia Kecil.
- Berkaitan dengan alamat surat Galatia, Paulus hanya menuliskan kepada “jemaat-jemaat
di Galatia.” Berdasarkan hal ini ada dua teori mengenai para penerima surat Galatia,
kedua teori tersebut adalah: “Teori Galatia Utara (Daerah Galatia) dan Teori Galatia
Selatan (Propinsi Galatia).
1. Hukum Taurat
Ajaran legalistis orang Yahudi dibawa meskipun mereka sudah menjadi Kristen. Memang
sudah sejak kecil diajarkan Hukum Taurat, sehingga mereka menganggap bahwa itu dari
Allah yang harus dipercaya. Haruskah Taurat itu dipertahankan? Paulus berkata: Tidak,
karena kalau dipertahankan, maka sia-sialah anugerah dalam Yesus Kristus. keselamatan
dalam Yesus Kristus sudah sempurna.
V. ALASAN PENULISAN
Alasan Paulus menulis surat Galatia adalah:
Karena pada saat itu Paulus kecewa terhadap sikap orang Galatia yang cepat berpaling
dari kebenaran/Injil kepada ―injil yang lain‖ yang bukan Injil sebenarnya. Dalam hal ini
menunjuk kepada Hukum Taurat.
Firman Tuhan diputarbalikkan oleh orang Yahudi yang menamakan diri ―golongan orang
bersunat dan golongan Yakobus. Ciri-cirinya adalah:
- Dari permulaan istilah “orang Galatia” dipakai tentang pendatang-pendatang dari utara.
Sekitar tahun 200 sM, mereka mendiami pedalaman Asia Kecil. Sejak masa itu daerah di
mana mereka tinggal, disebut Galatia.
- Persoalannya timbul karena pada tahun 25 sM ada daerah lain di Asia Kecil bagian
selatan yang menjadi propinsi Romawi. Propinsi itu juga disebut Galatia. Propinsi
Galatia itu termasuk daerah Frigia Timur, Likaonia, Pisidia dan Isauria di samping
daerah Galatia.
- Apakah daerah Galatia ataukah propinsi Galatia yang dimaksudkan dengan “jemaat-
jemaat di Galatia” dalam surat ini?
- Kalau yang dimaksud adalah propinsi Galatia, maka jemaat-jemaat di sana didirikan
pada perjalanan misi yang pertama. Kalau yang dimaksud adalah daerah Galatia, maka
jemaat-jemaat di sana didirikan pada perjalanan misi yang kedua, sebelum Paulus
menyeberang ke Makedonia (16:6). Melalui berbagai argumentasi-argumentasi yang
dijelaskan, banyak para teolog menganggap surat Galatia ditulis kepada jemaat-jemaat
yang didirikan pada perjalanan misi yang kedua (Kis. 16:4-8). Itu berarti bahwa surat
Galatia ditulis sekitar tahun 55-56. Namun hal kurang dapat dipertahankan.
Kesimpulan: surat ini ditujukan kepada jemaat-jemaat di bagian selatan Galatia dari propinsi Galatia.
Jemaat-jemaat itu dibangun pada perjalanan misi yang pertama. Pada umumnya tahun penulisan
dianggap 49 M. Walaupun ada yang menganggap antara 49-52 M. Dengan demikian surat ini ditulis
sesudah sidang di Yerusalem atau sebelum Paulus memulai perjalanan misi kedua, yaitu sekitar tahun
49 M waktu dia masih di Antiokhia (Kis. 15:35).
VII. CATATAN
Kemiripan dengan Surat Roma:
Memang Surat Roma dan Galatia mempunyai kemiripan, khususnya dalam tema utamanya,
yaitu tentang "keselamatan" dan tradisi Yahudi. Ada kemungkinan besar bahwa pengajaran
yang tidak Alkitabiah itu juga menyusup ke dalam jemaat Roma. Namun demikian, jelas terlihat
bahwa dalam Surat Roma Paulus membahas masalah ini dengan jauh lebih matang dan
sistematis.
VIII. SURVEI
Dari isi surat ini, tampaknya para pemimpin Yahudi yang melawan Paulus di Galatia
menyerangnya secara pribadi supaya melemahkan pengaruhnya dalam gereja-gereja.
Mereka menuduh bahwa:
1. Paulus tidak termasuk kelompok rasul-rasul yang asli, dan karena itu tidak memiliki
wibawa rasuli (bd. Gal 1:1,7,12; Gal 2:8-9);
2. Berita yang disampaikannya menyimpang dari Injil yang diberitakan di Yerusalem
(bd. Gal 1:9; Gal 2:2-10).
3. Beritanya mengenai kasih karunia akan mengakibatkan ketidakpatuhan kepada
hukum (bd. Gal 5:1,13,16,19-21).
Paulus langsung menanggapi ketiga tuduhan itu:
1. Dengan penuh semangat ia membela kekuasaannya sebagai rasul Yesus Kristus,
wibawa yang diterimanya langsung dari Allah dan disahkan oleh Yakobus, Petrus,
dan Yohanes (pasal 1-2; Gal 1:1—2:21).
2. Dia dengan penuh gairah mempertahankan Injil keselamatan yang terjadi karena
kasih karunia oleh iman kepada Kristus (pasal 3-4; Gal 3:1—4:31).
3. Akhirnya, Paulus dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa Injil Yesus Kristus
yang sejati meliputi kebebasan dari perhambaan legalisme Yahudi pada satu sisi
dan kebebasan dari dosa dan tindakan tabiat berdosa pada sisi yang lain.
Kebebasan Kristen yang sejati meliputi hidup oleh Roh dan menggenapi hukum
Kristus (pasal 5-6; Gal 5:1—6:18).
Surat ini berisi suatu sketsa watak orang-orang percaya Yahudi yang menentang Paulus
di Galatia, Antiokhia, dan Yerusalem (Kis 15:1-2,5), dan di semua wilayah yang
dilayaninya. Paulus melukiskan mereka sebagai pengacau dan pemutar balik (Gal 1:7),
penghalang (Gal 5:7), dan orang yang suka menonjolkan diri secara lahiriah dan
berusaha untuk mengelak penganiayaan karena penghinaan salib Kristus (Gal 6:12).
Secara tidak langsung Paulus menggambarkan mereka sebagai orang yang ingin
menyenangkan manusia (Gal 1:10), saudara-saudara palsu (Gal 2:4), saudara-saudara
yang bersunat (Gal 2:12), dan manipulator (Gal 3:1).
Pendahuluan (1:1-9)
13
SURAT EFESUS
A. Kota Efesus
Istilah Efesus berarti ―dirindui‖. Efesus adalah salah satu kota terkemuka di kawasan Asia
Kecil, kota yang maju dan menjadi pusat perdagangan dan kebudayaan di Propinsi itu.
Letaknya juga sangat strategis, menjadi pertemuan Barat dan Timur. Kota Efesus dikelilingi
oleh kota-kota penting pada jaman itu. Pendirian jemaat ini juga merupakan langkah
strategis penginjilan Paulus untuk memenangkan kota penting di Asia.
Sebutan-sebutan yang digunakan untuk kota Efesus:
1. Kota Terang dari Asia
2. Kota Utama dari Asia. Karena merupakan kota penting secara politik.
3. Kota Dagang yang Utama. Kota ini terletak pada muara sungai Kaister dan hasil-hasil
Lembah Kaister ini dibawa ke pasar Efesus. Pelabuhan Efesus besar sekali bahkan
merupakan pelabuhan yang paling penting di antara pelabuhan-pelabuhan yang lain
pada waktu itu.
4. Kota Merdeka. Artinya:
a. Pemerintah Romawi mengizinkan penduduk2 Efesus mempunyai pemerintahan
sendiri.
b. Tidak ada tentara Romawi di situ.
c. Penduduk Efesus memilih majelisnya sendiri.
5. Kota Olahraga Olympiade dimulai. Biasanya pada bulan Mei di Efesus diadakan
olahraga untuk seluruh Asia Kecil (Ionia)
6. Kota Ibu Ilmu Sihir (lihat dalam bagian religious kota Efesus).
Kota ini juga terkenal dan sangat bangga dengan kuil-kuil penyembahan dewi orang
Efesus, yaitu dewi Diana/ dewi Artemis, dewi pemelihara. Keindahan kuil ini menjadi
kebanggaan orang Efesus, karena:
Kuil itu mempunyai 127 tiang besar dari marmer
Beberapa dari tiang itu disalut dengan emas dan batu-batu yang indah.
Di dalam kuil (dibelakang patung Dewi Diana) terdapat ruang yang dipakai sebagai
kantor bank karena di sana emas, perak, uang, dan barang-barang yang indah di
simpan oleh orang banyak.
Namun demikian, keindahan kuil itu berbeda sekali dengan patung dewi Diana yang ada
di dalam kuil itu. Patung itu hitam, pendek, dan buruk sekali bentuknya, patung itu juga
dipenuhi dengan buah dada. Sekalipun demikian, berjuta-juta orang datang untuk
menyembah patung itu. Di dalam kuil itu ada imam-imam dan imam perempuan yang
tidak lain dari perempuan-perempuan sundal. Kelakuan mereka dalam penyembahan
sangat najis.
B. Jemaat Efesus
Jemaat Efesus didirikan oleh Paulus (Kis. ps 19 & 20), pada saat Paulus melakukan
perjalanan misi ketiga. Paulus sempat tinggal di Efesus dan mendidik mereka dengan
penuh kasih untuk semakin berakar selama 3 tahun. Menurut kesaksian Paulus Jemaat
Efesus adalah jemaat yang dewasa (Ef 1:3-14), karena mereka bisa menerima "makanan
keras." Diketahui bahwa sebagian besar jemaat adalah orabg-orang non-Yahudi, hanya
sebagian kecil orang Yahudi. Timotius adalah orang yang ditunjuk untuk melanjutkan
pelayanan Paulus setelah Paulus pergi.
II. KEPENULISAN
1. Penulis
Dari tahun 95M sampai abad 2 ada banyak bukti orang menerima surat Efesus ini sebagai
surat tulisan Paulus. Juga sesuai dengan bukti dari Ef. 1:1; 3:1. Tapi para ahli modern
menentang fakta ini dengan tajam. Ada beberapa alasan yang diajukan:
a. Surat ini gaya bahasanya tidak sama dengan surat-surat Paulus yang lain. Ada
setengah dari jumlah kata-kata yang dipakai, tidak terdapat pada bagian PB yang lain.
Ada 44 kata yang tidak dipakai dalam surat-surat Paulus yang lain.
b. Struktur yang dipakai dalam surat ini berbeda dengan surat Paulus yang lain:
Tidak ada keakraban hubungan antara penulis dan pembaca.
Tidak ada salam dan penutup seperti surat-surat yang lain.
Tidak ada salam untuk orang-orang akrab/nama-nama tidak dicantumkan.
Tidak ada uraian yang penuh perdebatan dan uraian logis.
c. Bukan gaya surat untuk dialamatkan kepada seseorang, terlalu puistis untuk surat
umum.
d. Tahun penulisan diperkirakan melebihi jamannya Paulus (dilihat dari ciri dan ungkapan
tahun).
e. Nama "Efesus" tidak tercantum di beberapa surat salinan asli yang lain.
Dari alasan di atas disimpulkan bahwa kemungkinan Paulus bukanlah penulis Surat Efesus,
tapi mungkin ada orang yang ingin menyebar luaskan tulisan Paulus sehingga meniru dan
memakai nama Paulus. Namun demikian kesimpulan ini belum diterima sepenuhnya oleh
teolog Injili.
2. Tahun Penulisan
Ayat yang menunjuk jelas tentang waktu penulisan Surat ini adalah Ef. 3:1 dan 6:20, yang
menceritakan keadaan Paulus waktu menulis Surat ini, yaitu ketika Ia ada di penjara
Roma3. Hal ini sesuai dengan catatan dari Kol. 4:3, 10, 18 dan Kis. Rasul 28. Oleh karena
itu tahun yang tepat untuk penulisan surat Efesus adalah antara thn. 60-62 M, biasanya
diterima tahun 62 tahun yang sama dengan surat Filemon.
3
Ada empat surat Paulus yang ditulis pada waktu dia dipenjarakan, antara tahun 56 dan 62. Status Paulus
pada sat itu adalah seorang narapidana, oleh sebab itu keempat surat ini disebut sebagai “surat-surat
penjara.” Keempat tersebut adalah: Surat Efesus (Ef. 3:1; 4:1; 6:20), Surat Filipi (Flp. 1:12-13), Surat
Kolose (Kol. 1:24), Surat Filimon (Fil. 1).
Hal yang sering dipermasalahkan dari keempat surat tersebut adalah tempat pengiriman surat-surat
tersebut. Dari penjara manakah ia menuliskan surat-surat tersebut? Ada 3 kali Paulus dipenjarakan
menurut Kisah Para Rasul, yaitu pemenjaraan di Filipi, Kaisarea dan Roma. Pemejaraan di Filipi jelas
harus dikesampingkan sehingga pilihannya tinggal Kaisarea atau Roma. Namun di samping ketiga tempat
tersebut, ada argumentasi lain tentang pemenjaraan Paulus di Efesus. Meski tidak tercatat dalam Kisah
Para Rasul, banyak teolog yang menganggap dia pernah dipenjara di sana. 3
Tafsiran tentang pemenjaraan di Efesus ini sulit diterima karena tidak ada laporan dalam Kisah Para
Rasul bahwa Paulus pernah dipenjara di Efesus. Tafsiran ini tidak cocok dengan Filipi 4:10-20 yang
melaporkan tentang bantuan yang dikirim kepada Paulus. Di Efesus, Paulus mempunyai banyak teman
yang cukup berada. tentu tidak perlu bantuan dari luar, karena orang-orang Efesus mampu menolong dia
dalam segala kebutuhannya di penjara.
Jadi hanya ada 2 kemungkinan, di penjara Kaisarea (Kis. 23:23 dst) atau Roma (Kis. 28). Mana yang
benar tidak dapat dipastikan, namun penting untuk memperhatikan beberapa hal berikut ini:
a. Istilah “istana kaisar” (Flp. 4:22) dan “seluruh istana” (Flp. 1:3) menunjukkan bahwa ada
kemungkinan besar tempat pengiriman surat-surat ini adalah Roma.
b. Surat-surat tersebut memberi kesan bahwa Paulus menjalani penjara yang agak bebas. Jelaslah
bahwa orang-orang boleh mengunjungi dia di penjara. Menurut laporan Kisah Para Rasul, Paulus
juga dilayani oleh “sahabat-sahabatnya” waktu ia dipenjarakan di Kaisarea (Kis. 24:23). Tetapi
jelaslah bahwa penjagaan lebih ketat di sana dibandingkan dengan di Roma (Kis. 28:30:31).
c. Tidak masuk akal kalau Onesimus, budak Filemon melarikan diri ke Kaisarea yang adalah kota
Yunani yang luasnya lebih kecil dari pada kota Roma. Karena akan sulit baginya untuk
menyembunyikan diri di Kaisarea. Bila dipikirkan tempat yang paling aman untuk seorang budak
adalah kota Roma.
3. Tempat Penulisan
Surat Efesus adalah salah satu surat yang dikenal sebagai "surat penjara", karena memang
ditulis oleh Paulus pada waktu ia ada di penjara di Roma (Ef. 3:1; 6:20).
4. Perkawinan
Kasih sebagai dasar hubungan antara suami dan istri. Sama seperti Kristus dengan
jemaat/gereja. Mereka harus mempersiapkan diri menyambut mempelai laki-laki (Ef. 5:22-
32).
AYAT UTAMA – Efesus 4:13 ―sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan
pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan
yang sesuai dengan kepenuhan Kristus‖
V. TUJUAN PENULISAN
Tidak seperti Surat-surat Paulus yang lain, Surat Efesus ini tidak membahas secara spesifik
masalah yang dihadapi oleh jemaat. Isinya penting dan penuh konsep-konsep kekristenan tapi
sangat umum sifatnya.
Tujuan Paulus dalam menulis surat ini tersirat dalam Ef 1:15-17.
Dengan tekun ia berdoa sambil merindukan agar para pembacanya bertumbuh dalam
iman, kasih, hikmat, dan penyataan Bapa yang mulia.
Dia sungguh-sungguh menginginkan agar hidup mereka layak di hadapan Tuhan Yesus
Kristus (mis. Ef 4:1-3; Ef 5:1-2).
Paulus berusaha untuk menguatkan iman dan dasar rohani mereka dengan menyatakan
kepenuhan maksud kekal Allah dari penebusan "dalam Kristus"(Ef 1:3-14; Ef 3:10-12)
untuk gereja (Ef 1:22-23; Ef 2:11-22; Ef 3:21; Ef 4:11-16; Ef 5:25-27) dan untuk setiap
orang (Ef 1:15-21; Ef 2:1-10; Ef 3:16-20; Ef 4:1-3,17-32; Ef 5:1—6:20).
VI. CATATAN
Hal sangat ironis sekali jika dibandingkan dengan Wahyu 2:1-7, Gereja Efesus disebutkan
sebagai "kaki dian yang tidak bersinar lagi", karena "engkau telah meninggakan kasih yang
mula-mula.
VII. SURVEI
Secara paling sederhana Efesus terdiri atas dua tema dasar:
1. Bagaimana kita ditebus oleh Allah (1:1—3:21), dan
Pasal 1-3 dimulai dengan suatu paragraf pembukaan yang merupakan salah satu nas
yang paling indah dalam di Alkitab (Ef 1:3-14). Kidung penebusan yang sangat indah ini
menaikkan pujian karena Bapa telah memilih, menentukan dan mengangkat kita sebagai
anak-anak-Nya (Ef 1:3-6), karena Putra yang menebus kita dengan darah-Nya (Ef 1:7-
12), dan karena Roh Kudus sebagai meterai dan jaminan warisan kita (Ef 1:13-14). Di
bagian ini Paulus menekankan bahwa dalam penebusan karena kasih karunia oleh iman,
Allah memperdamaikan kita dengan diri-Nya (Ef 2:1-10) dan dengan sesama umat
tertebus (Ef 2:11-15), dan sedang mempersatukan kita di dalam Kristus dalam satu
tubuh, yaitu gereja (Ef 2:16-22). Tujuan penebusan adalah "mempersatukan di dalam
Kristus sebagai Kepala segala sesuatu baik yang di sorga maupun yang di bumi," (Ef
1:10).
2. Bagaimana kita harus hidup sebagai umat tertebus itu (4:1—6:24).
Pasal 4-6 (Ef 4:1—6:24) pada umumnya terdiri atas arahan-arahan praktis bagi gereja
mengenai tuntutan penebusan di dalam Kristus atas kehidupan pribadi dan kehidupan
bersama kita. Di antara 35 pengarahan yang diberikan dalam surat ini mengenai
bagaimana seorang tertebus harus hidup, ditekankan tiga kategori luas.
Orang percaya dipanggil kepada suatu kehidupan baru yang murni dan terpisah dari
dunia. Mereka dipanggil untuk:
"kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya" (Ef 1:4),
"menjadi bait Allah yang kudus" (Ef 2:21),
PENDAHULUAN (1:1-2)
PENUTUP (6:21-24)
14
SURAT FILIPI
A. Kota Filipi
Kota Filipi ditemukan thn. 360 SM, sebagai suatu dusun kecil orang Trasia yang
didirikan oleh Filipus (Filip II, Ayah Alexander Agung). Dulu nama kota itu Krenides,
artinya: ―Tempat Sumber‖ dan setelah ditaklukkan oleh Raja Filip II diganti dengan
namanya sendiri. Pada thn. 168 SM kota ini jatuh ke tangan Romawi dan pada thn. 42 SM
dijadikan sebagai menjadi koloni kekaisaran Romawi. Oleh Kaisar Agustus kota ini akhirnya
dijadikan sebagai propinsi Romawi dan menjadi pangkalan militer terkenal.
B. Jemaat Filipi
Pada thn. 51 M, Jemaat ini didirikan oleh Paulus dan teman sekerjanya (Timotius,
Silas, dan Lukas), dalam perjalanan Misi Paulus kedua. Jemaat ini lahir sebagai tanggapan
akan panggilan melalui penglihatan Allah kepada Paulus di Troas, yang sering disebut
sebagai "panggilan Makedonia" (Kis 16:9-40) dan jemaat Filipi adalah jemaat pertama yang
didirikan di Eropa.
Ketika pertama kali Paulus ke Filipi ia tidak menemukan sinagoge tapi menemukan
sekelompok wanita yang berhimpun pada hari Sabat, ditempat sembahyang, di tepi sungai.
Seorang diantaranya adalah Lidia, "Penjual kain ungu". Ia akhirnya menjadi wanita pertama
yang bertobat di sana dan membuka rumahnya untuk dijadikan tempat persekutuan.
Petobatan lain yang dicatat adalah kepala penjara Filipi. Berkembanglah persekutuan ini
menjadi jemaat Filipi.
Jemaat ini termasuk Jemaat yang sangat baik dikenal Paulus (intim) dan paling setia
dibanding jemaat-jemaat yang lain. Selain mereka sering mengirim bantuan keuangan,
mereka juga memberi sumbangan kepada Paulus dan rekan-rekannya waktu mereka di
penjara Roma. Jemaat sempat ditinggalkan Paulus dan jemaat juga sempat dianiaya, tetapi
tidak tawar hati. Kemungkinan Lukas ditinggal di Filipi untuk memelihara Jemaat muda ini.
Dan pada perjalanan misinya ketiga Paulus sempat mengunjungi untuk yang ke 2 kali.
Epafroditus seorang pesuruh jemaat Filipi telah datang ke Roma untuk mengunjungi
Paulus dalam penjara dan membawa persembahan jemaat Filipi sebagai tanda terimakasih
mereka (2:25; 4:10, 14, 18) kepada Paulus.
Epafroditus mengalami sakit dan hampir mati dalam perjalanan itu, dan kabar
sakitnya telah sampai di Filipi (2:25-29). Sekarang Paulus memakai kesempatan untuk
mengirim surat ini bersama denga Epafroditus untuk mencurahkan rasa terimakasihnya
kepada jemaat di sana.
II. KEPENULISAN
1. Penulis
Penulis Surat ini adalah Rasul Paulus (Fil. 1:1). Ditunjukkan dengan banyaknya referensi
pribadi, dan juga mempunyai ciri-ciri yang sama dengan surat-surat Paulus yang lain. Jadi
tidak ada keraguan. Namun demikian ada beberapa pendapat yang muncul kemudian
bahwa sekalipun ini surat Paulus tetapi mungkin Timotiuslah yang menulis dan Paulus yang
mendikte. Itu sebabnya dalam pembukaan dituliskan dari "Paulus dan Timotius".
2. Tahun Penulisan
Sama seperti surat Efesus, penulis sedang berada di penjara (Fil. 1:7-30). Namun demikian
tidak disebutkan dengan jelas bahwa itu adalah penjara di Roma. Kalau betul maka
kemungkinan ditulis pada saat yang bersamaan dengan surat-surat penjara yang lain, yaitu
sekitar thn. 62-63 M (Kis. 28).
3. Tempat Penulisan
Penjara di Roma (Fil 1:7,13,17), tapi ada yang berpendapat kemungkinan penjara yang
dimaksud adalah di Efesus (Kis. 19).
V. TUJUAN PENULISAN
Tidak ada tanda-tanda bahwa Paulus menulis surat ini untuk menyelesaikan masalah, tapi lebih
sebagai ucapan syukur dan pemberian semangat.
1. Ucapan Terimakasih
Paulus bersyukur bahwa jemaat Filipi mempunyai beban untuk membantu pelayanan
dengan selalu mengirimkan bantuan keuangan kepada Paulus. Serta menenangkan jemaat
bahwa utusan mereka (Epafroditus) telah menunaikan tugasnya dengan setia dan tidak
kembali kepada mereka sebelum waktunya (Flp 2:25-30).
4. Memberi Semangat
Paulus menyadari bahwa penganiayaan dapat membuat kehidupan Kristen merosot, tetapi
Paulus bersyukur karena Jemaat Filipi tidak takut aniaya, bahkan mereka telah dianiaya
tetapi tidak putus asa. Juga, mendorong mereka untuk maju agar mengenal Tuhan dalam
persatuan, kerendahan hati, persekutuan, dan damai sejahtera.
VI. SURVEI
Surat Filipi tidak ditulis terutama untuk menyelesaikan berbagai persoalan dan
pertentangan dalam gereja seperti banyak surat Paulus yang lain. Nada utama surat ini
ialah kasih sayang yang hangat dan penghargaan terhadap jemaat itu. Dari salamnya (Fili
1:1) sampai ke doa berkat (Fili 4:23), surat ini memusatkan perhatian pada Kristus Yesus
sebagai tujuan hidup dan pengharapan orang percaya akan hidup kekal.
Dalam surat ini, Paulus memang berbicara mengenai tiga masalah kecil di Filipi:
1. Keputusasaan mereka karena masa hukumannya yang begitu lama (Fili 1:12-26);
2. Benih-benih perpecahan di antara dua orang wanita di dalam gereja (Fili 4:2; bd. Fili
2:2-4);
3. Ancaman ketidaksetiaan yang selalu ada dalam gereja oleh karena para penganut
agama Yahudi dan orang-orang yang berpikiran duniawi (pasal 3; Fili 3:1-16).
Karena ketiga masalah yang potensial ini, kita mempunyai ajaran Paulus yang paling kaya
mengenai:
- Sukacita di tengah-tengah segala keadaan hidup (mis. Fili 1:4,12; Fili 2:17-18; Fili
4:4,11-13),
- Kerendahan hati dan pelayanan Kristen (Fili 2:1-18),
- Nilai pengenalan akan Kristus yang melebihi segala sesuatu (pasal 3; Fili 3:1-16).
Pendahuluan (1:1-2)
Penutup (4:21-23)
15
SURAT KOLOSE
I. KEPENULISAN
Surat ini tetap diakui ditulis oleh rasul Paulus sendiri, meskipun banyak orang meragukan
tentang keotentikannya. Surat ini ditulis bersamaan dengan surat Efesus ketika Paulus berada
di penjara Roma pada tahun 62 M. pada waktu itulah surat ini ditulis. Pualus mengirimkan surat
ini kepada: ―saudara-saudara yang kudus dan yang percaya dalam Kristus di Kolose‖ (1:2).
Kota Kolose terletak dekat Laodikia (Kol 4:16) di bagian barat daya Asia Kecil, kira-kira 160
kilometer tepat di sebelah timur kota Efesus. Kota ini juga berada di Lembah Likus di anak
sungai Meander, suatu distrik pegunungan yang sangat indah.
NATS
No. KESAMAAN
KOLOSE EFESUS
1 Keduanya menguraikan tentang pribadi 1:18; 2:19 1:22; 4:15; 5:23
Kristus dgn perkataan2 yang mirip 2:10 1:21
2 Keduanya menguraikan tentang gereja 1:18, 24 1:23; 4:12; 5:23,
sebagai tubuh Kristus 30
3 Keduanya menekankan tentang 2:19 4:16
pertumbuhan dan kesatuan gereja 3:15 2:16; 4:4
4 Keduanya mempunyai penekanan etis yang
sama: 3:9-10 4:22-24
Manusia lama dan manusia baru 3:5-8; 3:12-24 4:25; 5:5; 4:2-3
Daftar dosa yang sama 3:7; 1:10; 2:6; 4:5 2:2; 4:17; 2:10;
Hidup dalam dosa dan hidup dalam 4:1; 5:2, 8, 15
kesucian
5 Keduanya menekankan pentingnya rumah 3:18; 4:1 5:22; 6:9
tangga Kristen, sampai kata-katanyapun
sama
Kata yang khas dalam kedua surat ini:
Hikmat, pengetahuan, kepenuhan Allah, rahasia Allah yang sekarang dinyatakan, pemerintah,
penguasa yang kelihatan dan yang tidak kelihatan
Walaupun ada banyak persamaan antara kedua surat ini, jelaslah bahwa ada juga
perbedaan-perbedaannya, secar khusus dalam penekanan masing-masing surat.
Perbedaan:
No. Kolose Efesus
1 Tujuannya memperbaiki yang rusak Bersifat mengajar
2 Bersifat mengoreksi dan membetulkan Bersifat menguraikan
3 Tekanan: Kristus sebagai kepala tubuh, Tekanan: Gereja sebagai tubuh Kristus
yaitu gereja
4 Lebih konkrit dr surat Efesus Bersifat umum: karena tidak menyinggung
masalah2 konkrit dalam satu jemaat.
5 Bersifat polemik: penuh dengan Mengupas kebenaran itu secara umum
argumen2 dan diskusi untuk memper-
tahankan kebenaran dlm jemaat itu.
KESIMPULAN:
Surat Efesus bukanlah jiplakan dari surat Kolose. Kedua surat ini ditulis pada waktu yang
sama, yaitu pada waktu Paulus dalam penjara di Roma, dan dititipkan pada orang yang
sama, yaitu Tikhikus. Namun demikian kedua surat ini saling melengkapi.
Unsur ajaran Gnostik yang berbau mistik. Pada abad kedua gereja berhadapan dengan
munculnya sebuah gerakan dengan ajaran sesat yang dikenal dengan nama Gnostik.
Beberapa prinsip dasarnya sudah dikenal pada abad pertama. Cirri-ciri Gnostik ini secara
umum adalah:
- Lebih merupakan sebuah sikap dan kecenderungan berpikir religius-filosofis daripada
sebuah system, dan sikap ini dapat menyesuaikan diri dengan pandangan Yahudi,
Kristen atau kelompok2 kafir lainnya.
- Dualisme metafisika
- Makhluk-makhluk perantara
- Penebusan melalui pengetahuan atau gnosis
- Semua agama merupakan manifestasi dari kebenaran yang tersembunyi, yang
berusaha untuk menuntun orang menuju pengetahuan mengenai kebenaran
tersebut.
- Karena manusia terikat pada dunia materi yang jahat, dia hanya dapat menghampiri
Allah dengan bantuan berbagai makhluk seperti malaikat.
Ajaran sesat di Kolose menggabungkan unsur-unsur Yahudi dan Helenis: ketaatan kepada
peraturan2 makanan dan hari Sabat, upacara penyunatan dan fungsi perantara dari para
malaikat mengingatkan kepada kebiasaan dan kepercayaan Yahudi (2:11, 16, 18); penekanan
pada hikmat dan pengetahuan dari kekuatan2 alam dan penilaian rendah terhadap tubuhb
jasmaniah mencerminkan pemikiran Yunani (2;3, 8, 23). Lebih sederhananya, Donald Guthrie
mendeduksikan bahwa bidat di Kolose merupakan pensinkretisan Yahudi-Gonstik, dengan
bukti-bukti:
a. Kristologinya: dalam beberapa hal pengajaran sesat ini merendahkan pribadi Kristus,
sehingga Paulus sangat meninggikan keutamaan Kristus (1:15-19)
b. Karakter filsafatnya: Paulus memperingatkan jemaat tentang ―filsafat yang kosong dan
palsu‖ (2:8), yang menunjukkan sebagiann jemaat Kolose codong tertarik olehnya. Kata
―plērōma: kepenuhan‖ (1:19), ―gnōsis: pengetahuan‖ (2:3) dan ―apseidia sōmatos:
menyiksa diri‖ (2:23) biasa dipakai dalam Gnostikisme abad kedua.
c. Lingkungan Yahudinya: banyak unsure Yahudi dalam Kolose. Yang paling menyeluruh
adalah rujukan kepada sunat (2:11; 3:11). Peringatan akan tradisi manusia (2:8) amat
tepat untuk menegur kecondongan khas Yahudi untuk melapisi hukum Taurat dengan
tradisi tua-tua, tetapi juga bisa dipahami sebagai tradisi non-Yahudi yang terkait dengan
filsafat.
d. Penyembahan kepada malaikat: menurut pemikiran Yahudi, malaikat menjalankan fungsi
perantara dalam kaitan dengan Taurat, meskipun tidak ada bukti orang Yahudi
menyembah mereka. Bisa jadi beberapa guru dengan latar belakang Yahudi menjadikan
para agen perantara itu sebagai obyek penyembahan.
e. Unsur dunia (stoicheia): bisa dipahami dalam dua cara – sebagai roh-roh dasar atau
sebagai suatu pengajaran dasar. Dalam kasus ini stoicheia akan berarti roh dunia yang
sangat kuat, yang pada waktu itu luas dipercaya mengendalikan urusan dunia natural.
a. Keunggulan Kristus.
Pengajaran ini merupakan campuran antara pengajaran Yahudi dan Gnostik, yang mencoba
menurunkan kekristenan dan merendahkan pekerjaan Kristus. Untuk itulah Paulus
memberikan kebenaran tandingan dan membeberkan keunggulan dan gelar-gelar Kristus
secara sistematis:
Gambar Allah yang tiada kelihatan
Yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan
Di dalam Dialah roh telah diciptakan segala sesuatu
Segala sesuatu ada dalam Dia
Kepala Jemaat
Ia yang sulung, yang pertama bangkit dari antar orang mati.
Seluruh kepenuhan Allah berkenan di dalam Dia.
Oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu.
Kristus ditengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan
kemuliaan.
Di dalam dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. (2:3)
Dalam dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke Allahan (2:9)
Kamu telah dipenuhi di dalam Dia (2:10)
Kepala semua pemerintahan dan penguasa (2:10)
b. “Ibadat Kolose
Dikenal dengan istilah "ibadat Kolose" karena unsur-unsur pemujaan yang menjadi ciri
dalam jemaat Kolose:
1. Menyembah kuasa-kuasa dari dunia roh dan malaikat (Kol. 2:18)
Yang benar adalah Kristus mempunyai kuasa atas roh-roh dan kuasa segala
kepenuhan Ilahi ada pada Kristus. Dengan melakukan pemujaan kepada kuasa-kuasa
roh berarti kita telah memberi tempat sempit untuk Kristus (Kol. 1:16, 20; 2:5)
VIII. SURVEI
Setelah menyampaikan salam jemaat dan mengungkapkan rasa syukur karena iman,
kasih, dan pengharapan mereka, dan karena mereka terus-menerus maju sebagai orang
percaya, maka Paulus memusatkan perhatian pada dua pokok persoalan yang penting: ajaran
yang betul (Kol 1:13—2:23) dan nasihat-nasihat praktis (Kol 3:1—4:6).
Dari segi teologi, Paulus menekankan sifat sejati dan kemuliaan Tuhan Yesus Kristus.
Dialah gambar Allah yang tidak kelihatan (Kol 1:15), kepenuhan ke-Allahan dalam bentuk
jasmaniah (Kol 2:9), Pencipta segala sesuatu (Kol 1:16-17), kepala gereja (Kol 1:18) dan
sumber yang serba cukup dari keselamatan kita (Kol 1:14,20-22). Kristus benar-benar
memadai, sedangkan bidat di Kolose itu sama sekali tidak memadai -- hampa, palsu, dan
bersifat kemanusiaan (Kol 2:8); dangkal secara rohani dan angkuh (Kol 2:18); serta tanpa
kuasa terhadap keinginan-keinginan berdosa dari tubuh (Kol 2:23).
Dalam nasihat-nasihat praktisnya, Paulus mengimbau agar hidup ini didasarkan pada
kecukupan dari Kristus sebagai satu-satunya cara untuk maju dalam kehidupan Kristen. Realitas
Kristus yang hidup di dalam kita (Kol 1:27) harus tampak dalam perilaku Kristen (Kol 3:1-17),
hubungan rumah tangga (Kol 3:18—4:1) dan disiplin rohani (Kol 4:2-6).
Pendahuluan (1:1-2)
Penutup (4:7-18)
A. Rekomendasi untuk para pembawa surat (4:7-9)
B. Salam dari rekan-rekan sekerja Paulus (4:10-14)
C. Salam dan berkat sang rasul (4:15-18)
16
SURAT PAULUS KEPADA FILEMON
I. LATAR BELAKANG
Sebenarnya surat Filemon termasuk surat-surat Penggembalaan (Pastoral)
a. Bersifat pribadi
b. Berisikan nasihat-nasihat pastoral
Itulah sebabnya dalam kanon PB dimasukkan sesudah surat-surat penggembalaan. Namun
demikian surat ini dibahas sehubungan dengan surat-surat lain yang ditulis oleh Paulus dalam
penjara. Jadi, hubungan surat Filemon dengan surat Efesus dan Kolose sangat erat dan
digolongkan dalam bagian dari surat-surat dari penjara.
A. Filemon
Filemon, jemaat di Kolose, seorang yang kaya raya, terlihat dari banyaknya budak
yang dipunyai. Ia menjadi Kristen karena pelayanan perkabaran Injil Paulus. Kehidupannya
yang baru mendorong Filemon menyerahkan rumahnya untuk digunakan sebagai tempat
bersekutu/pertemuan jemaat. Paulus selalu menganggap Filemon adalah sahabat dan
rekan pelayanannya yang setia (Fil.1:19).
B. Onesimus
Onesimus adalah bekas budak milik Filemon, yang melarikan diri tuannya. Pemuda
Onesimus pasti seorang yang gagah perkasa, karena budak biasanya dipilih dari keadaan
fisiknya. Ia juga berasal dari Kolose (4:9). Sebelum melarikan diri ke Roma Onesimus juga
mencuri milik tuannya. Tetapi ketika ada di Roma, ia bertemu dengan Paulus dan bertobat,
lalu ia dengan setia membantu Paulus dalam penjara.
Sebagaimana disebutkan di atas, Onesimus adalah budak pelarian yang telah
melarikan diri dari Filemon, tuannya. Di kota Roma dia bertemu dengan Paulus yang
kemudian melayani dia. Akhirnya Onesimus bertobat dan melayani Paulus dalam penjara
(ay. 10-13).
Tetapi masalahnya adalah: budak-budak pelarian jika tertangkap kembali dapat saja
dijatuhi hukuman mati. Namuan demikian Paulus merasa bahwa Onesimus harus kembali
kepada tuannya, yaitu Filemon. Paulus mengirim Onesimus kembali bersama dengan
Tikhikus, dan mereka membawa surat ini dengan permohonan supaya Onesimus diterima
kembali sebagai saudara dalam Kristus.
Onesimus rela mendengar nasihat Paulus untuk kembali kepada tuannya. Setelah
Filemon menerima surat ini,maka ia sangat tergerak dan setahu kita dia menerima
Onesimus kembali sebagai saudara dalam Kristus. Menurut tradisi lama Onesimus
kemudian hari menjadi uskup di Efesus.
II. KEPENULISAN
Berdasarkan ayat 2, surat ini ditulis oleh Paulus yang dialamatkan kepada:
1. Filemon: yang kekasih, teman sekerja kami. Sapakah dia?
Filemon adalah orang Kolose yang merupakan buah pekabaran Injil Paulus (ay. 9).
Menurut Kis. 19 Paulus pernah melayani di ruang kuliah Tiranus. Waktu itu Efesus
menjadi pusat Pekabaran Injil di seluruh daerah itu. Ada kemungkinan besar bahwa
Filemon bertobat sebagai akibat dari pelayanan itu.
Di Kolose, Filemon berkedudukan tinggi dan mempunyai rumah yang cukup besar di
mana diadakan kebaktian-kebaktian (ay. 2). Dan juga dipakai untuk menyambut
hamba-hamba Tuhan (ay. 22).
Dia telah demikian maju secara rohani sehingga Paulus memanggil dia teman
sekerjanya (ay. 1)
Filemon adalah orang kaya yang mempunyai budak-budak (ay. 15-16). Di antara
budak-budaknya itu adalah Onesimus yang telah menipu hartanya serta melarikan diri.
V. SURVEI
a. Dia memohon dengan sangat supaya Filemon, sebagai saudara dalam Kristus (8-9, 20-21)
menerima Onesimus kembali, bukan sebagai hamba tetapi sebagai saudara dalam Kristus
(15-16).
b. Paulus menyatakan bahwa Onesimus (yang artinya "berguna") yang dahulu "tidak
berguna", tetapi sekarang "berguna" bagi Paulus dan Filemon (10-12).
c. Paulus ingin Onesimus dapat tinggal di Roma, tetapi sebaliknya mengirimnya kembali
kepada tuan yang memilikinya(13-14).
Paulus menawarkan diri sebagai pengganti untuk hutang Onesimus dan mengingatkan Filemon
tentang hutang budinya kepada Paulus (17-19). Surat ditutup dengan salam dari beberapa
teman sekerja di Roma (23-24) dan pengucapan syukur (25).
17
SURAT 1 TESALONIKA
A. Kota Tesalonika
Kota Tesalonika terletak dipersimpangan jalan darat dan padat penduduknya. Kota
terbesar di wilayah Makedonia. Sampai saat ini kota Tesalonika masih menjadi kota besar.
Nama kota ini diambil dari nama adik perempuan Iskandar Zulkarnain, "Salonika". Kota ini
didirikan pada thn. 315SM. Penduduk sebagian besar adalah orang non-Yahudi, tapi ada
juga orang Yahudi. Kota pelabuhan yang indah, kota Yunani yang bebas otonom.
B. Jemaat Tesalonika
Pada perjalanan Misi kedua, Paulus dan Timotius dan Silas pergi ke Tesalonika
sekembalinya dari Filipi (1 Tes. 2:2). Dari Kis. 17:1-9 diketahui bahwa Mereka mengunjungi
dan mengajar di rumah ibadat Yahudi di selama 3 hari sabat berturut-turut. Orang-orang
non-Yahudi rupanya menerima Injil dengan gembira. Diantara yang hadir adalah wanita
terkemuka di wilayah itu.
Perkembangan Injil sangat pesat, sehingga Paulus tinggal di Tesalonika beberapa
bulan. Tapi orang-orang Yahudi tidak senang melihat apa yang terjadi. Paulus dan teman-
temannya didakwa sebagai penghianat oleh orang Yahudi yang iri hati. Mereka menyewa
para perusuh pasar untuk melakukan huru hara. Paulus dan Silas tinggal di rumah Yason,
yang adalah petobat baru. Pada malam hari mereka berusaha menangkap Paulus di rumah
Yason. Tapi ketika tidak ditemukan, mereka merusak dan menangkap Yason dan
mengajukan perkara ini ke para pembesar. Sebagai tuduhan dikatakan bahwa Paulus
mengajar tentang kedatangan seorang raja lain yang bernama Yesus. Hal ini membuat
orang Romawi gelisah. Setelah mendapat jaminan dari Yason, akhirnya mereka diminta
meninggalkan Tesalonika pada malam hari.
II. KEPENULISAN
1. Penulis
Paulus mengindentifikasikan diri, bersama dua rekan pelayanannya Timotius dan Silas,
sebagai penulis surat 1 Tesalonika (1 Tes. 1:1; 2:18). Namun demikian kita ketahui bahwa
Pauluslah yang memegang peranan dalam hal ini, karena keterlibatan Timotius dan Silas
tidak terlihat jelas dalam surat itu. Paulus menulis surat ini kepada jemaat di Tesalonika.
2. Tahun Penulisan
Dapat dipastikan Paulus menulis surat 1 Tesalonika dari Korintus, ketika Timotius dan Silas
baru saja bergabung dengan Paulus (Kis. 18:5; 2 Kor. 1;19). Kalau benar demikian maka
tahun penulisan surat ini adalah sekitar thn. 50 M dan menjadi salah satu tulisan awal
yang ditulis Paulus.
3. Tempat Penulisan
Seperti penjelasan di atas, Surat ini ditulis dari Korintus.
4. Pembaca/Penerima
Jelas surat ini ditujukan kepada Jemaat Tesalonika (1 Tes.1:1).
1. Kemerosotan Moral
Menjaga kekudusan hidup merupakan bagian dari kehidupan Kristen yang benar. Semakin
dekat "Hari Tuhan" semakin perlu kita meninggalkan hidup yang tidak kudus, supaya ketika
Tuhan Yesus datang, Ia akan akan mendapati kita tak bercacat (1 Tes. 4:1-12).
2. Kasih Persaudaraan
Kasih persaudaraan seharusnya tidak diterima untuk kepentingan pribadi. Petobat-petobat
Kristen yang kaya patut menunjukkan kebaikan mereka dengan memberikan bantuan
kepada orang-orang miskin. Tapi bukan berarti memberi kesempatan kepada orang-orang
miskin untuk hidup bermalas-malas, karena itu bertntangan dengan hukum kasih (1 Tes.
5:12-14).
Pengajaran yang salah dapat membuat orang Kristen mempunyai ketakutan yang tidak
beralasan. Kepastian bahwa orang-orang yang mati dalam Tuhan akan bertemu kembali
dengan orang-orang yang dikasihi merupakan suatu penghiburan yang besar.
V. SURVEI
Setelah memberi salam kepada jemaat itu (1Tes 1:1), Paulus dengan sukacita memuji
jemaat Tesalonika atas semangat dan iman mereka yang tabah di tengah segala penderitaan
(1Tes 1:2-10; 1Tes 2:13-16). Paulus menanggapi kecaman dengan mengingatkan mereka akan
kemurnian motivasinya (1Tes 2:1-6), kesungguhan kasih dan perhatiannya terhadap mereka
(1Tes 2:7-8,17-20; 1Tes 3:1-10), serta kelakuannya yang jujur di tengah mereka (1Tes 2:9-
12).
Paulus menekankan perlunya dan pentingnya kekudusan dan kuasa dalam kehidupan
Kristen. Orang percaya harus kudus (1Tes 3:13; 1Tes 4:1-8; 1Tes 5:23-24), dan Injil harus
disertai kuasa dan penyataan Roh Kudus (1Tes 1:5). Paulus mendorong jemaat itu supaya
jangan mereka memadamkan api Roh dengan meremehkan penyataan-Nya, khususnya nubuat
(1Tes 5:19-20).
Tema yang menonjol adalah kedatangan Kristus untuk membebaskan umat-Nya dari
murka Allah di atas muka bumi ini (1Tes 1:10; 1Tes 4:13-18; 1Tes 5:1-11). Rupanya beberapa
anggota jemaat sudah meninggal sehingga menimbulkan kekhawatiran mengenai keikutsertaan
mereka dalam keselamatan terakhir yang akan dinyatakan ketika Tuhan datang. Oleh karena
itu, Paulus menerangkan rencana Allah bagi orang kudus yang sudah dipanggil pulang bila
Kristus kembali bagi gereja-Nya (1Tes 4:13-18) dan menasihatkan mereka yang masih hidup
tentang pentingnya kesiagaan ketika Kristus datang (1Tes 5:1-11). Paulus menutup surat ini
dengan berdoa untuk kekudusan dan pemeliharaan mereka (1Tes 5:23-24).
Salam (1:1)
I. Terimakasih Pribadi Paulus karena Orang Tesalonika (1:2—3:13)
a. Bersukacita Tentang Hidup Baru Mereka di dalam Kristus (1:2-10)
1. Iman, Kasih dan Pengharapan Mereka (1:2-3)
2. Pertobatan Mereka yang Sejati (1:4-6)
3. Teladan Baik Mereka kepada Orang Lain (1:7-10)
b. Mengenangkan Peranannya dalam Hidup Mereka (2:1—3:8)
1. Meninjau Kembali Pelayanannya (2:1-12)
2. Mengingat Tanggapan Mereka (2:13-16)
3. Memelihara Perhatiannya (2:17—3:8)
c. Mendoakan Kesempatan Kunjungan Kembali serta Kemajuan Rohani dan Kemantapan
Mereka dalam Kekudusan (3:9-13)
II. Pengarahan Praktis Paulus bagi Jemaat Tesalonika (4:1—5:22)
a. Mengenai Kekudusan Seksual (4:1-8)
b. Mengenai Kasih Persaudaraan (4:9-10)
c. Mengenai Kerja yang Jujur (4:11-12)
d. Mengenai Kedatangan Kristus (4:13—5:11)
1. Keadaan Mereka yang Mati dalam Kristus (4:13-18)
2. Kesiagaan Mereka yang Hidup dalam Kristus (5:1-11)
e. Mengenai Kehormatan bagi Pemimpin Rohani (5:12-13)
f. Mengenai Kehidupan Kristen (5:14-18)
g. Mengenai Pengenalan Rohani (5:19-22)
Penutup (5:23-28)
A. Doa untuk Pengudusan dan Pemeliharaan Merekan (5:23-24)
B. Permohonan Terakhir dan Berkat (5:25-28)
18
SURAT 2 TESALONIKA
I. LATAR BELAKANG
Ketika surat ini ditulis, situasi jemaat Tesalonika sama saja dengan ketika ia menulis surat yang
pertama. Oleh karena itu, mungkin surat ini ditulis beberapa bulan saja setelah surat pertama
ketika Paulus masih bekerja di Korintus bersama Silas dan Timotius (2Tes 1:1; bd. Kis 18:5).
Rupanya ketika diberi tahu mengenai penerimaan surat pertama dan beberapa perkembangan
baru di tempat itu, Paulus tergerak untuk menulis surat kedua ini.
II. KEPENULISAN
1. Penulis
Sesuai dengan 2 Tes. 1:1 dan 3:17, surat ini dikenal sebagai Paulus sebagai penulisnya.
Tapi sesudah abad 2 Surat 2 Tesalonika mengalami banyak tantangan dari ahli kitab
tentang pendapat Paulus sebagai penulisnya. Alasan yang paling kuat adalah karena
pengajaran doktrin eskatologi di kedua Surat memiliki kontradiksi.
Pembelaan terhadap pendapat ini adalah bukti dari dalam surat sendiri yaitu 2 Tes. 2:5 dan
3:10. Apabila bukan Paulus sendiri yang menuliskan surat ini maka akan terdengar ganjil
dan kesulitan akan mudah diatasi.
2. Tahun Penulisan
Tahun penulisan surat 2 Tesalonika adalah tidak lama setelah mengirimkan surat 1
Tesalonika (2 Tes. 2:15). Masalah tentang "Hari Tuhan" yang diungkapkan Rasul Paulus
dalam 1 Tesalonika telah membangkitkan persoalan yang lain lagi. Oleh karena itu cepat-
cepat Paulus menuliskan surat 2 Tesalonika untuk meluruskan masalah.
3. Tempat Penulisan
Kedua surat Tesalonika ditulis oleh Paulus ketika ada di Korintus.
4. Pembaca/Penerima
Surat ini ditujukan untuk Jemaat Tesalonika (2 Tes. 1:1).
V. SURVEI
Jikalau hubungan Paulus dengan jemaat Tesalonika dari surat yang pertama bernada
seorang perawat lembut yang merawat anak-anak kecil (1Tes 2:7), dalam surat ini nadanya
lebih seperti bapa yang mendisiplin anak-anak yang kurang tertib dan memperbaiki jalannya
(2Tes 3:7-12; bd. 1Tes 2:11). Namun demikian Paulus memuji mereka karena iman yang
teguh dan mendorong mereka lagi untuk tetap setia dalam penganiayaan yang mereka hadapi
(2Tes 1:3-7).
Bagian utama surat ini membahas hari Tuhan pada akhir zaman (2Tes 2:1-12; bd. 2Tes
1:6-10). Dari 2Tes 2:2 tampaknya bahwa beberapa orang dalam jemaat menyatakan, entah
melalui "nubuat" (suatu penyataan), "laporan" (berita lisan) atau "surat" (katanya dari Paulus)
bahwa masa kesengsaraan besar dan hari Tuhan sudah mulai. Paulus memperbaiki salah
paham ini dengan mengatakan bahwa tiga peristiwa penting akan menandai tibanya hari
Tuhan (2Tes 2:2);
1. Akan terjadi kemurtadan dan pemberontakan besar (2Tes 2:3);
2. Penahanan yang ditentukan Allah terhadap kejahatan akan diangkat (2Tes 2:6-7) dan
3. "Manusia durhaka" akan dinyatakan (2Tes 2:3-4,8-12). Paulus menegur mereka di dalam
gereja yang mempergunakan penantian akan kedatangan Kristus ini sebagai alasan untuk
tidak bekerja. Ia mendorong semua orang percaya untuk hidup dengan rajin dan disiplin
(2Tes 3:6-12).
Salam (1:1-2)
I. Paulus Menghibur Jemaat Tesalonika yang Dianiaya (1:3-12)
a. Rasa Syukur karena Pertumbuhan Rohani (1:3)
b. Pujian atas Ketabahan Gereja Lainnya (1:4)
c. Keyakinan Mengenai Hasil Akhir (1:5-10)
d. Doa Paulus bagi Mereka (1:11-12)
II. Paulus Memperbaiki Pengakuan Kepercayaan Jemaat Tesalonika (2:1-17)
a. Hari Tuhan belum Tiba (2:1-2)
b. Manusia Durhaka akan Dinyatakan Dahulu (2:3-12)
c. Berdiri Teguh di dalam Kepastian Kebenaran dan Kasih Karunia (2:13-17)
III. Paulus Menasihati Jemaat Tesalonika tentang Hal-hal Praktis (3:1-15)
c. Mendoakan Dirinya (3:1-2)
d. Tetap Setia Bertahan di dalam Tuhan (3:3-5)
e. Menjauhi Orang yang Tidak Mau Patuh dan Hidup Berdisiplin (3:6-15)
Salam Penutup dan Berkat (3:16-18)
19
SURAT 1 TIMOTIUS
A. Timotius
Timotius adalah dari perkawinan campuran; ibunya seorang Yahudi dan ayahnya adalah
seorang Yunani (Kis 16:1 dan 2 Tim 1:5). Ia lahir di Listra 16:1. Dari kesaksian Paulus ia
banyak dihormati saudara-saudara Kristennya. Tidak tahu persis kapan ia menjadi Kristen.
Tapi ada kemungkinan ia bertobat waktu Paulus mengadakan perjalanan misi pertama di
Listra. Ibu Timotius juga dikenal sebagai orang Kristen Yahudi.
B. Pribadi Timotius
Timotius adalah seorang yang masih muda untuk tugas yang harus diembannya. Ia juga
seorang yang pemalu dan selalu ragu-ragu. Paulus meminta supaya orang Korintus tidak
menghina dia (I Kor 16:10-11; 4:17). Seorang yang penuh kasih sayang, tapi penakut dan
penuh nafsu orang muda. Orang yang paling sering dipuji Paulus, terutama karena
kedatangannya yang selalu tepat pada saat dibutuhkan.
Ia menjadi teman sekerja Paulus dalam penginjilan (I Tim 4:14, 2 Tim 1:6-7), membantu
Paulus sebagai penulis. Ketika di penjara Timotius membantu Paulus, bahkan sampai
menjelang ajal, Timotius tetap melayani Paulus, sementara sudah banyak rekan lain sudah
meninggalkannya (2 Tim 4:9-13).
II. KEPENULISAN
1. Penulis
Menurut 1 Tim. 1:1 Rasul Paulus adalah penulis Surat 1 Timotius.
2. Tahun Penulisan
Menurut tradisi Paulus di penjara di Roma antara tahun 60-62 M, lalu Paulus dibebaskan
untuk naik banding kepada kaisar. Tapi Paulus akhirnya dihukum mati oleh Kaisar Nero
dalam kunjungannya kembali ke Roma tahun 67 M (Kis 20:38). Diperkirakan pada tahun
pembebasannya itu Paulus menulis Surat 1 Timotius, yaitu thn, 62/63 M.
3. Tempat Penulisan
Tidak jelas dimana Paulus tinggal ketika menunggu untuk naik banding, yaitu pada saat ia
menulis surat 1 Timotius ini. Tapi yang jelas ia tidak sedang dipenjara (1 Tim 1:13),
kemungkinan ia sedang ada di Makedonia.
4. Pembaca/Penerima
Surat 1 Timotius jelas ditujukan untuk Timotius (1 Tim. 1:1-2).
2. Memberikan semangat
Ada kesan bahwa walaupun Timotius adalah seorang yang dapat dipercaya tetapi ia kurang
bersemangat. Paulus menganggap Timotius masih muda, belum cukup dewasa (1 Tim
4:12), penakut (II Tim 1:6,7) dan sering terganggu pencernaannya (1 Tim 5:23). Surat
yang khusus ditujukan kepada Timotius ini diharapkan dapat membesarkan hati dan
meneguhkan dia untuk menerima tugas berat yang dilimpahkan kepadanya.
V. SURVEI
Salah satu hal utama yang disampaikan Paulus kepada pembantu mudanya ialah supaya
Timotius tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang sejati dan membuktikan kesalahan
ajaran palsu yang melemahkan kuasa Injil yang menyelamatkan (1Tim 1:3-7; 1Tim 4:1-8; 1Tim
6:3-5,20-21). Paulus juga menginstruksikan Timotius mengenai syarat-syarat kerohanian dan
sifat bagi para pemimpin gereja dan memberikan gambaran tersusun dari macam orang yang
diizinkan menjadi pemimpin rohani gereja (lih. daftar syarat terperinci di garis besar).
Antara lain, Paulus menasihatkan Timotius bagaimana bergaul dengan berbagai kelompok
dalam jemaat, seperti perempuan (1Tim 2:9-15; 1Tim 5:2), janda-janda (1Tim 5:3-16), orang
laki-laki tua dan muda (1Tim 5:1), para penatua (1Tim 5:17-25), budak (1Tim 6:1-2), guru
palsu (1Tim 6:3-10) dan orang kaya (1Tim 6:17-19). Paulus memberikan lima instruksi jelas
kepada Timotius yang harus dilaksanakannya (1Tim 1:18-20; 1Tim 3:14-16; 1Tim 4:11-16;
1Tim 5:21-25; 1Tim 6:20-21). Di dalam surat ini Paulus menyatakan kasih sayangnya kepada
Timotius sebagai anak rohaninya dalam iman dan mengajukan suatu standar kesalehan yang
tinggi untuk kehidupannya dan untuk gereja.
Pendahuluan (1:1-20)
j. Pendamai (3:3)
k. Bukan Hamba Uang (3:3)
l. Jangan Orang Baru Bertobat (3:6)
m. Mempunyai Nama Baik (3:7)
2. Keluarga
a. Suami dari Satu Isteri (3:2)
b. Kepala Keluarga yang Baik (3:4-5)
c. Disegani dan Dihormati oleh Anak-anaknya (3:4)
2. Keluarga
a. Suami dari Satu Isteri (3:12)
b. Isteri adalah Orang Terhormat (3:11)
c. Mengurus Anak-anak dan Keluarga dengan Baik (3:12)
Penutup (6:20-21)
20
SURAT 2 TIMOTIUS
I. LATAR BELAKANG
Inilah surat terakhir Paulus. Pada saat menulis surat ini, kaisar Nero sedang berusaha
untuk menghentikan perkembangan kekristenan di Roma dengan penganiayaan yang bengis
terhadap orang percaya; Paulus sekali lagi menjadi tahanan negara di Roma (2Tim 1:16). Dia
menderita kekurangan sebagai seorang penjahat biasa (2Tim 2:9), ditinggalkan oleh
kebanyakan sahabatnya (2Tim 1:15), dan sadar bahwa pelayanannya sudah berakhir dan
kematiannya sudah dekat (2Tim 4:6-8,18) untuk pembahasan yang lebih lanjut mengenai latar
belakang dan kepenulisan).
Paulus menulis kepada Timotius sebagai "anakku yang kekasih" (2Tim 1:2) dan teman
sekerja yang setia (bd. Rom 16:21). Hubungan yang erat serta kepercayaannya terhadap
Timotius dilihat dalam halnya Paulus menyebutkan Timotius ikut terlibat dalam mengirimkan
enam buah surat, kehadiran Timotius dengan Paulus dalam tahanan yang pertama (Fili 1:1; Kol
1:1; File 1:1) dan kedua surat pribadi kepadanya. Pada saat Paulus menghadapi kemungkinan
dihukum mati adalah dekat, dua kali ia minta Timotius menemaninya di Roma (2Tim 4:9,21).
Ketika Paulus mengirim surat kedua ini, Timotius masih berada di Efesus (2Tim 1:18; 2Tim
4:19).
II. KEPENULISAN
1. Penulis
Rasul Paulus adalah penulis Surat 2 Timotius (2 Tim. 1:1).
2. Tahun Penulisan
Jelas surat ini ditulis semasa akhir hidup Paulus. Paulus ingin bertemu dengan Timotius,
karena takut tidak bisa bertahan sampai musim dingin nanti (64-68M).
3. Tempat Penulisan
Paulus menuliskan Surat 2 Timotius ketika ia ada di penjara Roma (1 Tim 1:8; 2:9). Tapi
rupanya Paulus tidak mengharapkan mendapatkan kemenangan dengan naik bandingnya.
Dan ia tahu hukuman mati sudah menantinya.
4. Pembaca/Penerima
Surat 2 Timotius ditujukan untuk Timotius (2 Tim 1:2).
1. Memberi Instruksi
Penganalan Paulus dengan Timotius mendorongnya memberi dorongan agar ia jangan
malu, tapi ikut menderita (2 Tim. 1:8) dan berani melanjutkan amanat pengajaran dengan
setia dan bijaksana. (2 Tim. 2:2), contoh: anak (2:1,2), prajurit (2:3,4), olah ragawan
(2:5), petani (2:6), pekerja (2:15), hamba (2:24,25).
V. SURVEI
Dalam pasal 1; (2Tim 1:1-18) Paulus meyakinkan Timotius tentang kasih dan doanya
yang tetap sambil mendorong dia untuk tetap setia tanpa berkompromi tehadap Injil,
memelihara kebenaran dengan tekun dan mengikuti teladannya. Dalam pasal 2; (2Tim 2:1-26)
Paulus menugaskan anak rohaninya untuk tetap memelihara iman dengan mempercayakan
kebenarannya kepada orang lain yang dapat dipercayai untuk mengajarkannya kepada orang
lain (2Tim 2:2).
Paulus menasihati gembala yang muda ini untuk menanggung kesukaran seperti prajurit
yang baik (2Tim 2:3), melayani Allah dengan rajin dan memberitakan firman kebenaran dengan
tepat (2Tim 2:15), memisahkan diri dari mereka yang meninggalkan kebenaran rasuli (2Tim
2:18-21), memelihara kemurniannya (2Tim 2:22) dan bekerja dengan tekun sebagai guru
(2Tim 2:23-26).
Dalam pasal berikutnya Paulus mengingatkan Timotius bahwa kejahatan dan kemurtadan
akan meningkat (2Tim 3:1-9), tetapi Timotius harus tetap setia kepada iman yang diwarisinya
dan kepada Alkitab (2Tim 3:10-17).
Dalam pasal terakhir Paulus menugaskan Timotius untuk memberitakan Firman serta
melaksanakan semua tugas pelayanannya (2Tim 4:1-5). Paulus menutup surat ini dengan
memberitahukan Timotius tentang keadaan dirinya pada saat dia menghadapi kematian, sambil
memohon Timotius datang dengan cepat (2Tim 4:6-22).
kerusakan, menentang guru palsu, dan beritakan Injil yang benar dengan ketekunan yang
teguh.
5. Kesaksian terakhir Paulus adalah suatu contoh yang mengharukan dari keberanian dan
harapan ketika menghadapi mati syahid yang sudah pasti (2Tim 4:6-8).
Pendahuluan (1:1-4)
Penutup (4:19-22)
21
SURAT TITUS
I. LATAR BELAKANG
A. Titus
Informasi tentang Titus tidak banyak disebutkan, bahkan tidak disebut di Kisah Rasul.
Tapi yang diketahui adalah Titus seorang Yunani yang berasal dari Anthiokia atau Siria.
Mungkin bertobat ketika Paulus dan Barnabas melayani di Antiokia dalam rangka perjalan-
an ke Sidang di Yerusalem, karena disitulah Titus disebut pertama kalinya (Gal 2:1-3).
Paulus menyebut Titus sebagai teladan bagi orang-orang non-Yahudi ketika mereka
berkumpul di Yerusalem. Dari pengalaman pelayanan Titus tampil sebagai seorang yang
pandai mengatasi kesulitan (II Kor 7:6-10, 13-16), seperti yang terjadi ketika ia dikirim ke
Korintus untuk meredakan masalah di sana. Selain itu di Korintus Titus juga bertanggung
jawab untuk membawa persembahan untuk saudara-saudara di Yerusalem. Titus telah
mengikuti Paulus selama dalam perjalanan misi kedua dan ketiga.
Dari Titus 1:5 diketahui bahwa Paulus pernah berada di Kreta bersama-sama Titus
dan sekali lagi Titus dipercaya Paulus untuk memelihara jemaat ini (Tit. 1:5), dan juga
pelayanan di provinsi Dalmatia (2 Tim. 4:10). Selama memulai pelayanannya Paulus
menolak menyunatkan Titus, tidak seperti kepada Timotius (Gal. 2;1-3).
B. Kreta
Pulau yang juga disebut Kandia itu, terletak di sebelah Tenggara Yunani, perbatasan
laut Agia dan Laut Tengah (250 km panjang, 10-45 km lebar). Penuh gunung, subur dan
banyak penduduknya. Pulau itu juga mendapatkan julukan Pulau Seratus Kota. Kota ini
juga mempunyai latar belakang penyembahan Dewa. Gunung Ida yang ada di pulau itu
dianggap sebagai tempat Zeus.
Orang-orang Kreta terkenal sebagai seorang yang pemberani dan pandai memanah.
Selain orang Yunani, banyak juga orang Yahudi yang tinggal di sana. Penduduk Kreta
adalah termasuk keturunan/bersaudara dengan orang Filistin.
Jemaat di Kreta kemungkinan besar didirikan oleh Paulus karena Paulus biasanya
tidak mau mendirikan bangunan di atas dasar orang lain. Atau mungkin juga buah
pelayanan Paulus di Korintus atau Efesus karena letaknya dekat.
II. KEPENULISAN
1. Penulis
Titus 1:1 menyebutkan bahwa penulis Surat Titus adalah Paulus.
2. Tahun Penulisan
Sama seperti Surat Timotius, Surat Titus ini ditulis oleh Paulus pada perjalanan misi
keempat (yaitu sesudah masa pemenjaraan Paulus di Roma). Kemungkinan bisa
diperkirakan antara thn. 62-64 M.
3. Tempat Penulisan
Pada waktu menuliskan surat ini Paulus sedang berada di Makedonia (Titus 3:12).
4. Pembaca/Penerima
Sesuai dengan judulnya Surat ini ditujukan kepada Titus, yang disebut sebagai anak rohani
Paulus (Tit. 1:4).
2. Rumusan Tritunggal
Hubungan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus disebutkan dengan lengkap di Titus 2:11-14.
Suatu rumusan Tritunggal yang menjadi pengakuan iman PB.
3. Tugas Titus
"Mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua
disetiap kota" (1:5). Bandingkan ini dengan surat 1 Timotius.
V. SURVEI
Paulus membahas empat pokok utama di dalam surat ini.
1. Dia menginstruksikan Titus mengenai tabiat dan syarat rohani yang diperlukan mereka
yang akan dipilih menjadi penatua (penilik jemaat) di dalam gereja. Penatua haruslah
orang saleh yang sifatnya terbukti, berhasil menuntun keluarganya sendiri (Tit 1:5-9).
2. Paulus menyuruh Titus mengajarkan doktrin yang benar serta membungkam dan menegur
para guru palsu (Tit 1:10--2:1). Di dalam surat ini Paulus memberikan dua rangkuman
tentang ajaran yang sehat (Tit 2:11-14; Tit 3:4-7).
3. Paulus menggambarkan untuk Titus (bd. 1Tim 5:1--6:2) peranan yang patut untuk laki-laki
yang sudah lanjut usia (Tit 2:1-2), wanita yang sudah tua (Tit 2:3-4), wanita yang masih
muda (Tit 2:4-5), para pemuda (Tit 2:6-8), dan para budak (Tit 2:9-10).
4. Akhirnya, Paulus menekankan bahwa kebajikan dan kehidupan yang benar adalah buah
yang perlu dari iman yang sejati (Tit 1:16; Tit 2:7,14; Tit 3:1,8,14; bd. Yak 2:14-26).
1. Surat ini berisi dua ringkasan klasik mengenai sifat sesungguhnya dari keselamatan dalam
Kristus Yesus (Tit 2:11-14; Tit 3:4-7).
2. Surat ini menekankan bahwa gereja dan pelayanannya harus dibangun di atas landasan
rohani, teologis dan etis yang sangat kuat.
3. Surat ini berisi salah satu dari dua daftar panjang yang menyebutkan syarat yang harus
dipenuhi pemimpin dalam pelayanan gerejani (Tit 1:5-9; bd. 1Tim 3:1-13).
Pendahuluan (1:1-4)
2. Keluarga
a. Mempunyai Hanya Satu Isteri (1:6)
b. Anak-anaknya Hidup Beriman (1:6)
c. Anak-anaknya Hidup Senonoh dan Tertib (1:6)
Penutup (3:12-15)
22
PENDAHULUAN SURAT-SURAT UMUM
I. PEMBAGIAN
Pembagian Surat-surat Lain/Umum/Gereja:
1. Penderitaan : Surat Ibrani, Yakobus, 1 Petrus
2. Ajaran palsu : 2 Petrus, 1,2,3 Yohanes,Yudas
23
SURAT IBRANI
I. LATAR BELAKANG
A. Bangsa Ibrani/Yahudi
Ibrani pertama kali muncul dalam PL dengan mengidentifikasikan diri sebagai Israel
(budak-budak), yang berasal dari suku Abraham dan keturunannya (Kej 14:13). Tapi pada
masa PB sebutan "orang Ibrani" menjadi panggilan eksklusi bagi orang Yahudi yang
mewarisi unsur utama kebudayaan dan agama yang tidak dirasuki oleh proses Helenisasi.
(Kis 6:1). Helenisasi adalah proses perkawinan antara orang/tradisi Yahudi dengan
orang/tradisi kafir/Yunani.
Orang Ibrani sangat menghina dan merendahkan orang-orang Yahudi yang akhirnya
mengadopsi gaya hidup, cara berpikir dan agama orang-orang kafir (hasil proses
Helenisasi). Orang Ibrani juga memandang rendah orang-orang non-Yahudi. Namun
demikian apabila diantara orang-orang non-Yahudi itu ingin mengadopsi gaya hidup, tradisi
dan khususnya agama Yahudi (Yudaisme), maka mereka bersedia menerima mereka asal
mereka mau melakukan "proselite", yaitu melakukan adat/tradisi Yahudi, seperti misalnya
sunat, puasa, memelihara hari Sabbath, dll.
II. KEPENULISAN
1. Penulis
Menjadi teka-teki besar karena penulisannya tidak menyebutkan nama identitas pribadi.
Namun demikian dari surat Ibrani sendiri dapat ditarik suatu kriteria:
a. Penulis pasti seorang yang mengetahui, memiliki pengetahuan sastra yang tinggi. Gaya
penulisannya mendekati gaya Yunani klasik.
b. Ia bukan seorang rasul secara langsung tapi mengenal Injil dari para rasul, tidak dari
Yesus.
c. Ahli PL karena banyaknya kutipan-kutipan PL.
d. Mungkin orang Yahudi karena sering menggunakan kata ganti orang pertama jamak
ketika berbicara kepada pembaca Yahudinya.
e. Punya hubungan dengan Timotius, atau bahkan mungkin rekan-rekan Paulus (13:23).
Ibr. 10:38 - seperti kutipan Paulus Rom 1:17 dan Gal 3:11.
2. Berbeda Pendapat
Gereja Timur berpendapat bahwa ini adalah tulisan Rasul Paulus dalam bahasa
Ibrani, tapi diterjemahkan Lukas ke dalam Yunani. Hanya saja gaya suratnya agak berbeda
kalau dibandingkan dengan surat-surat kiriman Rasul Paulus. Origen pernah memberi
komentar: "Mungkin Paulus yang menulis, tapi yang jelas Allah yang tahu".
Gereja-gereja Barat berpendapat lain, lebih cocok Barnabas yang menulis surat
Ibrani. Dikenal dari tindkaannya yang sering memberi semangat kepada pelayan-pelayan
Tuhan yang lain (Kis. 4:36). Juga karena ia adalah keturunan Yahudi Lewi pada jaman
Penyebaran (Dispersion).
Pendapat-pendapat lain:
Salah seorang rekan Paulus maka ajarannya juga mirip.
Lukas dan Clement dari Roma
Apolos, Yahudi Kristen dari Aleksandria, dll.
3. Tahun Penulisan
Karena tidak ada data jelas maka hanya dapat dilihat dari referensi-referensi dalam
surat. Jelas ditulis semasa generasi kedua kristen (Ibr 2:1-4), karena pemimpin mereka
telah meninggal dunia (Ibr. 13:7). Mereka adalah orang-orang yang mendengar Injil bukan
dari Yesus, tapi dari para Rasul (Ibr. 2:3).
Gereja saat itu juga sedang menghadapi ketakutan karena penganiayaan dan
pengkucilan dari organisasi Yahudi (Ibr. 10:32-34; 13:12, 13), tapi belum sampai
meneteskan darah/martir. Mungkin dalam gereja sedang terjadi transisi kepemimpinan
(Ibr. 13:7, 17). Saat itu Timotius telah dipenjarakan (Ibr. 13:23), tapi masih hidup, juga
dibebaskan. Bait Allah masih berdiri, dan upacara korban masih diadakan (Ibr. 10:2, 3).
Perkiraan tahun penulisan adalah 64 M, ketika Kaisar Nero berkuasa.
4. Tempat Penulisan
Tidak diketahui dengan jelas di mana Surat ini dibuat. Tapi ada yang memperkirakan
di Yerusalem. Namun tidak banyak pendukung bagi gagasan ini.
3. Pahlawan Iman
Konsep praktis Iman, seperti dicontohkan oleh para tokoh Alkitab, teladan perbuatan yang
berbobot. Orang Kristen ditantang untuk tetap bertahan dalam iman mereka dalam
menghadaoi aniaya dan kesultian.
V. TUJUAN PENULISAN
Dari keadaan keraguan yang dihadapi oleh orang-orang Kristen Yahudi tentang menerima
Injil atau kembali ke sinagoge, penulis berusaha memberikan pengarahan dan keyakinan iman
agar orang-orang Kristen Yahudi itu bertahan dalam segala keadaan, termasuk kalau
dihadapkan pada penganiayaan.
1. Menguatkan Iman
Surat ibrani ditujukan untuk menguatkan iman orang percaya untuk membuktikan
keunggulan dalam Kristus dan supaya orang-orang Yahudi siap menghadapi aniaya dan
hal-hal yang tidak diinginkan lain-lain (kejatuhan Yerusalem). Dengan jelas ditegaskan agar
mereka jangan kembali kepada Yudaisme/hidup yang lama (ps. 6 dan 10), sebab berarti
mereka menyalibkan Yesus lagi.
VI. SURVEI
Surat Ibrani ini lebih mirip dengan suatu khotbah daripada sebuah surat. Penulis
menggambarkan karyanya ini sebagai "kata-kata nasihat" (Ibr 13:22). Surat ini terdiri atas tiga
bagian utama.
1. Pertama, Yesus sebagai Putra Allah yang penuh kuasa (Ibr 1:1-3) dinyatakan sebagai
penyataan Allah yang sempurna kepada umat manusia -- lebih tinggi daripada para nabi
(Ibr 1:1-3), malaikat (Ibr 1:4--2:18), Musa (Ibr 3:1-6) dan Yosua (Ibr 4:1-11). Di dalam
bagian ini terdapat suatu peringatan yang sungguh-sungguh mengenai berbagai akibat
apabila kita secara rohani makin menjauh dari iman atau mengeraskan hati dalam
ketidakpercayaan (Ibr 2:1-3; Ibr 3:7--4:2).
2. Bagian yang kedua menampilkan Yesus sebagai Imam Besar dengan kualifikasi (Ibr 4:14--
5:10; Ibr 6:19--7:25), watak (Ibr 7:26-28), dan pelayanan (Ibr 8:1--10:18) yang sempurna
dan abadi. Di bagian ini diberikan suatu peringatan yang sungguh-sungguh mengenai
ketidakdewasaan rohani atau bahkan "kemurtadan" setelah mengambil bagian di dalam
Kristus (Ibr 5:11--6:12).
3. Bagian yang terakhir (Ibr 10:19--13:17) dengan tegas mendorong orang-orang percaya
agar tetap tabah dalam keselamatan, iman, penderitaan, dan kekudusan.
3. Inilah satu-satunya kitab PB yang mengembangkan konsep pelayanan Yesus sebagai Imam
Besar.
4. Ajarannya tentang Kristus ini sangat kaya variasi, dan memakai lebih daripada dua puluh
nama dan gelar untuk Kristus.
5. Kata kuncinya adalah "lebih baik" (dipakai tiga belas kali). Yesus lebih baik daripada para
malaikat dan semua tokoh perantara PL. Ia memberikan perhentian, perjanjian,
pengharapan, keimaman, korban pendamaian, dan janji-janji yang lebih baik.
6. Surat ini berisi pasal yang paling menonjol dalam Alkitab mengenai iman (pasal 11; Ibr
11:1-40).
7. Kitab ini sarat dengan kutipan dan petunjuk kepada PL sehingga memberikan pengertian
yang berharga mengenai penafsiran umat Kristen mula-mula terhadap sejarah dan ibadah
PL, khususnya dalam bidang lambang-lambang.
8. Surat ini memberikan lebih banyak peringatan mengenai bahaya-bahaya kemurtadan rohani
daripada kitab lainnya dalam PB.
I. Argumentasi: Kristus dan Iman Kristen Lebih Unggul dari pada Agama Orang Yahudi (1:1—
10:18)
A. Dalam Penyataan (1:1—4:13)
Yesus Kristus adalah Penyataan Penuh dan Akhir dari Allah kepada Manusia
1. Lebih Unggul dari Para Nabi (1:1-3)
2. Lebih Unggul dari Para Malaikat (1:4—2:18)
3. Lebih Unggul dari Musa (3:1-6)
Peringatan: Bahaya Ketidakpercayaan (3:7-19)
4. Lebih Unggul dari Yosua (4:1-13)
Penutup (13:18-25)
24
SURAT YAKOBUS
II. KEPENULISAN
1. Penulis
Yak. 1:1 menyebutkan bahwa Surat Yakobus ditulis: "Dari Yakobus, hamba Allah
dan Yesus Kristus". Namun demikian, sampai pada abad ke 4 Surat Yakobus ini belum
mendapat pengakuan sebagai kitab kanon secara umum. Hanya setelah diselidiki bahwa
Yakobus yang dimaksud bukanlah Yakobus bin Zebedeus (yang sudah mati martir pada
tahun ke 4) tapi Yakobus saudara Yesus maka Surat ini akhirnya diterima secara resmi
sebagai kitab kanon, karena memenuhi syarat kerasulan.
Martin Luther adalah salah seorang teolog yang menolak menerima Surat Yakobus
sebagai kitab kanon, karena menurutnya pandangan Yakobus mengenai "dibenarkan
karena perbuatan" (Yak. 2:24) bertentangan dengan pandangan Paulus "dibenarkan karena
iman" (Rom. 3:28). Kitab ini oleh Martin Luther disebut sebagai "surat gadungan/surat
jerami".
2. Tahun Penulisan
Surat Yakobus tidak menyebutkan dengan jelas tahun penulisannya. Tetapi para ahli
memperkirakannya antara tahun 44 – 62 M. Acuan yang dipakai adalah sekitar tahun-tahun
dimulainya penganiayaan atau sekitar persidangan pertama di Yerusalem (Kis. 15), yaitu
tahun 49 M. Kalau hal itu betul maka Surat Yakobus ini menjadi dokumen PB yang ditulis
terpagi.
3. Tempat Penulisan
Tidak disebutkan tetapi kemungkinan besar di Yerusalem, karena Yakobus melayani
jemaat Yerusalem untuk selang waktu yang cukup lama (30 tahun).
3. Pelaku Firman
Bukti bahwa kita taat pada Firman Tuhan adalah apabila kita melakukanNya.Tindakan kita
adalah bukti bahwa kita ada iman (Firman) (Yak. 1:19-27). Dicontohkan oleh Yakobus
tindakan-tindakan yang benar adalah tidak melakukan dosa lidah, tidak memfitnah orang,
tidak bermegah karena kaya, dll. (Yak. 3:1-12; 4:11-12; 5:1-6).
V. TUJUAN PENULISAN
Sebagai seorang Yahudi Kristen yang mempunyai kedudukan pemimpin, Yakobus menanggap
perlu untuk menghibur, mendorong dan sekaligus menegur praktek-prakterk hidup Kristen
yang tidak benar.
1. Menghibur mereka yang menderita
Banyaknya tekanan yang menghimpit mereka khususnya dari pihak penguasa dan orang-
orang Yahudi yang menolak Injil, membuat orang Kristen Yahudi merasa terasing di daerah
sendiri. Percobaan-percobaan dan aniaya yang menimpa adalah ujian untuk menghasilkan
ketekunan (Yak. 1:3,4).
kuatir dengan perilaku manusia yang ceroboh sehingga merusak nama baik agama Kristen
(mis. dosa lidah, hawa nafsu yang jahat, tidak mengikut sertakan Tuhan dalam hidup, dll).
VI. SURVEI
Surat ini membahas serangkaian pokok yang cukup beragam berkaitan dengan
menjalankan kehidupan Kristen yang sejati. Yakobus mendorong orang percayauntuk
menanggung pencobaan dengan sukacita dan menarik manfaat daripadanya (Yak 1:2-11);
melawan godaan (Yak 1:12-18); menjadi pelaku Firman dan bukan hanya pendengar (Yak
1:19-27); serta menunjukkan iman yang aktif dan bukan pengakuan yang kosong (Yak 2:14-
26). Yakobus dengan sungguh-sungguh mengingatkan tentang berdosanya lidah yang sukar
dikendalikan (Yak 3:1-12; Yak 4:11-12), hikmat duniawi (Yak 3:13-16), kelakuan berdosa (Yak
4:1-10), kehidupan yang congkak (Yak 4:13-17) dan kekayaan yang mementingkan diri sendiri
(Yak 5:1-6). Yakobus menutup dengan menekankan kesabaran, doa, dan memulihkan mereka
yang sudah mundur (Yak 5:7-20).
Sepanjang kelima pasal ini, hubungan di antara iman yang benar dan kehidupan yang
saleh ditekankan. Iman yang sejati adalah:
Iman yang teruji (1:2-16),
Aktif (1:19-27),
Mengasihi sesama seperti dirinya sendiri (2:1-13),
Menyatakan diri dalam perbuatan baik (2:14-26),
Menguasai lidah dengan benar (3:1-12),
Mencari hikmat Allah (3:13-18),
Tunduk kepada Allah selaku hakim yang adil (4:1-12),
Mempercayai Allah dalam kehidupan sehari-hari (4:13-17),
Tidak mementingkan diri atau memuaskan keinginan sendiri (5:1-6),
Sabar dalam penderitaan (5:7-12),
Tekun dalam doa (5:13-20).
I. Salam (1:1)
25
SURAT 1 PETRUS
I. LATAR BELAKANG
A. Nama Petrus
Nama asli Petrus adalah Simon bin Yunus. Petrus sudah berkeluarga (Mrk. 1:30).
Pada perjalanan misinya, istrinya juga ikut (I Kor. 9:5). Petrus berasal dari Betsaida, kota di
daerah Golan, dengan penduduk kebanyakan Yunani (Yoh. 1:44). Ada juga rumah Petrus di
Kapernaum di Galilea (Mrk. 1:21). Pekerjaan Petrus sebelum menjadi murid Yesus adalah
sebagai nelayan. Bahasa yang dipakai di daerah di mana Petrus tinggal adalah bahasa
Aram (Mrk. 14:70).
Sekalipun Petrus adalah seorang Yahudi tapi ia tidak mempunyai pendidikan agama
Yahudi dan tidak belajar Hukum Taurat (Kis. 4:13: mungkin ia buta huruf????). Adiknya
bernama Andreas (nama Yunani), murid Yohanes Pembaptis (Yoh. 1:39). Petrus mengenal
Yesus karena adiknya ini. Petrus menjadi salah satu murid terdekat dari 12 murid Yesus
dan mendapat nama baru "Kepha" (bhs. Aram) atau "Kefas" (bhs. Ind.). artinya batu
karang/batu besar (Mat. 16:18; Gal 2:9). Dalam bhs. Yunani nama itu menjadi "Petrus".
Dalam Markus 16:8 ia disebut "Simon Petrus".
tetap tinggal di Roma, dianiaya dan dihukum mati oleh Kaisar Nero di kota Roma. Dan atas
permintaannya sendiri Petrus mati di salib dengan kaki di atas dan kepala di bawah.
II. KEPENULISAN
1. Penulis
Selain penulis sendiri yang memperkenalkan diri dalam 1 Petrus 1:1, secara tradisi diterima
bahwa penulis Surat 1 Petrus adalah Rasul Petrus. Tidak ada sanggahan dalam hal ini,
namun demikian ada beberapa kesulitan untuk menerima bahwa Petrus sendirilah yang
menulis surat itu. Perdebatan tersebut disebabkan antara lain:
1. Kemungkinan bahwa bukan Petrus sendiri yang menulis Surat Petrus dengan
alasannya:
a. Surat Petrus mempunyai gaya bahasa yang sangat baik, bahkan lebih baik dari
surat Paulus yang terpelajar, padahal Petrus adalah seorang nelayan, yang
kemungkinan besar buta huruf.
b. Petrus berbahasa Aram, jadi tidak mempunyai kemampuan cukup dalam bahasa
Yunani.
Sanggahan terhadap alasan di atas:
a. Pada abad 1, banyak orang Galilea yang mempunyai dwi bahasa (Aram dan
Yunani).
b. Profesi nelayan tidak selalu berarti tidak terpelajar, hanya mereka tidak mendapat
pendidikan formal.
c. Ada jangka waktu 30 tahun sejak Petrus menjadi nelayan, jadi kemungkinan Petrus
telah banyak belajar (termasuk bahasa formal/Yunani).
2. Kalau bukan Petrus?
a. Kemungkinan Markus (Yohanes Markus, penulis Injil Markus), karena ia banyak
bersama-sama dengan Petrus, bahkan sampai Petrus meninggal.
b. Silwanus/Silas (teman Paulus sebagai pengantar surat).
3. Petrus mempunyai sekretaris.
Kemungkinan lain adalah Petrus mempunyai penulis untuk menyampaikan buah
pikirannya.
2. Tahun Penulisan
Penetapan tahun penulisan tergantung dari penafsiran "Babilon", karena penulis
mengatakan ia sedang berada di "Babilon" ketika menuliskan surat ini (I Ptr. 5:12-13).
Kalau penafsiran "Babilon" berarti kota Roma, maka perkiraan tahun penulisan adalah
antara 60-68 M. Beberapa peristiwa seperti misalnya penganiayaan dan pembinasaan
terhadap orang-orang Kristen sangat cocok dengan keadaan tahun 63-64 M.
3. Tempat Penulisan
Menurut 1 Petrus 5:13, penulis sedang ada di "Babilon" ketika menuliskan Suratnya.
"Babilon" jelas bukan arti harafiah, tapi simbolis. Tempat mana kira-kira yang dimaksud
penulis? Ada beberapa tafsiran dengan "Babilon": (1) Babilon kuno di Mesopotamia, ditepi
sungai Efrat, (2) Sebuah Kota militer di Mesir, (3) Nama simbolis untuk kota Roma.
Tidak ada tradisi yang menceritakan bahwa Petrus pernah ada di Mesopotamia/Mesir. Jadi
kemungkinan no. 3 lebih tepat, yaitu Roma. Hal ini didukung dengan bukti-bukti:
Pet. 5:13, bahwa Markus berada bersama-sama Petrus, dan menurut Paulus (Kol. 4:10)
Markus bersama-sama dengan Petrus di Roma.
Nama "Babilon/Babel" pada abad 1 dikenal sebagai nama lain untuk kota Roma, juga
dilihat dari kitab Wahyu 17:5.
Dari tradisi diketahui bahwa Petrus mati di kota Roma.
(1 Pet. 1:14, 18: 2:9-10; 4:3). Orang-orang yang menurut Petrus sedang dalam keadaan
berdukacita, dihambat (1:6,7) dan diejek (3:9,16).
3. Penggembalaan
Pertama, Petrus memberi perintah kepada jemaat untuk melayani sesama (1 Pet. 4:7-11).
Kedua Petrus juga memberi perintah kepada pemimpin jemaat untuk mengasihi domba-
domba kawanannya dan memelihara mereka dengan benar. Salah satu ciri Surat 1 Petrus
ini adalah banyak menggunakan kata perintah.
V. TUJUAN PENULISAN
Sebagai pemimpin yang dituakan Petrus memberikan beberapa penghiburan kepada kawanan
gembalaannya:
1. Memberikan penghiburan dan semangat
Petrus melihat dan mengalami kejamnya penganiayaan dari pemerintah dan orang-orang
non-Kristen. Oleh karena itu sangat perlu sebagai pemimpin jemaat ia mengirimkan Surat
bagi orang-orang Kristen untuk bertahan dalam segala penderitaan. Karena akhir dari
semuanya itu akan menghasilkan iman yang murni karena telah teruji oleh api penderitaan
(1 Pet. 1:3-12; 2:21-25: 3:13-4:6).
VI. SURVEI
1 Petrus mulai dengan mengingatkan orang percaya:
1. Bahwa mereka mempunyai suatu panggilan yang mulia dan warisan sorgawi di dalam
Yesus Kristus (1Pet 1:2-5);
2. Bahwa iman dan kasih mereka di dalam hidup ini akan diuji dan dimurnikan sehingga akan
mengakibatkan pujian, hormat, dan kemuliaan pada saat kedatangan Tuhan (1Pet 1:6-9);
3. Bahwa keselamatan yang besar ini sudah dinubuatkan oleh nabi-nabi PL (1Pet 1:10-12);
dan
4. Bahwa orang percaya harus hidup kudus, jelas berbeda dari dunia yang tidak selamat di
sekitar mereka (1Pet 1:13-21). Orang percaya, yang terpilih dan dikuduskan (1Pet 1:2)
merupakan bayi-bayi yang bertumbuh yang memerlukan susu murni Firman Allah (1Pet
2:1-3), batu-batu hidup yang sedang dibangun menjadi suatu rumah rohani (1Pet 2:4-10),
dan orang asing yang mengembara melewati negara asing (1Pet 2:11-12); mereka harus
hidup dengan hormat dan rendah hati dalam hubungan mereka dengan setiap orang
selama perjalanan ini (1Pet 2:13--3:12).
Amanat 1 Petrus terutama berkaitan dengan sikap patuh dan menderita karena kebenaran bagi
Kristus dan menurut teladan-Nya sendiri (1 Pet. 2:18-24; 1 Pet. 3:9 – 5:11). Petrus meyakinkan
orang percaya bahwa apabila mereka menderita karena kebenaran, maka mereka akan
disenangi oleh Tuhan dan mendapat pahala. Di dalam konteks pengajaran mengenai menderita
karena Kristus ini, Petrus menekankan tema-tema yang saling berhubungan dari keselamatan,
pengharapan, kasih, sukacita, iman, kekudusan, kerendahan hati, takut akan Allah, ketaatan,
dan ketundukan.
26
SURAT 2 PETRUS
I. KEPENULISAN
1. Penulis
Penulis Surat 2 Petrus menurut 2 Pet. 1:1, adalah Simon Petrus. Didukung juga
dengan informasi dari surat-surat PB yang lain. Bukti dari dalam surat sendiri adalah
penulis merupakan saksi mata peristiwa Transfigurasi (2 Pet.1:16-18), juga dari 2 Pet. 3:1
penulis mengkaitkan keberadaan Surat 1 Petrus. Penulis juga menyatakan bahwa ia
mengenal Tuhan yesus secara langsung (2 Pet.14; Yoh. 21:18).
Namun demikian masih ada perdebatan yang memberatkan kebenarannya:
1. Surat 2 Petrus kurang dihargai oleh Bapak-bapak Gereja, karena paling jarang
dibicarkan/dikutip.
2. Ada kesamaan antara Surat 2 Petrus dengan Yudas. Ada anggapan 2 Petrus mengutip
Surat Yudas.
3. Perbedaan dalam gaya penulisan terlihat jelas sekali antara Surat 1 Petrus dan 2
Petrus. Kemungkin ini bisa terjadi karena Petrus memakai penulis yang berbeda.
2. Tahun Penulisan
Kepastian yang jelas, Surat 2 Petrus ditulis sebelum tahun 68 M (kematian Petrus). Dari 2
Pet. 1:14 ada petunjuk bahwa penulisan surat ini adalah mendekati tahun kematian
penulis. Jadi diperkirakan bahwa Petrus menulis Surat 2 Petrus sesudah tahun 65-67M.
3. Tempat Penulisan
Seperti halnya Surat 1 Petrus, kota Roma adalah tempat penulis menuliskan surat ini,
khususnya dengan kepastian bahwa Petrus mati di kota Roma.
V. SURVEI
Surat yang singkat ini sungguh-sungguh mendorong orang percaya agar
mempertahankan kehidupan dan kesalehan melalui pengenalan yang benar akan Kristus. Pasal
pertama menekankan pentingnya pertumbuhan Kristen. Setelah mulai dengan iman, orang
percaya harus dengan tekun mengejar keunggulan moral, pengetahuan, penguasaan diri,
ketekunan, kesalehan, kasih akan saudara-saudara, dan kasih akan semua orang, yang akan
menghasilkan iman dewasa dan pengenalan yang benar akan Tuhan Yesus (2Pet 1:3-11).
Pasal berikut dengan sungguh-sungguh mengingatkan mereka tentang para nabi dan
guru palsu yang muncul di kalangan gereja. Petrus mengecam guru-guru palsu itu sebagai
orang yang tidak mengenal hukum (2Pet 2:1,3; 2Pet 3:17) yang menuruti keinginan jahat dari
hawa nafsu (2Pet 2:2,7,10,13-14,18-19), yang serakah (2Pet 2:3,14-15), congkak (2Pet 2:18)
dan keras kepala (2Pet 2:10), dan menghina pemerintahan Allah (2Pet 2:10-12). Petrus
berusaha untuk melindungi orang percaya sejati terhadap pengajaran sesat yang
membinasakan itu (2Pet 2:1) dengan menyingkapkan maksud dan kelakuan mereka yang
jahat.
Dalam pasal 3 (2Pet 3:1-18), Petrus membuktikan salahnya keragu-raguan guru-guru ini
terhadap kedatangan Tuhan (2Pet 3:3-4). Sebagaimana angkatan Nuh dengan keliru
mencemoohkan pikiran tentang hukuman banjir besar dari Allah, para pencemooh ini juga buta
rohani tentang janji-janji kedatangan Kristus. Tetapi dengan tindakan menentukan yang sama
dengan hukuman air bah tersebut (2Pet 3:5-6), Kristus akan kembali dan menghanguskan bumi
ini dengan api (2Pet 3:7-12) lalu menciptakan tatanan baru yang benar (2Pet 3:13). Mengingat
semuanya ini, orang percaya harus hidup kudus dan saleh pada zaman ini (2Pet 3:11,14).
3. Pasal tiga merupakan salah satu pasal PB yang agung tentang kedatangan Kristus yang
kedua.
4. Petrus secara tidak langsung menunjuk kepada tulisan Paulus sebagai Firman Allah dengan
menyebutkannya dalam hubungan dengan "tulisan-tulisan yang lain" (2Pet 3:15-16).
I. Salam (1:1-2)
27
SURAT 1 YOHANES
I. LATAR BELAKANG
A. Yohanes
Yohanes adalah anak Zebedeus yang muda, karena Yakobus selalu disebut lebih
dahulu. Tapi Lukas selalu memberikan urutan Petrus, Yohanes dan Yakobus, mungkin
karena Yohanes hubungannya lebih dekat dengan Petrus. Ibu Yohanes adalah Salome,
dalam Matius 27:50, ia disebut "Ibu anak-anak Zebedeus". Salome selalu diasosiasikan
sebagai adik Maria Ibu Yesus, karena dalam Yohanes 19:25 dikatakan ada 4 perempuan
berdiri dekat salib Yesus, yaitu Maria ibu Yesus, 2 orang Maria dan adik ibu Yesus. Kalau
benar maka Yohanes adalah ipar Yesus. Markus 1:20 memberitakan bahwa ayahnya
mempunyai orang-orang upahan, berarti Yohanes berasal dari keluarga yang cukup berada.
Lukas 8:3 juga menyebutkan bahwa Salome melayani mereka dengan kekayaannya.
Yohanes ada kemungkinan pernah menjadi murid Yohanes Pembaptis, tetapi tidak
ada bukti jelas. Yohanes dan juga saudaranya sering dijuluki Yesus sebagai: "Anak-anak
guruh" (Mrk. 3:17) mungkin karena mereka orang-orang Galilea yang penuh vitalitas,
semangat dan nelayan yang pantang menyerah, tetapi kurang terarah. Hal itu terbukti dari
pandangan yang salah tentang kerajaan Yesus; ambisi yang dirasuki oleh nalar yang tidak
benar (Luk. 9:52-54). Yohanes berada di Golgota pada saat Yesus disalib dan juga pada
saat Yesus menyerahkan ibunya dalam pemeliharaan Yohanes. Ia juga yang berlari dengan
Petrus menengok kubur Yesus yang kosong. Ia juga yang bersama murid-murid yang lain
pada waktu Yesus menampakkan diri di danau Tiberias. Yohanes juga yang disebut akan
memiliki umur panjang (Yoh. 21:23).
Setelah hari Pantekosta murid-murid Yesus berbicara dengan sangat jelas tentang
Injil dan orang-orang keheranan karena mereka orang-orang yang tidak terpelajar (Kis.
4:13). Di dalam kehidupan gereja mula-mula Yohanes termasuk tokoh utama dalam gereja
Yerusalem bersama Petrus. Tidak diketahui pasti kapan Yohanes meninggalkan Yerusalem.
kemungkinan besar dia pergi ke Efesus di mana ia lalu dibuang ke Pulau Patmos. Selain
Surat Kiriman ini Yohanes juga menulis Kitab Injil yang berisi pemberitaan tentang Yesus,
pelayanan dan pengajaran-Nya.
II. KEPENULISAN
1. Penulis
Walaupun penulis tidak mencantumkan namanya dalam Surat 1 Yohanes, tapi kita
mempunyai keyakinan bahwa Rasul Yohanes adalah penulisnya. Kepastian akan
2. Tahun Penulisan
Sekitar tahun 90 M, karena kemungkinan sudah adanya ajaran-ajaran sesat Gnostik
yang menyusup di gereja. Tapi yang jelas saat itu penulis sudah dalam usia yang lanjut.
Pendapat lain memperkirakan bahwa Surat 1 Yohanes ini sudah diedarkan lebih dulu
daripada Injil Yohanes. Tapi hal ini sulit diterima karena dari isi Surat 1 Yohanes terlihat
bahwa pembaca diperkirakan sudah mempunyai pengetahuan tentang Injil dan juga dalam
Injil Yohanes tidak ada tanda-tanda tentang perlawanan terhadap ajaran Gnostik.
Pendapat lain memperkirakan tahun yang lebih lambat, yaitu dengan
membandingkan dengan tulisan-tulisan Bapak-bapak gereja yang menceritakan hal yang
sama dengan Surat Yohanes, yaitu tentang perlawanan ajaran Gnostik. Kalau hal itu betul
mungkin tahun penulisan akan sekitar 110 M.
3. Tempat Penulisan
Diperkirakan Yohanes menulis Surat 1 Yohanes ini ketika ia ada di Efesus.
V. TUJUAN PENULISAN
Tujuan utama Rasul Yohanes menulis Surat 1 Yohanes ini adalah untuk melawan dan
memerangi gnostisisme. Yohanes memberi nasehat kepada pembacanya bahwa hanya dengan
mengetahui kebenaran, maka tidak ada tindakan yang benar. Di antara nasehatnya itu ada 7
pokok patokan untuk mempunyai kelakuan yang baik:
Berjalan dalam terang (1:5-7)
Jangan menipu (1:8-10)
Turuti perintah-Nya (2:1-5)
Tirulah Kristus (2:6)
Kasihilah sesamamu (2:7-14)
Jangan mengasihi dunia (2:15-17)
Tinggallah dalam Kristus dan perbuatlah yang benar (2:18-3:10)
VI. SURVEI
Kepercayaan dan kelakuan dijalin secara erat sekali dalam surat ini. Para guru palsu,
yang oleh Yohanes dinamakan "antikristus" (1Yoh 2:18-22) sedang meninggalkan ajaran rasuli
mengenai Kristus dan kehidupan yang benar. Seperti surat 2 Petrus dan Yudas, surat ini
dengan penuh semangat menolak dan menghukum guru palsu (mis. 1Yoh. 2:18-19, 22-23, 26;
1Yoh. 4:1, 3, 5) dengan ajaran dan kelakuan mereka yang merusak.
Dari segi yang positif, surat ini mengemukakan ciri-ciri persekutuan yang sejati dengan
Allah (mis. (1Yoh. 1:3—2:2) dan menyatakan lima ujian khusus bagi orang percaya untuk
mengetahui dengan yakin bahwa mereka mempunyai hidup yang kekal:
1. Ujian kebenaran rasuli mengenai Kristus (1Yoh. 1:1-3; 1Yoh. 2:21-23; 1Yoh. 4:2-3,15;
1Yoh. 5:1,5,10,20);
2. Ujian iman yang taat kepada perintah Kristus (1Yoh. 2:3-11; 1Yoh. 5:3-4);
3. Ujian hidup yang kudus, yaitu berbalik dari dosa kepada persekutuan dengan Allah (1Yoh.
1:6-9; 1Yoh. 2:3-6, 15-17, 29; 1Yoh. 3:1-10; 1Yoh. 5:2-3);
4. Ujian kasih akan Allah dan sesama orang percaya (1Yoh. 2:9-11; 1Yoh. 3:10-11, 14, 16-18;
1Yoh. 4:7-12, 18-21); dan
5. Ujian kesaksian Roh (1Yoh 2:20, 27; 1Yoh 4:13; 1Yoh 5:7-12). Yohanes menyimpulkan
bahwa orang dapat mengetahui dengan pasti bahwa mereka memiliki hidup kekal (1Yoh
5:13) jikalau buah dari kelima bidang hidup ini nyata dalam hidup mereka.
I. Pendahuluan (1:1-4)
28
SURAT 2 YOHANES
I. KEPENULISAN
1. Penulis
Sama seperti surat sebelumnya (1 Yohanes) dan Injil Yohanes, pengarang Surat 2 Yohanes
adalah Yohanes anak Zebedeus. Hal ini terlihat jelas dari gaya dan isi Suratnya.
2. Tahun Penulisan
Surat 2 Yohanes ini ditulis pada tahun yang hampir bersamaan dengan Surat 1 Yohanes,
yaitu sekitar tahun 90 M.
3. Tempat Penulisan
Ditulis oleh Yohanes di Efesus, gereja di Asia.
V. SURVEI
Surat ini menggarisbawahi suatu peringatan yang juga terdapat dalam 1 Yohanes mengenai
bahaya guru palsu yang menyangkal penjelmaan Yesus Kristus dan menyimpang dari berita
rasuli (ayat 2Yoh 1:7-8). Yohanes memuji "Ibu yang terpilih" dan anak-anaknya yang "hidup
dalam kebenaran" (2Yoh. 1:4). Kasih yang sejati terwujud dalam menaati perintah Kristus dan
mengasihi sesama (2Yoh. 1:6). Kasih Kristen harus membedakan di antara kebenaran dan
kesalahan dan tidak membuka pintu bagi guru palsu (2Yoh. 1:7-9). Menerima guru palsu
dengan ramah berarti berpartisipasi dalam kesalahan mereka (2Yoh. 1:10-11). Surat ini singkat
karena Yohanes merencanakan untuk berkunjung kepada ibu ini untuk berbicara "berhadapan
muka" (2Yoh. 1:12).
I. Salam (1:1-3)
A. Kepada Ibu yang Terpilih dan Anak-anaknya (1)
B. Oleh karena Kebenaran (2-3)
II. Pujian dan Perintah (1:4-6)
A. Kesetiaan yang Lampau kepada Kebenaran Dipuji (4)
B. Kasih dan Ketaatan Diperintahkan (5-6)
III. Nasihat dan Peringatan (1:7-11)
A. Mengenali Guru-guru Palsu (7)
B. Waspada agar Jangan Terpengaruh oleh Mereka (8-9)
C. Jangan Membiarkan Mereka Memakai Rumahmu (10-11)
IV. Penutup (1:12-13)
29
SURAT 3 YOHANES
I. KEPENULISAN
1. Penulis
Dilihat dari gaya dan struktur surat maka Surat 3 Yohanes dapat dipastikan penulisnya
sama dengan surat-surat Yohanes sebelumnya, Rasul Yohanes.
2. Tahun Penulisan
Sama dengan surat-surat sebelumnya tahun 90 M. Tapi ada yang berpendapat mungkin
ditulis lebih awal, sekitar 80-an, tapi tidak ada alasan jelas.
3. Tempat Penulisan
Penulis menuliskan surat ini di Efesus, gereja di Asia.
V. SURVEI
Ada tiga orang yang disebut namanya di dalam surat ini.
1. Gayus yang dipuji dengan hangat atas perilaku hidupnya yang saleh di dalam kebenaran
(3Yoh. 1:3-4) serta teladannya menyediakan tumpangan bagi saudara seiman yang
berkeliling (3Yoh. 1:5-8).
2. Diotrefes, seorang pemimpin yang bersifat diktator, dikecam karena kesombongannya
("ingin menjadi orang terkemuka", 3Yoh. 1:9) beserta manifestasinya: menolak surat
Yohanes yang dikirim sebelumnya (3Yoh. 1:9), memfitnah Yohanes, menolak untuk
menerima utusan-utusan Yohanes dan mengancam akan mengucilkan orang yang
menerima mereka (3Yoh. 1:10).
3. Demetrius, yang mungkin pembawa surat ini atau seorang gembala sidang dalam suatu
masyarakat sekitar situ, dipuji sebagai seorang yang mempunyai reputasi baik dan setia
kepada kebenaran (3Yoh. 1:12).
I. Salam (1:1)
II. Pujian bagi Gayus (1:2-8)
A. Karena Kesehatan Rohaninya (2)
B. Karena Hidup dalam Kebenaran (3-4)
C. Karena Kesediaan Menerima Saudara-saudara yang dalam Perjalanan (5-8)
III. Nasihat untuk Gayus (1:9-12)
A. Mengenai Contoh Jelek Diotrefes (9-11)
B. Mengenai Teladan Baik Demetrius (12)
IV. Penutup (1:13-14)
30
SURAT YUDAS
I. LATAR BELAKANG
Sekalipun ada beberapa nama Yudas yang dikenal dalam PB, namun hanya ada seorang Yudas
yang menyebut dirinya, "hamba Yesus dan saudara Yakobus" (Yud.1:1), yaitu Yudas saudara
(adik) Yesus. Karena Yakobus adalah nama yang cukup dikenal dikalangan pemimpin gereja
mula-mula, dan ia adalah saudara (adik) Tuhan Yesus. Referensi lain Matius 13:55, Markus 6:3,
Galatia 1:19, Kisah Para Rasul 1:14.
II. KEPENULISAN
1. Penulis
Seperti dalam pembukaan suratnya (Yud. 1:1) penulis adalah Yudas saudara (adik)
Yakobus yang adalah saudara (adik) Yesus.
2. Tahun Penulisan
Ada persamaan hal yang ditulis dalam Surat 2 Petrus dengan Surat Yudas, yaitu tentang
adanya orang-orang yang disebut guru-guru palsu/pengajar-pengajar sesat. Petrus
menyebut, "akan datangnya guru-guru palsu". Yudas menyebut: "Adanya orang tertentu
yang telah masuk menyusup ...". Jadi kalau memang keduanya mempunyai hubungan
maka kitab Yudas ditulis sesudah Petrus, yaitu thn. 65-67 M. Tapi ada juga yang
berpendapat, apabila belum disinggung tentang pengajaran gnostik, mungkin ditulis sekitar
tahun 75 M.
3. Tempat Penulisan
Tidak ada keterangan yang jelas. Tapi Yudas melayani gereja-gereja Yahudi di Palestina
sebelum kehancuran Yerusalem. Jadi mungkin di sanalah ia menulis.
V. TUJUAN PENULISAN
Penulis menuliskan bahwa keinginan semula adalah untuk menuliskan tentang keselamatan.
Tapi akhirnya ia tergerak untuk menuliskan tentang hal lain yaitu nasihat untuk
mempertahankan iman (apologetik), khususnya sehubungan dengan perlawanan terhadap
munculnya ajaran-ajaran sesat dari para pengajar palsu.
VI. CATATAN
Surat Yudas mempunyai kemiripan dengan 2 Petrus. Ada beberapa pendapat mengenai hal ini:
1. Kedua surat tersebut tidak ada hubungan apa-apa kecuali bahwa surat-surat ditujukan
pada orang-orang yang sedang menghadapi keadaan yang sama.
2. Kedua surat disadur dari sumber yang sama.
3. Petrus mengambil data-data dari Yudas. Pendataan dari Yudas lebih pasti dan nyata,
susunan lebih jelas. Surat Petrus penjabaran dari Yudas.
4. Yudas menulis suratnya setelah melihat surat Petrus, dan mengubahnya dengan bebas.
Dari Yudas 1:3 penulis ingin menulis tentang keselamatan tapi tidak jadi karena melihat
apa yang diramalkan Petrus sudah terjadi.
VII. SURVEI
Setelah memberikan salam (Yud. 1:1-2), Yudas menyatakan bahwa tujuannya mula-mula ialah
menulis tentang sifat keselamatan (Yud. 1:3a). Akan tetapi, sebaliknya dia terdorong untuk
menulis surat ini karena guru-guru palsu yang memutarbalikkan kasih karunia Allah dan dengan
demikian melemahkan kebenaran dalam gereja (Yud. 1:4). Yudas menuduh mereka sebagai
tidak suci secara seksual (Yud. 1:4,8,16,18), berkompromi seperti Kain (Yud. 1:11), serakah
seperti Bileam (Yud. 1:11), suka memberontak seperti Korah (Yud. 1:11), congkak (Yud.
1:8,16), penipu (Yud. 1:4,12), sensual (Yud. 1:19) dan memecah-belah (Yud. 1:19). Yudas
menyatakan kepastian hukuman Allah atas semua orang yang berbuat dosa seperti itu dan
menggambarkannya dengan enam contoh dari PL (Yud. 1:5-11). Gambaran dua belas ciri
kehidupan mereka menunjukkan bahwa mereka siap untuk menerima murka Allah (Yud. 1:12-
16). Orang percaya didorong untuk waspada dan untuk menaruh belas kasihan bercampur
ketakutan bagi mereka yang goyah (Yud. 1:20-23). Yudas menutup suratnya dengan suatu
peningkatan pengilhaman dalam ucapan berkatnya (Yud. 1:24-25).
31
KITAB WAHYU
I. LATAR BELAKANG
A. Keunikan Kitab Wahyu
Wahyu berasal dari kata "apokalipsis", artinya rahasia yang dinyatakan. Kitab Wahyu
mempunyai keunikan yaitu menjadi Kitab penutup kanon PB. Namun tidak jelas apakah
berarti bahwa Kitab Wahyu adalah kitab yang paling akhir ditulis. Kitab Wahyu juga satu-
satunya kitab PB yang berisi hampir sepenuhnya tentang nubuatan yang menyangkut
tentang masa depan.
D. Pulau Patmos
Sebuah pulau karang di perairan pantai Yunani, dari kepulauan Dodekanese. Panjang pulau
12 km lebar 7 km. Sekarang termasuk daerah Yunani. Yohanes dibuang dari Efesus selama
beberapa bulan kira-kira tahun 95 M. Dibuang karena imannya, sebagai hukuman atas
ketaatannya pada Allah (Wah. 1:9). Ketika berada disana, ia mendapat penglihatan yang
harus dituliskannya dan disampaikan kepada ke 7 jemaat di Asia (1:10), 95 km dari Efesus.
II. KEPENULISAN
1. Penulis
Penulis Kitab Wahyu disebutkan sebagai Yohanes, murid Yesus dan seorang yang sangat
dikenal di kalangan gereja-gereja di Asia Kecil. Penulis juga adalah saksi mata dari segala
sesuatu yang telah dilihatnya (1:1-2). Para Bapak gereja menerima kitab itu sebagai tulisan
Yohanes. Tapi pada abad 3 ada beberapa pendapat yang kurang menyetujui melihat
penyelidikan terhadap jenis sastera dan gaya bahasa Kitab Wahyu yang bertentangan
dengan Injil & Surat 1-3 Yohanes dan bahkan kitab-kitab PB yang lain. Ahli bahasa
memperkirakan bahwa sastera Wahyu kurang begitu matang/berkembang. Jadi mungkin
ditulis lebih awal dari pada Injil dan Surat Yohanes. Atau kemungkinan lain Kitab Wahyu
ditulis sendiri oleh Yohanes sedang yang lain oleh penulisnya.
2. Tahun Penulisan
Kitab Wahyu jelas ditulis pada masa penganiayaan gereja. Ada 2 pemerintahan kaisar
Romawi yang sangat kejam dan penganiayaan orang Kristen, yaitu kaisar Nero dan
Domitianus. Kalau mengambil tahun masa kekaisaran Nero, terlalu awal dan orang-orang
Kristen masih baru dan masih bersemangat. Tapi keadaan saat itu sudah semakin sulit dan
capai untuk orang Kristen berjuang melawan penindasan-penindasan itu, jadi mungkin
kitab Wahyu ditulis setelah masa Nero, yaitu pemerintahan Domitianus, tahun 95 M.
3. Tempat Penulisan
Yohanes menuliskan Surat Wahyu sesudah ia dibebaskan dari pembuangan di Pulau
Patmos, dan kemungkinan ia kembali ke di Efesus ketika menuliskan ini.
V. TUJUAN PENULISAN
Kitab Wahyu dituliskan oleh Yohanes untuk:
1. Memberikan teguran terhadap 7 gereja-gereja di Asia kecil.
2. Memberikan penghiburan kepada jemaat-jemaat yang terus menerus melihat umat Tuhan
dimusuhi, bahwa semua itu akan ada akhirnya.
3. Menunjukkan kepada hamba-hamba Tuhan apa yang akan atau harus terjadi, mis.
bagaimana kembalinya Kristus, apa yang terjadi sebelum itu dll.
VI. CATATAN
1. Hal-hal Penting
a. Angka 7 dan Simbol-simbol
- 7 Meterai (Wah. 6:1-8:1)
- 7 penglihatan tentang ular naga dan kerajaan (Wah. 12-13)
- 7 penglihatan tentang Anak domba Allah (wah. 14)
- 7 cawan murka Allah terhadap kejahatan (Wah. 15-16)
- 7 penglihatan tentang jatuhnya "Babel" (Wah. 17-19:10)
- 7 penglihatan tentang jaman akhir (Wah. 19:11-21:4)
b. Masa 1000 tahun (20:4-6).
c. Nama yang tertulis dalam Kitab Kehidupan.
2. Berbagai Tafsiran
Ada 4 golongan/kelompok tafsiran:
a. Golongan Preterist
Simbolisme dalam kitab Wahyu hanya berhubungan dengan kejadian-kejadian pada
saat ia ditulis dan tidak ada kaitannya dengan masa depan. Terjadi hanya pada masa
lalu tidak ada hubungannya dengan sekarang.
b. Golongan Idealis
Wahyu sekedar gambaran simbolis dari peperangan yang tidak ada habisnya antara
kebaikan dan kejahatan (orang kristen dan orang kafir). Simbol-simbol dan peristiwa-
peristiwa tidak benar secara sejarah. Yang diambil segi etis dan rohaninya. "sifat"
pengrohaniayanya telah dihilangkan. Penghakiman datang setiap saat kita membuat
keputusan moral.
c. Golongan Historis
Wahyu menceritakan sejarah gereja dari jaman Pantekosta hingga kedatangan Kristus
(seperti Organ). Pergumulan gereja dengan dunia. Para penakluk masa lalu berusaha
menghancurkan gereja, tetapi mereka selalu gagal.
d. Golongan Futurist
Berdasar pasal 1-3, Drama yang akan terjadi pada 7 jemaat hanya terbatas pada abad
pertama saja. Dari pasal 4- seterusnya menceritakan tentang masa yang akan datang.
4. Mengapa Penting
a. Karena berisi pokok-pokok rahasia yang akan digenapkan pada Akhir Zaman.
b. Janji kebahagiaan/berkat kepada barangsiapa yang membaca, mendengar dan
menantinya.
c. Tanpa mengerti surat Wahyu, isi kitab-kitab lain tidak jelas kurang lengkap dan kurang
berarti.
d. Ada banyak ajaran tentang Kristus, Anak Domba yang tidak ada di buku-buku lain di
Alkitab.
e. Banyak petunjuk tentang cara bagaimana Allah akan melaksanakan hukumannya nanti.
f. Dibentangkan kemenangan yang sempurna atas kegelapan.
4
Chris Marantika, Eksposisi Kitab Wahyu. Diktat Kuliah STTII Yogyakarta.