Anda di halaman 1dari 113

PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

SILABUS
I. IDENTITAS

Kelompok Matakuliah : Matakuliah Keilmuan dan Keterampilan


Nama Matakuliah : PEMBIMBING DAN TEOLOGI PERJANJIAN BARU
Bobot SKS : 3 SKS
Prodi : Musik Gerejawi
Semester : 3 (Gasal 2016/2017)
Pertemuan : 14 X 150 Menit (di luar TTS dan TAS)
Ruangan : III/C/2
Waktu : 10.00 – 12.30 WIB
Dosen Pengajar : Winardi Tarigan, M.Th.
HP/E-mail : 085640228993/ wincfan111@gmail.com

II. DESKRIPSI
Mata kuliah ini memperlengkapi mahasiswa dengan pemahaman tentang latar belakang dunia
Perjanjian Baru, kanonisasi dan introduksi tiap-tiap kitab Perjanjian Baru, serta teologi kitab-
kitab Perjanjian Baru dari Matius s/d Wahyu.

III. STANDAR KOMPETENSI


Mahasiswa memiliki pengetahuan yang memadai tentang latar belakang dunia Perjanjian Baru,
kanonisasi, introduksi kitab-kitab PB dan tema-tema teologi Perjanjian Baru sebagai salah satu
informasi yang digunakan untuk menafsirkan dan mengkhotbahkan kitab-kitab Perjanjian Baru
dalam bidang pelayanan.

IV. KOMPETENSI DASAR


Melalui mata kuliah ini, diharapkan mahasiswa mampu untuk:
a. Menjelaskan sejarah dan latar belakang dunia Perjanjian Baru.
b. Menjelaskan dan menguraikan proses kanonisasi kitab-kitab Perjanjian Baru.
c. Menjelaskan Pembagian kitab-kitab Perjanjian Baru
d. Menjelaskan dan menguraikan Introduksi dan Teologi Injil Sinoptik dan Kisah Para
Rasul.
e. Menjelaskan dan menguraikan Introduksi dan Teologi Surat-surat Kiriman Rasul Paulus.
f. Menjelaskan dan menguraikan Introduksi dan Teologi Surat Ibrani.
g. Menjelaskan dan Menguraikan Introduksi dan Teologi Surat Yakobus.
h. Menjelaskan dan Menguraikan Introduksi dan Teologi Surat 1-2 Petrus dan Yudas.
i. Menjelaskan dan Menguraikan Introduksi dan Teologi Yohanes (Injil Yohanes, Surat 1,
2, 3 Yohanes dan Wahyu).

V. URUTAN DAN RINCIAN MATERI


No. MATERI PERKULIAHAN PELAKSANAAN KET.
1. Penjelasan Silabus.
1 2. Pendahuluan: Definisi Istilah, Dunia PB, Kanonisasi
dan Kitab-kitab PB
Introduksi Injil Sinoptis dan Kisah Para Rasul:
1. Introduksi Injil Matius
2 2. Introduksi Injil Markus
3. Introduksi Injil Lukas
4. Introduksi Kisah Para Rasul
Teologi Injil Sinoptik dan Kisah Para rasul
3
Introduksi Tulisan-tulisan Yohanes
4
1. Introduksi Injil Yohanes

1 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

2. Introduksi Surat 1, 2, 3 Yohanes


3. Introduksi Wahyu
5 Teologi Tulisan-tulisan Yohanes
Introduksi Surat-surat Paulus
1. Paulus: Pribadi, Pelayanan dan Surat-suratnya.
2. Introduksi Surat Galatia
6
3. Introduksi Surat 1, 2 Tesalonika
4. Introduksi Surat 1, 2 Korintus
5. Introduksi Surat Roma
Introduksi Surat-surat Paulus
1. Introduksi Surat Efesus
7 2. Introduksi Surat Filemon
3. Introduksi Surat Kolose
4. Introduksi Surat Filipi
8 TEST TENGAH SEMESTER (TTS)
Introduksi Surat-surat Paulus
1. Introduksi Surat 1 Timotius
9
2. Introduksi Surat Titus
3. Introduksi Surat 2 Timotius
10 Teologi Paulus (bag. 1)
11 Teologi Paulus (bag. 2)
12 Teologi Paulus (bag. 3)
1. Introduksi dan Teologi Surat Ibrani
13
2. Introduksi dan Teologi Surat Yakobus
1. Introduksi Surat 1 Petrus
14 2. Introduksi Surat 2 Petrus
3. Introduksi Surat Yudas
15 Teologi 1, 2 Petrus dan Yudas
16 TEST AKHIR SEMESTER (TAS)

VI. PENGALAMAN BELAJAR


a. Mahasiswa mendengarkan kuliah yang disampaikan dosen.
b. Mahasiswa mengakses informasi dari internet.
c. Mahasiswa berdiskusi tentang studi pengetahuan dan pembimbing PB.
d. Mahasiswa mempresentasikan hasil diskusi yang dilakukan.

VII. METODE PERKULIAHAN


Ceramah, Diskusi, Pengamatan, Presentasi, Refleksi.

VIII. TUGAS PERKULIAHAN


1. Membuat laporan dari membaca Kitab-kitab PB (Matius sd Wahyu) sesuai dengan
urutan atau rincian materi (bag. V), serta membuat nilai-nilai yang didapat dari
membaca teks-teks tersebut. [Dikumpul hari terakhir perkuliahan: 2017]
2. Membuat makalah dengan Judul: ―Musik dalam Literatur Perjanjian Baru.‖
[Dikumpul Hari Terakhir Perkuliahan]
3. Tugas Kelompok. Mengarang Lagu Rohani yang diambil dari teks-teks dalam Kitab-
kitab Perjanjian Baru. Selanjutnya dipresentasikan di depan kelas. [Presentasi
dimulai pada pertemuan pertama setelah TTS].

IX. STANDAR PENILAIAN


Mahasiswa dinyatakan lulus dari matakuliah ini dengan nilai: minimal C (61-65), yang terdiri
dari:
1. Kehadiran dan Keaktifan di Kelas : 10%
2. Membaca Kitab-kitab PB : 10%
3. Makalah : 20%

2 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

4. Tugas Kelompok dan Presentasi : 30%


5. TTS : 15%
6. TAS : 15%

X. MEDIA
Alat Tulis, White Board, Laptop, LCD Proyektor.

XI. KEPUSTAKAAN
a. A Biblical Theology of the New Testament. Peny. Roy B. Zuck. Malang: Gandum Mas,
2011.
b. Baxter, J. Sidlow. Menggali Isi Alkitab: Matius-Kisah Para Rasul. Jilid 3. Jakarta:
Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2008.
c. Baxter, J. Sidlow. Menggali Isi Alkitab: Roma-Wahyu. Jilid 4. Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih, 2008.
d. Chapman, Adina. Pengantar Perjanjian Baru. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1993.
e. Drane, John. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar Historis-Teologis. Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2005.
f. Duyverman, A. E. Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1981.
g. Guthrie, Donald. Teologi Perjanjian Baru 1, 2, 3. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995.
h. Morris, Leon. Teologi Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 2006.
i. Packer, J. I, Merrill C. Tenney, dan William White, Jr. Dunia Perjanjian Baru. Malang:
Gandum Mas, 2004.
j. Tenney, Merrill C. Survei Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 2006.
k. Tulluan, Ola. Introduksi Perjanjian Baru. Malang: Departemen Literatur YPPII, 1999.

Catatan:
 Tidak diperkenankan absent lebih dari 2 kali (kecuali kasus khusus). Apabila absent karena
sakit, harus menyerahkan surat keterangan sakit dari dokter.
 Dinyatakan gagal (tidak lulus) apabila: Menyontek (ujian), copy tugas mahasiswa lain, tidak
mengumpulkan tuntutan tugas yang diminta. Dan nilai dibawah C (61-65)
 Tidak diperkenankan terlambat masuk kelas dengan alasan apapun (Apabila kelas sudah
dimulai tidak diizinkan masuk jika terlambat dan dihitung absent).

Selamat Belajar dan Mempersembahkan yang Terbaik bagi TUHAN


Tuhan Yesus Memberkati!

3 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

1
KANON PERJANJIAN BARU

Pengumpulan naskah-naskah PB terjadi sebagai proses pimpinan Roh Kudus dalam


memelihara hasil inspirasi yang dituliskan oleh para penulis Alkitab. Pengumpulan naskah-naskah PB
yang akhirnya diterima sebagai kitab-kitab PB dalam Alkitab disebut sebagai Kanonisasi. Melalui
beberapa peristiwa, penyeleksian penyusunan daftar kitab (kanon) itu akhirnya diterima gereja.

I. PENGERTIAN KANON
Kata kanon berasal dari kata Yunani kanon, artinya buluh. Karena pemakaian
―buluh‖ dalam kehidupan sehari-hari jaman itu adalah untuk mengukur, maka kanon juga
berarti sebatang tongkat/kayu pengukur atau penggaris.
Namun pada abad ke 4 Athanasius memberikan arti teologis bahwa kanon dipakai
untuk menunjuk kepada Alkitab. Sehingga artinya adalah: Daftar naskah kitab-kitab dalam
Alkitab yang berjumlah 66 kitab, yang telah memenuhi standard peraturan-peraturan tertentu
yang diterima oleh Gereja Tuhan sebagai kitab-kitab Kanonik yang diakui diinspirasikan oleh
Allah dan memiliki otoritas penuh dan mutlak terhadap iman Kristen dan perbuatannya.

II. SEJARAH KANON PB


Setelah kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke surga, pengajaran Injil diteruskan pleh para
Rasul Tuhan dengan otoritas penuh karena merekalah saksi-saksi mata tentang keselamatan
yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Tulisan-tulisan tentang pengajaran iman Kristen oleh para
Rasul sangat dibutuhkan mengingat bahwa merekalah pada saksi mata yang dapat
memberitakan pengajaran Injil Yesus Kristus dengan jelas dan menafsirkannya dengan tepat,
sesuai dengan pimpinan Roh Kudus kepada mereka. Selama thn. 100 – 200 M, tulisan-tulisan
para Rasul itu dipakai dan dikumpulkan oleh sidang-sidang jemaat dan kemudian di teruskan
oleh gereja-gereja generasi berikutnya.

III. DAFTAR KANON PB


Beberapa Daftar Kanon PB yang pernah berlaku dalam sejarah gereja:

1. Daftar Marcion
Daftar buku PB yang tertua disusun di Roma pada tahun 140 M oleh seorang bidat
yang bernama Marcion. Menurut Marcion kitab PL harus ditolak dan juga kitab-kitab PB
yang dipengaruhi oleh Yudaisme, karena menurutnya Allah PL mempunyai status yang
lebih rendah dari Allah yang dinyatakan dalam diri Kristus. Itu sebabnya kanon Marcion
hanya terdiri dari 2 bagian:
1. Kitab Injil Lukas (Injil yang tidak dipengaruhi oleh Yudaisme)
2. 8 Surat Paulus (3 Surat Penggembalaan tidak dimasukkan), yaitu: 1 & 2 Korintus,
Efesus (Laodikia), Filipi, Kolose, 1 & 2 Tesalonika, Filemon.

2. Daftar Muratori
Daftar lain yang lebih muda dikenal dengan sebutan "Fragmen Muratori", berasal
dari Roma pada akhir abad dua. Pada daftar kanonnya dimasukkan:
1. Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul.
2. 9 Surat Paulus kepada Jemaat dan 4 kepada perorangan.
3. 2 Surat Yohanes, Wahyu Yohanes dan Wahyu Petrus (kitab dari apokrifa).

3. Konsili Hippo (393 M) dan Konsili Kartago (397 M)


Konsili gereja di Afrika Utara ini menerima daftar 27 kitab-kitab PB yang kita pakai
sekarang. Penerimaan mereka didasarkan pada kesadaran akan nilai kitab-kitab itu sebagai

4 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

yang diinspirasikan oleh Allah. Ditambah lagi dengan fakta bahwa kita-kitab tersebut telah
umum digunakan oleh gereja-gereja saat itu.

IV. INJIL DAN KISAH PARA RASUL


Pada mulanya kitab-kitab Injil itu merupakan satu kumpulan kitab dalam bentuk
tunggal, tetapi dilaporkan sebagai "Menurut Matius", "Menurut Markus" dsb. Tapi pada tahun
115 M, Ignatius mengenal lebih dari satu Injil, jadi mungkin yang dimaksud adalah kumpulan
Injil-Injil.
Sekitar tahun 170 M, seorang bernama Tatianus membuat Injil rangkap empat menjadi
satu cerita yang bersambung, atau disebut "Harmoni Injil-injil" (Diatessaron), salah satu bentuk
yang disukai banyak orang.
Walaupun ada lebih dari 4 Injil yang dikenal jaman itu (mis. Injil Barnabas dll.), tapi
Ireneus berkata bahwa tidak ada Injil lain selain 4 Injil yang sudah dikenal (Matius, Markus,
Lukas, Yohanes). Ia berkata, seperti halnya 4 arah mata angin, maka gereja juga mempunyai 4
Injil sebagai tiang penyangga gereja.
Kitab Kisah Para Rasul mendapatkan pengakuan kanonik karena penulisnya sama
dengan Injil ketiga (Lukas). Kedudukan kitab ini penting dalam kanon PB karena merupakan
kitab yang sentral, menjadi penghubung antara kitab-kitab Injil dan Surat-surat Kiriman.

5 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

2
KITAB-KITAB PERJANJIAN BARU

I. NAMA
Nama Perjanjian Baru berasal dari bahasa Latin Novum Testamentum. Istilah
Testament atau covenant (bhs. Inggris) ini, artinya persetujuan antar dua pihak yang
mengikat, lebih kuat dari hanya sekedar janji.
Bahasa Yunani dari Perjanjian Baru adalah He Kaine Diatheke, artinya pesan atau
wasiat terakhir, yang melibatkan dua belah pihak dan sifatnya mengikat dan tidak dapat
diubah. Oleh karena itu makna kata "Perjanjian Baru" disimpulkan sebagai perjanjian tertulis
yang merupakan wujud persetujuan/kesepakatan yang baru antara Allah dan manusia melalui
Kristus.

II. ISI
Isi dari Perjanjian Baru adalah penyataan rahasia janji Allah yang baru yang
diwujudkan dalam catatan tentang kata-kata/pengajaran Yesus dan pada pengikut-Nya.
Catatan ini terdiri dari 27 buku, yang ditulis dalam kurun waktu 45-50 tahun, ditulis oleh 8-9
orang penulis (berbangsa Yahudi kecuali Lukas). Pengelompokan isi Perjanjian Baru dapat
dibagi sbb.:

A. Buku-buku yang Berisi Sejarah


Kitab Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan Kisah Para Rasul; menceritakan
tentang kehidupan dan kematian Yesus dan riwayat para pengikutNya setelah Yesus
diangkat ke surga.

B. Buku-buku yang Berisi Pengajaran Doktrin


Semua surat-surat kiriman Rasul Paulus dan Rasul-rasul lain; surat-surat itu
khususnya ditujukan kepada jemaat untuk mengajarkan tentang pokok-pokok iman Kristen
serta pelaksanaan hidup Kristen.

C. Buku yang Berisi Nubuat


Kitab Wahyu; mengungkapkan nubuatan masa kini dan masa yang akan datang
melalui penglihatan dan pengalaman supranatural.

III. SUSUNAN KITAB-KITAB PB


27 Kitab yang ada dalam Alkitab PB disusun tidak berdasarkan urutan tahun ditulis,
melainkan berdasarkan kronologis sejarah kisahnya dan sebagian karena sifat-sifat sastranya.
Susunan tsb. adalah sbb.:

Jenis Judul Penulis


-----------------------------------------------------------------------------------------------
Kitab Sejarah Matius Matius
Markus Markus
Lukas Lukas
Yohanes Yohanes
Kisah Para Rasul Lukas
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Surat Kiriman Roma
I Korintus
II Korintus

6 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

Galatia
Efesus
Filipi
Kolose Paulus
I Tesalonika
II Tesalonika
I Timotius
II Timotius
Titus
Filemon
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Surat Umum Ibrani Anonim
Yakobus Yakobus
I Petrus Petrus
II Petrus Petrus
I Yohanes Yohanes
II Yohanes Yohanes
III Yohanes Yohanes
Yudas Yudas
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Kitab Nubuatan Wahyu Yohanes

IV. PERIODE PB
Penempatan susunan kitab-kitab dalam Alkitab tidaklah sesuai dengan urutan usia
penulisannya, tetapi kronologi peristiwanya. Untuk memudahkan penyelidikan, masa dalam PB
dapat dibagi menjadi 3 periode waktu:

1. PERIODE KELAHIRAN (5 SM – 30 M)

Masa kehidupan Yesus diuraikan dalam kitab-kitab Injil.

2. PERIODE PERKEMBANGAN (30 M – 60 M)

Masa perkembangan karya kerasulan, khususnya pelayanan Rasul Paulus kepada jemaat
non-Yahudi.

3. PERIODE PEMANTAPAN (60 M – 100 M)

Masa ini (60-100 M) tidak banyak diketahui, tapi yang jelas banyak tulisan-tulisan para
Rasul dan juga kitab Injil yang baru beredar pada tahun-tahun ini.

7 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

3
INJIL MATIUS

I. PENULIS – MATIUS
Ada banyak nama "Matius" dalam kitab PB, tapi Matius yang dikenal sebagai penulis
Injil Matius adalah bekas pemungut cukai, anak Alfeus yang dipanggil Tuhan Yesus menjadi
muridNya seperti tertulis dalam Mat. 9:9; 10:3; Mar. 2:14; Luk. 5:27. Dan oleh Markus dan
Lukas ia disebut sebagai seorang Lewi.
Pemungut cukai adalah pengumpul pajak untuk pemerintah Roma, yang biasa
dilakukan dengan jalan memeras, karena ia memungut uang pajak yang lebih besar daripada
yang seharusnya. Dan dari situlah pemungut cukai mendapatkan uang untuk hidupnya. Itu
sebabnya Matius pada mulanya tidak disukai oleh orang-orang Yahudi (Mat. 9:9-13; Mar. 2:14-
17; Luk. 5:27-32).
Walaupun biasanya ahli kritik Alkitab mempercayai dan mengikuti tradisi dari Bapak-
bapak Gereja (Papias, Ireneus, Eusibius) bahwa penulis Injil ini adalah Matius anak Alfeus, tapi
sekarang, berdasarkan beberapa pengamatan tentang masalah sumber-sumber Injil Sinoptik,
ada keraguan khususnya sehubungan dengan sumber yang dipakai Matius; kalau memang
Matius Alfeus mengapa ia harus mengandalkan orang lain (Markus) yang bukan saksi
mata/murid Tuhan dalam menuliskan bukunya.
Hal lain yang menjadi keraguan adalah, Matius, sebagai seorang pemungut cukai, pasti
bergaul banyak dengan orang-orang non-Yahudi, tetapi jelas terlihat dari isinya Injil Matius
ditujukan kepada orang-orang Yahudi, sehingga menjadi pertanyaan apakah mungkin ada
Matius yang lain. Perdebatan tentang penulis Injil ini masih berlangsung terus, tetapi pendapat
berikut ini masih memberikan dukungan yang kuat dalam perdebatan:

a. Matius telah mengikuti Yesus selama tiga tahun, sehingga pengalaman dan pengenalannya
terhadap Yesus pastilah cukup banyak.
b. Latar belakang Matius sebagai seorang yang cukup berpendidikan memungkinkan hasil
penulisan yang sistematis seperti Injil Matius ini.
c. Kalau Matius bukan penulis Injil Matius tapi ada orang lain yang memakai namanya, maka
sulit diterima karena Matius bukanlah rasul yang terkenal, sehingga tidak ada alasan untuk
melakukan hal itu.
Matius adalah seorang Yahudi, tetapi keterbukaannya dalam mengungkapkan tentang
kegagalan Israel dan para pemimpin agamanya (Mat. 23:1-36) dan juga berita-berita misinya
kepada bangsa-bangsa lain (Mat. 28:16-20), memberikan indikasi bahwa Matius mengenal
dunia non-Yahudi dengan baik.
Di samping itu beberapa hal yang pasti dapat diketahui mengenai penulis kitab ini,
seperti:
a. Pengetahuannya mengenai angka-angka tampak dari seringnya ada sebutan tentang:
Uang, Perhatiannya pada jumlah uang yang besar (18:24; 25:15), Minatnya secara umum
pada statistik (1:17)
b. Tentulah dia seorang yang memahami kitab Perjanjian Lama. Hal ini dapat terlihat dari
pokok-pokok, istilah-istilah Perjanjian Lama yang digunakannya, seperti: Kota kudus,
tempat kudus (4:5; 24:15; 27:53); Anak Daud (1:1, 20; 9:27; 12:23; 15:22; 20:30-31;
21:9, 15; 22:42, 45); Penggenapan Nubuatan Perjanjian Lama (1:22; 2:5, 15; 2:17, 23;
4:14; 12:17; 13:35; 21:4, 42; 26:31, 54, 56; 27:9, 10); Kehidupan orang Yahudi (15:1, 2;
27:62); Hukum Musa (5:17-19; 5:21, 27, 33, 38, 43; 7:12; 11:13; 12:5; 15:6; 22:36, 40;
23:23); Tokoh-tokoh Perjanjian Lama: Daud (1:1), Elia (11:14), Hamaba dalam Yesaya
42:1-4 (12:15-21), Yunus (12:41); Salomo (12:42).

II. TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN


Tidak diketahui secara tepat kapan Injil Matius ini ditulis, namun banyak ahli yang
memperkirakan sekitar tahun 60-65 M. Yang pasti adalah sebelum tahun 70 M, karena Matius
sama sekali tidak menyinggung-nyinggung tentang kehancuran Yerusalem dalam tulisannya.

8 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

Namun ada juga pendapat yang memperkirakan tahun penulisan Injil ini adalah setelah tahun
70M, khususnya kalau menafsirkan Mat. 22:7; 24:3-28, sebagai bahan yang mengacu pada
peristiwa jatuhnya Yerusalem. Tempat penulisannya juga merupakan perkiraan, yaitu di
Antiokia. Alasan untuk hal ini adalah karena tulisan seperti Injil Matius ini banyak terdapat di
antara jemaat Siria Yahudi.

III. PEMBACA/PENERIMA
Banyak istilah-istilah yang dipakai dalam Injil Matius yang hanya mungkin dimengerti
oleh orang-orang Yahudi, misalnya "Mesias", "Anak Daud", ―Kerajaan Surga‖, dll. Juga dari
isinya yang banyak mengutip PL tentang penggenapan nubuatan Mesias, jelas terlihat bahwa
penulis menujukan Injil ini untuk orang-orang percaya yang sudah mengenal kitab Perjanjian
Lama. Namun demikian tidak menutup kemungkinan Matius juga menujukan ini kepada orang
non-Yahudi, karena ada berita misi "kabar baik" kepada bangsa-bangsa lain.
Kondisi pada waktu itu umat pengikut Kristus merasa dipojokkan oleh orang Yahudi
dan agak diasingkan. Namun di sisi laian mereka ingin menjangkau orang yang berlatar
belakang agama Yahudi. Banyak di antara orang Israel menolak Yesus dan kerajaan-Nya.
Mereka tidak mau percaya karena Yesus datang sebagai Mesias yang rohani, bukan sebagai
Mesias dalam pengertian politis.

IV. TUJUAN PENULISAN


Memberikan banyak penekanan pada berita Mesianik dengan memberikan banyak
catatan tentang penggenapan nubuatan PL dalam diri Yesus Kristus (60 kali). Oleh karena itu
pernyataan bahwa "Yesuslah Sang Mesias yang dijanjikan dalam PL" menjadi tujuan utama dari
pemberitaan Injil Matius ini. Di dalam Dialah (yang menjadi RAJA) "Kerajaan Allah itu telah
datang."
Penjelasan dalam kitab ini menunjukkan bahwa Matius ingin membuktikan dan
menjelaskan Yesus orang Nazaret adalah Mesias, Raja orang Yahudi yang telah lama
dinubuatkan oleh nabi-nabi dan yang telah lama dinanti-nantikan mereka.
Hal-hal yang menunjukkan bahwa Matius menekankan Yesus sebagai Raja: Mat 1:1
menunjukkan bahwa Yesus disebut sebagai „anak Daud‟ (raja terbesar bangsa Israel).
Mat 2:1-12 menunjukkan orang-orang Majus mencari Raja yang baru dilahirkan, dan
menyembah dan memberi persembahan kepadaNya. Mat 28:18 – “Yesus mendekati
mereka dan berkata: „KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi”.
Ini betul-betul merupakan ucapan yang cocok bagi seorang Raja.

V. TEMA UTAMA
A. Injil Kerajaan
Matius mengungkapkan secara jelas bahwa kedatangan Mesias adalah untuk
menggenapkan nubatan nabi-nabi PL. Hal ini ditunjukkan melalui pengajaran dan
perkataan Tuhan Yesus yang dicatat oleh Matius. Istilah ―Kerajaan Surga‖ berulang-ulang
kali disebutkan dengan maksud menunjukkan bahwa Kristus adalah Raja dan Kerajaan-Nya
akan nyata di antara bangsa-bangsa.

B. Pasal-pasal Penting dalam Injil Matius


Dari beberapa pengamatan terhadap isinya, dapat dilihat bahwa Matius menyusun
Injil ini dengan sangat sistematis kedalam 5 bagian penting, hal ini khususnya terlihat
karena setiap bagian diakhiri dengan "Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini...." (Mat.
7:28; 11:1; 13:53; 19:1; 26:1).
Kotbah di Bukit (pasal 5-7) - menggenapi hukum. Pengajaran kepada 12 Murid-Nya
(pasal 10) - pelimpahan kekuasaan untuk berjalan keliling memberitakan Injil Kerajaan.
Perumpamaan tentang "Kerajaan Allah" (pasal 13) - sudah dan akan datang. Kehidupan
dalam "Kerajaan" (pasal 18) - dalam "jemaat" (ekklesia), sifat seorang murid sejati.
Ajaran di Bukit Zaitun mengenai Akhir Zaman (pasal 24-25) - berjaga-jaga.

9 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

VI. CATATAN
A. Bahasa Asli
Hal lain yang masih sering dimasalahkan adalah tentang bahasa asli yang dipakai
Matius dalam Injilnya. Dari catatan sejarah, Papias menulis bahwa Matius menuliskan Injil
ini dalam bahasa Aram kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Yunani oleh orang-orang
masa itu secara serampangan (sebisanya). Ireneus juga menuliskan bahwa Matius menulis
sebuah Injil untuk orang Yahudi dalam bahasa daerah mereka.
Pendapat kedua Bapak Gereja itu mendapat banyak tantangan karena hasil
terjemahan yang serampangan sulit bisa menghasilkan bahasa Yunani yang baik seperti
yang terdapat dalam Injil Matius sekarang. Dan kemungkinan besar bahasa Aram pada
saat itu sudah tidak populer, bahkan sudah tidak dipakai lagi.

B. Bagian-bagian dalam Injil Matius yang Tidak Disebutkan dalam


Injil Lain
Penglihatan Yusuf (1:20-24); Kunjungan orang-orang Majus (2:1-12); Pelarian ke Mesir dan
pembunuhan bayi-bayi (2:13-16); Kematian Yudas (27:3-10); Kebangkitan orang-orang
kudus pada waktu Yesus disalibkan (27:52); Dusta Mahkamah Agung dan pemberian suap
kepada para penjaga (28:12-15); 10 Perumpamaan (pasal 13; 18:23-35; 20:1-16; 21:28-
32; 22:1-13; 25:1-30)

GARIS BESAR INJIL MATIUS


I. Mat 1:1-4:11 Memperkenalkan Mesias
A. Mat 1:1-17 Silsilah Yahudi Yesus
B. Mat 1:18-2:23 Kelahiran dan Pengungsian ke Mesir
C. Mat 3:1-12 Perintis Jalan Sang Mesias
D. Mat 3:13-17 Pembaptisan Sang Mesias
E. Mat 4:1-11 Pencobaan Sang Mesias
II. Mat 4:12-18:35 Pelayanan Mesianis Yesus di dan sekitar Galilea
A. Mat 4:12-25 Ringkasan Pelayanan yang Awal di Galilea
B. Mat 5:1-7:29 Ajaran tentang Kemuridan dalam Kerajaan
C. Mat 8:1-9:38 Kisahan I: Perbuatan-Perbuatan Luar Biasa dari Kerajaan
D. Mat 10:1-42 Ajaran tentang Pemberitaan Kerajaan
E. Mat 11:1-12:50 Kisahan II: Kehadiran Kerajaan
F. Mat 13:1-58 Ajaran tentang Rahasia Kerajaan
G. Mat 14:1-17:27 Kisahan III: Krisis Kerajaan
H. Mat 18:1-35 Ajaran tentang Keanggotaan dalam Kerajaan
III. Mat 19:1-26:46 Puncak Pelayanan Mesianis Yesus di Yudea/Perea dan Yerusalem
A. Mat 19:1-20:34 Perjalanan Yesus ke Yerusalem
B. Mat 21:1-26:46 Minggu Terakhir yang dilewatkan Yesus di Yerusalem
1. Mat 21:1-22 Masuk Yerusalem dan Penyucian Bait Allah
2. Mat 21:23-22:46 Perdebatan dengan Orang Yahudi
3. Mat 23:1-39 Pengecaman terhadap ahli Taurat dan Orang Farisi
4. Mat 24:1-25:46 Ajaran di Bukit Zaitun tentang Masa Depan Kerajaan
5. Mat 26:1-16 Komplotan untuk Mengkhianati Yesus
6. Mat 26:17-30 Perjamuan Terakhir
7. Mat 26:31-46 Getsemani
IV. Mat 26:47-27:66 Yesus Ditangkap, Diadili dan Disalibkan
A. Mat 26:47-56 Yesus Ditangkap
B. Mat 26:57-27:26 Yesus Diadili
C. Mat 27:27-56 Yesus Disalibkan
D. Mat 27:57-66 Yesus Dikubur
V. Mat 28:1-20 Yesus Bangkit
A. Mat 28:1-10 Penemuan Luar Biasa Para Wanita
B. Mat 28:11-15 Saksi-Saksi Palsu
C. Mat 28:16-20 Amanat Tuhan yang Bangkit

10 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

4
INJIL MARKUS
I. PENULIS – MARKUS
Selama dalam pelayanannya Tuhan Yesus dan murid-muridNya telah dibantu oleh
sahabat-sahabat seiman, baik itu berupa jamuan makan maupun tempat untuk bermalam. Di
antara sahabat-sahabat itu ada seorang wanita yang bernama Maria, yang tinggal di
Yerusalem, yang selalu membuka rumahnya untuk para pelayan Tuhan. Diperkirakan wanita itu
adalah ibu Markus, penulis Injil Markus. (Kis. 12:12)
Markus, yang juga dikenal dengan nama Yohanes, bisa diperkirakan telah mengenal
banyak pelayan-pelayan Tuhan, karena di antara mereka ada juga kakak sepupunya yaitu
Barnabas, yang menjadi salah seorang pemimpin gereja mula-mula saat itu (Kol. 4:10). Oleh
karena itu meskipun Markus bukanlah saksi mata pelayanan Tuhan Yesus, tapi karena ia telah
banyak bertemu dengan murid-murid Tuhan Yesus, ia mengetahui banyak kesaksian dari para
saksi mata.
Dalam hal ini terutama dengan Petrus (1 Pet. 5:13). Pernah Petrus menyebutnya
sebagai 'anak'nya, mungkin karena Petruslah yang membawa Markus kepada Yesus (1 Pet.
5:13). Ketika bersama-sama dengan Petrus inilah diperkirakan Markus mendapatkan informasi
paling banyak tentang segala sesuatu yang dilakukan dan diajarkan oleh Tuhan Yesus.Banyak
pendapat yang mendukung bahwa hubungan Markus dan Petrus tidaklah sekedar hubungan
rekan sekerja tetapi juga teman seiman yang dekat. Hal ini tampak dalam beberapa tulisannya
yang bersifat agak pribadi (Mar. 1:14-20; 1:29-34).
Pelayanan pertama Markus adalah ketika Barnabas dan Saulus (Paulus) mengajaknya
bersama-sama ikut dalam salah satu perjalanan penginjilan (Kis. 12:25; 13:5). Tapi Markus
juga pernah mengundurkan diri dari pelayanan, mungkin karena kesulitan penginjilan dan
kembali ke kota asalnya Yerusalem (Kis. 13:13). Ada pendapat yang mendukung kejadian ini,
yaitu karena Markus berasal dari keluarga yang cukup berada dan oleh ibunya ia dimanja. Hal
inilah juga yang menjadi sumber pertentangan antara Paulus dan Barnabas, karena Paulus
menolak untuk membawa Markus serta dalam perjalanan berikutnya, sedangkan Barnabas
tetap bertekad membawa Markus (Kis. 15:38), sehingga menyebabkan Paulus berpisah dengan
Barnabas.
Namun demikian, akhirnya terbukti bahwa Paulus menerima Markus kembali, bahkan
disebut-sebut sebagai seorang penolong yang baik oleh Paulus (Kol. 4:10-11; 2 Tim. 4:11; Fil.
24). Dari suratnya kepada Timotius, kita ketahui mungkin Markuslah orang terakhir yang
melihat Paulus hidup.
Meskipun tidak ada kepastian tentang Markus sebagai penulis Injil, tapi yang jelas
penulis Injil Markus adalah seorang yang mengenal baik kelompok murid-murid Yesus dan
mengikuti pengajaran mereka secara langsung. Dan ia pastilah juga telah ikut ambil bagian
dalam pekerjaan pelayanan termasuk menyaksikan sendiri pekerjaan misi kepada bangsa lain.

Pandangan Bapa-bapa Gereja: Menurut Papias (115M), Markus memperoleh Injilnya


dari hubungannya dengan Petrus. Ia mencatat dengan teliti dan benar, walaupun dia tidak
memperhatikan urutan-urutan peristiwa itu, karena dia tidak pernah mengikuti dan
mendengarkan Tuhan kita. Tetapi dia selalu bersama-sama dengan Petrus yang memberikan
petunjuk-petunjuk yang diperlukan dan dididik di bawah pimpinan Petrus. Klemens dari
Alexandria (220M), mengatakan bahwa Injil yang kedua itu ditulis oleh Markus atas dorongan
dan keinginan para pendengar Petrus di kota Roma. Dengan demikian hampir dapat dipastikan
bahwa Markus menulis Injil berdasarkan informasi dari Petrus, Paulus dan saksi mata lainnya.

II. TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN


Penentuan tahun penulisan Injil Markus tidaklah mudah karena adanya beberapa
pertentangan pendapat dari para Bapak Gereja.

Papias, Klemens dari Aleksandria dan Origen setuju bahwa Markus menulis Injil Markus
berdasarkan pendiktean Petrus. Pendengar-pendengar Petruslah yang mendesak Markus untuk

11 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

menuliskan pengajaran Petrus. Kalau hal ini benar maka tahun penulisan adalah berkisar
sebelum tahun 60 M. Tetapi, Ireneus berpendapat lain yaitu Markus menuliskan sesudah
kematian baik Petrus maupun Paulus. Maka tahun penulisannya antara tahun 65 – 68 M.
Tapi kalau dilihat dari bukti dalam Injil itu sendiri, maka mungkin dapat dilihat dari
keterangan Markus tentang penganiayaan dan kesengsaraan yang disebut dalam Injilnya (Mar.
8:34-38; 10:33-34, 45; 13:8-13). Jika hal ini benar maka tahun 60-70 M adalah cocok, sekitar
pemerintahan kaisar Nero. Tapi kalau keterangan dalam Mar. 13:1-37 menunjuk kepada
hancurnya Yerusalem, maka tahun penulisannya menjadi sangat lambat sekali yaitu sesudah
tahun 70 M.
Tidak ada penanggalan yang pasti, namun dari beberapa data yang ada, menunjukkan
bahwa semua bahan dikumpulkan dan disusun antara tahun 50 dan 68 M. Dan pada umumnya
dilihat dari segi penulisannya disetujui bahwa Injil Markus adalah Injil yang pertama atau yang
lebih dahulu ditulis dari Injil yang lainnya. Sedangkan tempat penulisan diperkirakan di Roma.

III. PEMBACA/PENERIMA
Banyak Jelas bahwa pembaca Injil Markus adalah orang bukan-Yahudi. Hal ini terlihat
dari adanya beberapa kata-kata Aram yang muncul di kitab injil yang lain diterjemahkan ke
dalam bahasa Yunani (mungkin untuk kepentingan para pembacanya). Juga ada penjelasan-
penjelasan yang detail tentang kebiasaan Yahudi (Mar. 7:3-4). Ini memberikan kesan bahwa
penulis menujukan tulisannya untuk mereka yang tidak mengetahui kebiasaan Yahudi.
Terlihat juga tidak munculnya hal-hal yang dianggap penting oleh orang Yahudi, seperti
silsilah, atau nubuatan-nubuatan tentang Mesias yang disebutkan dalam PL. Juga Tuhan Yesus
tidak disebutkan dengan gelar-gelar, seperti mis."Imanuel, Raja atau Anak Allah."

IV. TUJUAN PENULISAN


Kalau tulisan Markus ini dihubungan dengan Petrus, maka tujuan penulisan ini dapatlah
dilihat dari kepentingan para pendengar Petrus yang menginginkan menyimpan semua
pengajaran-pengajaran Petrus secara tertulis.
Secara khusus kalau ditinjau dari isinya maka, Injil Markus ditulis secara khusus untuk
memberikan gambaran kemanusiaan Kristus yang sejati. Oleh karena itu bisa disimpulkan
bahwa mungkin Injil Markus ditulis untuk memberikan keseimbangan tentang keberadaan
Kristus sebagai Allah dan sekaligus manusia untuk melawan mereka yang tidak mau menerima
kenyataan ini. Hampir setengah bagian dari Injil Markus adalah menceritakan minggu
kesengsaraan Yesus, untuk menunjukkan tentang kematian dan kebangkitanNya yang luar
biasa.

Kondisi pada saat itu:


Pada tahun 60-an, orang percaya diperlakukan secara kejam oleh masyarakat dan
banyak di antaranya disiksa bahkan dibunuh di bawah pemerintahan kaisar Nero. Menurut
tradisi rasul Petrus mati syahid pada masa ini. Sebagai tanggapan terhadap penganiayaan ini,
Markus menulis Injil ini dengan tujuan:
1. Untuk memperkenalkan Yesus sebagai Anak Allah dan Mesias, Hamba yang menderita dan
setia.
2. Untuk memperkenalkan Yesus kepada para pembaca bahwa Allah adalah Allah yang
bertindak dan berbuat, oleh sebab itu Markus memilih dan mengutamakan:
a. Cerita tentang perbuatan-perbuatan dan pekerjaan Tuhan Yesus yang besar.
b. Teks-teks penting untuk menjelaskan siapa Yesus yang sesungguhnya.
3. Untuk memperkuat dasar iman orang percaya di Roma dan mendorong agar mereka tetap
setia menderita demi Injil, dengan memperhadapkan kepada mereka kehidupan,
penderitaan, kematian serta kebangkitan Tuhan Yesus.

V. TEMA UTAMA
A. Yesus sebagai Hamba Sejati yang Menderita dan Dimuliakan.
Persiapan menjelang kedatangan Hamba: Didahului dengan pelayanan
Yohanes Pembaptis dan peristiwa pembaptisan dan pencobaan.

12 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

Pelayanan Hamba: Kemanusiaan Yesus sangat ditonjolkan dalam Injil Markus.


Yesus marah (3:5), Yesus heran (6:6), Yesus mengeluh (8:12), Yesus memeluk anak-anak
(10:16), Yesus memandang dengan kasih (10:21).
Hamba yang dipermuliakan. Setelah kemenangan kebangkitanNya Yesus duduk
di sebelah kanan BapaNya, untuk kemudian memberikan kekuatan kepada murid-muridNya
untuk melaksanakan amanat agung.

B. Tema-tema Lain
1. Yesus sebagai Mentor bagi murid-murid-Nya.
a. Dia menyeleksi dan mengutus (1-6).
b. Dia mengingatkan mereka tentang harga yang harus mereka bayar (8-14).
c. Dia mengajar mereka tentang prinsip-prinsip dasar kerajaan Allah (9-12).
2. Yesus sebagai Mesias, Hamba, dan Mentor mengundang 3 macam respon:
a. Orang banyak kagum akan mujizat-Nya, namun tidak tetap (1, 3, 5, 6).
b. Para pemimpin religius menolak karena takut kehilangan wibawa (2, 3, 6, 7, 8).
Para pengikut-Nya dibentuk menjadi seperti Dia (1-16).

VI. CIRI-CIRI KHAS


1. Injil ini penuh kegiatan, yang lebih menekankan apa yang dilakukan Yesus daripada apa
yang diajarkan-Nya. Markus mencatat:
a. 18 mujizat Yesus.
b. Hanya 4 perumpamaan-Nya.
2. Injil ini khususnya untuk orang Romawi, oleh sebab itu:
a. Adat-istiadat Yahudi dijelaskan.
b. Daftar keturunan Yahudi dan kisah kelahiran ditiadakan.
c. Penggunaan istilah Latin dan menterjemahkan kata-kata dalam bahasa Aram.
3. Injil ini bernada mendesak:
a. Dimulai dengan tiba-tiba dan bergerak dengan cepat dari episode yang satu kepada
episode yang lain.
b. Dapat dilihat dari penggunaan sebanyak 41 kali kata keterangan Yunani euthus yang
diterjemahkan dengan ―seketika itu juga, pada saat, segera.‖
4. Injil ini ditulis dengan hidup, seraya menggambarkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan
Yesus dengan ringkas dan tepat, dengan gamblang dan dengan keahlian dari seorang
pujangga.
5. Ada yang mengatakan bahwa Injil Markus ditulis dengan bahasa yang sangat sederhana
dan biasa, namun demikian jelas dan hidup.

GARIS BESAR INJIL MARKUS

I. Mr 1:1-13 Persiapan untuk Pelayanan Yesus


A. Mr 1:2-8 Pelayanan Yohanes Pembaptis
B. Mr 1:9-11 Pembaptisan Yesus
C. Mr 1:12-13 Pencobaan Yesus

II. Mr 1:14-3:6 Pelayanan yang Mula-Mula di Galilea


A. Mr 1:14-20 Empat Murid yang Pertama
B. Mr 1:21-34 Hari Sabat di Kapernaum
C. Mr 1:35-45 Perjalanan Pelayanan yang Pertama
D. Mr 2:1-3:6 Pertentangan dengan Orang Farisi

III. Mr 3:7-7:23 Pelayanan yang Kemudian di Galilea


A. Mr 3:7-12 Menyingkir ke Pantai
B. Mr 3:13-19 Pengangkatan Dua Belas Murid
C. Mr 3:20-35 Sahabat dan Musuh
D. Mr 4:1-34 Mengajar dengan Perumpamaan

13 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

E. Mr 4:35-5:43 Mengajar Melalui Mukjizat


F. Mr 6:1-6 Yesus di Nazaret
G. Mr 6:7-13 Pengutusan Dua Belas Murid
H. Mr 6:14-29 Herodes dan Yohanes Pembaptis
I. Mr 6:30-56 Berbagai Mukjizat dan Pengajaran di Sekitar Danau Galilea
J. Mr 7:1-23 Pertentangan dengan Tradisi

IV. Mr 7:24-9:29 Pelayanan di Luar Galilea


A. Mr 7:24-37 Penyembuhan Dua Orang Bukan Yahudi
B. Mr 8:1-26 Mukjizat-Mukjizat Lagi
C. Mr 8:27-9:1 Episode Kaisarea Filipi
D. Mr 9:2-29 Episode Pemuliaan

V. Mr 9:30-10:52 Menuju ke Yerusalem


A. Mr 9:30-50 Melalui Galilea
B. Mr 10:1-52 Pelayanan di Perea

VI. Mr 11:1-15:47 Minggu Penderitaan

A. Mr 11:1-11 Minggu: Memasuki Yerusalem dengan Jaya

B. Senin:
1. Mr 11:12-14 Mengutuk Pohon Ara
2. Mr 11:15-19 Menyucikan Bait Allah

C. Selasa:
1. Mr 11:20-33 Iman dan Ketakutan
2. Mr 12:1-44 Perumpamaan dan Pertentangan
3. Mr 13:1-37 Khotbah di Betania
4. Mr 14:1-11 Pengurapan di Betania

D. Mr 14:12-25 Kamis: Perjamuan Akhir

E. Jumat:
1. Mr 14:26-52 Yesus di Taman Getsemani
2. Mr 14:53-72 Pengadilan Yahudi
3. Mr 15:1-20 Pengadilan Romawi
4. Mr 15:21-47 Penyaliban dan Penguburan

VII. Mr 16:1-20 Kebangkitan


A. Mr 16:1-8 Penemuan Kebangkitan
B. Mr 16:9-18 Penampilan-Penampilan Pasca-Kebangkitan
C. Mr 16:19-20 Kenaikan dan Penugasan Para Rasul

14 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

5
INJIL LUKAS

I. PENULIS – LUKAS
Sama seperti Injil-injil yang lain Injil Lukas tidak menyebutkan secara jelas nama
penulisnya, namun demikian ada petunjuk pasti bahwa penulis Injil Lukas ini mempunyai kaitan
erat dengan keberadaan Kitab Kisah Para Rasul. Hal ini ditunjukkan dari beberapa informasi
berikut ini:
1. Ditujukan kepada orang yang sama yaitu, "Teofilus" (Luk. 1:1-4) dan disebutkan dalam
Kisah Rasul 1:1 bahwa penulis telah menulis buku lain sebelumnya "bukuku yang pertama"
dan jelas adalah buku Injil karena berisikan "segala sesuatu yang dikatakan dan diajarkan
Yesus."
2. Penekanan tentang 40 hari sesudah kebangkitan Yesus dalam Kis. Rasul 1 sangat sesuai
dengan isi Lukas 24. Demikian juga pernyataan pekerjaan Roh Kudus sangat serupa
diantara kedua buku tsb.
3. Gaya bahasa dari Injil Lukas dan Kisah Para Rasul sangat serupa, sehingga tidak diragukan
bahwa keduanya ditulis oleh satu orang penulis.
Kalau memang benar bahwa Injil Lukas adalah ditulis oleh Lukas, maka ada cukup
informasi yang dapat dikumpulkan mengenai pribadi Lukas. Lukas adalah seorang Yunani yang
menjadi Kristen kemungkinan besar karena Paulus. Dari tulisan-tulisannya kita dapat melihat
bahwa Lukas adalah seorang yang rendah hati dan setia kawan. Ia disebut Paulus sebagai
seorang dokter (Kol. 4:14), hal ini juga terlihat dari cara Lukas menceritakan diagnosa penyakit
dan bahasa yang dipakainya juga sangat kelihatan bahwa ia menguasai bidang itu (bandingkan
Mark. 5:25-26 dan Luk. 8:43). Menurut Eusebius, Lukas berasal dari Antiokia (Siria).
Seperti halnya dengan Markus, Lukas bukanlah murid Yesus atau saksi mata langsung,
tetapi ia akrab sekali dengan Rasul Paulus. Mereka berdua bertemu di Troas lalu Lukas ikut
dalam perjalanan misi Paulus yang kedua. Sesampainya di Filipi, Lukas menetap di sana dan
menjadi gembala sidang di sana, sedangkan Paulus melanjutkan perjalanan ke Akhaya dan Asia
Kecil. Ketika Paulus kembali ke Filipi, pada perjalanan misinya yang ke tiga, Lukas ikut lagi dan
menemani Paulus sampai ke Yerusalem (20:6). Pada akhir hidup Paulus (di penjara Roma)
Lukas juga disebutkan ada bersama-sama dengan Paulus (2 Tim. 4:11).
Bahan-bahan tulisan Lukas bisa jadi ia dapatkan dari catatan harian yang ia buat
selama melakukan perjalanan bersama Paulus itu. Dalam Kisah Para Rasul disebutkan juga
tentang "nats-nats kami." Hal ini dipakai untuk menunjukkan bahwa penulis juga ikut hadir
dalam perjalanan itu. Cara penulisan dan bahasa penulis menunjukkan bahwa ia adalah
seorang yang Yunani yang cerdas dan berpendidikan. Dari semua kriteria yang disebutkan di
atas tidak dapat disangkal bahwa Lukaslah penulis Injil Lukas, karena tidak ada teman
pelayanan Paulus yang lain yang memenuhi kriteria itu.

II. TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN


Kepastian tahun penulisan Injil Lukas tidak jelas, tapi kalau benar bahwa Lukas
memakai sebagian bahan dari Injil Markus, maka tahun penulisannya tergantung dari tahun
penulisan Injil Markus. Beberapa ahli kritik sastra Alkitab memperkirakan sesudah tahun 70 M,
yaitu berdasarkan Luk. 21:5-24 (kalau tafsiran perikop itu sebagai penghancuran kota
Yerusalem).
Tetapi para ahli lain lebih cenderung memperkirakannya lebih awal, yaitu sekitar tahun
60-63 M. Karena pada saat itu Lukas sudah berkeliling dan mengenal ladang pelayanan yang
luas bersama Paulus. Dan juga ada sela 4 tahun yang mana tidak terdengar kabar beritanya,
mungkin saat itulah ia mengumpulkan dan menyelidiki data-data yang ada untuk dituliskan.
Yang jelas:
- Injil ini ditulis sebelum KPR (bnd. Istilah ―buku yang pertama,‖ KPR 1:1). Sedangkan KPR
ditulis pada waktu Paulus dipenjarakan di Roma pertama kali (KPR 28), sehingga Injil ini
ditulis sebelum masa dan peristiwa tersebut.

15 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

- Pada waktu Injil Lukas ditulis maka ―banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita
tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita (Luk. 1:1) . hal ini
menunjukkan bahwa sesudah lewat beberapa tahun sejak Tuhan Yesus terangkat ke Surga
(Mungkin Markus dan Matius sudah ditulis)
Tidak disebutkan dimana tempat penulisan Injil Lukas, tetapi karena daerah pelayanan
Lukas adalah disekitar Kaisarea, Akhaya, Asia Kecil atau Roma, maka dapat diperkirakan Lukas
menulis di salah satu daerah itu.

III. PEMBACA/PENERIMA
Jelas Lukas menujukan Injilnya kepada orang-orang non-Yahudi, khususnya orang
Yunani. Selain karena Lukas sendiri bukan orang Yahudi, juga dapat dilihat dari isi Injilnya yang
menyebut banyak hal-hal yang menjadi perhatian orang Yunani, misalnya:
a. Secara pribadi tulisannya ini ditujukan kepada "yang mulia Teofilus", seorang Yunani yang
pasti terkemuka (Luk. 1:1). Arti nama Teofilus sendiri adalah "kekasih Tuhan."
b. Lukas menulis silsilah Yesus dengan dimulai dari Adam, dan bukan Abraham (cikal bakal
orang Yahudi).
Maka dapat disimpulkan bahwa Lukas menaruh perhatian kepada orang-orang Yunani
supaya mereka juga mendengar Injil.

IV. TUJUAN PENULISAN


Tertera dalam Luk 1:1-4, bahwa sebelum Lukas menuliskan Injilnya, sudah ada
bahan/karya lain yang beredar. Tapi rupanya Lukas merasakan masih ada kebutuhan untuk
menuliskan karya lain, mungkin karena yang sudah ada kurang memadai atau kurang dapat
dipercaya kebenarannya.
Di lain pihak bahan/informasi, hasil penyelidikan yang dilakukan dengan teliti oleh
Lukas, sangat dapat dipercaya karena ia mendapatkannya dari sumber yang resmi dan orisinil,
yaitu para saksi mata, khususnya Rasul Paulus sendiri.
Jadi jelas di sini bahwa tujuan Lukas menuliskan Injil ini adalah supaya teman-
temannya (khususnya Teofilus, sebagai perantara) mendapatkan kebenaran yang jelas dan
lengkap tentang semua peristiwa dan pengajaran Yesus sehingga mereka semakin diteguhkan
imannya dan diperluas pengetahuannya tentang Juru Selamat mereka.

V. TEMA UTAMA
Injil Lukas satu-satunya penulis Injil yang menyoroti kehidupan Yesus di masa kecil
(Luk. 1:26-56; 2:1-52). Tinjauan Lukas akan kehidupan dan pelayanan Yesus di dunia ini ingin
menunjukkan bahwa Yesus adalah Anak Manusia yang tidak sama dengan manusia-manusia
yang lain, karena Ia hidup secara sempurna dan penuh dengan kuasa Roh Kudus.
Secara hati-hati Lukas memberikan penjelasan yang rinci tentang bagaimana Yesus
memberikan perhatian dan harapan kepada semua orang (bahkan secara khusus ditunjukkan
kepada "orang-orang terbuang") karena Lukas memiliki keyakinan bahwa keselamatan dan
pengampunan dosa dari Yesus Kristus adalah untuk semua orang, baik untuk orang Yahudi
maupun Yunani (Luk. 19:10), "Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan
yang hilang."

VI. CATATAN
Lukas mempunyai ketrampilan yang luar biasa dalam menulis. Hal ini terlihat jelas dari
gaya sastra yang dihasilkannya, khususnya 4 buah puisi/nyanyian yang sangat indah dan kaya
bahasanya. 4 Nyanyian menjadi karya sastra besar hingga sekarang:
Magnificat-Nyanyian Maria (1:46); Benedictus-Nyanyian Zakaria (1:67); Gloria in
Excelsis-Nyanyian Bala Tentara Surga (2:14); Nunc Dimittis-Nyanyian Simeon (2:28).
Seluruh kehidupan Yesus dilukiskan dengan sangat lengkap dan menarik, tanpa
mengabaikan nilai kebenarannya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa nilai sejarah Injil
Lukas bisa diandalkan, karena Lukas sangat hati-hati dan tepat dalam mencari sumber-sumber
informasi yang benar.

16 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

GARIS BESAR INJIL LUKAS


I. Luk 1:1-4 Pendahuluan Injil Lukas
II. Luk 1:5-2:52 Kedatangan Juruselamat
A. Luk 1:5-25 Pemberitahuan Kelahiran Yohanes
B. Luk 1:26-56 Pemberitahuan Kelahiran Yesus
C. Luk 1:57-80 Kelahiran Yohanes Pembaptis
D. Luk 2:1-20 Kelahiran Yesus
E. Luk 2:21-39 Yesus di Bait Allah Sebagai Seorang Bayi
F. Luk 2:40-52 Kunjungan Yesus ke Bait Allah Sebagai Seorang Anak
III. Luk 3:1-4:13 Persiapan bagi Pelayanan Juruselamat
A. Luk 3:1-20 Pemberitaan Yohanes Pembaptis
B. Luk 3:21-22 Pembaptisan Yesus
C. Luk 3:23-38 Silsilah Yesus
D. Luk 4:1-13 Pencobaan Yesus
IV. Luk 4:14-9:50 Pelayanan di Galilea
A. Luk 4:14-30 Permulaan Pelayanan Yesus dan Penolakan di Nazaret
B. Luk 4:31-44 Kapernaum: Wibawa Ilahi Yesus Dinyatakan
C. Luk 5:1-11 Penangkapan Ikan yang Ajaib
D. Luk 5:12-16 Penyembuhan Orang yang Sakit Kusta
E. Luk 5:17-26 Wewenang Yesus Ditantang
F. Luk 5:27-32 Juruselamat Orang-Orang Berdosa
G. Luk 5:33-6:49 Peresmian Tatanan Baru
H. Luk 7:1-8:56 Demonstrasi Kuasa Ilahi
I. Luk 9:1-6 Yesus Memberikan Kuasa kepada Murid-Murid-Nya
J. Luk 9:7-9 Herodes dan Yohanes Pembaptis
K. Luk 9:10-17 Memberi Makan Lima Ribu Orang
L. Luk 9:18-27 Pengakuan Petrus dan Tanggapan Yesus
M. Luk 9:28-50 Kemuliaan Juruselamat Dinyatakan
V. Luk 9:51-19:28 Pelayanan Selama Perjalanan Terakhir ke Yerusalem
A. Luk 9:51-10:37 Misi Penebusan Juruselamat
B. Luk 10:38-11:13 Petunjuk Khusus Yesus Mengenai Pelayanan dan Doa
C. Luk 11:14-14:35 Peringatan Yesus kepada Para Musuh dan Para Pengikut
D. Luk 15:1-32 Perumpamaan-Perumpamaan tentang yang Terhilang dan Ditemukan
Kembali
E. Luk 16:1-17:10 Perintah-Perintah Kristus kepada Para Pengikut-Nya
F. Luk 17:11-19 Sembilan Orang Kusta yang Disembuhkan Namun Tak Berterima
Kasih
G. Luk 17:20-18:14 Kedatangan Kembali Kristus Secara Mendadak Dinubuatkan
H. Luk 18:15-30 Juruselamat, Anak-Anak Kecil dan Seorang Pemimpin yang Kaya
I. Luk 18:31-19:28 Menjelang Akhir Perjalanan
VI. Luk 19:29-23:56 Minggu Penderitaan
A. Luk 19:29-48 Yesus Memasuki Yerusalem
B. Luk 20:1-21:4 Yesus Mengajar Setiap Hari di Bait Allah
C. Luk 21:5-38 Yesus Bernubuat tentang Kebinasaan Bait Allah dan Kedatangan-Nya
Kembali
D. Luk 22:1-38 Persiapan-Persiapan Terakhir dan Perjamuan Malam
E. Luk 22:39-53 Getsemani dan Pengkhianatan
F. Luk 22:54-71 Pengadilan Yahudi
G. Luk 23:1-25 Pengadilan Romawi
H. Luk 23:26-49 Penyaliban
I. Luk 23:50-56 Penguburan
VII. Luk 24:1-53 Kebangkitan Sampai Kenaikan
A. Luk 24:1-12 Pagi Kebangkitan
B. Luk 24:13-43 Penampakan Diri Tuhan yang Sudah Bangkit
C. Luk 24:44-53 Pesan-Pesan Perpisahan

17 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

6
INJIL YOHANES

I. PENULIS – YOHANES
Yohanes yang disebut sebagai penulis Injil Yohanes diakui oleh Bapak-bapak
Gereja sebagai Yohanes anak Zebedeus. Kalau memang benar demikian maka beberapa data
tentang Yohanes dapat disebutkan sbb.:
Menurut Matius (Mat. 27:56) ibu Yohanes bernama Salome. Sedangkan nama Salome
sendiri muncul di Injil Yohanes (Yoh. 19:25) dan disebutkan sebagai adik Maria, ibu Yesus.
Keluarga Yohanes disebutkan dalam Mar. 1:20 sebagai keluarga yang cukup berada karena
ayahnya mempunyai "orang-orang upahan." dan didukung kuat oleh Luk. 8:3, Salome adalah
salah seorang wanita yang "melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka."
Nama Yohanes sering disebutkan sebagai salah satu dari 3 murid yang dekat dengan
Yesus, selain Yakobus dan Petrus (Mar. 9:2; 14:33; Luk. 22:8). Yakobus adalah saudara
Yohanes, dan keduanya digelari oleh Yesus boanerges artinya "anak-anak guruh" (Mar. 3:17).
Beberapa penafsir memberikan alasan dari pemberian nama itu, yaitu karena mereka berasal
dari Galilea, orang-orang yang sangat berapi-api, tetapi kurang disiplin dan kurang terarah.
Terlihat dari kecaman mereka dalam Luk. 9:49; 9:52-54. Ataupun juga mungkin karena ambisi
yang mereka perlihatkan melalui ibu mereka karena konsep yang salah tentang Kerajaan Yesus
(Mat. 20:20-21).
Bukti dari dalam bahwa Yohanes, murid Yesus, penulis Injil Yohanes, dapat dilihat dari
isi tulisan tsb.:
a. Dari bahasa dan isinya dapat diketahui bahwa penulisnya adalah seorang Yahudi yang
mengenal bahasa Aram, terlihat dari beberapa bahasa Aram yang diselipkan dalam
tulisannya, misalnya Kefas, Rabuni. Penulis juga mengerti banyak tradisi Yahudi (Yoh. 1:19-
28; 4:9, 20).
b. Penulis pastilah seorang kelahiran Palestina karena ia mengenal betul kota Yerusalem,
kota-kota di Galilea dan wilayah Samaria. Hal ini terlihat dari cara ia menjelaskan keadaan
kota/daerah secara rinci (Yoh. 9:7; 11:18; 18:1; 1:44; 2:1; 4:5-6, 21).
c. "kita telah melihat kemuliaanNya..," (Yoh. 1:14), berarti penulis adalah juga saksi mata dari
kejadian-kejadian yang ditulisnya. Kemungkinan bahwa ia adalah murid Tuhan Yesus
sangatlah besar karena ia menyebutkan tentang pelayanan awal Tuhan Yesus. Ia juga
menyebut dirinya sebagai "murid yang dikasihi" (Yoh. 13:23), yang berada dekat dengan
Yesus pada perjamuan malam dan juga hadir pada peristiwa penyaliban dan berada di
bawah kayu salib Yesus (18:15-16; 19:26-27).
d. Nama Yohanes tidak pernah disebut dalam Injil Yohanes, dan hal ini merupakan hal yang
sangat ganjil karena Yohanes sangat dikenal di antara murid-murid Tuhan. Tapi hal ini
sangat mungkin terjadi kalau Yohanes adalah penulis dari Injil ini.

II. TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN


Tahun penulisan Injil Yohanes sering diperdebatkan karena tidak ada kepastian yang
jelas. Sebagian orang percaya bahwa penulisan Injil ini adalah sekitar 90-100 M, yaitu tahun-
tahun terakhir Yohanes hidup. Tetapi beberapa lagi lebih percaya tahun yang sangat awal,
yaitu sekitar tahun 40-an, walaupun tidak banyak orang yang mendukung pendapat ini.
Tetapi ada yang memperdebatkan tahun yang jauh lebih lambat yaitu sekitar abad 2,
dengan alasan gaya tulisan Yohanes lebih menyerupai perdebatan apologetika Yunani yang
populer pada abad 2. Namun demikian pendapat ini tidak lagi dipercaya karena ada hasil
arkeologi yang membuktikan bahwa ada tulisan karya Rylands dari tahun 125M yang mengutip
karya Yohanes ini, sehingga dipastikan Injil Yohanes sudah ditulis sebelum tahun 125 M.
Sedangkan tempat penulisan diperkirakan di suatu kota Yunani yang maju baik dalam
budaya maupun kekristenannya. Kota yang paling tepat adalah Efesus di Asia Kecil.

18 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

III. PEMBACA/PENERIMA
Kalau Injil Matius ditujukan untuk orang-orang Yahudi, dan Injil Markus ditujukan untuk
orang Roma, dan Injil Lukas ditujukan untuk orang-orang Yunani, maka Injil Yohanes ditujukan
untuk "setiap orang."
Kondisi pada saat itu ada dua pokok yang muncul di dalam situasi kehidupan Gereja
Kristen mula-mula. Poko yang pertama adalah kekristenan yang telah tersebar luas ke duania
non-Yahudi, sedangkan pokokyang kedua adalah: munculnya bidat-bidat.

1. Kekristenan yang telah tersebar luas ke dunia non-Yahudi.


Pada masa ini Gereja tidak lagi hanya ada dalam kalangan ke-Yahudi-an, menlainkan
sudah menjadi sangat non-Yahudi. Kebanyakan anggota jemaat tidak lagi berasal dari
kalangan Yahudi, tetapi dari kalangan Helenis (non-Yahudi). Kenyataan ini menyebabkan
perlunya ada penjelasan ulang tentang kekristenan itu sendiri. Kekristenan harus
dinyatakan dalam suasana Helenis. Keperluan itu dirasa sangat mendesak bukan karena
kebenaran Kristennya yang berubah, melainkan karena adanya perubahan dalam istilah,
suasana dan ukuran-ukuran di mana kebenaran itu harus dinyatakan. Semula dipakai
istilah, suasana dan ukuran Yahudi, sekarang harus dipakai yang Hellenis.(Bnd., Injil
Matius tentang daftar silsilah, Raja Daud, istilah Mesias, yang semuanya tidak dipaami
oleh orang Yunani).

Hal tersebut merupakan persoalan yang sungguh-sungguh yang harus dihadapi oleh
penulis Injil ini, sehingga harus menemukan jalan keluar yang baik. Sebagai contoh kecil,
orang Yunani mempunyai dua konsep pokok, yakni:
a. Pertama, mereka mengenal konsepsi tentang logos (buah pikiran, buah pikiran Allah,
atau pikiran Allah yang tinggal di dalam diri manusia). Melalui konsep ini penulis injil
Yohanes berpikir tentang Yesus, yakni pikiran Allah yang sekarang telah datang ke
dunia di dalam diri manusia Yesus. Dengan melihat Dia, maka akan diketahui
bagaimana rupa pikiran Allah itu.
b. Kedua, mereka mempunyai konsepsi tentang dua dunia. Dunia yang pertama ialah
dunia di mana kita hidup. Dunia ini sebeanarnya bagus, tetapi hanya merupakan
bayang-bayang, tiruan-tiruan dan bukan kenyataan. Dunia yang lain ialah dunia yang
nyata, di mana kenyataan- kenyataan yang besar ada untuk selama-lamanya. Bagi
orang Yunani dunia yang tidak kelihatan itu adalah dunia yang nyata, sedangkan
dunia yang kelihatan ini adalah dunia yang tidak nyata. Dalam tulisannya penulis
menegaskan bahwa Yesus adalah kenyataan itu sendiri, yang datang ke dunia.
Hanya Yesus sajalah yang mempunyai kenyataan yang benar di dalam dunia bayang-
bayang kita yang tak sempurna ini. Setiap tindakan yang dilakukan Yesus bukan
hanya tindakan nyata dalam waktu, tetapi juga merupakan jendela yang
memungkinkan kita melihat kepada kenyataan kebenaran.

2. Munculnya bidat-bidat.
Kenyataan kedua yang dihadapi Gereja pada waktu Injil Yohanes ditulis ialah munculnya
bidat. Hal ini terjadi 70 tahun setelah Yesus disalib, pada waktu itu gereja sudah
merupakan suatu organisasi dan lembaga. Teologi-teologi dan pengakuan iman mulai
bermunculan. Dan tentu saja ada yang muncul secara tidak benar, yang mengakibtakan
munculnya bidat-bidat. Ajaran bidat tidak selalu merupakan ajaran yang seluruhnya
salah. Biasanya ajaran bidat itu muncul kalau ada penekanan yang berlebihan terhadap
salah satu bagian dari keseluruhan kebenaran.

Sedikitnya ada dua ajaran bidat yang mau ditentang oleh penulis Injil Yohanes, yaitu:
a. Ada sekelompok orang Kristen, khususnya orang Kristen asal Yahudi yang mau
memberikan tempat yang tinggi terhadap Yohanes Pembabtis. Bagi mereka Yohanes
Pembabtis adalah penerus para nabi dan berbicara dengan suara kenabian. Di dalam
KPR 19:1-7 ditemukan adanya sekelompok kecil yang terdiri dari 12 orang yang
hanya mengakui babtisan Yohanes Pembabtis. Mereka adalah sebagian dari anggota
Gereja Kristen mula-mula. Berulang kali dan secara pelan tapi pasti, Injil Yohanes
menempatkan Yohanes Pembabtis kembali kepada kedudukannya yang benar.

19 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

Secara berhati-hati penulis Yohanes menunjukkan bahwa Yohanes Pembabtis


bukanlah sang terang (1:8), dia tidak pernah menuntut aspirasi-aspirasi mesianis
(1:20 dst, 3:28; 4:1; 10:41). Bahakan penulis Yohanes tidak membenarkan anggapan
yang mengatakan bahwa Yohanes Pembabtis saksi yang tertinggi (5:36).
b. Bidat lain yang tersebar luas secara umum disebut Gnostisisme. Ajaran dasar
Gnostisisme ialah: ―bahwa benda pada dasarnya adalah jahat dan bahwa roh pada
dasarnya baik.‖ Menurut mereka: ―Allah tidak dapat menyentuh benda sehingga
karena itu Allah tidak menciptakan benda. Apa yang diakukan Allah adalah
mengeluarkan serangkaian pancaran dari diri-Nya sendiri, setiap pancaran itu makin
menjauh dari diri-Nya, sampai ada satu pancaran yang bisa sedemikian jauh
sehingga bisa menyentuh benda. Pancaran yang terjauh inilah yang menciptakan
dunia.‖

IV. TUJUAN PENULISAN


Dalam Yoh. 20:30-31, dikatakan dengan jelas bahwa tujuan penulis menuliskan/
mencatat tanda-tanda dalam Injil itu adalah "supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias,
Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup kekal dalam namaNya". Jadi
dengan kata lain Yohanes melihat bahwa tanda-tanda itu dilakukan oleh Yesus untuk menjadi
kesempatan mengajar.
Naskah kuno Yunani dari Yohanes memakai satu dari dua bentuk waktu untuk kata
Yunani yang diterjemahkan ―percaya‖ (Yoh. 20:31): yaitu: aorist subjunctive (―sehingga kamu
dapat mulai mempercayai‖) dan present subjunctive (―sehingga kamu dapat terus percaya‖).
Jikalau Yohanes bermaksud yang pertama, ia menulis untuk meyakinkan orang yang
tidak percaya untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan diselamatkan. Kalau yang kedua,
Yohanes menulis untuk menguatkan dasar iman supaya orang percaya dapat terus percaya
kendatipun ada ajaran palsu, dan dengan demikian masuk dalam persekutuan penuh dengan
Bapa dan Anak (bnd., Yoh. 17:3). Walaupun kedua tujuan ini didukung dalam kitab Yohanes, isi
dari Injil ini pada umumnya mendukung yang kedua sebagai tujuan utama.
Ada juga yang memberikan saran bahwa Injil Yohanes dituliskan untuk tujuan
melengkapi berita tentang kehidupan dan pekerjaan Tuhan Yesus dari yang sudah ada pada
saat itu. Tidak ada kepastian apakah Yohanes mengetahui keberadaan Injil-injil yang lain, tapi
yang jelas bagi pembaca sekarang informasi-informasi yang diberikan Yohanes sangat berguna
untuk melengkapi suatu berita yang utuh.

V. TEMA UTAMA
Ada 3 kata-kata penting yang terdapat dalam Injil Yohanes:
1. Tanda-tanda
"Tanda-tanda" adalah kata lain yang dipakai oleh Yohanes untuk menyebutkan mujizat.
Ada banyak tanda yang dibuat oleh Yesus, yang menurut Yohanes penting untuk dicatat
sebab tanda-tanda itu menyatakan banyak hal tentang keTuhanan Yesus dan pekerjaan
(karyaNya).

2. Percaya
Kata "percaya" (kata kerja) muncul lebih dari 90 kali dalam Injil Yohanes. Hubungan kata
"tanda" dan "percaya" dalam Injil ini sangat penting. Cara Yohanes mengajarkan arti
percaya kepada para pembacanya bukan dengan memberikan definisi kata tsb., tetapi
dengan contoh-contoh nyata. Dengan melihat kepada contoh-contoh tsb. maka orang
tidak mungkin mempunyai sikap yang netral, yaitu percaya atau tidak.

3. Hidup
Akibat dari percaya adalah mendapatkan "hidup." Hidup yang dimaksud adalah hidup
yang kekal, sebagai lawan dari kematian yaitu dalam arti rohani seperti yang dijelaskan
oleh Yesus kepada Nikodemus (Yoh. 3:15-16).

20 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

VI. CIRI-CIRI KHAS


A. Keilahian Yesus sebagai ―Anak Allah‖ ditekankan. Dari prolog Yohanes dengan pernyataan
yang luar biasa, ―kita telah melihat kemuliaan-Nya‖ (Yoh. 1:14) sampai akhirnya dengan
pengakuan Tomas, ―Ya Tuhanku dan Allahku‖ (Yoh. 20:28), Yesus adalah Putera Allah yang
menjadi manusia.
B. Kata ―percaya‖ yang dipakai sebanyak 98 kali adalah sama dengan menerima Kristus (Yoh.
1:12) dan meliputi tanggapan hati (bukan saja mental) yang menghasilkan suatu komitmen
dari seluruh kehidupan kepada Dia.
C. ―Hidup kekal‖ adalah konsep kunci dari Yohanes. Konsep ini bukan hanya menunjuk kepada
suatu keberadaan tanpa akhir, tetapi lebih mengarah kepada perubahan mutu kehidupan
yang datang melalui persatuan dengan Kristus. Hal ini mengakibatkan baik kebebasan dari
perbudakan dosa dan setan-setan maupun pengenalan dan persekutuan yang makin
bertumbuh dengan Allah.
D. Pertemuan pribadi dengan Yesus diutamakan dalam Injil ini (tidak kurang dari 27).
E. Pelayanan Roh Kudus memungkinkan orang percaya mengalami kehidupan dan kuasa
Yesus secara terus-menerus setelah kematian dan kebangkitan Kristus.
F. Injil ini menekankan ―kebenaran‖ – Yesus adalah kebenaran, Roh Kudus adalah Roh
Kebenaran, dan Firman Allah adalah kebenaran. Kebenaran membebaskan orang (Yoh.
8:32), menyucikan mereka (Yoh. 15:3) serta berlawanan dengan kegiatan dan sifat Iblis
(Yoh. 8:44-47,51).
G. Angka tujuh sangat menonjol: tujuh tanda, dan tujuh pernyataan ―Aku adalah‖
menegaskan siapa Yesus itu (bd. Menonjolnya angka tujuh di dalam kitab Wahyu oleh
penulis yang sama).

1. Tujuh tanda:
a. Mengubah air menjadi anggur (2:1-11), wawasan kekuasaan: kualitas.
b. Menyembuhkan anak pegawai istana (4:46-54), wawasan kekuasan: ruang.
c. Menyembuhkan orang sakit di kolam Betesda (5:1-9), Penguasa atas: waktu.
d. Memberi makan kepada lima ribu orang (6:1-14), Penguasa atas: kuantitas.
e. Berjalan di atas air (6:16-21), kuasa-Nya atas: hukum alam.
f. Penyembuhan orang buta sejak lahir (9:1-12), Penguasa atas: kemalangan.
g. Pembangkitan Lazarus (11:1-46), Penguasa atas: kematian/maut.
2. Tujuh Pernyataan ―AKU ADALAH‖ (ego eimi):
a. Akulah roti hidup (6:35)
b. Akulah terang dunia (8:12; 9:5)
c. Akulah pintu (10:7, 9)
d. Akulah gembala yang baik (10:11)
e. Akulah kebangkitan dan hidup (11:25)
f. Akulah jalan dan kebenaran dan hidup (14:6)
g. Akulah pokok anggur yang benar (15:1)
H. Kata-kata dan konsep lainnya yang utama dari Yohanes adalah: ―firman‖, ―terang‖,
―daging‖, ―kasih‖, ―kesaksian‖, ―tahu‖, ―kegelapan‖, dan ―dunia‖.
I. Pendekatan yang dipakai oleh Yesus untuk mengajar dikatakan oleh Yohanes sebagai
pendekatan pribadi, karena dicatat banyak percakapan pribadi dilakukan oleh Yesus:
Dengan Andreas, Petrus, Nikodemus, Filipus, Perempuan Samaria, orang buta, Marta &
Maria, Tomas, Pilatus.

GARIS BESAR INJIL YOHANES


Yoh 1:1-18 Prolog tentang Logos
I. Yoh 1:19-51 Memperkenalkan Kristus kepada Israel
A. Yoh 1:19-36 Oleh Yohanes Pembaptis
B. Yoh 1:37-51 Kepada Murid-Murid Pertama

II. Yoh 2:1-12:50 Tanda-Tanda dan Ajaran-Ajaran Kristus kepada Israel dan
Penolakan-Nya
A. Yoh 2:1-11:46 Penyataan Kristus kepada Israel
1. Yoh 2:1-11 Tanda Pertama -- Air Menjadi Air Anggur

21 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

Yoh 2:12 Selang Waktu


2. Yoh 2:13-25 Kesaksian Mula-Mula kepada Orang Yahudi di Yerusalem
Yoh 2:23-25 Hari Raya di Yerusalem (Paskah)
3. Yoh 3:1-21 Ajaran Pertama: Kelahiran dan Kehidupan Baru
Yoh 3:22-4:3 Selang Waktu: Tentang Yohanes Pembaptis dan Yesus
4. Yoh 4:4-42 Ajaran Kedua: Air Kehidupan
Yoh 4:43-45 Selang Waktu di Galilea
5. Yoh 4:46-54 Tanda Kedua: Penyembuhan Anak Pegawai Istana
Yoh 5:1 Hari Raya di Yerusalem
6. Yoh 5:2-18 Tanda Ketiga: Penyembuhan Orang di Betesda pada Hari Sabat
7. Yoh 5:19-47 Ajaran Ketiga: Keilahian Kristus
8. Yoh 6:1-15 Tanda Keempat: Memberi Makan Lima Ribu Orang
9. Yoh 6:16-21 Tanda Kelima: Berjalan di Atas Air
10. Yoh 6:22-59 Ajaran Keempat: Roti Hidup
11. Yoh 6:60-71 Penyaringan Murid-Murid
Yoh 7:1 Selang Waktu
12. Yoh 7:2-36 Hari Raya di Yerusalem (Pondok Daun)
13. Yoh 7:37-52 Ajaran Kelima: Roh yang Memberi Hidup
Yoh 7:53-8:11 (Wanita yang Tertangkap dalam Perzinaan)
14. Yoh 8:12-30 Ajaran Keenam: Terang Dunia
15. Yoh 8:31-59 Perdebatan dengan Orang Yahudi
16. Yoh 9:1-41 Tanda Keenam: Penyembuhan Orang Buta Sejak Lahirnya
17. Yoh 10:1-21 Ajaran Ketujuh: Gembala yang Baik
Yoh 10:22-42 Hari Raya di Yerusalem (Penahbisan)
18. Yoh 11:1-46 Tanda Ketujuh: Kebangkitan Lazarus
B. Yoh 11:47-12:50 Penolakan Kristus oleh Israel

III. Yoh 13:1-20:29 Kristus dan Permulaan Umat Perjanjian Baru


A. Yoh 13:1-14:31 Perjamuan Terakhir
1. Yoh 13:1-38 Mencuci Kaki Murid-Murid dan Lanjutan Percakapan
2. Yoh 14:1-31 Yesus, Jalan kepada Bapa
B. Yoh 15:1-16:33 Ajaran Tentang Pokok Anggur yang Benar dan Manfaat Persekutuan
dengan Kristus
C. Yoh 17:1-26 Doa Penyerahan bagi Diri-Nya dan Umat Perjanjian Baru
D. Yoh 18:1-19:42 Hamba yang Menderita
1. Yoh 18:1-12 Penangkapan
2. Yoh 18:13-27 Pengadilan Yahudi
3. Yoh 18:28-19:16 Pengadilan Romawi
4. Yoh 19:17-37 Penyaliban
5. Yoh 19:38-42 Penguburan
E. Yoh 20:1-29 Tuhan yang Bangkit

Yoh 20:30-31 Pernyataan Tentang Tujuan Penulis


Yoh 21:1-25 Epilog

22 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

7
KITAB KISAH PARA RASUL

I. PENULIS – LUKAS
Kitab Kisah Para Rasul adalah buku kedua yang ditulis oleh Dokter Lukas, sesudah
bukunya yang pertama Injil Lukas, Kis. 1:1 (Lihat Injil Lukas - Penulis).

II. TAHUN DAN TEMPAT PENULISAN


Jelas dalam Kis. 1:9-10 dikatakan bahwa Kitab Kisah Para Rasul ditulis antara setelah
kenaikan Yesus dan sebelum kematian Paulus. Peristiwa-pertistiwa yang terjadi dalam Kitab
Kisah Para Rasul terjadi kira-kira dalam kurun waktu 35 tahun. Jadi diperkirakan kitab ini ditulis
sekitar tahun 60-63 M, sekitar tahun pemenjaraan Paulus di Roma yang diceritakan pada
bagian akhir Kisah Rasul (ps. 28).

III. PEMBACA/PENERIMA
Seperti yang dikatakan dalam Kis. 1:1, Lukas menuliskan Kitab ini kepada Teofilus.
Diperkirakan ia adalah seorang terkemuka bangsa Yunani yang telah mendengat Injil Yesus
Kristus (Lihat keterangan Injil Lukas).

IV. TUJUAN PENULISAN


1. Sehubungan dengan sejarah, kitab ini telah memberikan sumbangsih bagi pertumbuhan
gereja abad pertama.
2. Sehubungan dengan doktrin, kitab ini memberikan formula yang sangat kental dalam
memberikan prinsip-prinsip pengajaran iman Kristen.
3. Sehubungan dengan pembelaan, dari tantangan yang dihadapi, Rasul Paulus memberikan
suatu pembelaan iman yang paling lengkap, yang sangat berguna untuk penganut-
penganut agama baru ini (Kristen).
4. Sehubungan dengan biografi, kitab ini bertujuan untuk memberikan catatan riwayat hidup
rasul Paulus yang sangat lengkap.

V. TEMA UTAMA
Tema utama dalam Kisah Para Rasul adalah bagaimana pekerjaan Tuhan Yesus dimulai
dan dilanjutkan melalui karya Roh Kudus; dari Yerusalem, Yudea, Samaria dan ke ujung-ujung
bumi.

1. Injil di Yerusalem
Gereja pertama kali lahir di Yerusalem, pada peristiwa turunnya Roh Kudus pada Hari
Pentakosta. Sejak saat itu gereja bertumbuh dan berkembang dengan pesat (Kis. 2:47).

2. Injil di Yudea
Injil disebarkan makin hari makin luas bukan hanya karena orang-orang yang telah
menerima Kristus pada hari Pentakosta tetapi juga karena penganiayaan yang terjadi di
Yerusalem sehingga memaksa para Rasul dan pengikut-pengikut Kristus yang telah
dimenangkan untuk keluar dari kota Yerusalem dan membuka jemaat di luar kota
Yerusalem, yaitu di daerah sekitar Yudea.

3. Injil di Samaria
Berita keselamatan juga sampai kepada orang-orang di daerah Samaria, karena
kemurahan Tuhan. Sejak saat itu terbukalah penginjilan bukan hanya kepada orang-
orang Yahudi tetapi juga kepada bangsa-bangsa lain (non-Yahudi).

23 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

VI. CATATAN
Hubungan antara Kitab Kisah Para Rasul dengan Kitab-kitab Injil dan Surat-surat
Kiriman: Kitab Kisah Para Rasul memberikan peranan istimewa sebagai jembatan antara kitab-
kitab Inijil dan Surat-surat Kiriman, karena selain merupakan lanjutan dari kisah yang terdapat
di Injil-injil juga kitab ini merupakan penggenapan akan nubuat Yesus sendiri tentang
didirikannya gereja. Oleh karena itu kitab Kisah Para Rasul ini juga sekaligus bertindak sebagai
latar belakang bagi Surat-surat Kiriman dari para Rasul, karena menceritakan tentang
bagaimana gereja-gereja (jemaat) mula-mula didirikan.

VII. SURVEI
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan
diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan
diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan
melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11),
instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka
dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat
yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa
ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya:
1. "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
2. "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
3. "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).

Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia.
Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil
memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi
perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di
antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil
(lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat,
mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan,
menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan.
Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan
Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja
oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam
perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah
Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan
Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia
di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil
kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di
Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan
tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia
tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa
rintangan (Kis 28:31).

VIII. CIRI-CIRI KHAS


Sembilan ciri utama menandai kitab ini:
A. Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama
beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
B. Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan
dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31),
ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis
16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
C. Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang
diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang
memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab
PB lainnya.

24 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

D. Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh;
kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
E. Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai
pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
F. Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan
dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
G. Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada
orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
H. Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan
gerejani.
I. Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan
pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.

GARIS BESAR KISAH PARA RASUL

Kis 1:1-11 Pendahuluan


I. Kis 1:12-2:41 Pencurahan Roh Kudus
A. Kis 1:12-26 Persiapan untuk Perjanjian
B. Kis 2:1-41 Hari Pentakosta
II. Kis 2:42-8:1a Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
A. Kis 2:42-47 Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
B. Kis 3:1-4:31 Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
C. Kis 4:32-5:11 Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
D. Kis 5:12-42 Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin
Agama
E. Kis 6:1-7 Pemilihan Tujuh Diaken
F. Kis 6:8-8:1 Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
III. Kis 8:1-9:31 Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
A. Kis 8:1-4 Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
B. Kis 8:5-40 Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
C. Kis 9:1-31 Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
IV. Kis 9:32-12:25 Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
A. Kis 9:32-43 Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
B. Kis 10:1-48 Pelayanan Petrus di Kaisarea
C. Kis 11:1-18 Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
D. Kis 11:19-30 Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
E. Kis 12:1-23 Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
F. Kis 12:24-25 Ringkasan Perkembangan Gereja
V. Kis 13:1-14:28 Perjalanan Misi Pertama Paulus
A. Kis 13:1-3 Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
B. Kis 13:4-14:28 Wilayah Tertentu Diinjili
VI. Kis 15:1-35 Sidang di Yerusalem
VII. Kis 15:36-18:22 Perjalanan Misi Kedua Paulus
A. Kis 15:36-40 Pertentangan Paulus dengan Barnabas
B. Kis 15:41-16:5 Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
C. Kis 16:6-18:21 Penginjilan Wilayah Baru
D. Kis 18:22 Kembali ke Antiokhia di Siria
VIII. Kis 18:23-21:16 Perjalanan Misi Ketiga Paulus
A. Kis 18:23 Dalam Perjalanan ke Efesus
Kis 18:24-28 Sisipan: Pelayanan Apolos
B. Kis 19:1-41 Pelayanan yang Panjang di Efesus
C. Kis 20:1-5 Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
D. Kis 20:6-21:16 Kembali ke Yerusalem
IX. Kis 21:17-28:31 Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
A. Kis 21:17-23:35 Di Yerusalem
B. Kis 24:1-26:32 Di Kaisarea
C. Kis 27:1-28:15 Menuju ke Roma
D. Kis 28:16-31 Di Roma

25 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

8
PAULUS: PRIBADI, PELAYANAN
DAN SURAT-SURAT
I. SURAT MENYURAT DI DUNIA YUNANI-ROMAWI
A. Surat sebagai Alat Komunikasi
o Alat komunikasi atau sarana yang dipakai sebagai penghubung antar orang atau
kelompok yang secara lokal dan terpisah di dunia Yunani-romawi pada awal tarikh
masehi ialah karangan yang berbentuk surat. Selain surat, waktu itu juga tersedia alat
komunikasi yang disebut dengan utusan. Dan boleh jadi surat dititipkan pada utusan.
Biasanya kebanyakan orang pada waktu itu memakai surat, sebab lebih murah dan
lebih mudah dari pada utusan.
o PENTING: Di zaman PB cukup banyak orang di dunia Yunani-Romawi tahu menulis dan
membaca. Itu tidak lagi menjadi suatu keterampilan rahasia yang menjadi milik khusus
kelompok kecil saja. Sebab ratusan surat dari zaman PB digali dari gurun pasir di Mesir.
BANDINGKAN PENDAPAT BART D. EHRMANN: Adanya pengubahan dan kesalahan
penyalinan dalam kitab Suci Perjanjian Baru: Jika para penulis membuat buku untuk
orang Kristen, pastilah orang-orang yang membacanya adalah orang Kristen. Tetapi
konteksnya adalah zaman dahulu, sebagian besar orang tidak bisa membaca.

B. Jenis-jenis Surat di Zaman PB Berdasarkan Isinya


1. Littera
a. Surat yang tidak dimaksudkan untuk umum.
b. Surat yang tidak dibacakan kepada umum ataupun diedarkan.
c. Selalu ada alasan tertentu dan khusus yang mendorong orang tersebut untuk
mengirim surat.
d. Menyangkut hal-hal yang sangat konkret dan terperinci.
2. Epistola
Surat bisa juga merupakan karya sastra belaka, tidak pernah dikirim kepada orang (si
teralamat) tertentu. Boleh jadi yang teralamat buah khayal belaka atau lambang.
Tetapi Epistola: merupakan surat yang dipakai para sastrawan dalam mengarang dan
menerbitkan karya sasteranya. Karya semacam itu dimaksudkan untuk umum,
dipasarkan.
- Membahas masalah-masalah umum (filsafat, politik, kesenian)
- Memakai bahasa seni sastera
- Dimanfaatkan untuk menyebarluaskan gagasan dan pikiran
- Dipakai juga sebagai alat propaganda politik atau agama di kalangan luas.

C. Skema/Bagan Surat Zaman Yunani-Romawi


1. Mula-mula disebut nama dan gelar si penulis dan siteralamat dengan beberapa kata
salam dan ucapan selamat, dan ucapan syukur.
2. Menyusul bagian inti surat. Dalam bagian ini dibahas apa yang mau dibahas dan
diberitahukan.
3. Kata penutup (yang boleh ditinggalkan juga) yang boleh jado berisikan tanggal dan
tempat penulisan surat, salam dari penulis serta teman-temannya kepada siteralamat
serta mereka yang berdekatan dengannya.

II. PAULUS DAN LATAR BELAKANG KEHIDUPANNYA


1. Latar Belakang Paulus
Paulus dilahirkan ± tahun 3 Masehi ke dalam lapisan kewarganegaraan ganda: Yahudi-
Romawi (Kis. 22:28). Dia hidup di kota Tarsus. Dibesarkan dalam keluarga Yahudi yang
fanatik, disunat pada hari ke delapan, dan berasal dari suku Benyamin (Filipi 3:5).

26 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

2. Pendidikan Paulus
 Disamping memperoleh pedidikan di kota yang dikenal dengan pendidikan filsafat yang
tinggi, ia pun melanjutkan pendidikannya di bawah seorang Farisi anggota Sanhedrin
terkenal di Yerusalem, yaitu Gamaliel (Kis. 22:3; 5:34). Gamaliel adalah:
 Salah satu di antara 7 orang yang mendapat titel Rabban (pakar dari para pakar) di
sepanjang sejarah Israel.
 Gamaliel juga adalah cucu dari pendiri Perguruan Ilmu Tafsir Hillel.
 Paulus juga diangkat sebagai Farisi. Hal ini menyatakan bahwa ia adalah seorang yang
pakar dalam adat dan hukum-hukum Yahudi (Filipi 3:5).

3. Perjalanan Pelayanan Paulus


 Sesudah terjadi pengalaman konversinya pada akhir tahun 33 M, Paulus berdiam
sementara di Damaskus (Kis. 9:19b; Gal 1:17); di kala usaha pembunuhan dirinya
nakin gencar, ia kembali ke Yerusalem (Kis 26). Tak lama kemudian ia pulang ke kota
kelairannya, Tarsus (Kis 9:30).
 Kemudian ia ke Arab (Gal 1:17) sekitar tahun 34-36 M, mungkin untuk melayani dan
merenungi hubungannya dengan Tuhan karena ia sudah langsung melayani Tuhan
sesudah perpalingannya kepada Kristus.
 Sesudah tiga tahun di sana (Gal 1:18), ia pergi ke Siria dan Kilikia (Gal 1:21) dan baru
pada tahun 46 M, ia kembali lagi ke Antiokhia (Kis 11:25; 12:25; Gal 2:1-21), di
sanalah gereja memisahkannya (Tuhan memanggilnya bersama Barnabas untuk
perjalanan penginjilan pertama).
 Duet penginjil ini mencapai Asia Kecil dan pulau Siprus. Di Asia Kecil inilah visi
pelayanan kepada orang-orang non-Yahudi dinyatakan Tuhan, di saat mana orang-
orang Yahudi gencar menolak Injil.
 Pola/strategi pelayanannya terbentuk dengan pelayanan yang dimulai dari
menjangkau orang-orang Yahudi dan para petobat ke Yudhaisme, di rumah-rumah
sembahyang, baru menjangkau orang-orang non Yahudi secara luas. Konggres
Yerusalem (Kis 15), sangat bermanfaat bagi Paulus dan kerabat penginjilannya.
 Dampak positif utamanya ialah kemurnian Injil dipertahankan di mana seseorang
yang berdosa bisa diselamatkan langsung karena anugerah Allah tanpa harus melalui
Hukum Taurat dan tradisi Yahudi (termasuk sunat). PI kepada orang non Yahudi
menjadi lebih mudah karena tanpa harus masuk dalam agama Yahudi dulu.

4. Chart Kronologi Kehidupan Paulus

TAHUN MASEHI PERISTIA-PERISTIWA


3 Kelahiran Paulus
18-30 Pendidikan (Keluarga Yahudi + Gamaliel)
30/34 Perpalingan/Percaya Yesus
34-36 Perenungan di Arabia
46 Perkunjungan ke Yeruslem
46-48 Perjalanan PI 1 – Asia Kecil (tulis surat Galatia)
48-49 Pertemuan Yerusalem
49-52 Perjalanan PI 2 – Asia Kecil dan Eropa
(tulis 1 dan 2 Tesalonika)
53-57 Perjalanan PI 3 – Asia Kecil dan Eropa
(tulis 1 dan 2 Korintus, Roma)
58-60 Perjalanan ke Kaisarea
60-61 Perjalanan ke Roma
61-63 Pemenjaraan di Roma
(tulis: Efesus, Kolose, Filemon, Filipi)
63-66 Pelayanan PI ke Spanyol
(tulis: 1 Timotius, Titus)
66-67 Pemenjaraan dan Penganiayaan
(tulis 2 Timotius)

27 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

5. Perjalanan Misi Paulus


1. Perjalanan Misi Pertama
Berdasarkan Laporan kitab Kisah Para Rasul, maka ditemukan rangkaian perjalanan
misi Paulus yang pertama, sebagai berikut. Bekerja di Siprus, Salamis, Papos (13:5-11),
Namanya diganti (13:9, 13), Ke Perga - Markus ditinggalkan (13:13), Kotbah di Antiokia
(13:14-41), Di Ikonium (13:51), Di Listra - Paulus dirajam batu (14:8-19), Derbe -Kota
terakhir yang dikunjungi (14:20), Perjalanan pulang (14:21-26).

2. Perjalanan Misi Kedua


Di Listra & Sisilia (15:41), Listra - Timotius bergabung (16:1-3), Di Pergia dan Galatia
(16:6), Visi ke Troas (16:9), Di Filipi, Lidia & penjaga penjara (16:13-34), Gereja
Tesalonika ditemukan (17:4), Orang-orang percaya di Berea (17:11-12), Kotbah di
Areopagus di Atena (17:16-33), Visi Korintus - gereja ditemukan (18:1-8), Di Efesus -
kunjungan singkat (18:19-20), Kembali ke Antiokia (18:22).

28 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

3. Perjalanan Misi Ketiga


Mengunjungi Galatia & Pirgia (18:23), Efesus (19), Di Makedonia & Grece (20:1-2),
Kotbah di Troas (20:6-12), Perpisahan dengan penatua Efesus (20:17-35), Di Tyre
(21:1-4), Kaesaria (21:8).

6. Surat-surat Kiriman Paulus

SIFAT NAMA TAHUN TEMPAT TEOLOGI


MASEHI PENULISAN
GALATIA 48 ANTIOKHIA DI SIRIA
1 TESALONIKA 50 KORINTUS SOTERIOLOGI
SURAT-SURAT
2 TESALONIKA 50 KORINTUS DAN
KEPADA
1 KORINTUS 55 EFESUS ESKATOLOGI
JEMAAT UMUM
2 KORINTUS 55 MAKEDONIA
ROMA 57 KORINTUS
EFESUS 62 ROMA
SURAT-SURAT FILEMON 62 ROMA
KRISTOLOGI
DARI PENJARA KOLOSE 62 ROMA
FILIPI 63 ROMA
1 TIMOTIUS 63 MAKEDONIA
SURAT-SURAT
TITUS 63 KORINTUS EKKLESIOLOGI
PASTORAL
2 TIMOTIUS 67 ROMA

7. Isi dan Bentuk Surat-surat Paulus


Isi dan bentuk dari surat-surat Paulus tersebut dapat dilihat dari 2 Timotius 3:16, yaitu:
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat

 (1) untuk mengajar


 (2) untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan
 (3) untuk mendidik orang dalam kebenaran.
1. Doktrin
2. Memperbaiki Kelakuan
3. Mengoreksi Ajaran/doktrin

29 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

Perhatikan chart berikut ini:

Doktrin

Tesalonika

Soteriologi

Koreksi Eskatologi
. Kristologi

30 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

9
SURAT ROMA
I. LATAR BELAKANG
A. Kota Roma
Didirikan oleh Romulus pada tahun 753 SM. Menjadi kota internasional karena di
sana banyak berkumpul bangsa-bangsa dari mancanegara. Juga menjadi kota kosmopolitan
dan pusat dunia, baik secara politik, keuangan maupun peradaban, tapi juga sekaligus
kebobrokan moralnya. Pada jaman PB, kota Roma juga menjadi target penginjilan yang
tidak mudah karena banyaknya para penentang/penganiaya orang Kristen, khususnya dari
bangsa Yahudi dan kafir.

B. Jemaat Roma

1. Kelahiran Jemaat Roma


Kewibawaan diketahui secara jelas siapa yang mendirikan Jemaat Kristen di
Roma. Namun demikian, ada kemungkinan penjelasan sbb.:
Pada peristiwa hari Pantekosta di Yerusalem ada juga penduduk Yahudi Roma
yang hadir dan mendengar Injil dari kotbah Petrus lalu bertobat. Mereka itulah orang-
orang yang akhirnya membawa Injil ke kota Roma. Atau bisa juga orang-orang Yahudi
yang bertobat dan membawa Injil ke Roma, lalu membentuk Jemaat di Roma.
Namun demikian yang jelas bukan Paulus yang mendirikan Jemaat Roma,
karena Paulus sendiri tidak melakukan perjalanan misi ke Roma. Akwila dan Priskila
adalah contoh Jemaat Roma yang diusir dari Roma pada masa pemerintahan Kladius
(49M). Dan juga bukan oleh Petrus (Rom. 15:20). Tapi kemungkinan besar orang
Yahudilah yang mendirikan, karena dari Surat Paulus diketahui banyak tradisi Yahudi
yang sudah tertanam sejak pertama Jemaat itu berdiri.

2. Keadaan Paulus pada Waktu Paulus Menulis Surat Roma


Keberadaan Jemaat Roma yang sebagian besar terdiri dari orang Yahudi
akhirnya mengalami kesulitan besar karena penganiayaan yang dilakukan oleh Kaisar
Cladius (41-54MM) terhadap orang-orang Yahudi, sehingga tinggallah jemaat non-
Yahudi Kristen melanjutkan jemaat di Roma.
Tapi setelah diganti oleh kaisar Nero, barulah jemaat Yahudi Kristen Roma
kembali lagi ke Roma. Tapi justru karena kepulangan mereka itulah masalah di Jemaat
mulai timbul. Jemaat Yahudi Kristen terkejut karena Jemaat Roma yang dilanjutkan
oleh anggota non-Yahudi tidak lagi mengikuti tradisi Yahudi, misalnya Sunat dll.
Timbullah pertanyaan besar: Apakah mungkin jemaat Kristen yang non-Yahudi harus
melakukan "proselite" sebagai syarat untuk diselamatkan.

C. Surat Roma
 Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan
paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini diletakkan di depan
surat-suratnya yang lain. Paulus menulis surat ini dalam rangka pelayanan rasulinya
kepada dunia bukan Yahudi.
 Jemaat di Roma tidak didirikan oleh Petrus atau rasul yang lain. Jemaat di Roma ini
mungkin didirikan oleh orang dari Makedonia dan Asia yang bertobat di bawah
pelayanan Paulus, mungkin juga oleh orang-orang Yahudi yang bertobat pada hari
Pentakosta (Kis. 2:10). Paulus tidak memandang Roma sebagai wilayah khusus dari
rasul lain (Rom. 15:20).
 Di surat Roma Paulus meyakinkan orang percaya di Roma bahwa dia sudah berkali-kali
merencanakan untuk memberitakan Injil kepada mereka, namun hingga saat itu
kedatangannya masih dihalangi (Rom. 1:13-15; Rom. 15:22). Dia menegaskan

31 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

kerinduan yang sungguh untuk mengunjungi mereka sehingga menyatakan rencananya


untuk datang dengan segera (Rom. 15:23-32).
 Ketika menulis surat ini, menjelang akhir perjalanan misioner yang ketiga (bd. Rom.
15:25-26; Kis. 20:2-3; 1Kor. 16:5-6), Paulus berada di Korintus di rumah Gayus (Rom.
16:23; 1Kor. 1:14). Sementara menulis surat ini melalui pembantunya Tertius (Rom.
16:22), dia sedang merencanakan kembali ke Yerusalem untuk hari Pentakosta (Kis
20:16; sekitar musim semi tahun 57 atau 58) untuk menyampaikan secara pribadi
persembahan dari gereja-gereja non-Yahudi kepada orang-orang kudus yang miskin di
Yerusalem (Rom. 15:25-27). Segera setelah itu, Paulus mengharapkan dapat pergi ke
Spanyol untuk menginjil dan mengunjungi gereja di Roma pada perjalanannya untuk
memperoleh bantuan dari mereka bila makin ke barat (Rom. 15:24,28).
 Dari latar belakang tersebut dapat disimpulkan alasan penulisan surat ini adalah
sebagai berikut:
1. Paulus merencanakan PI ke Spanyol dan akan mengunjungi Roma untuk minta
dukungan doa dan dana (15:24, 28).
2. Paulus tertarik kepada jemaat Roma dan telah merencanakan kunjungan (1:13;
15:22-24, 28, 29).
3. Paulus ingin berkhotbah di Roma dan sharing spiritual kepada jemaat Roma (1:11,
15).
4. Paulus ingin mengajarkan kepada jemaat Roma doktrin Kristiani.
5. Mungkin karena Febe pergi ke Roma maka baik bagi Paulus menulis surat (16:1-2).

Rencana Perjalanan Paulus

Korintus

Yerusalem

Roma

Spanyol

II. KEPENULISAN
1. Penulis
Penulis Surat Roma adalah Paulus, seperti yang disebutkan dalam pembukaan
Surat Roma (1:1). Juga kisah biografi Paulus yang terdapat dalam Rom. ps. 15 dan 16
cukup memberi bukti bahwa Pauluslah yang menulis Surat Roma. Tidak ada perlawanan
terhadap pendapat ini.
Hal yang sedikit dipertanyakan adalah keraguan terhadap keaslian penulisan Paulus
atau kemungkinan bahwa Surat itu didektekan oleh Paulus kepada penulisnya. Namun
alasan yang diajukan tidaklah cukup meyakinkan dan jarang orang memperdebatkannya.

2. Tahun Penulisan
Diperkirakan Surat Roma ditulis sekitar tahun 55-57 M, yaitu sebelum perjalanan
kunjungannya ke Yerusalem untuk membawa persembahan/bantuan kepada orang-orang
kudus di Yerusalem (Rom. 15:25; Kis. 24:17).
Tapi baru selang beberapa waktu kemudian surat itu sampai ke jemaat di Roma,
setelah melalui perjalanan panjang untuk sampai ke Roma (dibawa oleh Febe). Saat itu
kemungkinan Paulus sedang mengarahkan perhatian ke Barat, itu sebabnya dalam
suratnya Paulus juga menyebut keinginannya untuk mengunjungi jemaat di Roma (Rom.
15:24).
Untuk lebih jelasnya perhatikan rincian berikut ini:
1. Surat Roma mungkin ditulis pada Perjalanan P.I. Paulus III.

32 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

a. Surat ditulis pada saat Paulus siap ke Yerusalem (15:25 = Tetapi sekarang aku
sedang dalam perjalanan ke Yerusalem untuk mengantarkan bantuan kepada
orang-orang kudus).
b. Paulus merasa dirinya sudah menyelesaikan di bagian timur Kekaisaran Roma
(15:19, 23), karena itu perjalanannya ditulis (mungkin) dalam Kis. 20—21 yang
dimulai dari Korintus (bd. Kis 19:21; 20:1-3).
c. Paulus rindu pergi ke Roma (1:10-13), tetapi terhalang (1:13; 15:22); sekarang ia
berharap mampir ke Roma dalam perjalanannya ke Spanyol (15:23-28), tetapi
pertama-tama ia akan pergi ke Yerusalem menyampaikan persembahan dari
jemaat-jemaat non-Yahudi untuk orang-orang miskin (15:25-27)
2. Surat Roma ditulis antara tahun 56-57. Biasanya thn 57.
a. Paulus berdiri di hadapan Gallio, proconsul Akhaya,di musirn panas 5 l (P.I. II)
b. Setelah beberapa hari tinggal di Korintus (Kis. 18:18) Paulus siap ke Siria dan
tinggal beberapa saat di Efesus (mungkin pemulaan musim gugur 52 (Kis 18:19-
21).
c. Kemudian Paulus kembali ke Kaisarea turun ke Yerusalem, dan kemudian ke
Jemaat Antiokia, di sana ia tinggal beberapa saat (mungkin akhir musim gugur 52
sampai dengan musim dingin 52/53 bd Kis 18.22-23)
d. Paulus mulai Perjalanan PI III dari Antiokia melewati daerah Galatia (musim semi -
musim panas 53) dan sampai di Efesus pada musim gugur 53 di sana ia tinggal 2 -
3 tahun (53-56; Kis. 19:8,10; 20.31)
e. Oleh sebab itu Paulus kembali ke Korintus melalui Makedonia pada musim semi
atau panas 56 (Kis 20:2-3)
f. Mungkin Paulus tiba di Korintus akhir musim gugur 56, dan tinggal di sana sampai
permulaan 57. Oleh sebab itu surat Roma ditulis dari Korintus pada perjalanan
P.I.III pada musim dingin dan permulaan musim semi 56-57.

3. Tempat Penulisan
Kemungkinan besar pada waktu Paulus menulis Surat Roma ia sedang ada/menetap
di Korintus, karena dalam suratnya Paulus menyebut tentang Febe yang adalah anggota
gereja Korintus (Rom. 16:1) dan Gayus sebagai tuan rumah yang memberi tumpangan
untuk Paulus di Korintus (Rom. 16:23; 1 Kor. 1:14).
Untuk lebih jelasnya perhatikan bukti-bukti berikut ini:
1. Paulus merekomendasikan Febe sebagai pelayan dari jemaat Kengkrea (mungkin
membawa surat ke Roma). ―Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudari kita
yang melayani jemaat di Kengkrea,supaya kamu menyambut dia dalam Tuhan,
sebagaimana seha- rus nya bagi orang-orang kudus, dan berikanlah kepadanya bantu
an bila diperlukannya. Sebab ia sendiri telah memberikan bantu an kepada banyak
orang, juga kepadaku sendiri‖ Roma 16:1-2.
2. Paulus menyampaikan salam dari Gayus (di rumah orang ini Paulus tinggal) yang
(mungkin) adalah Gayus yang disebut dalam 1 Kor. 1:14, seorang yang dibabtis oleh
Paulus di Korintus.
―Salam kepada kamu dari Gayus, yang memberi tumpangan kepadaku, dan kepada
seluruh jemaat. Salam kepada kamu dari Erastus, bendahara negeri, dan dari Kwartus,
saudara kita‖ Roma 16:23
―Aku mengucap syukur bahwa tidak ada seorangpun juga di antara kamu yang aku
baptis selain Krispus dan Gayus‖ 1 Kor. 1:14
3. Paulus menyampaikan salam dari Erastus, bendahara negeri yang tinggal di Korintus
(bd: Kis 19:22; 2 Tim. 4:20).
 Salam kepada kamu dari Gayus, yang memberi tumpangan kepadaku, dan kepada
seluruh jemaat. Salam kepada kamu dari Erastus, bendahara negeri, dan dari
Kwartus, saudara kita. Roma 16:23
 Lalu ia menyuruh dua orang pembantunya, yaitu Timotius dan Erastus,
mendahuluinya ke Makedonia, tetapi ia sendiri tinggal beberapa lama lagi di Asia
Kis. 19:22
 Erastus tinggal di Korintus dan Trofimus kutinggalkan dalam keadaan sakit di
Miletus. 2Tim. 4:20.

33 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

III. PENERIMA/PEMBACA SURAT


Surat ini ditujukan Paulus untuk orang-orang Kristen di kota Roma (1:7) Karena Jemaat
Roma memiliki 2 latar belakang golongan, maka Surat inipun terlihat:
 Kadang-kadang ditujukan khusus untuk orang Yahudi (4:1)
 Tapi kadang juga ditujukan untuk orang non-Yahudi (1:5, 11:13, 11:28-31)
Bentuk jemaatnya kelihatannya 5 jemaat rumah. Kelima-limanya dapat salam (16:5, 10, 11, 14,
15). Paulus tidak mengalamatkan kepada ―jemaat‖ di (bd: 1Kor 1:2; 2Kor 1:1; 1Tes 1:1),
tetapi: ―kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma‖ (1:7).

IV. TEMA UTAMA


Tema utama Surat Roma adalah tentang Keselamatan.

1. Keadilan dan kebenaran Allah


Sifat Allah yang suci dan adil menuntut manusia untuk dihukum sebagai upah kejatuhan
manusia ke dalam dosa. Manusia tidak mungkin terlepas dari hukuman kecuali Yesus
menggantikan kedudukan manusia. Hanya Yesus sajalah, manusia benar yang dapat
memenuhi tuntutan keadilan Allah itu (Rom 3:23-26).

2. Kebaikan dan kasih Allah


Puncak kebaikan dan kasih Allah adalah Kristus mati berkorban sekalipun kita masih
berdosa. Kebaikan Allah menolak kemungkinan bahwa Allah tidak adil (9:15) atau disalah
gunakan (Rom. 6:14).

3. Kedaulatan Allah
Kedaulatan Allah dalam menentukan umat pilihanNya (Rom. ps 8-10). Pernyataan Paulus
menimbulkan kesulitan, namun demikian hasilnya justru membawa kepujian kepada Tuhan
(11:33-36).

4. Hukum Allah
Hukum Allah tetap berlaku, sebagai cermin bagi dosa (Rom. ps. 7), namun hukum Taurat
tidak mungkin menyelamatkan, kecuali dijalankan secara sempurna. Yesuslah yang telah
memenuhi hukum Taurat.

V. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Polemik
Ditujukan secara khusus untuk jemaat Yahudi Kristen, sebagai sanggahan terhadap
kesalahan dalam doktrin keselamatan.

2. Tujuan Pendamaian
Masalah doktrinal itu akhirnya menjadi perselisihan antara jemaat Kristen Yahudi dan non-
Yahudi, karena jemaat non-Yahudi dipaksa untuk mengikuti tradisi Yahudi untuk menjadi
Kristen. Paulus dengan tegas memperingatkan bahaya yang mengancam kesatuan jemaat.

3. Penekanan Doktrin yang Benar


Surat Roma sangat sarat dengan doktrin, khususnya doktrin tentang keselamatan hanya
melalui iman, walaupun sebenarnya Paulus tidak seluruhnya mengkonsentrasikan pada
doktrin. Tapi karena kebutuhan jemaat Roma saat itu, maka Paulus merasa perlu
memberikan dasar bagi pemahaman yang benar.

4. Tujuan Urgensi
Mungkin masalah dalam Jemaat di Roma didapat dari laporan Akwila dan Priskila. Ketika
mendengar hal itu Paulus ingin pergi ke Roma, tapi kemungkinan itu kelihatannya tidak

34 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

mungkin (Rom. 15:23). Maka sebagai ganti kunjungannya ia menulis Surat Roma dan
dititipkan kepada Febe yang saat itu sedang dalam perjalanan ke Roma (Rom. 16:1,2).

VI. KARAKTERISTIK SURAT ROMA


1. Ini adalah surat Paulus yang paling sistimatis, karena berisi uraian teologia yang sangat
terperinci.
2. Surat ini menekankan pada doktrin Kristen, tentang: dosa, keselamatan, kasih karunia,
iman, pembenaran, penyucian, penebusan, kematian, kebangkitan.
3. Paulus menyampaikan kebenaran Allah sebagai inti penyataan Injil (1:16-17)
4. Banyak mengutip teks Perjanjian Lama.
5. Kepedulian yang dalam pada Israel.
6. Roma 8 adalah uraian yang paling luas dalam Alkitab mengenai peranan Roh Kudus dalam
kehidupan orang percaya.
7. Paulus menulis dengan gaya tanya jawab atau gaya diskusi (mis. 3:1, 4-6, 9, 31).

VII. LIMA UCAPAN BERKAT/PUJIAN


Di masing-masing ucapan berkat ini, Allah atau Kristus di mohon untuk melakukan sesuatu,
menyertai sidang pembaca, dan menganugerahkan kasih karunia kepada sidang pembaca.
 15:13 = Ucapan berkat yang pertama mengakhiri bagian di mana Paulus melukiskan
prilaku etis dari seorang Kristen dan perlunya orang Kristen hidup rukun dan penuh
pengertian satu sama lain.
 15:33 = Ucapan berkat kedua mengakhiri bagian di mana Paulus mengisahkan rencana
perjalanannya dan kepergiannya membawa sumbangan ke Yerusalem, dan permohonan
doanya bagi sumbangan ini dan rencana kepergiannya ke Roma.
 16:20 = ucapan berkat ketiga mengikuti sebuah peringatan kepada orang-orang yang
berprilaku dan ucapan mereka bertolak belakang dengan apa yang diajarkan.
 16:24 = bagian ini kurang dukungan dari naskah yang ada.
 16:25-27 = ucapan berkat yang paling menarik, karena ditemukan diberbagai tempat di
dalam naskah-naskah kuno.

VIII. CATATAN

1. Kesulitan Mengenai Surat Roma.


a. Gaya bahasa Paulus; Paulus memakai gaya bahasa yang saling berkait/berbalas-
balasan kadang ini disengaja supaya menimbulkan perlawanan yang jelas.
b. Karena permasalahan sunat dan pembenaran adalah tradisi orang Yahudi, sehingga
perlu informasi yang jelas kalau tidak kita kurang bisa memahami dengan jelas.

2. Masalah Roma Pasal 16.


Ada sebagian ahli yang menganggap psal 16 ini bukan bagian dari surat Roma, alasannya:
a. Paulus belum pernah ke Roma, bagaimana mungkin ia kenal dengan orang-orang yang
disebut dalam pasal 16.
b. Febe dan Gayus adalah anggota jemaat yang dalam Kisah Rasul disebut tinggal di
Korintus, sehingga orang menyimpulkan mungkin sebenarnya bagian itu adalah bagian
dari surat Paulus kepada jemaat Korintus. Menurut 1 Kor. 16:19, mereka masih di
Korintus waktu Paulus menulis surat itu, tidak cocok dengan Rom 16:5 --> terlalu
cepat.
c. Rom. 15:33 cocok dianggap sebagai penutup Surat Roma.
d. Ada juga pendapat lain, bahwa mungkin ini untuk jemaat Efesus (16:5,7), karena
Paulus punya banyak teman di Efesus yang akhirnya pulang ke Roma, juga gaya
bahasa Rom. 15:33 tidak pas.

35 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

IX. GARIS BESAR SURAT

A. DOKTRIN/AJARAN (1-11)

1. Dosa (1-3)
a. Orang Non-Yahudi berdosa (1)
b. Orang Baik dan Yahudi berdosa (2)
c. Semua orang berdosa (3)
2. Pembenaran (4-5)
a. Pembenaran dilukiskan (4)
b. Pembenaran diterapkan (5)
3. Pengudusan (6-8)
a. Prinsip Pengudusan (6)
b. Praktek Pengudusan (7)
c. Kuasa hidup kudus (8)
4. Kedaulatan Allah atas Israel (9-11)
a. Israel masa lalu (9)
b. Israel masa kini (10)
c. Israel masa depan (11)

B. AMALAN/PRAKTEK (12-16)

1. Saling melayani (12)


2. Taat pemerintah (13)
3. Jangan jadi batu sandungan (14)
4. Misi ke Spanyol (15)
5. Salam (16)

36 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

10
SURAT 1 KORINTUS
I. LATAR BELAKANG KOTA KORINTUS DAN JEMAAT KORINTUS

A. Kota Korintus
1. Kejayaan Kota Korintus secara Geografis
- Korintus adalah sebuah kota kuno di Yunani yang letaknya begitu strategis.
Korintus menjembatani Yunani Utara dengan Peloponesos dan Sparta. Di tambah
dengan perjalanan laut ke Timur dan Barat. Sehingga menempatkan Korintus
dalam tempat yang baik bagi perdagangan dan perhubungan. Ringkasnya:
Barat : Teluk Korintus-melekuk jauh ke daratan.
Timur : Teluk Saronic.
Utara : Yunani Utara.
Selatan : Peloponesos, Sparta, lih gambar.
- Oleh sebab itu Korintus merupakan kota pusat perdagangan dan perniagaan
terbesar di dunia kuno, dan sekilas tampak sebagai kota yang dibangun untuk
sebuah kejayaan.
- Semua lalu lintas dari Atena dan bagian selatan Yunani ke Sparta dan Peloponesos
jarus melewati Korintus, karena Korintus berada pada lajur kecil daratan sejauh 4
mil yang menghubungkan keduanya.
- Tidak hanya itu sebagian besar lalu lintas di Laut Tengah dari Timur ke Barat
memilih melewati Korintus.
2. Kejayaan Kota Korintus secara Politik
 Pada tahun 146 sM, bencana menimpa Korintus, di mana Lucius Mummius –
jendral Roma, merebut Korintus dan memporak-porandakannya sebagai puing-
puing.
 Namun 100 tahun kemudian (46 sM), Julius Caesar membangun kembali Korintus
dari puing2 yang berantakan dan Korintuspun menjadi koloni Roma.
 Korintus kembali menjadi kota penting pada tahun 27 sM, karena Agustus
menjadikan Korintus kediaman gubernur Romawi serta menjadi ibukota propinsi
Akhaya, yang meliputi seluruh Yunani, dan sebelah selalatan Makedonia. Posisi ini
memperkuat Korintus serta memperoleh kemakmuran kembali.
3. Kejayaan Kota Korintus secara Religius
 Di atas tanah genting terletak bukit Akropolis yang menjulang tinggi. Di atasnya
berdiri kuil besar Afrodite – sang dewi cinta.
 Di kuil ini depekerjakan seribu orang perempuan yang membaktikan diri mereka
sebagai pelacur.
 Di malam hari, mereka turn dari Akropolis dan minjajakan diri mereka di jalan2 di
Korintus.
 Dalam sebuah peribahasa Yunani ada ungkapan: ―Hampir tidak ada laki-laki yang
sanggup bertahan bila melakukan perjalanan ke Korintus.
 Oleh sebab itu banyak pedagang dan pelaut dari berbagai belahan bumi singgah di
Korintus, dengan berbagai macam perilaku yang buruk mereka bawa ke Kota
Korintus.
4. Kondisi Moral di Kota Korintus
 Korintus memiliki reputasi makmur di bidang perdagangan, namun tidak bagi
kehidupan moralitas. Sebab terkenal sebagai tempat bagi kehidupan yang jahat.
 Istilah ―korinthiazesthai‖ = Hidup seperti orang Korintus, artinya: hidup bermabuk-
mabukan dan penyelewengan susila yang tak terkendali.
 Di masa perwalian, menjadi orang Korintus berarti hidup sebagai orang kaya muda
yang semberono dan liar.
 Secara harafiah: Korintus sama artinya denga penyelewengan susila.
 ADA 2 AKAR KEJAHATAN KOTA KORINTUS YANG TELAH DIKENAL LUAS
DI DUNIA ORANG BERADAB:

37 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

 Pengaruh dari pelacuran bakti dari kuil Afrodite yang mempekerjakan


seribu orang perempuan sebagai pelacur yang turun ke jalan2 Korintus
pada malam-malam hari.
 Adanya aneka macam perilaku yang buruk yang dibawa oleh para
pedagang dan pelaut dari berbagai belahan bumi.
SEHINGGA: Korintus tidak hanya identik dengan lambang kemakmuran,
kemewahan, kemabukan, dan penyelewengan susila, melainkan juga kemerosotan
moral.

B. Jemaat di Korintus
1. Latar Belakang Jemaat
 Sejarah berdirnya jemaat Korintus dapat terlihat dengan jelas dalam Kisah Para
rasul 18. Sekitar tahun 50 M Paulus bergerak sendirian dari Makedonia melalui
Atena yg tidak menanggapinya ke Korintus yg lebih hidup. Paulus tinggal bersama
satu keluarga Yahudi – Akwila dan Priskila, yang barangkali telah menjadi Kristen
dan yang belum lama diusir dari Roma. Jadi jemaat pertama Korintus yg pertama
lahir di rumah tangga Akwila.
 Kemudian secara teratur pada hari Sabat Paulus berbicara dlm rumah ibadat
Yahudi (Sinagoge) dan berusaha meyakinkan para anggota masyarakat Yahudi
dan masyarakat non-Yahudi yang bersimpati terhadap keyakinan yahudi tentang
ke-Mesias-an Yesus. Kedatangan Silas dan Timotius dari Makedonia memperkuat
pemberitaan Paulus, namun akibatnya timbullah penentangan yang kuat dari
orang Yahudi, sehingga menimbulkan bahaya dan kesulitan bagi Paulus. Sejak
saat itu pelayanan Paulus di Korintus ditujukan kepada masyarakat non Yahudi.
Puncaknya Paulus harus berdiri di hadapan pengadilan wali negeri, tetapi Galio
memutuskan diluar hak hukumnya.
 Paulus berada di Korintus lebih lama dari biasanya, yaitu hingga 18 bulan/1 tahun
6 bulan (Kis. 18:11). Nampaknya jemaat Korintus agak besar (Kis. 18:8, 10) dan
bebas dari bahaya penghambatan. Jemaat itu beranggotakan beberapa orang
Yahudi. Tetapi ciri khasnya yang menonjol adalah: Non-Yahudi, Mantan
penyembah berhala, Bagian terbesar anggotanya berlatarbelakang jahat (1 Kor
6:9-11). Kecenderungan Yudais memang ada di jemaat (1Kor. 12:18) tetapi tidak
berpengaruh di Korintus.
 Secara sosial jemaat mencakup wawasan yang luas: Hubungan yg dimiliki oleh
Erastus bendahara negera yg kaya itu dengan Akwila. Garis pemisah antara si
kaya dan si miskin dapat ditarik melintasi persekutuan perjamuan (1 Kor. 11:21).
Sekalipun bagian terbesar bukan bangsawan atau berpendidikan tinggi (1:26),
namun ter-dapat lagak tuntutan sosial dan intelektual dalam jemaat:
- Mereka bergembira atas pidato yg muluk2 (1:20; 2:1)
- Membanding2kan guru mrk atas dasar yang palsu (3:4)
- Berlagak memiliki keunggulan yang memuaskan (4:10)
- Mengubah beberapa ajaran Paulus ‗yang lebih keras‘ supaya dapat diterima
oleh orang berpendidikan yang sezaman (15:12)

2. Kondisi Jemaat Korintus


Jemaat Korintus jatuh ke dalam berbagai masalah yang ditimbulkan oleh
pengaruh lingkungan kafir di sekitar mereka. Jemaat ini menghadapi perpecahan dan
perselisihan, percabulan, masalah perkawinan dan kesombongan rohani karena
membanggakan karunia2 rohani, dan pertanyaan masalah kebangkitan.
Latar belakang ini dapat dilacak dalam surat-surat Korintus. Banyak anggota
Jemaat menjadi orang-orang ekstrem yang tidak disiplin dan memerlukan penangan
keras. Inilah jemaat yang paling menyedihkan Paulus dlm hal moral, karena mereka
justru memberikan contoh buruk bagi para tetangga kafir mereka. Jadi, Paulus menulis
surat 1 Korintus membahasa perkara2 yang berupa persoalan-persoalan yang terjadi di
dalam gereja lokal.

38 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

C. Masalah dalam Jemaat Korintus


a. Ketika di Efesus, Paulus menerima kabar dari keluarga Kloe (1 Kor. 1:11) juga surat
surat yang dikirim oleh jemaat Korintus untuk menanyakan sejumlah masalah kepada
Paulus. Dari Kis. 18:8,10, kita ketahui bahwa Jemaat Korintus cukup besar jumlahnya,
kelihatannya tidak mengalami hambatan, bahkan menikmati hidup dengan aman (1
Kor. 4:9). Anggotanya ada beberapa orang Yahudi, tapi kelihatan sekali bahwa
mayoritas adalah orang non-Yahudi mereka. Latar belakang mereka adalah mantan
penyembah berhala dan jahat (1 Kor. 6:11) dan hal ini ternyata masih menghantui
kehidupan baru mereka (1 Kor. 6:15). Di lain pihak, pengaruh tradisi Yahudi tidaklah
terlalu kentara. Ada disebutkan sebagai "Injil Lain" (1 Kor. 12:18), tapi tujuan utama
adalah untuk menjelek-jelekkan watak Paulus dan tidak berdasarkan Taurat.
b. Banyak masalah lain yang timbul dalam kehidupan Jemaat Korintus sepeninggal
Paulus. Walaupun secara sosial Jemaat Korintus memiliki wawasan yang luas, tapi ada
garis pemisah yang jelas antar kaya dan miskin (1 Kor 11:21), kaum intelektual dan
bukan, mereka suka berkhotbah muluk-muluk (1 Kor. 1:20; 2:1), membanding-
bandingkan guru (1 Kor. 3:40) dan mengubah ajaran-ajaran Paulus (I Kor 15:12).
Orang Korintus juga mempunyai kecenderungan untuk ber-klik; mereka mengambil
nama-nama guru yang bermacam-macam (1 Kor. 1:12). Masalah-masalah yang
muncul ini diajukan perkaranya ke pengadilan sekular (1 Kor. 6:1,6), yang membuat
Paulus marah dan menyebut mereka sebagai "manusia duniawi" (1 Kor. 3:3).
c. Masalah tentang karunia-karunia. Jemaat Korintus disebut sebagai "tidak kekurangan
dalam karunia apapun" (1 Kor. 1:5). Dan khususnya dalam hal karunia berbahasa
lidah (1 Kor. 12;13:1,8; 14:2) banyak masalah timbul yang menyebabkan
pengelompok-ngelompokan, congkak, kepuasan diri, dan kekacauan. Termasuk juga
perempuan dan semuanya menjadi tidak terkendali sehingga pusat Injil menjadi
tergeser.

II. KEPENULISAN
1. Penulis
Bukti2 dari dalam dan dari luar surat ini dengan jelas menyatakan bahwa RASUL PAULUS
adalah penulisnya, sehingga tidak perlu memberikan perhatian terlalu besar untuk masalah
ini.
Bukti Internal:
 Seluruh argumentasi dalam surat ini menunjuk pada tulisan Paulus – diakui para
teolog
 Pasal 1:1 diawali dengan wibawa/otoritas rasuli atas diri Paulus sebagai penulis surat
ini – dari Paulus yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul kristus Yesus
 Pasal 16:19 – Salam dari Akwila dan Priskila, cocok dengan tempat Paulus tinggal
pada waktu menulis surat.
 Pasal 16:21 – Paulus mengaku menulis dgn tangannya sendiri.
 Gaya penulisan, perbendaharaan kata dan isi sesuai dengan apa yang diketahui
tentang Paulus dan Korintus.
Bukti Eksternal:
o Klemen dari Roma yg menulis sekitar tahun 95 M, menyebut bahwa surat ini ditulis
oleh: ―Paulus, sang rasul yang berbahagia.‖
o Ignatius dan Polikarpus memberikan banyak bukti tambahan dari luar ditulis oleh
Paulus.
JADI: Dari bukti Internal dan Eksternal surat ini asli ditulis oleh Paulus

2. Tahun Penulisan
Tanggal penulisan tidak dapat dipastikan. Tapi tampaknya kemungkinan surat ini ditulis
pada belakangan dari masa tinggal Paulus yang cukup lama di Efesus (bnd. Kis. 19:1—
20:1). Jika demikian, maka tanggal penulisan surat ini adalah sekitar tahun 55 Masehi.
Beberapa teolog mengajukan tanggal penulisan surat ini berdasarkan argumentasi mereka
masing2:
Harnack : tahun 53 M

39 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

J. A. T. Robinson : tahun 55 M
Ramsay : tahun 56 M
Donald Guthrie : tahun 57 M
Tapi sebagian besar teolog mengakui tahun penulisan sekitar 55 Masehi sebelum Hari
Raya Pentakosta. Tepatnya pada perjalanan P.I. III.

3. Tempat Penulisan
Secara umum diakui bahwa Paulus menulis surat ini dari Efesus (1 Kor. 16:8) sebelum Hari
Raya Pentakosta. Atau dalam Perjalanan Misi Paulus yang ketiga.

III. PENERIMA/PEMBACA SURAT


1 Kor. 1:2, disebutkan dengan jelas oleh penulisnya bahwa surat ini ditujukan kepada Gereja
Tuhan (Jemaat) di Korintus.

IV. TEMA UTAMA


Tema-tema yang telah diberikan terhadap surat 1 Korintus di antaranya adalah:
1. Masalah-masalah dalam Jemaat dan Pemecahannya.
2. Persoalan-persoalan di dalam Gereja Lokal.

Pembersihan Jemaat dari Konsep yang Salah tentang Pelayanan, Kesombongan Intelektual,
Kejahatan Masyarakat,dan Berbagai Kekacauan dalam Jemaat. Tema-tema tersebut dapat
dijabarkan lebih luas sebagai berikut:

1. Hikmat Allah
Latar belakang filsafat Yunani menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi orang Korintus
(1 Kor 1:19, 25). Oleh karena itu Paulus dengan tegas menasehatkan bahwa hikmat
manusia/duniawi adalah sia-sia, karena hanya akan menghasilkan kesombongan. Tapi
hikmat surga adalah menyelamatkan.

2. Penyembahan Berhala
Kepercayaan lama seseorang sebelum terima Kristus mempunyai pengaruh kuat,
khususnya karena sudah menjadi bagian dari budaya (punya arti sosial) mis, sinkritisme (1
Kor. 7:9-13; 8:10; 10:14-30,11; 12:14).

3. Karunia-karunia
Karunia-karunia diberikan untuk membantu umatnya melayani dengan lebih baik. Tetapi
orang-orang Korintus giat untuk mencari karunia-karunia dengan tujuan supaya mereka
lebih dihormanti dan disegani di gereja, khususnya karunia bahasa lidah.

4. Kasih
Kasih menjadi tolak ukur dalam semua tindakan manusia (karena bersifat kekal). Kasih ilahi
menjadi dasar dalam menyelesaikan perselisihan, mengukur kemurnian karunia dan
kesungguhan.

5. Jemaat Wanita
Kebiasaan yang tidak diterima dalam masyarakat yang murni berupa budaya, harus ditaati.
Wanita dalam jemaat Korintus dinilai terlalu bebas, banyak berbicara, membuat kericuhan
dalam bernubuat dan berdoa.

6. Perjamuan Kudus (1Kor. 11:17)


Paulus juga membahas tentang sakramen yang harus dipelihara, yaitu Baptisan (1 Kor 14)
----> tapi Paulus melarang baptisan orang mati (1 Kor. 15:29).

40 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

7. Kebangkitan
Kematian dan kebangkitan Kristen adalah inti dari berita Injil. 1 Kor. ps. 15 membahas
secara lengkap tentang kebangkitan, karena kebangkitan adalah harapan terbesar orang
Kristen saat itu.

V. ALASAN PENULISAN
Sebelum memberikan gagasan mengenai alasan penulisan surat ini, akan lebih baik untuk
memahami garis besar urutan kontak dan korespondensi Paulus dengan jemaat Korintus.
Memang nyaris semua butir dalam garis besar berikut masih dipersoalkan, namun untuk
memahami alasan penulisan surat ini tidak dapat terlepas dari kontak dan korespondensi
Paulus dengan jemaat Korintus.1
Alasan Penulisannya adalah sebagai berikut:
1. Karena Paulus telah menerima dan mendengar laporan dari orang-orang keluarga Kloë
mengenai adanya perselisihan yang menyebabkan perpecahan, serta masalah-masalah
yang terjadi dalam jemaat Korintus (1Kor. 1:11)
2. Utusan dari jemaat Korintus (bnd. 1 Kor. 16:17 -Stefanus, Fortunatus dan Akhaikus)
menyampaikan sepucuk surat kepada Paulus untuk memohon petunjuk sang rasul atas
beberapa pertanyaan tentang persoalan dalam jemaat itu. Pertanyaan2 itu dapat dilihat
pada frasa kunci yang diulang-ulang ―sekarang tentang‖ (7:1, 25; 8:1; 12:1; 16:1, 12).

VI. TUJUAN PENULISAN


Dari laporan keluarga Kloe dan surat-surat yang dikirim dari Jemaat Yahudi Korintus, didapat
gambaran bahwa Jemaat Korintus mengalami banyak masalah yang memecah belah jemaat.
Itu sebabnya Paulus merasa terdesak untuk menulis surat ini.

1. Menyelesaikan Masalah
Banyaknya dosa yang merajalela di kehidupan Jemaat Korintus perlu ditangani agar jemaat
tidak terpecah-pecah. Tapi dari surat 1 Korintus terlihat bahwa Paulus menulis lebih dalam
dari yang diharapkan.
Oleh sebab itu, Surat ini:
a. Sebagai jawaban Paulus untuk membetulkan masalah yang serius dalam jemaat
Korintus yang telah diberitahukan kepadanya oleh Keluarga Kloë (psl 1-6). Hal-
hal ini meliputi pelanggaran yang di anggap remeh oleh orang Korintus, tetapi
dianggap Paulus sebagai dosa serius.
b. Sebagai jawaban, bimbingan dan instruksi atas berbagai pertanyaan yang telah
ditulis di dalam surat mereka (psl. 7-16). Hal ini meliputi soal doktrin, prilaku dan
kemurnian sebagai perorangan dan sebagai jemaat.

2. Mengambil Bantuan (1Kor. 7:1)


Dorongan Paulus supaya mereka memberi bantuan dengan sukarela untuk jemaat
Yerusalem (1 Kor. 16:17).

3. Tindak Lanjut
Paulus sudah menulis surat terdahulu (1 Kor. 5:9), dan juga sempat singgah (1 Kor. 16:7),
tapi tidak memberikan hasil yang baik, justru menyusahkan. Surat 1 Korintus merupakan
harapan untuk ditanggapi, sebagai lanjutan tindakan terdahulu.

VII. SURVAI KITAB


Surat kiriman ini menangani macam persoalan yang dialami oleh gereja yang para
anggotanya tetap hidup ―duniawi‖ (3:1-3) dan tidak secara tegas memisahkan diri dari
masyarakat di sekelilingnya yang menyembah berhala (2Kor 6:17), masalah seperti sifat
memecah belah (1:10-13; 11:17-22), toleransi terhadap dosa seperti perzinahan (5:1-13),
kebejatan seksual pada umumnya (6:12-20), perkara hukum sekular antara orang Kristen (6:1-

1
Perhatikan Penjelasan tentang Korespondensi ini.

41 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

11), pikiran manusiawi tentang kebenaran rasuli (psl 15) dan perselisihan mengenai
―kemerdekaan Kristen‖ (psl 8-10).
Paulus juga menasihati orang Korintus tentang perkara yang berkaitan dengan hal
membujang dan perkawinan (psl 7), ibadah bersama, termasuk perjamuan kudus (psl 11-14),
dan pengumpulan uang bagi orang-orang kudus di Yerusalem (16:1-4).

VIII. CIRI-CIRI
1. Penekanannya pada kehidupan gereja lokal dan persoalan yang ada di dalamnya.
2. 1 Korintus merupakan tulisan yang bersifat praktis (bnd. Roma bersifat teologis)
3. Paulus lebih tampak sebagai gembala-pengajar yang berhadapan dgn masalah2
pemeliharaan jemaat (bnd. Paulus dlm surat Roma: mirip guru besar teologi Alkitabiah
modern.
4. Secara menyeluruh ditekankan kesatuan jemaat lokal sebagai tubuh Kristus. Suatu fokus
yang ada dalam pembahasan: perpecahan, perjamuan kudus dan karunia-karunia rohani.
5. Secara spesifik membahas tentang karunia-karunia rohani.
6. Surat ini terkenal dengan liriknya yang indah tentang kasih – Hymne Kasih (psl 13).

IX. PRINSIP-PRINSIP
1. Jemaat sebagai tubuh Kristus tidak boleh terpecah belah menjadi bagian-bagian yang
terpisah (1:10, 13)
2. Kamu yang telah dipersatukan dengan Tuhan, hendaknya berprilaku baik supaya membawa
hormat bagi Dia (6:17, 20)
3. Allah memberikan sebagian orang karunia menjadi seorang suami atau isteri; kepada orang
lainnya, Ia berikan karunia untuk tinggal membujang demi kepentingan kerajaan-Nya (7:7,
32)
4. Lakukanlah segala sesuatu untuk membawa kemuliaan kepada Allah: jangan melakukan
sesuatu pun yang bisa menyebabkan orang lain tersandung (10:31-32) atau mungkin
saudara didiskualifikasi dari pertandingan (9:24-27)
5. Segala sesuatu harus dilakukan secara sopan dan teratur (14:40)
6. Kebangkitan Kristus dari kematian menjamin kebangkitan mereka yang menjadi milik
Kristus ketika Ia datang kembali (15:22-23)

X. CATATAN
1. Kesedihan dan Kekecewaan Paulus
Dalam hal Surat 1 Korintus Paulus sebenarnya kecewa karena selama ini Paulus selalu
mengganggap jemaat Korintus adalah Jemaat yang dewasa (Paulus melayani mereka
hampir lebih dari 18 bulan). Tapi ternyata mereka masih anak-anak secara rohani, belum
bisa dianggap dewasa, terbukti dari masalah-masalah yang ada dalam Jemaat. Kedatangan
Paulus yang kedua untuk menyelesaikan masalah juga tidak menghasilkan hasil yang baik.
Itu sebabnya dikatakan oleh Paulus sebagai kunjungan yang menyedihkan.

2. Hubungan Surat 1 Korintus dan 2 Korintus


Surat I Korintus adalah peringatan keras dan juga ada nada kesedihan. Itu sebabnya
Paulus agak was-was sehingga ia mencari kabar tentang hal itu. Setelah akhirnya Titus
menyampaikan kabar gembira tentang jemaat di Korintus, Paulus menulis surat 2 Korintus
sebagai tanggapan akan surat 1 Korintus yang sudah diterima oleh mereka.

XI. GARIS BESAR SURAT

PENDAHULUAN (1:1-9)
I. Pembahasan masalah-masalah yang telah diberitahukan kepada Paulus (1:10—6:20).
A. Perpecahan dalam Jemaat (1:10—4:21)
1. Empat Golongan (1:10-17)
2. Penyebab perpecahan (1:18—4:5)
a. Suatu pandangan yang salah mengenai hikmat (1:18—3:4)
b. Suatu pandangan yang salah mengenai pelayanan Kristen (3:5—4:5)

42 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

3. Imbauan untuk berdamai (4:6-21)


B. Masalah-masalah moral dalam jemaat (5:1—6:20)
1. Masalah perzinahan dan disiplin gereja (5:1-13)
2. Masalah perkara-perkara hukum secular di antara orang Kristen (6:1-11)
3. Masalah kejahatan seksual (6:12-20)

II. Jawaban terhadap pertanyaan yang ditulis dalam surat dari jemaat Korintus (7:1—16:19).
A. Pertanyaan mengenai perkawinan (7:1-40)
1. Perkawinan dan hal hidup membujang (7:1-9)
2. Tanggung jawab Kristen dalam perkawinan (7:10-16)
3. Prinsip kepuasan hati (7:17-24)
4. Nasihat kepada orang-orang yang tidak menikah (7:25-38)
5. Pengarahan tentang nikah ulang (7:39-40)
B. Pertanyaan menganai penggunaan kemerdekaan Kristen (8:1—11:1)
1. Masalah makanan yang dipersembahkan kepada berhala (8:1-13)
2. Disiplim Paulus dalam menggunakan kemerdekaannya (9:1-27)
3. Peringatan terhadap percaya diri yang berlebih-lebihan (10:1-13)
4. Ketidaksesuaian pesta penyembahan berhala dengan Meja Tuhan (10:14-23)
5. Beberapa prinsip umum dan nasihat praktis (10:24—11:1)
C. Pertanyaan mengenai ibadah bersama (11:2—14:40)
1. Tudung kepala wanita dalam jemaat (11:2-16)
2. Sikap dalam mengikuti Perjamuan Tuhan (11:27-34)
3. Karunia-karunia rohani (12:1—14:40)
D. Pertanyaan mengenai kebangkitan (15:1-58)
1. P: Bagaimana mungkin ada orang yang mengatakan bahwa tidak ada
kebangkitan orang mati? (15:12)
J: Kepastian kebangkitan (15:1-34)
2. P: Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apakah mereka
akan datang kembali? (15:35)
J: Sifat tubuh kebangkitan (15:35-57)
3. Kesimpulan terhadap pertanyaan itu (15:58)
E. Pertanyaan mengenai pengumpulan uang bagi orang kudus (16:1-9)

PENGARAHAN-PENGARAHAN AKHIR (16:10-24)

43 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

11
SURAT 2 KORINTUS

I. PENTINGNYA BELAJAR 2 KORINTUS


Ada 3 pelajaran penting yang dapat diperoleh dalam belajar dan memahami surat 2 Korintus.
Ketiga hal penting tersebut adalah:
 Di dalam surat 2 Korintus Paulus lebih membuka hati dibandingkan dengan surat-suratnya
yang lain. Surat ini merupakan pencurahan isi hati, tertulis dengan ―tinta air mata‖ dan
―hati yang sangat cemas dan sesak‖ (2:14). Jadi, dengan mempelajari 2 Korintus kita bisa
mengerti banyak tentang perasaan, pikiran dan motivasi Rasul Paulus.
 Melalui surat 2 Korintus, kita akan lebih mengetahui pengalaman-pengalaman pelayanan
dan kehidupan Paulus.
Melalui surat 2 Korintus kita akan mengerti gaya kepemimpinan Paulus.

II. LATAR BELAKANG


 Sebagaimana telah dijelaskan dalam pendahuluan 1 korintus, setelah mendirikan jemaat
di Korintus selama perjalanan misinya yang kedua, Paulus dan jemaat itu sering
berhubungan karena masalah-masalah yang terjadi dalam jemaat (lih. Hubungan dan
Korespondensi). Permasalahan yang terjadi dalam jemaat itu, menyebabkan Paulus
menuliskan surat 1 Korintus sebagai jawaban dan penyelesaian masalah tersebut.
Ternyata surat sersebut tidak dapat menyelesaikan persoalan-persolan yang ada. Oleh
sebab itu Paulus mengunjungi mereka di dalam suatu kunjungan yang tidak enak dan
tergesa-gesa (2Kor. 2:1; 12:14; 13:1-2). Sesudah kunjungan yang tidak enak ini, Paulus
menulis surat yang keras sekali (2Kor. 2:4).
 Kekhawatiran sang rasul terhadap jemaat tersebut demikian besar sehingga dia tidak
sabar menunggu kedatangan Titus, pembawa surat yang keras tersebut. Walaupun Titus
menyampaikan bahwa keadaan jemaat korintus sudah membaik, namun Paulus masih
menerima laporan yang disampaikan kepadanya bahwa para penentang di Korintus itu
masih menyerang pribadinya dan wewenang rasulinya, dengan harapan agar mereka
dapat membujuk sebagian jemaat itu untuk menolak Paulus. Sebagai tanggapan
terhadap laporan ini, Paulus menulis surat 2 Korintus dari Makedonia. Segera setelah itu,
Paulus mengadakan perjalanan ke Korintus lagi (13:1) dan tinggal di situ selama lebih
kurang 3 bulan (Kis. 20:1-3a). Dari situ ia menulis kitab Roma.

III. KEPENULISAN
1. Penulis
Tidak diragukan lagi, bahwa yang menulis surat ini adalah Paulus sendiri, sebagaimana
namanya disebutkan dalam pendahuluan suratnya (1:1) dan dalam 10:1.

2. Tahun Penulisan
Nyaris tidak diragukan lagi bahwa surat ini ditulis pada saat perjalanan ketiga Paulus untuk
memberitakan Injil. Pada umumnya surat ini ditulis sekitar tahun 55 atau 56 M – beberapa
bulan atau mungkin setahun sesudah 1 Korintus ditulis.

3. Tempat Penulisan
Surat ini ditulis dari Makedonia, ―mungkin dari Filipi.‖ setelah ia menunggu Titus dan berita
tentang jemaat Korintus di Efesus dan di Troas (2 Kor. 2:12, 13).

IV. PENERIMA/PEMBACA SURAT


2 Kor. 1:1, jelas menunjuk Jemaat di Korintus sebagai penerima Surat.

44 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

V. TEMA UTAMA
1. Panggilan Pelayanan
2 Korintus adalah surat yang paling banyak memberitahukan tentang riwayat hidup Paulus
dan sangat pribadi dan sebagian besar berhubungan dengan pembelaan pelayanannya.
(ps. 1-7) dan khususnya atas jabatannya sebagai Rasul (ps. 10-13).
Ada banyak orang Yahudi dalam jemaat Korintus yang mengecam wewenang Rasul Paulus
(11:2/5), dengan alasan: karena mungkin ia tidak terhitung diantar ke-12 murid yang
dipanggil oleh Yesus. Tuduhan-tuduhan lain yang dilancarkan oleh orang-orang Yahudi
penentang Paulus:
a. Paulus tidak mempunyai surat kepujian (3:1; 2-3)
b. Paulus bersikap keras dan tegas kalau di surat, tapi tidak waktu bertemu (10:11)
c. Paulus memuji diri dan bermegah (10:12-13)
d. Paulus bertindak melewati batas tugasnya. (10:14-15)
e. Paulus kurang paham dalam berkata-kata (11:6)
f. Paulus mementingkan diri dan bermegah saja (11:10-14)
g. Paulus dan Titus mencari keuntungan Jasmaniah (12:17-19)

2. Penderitaan Seorang Utusan Allah/Kemuliaan melalui Penderitaan


Peristiwa-peristiwa yang dialami Paulus yang menyebabkan penderitaan:
a. Luput dari tangan orang Damsyik (1 Kor. 11:32-33).
b. Penglihatan yang Paulus pada waktu ia pingsan (2 Kor.12:1-4; Kis 14:19-20)
c. Paulus diberi duri dalam daging (2 Kor 12:7-9).
 (2 Kor. 12:7) duri diberikan supaya ia jangan meninggikan diri.
Duri = "Seorang utusan iblis untuk mengecoh aku".
 (2 Kor. 12:9) supaya kuasa Ilahi nyata.
Istilah "duri"diambil dari istilah yang dipakai pada masa bangsa Israel di
Kanaan "Bangsa-bangsa kafir yang tidak dihalau keluar akan menjadi" duri
yang menusuk lambung dan akan menyesakkan kamu...."
d. Penderitaan lain-lain (2 Kor. 11:22-29)
Paulus dan hampir/nyaris mati beberapa kali. Diantara pelyanan-pelayanan Tuhan yang
lain, penderitaan Paulus tercatat yang paling banyak dalam Alkitab.

3. Allah Tritunggal
Bagian terakhir dari surat 2 Korintus, dikenal sebagai doa berkat yang dipakai sampai
sekarang di gereja-gereja (2 Kor. 13:13).

VI. ALASAN PENULISAN


Setelah kepulangan Titus, keadaan jemaat Korintus masih belum sebagaimana seharusnya.
Semua berita yang menggembirakan sirna akibat kenyataan bahwa di sepanjang cakrawala
kehidupan jemaat Korintus ada tanda-tanda peringatan yang tidak menyenangkan. Karena itu
Paulus harus mengambil tindakan dengan cepat dan tegas. Dia harus melakukan tiga hal, yaitu:
Menyajikan Injil secara lebih jelas kepada jemaat di sana, Menekan mereka untuk
menyelesaikan sumbangan yang mereka janjikan. Melumpuhkan semua perlawanan dengan
suatu pembelaan yang tanpa tandingan terhadap pelayanan dan wewenangnya sebagai rasul.
Di sekitar pokok-pokok inilah seluruh pemikiran di dalam surat kedua ini berkisar.

VII. TUJUAN PENULISAN


Surat 2 Korintus ini mempunyai sifat yang agak pribadi, karena berisi pujian Paulus terhadap
jemaat di Korintus. Tetapi ada sebagian orang yang memberikan tuduhan yang menyakitkan
hati Paulus sehingga terpaksa ia harus memberikan pembelaannya.
1. Ucapan Syukur
Setelah was-was yang cukup lama, akhirnya Paulus mendengar kabar dari Titus bahwa
Jemaat Korintus bisa menerima teguran Paulus yang agak keras itu. Hal ini membuat hati
Paulus lega. Itu sebabnya dalam Surat 2 Korintus Paulus memberikan pujiannya dan
ucapan syukurnya (2 Kor. 2:3; 7:5).

45 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

2. Pembelaan akan Pelayanan dan Kerasulan Paulus


 Paulus menulis untuk mendorong mayoritas dalam jemaat di Korintus yang tetap
setia kepadanya sebagai bapa rohani mereka.
 Paulus menulis untuk menantang dan menyingkapkan rasul-rasul Palsu yang terus
menerus berbicara menentang dia secara pribadi dengan harapan dapat
meruntuhkan wibawa dan kerasulannya dan untuk memutarbalikkan beritanya.
 Paulus menulis untuk menegur minoritas dalam jemaat yang sedang dipengaruhi oleh
para lawan Paulus dan yang terus menerus menolak wewenang dan tegurannya.
Paulus meneguhkan kembali integritas dan wewenang rasulinya, menjelaskan
motivasinya dan memperingatkan mereka terhadap pemberontakan yang lebih lanjut.
 Dalam ps. 1-7 berisi pembelaan Paulus akan pelayanannya. Sedangkan ps. 10-13
adalah pembelaan Paulus akan kerasulannya.
3. Mengumpulkan Bantuan “Pelayanan Kasih”
Setelah ditegur, akhirnya Paulus menerima uang bantuan (pelayanan kasih) yang sudah
dijanjikan 1 tahun yang lalu (2 Kor. 8:9). Kitab 2 Korintus berfungsi untuk mempersiapkan
jemaat secara keseluruhan untuk kunjunganya yang akan datang.

VIII. SURVAI KITAB


Kitab 2 Korintus mempunyai tiga bagian utama, yaitu:
a. Bagian pertama (psl. 1—7), Paulus memulai dengan mengucap syukur kepada Allah atas
penghiburan yang dikaruniakan-Nya di tengah-tengah penderitaan untuk Injil, memuji
jemaat Korintus karena mendisiplinkan orang yang berbuat dosa serius sambil
mempertahankan integritas Paulus dalam kaitan dengan perubahan rencana
perjalanannya.
b. Bagian kedua (psl. 8—9), Paulus menasihati jemaat Korintus untuk menandingi
kemurahan hati orang Makedonia yang dengan sepenuh hati telah menyumbangkan
persembahan yang telah dikumpulkannya untuk orang Kristen yang menderita di
Yerusalem.
c. Bagian ketiga (psl. 10—13), nada surat berubah. Di sini Paulus mempertahankan
kerasulannya dengan menguraikan panggilannya, kualifikasi, dan penderitaannya sebagai
seorang rasul yang benar. Dengan ini Paulus mengharapkan jemaat Korintus akan
mengenal rasul-rasul palsu di antara mereka dan dengan demikian mereka dapat luput
dari disiplin yang lebih lanjut ketika ia sendiri datang lagi. Paulus mengakhiri surat 2
Korintus dengan satu-satunya ucapan berkat yang menyinggung Trinitas dalam PB
(13:14).

IX. CIRI-CIRI
1. Kitab ini merupakan surat yang paling banyak memberitahukan riwayat hidup Paulus.
Beberapa petunjuk yang dibuatnya tentang dirinya sendiri dengan: rendah hati, minta maaf
dan bahkan dengan malu, tetapi karena terpaksa mengingat situasi yang ada di Korintus.
2. Kitab ini melampaui semua surat kiriman lain dari Paulus dalam hal menyatakan kuatnya
dan dalamnya kasih serta keprihatinan bagi anak rohaninya.
3. Kitab ini berisi teologi yang paling lengkap dalam PB mengenai penderitaan Kristen (1:3-11;
4:7-18; 6:3-10; 11:23-30; 12:1-10) dan mengenai hal memberi secara kristiani (psl. 8-9).
4. Istilah-istilah kunci, seperti: kelemahan, dukacita, air mata, bahaya, kesukaran,
penderitaan, penghiburan, kemegahan, kebenaran, pelayanan, dan kemuliaan
menggarisbawahi sifat unik dari surat ini.

X. ASAL DAN SIFAT PENGACAU DI KORINTUS


1. Mereka orang-orang dari luar dan bukan anggota jemaat Korintus (10:13-15; 11:4; 12:11)
2. Mereka orang-orang Yahudi (11:12), yang mau memaksa orang bukan Yahudi yang sudah
percaya kepada Tuhan Yesus Kristus untuk mengikuti kebiasaan orang Yahudi dan untuk
melakukan hukum Taurat. Ajaran ini disebut Paulus sebagai ―injil‖ yang lain dari pada yang
telah mereka terima (11:4).
3. Mereka dipengaruhi oleh Hellenisme dan mengambil sikap serta pola pemikiran dari
masyarakat tersebut.

46 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

a. Hellenisme (Helan/Helas: wilayah Yunani) – Paham kebudayaan yang


mencampuraduk-kan kebudayaan Yunani dengan kebudayaan bangsa di negara-
negara Asia, Eropa, Afrika, yang telah ditaklukkan oleh Iskandar Agung pada tahun
325 sM.
b. Ciri-ciri orang yang dipengaruhi oleh paham Hellenisme adalah:
i. Mereka disenangi oleh orang-orang yang pandai berbicara (10:10)
ii. Mereka suka bermegah mengenai kerohanian dan wewenang mereka (psl. 10-11)
4. Mereka menjelek-jelekkan kerasulan dan pelayanan Paulus dengan tujuan menjatuhkan-
nya dengan tujuan menjatuhkannya dan merusakkan hubungan antara dia dan jemaat
Korintus.
a. Menurut mereka, Rasul Paulus kurang pandai berbicara (10:10; 11:6), ―surat-suratnya
memang tegas dank eras, tetapi bila berhadapan muka sikapnya lemah dan
perkataan-nya tidak berarti‖ (10:10).
b. Karena Paulus tidak meminta atau menerima uang dari jemaat di Korintus untuk
pelayanannya, hal itu berarti dia tidak sungguh-sungguh berwewenang (11:7-12).
5. Menurut mereka rencana Paulus tidak tetap, sering berubah-ubah (1:12—2:4).

XI. CATATAN
Setelah kunjungan Paulus yang ke 3 di Korintus, dan menulis 2 Korintus, Paulus lega bahwa
akhirnya semua persoalan perselisihan selesai. Pada saat itulah Paulus menulis Surat Roma,
lalu menyebarkan Injil ke beberapa tempat lain.

XII. GARIS BESAR SURAT


Salam dan Ucapan Syukur (1:1-11)
I. Penjelasan tentang Pelayanan Paulus (1:12—7:16)
A. Penyangkalan atas tuduhan bahwa ia berpendirian tidak tetap (1:12-22)
B. Penjelasan mengenai perubahan rencana perjalanannya (1:23—2:17)
C. Penjelasan mengenai sifat pelayanannya (3:1—6:10)
1. Pelayanan terhadap suatu perjanjian baru (3:1-18)
2. Pelayanan yang terbuka dan dalam kebenaran (4:1-16)
3. Pelayanan dalam penderitaan pribadi (4:7—5:10)
4. Pelayanan dalam penyerahan yang penuh belas kasihan (5:11—6:10)
D. Permintaan pribadi dan rasa hormat yang penuh kasih sayang bagi orang Korintus
(6:11—7:16)

II. Rencana Pengumpulan Bantuan (8:1—9:15)


A. Sifat kemurahan hati Kristen (8:1-15)
B. Titus mengepalai urusan pengumpulan uang itu (8:16-24)
C. Imbauan untuk tanggapan yang segera (9:1-5)
D. Imbauan untuk tanggapan yang berkemurahan hati (9:6-15)

III. Paulus Membela Kerasulannya (10:1—13:10)


A. Jawaban terhadap tuntutan sifat pengecut dan kelemahan (10:1-18)
B. Keengganan Paulus untuk membela kerasulannya (11:1—12:18)
1. Minta maaf terhadap nada menyombongkan diri (11:1-15)
2. Menegaskan bahwa ia tidak lebih rendah daripada para penganut Yudaisme (11:16—
12:10)
3. Menuntut pengakuan yang sah atas kerasulannya (12:11-18)
C. Kunjungan ketiga yang mendatang disebut sebagai suatu peringatan (12:19—13:10)
1. Kekuatiran terhadap jemaat Korintus (12:19-21)
2. Ketetapan hati untuk bersikap teguh (13:1-10)

Kesimpulan (13:11-14)

47 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

12
SURAT GALATIA

I. LATAR BELAKANG

A. Kota Galatia
Nama "Galatia" dalam Alkitab memang menunjuk dua pengertian:
a. Kerajaan purba bangsa Galatia di pedalaman utara, dataran tinggi di Asia Kecil.
Lonjakan penduduk terjadi pada abad 3 M di Eropa tengah sehingga memaksa orang
Gaul untuk pergi ke daerah Asia kecil ini dan memegang pemerintahan di sana. Secara
geografis daerah utara memang dianggap biadab dan kasar. Disebut sebagai "Teori
Galatia Utara".
b. Galatia juga nama satu dari propinsi Romawi pada thn. 64 SM. Galatia adalah daerah
protektorat Romawi. Lalu menjadi propinsi penuh thn. 25 SM. Daerah ini cukup luas
dan memiliki kota-kota seperti Antiokia, Ikonium, Listra dan Derbe (kota-kota yang
disebut dalam pelayanan Paulus di Kis. 13:14. Disebut sebagai "Teori Galatia
Selatan.")
Setelah bangsa Romawi akhirnya menguasai kedua daerah tsb. maka untuk memperluas
wilayah Galatia, digabungkanlah bagian Utara dan Selatan, dan seluruh wilayah itu disebut
Galatia. Itu sebabnya timbul masalah ketika Paulus menulis suratnya kepada jemaat di
Galatia, dipertanyakan galatia Utara atau Selatan?
Ada kecenderungan orang menerima pendapat bahwa "Galatia" yang dimaksud Paulus
adalah no. b, dengan alasan:
 Bagian-bagian Frigia yang disatukan ke dalam propinsi Romawi, termasuk Galatia.
 Pernyataan dalam Kisah Rasul bahwa Paulus dilarang oleh Roh Kudus untuk
memberitakan Injil ke Asia (Kis. 16:6).
Sangat diragukan bahwa Paulus pernah mengunjungi kerajaan kuno dibagian utara.

B. Jemaat Galatia
1. Sejarah Berdirinya Jemaat Galatia
Jemaat Galatia kemungkinan besar adalah hasil pelayanan Paulus dan Barnabas pada
perjalanan Misi Pertama. Jemaat sebagian besar adalah orang-orang bukan Yahudi.
Tapi setelah Jemaat ini berkembang, kepemimpinan diberikan kepada orang Yahudi
yang ternyata memberi penekanan pada pengajaran hukum Taurat. Mereka juga
menentang Rasul Paulus, dan menuduh Paulus sebagai orang yang merombak dan
membatalkan Hukum Allah (Firman). Kekacauan Jemaat terjadi karena jemaat yang
non-Yahudi menjadi tertekan karena harus menjalankan tradisi Yahudi untuk tetap
menjadi Kristen.

2. Keadaan Jemaat pada Waktu Paulus Menulis Surat Galatia


Paulus sangat sedih ketika mendengar bahwa dalam Jemaat Galatia timbul pengajaran
"bahwa keselamatan juga harus melaksanakan Hukum Taurat." (Gal 1:6). Hal ini
sangat membuat Paulus kecewa, "betapa cepatnya kamu berbalik dari Dia (Yesus)".
Jelas persoalan berkisar pada pertanyaan-pertanyaan:
a. Apakah iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juru selamat itu satu-
satunya syarat untuk selamat?
b. Apakah ketaatan pada upacara dan peraturan PL diperlukan untuk memperoleh
keselamatan dalam Kristus.
Hal tersebutlah yang menjadi persoalan utama dalam penulisan surat ini, yakni
persoalan yang sama yang dibahas dan dipecahkan dalam sidang di Yerusalem (sekitar
49 M; bd. Kis 15:1-41). Ini berarti bahwa kitab Galatia merupakan surat pertama yang
ditulis oleh rasul Paulus.

48 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

Selain itu beberapa orang yang tidak menyukai Paulus dan mereka memberikan
tuduhan yang sangat menekan Paulus:
Pertama, tentang penunjukan Paulus yang tidak sah, dijawab Paulus di Gal.
1:11-2:10.
Kedua, Paulus dituduh selalu berselisih dengan Petrus tentang keselamatan
orang non-Yahudi, dijawab Paulus dengan Gal. 2:11-14.
Ketiga, tuduhan bahwa dulu Paulus mengajarkan keselamatan melalui sunat
(Gal. 5:11), tapi karena ingin memberi kelonggaran untuk yang non-Yahudi
maka Paulus mengubah pendapatnya semula (Gal. 1:10).
Sebagai pendiri yang melahirkan jemaat Galatia, tuduhan-tuduhan ini sangat membuat
Paulus kecewa. itu sebabnya Paulus terdorong untuk menulis Surat Galatia.

II. KEPENULISAN

1. Penulis
Paulus adalah penulis Surat Galatia, sesuai dengan Gal. 1:1. Tapi ada juga yang menyebut
bahwa Surat Galatia adalah Surat pseudonim (artinya nama "Paulus" hanya dipinjam oleh
penulis lain yang tidak dikenal). Pendapat ini sama sekali tidak memiliki dasar oleh karena
itu tidak ada pendukung. Sebaliknya, justru disetujui bahwa tangan Paulus sendirilah yang
menulis (tidak melalui sekretaris), mungkin karena melihat pentingnya isi surat ini.

2. Tahun Penulisan
Tentang tahun penulisan para ahli yang mengikuti "teori Galatia Selatan" berpendapat
tahun yang awal, yaitu sekitar tahun 48-49M, yaitu pada perjalanan misi Paulus yang
pertama setelah ia kembali ke Antiokia di Siria. Hal ini tergantung dari penafsiran
kunjungan ke Yerusalem, apakah sesudah atau sebelum Sidang Yerusalem. Kalau
sebelumnya maka tahun 48-49M lebih memungkinkan.

Tapi menurut teori Galatia Utara, tahun penulisan adalah 54-55M. Hal ini mungkin sesuai
dengan Gal. 4:13 dikatakan tentang kunjungan "pertama kali", maka mungkin Paulus
menulis Surat Galatia sesudah dari Galatia dan Frigia yang kedua kalinya (Kis. 18:23) yaitu
pada perjalanan misi Paulus yang ketiga. Kalau perhitungan ini benar maka Surat Galatia
ditulis sekitar tahun 54-55M.

3. Tempat Penulisan
Jika mengikuti "teori Galatia Selatan", maka Paulus menulis sesudah kembali ke gereja
Antiokia Siria sebelum sidang Yerusalem. Tapi jika yang dimaksud "Galatia" itu adalah salah
satu kelompok bangsa Galatia yang tinggal di Utara maka mungkin Paulus menulisnya
ketika ia tinggal di Efesus, atau pada perjalanan melalui Makedonia.

III. PENERIMA/PEMBACA SURAT


Dituliskan dengan jelas untuk Jemaat-jemaat/Gereja di Galatia (1:2)2. Dan seperti
diketahui jemaat Galatia ini terdiri dari 2 golongan, yaitu orang Kristen Yahudi dan non-Yahudi.

2
Catatan Tentang Kepenulisan: Paulus menulis surat kiriman ini kepada: jemaat-jemaat di Galatia (1:2). Secara
umum dapat dikatakan bahwa:
 Galatia merupakan propinsi kerajaan Romawi yang terletak di bagian timur dari negara Turki
sekarang (Asia Kecil). Di situ terdapat kota-kota Ikonium, Listra, Derbe dan Antiokhi di
Pisidia. Paulus membawa Injil ke sana (Kis. 13-14).
 Orang Galatia: suku bangsa kalt dari Asia kecil. Sekitar tahun 530 sM, mereka menguasai
Eropa Tengah. Setelah Iskandar Agung wafat (323 sM), lambat laun mereka menyusup ke
Asia Kecil.
- Berkaitan dengan alamat surat Galatia, Paulus hanya menuliskan kepada “jemaat-jemaat
di Galatia.” Berdasarkan hal ini ada dua teori mengenai para penerima surat Galatia,
kedua teori tersebut adalah: “Teori Galatia Utara (Daerah Galatia) dan Teori Galatia
Selatan (Propinsi Galatia).

49 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

IV. TEMA UTAMA


Berdasarkan keseluruhan isi surat ini, ada beberapa tema yang telah diajukan untuk surat ini,
di antaranya adalah: ―Pembenaran karena Iman, Kemerdekaan oleh Injil, Keselamatan dan
Kasih Karunia oleh Iman.‖ Kata ―merdeka atau bebas‖ terdapat sekitar 10 kali dalam surat ini.

1. Hukum Taurat
Ajaran legalistis orang Yahudi dibawa meskipun mereka sudah menjadi Kristen. Memang
sudah sejak kecil diajarkan Hukum Taurat, sehingga mereka menganggap bahwa itu dari
Allah yang harus dipercaya. Haruskah Taurat itu dipertahankan? Paulus berkata: Tidak,
karena kalau dipertahankan, maka sia-sialah anugerah dalam Yesus Kristus. keselamatan
dalam Yesus Kristus sudah sempurna.

2. Injil yang Menyelamatkan


Paulus mementingkan Injil yang diberitakannya, karena itu berasal dari Allah langsung dan
bukan dari manusia. Inti Injil adalah kuasa Salib yaitu kuasa yang
 melepaskan kita dari dosa (Gal 2:21; 3:21-22)
 melepaskan diri dari kutuk Taurat (3:13) 2:21
 melepaskan diri dari kuasa daging dan hawa nafsu (2:20; 5:31)
 melepaskan kita dari kuasa duniawi (6:14)
 melepaskan kita dari perbudakan Hukum Taurat (4:4-7)
 membuka pintu untuk menjadi anak-anak perjanjian/ahli waris
 membuka pintu kepada langkah-langkah kemenangan melalui Roh Kristusn melalui
buah Raoh (5:22-25)

3. Keselamatan hanya karena Anugerah


Paulus dengan tegas berkata bahwa manusia berdosa diselamatkan bukan karena
perbuatannya tapi semata-mata karena kasih karunia Allah.

V. ALASAN PENULISAN
Alasan Paulus menulis surat Galatia adalah:
 Karena pada saat itu Paulus kecewa terhadap sikap orang Galatia yang cepat berpaling
dari kebenaran/Injil kepada ―injil yang lain‖ yang bukan Injil sebenarnya. Dalam hal ini
menunjuk kepada Hukum Taurat.
 Firman Tuhan diputarbalikkan oleh orang Yahudi yang menamakan diri ―golongan orang
bersunat dan golongan Yakobus. Ciri-cirinya adalah:

- Dari permulaan istilah “orang Galatia” dipakai tentang pendatang-pendatang dari utara.
Sekitar tahun 200 sM, mereka mendiami pedalaman Asia Kecil. Sejak masa itu daerah di
mana mereka tinggal, disebut Galatia.
- Persoalannya timbul karena pada tahun 25 sM ada daerah lain di Asia Kecil bagian
selatan yang menjadi propinsi Romawi. Propinsi itu juga disebut Galatia. Propinsi
Galatia itu termasuk daerah Frigia Timur, Likaonia, Pisidia dan Isauria di samping
daerah Galatia.
- Apakah daerah Galatia ataukah propinsi Galatia yang dimaksudkan dengan “jemaat-
jemaat di Galatia” dalam surat ini?
- Kalau yang dimaksud adalah propinsi Galatia, maka jemaat-jemaat di sana didirikan
pada perjalanan misi yang pertama. Kalau yang dimaksud adalah daerah Galatia, maka
jemaat-jemaat di sana didirikan pada perjalanan misi yang kedua, sebelum Paulus
menyeberang ke Makedonia (16:6). Melalui berbagai argumentasi-argumentasi yang
dijelaskan, banyak para teolog menganggap surat Galatia ditulis kepada jemaat-jemaat
yang didirikan pada perjalanan misi yang kedua (Kis. 16:4-8). Itu berarti bahwa surat
Galatia ditulis sekitar tahun 55-56. Namun hal kurang dapat dipertahankan.
Kesimpulan: surat ini ditujukan kepada jemaat-jemaat di bagian selatan Galatia dari propinsi Galatia.
Jemaat-jemaat itu dibangun pada perjalanan misi yang pertama. Pada umumnya tahun penulisan
dianggap 49 M. Walaupun ada yang menganggap antara 49-52 M. Dengan demikian surat ini ditulis
sesudah sidang di Yerusalem atau sebelum Paulus memulai perjalanan misi kedua, yaitu sekitar tahun
49 M waktu dia masih di Antiokhia (Kis. 15:35).

50 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

 Mereka berasal dari orang-orang Farisi (Kis. 15:5)


 Mereka berpegang kuat dengan hukum adat istiadat Yahudi
 Konsep keselamatan menurut mereka harus ditambah dengan sunat (5:2-3;
6:12).

VI. TUJUAN PENULISAN


Paulus sungguh merasa penting untuk menuliskan surat ini dengan hati-hati, khususnya
tentang Injil yang benar karena ada pengajaran salah yang mulai menyelusup di antara
Jemaat, dan sebagai akibatnya orang-orang yang bertobat di Galatia ada dalam bahaya besar.
a) Meluruskan kembali pengajaran tentang keselamatan dalam Yesus Kristus karena iman,
bukan karena melaksanakan Hukum Taurat (tradisi Yahudi).
b) Memberi peringatan untuk Jemaat Galatia terhadap kedatangan orang-orang yang
membawa Injil lain yang sebenarnya bukan Injil, karena telah memutar balikkan
kebenaran Injil.
c) Meminta jemaat Galatia untuk berdiri di atas kemerdekaan yang sudah diberikan
Kristus dan hidup sebagai orang yang tidak lagi di bawah perhambaan hukum. Tapi
sekaligus memperingatkan agar tidak menggunakan kemerdekaan mereka untuk
berkubang dalam dosa (5:13-15).
d) Meneguhkan kembali panggilannya sebagai Rasul, bukan karena penunjukkan manusia
tapi Tuhan Yesus sendiri, maka dengan demikian Surat Paulus juga memberikan
otoritas penuh sebagai dari Allah.

VII. CATATAN
Kemiripan dengan Surat Roma:
Memang Surat Roma dan Galatia mempunyai kemiripan, khususnya dalam tema utamanya,
yaitu tentang "keselamatan" dan tradisi Yahudi. Ada kemungkinan besar bahwa pengajaran
yang tidak Alkitabiah itu juga menyusup ke dalam jemaat Roma. Namun demikian, jelas terlihat
bahwa dalam Surat Roma Paulus membahas masalah ini dengan jauh lebih matang dan
sistematis.

VIII. SURVEI
 Dari isi surat ini, tampaknya para pemimpin Yahudi yang melawan Paulus di Galatia
menyerangnya secara pribadi supaya melemahkan pengaruhnya dalam gereja-gereja.
Mereka menuduh bahwa:
1. Paulus tidak termasuk kelompok rasul-rasul yang asli, dan karena itu tidak memiliki
wibawa rasuli (bd. Gal 1:1,7,12; Gal 2:8-9);
2. Berita yang disampaikannya menyimpang dari Injil yang diberitakan di Yerusalem
(bd. Gal 1:9; Gal 2:2-10).
3. Beritanya mengenai kasih karunia akan mengakibatkan ketidakpatuhan kepada
hukum (bd. Gal 5:1,13,16,19-21).
 Paulus langsung menanggapi ketiga tuduhan itu:
1. Dengan penuh semangat ia membela kekuasaannya sebagai rasul Yesus Kristus,
wibawa yang diterimanya langsung dari Allah dan disahkan oleh Yakobus, Petrus,
dan Yohanes (pasal 1-2; Gal 1:1—2:21).
2. Dia dengan penuh gairah mempertahankan Injil keselamatan yang terjadi karena
kasih karunia oleh iman kepada Kristus (pasal 3-4; Gal 3:1—4:31).
3. Akhirnya, Paulus dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa Injil Yesus Kristus
yang sejati meliputi kebebasan dari perhambaan legalisme Yahudi pada satu sisi
dan kebebasan dari dosa dan tindakan tabiat berdosa pada sisi yang lain.
Kebebasan Kristen yang sejati meliputi hidup oleh Roh dan menggenapi hukum
Kristus (pasal 5-6; Gal 5:1—6:18).
 Surat ini berisi suatu sketsa watak orang-orang percaya Yahudi yang menentang Paulus
di Galatia, Antiokhia, dan Yerusalem (Kis 15:1-2,5), dan di semua wilayah yang
dilayaninya. Paulus melukiskan mereka sebagai pengacau dan pemutar balik (Gal 1:7),
penghalang (Gal 5:7), dan orang yang suka menonjolkan diri secara lahiriah dan
berusaha untuk mengelak penganiayaan karena penghinaan salib Kristus (Gal 6:12).

51 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

Secara tidak langsung Paulus menggambarkan mereka sebagai orang yang ingin
menyenangkan manusia (Gal 1:10), saudara-saudara palsu (Gal 2:4), saudara-saudara
yang bersunat (Gal 2:12), dan manipulator (Gal 3:1).

IX. CIRI-CIRI KHAS


1. Surat ini merupakan pembelaan yang paling bersemangat dalam PB tentang sifat hakiki
Injil. Nadanya tajam, berapi-api dan mendesak ketika Paulus menghadapi pelawan-
pelawan yang salah (mis. Gal 1:8-9; Gal 5:12) dan menegur anggota jemaat Galatia
karena mudahnya mereka tertipu (Gal 1:6; Gal 3:1; Gal 4:19-20).
2. Surat ini hanya diungguli oleh surat 2 Korintus dalam jumlah petunjuk mengenai
kehidupan Paulus.
3. Surat ini adalah satu-satunya surat yang dialamatkan secara tegas kepada beberapa
jemaat.
4. Surat ini berisi daftar buah Roh (Gal 5:22-23) dan daftar yang paling lengkap mengenai
perbuatan-perbuatan tabiat berdosa (Gal 5:19-21).

GARIS BESAR SURAT

Pendahuluan (1:1-9)

I. Paulus membela diri sebagai rasul (1:10—2:21)


A. Kerasulan Paulus (1:10-17)
B. Hubungan dengan rasul-rasul di Yerusalem (1:18-24)
C. Kerasulan Paulus ditegaskan (2:1-10)
D. Hubungan dengan Petrus (2:11-21)

II. Paulus menjelaskan berita Injilnya (3:1—4:31)


A. Dijelaskan dari pengalaman orang Galatia (3:1-5)
B. Dijelaskan dengan contoh Abraham (3:6-9)
C. Dijelaskan atas dasar Hukum Taurat (3:10—4:11)
D. Dijelaskan dengan hubungan antara Paulus dan para jemaat di Galatia pada waktu dia
melayani mereka (4:12-20)
E. Dijelaskan atas dasar janji Allah (4:21-31)

III. Berita Injil diterapkan secara praktis (5:1—6:15)


A. Injil membawa kemerdekaan (5:1-12)
B. Kemerdekaan Kristen harus dipraktekkan dengan kasih (5:13-15)
C. Kemerdekaan Kristen adalah kemerdekaan Roh (5:16-26)
D. Kemerdekaan Kristen adalah untuk melayani (6:1-10)
E. Kemerdekaan kristen memisahkan kita dari hal-hal duniawi (6:11-15)

Kata Penutup (6:16-18)

52 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

13
SURAT EFESUS

I. LATAR BELAKANG KOTA DAN JEMAAT EFESUS

A. Kota Efesus
Istilah Efesus berarti ―dirindui‖. Efesus adalah salah satu kota terkemuka di kawasan Asia
Kecil, kota yang maju dan menjadi pusat perdagangan dan kebudayaan di Propinsi itu.
Letaknya juga sangat strategis, menjadi pertemuan Barat dan Timur. Kota Efesus dikelilingi
oleh kota-kota penting pada jaman itu. Pendirian jemaat ini juga merupakan langkah
strategis penginjilan Paulus untuk memenangkan kota penting di Asia.
Sebutan-sebutan yang digunakan untuk kota Efesus:
1. Kota Terang dari Asia
2. Kota Utama dari Asia. Karena merupakan kota penting secara politik.
3. Kota Dagang yang Utama. Kota ini terletak pada muara sungai Kaister dan hasil-hasil
Lembah Kaister ini dibawa ke pasar Efesus. Pelabuhan Efesus besar sekali bahkan
merupakan pelabuhan yang paling penting di antara pelabuhan-pelabuhan yang lain
pada waktu itu.
4. Kota Merdeka. Artinya:
a. Pemerintah Romawi mengizinkan penduduk2 Efesus mempunyai pemerintahan
sendiri.
b. Tidak ada tentara Romawi di situ.
c. Penduduk Efesus memilih majelisnya sendiri.
5. Kota Olahraga Olympiade dimulai. Biasanya pada bulan Mei di Efesus diadakan
olahraga untuk seluruh Asia Kecil (Ionia)
6. Kota Ibu Ilmu Sihir (lihat dalam bagian religious kota Efesus).
Kota ini juga terkenal dan sangat bangga dengan kuil-kuil penyembahan dewi orang
Efesus, yaitu dewi Diana/ dewi Artemis, dewi pemelihara. Keindahan kuil ini menjadi
kebanggaan orang Efesus, karena:
 Kuil itu mempunyai 127 tiang besar dari marmer
 Beberapa dari tiang itu disalut dengan emas dan batu-batu yang indah.
 Di dalam kuil (dibelakang patung Dewi Diana) terdapat ruang yang dipakai sebagai
kantor bank karena di sana emas, perak, uang, dan barang-barang yang indah di
simpan oleh orang banyak.
Namun demikian, keindahan kuil itu berbeda sekali dengan patung dewi Diana yang ada
di dalam kuil itu. Patung itu hitam, pendek, dan buruk sekali bentuknya, patung itu juga
dipenuhi dengan buah dada. Sekalipun demikian, berjuta-juta orang datang untuk
menyembah patung itu. Di dalam kuil itu ada imam-imam dan imam perempuan yang
tidak lain dari perempuan-perempuan sundal. Kelakuan mereka dalam penyembahan
sangat najis.

B. Jemaat Efesus
Jemaat Efesus didirikan oleh Paulus (Kis. ps 19 & 20), pada saat Paulus melakukan
perjalanan misi ketiga. Paulus sempat tinggal di Efesus dan mendidik mereka dengan
penuh kasih untuk semakin berakar selama 3 tahun. Menurut kesaksian Paulus Jemaat
Efesus adalah jemaat yang dewasa (Ef 1:3-14), karena mereka bisa menerima "makanan
keras." Diketahui bahwa sebagian besar jemaat adalah orabg-orang non-Yahudi, hanya
sebagian kecil orang Yahudi. Timotius adalah orang yang ditunjuk untuk melanjutkan
pelayanan Paulus setelah Paulus pergi.

53 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

II. KEPENULISAN
1. Penulis
Dari tahun 95M sampai abad 2 ada banyak bukti orang menerima surat Efesus ini sebagai
surat tulisan Paulus. Juga sesuai dengan bukti dari Ef. 1:1; 3:1. Tapi para ahli modern
menentang fakta ini dengan tajam. Ada beberapa alasan yang diajukan:
a. Surat ini gaya bahasanya tidak sama dengan surat-surat Paulus yang lain. Ada
setengah dari jumlah kata-kata yang dipakai, tidak terdapat pada bagian PB yang lain.
Ada 44 kata yang tidak dipakai dalam surat-surat Paulus yang lain.
b. Struktur yang dipakai dalam surat ini berbeda dengan surat Paulus yang lain:
 Tidak ada keakraban hubungan antara penulis dan pembaca.
 Tidak ada salam dan penutup seperti surat-surat yang lain.
 Tidak ada salam untuk orang-orang akrab/nama-nama tidak dicantumkan.
 Tidak ada uraian yang penuh perdebatan dan uraian logis.
c. Bukan gaya surat untuk dialamatkan kepada seseorang, terlalu puistis untuk surat
umum.
d. Tahun penulisan diperkirakan melebihi jamannya Paulus (dilihat dari ciri dan ungkapan
tahun).
e. Nama "Efesus" tidak tercantum di beberapa surat salinan asli yang lain.
Dari alasan di atas disimpulkan bahwa kemungkinan Paulus bukanlah penulis Surat Efesus,
tapi mungkin ada orang yang ingin menyebar luaskan tulisan Paulus sehingga meniru dan
memakai nama Paulus. Namun demikian kesimpulan ini belum diterima sepenuhnya oleh
teolog Injili.

2. Tahun Penulisan
Ayat yang menunjuk jelas tentang waktu penulisan Surat ini adalah Ef. 3:1 dan 6:20, yang
menceritakan keadaan Paulus waktu menulis Surat ini, yaitu ketika Ia ada di penjara
Roma3. Hal ini sesuai dengan catatan dari Kol. 4:3, 10, 18 dan Kis. Rasul 28. Oleh karena
itu tahun yang tepat untuk penulisan surat Efesus adalah antara thn. 60-62 M, biasanya
diterima tahun 62 tahun yang sama dengan surat Filemon.

3
Ada empat surat Paulus yang ditulis pada waktu dia dipenjarakan, antara tahun 56 dan 62. Status Paulus
pada sat itu adalah seorang narapidana, oleh sebab itu keempat surat ini disebut sebagai “surat-surat
penjara.” Keempat tersebut adalah: Surat Efesus (Ef. 3:1; 4:1; 6:20), Surat Filipi (Flp. 1:12-13), Surat
Kolose (Kol. 1:24), Surat Filimon (Fil. 1).
Hal yang sering dipermasalahkan dari keempat surat tersebut adalah tempat pengiriman surat-surat
tersebut. Dari penjara manakah ia menuliskan surat-surat tersebut? Ada 3 kali Paulus dipenjarakan
menurut Kisah Para Rasul, yaitu pemenjaraan di Filipi, Kaisarea dan Roma. Pemejaraan di Filipi jelas
harus dikesampingkan sehingga pilihannya tinggal Kaisarea atau Roma. Namun di samping ketiga tempat
tersebut, ada argumentasi lain tentang pemenjaraan Paulus di Efesus. Meski tidak tercatat dalam Kisah
Para Rasul, banyak teolog yang menganggap dia pernah dipenjara di sana. 3
Tafsiran tentang pemenjaraan di Efesus ini sulit diterima karena tidak ada laporan dalam Kisah Para
Rasul bahwa Paulus pernah dipenjara di Efesus. Tafsiran ini tidak cocok dengan Filipi 4:10-20 yang
melaporkan tentang bantuan yang dikirim kepada Paulus. Di Efesus, Paulus mempunyai banyak teman
yang cukup berada. tentu tidak perlu bantuan dari luar, karena orang-orang Efesus mampu menolong dia
dalam segala kebutuhannya di penjara.
Jadi hanya ada 2 kemungkinan, di penjara Kaisarea (Kis. 23:23 dst) atau Roma (Kis. 28). Mana yang
benar tidak dapat dipastikan, namun penting untuk memperhatikan beberapa hal berikut ini:
a. Istilah “istana kaisar” (Flp. 4:22) dan “seluruh istana” (Flp. 1:3) menunjukkan bahwa ada
kemungkinan besar tempat pengiriman surat-surat ini adalah Roma.
b. Surat-surat tersebut memberi kesan bahwa Paulus menjalani penjara yang agak bebas. Jelaslah
bahwa orang-orang boleh mengunjungi dia di penjara. Menurut laporan Kisah Para Rasul, Paulus
juga dilayani oleh “sahabat-sahabatnya” waktu ia dipenjarakan di Kaisarea (Kis. 24:23). Tetapi
jelaslah bahwa penjagaan lebih ketat di sana dibandingkan dengan di Roma (Kis. 28:30:31).
c. Tidak masuk akal kalau Onesimus, budak Filemon melarikan diri ke Kaisarea yang adalah kota
Yunani yang luasnya lebih kecil dari pada kota Roma. Karena akan sulit baginya untuk
menyembunyikan diri di Kaisarea. Bila dipikirkan tempat yang paling aman untuk seorang budak
adalah kota Roma.

54 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

3. Tempat Penulisan
Surat Efesus adalah salah satu surat yang dikenal sebagai "surat penjara", karena memang
ditulis oleh Paulus pada waktu ia ada di penjara di Roma (Ef. 3:1; 6:20).

III. PENERIMA/PEMBACA SURAT


Dari Ef. 1: 1 dikatakan bahwa penerima surat ini adalah orang-orang kudus dan percaya di
Efesus. Namun demikan, para ahli modern meragukan berdasarkan alasan-alasannya. Menurut
mereka nama Efesus sebenarnya hanyalah tambahan dan aslinya tidak tercantum nama itu
(kosong). Kalau alasan-alasan mereka betul maka diduga Surat Efesus sebenarnya adalah
surat edaran terbuka untuk jemaat-jemaat Asia. Tikhikus (pembawa surat), mencantumkan
nama "Efesus" pada alamat di tiap naskah yang diberi tempat kosong. Naskah asli
kemungkinan ditunjukan kepada jemaat Laodikia (Kol 4:16), tapi Efesus adalah jemaat terbesar
yang ada di wilayah itu. Praduga tersebut dikuatkan dengan tidak adanya salam pribadi di surat
Efesus.

IV. TEMA UTAMA


Ada beberapa hal yang dapat dimasukkan dalam tema utama atau pokok bahasan dari surat
Efesus, yakni:
1. Gereja sebagai tubuh Kristus, dengan Kristus sebagai kepalanya. Ditinjau dari 2 segi:
a. Tentang kekayaan gereja di dalam Kristus (fasal 1-3)
b. Tentang akibat-akibat praktis dalam kehidupan gereja (fasal 4-6)
Asal mula gereja adalah menurut rencana Allah, dan adalah terdiri dari Yahudi dan non-
Yahudi. Mereka satu dalam Kristus. Dengan dasar bahwa keselamatan adalah anugerah
(Ef. 2:1-10) Paulus ingin menjaga keseimbangan agar orang Yahudi tidak diprasangkai oleh
orang non-Yahudi, atau sebaliknya. Untuk itu Paulus melihat pentingnya pemahaman
gereja yang esa dimana orang Yahudi dan non-Yahudi bersatu (2:11-22). Bagi Paulus ada
ruangan yang luas dalam Tubuh Kristus (Gereja) untuk orang dari berbagai macam bangsa
(3:10; 5:22-6:9). Puncak dari pemetraian gereja adalah ketika gereja menjadi milik Allah.
(1:14). Sedangkan dasar persaudaraan dalam gereja adalah kasih (1:16).
2. Kesatuan dan persatuan. Hal ini nyata dari:
a. Kata ―BERSAMA-SAMA‖
 Mempersatukan di dalam Kristus (1:10)
 Menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus (Ef. 2:5)
 Memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di Surga (2:6)
 Di dalam Dia kamu juga turut bersama-sama dibangun jadi tempat kediaman Allah
(2:22)
b. Kata ―SATU‖
 Menjadi satu manusia baru (2:15)
 Satu tubuh (2:16)
 Satu Roh (2:18)
 Satu pengharapan (4:4)
 Satu Tuhan (4:5)
 Satu iman (4:5)
 Satu babtisan (4:5)
 Satu Allah dan Bapa (4:6)
3. Kewajiban Baru/Hidup Baru
Kehidupan jemaat yang maju ini tidak luput dari masalah. Walaupun Jemaat Efesus
termasuk dalam kategori dewasa tidak berarti mereka tidak perlu mengusahakan hidup
yang taat. Hukum Taurat memang tidak menjadi syarat bagi keselamatan, tapi tidak berarti
orang Kristen bisa hidup sembarangan. Paulus mengingatkan akan pentingnya
melaksanakan kewajiban hidup baru:
- Hidup meninggalkan manusia lama (5:3)
- Hidup penuh puji-pujian (5:18-21)
- Hidup suami istri (5:22-33)
- Hidup orang tua - anak (6:1-4)
- Majikan dan hamba (6:5-9)

55 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

4. Perkawinan
Kasih sebagai dasar hubungan antara suami dan istri. Sama seperti Kristus dengan
jemaat/gereja. Mereka harus mempersiapkan diri menyambut mempelai laki-laki (Ef. 5:22-
32).
AYAT UTAMA – Efesus 4:13 ―sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan
pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan
yang sesuai dengan kepenuhan Kristus‖

POKOK2 PIKIRAN lain yang menonjol:


a. Di dalam Kristus (1:1, 3, 6, 12; 2:10, 13; 3:11; 4:21)
b. Di dalam sorga (1:3, 20; 2:6; 3:10)
c. 1. Kekayaan kasih karunia-Nya (1:7; 2:7)
2. Betapa kayanya kemuliaan (1:18;3:16)
3. Kekayaan Kristus (3:8)

V. TUJUAN PENULISAN
Tidak seperti Surat-surat Paulus yang lain, Surat Efesus ini tidak membahas secara spesifik
masalah yang dihadapi oleh jemaat. Isinya penting dan penuh konsep-konsep kekristenan tapi
sangat umum sifatnya.
Tujuan Paulus dalam menulis surat ini tersirat dalam Ef 1:15-17.
 Dengan tekun ia berdoa sambil merindukan agar para pembacanya bertumbuh dalam
iman, kasih, hikmat, dan penyataan Bapa yang mulia.
 Dia sungguh-sungguh menginginkan agar hidup mereka layak di hadapan Tuhan Yesus
Kristus (mis. Ef 4:1-3; Ef 5:1-2).
 Paulus berusaha untuk menguatkan iman dan dasar rohani mereka dengan menyatakan
kepenuhan maksud kekal Allah dari penebusan "dalam Kristus"(Ef 1:3-14; Ef 3:10-12)
untuk gereja (Ef 1:22-23; Ef 2:11-22; Ef 3:21; Ef 4:11-16; Ef 5:25-27) dan untuk setiap
orang (Ef 1:15-21; Ef 2:1-10; Ef 3:16-20; Ef 4:1-3,17-32; Ef 5:1—6:20).

VI. CATATAN
Hal sangat ironis sekali jika dibandingkan dengan Wahyu 2:1-7, Gereja Efesus disebutkan
sebagai "kaki dian yang tidak bersinar lagi", karena "engkau telah meninggakan kasih yang
mula-mula.

VII. SURVEI
Secara paling sederhana Efesus terdiri atas dua tema dasar:
1. Bagaimana kita ditebus oleh Allah (1:1—3:21), dan
Pasal 1-3 dimulai dengan suatu paragraf pembukaan yang merupakan salah satu nas
yang paling indah dalam di Alkitab (Ef 1:3-14). Kidung penebusan yang sangat indah ini
menaikkan pujian karena Bapa telah memilih, menentukan dan mengangkat kita sebagai
anak-anak-Nya (Ef 1:3-6), karena Putra yang menebus kita dengan darah-Nya (Ef 1:7-
12), dan karena Roh Kudus sebagai meterai dan jaminan warisan kita (Ef 1:13-14). Di
bagian ini Paulus menekankan bahwa dalam penebusan karena kasih karunia oleh iman,
Allah memperdamaikan kita dengan diri-Nya (Ef 2:1-10) dan dengan sesama umat
tertebus (Ef 2:11-15), dan sedang mempersatukan kita di dalam Kristus dalam satu
tubuh, yaitu gereja (Ef 2:16-22). Tujuan penebusan adalah "mempersatukan di dalam
Kristus sebagai Kepala segala sesuatu baik yang di sorga maupun yang di bumi," (Ef
1:10).
2. Bagaimana kita harus hidup sebagai umat tertebus itu (4:1—6:24).
Pasal 4-6 (Ef 4:1—6:24) pada umumnya terdiri atas arahan-arahan praktis bagi gereja
mengenai tuntutan penebusan di dalam Kristus atas kehidupan pribadi dan kehidupan
bersama kita. Di antara 35 pengarahan yang diberikan dalam surat ini mengenai
bagaimana seorang tertebus harus hidup, ditekankan tiga kategori luas.
 Orang percaya dipanggil kepada suatu kehidupan baru yang murni dan terpisah dari
dunia. Mereka dipanggil untuk:
"kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya" (Ef 1:4),
"menjadi bait Allah yang kudus" (Ef 2:21),

56 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

"hidup ... berpadanan dengan panggilan (mereka) itu" (Ef 4:1),


"mencapai ... kedewasaan penuh" (Ef 4:13),
hidup "di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya" (Ef 4:24),
"hiduplah di dalam kasih" (Ef 5:2; bd. Ef 3:17-19),
dan menjadi kudus "dengan ... firman" (Ef 5:26)
agar Kristus bisa memperoleh "jemaat ... tanpa cacat atau kerut ... kudus dan tidak
bercela" (Ef 5:27).
 Orang percaya dipanggil kepada suatu cara hidup baru dalam hubungan keluarga
dan kerja (Ef 5:22—6:9). Semua hubungan ini hendaknya dikuasai oleh prinsip-
prinsip yang menandai orang percaya berbeda sekali dari masyarakat sekular di
mana mereka hidup.
 Akhirnya, orang percaya dipanggil untuk tetap berdiri teguh terhadap semua
rencana jahat Iblis dan terhadap "roh-roh jahat di udara" yanghebat sekali (Ef 6:10-
20).

VIII. CIRI-CIRI KHAS


Lima ciri utama menandai surat ini.
a. Penyingkapan kebenaran teologis akbar dalam pasal 1-3 (Ef 1:1--3:21) dihentikan
sejenak oleh dua doa rasuli yang paling berkuasa dalam PB: yang pertama memohon
hikmat dan wahyu dalam pengenalan akan Allah (Ef 1:15-23); yang kedua berfokus pada
mengenali kasih, kuasa, dan kemuliaan Allah (Ef 3:14-21).
b. "Di dalam Kristus", sebuah istilah Paulus yang sangat berbobot (dipakai 160 kali dalam
surat-surat Paulus) secara khusus menonjol dalam surat ini (sekitar 36 kali). "Setiap
berkat rohani" dan setiap persoalan praktis dalam hidup ini berhubungan dengan perihal
berada "di dalam Kristus".
c. Maksud dan tujuan abadi Allah bagi gereja ditekankan dalam surat Efesus.
d. Beraneka segi dari peranan Roh Kudus di dalam kehidupan Kristen ditekankan (Ef 1:13-
14,17; Ef 2:18; Ef 3:5,16,20; Ef 4:3-4,30; Ef 5:18; Ef 6:17-18).
e. Surat Efesus kadang-kadang dianggap sebagai "surat kembar" dengan Kolose, karena
persamaan dalam isi dan ditulis kira-kira pada waktu yang sama.

GARIS BESAR SURAT

PENDAHULUAN (1:1-2)

I. GEREJA YANG HIDUP DI DALAM KRISTUS (1:3—3:21)


1. Berkat rahasia Allah (1:3-14)
2. Doa Paulus yang pertama (1:15-23)
3. Gereja diselamatkan oleh anugerah Allah (2:1-10)
4. Kesatuan Gereja (2:11-22)
5. Rahasia Allah dinyatakan (3:1-13)
6. Doa Paulus yang kedua (3:14-21)

II. GEREJA YANG BERFUNGSI DI DALAM DUNIA (4:1—6:24)


1. Kesatuan di dalam Roh – berbeda-beda karunia (4:1-16)
2. Kehidupan gereja berbeda dari kehidupan dunia (4:17-32)
3. Kehidupan gereja adalah di dalam kasih (5:1-21)
4. Kehidupan rumah tangga Kristen (5:22—6:9)
5. Kehidupan gereja mengalami peperangan rohani (6:10-20)

PENUTUP (6:21-24)

57 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

14
SURAT FILIPI

I. LATAR BELAKANG KOTA DAN JEMAAT FILIPI

A. Kota Filipi
Kota Filipi ditemukan thn. 360 SM, sebagai suatu dusun kecil orang Trasia yang
didirikan oleh Filipus (Filip II, Ayah Alexander Agung). Dulu nama kota itu Krenides,
artinya: ―Tempat Sumber‖ dan setelah ditaklukkan oleh Raja Filip II diganti dengan
namanya sendiri. Pada thn. 168 SM kota ini jatuh ke tangan Romawi dan pada thn. 42 SM
dijadikan sebagai menjadi koloni kekaisaran Romawi. Oleh Kaisar Agustus kota ini akhirnya
dijadikan sebagai propinsi Romawi dan menjadi pangkalan militer terkenal.

B. Jemaat Filipi
Pada thn. 51 M, Jemaat ini didirikan oleh Paulus dan teman sekerjanya (Timotius,
Silas, dan Lukas), dalam perjalanan Misi Paulus kedua. Jemaat ini lahir sebagai tanggapan
akan panggilan melalui penglihatan Allah kepada Paulus di Troas, yang sering disebut
sebagai "panggilan Makedonia" (Kis 16:9-40) dan jemaat Filipi adalah jemaat pertama yang
didirikan di Eropa.
Ketika pertama kali Paulus ke Filipi ia tidak menemukan sinagoge tapi menemukan
sekelompok wanita yang berhimpun pada hari Sabat, ditempat sembahyang, di tepi sungai.
Seorang diantaranya adalah Lidia, "Penjual kain ungu". Ia akhirnya menjadi wanita pertama
yang bertobat di sana dan membuka rumahnya untuk dijadikan tempat persekutuan.
Petobatan lain yang dicatat adalah kepala penjara Filipi. Berkembanglah persekutuan ini
menjadi jemaat Filipi.
Jemaat ini termasuk Jemaat yang sangat baik dikenal Paulus (intim) dan paling setia
dibanding jemaat-jemaat yang lain. Selain mereka sering mengirim bantuan keuangan,
mereka juga memberi sumbangan kepada Paulus dan rekan-rekannya waktu mereka di
penjara Roma. Jemaat sempat ditinggalkan Paulus dan jemaat juga sempat dianiaya, tetapi
tidak tawar hati. Kemungkinan Lukas ditinggal di Filipi untuk memelihara Jemaat muda ini.
Dan pada perjalanan misinya ketiga Paulus sempat mengunjungi untuk yang ke 2 kali.
Epafroditus seorang pesuruh jemaat Filipi telah datang ke Roma untuk mengunjungi
Paulus dalam penjara dan membawa persembahan jemaat Filipi sebagai tanda terimakasih
mereka (2:25; 4:10, 14, 18) kepada Paulus.
Epafroditus mengalami sakit dan hampir mati dalam perjalanan itu, dan kabar
sakitnya telah sampai di Filipi (2:25-29). Sekarang Paulus memakai kesempatan untuk
mengirim surat ini bersama denga Epafroditus untuk mencurahkan rasa terimakasihnya
kepada jemaat di sana.

II. KEPENULISAN

1. Penulis
Penulis Surat ini adalah Rasul Paulus (Fil. 1:1). Ditunjukkan dengan banyaknya referensi
pribadi, dan juga mempunyai ciri-ciri yang sama dengan surat-surat Paulus yang lain. Jadi
tidak ada keraguan. Namun demikian ada beberapa pendapat yang muncul kemudian
bahwa sekalipun ini surat Paulus tetapi mungkin Timotiuslah yang menulis dan Paulus yang
mendikte. Itu sebabnya dalam pembukaan dituliskan dari "Paulus dan Timotius".

2. Tahun Penulisan
Sama seperti surat Efesus, penulis sedang berada di penjara (Fil. 1:7-30). Namun demikian
tidak disebutkan dengan jelas bahwa itu adalah penjara di Roma. Kalau betul maka

58 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

kemungkinan ditulis pada saat yang bersamaan dengan surat-surat penjara yang lain, yaitu
sekitar thn. 62-63 M (Kis. 28).

3. Tempat Penulisan
Penjara di Roma (Fil 1:7,13,17), tapi ada yang berpendapat kemungkinan penjara yang
dimaksud adalah di Efesus (Kis. 19).

III. PENERIMA/PEMBACA SURAT


Surat Filipi adalah surat yang bersifat pribadi yang ditulis secara umum, untuk sekelompok
orang yang mempunyai hubungan yang erat dengan penulis suratnya. Disebutkan dalam Fil.
1:1, bahwa "orang-orang kudus di Filipi" adalah penerima surat ini.

IV. TEMA UTAMA


a. Sukacita  Meskipun surat ini singkat, namun kata kuncinya yaitu: ―sukacita‖ terdapat ±
16 kali.
b. Persekutuan. Terlihat dalam dua bagian:
 1:27 – 2:18
 4:1-9
Nasihat Paulus yang penting bagi persekutuan adalah 2:6-11.

V. TUJUAN PENULISAN
Tidak ada tanda-tanda bahwa Paulus menulis surat ini untuk menyelesaikan masalah, tapi lebih
sebagai ucapan syukur dan pemberian semangat.
1. Ucapan Terimakasih
Paulus bersyukur bahwa jemaat Filipi mempunyai beban untuk membantu pelayanan
dengan selalu mengirimkan bantuan keuangan kepada Paulus. Serta menenangkan jemaat
bahwa utusan mereka (Epafroditus) telah menunaikan tugasnya dengan setia dan tidak
kembali kepada mereka sebelum waktunya (Flp 2:25-30).

2. Menyampaikan Berita tentang Pribadi Paulus


Surat Filipi adalah surat yang bersifat pribadi, karena di dalamnya Rasul Paulus banyak
memberitakan tentang dirinya (Flp. 1:12-26; 3:4-14; 4:10-20). Paulus memberi kabar
tentang keadaannya yang sekarang dan meyakinkan jemaat tentang keberhasilan maksud
Allah dalam hukuman penjaranya (Flp. 1:12-30).

3. Peringatan Ajaran Sesat


Sesudah ditinggalkan kurang lebih selama 10 tahun, Paulus mendengar adanya penyusup-
penyusup yang membawa ajaran Palsu dan bahaya perpecahan dalam gereja. Itu
sebabnya Paulus memberikan peringatannya agar jemaat waspada.

4. Memberi Semangat
Paulus menyadari bahwa penganiayaan dapat membuat kehidupan Kristen merosot, tetapi
Paulus bersyukur karena Jemaat Filipi tidak takut aniaya, bahkan mereka telah dianiaya
tetapi tidak putus asa. Juga, mendorong mereka untuk maju agar mengenal Tuhan dalam
persatuan, kerendahan hati, persekutuan, dan damai sejahtera.

VI. SURVEI
 Surat Filipi tidak ditulis terutama untuk menyelesaikan berbagai persoalan dan
pertentangan dalam gereja seperti banyak surat Paulus yang lain. Nada utama surat ini
ialah kasih sayang yang hangat dan penghargaan terhadap jemaat itu. Dari salamnya (Fili
1:1) sampai ke doa berkat (Fili 4:23), surat ini memusatkan perhatian pada Kristus Yesus
sebagai tujuan hidup dan pengharapan orang percaya akan hidup kekal.
 Dalam surat ini, Paulus memang berbicara mengenai tiga masalah kecil di Filipi:
1. Keputusasaan mereka karena masa hukumannya yang begitu lama (Fili 1:12-26);
2. Benih-benih perpecahan di antara dua orang wanita di dalam gereja (Fili 4:2; bd. Fili
2:2-4);

59 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

3. Ancaman ketidaksetiaan yang selalu ada dalam gereja oleh karena para penganut
agama Yahudi dan orang-orang yang berpikiran duniawi (pasal 3; Fili 3:1-16).
 Karena ketiga masalah yang potensial ini, kita mempunyai ajaran Paulus yang paling kaya
mengenai:
- Sukacita di tengah-tengah segala keadaan hidup (mis. Fili 1:4,12; Fili 2:17-18; Fili
4:4,11-13),
- Kerendahan hati dan pelayanan Kristen (Fili 2:1-18),
- Nilai pengenalan akan Kristus yang melebihi segala sesuatu (pasal 3; Fili 3:1-16).

VII. CIRI-CIRI KHAS


Lima ciri utama menandai surat ini.
1. Sifatnya sangat pribadi dan penuh kasih sayang, serta mencerminkan hubungan akrab
Paulus dan orang percaya di Filipi.
2. Sangat memusatkan perhatian kepada Kristus, serta mencerminkan hubungan dekat
Paulus dengan Kristus (mis. 1:21; 3:7-14).
3. Memberikan salah satu pernyataan yang paling mendalam mengenai Kristologi dalam
Alkitab (2:5-11).
4. Merupakan terutama suatu "surat sukacita" PB.
5. Menyajikan standar kehidupan Kristen yang sangat kuat, termasuk:
 Hidup dengan rendah hati dan sebagai seorang hamba (2:1-8),
 Berusahan dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan (3:13-14),
 Bersukacita selalu di dalam Tuhan (4:4),
 Mengalami kebebasan dari kecemasan (4:6),
 Merasa senang dalam segala keadaan (4:11),
 Melakukan segala hal karena kasih karunia Kristus yang memberi kekuatan
(4:13).

GARIS BESAR SURAT

Pendahuluan (1:1-2)

I. Kristus – Inti Kehidupan Kita (1:3-30)


a. Ucapan syukur dan doa bagi orang-orang Kudus (1:3-11)
b. Paulus dan keadaannya (1:12-26)
c. Orang percaya dan kelakuan mereka (1:27-30)

II. Kristus – Alam Pikiran Kita (2:1-30)


a. Kristus dan teladan-Nya (2:1-18)
b. Timotius dan Epafroditus sebagai teladan praktis (2:19-30)

III. Kristus – Tujuan Kita (3:1—4:1)


a. Paulus sebelum percaya (3:1-6)
b. Tujuan baru sesudah bertobat (3:7-11)
c. Perlombaan iman untuk mencapai tujuan akhir (3:12-16)
d. Nasihat-nasihat kepada jemaat di Filipi (3:17—4:1)

IV. Kristus – Kekuatan Kita (4:2-20)


Nasihat-nasihat dan terimakasih

Penutup (4:21-23)

60 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

15
SURAT KOLOSE

I. KEPENULISAN
Surat ini tetap diakui ditulis oleh rasul Paulus sendiri, meskipun banyak orang meragukan
tentang keotentikannya. Surat ini ditulis bersamaan dengan surat Efesus ketika Paulus berada
di penjara Roma pada tahun 62 M. pada waktu itulah surat ini ditulis. Pualus mengirimkan surat
ini kepada: ―saudara-saudara yang kudus dan yang percaya dalam Kristus di Kolose‖ (1:2).
Kota Kolose terletak dekat Laodikia (Kol 4:16) di bagian barat daya Asia Kecil, kira-kira 160
kilometer tepat di sebelah timur kota Efesus. Kota ini juga berada di Lembah Likus di anak
sungai Meander, suatu distrik pegunungan yang sangat indah.

II. GEREJA DI KOLOSE


 Agaknya jemaat Kolose telah didirikan sebagai akibat tiga tahun pelayanan yang luar
biasa dari Paulus di Efesus (Kis 20:31). Pengaruh pelayanannya begitu luar biasa dan
luas jangkauannya sehingga "semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan, baik orang
Yahudi maupun orang Yunani" (Kis 19:10). Walaupun Paulus sendiri mungkin tidak
pernah mengunjungi Kolose (Kol 2:1), ia telah memelihara hubungannya dengan gereja
itu melalui Epafras, seorang yang kemungkinan bertobat di bawah pelayanannya dan
rekan kerjanya dari Kolose (Kol 1:7; Kol 4:12).
 Epafraslah yang tampaknya memperkenalkan Paulus kepada ―kasihmu [jemaat Kolose]
dalam Roh (1:8). Dari rujukan kepada Epafras, masuk akal untuk menduga jemaat Kolose
berdiri sebagai buah pelayanannya.
- Dalam 1:7 Paulus berkata ―Semuanya itu telah kamu ketahui dari Epafras, kawan
pelayan yang kami kasihi, yang bagi kamu adalah pelayan Kristus yang setia,‖ yang
menunjukkan bahwa Epafras bertanggung jawab untuk mendidik mereka.
- Dalam 4:12-13 Epafras disebut ―seorang dari antaramu‖ yang berarti dia adalah
orang Kolose, dan Paulus menyaksikan susah payahnya bagi jemaat di kotanya dan
bagi orang Kristen di Lembah Likus.

III. SURAT KOLOSE VS SURAT EFESUS


 Banyak orang beranggapan bahwa surat Kolose dan surat Efesus adalah surat kembar. Hal
tersebut dapat terlihat dalam 3 aspek, yaitu:
a. Waktu dan tempat penulisannya sama (Sekitar 62 M dari penjara Roma)
b. Tema atau pokok bahasannya sama  Kristologi (Kolose: Keunggulan Kristus; Efesus:
Kristus dan gereja-Nya)
c. Ada banyak persamaan dalam isinya (lih. Penjelasan selanjutnya).
 Anggapan beberapa ahli: surat Kolose ditulis lebih dahulu dari surat Efesus dan bahwa
surat Efesus merupakan jiplakan dari surat Kolose. Anggapan ini membawa banyak ahli
untuk menyangkal ketulenan surat Efesus.
 Beberapa Kesamaan Kolose dan Efesus

NATS
No. KESAMAAN
KOLOSE EFESUS
1 Keduanya menguraikan tentang pribadi 1:18; 2:19 1:22; 4:15; 5:23
Kristus dgn perkataan2 yang mirip 2:10 1:21
2 Keduanya menguraikan tentang gereja 1:18, 24 1:23; 4:12; 5:23,
sebagai tubuh Kristus 30
3 Keduanya menekankan tentang 2:19 4:16
pertumbuhan dan kesatuan gereja 3:15 2:16; 4:4
4 Keduanya mempunyai penekanan etis yang
sama: 3:9-10 4:22-24
 Manusia lama dan manusia baru 3:5-8; 3:12-24 4:25; 5:5; 4:2-3

61 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

 Daftar dosa yang sama 3:7; 1:10; 2:6; 4:5 2:2; 4:17; 2:10;
 Hidup dalam dosa dan hidup dalam 4:1; 5:2, 8, 15
kesucian
5 Keduanya menekankan pentingnya rumah 3:18; 4:1 5:22; 6:9
tangga Kristen, sampai kata-katanyapun
sama
Kata yang khas dalam kedua surat ini:
Hikmat, pengetahuan, kepenuhan Allah, rahasia Allah yang sekarang dinyatakan, pemerintah,
penguasa yang kelihatan dan yang tidak kelihatan
 Walaupun ada banyak persamaan antara kedua surat ini, jelaslah bahwa ada juga
perbedaan-perbedaannya, secar khusus dalam penekanan masing-masing surat.

 Perbedaan:
No. Kolose Efesus
1 Tujuannya memperbaiki yang rusak Bersifat mengajar
2 Bersifat mengoreksi dan membetulkan Bersifat menguraikan
3 Tekanan: Kristus sebagai kepala tubuh, Tekanan: Gereja sebagai tubuh Kristus
yaitu gereja
4 Lebih konkrit dr surat Efesus Bersifat umum: karena tidak menyinggung
masalah2 konkrit dalam satu jemaat.
5 Bersifat polemik: penuh dengan Mengupas kebenaran itu secara umum
argumen2 dan diskusi untuk memper-
tahankan kebenaran dlm jemaat itu.

 KESIMPULAN:
Surat Efesus bukanlah jiplakan dari surat Kolose. Kedua surat ini ditulis pada waktu yang
sama, yaitu pada waktu Paulus dalam penjara di Roma, dan dititipkan pada orang yang
sama, yaitu Tikhikus. Namun demikian kedua surat ini saling melengkapi.

IV. LATAR BELAKANG DAN ALASAN PENULISAN


Salah satu alasan perjalanan Epafras ke Roma dan kerelaannya untuk sementara waktu
mendampingi Paulus dalam penjara (Fil. 23) adalah keinginannya untuk memberi tahu Paulus
tentang kemajuan Injil di Lembah Likus guna menguatkan hati rasul Paulus.
Tetapi alasan utamnya juga mengunjungi Paulus adalah memberitahukan tentang situasi
di Kolose karena munculnya ajaran palsu dan sesat yang mengancam keamanan dan masa
depan rohani jemaat Kolose (2:8). Dengan demikian Epafras bisa mendapatkan nasihat dari
Paulus untuk menghadapi bidat berbahaya yang muncul di tengah-tengah jemaat itu. Sebab
ada kemungkinan bahwa Epafras tidak bisa menjawab argumentasi mereka yang terlihat bagus
sehingga direndahkan oleh pemimpin dari guru-guru palsu itu dan memerlukan hikmat yang
baik dari rasul Paulus.
Sebagai tanggapan atas laporan dari Epafras tersebut, maka Paulus menanggapinya
dengan menuliskan surat Kolose ini. Dengan tegas Paulus menjelaskan dan menekankan Injil
Kristus yang murni.

V. BERBAGAI PANDANGAN MENGENAI BIDAT DI KOLOSE


Sifat yang tepat dari ajaran palsu yang terdapat di Kolose ini tidak diuraikan dengan jelas
dalam surat ini, karena para pembaca yang mula-mula sudah memahaminya dengan baik. Akan
tetapi dari berbagai pernyataan Paulus yang menentang ajaran palsu itu, nyatalah bahwa bidat
yang hendak meruntuhkan dan menggantikan Yesus Kristus sebagai inti kepercayaan Kristen
adalah suatu campuran yang aneh yang terdiri atas ajaran Kristen, tradisi-tradisi Yahudi
tertentu di luar Alkitab dan filsafat kafir (serupa dengan campuran kultus-kultus dewasa ini).
Di pihak lain ada yang berkata bahwa ada 2 unsur dalam ajaran sesat yang muncul di
tengah-tengah jemaat Kolose, yaitu:
 Unsur Yudaisme. Orang-orang Yahudi yang mempersoalkan keselamatan orang-orang
kafir, khususnya hubungannya dengan hukum Taurat

62 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

 Unsur ajaran Gnostik yang berbau mistik. Pada abad kedua gereja berhadapan dengan
munculnya sebuah gerakan dengan ajaran sesat yang dikenal dengan nama Gnostik.
Beberapa prinsip dasarnya sudah dikenal pada abad pertama. Cirri-ciri Gnostik ini secara
umum adalah:
- Lebih merupakan sebuah sikap dan kecenderungan berpikir religius-filosofis daripada
sebuah system, dan sikap ini dapat menyesuaikan diri dengan pandangan Yahudi,
Kristen atau kelompok2 kafir lainnya.
- Dualisme metafisika
- Makhluk-makhluk perantara
- Penebusan melalui pengetahuan atau gnosis
- Semua agama merupakan manifestasi dari kebenaran yang tersembunyi, yang
berusaha untuk menuntun orang menuju pengetahuan mengenai kebenaran
tersebut.
- Karena manusia terikat pada dunia materi yang jahat, dia hanya dapat menghampiri
Allah dengan bantuan berbagai makhluk seperti malaikat.
Ajaran sesat di Kolose menggabungkan unsur-unsur Yahudi dan Helenis: ketaatan kepada
peraturan2 makanan dan hari Sabat, upacara penyunatan dan fungsi perantara dari para
malaikat mengingatkan kepada kebiasaan dan kepercayaan Yahudi (2:11, 16, 18); penekanan
pada hikmat dan pengetahuan dari kekuatan2 alam dan penilaian rendah terhadap tubuhb
jasmaniah mencerminkan pemikiran Yunani (2;3, 8, 23). Lebih sederhananya, Donald Guthrie
mendeduksikan bahwa bidat di Kolose merupakan pensinkretisan Yahudi-Gonstik, dengan
bukti-bukti:
a. Kristologinya: dalam beberapa hal pengajaran sesat ini merendahkan pribadi Kristus,
sehingga Paulus sangat meninggikan keutamaan Kristus (1:15-19)
b. Karakter filsafatnya: Paulus memperingatkan jemaat tentang ―filsafat yang kosong dan
palsu‖ (2:8), yang menunjukkan sebagiann jemaat Kolose codong tertarik olehnya. Kata
―plērōma: kepenuhan‖ (1:19), ―gnōsis: pengetahuan‖ (2:3) dan ―apseidia sōmatos:
menyiksa diri‖ (2:23) biasa dipakai dalam Gnostikisme abad kedua.
c. Lingkungan Yahudinya: banyak unsure Yahudi dalam Kolose. Yang paling menyeluruh
adalah rujukan kepada sunat (2:11; 3:11). Peringatan akan tradisi manusia (2:8) amat
tepat untuk menegur kecondongan khas Yahudi untuk melapisi hukum Taurat dengan
tradisi tua-tua, tetapi juga bisa dipahami sebagai tradisi non-Yahudi yang terkait dengan
filsafat.
d. Penyembahan kepada malaikat: menurut pemikiran Yahudi, malaikat menjalankan fungsi
perantara dalam kaitan dengan Taurat, meskipun tidak ada bukti orang Yahudi
menyembah mereka. Bisa jadi beberapa guru dengan latar belakang Yahudi menjadikan
para agen perantara itu sebagai obyek penyembahan.
e. Unsur dunia (stoicheia): bisa dipahami dalam dua cara – sebagai roh-roh dasar atau
sebagai suatu pengajaran dasar. Dalam kasus ini stoicheia akan berarti roh dunia yang
sangat kuat, yang pada waktu itu luas dipercaya mengendalikan urusan dunia natural.

VI. TEMA UTAMA


Inti masalah yang dihadapi oleh Jemaat Kolose adalah jemaat perlu diberikan pengajaran yang
benar supaya mereka tahu membedakan yang benar dan yang salah. Dan metode itulah yang
digunakan Paulus untuk menolong jemaat di Kolose - membeberkan kebenaran supaya Jemaat
menemukan sendiri kesalahan-kesalahan dari ajaran sesat itu dan diharapkan mereka berbalik
dari kepercayaan yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan

a. Keunggulan Kristus.
Pengajaran ini merupakan campuran antara pengajaran Yahudi dan Gnostik, yang mencoba
menurunkan kekristenan dan merendahkan pekerjaan Kristus. Untuk itulah Paulus
memberikan kebenaran tandingan dan membeberkan keunggulan dan gelar-gelar Kristus
secara sistematis:
 Gambar Allah yang tiada kelihatan
 Yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan
 Di dalam Dialah roh telah diciptakan segala sesuatu
 Segala sesuatu ada dalam Dia

63 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

 Kepala Jemaat
 Ia yang sulung, yang pertama bangkit dari antar orang mati.
 Seluruh kepenuhan Allah berkenan di dalam Dia.
 Oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu.
 Kristus ditengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan
kemuliaan.
 Di dalam dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. (2:3)
 Dalam dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke Allahan (2:9)
 Kamu telah dipenuhi di dalam Dia (2:10)
 Kepala semua pemerintahan dan penguasa (2:10)

b. “Ibadat Kolose
Dikenal dengan istilah "ibadat Kolose" karena unsur-unsur pemujaan yang menjadi ciri
dalam jemaat Kolose:
1. Menyembah kuasa-kuasa dari dunia roh dan malaikat (Kol. 2:18)
Yang benar adalah Kristus mempunyai kuasa atas roh-roh dan kuasa segala
kepenuhan Ilahi ada pada Kristus. Dengan melakukan pemujaan kepada kuasa-kuasa
roh berarti kita telah memberi tempat sempit untuk Kristus (Kol. 1:16, 20; 2:5)

2. Memelihara hal-hal lahiriah


Yang benar adalah kekudusan hanya dapat dicapai dengan menyerahkan diri/kendali
pada Kristus, membuang segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaranNya.
Oleh karena itu memelihara hari-hari raya dan puasa, bulan baru dan sabat, sunat
dll. sebagai jalan untuk mengekang diri dari penaklukan kedagingan adalah sia-sia,
sebaliknya malah justru menimbulkan kesombongan rohani.

3. Hikmat manusia yang diagung-agungkan:


Yang benar adalah "perkataan Kristus" memberikan pentunjuk hidup baru dan bukan
pengetahuan (gnosis)/hikmat manusia.

c. Doa Paulus (Kolose 1:9-12)


Salah satu dari 4 doa Paulus yang terindah yang dicatat dalam surat-surat Paulus. Doa-doa
yang lain: Ef. 1:16-19, Ef. 3:14-19, Fil. 1:9-11.

VII. TUJUAN PENULISAN


1. Untuk memberantas ajaran palsu yang berbahaya di Kolose yang sedang menggantikan
keunggulan Kristus dan kedudukan-Nya sebagai inti dalam ciptaan, penyataan,
penebusan, dan gereja = masalah doktrinal tentang pribadi Kristus.
2. Untuk menekankan sifat sebenarnya dari hidup baru di dalam Kristus dan tuntutannya
pada orang percaya = masalah praktika tentang keidupan orang Lristen.

VIII. SURVEI
Setelah menyampaikan salam jemaat dan mengungkapkan rasa syukur karena iman,
kasih, dan pengharapan mereka, dan karena mereka terus-menerus maju sebagai orang
percaya, maka Paulus memusatkan perhatian pada dua pokok persoalan yang penting: ajaran
yang betul (Kol 1:13—2:23) dan nasihat-nasihat praktis (Kol 3:1—4:6).
Dari segi teologi, Paulus menekankan sifat sejati dan kemuliaan Tuhan Yesus Kristus.
Dialah gambar Allah yang tidak kelihatan (Kol 1:15), kepenuhan ke-Allahan dalam bentuk
jasmaniah (Kol 2:9), Pencipta segala sesuatu (Kol 1:16-17), kepala gereja (Kol 1:18) dan
sumber yang serba cukup dari keselamatan kita (Kol 1:14,20-22). Kristus benar-benar
memadai, sedangkan bidat di Kolose itu sama sekali tidak memadai -- hampa, palsu, dan
bersifat kemanusiaan (Kol 2:8); dangkal secara rohani dan angkuh (Kol 2:18); serta tanpa
kuasa terhadap keinginan-keinginan berdosa dari tubuh (Kol 2:23).
Dalam nasihat-nasihat praktisnya, Paulus mengimbau agar hidup ini didasarkan pada
kecukupan dari Kristus sebagai satu-satunya cara untuk maju dalam kehidupan Kristen. Realitas
Kristus yang hidup di dalam kita (Kol 1:27) harus tampak dalam perilaku Kristen (Kol 3:1-17),
hubungan rumah tangga (Kol 3:18—4:1) dan disiplin rohani (Kol 4:2-6).

64 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

IX. CIRI-CIRI KHAS


Tiga ciri utama menandai surat ini.
1. Kolose memusatkan perhatian pada kebenaran rangkap dua dari keutamaan Kristus dan
kesempurnaan orang percaya di dalam Dia, bahkan lebih dari kitab-kitab lain dalam PB.
2. Kitab ini dengan tegas meneguhkan kepenuhan ke-Allahan Kristus (Kol 2:9) dan berisi
salah satu bagian yang paling agung di PB mengenai kemuliaan-Nya (Kol 1:15-23).
3. Kitab ini sering dianggap sebagai "surat kembar" bersama kitab Efesus, karena keduanya
mempunyai beberapa persamaan dalam hal isi dan ditulis kira-kira pada waktu yang
sama.

GARIS BESAR SURAT

Pendahuluan (1:1-2)

I. SIFAT DARI KETUHANAN KRISTUS (1:3—2:7)


A. Ucapan syukur atas iman jemaat di Kolose dalam Kristus (1:3-8)
B. Doa agar mereka bertumbuh di dalam Kristus (1:9-14)
C. Kristus sebagai Tuhan (1:15-19)
1. Tuhan atas ciptaan (1:15-17)
2. Tuhan atas ciptaan baru (1:18-19)
D. Kristus sebagai Pendamai dari Allah (1:20-23)
1. Mendamaikan segala sesuatu (1:20)
2. Mendamaikan orang Kristen di Kolose (1:21-23)
E. Paulus: Hamba Kristus untuk pendamaian (1:24-29)
1. Ikut berbagi penderitaan Kristus (1:24)
2. Pembawa berita tentang rahasia Kristen (1:25-27)
3. Pengajar orang-orang kudus (1:28-29)
F. Keprihatinan Paulus terhadap orang Kristen di Lembah Likus (2:1-7)

II. KETUHANAN KRISTUS DAN AJARAN PALSU DI KOLOSE (2:8—3:4)


A. Kecukupan mutlak dari Kristus (2:8-15)
1. Kristus: Tuhan atas segala pemerintah dan penguasa (2:8-10)
2. Kristus: sumber kehidupan baru orang Kristen (2:11-14)
3. Kristus: Pemenang atas segala kuasa di bumi (2:15)
B. Berbagai praktik jemaat Kolose yang berdifat menyangkal Ketuhanan Kristus (2:16-19)
1. Keterikatan pada ritual, kemunduran ke masa lalu (2:16-17)
2. Tunduk kepada kekuatan-kekuatan seperti malaikat, meninggalkan Kristus (2:18-19)
C. Berbagai praktik jemaat Kolose yang bertentangan dengan kehidupan bersama mereka
dalam Kristus (2:20—3:4)
1. Mati bersama Kristus berarti mati terhadap peraturan-peraturan ―zaman lama‖ (2:20-
23)
2. Kebangkitan bersama Kristus menuntut suatu pandangan hidup ―zaman baru‖ (3:1-4)

III. KETUHANAN KRISTUS DALAM KEHIDUPAN KRISTEN (3:5—4:6)


A. Kewajiban Kristiani: Amalkan secara pribadi kenyataan hidup ―di dalam Kristus‖ (3:5-17)
1. Sifat zaman lama harus ditanggalkan (3:5-9)
2. Sifat zaman baru harus dikenakan (3:10-17)
B. Ketetapan-ketetapan khusus (3:18—4:6)
1. Rumah tangga Kristen (3:18—4:1)
2. Doa (4:2-4)
3. Hubungan dengan orang non-Kristen (4:5-6)

Penutup (4:7-18)
A. Rekomendasi untuk para pembawa surat (4:7-9)
B. Salam dari rekan-rekan sekerja Paulus (4:10-14)
C. Salam dan berkat sang rasul (4:15-18)

65 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

16
SURAT PAULUS KEPADA FILEMON

I. LATAR BELAKANG
Sebenarnya surat Filemon termasuk surat-surat Penggembalaan (Pastoral)
a. Bersifat pribadi
b. Berisikan nasihat-nasihat pastoral
Itulah sebabnya dalam kanon PB dimasukkan sesudah surat-surat penggembalaan. Namun
demikian surat ini dibahas sehubungan dengan surat-surat lain yang ditulis oleh Paulus dalam
penjara. Jadi, hubungan surat Filemon dengan surat Efesus dan Kolose sangat erat dan
digolongkan dalam bagian dari surat-surat dari penjara.

A. Filemon
Filemon, jemaat di Kolose, seorang yang kaya raya, terlihat dari banyaknya budak
yang dipunyai. Ia menjadi Kristen karena pelayanan perkabaran Injil Paulus. Kehidupannya
yang baru mendorong Filemon menyerahkan rumahnya untuk digunakan sebagai tempat
bersekutu/pertemuan jemaat. Paulus selalu menganggap Filemon adalah sahabat dan
rekan pelayanannya yang setia (Fil.1:19).

B. Onesimus
Onesimus adalah bekas budak milik Filemon, yang melarikan diri tuannya. Pemuda
Onesimus pasti seorang yang gagah perkasa, karena budak biasanya dipilih dari keadaan
fisiknya. Ia juga berasal dari Kolose (4:9). Sebelum melarikan diri ke Roma Onesimus juga
mencuri milik tuannya. Tetapi ketika ada di Roma, ia bertemu dengan Paulus dan bertobat,
lalu ia dengan setia membantu Paulus dalam penjara.
Sebagaimana disebutkan di atas, Onesimus adalah budak pelarian yang telah
melarikan diri dari Filemon, tuannya. Di kota Roma dia bertemu dengan Paulus yang
kemudian melayani dia. Akhirnya Onesimus bertobat dan melayani Paulus dalam penjara
(ay. 10-13).
Tetapi masalahnya adalah: budak-budak pelarian jika tertangkap kembali dapat saja
dijatuhi hukuman mati. Namuan demikian Paulus merasa bahwa Onesimus harus kembali
kepada tuannya, yaitu Filemon. Paulus mengirim Onesimus kembali bersama dengan
Tikhikus, dan mereka membawa surat ini dengan permohonan supaya Onesimus diterima
kembali sebagai saudara dalam Kristus.
Onesimus rela mendengar nasihat Paulus untuk kembali kepada tuannya. Setelah
Filemon menerima surat ini,maka ia sangat tergerak dan setahu kita dia menerima
Onesimus kembali sebagai saudara dalam Kristus. Menurut tradisi lama Onesimus
kemudian hari menjadi uskup di Efesus.

II. KEPENULISAN
Berdasarkan ayat 2, surat ini ditulis oleh Paulus yang dialamatkan kepada:
1. Filemon: yang kekasih, teman sekerja kami. Sapakah dia?
 Filemon adalah orang Kolose yang merupakan buah pekabaran Injil Paulus (ay. 9).
Menurut Kis. 19 Paulus pernah melayani di ruang kuliah Tiranus. Waktu itu Efesus
menjadi pusat Pekabaran Injil di seluruh daerah itu. Ada kemungkinan besar bahwa
Filemon bertobat sebagai akibat dari pelayanan itu.
 Di Kolose, Filemon berkedudukan tinggi dan mempunyai rumah yang cukup besar di
mana diadakan kebaktian-kebaktian (ay. 2). Dan juga dipakai untuk menyambut
hamba-hamba Tuhan (ay. 22).
 Dia telah demikian maju secara rohani sehingga Paulus memanggil dia teman
sekerjanya (ay. 1)
 Filemon adalah orang kaya yang mempunyai budak-budak (ay. 15-16). Di antara
budak-budaknya itu adalah Onesimus yang telah menipu hartanya serta melarikan diri.

66 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

2. Apfia dan Arkhipus.


Menurut banyak penafsir ada kemungkinan bahwa Apfia adalah isteri Filemon, dan Arkhipus
adalah anaknya. Tetapi penafsiran ini tidak memiliki bukti yang kuat untuk dipertahankan.
Yang jelas Paulus menyebut orang ini sebagai ―teman seperjuangan kita .

Ditulis dari Penjara Roma, sekitar tahun 62 Masehi.

III. SISTEM PERBUDAKAN PADA ZAMAN KERAJAAN ROMAWI


Pada waktu itu, dikerajaan Romawi jumlah budak sangat banyak dan menjadi ketentuan sosial-
politik dalam system kehidupan masyarakat. Berikut ini adalah konsep perbudakan pada zaman
itu:
Budak-budak itu dijadikan seperti barang yang dapat diperjualbelikan,
Kebanyakan dari mereka melaksanakan pekerjaan kasar bagi tuannya.
Budak yang ―lebih pandai atau cantik‖ ditempatkan dalam keluarga untuk melakukan
pekerjaan yang lebih tinggi nilainya.
Kalau mereka mempunyai keterampilan khusus, maka mereka dihargai oleh tuannya
sehingga boleh melayani melalui keahliannya itu (mis. Jadi dokter pribadi atau guru
keluarga).
Jika seorang budak berlaku setia dan berjasa, maka tuannya akan secara resmi
membebaskan dia sehingga menjadi seorang yang berstatus bebas. Hsl ini adalah
penghargaan besar bagi para budak. Bila dia ingin bekerja dengan tuannya,maka biasanya
diizinkan bekerja, namun statusnya sebagai seorang upahan.
Para budak tidak mempunyai hak asasi:
 Tidak bebas untuk menikah dan berkeluarga.
 Tidak memiliki harta pribadi.
 Jika membuat kesalahan, maka tuannya boleh secara bebas menjatuhi hukuman
atanya, termasuk hukuman mati.
 Tidak ada orang yang bisa membela mereka.

TANGGAPAN DAN SIKAP PAULUS TERHADAP PERBUDAKAN:


1. Paulus tidak bangkit melawan system perbudakan itu.
2. Paulus juga tidak mau menghapus perbudakan itu sebagai ketentuan sosial dan juga
tidak mendesak pemerintah untuk menghapuskannya.
3. Secara hukum, Paulus masih mengakui hak Filemon atas budaknya.
4. Bagi Paulus yang penting adalah Onesimus sudah menjadi budak Kristus, akibatnya:
Dengan demikian Filemon sudah kehilangan haknya atas Onesimus.
Onesimus sudah menjadi saudara seiman, dan Filemon tidak lagi dapat
menganggapnya sebagai budaknya
Dalam persekutuan orang Kristen status hukum tidak dipersoalkan, semua sudara
mempunyai hak yang sama
Semua terikat kepada Kristus sehinga menjadi satu keluarga dalam persekutuan
kasih.
5. Paulus tidak meruntuhkan system itu, melainkan membangun hubungan persekutuan
kasih antara Filemon dan Onesimus di mana hubungan tuan dan budak harus
dikembangkan dan dihilangkan karena sudah sama-sama Kristen

IV. TUJUAN PENULISAN


Paulus menyurati Filemon untuk mengurus persoalan khusus tentang hambanya Onesimus
yang telah melarikan diri. Menurut hukum Romawi, hamba yang melarikan diri dapat dihukum
mati. Paulus menjadi perantara untuk Onesimus dengan Filemon dan memohon supaya
Onesimus diterima kembali secara ramahsebagai orang percaya dan sahabat Paulus, dengan
kasih yang sama sebagaimana dia akan menerima Paulus sendiri.

V. SURVEI

Permohonan Paulus adalah sebagai berikut:

67 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

a. Dia memohon dengan sangat supaya Filemon, sebagai saudara dalam Kristus (8-9, 20-21)
menerima Onesimus kembali, bukan sebagai hamba tetapi sebagai saudara dalam Kristus
(15-16).
b. Paulus menyatakan bahwa Onesimus (yang artinya "berguna") yang dahulu "tidak
berguna", tetapi sekarang "berguna" bagi Paulus dan Filemon (10-12).
c. Paulus ingin Onesimus dapat tinggal di Roma, tetapi sebaliknya mengirimnya kembali
kepada tuan yang memilikinya(13-14).
Paulus menawarkan diri sebagai pengganti untuk hutang Onesimus dan mengingatkan Filemon
tentang hutang budinya kepada Paulus (17-19). Surat ditutup dengan salam dari beberapa
teman sekerja di Roma (23-24) dan pengucapan syukur (25).

VI. CIRI-CIRI KHAS


Tiga ciri utama menandai surat ini.
 Surat ini adalah yang terpendek di antara surat-surat Paulus.
 Lebih dari lain bagian PB, surat ini menjelaskan bagaimana Paulus dan gereja mula-mula
menghadapi persoalan perbudakan Roma. Daripada menyerang langsung atau
menimbulkan pemberontakan bersenjata, Paulus mengemukakan prinsip Kristen yang
menyingkirkan kekerasan dari perbudakan Roma dan akhirnya menghapuskannya sama
sekali antara orang Kristen.
 Surat ini memberikan pengertian unik ke dalam kehidupan Paulus, karena dia begitu erat
manunggal dengan seorang hamba sehingga Onesimus disebut "buah hatiku" (1:12).

GARIS BESAR SURAT

Pendahuluan (ayat 1-3)

I. Doa bagi pelayanan Filemon serta pengucapan syukur (ayat 4-7)

II. Permintaan Paulus supaya Onesimus diterima kembali (ayat 8-21)

III. Kemungkinan kunjungan Paulus (ayat 22)

Penutup (ayat 23-25)

68 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

17
SURAT 1 TESALONIKA

I. LATAR BELAKANG KOTA DAN JEMAAT TESALONIKA

A. Kota Tesalonika
Kota Tesalonika terletak dipersimpangan jalan darat dan padat penduduknya. Kota
terbesar di wilayah Makedonia. Sampai saat ini kota Tesalonika masih menjadi kota besar.
Nama kota ini diambil dari nama adik perempuan Iskandar Zulkarnain, "Salonika". Kota ini
didirikan pada thn. 315SM. Penduduk sebagian besar adalah orang non-Yahudi, tapi ada
juga orang Yahudi. Kota pelabuhan yang indah, kota Yunani yang bebas otonom.

B. Jemaat Tesalonika
Pada perjalanan Misi kedua, Paulus dan Timotius dan Silas pergi ke Tesalonika
sekembalinya dari Filipi (1 Tes. 2:2). Dari Kis. 17:1-9 diketahui bahwa Mereka mengunjungi
dan mengajar di rumah ibadat Yahudi di selama 3 hari sabat berturut-turut. Orang-orang
non-Yahudi rupanya menerima Injil dengan gembira. Diantara yang hadir adalah wanita
terkemuka di wilayah itu.
Perkembangan Injil sangat pesat, sehingga Paulus tinggal di Tesalonika beberapa
bulan. Tapi orang-orang Yahudi tidak senang melihat apa yang terjadi. Paulus dan teman-
temannya didakwa sebagai penghianat oleh orang Yahudi yang iri hati. Mereka menyewa
para perusuh pasar untuk melakukan huru hara. Paulus dan Silas tinggal di rumah Yason,
yang adalah petobat baru. Pada malam hari mereka berusaha menangkap Paulus di rumah
Yason. Tapi ketika tidak ditemukan, mereka merusak dan menangkap Yason dan
mengajukan perkara ini ke para pembesar. Sebagai tuduhan dikatakan bahwa Paulus
mengajar tentang kedatangan seorang raja lain yang bernama Yesus. Hal ini membuat
orang Romawi gelisah. Setelah mendapat jaminan dari Yason, akhirnya mereka diminta
meninggalkan Tesalonika pada malam hari.

C. Keadaan Jemaat Tesalonika pada Saat Penulisan Surat


Berita tentang keadaan kota Tesalonika diterima Paulus dari Silas dan Timotius ketika
Paulus ada di Korintus. Isi berita tsb. adalah:
Kabar baik, jemaat setia dalam iman walaupun banyak penderitaan (2:14). Tapi ada
juga kabar yang tidak gembira yaitu adanya masalah-masalah yang timbul di jemaat
Tesalonika, yaitu jemaat masih melakukan dosa-doa seperti misalnya, pecabulan (1 Tes.
4:2-7). Selain itu ada juga ajaran-ajaran sesat tentang hari kedatangan Tuhan sehingga
membuat jemaat tidak melakukan tugas-tugasnya.

II. KEPENULISAN
1. Penulis
Paulus mengindentifikasikan diri, bersama dua rekan pelayanannya Timotius dan Silas,
sebagai penulis surat 1 Tesalonika (1 Tes. 1:1; 2:18). Namun demikian kita ketahui bahwa
Pauluslah yang memegang peranan dalam hal ini, karena keterlibatan Timotius dan Silas
tidak terlihat jelas dalam surat itu. Paulus menulis surat ini kepada jemaat di Tesalonika.

2. Tahun Penulisan
Dapat dipastikan Paulus menulis surat 1 Tesalonika dari Korintus, ketika Timotius dan Silas
baru saja bergabung dengan Paulus (Kis. 18:5; 2 Kor. 1;19). Kalau benar demikian maka
tahun penulisan surat ini adalah sekitar thn. 50 M dan menjadi salah satu tulisan awal
yang ditulis Paulus.

69 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

3. Tempat Penulisan
Seperti penjelasan di atas, Surat ini ditulis dari Korintus.

4. Pembaca/Penerima
Jelas surat ini ditujukan kepada Jemaat Tesalonika (1 Tes.1:1).

III. TEMA UTAMA


Paulus melihat bahwa orang-orang Kristen non-Yahudi di Tesalonika membutuhkan tuntunan
pengajaran yang benar sehingga mereka bisa menjalankan hidup Kristennya dengan lebih
bertanggung jawab.

1. Kemerosotan Moral
Menjaga kekudusan hidup merupakan bagian dari kehidupan Kristen yang benar. Semakin
dekat "Hari Tuhan" semakin perlu kita meninggalkan hidup yang tidak kudus, supaya ketika
Tuhan Yesus datang, Ia akan akan mendapati kita tak bercacat (1 Tes. 4:1-12).

2. Kasih Persaudaraan
Kasih persaudaraan seharusnya tidak diterima untuk kepentingan pribadi. Petobat-petobat
Kristen yang kaya patut menunjukkan kebaikan mereka dengan memberikan bantuan
kepada orang-orang miskin. Tapi bukan berarti memberi kesempatan kepada orang-orang
miskin untuk hidup bermalas-malas, karena itu bertntangan dengan hukum kasih (1 Tes.
5:12-14).

3. Kedatangan “Hari Tuhan”


Paulus banyak mengutip pengajaran Yesus tentang kedatangannya yang ke dua kali.
Mis.:
Mat. 24:30,31 Mrk. 13:32 -37 Luk. 21:25-35
Mat. 25:13 Luk. 12:39,46

Pengajaran yang salah dapat membuat orang Kristen mempunyai ketakutan yang tidak
beralasan. Kepastian bahwa orang-orang yang mati dalam Tuhan akan bertemu kembali
dengan orang-orang yang dikasihi merupakan suatu penghiburan yang besar.

IV. TUJUAN PENULISAN

1. Pujian kepada Jemaat


Paulus mendengar penderitaan mereka karena aniaya Paulus merasa perlu untuk
mengingatkan akan penderitaannya sendiri dan perjuangan imannya (1Tes. 1:2-10).

2. Peringatan untuk Menjaga Kekudusan Hidup


Alangkah mudahnya kehidupan percaya terperosok lagi ke kehidupan daging, seperti
pencabulan (1 Tes. 4:2-7), hidup dengan bermalas-malas (1 Tes. 4:10-12), dll., khususnya
untuk orang-orang non-Yahudi yang kurang memperhatikan disiplin hidup.

3. Mengoreksi Ajaran Kedatangan “Hari Tuhan”


Anggota jemaat Tuhan mulai bertanya tentang "Hari Tuhan", karena sepeninggal Paulus
banyak anggota yang sudah mati. Bagaimana keadaan mereka yang mati sebelum
kedatangan Hari Tuhan,?apakah mereka menjadi kurang beruntung? Akankah kita
bertemu lagi dengan mereka? (1 Tes. 4:13-18: 5:2).

V. SURVEI
Setelah memberi salam kepada jemaat itu (1Tes 1:1), Paulus dengan sukacita memuji
jemaat Tesalonika atas semangat dan iman mereka yang tabah di tengah segala penderitaan
(1Tes 1:2-10; 1Tes 2:13-16). Paulus menanggapi kecaman dengan mengingatkan mereka akan
kemurnian motivasinya (1Tes 2:1-6), kesungguhan kasih dan perhatiannya terhadap mereka

70 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

(1Tes 2:7-8,17-20; 1Tes 3:1-10), serta kelakuannya yang jujur di tengah mereka (1Tes 2:9-
12).
Paulus menekankan perlunya dan pentingnya kekudusan dan kuasa dalam kehidupan
Kristen. Orang percaya harus kudus (1Tes 3:13; 1Tes 4:1-8; 1Tes 5:23-24), dan Injil harus
disertai kuasa dan penyataan Roh Kudus (1Tes 1:5). Paulus mendorong jemaat itu supaya
jangan mereka memadamkan api Roh dengan meremehkan penyataan-Nya, khususnya nubuat
(1Tes 5:19-20).
Tema yang menonjol adalah kedatangan Kristus untuk membebaskan umat-Nya dari
murka Allah di atas muka bumi ini (1Tes 1:10; 1Tes 4:13-18; 1Tes 5:1-11). Rupanya beberapa
anggota jemaat sudah meninggal sehingga menimbulkan kekhawatiran mengenai keikutsertaan
mereka dalam keselamatan terakhir yang akan dinyatakan ketika Tuhan datang. Oleh karena
itu, Paulus menerangkan rencana Allah bagi orang kudus yang sudah dipanggil pulang bila
Kristus kembali bagi gereja-Nya (1Tes 4:13-18) dan menasihatkan mereka yang masih hidup
tentang pentingnya kesiagaan ketika Kristus datang (1Tes 5:1-11). Paulus menutup surat ini
dengan berdoa untuk kekudusan dan pemeliharaan mereka (1Tes 5:23-24).

VI. CIRI-CIRI KHAS


Empat ciri utama menandai surat ini.
1. Surat ini adalah salah satu dari kitab-kitab PB yang pertama ditulis.
2. Itu berisi bagian-bagian penting mengenai orang-orang kudus yang sudah mati yang
dibangkitkan oleh Allah ketika Kristus kembali untuk mengangkat gereja (1Tes 4:13-18)
dan tentang "hari Tuhan" (1Tes 5:1-11).
3. Kelima pasal ini berisi petunjuk tentang kedatangan Kristus dan artinya bagi orang percaya
(1Tes 1:10; 1Tes 2:19; 1Tes 3:13; 1Tes 4:13-18; 1Tes 5:1-11,23).
4. Surat ini memberikan wawasan yang unik
a. Mengenai kehidupan gereja tahun 50-an yang belum dewasa tetapi penuh semangat,
dan
b. Mengenai mutu pelayanan Paulus sebagai perintis pemberitaan Injil.

GARIS BESAR SURAT

Salam (1:1)
I. Terimakasih Pribadi Paulus karena Orang Tesalonika (1:2—3:13)
a. Bersukacita Tentang Hidup Baru Mereka di dalam Kristus (1:2-10)
1. Iman, Kasih dan Pengharapan Mereka (1:2-3)
2. Pertobatan Mereka yang Sejati (1:4-6)
3. Teladan Baik Mereka kepada Orang Lain (1:7-10)
b. Mengenangkan Peranannya dalam Hidup Mereka (2:1—3:8)
1. Meninjau Kembali Pelayanannya (2:1-12)
2. Mengingat Tanggapan Mereka (2:13-16)
3. Memelihara Perhatiannya (2:17—3:8)
c. Mendoakan Kesempatan Kunjungan Kembali serta Kemajuan Rohani dan Kemantapan
Mereka dalam Kekudusan (3:9-13)
II. Pengarahan Praktis Paulus bagi Jemaat Tesalonika (4:1—5:22)
a. Mengenai Kekudusan Seksual (4:1-8)
b. Mengenai Kasih Persaudaraan (4:9-10)
c. Mengenai Kerja yang Jujur (4:11-12)
d. Mengenai Kedatangan Kristus (4:13—5:11)
1. Keadaan Mereka yang Mati dalam Kristus (4:13-18)
2. Kesiagaan Mereka yang Hidup dalam Kristus (5:1-11)
e. Mengenai Kehormatan bagi Pemimpin Rohani (5:12-13)
f. Mengenai Kehidupan Kristen (5:14-18)
g. Mengenai Pengenalan Rohani (5:19-22)
Penutup (5:23-28)
A. Doa untuk Pengudusan dan Pemeliharaan Merekan (5:23-24)
B. Permohonan Terakhir dan Berkat (5:25-28)

71 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

18
SURAT 2 TESALONIKA

I. LATAR BELAKANG
Ketika surat ini ditulis, situasi jemaat Tesalonika sama saja dengan ketika ia menulis surat yang
pertama. Oleh karena itu, mungkin surat ini ditulis beberapa bulan saja setelah surat pertama
ketika Paulus masih bekerja di Korintus bersama Silas dan Timotius (2Tes 1:1; bd. Kis 18:5).
Rupanya ketika diberi tahu mengenai penerimaan surat pertama dan beberapa perkembangan
baru di tempat itu, Paulus tergerak untuk menulis surat kedua ini.

II. KEPENULISAN
1. Penulis
Sesuai dengan 2 Tes. 1:1 dan 3:17, surat ini dikenal sebagai Paulus sebagai penulisnya.
Tapi sesudah abad 2 Surat 2 Tesalonika mengalami banyak tantangan dari ahli kitab
tentang pendapat Paulus sebagai penulisnya. Alasan yang paling kuat adalah karena
pengajaran doktrin eskatologi di kedua Surat memiliki kontradiksi.

Pembelaan terhadap pendapat ini adalah bukti dari dalam surat sendiri yaitu 2 Tes. 2:5 dan
3:10. Apabila bukan Paulus sendiri yang menuliskan surat ini maka akan terdengar ganjil
dan kesulitan akan mudah diatasi.

2. Tahun Penulisan
Tahun penulisan surat 2 Tesalonika adalah tidak lama setelah mengirimkan surat 1
Tesalonika (2 Tes. 2:15). Masalah tentang "Hari Tuhan" yang diungkapkan Rasul Paulus
dalam 1 Tesalonika telah membangkitkan persoalan yang lain lagi. Oleh karena itu cepat-
cepat Paulus menuliskan surat 2 Tesalonika untuk meluruskan masalah.

3. Tempat Penulisan
Kedua surat Tesalonika ditulis oleh Paulus ketika ada di Korintus.

4. Pembaca/Penerima
Surat ini ditujukan untuk Jemaat Tesalonika (2 Tes. 1:1).

III. TEMA UTAMA


Setelah Paulus mengirimkan Surat 1 Tesalonika hal kedatangan "Hari Tuhan" masih menjadi
masalah untuk jemaat Tesalonika.

1. Hari Tuhan sudah dekat


Ada ajaran sesat yang beredar di antara jemaat tentang waktu kedatangan "Hari Tuhan".
Karena kedatangan Yesus kedua kali sudah "dekat" maka tidak perlu lagi bekerja sehingga
Paulus harus memberikan keyakinan akan tanda-tanda kedatangan "Hari Tuhan":
2 Tes. 2:3; 2 Tes. 2:4; 2 Tes. 2:6,7; 2 Tes. 2:9,10.

2. Pengharapan orang percaya pada kedatangan “Hari Tuhan”


Pengajaran yang benar akan menghasilkan pengharapan yang benar. Demikian pula
tentang ajaran kedatangan Kristus yang kedua kali. Untuk orang pilihan hal ini menjadi
suatu berkat dan penghiburan karena kemenangan dari musuh sudah dijamin. Oleh karena
itu kita harus melaksanakan hidup yang bertanggung jawab sampai "Hari Tuhan" datang.

72 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

IV. TUJUAN PENULISAN


Tujuan Paulus memberikan susulan surat karena ada beredar pengajaran sesat yang lain
tentang "Hari Tuhan" sehingga Paulus perlu memberikan penjelasan akan masalah itu.
1. Meluruskan pengajaran yang salah dan tindak lanjut dari respon atas suratnya yang
pertama.
2. Memberi nasehat untuk menertibkan hidup yang kurang bertanggung jawab karena ajaran
penyesat, khususnya mereka yang menjadi malas bekerja dan tidak menghiraukan masa
depannya.

V. SURVEI
Jikalau hubungan Paulus dengan jemaat Tesalonika dari surat yang pertama bernada
seorang perawat lembut yang merawat anak-anak kecil (1Tes 2:7), dalam surat ini nadanya
lebih seperti bapa yang mendisiplin anak-anak yang kurang tertib dan memperbaiki jalannya
(2Tes 3:7-12; bd. 1Tes 2:11). Namun demikian Paulus memuji mereka karena iman yang
teguh dan mendorong mereka lagi untuk tetap setia dalam penganiayaan yang mereka hadapi
(2Tes 1:3-7).
Bagian utama surat ini membahas hari Tuhan pada akhir zaman (2Tes 2:1-12; bd. 2Tes
1:6-10). Dari 2Tes 2:2 tampaknya bahwa beberapa orang dalam jemaat menyatakan, entah
melalui "nubuat" (suatu penyataan), "laporan" (berita lisan) atau "surat" (katanya dari Paulus)
bahwa masa kesengsaraan besar dan hari Tuhan sudah mulai. Paulus memperbaiki salah
paham ini dengan mengatakan bahwa tiga peristiwa penting akan menandai tibanya hari
Tuhan (2Tes 2:2);
1. Akan terjadi kemurtadan dan pemberontakan besar (2Tes 2:3);
2. Penahanan yang ditentukan Allah terhadap kejahatan akan diangkat (2Tes 2:6-7) dan
3. "Manusia durhaka" akan dinyatakan (2Tes 2:3-4,8-12). Paulus menegur mereka di dalam
gereja yang mempergunakan penantian akan kedatangan Kristus ini sebagai alasan untuk
tidak bekerja. Ia mendorong semua orang percaya untuk hidup dengan rajin dan disiplin
(2Tes 3:6-12).

VI. CIRI-CIRI KHAS


Tiga ciri utama menandai surat ini,
1. Surat ini berisi bagian yang paling lengkap dalam PB mengenai pelanggaran hukum yang
tanpa kendali dan penipuan pada akhir sejarah (2Tes 2:3-12).
2. Penghakiman Allah yang adil akan menyertai kedatangan kedua Kristus digambarkan
dengan istilah apokaliptis, mirip dengan kitab Wahyu (2Tes 1:6-10; 2Tes 2:8).
3. Kitab ini memakai istilah-istilah eskatologi untuk Antikristus yang tidak digunakan di
bagian Alkitab yang lain (2Tes 2:3,8).

GARIS BESAR SURAT

Salam (1:1-2)
I. Paulus Menghibur Jemaat Tesalonika yang Dianiaya (1:3-12)
a. Rasa Syukur karena Pertumbuhan Rohani (1:3)
b. Pujian atas Ketabahan Gereja Lainnya (1:4)
c. Keyakinan Mengenai Hasil Akhir (1:5-10)
d. Doa Paulus bagi Mereka (1:11-12)
II. Paulus Memperbaiki Pengakuan Kepercayaan Jemaat Tesalonika (2:1-17)
a. Hari Tuhan belum Tiba (2:1-2)
b. Manusia Durhaka akan Dinyatakan Dahulu (2:3-12)
c. Berdiri Teguh di dalam Kepastian Kebenaran dan Kasih Karunia (2:13-17)
III. Paulus Menasihati Jemaat Tesalonika tentang Hal-hal Praktis (3:1-15)
c. Mendoakan Dirinya (3:1-2)
d. Tetap Setia Bertahan di dalam Tuhan (3:3-5)
e. Menjauhi Orang yang Tidak Mau Patuh dan Hidup Berdisiplin (3:6-15)
Salam Penutup dan Berkat (3:16-18)

73 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

19
SURAT 1 TIMOTIUS

I. LATAR BELAKANG TIMOTIUS DAN JEMAAT EFESUS

A. Timotius
Timotius adalah dari perkawinan campuran; ibunya seorang Yahudi dan ayahnya adalah
seorang Yunani (Kis 16:1 dan 2 Tim 1:5). Ia lahir di Listra 16:1. Dari kesaksian Paulus ia
banyak dihormati saudara-saudara Kristennya. Tidak tahu persis kapan ia menjadi Kristen.
Tapi ada kemungkinan ia bertobat waktu Paulus mengadakan perjalanan misi pertama di
Listra. Ibu Timotius juga dikenal sebagai orang Kristen Yahudi.

B. Pribadi Timotius
Timotius adalah seorang yang masih muda untuk tugas yang harus diembannya. Ia juga
seorang yang pemalu dan selalu ragu-ragu. Paulus meminta supaya orang Korintus tidak
menghina dia (I Kor 16:10-11; 4:17). Seorang yang penuh kasih sayang, tapi penakut dan
penuh nafsu orang muda. Orang yang paling sering dipuji Paulus, terutama karena
kedatangannya yang selalu tepat pada saat dibutuhkan.

C. Timotius dan Pelayanannya


1. Paulus mengajak Timotius, mungkin untuk menggantikan Yohanes Markus (Kis 15:36;
1Tim 1:18).
2. Timotius menerima penumpangan tangan untuk karunia dan tugas khusus (1 Tim 4:14,
2 Tim 1:6).
3. Timotius disunat sebelum melakukan perjalanan untuk menghilangkan perlawanan
yang tidak perlu.
4. Ia banyak melihat teladan hidup Paulus karena 7 tahun bersama dengan Paulus.
5. Diutus ke Tesalonika untuk meneguhkan hati orang-orang percaya karena dianiaya .
6. Waktu perjalanan Paulus di Korintus Timotius hadir, juga di Efesus dan Yerusalem.
7. Pelayanan Timotius tidak selalu berhasil, namun demikian Paulus terus mendorong.
8. Ia selalu disebut sebagai "anak kesayangan Paulus", "anak yang syah dalam iman"
"anakku yang kekasih"

D. Hubungan Timotius dengan Paulus


Paulus sering menyebut Timotius sebagai anak dalam iman yang dikasihi. Banyak ahli
berpendapat bahwa Timotius dipersiapkan Paulus untuk menjadi penggantinya, meskipun
Timotius sendiri tidak berani dan segan. Timotius ditunjuk Paulus untuk menjadi penatua,
dan yang dipercayai sebagai pilihan Allah melalui nubuat dan penumpangan tangan.

Ia menjadi teman sekerja Paulus dalam penginjilan (I Tim 4:14, 2 Tim 1:6-7), membantu
Paulus sebagai penulis. Ketika di penjara Timotius membantu Paulus, bahkan sampai
menjelang ajal, Timotius tetap melayani Paulus, sementara sudah banyak rekan lain sudah
meninggalkannya (2 Tim 4:9-13).

E. Latar Belakang Jemaat Efesus


Paulus memulai jemaat ini kira-kira thn. 54-57 M, sempat tinggal di sana selama 3 tahun.
Ketika Paulus melayani di Efesus, banyak petobat- petobat baru, bahkan ribuan (Kis. 19)
Pada jaman rasul-rasul, kota Efesus ini berkembang besar dan menjadi kota Kristen
terbesar. Mereka berkumpul di keluarga-keluarga Kristen karena saat itu belum ada
bangunan gereja, baru ada sesudah abad 2. Masing-masing persekutuan keluarga
mempunyai pemimpin rohani dan jumlahnya tentu banyak.

74 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

Ketika Paulus akhirnya meninggalkan Efesus ia menyerahkan tongkat estafet


kepemimpinannya kepada Timotius, sebagai "Penilik jemaat" atau penatua. Ini berarti ia
membawahi banyak sekali pemimpin rohani di Efesus untuk dididik. Itu sebabnya Timotius
merasa sangat takut dan gentar.

II. KEPENULISAN
1. Penulis
Menurut 1 Tim. 1:1 Rasul Paulus adalah penulis Surat 1 Timotius.

2. Tahun Penulisan
Menurut tradisi Paulus di penjara di Roma antara tahun 60-62 M, lalu Paulus dibebaskan
untuk naik banding kepada kaisar. Tapi Paulus akhirnya dihukum mati oleh Kaisar Nero
dalam kunjungannya kembali ke Roma tahun 67 M (Kis 20:38). Diperkirakan pada tahun
pembebasannya itu Paulus menulis Surat 1 Timotius, yaitu thn, 62/63 M.

3. Tempat Penulisan
Tidak jelas dimana Paulus tinggal ketika menunggu untuk naik banding, yaitu pada saat ia
menulis surat 1 Timotius ini. Tapi yang jelas ia tidak sedang dipenjara (1 Tim 1:13),
kemungkinan ia sedang ada di Makedonia.

4. Pembaca/Penerima
Surat 1 Timotius jelas ditujukan untuk Timotius (1 Tim. 1:1-2).

III. TEMA UTAMA


Tugas yang dibebankan oleh Paulus membutuhkan kecakapan dalam mengelola jemaat dan
menangani hal-hal yang perlu, khususnya tentang menjaga doktrin pengajaran yang benar.

1. Ajaran Sesat (1 Tim. 1:3-4, 7)


Penyelewengan-penyelewengan yang menyusup ke dalam gereja perlu mendapat
penanganan yang tanggap. Hal pengajaran Taurat merupakan pokok yang sangatpenting
tapi hanya dengan terang Alkitab Hukum Taurat dapat dimengerti dengan benar (1Tim.
1:9, 15).

2. Tata Tertib Ibadah/Gereja


Gereja yang ideal menurut Paulus:
a. Mempunyai kehidupan doa yang selayaknya (1 Tim. 2)
b. Organisasi yang selayaknya (1 Tim. 3:1-13).
c. Administrasi yang sepantasnya (1 Tim. 5:1-6:10)
d. Ada tata tertib ibadah:
 Kebaktian doa: mengadahkan tangan (2:8)
 Kealiman dan kepatuhan wanita (2:11)
 Membaca, berkhotbah dan mengajar (4:13)
 Penumpangan tangan untuk memberikan karunia (4:14)
 Cara berpakaian, rambut, dll.

IV. TUJUAN PENULISAN


Perhatian Paulus kepada Timotius mempunyai alasan yang kuat karena Paulus mempunyai
harapan besar untuk Timotius bisa melanjutkan pelayanannya.

1. Memberikan pembimbingan rohani


Surat ini ditulis Paulus mengingat keadaan jemaat di Efesus. Untuk mengirim Timotius ke
Efesus, Paulus perlu membekalinya dia dengan hal-hal yang perlu diketahui oleh seorang
pemimpin bagi keterlibatan dan pertumbuhan jemaat yang cukup besar.

75 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

2. Memberikan semangat
Ada kesan bahwa walaupun Timotius adalah seorang yang dapat dipercaya tetapi ia kurang
bersemangat. Paulus menganggap Timotius masih muda, belum cukup dewasa (1 Tim
4:12), penakut (II Tim 1:6,7) dan sering terganggu pencernaannya (1 Tim 5:23). Surat
yang khusus ditujukan kepada Timotius ini diharapkan dapat membesarkan hati dan
meneguhkan dia untuk menerima tugas berat yang dilimpahkan kepadanya.

V. SURVEI
Salah satu hal utama yang disampaikan Paulus kepada pembantu mudanya ialah supaya
Timotius tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang sejati dan membuktikan kesalahan
ajaran palsu yang melemahkan kuasa Injil yang menyelamatkan (1Tim 1:3-7; 1Tim 4:1-8; 1Tim
6:3-5,20-21). Paulus juga menginstruksikan Timotius mengenai syarat-syarat kerohanian dan
sifat bagi para pemimpin gereja dan memberikan gambaran tersusun dari macam orang yang
diizinkan menjadi pemimpin rohani gereja (lih. daftar syarat terperinci di garis besar).

Antara lain, Paulus menasihatkan Timotius bagaimana bergaul dengan berbagai kelompok
dalam jemaat, seperti perempuan (1Tim 2:9-15; 1Tim 5:2), janda-janda (1Tim 5:3-16), orang
laki-laki tua dan muda (1Tim 5:1), para penatua (1Tim 5:17-25), budak (1Tim 6:1-2), guru
palsu (1Tim 6:3-10) dan orang kaya (1Tim 6:17-19). Paulus memberikan lima instruksi jelas
kepada Timotius yang harus dilaksanakannya (1Tim 1:18-20; 1Tim 3:14-16; 1Tim 4:11-16;
1Tim 5:21-25; 1Tim 6:20-21). Di dalam surat ini Paulus menyatakan kasih sayangnya kepada
Timotius sebagai anak rohaninya dalam iman dan mengajukan suatu standar kesalehan yang
tinggi untuk kehidupannya dan untuk gereja.

VI. CIRI-CIRI KHAS


Empat ciri utama menandai surat ini.
1. Surat ini yang dialamatkan langsung kepada Timotius sebagai wakil Paulus di jemaat
Efesus, sangat pribadi dan ditulis dengan emosi dan perasaan yang mendalam.
2. Bersama dengan surat 2 Timotius, maka lebih dari surat PB lainnya surat ini menekankan
tanggung jawab pendeta untuk memelihara Injil agar tetap murni dan bebas dari ajaran
palsu yang akan melemahkan kuasanya untuk menyelamatkan.
3. Surat ini menekankan nilai unggul dari Injil, pengaruh setan di belakang semua
pencemaran, panggilan gereja yang kudus dan syarat tinggi yang ditetapkan Allah bagi
para pemimpinnya.
4. Surat ini memberikan pedoman yang paling lengkap dalam PB mengenai bagaimana
seorang gembala harus berhubungan secara patut dengan pria dan wanita serta dengan
semua kelompok usia dan sosial dalam gereja.

GARIS BESAR SURAT

Pendahuluan (1:1-20)

I. Pengarahan tentang Pelayanan Gereja (2:1—4:5)


a. Pentingnya Doa (2:1-8)
b. Perilaku Wanita yang Sopan (2:9-15)
c. Syarat-syarat bagi Penilik Jemaat (3:1-7)
1. Pribadi
a. Tak Bercacat (3:2)
b. Dapat Menahan Diri (3:2)
c. Bijaksana (3:2)
d. Sopan (3:2)
e. Suka Memberi Tumpangan (3:2)
f. Cakap Mengajar (3:2)
g. Bukan Peminum (3:3)
h. Bukan Pemarah (3:3)
i. Peramah (3:3)

76 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

j. Pendamai (3:3)
k. Bukan Hamba Uang (3:3)
l. Jangan Orang Baru Bertobat (3:6)
m. Mempunyai Nama Baik (3:7)

2. Keluarga
a. Suami dari Satu Isteri (3:2)
b. Kepala Keluarga yang Baik (3:4-5)
c. Disegani dan Dihormati oleh Anak-anaknya (3:4)

d. Syarat-syarat bagi Diaken (3:8-12)


1. Pribadi
a. Orang Terhormat (3:8)
b. Jangan Bercabang Lidah (3:8)
c. Jangan Penggemar Anggur (3:8)
d. Jangan Serakah (3:8)
e. Orang yang Memelihara Rahasia Iman dalam Hati Nurani yang Suci (3:9)
f. Diuji dan Tak Bercacat (3:10)

2. Keluarga
a. Suami dari Satu Isteri (3:12)
b. Isteri adalah Orang Terhormat (3:11)
c. Mengurus Anak-anak dan Keluarga dengan Baik (3:12)

e. Alasan Gereja Memerlukan Syarat Tinggi bagi Pemimpin (3:13—4:5)

II. Pengarahan Tentang Pelayanan Timotius (4:6—6:19)


a. Kehidupan Pribadinya (4:6-16)
b. Hubungan dengan Orang dalam Gereja (5:1—6:19)
1. Orang yang Tua dengan Orang Muda (5:1)
2. Perempuan Tua dan Perempuan Muda (5:2)
3. Janda-janda (5:3-16)
4. Penatua dan Calon Penatua (5:17-25)
5. Budak-budak (6:1-2)
6. Guru-guru Palsu (6:3-10)
Sisipan: Nasihat kepada Timotius sendiri (6:11-16)
7. Orang-orang Kaya (6:17-19)

Penutup (6:20-21)

77 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

20
SURAT 2 TIMOTIUS

I. LATAR BELAKANG
Inilah surat terakhir Paulus. Pada saat menulis surat ini, kaisar Nero sedang berusaha
untuk menghentikan perkembangan kekristenan di Roma dengan penganiayaan yang bengis
terhadap orang percaya; Paulus sekali lagi menjadi tahanan negara di Roma (2Tim 1:16). Dia
menderita kekurangan sebagai seorang penjahat biasa (2Tim 2:9), ditinggalkan oleh
kebanyakan sahabatnya (2Tim 1:15), dan sadar bahwa pelayanannya sudah berakhir dan
kematiannya sudah dekat (2Tim 4:6-8,18) untuk pembahasan yang lebih lanjut mengenai latar
belakang dan kepenulisan).
Paulus menulis kepada Timotius sebagai "anakku yang kekasih" (2Tim 1:2) dan teman
sekerja yang setia (bd. Rom 16:21). Hubungan yang erat serta kepercayaannya terhadap
Timotius dilihat dalam halnya Paulus menyebutkan Timotius ikut terlibat dalam mengirimkan
enam buah surat, kehadiran Timotius dengan Paulus dalam tahanan yang pertama (Fili 1:1; Kol
1:1; File 1:1) dan kedua surat pribadi kepadanya. Pada saat Paulus menghadapi kemungkinan
dihukum mati adalah dekat, dua kali ia minta Timotius menemaninya di Roma (2Tim 4:9,21).
Ketika Paulus mengirim surat kedua ini, Timotius masih berada di Efesus (2Tim 1:18; 2Tim
4:19).

II. KEPENULISAN
1. Penulis
Rasul Paulus adalah penulis Surat 2 Timotius (2 Tim. 1:1).

2. Tahun Penulisan
Jelas surat ini ditulis semasa akhir hidup Paulus. Paulus ingin bertemu dengan Timotius,
karena takut tidak bisa bertahan sampai musim dingin nanti (64-68M).

3. Tempat Penulisan
Paulus menuliskan Surat 2 Timotius ketika ia ada di penjara Roma (1 Tim 1:8; 2:9). Tapi
rupanya Paulus tidak mengharapkan mendapatkan kemenangan dengan naik bandingnya.
Dan ia tahu hukuman mati sudah menantinya.

4. Pembaca/Penerima
Surat 2 Timotius ditujukan untuk Timotius (2 Tim 1:2).

III. TEMA UTAMA

1. Kemurtadan zaman akhir


Cara terpenting dalam menghadapi arus kefasikan dan pengajaran-pengajaran sesat
adalah: pengetahuan akan kitab suci (2 Tim 3:15).

2. Pidato Perpisahan Paulus (2 Tim 4:6-8)


Paulus meninggalkan pesan-pesannya yang terakhir kepada Timotius, anak rohani
kesayangannya, sekaligus didalamnya memuat warisan yang akan ditinggalkan kepada
Timotius, yaitu perkamennya.

IV. TUJUAN PENULISAN


Kepada anaknya yang terkasih saja Paulus ingin menghabiskan hari-hari terakhirnya. Itu
sebabnya Paulus menulis surat ke Timotius untuk bisa bertemu dan sekaligus memberikan
pesan-pesannya yang terakhir.

78 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

1. Memberi Instruksi
Penganalan Paulus dengan Timotius mendorongnya memberi dorongan agar ia jangan
malu, tapi ikut menderita (2 Tim. 1:8) dan berani melanjutkan amanat pengajaran dengan
setia dan bijaksana. (2 Tim. 2:2), contoh: anak (2:1,2), prajurit (2:3,4), olah ragawan
(2:5), petani (2:6), pekerja (2:15), hamba (2:24,25).

2. Menguatkan Tugas Panggilan


Panggilan Timotius jelas yaitu memberitakan firman (4:2).

V. SURVEI
Dalam pasal 1; (2Tim 1:1-18) Paulus meyakinkan Timotius tentang kasih dan doanya
yang tetap sambil mendorong dia untuk tetap setia tanpa berkompromi tehadap Injil,
memelihara kebenaran dengan tekun dan mengikuti teladannya. Dalam pasal 2; (2Tim 2:1-26)
Paulus menugaskan anak rohaninya untuk tetap memelihara iman dengan mempercayakan
kebenarannya kepada orang lain yang dapat dipercayai untuk mengajarkannya kepada orang
lain (2Tim 2:2).
Paulus menasihati gembala yang muda ini untuk menanggung kesukaran seperti prajurit
yang baik (2Tim 2:3), melayani Allah dengan rajin dan memberitakan firman kebenaran dengan
tepat (2Tim 2:15), memisahkan diri dari mereka yang meninggalkan kebenaran rasuli (2Tim
2:18-21), memelihara kemurniannya (2Tim 2:22) dan bekerja dengan tekun sebagai guru
(2Tim 2:23-26).
Dalam pasal berikutnya Paulus mengingatkan Timotius bahwa kejahatan dan kemurtadan
akan meningkat (2Tim 3:1-9), tetapi Timotius harus tetap setia kepada iman yang diwarisinya
dan kepada Alkitab (2Tim 3:10-17).
Dalam pasal terakhir Paulus menugaskan Timotius untuk memberitakan Firman serta
melaksanakan semua tugas pelayanannya (2Tim 4:1-5). Paulus menutup surat ini dengan
memberitahukan Timotius tentang keadaan dirinya pada saat dia menghadapi kematian, sambil
memohon Timotius datang dengan cepat (2Tim 4:6-22).

VI. CIRI-CIRI KHAS


Lima ciri utama menandai surat ini.
1. Surat ini berisi perkataan terakhir Paulus yang ditulis sebelum pelaksanaan hukum mati
oleh kaisar Nero di Roma hampir 35 tahun setelah pertobatannya kepada Kristus di jalan ke
Damsyik.
2. Surat ini berisi pernyataan yang paling terang dalam Alkitab mengenai pengilhaman dan
tujuan ilahi Alkitab (2Tim 3:16-17): Paulus menekankan bahwa Alkitab harus ditafsirkan
dengan cermat oleh pelayan-pelayan Firman (2Tim 2:15) dan mendorong penyerahan
Firman Allah kepada orang yang dapat dipercayai yang kemudian dapat mengajar orang
lain (2Tim 2:2).
3. Sepanjang surat ini muncul nasihat-nasihat pendek tetapi tepat misalnya,
"mengobarkan karunia Allah" (2Tim 1:6),
"janganlah malu" (2Tim 1:8),
"menderita bagi Injil-Nya" (2Tim 1:8),
"Peganglah ... ajaran yang sehat" (2Tim 1:13),
"peliharalah harta yang indah" (2Tim 1:14),
"jadilah kuat oleh kasih karunia" (2Tim 2:1),
"ikutlah menderita" (2Tim 2:3),
"memberitakan perkataan kebenaran" (2Tim 2:15),
"hindarilah" (2Tim 2:16),
"jauhilah ... kejarlah" (2Tim 2:22),
berhati-hatilah terhadap kemurtadan yang mendekat (2Tim 3:1-9),
"tetap berpegang kepada kebenaran" (2Tim 3:14),
"beritakanlah Firman" (2Tim 4:2),
"lakukanlah pekerjaan pemberita Injil" (2Tim 4:5),
"tunaikanlah tugas pelayananmu" (2Tim 4:5).
4. Tema yang berulang-ulang dari banyak nasihatnya adalah untuk berpegang pada iman
(Yesus Kristus dan Injil asli dari rasul-rasul), jagalah iman itu dari pemutarbalikan dan

79 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

kerusakan, menentang guru palsu, dan beritakan Injil yang benar dengan ketekunan yang
teguh.
5. Kesaksian terakhir Paulus adalah suatu contoh yang mengharukan dari keberanian dan
harapan ketika menghadapi mati syahid yang sudah pasti (2Tim 4:6-8).

GARIS BESAR SURAT

Pendahuluan (1:1-4)

I. Pesan Paulus kepada Timotius (1:5-18)


a. Mengobarkan Karunia Allah (1:5-7)
b. Bersedia Menderita untuk Injil (1:8-10)
c. Teladan Paulus (1:11-12)
d. Peganglah dan Pelihara Kebenaran (1:13-14)
e. Sahabat-sahabat Paulus di Roma yang Setia dan Tidak Setia (1:15-18)

II. Tuntutan-tuntutan terhadap Hamba Tuhan yang Setia (2:1-26)


A. Jadilah Kuat oleh Kasih Karunia (2:1)
B. Percayakan Berita kepada Orang yang dapat Dipercayai (2:2)
C. Bertahan dalam Kesukaran (2:3-7)
1. Sebagai Prajurit yang Baik (2:3-4)
2. Sebagai Olahragawan yang Berdisiplin (2:5)
3. Sebagai Petani yang Bekerja Keras (2:6-7)
D. Mati dan Menderita dengan Yesus Kristus (2:8-13)
E. Hindarilah Soal-soal yang Bodoh dan Mempertahankan Injil dalam Cara yang Tidak
Tercela (2:14-26)

III. Peningkatan Kejahatan Terakhir yang Mendekat (3:1-9)

IV. Ketekunan dalam Kebenaran (3:10-17)


A. Yang Dipelajari dari Paulus (3:10-14)
B. Yang Dipelajari dari Alkitab (3:15-17)

V. Beritakanlah Firman Allah (4:1-5)

VI. Kesaksian dan Pengarahan Paulus (4:6-18)


a. Kesaksian Perpisahan Paulus (4:6-8)
b. Pengarahan Pribadi untuk Timotius (4:9-13)
c. Sebuah Kata Peringatan (4:14-15)
d. Keyakinan tentang Kesetiaan Allah (4:16-18)

Penutup (4:19-22)

80 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

21
SURAT TITUS

I. LATAR BELAKANG

A. Titus
Informasi tentang Titus tidak banyak disebutkan, bahkan tidak disebut di Kisah Rasul.
Tapi yang diketahui adalah Titus seorang Yunani yang berasal dari Anthiokia atau Siria.
Mungkin bertobat ketika Paulus dan Barnabas melayani di Antiokia dalam rangka perjalan-
an ke Sidang di Yerusalem, karena disitulah Titus disebut pertama kalinya (Gal 2:1-3).
Paulus menyebut Titus sebagai teladan bagi orang-orang non-Yahudi ketika mereka
berkumpul di Yerusalem. Dari pengalaman pelayanan Titus tampil sebagai seorang yang
pandai mengatasi kesulitan (II Kor 7:6-10, 13-16), seperti yang terjadi ketika ia dikirim ke
Korintus untuk meredakan masalah di sana. Selain itu di Korintus Titus juga bertanggung
jawab untuk membawa persembahan untuk saudara-saudara di Yerusalem. Titus telah
mengikuti Paulus selama dalam perjalanan misi kedua dan ketiga.
Dari Titus 1:5 diketahui bahwa Paulus pernah berada di Kreta bersama-sama Titus
dan sekali lagi Titus dipercaya Paulus untuk memelihara jemaat ini (Tit. 1:5), dan juga
pelayanan di provinsi Dalmatia (2 Tim. 4:10). Selama memulai pelayanannya Paulus
menolak menyunatkan Titus, tidak seperti kepada Timotius (Gal. 2;1-3).

B. Kreta
Pulau yang juga disebut Kandia itu, terletak di sebelah Tenggara Yunani, perbatasan
laut Agia dan Laut Tengah (250 km panjang, 10-45 km lebar). Penuh gunung, subur dan
banyak penduduknya. Pulau itu juga mendapatkan julukan Pulau Seratus Kota. Kota ini
juga mempunyai latar belakang penyembahan Dewa. Gunung Ida yang ada di pulau itu
dianggap sebagai tempat Zeus.
Orang-orang Kreta terkenal sebagai seorang yang pemberani dan pandai memanah.
Selain orang Yunani, banyak juga orang Yahudi yang tinggal di sana. Penduduk Kreta
adalah termasuk keturunan/bersaudara dengan orang Filistin.
Jemaat di Kreta kemungkinan besar didirikan oleh Paulus karena Paulus biasanya
tidak mau mendirikan bangunan di atas dasar orang lain. Atau mungkin juga buah
pelayanan Paulus di Korintus atau Efesus karena letaknya dekat.

II. KEPENULISAN

1. Penulis
Titus 1:1 menyebutkan bahwa penulis Surat Titus adalah Paulus.

2. Tahun Penulisan
Sama seperti Surat Timotius, Surat Titus ini ditulis oleh Paulus pada perjalanan misi
keempat (yaitu sesudah masa pemenjaraan Paulus di Roma). Kemungkinan bisa
diperkirakan antara thn. 62-64 M.

3. Tempat Penulisan
Pada waktu menuliskan surat ini Paulus sedang berada di Makedonia (Titus 3:12).

4. Pembaca/Penerima
Sesuai dengan judulnya Surat ini ditujukan kepada Titus, yang disebut sebagai anak rohani
Paulus (Tit. 1:4).

81 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

III. TEMA UTAMA


Surat Timotius, Titus dan Filemon dikenal dengan nama surat-surat Penggembalaan, yang
sangat diperlukan untuk memberi keseimbangan antara pengajaran dan penggelola kehidupan
jemaat.
1. Perbuatan Baik sebagai Buah Keselamatan
Keadaan jemaat Kreta sangat mengecewakan. Gereja kurang terorganisir, dan ditambah
lagi dengan tingkah laku jemaat sangat ceroboh. Mungkin ada kecerobohan dalam
menerima Injil keselamatan, bahwa kita diselamatkan karena kasih anugerah (1:16;
2:7,14; 3:1,8,14). Untuk itulah Paulus merasa perlu menekankan buah dari keselamatan
yaitu perbuatan baik.

2. Rumusan Tritunggal
Hubungan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus disebutkan dengan lengkap di Titus 2:11-14.
Suatu rumusan Tritunggal yang menjadi pengakuan iman PB.

3. Tugas Titus
"Mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua
disetiap kota" (1:5). Bandingkan ini dengan surat 1 Timotius.

IV. TUJUAN PENULISAN


Paulus memberikan perhatian kepada Titus dengan mengirimkan Surat ini mengingat bahwa
Titus akan dipercaya sebagai penilik jemaat di Pulau Kreta. Sama dengan surat Timotius,
sebagian isinya adalah membicarakan tentang pengaturan organisasi gereja dan tentu saja
tentang pengajaran yang benar.

1. Mengatur Organisasi Gereja (Titus 1:5-16)


Pertumbuhan gereja secara rohani harus diimbangi dengan pengaturan pelayanan sehingga
semua pekerjaan pelayanan dapat dilakukan dengan efektif.

2. Memberi Pedoman untuk Pembaharuan di Jemaat Kreta


Adanya hidup yang tidak tertib dalam jemaat memberikan suasana yang tidak kondusif
untuk bertumbuh. Mis., Tit. ps. 2-3 Untuk itu Paulus juga menunjuk Artemas dan Tikhikus
untuk pelaksanaan tugas ini.

3. Nasihat untuk Menjaga Ajaran yang Benar


Firman Tuhan menjadi dasar kehidupan Kristen, kalau diterima baik akan menghasilkan
pekerjaan yang baik. ajaran sehat menjadi standar azas yang resmi untuk yang
menghasilkan tingkah laku yang benar dalam jemaat.

V. SURVEI
Paulus membahas empat pokok utama di dalam surat ini.
1. Dia menginstruksikan Titus mengenai tabiat dan syarat rohani yang diperlukan mereka
yang akan dipilih menjadi penatua (penilik jemaat) di dalam gereja. Penatua haruslah
orang saleh yang sifatnya terbukti, berhasil menuntun keluarganya sendiri (Tit 1:5-9).
2. Paulus menyuruh Titus mengajarkan doktrin yang benar serta membungkam dan menegur
para guru palsu (Tit 1:10--2:1). Di dalam surat ini Paulus memberikan dua rangkuman
tentang ajaran yang sehat (Tit 2:11-14; Tit 3:4-7).
3. Paulus menggambarkan untuk Titus (bd. 1Tim 5:1--6:2) peranan yang patut untuk laki-laki
yang sudah lanjut usia (Tit 2:1-2), wanita yang sudah tua (Tit 2:3-4), wanita yang masih
muda (Tit 2:4-5), para pemuda (Tit 2:6-8), dan para budak (Tit 2:9-10).
4. Akhirnya, Paulus menekankan bahwa kebajikan dan kehidupan yang benar adalah buah
yang perlu dari iman yang sejati (Tit 1:16; Tit 2:7,14; Tit 3:1,8,14; bd. Yak 2:14-26).

VI. CIRI-CIRI KHAS


Tiga ciri utama menandai surat ini.

82 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

1. Surat ini berisi dua ringkasan klasik mengenai sifat sesungguhnya dari keselamatan dalam
Kristus Yesus (Tit 2:11-14; Tit 3:4-7).
2. Surat ini menekankan bahwa gereja dan pelayanannya harus dibangun di atas landasan
rohani, teologis dan etis yang sangat kuat.
3. Surat ini berisi salah satu dari dua daftar panjang yang menyebutkan syarat yang harus
dipenuhi pemimpin dalam pelayanan gerejani (Tit 1:5-9; bd. 1Tim 3:1-13).

GARIS BESAR SURAT

Pendahuluan (1:1-4)

I. Pengarahan Mengenai Penugasan Penatua (1:5-9)


a. Tetapkan Penatua di Tiap Kota (1:5)
b. Berbagai Syarat bagi Penatua (1:6-9)
1. Pribadi
a. Tak Bercacat (1:6)
b. Pelayan yang Dapat Dipercayai (1:7)
c. Tidak Angkuh (1:7)
d. Bukan Pemberang (1:7)
e. Bukan Peminum (1:7)
f. Bukan Pemarah (1:7)
g. Tidak Serakah (1:7)
h. Suka Memberi Tumpangan (1:8)
i. Suka akan yang Baik (1:8)
j. Bijaksana (1:8)
k. Adil (1:8)
l. Saleh (1:8)
m. Berpegang kepada Perkataan yang Benar (1:9)
n. Sanggup Menasihati Berdasarkan Ajaran (1:9)
o. Sanggup Meyakinkan Para Penentang (1:9)

2. Keluarga
a. Mempunyai Hanya Satu Isteri (1:6)
b. Anak-anaknya Hidup Beriman (1:6)
c. Anak-anaknya Hidup Senonoh dan Tertib (1:6)

II. Pengarahan Mengenai Guru Palsu (1:10-16)


A. Tabiat Mereka (1:10)
B. Kelakuan Mereka (1:11-12)
C. Penegoran Mereka (1:13-16)

III. Pengarahan Mengenai Aneka Kelompok dalam Gereja (2:1-15)


A. Lingkup Pengarahan (2:1-10)
B. Dasar Pengarahan (2:11-14
C. Tanggung Jawab Titus (2:15)

IV. Nasihat Tentang Kebajikan (3:1-11)


a. Kelakuan Terhadap Sesama (3:1-2)
b. Kemurahan Allah kepada Kita (3:3-7)
c. Membedakan yang Berguna dan Mana yang Tidak (3:8-11)

Penutup (3:12-15)

83 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

22
PENDAHULUAN SURAT-SURAT UMUM
I. PEMBAGIAN
Pembagian Surat-surat Lain/Umum/Gereja:
1. Penderitaan : Surat Ibrani, Yakobus, 1 Petrus
2. Ajaran palsu : 2 Petrus, 1,2,3 Yohanes,Yudas

II. LATAR BELAKANG POLITIK


A. Pemerintah Romawi
Gereja-gereja jaman PB pada umumnya tidak terlibat banyak dalam gerakan politik
tapi jemaat diajarkan untuk menghormati dan menjalankan hukum yang perlu. Namun
demikian ada beberapa prinsip-prinsip yang diajarkan yang secara tidak langsung
mempunyai konsekwensi politik, misalnya "Religio Licita", yaitu hukum yang berkata
bahwa Agama Yahudi diijinkan dan dilindungi oleh negara, sejauh tak bertentangan dengan
kepentingan negara (menimbulkan kerusuhan).
Dalam kenyataan sering terjadi keributan yang ditimbulkan oleh orang-orang Yahudi
yang tidak menerima kehadiran Injil yang diberitakan oleh Tuhan Yesus. Bahkan akhirnya
berkata kepada pemerintah Romawi bahwa Yesus telah membawa agama baru, agama
Kristen. Dengan pernyataan itu, pemerintah Romawi tidak lagi terikat dengan hukum yang
ada (Religio Licita) dan mulai melihat agama Kristen sebagai ancaman bagi negara. Dan
mulailah pemerintah Romawi menganiaya orang Kristen untuk alasan keamaanan politik.

B. Permulaan Perlawanan Terhadap Gereja


Keterpisahan agama Kristen dengan agama Yahudi juga menimbulkan perang
terbuka. khususnya sehubungan isi pengajaran agama Kristen yang dinilai oleh agama
Yahudi sebagai penghianatan terhadap tradisi Yahudi yang sudah dibangun beribu-ribu
tahun. Untuk itulah orang Yahudi membunuh Yesus, sebagai jalan menyelamatkan tradisi
dan agama Yahudi yang terancam kemurniannya. Melihat kesempatan yang ada orang
Yahudi rela bekerjasama dengan pemerintah Romawi sehingga tujuan untuk menghabisi
keberadaan orang-orang Kristen dan pengajarannya akan lebih mudah tercapai. Apalagi
melihat pertumbuhan kekristenan yang semakin pesat, baik diantara orang-orang Kristen
Yahudi maupun orang-orang Kristen non-Yahudi.
Selain dari orang-orang Yahudi, orang-orang Romawi juga melancarkan
perlawanannya terhadap orang-orang Kristen baru dengan memberikan berbagai macam
aniaya. Namun demikian prinsip pengajaran Injil tidak memungkinkan mereka melawan
atau membalas. Mereka tetap bertahan sekalipun dianiaya.
Tapi justru hal ini membuat penganiayaan semakin besar, bukan hanya dalam hal
fisik tapi juga mental. Banyak peraturan baru dibuat dan juga perubahan sistem
kebijaksanaan pemerintahan, sebagai usaha untuk membatasi kebebasan orang Kristen.
Kematian Paulus menjadi salah satu tanda akan perubahan kebijaksanaan pemerintah dan
kebencian yang semakin kejam. Perlawanan paling besar berlangsung kira-kira selama 30
tahun pertama kekristenan.

C. Tantangan dari dalam Gereja Sendiri


Pertumbuhan gereja yang pesat tidak luput dari kesulitan yang datang justru dari
dalam sendiri, yaitu menyusupnya ajaran-ajaran paslu/sesat diantara gereja-gereja PB.
Bukti-bukti mengatakan bahwa "gereja berduka oleh kesesatan" dan "hancur berkeping-
keping oleh perpecahan". Inilah juga yang menyebabkan Paulus dan rasul-rasul yang lain
dengan tidak bosan-bosan mengingatkan gereja-gereja yang ada, akan adanya penyesat-
penyesat yang akan membuat jemaat yang lemah berpaling dari kebenaran Alkitab.
Dengan latar belakang inilah Surat-surat Kiriman Lain/Umum diawali, yaitu menanggani
kemelut yang terjadi disekitar gereja mula-mula, baik itu berupa serangan yang datang dari
luar maupun dari dalam.

84 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

23
SURAT IBRANI
I. LATAR BELAKANG
A. Bangsa Ibrani/Yahudi
Ibrani pertama kali muncul dalam PL dengan mengidentifikasikan diri sebagai Israel
(budak-budak), yang berasal dari suku Abraham dan keturunannya (Kej 14:13). Tapi pada
masa PB sebutan "orang Ibrani" menjadi panggilan eksklusi bagi orang Yahudi yang
mewarisi unsur utama kebudayaan dan agama yang tidak dirasuki oleh proses Helenisasi.
(Kis 6:1). Helenisasi adalah proses perkawinan antara orang/tradisi Yahudi dengan
orang/tradisi kafir/Yunani.
Orang Ibrani sangat menghina dan merendahkan orang-orang Yahudi yang akhirnya
mengadopsi gaya hidup, cara berpikir dan agama orang-orang kafir (hasil proses
Helenisasi). Orang Ibrani juga memandang rendah orang-orang non-Yahudi. Namun
demikian apabila diantara orang-orang non-Yahudi itu ingin mengadopsi gaya hidup, tradisi
dan khususnya agama Yahudi (Yudaisme), maka mereka bersedia menerima mereka asal
mereka mau melakukan "proselite", yaitu melakukan adat/tradisi Yahudi, seperti misalnya
sunat, puasa, memelihara hari Sabbath, dll.

B. Perpecahan dengan Yudaisme


Pada permulaan petumbuhan kekristenan Injil diberitakan untuk orang-orang Yahudi
dan banyak orang-orang Yahudi yang menerima Injil dengan gembira. Tapi mereka melihat
tidak ada alasan untuk meninggalkan kebiasaan, tradisi dan hukum-hukum Yudaisme.
Bahkan mereka juga masih berharap bahwa orang-orang non-Yahudi yang juga menerima
Injil masih harus menjalankan "proselite".
Pertumbuhan kekristenan terjadi sangat pesat, dan dari hari ke hari semakin banyak
orang non-Yahudi yang menerima Injil sehingga ketegangan dengan orang-orang Yahudi
semakin memuncak. Gagasan untuk hidup bersama bangsa-bangsa lain bagi orang-orang
Yahudi sulit mereka terima. Larangan "proselite" dalam kekristenan menumbuhkan
ketakutan, karena identitas Yahudi akan terancam luntur. Karena itulah lambat laun orang-
orang Yahudi secara tegas mengundurkan diri dan menolak kekristenan, bahkan
sebalikknya melancarkan serangan untuk menghentikan kekristenan demi kelangsungan
tradisi Yahudi dan sifat nasionalisme mereka.
Ini merupakan kesulitan yang dihadapi oleh pemimpin-pemimpin gereja, karena pada
umumnya orang-orang Kristen dari golongan Yahudi mempunyai pengetahuan Kitab Suci
(PL) yang jauh lebih kuat daripada orang non-Yahudi. Jadi pengunduran diri orang-orang
Yahudi dari gereja merupakan kerugian besar dan kemajuan gereja pasti terpengaruh
karenanya. Bagaimana gereja harus mengambil sikap terhadap keraguan orang-orang
Kristen Yahudi dalam menerima Kekristenan ini? Surat Kiriman Ibrani memang ditulis untuk
menjawab masalah ini?

II. KEPENULISAN
1. Penulis
Menjadi teka-teki besar karena penulisannya tidak menyebutkan nama identitas pribadi.
Namun demikian dari surat Ibrani sendiri dapat ditarik suatu kriteria:
a. Penulis pasti seorang yang mengetahui, memiliki pengetahuan sastra yang tinggi. Gaya
penulisannya mendekati gaya Yunani klasik.
b. Ia bukan seorang rasul secara langsung tapi mengenal Injil dari para rasul, tidak dari
Yesus.
c. Ahli PL karena banyaknya kutipan-kutipan PL.
d. Mungkin orang Yahudi karena sering menggunakan kata ganti orang pertama jamak
ketika berbicara kepada pembaca Yahudinya.
e. Punya hubungan dengan Timotius, atau bahkan mungkin rekan-rekan Paulus (13:23).
Ibr. 10:38 - seperti kutipan Paulus Rom 1:17 dan Gal 3:11.

85 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

2. Berbeda Pendapat
Gereja Timur berpendapat bahwa ini adalah tulisan Rasul Paulus dalam bahasa
Ibrani, tapi diterjemahkan Lukas ke dalam Yunani. Hanya saja gaya suratnya agak berbeda
kalau dibandingkan dengan surat-surat kiriman Rasul Paulus. Origen pernah memberi
komentar: "Mungkin Paulus yang menulis, tapi yang jelas Allah yang tahu".
Gereja-gereja Barat berpendapat lain, lebih cocok Barnabas yang menulis surat
Ibrani. Dikenal dari tindkaannya yang sering memberi semangat kepada pelayan-pelayan
Tuhan yang lain (Kis. 4:36). Juga karena ia adalah keturunan Yahudi Lewi pada jaman
Penyebaran (Dispersion).
Pendapat-pendapat lain:
 Salah seorang rekan Paulus maka ajarannya juga mirip.
 Lukas dan Clement dari Roma
 Apolos, Yahudi Kristen dari Aleksandria, dll.

3. Tahun Penulisan
Karena tidak ada data jelas maka hanya dapat dilihat dari referensi-referensi dalam
surat. Jelas ditulis semasa generasi kedua kristen (Ibr 2:1-4), karena pemimpin mereka
telah meninggal dunia (Ibr. 13:7). Mereka adalah orang-orang yang mendengar Injil bukan
dari Yesus, tapi dari para Rasul (Ibr. 2:3).
Gereja saat itu juga sedang menghadapi ketakutan karena penganiayaan dan
pengkucilan dari organisasi Yahudi (Ibr. 10:32-34; 13:12, 13), tapi belum sampai
meneteskan darah/martir. Mungkin dalam gereja sedang terjadi transisi kepemimpinan
(Ibr. 13:7, 17). Saat itu Timotius telah dipenjarakan (Ibr. 13:23), tapi masih hidup, juga
dibebaskan. Bait Allah masih berdiri, dan upacara korban masih diadakan (Ibr. 10:2, 3).
Perkiraan tahun penulisan adalah 64 M, ketika Kaisar Nero berkuasa.

4. Tempat Penulisan
Tidak diketahui dengan jelas di mana Surat ini dibuat. Tapi ada yang memperkirakan
di Yerusalem. Namun tidak banyak pendukung bagi gagasan ini.

III. PENERIMA/PEMBACA SURAT


Tidak ada kejelasan kepada siapa sebenarnya Surat Ibrani ini ditujukan, karena tidak ada
salam seperti surat-surat yang lain. Namun demikian melihat judul dan isi Surat ini dapat
diambil kesimpulan sbb.:
Surat ini ditujukan untuk orang-orang Ibrani, sesuai dengan judul suratnya. Mereka
adalah orang-orang Yahudi yang sudah dididik dalam kitab-kitab PL dengan baik. Dan sekaligus
mereka adalah orang-orang yang sudah mendengar Injil dan bahkan menerima kebenaran Injil
dengan setia (Ibr. 2:3-4; 10:32-34).
Ibr. 13:24, "Terimalah salam dari saudara-saudara di Italia" ditafsirkan bahwa Surat ini
ditujukan kepada orang-orang Yahudi di Italia, dikirim oleh orang Kristen Yahudi yang sama-
sama sedang menggumulkan tentang keraguan apakah mereka akan tetap bertekun dalam
persekutuan dengan orang-orang Kristen atau kembali ke sinagoge.

IV. TEMA UTAMA


Surat ini jelas ditulis oleh seorang Yahudi yang mengetahui banyak PL, dan memberikan
pembelaan terhadap keunggulan Krisus sebagai Imam Besar untuk menguatkan iman
pendengarnya.

1. Keunggulan Kristus (Superioritas)


 Kristus lebih unggul dari nabi-nabi (1:1-4)
 Kristus lebih unggul dari malaikat-malaikat (1:5-2:18)
 Kristus lebih unggul dari Musa (3:1-19)
 Kristus lebih unggul dari Yosua (4:1-13)
 Kristus lebih unggul dari Harun (4:14-10:18)

86 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

2. Tugas Kristus – Keimaman


Orang-orang PL menyadari kekurang sempurnaan Perjanjian PL dan sistem korban, tetapi
justru mereka menemukannya dalam Kristus.
a. Tugas keimaman - ditentukan Allah (4:14 - 5:10)
b. Sesuai peraturan Malkisedek (5:11-7:28)
c. Sifat penebusan Kristus yang sempurna.

3. Pahlawan Iman
Konsep praktis Iman, seperti dicontohkan oleh para tokoh Alkitab, teladan perbuatan yang
berbobot. Orang Kristen ditantang untuk tetap bertahan dalam iman mereka dalam
menghadaoi aniaya dan kesultian.

V. TUJUAN PENULISAN
Dari keadaan keraguan yang dihadapi oleh orang-orang Kristen Yahudi tentang menerima
Injil atau kembali ke sinagoge, penulis berusaha memberikan pengarahan dan keyakinan iman
agar orang-orang Kristen Yahudi itu bertahan dalam segala keadaan, termasuk kalau
dihadapkan pada penganiayaan.

1. Menguatkan Iman
Surat ibrani ditujukan untuk menguatkan iman orang percaya untuk membuktikan
keunggulan dalam Kristus dan supaya orang-orang Yahudi siap menghadapi aniaya dan
hal-hal yang tidak diinginkan lain-lain (kejatuhan Yerusalem). Dengan jelas ditegaskan agar
mereka jangan kembali kepada Yudaisme/hidup yang lama (ps. 6 dan 10), sebab berarti
mereka menyalibkan Yesus lagi.

2. Memberikan Nasihat Praktis


Beberpa nasehat diberikan oleh penulis Surat ini, seperti misalnya "Jagalah supaya kau
jangan menolak Dia yang berfirman." Dan beberapa peringatan lain yang intinya agar kita
orang-orang percaya tetap dalam persekutuan untuk saling menguatkan iman.

VI. SURVEI
Surat Ibrani ini lebih mirip dengan suatu khotbah daripada sebuah surat. Penulis
menggambarkan karyanya ini sebagai "kata-kata nasihat" (Ibr 13:22). Surat ini terdiri atas tiga
bagian utama.
1. Pertama, Yesus sebagai Putra Allah yang penuh kuasa (Ibr 1:1-3) dinyatakan sebagai
penyataan Allah yang sempurna kepada umat manusia -- lebih tinggi daripada para nabi
(Ibr 1:1-3), malaikat (Ibr 1:4--2:18), Musa (Ibr 3:1-6) dan Yosua (Ibr 4:1-11). Di dalam
bagian ini terdapat suatu peringatan yang sungguh-sungguh mengenai berbagai akibat
apabila kita secara rohani makin menjauh dari iman atau mengeraskan hati dalam
ketidakpercayaan (Ibr 2:1-3; Ibr 3:7--4:2).
2. Bagian yang kedua menampilkan Yesus sebagai Imam Besar dengan kualifikasi (Ibr 4:14--
5:10; Ibr 6:19--7:25), watak (Ibr 7:26-28), dan pelayanan (Ibr 8:1--10:18) yang sempurna
dan abadi. Di bagian ini diberikan suatu peringatan yang sungguh-sungguh mengenai
ketidakdewasaan rohani atau bahkan "kemurtadan" setelah mengambil bagian di dalam
Kristus (Ibr 5:11--6:12).
3. Bagian yang terakhir (Ibr 10:19--13:17) dengan tegas mendorong orang-orang percaya
agar tetap tabah dalam keselamatan, iman, penderitaan, dan kekudusan.

VII. CIRI-CIRI KHAS


Delapan ciri utama menandai surat ini.
1. Surat ini unik di antara surat-surat PB karena bentuknya, "surat ini berawal seperti sebuah
risalah, dilanjutkan bagaikan khotbah, dan diakhiri seperti surat" (Origenes).
2. Di antara semua kitab PB surat ini menggunakan bahasa yang paling halus, paling
mendekati gaya penulisan Yunani klasik daripada penulis PB lainnya (mungkin kecuali Lukas
dalam Luk 1:1-4).

87 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

3. Inilah satu-satunya kitab PB yang mengembangkan konsep pelayanan Yesus sebagai Imam
Besar.
4. Ajarannya tentang Kristus ini sangat kaya variasi, dan memakai lebih daripada dua puluh
nama dan gelar untuk Kristus.
5. Kata kuncinya adalah "lebih baik" (dipakai tiga belas kali). Yesus lebih baik daripada para
malaikat dan semua tokoh perantara PL. Ia memberikan perhentian, perjanjian,
pengharapan, keimaman, korban pendamaian, dan janji-janji yang lebih baik.
6. Surat ini berisi pasal yang paling menonjol dalam Alkitab mengenai iman (pasal 11; Ibr
11:1-40).
7. Kitab ini sarat dengan kutipan dan petunjuk kepada PL sehingga memberikan pengertian
yang berharga mengenai penafsiran umat Kristen mula-mula terhadap sejarah dan ibadah
PL, khususnya dalam bidang lambang-lambang.
8. Surat ini memberikan lebih banyak peringatan mengenai bahaya-bahaya kemurtadan rohani
daripada kitab lainnya dalam PB.

GARIS BESAR KITAB

I. Argumentasi: Kristus dan Iman Kristen Lebih Unggul dari pada Agama Orang Yahudi (1:1—
10:18)
A. Dalam Penyataan (1:1—4:13)
Yesus Kristus adalah Penyataan Penuh dan Akhir dari Allah kepada Manusia
1. Lebih Unggul dari Para Nabi (1:1-3)
2. Lebih Unggul dari Para Malaikat (1:4—2:18)
3. Lebih Unggul dari Musa (3:1-6)
Peringatan: Bahaya Ketidakpercayaan (3:7-19)
4. Lebih Unggul dari Yosua (4:1-13)

B. Dalam Renungan (4:14—10:18)


Sebagai Imam Besar Kita, Yesus Jauh Melebihi Keimaman Lewi
1. Lebih Unggul Kualifikasi-Nya (4:14—7:25)
Peringatan: Bahaya Ketidakdewasaan Rohani (5:11—6:3)
Peringatan: Bahaya Kemurtadan (6:4-20)
2. Lebih Unggul Watak-Nya (7:26-28)
3. Lebih Unggul Pelayanan-Nya (8:1—10:18)
a. Bertempat di Tempat Kudus yang Lebih Baik (8:1-5)
b. Berlandaskan Perjanjian yang Lebih Baik (8:6-13)
c. Terlaksana Melalui Pelayanan yang Lebih Baik (9:1-22)
d. Digenapi Melalui Korban yang Lebih Sempurna (9:23—10:18)

II. Penerapan: Nasihat untuk Bertekun (10:19—13:17)


A. Dalam Bidang Keselamatan (10:19-38)
B. Dalam Bidang Iman (10:39—11:40)
1. Sifat-sifat Iman (10:39—11:3)
2. Teladan Iman dari Perjanjian Lama (11:4-38)
3. Pembenaran Iman: Disempurnakan dalam Kristus (11:39-40)
C. Dalam Bidang Ketabahan (12:1-13)
D. Dalam Bidang Kekudusan (12:14—13:17)
1. Pengutamaan Kekudusan (12:14-29)
2. Pelaksanaan Kekudusan (13:1-17)

Penutup (13:18-25)

88 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

24
SURAT YAKOBUS

I. LATAR BELAKANG NAMA YAKOBUS


Di dalam Kitab-kitab PB paling sedikit ada 3 nama Yakobus:
a. Yakobus Zebedeus, saudara Yohanes, murid Yesus (Luk 6:16).
b. Yakobus anak Alfeus, murid Yesus.
c. Yakobus saudara Yesus (Gal. 1:19).

Yakobus saudara Yesus


Dari referensi banyak orang berpendapat bahwa Yakobus yang dimaksud sebagai penulis
Surat Yakobus adalah adik Yesus. Saudara penulis yang lain adalah Yudas dan Yohanes/Simon
(Mat 13:55; Mar. 6:3). Namun demikian pada waktu Yesus masih hidup, Yakobus tidak
mengakui otoritas-Nya (Yoh 7:5). Tapi ia akhirnya bertobat justru sesudah penampakkan Yesus
(1 Kor. 15:7) dan menjadi pemimpin Gereja Kristen Yahudi di Yerusalem (Gal. 2:9).
Yakobus terkenal sebagai seorang yang saleh dan taat pada hukum dengan ketat.
Mendapat gelar "orang benar". Ia juga seorang yang sangat berpengaruh dan menjadi uskup
pertama melalui penunjukkan Yesus. Ia jugalah yang menjadi pemimpin Sidang Pertama di
Yerusalem (Kis. 15). Menurut cerita dikatakan bahwa kulit lutut Yakobus menjadi tebal seperti
kulit unta karena terlalu banyak digunakan untuk berdoa.
Yakobus diperkirakan mati syahid sebelum Yerusalem dihancurkan tahun 70-an jaman
Imam Besar Ananias. Para imam takut dengan jumlah orang Kristen yang bertambah banyak,
maka akhirnya mengancam Yakobus untuk dibunuh kecuali kalau mau menyangkali dan
menghujat Yesus di depan umum, yaitu dengan berdiri di serambi Bait Allah untuk dilihat oleh
semua dan berkata " Yesus bukan Mesias". Tapi Yakobus menolak untuk menyangkal Yesus,
dan justru sebaliknya ia mengatakan bahwa "Yesus adalah Putera dan Hakim dunia". Hal ini
membangkitkan kemarahan orang-orang Yahudi, Yakobus akhirnya mati syahid setelah
dilemparkan dari lantai atas Bait Allah dan dirajam batu pada tahun 62 M.

II. KEPENULISAN
1. Penulis
Yak. 1:1 menyebutkan bahwa Surat Yakobus ditulis: "Dari Yakobus, hamba Allah
dan Yesus Kristus". Namun demikian, sampai pada abad ke 4 Surat Yakobus ini belum
mendapat pengakuan sebagai kitab kanon secara umum. Hanya setelah diselidiki bahwa
Yakobus yang dimaksud bukanlah Yakobus bin Zebedeus (yang sudah mati martir pada
tahun ke 4) tapi Yakobus saudara Yesus maka Surat ini akhirnya diterima secara resmi
sebagai kitab kanon, karena memenuhi syarat kerasulan.
Martin Luther adalah salah seorang teolog yang menolak menerima Surat Yakobus
sebagai kitab kanon, karena menurutnya pandangan Yakobus mengenai "dibenarkan
karena perbuatan" (Yak. 2:24) bertentangan dengan pandangan Paulus "dibenarkan karena
iman" (Rom. 3:28). Kitab ini oleh Martin Luther disebut sebagai "surat gadungan/surat
jerami".

2. Tahun Penulisan
Surat Yakobus tidak menyebutkan dengan jelas tahun penulisannya. Tetapi para ahli
memperkirakannya antara tahun 44 – 62 M. Acuan yang dipakai adalah sekitar tahun-tahun
dimulainya penganiayaan atau sekitar persidangan pertama di Yerusalem (Kis. 15), yaitu
tahun 49 M. Kalau hal itu betul maka Surat Yakobus ini menjadi dokumen PB yang ditulis
terpagi.

3. Tempat Penulisan
Tidak disebutkan tetapi kemungkinan besar di Yerusalem, karena Yakobus melayani
jemaat Yerusalem untuk selang waktu yang cukup lama (30 tahun).

89 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

III. PENERIMA/PEMBACA SURAT


Meskipun tidak ada keterangan jelas kepada siapa Surat ini ditujukan, tapi sesuai dengan
judul Suratnya maka Surat ini mungkin ditujukan kepada sekelompok orang Kristen Yahudi
yang ada di perantauan (Yak. 1:1), yang mengalami banyak aniaya dan penderitaan. Tapi ini
sulit dimengerti kalau diartikan sebagai orang-orang Kristen di seluruh dunia. Bisa jadi hanya
semacam istilah yang biasa dipakai untuk sebutan Israel.
Tapi yang jelas selama banyak Tahun Yakobus melayani di Jemaat Yerusalem, yang
sangat mungkin bahwa jemaatnya hanya terdiri dari orang-orang Kristen Yahudi, karena dalam
Surat itu tidak disinggung sama sekali tentang masalah pertentangan dengan orang Kristen
non-Yahudi.

IV. TEMA UTAMA


Jelas melihat dari isi Suratnya, Yakobus sangat menaruh perhatian dengan hal-hal
keyahudian dan praktek-praktek hidup yang berkenaan dengan sifat orang Yahudi yang sangat
tertutup (eksklusif). Penyajian Surat Yakobus tidak disusun secara sistematis, tapi dari seluruh
isi buku dapat dirangkumkan sebagai berikut:

1. Iman dan Perbuatan


Pengajaran tentang pentingnya perbuatan tidak boleh disalah artikan, dan menganggap
hanya perbuatan saja yang penting untuk keselamatan. Perlu ada keseimbangan yang
sehat antara iman karena anugerah dan perbuatan karena usaha manusia sebagai buah
dari anugerah (Yak. 2:14-26).

2. Pencobaan Hidup untuk Memurnikan Iman


Pencobaan mempunyai segi kebahagiaan, walaupun itu bukan datang dari Allah. Allah
mengijinkan pencobaan itu ada untuk menguji iman, apakah iman itu murni atau palsu.
Iman yang murni akan bertekun dan bertahan dalam pencobaan (1:2-18; 5:7-11).

3. Pelaku Firman
Bukti bahwa kita taat pada Firman Tuhan adalah apabila kita melakukanNya.Tindakan kita
adalah bukti bahwa kita ada iman (Firman) (Yak. 1:19-27). Dicontohkan oleh Yakobus
tindakan-tindakan yang benar adalah tidak melakukan dosa lidah, tidak memfitnah orang,
tidak bermegah karena kaya, dll. (Yak. 3:1-12; 4:11-12; 5:1-6).

4. Doa Orang Benar Besar Kuasanya


Keberhasilan Yakobus dalam pelayanan dan ketekunannya adalah dalam doa. Tercatat
dalam cerita tradisi, Yakobus adalah pendoa syafaat (Yak. 5:13-20).

V. TUJUAN PENULISAN
Sebagai seorang Yahudi Kristen yang mempunyai kedudukan pemimpin, Yakobus menanggap
perlu untuk menghibur, mendorong dan sekaligus menegur praktek-prakterk hidup Kristen
yang tidak benar.
1. Menghibur mereka yang menderita
Banyaknya tekanan yang menghimpit mereka khususnya dari pihak penguasa dan orang-
orang Yahudi yang menolak Injil, membuat orang Kristen Yahudi merasa terasing di daerah
sendiri. Percobaan-percobaan dan aniaya yang menimpa adalah ujian untuk menghasilkan
ketekunan (Yak. 1:3,4).

2. Menegor mereka yang menyeleweng


Iman yang benar harus menghasilkan hidup benar . Hal ini untuk mengimbangi pengajaran
tentang keselamatan yang diselewengkan. Maka Yakobus berkata kalau tidak ada hidup
benar maka ini membuktikan tidak adanya iman (Yak 2:14-26).

3. Mendorong jemaat untuk menghasilkan buah-buah iman (pelaku firman)


Yakobus mengajarkan pembacanya untuk menerapkan iman dalam kehidupan praktis
khususnya melalui teladan Yakobus sendiri yang menunjukkan ketaatannya pada hukum. Ia

90 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

kuatir dengan perilaku manusia yang ceroboh sehingga merusak nama baik agama Kristen
(mis. dosa lidah, hawa nafsu yang jahat, tidak mengikut sertakan Tuhan dalam hidup, dll).

VI. SURVEI
Surat ini membahas serangkaian pokok yang cukup beragam berkaitan dengan
menjalankan kehidupan Kristen yang sejati. Yakobus mendorong orang percayauntuk
menanggung pencobaan dengan sukacita dan menarik manfaat daripadanya (Yak 1:2-11);
melawan godaan (Yak 1:12-18); menjadi pelaku Firman dan bukan hanya pendengar (Yak
1:19-27); serta menunjukkan iman yang aktif dan bukan pengakuan yang kosong (Yak 2:14-
26). Yakobus dengan sungguh-sungguh mengingatkan tentang berdosanya lidah yang sukar
dikendalikan (Yak 3:1-12; Yak 4:11-12), hikmat duniawi (Yak 3:13-16), kelakuan berdosa (Yak
4:1-10), kehidupan yang congkak (Yak 4:13-17) dan kekayaan yang mementingkan diri sendiri
(Yak 5:1-6). Yakobus menutup dengan menekankan kesabaran, doa, dan memulihkan mereka
yang sudah mundur (Yak 5:7-20).
Sepanjang kelima pasal ini, hubungan di antara iman yang benar dan kehidupan yang
saleh ditekankan. Iman yang sejati adalah:
 Iman yang teruji (1:2-16),
 Aktif (1:19-27),
 Mengasihi sesama seperti dirinya sendiri (2:1-13),
 Menyatakan diri dalam perbuatan baik (2:14-26),
 Menguasai lidah dengan benar (3:1-12),
 Mencari hikmat Allah (3:13-18),
 Tunduk kepada Allah selaku hakim yang adil (4:1-12),
 Mempercayai Allah dalam kehidupan sehari-hari (4:13-17),
 Tidak mementingkan diri atau memuaskan keinginan sendiri (5:1-6),
 Sabar dalam penderitaan (5:7-12),
 Tekun dalam doa (5:13-20).

VII. CIRI-CIRI KHAS


Tujuh ciri utama menandai surat ini.
1. Surat ini kemungkinan besar merupakan kitab PB yang pertama-tama ditulis.
2. Walaupun hanya dua kali menyebut nama Kristus, surat ini lebih banyak berisi kenangan
akan ajaran Yesus, termasuk setidak-tidaknya 15 petunjuk kepada Khotbah di Bukit, lebih
dari semua surat PB tergabung.
3. Dari 108 ayatnya, lebih daripada separuhnya adalah perintah.
4. Dalam banyak hal, surat ini merupakan Amsal PB karena
a. Penuh dengan hikmat ilahi dan instruksi praktis untuk menjalankan kehidupan Kristen
yang sejati.
b. Ditulis dengan gaya penulisan yang tegas dan tepat, dengan perintah yang singkat dan
analogi yang hidup.
5. Yakobus adalah pengamat cermat tentang cara bekerjanya alam dan tabiat manusia
berdosa. Dia sering kali menarik pelajaran dari alam untuk menyingkapkan tabiat manusia
berdosa (mis. Yak 3:1-12).
6. Surat ini lebih menekankan hubungan di antara iman dengan perbuatan daripada kitab PB
lainnya (khususnya: Yak 2:14-16).
7. Yakobus sering kali disebut sebagai Amos PB, karena dia dengan bersemangat membahas
persoalan ketidakadilan dan ketidaksetaraan sosial.

91 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

GARIS BESAR SURAT

I. Salam (1:1)

II. Menghadapi Pencobaan dan Manfaatnya (1:2-18)


A. Menerimanya Sebagai Sarana Pertumbuhan (1:2-4)
B. Memohon Hikmat untuk Mengatasinya (1:5-8)
C. Bersukacita Dalam Tindakan Penyamarataannya (1:9-12)
D. Mengetahui Bedanya Pengujian dan Pencobaan (1:13-18)

III. Mendengarkan Firman Allah dan Melakukannya (1:19-27)

IV. Tidak Pilih Kasih dan Menunjukkannya (2:1-13)

V. Mengaku Beriman dan Membukatikannya (2:14-26)

VI. Menyadari Jebakan-Jebakan dan Mengelakkannya (3:1—5:6)


A. Lidah yang Sukar Dikendalikan (3:1-12)
B. Hikmat yang Tidak Rohani (3:13-18)
C. Kelakuan Berdosa (4:1-10)
D. Memfitnah Saudara Seiman (4:11-12)
E. Hidup dengan Congkak (4:13-17)
F. Kekayaan yang Mementingkan Diri Sendiri (5:1-6)

VII. Kebijakan dan Kehidupan Kristen (5:7-20)


A. Kesabaran dan Ketekunan (5:7-11)
B. Kejujuran yang Polos (5:12)
C. Doa Tak Berkeputusan untuk Orang Sakit (5:13-18)
D. Memulihkan yang Terhilang (5:19-20)

92 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

25
SURAT 1 PETRUS
I. LATAR BELAKANG
A. Nama Petrus
Nama asli Petrus adalah Simon bin Yunus. Petrus sudah berkeluarga (Mrk. 1:30).
Pada perjalanan misinya, istrinya juga ikut (I Kor. 9:5). Petrus berasal dari Betsaida, kota di
daerah Golan, dengan penduduk kebanyakan Yunani (Yoh. 1:44). Ada juga rumah Petrus di
Kapernaum di Galilea (Mrk. 1:21). Pekerjaan Petrus sebelum menjadi murid Yesus adalah
sebagai nelayan. Bahasa yang dipakai di daerah di mana Petrus tinggal adalah bahasa
Aram (Mrk. 14:70).
Sekalipun Petrus adalah seorang Yahudi tapi ia tidak mempunyai pendidikan agama
Yahudi dan tidak belajar Hukum Taurat (Kis. 4:13: mungkin ia buta huruf????). Adiknya
bernama Andreas (nama Yunani), murid Yohanes Pembaptis (Yoh. 1:39). Petrus mengenal
Yesus karena adiknya ini. Petrus menjadi salah satu murid terdekat dari 12 murid Yesus
dan mendapat nama baru "Kepha" (bhs. Aram) atau "Kefas" (bhs. Ind.). artinya batu
karang/batu besar (Mat. 16:18; Gal 2:9). Dalam bhs. Yunani nama itu menjadi "Petrus".
Dalam Markus 16:8 ia disebut "Simon Petrus".

B. Pribadi Petrus dan Pelayanannya


Petrus dikenal sebagai seorang pemberani dan pemimpin di antara murid-murid
Yesus. Ia sering menjadi juru bicara bagi murid-murid Yesus, mungkin karena suara Petrus
paling lantang, bahkan ia sering disebut sebagai si Mulut Besar, cepat bertindak tapi
kadang kurang berpikir. Tuhan secara pribadi memanggil Petrus (Luk. 24:34; I Kor. 15:5)
dan menubuatkannya bahwa di atas pengakuannya Tuhan akan mendirikan jemaat-Nya
Mat. 16:18). Petrus termasuk salah satu murid terdekat Yesus dan bersama dengan
Yohanes dan Yakobus, Petrus mendapat kehormatan untuk menyaksikan Yesus
dipermuliakan di atas gunung (Mat. 17:1-8) dan juga diajak berdoa bersama-sama Yesus di
Getsemani (Mat. 26:36-37). Ada juga masa suram pelayanannya, yaitu ketika ia
menyangkali Tuhan 3 kali. Ini merupakan pukulan yang hebat untuk Petrus. Tapi justru
karena itulah akhirnya Petrus dipulihkan oleh Tuhan dan mendapat tugas untuk
memelihara domba-domba-Nya (Yoh. 21:15-19).
Sebelum Pantekosta Petrus memimpin persekutuan di antara rasul-rasul (Kis. 1:15).
Pada hari Pantekosta ia menjadi pengkhotbah utama dan 3000 orang bertobat (Kis. 2:14-
41). Dalam perkembangan gereja mula-mula Petrus menjadi juru bicara di hadapan
penguasa Yahudi (Kis. 4:8). Ia juga menjadi pimpinan dalam pelaksanaan tata tertib gereja
(Kis. 5:3). Pelayanannya juga dilengkapi Tuhan dengan kuasa adi kodrati (Kis. 5:15).
Pelayanannya juga sampai ke Samaria (Kis. 8:14). Ia juga menjadi penginjil pertama untuk
orang non-Yahudi (Kis.10:1). Pernah berbeda pendapat dengan Paulus soal "proselite"
untuk orang-orang Kristen non-Yahudi, tapi akhirnya persoalan selesai melalui Sidang di
Yerusalem.
Misi pelayanan Petrus tidak mudah dilacak. Mungkin ia menginjili daerah Palestina
sampai masa penganiayaan kaisar Nero. Nama Petrus juga dihubungkan dengan daerah
Bitinia, di Asia kecil. Itu sebabnya Paulus dilarang untuk pergi ke Bitania, sebab Petrus
sudah di sana.

C. Akhir Hidup Petrus


Menurut cerita tradisi pelayanan Petrus banyak dihambat oleh penganiayaan dari
kaisar Nero. Sahabat-sahabat Petrus menasehatkannya untuk meninggalkan kota Roma,
sehingga ia masih bisa melakukan pelayanan di luar Roma dengan bebas. Untuk
meninggalkan kota Roma Petrus harus menyamar karena ia telah menjadi buronan. Tetapi
dalam perjalanan melarikan diri itu Petrus bertemu dengan Yesus dan berkata "Quo
Vadis?" (akan kemana?). Yesus berkata: "Aku pergi ke Roma untuk disalibkan." Dan
sadarlah Petrus, lalu ia kembali ke Roma dengan sukacita dan memuji Tuhan. Akhir Petrus

93 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

tetap tinggal di Roma, dianiaya dan dihukum mati oleh Kaisar Nero di kota Roma. Dan atas
permintaannya sendiri Petrus mati di salib dengan kaki di atas dan kepala di bawah.

II. KEPENULISAN
1. Penulis
Selain penulis sendiri yang memperkenalkan diri dalam 1 Petrus 1:1, secara tradisi diterima
bahwa penulis Surat 1 Petrus adalah Rasul Petrus. Tidak ada sanggahan dalam hal ini,
namun demikian ada beberapa kesulitan untuk menerima bahwa Petrus sendirilah yang
menulis surat itu. Perdebatan tersebut disebabkan antara lain:
1. Kemungkinan bahwa bukan Petrus sendiri yang menulis Surat Petrus dengan
alasannya:
a. Surat Petrus mempunyai gaya bahasa yang sangat baik, bahkan lebih baik dari
surat Paulus yang terpelajar, padahal Petrus adalah seorang nelayan, yang
kemungkinan besar buta huruf.
b. Petrus berbahasa Aram, jadi tidak mempunyai kemampuan cukup dalam bahasa
Yunani.
Sanggahan terhadap alasan di atas:
a. Pada abad 1, banyak orang Galilea yang mempunyai dwi bahasa (Aram dan
Yunani).
b. Profesi nelayan tidak selalu berarti tidak terpelajar, hanya mereka tidak mendapat
pendidikan formal.
c. Ada jangka waktu 30 tahun sejak Petrus menjadi nelayan, jadi kemungkinan Petrus
telah banyak belajar (termasuk bahasa formal/Yunani).
2. Kalau bukan Petrus?
a. Kemungkinan Markus (Yohanes Markus, penulis Injil Markus), karena ia banyak
bersama-sama dengan Petrus, bahkan sampai Petrus meninggal.
b. Silwanus/Silas (teman Paulus sebagai pengantar surat).
3. Petrus mempunyai sekretaris.
Kemungkinan lain adalah Petrus mempunyai penulis untuk menyampaikan buah
pikirannya.

2. Tahun Penulisan
Penetapan tahun penulisan tergantung dari penafsiran "Babilon", karena penulis
mengatakan ia sedang berada di "Babilon" ketika menuliskan surat ini (I Ptr. 5:12-13).
Kalau penafsiran "Babilon" berarti kota Roma, maka perkiraan tahun penulisan adalah
antara 60-68 M. Beberapa peristiwa seperti misalnya penganiayaan dan pembinasaan
terhadap orang-orang Kristen sangat cocok dengan keadaan tahun 63-64 M.

3. Tempat Penulisan
Menurut 1 Petrus 5:13, penulis sedang ada di "Babilon" ketika menuliskan Suratnya.
"Babilon" jelas bukan arti harafiah, tapi simbolis. Tempat mana kira-kira yang dimaksud
penulis? Ada beberapa tafsiran dengan "Babilon": (1) Babilon kuno di Mesopotamia, ditepi
sungai Efrat, (2) Sebuah Kota militer di Mesir, (3) Nama simbolis untuk kota Roma.
Tidak ada tradisi yang menceritakan bahwa Petrus pernah ada di Mesopotamia/Mesir. Jadi
kemungkinan no. 3 lebih tepat, yaitu Roma. Hal ini didukung dengan bukti-bukti:
 Pet. 5:13, bahwa Markus berada bersama-sama Petrus, dan menurut Paulus (Kol. 4:10)
Markus bersama-sama dengan Petrus di Roma.
 Nama "Babilon/Babel" pada abad 1 dikenal sebagai nama lain untuk kota Roma, juga
dilihat dari kitab Wahyu 17:5.
 Dari tradisi diketahui bahwa Petrus mati di kota Roma.

III. PENERIMA/PEMBACA SURAT


Petrus menuliskan Surat 1 Petrus untuk "Orang-orang pendatang, yang tersebar di (1:1) di
Pontus, Galatia, Asia kecil, dan Bitinia." Mirip dengan Surat Yakobus, tapi dari data-data
selanjutnya kita temukan bahwa Petrus menujukan Surat ini kepada orang-orang non-Yahudi

94 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

(1 Pet. 1:14, 18: 2:9-10; 4:3). Orang-orang yang menurut Petrus sedang dalam keadaan
berdukacita, dihambat (1:6,7) dan diejek (3:9,16).

IV. TEMA UTAMA


Tema utama Surat Petrus adalah Penderitaan dan Pencobaan
1. Penderitaan dan Pencobaan sebagai ujian Iman
Kata "penderitaan dan pencobaan" dipakai lebih dari 10 kali dalam Surat 1 Petrus. Ini
merupakan satu sisi kehidupan Kristen yang sering dilupakan. Allah tidak hanya
menjanjikan berkat tapi juga penderitaan. Dan justru karena itulah orang Kristen dipanggil,
untuk mengikuti jejak Kristus yang lebih dahulu sudah menderita untuk kita (1 Pet. 2:21).

2. Pengharapan dalam Kristus


Untuk tujuan apakah penderitaan dan pendocaan itu diberikan? Untuk menguji iman kita,
apakah murni seperti emas yang keluar dari perapian? Kristus telah menjadi teladan bagi
kita. Ia telah menang untuk kita (3:18b-22). Inilah penghiburan bagi pengikut-
pengikutNya, bahwa kita juga akan menang.

3. Penggembalaan
Pertama, Petrus memberi perintah kepada jemaat untuk melayani sesama (1 Pet. 4:7-11).
Kedua Petrus juga memberi perintah kepada pemimpin jemaat untuk mengasihi domba-
domba kawanannya dan memelihara mereka dengan benar. Salah satu ciri Surat 1 Petrus
ini adalah banyak menggunakan kata perintah.

V. TUJUAN PENULISAN
Sebagai pemimpin yang dituakan Petrus memberikan beberapa penghiburan kepada kawanan
gembalaannya:
1. Memberikan penghiburan dan semangat
Petrus melihat dan mengalami kejamnya penganiayaan dari pemerintah dan orang-orang
non-Kristen. Oleh karena itu sangat perlu sebagai pemimpin jemaat ia mengirimkan Surat
bagi orang-orang Kristen untuk bertahan dalam segala penderitaan. Karena akhir dari
semuanya itu akan menghasilkan iman yang murni karena telah teruji oleh api penderitaan
(1 Pet. 1:3-12; 2:21-25: 3:13-4:6).

2. Nasehat untuk menjalankan hidup baru


Orang-orang Kristen mempunyai kelebihan dibanding dengan orang-orang yang bukan
Kristen, mereka memiliki kemampuan untuk hidup kudus karena kekuatan dari Firman
Tuhan. Orang Kristen harus menjadi teladan, hidup sebagai umat Allah yang terpilih, dan
jangan seperti orang Israel yang justru menjadi batu sandungan (1 Pet. 1:13-2:25).

3. Nasehat untuk para pemimpin dan gembala


Petrus menasehatkan para pemimpin dan penatua untuk menggembalakan kawanan
domba Allah dengan baik. Tdak semua orang dapat menjadi pemimpin, itu sebabnya Petrus
juga memberikan syarat-syarat agar dapat dipertanggungjawabkan kepada Gembala Agung
kita (1 Pet. 5:1-11).

VI. SURVEI
1 Petrus mulai dengan mengingatkan orang percaya:
1. Bahwa mereka mempunyai suatu panggilan yang mulia dan warisan sorgawi di dalam
Yesus Kristus (1Pet 1:2-5);
2. Bahwa iman dan kasih mereka di dalam hidup ini akan diuji dan dimurnikan sehingga akan
mengakibatkan pujian, hormat, dan kemuliaan pada saat kedatangan Tuhan (1Pet 1:6-9);
3. Bahwa keselamatan yang besar ini sudah dinubuatkan oleh nabi-nabi PL (1Pet 1:10-12);
dan
4. Bahwa orang percaya harus hidup kudus, jelas berbeda dari dunia yang tidak selamat di
sekitar mereka (1Pet 1:13-21). Orang percaya, yang terpilih dan dikuduskan (1Pet 1:2)
merupakan bayi-bayi yang bertumbuh yang memerlukan susu murni Firman Allah (1Pet
2:1-3), batu-batu hidup yang sedang dibangun menjadi suatu rumah rohani (1Pet 2:4-10),

95 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

dan orang asing yang mengembara melewati negara asing (1Pet 2:11-12); mereka harus
hidup dengan hormat dan rendah hati dalam hubungan mereka dengan setiap orang
selama perjalanan ini (1Pet 2:13--3:12).

Amanat 1 Petrus terutama berkaitan dengan sikap patuh dan menderita karena kebenaran bagi
Kristus dan menurut teladan-Nya sendiri (1 Pet. 2:18-24; 1 Pet. 3:9 – 5:11). Petrus meyakinkan
orang percaya bahwa apabila mereka menderita karena kebenaran, maka mereka akan
disenangi oleh Tuhan dan mendapat pahala. Di dalam konteks pengajaran mengenai menderita
karena Kristus ini, Petrus menekankan tema-tema yang saling berhubungan dari keselamatan,
pengharapan, kasih, sukacita, iman, kekudusan, kerendahan hati, takut akan Allah, ketaatan,
dan ketundukan.

VII. CIRI-CIRI KHAS


Lima ciri utama menandai surat ini.
1. Bersama dengan surat Ibrani dan kitab Wahyu, berita surat ini berkisar pada orang percaya
yang menghadapi kemungkinan penganiayaan yang berat karena persatuan mereka
dengan Yesus Kristus.
2. Surat ini memberikan pengarahan praktis bagaimana orang Kristen harus menanggapi
penganiayaan dan penderitaan yang tidak adil, lebih daripada kitab lainnya dalam PB (1Pet
3:9--5:11).
3. Petrus menekankan kebenaran bahwa orang percaya adalah pendatang dan perantau di
dunia ini (1Pet 1:1; 1Pet 2:11).
4. Banyak nama untuk umat Allah dari PL digunakan untuk orang percaya PB (mis. 1Pet
2:5,9-10).
5. Surat ini berisi ayat PB yang paling sulit ditafsirkan: kapan, di mana, dan bagaimana Yesus
"memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, ... pada waktu Nuh" (1Pet.
3:19-20).

GARIS BESAR SURAT


I. Salam (1:1-2)
II. Hubungan Orang Percaya dengan Allah (1:3—2:10)
A. Keselamatan oleh Iman (1:3-12)
B. Kekudusan karena Ketaatan (1:13—2:10)
III. Hubungan Orang Percaya dengan Sesamanya (2:11—3:12)
A. Tanggung Jawab Umum (2:11-17)
B. Tanggung Jawab Rumah Tangga (2:18—3:7)
1. Tanggung Jawab Budak Terhadap Tuannya (2:18-25)
2. Tanggung Jawab Isteri Terhadap Suaminya (3:1-6)
3. Tanggung Jawab Suami Terhadap Isterinya (3:7)
C. Ringkasan Prinsip-prinsip yang Mengatur Hubungan Orang Percaya dengan Sesamanya
(3:8-12).
IV. Hubungan Orang Percaya dengan Penderitaan (3:13—5:11)
A. Ketabahan Menghadapi Penderitaan (3:13—4:11)
1. Karena Berbahagia dari Menderita dengan Tidak Adil (3:13-17)
2. Karena Teladan Kristus yang Berkuasa (3:18—4:6)
3. Karena Urgensi pada Akhir Zaman (4:7-11)
B. Bersukacita dalam Menghadapi Penderitaan (4:12-19)
1. Karena Menguji Realitas Iman Kita (4:12)
2. Karena Ikut Mengambil Bagian dalam Penderitaan Kristus (4:13a, 14-16)
3. Karena Mempersiapkan Kita untuk Kemuliaan Kedatangan-Nya (4:13b, 17-19)
C. Nasihat dalam Menghadapi Penderitaan (5:1-11)
1. Kepada Penatua – Gembalakan Domba (5:1-4)
2. Kepada Orang yang Lebih Muda (5:5-11)
V. Penutup (5:12-14)

96 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

26
SURAT 2 PETRUS
I. KEPENULISAN
1. Penulis
Penulis Surat 2 Petrus menurut 2 Pet. 1:1, adalah Simon Petrus. Didukung juga
dengan informasi dari surat-surat PB yang lain. Bukti dari dalam surat sendiri adalah
penulis merupakan saksi mata peristiwa Transfigurasi (2 Pet.1:16-18), juga dari 2 Pet. 3:1
penulis mengkaitkan keberadaan Surat 1 Petrus. Penulis juga menyatakan bahwa ia
mengenal Tuhan yesus secara langsung (2 Pet.14; Yoh. 21:18).
Namun demikian masih ada perdebatan yang memberatkan kebenarannya:
1. Surat 2 Petrus kurang dihargai oleh Bapak-bapak Gereja, karena paling jarang
dibicarkan/dikutip.
2. Ada kesamaan antara Surat 2 Petrus dengan Yudas. Ada anggapan 2 Petrus mengutip
Surat Yudas.
3. Perbedaan dalam gaya penulisan terlihat jelas sekali antara Surat 1 Petrus dan 2
Petrus. Kemungkin ini bisa terjadi karena Petrus memakai penulis yang berbeda.

Sanggahan terhadap keberatan bahwa Petrus adalah penulis Surat 2 Petrus:


1. Pada abad ke 4, Bapak Gereja Athanasius, Ambrose dan Agustine menerima Surat
Petrus sebagai Kitab Kanon.
2. Perbedaan dengan Surat 2 Petrus tidaklah mutlak, karena ada bagian-bagian yang
mempunyai kesamaan dengan kata-kata Petrus dalam Kis. Rasul, misalnya dalam
penggunaan kata khusus "eusebeia" (hidup yang saleh) dalam 2 Pet. 1:3, 6, 7 ; 3;11,
yang juga terdapat dalam Kis. 3:12. Selain Petrus (dalam Kis. 3:12 itu) tidak ada rasul
lain yang menggunakannya.

2. Tahun Penulisan
Kepastian yang jelas, Surat 2 Petrus ditulis sebelum tahun 68 M (kematian Petrus). Dari 2
Pet. 1:14 ada petunjuk bahwa penulisan surat ini adalah mendekati tahun kematian
penulis. Jadi diperkirakan bahwa Petrus menulis Surat 2 Petrus sesudah tahun 65-67M.

3. Tempat Penulisan
Seperti halnya Surat 1 Petrus, kota Roma adalah tempat penulis menuliskan surat ini,
khususnya dengan kepastian bahwa Petrus mati di kota Roma.

II. PENERIMA/PEMBACA SURAT


Dari 2 Petrus1:1, 2 Surat Petrus ini ditujukan kepada semua orang Kristen secara umum.

III. TEMA UTAMA


Tema utama Surat 2 Petrus ini adalah pengenalan dan pengetahuan. Kata-kata ini muncul
lebih dari 15 kali dalam Surat 2 Petrus.
1. Ajaran-ajaran Sesat
Untuk dapat mengenali dan mengoreksi ajaran-ajaran palsu yang menyusup kedalam
kehidupan jemaat, maka kita perlu mengenal dan mengetahui kebenaran yang sejati. Dari
siapakah ajaran-ajaran sesat itu muncul? dari guru-guru palsu, dari dalam jemaat, dari
orang-orang Kristen (1 Pet. 2:1, 13, 20, 21). Hal ini terlihat dari sikap hidup dan perbuatan
yang meninggalkan kebenaran (2:10-14).

2. Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali (3:3-4)


Hari Tuhan yang datang lambat (3,9-13) sehingga membuat mereka sangsi. Kelambatan
hari Tuhan harus diartikan, bahwa Tuhan masih panjang sabar dan bertahan terhadap
ejekan.

97 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

3. Kedewasaan Iman dalam Kristus (1:3-11)


Allah menyediakan segala sesuatu yang berguna untuk hidup saleh, yaitu pengenalan akan
Kristus dan kuasaNya. Kedewasaan iman adalah seperti anak tangga (1:5-7), yaitu iman,
kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, kesalehan, kasih akan saudara-saudara dan
kasih akan semua orang.

IV. TUJUAN PENULISAN


1. Memberikan Peringatan akan Pengajaran Sesat
Petrus dan Paulus adalah rasul-rasul yang gencar sekali dalam memberikan nasehat supaya
orang-orang Kristen menjauhkan diri dari penyesat-penyesat yang mempunyai ciri-ciri 2:1-
20).

2. Penegasan akan Pentingnya Ajaran Paulus


Banyak orang menafsirkan bahwa Paulus mempunyai permusuhan dengan Petrus yang
tidak henti-hentinya. Memang Paulus dan Petrus pernah berselisih. Tapi dari Surat 2 Petrus
kita melihat tidak benar. Surat-surat Paulus rupanya sudah banyak beredar dan dibaca,
juga kitab-kitab lain dan (2 Pet. 3:15-16). Namun demikian Petrus mengakui bahwa tulisan-
tulisan Paulus tidaklah mudah dipahami sehingga mereka yang tidak teguh iman akan
memutarbalikkannya.

3. Penghiburan untuk mereka yang menderita


Disampaikan karena keadaan-keadaan yang mendesak dan penganiayaan yang semakin
besar. Gereja menghadapi kebimbangan karena situasi yang tidak menentu. itulah
sebabnya Surat 2 Petrus berisi banyak nasehat tentang perlunya pengetahuan supaya di
tengah aniaya mereka tidak terombang-ambing.

V. SURVEI
Surat yang singkat ini sungguh-sungguh mendorong orang percaya agar
mempertahankan kehidupan dan kesalehan melalui pengenalan yang benar akan Kristus. Pasal
pertama menekankan pentingnya pertumbuhan Kristen. Setelah mulai dengan iman, orang
percaya harus dengan tekun mengejar keunggulan moral, pengetahuan, penguasaan diri,
ketekunan, kesalehan, kasih akan saudara-saudara, dan kasih akan semua orang, yang akan
menghasilkan iman dewasa dan pengenalan yang benar akan Tuhan Yesus (2Pet 1:3-11).
Pasal berikut dengan sungguh-sungguh mengingatkan mereka tentang para nabi dan
guru palsu yang muncul di kalangan gereja. Petrus mengecam guru-guru palsu itu sebagai
orang yang tidak mengenal hukum (2Pet 2:1,3; 2Pet 3:17) yang menuruti keinginan jahat dari
hawa nafsu (2Pet 2:2,7,10,13-14,18-19), yang serakah (2Pet 2:3,14-15), congkak (2Pet 2:18)
dan keras kepala (2Pet 2:10), dan menghina pemerintahan Allah (2Pet 2:10-12). Petrus
berusaha untuk melindungi orang percaya sejati terhadap pengajaran sesat yang
membinasakan itu (2Pet 2:1) dengan menyingkapkan maksud dan kelakuan mereka yang
jahat.
Dalam pasal 3 (2Pet 3:1-18), Petrus membuktikan salahnya keragu-raguan guru-guru ini
terhadap kedatangan Tuhan (2Pet 3:3-4). Sebagaimana angkatan Nuh dengan keliru
mencemoohkan pikiran tentang hukuman banjir besar dari Allah, para pencemooh ini juga buta
rohani tentang janji-janji kedatangan Kristus. Tetapi dengan tindakan menentukan yang sama
dengan hukuman air bah tersebut (2Pet 3:5-6), Kristus akan kembali dan menghanguskan bumi
ini dengan api (2Pet 3:7-12) lalu menciptakan tatanan baru yang benar (2Pet 3:13). Mengingat
semuanya ini, orang percaya harus hidup kudus dan saleh pada zaman ini (2Pet 3:11,14).

VI. CIRI-CIRI KHAS


Empat ciri utama menandai surat ini.
1. Surat ini berisi pernyataan yang paling kuat dalam Alkitab mengenai pengilhaman,
keterandalan, dan kekuasaan Kitab Suci (2Pet 1:19-21).
2. Pasal dua dan surat Yudas sangat mirip dalam pengecaman guru palsu. Mungkin Yudas,
yang kemudian menghadapi persoalan yang sama dengan guru-guru palsu, menggunakan
bagian-bagian dari ajaran Petrus yang diilhami untuk mengatakan hal yang sama.

98 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

3. Pasal tiga merupakan salah satu pasal PB yang agung tentang kedatangan Kristus yang
kedua.
4. Petrus secara tidak langsung menunjuk kepada tulisan Paulus sebagai Firman Allah dengan
menyebutkannya dalam hubungan dengan "tulisan-tulisan yang lain" (2Pet 3:15-16).

GARIS BESAR SURAT

I. Salam (1:1-2)

II. Pujian atas Pengenalan yang Benar (1:2b-21)


A. Kuasa Pengenalan akan Allah yang Mengubah Hidup (1:2b-4)
B. Sifat Progresif Pertumbuhan Kristen (1:5-11)
C. Kesaksian Rasul Terhadap Firman Kebenaran (1:12-21)
1. Motivasinya (1:12-15)
2. Metodenya (1:16-21)
a. Saksi Mata dari Firman yang Dinubuatkan (1:16-19)
b. Pengilhaman Kitab Suci yang Dinubuatkan (1:20-21)

III. Kecaman Terhadap Guru-guru Palsu (2:1-22)


A. Yang dapat Diharapkan dari Guru Palsu (2:1-3)
B. Yang dapat Mereka Harapkan dari Allah (2:4-10a)
C. Beberapa Ciri Guru-guru Palsu (2:10b-19)
D. Bahaya-bahaya Kemunduran dari Kebenaran (2:20-22)

IV. Kepastian Kedatangan Tuhan (3:1-18a)


A. Penyangkalan Kedatangan-Nya (3:1-7)
B. Kepastian Kedatangan-Nya (3:8-10)
C. Hidup Menantikan Kedatangan-Nya (3:11-18a)

V. Ucapan Berkat (3:18b)

99 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

27
SURAT 1 YOHANES
I. LATAR BELAKANG
A. Yohanes
Yohanes adalah anak Zebedeus yang muda, karena Yakobus selalu disebut lebih
dahulu. Tapi Lukas selalu memberikan urutan Petrus, Yohanes dan Yakobus, mungkin
karena Yohanes hubungannya lebih dekat dengan Petrus. Ibu Yohanes adalah Salome,
dalam Matius 27:50, ia disebut "Ibu anak-anak Zebedeus". Salome selalu diasosiasikan
sebagai adik Maria Ibu Yesus, karena dalam Yohanes 19:25 dikatakan ada 4 perempuan
berdiri dekat salib Yesus, yaitu Maria ibu Yesus, 2 orang Maria dan adik ibu Yesus. Kalau
benar maka Yohanes adalah ipar Yesus. Markus 1:20 memberitakan bahwa ayahnya
mempunyai orang-orang upahan, berarti Yohanes berasal dari keluarga yang cukup berada.
Lukas 8:3 juga menyebutkan bahwa Salome melayani mereka dengan kekayaannya.
Yohanes ada kemungkinan pernah menjadi murid Yohanes Pembaptis, tetapi tidak
ada bukti jelas. Yohanes dan juga saudaranya sering dijuluki Yesus sebagai: "Anak-anak
guruh" (Mrk. 3:17) mungkin karena mereka orang-orang Galilea yang penuh vitalitas,
semangat dan nelayan yang pantang menyerah, tetapi kurang terarah. Hal itu terbukti dari
pandangan yang salah tentang kerajaan Yesus; ambisi yang dirasuki oleh nalar yang tidak
benar (Luk. 9:52-54). Yohanes berada di Golgota pada saat Yesus disalib dan juga pada
saat Yesus menyerahkan ibunya dalam pemeliharaan Yohanes. Ia juga yang berlari dengan
Petrus menengok kubur Yesus yang kosong. Ia juga yang bersama murid-murid yang lain
pada waktu Yesus menampakkan diri di danau Tiberias. Yohanes juga yang disebut akan
memiliki umur panjang (Yoh. 21:23).
Setelah hari Pantekosta murid-murid Yesus berbicara dengan sangat jelas tentang
Injil dan orang-orang keheranan karena mereka orang-orang yang tidak terpelajar (Kis.
4:13). Di dalam kehidupan gereja mula-mula Yohanes termasuk tokoh utama dalam gereja
Yerusalem bersama Petrus. Tidak diketahui pasti kapan Yohanes meninggalkan Yerusalem.
kemungkinan besar dia pergi ke Efesus di mana ia lalu dibuang ke Pulau Patmos. Selain
Surat Kiriman ini Yohanes juga menulis Kitab Injil yang berisi pemberitaan tentang Yesus,
pelayanan dan pengajaran-Nya.

B. Latar Belakang Surat-surat Kiriman Yohanes


Pada waktu penulis menulis surat-surat ini perpecahan antara orang Kristen dan
Sinagoge sudah terjadi. Tapi pertentangan antara perbuatan dan iman sudah mereda.
Pada waktu orang-orang non-Yahudi mulai masuk gereja, banyak latar belakang budaya
filsafat mempengaruhi pengajaran doktrinal. Mulai banyak timbul pertanyaan-pertanyaan
yang menjadi dilema. Bahkan hingga hari ini, khususnya tentang hakikat Yesus (sifat-sifat
ke-Allah-an dan kemanusian-Nya).
Gejala Gnostisisme menjadi bahaya besar bagi gereja sampai akhir abad 2.
Gnotisisme adalah suatu filsafat agama (bukan sistem agama) yang percaya pada ajaran
bahwa Roh itu baik, tubuh jahat. Di antara keduanya tidak ada hubungan yang kekal.
Keselamatan berarti kebebasan dari dunia jasmani ke dunia rohani. Sarana untuk
mendapat kebebasan bermacam-macam, salah satunya ialah pengetahuan (Gnosis =
pengetahuan/Bahasa Yunani), supaya manusia dapat melampui ikatan belenggu jasmani
menuju pengetahuan surgawi. Pertentangan yang paling tajam antara agama Kristen dan
pengetahuan adalah yang menyangkut tentang pribadi Kristus. Bagaimana mungkin Roh
yang begitu suci dan Agung (Allah) dapat bersatu dengan tubuh jasmani (Kristus). Gejala-
gejala kepercayaan ini berbahaya untuk menafsirkan pengajaran Injil. Hal inilah yang
menjadi tema utama Surat-surat Yohanes.

II. KEPENULISAN
1. Penulis
Walaupun penulis tidak mencantumkan namanya dalam Surat 1 Yohanes, tapi kita
mempunyai keyakinan bahwa Rasul Yohanes adalah penulisnya. Kepastian akan

100 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

kebenarannya tidak dimasalahkan. Selain tradisi Kristen mempercayainya, juga bukti-bukti


dari dalam memperlihatkan bahwa Surat Yohanes ini mempunyai kemiripan kuat dengan
Injil Yohanes, baik dalam hal isi, gaya bahasa, maupun perbendaharaan katanya.
Contoh: I Yoh. 1:1 dan Yoh. 1:1.

2. Tahun Penulisan
Sekitar tahun 90 M, karena kemungkinan sudah adanya ajaran-ajaran sesat Gnostik
yang menyusup di gereja. Tapi yang jelas saat itu penulis sudah dalam usia yang lanjut.
Pendapat lain memperkirakan bahwa Surat 1 Yohanes ini sudah diedarkan lebih dulu
daripada Injil Yohanes. Tapi hal ini sulit diterima karena dari isi Surat 1 Yohanes terlihat
bahwa pembaca diperkirakan sudah mempunyai pengetahuan tentang Injil dan juga dalam
Injil Yohanes tidak ada tanda-tanda tentang perlawanan terhadap ajaran Gnostik.
Pendapat lain memperkirakan tahun yang lebih lambat, yaitu dengan
membandingkan dengan tulisan-tulisan Bapak-bapak gereja yang menceritakan hal yang
sama dengan Surat Yohanes, yaitu tentang perlawanan ajaran Gnostik. Kalau hal itu betul
mungkin tahun penulisan akan sekitar 110 M.

3. Tempat Penulisan
Diperkirakan Yohanes menulis Surat 1 Yohanes ini ketika ia ada di Efesus.

III. PENERIMA/PEMBACA SURAT


Yohanes memanggil pembaca-pembacanya dengan "anak-anakku" (1 Yoh. 2:1), mungkin
Yuhanes menuliskan ini untuk sekelompok orang yang memiliki hubungan yang dekat dengan
Yohanes. Juga karenaYohanes pada saat itu sudah berusia lanjut, maka sudah sepantasnya ia
memanggil orang-orang di sekitarnya dengan sebutan itu.

IV. TEMA UTAMA


Yohanes menggunakan kata "tahu, mengetahui dan mengenal" lebih dari 35 kali dalam
Suratnya ini. Dan ada 3 kata yang harus menjadi dasar, yaitu kasih, terang dan hidup kekal.
Seperti dalam bukunya Injil Yohanes, pengalaman hidup Kristen berpusat pada ketiga kata
kunci ini. Allah adalah kasih, kasih Allah nyata dalam diri Yesus Kristus. Dan kita yang berasal
dari Dia akan hidup dalam terang Allah, karena Allah itu Terang. Dan barang siapa memiliki
Anak, ia memiliki hidup, hidup yang kekal (1 Yoh. 3:7-21; 1:5-10; 5:12). Hanya di dalam
konteks inilah orang Kristen dapat bertumbuh dan menghasilkan kemurnian hidup yang ideal,
hidup yang diimpikan oleh pengikut aliran gnostik. Tanpa anugerah Allah, dan pengenalan
penyataanNya maka kita tidak akan memiliki pengetahuan yang sempurna.

V. TUJUAN PENULISAN
Tujuan utama Rasul Yohanes menulis Surat 1 Yohanes ini adalah untuk melawan dan
memerangi gnostisisme. Yohanes memberi nasehat kepada pembacanya bahwa hanya dengan
mengetahui kebenaran, maka tidak ada tindakan yang benar. Di antara nasehatnya itu ada 7
pokok patokan untuk mempunyai kelakuan yang baik:
 Berjalan dalam terang (1:5-7)
 Jangan menipu (1:8-10)
 Turuti perintah-Nya (2:1-5)
 Tirulah Kristus (2:6)
 Kasihilah sesamamu (2:7-14)
 Jangan mengasihi dunia (2:15-17)
 Tinggallah dalam Kristus dan perbuatlah yang benar (2:18-3:10)

VI. SURVEI
Kepercayaan dan kelakuan dijalin secara erat sekali dalam surat ini. Para guru palsu,
yang oleh Yohanes dinamakan "antikristus" (1Yoh 2:18-22) sedang meninggalkan ajaran rasuli
mengenai Kristus dan kehidupan yang benar. Seperti surat 2 Petrus dan Yudas, surat ini
dengan penuh semangat menolak dan menghukum guru palsu (mis. 1Yoh. 2:18-19, 22-23, 26;
1Yoh. 4:1, 3, 5) dengan ajaran dan kelakuan mereka yang merusak.

101 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

Dari segi yang positif, surat ini mengemukakan ciri-ciri persekutuan yang sejati dengan
Allah (mis. (1Yoh. 1:3—2:2) dan menyatakan lima ujian khusus bagi orang percaya untuk
mengetahui dengan yakin bahwa mereka mempunyai hidup yang kekal:
1. Ujian kebenaran rasuli mengenai Kristus (1Yoh. 1:1-3; 1Yoh. 2:21-23; 1Yoh. 4:2-3,15;
1Yoh. 5:1,5,10,20);
2. Ujian iman yang taat kepada perintah Kristus (1Yoh. 2:3-11; 1Yoh. 5:3-4);
3. Ujian hidup yang kudus, yaitu berbalik dari dosa kepada persekutuan dengan Allah (1Yoh.
1:6-9; 1Yoh. 2:3-6, 15-17, 29; 1Yoh. 3:1-10; 1Yoh. 5:2-3);
4. Ujian kasih akan Allah dan sesama orang percaya (1Yoh. 2:9-11; 1Yoh. 3:10-11, 14, 16-18;
1Yoh. 4:7-12, 18-21); dan
5. Ujian kesaksian Roh (1Yoh 2:20, 27; 1Yoh 4:13; 1Yoh 5:7-12). Yohanes menyimpulkan
bahwa orang dapat mengetahui dengan pasti bahwa mereka memiliki hidup kekal (1Yoh
5:13) jikalau buah dari kelima bidang hidup ini nyata dalam hidup mereka.

VII. CIRI-CIRI KHAS


Lima ciri utama menandai surat ini:
1. Surat ini mendefinisikan kehidupan Kristen dengan memakai istilah yang bertentangan dan
dengan seakan-akan tidak memberikan peluang kompromi di antara terang dan gelap,
kebenaran dan kebohongan, kebenaran dan dosa, kasih dan kebencian, mengasihi Allah
dan mengasihi dunia, anak-anak Allah dan anak-anak setan.
2. Yang penting, surat ini merupakan satu-satunya kitab PB yang berbicara mengenai Yesus
sebagai pengantara (Yun. parakletos) kita dengan Bapa pada saat kita sebagai orang yang
sungguh percaya berbuat dosa (1Yoh. 2:1-2; bd. Yoh. 14:16-17, 26; Yoh. 15:26; Yoh.
16:7-8).
3. Berita yang disampaikan surat ini didasarkan hampir seluruhnya pada kesaksian rasuli dan
bukan pada penyataan PL dahulu; petunjuk kepada PL jelas tidak ada.
4. Karena surat ini menyampaikan Kristologi berhubungan dengan penyangkalan suatu bentuk
ajaran sesat tertentu, maka itu berfokus pada penjelamaan dan darah (yaitu, salib) Yesus
tanpa menyebutkan kebangkitan-Nya secara khusus.
5. Gaya penulisannya sederhana dan berulang sewaktu Yohanes membahas berbagai istilah
seperti "terang", "kebenaran", "percaya", "tetap tinggal", "mengenal", "mengasihi",
"kebenaran", "kesaksian", "lahir dari Allah", dan "hidup kekal".

GARIS BESAR SURAT

I. Pendahuluan (1:1-4)

II. Persekutuan dengan Allah (1:5—2:28)


A. Prinsip-prinsip Persekutuan dengan Allah (1:1—2:2)
1. ―Tidak Ada Kegelapan‖ dalam Allah (1:5)
2. Tidak Ada Persektutuan dalam Kegelapan (1:6)
3. Persekutuan dalam Terang (1:7)
4. Persekutuan dalam Penyucian dari Dosa (1:8—2:2)
B. Manifestasi-manifestasi Persekutuan dengan Allah (2:3-28)
1. Ketaatan (2:3-5)
2. Keserupaan dengan Kristus (2:6)
3. Kasih (2:7-11)
4. Pemisahan dari Dunia (2:12-17)
5. Kesetiaan kepada Kebenaran (2:18-28)
III. Anak-anak Allah (2:29—3:24)
A. Ciri-ciri khas Anak-anak Allah (2:29—3:18)
B. Keyakinan Anak-anak Allah (3:19-24)

IV. Roh Kebenaran (4:1-6)


A. Mengenali Roh Kesesatan (4:1, 3, 5)
B. Mengakui Roh Kebenaran (4:2, 4, 6)

102 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

V. Kasih Allah (4:7—5:3)


A. Asal Usul Ilahi dari Kasih (4:7-10)
B. Tanggapan yang Layak Terhadap Kasih Allah (4:11-13, 19-21)
C. Tinggal dalam Kasih Allah (4:14-16)
D. Kesempurnaan Kasih (4:17-18)
E. Ketaatan Kasih (5:1-3)

VI. Jaminan dari Allah (5:4-20)


A. Mengenai Hal Mengalahkan Dunia (5:4-5)
B. Mengenai Keterandalan Injil (5:6-10)
C. Mengenai Hidup Kekal di dalam Anak-Nya (5:11-13)
D. Mengenai Jawaban-jawaban untuk Doa (5:14-17)
E. Mengenai Tiga Kepastian Besar (5:18-20)

VII. Penutup (5:21)

103 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

28
SURAT 2 YOHANES
I. KEPENULISAN
1. Penulis
Sama seperti surat sebelumnya (1 Yohanes) dan Injil Yohanes, pengarang Surat 2 Yohanes
adalah Yohanes anak Zebedeus. Hal ini terlihat jelas dari gaya dan isi Suratnya.

2. Tahun Penulisan
Surat 2 Yohanes ini ditulis pada tahun yang hampir bersamaan dengan Surat 1 Yohanes,
yaitu sekitar tahun 90 M.

3. Tempat Penulisan
Ditulis oleh Yohanes di Efesus, gereja di Asia.

II. PENERIMA/PEMBACA SURAT


Salam pembukaan Surat ini tertulis "kepada ibu yang terpilih dan anak- anaknya" (1 Yoh. 1:1).
Banyak tafsiran dalam hal ini:
1. Arti harafiah, seorang wanita yang rumahnya dipakai untuk persekutuan.
2. Arti figuratif, gereja/jemaat-jemaat Tuhan. Hal ini sesuai dengan panggilan penatua kepada
jemaatnya.
3. Sekelompok orang Kristen tertentu, dimana penulis menjadi penanggung jawab, khususnya
untuk keadaan yang sedang mengancam (ajaran sesat). Terlihat dari beberapa ungkapan
yang lain, seperti:
"di dalam rumahmu"
"aku berharap datang sendiri padamu" (2 Yoh.1:1, 10, 12).

III. TEMA UTAMA


Kunci kata penting dalam surat 2 Yohanes ini adalah: kebenaran.
Kebenaran ajaran Kristus harus menjadi dasar. Khususnya untuk melawan mereka yang
menyangkal Kristus sebagai anak manusia. Kalau pengajaran sesat masuk dan diterima maka
berarti harus membuang iman. Oleh karena itu Yohanes mendorong kita untuk bertekun
mengikuti kebenaran yang sudah ada dalam hati dan menggenapinya dalam hukum kasih

IV. TUJUAN PENULISAN


1. Tujuan Rasul Yohanes menulis surat 2 Yohanes jelas tertulis dalam Suratnya: "sebab
banyak penyesat telah muncul" (2 Yoh.1: 7). Jadi Surat yang pendek ini membahas
persoalan yang sama yaitu menasehati jemaat untuk berhati-hati terhadap pengajar-
pengajar sesat, kalau perlu jangan diterima di rumah supaya tidak menipu (2 Yoh. 1:10).
2. Penulis, sebagai penatua mengutarakan harapannya mengunjungi mereka, dan pada akhir
suratnya ia membagikan salam dari jemaatnya sendiri.

V. SURVEI
Surat ini menggarisbawahi suatu peringatan yang juga terdapat dalam 1 Yohanes mengenai
bahaya guru palsu yang menyangkal penjelmaan Yesus Kristus dan menyimpang dari berita
rasuli (ayat 2Yoh 1:7-8). Yohanes memuji "Ibu yang terpilih" dan anak-anaknya yang "hidup
dalam kebenaran" (2Yoh. 1:4). Kasih yang sejati terwujud dalam menaati perintah Kristus dan
mengasihi sesama (2Yoh. 1:6). Kasih Kristen harus membedakan di antara kebenaran dan
kesalahan dan tidak membuka pintu bagi guru palsu (2Yoh. 1:7-9). Menerima guru palsu
dengan ramah berarti berpartisipasi dalam kesalahan mereka (2Yoh. 1:10-11). Surat ini singkat
karena Yohanes merencanakan untuk berkunjung kepada ibu ini untuk berbicara "berhadapan
muka" (2Yoh. 1:12).

104 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

VI. CIRI-CIRI KHAS


Tiga ciri utama menandai surat ini:
1. Surat ini merupakan kitab terpendek dalam PB.
2. Surat ini sangat mirip dengan 1 dan 3 Yohanes dalam berita, kosakata dan gaya
penulisannya yang sederhana.
3. Surat ini memberikan keseimbangan yang penting bagi berita surat 3 Yohanes dengan
memperingatkan terhadap dukungan yang sembarangan kepada pekerja yang bukan dari
jemaat sendiri. Surat ini mendorong supaya memakai kebijaksanaan saksama dengan
mengingat ajaran Kristus dan para rasul sebelum membantu pekerja tersebut.

GARIS BESAR SURAT

I. Salam (1:1-3)
A. Kepada Ibu yang Terpilih dan Anak-anaknya (1)
B. Oleh karena Kebenaran (2-3)
II. Pujian dan Perintah (1:4-6)
A. Kesetiaan yang Lampau kepada Kebenaran Dipuji (4)
B. Kasih dan Ketaatan Diperintahkan (5-6)
III. Nasihat dan Peringatan (1:7-11)
A. Mengenali Guru-guru Palsu (7)
B. Waspada agar Jangan Terpengaruh oleh Mereka (8-9)
C. Jangan Membiarkan Mereka Memakai Rumahmu (10-11)
IV. Penutup (1:12-13)

105 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

29
SURAT 3 YOHANES
I. KEPENULISAN
1. Penulis
Dilihat dari gaya dan struktur surat maka Surat 3 Yohanes dapat dipastikan penulisnya
sama dengan surat-surat Yohanes sebelumnya, Rasul Yohanes.

2. Tahun Penulisan
Sama dengan surat-surat sebelumnya tahun 90 M. Tapi ada yang berpendapat mungkin
ditulis lebih awal, sekitar 80-an, tapi tidak ada alasan jelas.

3. Tempat Penulisan
Penulis menuliskan surat ini di Efesus, gereja di Asia.

II. PENERIMA/PEMBACA SURAT


Surat 3 Yohanes dituliskan untuk Gayus, saudara kekasih Yohanes yang ada di Korintus (1 Kor.
1:14). Gayus juga adalah teman sekerja Paulus. Ia rupanya menjabat sebagai gembala dan
pemimpin Gereja (Kis. 19:29, Kis. 20:4, Rom. 16:23). Nama lain yang disebut adalah
Demetrius, mungkin salah seorang penginjil.

III. TEMA UTAMA


"Kesediaan menerima tamu"
Menurut Yohanes setiap jemaat wajib memperlihatkan sikap Kristiani mereka dalam menerima
para penginjil keliling yang telah melakukan tugas panggilannya, misalnya memberi tumpangan
kepada mereka. Ini merupakan tindakan saling menolong di antara pelayan-pelayan Tuhan
yang akan memberikan kesaksian yang baik untuk nama Tuhan.

IV. TUJUAN PENULISAN


Sebagai sahabat dan penatua Yohanes perlu menulis surat kepada Gayus untuk:
Memberi pujian kepada Gayus atas sikapnya yang benar dalam menerima para penginjil keliling
yang telah memberitakan Injil. Namun demikian ternyata sikap Gayus ini tidak diterima oleh
pemimpin gereja lain (yang mungkin mempunyai gereja yang berdekatan dengan gereja
Gayus), yang bernama Diotrefes. Diotrefes sama sekali tidak mengindahkan nasihat Yohanes,
bahkan mengucapkan kata-kata yang kurang baik, karena ia tidak senang kalau ada campur
tangan orang luar dalam urusan gerejanya. Yohanes memberitahukan Gayus tentang hal ini,
dan bermaksud untuk berbicara kepada Diotrefes.

V. SURVEI
Ada tiga orang yang disebut namanya di dalam surat ini.
1. Gayus yang dipuji dengan hangat atas perilaku hidupnya yang saleh di dalam kebenaran
(3Yoh. 1:3-4) serta teladannya menyediakan tumpangan bagi saudara seiman yang
berkeliling (3Yoh. 1:5-8).
2. Diotrefes, seorang pemimpin yang bersifat diktator, dikecam karena kesombongannya
("ingin menjadi orang terkemuka", 3Yoh. 1:9) beserta manifestasinya: menolak surat
Yohanes yang dikirim sebelumnya (3Yoh. 1:9), memfitnah Yohanes, menolak untuk
menerima utusan-utusan Yohanes dan mengancam akan mengucilkan orang yang
menerima mereka (3Yoh. 1:10).
3. Demetrius, yang mungkin pembawa surat ini atau seorang gembala sidang dalam suatu
masyarakat sekitar situ, dipuji sebagai seorang yang mempunyai reputasi baik dan setia
kepada kebenaran (3Yoh. 1:12).

106 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

VI. CIRI-CIRI KHAS


Dua ciri utama menandai surat ini.
1. Sekalipun singkat, surat ini memberikan pengertian mengenai beberapa segi sejarah gereja
mula-mula menjelang akhir abad pertama.
2. Terdapat beberapa persamaan mencolok di antara 2 Yohanes dengan surat ini. Meskipun
demikian, kedua surat tersebut berbeda dalam satu aspek penting: 3 Yohanes
menganjurkan penyediaan tumpangan dan bantuan bagi pekerja keliling yang dapat
dipercaya, sedangkan 2 Yohanes mendorong agar tumpangan dan dukungan tidak
disediakan bagi pekerja yang tidak dapat dipercaya sehingga orang percaya tidak dituduh
mendukung perbuatan jahat.

GARIS BESAR SURAT

I. Salam (1:1)
II. Pujian bagi Gayus (1:2-8)
A. Karena Kesehatan Rohaninya (2)
B. Karena Hidup dalam Kebenaran (3-4)
C. Karena Kesediaan Menerima Saudara-saudara yang dalam Perjalanan (5-8)
III. Nasihat untuk Gayus (1:9-12)
A. Mengenai Contoh Jelek Diotrefes (9-11)
B. Mengenai Teladan Baik Demetrius (12)
IV. Penutup (1:13-14)

107 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

30
SURAT YUDAS
I. LATAR BELAKANG
Sekalipun ada beberapa nama Yudas yang dikenal dalam PB, namun hanya ada seorang Yudas
yang menyebut dirinya, "hamba Yesus dan saudara Yakobus" (Yud.1:1), yaitu Yudas saudara
(adik) Yesus. Karena Yakobus adalah nama yang cukup dikenal dikalangan pemimpin gereja
mula-mula, dan ia adalah saudara (adik) Tuhan Yesus. Referensi lain Matius 13:55, Markus 6:3,
Galatia 1:19, Kisah Para Rasul 1:14.

II. KEPENULISAN
1. Penulis
Seperti dalam pembukaan suratnya (Yud. 1:1) penulis adalah Yudas saudara (adik)
Yakobus yang adalah saudara (adik) Yesus.
2. Tahun Penulisan
Ada persamaan hal yang ditulis dalam Surat 2 Petrus dengan Surat Yudas, yaitu tentang
adanya orang-orang yang disebut guru-guru palsu/pengajar-pengajar sesat. Petrus
menyebut, "akan datangnya guru-guru palsu". Yudas menyebut: "Adanya orang tertentu
yang telah masuk menyusup ...". Jadi kalau memang keduanya mempunyai hubungan
maka kitab Yudas ditulis sesudah Petrus, yaitu thn. 65-67 M. Tapi ada juga yang
berpendapat, apabila belum disinggung tentang pengajaran gnostik, mungkin ditulis sekitar
tahun 75 M.
3. Tempat Penulisan
Tidak ada keterangan yang jelas. Tapi Yudas melayani gereja-gereja Yahudi di Palestina
sebelum kehancuran Yerusalem. Jadi mungkin di sanalah ia menulis.

III. PENERIMA/PEMBACA SURAT


Surat ini ditujukan "kepada mereka yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa ..."
(Yud.1:1). Hal ini memberi kesan bahwa surat ini ditujukan kepada umat kristen seluruh dunia.
Tapi bisa juga untuk sekelompok orang dalam jemaat tertentu.

IV. TEMA UTAMA


1. Hukuman atas Pengajar-pengajar Sesat
Sudah ada contoh dari masa lalu adanya orang-orang murtad:
Yak. 1:5 - umat Israel yang murtad binasa di padang gurun.
Yak. 1:6 - malaikat yang tidak taat.
Yak. 1:7 - penduduk daerah Sodom dan Gomora.
Hukuman yang Tuhan jatuhkan untuk orang-orang murtad pasti akan datang, sekalipun
mungkin lambat.
2. Mempertahankan Iman
Benih-benih penyesatan itu ditaburkan ke dalam persekutuan gereja, bahkan oleh
gembala-gembala mereka sendiri. Tapi orang percaya tidak perlu takut kalau sudah
melindungi diri dengan membangun iman dan berdoa dalam kuasa Roh Kudus. Untuk
menghadapi orang yang lemah iman karena penyesatan ini, kita diajarkan untuk
merebutnya kembali dengan kasih.

V. TUJUAN PENULISAN
Penulis menuliskan bahwa keinginan semula adalah untuk menuliskan tentang keselamatan.
Tapi akhirnya ia tergerak untuk menuliskan tentang hal lain yaitu nasihat untuk
mempertahankan iman (apologetik), khususnya sehubungan dengan perlawanan terhadap
munculnya ajaran-ajaran sesat dari para pengajar palsu.

VI. CATATAN
Surat Yudas mempunyai kemiripan dengan 2 Petrus. Ada beberapa pendapat mengenai hal ini:

108 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

1. Kedua surat tersebut tidak ada hubungan apa-apa kecuali bahwa surat-surat ditujukan
pada orang-orang yang sedang menghadapi keadaan yang sama.
2. Kedua surat disadur dari sumber yang sama.
3. Petrus mengambil data-data dari Yudas. Pendataan dari Yudas lebih pasti dan nyata,
susunan lebih jelas. Surat Petrus penjabaran dari Yudas.
4. Yudas menulis suratnya setelah melihat surat Petrus, dan mengubahnya dengan bebas.
Dari Yudas 1:3 penulis ingin menulis tentang keselamatan tapi tidak jadi karena melihat
apa yang diramalkan Petrus sudah terjadi.

VII. SURVEI
Setelah memberikan salam (Yud. 1:1-2), Yudas menyatakan bahwa tujuannya mula-mula ialah
menulis tentang sifat keselamatan (Yud. 1:3a). Akan tetapi, sebaliknya dia terdorong untuk
menulis surat ini karena guru-guru palsu yang memutarbalikkan kasih karunia Allah dan dengan
demikian melemahkan kebenaran dalam gereja (Yud. 1:4). Yudas menuduh mereka sebagai
tidak suci secara seksual (Yud. 1:4,8,16,18), berkompromi seperti Kain (Yud. 1:11), serakah
seperti Bileam (Yud. 1:11), suka memberontak seperti Korah (Yud. 1:11), congkak (Yud.
1:8,16), penipu (Yud. 1:4,12), sensual (Yud. 1:19) dan memecah-belah (Yud. 1:19). Yudas
menyatakan kepastian hukuman Allah atas semua orang yang berbuat dosa seperti itu dan
menggambarkannya dengan enam contoh dari PL (Yud. 1:5-11). Gambaran dua belas ciri
kehidupan mereka menunjukkan bahwa mereka siap untuk menerima murka Allah (Yud. 1:12-
16). Orang percaya didorong untuk waspada dan untuk menaruh belas kasihan bercampur
ketakutan bagi mereka yang goyah (Yud. 1:20-23). Yudas menutup suratnya dengan suatu
peningkatan pengilhaman dalam ucapan berkatnya (Yud. 1:24-25).

VIII. CIRI-CIRI KHAS


Empat ciri utama menandai surat ini.
1. Surat ini berisi celaan yang paling blak-blakan dan bersemangat dari PB terhadap para
guru palsu. Itu menggarisbawahi betapa seriusnya ancaman ajaran palsu terhadap iman
yang sejati dan hidup yang kudus bagi segala angkatan.
2. Surat ini menunjukkan kesenangan untuk memberikan ilustrasi dengan memakai
rangkaian tiga -- misalnya: tiga contoh penghukuman dalam PL (Yud. 1:5-7), tiga ciri
guru palsu (Yud. 1:8), dan tiga contoh orang tidak kudus dalam PL (Yud. 1:11).
3. Di bawah pengaruh penuh dari Roh Kudus, Yudas dengan leluasa menunjukkepada
sumber-sumber tertulis: (a) Alkitab PL (Yud. 1:5-7,11), (b) Tradisi Yahudi (Yud. 1:9,14-
15) dan (c) 2 Petrus, serta mengutip langsung 2Pet 3:3, yang diakuinya sebagai berasal
dari rasul-rasul (Yud. 1:17-18).
4. Surat ini berisi ucapan berkat PB yang paling agung.

GARIS BESAR SURAT


I. Salam (1:1-2)
II. Penjelasan Mengenai Penulisan Surat Ini (1:3-4)
III. Menyingkapkan Guru-guru Palsu (1:5-16)
A. Ajal Mereka Digambarkan dalam Masa Lampau (5-7)
1. Pengalaman Israel (5)
2. Pengalaman Malaikat-malaikat Pemberontak (6)
3. Pengalaman Sodom dan Gomora (7)
B. Penggambaran Mereka Sekarang Ini (1:8-16)
1. Bahasa yang Tidak Sopan (8-10)
2. Sifat yang Tidak Kudus (11)
3. Perilaku yang Salah (12-16)
IV. Nasihat bagi Orang-orang Percaya Sejati (1:17-23)
A. Ingat Nubuat Para Rasul (17-19)
B. Peliharalah Dirimu di dalam Kasih Allah (20-21)
C. Tolonglah Orang Lain dengan Kemurahan, Bercampur dengan Takut (22-23)
V. Lagu Pujian (1:24-25)

109 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

31
KITAB WAHYU
I. LATAR BELAKANG
A. Keunikan Kitab Wahyu
Wahyu berasal dari kata "apokalipsis", artinya rahasia yang dinyatakan. Kitab Wahyu
mempunyai keunikan yaitu menjadi Kitab penutup kanon PB. Namun tidak jelas apakah
berarti bahwa Kitab Wahyu adalah kitab yang paling akhir ditulis. Kitab Wahyu juga satu-
satunya kitab PB yang berisi hampir sepenuhnya tentang nubuatan yang menyangkut
tentang masa depan.

B. Ciri-ciri Apokaliptik yang Ada di Kitab Wahyu


a. Melukiskan tentang keputusasaan yang besar dalam menghadapi keadaan yang sedang
berlangsung dan pengharapan yang besar akan campur tangan Allah dimasa
mendatang.
b. Memakai bahasa-bahasa simbolik; impian dan penglihatan iblis dll.
c. Menampilkan kuasa-kuasa surgawi dan iblis sebagai utusan dan perantara dalam
perencanaan Allah.
d. Sebagai nubuat bahwa kecelakaan untuk orang-orang fasik, tapi orang benar akan
dilewati.
e. Nama penulis biasanya tidak disebut.

C. Keadaan Saat Kitab Wahyu Ditulis


Gereja-gereja (7 gereja) di propinsi Asia yang sudah berdiri lama, tapi mengalami pasang
surut dalam pertumbuhan rohaninya. Keadaan itu di latar belakangi oleh kelaparan,
perang, wabah penyakit, kemiskinan, penganiayaan.
Digambarkan bahwa Romawi adalah kekuasaan yang menjadi musuh utama umat Kristen
(binatang dan pelacur). Kekaisaran saat itu mungkin diperintah oleh Domitianus, kalau
dilihat dari sifat pemerintah saat itu yang sewenang-wenang dari diktator dan juga desakan
untuk menyembahnya sebagai dewa. Pada akhir abad pertama orang Kristen dimusuhi
dimana-mana.

D. Pulau Patmos
Sebuah pulau karang di perairan pantai Yunani, dari kepulauan Dodekanese. Panjang pulau
12 km lebar 7 km. Sekarang termasuk daerah Yunani. Yohanes dibuang dari Efesus selama
beberapa bulan kira-kira tahun 95 M. Dibuang karena imannya, sebagai hukuman atas
ketaatannya pada Allah (Wah. 1:9). Ketika berada disana, ia mendapat penglihatan yang
harus dituliskannya dan disampaikan kepada ke 7 jemaat di Asia (1:10), 95 km dari Efesus.

II. KEPENULISAN
1. Penulis
Penulis Kitab Wahyu disebutkan sebagai Yohanes, murid Yesus dan seorang yang sangat
dikenal di kalangan gereja-gereja di Asia Kecil. Penulis juga adalah saksi mata dari segala
sesuatu yang telah dilihatnya (1:1-2). Para Bapak gereja menerima kitab itu sebagai tulisan
Yohanes. Tapi pada abad 3 ada beberapa pendapat yang kurang menyetujui melihat
penyelidikan terhadap jenis sastera dan gaya bahasa Kitab Wahyu yang bertentangan
dengan Injil & Surat 1-3 Yohanes dan bahkan kitab-kitab PB yang lain. Ahli bahasa
memperkirakan bahwa sastera Wahyu kurang begitu matang/berkembang. Jadi mungkin
ditulis lebih awal dari pada Injil dan Surat Yohanes. Atau kemungkinan lain Kitab Wahyu
ditulis sendiri oleh Yohanes sedang yang lain oleh penulisnya.

2. Tahun Penulisan
Kitab Wahyu jelas ditulis pada masa penganiayaan gereja. Ada 2 pemerintahan kaisar
Romawi yang sangat kejam dan penganiayaan orang Kristen, yaitu kaisar Nero dan

110 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

Domitianus. Kalau mengambil tahun masa kekaisaran Nero, terlalu awal dan orang-orang
Kristen masih baru dan masih bersemangat. Tapi keadaan saat itu sudah semakin sulit dan
capai untuk orang Kristen berjuang melawan penindasan-penindasan itu, jadi mungkin
kitab Wahyu ditulis setelah masa Nero, yaitu pemerintahan Domitianus, tahun 95 M.

3. Tempat Penulisan
Yohanes menuliskan Surat Wahyu sesudah ia dibebaskan dari pembuangan di Pulau
Patmos, dan kemungkinan ia kembali ke di Efesus ketika menuliskan ini.

III. PENERIMA/PEMBACA SURAT


Dari Wah. 1:4 disebutkan Surat ini ditujukan kepada "Ketujuh Jemaat di Asia Kecil.", mereka
adalah Efesus (2:1-7), Smirna (2:8-11), Perganus (2:12-17), Natra (2:18-24), Filadelfia (3:7-
13), Sardis (3:1-6), Laudikia (3:14-22).
Beberapa tafsiran tidak membatasi hanya ditujukan kepada 7 jemaat ini melainkan meliputi
gereja dari segala abad dan segala tempat. Kitab wahyu penuh dengan lambang-lambang
angka 7 sebagai lambang kepenuhan yang suci. Jadi 7 jemaat bisa menjadi lambang
kepenuhan umat suci (Wah. 1:6).

IV. TEMA UTAMA


1. Tujug Jemaat di Asia Kecil
a. Efesus (2:4). Pengajaran tepat tapi dicela karena mereka telah meninggalkan kasih
mula- mula.
b. Smirna (2:10). Akan mengalami penderitaan.
c. Pergamus (2:13-15). Menyimpang, tapi setia. 316 M Konstatianus menjadi Kristen,
tidak ada aniaya tetapi gereja suam.
d. Tiatira (2:20). Menyimpang pengajarannya tapi sedang bertumbuh. Berhala kekafiran
dibawa ke dalam jemaat.
e. Sardis (3:1-3). Melakukan pekerjaan baik, tapi kerohanian sudah mati dan perlu
bertobat.
f. Filadelfia. (3:7-9). Anak-anak Tuhan hidup ditengah kemurtadan. Tapi Tuhan
"membuka pintu yang yang tiada dapat ditutup oleh seorangpun."
g. Laodikia (3:17). Melambangkan zaman akhir, keadaan mereka kaya tapi miskin. Akan
dimuntahkan oleh Tuhan. Pada masa-masa akhir jemaat Tuhan akan banyak yang
murtad.

2. Kristus sebagai Anak Domba


Kristus sebagai Anak Domba yang akan membuka gulungan kitab bermeterai. Ini
melukiskan arti sentral kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus secara historis (Wah.
5:1-8).

3. Pengelihatan oleh Yohanes


Berisi penglihatan bagaimana Allah menghakimi semua kekuatan yang melawanNya (Wah.
6:1-21:4), seperti tulah-tulah yang terjadi di Mesir. Tapi Tuhan berjanji akan ada dunia
baru dan Yerusalem baru, dimana manusia dapat mengenal Allah langsung (21:9-27).

4. Penyembahan yang Meninggikan Kristus


Bahwa segalanya akan terbukti bahwa Allah dan umatNya menang. Dan Kristus berkuasa
atas raja-raja (Wah. 1:5; 15:3), kemuliaan adalah bagi Dia untuk selama-lamanya (Wah.
1:6; 19:1-7).

V. TUJUAN PENULISAN
Kitab Wahyu dituliskan oleh Yohanes untuk:
1. Memberikan teguran terhadap 7 gereja-gereja di Asia kecil.
2. Memberikan penghiburan kepada jemaat-jemaat yang terus menerus melihat umat Tuhan
dimusuhi, bahwa semua itu akan ada akhirnya.

111 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

3. Menunjukkan kepada hamba-hamba Tuhan apa yang akan atau harus terjadi, mis.
bagaimana kembalinya Kristus, apa yang terjadi sebelum itu dll.

VI. CATATAN
1. Hal-hal Penting
a. Angka 7 dan Simbol-simbol
- 7 Meterai (Wah. 6:1-8:1)
- 7 penglihatan tentang ular naga dan kerajaan (Wah. 12-13)
- 7 penglihatan tentang Anak domba Allah (wah. 14)
- 7 cawan murka Allah terhadap kejahatan (Wah. 15-16)
- 7 penglihatan tentang jatuhnya "Babel" (Wah. 17-19:10)
- 7 penglihatan tentang jaman akhir (Wah. 19:11-21:4)
b. Masa 1000 tahun (20:4-6).
c. Nama yang tertulis dalam Kitab Kehidupan.

2. Berbagai Tafsiran
Ada 4 golongan/kelompok tafsiran:
a. Golongan Preterist
Simbolisme dalam kitab Wahyu hanya berhubungan dengan kejadian-kejadian pada
saat ia ditulis dan tidak ada kaitannya dengan masa depan. Terjadi hanya pada masa
lalu tidak ada hubungannya dengan sekarang.
b. Golongan Idealis
Wahyu sekedar gambaran simbolis dari peperangan yang tidak ada habisnya antara
kebaikan dan kejahatan (orang kristen dan orang kafir). Simbol-simbol dan peristiwa-
peristiwa tidak benar secara sejarah. Yang diambil segi etis dan rohaninya. "sifat"
pengrohaniayanya telah dihilangkan. Penghakiman datang setiap saat kita membuat
keputusan moral.
c. Golongan Historis
Wahyu menceritakan sejarah gereja dari jaman Pantekosta hingga kedatangan Kristus
(seperti Organ). Pergumulan gereja dengan dunia. Para penakluk masa lalu berusaha
menghancurkan gereja, tetapi mereka selalu gagal.
d. Golongan Futurist
Berdasar pasal 1-3, Drama yang akan terjadi pada 7 jemaat hanya terbatas pada abad
pertama saja. Dari pasal 4- seterusnya menceritakan tentang masa yang akan datang.

3. Untuk Mengerti Wahyu


a. Tidak akan dimengerti dengan mutlak. Kerendahan hati dan ketulusan diperlukan.
b. Kitab ini berisi hal-hal rahasia dan peringatan-peringatan untuk anak-anak Tuhan dan
memberi jaminan akan perlindungan Tuhan kepada anak-anaknya dalam jaman yang
sulit ini dan penuh penganiayaan.

4. Mengapa Penting
a. Karena berisi pokok-pokok rahasia yang akan digenapkan pada Akhir Zaman.
b. Janji kebahagiaan/berkat kepada barangsiapa yang membaca, mendengar dan
menantinya.
c. Tanpa mengerti surat Wahyu, isi kitab-kitab lain tidak jelas kurang lengkap dan kurang
berarti.
d. Ada banyak ajaran tentang Kristus, Anak Domba yang tidak ada di buku-buku lain di
Alkitab.
e. Banyak petunjuk tentang cara bagaimana Allah akan melaksanakan hukumannya nanti.
f. Dibentangkan kemenangan yang sempurna atas kegelapan.

112 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.


PAK dan Teologi Konseling Pengetahuan dan Pembimbing PB

VII. PERBANDINGAN TEMA DALAM KITAB KEJADIAN DAN WAHYU4


NO. KEJADIAN WAHYU
1. Inisiasi Surga dan Dunia (1:1) Inagurasi Surga dan Dunia (21:1)
2. Permulaan Dosa dan Kutuk (3:1-19) Penghapusan Dosa dan Kutuk (21:27; 22:3)
3. Kehadiran Setan dan kegiatan-kegiatan- Kehancuran Setan dan kegiatan-kegiatan-
nya (3:1-7) nya (20:10)
4. Pohon Kehidupan Dilenyapkan (2:9; Pohon Kehidupan Dikembalikan (22:2)
3:24)
5. Kematian Masuk ke dalam Dunia (2:17; Kematian Keluar dari Dunia (21:4)
5:5)
6. Kesusahan mulai (3:16) Kesusahan Lenyap (21:4)
7. Pra-Dosa (1, 2) Post-Dosa (22)
8. Pembuka Penutup

GARIS BESAR KITAB


I. Prolog (1:1-8)
II. Tuhan yang Diagungkan dan Jemaat-jemaat-Nya (1:9—3:22)
A. Pengelihatan dari Tuhan yang Diagungkan di antara Kaki-kaki Dian (1:9-20)
B. Berita-Nya kepada Ketujuh Jemaat (2:1—3:22)
III. Anak Domba yang Layak dan Peran-Nya pada Akhir Sejarah (4:1—11:19)
A. Pengelihatan dari Ruang Pengadilan yang Megah di Sorga (4:1—5:14)
1. Allah Pencipta atas Takhta-Nya dalam Kekudusan yang Mempesona (4:1-11)
2. Gulungan Kitab yang Dimeterai dan Anak Domba yang Layak (5:1-14)
B. Pengelihatan dari Anak Domba dalam Hubungan dengan Tujuh Meterai dan Tujuh
Sangkakala (6:1—11:19)
1. Pembukaan Enam Meterai yang Pertama (6:1-17)
SELINGAN PERTAMA: Dua Kumpulan Orang Banyak (7:1-17)
2. Pembukaan Meterai yang Ketujuh: Tujuh Malaikat dengan Tujuh Sangkakala (8:1-6)
3. Enam Sangkakala yang Pertama (8:7—9:21)
SELINGAN KEDUA: Gulungan Kitab Kecil (10:1-11)
Dua Orang Saksi (11:1-14)
4. Sangkakala yang Ketujuh (11:15-19)
IV. Tuhan Allah dan Kristus-Nya dalam Konflik Besar dengan Iblis (12:1—22:5)
A. Perspektif Mengenai Konflik Itu (12:1—15:8)
1. Dari Pandangan Musuh-musuh Bumi (12:1—13:18)
a. Naga Besar (12:1-17)
b. Binatang Laut (13:1-10)
c. Binatang Bumi (13:11-18
2. Dari Pandangan Sorga (14:1-20)
SELINGAN KETIGA: Tujuh Malaikat dengan Tujuh Malapetaka (15:1-8)
B. Perkembangan Terakhir dari Perjuangan Itu (16:1—19:10)
1. Tujuh Cawan Murka Allah (16:1-21)
2. Hukuman atas Pelacur Besar (17:1-18)
3. Jatuhnya Babel yang Besar (18:1-24)
4. Sorak-sorai di Sorga (19:1-10)
C. Puncak Konflik Itu (19:11—20:10)
1. Kedatangan Kembali dan Kemenangan Kristus (19:11-18)
2. Kekalahan Binatang Itu dan Sekutu-sekutunya (19:19-21)
3. Iblis Diikat, Dilepaskan Kembali dan Akhirnya Dikalahkan (20:1-10)
D. Sesudah Konflik (20:11—22:5)
1. Penghakiman Takhta Putih yang Besar (20:11-15)
2. Nasib Orang-orang yang Tidak Benar (20:14-15; 21:8)
3. Langit yang Baru dan Bumi yang Baru (21:1—22:5)
V. Epilog (22:6-21)

4
Chris Marantika, Eksposisi Kitab Wahyu. Diktat Kuliah STTII Yogyakarta.

113 Disajikan oleh: Winardi Tarigan, M.Th.

Anda mungkin juga menyukai