Anda di halaman 1dari 63

ESP-Environmental Support Programme

Danida

Panduan Penyusunan dan Pemeriksaan Dokumen UKL-UPL

Industri
Mie Instant
Panduan Penyusunan dan Pemeriksaan Dokumen UKL-UPL

Industri
Mie Instan

Desember 2007

Diterbitkan oleh:
Deputi Bidang Tata Lingkungan - Kementerian Negara Lingkungan Hidup

dengan dukungan:
Danish International Development Agency (DANIDA) melalui Environmental Sector Programme Phase 1
Pengantar
Peningkatan kualitas pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup merupakan sebuah
keniscayaan dalam pelaksanaan desentralisasi kewenangan di bidang pengelolaan lingkun-
gan hidup. Untuk menjamin terwujudnya peningkatan kualitas pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup tersebut maka pemerintah diamanatkan untuk menerbitkan norma, standar,
prosedur, dan kriteria.
Salah satu langkah yang dilakukan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup pada tahun
2007 dalam meningkatkan kualitas pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup tersebut
di atas adalah dengan diterbitkannya panduan lepas yang berjudul PANDUAN PENYUSUNAN
DAN PEMERIKSAAN DOKUMEN UKL-UPL (UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP) INDUSTRI MIE INSTAN.
Buku ini disusun bersama dengan tim dari Departemen Perindustrian yang telah menyum-
bangkan waktu, tenaga, pemikiran dan informasi teknisnya. Selain itu, buku ini juga tersusun
berkat kerjasama antara Pemerintah Kerajaan Denmark dengan Pemerintah Republik Indone-
sia, melalui DANIDA, Environmental Sector Programme Phase 1.
Kami berharap buku ini dapat bermanfaat dan membantu pemerintah daerah, pelaku usaha
di bidang industri mie instan, serta para penyusun dan pemeriksa dokumen UKL-UPL, atau
pihak-pihak lain yang membutuhkan.

Jakarta, Desember 2007

Deputi MenLH Bidang Tata Lingkungan


Kementerian Negara Lingkungan Hidup,

Ir. Hermien Roosita, MM.

Diterbitkan Oleh

Deputi Bidang Tata Lingkungan


Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Gedung A Lantai 6
Jl. D.I. Panjaitan Kav 24 Kebon Nanas, Jakarta 13410
Telp/Faks. (021) 85904925
PO BOX 7777 JAT 13000
e-mail: amdal@menlh.go.id
Website: http:\\www.menlh.go.id

Disclaimer
Panduan ini adalah pedoman lepas yang diharapkan
dapat mendukung pelaksanaan peraturan perundang-
Photo: e. sunandar

an yang berlaku. Dampak lingkungan yang akan terjadi


dari suatu kegiatan sangat bergantung pada rencana
kegiatan yang akan dilakukan dan lokasi kegiatan (media
lingkungan, sosial ekonomi dan budaya, serta kesehatan
masyarakat setempat).
iv
Apresiasi Daftar Isi
Ucapan terimakasih disampaikan kepada pihak-pihak yang PENGANTAR ii
telah membantu penyusunan dan penerbitan buku ini, DAFTAR ISI iii
antara lain: TUJUAN DAN FUNGSI BUKU iv

Departemen Perindustrian 1 INDUSTRI MIE INSTAN 1


Agus Wahyudi
(Kapuslitbang Sumberdaya Lingkungan Hidup dan Energi) Industri Mie 2
Boks:Apa itu Mie Instan 3
Kurnia Hanafi, Luciawati Sunardjo, Yulma Santi, Srigadis
Bahan Baku dan Bahan Penolong Mie Instan 6
Paribekti.
Tahap-Tahap Pembangunan Industri Mie Instan 10
Danish International Development Agency (DANIDA) Kesehatan dan Keselamatan Kerja 12
melalui Environmental Sector Programme (ESP) Phase 1.
2 POTENSI DAMPAK LINGKUNGAN INDUSTRI MIE INSTAN 13
Dampak Lingkungan dan Pengelolaannya 14
PENGARAH Boks: Menyatakan Potensi Dampak Lingkungan
Hermien Roosita secara Lengkap 15
(Kementerian Negara Lingkungan Hidup) Boks: Klasifikasi Rencana Upaya Pengelolaan Dampak 16
Potensi Dampak Lingkungan Terkait Tenaga Kerja 18
Potensi Dampak LingkunganTerkait Penurunan Kualitas Udara 19
Potensi Dampak Lingkungan Terkait Penggunaan Air 20
KETUA PELAKSANA
Sri Wahyuni Herly Potensi Dampak Lingkungan Terkait Penurunan Kualitas Air 23
(Kementerian Negara Lingkungan Hidup) Potensi Dampak Lingkungan Terkait Timbulan Limbah Padat 24
Potensi Dampak Lingkungan Terkait Sanitasi Produksi 25
Upaya Pengelolaan Dampak 26
Upaya Pemantauan Dampak 33
PENYUSUN
Endah Sri Sudewi, Muhammad Askary
(Kementerian Negara Lingkungan Hidup) 3 DOKUMEN UKL-UPL INDUSTRI MIE INSTAN 35
Isna Marifa, Rudy Yuwono, Bambang Ryadi Soetrisno, Makna UKL-UPL 36
Bayu Rizky Tribuwono, Deasy Sekar T.S. Fungsi Dokumen UKL-UPL 38
(Qipra Galang Kualita , PT) Sistematika Dokumen 40

4 MEMERIKSA DOKUMEN UKL-UPL


EDITOR
INDUSTRI MIE INSTAN 43
Ary Sudijanto, Esther Simon, Harni Sulistyowati,
Estamina, Widhi Handoyo, Farid Mohammad Sekilas Tentang Pemeriksaan 44
(Kementerian Negara Lingkungan Hidup) Tahapan Pemeriksaan 46
M. Nuraman Sjach Kiat Memeriksa Substansi Dokumen 48
(Qipra Galang Kualita, PT) Langkah 1: Kenali Lokasi Kegiatan 49
Langkah 2: Pahami Rencana Kegiatan 50
Langkah 3: Pelajari Dampak Lingkungan 50
PENDUKUNG Langkah 4: Kaji dan Bahas 51
Pemi Suthiatirtharani, Rachma Venita, Mawan Wicak-
sono, Ani Widyawati, Arief Adryansyah, Susanto Kusnadi,
Reza Fahlevi, Micko Riezky, Ira Haryani, Tanuwijaya, Tar- DAFTAR ISTILAH 52
madi, Darno, Istiqomah DAFTAR PUSTAKA 53
(Kementerian Negara Lingkungan Hidup)

GRAFIS
E. Sunandar, Toppeaks, Zarkoni
v
TUJUAN DAN FUNGSI BUKU
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Ling-
kungan Hidup (AMDAL), bagi usaha dan atau kegiatan yang tidak diwajibkan menyusun Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) wajib melakukan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL). Oleh karena itu, kegiatan yang tidak
termasuk dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis
Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL, wajib menyusun dokumen UKL-
UPL.

Buku ini disusun dengan tujuan agar pihak-pihak yang terkait dapat mengenal kegiatan industri
mie instan, mengetahui dampak-dampak lingkungan yang dapat disebabkan oleh kegiatan industri
mie instan, serta pengelolaannya. Industri mie instan merupakan salah satu kegiatan yang harus
dilengkapi dengan UKL-UPL dan kewenangan rekomendasi lingkungannya ada di tingkat daerah.
Dengan adanya buku ini, diharapkan bahwa pembaca dapat menjalankan tugasnya dengan bekal
pengetahuan yang lebih lengkap tentang industri mie instan.

SASARAN PEMBACA
Kelompok sasaran utama buku ini adalah instansi yang bertanggung jawab di bidang pengelolaan
lingkungan hidup di tingkat pemerintah daerah Provinsi atau Kabupaten/Kota, khususnya instansi
yang terlibat dalam proses pemeriksaan UKL-UPL dan pengawasan pelaksanaan UKL-UPL. Buku ini
juga dapat digunakan oleh pemrakarsa untuk menyusun dokumen UKL-UPL.

Buku ini sengaja disusun dengan menghadirkan banyak diagram, gambar, dan bahasa yang seder-
hana, agar dapat dipahami oleh pembaca dengan latar belakang pendidikan yang beragam. Di-
harapkan bahwa buku ini tetap dapat dimanfaatkan oleh pembaca dengan pengetahuan terbatas
tentang lingkungan hidup ataupun tentang industri mie instan.

SISTEMATIKA BUKU PANDUAN


Buku ini dimulai dengan memperkenalkan pembaca pada Industri Mie Instan dengan menampilkan
semua komponen yang berkaitan dengan sosok dan kegiatannya. Dalam bab ini, pembaca dapat
mengetahui kegiatan-kegiatan yang menjadi bagian dari industri mie instan, mulai dari tahap
prakonstruksi, konstruksi, hingga tahap operasional.

Setelah itu, pada bab 2, pembaca akan mendapat penjelasan mengenai Potensi Dampak Ling-
kungan yang berkaitan dengan industri mie instan. Potensi dampak lingkungan yang diulas adalah
yang berkaitan langsung dengan industri mie instan seperti potensi dampak lingkungan yang terkait
dengan tenaga kerja, penurunan kualitas udara dan kebisingan, penurunan kualitas dan kuantitas
air tanah dan air permukaan, dan sebagainya.

Pada bagian selanjutnya atau bab 3, akan dibahas mengenai Dokumen UKL-UPL Industri Mie Instan
Bagian tersebut membahas mengenai makna UKL-UPL, fungsi dokumen UKL-UPL, sistematika
dokumen, dan matriks upaya pemantauan dampak.

Bagian terakhir atau bab 4, adalah bagian yang membahas mengenai Memeriksa Dokumen UKL-
UPL Industri Mie Instan, yang menjabarkan tujuan pemeriksaan, tahapan pemeriksaan, dan kiat
dalam memeriksa dokumen UKL-UPL.
Photo: e. sunandar

vi
INDUSTRI
MIE INSTAN
Mie! Hampir semua orang pernah memakannya. Siapa sangka mie ini memiliki sejarah
yang cukup panjang. Dari yang tadinya hanya sebagai makanan olahan hingga dapat
disajikan secara cepat (instan) seperti saat ini. Keberadaan mie instan tentunya ditunjang
oleh adanya kegiatan industri mie. Keberadaan industri ini ada kemungkinan berpotensi
untuk mencemari lingkungan. Untuk itu, dibutuhkan suatu upaya pengelolaan dan pe-
mantauan terhadap lingkungan hidup terkait dengan kegiatan industri ini.
Photo: e. sunandar

1
INDUSTRI MIE
Photo: e. sunandar

Salah satu bisnis industri makanan yang terus me-


rangkak naik adalah industri mie. Saat ini, industri
mie banyak yang bergerak dalam skala rumah tangga
maupun skala pabrik. Dari sekian jenis mie, yang
paling digemari saat ini adalah mie instan. Tingginya
permintaan mie instan yang berkembang pesat di
Indonesia menjadikan Indonesia sebagai salah satu
produsen mie instan terbesar di dunia. Pada tahun 2005,
dalam pemasaran produknya, Cina menduduki tempat
teratas dengan 44,3 milyar bungkus, disusul Indonesia
dengan 12,4 milyar bungkus, dan Jepang sebanyak 5,4
milyar bungkus.

Keberadaan industri mie instan memberikan dampak


positif dan negatif. Dampak positif diperoleh dari segi
perekonomian, seperti peningkatan devisa negara dan
terbukanya lapangan pekerjaan. Dampak negatif mun-
cul dari sisi penurunan kualitas lingkungan. Hal terse-
but disebabkan oleh pencemaran yang terjadi selama

2
proses produksi berlangsung. Oleh karena itu, upaya Boks: APA ITU MIE INSTAN?
pengelolaan dan pemantauan lingkungan perlu di- Mie adalah sejenis produk makanan yang bahan baku
lakukan untuk meminimalisasi tingkat pencemaran utamanya berasal dari tepung terigu. Mie merupakan
yang terjadi, melalui penyusunan dokumen UKL-UPL. salah satu makanan pengganti nasi yang disukai hampir
semua kalangan masyarakat karena rasanya yang khas
Dokumen UKL-UPL inilah yang diharapkan dapat
dan penyajiannya yang mudah.
menjadi alat kontrol dan standar untuk pencegahan
Jenis-Jenis Mie
dan pengendalian pencemaran yang terjadi terhadap
lingkungan, berasal dari pembangunan dan peng- Ada 3 (tiga) golongan mie berdasarkan Standar Nasi-

operasian pabrik mie instan. onal Indonesia (SNI).


1. Mie basah
Produk makanan basah yang dibuat dari tepung
terigu dengan atau tanpa penambahan bahan
makanan lain dan bahan tambahan makanan yang
diizinkan, berbentuk khas mie.*
2. Mie kering
Produk makanan kering yang dibuat dari tepung
Photo: e. sunandar

terigu dengan atau tanpa penambahan bahan ma-


kanan lain dan bahan tambahan makanan yang di-
izinkan, berbentu khas mie.**
3. Mie instan
Mie instan dibuat dari adonan terigu sebagai bahan
utama dengan atau tanpa penambahan bahan lain-
nya. Mie instan dicirikan dengan adanya penambah-
an bumbu dan memerlukan proses rehidrasi untuk
siap dikonsumsi.***

*) SNI 01-2987-1992
**) SNI 01-2974-1996
***) definisi disesuaikan dengan SNI 01-3551- 2000

3
Asal Usul Mie Instan
Mie instan! Hampir semua lapisan masyarakat pasti menyukainya. Dengan
harga yang cukup terjangkau, makanan ini dengan aneka pilihan rasa sudah
bisa kita dapatkan. Mie instan sendiri adalah mie siap saji yang dalam penya-
jiannya hanya perlu menambahkan air panas dan bumbu-bumbu yang sudah
tersedia di dalam kemasannya.
Mie atau bakmi ditemukan pertama kali di Cina. Adapun mie instan lahir di
Jepang. Mie instan diciptakan oleh Momofuku Ando pada tahun 1958. Ia per-
tama kali bekerja di sebuah restoran mie di salah satu kota di negara Jepang. Ia
kemudian mencari cara bagaimana mie yang banyak digemari orang tersebut
bisa awet dan disimpan dalam jangka waktu yang lama. Setelah melalui proses
yang panjang, akhirnya ia bisa menemukan mie instan. Ia kemudian mendiri-
kan perusahaan Nissin dan memproduksi mie instan pertama di dunia, yaitu
mie instan dengan jenis Chicken Ramen. Chicken Ramen adalah sejenis mie
jepang dengan rasa ayam.
Peristiwa penting lainnya terjadi pada 1971 di mana Nissin memperkenalkan
Cup Noodle (Mie Gelas). Produk mie instan ini ditaruh dalam wadah tahan pa-
nas yang bisa digunakan untuk memasak mie tersebut. Inovasi berikutnya ter-
masuk menambahkan sayuran kering untuk melengkapi hidangan mie instan.
Menurut sebuah survei Jepang pada tahun 2000, mie instan adalah ciptaan ter-
baik Jepang abad ke-20. Hingga 2002, setidaknya ada 55 juta porsi mie instan
dikonsumsi setiap tahunnya di seluruh dunia.
Photo: topeak

4
istemewa

Mie Instan di Indonesia Di Indonesia, mie instan diperkenalkan mulai tahun 1969 oleh PT Lima Satu Sakyu,
yaitu industri pangan yang memproduksi Super Mie. Pasar mie instan di Indone-
sia mampu menyerap kurang lebih 8,6 juta bungkus per tahun. Berdasarkan Data
Statistik Sektor industri tahun 2006 jumlah pabrik mie instan di Indonesia sebanyak
23 pabrik yang tersebar di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
8 pabrik

2 pabrik

11 pabrik
2 pabrik
5
Bahan Baku dan Bahan Penolong Mie Instan
Tepung terigu adalah bahan dasar pembuatan mie. Tepung terigu diperoleh dari biji gandum yang digiling. Te-
pung ini berfungsi untuk membentuk struktur mie, sumber protein, dan karbohidrat. Kandungan protein utama
tepung terigu yang berperan dalam pembuatan mie adalah gluten. Protein dalam tepung terigu untuk pem-
buatan mie harus dalam jumlah yang cukup tinggi supaya mie menjadi elastis dan tahan terhadap penarikan
sewaktu proses produksi berlangsung.

Bahan-bahan penolong yang digunakan dalam proses pembuatan mie instan adalah air yang berfungsi sebagai
media pencampur dan pelarut garam. Garam berperan dalam memberi rasa, memperkuat tekstur mie, mening-
katkan fleksibilitas dan elastisitas mie, serta mengikat air.

6
Air
Tepung Terigu
Minyak Goreng
Garam

7
Proses pembuatan mie instan terdiri dari tahap pencampuran (mixing), pembentukan mie (roll pressing), pematangan mie
(steaming), penggorengan (frying), pendinginan (cooling box), dan pengemasan (packing).

1
3
Pencampuran
P
Penc
Peenc
ncam
amp
am pu (Mixing)
l proses mixing dilakukan pencampuran semua
Dalam
D
bahan baku yang digunakan. Tahap pencampuran ini
bertujuan agar perpaduan antara tepung dan air ber- Pe
P
Pema
ema tanga Mie (Steaming)
matta
tan
Pematangan
langsung secara merata. Untuk mendapatkan adon- Steaming adalah proses pematangan mie dengan
an yang baik, kadar airnya harus diperhatikan, yaitu menggunakan steam basah atau biasa disebut proses
berkisar 32-34%. pengukusan. Pada proses ini mie mengalami perubah-
an fisik di mana adonan mie berubah menjadi keras
dan kuat.

2
Pembentukan
Pemb
Pe mben
ben
enttu Mie (Roll Press)
Roll Press adalah mesin produksi yang terdiri dari 3
buah unit, yaitu unit pressing (penggilingan),slitter dan
unit wave conveyor. Unit pressing berfungsi memben-
tuk lembaran adonan mie sampai ketebalan tertentu.
Unit slitter berfungsi seperti pisau yang akan memo-
tong lembaran mie secara membujur menjadi untaian
mie. Terakhir adalah unit wave conveyor yang akan
membentuk untaian mie menjadi bergelombang/keri-
ting. Untaian mie tersebut kemudian masuk ke dalam
steam box untuk proses lebih lanjut.

8
6 Pengemasan (Packing)
Proses terakhir dalam pembuatan mie adalah pengemasan (packing). Ber-
dasarkan SNI 01-3551- 2000, mie instan (harus) dikemas dalam wadah
yang tertutup rapat, tidak dipengaruhi atau mempengaruhi isi, aman se-
lama masa penyimpanan dan distribusi.

5 P
M
Pendinginan
en
Mie
(Cooling Box)
ie hasil penggorengan kemudian didinginkan
ddii ddalam lorong pendinginan (cooling box) yang
ddilengkapi
ile fan. Mie lalu ditiriskan dengan suhu
0
40 C dengan menggunakan fan yang berputar
cepat di atas ban berjalan. Proses tersebut bertu-
juan agar minyak memadat dan menempel pada
mie. Selain itu, tekstur mie menjadi keras. Pendi-
nginan harus dilakukan dengan sempurna, karena
jika uap berkondensasi akan menyebabkan tum-
buhnya jamur. Pengeringan juga dapat dilakukan

4
dengan menggunakan oven bersuhu 600C.

Penggorengan
P
Peng
Pe eng
ngg go
gore
go (Frying)
PPada
d tahap
h ini untaian panjang mie dipotong dan
didistribusikan ke dalam cetakan. Kemudian mie
digoreng pada suhu 1400C hingga 1500C selama 60
sampai 120 detik. Tahap ini bertujuan agar dehidra-
si atau proses pengurangan kadar air mie menjadi
sempurna (sekitar 3-5%). Suhu minyak yang tinggi
membuat air menguap dengan cepat dan meng-
hasilkan pori-pori halus di permukaan mie.

Infografik: Toppeak

9
Tahapan Kegiatan Pembangunan Industri Mie Instan

DESAIN RINCI BANGUNAN PABRIK PENGURUSAN IZIN BANGUNAN DAN USAHA


Desain bangunan pabrik harus mempertimbangkan syarat-syarat pengendalian dan pencegahan Setelah menentukan lokasi yang tepat untuk membangun pabrik dan
dampak lingkungan, mencakup, rincian rancang-bangun dan spesifikasi luas pabrik, sarana yang menyelesaikan pembayaran kepemilikan tanah, pemrakarsa sebaiknya
terdapat di dalam lokasi pabrik, seperti ruang produksi, gudang penyimpanan bahan baku dan segera mengurus perizinan pembangunan pabrik di wilayah tersebut.
bahan penolong, gudang hasil produksi (ware house), unit Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), Setelah itu, pemrakarsa mendaftarkan izin usahanya kepada instansi
tempat penampungan sementara limbah padat B3, dan sebagainya. Tahapan pengerjaan dan jad- yang berwenang menerbitkan izin.
wal pelaksanaan proyek ditentukan pada tahap ini.

PENGELOLAAN LIMBAH QUALITY CONTROL PROSES PRODUKSI


Pengelolaan limbah dilakukan untuk mencegah atau Untuk memastikan bahwa produk mie instan yang dihasilkan telah se- MIE INSTAN
mengurangi dampak penurunan kualitas lingkungan suai dengan standar, maka perlu dilakukan pengawasan terhadap mutu Setelah semua komponen pabrik siap, proses
yang diakibatkan oleh proses produksi. Pengelolaan produk. produksi mie instan pun dimulai. Besaran ka-
dilakukan pada limbah padat, limbah cair, gas, pe- pasitas produksi mie instan disesuaikan izin
ningkatan kadar debu, dan kebisingan. kapasitas terpasang.

10
Infografik: e. sunandar
PENYIAPAN TENAGA KERJA MOBILISASI ALAT DAN BAHAN
Sedapat mungkin tenaga kerja diambil dari penduduk sekitar lokasi proyek dan Bahan yang diangkut termasuk material untuk pondasi pabrik, besi-baja penyang-
disesuikan dengan kebutuhan dan kemampuan. Pelatihan tenaga kerja pun harus ga rangka bangunan pabrik, dan lain-lain. Untuk menjamin kelancaran pemba-
dilakukan untuk jenis-jenis keterampilan yang dibutuhkan proyek. Pengetahuan ngunan pabrik pemrakarsa perlu menyiapkan lahan untuk menyimpan peralatan
mengenai keselamatan kerja perlu diberikan kepada para tenaga kerja. dan bahan konstruksi.

PENEMPATAN GUDANG BAHAN BAKU PEMBANGUNAN PABRIK


Dilakukan setelah semua perizinan, peralatan, bahan bangunan, dan pekerja
DAN MIE INSTAN SIAP EDAR telah siap. Lamanya pembangunan pabrik tergantung kondisi di lapangan. Pe-
Antara gudang bahan baku dan hasil produksi di tempatkan ter- masangan peralatan dan mesin-mesin produksi juga dilakukan pada tahap ini.
pisah yang dilengkapi dengan dengan ruang kontrol temperatur Pembangunan harus sesuai dengan desain awal yang telah dirancang, supervisi
gudang. Selain itu perlu diterapkan sistem FIFO (first in first out) dilakukan dengan ketat agar jadwal pembangunan sesuai dengan yang telah
dalam sistem manajemen gudang. direncanakan, serta untuk memastikan bangunan yang berdiri telah sesuai de-
ngan rancang-bangunnya.

11
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Selama ini Pusat Keselamatan Kerja dan Hiperkes telah menyusun ber-
bagai macam standar yang berkaitan dengan aspek Hiperkes dan Kese-
lamatan Kerja. Standar tersebut harus diberlakukan dan disosialisasikan
kepada pekerja karena pengetahuan terhadap kesehatan dan keselamatan
kerja serta kehati-hatian dalam melaksanakan tugas sangat penting untuk
menghindari kecelakaan kerja.
Penutup Kepala
Pemerintah membuat aturan K3 seperti pada Pasal 3 Ayat 1 UU No. 1 Ta-
Melindung kepala dan menjaga su-
hun 1970 tentang keselamatan kerja, yaitu : mencegah dan mengurangi
paya rambut tidak jatuh kedalam
kecelakaan; mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran; mence-
gah dan mengurangi bahaya peledakan; memberi kesempatan atau jalan produk
menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-
kejadian lain yang berbahaya; memberikan pertolongan
pada kecelakaan; memberi alat-alat perlindungan diri
pada para pekerja; mencegah dan mengendalikan
timbul atau menyebarluas suhu, kelembaban, debu
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
atau radiasi, suara dan getaran, .
Dalam proses produksi mie
instan, banyak pekerja yang
tidak memperhatikan kesela-
matan diri mereka. Sering kali
peralatan keselamatan kerja Masker
(alat pelindung diri) diabai- Melindungi hidung dari debu-de-
kan atau tidak dipakai.
bu yang dihasilkan selama proses
Oleh karena itu, penga-
produksi.
wasan perlu diterapkan
dalam proses produksi
mie instan untuk me-
nunjang terciptanya ke-
selamatan pekerja di dalam
pabrik. Berikut adalah be-
berapa alat pelindung diri
yang dapat dikategorikan
wajib dipakai oleh para pe-
kerja.

Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung
tangan dan menjaga kehigienisan Sepatu
proses produksi. Seperti sepatu biasa, digunakan
Infografik: e. sunandar

untuk melindungi kaki.

12
Potensi Dampak Lingkungan
INDUSTRI
MIE INSTAN
Tak dapat dipungkiri, pertumbuhan dan perkem-
bangan industri memberikan dampak positif mau-
pun dampak negatif. Salah satu dampak negatif
pertumbuhan industri adalah menurunnya kualitas
lingkungan hidup yang disebabkan oleh pencemar-
an limbah yang dihasilkannya. Berikut akan diurai-
kan mengenai dampak lingkungan yang mungkin
timbul karena beroperasinya pabrik mie instan.
Photo: Robin Ong/Tempo

13
DAMPAK LINGKUNGAN DAN PENGELOLAANNYA
Dampak lingkungan diartikan sebagai perubahan kondisi maupun
fungsi dari suatu komponen lingkungan hidup akibat berlangsung-
nya suatu komponen kegiatan. Dampak lingkungan yang akan ter-
jadi sangat dipengaruhi oleh karakteristik kegiatan dan rona ling-
kungan lokasi kegiatan. Potensi dampak lingkungan suatu rencana
kegiatan perlu dikenali sejak dini. Bahkan sangat dianjurkan sejak
kelayakan dari kegiatan tersebut mulai dipelajari.
Untuk sektor industri mie instan, karakteristik kegiatan yang dapat
berpengaruh terhadap lingkungan antara lain berkaitan dengan ha-
sil buangan proses produksi mie instan.
Keputusan layak-tidaknya suatu kegiatan untuk direalisasikan harus
mempertimbangkan berbagai dampak lingkungan yang mungkin
muncul. Jika potensi dampak negatifnya terlalu besar dan dianggap
melebihi potensi dampak positifnya, kegiatan tersebut sebaiknya
tidak direalisasikan.

Dokumen UKL-UPL harus memuat setiap kemungkinan dampak


lingkungan dari rencana sektor mie instan yang akan dijalankan
secara spesifik, lengkap, dan jelas (lihat diagram). Yaitu aspek apa,
bagaimana, mengapa, kapan, dan di mana harus mampu dijawab.
Dengan demikian, kesalahpahaman tentang suatu potensi dampak
dapat dihindari dan tingkat kepentingannya dapat dinilai dengan
benar.

14
Boks: Menyatakan Potensi Dampak Lingkungan secara Lengkap
Pernyataan mengenai suatu potensi dampak lingkungan harus mencakup uraian menge-
nai aspek sumber dampak dan aspek jenis dampak. Untuk setiap potensi dampak, pemra-
karsa perlu merencanakan upaya pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungannya.
Kedua rencana ini hendaknya dinyatakan sejelas-jelasnya.

15
Boks: Klasifikasi Rencana Upaya Dokumen UKL-UPL sebaiknya memuat rencana upaya
Pengelolaan Dampak pengelolaan lingkungan hidup untuk seluruh potensi
dampak lingkungan kegiatannya. Untuk setiap po-
Rencana upaya pengelolaan dampak dapat diklasifikasikan an-
tensi dampak negatif, dokumen perlu memuat ren-
tara lain sebagai berikut.
cana mencegah, mengurangi, mengendalikan, atau
menanggulanginya. Sebaliknya, untuk setiap potensi
Tahap Eliminasi
dampak positif, pemrakarsa memiliki rencana untuk
Upaya ini ditujukan untuk mencegah atau menghilangkan
memaksimalkannya. Upaya pengelolaan dampak dapat
sama sekali kemungkinan terjadinya suatu potensi dampak
direncanakan pada sisi sumber dampak dan dapat juga
negatif. Eliminasi umumnya dilakukan dengan mengubah
pada sisi komponen lingkungan terkena dampak. Kla-
spesifikasi suatu sumber dampak sehingga potensi dampak sifikasi jenis rencana upaya pengelolaan dampak dapat
tidak muncul. Misalnya, pendirian industri mie instan hanya dilihat pada boks di samping kiri.
dilakukan di kawasan industri.

Tahap Minimalisasi
Upaya minimalisasi ditujukan untuk mengurangi atau me-
minimalkan pemunculan potensi dampak negatif. Umum-
nya upaya ini dilakukan pada sumber dampak. Misalnya,
melakukan daur ulang limbah yang dihasilkan, seperti
menggunakan air hasil (effluent) pengolahan limbah untuk
menyiram tanaman.

Tahap Maksimalisasi
Maksimalisasi ditujukan untuk memaksimalkan pemuncul-
an potensi dampak positif. Upaya ini umumnya dapat juga
dilakukan pada sumber dampak. Misalnya, penambahan
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh suatu proyek.

Tahap Pengendalian
Upaya pengendalian ditujukan untuk membatasi besaran
dan sebaran potensi dampak. Misalnya, pengolahan limbah
cair untuk mengurangi besarnya dampak yang mungkin
terjadi pada badan air penerima.

Tahap Penanggulangan
Upaya penanggulangan ditujukan untuk memperbaiki
kerusakan atau kerugian yang nantinya terjadi pada suatu
komponen lingkungan. Misalnya, melengkapi para pekerja
dengan peralatan keselamatan kerja supaya tidak terjadi ke-
celakaan kerja.

Tahap Pemulihan
Pemulihan ditujukan untuk memulihkan kerusakan yang
nantinya terjadi pada komponen lingkungan. Dalam hal
ini, pemrakarsa akan mengembalikan lingkungan ke fungsi
atau kondisi semula. Misalnya, upaya penanaman pohon di
sekitar lokasi pabrik untuk mengurangi pencemaran udara.

16
Relevansi antara potensi dampak dan rencana pengelo-
laan dampak harus jelas. Untuk itu, rencana pengelolaan
dampak harus dinyatakan sespesifik dan sejelas mungkin
(lihat diagram). Demikian juga dengan rencana peman-
tauan dari potensi dampak tersebut.

Pemantauan dampak lingkungan dilakukan terutama un-


tuk mengenali keberadaan, sebaran, dan besaran dampak
yang terjadi pada suatu komponen lingkungan terkena
dampak. Hasil pemantauan kemudian digunakan untuk
menilai efektivitas upaya pengelolaan dampak yang di-
lakukan dan untuk memastikan ada-tidaknya dampak
yang besarannya melebihi ketentuan yang tercantum di
dalam dokumen UKL-UPL.

Hasil pemantauan dapat digunakan sebagai dasar per-


timbangan dalam menentukan perlu-tidaknya upaya
tambahan untuk mengendalikan dampak yang muncul.
Pengalaman menunjukkan bahwa upaya pemantauan
seringkali berhasil mengidentifikasi adanya dampak lain

Photo: Robin Ong/Tempo


yang terjadi. Padahal tahap penyusunan dokumen UKL-
UPL potensi dampak itu luput dari kajian.

Photo: Dok. Qipra

17
Photo: Robin Ong/Tempo
POTENSI DAMPAK LINGKUNGAN TERKAIT
TENAGA KERJA
Pada saat tahap konstruksi, untuk jenis-jenis pekerjaan sederhana, pemrakarsa biasanya
akan mengambil tenaga kerja dari penduduk sekitar pabrik. Adanya kebutuhan kerja ini
tentunya akan meningkatkan kesempatan kerja bagi penduduk sekitarnya. Munculnya ke-
sempatan kerja tentu akan membuat pendapatan masyarakat meningkat. Kebutuhan tenaga
kerja dalam proses konstruksi biasanya jumlahnya berfluktuasi tergantung tahapan proyek.

Pada tahap operasi tenga kerja yang digunakan berasal dari lokasi sekitar berdirinya pabrik. Pabrik
mie instan proses produksinya berlangsung selama 24 jam dengan pembagian 8 jam kerja per shift-
nya sehingga membutuhkan banyak tenaga kerja. Berdirinya pabrik mie instan akan membuka
banyak lapangan pekerjaan terutama untuk tenaga buruh. Oleh karena itu, pada tahap konstruksi
maupun operasi, terdapat dampak positif, yaitu kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan.

Karakteristik Potensi Dampak


Potensi dampak yang terkait dengan tenaga kerja memiliki kecenderungan berdampak positif.
Pertama, karena kesempatan kerja yang muncul, dan yang kedua, pendapatan masyarakat
terhadap keberadaan pabrik mie instan mungkin meningkat karena adanya aktivitas kar-
yawan pabrik. Keseluruhan dampak tersebut dapat muncul pada tahap konstruksi maupun
tahap operasional. Dampak-dampak tersebut akan terus muncul selama pabrik beroperasi.

18
POTENSI DAMPAK LINGKUNGAN TERKAIT
KUALITAS UDARA
Untuk industri mie instan, dampak pada kualitas udara disebabkan oleh gas, debu, dan kebisingan. Bahan
pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Pencemaran udara
karena gas yang ditimbulkan oleh proses produksi industri mie terjadi di dalam ruangan (ruang produksi) dan
di luar ruangan (cerobong boiler).

Debu dan gas-gas tersebut bisa membahayakan apabila tidak dilakukan pengelolaan, terlebih lagi yang di
dalam ruangan karena akan terhirup oleh para pekerja bila mereka tidak menggunakan penutup hidung yang
memadai. Jauhnya penetrasi zat pencemar yang terhirup ke dalam tubuh bergantung pada jenis pencemar.
Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran
kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah
dan menyebar ke seluruh tubuh.
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di
antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai
zat yang sangat beracun dan dapat menyebabkan kanker (karsinogenik).
Untuk pencemaran udara di industri mie instan, sumbernya berasal dari peralatan produksi, seperti alat untuk
pencampuran (mixer), alat untuk menggoreng (fryer) dan terutama suara yang dihasilkan oleh boiler. Intensitas
bunyi dinyatakan dalam satuan desibel (dB) dan yang dihasilkan oleh industri mie instan berkisar antara 70-85
dB, sedangkan menurut Kepmen Perindustrian No. 51 tahun 1999 baku mutu kebisingan untuk industri adalah
85 dB. Kebisingan dapat diterima oleh tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan
dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu.

Karakteristik Potensi Dampak


Keseluruhan dampak yang disebabkan oleh gas, debu, dan kebisingan akan muncul secara kontinu selama
pabrik beroperasi. Hanya waktu paparannya terjadi pada saat mesin produksi beroperasi saja. Misalnya,
ada mesin yang berproduksi selama 8 jam atau ada yang selama 24 jam. Karena emisi yang keluar dari
sumbernya terjadi selama jam kerja, maka yang terkena dampak langsung dari pencemaran yang terjadi
adalah para pekerja industri mie instan tersebut.
Photo: dok. Qipra

19
POTENSI DAMPAK TERKAIT DENGAN PENGGUNAAN AIR
Industri mie adalah industri makanan yang sangat memerlukan kehigienisan proses produksi. Oleh karena itu, air
bersih menjadi komponen yang sangat penting. Selain itu, penghasil uap air untuk pemanasan (boiler) membu-
tuhkan air yang murni supaya kualitas pemanasan (steam) yang dihasilkan menjadi lebih baik. Berdasarkan hasil
penelitian di beberapa pabrik mie di Indonesia, besarnya penggunaan air sekitar 0,5 - 4,5m3/ton produk.

NERACA AIR 8,65 % (menguap)


INDUSTRI MIE INSTAN

28,9 %
37,55 %

34,6% (menguap)

2,95 %
37,55 %

100 % 56,75 %

19,1 %
19,1 %

Keterangan gambar 5,8 %


1. Tangki air 5,8 %
2. Proses produksi
3. Boiler
4. Kantin, dapur dan penggunaan lain
5. Mesin pendingin
6. IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
Standar air bersih yang digunakan dalam industri makanan seperti mie instan ada-
lah standar air minum. Untuk mendapatkan air sesuai standar air minum (Permen-
kes nomor 416 tahun 1990), sumber air bersih yang digunakan biasanya diperoleh
dari perusahaan air minum setempat. Akan tetapi, apabila air bersih yang digunakan
berasal dari sungai atau air tanah, industri perlu membangun sebuah instalasi peng-
olahan air bersih.

Photo: dok. Qipra

Karakteristik Potensi Dampak


Potensi dampak yang mungkin timbul dari penggunaan air adalah menurunnya
ketersediaan sumber air di sekitar lokasi pabrik. Dampak penggunaan air ini akan
berlangsung terus menerus selama industri tersebut beroperasi. Salah satu cara
mengurangi penggunaan air adalah dengan menggunakan kembali air yang dihasil-
kan dari pengolahan limbah untuk penyiraman.
22
Photo: dok. Qipra
POTENSI DAMPAK LINGKUNGAN TERKAIT
PENURUNAN KUALITAS AIR
Seperti kebanyakan industri makanan, limbah cair yang dihasilkan industri mie in-
stan berasal dari hal-hal berikut.
Limbah cair produksi yang dihasilkan oleh proses mesin produksi, mesin boiler,
dan proses cleaning.
Limbah cair yang berasal dari proses penggorengan berupa minyak goreng ko-
tor/bekas.
Limbah cair domestik yang dihasilkan dari toilet dan kantin pabrik.
Unsur pokok buangan limbah cair industri mie instan adalah bahan-bahan organik
terlarut atau tersuspensi serta kadar minyak yang tinggi.
Ada 4 (empat) parameter utama yang perlu diperhatikan pada limbah industri mie
instan, yaitu:
kebutuhan oksigen terlarut dalam air yang mengurai limbah organik
(Biochemical Oxygen Demand/BOD),
kebutuhan oksigen terlarut dalam air yang mengurai limbah anorganik
(Chemical Oxygen Demand/COD),
derajat keasaman (pH) yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman
atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan, dan
minyak dan lemak.
Hasil buangan limbah cair industri biasanya tidak mengandung bahan-bahan yang
beracun, tetapi pengolahan terhadap buangannya perlu dilakukan. Hal ini disebab-
kan oleh kadar COD dan BOD yang tinggi yang akan menyebabkan kadar oksigen
terlarut (DO) menurun dan berpengaruh pada biota dalam badan air. Rata-rata
kadar pencemar yang dihasilkan industri tercantum dalam tabel di bawah ini.

Karakteristik Potensi Dampak


Dampak terhadap kualitas air terjadi selama pabrik mie instan beroperasi dan te-
rus menghasilkan limbah. Volume limbah cair yang dihasilkan per hari tidak tetap,
tergantung jumlah penggunaan air selama proses produksi, penggunaan toilet, ke-
butuhan kantor, dan kantin. Oleh karena itu, limbah cair harus dikelola dan diolah
secara serius karena efek yang ditimbulkannya akan cukup besar.
Photo: Isna Marifa

Tabel effluent sesuai dengan baku mutu Kepmen LH no 51 Tahun 1995


23
POTENSI DAMPAK LINGKUNGAN TERKAIT
TIMBULAN LIMBAH PADAT

Photo: Taufiq Ismail


Limbah padat atau “sampah” adalah ma-
terial yang tidak diinginkan dalam suatu
proses produksi dan merupakan salah satu
komponen pencemaran yang ditimbulkan
oleh industri mie instan. Limbah padat in-
dustri mie instan tidak mengandung racun
dan bahan berbahaya, hanya saja banyak
banyak bahan-bahan ini yang sulit ter-
biodegradasi (terurai) terutama plastik.
Sampah ini dihasilkan dalam volume yang
cukup besar. Limbah-limbah yang dihasil-
kan industri mie instan tercantum dalam
tabel di samping.

Karakteristik Potensi Dampak


Dampak yang terkait dengan limbah padat
akan terus muncul selama pabrik berope-
rasi dan akan terus bertambah bila terjadi
peningkatan produksi.

24
POTENSI DAMPAK LINGKUNGAN TERKAIT
SANITASI PRODUKSI
Sanitasi merupakan suatu bagian penting pada proses produksi makanan karena hasil produksinya berhubung-
an dengan suplai makanan manusia. Berkaitan dengan sanitasi, kebersihan pabrik dan kesehatan pekerja men-
jadi perhatian utama.
Dalam industri pangan, sanitasi produksi meliputi kegiatan yang meliputi kehigienisan dalam persiapan, peng-
olahan, dan pengemasan produk makanan. Oleh karena itu, pengawasan yang ketat perlu dilakukan terhadap
kualitas mutu bahan mentah, penyimpanan bahan mentah, kualitas air yang digunakan, kebersihan alat-alat
produksi yang kontak langsung dengan makanan, sampai pada saat melakukan penyimpanan akhir. Setiap
pabrik mie instan perlu menerapkan sistem Hazard Assessment and Critical Control Point (HACCP ).

Karakteristik Potensi Dampak


Dampak yang timbul adalah terjadinya kontaminasi selama proses produksi. Dampak ini terjadi terus menerus
selama proses produksi berlangsung. Sumber-sumber kontaminannya antara lain berasal dari bahan baku, per-
alatan yang kontak langsung dengan makanan, dan air untuk pengolahan makanan.

Photo: Robin Ong/Tempo

25
UPAYA PENGELOLAAN DAMPAK
Limbah industri sewajarnya ditangani dengan baik dan serius oleh para pelaku industri. Dalam hal ini, pemerintah
pun perlu mengawasi penanganan limbah industri secara sungguh-sungguh. Penanganan pencemaran hendaknya
dilakukan untuk menciptakan suatu lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman.

Keterangan: Pengelolaan dampak disesuaikan dengan potensi dampak yang terjadi

26
Terdapat beberapa rencana pendekatan yang perlu dilakukan untuk mengelola seluruh potensi dampak lingkungan
pengembangan dan pengoperasian pabrik mie instan. Sebagian pendekatan diharapkan dapat mengeliminasi beberapa
potensi dampak, sebagiannya lagi hanya bersifat mengurangi dan mengendalikan potensi dampak yang lain.

Photo: dok. Qipra

27
Pembuatan IPAL
Untuk mengatasi masalah yang terkait dengan buangan limbah cair, pabrik hen-
daknya dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Agar hasil IPAL
dapat optimal maka IPAL yang dibangun disesuaikan dengan sifat atau karakte-
ristik limbah yang diolah.
Secara umum teknik pengolahan limbah dibagi menjadi tiga, yaitu :
pengolahan secara fisik,
pengolahan secara kimia, dan
pengolahan secara biologi.

Untuk berbagai jenis air buangan, ketiga metode pengolahan tersebut dapat diap-
likasikan secara sendiri-sendiri atau kombinasi. Hal yang harus diperhatikan ada-
lah apakah pengolahan air limbah yang digunakan sudah sesuai dengan karak-
teristik limbah, dan apakah kapasitas IPAL sudah sesuai dengan debit air limbah
yang dihasilkan oleh proses produksi.

Pada industri mie instan, sumber utama limbah cair berasal dari proses mesin
produksi, mesin boiler, dan proses cleaning. Selain itu, ada lagi limbah minyak
goreng kotor/bekas yang dihasilkan oleh proses penggorengan dan limbah cair
domestik yang dihasilkan oleh toilet dan kantin pabrik serta limbah dari saluran
air hujan.

Unsur pokok dalam limbah cair industri makanan adalah bahan-bahan organik
terlarut dan tersuspensi serta kadar minyak yang tinggi. Untuk industri mie instan
yang nilai kadar BOD-nya masih kurang dari 400 mg/L, pengolahan secara biologi
dengan proses aerobik (yang membutuhkan oksigen) dinilai masih cukup efektif
dan ekonomis. Tetapi, pada industri makanan seperti mie instan, debit dan volume
limbah cair sering bervariasi. Oleh karena itu, ekualisasi untuk mengatur debit
aliran limbah yang masuk ke instalasi mungkin diperlukan.

Meski sudah memenuhi baku mutu, hasil akhir IPAL pada industri makanan tidak
akan digunakan lagi dalam proses produksi. Hal tersebut disebabkan kemungkin-
an akan terjadinya kontaminasi. Biasanya hasil pengolahan IPAL hanya digunakan
untuk pencucian atau untuk penyiraman tanaman di lokasi pabrik.

28
Photo: dok. Qipra

29
Pengelolaan Limbah Padat
Untuk mengatasi masalah yang terkait dengan limbah padat yang harus dilakukan
adalah mengelola limbahnya. Pengelolaan limbah berfungsi untuk:
mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis, dan
mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi ling-
kungan hidup.
Para pelaku industri industri mie instan rata-rata tidak melakukan pengelolaan lim-
bah padat sendiri. Limbah-limbah itu biasanya diserahkan ke pihak ketiga untuk dio-
lah. Dari pihak industri hanya melakukan pemisahan-pemisahan limbah padat yang
dihasilkan. Pembagian-pembagian tersebut terdiri dari sampah yang mudah terurai
dan sampah yang sulit terurai.
Untuk limbah padat yang sulit diurai seperti plastik, kardus, dan alumunium foil,
pihak industri mie akan menyerahkannya ke pihak ketiga untuk dibuang ke TPA. Un-
tuk mie kadaluarsa yang dikembalikan oleh konsumen, biasanya sebelum dibuang
dipisah terlebih dahulu plastik kemasan dan isinya. Hal ini karena adanya perbedaan
perlakuan dalam penanganan limbah.
Sedangkan untuk limbah yang mudah terurai, seperti mie basah, mie hancur, mie
yang gagal produksi, dan mie kadaluarsa biasanya diserahkan juga ke pihak ketiga
atau dijual untuk dijadikan pakan ternak.
Photo: Taufiq Ismail

30
Istemewa
Pengelolaan Kualitas Udara
Pengelolaan pencemaran udara yang dihasilkan oleh Untuk sumber pencemaran yang berasal dari cero-
industri mie instan perlu dilakukan. Caranya adalah bong, dapat ditanggulangi dengan memasang scrub-
melakukan kegiatan preventif dengan cara mengu- ber pada cerobong serta memastikan tinggi dan dia-
kur kualitas udara pabrik secara rutin. meter cerobong sesuai dengan persyaratan.
Oleh karena itu, pemasangan exhaust fan dan ven- Adapun untuk meminimalisir dampak pencemaran
tilasi udara harus dilakukan dengan baik dan benar. debu dan bising yang dihasilkan oleh mesin-mesin
Selain itu, mesin-mesin yang berpotensi menghasil- industri, para pekerja harus dilengkapi dengan penu-
kan polutan perlu dirawat dengan baik. Perawatan tup hidung dan penutup telinga (ear-plug atau muf-
mesin-mesin industri ini biasanya dilakukan secara fler). Perlengkapan ini digunakan selama jam kerja
berkala dengan melakukan uji emisi gas buang. Emi- berlangsung.
si yang dihasilkan harus berada di bawah baku mutu
yang berlaku.
31
Pengelolaan Sanitasi Produksi Pengaturan Prosedur Kerja
Sanitasi produksi dijalankan sama sekali bukan untuk meng- Pengaturan prosedur kerja adalah untuk
atasi masalah kotornya lingkungan atau kotornya pemro- meminimalisir dampak negatif dan memak-
sesan bahan, tetapi untuk menghilangkan kontaminan dari simalisasi dampak positif terkait dengan peluang
makanan dan mesin. Prinsip dasar sanitasi produksi adalah kerja. Pengaturan prosedur kerja pada saat
menghilangkan mikroba yang berasal dari sisa makanan konstruksi adalah dengan menggunakan tenaga
yang menempel pada peralatan produksi yang dapat men- kerja dari lokasi sekitar untuk menghindari
jadi media yang baik bagi pertumbuhan mikroba. konflik. Pada saat beroperasi, industri mie instan
merupakan industri dengan sistem kerja padat
Pada hakikatnya, setiap pabrik harus memiliki pola praktik
karya. Hal ini dikarenakan industri mie instan
sanitasi produksi yang diikuti dengan seksama.
proses produksinya berlangsung selama 24 jam
Pemanfaatan Limbah dengan pembagian 8 jam kerja per shift-nya. Oleh
karena itu, kesempatan kerja akan bertambah
Proses produksi mie instan membutuhkan cukup banyak air
terutama untuk tenaga buruh. Dampak negatif
dalam proses produksi dan kegiatan domestiknya. Hal ini
berupa konflik hubungan antarpenduduk pun
tentu saja akan berpengaruh pada ketersediaan air. Untuk
dapat diperkecil atau bahkan dihilangkan.
mengantisipasi hal tersebut, salah satu caranya adalah pe-
manfaatan kembali limbah cair yang telah melalui proses
pengolahan limbah agar dipergunakan untuk penyiraman
tanaman pabrik.
Pengambilan bahan yang berguna dapat dilakukan jika di-
anggap layak secara ekonomis. Limbah padat seperti limbah
sisa adonan mie, mie kadaluarsa, juga bisa dimanfaatkan
dengan dijual ke industri pakan ternak.
Photo: Wahyu Setiawan/Tempo

32
UPAYA PEMANTAUAN DAMPAK
Untuk kegiatan industri mie instan, beberapa pe- kemudian dianalisis di laboratorium udara. Pemantauan juga
mantauan lingkungan yang perlu dilakukan ada- perlu dilakukan terhadap mesin-mesin dan exhaust-fan yang
lah : digunakan jika ada pekerja yang terganggu masalah kesehat-
pemantauan pengelolaan limbah dan an pernapasannya.
pemantauan terhadap operasional industri mie Masalah yang terkait dengan kebisingan ini perlu diantisipasi
instan. untuk mencegah kerugian sumber daya manusia karena ter-
ganggunya masalah pendengaran. Untuk kebisingan, peman-
Pemantauan Pengelolaan Limbah tauannya sebaiknya dilakukan secara rutin dengan menggu-
Pemantauan terhadap pengelolaan limbah adalah nakan alat soundlevel meter. Hal lain yang dapat dilakukan
upaya untuk memastikan bahwa pengelolaan lim- adalah melakukan pemeriksaan pekerja serta memastikan
bah yang dilakukan telah berhasil mencegah atau pekerja menggunakan alat pelindung pendengaran.
mengurangi dampak pada kualitas lingkungan
hidup.
Metode pemantauan dilakukan dengan cara sur-
vei dan pengambilan sampel secara langsung di
lokasi kegiatan. Tolok ukur terhadap hasil peman-
tauan didasarkan pada peraturan yang berlaku.
Waktu pemantauan dilakukan sesuai ketentuan

Photo: Dok. Qipra


yang diatur dalam dokumen UKL-UPL atau setidak-
tidaknya setiap 6 bulan sekali apabila tidak diatur
dalam dokumen UKL-UPL.
Untuk limbah cair, dapat dilihat kapasitas instalasi
pengolahan apakah masih sesuai dengan debit air
limbah yang masuk. Yang juga penting untuk di-
pantau adalah kualitas effluent IPAL dan memas-
tikan apakah masih memenuhi baku mutu atau
tidak. Pemantauan dilakukan secara rutin, misal-
nya sebulan sekali, dengan mengambil sampel ef-
fluent untuk kemudian dianalisis di laboratorium.
Pemantauan yang terkait dengan limbah cair juga
dilakukan di saluran limbah domestik dan salu-
ran penampungan air hujan agar kebersihan dan
kelancaran aliran di saluran tetap terjaga.
Untuk limbah padat, pemantauan harus dilakukan
setiap hari. Apabila tidak dilakukan, akan terjadi
penumpukan sampah yang pada akhirnya akan
menimbulkan dampak negatif. Pemantauan dilaku-
kan dengan cara inspeksi pada saat pengumpulan
sampah, pemisahan sampah sesuai jenisnya, dan
saat pendistribusian ke pihak ketiga untuk diolah.
Untuk pencemaran udara yang terkait dengan debu
dan gas, dilakukan pemantauan secara rutin ten-
tang kadar kualitas udara di dalam ruangan secara
rutin dengan cara mengambil sampel udara untuk

33
Pemantauan Terhadap Beroperasinya Industri Mie Instan
Pemantauan ini umumnya dilakukan untuk mengetahui hal- yang diberikan selama proses produksi dan pada saat pabrik
hal di bawah ini. tersebut beroperasi. Pemantauan dilakukan agar konflik in-
Kehigienisan proses produksi dustri yang berhubungan dengan kompensasi pekerja dapat
diminimalisir.
Industri mie instan adalah industri makanan. Oleh karena itu,
sanitasi produksi yang terkait dengan kehigienisan proses Pemantauan kehigienisan dapat dilakukan dengan pengon-
produksi makanan harus menjadi salah satu aspek yang selalu trolan rutin pada mesin-mesin yang bersentuhan langsung
diperhatikan dan dipantau. dengan proses produksi. Sedangkan pemantauan terhadap
kepuasan pekerja pada kompensasi yang diberikan bisa dilihat
Tingkat kepuasan pekerja
dari tingkat loyalitas pekerja dan tidak terdengarnya keluhan-
Kepuasan pekerja biasanya berhubungan dengan kompensasi keluhan terkait dengan manajemen pabrik.

Photo: Robin Ong/Tempo

34
DOKUMEN UKL-UPL
INDUSTRI
MIE INSTAN
Suatu kegiatan yang terkait dengan lingkungan hidup diha-
ruskan memiliki rencana upaya pengelolaan dan pemantauan
dampak lingkungan meski kegiatan tersebut tidak masuk da-
lam daftar wajib-AMDAL. Rencana tersebut dituangkan dalam
dokumen yang disebut dokumen UKL-UPL. Bagian ini akan
mengupas berbagai aspek dokumen UKL-UPL, baik yang ber-
sifat umum maupun yang bersifat spesifik untuk kegiatan In-
dustri Mie Instan.

35
MAKNA UKL-UPL
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sudah menetapkan berbagai jenis kegiatan yang dalam perencanaan-
nya diwajibkan untuk menjalani proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Sementara
itu, kegiatan yang tidak masuk dalam daftar wajib-AMDAL tetap diharuskan menyusun rencana upaya pe-
ngelolaan dampak lingkungan yang dapat ditimbulkan kegiatan tersebut. Rencana tersebut dituangkan da-
lam dokumen yang dikenal sebagai dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UKL-UPL). Salah satu kegiatan yang dinyatakan perlu untuk menyusun dokumen UKL-UPL
adalah kegiatan Industri Mie Instan.
iawan/Tempo
Photo: Wahyu Set

Dokumen UKL-UPL berisi uraian upaya-upaya yang akan dilakukan pemrakarsa dalam 1) mengelola berbagai
potensi dampak positif dan negatif, dan 2) memantau berbagai potensi dampak yang dikhawatirkan muncul
dari usulan kegiatannya. Selain itu, dokumen UKL-UPL memuat deskripsi kegiatan yang direncanakan, identi-
tas pemrakarsa, dan surat pernyataan pemrakarsa untuk melaksanakan upaya-upaya tersebut.

36
Kewajiban menyusun dokumen UKL-UPL umumnya ditujukan bagi kegiatan-kegiatan yang tidak menimbul-
kan dampak besar dan penting. Kegiatan wajib UKL-UPL umumnya memiliki skala kegiatan yang lebih kecil
dari kegiatan-kegiatan wajib AMDAL. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11
Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL, maka
Industri Mie Instan adalah industri yang wajib UKL-UPL.
Photo: Robin Ong/Tempo

37
FUNGSI DOKUMEN UKL-UPL
Fungsi dokumen UKL-UPL dapat dilihat dari beberapa kan untuk setiap dampak yang diprakirakan akan muncul
sisi. Dari sisi pemrakarsa, dokumen UKL-UPL berfungsi pada tahap prakonstruksi sampai tahap operasi kegiatan.
sebagai acuan untuk menyempurnakan desain usulan
kegiatannya. Selain itu, dokumen UKL-UPL juga ber- Setelah kegiatan beroperasi, dokumen UKL-UPL juga sering
fungsi sebagai acuan untuk melakukan upaya pengelo- dipakai pemerintah sebagai acuan dalam melaksanakan
laan dan pemantauan dampak lingkungan secara rutin pengawasan terhadap kegiatan pemrakarsa dan dampak
dan periodik dari kegiatan tersebut. lingkungan hidup yang (mungkin) ditimbulkannya.

Dari sisi pemerintah, dokumen UKL-UPL dipakai seba-


gai syarat untuk memberikan izin kepada pemrakarsa
(lihat boks tentang Izin dan Persetujuan Formal Industri
Mie Instan). Dalam hal ini, sebelum izin dikeluarkan, pe-
merintah perlu memeriksa apakah upaya pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup yang dijanjikan
oleh pemrakarsa dianggap memadai.

Dokumen UKL-UPL disiapkan oleh pemrakarsa di tahap


perencanaan. Dengan demikian, upaya pengelolaan
dan pemantauan dampak lingkungan dapat direncana-

Boks: Izin dan Persetujuan Formal Industri Mie Instan


Jenis izin dan persetujuan formal di Indonesia bermacam-macam. Ada yang
dikeluarkan sesuai dengan tahap pengembangan suatu kegiatan. Ada pula
yang bersifat spesifik untuk beberapa jenis kegiatan tertentu. Misalnya, izin
pemanfaatan hutan, izin kuasa pertambangan, dan izin operasi industri. Saat
ini banyak izin dikeluarkan oleh instansi teknis di tingkat kabupaten/kota. Tata
cara perizinan di satu daerah mungkin saja berbeda dengan daerah lainnya.

Pembangunan suatu industri membutuhkan izin dari instansi pemerintah ter-


kait, yaitu berupa Surat Izin Industri. UKL-UPL dapat saja dibutuhkan peme-
rintah daerah saat ingin menyetujui lokasi penempatan pabrik yang diusulkan
pemrakarsa. Informasi yang ada dalam UKL-UPL akan meyakinkan pemerintah
daerah bahwa pemrakarsa telah memiliki serangkaian rencana upaya pence-
gahan dan penanggulangan berbagai dampak lingkungan hidup yang mung-
kin muncul. Khususnya dampak yang berkaitan dengan pengolahan dan pem-
buangan limbah.

38
Boks: Kewajiban Pascapersetujuan

Saat kegiatan industri mie instan dimulai, pemrakarsa wajib melak-


sanakan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup se-
bagaimana tercantum dalam dokumen UKL-UPL-nya. Secara periodik
pemrakarsa juga wajib melaporkan hasil upaya pengelolaan dan pe-
mantauan lingkungan yang telah dilakukannya. Frekuensi laporan
pelaksanaan UKL-UPL bisa berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan di
daerah dan jenis kegiatan.
Laporan pelaksanaan UKL-UPL yang baik sewajarnya mampu menjelas-
kan dan membuktikan hal-hal berikut.
Semua upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang
ada dalam dokumen UKL-UPL telah dijalankan dan efektif mencapai
sasaran. Jika ada yang tidak dapat dijalankan atau tidak mencapai
sasaran, laporan tersebut harus menjelaskan alasan dan jalan keluar
yang ditawarkan.

Tidak ada dampak lain yang muncul selain dampak yang telah
diperkirakan. Jika ada, hal tersebut hendaknya dijelaskan dalam
laporan pelaksanaan UKL-UPL.

Tidak ada aturan yang dilanggar oleh pelaksanaan ke-


giatan industri mie instan. Jika terjadi pelanggaran, sebai-
knya jelaskan upaya-upaya yang sudah dilakukan untuk
memperbaiki kinerja lingkungan dan mencegah terulangnya
pelanggaran tersebut.

Mencermati kecenderungan (trend) parameter lingkungan yang di-


pantau sejak laporan pertama sampai laporan terakhir. Kegunaan-
nya adalah untuk mengantisipasi kemungkinan adanya pencemaran
atau kerusakan lingkungan hidup di masa yang akan datang.

Laporan pelaksanaan UKL-UPL sebaiknya memuat bukti-bukti yang


dapat memperkuat keabsahan pelaporan. Bukti-bukti tersebut berupa
hasil wawancara, tabulasi hasil survei masyarakat, foto dengan tanggal
dan keterangan gambar, peta lokasi pemantauan, data Puskesmas atau
Dinas Kesehatan setempat, dan bukti lainnya yang dianggap penting.

39
SISTEMATIKA DOKUMEN
Mengikuti ketentuan dalam Pedoman Pelaksanaan UKL-UPL (KepMen LH No. 86 Tahun 2002), doku-
men UKL-UPL untuk kegiatan industri mie instan harus memiliki sistematika dokumen sebagaimana
digambarkan dalam diagram berikut.

Identitas Pemrakarsa (informasi umum tentang perusahaan dan personil penanggung jawab yang
memprakarsai kegiatan industri mie instan)
Nama Perusahaan/Lembaga (nama resmi perusahaan pemilik industri mie instan)
Nama Penanggung Jawab Kegiatan (nama personil yang bertanggung jawab langsung pada
pengembangan kegiatan industri mie instan dan atas penyusunan dokumen UKL-UPL-nya)
Alamat Lengkap (alamat kantor dan nomor telepon/faks dari penanggung jawab kegiatan)

Dampak Lingkungan yang Akan Terjadi (uraian lengkap tentang dampak-dampak lingkungan yang
mungkin terjadi dari kegiatan industri mie instan -- disampaikan secara ringkas dalam format matriks yang
mudah dicerna)
Sumber Dampak (komponen kegiatan yang berpotensi menjadi penyebab dampak, seperti pembangunan
pabrik, penggunaan air, proses produksi, dan lainnya sebagaimana diuraikan dalam Bagian 2 buku ini)
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak (komponen-komponen lingkungan hidup yang diperki-
rakan akan terkena dampak, seperti kesempatan kerja, kesehatan pekerja, kualitas lingkungan, dan keterse-
diaan air sebagaimana diuraikan dalam Bagian 2 buku ini)
Besaran Dampak (ukuran kuantitatif atau kualitatif yang dapat menunjukkan besarnya potensi dampak
terjadi pada suatu komponen lingkungan)
Keterangan (informasi yang dirasakan diperlukan untuk memperjelas uraian dari setiap potensi dampak,
seperti lokasi sumber dampak, sebaran dampak, waktu, dan durasi pemunculan dampak)

Program Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (uraian lengkap tentang upaya untuk me-
ngelola dan memantau berbagai potensi dampak industri mie instan -- disampaikan secara ringkas dalam
format matriks yang mudah dicerna)
Upaya Pengelolaan Dampak (langkah-langkah eliminasi, minimalisasi, maksimalisasi, pengendalian, pe-
nanggulangan, dan pemulihan, seperti melakukan pengolahan limbah, memperhatikan K3 (kesehatan dan
keselamatan kerja) bagi para pekerja, pendekatan sosial, dan lainnya sebagaimana diuraikan dalam Bagian 1
dan 2 buku ini)
Upaya Pemantauan Dampak (langkah-langkah pemantauan untuk mengetahui besaran pengaruh dampak
yang terjadi, seperti pemantauan terhadap proses produksi, pengelolaan limbah dan lainnya sebagaimana
diuraikan dalam Bagian 2 buku ini)
Tolok Ukur (nilai atau batas parameter acuan yang digunakan untuk menilai makna hasil pemantauan)

40
Rencana Usaha atau Kegiatan (uraian ringkas kegiatan industri mie instan
yang sedang direncanakan, berikut diagram, peta, foto, dan gambar teknis yang
dirasakan perlu untuk memperjelas uraian)
Nama Rencana Kegiatan (nama resmi kegiatan sesuai kesepakatan antara
pemrakarsa dan instansi lingkungan)
Lokasi Rencana Kegiatan (nama administratif lokasi berdirinya industri terse-
but)
Informasi Kegiatan (besar luas lahan dan penggunaannya, serta status lahan)
Skala Kegiatan (besar kapasitas produksi industri tersebut per hari, waktu ope-
rasi pabrik, dan jumlah waktu kerja tenaga kerja)
Garis Besar Komponen Rencana Kegiatan (komponen-komponen kegiatan
industri mie instan yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan)
Rentang Waktu Kegiatan (lamanya waktu keberlangsungan setiap komponen
kegiatan)

Tanda Tangan Penanggung Jawab Kegiatan


(bukti komitmen permrakarsa industri mie instan melaksanakan
hal-hal yang diuraikan dalam dokumen UKL-UPL)

41
Walaupun tidak mutlak dipersyaratkan dalam peraturan, dokumen UKL-UPL sektor industri mie instan sebaiknya juga dilengkapi
dengan penjelasan mengenai rona lingkungan awal (lihat boks). Dokumen UKL-UPL juga harus disertai dengan surat pernyataan
yang ditandatangani penanggung jawab kegiatan.

Boks: Sebaiknya Informasi Rona Lingkungan Dicantumkan


Informasi rona lingkungan sebaiknya dicantumkan dalam dokumen UKL-UPL untuk sektor industri mie instan. Termasuk ke dalam
informasi rona lingkungan tersebut adalah hal-hal berikut.

• Kondisi topografis dan geografis lokasi pabrik mie instan.


• Pola kepemilikan dan pemanfaatan lahan di seluruh lokasi yang akan digunakan untuk pabrik mie instan.
• Kondisi sosial-ekonomi, terutama yang berhubungan dengan sumber pendapatan, tingkat pendidikan, dan keterbukaan
masyarakat akan perubahan.
• Kondisi kesehatan masyarakat sekitar, terutama jenis-jenis penyakit dengan prevalensi tinggi.
Pencantuman informasi tersebut akan sangat bermanfaat di kemudian hari.

MATRIKS PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN

42
MEMERIKSA DOKUMEN UKL-UPL
INDUSTRI MIE INSTAN
Dokumen UKL-UPL diserahkan pemrakarsa ke instansi lingkungan
hidup untuk diperiksa. Jika dianggap sudah memadai, instansi
lingkungan akan memberikan surat rekomendasi yang menyata-
kan bahwa rencana pendirian industri mie instan sudah memiliki
rencana upaya pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan
hidup yang memadai. Bagian ini akan membahas berbagai hal
yang berkaitan dengan pemeriksaan dokumen tersebut.
Photo: Bayu Rizky

43
SEKILAS TENTANG PEMERIKSAAN
Pemeriksaan dokumen UKL-UPL bertujuan untuk
memeriksa apakah upaya pengelolaan dan peman-
7 Hari Kerja
tauan lingkungan hidup yang direncanakan dan di-
janjikan pemrakarsa sudah dianggap memadai untuk Pemeriksaan
setiap dampak yang mungkin ditimbulkan oleh usulan Dokumen
kegiatan industri mie instan. Jika dianggap memadai,
pemrakarsa akan memperoleh surat rekomendasi
yang dapat dipakai untuk mengurus izin atau persetu-
juan lainnya.

Pihak Pemeriksa
Sama seperti kegiatan-kegiatan lainnya, dokumen
UKL-UPL kegiatan industri mie instan diperiksa oleh
instansi lingkungan. Dalam prosesnya, instansi ini
wajib mengajak wakil instansi teknis pembina (Dinas
Perindustrian).

Waktu Pemeriksaan
Proses pemeriksaan dokumen UKL-UPL tidak sepan-
jang dan serumit penilaian AMDAL. Dengan penyam-
paian informasi yang sederhana dan lugas dalam
UKL-UPL, pemeriksaan dokumen seharusnya juga da-
pat dilakukan dalam waktu yang singkat dan efisien.
Photo: Dok. Tempo

44
Sejak dokumen UKL-UPL diterima, instansi lingkungan mempunyai waktu 7 hari-kerja untuk memeriksa dokumen
tersebut. Dalam rentang waktu itu, instansi lingkungan dapat meminta pemrakarsa untuk mempresentasikan isi doku-
mennya sekaligus mengklarifikasi beberapa hal yang kurang jelas. Kewajiban presentasi memang tidak disebutkan di
dalam pedoman KLH. Meskipun demikian, instansi lingkungan mempunyai keleluasaan untuk melakukan hal ini bila
dirasakan perlu. Jika pemrakarsa diminta melengkapi atau memperbaiki dokumen UKL-UPL, pemrakarsa mempunyai
waktu 7 hari-kerja untuk menyerahkan dokumen finalnya. Setelah itu, instansi lingkungan mempunyai waktu 7 hari
kerja untuk mengeluarkan surat rekomendasi. Jika dokumen UKL-UPL yang pertama disampaikan tidak membutuhkan
revisi, instansi lingkungan harus mengeluarkan surat rekomendasinya dalam waktu 14 hari kerja sejak dokumen itu
diterima oleh instansi terkait.
7 Hari Kerja
Penerbitan
Rekomendasi

7 Hari Kerja
Perbaikan
Dokumen

Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan dokumen UKL-UPL akan menghasilkan surat re-
komendasi dari instansi lingkungan hidup. Isinya menyatakan
bahwa instansi lingkungan telah :
1) memeriksa dokumen UKL-UPL,
2) menyetujui bahwa upaya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup yang diajukan pemrakarsa memadai,
3) menyetujui bahwa isi UKL-UPL dapat digunakan oleh pem-
rakarsa sebagai acuan dalam upaya pengelolaan dan pe-
mantauan lingkungan hidup di lapangan
Rekomendasi ini nantinya harus dijadikan bahan pertimbangan
bagi instansi pemberi izin untuk memproses permohonan izin
Kewenangan Pemeriksaan Dokumen UKL-UPL yang dibutuhkan pemrakarsa. Tanpa rekomendasi dari instansi
Pemeriksaan sebagian besar dokumen UKL-UPL sekarang merupa- lingkungan, instansi pemberi izin dilarang mengeluarkan izin
kan kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Pemeriksaan pada pemrakarsa. Dan jika diberikan izin, upaya pengelolaan
dokumen UKL-UPL kegiatan industri mie instan pada umumnya di-
lakukan oleh Instansi Lingkungan di tingkat pemerintah daerah Ka- dan pemantauan lingkungan hidup yang terdapat dalam do-
bupaten/Kota.
kumen UKL-UPL selayaknya tertuang dalam izin usaha seba-
gai syarat yang harus dipenuhi pemrakarsa.

45
TAHAPAN PEMERIKSAAN

Pemeriksaan dokumen UKL-UPL sebaiknya di-


lakukan dalam 3 tahapan berikut, 1) pemeriksaan
dasar, 2) pemeriksaan kelengkapan dokumen, 3)
pemeriksaan substansi.

Pemeriksaan Dasar
Sebagai dasar dari berbagai tahapan pemeriksaan,
pertanyaan-pertanyaan berikut ini harus dijawab
terlebih dahulu.
• Apa betul lokasi industri mie instan sesuai de-
ngan tata-ruang (RTRW, Rencana Tata Ruang
Wilayah)? Pastikan lokasi industri mie instan
benar-benar telah sesuai dengan peruntukannya
• Apa betul berdirinya industri mie instan
itu sesuai dan memenuhi persyaratan ling-
kungan? Pastikan masalah pembuangan
dan penanganan limbah sudah dengan
persyaratan yang diwajibkan dalam pera-
turan perundangan-undangan yang berlaku.
• Apa betul kegiatan industri mie instan be-
lum memulai tahap pekerjaan fisiknya? Ka-
lau kegiatan sudah mulai konstruksi (atau
sudah beroperasi), maka UKL-UPL bukan
dokumen yang tepat untuk kegiatan itu.
• Apa betul kewenangan untuk memeriksa do-
kumen UKL-UPL ini ada pada tingkat peme-
rintahan ini? Jika anda aparat di tingkat Kabu-
paten/Kota, pastikan bahwa usulan kegiatan
industri mie instan ini tidak membutuhkan re-
komendasi dari tingkat Provinsi ataupun Pusat.

Jika semua jawaban di atas adalah YA, pemerik-


saan dokumen UKL-UPL tersebut dapat dilanjut-
kan ke tahap berikutnya.

46
Pemeriksaan Kelengkapan Dokumen
Periksa kelengkapan dokumen dengan menggunakan check list (D) semacam ini.

Untuk mempermudah pemeriksaan kelengkapan ini, gu-


nakan saja Daftar Isi dokumen UKL-UPL yang Anda teri-
ma. Jika semua jawaban di atas adalah ADA, pemeriksaan
dokumen UKL-UPL tersebut dapat dilanjutkan ke tahap
berikutnya.

Pemeriksaan Substansi
Tujuannya untuk memastikan bahwa substansi teknis dokumen
UKL-UPL dapat dianggap memadai. Dua hal yang harus diperhati-
kan dalam pemeriksaan substansi dokumen UKL-UPL adalah:
• Seluruh informasi dalam dokumen harus dapat dipertang-
gungjawabkan secara ilmiah dan dinyatakan dengan sebenar-
benarnya.
• Semua potensi dampak harus termuat di dalam dokumen dan
memiliki upaya pengelolaan dan pemantauannya.

47
KIAT MEMERIKSA SUBSTANSI DOKUMEN

Pemeriksaan substansi dilakukan untuk memastikan bahwa do-


kumen UKL-UPL telah memenuhi persyaratan yang diinginkan.
Langkah-langkahnya terdiri dari: 1) kenali lokasi kegiatan, 2) pa-
hami rencana kegiatan, 3) cermati dampak lingkungan, dan 4)
kaji dan bahas. Berikut ini dijelaskan beberapa langkah meme-
riksa substansi dokumen UKL-UPL.
Photo: Bayu Rizky

48
LANGKAH 1 : Kenali Lokasi Kegiatan
Baca uraian tentang rencana lokasi kegiatan di dalam dokumen UKL-UPL. Kenali lokasi atau daerah yang akan didirikan industri
mie instan. Pelajari kondisi umum daerah-daerah tersebut sampai setidaknya Anda dapat menjawab serangkaian pertanyaan beri-
kut. Jika dokumen UKL-UPL memiliki penjelasan tentang Rona Lingkungan Awal, pelajari bagian ini. Lalu bandingkan informasi
yang ada dalam dokumen dengan informasi kualitatif yang Anda miliki dari sumber-sumber lain.

asan in dustri
a kan kaw
eman g merup
pabrik m
alam idirikan
•Kondisi okasi yang akan d i?
l i industr
o Apakah itar l o k a s
kan? rah sek kitar lo
kasi?
atau bu opografi di dae ir d i s e
ana t dan a asi?
o Bagaim g a n k o ndisi ba d i s e k itar lok
ana den air dan
udara
ilindung
i?
o Bagaim ku a l it a s
u na y a n g d an, pert
a-
im a n a a u f a e m u k im
o Baga ora at u? P
k a h s p esies fl e r a h - d aerah it
o Ada lahan di da
n t u k a n u n a a n lahan ah?
•Peru a y o r
g
itas pen dustri?
g
t a u s it us sejar
h m u in aya, a
o Apaka e b u nan, ata ata, objek bud itu?
nian, p e r k
u j u a n w is
u n t u k daerah
ht ang
h daera tata-ru h itu? rah itu?
o Adaka e n t u a n
han d i d a e r a
guna n d i d a e
ana ket ilikan la dan ban
o Bagaim k e p e m
harga l a h a n
ana pola sar dan itu?
o Bagaim kon d is i p a
d i daerah
im a n a j a l a n
o Baga kondisi
fisik
a or?
o Baga im a n
g k u n g a n o s i a t au longs
kan lin entan e
r
•Kerusa da daerah yang r ing banjir? i? ?
o Apaka
ha
h y a n g ser i g e m pa bum n d i d a erah itu
h ada da
era galam auka
o Apaka r nah men ng paling meris
a e r a h ya n g p e
n a p a ya g , d a n rendah?
h d kung a seda n
o Adaka s alah ling u d u k n g tinggi,
a h - m a ip e n d t e r g o l o
o Masal i a l - ekonom tan penduduknya di daerah itu?
s o s
•Kondisi ana yang kepada teraan penduduk k di daerah itu?
m h du
o Daerah t in g k a t keseja ndidikan pendu k yang su
dah
a n a a t p e u d u k ? p r o y e
o Bagaim dengan
tingk
g h asilan p
end
e n gan proy
ek-
im a n a r p e n k a t d
o Baga umbe yara
y a n g m enjadi s h u b u n gan mas
o Apa man
a n a pengala
o Baga im t?
a e r a h tersebu
ada di d
Di akhir tahap ini, jawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
Apakah dokumen UKL-UPL tersebut sudah tepat menggambar-
kan kondisi lingkungan lokasi kegiatan? Jika belum, di mana
letak kekurangannya? Jika ada perbedaan, di mana letak per-
bedaannya?
49
LANGKAH 2 : Pahami Rencana Kegiatan
Baca uraian tentang rencana kegiatan dokumen UKL-UPL. Pahami setiap komponen kegiatan-
nya, apalagi komponen kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak negatif. Pelajari juga
jadwal kegiatan yang tersedia dalam dokumen.

Tahap pendir
o Bagaimana
ia n pabrik
proses perm
o Bagaimana ohon
penentuan lo an izin pendirian pabr
o Bagaimana kasi pendiria ik?
proses penc n pabrik?
karsa? a r ian dan pem
bebasan lah
o Bagaimana an yang dila
kondisi lingk kukan pemr
o Berapa lua u ngan di loka a-
s lahan yang si pendirian
akan diguna pa
o Bagaimana
proses pere kan untuk in brik?
Tahap pengo k rutan tenag d u stri terseb
p e r a kerja? ut?
o Bagaimana a s ia n p abrik
pemrakarsa
o Bagaimana aka
pola pengupa n merekrut tenaga ke
han yang ak r
kerja? an dilakuka ja?
o Bagaimana n pemrakar
proses peny sa ke para t
o Berapa ka ediaan baha enaga
pasitas prod n baku dan
o Bagaimana uksi penyimpana
penyimpana per hari? nnya?
o Berapa be n barang ya
sar limbah ng sudah sia
yang dihasil p
Jenis limba
h apa saja y kan per har kirim?
o Bagaimana ang d i?
karakterist ihasilkan?
o Bagaimana ik limbah ya
sis ng dih
o Apakah pe tem pengolahan limbah asilkan?
ngolaha yang d
dihasilkan d n terhadap limbah yang ihasilkan?
ilakukan sen
kepada piha diri atau dis
k ketiga? erahkan
o Bagaimana
prosedur ke
akan ditera selam
pkan pemra atan kerja yang
yawan? karsa terha
dap kar-
Photo: dok. Qipra

Di akhir tahap ini, jawab pertanyaan-pertanyaan


berikut. Apakah informasi dalam dokumen UKL-UPL
cukup memberikan gambaran dan pemahaman ten-
tang rencana kegiatan tersebut? Jika belum, di mana
letak kekurangannya? Jika ada perbedaan, di mana
letak perbedaannya?

50
LANGKAH 3 :
Pelajari Dampak-Dampak Lingkungan Hidup
Dengan bekal pemahaman tentang lokasi dan rencana kegiat-
an yang diajukan, baca uraian tentang dampak-dampak yang
berpotensi terjadi. Cermati informasi yang diberikan tentang
dampak-dampak kegiatan (besarannya, lokasinya, dan kapan
dampak tersebut akan terjadi). Yakinkan bahwa semua potensi
dampak yang menurut Anda dapat terjadi sudah dicantumkan
dalam dokumen UKL-UPL yang sedang Anda periksa. Bandingkan
juga dengan berbagai potensi dampak industri mie instan yang di-
uraikan di bagian isu lingkungan hidup industri mie instan pada
buku ini.
Pelajari juga bagian yang menjelaskan upaya pengelolaan dampak
serta upaya pemantauan yang ditawarkan oleh pemrakarsa. Per-
hatikan peraturan, standar operasional, atau baku mutu yang akan
digunakan untuk menentukan sasaran pengelolaan lingkungan dan
pemantauan lingkungan. Dari informasi yang ada, yakinkan bahwa se-
tiap dampak yang dinyatakan pemrakarsa sudah ada upaya pengelolaan
dan pemantauannya. Di akhir tahap ini, jawab pertanyaan-pertanyaan
berikut:
institusi yang ditawarkan
o Apakah teknologi atau pendekatan sosial dan
ngi dan mengendalikan
dalam UKL-UPL dapat secara efektif mengura
dampak terhadap lingkungan?
pengelolaan dan pemantauan
o Apakah jangka waktu, frekuensi, dan lokasi
yang ditawarkan dalam UKL-UPL sudah tepat? masuk instansi Anda), apakah
Jika seba gian upay a pem anta uan lingk unga n menjadi tanggung jawab pemerintah daerah (ter ?
o anggaran untuk melakukan pemantauan tersebut
kan sang gup mela kuka nnya , dan apak ah ada
Anda dan rekan-re

LANGKAH 4 : Kaji dan Bahas


Letakkan dokumen UKL-UPL dan coba lakukan analisis sendiri atau bersama tim Anda. Apakah semua dampak yang disebutkan
oleh pemrakarsa MEMANG SAMA dengan yang Anda dan tim yakini akan terjadi? Adakah yang terlewat dalam dokumen UKL-
UPL? Dengan pengetahuan Anda tentang kondisi lingkungan di sekitar lokasi kegiatan, apakah ada masalah lingkungan yang bisa
menjadi semakin buruk dengan adanya kegiatan baru yang diusulkan? Apakah pemrakarsa sudah mengantisipasi hal ini dengan
upaya pengelolaan dan pemantauan yang memadai? Apakah frekuensi pelaporan pelaksanaan UKL-UPL sudah memadai?

Pastikan bahwa dokumen UKL-UPL telah mengantisipasi dengan baik dampak terhadap komponen sosial (masyarakat) dan kualitas
lingkungan yang diakibatkan oleh beroperasinya pabrik.

Pada akhir analisis, Anda harus dapat menjawab pertanyaan:


Apakah janji pemrakarsa dalam UKL-UPL DAPAT DITERIMA sebagai upaya memadai untuk mencegah dan menanggulangi dampak
lingkungan hidup?

o Kalau jawaban Anda dan tim adalah BELUM, berarti Anda sebaiknya mengundang pemrakarsa untuk membahas hal-hal
yang Anda dan tim anggap belum memadai beserta alasannya. Setelah pembahasan dengan pemrakarsa, dan jika pe-
mrakarsa menyanggupi koreksian yang Anda minta, beri mereka waktu untuk melakukan perbaikan dokumen. Setelah
revisi dokumen Anda terima, ulangi Langkah 3 dan 4 di atas.
o Kalau jawaban Anda dan tim adalah SUDAH, segera siapkan surat rekomendasi dan rangkuman upaya pengelolaan dan
pemantauan lingkungan yang Anda akan usulkan menjadi syarat pemberian izin bagi instansi pemberi izin.
51
DAFTAR ISTILAH
Baku Mutu (lingkungan hidup) Dampak Lingkungan
Batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar Perubahan lingkungan yang disebabkan oleh lamanya suatu
yang terdapat di lingkungan yang tidak menimbulkan gangguaan kegiatan berlangsung. Biasanya dampak lingkungan ini mulai
terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya. terasa setelah proses/perlakuan itu berlangsung lama.

Badan Air Pencemaran Lingkungan Hidup


Wadah diatas permukaan daratan yang terisi dan atau Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/
menghasilkan air, yaitu rawa, danau, sungai, waduk, dan saluran atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
air. manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi
Effluent sesuai dengan peruntukkannya.
Nama lain dari sampah padat, cair, atau gas yang memasuki Pemrakarsa
lingkungan sebagai suatu produk samping (tambahan)
dari kegiatan manusia. Atau bisa juga diartikan sebagai Orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu
pengaliran atau pencurahan air tanah atau air di bawah rencana usaha dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan
permukaan.
AMDAL
Mie Instan Singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup,
Produk makanan mie siap saji yang dilengkapi dengan bumbu- yaitu kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha
bumbu. dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
Mixing penyelenggaraan suatu usaha dan/atau kegiatan.
Salah satu tahap proses pembuatan mie instan, yaitu UKL-UPL
pencampuran semua bahan baku yang bertujuan agar perpaduan
antara tepung dan air berlangsung secara merata. Singkatan dari Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup. UKL-UPL adalah serangkaian
Roll Press kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang
dilakukan oleh Pemrakarsa/Penanggung Jawab/Pemilik suatu
Salah satu mesin produksi mie instan yang terdiri dari unit rencana usaha dan atau kegiatan yang tidak wajib AMDAL.
pressing, slitter, dan unit wave conveyor.
Limbah
Steaming
Hasil sampingan dari proses produksi yang tidak digunakan yang
Proses pematangan mie dengan cara mengukus. dapat berbentuk benda padat, cair, gas, debu, suara, getaran,
perusakan dan lain-lain, yang dapat menimbulkan pencemaran
Packing bilamana tidak dikelola dengan benar.
Proses akhir pembuatan mie, yaitu pengemasan produk. Pada Sanitasi
bagian ini kemasan mie instan sudah rapi dan siap untuk
didistribusikan. Pengendalian semua faktor dalam lingkungan fisik manusia yang
melakukan atau padat melakukan suatu efek merugikan atas
IPAL perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidupnya.
Singkatan dari Instalasi Pengolahan Air Limbah, yaitu suatu
rangkaian unit-unit bangunan pengolah air limbah untuk
menghasilkan kualitas/luaran mutu tertentu.

52
DAFTAR PUSTAKA

Canter, Larry W. Environmental Impact Assessment. McGraw-Hill 2nd ed. 1996.


Data Statistik Sektor Industri Tahun 2006.
http://ebookpangan.com/artikel/sanitasi produksi.pdf.
http://ebookpangan.com/artikel/teknologi mie instan.pdf.
http://en.wikipedia.org/momofoku_ando.
http://en.wikipedia.org/instant_noodles.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, NOMOR: 51 TAHUN1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan Industri
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, NOMOR: 86 TAHUN 2002. tentang: Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup Dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
Keputusan Menteri Kesehatan no 1405/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
SNI Garam SNI 01-3556-2000.
SNI Mie Basah SNI 01-2987-1992.
SNI Mie Instan SNI 01-3551-2000.
SNI Mie Kering SNI 01-2974-1996.
SNI Minyak Goreng SNI 01-3741-2002.
SNI Terigu SNI 01-3751-2006.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib
Dilengkapi dengan AMDAL.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air.
PP Nomor 27 Tahun 1999 tentang: Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Soemarwoto, Otto. Analisis Dampak Lingkungan. Gajah Mada University Press, Cet 3, Yogyakarta 1990.
Suratmo, Gunarwan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Cet. 10, Gajah Mada University Press. Yogyakarta 2004.
Surat Keputusan Menteri Perindustrian No. 250/M/SK/10/1994 Tentang Pedoman Teknis Penyusunan Pengendalian Dampak
Terhadap Lingkungan Hidup Pada Sektor Industri.
Undang-Undang Nomor. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Undang Undang Nomor. 23 tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang Undang Nomor. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

53

Anda mungkin juga menyukai