BKPK Rev.1
BKPK Rev.1
Untuk mempelajari tentang material/bahan ini kita perlu mata kuliah Bahan
Kontruksi Pabrik Kimia
Secara umum logam bisa dibedakan menjadi dua yaitu : logam besi
(ferous) dan logam bukan besi (non ferous).sesuai dengan namanya logam
besi adalah logam atau paduan yang mengandung besi sebagai unsur
utamanya,sedangkan logam bukan besi adalah logam yang tidak atau
sedikit sekali mengandung besi.
Komposisi kimia
Teknik / proses pembuatan & pabrikasi
Proses perlakuan panas
Didalam dapur ini, biji besi akan ditambahkan batu kapur yang
berfungsi sebagai pengikat kotoran/slag (terak) dan juga kokas yang
direaksikan dengan udara panas sebagai bahan bakar. Udara panas
dihembuskann kedalam dapur tinggi melalui lubang-lubang (tuyeres) yang
terdapat sekeliling bagian bawah dapur. Udara panas ini sering dicampur
oksigen untuk mempertinggi efisiensi. Bahan padat yaitu : bijih besi, kokas
dan batu kapur dimasukkan melalui bagian atas dapur setelah dicampur
dengan perbandingan tertentu.
Gas CO2 yang terjadi disekitar tuyere mengalir keatas melalui sela-
sela bijih besi, cokes dan batu kapur, CO2 panas ini akan memanaskan
bahan-bahan tadi dan bereaksi sebagai berikut :
CO2 + C 2CO
Fe2O3 + CO 2FeO + CO2
FeO + CO Fe + CO2
FeO + C Fe + CO
Dan CaO ini akan bereaksi dengan pengotor-pengotor yang ada dalam
bijih besi dan menjadi terak, misalnya : CaO + SiO2 CaSiO3
Gambar. Dapur tinggi ( blast furnace )
Besi hasil proses tanur tinggi ini disebut besi kasar (pig iron). Besi
kasar ini merupakan bahan dasar untuk membuat besi tuang (cast iron )
dan baja (steel). Besi kasar yang keluar dari tanur mempunyai kadar
karbon yang tinggi ,maka besi kasar mempunyai sifat yang sangat rapuh
dengan kekuatan rendah . Untuk pembuatan besi tuang, besi kasar
tersebut biasanya dicetak dalam bentuk lempengan lempengan (ingot)
yang kemudian dilebur kembali atau untuk pembuatan baja , besi kasar
dalam keadaan cair langsung dipindahkan dari tanur tinggi ke dalam
tungku pelebur lainnya.
Prinsip pokok dari kerja dapur tinggi adalah dengan mereduksi oksigen
dari bijih besi yang terjadi dalam 3(tiga) tahap yaitu :
FeO + C Fe + CO
Bahan-bahan selain Fe dan abu akan diikat oleh batu kapur pada
titik cair yang tinggi dalam bentuk terak. Selain terak, produk sampingan
dari dapur tinggi yg dapat dimanfaatkan adalah gas, karena gas ketika
keluar dari dapur tinggi masih mempunyai panas yang tinggi sehingga
dapat dimanfaatkan ulang.
Beberapa macam produk yang dihasilkan dari dapur tinggi, antara lain :
Merupakan hasil pokok dari dapur tinggi yang berasal dari reaksi reduksi
atas bijih besi dengan komposisi.sebagai.berikut: :
B.Terak /Slag
Silika = 33% ~ 42 %
Alumina = 10% ~ 16 %
Kapur = 36% ~ 45 %
Magnesia = 3% ~ 12 %
Belerang = 1% ~ 3 %
Ferro Oksida = 0,3% ~ 2 %
Mangan Oksida = 0,2% ~ 1,5 %
Terak dapat dikategorikan menjadi terak yang bersifat Asam dan terak
bersifat Basa. Hal ini sangat bergantung pada komposisi Kapur (CaO) dan
Magnesia (MgO) yg ada dlm Silika dan Alumina. Terak juga dapat
digunakan sebagai bahan pengganti kerikil (pada pengecoran Beton),
pembuatan pupuk Phospat (jika kandungan Phospat cukup tinggi ).
Sebagai hasil pembakaran kokas dlm dapur tinggi berupa gas Karbon
Monoksida dan Karbon Dioksida yang menyebabkan terjadinya proses
reduksi pada biji besi, sebagai berikut :
Secara umum, komposisi gas yg keluar dari dapur tinggi terdiri dari 27,6%
CO; 58% Nitrogen; 13,6% Karbon Dioksida; dan 0,4% Hidrogen. Sekedar
informasi saja bahwa umumnya Gas yang masih panas yang keluar dari
dapur tinggi masih dapat digunakan kembali untuk memanaskan dapur-
dapur lainnya sehingga dapat menghemat biaya.
Gambar 3.3 Proses pembuatan besi dan baja ,mulai dari bijih besi
sampai menjadi produk jadi dengan menggunakan dapur tinggi
( Blast Furnace)
5.2. FABRIKASI BAJA
1. Dengan Konvertor
banyak Si dan Mn dipakai proses asam, tetapi proses ini tidak dapat
digunakan untuk menghilangkan P, menghilangkan P digunakan proses
basa.
Pada pembuatan baja dengan konvertor ini yang diolah adalah besi
cair yang diperoleh dari dapur tinggi atau dari dapur peleburan lain bisa
juga digunakan besi spons. Besi cair dituangkan ke dalam konvertor
kemudian dihembus dengan udara/oksigen sehingga karbon dan unsur
pengotorann akan terbakar dan keluar dari besi cair berupa terak. Seluruh
proses berlangsung dalam beberapa menit saja .Cara ini ditemukan oleh
Henry Bessemer dengan proses asam kemudian berkembang ditemukan
proses basa dan akhirnya berkembang lagi menjadi proses oksigen.
Besi cair yang diolah adalah yang mengandung banyak silikon dan
mangan, sedang kandungan belerang dan phosphornya sesedikit mungkin
karena proses ini tidak bisa menghilangkan belerang dan phsphor. Terak
yang terjadi akan mengandung silikat dan oksida mangan yang bersifat
asam, karena itu proses ini dinamakann proses asam.. Batu api yang
digunakann juga harus bersifat asam agar tidak bereaksi dengan kerak
yang terjadi.
Konventor ini terbuat dari pelat baja yang bagian dalamnya dilapisi
batu tahan api. Pada bagian bawah terdapat lubang-lubang kecil (tuyere)
untuk menghembuskan udara. Lubang pengisian terdapat dibagian atas.
Konvertor ini dapat digulingkan sehingga lubang pemasukkann tepat
menghadap keatas. Pengisian dilakukan pada saat posisi horisontal
kemudian konvertor ditegakkan kembali sambil udara mulai dihembuskan.
Dengan adanya udara (yg mengandung oksigen), yang lewat di dalam besi
cair itu, maka sebagian besi mulai bereaksi :
2 Fe + O2 2FeO
Sebagian kecil oksida besi ini menjadi terak dan yang lain bereaksi dengan
Si dan Mn
Si + 2 FeO SiO2 + 2 Fe
Mn + FeO MnO + Fe
Pada saat Si dan Mn hampir habis temperatur menjadi amat tinggi dan
karbon mulai terbakar :
C + FeO Fe + CO
CO berupa gas dan keluar melalui mulut konvetor, disini CO akan terbakar
lagi menjadi CO2. Pada saat ini tampak adanya nyala api yang panjang dan
terang. Bila nyala api mulai memendek dan berganti menjadi kemerahan,
yang menandakan karbon sudah hampir habis, maka penghembusan
harus segera dihentikan, bila tidak besi akan terbakar habis.
Setelah itu konvertor dimiringkan dan cairan dikeluarkan. Dalam
cairan ini banyak terdapat oksigen yang terlarut, untuk itu perlu ndiberikan
deoxydiser ( ferromangan, ferrosilikon atau aluminium) ke dalam baja cair
itu untuk menghilangkan oksigen. Pengaturan kadar karbon dapat
dilakukan dengan menambahkan sejumlah besi kasar ke dalam baja cair.
a. Konverter Thomas (Basic)
Setelah phosphor habis menjadi terak maka proses dihentikan dan terak
dibuang dulu baru dilakukan deoxydiser dll/
b. Dapur Siemens- Martin (Open hearth furnace)
3. Dapur listrik
Gambar 3.5 Gambar sketsa sebuah tungku listrik dari jenis electric arc furnace
(EAF).
Disamping bahan baku diatas, bahan bahan lainnya yang ditambahkan pada
EAF adalah batu kapur, ferosilikon, feromangan, dan lain-lain dengan
maksud untuk meningkatkan kualitas baja.
Besi tuang pada dasarnya adalah paduan besi dan karbon juga
tetapi dengan kadar karbon yang lebih tinggi, lebih darri 2,0 %, yang
banyak digunakan biasanya antara 2,5 – 4,0 %. Karbon dalam besi tuang
dapat berupa sementit (Fe3C) atau karbon bebas (grafit).
Bila seluruh karbon dalam besi tuang berupa sementit maka besi
tuang itu akan sangat keras dan getas, dinamakan besi tuang putih (white
cast iron). Besi tuang ini tidak dapat dipergunakan karena juga sangat
sulit dimachining. Ia hanya digunakan untuk membuat besi tuang mampu
tempa, besi tuang dengan keuletan yang cukup tinggi (biasanya besi
tuang keuletannya rendah). Besi tuang mampu tempa ini dibuat dengan
memanaskan kembali besi tuang putih pada temperatur yang cukup tinggi
selama beberapa waktu sehingga sebagian atau seluruh sementit akan
terurai menjadi ferrit dan grafit . Sifat mekaniknya mirip baja
Besi tuang yang paling banyak digunakan adalah besi tuang kelabu
(gry cast iron) yaitu besi tuang dengan grafit berbentuk flake (serpih,
berbentuk lempengan melengkung). Besi tuang ini kekuatan tariknya tidak
begitu tinggi dan keuletannya juga rendah sekali sehingga tidak dapat
dibentuk dengan cara selain penuangan dan machiing . Ketangguhannya
rendah disebabkan oleh bentuk grafitnya yang berupa flake ini
merupakan takikan yang sangat menurunkann ketangguhan. Walaupun
demikian penggunaan besi tuang kelabu ini sangat luas, karena terdapat
banyak sekali sifat yang menguntungkan , antara lain :
- Mudah di machining.
- Sifat tahan korosi lebih baik daripada pada baja kontruksi biasa,
BAB VI
PENDAHULUAN
Dalam dunia teknik logam ferrous dan paduannya memegang
peranan yang cukup penting. Karena macamnya yang sangat banyak dan
sifatnya yang berbeda satu sama lain akan memberikan pilihan yang
hampir tak terbatas.
Walaupun jumlah produksi logam non ferrous tidak sebanyak
besi/baja dan seringkali harganya juga lebih mahal tetapi ia memberikan
suatu sifat atau kombinasi sifat-sifat yang tidak dimiliki oleh logam ferrous.
Sifat-sifat itu antara lain :
1. Tahan korosi
2. Mudah difabrikasi
3. Penghantaran listrik dan panas yang tinggi
4. Ringan
5. Warna
Memang ada beberapa jenis besi/baja yang memiliki sifat tahan
korosi yang cukup baik, tetapi harganya yang cukup mahal karena harus
dipadu dengan logam lain yang mahal. Juga ada besi/baja yang cukup
mudah pengerjaannya, tetapi tidak dikombinasikan dengan sifat-sifat
diatas. Kombinasi dari sifat-sifat diatas sering kali merupakan faktor yang
sangat menentukan.
Dalam hal kekuatan baja memang lebih unggul, demikian juga
modulus elastisitas logam non ferrous pada umumnya lebih rendah. Dan ini
seringkali merupakan halangan dalam pemakaian logam non ferrous.
Tetapi bila dilihat dari strength to weight ratio, beberapa logam non ferrous
lebih unggul. Ini berarti untuk memperoleh kontruksi yang sama
kekuatannya beberapa logam nonferrous itu akan menghasilkan kontruksi
yang lebih ringan. Ini sangat menguntungkan pada alat transportasi seperti
truck, pesawat terbang dll dimana berat merupakan faktor yang sangat
menentukan.
Mudahnya pengerjaan, sering mempengaruhi orang dalam memilih
bahan untuk pembuatan suatu benda, dengan pengerjaan yang mudah
maka beaya akan menjadi murah sehingga mungkin sekali harga benda itu
akan lebih murah walaupun harga bahannya sendiri sedikit lebih mahal.
Pada umumnya logam non ferrous mudah dituang, dimesin maupun
dibentuk dengan forming tetapi banyak diantaranya cukup sulit dilas. Tetapi
dengan cara-cara pengelasan yang modern sudah banyak logam
nonferrous yang dapat dilas dengan baik.
Dari hal-hal tersebut diatas tampak bahwa logam non ferrous perlu
mendapat perhatian dalam pemilihan bahan, setidaknya logam non ferrous
memberikan alternatif pada pemilihan bahan
4.1. ALUMINIUM
Aluminium merupakan salah satu logam industri yang paling luas
penggunaannya di dunia. Aluminium banyak digunakan dalam semua sektor
utama industri seperti : angkutan, konstruksi, listrik, peti kemas dan
kemasan, alat rumah tangga serta peralatan mekanis.
Penggunaan aluminium yang luas disebabkan aluminium
memiliki sifat-sifat yang lebih baik dari logam lainnya seperti :
- Ringan memiliki bobot sekitar 1/3 dari bobot besi dan baja, atau tembaga
dan karenanya banyak digunakan dalam industri transportasi seperti
angkutan udara.
- Kuat terutama bila dipadu dengan logam lain.Digunakan untuk pembuatan
produk yang memerlukan kekuatan tinggi seperti : pesawat terbang,
kapal laut, bejana tekan, kendaraan dan lain-lain.
- Mudah dibentuk dengan semua proses pengerjaan logam. Mudah dirakit
karena dapat disambung dengan logam/material lainnya melalui
pengelasan, brazing, solder, adhesive bonding, sambungan mekanis, atau
dengan teknik penyambungan lainnya.
Alumina
Pot ini mempunyai dinding yang dibuat dari karbon. Bagian luar pot
terbuat dari baja. Aliran listrik diberikan melalui anoda dan katoda.
Proses reduksi memerlukan karbon yang diambil dari anoda. Pada proses
ini dibutuhkan arus listrik searah sebesar 50 - 150 kiloampere. Arus listrik
akan mengelektrolisa alumina menjadi aluminium dan oksigen bereaksi
dengan karbon membentuk senyawa CO2. Aluminium cair dari hasil
elektrolisa akan turun ke dasar pot dan selanjutnya dialirkan dengan prinsip
siphon ke krusibel yang kemudian diangkut menuju tungku-tungku pengatur
(holding furnace).
970 0C
2 Al2O3 + 3 C ---------------------- 4 Al + 3 CO2
kriolit
1. 2. TEMBAGA ( KUPRUM)
Tembaga adalah suatu logam berwarna kemerahan dengan berat
jenis 8,9 (sedikit lebih tinggi dari baja yang sekitar 7,8). Titik leburnya
10850C. Tembaga murni jarang dipergunakan, kecuali untuk keperluan
alat listrik atau pesawat penukar panas.Ini disebabkan karena harganya
yang cukup mahal dan kekuatannya tidak cukup tinggi
Bersifat rapuh
Tahan terhadap korosi berkat lapisan oksida seng
Larut terhadap asam
Dapat digunakan sebagai pengendali korosi ,bisa dipergunakan
sebagai anoda korban untuk melindungi baja.
Paduan seng dgn tembaga, aluminium dan magnesium banyak
dipergunakan untuk pembuatan alat alat bagian mobil antara lain :
gagang pintu ,karburator dll.
4. 4. TIMBEL ( PLUMBUM )
Timbel adalah logam lunak dan tahan terhadap korosi karena dapat
membentuk lapisan oksida timbel yang kuat. Timbel banyak digunakan
dalam industri kimia, pelapis kabel dan dalam baterry
Timah adalah logam lunak sebagai bahan pematri dan bahan paduan
untuk logam lain.
Kobalt dan kromium adalah logam yang tidak banyak digunakan sebagai
logam murni kecuali sebagai paduan dengan logam lain karena Co dan Cr
tahan terhadap korosi ,tahan terhadap panas dan memperbaiki kekuatan
tarik
Gambar 4.7 .Produk paduan nikel
BAB VII
1. Proses anoda
Atom logam larut ke dalam lingkungan menjadi ion dengan
melepaskan elektron dan reaksinya oksidasi.
M ------------ > Mn+ + ne –
2. Proses katoda
Pada kotoda terjadi reaksi reduksi dimana elektron yang dilepas oleh
logam pada daerah anoda akan dikonsumsi oleh lingkungan penerima
elektron (proses katoda). Kemungkinan reaksi yang terjadi di proses
katoda adalah :
a. Pengendapan logam
Mn+ + ne – -----------> M
b. Pembentukan gas hidrogen
2H+ + 2e – ------------------>
H2
c. Reduksi oksigen
O2 + 4H+ + 4e – ----------------->
H20 larutan asam
O2 + 2H20 + 4e – ----------------->
4OH – larutan netral
n
M <====> . M + ne
O2 + 2H2O + 4e <====> 4 OH-
Gambar 5.4 Proses terjadinya korosi celah
A. tahap inisiasi
B. tahap propagasi
Korosi selektif ini dapat dikendalikan dengan cara – cara sebagai berikut :
(1). Inhibitor
(2). Proteksi katodik.
(3). Penggunaan paduan yang tahan korosi selektif, misalnya :
untuk kuningan digunakan paduan yang mengandung Sn dan As
( 70% Cu, 29% Zn, 1% Sn, 0,04% As ).
7.2.6. KOROSI BATAS BUTIR ( INTERGRANULAR CORROSION )
Korosi yang terjadi pada batas butir.Batas butir seringkali merupakan
tempat mengumpulnya impuritis atau suatu presipitat, juga merupakan
daerah yang lebih tegang sehingga tidak menutup kemungkinan untuk
terjadinya korosi pada tempat tersebut, yaitu korosi lokal pada dekat/
sekitar batas butiran, tanpa terjadi korosi pada butirannya sendiri. Atau
kalaupun terjadi relatif kecil. Korosi ini juga sangat berbahaya,karena akan
sangat menurunkan kekuatan /ketangguhan yang sulit dideteksi, sehingga
kerusakan dapat terjadi tanpa diketahui tanda-tanda terjadinya. Ini juga
biasanya terjadi pada logam yang dikenal tahan korosi, seperti stainless
steel. Sifat tahan korosi dari stainless steel diperoleh karena adanya
sejumlah krom yang larut dalam baja. Karena pemanasan dan pendinginan
lambat (misalnya pada waktu pengelasan) kemungkinan terjadi keluarnya
sebagian krom dari larutan dan membentuk karbida yang mengumpul pada
batas butir. Ini menyebabkan daerah disekitar batas butir kehilangan krom,
dan disini cenderung akan terjadi korosi. Contoh lain, unsur besi dalam
paduan aluminium yang tersegregasi pada batas butiran juga dapat
menyebabkan korosi antar butir .
a. Korosi erosi
Korosi erosi dikarakterisir oleh terbentuknya alur – alur “ parit – parit”
“gelombang” lubang bulat dan lembah – lembah yang biasanya
menunjukkan pola terarah. Berbagai jenis media korosif dapat
menyebabkan korosi erosi. Media ini mencakup : gas – gas, larutan dan
logam cair. Semua tipe peralatan yang berhubungan dengan cairan
yang bergerak dapat terkena erosi, seperti sistem pipa, katub, pompa,
blower, propeller, impeller, agitator, heat exchanger, turbine blades dan alat
– alat ukur . Gambar dibawah ini menunjukkan korosi erosi pipa “ heat
exchanger” dalam media air.,kerusakan katup geser pada kilang minyak
dan kerusakan pipa kondensat karena tumbukan air pada siku.
Gambar 7.9 Korosi erosi pada impeller pompa ,pipa katup geser pada
kilang minyak, pipa kondensat
Gambar 5.12 korosi SCC peretakan Gambar 5.13 Korosi lintas butir
antar butir
7.3 Faktor yang mempengaruhi korosi
Reaksi korosi pada dasarnya merupakan interaksi pada suatu
logam/paduan pada lingkungannya, sehingga dicari faktor faktor yang
mempengaruhi korosi dapat dicari dengan meninjau logamnya sendiri dan
lingkungannya.
Faktor faktor tersebut antara lain :
1. Jenis dan konsentrasi elektrolit. Tidak semua elektrolit akan
berpengaruh sama terhadap suatu logam/paduan. Demikian pula
konsentrasinya yang makin tinggi akan makin korosif.
2. Adanya oksigen terlarut dalam elektrolit, pada umumnya akan
menaikkan laju korosi
3. Temperatur yang amat tinggi pada umumya juga menaikkan laju
korosi
4. Kecepatan aliran/gerakan elektrolit yang makin tinggi juga akan
memepercepat kerusakan akibat korosi. Tetapi perlu diketahui
bahwa pitting dan crevice corrosion justru terjadi pada elektrolit yang
tidak mengalir.
5. Jenis logam/paduan setiap logam/paduan akan bereaksi secara
berbeda terhadap suatu elektrolit yang sama. Disamping itu perlu
diketahui bahwa ada logam/paduan tertentu justru menjadi pasif
(tidak bereaksi) bila kekuatan elektrolit melampaui batas tertentu.
Baja carbon termasuk salah satu yang memeiliki sifat pasivity
ini.Asam sulfat encer sangat korosif terhadap baja carbon, makin
tinggi konsentrasi asam sulfat makin korosif, tetapi pada suatu batas
kepekatan tertentu, baja carbon ini menjadi pasif, tidak lagi terkorosi
oleh asam sulfat. Ia akan mulai terkorosi lagi bila asam sulfat pekat
itu diperkuat terus, memasuki daerah transpasif dari baja carbon.
6. Adanya galvanic cell, baik itu antara dua logam yang berbeda
maupun pada satu paduan
7. Adanya tegangan (tarik) baik berupa tegangan sisa maupun
tegangan kerja.
4. Cathodic Protection
Cathodic protection dapat dilaksanakan dengan mengalirkan
elektron ke logam yang akan dilindungi. Pada reaksi korosi, di anoda
akan terjadi reaksi yang menghasilkan elektron dan bila elektron ini
dialirkan keluar dari anoda ke katoda (ada arus listrik mengalir dari
katoda ke anoda, lewat konduktor) maka reaksi berlanjut terus.
Tetapi bila pada anoda diberikan elektron (diberi arus listrik yang
melawan arus listrik hasil reaksi korosi diatas), maka reaksi akan
terhenti (sekarang anoda berubah fungsi menjadi katoda). Ini dapat
dilakukan dengan supply arus listrik dari luar (lihat gambar 5.14)
atau dengan sacrificial anoda (galvanic coupling dengan logam yang
kurang mulia dibandingkan dengan logam yang akan dilindungi.
(gambar 5.15 dan 5.16)
Sebagai anoda biasanya digunakan logam magnesium atau zinc.
5. Anodic Protection
Ini merupakan kebalikan dari cathodic protection, arus listrik
hasil reaksi korosi bukan dilawan tetapi justru diperbesar sehingga
kekuatan arus itu mencapai daerah pasif, reaksi korosi terhenti.
Memang proteksi semacam ini hanya dapat digunakan untuk
logam/paduan yang memiliki sifat passivity, tetapi karena kebetulan
logam/paduan yang paling banyak dipakai (baja) termasuk yang
memiliki passivity maka keterbatasan itu tidaklah merugikan.
6. Surface Coating