“INTERNAL MARKETING”
Disusun Oleh
Kelompok 1:
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Misalnya, resor dan hotel kasino di Las Vegas seperti The Palazzo, Aria Hotel,
Mandarin Oriental, dan Vdara Condo Hotel dibangun berdasarkan pedoman Kepemimpinan
dalam Desain Energi dan Lingkungan (LEED). LEED adalah sistem peringkat pihak ketiga
yang independen, nirlaba, dan didirikan oleh US Green Building Council (USGBC).
Sertifikasi LEED memberikan manfaat bagi lingkungan (tanggung jawab etis) dan menarik
populasi yang tumbuh dari pelanggan yang sadar lingkungan (Johnston dan Breech, 2010).
Tidak hanya operator terkenal ini di pasar game yang matang seperti AS, tetapi juga mereka
yang berada di pasar game yang sedang berkembang telah secara aktif terlibat dalam program
CSR. Misalnya, di Korea Selatan, ada 16 kasino untuk pelanggan asing dan satu kasino di
mana warga negara Korea diizinkan untuk berjudi. Kasino lokal resmi didirikan pada tahun
2000 untuk merevitalisasi ekonomi daerah penambangan yang menurun. Akibatnya, sekitar 3
juta orang mengunjungi kasino lokal ini pada tahun 2014 (Asosiasi Kasino Korea, 2015a),
dan 3570 orang dipekerjakan oleh kasino ini pada tahun 2015 ( Asosiasi Kasino Korea,
2015b). Perusahaan kasino ini telah mendistribusikan kembali keuntungannya kepada
masyarakat dengan menerapkan berbagai program CSR seperti kelestarian lingkungan,
perjudian yang bertanggung jawab, dan beasiswa untuk siswa lokal dari keluarga
berpenghasilan rendah (Lee, 2015).
Selain meningkatnya jumlah perusahaan perhotelan yang menerapkan program CSR,
CSR telah dianggap sebagai konsep yang menonjol di dunia akademis (Lockett et al., 2006;
Walsh et al., 2003). Namun, sebagian besar studi CSR telah berfokus pada pelanggan
(pemangku kepentingan eksternal), dan kurang perhatian telah diberikan kepada karyawan
(pemangku kepentingan internal). Sebuah survei yang melibatkan lebih dari 1000 eksekutif
mengungkapkan bahwa para pemimpin percaya bahwa perusahaan mereka dapat mengambil
manfaat dari CSR dengan menarik karyawan potensial dan yang ada (Economist, 2008).
Terutama, tingkat turnover di industri perhotelan termasuk kasino diharapkan meningkat
ketika ekonomi mulai pulih (Deloitte, 2012), dan studi sebelumnya mendukung bahwa
karyawan dengan niat turnover tinggi cenderung memiliki komitmen organisasi yang rendah
(Meyer et al., 1993; Tett dan Meyer, 1993). Dengan demikian, untuk mengurangi tingkat
turnover, sangat penting untuk memahami dampak persepsi karyawan terhadap CSR pada
tingkat komitmen karyawan dalam industri ini.
Selain itu, tidak ada studi CSR dalam konteks perhotelan dan kasino yang secara
empiris memeriksa efek dari program CSR dan internal pemasaran (IM) pada sikap kerja
karyawan. Selanjutnya, penelitian sebelumnya tidak konsisten tentang hubungan antara CSR
dan kinerja organisasi, menemukan kedua hubungan yang signifikan dan tidak signifikan
(Griffin dan Mahon, 1997; Heinze et al., 1999). Oleh karena itu, tujuan dari makalah ini
adalah untuk mengeksplorasi pengaruh CSR dan IM pada sikap kerja karyawan melalui lensa
teori identitas sosial (Ashforth dan Mael, 1989; Pratt, 1998; Tajfel dan Turner, 1985) dan
model kinerja sosial Carroll (1991, 1998). Secara khusus, tujuan dari studi ini adalah untuk
memeriksa apakah (1) CSR terdiri dari empat dimensi (yaitu, ekonomi, hukum, etika, dan
filantropis) dan IM terdiri dari lima dimensi (yaitu, sistem kesejahteraan, pelatihan,
kompensasi, komunikasi , dan dukungan manajemen), (2) dua faktor tingkat tinggi ini (yaitu,
CSR dan IM) secara positif mempengaruhi komitmen organisasi karyawan, dan (3) karyawan
dengan komitmen organisasi yang lebih kuat memiliki intensi turnover yang lebih rendah
dalam konteks kasino.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah
sebagai berikut :
Apa yang dimaksud dengan Pemasaran Internal ?
Apa saja Strategi yang digunakan dalam pemasaran internal ini ?
C. Tujuan
Apa itu Pemasaran Internal..
Apa Strategi yang digunakan dalam pemasaran internal.
D. Manfaat
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara
teoritis maupun praktis. Secara teoritis makalah ini berguna menjadi penambah
wawasan mengenai fungsi non linier secara praktisi. Makalah ini diharapkan
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca bila suatu saat mempelajari Pemasaran
Internal.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Definisi Pemasaran Internal
Pemasaran internal artinya menerapkan teori dan praktek pemasaran terhadap orang
yang melayani langganan (staff), agar mereka dapat bekerja dengan baik. Lebih lanjut,
produk mesti ditawarkan dan pasarkan kepada staff sebelum mereka dapat menjual produk
tersebut kepada pelanggan. Pelatihan dan pengarahan karyawanmesti dilakukan terlebih
dahulu sebelum mereka dapat menjual atau menghubungi orang lain yang akan membeli jasa
yang ditawarkan.
Konsep pemasaran secara internal berawal dari bidang pemasaran jasa yang awalnya
berkonsentrasi pada cara agar setiap orang yang terlibat dalam proses men-deliver layanan
dapat terus meningkatkan kualitas interaksi dan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan.
Penggunaan konsep ini menyebar luas ke dan sekarang telah diterima dalam segala bentuk
organisasi. Berdasarkan teori kualitas manajemen, para karyawan adalah konsumen internal
dari sebuah perusahaan. Menurut Gummesson (2000): “Kemampuan karyawan untuk
memuaskan kebutuhan pelanggan eksternal dipengaruhi kemampuan perusahaan untuk
memuaskan pelanggan internal. Hanya jika relationship dengan konsumen internal berjalan
baik , maka pelanggan internal dapat meningkatkan kualitas, lalu menimbulkan kepuasan
atau bahkan lebih dari itu menarik konsumen eksternal“. Dengan kata lain, karyawan mesti
mencicipi dan paham betul dengan produk yang ada sehingga mereka dapat merasakan dan
memastikan kepuasan pelanggan.
Pemasaran internal melibatkan dua konsep utama. Yang pertama adalah bahwa setiap
karyawan dan setiap departeman dalam sebuah organisasi merupakan pelanggan internal dan
pemasok internal. Operasi optimal organisasi tersebut dapat terjamin bila setiap individu dan
departemen memberi dan menerima layanan terbaik.
Konsep kedua adalah memastikan bahwa seluruh staff bekerja sama sedemikian rupa
sesuai dengan misi, strategi dan tujuan yang telah ditentukan oleh organisasi. Konsep ini
memang sangat penting bagi perusahaan jasa, dimana ada interaksi dan hubungan langsung
dengan pelanggan. Pemasaran internal betujuan untuk meyakikan bahwa seluruh staff
memberikan representasi terbaik atas organisasinya melalui pananganan yang berhasil
melalui kontak telpon, surat, elektronik, dan kontak pribadi dengan pelanggan.
Sebaliknya, proses tersebut perlu diarahkan dari dan ke tiap sisi organisasi agar
organisasi dapat sukses (Grönroos, 1996). Menurut (Grönroos, 1996), tujuan dari aktivitas
internal marketing adalah : “menciptakan tenaga kerja yang stabil dengan berkurangnya
absennya pekeja dan ketidakhadiran, dan yang paling baik, tenaga kerja dengan tingkat moral
yang tinggi, inisiatif dan tanggung jawab, komitmen pada pelayanan terhadap pelanggan”
Agar dapat mencapai tujuan dari internal marketing, perusahaan perlu menciptakan
lingkungan internal yang membuat karyawan bersikap sesuai cara yang diinginkan, yang di
fasilitasi secara aktif dan kegiatan antar fungsional (Grönroos, 1983). Dua faktor manusia
yang utama dari yang dapat mempengaruhi produktifitas adalah kemampuan dan usaha para
karyawan dalam pekerjaan mereka.
Tujuan dari internal marketing pada tingkat taktik adalah untuk “memasarkan jasa,
jasa penunjang, (yang digunakan sebagai cara kompetisi), kampanye, dan usaha marketing
internal ke karyawan” (Grönroos, 1983, hal.95). Hal Ini dicapai dengan memandang
karyawan sebagai pasar pertama bagi organisasi (Gummeson, 2000; Grönroos, 1996). lebih
jauhnya, sebuah pengertian harus tercipta dalam diri karyawan yaitu mengapa mereka
diharapkan untuk melaksanakan tugas dengan sikap tertentu dan dalam situasi tertentu.
Sebuah sikap menerima diantara karyawan jasa tersebut dan aktivitas lainnya dari perusahaan
harus dapat dicapai, agar mereka dapat mendukung jasa dalam interaksi mereka dengan para
pelanggan (Grönroos, 1983; Cahill, 1996). Selain itu, jasa dari perusahaan tersebut harus
telah berkembang secara optimal dan diterima secara internal sebelum diluncurkan dan jalur
informasi internal harus sudah bekerja (Grönroos, 1983).
Bauran Internal marketing untuk keuntungan kompetitif pada tingkat taktik menurut
Grönroos (1996) terdiri dari :
STRATEGI PEMASARAN
Proses internal marketing dapat diwujudkan dengan dua tingkatan berbeda : tingkat
strategi dan tingkat taktik. Tujuan dari internal marketing pada tingkat strategi adalah untuk
menyiapkan jalan bagi suatu lingkungan internal, yang dapat meningkatkan kesadaran akan
pelanggan, perhatian terhadap penjualan. dan motifasi kerja diantara para karyawan. Ini
dicapai melalui metode manajemen yang mendukung, kebijakan personil, kebijakan latihan
internal dan prosedur perencanaan dan pengendalian.
Tujuan dari proses internal marketing pada tingkat taktik adalah “untuk menjual jasa, jasa
penunjang (yang digunakan sebagai cara kompetisi), kampanye, dan usaha marketing tunggal
ke pelanggan internal/karyawan” (Grönroos, 1983, hal.95). Tujuan ini berdasarkan dari
beberapa prinsip berikut : bahwa personil adalah pasar pertama dari perusahaan jasa,
pengertian diantara karyawan mengapa mereka diharapkan untuk melaksanakan dalam cara
tertentu, suatu penerimaan diantara karyawan mengenai aktifitas dan penyediaan jasa dari
perusahaan, jalur informasi kerja dan jasa yang diterima secara internal dang berkembang
secara penuh (Grönroos, 1983).
B. Metode Manajemen
Bagaimanapun beberapa cerminan untuk deskripsi kerja yang terlalu kaku, yang mempunyai
hasil negatif pada fleksibilitas personil baris pertama. Dengan deskripsi kerja yang jelas
didapat prosedur perekrutan dan kebijakan perekrutan yang tepat sehingga dapat memperoleh
karyawan yang dapat memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan (Grönroos, 1996).
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Borden, N,G. Schwartz (Ed), John Wiley &Sons.1965.Konsep Bauran Pemasaran. Ilmu
dalam pemasaran (386- 397). New York :NY
Rafiq, M., dan Ahmed, PK.1995.Menggunakan 7Ps sebagai bauran pemasaran generik:
Sebuah survei eksplorasi dari Inggris dan akademisi pemasaran Eropa. Intelijen
Pemasaran dan Perencanaan.13(9):4-15.
Yelkur, R.2000. Kepuasan Pelanggan dan Bauran Pemasaran Jasa. Journal of Professional
Marketing Services.2(1).