Anda di halaman 1dari 8

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH LAMPUNG
RESOR TULANG BAWANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )


SPKT POLRES TULANG BAWANG
TENTANG PENANGANAN TEMPAT KEJADIAN PERKARA (TKP)

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


S.O.P SPKT 00 1/6
TANGGAL TERBIT : ………………………………..
dibuat oleh : diperiksa oleh : disahkan oleh :
KA SPKT WAKA POLRES KAPOLRES
POLRES TULANG BAWANG TULANG BAWANG TULANG BAWANG

I KOMANG SUARSEN EKO NUGROHO, S,IK SYAIFUL WAHYUDI, S.IK, M.H


IPDA NRP 64010193 KOMPOL NRP 82051521 AKBP NRP 78040922
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH LAMPUNG
RESOR TULANG BAWANG

SENTRA PELAYANAN KEPOLISIAN TERPADU


POLRES TULANG BAWANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )

PENANGANAN TEMPAT KEJADIAN PERKARA

1. PENGERTIAN

a. Tempat Kejadian Perkara (TKP) adalah tempat dimana suatu tindak


pidana dilakukan atau terjadi dan tempat-tempat lain dimana tersangka
dan atau korban dan atau barang-barang bukti yang berhubungan dengan
tindak pidana tersebut dapat ditemukan;
b. Tindak Pidana adalah setiap perbuatan atau peristiwa yang diancam
sebagai hukuman kejahatan atau pelanggaran baik yang disebut dalam
KUHP maupun peraturan perundang-undangan lainnya;
c. Penanganan Tempat Kejadian Perkara adalah merupakan tindakan
kepolisian oleh penyelidik atau penyidik atau penyidik pembantu berupa
tindakan kepolisian yang dilakukan ditempat kejadian perkara, terdiri dari
Tindakan Pertama di Tempat Kejadian Perkara (TP-TKP) dan Pengolahan
Tempat Kejadian Perkara (Olah TKP);
d. Tindakan Pertama di TKP (TP-TKP) adalah tindakan kepolisian yang
dilakukan segera setelah menerima laporan bahwa terjadi tindak pidana,
dengan maksud untuk melakukan pertolongan/ perlindungan kepada
korban dan pengamanan dan mempertahankan status quo guna
persiapan serta pelaksanaan pengolahan TKP;
e. Pengolahan TKP (Olah TKP) adalah tindakan Penyidik/ Penyidik
Pembantu untuk memasuki TKP dalam rangka melakukan pemeriksaan
TKP mencari informasi tentang terjadinya tindak pidana, mengumpulkan/
mengambil barang-barang bukti yang diduga ada hubungannya dengan
Tindak Pidana yang terjadi untuk disita atau disimpan guna kepentingan
pembuktian;

f. Siaga…
2

f. Siaga SPKT adalah satuan SPKT yang memberikan pelayanan kepolisian


pada masyarakat dalam bentuk penerimaan dan penanganan laporan atau
pengaduan, pemberian bantuan atau pertolongan, dan pelayanan surat
keterangan;
g. Penyidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabat
pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-
undang untuk melakukan penyidikan;
h. Penyidik pembantu adalah pejabat kepolisian negara Republik Indonesia
yang karena diberi wewenang tertentu dapat melakukan tugas penyidikan
yang diatur dalam undang-undang ini;
i. Penyelidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia yang diberi
wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penyelidikan;
j. Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan
penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang
ia dengar sendiri, ia Iihat sendiri dan ia alami sendiri;
k. Tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya
berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana
l. Barang bukti adalah benda bergerak atau tidak bergerak atau tidak
bergerak, berwujud atau tidak berwujud yang telah dilakukan penyitaan
oleh Penyidik untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan,
penuntutan dan pemeriksaan disidang pengadilan; dan
m. Barang Temuan sebagai barang bukti adalah benda bergerak atau tidak
bergerak yang ditinggalkan atau ditemukan masyarakat atau penyidik baik
karena kejahatan maupun bukan karena kejahatan.

2. TUJUAN

Untuk memperoleh keterangan dan fakta sebagai bahan penyidikan lebih lanjut
dalam mencari, menemukan dan menentukan pelaku, korban, saksi-saksi,
barang bukti, modus operandi dan alat yang dipergunakan dalam upaya
pengungkapan tindak pidana.

3. KEBIJAKSANAAN PEDOMAN

a. Undang-undang No. 8 tahun 1981 tentang KUHAP;

b. Undang-Undang…
3

b. Undang-Undang No.2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik


Indonesia;
c. Peraturan Kapolri No. Pol 12 tahun 2009 tentang Pengawasan dan
Pengendalian Penanganan Perkara Pidana di Lingkungan Polri;
d. Keputusan Kapolri Nomor 22 tahun 2009 tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Daerah; dan
e. Juklak dan juknis administrasi penyidikan No. Pol : SKEP/1205/IX/2000
Tanggal 11 September 2000.

4. Alat

a. Peralatan dari Unit Identifikasi dan Inafis (Indonesia Automatic Finger


System) :
1) Sarung Tangan
2) Alat Pengukur Jarak / Meteran
3) Tali, Kapur Tulis, Kabel, Lak
b. Senpi, Borgol, Pisau, Gunting
c. Alat Dokumentasi : Perekam Video (Handycam) dan Kamera.
d. Alat Tulis
e. Alat pembungkus barang bukti seperti :
1) Kertas sampul warna coklat
2) Kantong Plastik berbagai ukuran
3) Tabung plastik berbagai ukuran
4) Amplop
f. Perlengkapan P3K
g. Tape Recorder dan alat-alat elektronika sebagai penolong pemeriksaan
(bila diperlukan)
h. Alat Angkutan dan Komunikasi
i. Garis Polisi (Police Line)
j. Peralatan lainnya yang dianggap perlu dan disesuaikan dengan situasi
TKP dan jenis tindak pidana yang terjadi.

5. Prosedur…
4

5. Prosedur
a. Kanit SPKT pada dasarnya bertindak atas nama kepala kesatuan
kewilayahan untuk menangani peristiwa yang terjadi di dalam wilayah
hukumnya terutama TP-TKP dan memberitahukan kepada Sat Reskrim
untuk pengolahan TKP serta satuan fungsi kepolisian lainnya yang terkait
seperti Intelkam, lantas dan Sabhara.

b. Dalam penanganan Olah TKP perlu memperhatikan urutan tindakan,


namun demikian sesuai dengan situasi dan kondisi dimungkinkan adanya
prioritas tindakan, baik pada waktu tindakan pertama di TKP maupun pada
waktu pengolahannya.

c. Penyidik dengan dibantu oleh unsur-unsur bantuan teknis penyidikan


(Labfor Polri, Identifikasi Polri, Dokter Forensik Polri dan ahli lainnya),
bertanggung jawab di dalam pelaksanaan, pengolahan TKP.
d. Ka siaga / Pa siaga SPKT selama di TKP bertindak mengkoordinasikan
petugas yang ada di TKP dan bertanggung jawab penuh terhadap
pelaksanaan TPTKP
e. Segala sesuatu yang didapat dan tindakan-tindakan lain yang dilakukan
dalam TPTKP harus dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan di TKP
f. Urutan tindakan penanganan TKP :
1) Persiapan personil, sarana angkutan, alat komunikasi dan peralatan
yang diperlukan lainnya.
2) Memberikan perlindungan dan pertolongan kepada korban
3) Menutup dan mengamankan TKP dengan tujuan mempertahankan
status quo.
4) Segera menghubungi atau memberitahukan kepada kesatuan Polisi
terdekat atau penyidik untuk melakukan olah TKP.
5) Membuat Berita Acara Pemeriksaan di TKP
g. Urutan tindakan pengolahan TKP :
1) Ka Siaga / Pa siaga SPKT melaksanakan Arahan Pimpinan (APP)
awal agar setiap pelaksanaan olah TKP sesuai dengan teknik dan
urut-urutan yang telah ditentukan;

2) Melakukan…
5

2) Melakukan pengamatan umum yang diarahkan terhadap hal-hal


atau obyek-obyek sebagai berikut :
a) Jalan masuk atau keluarnya si pelaku
b) Adanya kejanggalan-kejanggalan yang didapati di TKP dan
sekitarnya
c) Keadaan cuaca waktu kejadian
d) Alat-alat yang mungkin ditinggalkan oleh si pelaku
e) Tanda-tanda atau bekas perlawanan atau kekerasan
3) Melakukan pemotretan dan pembuatan sketsa
4) Melakukan penanganan korban, saksi dan pelaku
5) Melakukan penanganan barang bukti
6) Melaksanakan pengakhiran penanganan pengolahan TKP dengan
melalui:
a) Melaksanakan konsolidasi guna melakukan pengecekan
terhadap personil, perlengkapan dan segala hal yang diketahui,
ditemukan dan dilakukan di TKP
b) Melaksanakan Pembukaan dan pembebasan TKP
c) Melakukan Pembuatan Berita Acara Pemeriksaan di TKP
d) Melaksanakan evaluasi kegiatan penanganan TKP
h. Berita Acara Pemeriksaan di TKP dilengkapi dengan :
1) Sketsa
2) Foto
3) Daftar atau jenis barang bukti
4) Catatan-catatan lain yang dibuat oleh perwira siaga maupun
penyidik.

i. Pada kesatuan tingkat Polsek, TPTKP maupun pengolahan TKP


dilaksanakan oleh Kapolsek/Kanit reskrim selaku penyidik dan dilaporkan
ke kesatuan atasnya, apabila Polsek menemui kesulitan pada tindakan
pengolahan TKP segera menghubungi atau melaporkan kepada kesatuan
di atasnya (Polres maupun Polda) dengan mempertahankan keadaan
semula (Status quo). Pada kesatuan tingkat Polres/Polresta/Polrestabes
oleh Kasatrekrim dengan kewenangan pendelegasian kepada perwira
dibawahnya demikian pula pada tingkat Polda.

6. Mekanisme...
6

6. Mekanisme Penanganan Tempat Kejadian Perkara (Olah TKP)

KA SIAGA / PA SIAGA TUTUP DAN PERTOLONGAN


SPKT DAN PENYIDIK TKP TPTKP AMANKAN PERTAMA BILA
TKP ADA KORBAN
HIDUP

OLAH TKP

UNSUR BANTUAN
TEKNIS SIDIK : PEMOTRETAN PENANGANAN PENANGANAN
PENGAMATAN DAN PEMBUATAN KORBAN, SAKSI BARANG BUKTI
 LABFOR POLRI SKETSA DAN PELAKU
UMUM
 INDENTIFIKASI POLRI
 DOKTER FORENSIK POLRI
 AHLI LAINNYA SESUAI
TINDAK PIDANA YANG PENGAKHIRAN
TERJADI PENANGANAN
- KONSOLIDASI
- PEMBUKAAN TKP
- BAP DI TKP
- EVALUASI KEGIATAN

7. PENUTUP

Demikian Standar Standar Operasional Prosedur ( SOP ) ini dibuat untuk


dapatnya dijadikan pedoman penyidik dalam melakukan penyidikan

Menggala, Januari 2020


KA SPKT POLRES TULANG BAWANG

I KOMANG SUERSEN
IPDA NRP 64010193
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH LAMPUNG
RESOR TULANG BAWANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )


PENANGANAN TEMPAT KEJADIAN PERKARA (TKP)

Menggala, Januari 2020

Anda mungkin juga menyukai