BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Profil Organisasi
Puskesmas Guntur I terletak di Wilayah Kecamatan Guntur
Kabupaten Demak dengan luas wilayah 34,2 Km² adalah penanggung
jawab upaya pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan Guntur yang
meliputi 10 Desa yaitu Desa Guntur, Bogosari, Tlogoweru, Bakalrejo,
Temuroso, Turitempel, Tlogorejo, Bumiharjo, Trimulyo, Sidoharjo.
Jujur
Optimis
Senyum
Simpati
Keterangan :
Jujur : Memberi informasi yang benar kepada
masyarakat dan tidak bertentangan dengan kode
etik profesi.
Optimis : Semanagat dalam memberikan pelayanan
kesehatan.
Senyum : Ekspresi wajah ceria dalam memberikan
pelayanan kesehatan.
Simpatik : Selalu berpenampilan menarik dan santun.
e. Budaya kerja
5R
Ringkas
Rapi
Resik
Rawat
Rajin
Keterangan :
Ringkas : Memisahkan segala sesuatu yang diperlukan dan
menyingkirkan yang tidak diperlukan dari tempat kerja
f. Struktur Organisasi
gambar 1.1 Kepala Puskesmas
Tim Audit
SIMPUS Rumah Tangga dan Kepegawaian Keuangan
Internal
10 SBH
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 6
3. Kebijakan Mutu
a. Kepala Puskesmas dan seluruh penanggung jawab UKP dan
penanggung jawab UKM wajib berpartisipasi dalam program
mutu/kinerja Puskesmas dan keselamatan pasien mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
b. Para pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan
Program mutu dan keselamatan pasien yang diselenggarakan di
seluruh jajaran puskesmas.
c. Tata nilai dalam menyediakan pelayanan baik UKM maupun UKP
disepakati bersama dan menjadi acuan dalam pemberian pelayanan
kepada masyarakat
d. Tata nilai tersebut adalah : JOSS
Jujur : Memberi informasi yang benar kepada
masyarakat dan tidak bertentangan dengan kode
etik profesi.
Optimis : Semanagat dalam memberikan pelayanan
kesehatan.
Senyum : Ekspresi wajah ceria dan ramah dalam
memberikan pelayanan kesehatan.
Simpatik : Selalu berpenampilan menarik dan santun
4. Proses Pelayanan
Kegiatan operasional dan interaksi fungsi-fungsi dalam menjalankan
kegiatannya dipetakan sebagaimana tampak dalam Peta Proses di
Puskesmas sbb : (proses pelayanan ada 2 : rawat jalan dan rawat
inap) PAK SURYADI
Gambar 1.2
PROSES PELAYANAN PUSKESMAS GUNTUR I
R Pendaftaran IGD E
E Pemeriksaan L
K A
Pemeriksaan
Penunjang Terapi
A N
N G
Lab Farmasi
A Rekam Medis G
Klinik Konsultasi
N A
N
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 10
Sterilisasi
Keuangan
Inventaris / Logistik
Penanganan Limbah
Pelaporan
Data
Capaian Sosialisasi Pelaksanaan
Evaluasi
Gambar 1.3
B. TUJUAN
Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi puskesmas dalam
membangun sistem manejemen mutu dan sistem Administrasi
manajemen, penyelenggaraan UKP dan kegiatan UKM.
D. RUANG LINGKUP
Manual sistem manajemen ini digunakan pada proses penyelenggaraan
administrasi manajemen, rawat jalan, rawat inap, PONED ( Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergency Dasar) dan kegiatan UKM Puskesmas
Guntur I.
BAB II
MANAJEMEN MUTU
b. Pengendalian Dokumen
Dokumen sistem manajemen mutu dipastikan terkendali.
1. Dokumen sistem manajemen mutu adalah dokumen-dokumen yang
memuat informasi yang digunakan sebagai acuan untuk
melaksanakan sistem manajemen mutu.
2. Pengendalian dokumen dimaksudkan agar dokumen sistem
manajemen mutu yang dipergunakan adalah dokumen yang tepat
dan benar.
3. Cara pengendalain dokumen diatur dalam prosedur dan dipahami
oleh semua pihak terkait.
4. Prosedur pengendalian dokumen mengatur hal-hal sbb:
a. Cara pembuatan dokumen : Dokumen dibuat oleh masing masing
koordinator program bersama dengan pelaksana program
b. Cara pengesahan dokumen sebelum digunakan : Dokumen yang
sudah dibuat diverifikasi oleh pengelola dokumen kemudian
diparaf dan dimintakan pengesahan kepada kepala Puskesmas
dan dibuatkan SK pemberlakuan dokumen
c. Peninjauan ulang & revisi dokumen : Jika ada dokumen yang
perlu direvisi maka diajukan dengan form yang berisi tentang
usulan dokumen yang akan dirubah dan usulan perubahanya
kemudian diserahkan kepada tim penyususun dokumen untuk
diverifikasi dan dimintakan pengesahan kepala Puskesmas.
d. Penempatan /penggunaan dokumen
Dokumen disimpan di ruang arsip/ ruang Tata Usaha / dokumen
baik dokumen internal maupun dokumen eksternal. Semua
dokumen dikendalikan dengan menggunakan kode penomoran.
Dokumen yang berhubungan dengan kegiatan pelayanan di
gandakan dan dibagi ke masing masing upaya pelayanan yang
bersangkutan
e. Identifikasi dan ketelusuran dokumen
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 14
Aturan Kop :
a. Logo Demak Hitam Putih
b. Tulisan Pemerintah : Arial 14
c. Tulisan Dinas Kesehatan : Arial 14
d. Tulisan Puskesmas : Arial 18
e. Alamat Puskesmas, Email : Arial 12
f. Margin :
Atas : 3
Kiri : 4
Kanan : 3
Bawah : 3
g. Menimbang
Minimal 2 Point
menggunakan abjad kecil
Penulisan PUSKESMAS GUNTUR I menggunakan huruf
balok
h. Mengingat :
Dasar yang dipakai harus diurutkan
1. Undang-undang
2. Peraturan Pemerintah
3. Peraturan mentri
4. Keputusan Mentri
5. Peraturan Gurbernur
6. Peraturan Pemerintah Daerah
7. Peraturan Bupati
Kemudian diurutkan sesuai tahun penetapan yang awal ke
tahun yang baru
Peraturan dicari yang terbaru
Pada poin mengingat menggunakan angka dengan penulisan
kecil
g. Banyaknya Dasar menimbang sesuai dengan SK yang berkaitan
h. Jika dihalaman selanjutnya hanya tanda tangan penetapan, maka
kata memutuskan dan selanjutnya di tulis dihalaman berikutnya
i. Menetapkan : keputusan disusul dengan judul sk (tulisan balok)
j. Tanda tangan yang menetapkan disertai dengan gelar, pangkat dan NIP
7. Penulisan SOP
Tabel 1.2 Penulisan SOP
Judul
No. Dokumen :067/GTR.I/POK
SOP
JA/ /2017
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 17
No Revisi : (Kosongi)
Tanggal Terbit :05 / 03 / 2017
Halaman : 1/3
Melakukan
Mengatur posisi
aspirasi obat
pasien
sesuai dosis
Membuka tutup
Menusukkan jarum
jarum
Melakukan
aspirasi spuit
Menekan tempat
Ada darah Tarik kembali
Ya penusukan
dalam spuit? jarum
dengan alkohol
Tidak
Membuang Memberitahu
sampah medis pasien
Mencatat dalam
rekam medis
Merapikan alat
dan bahan
Cuci tangan
8. Hal-hal yang perlu observasi pasien antara 5 sampai dengan 15 menit terhadap reaksi obat.
diperhatikan
9. Unit terkait 1. Ruang Pelayanan Umum
2. Ruang Pelayanan Gigi
3. Rawat Inap
4. UGD
5. Imunisasi
6. Ruang KIA KB
7. Puskesmas Pembantu
10. Dokumen terkait 1. Rekam Medis
11. Rekaman historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
perubahan diberlakukan
b. Fokus Pelanggan
Karyawan dan pimpinan khususnya Pokja terkait dengan pelanggan
berkewajiban memiliki pengetahuan yang baik tentang persyaratan
pelanggan puskesmas. Tim mutu bertanggung jawab untuk :
1. Mengidentifikasi dan memahami persyaratan, harapan, kebutuhan
pelanggan.
2. Menginformasikan persyaratan pelanggan tersebut kepada unit
terkait secara tercatat dan tiap unit bertanggung jawab untuk
menginformasikan secara langsung dengan pelanggan
3. Mengkoordinasikan kegiatan berikutnya secara terkendali.
4. Mengkomunikasikan kepada seluruh pelaksana unit mengenai
target-target atau persyaratan pelanggan dan memastikan semua
terpenuhi.
G. TINJAUAN MANAJEMEN
a. Umum
Evaluasi merupakan kegiatan manajemen yang sangat penting dalam
rangka pengendalian suatu pelayanan termasuk evaluasi dalam
implementasi Sistem Manajemen Mutu.
b. Input Tinjauan
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 23
c. Output Tinjauan
1. Hasil tinjauan manajemen dibagikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan
2. Hasil tinjauan manajemen memuat keputusan-
keputusan/kesimpulan mengenai tindakan tindakan yang perlu
diambil.
3. Tatacara melaksanakan tinjauan manajemen diuraikan dalam
prosedur tinjauan manajemen
Berikut ini kami paparkan peran utama sesuai fungsi profesi dari
masing-masing petugas puskesmas.
1. Petugas Medis :
a. Dokter Umum : melakukan peiayanan medis di Pelayanan umum,
puskesmas keliling, puskesmas pembantu, posyandu.
b. Dokter Gigi : meiaksanakan peiayanan medis di pelayanan gigi
dan mulut,
c. Dokter Spesialis : khusus untuk puskesmas rawat inap bagus juga
ada kunjungan dokter spesialis sebagai dokter konsultan,
misainya: dokter spesialis anak, spesialis kebidanan dan
kandungan dan dokter penyakit dalam.
2. Petugas Para Medis :
a. Bidan : pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), pelaksana
asuhan kebidanan.
b. Perawat Umum : pelaksana asuhan, keperawatan umum.
c. Perawat Gigi : pelaksana asuhan keperawatan gigi
3. Petugas Gizi : pelayanan penimbangan dan pelacakan masalah gizi
4. Sanitarian : pelayanan kesehatan lingkungan pemukiman dan
institusi lainnya.
5. Sarjana Farmasi : pelayanan kesehatan obat dan perlengkapan
kesehatan.
6. Sarjana Kesehatan Masyrakat : pelayanan administrasi, penyuluhan,
pencegahan dan pelacakan masalah kesehatan masyarakat.
7. Petugas Non Medis
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 25
c.Infrastruktur
1. Sarana kerja / infrastruktur untuk mendukung pekerjaan dan
mencapai sasaran dan proses pelayanan dipastikan terpenuhi.
2. Melakukan pemeliharaan secara teratur terhadap alat-alat kesehatan
maupun fasilitas pendukungnya agar senantiasa dalam kondisi baik
dan slap digunakan untuk pelayanan
3. Sarana kerja baru yang diperlukan secepatnya diidentifikasi dan
ditindak-lanjuti sesuai prosedur yang berlaku.
d. Lingkungan Kerja
1. Lingkungan tempat kerja dikendalikan
2. Pengendalian lingkungan kerja dimaksudkan agar lingkungan kerja
senantiasa dalam keadaan rapi, bersih, aman dan nyaman.
3. Karyawan dan pimpinan berkewajiban mengupayakan dan menjamin
agar lingkungan kerjanya terkendali.
4. Pengendalian lingkungan kerja dimaksudkan untuk mendukung
komitmen mutu dan kepuasan pelanggan dan untuk mencapai
kesesuaian terhadap persyaratan proses pelayanan yang telah
ditetapkan.
I. PENYELENGGARAAN PELAYANAN
a. Upaya Kesehatan Masyarakat
Kedudukan, Tugas, Fungsi Dan Kewenangan Puskesmas
merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin oleh
seorang Kepala Puskesmas yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Dinas Kesehatan.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan urusan
pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan
dibidang kesehatan dan tugas lain yang diberikan oleh Bupati melalui
Kepala Dinas Kesehatan.
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 26
3. Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian proses penyelenggaraan Upaya
Penyelenggaraan UKM dikoordinasi oleh penanggung jawab
UKM yang ditunjuk oleh Kepala Puskesmas. Sedangkan
Pelaksana kegiatan UKM dikoordinir oleh masing masing
pelaksana upaya.
b. Validasi Proses penyelenggaraan upaya
Validasi dilakukan dengan cara mengevaluasi perencanaan
kegiatan apakah sesuai masalah kesehatan di wilayah
kecamatan, Memonitor kegiatan di wilayah kecamatan;
mengevaluasi target kegiatan apakah sesuai kondisi geografi
Puskesmas
c. Identifikasi dan mampu telusur
Kegiatan yang sudah dilaksanakan dilaporkan secara tertulis
sehingga dapat dilakukan evaluasi dan dibuat rencana tindak
Ianjutnya serta dapat dipertanggung jawabkan kegiatanya.
d. Hak dan Kewajiban sasaran:
1) Hak Sasaran
Terpenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat
Menyampaikan usulan dalam penyusunan perencanaan
Puskesmas
Mendapatkan kemudahan akses terhadap informasi upaya
Puskesmas
Menyampaikan umpan balik atau keluhan untuk perbaikan
mutu dan kinerja Puskesmas
Menyampaikan usulan inovatif dalam pengembangan
upaya puskesmas
Melaksanakan monitoring dan evaluasi kinerja Puskesmas
Memperoleh informasi yang memadahi tentang tujuan
sasaran, tupoksi dan kegiatan Puskesmas
2) Kewajiban Sasaran
Memberikan kemudahan penyelenggaraan upaya
puskesmas
Memberikan dukungan dalam penyelenggaraan upaya
puskesmas
Melaksanakan upaya pemberdayaan masyarakat melalui
survei mawas diri dan masyarakat
Menjalin komunikasi dan koordinasi dengan Puskesmas
apabila ada masalah kesehatan
Bersama Puskesmas menyelesaikan masalah kesehatan
yang dihadapi masyarakat
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 28
d. Analisis data
- SOP dengan tingkat kepatuhan kurang dari 75% di evaluasi
melalui loka karya mini untuk mengetahui kenapa prosedur
tidak dilakukan,dan kesulitan kesulitannya. Meninjau ulang
SOP dengan apakah sudah sesuai dengan situasi kondisi,
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 34
BAB III
PEDOMAN MUTU KLINIS
I. STANDAR KETENAGAAN
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 35
4. Plafond
a. Rangka plafond kuat dan anti rayap.
b. Permukaan plafond berwarna terang, mudah dibersihkan dan tidak
menggunakan bahan asbes.
c. Langit-langit dengan ketinggian minimal 2,8 m dari lantai.
d. Langit-langit menggunakan cat anti jamur
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 37
8. Air Bersih
a. Sistem penyedian air bersih menggunakan jaringan PAM atau sumur
dalam (artesis).
b. Air bersih dilakukan pemeriksaan fisik, kimia dan biologi setiap 6
bulan sekali
c. Sumber air bersih dimungkinkan dapat digunakan sebagai sumber
air dalam penanggulangan kebakaran
9. Plumbing
a. Sistem perpipaan menggunakan kode warna: biru untuk perpipaan
air bersih dan merah perpipaan kebakaran
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 38
5. Pelayanan
a. Kesesuaian waktu pelayanan dengan kontrak yang ada
b. Pendekatan yang dilakukan suplier dalam melaksanakan
tugasnya.
c. Penanganan masalah yang timbul dalam pelaksanaan
d. Memberikan pelayanan purna jual yang memadai dan
dukungan disertai sumber manusia yang handal.
c. Cara Penanganan B3
c. KESELAMATAN KERJA
6. Sterilisasi desinfeksi
7. Perlindungan radiasi
8. Upaya penyuluhan kesehatan lingkungan
a.UMUM
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia,
termasuk Indonesia.Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari
komunitas (Community acquired infection) atau berasal dari lingkungan rumah
sakit (Hospital acquired infection) yang sebelumnya dikenal dengan istilah infeksi
nosokomial. Dengan berkembangnya sistem pelayanan kesehatan khususnya
dalam bidang perawatan pasien,sekarang perawatan tidak hanya di rumah sakit
saja, melainkan juga di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, bahkan perawatan
di rumah (home care). Tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang dimaksudkan untuk tujuan perawatan atau penyembuhan pasien, bila
dilakukan tidak sesuai prosedur berpotensi untuk menularkan penyakit infeksi,
baik bagi pasien (yang lain) atau bahkan pada petugas kesehatan itu sendiri.
Karena seringkali tidak bisa secara pasti ditentukan asal infeksi, maka sekarang
istilah infeksi nosokomial (Hospital acquired infection) diganti dengan istilah baru
yaitu “Healthcare-associated infections” (HAIs) dengan pengertian yang lebih
luas tidak hanya di rumah sakit tetapi juga di fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.Juga tidak terbatas infeksi pada pasien saja, tetapi juga infeksi pada
petugas kesehatan yang didapat pada saat melakukan tindakan perawatan
pasien. Khusus untuk infeksi yang terjadi atau didapat di rumah sakit, selanjutnya
disebut sebagai infeksi rumah sakit (Hospital infection).
b.Beberapa Batasan / Definisi
1. Kolonisasi :
Merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi,
dimana organisme tersebut hidup, tumbuh dan berkembang biak, tetapi tanpa
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 47
disertai adanya respon imun atau gejala klinik. Pada kolonisasi, tubuh pejamu
tidak dalam keadaan suseptibel. Pasien atau petugas kesehatan bisa mengalami
kolonisasi dengan kuman patogen tanpa menderita sakit, tetapi dapat
menularkan kuman tersebut ke orang lain.
Pasien atau petugas kesehatan tersebut dapat bertindak sebagai “Carrier”.
2. Infeksi :
Merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi
(organisme),dimana terdapat respon imun, tetapi tidak disertai gejala klinik.
3. Penyakit infeksi :
Merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya agen infeksi
(organisme) yang disertai adanya respon imun dan gejala klinik.
4. Penyakit menular atau infeksius :
adalah penyakit (infeksi) tertentu yang dapat berpindah dari satu orang ke
orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.
a. PENYAKIT YANG BERKAITAN
1. HIV-AIDS
2. TUBERKULOSIS
Penyebab
Tuberkulosis (TB) disebabkan oleh kuman atau basil tahan asam (BTA)
yakni Mycobacterium tuberkulosis. Kuman ini cepat mati bila terkena sinar
matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa hari di tempat yang
lembab dan gelap. Beberapa jenis Mycobacterium lain juga dapat menyebabkan
penyakit pada manusia (Matipik). Hampir semua organ tubuh
dapat diserang bakteri ini seperti kulit, kelenjar, otak, ginjal, tulang dan paling
sering paru.
Cara penularan
Penyakit TB paru termasuk relatif mudah menular dari orang ke orang
melalui droplet nuklei.
Bila seseorang batuk, dalam sekali batuk terdapat 3000 percikan dahak (droplets)
yang mengandung kuman yang dapat menulari orang lain disekitarnya.
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 48
b. Kewaspadaan Standar
Yang Meliputi
1. Kebersihan tangan/Handhygiene
2. Alat Pelindung Diri (APD) : sarung tangan, masker, goggle
(kaca mata pelindung), gaun/ APRON
3. pengelolaan Peralatan dan penatalaksanaan linen
4. Pengelolaan limbah
5. Pengendalian lingkungan Puskesmas
6. Hygiene respirasi/Etika batuk
7. Penempatan Pasien
1. KEBERSIHAN TANGAN
a. Pengertian
Kegagalan melakukan kebersihan tangan yang baik dan benar
dianggap sebagai penyebab utama “Healthcare-associated infections”
(HAIs) dan penyebaran mikroorganisme multi resisten di fasilitas pelayanan
kesehatan dan telah diakui sebagai kontributor yang penting terhadap
timbulnya wabah ( Boyce dan Pittet, 2002)
a) Jari tangan
Penelitian membuktikan bahwa daerah di bawah kuku mengandung jumlah
mikroba tertinggi. Kuku yang panjang dapat berperan sebagai reservoar
Kuku panjang, baik yang alami maupun buatan, lebih mudah melubangi sarung
tangan .Oleh karena itu, kuku harus dijaga tetap pendek, tidak lebih
dari 3 mm melebihi ujung jari.
b) Kuku Buatan
Kuku buatan (pembungkus kuku, ujung kuku, pemanjang akrilik) yang dipakai
oleh petugas kesehatan dapat berperan dalam infeksi nosokomial . Selain itu,
telah terbukti bahwa kuku buatan dapat berperan sebagai reservoar untuk bakteri
Gram negatif, pemakaiannya oleh petugas kesehatan harus dilarang.
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 52
c) Cat Kuku
Penggunaan cat kuku saat bertugas tidak diperkenankan.
d) Perhiasan
Penggunaan perhiasan saat bertugas tidak diperkenankan.
a. PENGERTIAN
Pelindung barrier, yang secara umum disebut sebagai alat pelindung diri (APD),
telah digunakan selama bertahun-tahun untuk melindungi pasien dari
mikroorganisme yang ada pada petugas kesehatan. Namun dengan munculnya
AIDS dan hepatitis C, serta meningkatnya kembali tuberkulosis di banyak negara,
pemakaian APD menjadi juga sangat penting untuk melindungi (Emerging
Infectious Diseases), pemakaian APD yang tepat dan benar menjadi semakin
penting.
1) SARUNG TANGAN
Melindungi tangan dari bahan yang dapat menularkan penyakit dan melindungi
pasien dari mikroorganisme yang berada di tangan petugas kesehatan.
penyebaran infeksi. Sarung tangan harus diganti antara setiap kontak dengan
satu pasien ke pasien lainnya, untuk menghindari kontaminasi silang.
Ingat : Memakai sarung tangan tidak dapat menggantikan tindakan mencuci
tangan atau pemakaian antiseptik yang digosokkan pada tangan.
Penggunaan sarung tangan dan kebersihan tangan, merupakan komponen
kunci dalam meminimalkan penyebaran penyakit dan mempertahankan suatu
lingkungan bebas infeksi (Garner dan Favero 1986). Selain itu, pemahaman
mengenai kapan sarung tangan steril atau disinfeksi tingkat tinggi diperlukan dan
kapan sarung tangan tidak perlu digunakan, penting untuk diketahui agar dapat
menghemat biaya dengan tetap menjaga keamanan pasien dan petugas
2) MASKER
Harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian bawah dagu, dan
rambut pada wajah (jenggot). Masker dipakai untuk menahan cipratan yang
keluar sewaktu petugas kesehatan berbicara, batuk atau bersin serta untuk
mencegah percikan darah atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut
petugas kesehatan. Bila masker tidak terbuat dari bahan tahan cairan, maka
masker tersebut tidak efektif untuk mencegah kedua hal tersebut.
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 53
Masker yang ada, terbuat dari berbagai bahan seperti katun ringan, kain kasa,
kertas dan bahan sintetik yang beberapa di antaranya tahan cairan. Masker yang
dibuat dari katun atau kertas sangat nyaman tetapi tidak dapat menahan cairan
atau efektif dari tetesan partikel berukuran besar yang tersebar melalui batuk atu
bersin ke orang yang berada di dekat pasien (kurang dari 1 meter). Namun
masker bedah terbaik sekalipun tidak dirancang untuk benar-benar menutup pas
secara erat (menempel sepenuhnya pada wajah) sehingga mencegah kebocoran
udara pada bagian tepinya.
Dengan demikian, masker tidak dapat secara efektif menyaring udara yang
dihisap. Pada perawatan pasien yang telah diketahui atau dicurigai menderita
penyakit menular melalui udara atau droplet, masker yang digunakan harus dapat
mencegah partikel mencapai membran mukosa dari petugas kesehatan.
Gambar 1.6 contoh masker bedah
Ketika sedang merawat pasien yang telah diketahui atau dicurigai menderita
penyakit menular melalui airborne maupun droplet US National Institute for
Occupational Safety dan Health (NIOSH), disetujui oleh European CE, atau
standard nasional/regional yang sebanding dengan standar tersebut dari negara
yang memproduksinya. Masker menjamin bahwa perangkat tersebut pas dengan
benar pada wajah pemakainya.
masker tersebut. Selain itu, masker yang ada keretakan, terkikis, terpotong
atau, terlipat pada sisi dalam masker, juga tidak dapat digunakan.
b. Memeriksa tali-tali masker untuk memastikan tidak terpotong atau rusak. Tali
harus menempel dengan baik di semua titik sambungan.
c. Memastikan bahwa klip hidung yang terbuat dari logam (jika ada) berada
pada tempatnya dan berfungsi dengan baik.
Fungsi masker akan terganggu/tidak efektif, jika masker tidak dapat
melekat secara sempurna pada wajah, seperti pada keadaan dibawah ini:
d. Adanya janggut, cambang atau rambut yang tumbuh pada wajah bagian
bawah atau adanya gagang kacamata.
e. Ketiadaan satu atau dua gigi pada kedua sisi dapat mempengaruhi
perlekatan bagian wajah masker.
f. Apabila klip hidung dari logam dipencet/dijepit, karena akan menyebabkan
kebocoran. Ratakan klip tersebut di atas hidung setelah Anda memasang
masker, menggunakan kedua telunjuk dengan cara menekan dan menyusuri
bagian atas masker.
Langkah 1
Genggamlah respirator dengan satu tangan,
posisikan sisi depan bagian hidung pada ujung
jari-jari Anda, biarkan tali pengikat respirator
menjuntai bebas di bawah tangan Anda.
Langkah 2
Posisikan respirator di bawah dagu Anda dan
sisi untuk hidung berada di atas.
Langkah 3
Tariklah tali pengikat respirator yang atas dan
posisikan tali agak tinggi di belakang kepala
Anda di atas telinga.
Tariklah tali pengikat respirator yang bawah
dan posisikan tali di bawah telinga.
Langkah 4
Letakkan jari-jari kedua tangan Anda di atas
bagian hidung yang terbuat dati logam.
Tekan sisi logam tersebut (Gunakan dua
jari dari masing-masing tangan) mengikuti
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 55
4. Sarung tangan
Tarik hingga menutupi bagian pergelangan tangan gaun isolasi.
Gambar 1.13
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 59
1 Sarung tangan
3 Gaun Pelindung
Gambar 1.16 melepas gaun APD
4 Masker
Adalah Konsep penting yang akan dipelajari dalam bab ini meliputi cara
memproses instrumen yang kotor, sarung tangan, dan alat yang akan dipakai
kembali; (precleaning/prabilas) dengan larutan klorin 0,5%; mengamankan alat-
alat kotor yang akan tersentuh dan ditangani; serta memilih dan alasan setiap
proses yang digunakan.
Untuk menciptakan lingkungan bebas- infeksi, yang terpenting adalah bahwa
rasional setiap proses pencegahan infeksi yang dianjurkan dan keterbatasannya
di mengerti oleh staf kesehatan pada setiap tingkat, dari petugas pelayanan
kesehatan sampai ke petugas pembersihan dan pemeliharaan. Proses
pencegahan infeksi dasar yang di anjurkan untuk mengurangi penularan penyakit
dari instrumen yang kotor, sarung tangan bedah, dan barang-barang habis pakai
lainnya adalah (precleaning/prabilas), pencucian dan pembersihan,
sterilisasi atau disinfeksi tingkat tinggi (DTT) atau sterilisasi).
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 61
c. Prinsip umum
Semua linen yang sudah digunakan harus dimasukkan ke dalam kantong
atau wadah yang tidak rusak saat diangkut.
Pengantongan ganda tidak diperlukan untuk linen yang sudah digunakan.
1) Linen
Semua bahan padat pada linen yang kotor harus dihilangkan dan dibilas dengan
air. Linen kotor tersebut kemudian langsung dimasukkan kedalam kantong linen
di kamar pasien.
Hilangkan bahan padat (misalnya, feses) dari linen yang sangat kotor
(menggunakan APD yang sesuai) dan buang limbah padat tersebut ke dalam
toilet sebelum linen dimasukkan ke kantong cucian. Linen yang sudah digunakan
harus dibawa dengan hati-hati untuk mencegah kontaminasi permukaan
lingkungan atau orang-orang di sekitarnya. Jangan memilah linen di tempat
perawatan pasien. Masukkan linen yang terkontaminasi langsung ke kantong
cucian di ruang isolasi dengan memanipulasi minimal atau mengibas-ibaskan
untuk menghindari kontaminasi udara dan orang.
Linen yang sudah digunakan kemudian harus dicuci sesuai prosedur pencucian
biasa. Cuci dan keringkan linen sesuai dengan standar dan prosedur tetap
fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk pencucian dengan air panas, cuci linen
menggunakan detergen/ disinfektan dengan air 70 OC (160 OF) selama minimal
25 menit. Pilih bahan kimia yang cocok untuk pencucian temperatur rendah
dengan konsentrasi yang sesuai bila melakukan pencucian dengan temperatur
rendah <70 OC (<160 OF).
Perhatian :
(a) Angkut linen dengan hati-hati. Angkut linen kotor dalam wadah/kantong
tertutup. Pastikan linen diangkut dengan dan diolah dengan aman dengan
melakukan pemisahan menurut klasifikasinya.
(b) Petugas kesehatan harus menggunakan APD yang memadai saat
mengangkut linen kotor.
5.Pengelolaan Limbah
Pengelolaan limbah merupakan salah satu upaya kegiatan pencegahan
pengendalian infeksidi rumah sakit atau di fasilitas pelayanan kesehatan. Limbah
dari rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya dapat berupa yang telah
terkontaminasi (secara potensial sangat berbahaya) atau tidak terkontaminasi.
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 63
Sekitar 85 % limbah umum yang dihasilkan dari rumah sakit atau fasilitas
kesehatan lainnya tidak terkontaminasi dan tidak berbahaya bagi petugas yang
menangani, namun demikian penanganan limbah ini harus dikelola dengan baik
dan benar.
Sedangkan limbah terkontaminasi (biasanya membawa mikroorganisme), jika
tidak dikelola secara benar akan dapat menular pada petugas yang menyentuh
limbah tersebut termasuk masyarakat pada umumnya. Limbah terkontaminasi
adalah semua limbah yang telah terkontaminasi dengan darah, nanah, urin, tinja,
jaringan tubuh lain, dan bahan lain bukan dari tubuh seperti bekas pembalut luka,
kasa, kapas dan lain-lainnya. (Limbah dari kamar operasi seperti jaringan, darah,
kasa, kapas, dll dan dari laboratorium seperti darah, tinja, dahak, urin, biakan
mikrobiologi harus dianggap terkontaminasi). Alat-alat yang dapat melukai
misalnya jarum, pisau yang dapat menularkan penyakit-penyakit seperti hepatitis
B, hepatitis C, AIDS juga digolongkan sebagai limbah terkontaminasi.
b. Pengelolaaan limbah
Pengelolaan Limbah dapat dilakukan mulai dari sebagai berikut :
1. Padat
2. Cair
3. Tajam
4. Infeksius
5. Non infeksius
c. Pemisahan
Pemisahan dimulai dari awal penghasil limbah
Pisahkan limbah sesuai dengan jenis limbah
Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya
Limbah cair segera dibuang ke wastafel di spoelhoek
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 64
a. Tujuan
Tujuan pengendalian lingkungan rumah sakit atau fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya adalah untuk menciptakan lingkungan yang bersih aman dan
nyaman sehingga dapat meminimalkan atau mencegah terjadinya transmisi
mikroorganisme dari lingkungan kepada pasien, petugas, pengunjung dan
masyarakat di sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan sehingga “HAIs” dapat
dihindari.
Saat membersihkan tumpahan atau percikan cairan tubuh atau sekresi, petugas
kesehatan harus mengenakan APD yang memadai, termasuk sarung tangan
karet dan gaun pelindung.
Kebersihan pernapasan dan etika batuk adalah dua cara penting untuk
mengendalikan penyebaran infeksi di sumbernya. Semua pasien, pengunjung,
dan petugas kesehatan harus dianjurkan untuk selalu mematuhi
etika batuk dan kebersihan pernapasan untuk mencegah sekresi pernapasan.
a. Etika batuk :
1) Tutup hidung dan mulut dengan sapu tangan atau tisu atau lengan baju
2) Segera buang tisu yang sudah dipakai ke tempat sampah
3) Cuci tangan dengan menggunakan air mengalir dan sabun atau pencucu
tangan berbasis alkohol
4) Gunakan Masker .
Hal ini sangat perlu di tekankan pada semua pasien juga petugas kesehatan
yang ada di Puskesmas Guntur 1
7. PENEMPATAN PASIEN
Penanganan Pasien Dengan Penyakit Menular/Suspek
Terapkan dan lakukan pengawasan terhadap Kewaspadaan Standar.
Untuk kasus/dugaan kasus penyakit menular melalui udara:
Menempatkan pasien di dalam satu ruangan tersendiri. Jika tersedia ruangan
tersendiri.
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 67
BAB IV
PELAKSANAAN PENINGKATAN MUTU DAN KINERJA
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 68
B. KAJI BANDING
2.1. Kegiatan
Kegiatan kaji banding dilakukan dengan melihat kondisi mutu dan
kinerja di tempat lain, sehingga memperoleh perbandingan dengan
kondisi yang ada, serta memperoleh masukan untuk upaya
perbaikan-peningkatan mutu dan kinerja di Puskesmas Guntur I
2. 2. Penanggung jawab
Penanggung jawab kegiatan ini adalah Kepala Sub Bagian Tata
Usaha, Koordinator Upaya Kesehatan (Yanmas), Koordinator Klinis
sesuai materi kaji banding yang dilaksanakan.
2.3. Dokumen
Dokumen kegiatan ini berupa laporan hasil kaji banding.
3.3. Dokumen
Dokumen kegiatan ini berupa Laporan Hasil Audit Mutu Internal.
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 69
F. TINJAUAN MANAJEMEN
6.1. Kegiatan
Kegiatan tinjauan manajemen dilakukan untuk membahas
permasalahan pelaksanaan mutu yang belum sesuai dengan yang
dipersyaratkan. Sehingga harus segera dilakukan tindakan korektif,
pencegahan dan perbaikan.
6.2. Penanggung jawab
Penanggung jawab kegiatan ini adalah koordinator mutu Puskesmas.
6.3. Dokumen
Dokumen kegiatan ini berupa laporan tinjauan manajemen
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 70
10.1. Kegiatan
Kalibrasi alat kesehatan dilakukan dalam rangka untuk menjaga
akurasi fungsi alat pemeriksaan kesehatan yang digunakan dalam
pelayanan, sehingga akan terpelihara mutu alat yang digunakan.
10.2. Penanggung jawab
Penanggung jawab kegiatan ini adalah pengelola barang.
10.3. Dokumen
Dokumen kegiatan ini berupa sertifikat kalibrasi alat
BAB V
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 72
PENUTUP
Lampiran 1
FORM PENILAIAN INDIKATOR MUTU PELAYANAN PUSKESMAS GUNTUR I
NO AREA UNIT NAMA INDIKATOR Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
1 Klinis
a. Assesment Pasien Rekam Medik Kelengkapan dan ketepatan isi RR
-
b. Laboratorium Klinik Laborat Kepatuhan terhadap SOP
Ketepatan waktu pelayanan
e. Ketersediaan isi dan rekam medis Rekam Medik Ketersediaan rekam medik
pasien
g Kejadian infeksi jarum infus IGD, Persalinan Kejadian infeksi jarum infus
NO AREA UNIT NAMA INDIKATOR Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
Gawat Darurat gawat darurat
k. Kejadian kematian ibu melahirkan Persalinan, IGD Kejadian kematian ibu melahirkan
l. Kejadian kematian bayi baru lahir Persalinan, IGD Kejadian kematian bayi baru lahir
m Net death Rate / kematian diatas Persalinan, IGD Net death Rate
.
48 jam
NO AREA UNIT NAMA INDIKATOR Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
d. Kepastiantepat lokasi, tepat IGD, Persalinan R. Kesesuaian tindakan dengan prosedur,
prosedur, dan tepat pasien tindakan Tindakan diagnosis, lokasi dan pasien
f. Kejadian pasien jatuh dari tempat persalinan Kejadian pasien jatuh dari tempat tidur
tidur atau kamar mandi atau kamar mandi
3 Indikator Tambahan
a. Bed Occupancy Rate Ranap Prosentase tempat tidur terpakai dalam
kurun waktu 1 tahun
NO AREA UNIT NAMA INDIKATOR Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
1 Klinis
a. Assesment Pasien Rekam Medik Kelengkapan dan ketepatan isi RR
e. Ketersediaan isi dan rekam medis Rekam Medik Ketersediaan rekam medik
pasien
g. Kejadian infeksi jarum infus IGD, persalinan Kejadian infeksi jarum infus
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 77
NO AREA UNIT NAMA INDIKATOR Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
h. Keterlambatan Pelayanan Pertama IGD,persalinan Keterlambatan pelayanan pertama
Gawat Darurat gawat darurat
k. Kejadian kematian ibu melahirkan persalinan, IGD Kejadian kematian ibu melahirkan
l. Kejadian kematian bayi baru lahir Persalinan, IGD Kejadian kematian bayi baru lahir
NO AREA UNIT NAMA INDIKATOR Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
Kesesuaian pelaksanaan SOP
penyerahan obat
f. Kejadian pasien jatuh dari tempat persalinan Kejadian pasien jatuh dari tempat tidur
tidur atau kamar mandi atau kamar mandi
3 Indikator Tambahan
a. Bed Occupancy Rate Persalinan Prosentase tempat tidur terpakai
dalam kurun waktu 1 tahun
Lampiran 2
l. Kepengurusan SBH 1
m. Poskestren 50%
2 KESEHATAN LINGKUNGAN
a. Sanitasi Air bersih 80%
3 KIA
a. Kunjungan K4 95%
b. Kunjungan K1 100%
4 UKS
a. Deteksi dini dan Tumbang anak 90%
Pra Sekolah
5 Upaya KB
a. Akseptor KB aktif
(menggunakan kontrasepsi minimal 70%
3 bulan berturut-turut)
7 P2P
A. TB Paru
a. Pengobatan TB Paru BTA positif 100%
B. Malaria
a. Pemeriksaan sediaan darah 20%
C. Kusta
a. Penemuan tersangka Kusta 100%
D. Pelayanan Imunisasi
a. Imunisasi lengkap pada bayi 90%
f. BIAS DT 100%
g. BIAS TT 100%
E. Diare
a. Penemuan kasus Diare 3%
F. ISPA
a. Penemuan kasus pneumonia 100%
G. DBD
a. Angka bebas jentik > 90%
b. Insidence Rate 5%
c. Laporan KLB
9 Upaya Pengobatan
a. Kunjungan Rawat Jalan 15%
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 88
10 Pemeriksaan Laborat
a. Pemeriksaan Hb Bumil 100%
11 Kesehatan jiwa
a. Pemberdayaan kelompok masyarakat
terhadap kasus jiwa, menemukan 90%
dan merujuk
14 PERKESMAS
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 90
Lampiran 3
FORM FAILURE MODE & EFFECT ANSLYSIS (FMEA)
UNIT KERJA :
Tim FMEA :
a. Ketua Tim :
b. Anggota :
c. Petugas notulen :
d. Peran masing-masing
VII. Tetapkan Threshold untuk memilih failure mode yang akan diselesaikan dan ditetapkan failure mode apa saja yang akan diselesaikan
VIII. Diskusikan dan rencanakan kegiatan / tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi failure mode tersebut tetapkan penanggung jawab dan kapan
akan dilakukan :
Upaya kendali
Tahapan Failure Kemungkinan Kegiatan yang Penanggung Kegiatan yang
Akibat S O yang sudah D RPN S O D RPN
Proses Mode Sebab direkomendasikan Jawab dilakukan
dilakukan
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 95
Lampiran 4
7. KEJADIAN / DATA YANG TERKOLEKSI (Beri tanda X pada kotak apa dan siapa terkait
dengan kejadian)
Keluhan pelanggan
Ketidaksesuai pelayanan / proses/prosedur
Suppliyer
Tinjauan Manajemen
INDENTIFIKASI MASALAH
A. OLEH : ........................................................................................................
B. TANGGAL : ........................................................................................................
C. MASALAH : ........................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
( …………………………..) ( …………………………..)
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 97
Lampiran 6
FORM ANALISIS AKAR MALAHA ( RCA )
b. Analisis Penyimpangan
Apakah ada penyimpangan antara prosedur yang ditetapkan dengan prosedur yang
dilaksanakan saat kejadian
Apa sajakah penyimpangan tersebut
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
c. Analisis barrier
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 98
Barier apa saja yang terkait Apakah barrier tersebut Mangapa barrier gagal
dengan masalah ini ada/dilakukan dan apa dampaknya
( …………………………..) ( …………………………..)
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 99
Lapiran 6
Demak, ………………….
Dokter Periksa
……………………
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 100
UNIT KERJA :
Tim FMEA :
e. Ketua Tim :
f. Anggota :
g. Petugas notulen :
h. Peran masing-masing
XVII. Tetapkan Threshold untuk memilih failure mode yang akan diselesaikan dan ditetapkan failure mode apa saja yang akan diselesaikan
XVIII. Diskusikan dan rencanakan kegiatan / tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi failure mode tersebut tetapkan penanggung jawab dan kapan
akan dilakukan :
Upaya kendali
Tahapan Failure Kemungkinan Kegiatan yang Penanggung Kegiatan yang
Akibat S O yang sudah D RPN S O D RPN
Proses Mode Sebab direkomendasikan Jawab dilakukan
dilakukan
XX. Susun SOP baru sesuai dengan hasil analisis & pelaksanaan FMEA
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 103
Lampiran 5
Keluhan pelanggan
Ketidaksesuai pelayanan / proses/prosedur
Hasil Audit Internal
9. KEJADIAN / DATA YANG TERKOLEKSI (Beri tanda X pada kotak apa dan siapa terkait
dengan kejadian)
Keluhan pelanggan
Ketidaksesuai pelayanan / proses/prosedur
Suppliyer
Tinjauan Manajemen
INDENTIFIKASI MASALAH
D. OLEH : ........................................................................................................
E. TANGGAL : ........................................................................................................
F. MASALAH : ........................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
( …………………………..) ( …………………………..)
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 104
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 105
f. Analisis Penyimpangan
Apakah ada penyimpangan antara prosedur yang ditetapkan dengan prosedur yang
dilaksanakan saat kejadian
Apa sajakah penyimpangan tersebut
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
g. Analisis barrier
Barier apa saja yang terkait Apakah barrier tersebut Mangapa barrier gagal
dengan masalah ini ada/dilakukan dan apa dampaknya
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
j. Pelaksanaan
........................................................................................................................
........................................................................................................................
k. Penanggung
jawab
........................................................................................................................
l. Waktu
........................................................................................................................
m. Sumber daya yang dibutuhkan
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
n. Bukti penyelesaian
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
( …………………………..) (
…………………………..)
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 108
Demak, ………………….
Dokter Periksa
…………………………..
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 109
Tabel 1.3
INDIKATOR MUTU PUSKESMAS GUNTUR I
Indikator
No Jenis UKM Nilai
Kriteria Indikator
1. Kesehatan Ibu Input Ketersediaan tenaga bidan 100 %
dan Anak (KIA) di semua desa
Ketersediaan tenaga bidan Sesuai
di Puskesmas persyaratan
Permenkes
No 75/2014
Proses Kepatuhan pelayanan ANC 100 %
sesuai prosedur
Pelaksanaan pelayanan KIA 100 %
diposyandu sesuai jadual
Pelaksanaan imunisasi TT 100 %
Kelas ibu hamil setiap bulan 100 %
Pelayanan nifas dan 100 %
neonatus sesuai prosedur
Output Cakupan K1 100 %
Cakupan K4 100 %
Pertolongan nakes 100 %
Cakupan pelayanan nifas 100 %
Cakupan kunjungan bayi 100 %
Cakupan kunjungan balita 100 %
Outcome Tidak ada AKI, AKB dan 0 %
AKABA
2. Pelayanan gizi Input Ketersediaan tenaga gizi 100 %
sesuai Permenkes No 75
Tahun 2014
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 111
D3 untuk pertolongan
persalinan normal
3. Mempunyai Sertikat APN 100%
4. Tersedianya alat sesuai 100%
Permenkes 75 Tahun
2014
Proses 1. Pertolongan persalinan 100%
normal
2. Pertolongan persalinan
dengan penyulit oleh 80%
dokter terlatih
Output 1. Tidak ada kejadian AKI, 100%
AKB
Outcame Kepuasan pelanggan 80%
8 Pelayanan Input 1. Pemberi layanan dokter 100%
Rawat Inap umum, perawat minimal
D3, bidan minimal D3
2. Mempunyai Sertifkat 100%
ATCLS/ BTCLS/ PPGDON
3. Tersedia alat sesuai 80%
Permenkes 75 Tahun
2014
Proses 1. Pasien terlayani 100%
2. Lama perawatan pasien 3- 80 %
5 hari
Output 1. Pasien terlayani sesuai 80%
tindakan yang dilakukan
2. Pasien dirawat >5 hari
5%
Outcome Kepuasan pasien 80%
9 Pelayanan Input 1. Pemberi layanan Dokter 100%
umum, Perawat minimal D3,
Gawat Darurat
Bidan minimal D3
2. Mempunyai Sertifikat 100%
ATCLS/BTCLS/PPGDON
3. Ketersediaan tim 100%
penanggulangan gawat
darurat
4. Tersedia alat sesuai 80%
dengan Permenkes 75
tahun 2014
Proses 1. Jam buka pelayanan 100%
gawat darurat 24 jam
2. Penanganan pasien 80%
terlayani dalam waktu<60
menit
3. Penatalaksanan pasien 80%
sesuai SOP
Output Pasien terlayani sesuai tindakan 80%
yang dilakukan
Outcome Kepuasaan pasien 80 %
Pedoman Manual Mutu Puskesmas Guntur I Demak 116