Anda di halaman 1dari 62

PROJECT RISK MANAGEMENT

IR Eduard Pauner, MT, CRMP

Workshop Continuing Professional Development (CPD)


Jakarta, 20 September 2016 1
JEMBATAN KUTAI KERTANEGARA KALTIM

FHO 12 JULI 2001


RUNTUH 26 NOPEMBER 2011

2
JEMBATAN COMAL DI PANTURA

OPRIT JEMBATAN AMBLES 2 FEBRUARI 2014

3
Project Life Cycle

RENCANA HASIL
CONTROLLING PROCESS
AWAL AKHIR

TESTING &
PROJECT
PROJECT CONCEPT / PROJECT
PROJECT COMMISSIONING/
PHASE CONSTRUCTION CLOSING
INITIATION PLANNING / EXECUTION /MONITORING &
PHASE
CONTROL

PROJECT Project Products or Approval &


Project Plan Acceptance
OUTPUTS Charter & Services Handover
Scope

Typical Sequences of Phases in a Project Life Cycle

Sumber : PMBOK 5th edition: 2013 4


Risiko menurut SNI ISO 31000 : 2011

1 5
Jenis kontrak

Resiko yang dihadapi tergantung dari jenis kontrak,


antara lain :
1. Unit Price Contract.
2. Plan and Design – Build
3. Design, Build and Operate Projects
4. EPC Turnkey Projects

6
Resiko Dominan

Design/ Perencanaan : Faulty Design


Construction/ Pelaksanaan : Ketidaksesuaian proses
produksi karena suatu sebab, yang berdampak pada tidak
terpenuhinya sasaran proyek
 Biaya
 Mutu
 Waktu
 K3
 Lingkungan

Serah Terima : Kegagalan Konstruksi

Masa Pertanggungan : Kegagalan Bangunan

7
Kegagalan konstruksi/ bangunan
PP 29/2000

Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah keadaan


hasil pekerjaan konstruksi yang tidak sesuai
dengan spesifikasi pekerjaan sebagaimana
disepakati dalam kontrak kerja konstruksi baik
sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat
kesalahan pengguna jasa atau penyedia jasa

Kegagalan Bangunan merupakan keadaan


bangunan yang tidak berfungsi, baik
secara keseluruhan maupun sebagian dari
segi teknis, manfaat, keselamatan dan
kesehatan kerja, dan atau keselamatan
umum sebagai akibat kesalahan Penyedia
Jasa dan atau Pengguna Jasa setelah
penyerahan akhir pekerjaan konstruksi

8
Proses manajemen resiko SNI -ISO 31000/2011

5.3. MENENTUKAN KONTEKS

5.4. ASESMEN RESIKO


5.4.2. IDENTIFIKASI RESIKO

5.4.3. ANALISA RESIKO

5.4.4. EVALUASI RESIKO

5.5. PERLAKUAN RESIKO

9
Perlakuan resiko

 Strategi perlakuan resiko pada


dasarnya adalah :
1. Risk avoidance / menghindari resiko
2. Risk reduction / mengurangi
resiko/mitigasi resiko
a. Mengurangi likelihood
b. Mengurangi dampak
3. Risk sharing/ berbagi resiko kepada pihak
ketiga
4. Risk acceptance / menerima resiko

10
Perlakuan resiko

INSURABLE UNINSURABLE

 Kehilangan  Waktu
 Kecelakaan  Keuangan
 Kerusakan  Nama baik

Pekerja, alat, orang Keterlambatan, in effisien,


ketiga, properti pihak pembayaran, mutu,
ketiga, konstruksi itu reputasi, dlsb
sendiri, dlsb

Bagaimana upaya memperluas covering resiko dari asuransi ?

11
OHSAS 18001 : Health and safety management systems – ISO 9001 : Quality Assurance – ISO 14001 : Environmental Management System
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Resiko Handling

STAGE PEKERJAAN RESIKO


Pondasi Handling  Sling putus/ pengikat lepas  Tiang pancang
tiang jatuh & patah
pancang  Crane terguling saat handling, boom patah
 Manuver tiang pancang menciderai pekerja atau
orang ke 3, merusak bagian pekerjaan atau
merusak properti pihak ke 3
 Tumpukan tiang terguling, menimpa orang/ alat/
bangunan 32
Resiko Kerusakan sling

korosi

Penyebab :
klem
- Korosi
- Overload
- Klem
- Bending 33
- Aus
Resiko Ketidakmampuan crane

Penyebab :
- Sudut vs beban tidak sesuai
- Tanah dasar tidak stabil (lunak/ amblas/
ada kemiringan)
34
Resiko atas tumpukan tiang

Penyebab tumpukan terguling:


- Lahan miring
- Tidak ada ganjal pengunci
- Adanya getaran

35
Resiko Pemancangan Tiang Pancang

STAGE PEKERJAAN RESIKO


Pondasi Pemancangan o Hammer lepas
tiang pancang o Tiang pancang rusak/ pecah
o Kesalahan menentukan titik pancang
36
o Crane pancang roboh
Resiko Pemotongan Tiang
Pancang

STAGE PEKERJAAN RESIKO


Pondasi Pemotongan  Pekerja kejatuhan potongan tiang pancang
tiang pancang  Pekerja tergores/ tertusuk besi beton
 Kesalahan menentukan elevasi pemotongan
tiang pancang

37
Resiko Pekerjaan Bekisiting Pilar

Penyebab :
- Skur penyangga/ scaffolding
ukuran/ jumlahnya kurang
memenuhi syarat
- Baut/klem kurang kencang
- Tie road ukuran/ jumlahnya kurang
memenuhi syarat
- Paku ukuran/ jumlahnya kurang
memenuhi syarat
- Pembongkaran bekisting yang
belum cukup umur 38
Resiko Pekerjaan Bekisiting Pilar

Climbing formwork Scaffolding

STAGE PEKERJAAN RESIKO


Pilar Pekerjaan  Bekisting roboh
Bekisting  Tertimpa material bekisting
 Jatuh dari ketinggian
 Terjepit
 Terkena besi stek/paku/tie road
 Terseret arus air sungai/ tenggelam
39
Resiko Pekerjaan Pembesian

STAGE PEKERJAAN RESIKO


Pilar Pekerjaan  Terkena alat potong/ bengkok besi
Pembesian  Tertimpa besi
 Tertusuk / tergores besi
 Terkena ayunan besi
 Jatuh dari ketinggian
 Kesalahan jarak pemasangan & ukuran besi
40
Resiko Pekerjaan Cor Beton

STAGE PEKERJAAN RESIKO


Pilar Pekerjaan Cor  Terkena manuver alat
Beton  Terkena vibrator
 Tersengat listrik
 Jatuh dari ketinggian
 Terkena percikan beton
 Tertimbun beton
 Beton mulai mengeras
sebelum dituang 41
Resiko Pekerjaan Erection Jembatan

STAGE PEKERJAAN RESIKO


Struktur Erection rangka  Rangka baja jatuh
Rangka baja  Terkena manuver alat
Baja  Terkena manuver baja
 Jatuh dari ketinggian
 Hanyut/ tenggelam
 Tersambar petir

42
Resiko Pekerjaan Erection Jembatan

Jenis resiko tergantung dari :


1. Type jembatan
2. Metode erection
43
Resiko Engineering Jembatan

Muara resiko : Faulty Design


Berdampak pada kegagalan konstruksi maupun
kegagalan bangunan

Pondasi :
- Kecukupan desain
- Pemilihan type pondasi
Pilar
- Kecukupan desain
Rangka baja/ girder
- Kecukupan desain
Bangunan pelindung
- Keberadaan dan kecukupan desain
44
Resiko Engineering Jembatan

Erosi atau sliding pada abutmen,


sangat rentan terhadap sudut geser
material timbunan

Scouring pada area pondasi, sangat


rentan terhadap keberadaan
bangunan pelindung dan type pondasi

45
46
Sumber : USAID INDONESIA – PT HUTAMA KARYA (Persero) HK

47
48
49
50
51
52
53
Resiko Kerusakan Alat

Dari sisi Biaya dan Waktu, Pekerjaan


Pengaspalan Jalan sangat rentan terhadap
resiko Kerusakan Alat, karena melibatkan
banyak unit alat.

Satu jenis alat saja rusak dapat


mengakibatkan rantai proses produksi
berhenti, hotmix yang sudah diproduksi
tidak dapat dihampar/ tidak terpakai

54
Resiko Pekerjaan Tanah

STAGE PEKERJAAN RESIKO


Pekerjaan Galian tanah  Longsoran tanah
Tanah  Debu
 Terkena manuver alat
Timbunan  Longsoran tanah
Tanah  Debu
 Terkena manuver alat
 Licin  terperosok

55
Resiko Pekerjaan Aggregate

STAGE PEKERJAAN RESIKO


Pekerjaan Base course  Debu
Aggregate  Terkena manuver alat

56
Resiko Pekerjaan Hotmix

STAGE PEKERJAAN RESIKO


Pekerjaan Hotmix  Terkena aspal panas
Perkerasan  Terkena manuver alat
 Suhu hampar/ pemadatan tidak tercapai

57
Resiko Pengaturan Lalu lintas

STAGE PEKERJAAN RESIKO


Persiapan Pengaturan  Tertabrak kendaraan
lalu lintas  Kendaraan tergelincir
Resiko Engineering Jalan

Muara resiko : Faulty Design


Berdampak pada kegagalan konstruksi maupun
kegagalan bangunan

Pekerjaan pondasi jalan :


- Kecukupan desain
- Perbaikan tanah dasar
Perkerasan
- Kecukupan desain
Bangunan utilitas
- Keberadaan dan kecukupan desain

59
Resiko Engineering Jalan

Penyebab kerusakan perkerasan jalan:


 Peningkatan LHR
 Air. Yang dapat berasal dari air hujan, system drainase jalan yang
tidak baik, naiknya air dengan sifat kapilaritas.
 Material konstruksi perkerasan. Dalam hal ini dapat disebabkan
oleh sifat material itu sendiri atau dapat pula disebabkan oleh
system pengelolaan yang tidak baik.
 Iklim. Indonesia beriklim tropis, dimana suhu udara dan curah
hujan umumnya tinggi, yang dapat merupakan salah satu
penyebab kerusakan jalan.
 Kondisi tanah dasar yang tidak stabil. Kemungkinan disebabkan
oleh system pelaksanaan yang kurang baik, atau dapat juga
disebabkan oleh sifat tanah dasar yang memang jelek.
 Proses pemadatan di atas lapisan tanah dasar yang kurang baik.
60
Resiko Engineering Jalan

Jenis kerusakan perkerasan jalan:

 Retak (cracking) Retak halus, retak kulit buaya, retak pinggir, retak sambungan bahu perkerasan,
retak sambungan jalan, retak sambungan pelebaran jalan, retak refleksi, retak susut, danretak selip.
 Distorsi (distortion) Alur, keriting, sungkur, amblas, dan jembul.
 Cacat Permukaan (disintegration) Lubang, pelepasan butir, dan pengelupasan lapisan
permukaan.
 Pengausan (polished aggregate)
 Bleeding / flushing)
 Penurunan pada bekas penanaman utilitas (utility cut deprestion)

61
62

Anda mungkin juga menyukai