Anda di halaman 1dari 10

Geliat Muallaf di Kota Sorong Papua Barat Abd.

Shadiq Kawu

GELIAT MUALLAF DI KOTA SORONG PAPUA BARAT


Stretching the Convert in Sorong City, West Papua
Abd. Shadiq Kawu*
*Balai Litbang Agama Makassar
Jl. A.P. Pettarani No. 72 Makassar
Email : shadiqkawu55(a),vahoo.com

Koreksi naskah 1 tanggal 18 Juni 2012. Koreksi naskah II tanggal 20 Juli 2012. Finalisasi Naskah 9 Oktober 2012

Abstrak
Artikel ini merupakan hasil penelitian dengan genre riset kebijakan yang bertujuan untuk
mendeskripsikan pola pembinaan muallaf yang ditengarai belum optimal, baik yang diselenggarakan
Pemerintah maupun civil society khususnya lembaga keagamaan masih sangat minim. Dengan
memanfaatkan metode penelitian kualitatif, ditemukan bahwa pola pembinaan muallaf di Kota Sorong,
Papua Barat sifatnya sangat fluktuatif ditandai dengan aktivitas yang sifatnya insidentil. Aktivitas
pembinaan yang diprakarsai sejumlah elit keagamaan, melalui berbagai yayasan/ormas keagamaan
menyebabkan keberadaan muallaf diakui sebagai satu komunitas muslim yang secara sistematis
mendapatkan perhatian umat Islam Sorong. Beberapa organisasi yang dulunya didirikan untuk
merespons kepentingan muallaf seperti Bakomubin, Persatuan Muslim Anak Papua, kehilanganperan
menyusul para pendirinya yang sudah lama meninggalkan kota Sorong. Kecenderungan ideologis
yang dianut para muallaf masih konsisten dengan doktrin Islam yang inklusif-moderat.
Kata Kunci; Muallaf, konversi agama, Kota Sorong
Abstract
This article is the result of research by genre policy research aimed to describe the pattern formation to the
convert is suspected has not been optimal, both organized government and civil society especially reli-
gious institutions is still very minimal. By making use of qualitative research methods, it was found that the
pattern of formation to the converts in Sorong city, West Papua are highly volatile, characterized by
activities that are incidental. Development activities initiated by a religious elite, through some founda-
tions / religious organizations led to the existence of converts is recognized as a Muslim community that
systematically get the attention from Muslim community in Sorong. Some of the organizations that were set
up to respond to the interests of converts, as Bakomubin, Muslim Association of Papua Children, following
the loss of the role its founders who have left Sorong. Ideological tendencies adopted the converts are
consistent with Islamic doctrine of inclusive-moderate.
Keywords: convert, religious conversion, Sorong city

PENDAHULUAN dilaporkan Republika online meningkat 10-15 %


pertahun dan diestimasikan sudah mencapai 1 juta

I
slam sebagai agama terakhir, sampai saat ini masih orang pada tahun 2010.
memiliki daya magis yang memikat dan membius
Di tengah meningkatnya ketertarikan orang di luar
ummat manusia. Salah satu indikatornya adalah
Islam masuk dan memeluk agama ini. Saat muallaf
banyaknya pemeluk dari agama ini. Bahkan akhir-akhir
bertebaran di berbagai pelosok negeri ini. Persoalan
ini disinyalir banyak dari masyarakat dunia yang
lain mencuat kepermukaan. Para muallaf yang semakin
berduyun-duyun masuk Islam. Mereka menjadi
banyak jumlahnya, kerapkali mengalami kegamangan.
muallaf. Di Inggris misalnya sekitar 2000 orang yang
Ini terjadi karena perhatian yang serius dalam bentuk
menjadi muallaf. Demikian halnya di Jerman, terjadi
pembinaan terhadap para muallaf dari berbagai
peningkatan jumlah muallaf. Pada tahun 2004
kalangan belum berjalan dengan baik.
diperkirakan hanya 1000 orang yang jadi muallaf,
namun pada tahun 2005 meningkat menjadi 2.500 lebih Persoalan lainnya, terkait dengan pembinaan
muallaf. Di Indonesia sendiri, muallaf sebagaimana muallaf ini adalah konteks sosial, ekonomi dan kultural

Jurnal "Al-Qalam" Volume 18 Nomor 2 Juli - Desember 2 0 1 2


253
Abd. Shadiq Kawu Geliat Muallaf di Kota Sorong Papua Barat

kalangan muallaf. Mereka berada dalam lingkungan sekarang menjadi Kota Sorong. Sayang, perubahan
baru, harus meninggalkan keluarga dan kultur mereka status ini tidak dibarengi dengan perubahan tata ruang
sebelumnya. Mungkin juga mereka bermasalah dengan wilayah yang tepat. Beberapa instansi tingkat
persoalan ekonomi. Kesemua hal tersebut harus kabupaten masih berada di wilayah Kota Sorong.
menjadi perhatian dalam pembinaan muallaf. Misalnya, kantor kemenag Kabupaten Sorong, masih
berada di wilayah Kota Sorong, sementara Kantor
Sayangnya, pembinaan muallaf saat ini, khususnya
Kemenag Kota Sorong, berada di luar kota, bahkan
di Indonesia bagiantimur, masih terbatas dilakukan di
melewati pusat kota Kabupaten Sorong di Aimas. Tata
masjid-masjid raya. Sementara peran-peran dari
letak yang tidak beraturan ini jelas berdampak pada
berbagai organisasi untuk turut serta dalam pembinaan
pelayanan publik yang tidak efektif. Sebab jarak antara
tersebut masih minim. Seharusnya ada sinergitas
kota dengan kabupaten sekitar 40 km.
antara organisasi Islam yang ada dalam pembinaan
muallaf. Lebih lanjut organisasi-organisasi Islam di Menurut Data pada Kantor Kemenag Kota
Indonesia Timur ini harus merancang program Sorong, pada tahun 2012, Pada aspek demografis,
pembinaan yang lebih terstruktur, dengan memper- aggregat populasi berdasarkan agama, tercatat
hatikan segala aspek yang terkait dengan persoalan 1.378.206 jiwa. Dari jumlah itu, 318.936 diantaranya
muallaf. Untuk lebih jelasnya soal peran organisasi beragama Islam, Katolik 31.226 jiwa. Kristen Protestan
keagamaan dalam pembinaan muallaf ini, maka 131.860, Hindu 894 orang dan pemeluk Budha 2.184
Balitbang Agama Makassar mendesain penelitian jiwa. Sebaran populasi dengan varian agama yang
terkait persoalan tersebut. berbeda, dalam kehidupan sehari- hari ditandai
semangat kerukunan dan toleransi. Meskipun, aktivitas
Penelitian ini merupakan upaya mencari jawaban
keagamaan berlangsung intensif, misalnya, di kalangan
solutif terhadap tiga rumusan masalah yang terkait
pemeluk agama Islam, terdapat beberapa ormas seperti
dengan problematika pembinaan muallaf, meliputi:l)
NU, Muhammadiyah dan beberapa yayasan dan
Bagaimana pola pembinaan terhadap muallaf? 2)
sejumlah Majlis Taklim, sangat produktif melakukan
Bagaimana peran organisasi keagamaan dalam proses
aktivitas keagamaan, dalam bentuk Seminar, pengajian
pembinaan, dan 3) Bagaimana dukungan Kementerian
akbar, dan aktivitas sosial yang dikemas dalam bentuk
Agama dalam pembinaan muallaf tersebut.
pembinaan muallaf.
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat
Dilema Pembinaan Muallaf
dalam dua hal, yaitu Pertama, manfaat secara
akademis, yaitu sebagai bahan kajian terhadap kalangan Pembinaan muallaf di Papua, khususnya di Kota
akademis yang tertarik pada persoalan ini. Kedua, Sorong, hingga penelitian ini dilaksanakan masih
sebagai bahan untuk merumuskan kebijakan bagi bersifat sporadis. Berbagai lembaga dalam bentuk
kalangan organisasi atau pemerintah yang terkait Yayasan Majlis Taklim, maupun ormas keagamaan
dengan persoalan ini. Dalam kerangka penjaringan dan mengklaim aktivitas mereka ikut menangani pembinaan
analisis data, penelitian ini memanfaatkan metode muallaf. Bahkan, beberapa pengurus masjid mengakui
kualitatif sebagai pisau analisis dengan penggunaan ikut berperan serta dalam penanganan orang-orang
beberapa instrumen, meliputi: wawancara mendalam, yang baru masuk Islam tersebut. Yang menjadi
observasi dan dokumen yang relevan dengan topik masalah, karena penanganan bersifat sporadis dan
penelitian. cenderung berlangsung secara parsial tanpa ada
koordinasi. Seharusnya, ada lembaga yang berperan
PEMBAHASAN sebagai koordinator yang berfungsi melakukan
Kehidupan Sosial Keagamaan koordinasi dari semua pihak yang terlibat penanganan
muallaf. Kementerian Agama, yang seharusnya bisa
Sejak pemekaran Kabupaten Sorong ke dalam menjalankan fungsi itu, ternyata tidak melakukannya.
beberapa daerah tingkat II, khususnya dengan
keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun Kantor Kementerian Agama Kota Sorong, bahkan
1996, Tanggal 3 Juni 1996, dimana wilayah Kabupaten secara terus terang mengakui bahwa pihaknya tidak
Sorong diubah statusnya menjadi Kota Administratif. memiliki data yang akurat tentang keberadaan muallaf
Tiga tahun kemudian, keluar lagi Undang-undang di wilayahnya. Kepala Kantor Kemenag men-
Nomor 45 tahun 1996, status Kota Administratif delegasikan tugas tersebut kepada masing-masing
Sorong ditingkatkan menjadi kota otonom, seperti Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan di setiap

254 Jurnal "Al-Qalam" Volume 18 Nomor 2 Juli - Desember 2012


Geliat Muallaf di Kota Sorong Papua Barat Abd. Shadiq Kawu

distrik. Sebaliknya, pihak KUA (Kantor Urusan tahunnya. Indikator peningkatan jumlah pemeluk
Agama) pada masing-masing distrik tidak dibebani agama Islam di Kota Sorong, selain karena faktor
tanggung jawab melaporkan aktivitas pembinaan dan kelahiran, perkawinan dan migrasi dari luar kota, juga
keberadaan muallaf di wilayahnya. Tampaknya, dengan diwarnai dengan kedatangan para muallaf. Pada aspek
pola seperti ini, program penanganan muallaf tidak terakhir inilah, yang menyebabkan jumlah pemeluk
masuk dalam program prioritas Kementerian Agama. agama Islam yang baru berkembang secara dinamis,
Fenomena penanganan muallaf tanpa koordinasi sementara perkembangan penduduk dari unsur muallaf
yang jelas ini, berimplikasi pada lemahnya informasi belum teridentifikasi di BPS Kota.
tentang keberadaan muallaf. Padahal, melihat catatan- Karena mobilitas muallaf secara statistik pada
catatan yang terdapat pada arsip Kantor Urusan BPS belum diakui, kecuali dengan aktivitas pencatatan
Agama, keberadaan muallaf perlu ditangani secara yang masing masing berlangsung di Kantor Urusan
sistematis. Bukan saja karena dengan penanganan Agama Kecamatan, mengakibatkan keberadaan
yang serius dan terprogram, akan sangat membantu muallaf belum bisa terdeteksi secara maksimal. Melihat
validitas data kependudukan, khususnya berkaitan frekwensi keterlibatan ormas, majelis taklim atau
dengan identifikasi pemeluk agama. Selain itu, dengan lembaga keagamaan lainnya terhadap pembinaan
adanya data yang akurat tentang jumlah pemeluk muallaf, tampaknya, aktivitas ormas keagamaan lebih
agama, dapat membantu Kementerian Agama produktif dibanding dengan kegiatan serupa yang
melakukan pengelolaan anggaran pada tingkat lokal. diselenggarakan di Kantor Kementerian Agama.
1
Rafiul Amri , akibat langsung dari penanganan yang
tidak terkordinasi ini, menyebabkan munculnya Kepala Kantor Kementerian Agama, Kota Sorong,
4

perbedaan data statistik, mengenai jumlah pemeluk Drs. H. M. Sabang Bugis, peran Kemenag terhadap
agama di Sorong. Ada perbedaan yang sangat tajam pembinaan Muallaf relatif sangat terbatas. "Tugas
(jauh berbeda), antara data pada BPS.(Kantor kami, hanyalah melakukan pendaftaran (inventarisasi)
Statistik) Kota Sorong dengan data penduduk pada setiap KUA Kecamatan. Dalam hal ini, para
(khususnya berdasarkan jumlah pemeluk agama) di muallaf, diislamkan di Kantor KUA., sekaligus dicatat
Kota Sorong. Seperti telah dikemukakan sebelumnya, sebagai muallaf. Soal peran pembinaan, kami tidak bisa
data penduduk kota Sorong menurut catatan Kantor berbuat banyak, karena keterbatasan anggaran yang
Kementerian Agama, total mencapai 1.378.206 jiwa , 2
ada. Terus terang, dana khusus pembinaan muallaf
sementara menurut data/Biro Statistik Kota Sorong, secara intensif tidak ada. Tetapi, kalau ada Kepala
3
tahun 2010, tercatat 190.625 jiwa . Rafiul Amri, yang KUA yang berinisiatif melakukan tindak-lanjut yaitu
level tugasnya meliputi wilayah Kemenag Kabupaten melakukan pembinaan setelah teridentifikasi, kami
Sorong, menilai perbedaan data tersebut mem- serahkan saja pada inisiatif masing-masing,". Sabang
bingungkan dan mengganggu penyusunan program. Bugis mengakui, keberadaan muallaf sebagian besar
Perbedaan data yang sangat jauh itu, boleh jadi muncul memang berkaitan dengan tugas KUA. "Karena
karena data BPS tidak berkoordinasi dengan Keme- sekitar 80 persen dari mereka masuk Islam melalui
nag. Rafiul mengatakan, sudah sering melakukan proses pernikahan". Yang menarik, karena pihak
protes, tetapi sampai sekarang (2012), perbedaan masih Kemenag kota, tampaknya merasa tidak perlu
terus berlangsung dan tidak ada upaya untuk bertanggung jawab dengan kehadiran para muallaf.
melakukan koreksi atau perbaikan. Hal ini ditandai dengan tidak adanya kewajiban bagi
Kemenag di KUA untuk melaporkan data muallaf yang
Perbedaan data Kemenag dengan BPS, antara
telah tec-cover di KUA.
lain dipengaruhi dinamika perkembangan jumlah
penduduk berdasarkan agama. Ini berarti, mobilitas Beberapa tokoh masyarakat dan aktivis keaga-
penduduk beragama Islam berlangsung dinamis dengan maan di Kota Sorong menyesalkan ketidakhadiran
bertambahnya pemeluk baru dari para muallaf. Apalagi secara optimal aparat Kemenag. H.Hoya, salah
jumlah muallaf, khususnya yang tercatat di Kantor seorang anggota pengurus Majelis Taklim Muallaf,
Urusan Agama Kecamatan relatif bertambah setiap menilai ketidakhadiran Kemenag melakukan pem-

' Wawancara dengan Kasi Urais Kemenag Kabupaten Sorong pada hari Senin, 09 Juli 2012, di kantor Kemenag Kabupaten Sorong pada jam 11.15 wit.
2
Data kependudukan berdasarkan jumlah pemeluk agama pada Kemenag Kota Sorong,tahun 2012.
3
Jumlah penduduk, Kota Sorong Tahun 2010, dalam Kota Sorong Dalam Angka,tahun 2011.h.51.
4
w a w a n c a r a dengan Kepala Kemenag Sorong, pada hari Selasa, 10 Juli 2011 di Kantor Kemenag Kota Sorong, jam 13.10 Wit.

lurnal "Al-Qalam" Volume 18 Nomor 2 Juli - Desember 2 0 1 2 255


Abd. Shadiq Kawu Geliat Muallaf di Kota Sorong Papua Barat

binaan sistematis, sebagai hal yang memprihatinkan. keagamaan. Di masjid-masjid besar, katanya, ada
"Kalau soal anggaran, Kemenag tetap bisa melakukan kecenderungan, munculnya segmentasi secara
tanpa mengeluarkan dana. Cukup dengan mem- terselubung di kalangan para pengurus masjid,
fungsikan para penyuluh dan menugaskan mereka khususnya antara kaum muda yang relatif dinamis
5
untuk menjadwalkan pembinaan. Hal seperti ini, tidak dengan kelompok-kelompok tua yang ada. Kalau kedua
memerlukan dana besar, karena penyuluh sudah elemen sumber daya pengurus ini digabung secara
mempunyai tugas rutin sebagai muballig. Cukup optimal, niscaya akan sangat berpengaruh terhadap
menjadikan kelompok-kelompok muallaf sebagai tar- keberadaan masjid, baik sebagai tempat ibadah maupun
get,", kata H. Hoya. Menurut dia, penanganan muallaf sebagai pusat pembinaan umat secara keseluruhan.
masih berjalan sendiri-sendiri. Majlis taklim, pengurus Hoya juga mempunyai penilaian sendiri terhadap
masjid dan ormas keagamaan melaksanakan prog- keberadaan Masjid al-Akbar Kota Sorong, yang
ramnya sendiri. Yang jadi masalah, karena tidak ada dikenal sebagai masjidAgung." Menurut saya, Masjid
yang berinisiatif melakukan koordinasi. Sehingga data al-Akbar bukan lagi Masjid Agung. Ada fungsi-fungsi
tentang jumlah muallaf secara keseluruhan ber- masjid Agung yang harus di perankan kembali, antara
dasarkan hasil penanganan sejumlah ormas, majelis lain, bagaimana di masjid ini benar-benar menjadi pusat
taklim, pengurus masjid dan KUA Kemenag tidak aktivitas kegiatan sosial keagamaan. Tentu saja, dalam
dapat dilakukan. Di sinilah, seharusnya Kemenag hadir, hal ini berhubungan dengan keterlibatan yang lebih
dan tidak perlu bersikap apriori terhadap keberadaan besar terhadap pembinaan muallaf. Kalau Kemenag
muallaf, meskipun Kemenag tidak memiliki anggaran belum bisa maksimal, maka peran itu bisa dilakukan
khusus, yang penting, menurut H. Hoya, harus ada pengurus Masjid al-Akbar,".
inisiatif. Hoya berpendapat, bahwa idealnya pembinaan 6
Pendapat serupa juga disampaikan H.Uso ,
muallaf ini ditangani secara bersama-sama dengan
bahwa masjid sebagai basis utama umat Islam, benar-
mediasi dan fasilitas dari Kemenag. Tapi, kenyata-
benar difungsikan sebagai pusat aktivitas keagamaan,
annya Kemenag tidak maksimal dan hanya berfungsi
baik berhubungan masalah ibadah maupun kegiatan
pencatatan saja. Dalam hal frekuensi kegiatan, Hoya
sosial keagamaan lainnya. Tentang peran Masjid al-
berpendapat bahwa fungsi-fungsi Majelis Taklim Akbar, dia menilai sudah menjalankan fungsi-fungsi
(Khususnya Majelis Taklim Muallaf) bisa lebih utama sebagai Masjid Agung Kota Sorong. Sebagai
maksimal, karena pada majelis taklim, tidak ada contoh, di dalam kompleks masjid ini, sudah berdiri
perhitungan anggaran. beberapa ruangan sekretariat beberapa organisasi
Para muallaf itu harus mendapat perhatian. keagamaan, seperti MUI Kota Sorong, Lembaga
Jangan dibiarkan berlalu begitu saja, yakni setelah pendidikan setingkat madrasah, Gedung Convention
mereka resmi masuk Islam, Majelis taklim merasa Centre serta Poliklinik yang melayani masyarakat
harus bertanggung jawab, untuk membina mereka muslim. Cuma, lanjut H. Uso, berbagai upaya masih
sesuai dengan kemampuan yang ada. Mengenai harus terus ditingkatkan, sehingga peran masjid, benar-
anggaran yang digunakan, tidak mereka persoalkan, benar menjadi motivator bagi masyarakat Muslim
karena tugas seperti ini, bagi H. Hoya adalah Sorong, untuk membangun kualitas umat, lebih maksi-
pengabdian lillahi Taala. Lagi pula beberapa anggota mal. Tentang muallaf, H. Uso, juga mengharapkan,
pengurus Majelis Taklim berpartisipasi secara agar Kementerian Agama memainkan peran yang lebih
maksimal. Hoya membayangkan, kalau pembinaan ini produktif dalam pembinaan. Sebagai salah seorang
bisa terpadu, efeknya akan sangat luar biasa. Bukan pengurus Masjid, H. Uso juga terlibat secara langsung
saja citra dan persepsi masyarakat terhadap aktivitas dalam penerimaan muallaf. Namun, dia mengakui,
keagamaan akan semakin positif, tetapi kegiatan itu peran pengurus masjid, relatif sama dengan Kemen-
dapat meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri terian Agama, yang hanya berfungsi mengislamkan
para muallaf, sehingga pengetahuan dan pengamalan dan tidak melakukan pembinaan tindak lanjut pasca
keagamaan mereka akan semakin berkualitas. mereka mengucapkan dua kalimat syahadat.

Pada aspek lain, dia menyayangkan, belum adanya Untuk kegiatan pembinaan, biasanya pengurus
kesatuan langkah dalam memobilisasi kegiatan masjid menyerahkan sepenuhnya pada respon para

5
Wawancara dengan H. Hoya, Pengurus Majlis Taklim Muallaf Kota Sorong, di Kampung Baru, hari Rabu, 11 Juli 2012, jam 15.00 Wit.
6
Wwancara dengan H. Uso, mantan Kepala MAN Sorong, kini menjadi salah seorang pengurus Masjid al-Akbar, pada Jumat, 12 Juli, j a m
19.00 Swit, di Masjid Raya Sorong.

256 Jurnal "Al-Qalam" Volume 18 Nomor 2 Juli - Desember 2 0 1 2


Geliat Muallaf di Kota Sorong Papua Barat Abd. Shadiq Kawu

pengurus Majelis Taklim atau lembaga dakwah Sementara para penyuluh agama di masing-
keagamaan yang ada di tengah-tengah masyarakat. masing KUA, berpendapat bahwa keterlibatan mereka
Dalam hal yang berkaitan dengan pernikahan, pengurus masih terus berlanjut setelah pengislaman selesai.
Masjid biasanya bekerja sama dengan pemerintah, dalam Idwar (Palisoi, penyuluh senior pada Kantor Urusan
hal ini dengan Kantor Urusan Agama Kecamatan. Agama Distrik Kota Sorong) menampik persepsi yang
menyudutkan kantornya. "Kami terlibat sejak awal dan
Pola-Pola Pembinaan
proses tindak lanjut juga kami melakukan pembinaan.
Meski menguat persepsi berbagai yayasan dan Beberapa tahapan yang kami lakukan terhadap mereka
ormas k e a g a m a a n tentang minimnya peranan yang berminat masukke dalam Islam. Pertama, karena
Kementerian Agama dalam dinamika pembinaan sekitar 20 persen, muallaf yang tercatat di KUA melalui
muallaf di Kota Sorong, bagaimanapun juga peran jalur perkawinan, maka sebelum mereka di islamkan,
Kemenag dalam proses ini tetap tidak bisa dinafikan kami mengajak untuk berpikir lebih jauh tentang
begitu saja. Walaupun frekuensi keterlibatan relatif rencana menjadi muallaf, dan biasanya kami beri
minim, tetapi mendeskripsi peran berbagai lembaga mereka waktu beberapa hari untuk berpikir. Apakah
yang terlibat dalam dinamika muallaf, Kementerian pilihan itu memang karena ikhlas dan tanpa paksaan
Agama tetap harus diakui, Oleh karena itu, pada dari siapapun. Setelah mereka kembali dan yakin untuk
bagian laporan hasil penelitian ini secara berturut-turut memeluk Islam secara mantap, kami pun mem-
dikemukakan seberapa jauh keterlibatan masing masing prosesnya," 7

lembaga keagamaan, dan lembaga atau insititusi


Berdasarkan pengalaman membina muallaf,
keagamaan apa saja yang ikut terlibat dalam proses
Idwar menilai tugas penyuluh terkadang berat.
pembinaan muallaf khususnya di Kota Sorong sebagai
Seringkali terjadi ada muallaf yang mengajukan
berikut:
pertanyaan kritis, terutama berkaitan dengan doktrin
1. Peran Kementerian Agama ketuhanan dan keimanan dalam Islam. Seperti
Secara spesifik, Kementerian Agama telah pertanyaan tentang keesaan Allah dan perbedaan
berperan sejak awal terjadinya konversi agama prinsip dengan keimanan Kristiani. Jadi penyuluh harus
(khususnya dari non Islam ke Islam) di Kota matang dan secara logika harus kuat. Pada tahap ini,
Sorong walaupun tanpa koordinasi yang intensif menurut Idwar, menghadapi muallaf bisa jadi lebih sulit
dari tingkat Kemenag Kota, minimal pada level dibanding dengan jamaah muslim. Karena para muallaf,
Distrik, atau di tingkat Kantor Urusan Agama ingin memahami secara kritis perbedaan doktrin kedua
Kecamatan, aktivitas ini berlangsung. Seperti telah agama, sementara para anggota majelis taklim yang
dikemukakan pada bagian awal laporan ini, Kantor pesertanya semua muslim, tidak akan mengajukan
Kemenag Kota memang tidak menjadwalkan pertanyaan serupa, karena pada prinsipnya mereka
aktivitas formal tentang muallaf, tetapi Kemenag sudah memahami sejak awal.
kota menugaskan pejabat setingkat Kepala KUA Menurut Idwar, fenomena muallaf, tidak sela-
untuk melakukan pencatatan pada setiap kasus manya dapat dipahami dengan nalar kritis. Karena
muallaf. K e t e r l i b a t a n itu, m u l a i dari t a h a p sering terjadi, awalnya sangat kritis terhadap Islam,
penerimaan informasi, dilanjutkan tahap penasi- tetapi dalam waktu yang relatif singkat terjadi
hatan dan pada tahap final, pihak K U A perubahan sikap dan malah mendesak agar segera
memfasilitasi proses pengislaman yang biasanya diislamkan. Pengalaman seperti ini sering kami dapati,
dilakukan di Kantor KUA. Pada tahapan inilah dan tentu saja ini berarti bahwa peran kami dari
yang kemudian menimbulkan persepsi berbeda Kemenag tidak sekedar pencatat peristiwa. Keter-
antara kelompok ormas keagamaan dengan pihak libatan Kemenag, juga disampaikan Rafiul Amri,
Kemenag khususnya KUA. Masyarakat, menilai Kepala Seksi Urusan Agama Islam, Kabupaten
KUA hanya terlibat dalam proses pencatatan dan Sorong. Sebagai contoh, dirinya pernah terlibat secara
tidak m e l a k u k a n l a n g k a h - l a n g k a h p e m b i n a a n aktif dalam pengiriman anak anak muallaf ke beberapa
setelah para muallaf selesai mengucapkan dua pusat pendidikan atau pesantren di Jawa Timur dan
kalimat syahadat.

7
Wawancara dengan Idwar Palisoi, di Kantor KUA Kota Sorong, pada hari Jumat, 13 Juli 2012 jam 10.00 Wit. Wawancara didampingi salah
seorang staf KUA yang bertugas mencatat peristiwa pengislaman yang terjadi di kantornya.

Jurnal "Al-Qalam" Volume 18 Nomor 2 Juli - Desember 2012 257


Abd. Shadiq Kawu Geliat Muallaf di Kota Sorong Papua Barat

Jakarta. Keterlibatannya itu memang bukan atas nama bahwa dengan pemberian beasiswa, diharapkan,
Kemenag, tetapi sebagai Pengurus Nahdlatul Ulama prospek keimanan dan pemahaman keagamaan
8
Kabupaten Sorong. mereka akan semakin mantap, dengan demikian proses
regenerasi dan internalisasi ajaran agama juga akan
2. Pemberdayaan Muallaf
berjalan lancar. Dengan program ini, generasi produk
Ada dua program pembinaan yang telah dilaksa- pesantren ini selanjutnya akan kembali ke Sorong,
nakanterhadap para muallaf di Kota Sorong. Pertama, menjadi muballig-muballig yang produktif. Program
melalui majlis taklim, dan ormas keagamaan, seperti pengiriman beasiswa pertama dilakukan pada tahun
Yayasan Muallaf Kota Sorong, Nahdllatul Ulama dan 2002. Tahun itu, sepuluh orang anak anak muallaf
Muhammadiyah. Kedua, pemberdayaan komunitaas dikirim ke Pesantren Al-Fathah di Jawa Timur. Tahun
Muallaf, baik melalui jalur pendidikan maupun melalui 2005 NU kembali mengirim sepuluh orang ke Yayasan
penampungan di lokasi lokasi binaan. Asysyafiiyah di Jakarta.
Pada jalur majelis taklim, pembinaan diseleng- Dana yang digunakan membiayai pengiriman
garakan dengan pengajian secara berkala. Pada pro- anak-anak muallaf, diambil dari hasil kerjasama dengan
gram ini, muballig sengaja didatangkan, untuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sorong.
memberikan ceramah keagamaan pada tempat yang Setiap tahun, MUI menyalurkan bantuan dari APBD
sudah ditetapkan sebelumnya. Salah seorang pengurus Kabupaten Sorong, sebesar Rp. 25.000.000 ke
Majelis Taklim Muallaf di Kampung Baru, H. Hoya, pengurus Nahdlatul Ulama Sorong. Dana itulah yang
menjelaskan, bahwa pertemuan biasanya dijadwalkan digunakan untuk membiayai bantuan beasiswa kepada
setiap minggunya dengan mendatangkan muballig yang anak-anak muallaf. Dari dana itu, sebenarnya hanya
difasilitasi oleh Pengurus Majelis Taklim. Penyuluh cukup untuk biaya transfortasi (tiket) pesawat, sisanya
agama pada masing-masing KUA juga sudah punya diambil dari donasi warga NU Sorong. Beasiswa yang
jadwal sendiri dengan kelompok binaan. disalurkan tidak mengikat, artinya tidak ada kewajiban
Salah satu pola pembinaan yang dilakukan Ormas bagi siswa apabila sudah menyelesaikan pendidikan.
Islam di Sorong, antara lain dengan menyediakan Hanya, bagi yang sudah menamatkan tingkat Madrasah
fasilitas tempat penampungan (lokalisasi), dan mem- Aliyah atau SMU, masih ditawari untuk melanjutkan
berikan beasiswa bagi anak anak muallaf. Beasiswa pendidikan ke Perguruan Tinggi. Kalau tidak lagi
ini bukan hanya melalui sekolah atau madrasah yang berminat, maka siswa yang sudah tamat bisa kembali
dibina Yayasan Ormas Islam di wilayah Kota Sorong, ke Sorong. Karena beasiswa yang disiapkan NU sangat
tetapi juga mengirim anak-anak muallaf ke lembaga terbatas, maka biaya pendidikan, termasuk akomodasi
pendidikan Islam di Jawa Timur dan Jakarta, baik selama di Al-Fathah maupun di Asy-Syafi'iah,
pendidikan pesantren maupun di madrasah. Fasilitas ditanggung program beasiswa lain dari masing-masing
beasiswa ini, mulai dari tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah yayasan. Sejak bergulirnya beasiswa NU kepada anak
dan Aliyah. Menurut Rafiul Amri, bagi siswa yang anak muallaf, khusus di Al Fathah (sejak tahun 2002),
berhasil menyelesaikan pendidikan di tingkat Aliyah sudah tercatat empat orang berhasil menyelesaikan
atau SMU, oleh ormas penanggung beasiswa, masih pendidikan setingkat Madrasah Aliyah. Di Yayasan
siap memberikan fasilitas bila diantara mereka mau Asyafiiyah, pengiriman siswa dua kali. Tahap pertama
melanjutkan ke perguruan tinggi, dengan pertimbangan 15 orang, dan 20 orang pada tahap kedua.
tempat kuliahnya masih di bawah binaan yayasan atau
Selain NU, pembinaan muallaf melalui jalur
lembaga pendidikan yang menjadi mitra pengurus
pendidikan, juga dilaksanakan Yayasasn Bina Umat
ormas pengirim.
Islam (YABUIS). Yayasan ini dipimpin seorang aktivis
Salah satu organisasi keagamaan, yang aktif yang juga Ketua Majelis Ulama Kota Sorong, H. Abd
mengirim siswa ke Surabaya dan Jakarta, adalah Manan Fakaubun. YABUIS memberikan fasilitas
Pengurus Tanfiziah Nahdlatul Ulama Sorong. Mantan pendidikan bagi anak muallaf mulai dari usia Taman
Sekertaris NU Sorong Rafiul Amri, menuturkan bahwa, Kanak Kanak (Raudhatul Atfal), sampai Sekolah
salah satu program prioritas NU Sorong adalah Dasar (SD). Pada usia tingkat SLTP dan SLTA,
memberdayakan anak-anak para muallaf. NU menilai, yayasan sudah mengirim sepuluh orang ke Yayasan

8
Rafiul Amri, diwawancarai dalam perjalanan pulang dari ka' :an Aimas ke Kota Sorong. la mengakui terlibat secara aktif dalam
pembinaan muallaf melalui jalur NU.Beberapa pejabat Kemenag ya aktif lewat organisasi termasuk di antaranya, Kepala Kantor Urusan
Agama Disfrik Kota Sorong yang menjadi Sekertaris sebuah yayasan ig memang fokus pada pem binaan Muallaf

Jurnal "Al-Qalam" Volume 18 Nomor 2 Juli - Desember 2 0 1 2


258
Geliat Muallaf di Kota Sorong Papua Barat Abd. Shadiq Kawu

Al-Fathah di Surabaya dan 25 orang ke Pesantren Tansul Berlantai semen kasar. Sebagai tempat sholat, di atas
Ulum, Madiun. Kelompok ini, merupakan hasil lantai terdapat selembar karpet kecil yang sudah
kerjasama antara YABUIS dengan Muslimat NU, yang lusuh.Tidak ada perabotan apapun di ruangan itu, meski
juga menyediakan beasiswa bagi peserta program. Pada hanya sekedar asesori seperti tulisan kaligrafi, atau
tingkat Perguruan Tinggi, sudah dikirim 15 orang ke nama nama asmaul husna yang lazim di temukan di
Universitas Asysyafiiyah, salah satu perguruan Tinggi mushollah lain di Kota Sorong. Mushollah ini, dibangun
yang diasuh Hj Tuti Alawiah di Jakarta. H. Tamher, satu paket dengan areal pertanian yang di
sediakan kepada para Muallaf. Sambil duduk bersila,
3. Pembinaan Ekonomi Muallaf
Darwis Youngnger, didampingi isterinya, mengenakan
Pembinaan ekonomi muallaf, tidak dilakukan kerudung penutup kepala dan seorang putrinya
dalam bentuk bantuan langsung. Pembinaan ekonomi menggunakan kerudung warna kuning, melingkar di
antara lain menyediakan lahan agraris untuk bercocok atas kepala sampai ke bahu. Merespon dengan rasa
tanam. Luas areal perkebunan ini mencapai lima syukur kepada Allah SWT dan terima kasih kepada
hektar, yang merupakan sumbangan salah seorang H. Tamher yang telah menyiapkan fasilitasi penam-
tokoh umat Islam Sorong bernama H.Tamhir. Selain pungan itu, Darwis menuturkan pengalamannya sejak
menyediakan lahan bercocok tanam, di lokasi yang proses awal keluarga mereka memilih Islam sebagai
sama juga dibangun rumah sebagai tempat tinggal agama baru .
anggota keluarga. Di tempat penampungan ini, sekitar
Pemberdayaan muallaf secara ekonomi mandiri,
15 kilometer dari pusat Kota Aimas (Ibukota
memang banyak melibatkan Haji Tamhir. Muallaf yang
Kabupaten Sorong), ada lima kepala keluarga, dengasn
tinggal di tempat penampungan maupun yang aktif
jumlah anggota keluarga 40 orang. Setiap harinya
mengikuti pengajian melalui majelis taklim, pada
mereka bekerja sebagai petani dan berburu. Ketika
umumnya mengenal tokoh ini. Selain bekerjasama
Peneliti berkunjung ke lokasi ini, pada siang hari sekitar
dengan YABUIS (Yayasan Umat Islam Sorong),
jam 11.00, hanya satu lelaki dewasa didampingi isteri
pimpinan H Abd Manan Fakaubun (Ketua MUI
dan dua anak perempuan yang menerima di ruang
Sorong), ia juga bekerjasama dengan seorang aktivis
sebuah musholah kecil ukuran 4 kali 4 meter, dengan
muslim lainnya, Ribut Purwojoyono. Tamhir (waktu
pintu terbuka tanpa penutup. Darwis Yongnger, pria
itu, membina yayasan Persatuasn Muslim Anak Papua)
yang juga menjadi salah satu tokoh keluarga muallaf
bersama Ribut Purwojoyono mendirikan oirganisasi
mengungkapkan rasa terima kasih kepada H. Tamher
BAKOMOBIN. Singkatan dari Badan Koordinasi
yang memberikan semua fasilitas penampungan.
Muballig Indonesia.
Lokasi penampungan jauh dari pemukiman
BAKOMOBIN mulai bekerja sejak tahun 1995,
penduduk. Untuk mencapai lokasi dari jalan utama,
yang berhasil mengumpulkan dana dari hasil penjualan
merupakan jalan beraspal tetapi sepi dari kendaraan
bensin kerjasama dengan PERTAMINA. Dana yang
umum. Karena masih musim hujan, untuk mencapai
terkumpul kemudian oleh BAKOMOBIN digunakan
pemukiman muallaf melalui genangan air yang becek.
untuk membiayai semua d a ' i yang dikirim ke
Letak rumah rumah warga tidak beraturan, hanya tiga
pemukiman muallaf di Aimas Kabupaten Sorong.
rumah yang berdekatan dengan jarak sekitar empat
Penggunaan dana ini juga disalurkan membiayai
meter antara satu rumah dengan rumah lainnya.
pengiriman dai cilik Nono, utusan Kabupaten Sorong
Keadaan bangunan permanen dengan penataan
pada kompetisi dai cilik di ANTV. Pada masa
ruangan dan halaman yang sangat sederhana. Di
produktifnya BAKOMOBIN, pengiriman dai ke lokasi
depan pintu, ada tempat penampungan air, dimana
pemukiman muallaf berjalan lancar, baik di Kelurahan
anggota keluarga mencuci kaki kalau hendak masuk
Klalin Aimas, maupun di SP 2 tepat di Waduk Aimas.
ke dalam rumah, atau tempat berwudhu bila waktu
Beberapa tahun terakhir ini, kunjungan Dai ke lokasi
sholattiba.
pemukiman, frekuensinya sudah mulai berkurang,
Lima meter ke arah utara berhadapan dengan bahkan menurut Darwis, tidak ada lagi kunjungan
penampungan air tempat berwudhu Keluarga Darwis kecuali menjelang atau pada bulan puasa. Dengan
Youngnger, berdiri sebuah musholah kecil yang menjadi demikian, frekuensi pembinaan muallaf secara
tempat sholatjamaah warga muallaf. Kondisi musholah sistematis, seperti pada era tahun sembilan puluhan
juga sangat sederhana, dibangun dari beton tanpa cat. sampai dua ribu lima, juga relatif menurun. Besar
Luas musholah sekitar empat kali empat meter. kemungkinan, karena yayasan yang menjalankan pro-

Jurnal "Al-Qalam" Volume 18 Nomor 2 Juli - Desember 2 0 1 2 259


Abd. Shadiq Kawu Geliat Muallaf di Kota Sorong Papua Barat

gram muallaf ini, ditinggalkantokoh dan aktivis dengan nama BAKOMOBIN. Kepala Kantor Urusan Agama
gagasan gagasan segar, seperti figur Haji Tamhir yang Distrik Sorong Kepulauan, Agusanto mengatakan
kembali ke Jawa, setelah menyelesikan t u g a s bahwa sejak tahun 2005, sumber-sumber dana untuk
formalnya sebagai Kepala Seksi Urusan Agama Is- yayasan sudah tidak ada lagi. Satu-satunya sumber
lam Kantor Departemen Agama Kabupaten Sorong penghasilan adalah melalui penjualan bensin. Kami
sekaligus sebagai salah seorang pengurus Nahdlatul tidak mampu lagi mendanai para dai ke tempat
Ulama Kabupaten Sorong. pemukiman muallaf, yang dikirim secara bergilir.
M a k a n y a , kami hanya bisa b e r h a r a p kepada
Apakah ada kesan positif dari program pember-
pemerintah, khususnya Kementerian Agama, supaya
dayaan ekonomi muallaf, setelah berlangsung lebih dua
dibantu menghidupkan kembali MAKOMOBIN. Kami
puluhtahun di lokasi pemukiman, baik di KlalinAimas
para dai, ma nusia biasa, bukan malaikat. Kami
m a u p u n di Waduk Aimas? Secara kasat mata
mengalami keterbatasan. Dalam hal ini, kami butuh
tampaknya belum, tetapi secara psikologis, warga di 10
biaya perjalanan menuju lokasi pemukiman muallaf.
kedua pemukiman merasa senang dan aman setelah ti
nggal di lokasi itu. Seperti pengakuanDarwis Yongnger KUA Distrik Sorong Kepuluan juga membina
sebagai berikut: sebuah yayasan, yang di ketuai Agusanto, sebagai
Kepala Kantor Urusan Agama.Yayasannya bernama
"Di sini, perasaan jadi tenang.Islam mengajari kami
Yayasan Muallaf Harapan Indah. Melalui yayasan ini,
hidup bersih.Suatu hal yang kami tidak dapatkan
diadakan pertemuan tiga kali dalam seminggu. Pada
sebelumnya. Kami, sebelumnya tidak pernah
setiap pengajian, dai yang bertugas, selain memberikan
melakukan kalau sebelum dan sesudah makan
ceramah keagamaan berkaitan dengan pengetahuan
harus cuci tangan, bahkan sebelum tidurpun harus
dasar agama Islam, seperti tauhid dan aturan syariah,
mandi dulu. Dalam Injil, tidak pernah kami dapatkan
pemahaman dan pengamalan agama sehari hari (Fiqhi),
cara hidup seperti ini. Mulai dari tidur sampai bangun
muallaf juga dimotivasi untuk belajar lebih intensif dalam
lagi selalu disuruh bersihkan tangan dan kaki.
bacatulis alquran. Beberapa anggota pengajian, justru
Memang, seringkali j u g a muncul perasaan
meminta dai yang bertugas, mengajari mereka
sedihmenghadapi keterbatasan dalam memenuhi
bagaimana cara sehingga bisa khatam alquran.
kebutuhan hidup .Tetapi itu tidakjadi masalah serius
bagi kami. Seperti rasa sakit, karena jatuh. Itu Di DOM, atau Distrik Sorong Kepulauan, ada
biasa.Apalagi, kami bisamelaksanakan sholat lima beberapa kasus, dimana muallaf yang sudah resmi
waktu. Yang amat terasa pengaruhnya, adalah memeluk agama Islam, kembali murtad. Kasus seperti
ketika kami habis berdoa, memohon kepada Allah. ini, tidak bisa sepenuhnya melimpahkan kesalahan kepada
Ada perasaan tenang. Dan- biarlah ada rasa sakit, oknum yang murtad, tetapi harus melihat latarbelakang
tetapi yang lebih penting, kami bisa sholat lima masalahnya. Bolehjadi, penyebab murtadnya itu karena
waktu dan sesungguhnya segala sesuatu datangnya strategi dakwah yang tidak relevan. Pada kasus di DOM,
9
dari Allah. hal seperti ini terjadi, karena petugas dan mengislamkan
dan kemudian membimbingnya, menerapkan terlalu
4. Pencerahan Spiritual
banyak aturan, sehingga muallaf yang dibinanya merasa
Pencerahan spiritual berlangsung dalam bentuk kecewa dan melihat ritual agama dalam Islam terlalu ketat
pengiriman dai ke kelompok pengajian muallaf, juga dan melelahkan. Untuk menghindari terjadinya kasus
ke lokasi pemukiman,baik di KlalinAimas maupun di serupa, di KUA Sorong Kepulauan, seorang yang ingin
wadukAimas. Seperti dikemukakan, sejak tahun 2005, masuk Islam, tidak langsung diproses. Menjadi seorang
ketika tokoh tokoh penggerak yayasan muallaf tidak muslim (mah), paling tidak, harus melalui empat tahapan,
aktif dan kembali ke Jawa, secara perlahan aktivitas dengan menetapkan masa masa berpikir selama 10 hari.
yayasan, khususnya BAKOMOBIN mulai surut, Agusanto, Kepala KUA DOM (Sorong Kepulauan)
bahkan sekarang sudah tidak ada lagi kegiatan atas menuturkan sebagai berikut: 11

9
Wawancara dengan Darwis Jongnger, di SP 1 Klalin Aimas
10
Wawancara dengan Agusanto, Sag, Kepala Kantor Urusan Agama Distrik Sorong Kepulauan, pada hari Kamis 14 Juli 2012, jam sepuluh
WIT.Agusanto, selain pejabat KUA yang aktif dalam berbagai yayasan muallaf, j u g a seringkali bertugas sebagai dai yang memberikan ceramah
keagamaan di lingkungan muallaf, khususnya di wilayah Distrik Sorong Kepulauan.
11
Agusanto m e n g a t a k a n b a h w a empat tahapan itu, atas kebijakannya.Ia ingin para mjuallaf y a n g sudah m e n g u c a p k a n d u a kalimat
syahadat, harus betul betul yakin dengan kebenaran Islam, sehingga tidak ada lagi peluang untuk menjadi murtad.Menjadi seorang muslim harus
kaffah, dan tak ada lagi keraguanMeskipun untuk mencapai target itu, perlu waktu .

Jurnal "Al-Qalam" Volume 18 Nomor 2 Juli - Desember 2 0 1 2


260
Geliat Muallaf di Kota Sorong Papua Barat Abd. Shadiq Kawu

"Kalau yang murtad memang ada, dikarenakan Setelah resmi memeluk agama Islam, atas inisiatif
terlalu banyak aturan yang diberikan.Dari Kepala KUA yang di setujui yang bersangkutan, nama
peristiwa murtad ini, saya banyak belajar. Ni Luh Made Ariadiningsih, berganti nama menjadi
Makanya sekarang kalau ada yang mau masuk Ni'mah Luhul Mahfudz Ariadiningsih. Perubahan
Islam, saya memakai sistem bertahap dan tempo nama itu, agar menjadi berkah dan tetap dalam
waktu sepuluh hari. Tahap pertama, sentuhan perlindungan Allah, serta kuat di dalam Islam.
hati, yaitu, saya mencoba menyentuh hati mereka Peryataan tersebut menunjukan, motif menjadi muallaf,
dengan keimanan. Islam dibangun berdasarkan karena pertimbangan yang "lebih substansial karena,
dua kalimat syahadat. Dengan seluruh jiwa raga ingin menjadi seorang muslimah yang terlepas dari
saya bersaksi dengan sebenar-benarnya dan perbuatan dosa, serta tidak ingin membohongi kedua
secara ikhlas bersaksi bahwa tiada Tuhan yang orang tuanya yang beragama Hindu. Melihat latar
disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah belakang pendidikannya yang sudah sarjana dan
utusan Allah. Saya sampaikan kepada mereka, bergelar magister hukum, alasan memilih Islam, akan
bahwa jika Saudara betul-betul ikhlas. dan sangat argumentatif, tetapi selama proses pengislaman,
memahami penjelasan saya ini, kemudian saudara ia tidak mengemukakan argumentasi berkaitan dengan
betul-betul ikhlas mau memeluk Islam, silahkan keunggulan agama Islam dibanding agama lainnya.
datang besok. Kalau besoknya mereka betul-betul
Ada beberapa alasan, mengapa orang yang masuk
datang, berarti mereka ihlas dan bersungguh-
Islam di Sorong, melalui Kantor Urusan Agama
sungguh. Saya memang keras dalam proses pene-
Kecamatan. Pertama, KUA adalah institusi peme-
rimaan muallaf ini, saya tidak mau mereka menjadi
rintah tingkat kecamatan yang memiliki otoritas penuh
muslim KTP. Fondasinya harus kuat, tanpa
dalam urusan keagamaan. Dengan melalui KUA, sta-
keraguan, itulah tahap penanamaniman ke dalam
tus pengislaman lebih kuat dan kekuatan hukumnya
hati mereka. Tahap kedua, proses persucian. juga lebih formal. Kedua, dengan KUA, berarti proses
Mereka saya mandikan dan kemudian dikhitan. pengislaman telah mendapat pengakuan pemerintah,
Tahap ketiga, pengucapan dua kalimat syahadat. dan ketiga sertifikasi yang dikeluarkan KUA yang
Tahap ini penentu, bahwa mereka telah memeluk memperkuat peristiwa pengislaman oleh muallaf,
Islam, sementara pada tahap keempat, adalah dianggap lebih kuat dibanding sertifikasi atas nama
pelaksanaan ibadah." yayasan. Itu sebabnya, KUA Sorong Kepulauan. tidak
Muallaf, adalah sebuah pilihan. Berbeda dengan langsung merespons permintaan warga untuk ber-
menetapkan suatu keputusan berkaitan dengan pindah agama. Hal tersebut juga karena dua hal,
kepentingan personal, yang kebanyakan didasarkan pertama, agar calon muallaf betul-betul yakin dan
pada pertimbangan pragmatis, atau seberapa jauh ikhlas, serta sungguh-sungguh memeluk agama Islam,
pilihan itu bermanfaat secara fisik ataupun psikis. dan kedua, pada saat pengislaman terjadi, surat
keterangan sertifikasi sudah harus ditanda tangani.
Memilih sebuah agama sebagai anutan, bukan semata-
Seseorang yang sudah mengucapkan dua kalimat
mata karena pertimbangan pragmatis, akan tetapi lebih
syahadat, tetapi belum mendapatkan sertifikasi proses
berorientasi padatujuan supranatural. Harapan memilih
pencatatannya belum dimasukkan dalam agenda resmi.
agama, bukan semata pada manfaat di dunia kini,
Kebijakan ini menyebabkan jumlah resmi warga yang
melainkan juga pada kehidupan akhirat. Dari temuan
masuk Islam (khususnya di Sorong Kepulauan), belum
penelitian melalui wawancara dengan para muallaf dan
dapat diumumkan secara terbuka. Itu pula sebabnya,
data yang berkaitan dengan dokumen pengakuan
mengapa jumlah muallaf masih dalam perkiraan, dan
mereka ketika memilih agama Islam, menunjukan 12
belum ada catatan resmi. Berbeda dengan KUA
bahwa motif konversi agama yang dialami para muallaf
Sorong Kota, yang telah berhasil menginventarisasi
cenderung variatif, tetapi secara umum dapat dipetakan
jumlah dan catatan peristiwa pengislaman, sejak tahun
pada dua aspek; pertama, karena pertimbangan
2009 sampai tahun 2012. Bahkan di KUA Sorong
pragmatis, dan kedua karena alasan yang lebih ideal,
Timur pencatatan telah di mulai sejak tahun 2005.
logis dan ini rasional.

12
Agusanto, Kepala KUA Sorong Kepulauan, memperkirakan jumlah muallaf yang ada di wilayahnya, selama tahun 2 0 1 1 - 2012, sekitar
30 orang. Kebijakan yang diambil agar mjuallaf yang terdaftar, sudah lengkap dengan surat keterangan (sertifikasi), bukan hanya dengan
mengucapkan dua kalimat syahadat.Menurut Agusanto, hal seperti ini dilakukan, agar jumlah yang nanti diinventarisir, betul -betul ril. Karena
ada juga yang masuk Islam tanpa sertifikasi, beberapa waktu kemudian kem balki murtad.

Jurnal "Al-Qalam" Volume 18 Nomor 2 Juli - Desember 2 0 1 2 261


Abd. Shadiq Kawu Geliat Muallaf di Kota Sorong Papua Barat

Temuan penelitian ini menunjukan, bahwa Khusus muallaf yang bertempat tinggal di Kota
keberadaan muallaf di Kota Sorong, bukan saja Sorong, masih sering menghadiri pengajian yang
lemah dalam pembinaan, bahkan juga bermasalah disponsori Majlis Taklim yang masih peduli (antara lain
dalam proses administrasi. Kemenag Kota tidak Majlis Taklim Muallaf), meskipun frekuensi pengajian
memiliki p r o g r a m p e m b i n a a n , dan hanya juga menurun. Melemahnya semangat dan kepedulian
mendelegasikannya kepada Kantor Urusan terhadap muallaf, antara lain karena program bersifat
Agama Kecamatan, melahirkan kebijakan yang insidentil, termasuk masih kurangnya koordinasi antar
bervariasi diantara KUA yang ada. Kemenag lembaga keagamaan yang peduli terhadap komunitas
Kota, yang seharusnya memainkan fungsi kontrol ini. Beberapa organisasi yang dulunya didirikan untuk
justru menafikannya dengan alasan yang artifisial, merespons kepentingan muallaf, seperti BAKO-
misalnya "karena tidak adanya anggaran". MUBIN, Persatuan Muslim Anak Papua, kehilangan
Kondisi itu menyebabkan sikap peduli terhadap peran menyusul para pendirinya yang sudah lama
muallaf cenderung sektarian pada masing masing meninggalkan kota Sorong.
yayasan.

PENUTUP
Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
Pasang surut pembinaan muallaf di Kota/
Bahtiar, FarizAndi. 2010, Pembinaan Muallaf Belum Terstruktur.
Kabupaten Sorong, berlangsung dalam dua tahap. islamkitasemua.wordpress.com
Pertama, dimulai tahun 1992-2005. Kedua, dari tahun BPS Kota Sorong 2011 Kota Sorong Dalam Angka,tahun 2011
2006 sampai sekarang. Pada tahap pertama, ditandai
Data kependudukan Tahun 2012. berdasarkan jumlah pemeluk
dengan aktivitas yang produktif. Aktivitas pembinaan agama pada Kemenag Kota Sorong
yang diprakarsai sejumlah elit keagamaan, melalui Departemen Agama PJ. 2009. Rencana Strategi Departemen
berbagai yayasan/ormas keagamaan menyebabkan Agama 2010-2014.
keberadaan muallaf diakui sebagai satu komunitas Effendi, Bachtiar. 2000. Islam dan Negara. Jakarta: Paramadina.
muslim y a n g s e c a r a s i s t e m a t i s m e n d a p a t k a n Jamil, M. Mukhsin, dkk. 2008. Malar Islam Nusantara; Studi
perhatian umat Islam Sorong. Beberapa Ormas/ Islam ala Muhammadiyah, al-Irsyad, Persis, dan NU.
Yayasan, bahkan sengaja didirikan untuk merespons Cirebon; Fahmina Institute.
eksistensi mereka, khususnya (yang paling intensif) Papua Barat News Com, dalam Irfan Syuhudi, 2011.
yang berada di daerah pemukiman, baik di Klalin Ridjal, Tadjoer. 2004, "Metode Bricolage dalam Penelitian Sosial"
maupun di Waduk Aimas. Berbekal fasilitas yang dalam Burhan Bungin (Ed) Metodologi Penelitian Kualitatif
disiapkan oleh pengurus Ormas/Yayasan, para muallaf Jakarta: Raja Grafindo, Cet-IU.
dapat mempertahankan kelangsungan hidup mereka Spradley, James P. 1997, Metode Etnografi. Yogyakarta: PT Tiara
Wacana
dengan bercocok tanam. Di atas lahan seluas lima
Stepanus Malak , Wa Ode Likewati. 2 0 1 1 . ' Etnografi Suku Moi
hektar, mereka menanam ubi, tomat dan lombok.
Sudikan, Setya Yuwana. 2004, "Ragam Metode Pengumpulan
Sebagian dari hasil bercocok tanam, selain untuk data: Mengulas Kembali Pengamatan, Wawancara, Analisis
memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari, juga dijual Life History, Analisis Folklor" dalam Burhan Bungin (Ed)
ke pasar yang berdekatan dengan pemukiman Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo
mereka. Persada, cet-III.

Tahap kedua, berlangsung dari tahun 2006 sampai


sekarang, merupakan masa-masa suram yang ditandai
dengan sepinya aktivitas pembinaan. Pada tahap ini
tak ada lagi pembinaan yang dirancang secara
sistematis seperti pada periode sebelumnya. Kondisi
ini kemudian diperparah dengan pindahnya para aktivis
yang membina mereka ke tempat lain dan tidak lagi
menetap di Kota/Kabupaten Sorong. Hal tersebut
mencapai klimaksnya, ketika Haji Tamhir, sponsor yang
pertama kali menampung muallaf dari kampung
Sosaper meninggalkan Sorong dan kembali ke Jawa.

262 Jurnal "Al-Qalam" Volume 18 Nomor 2 Juli - Desember 2 0 1 2

Anda mungkin juga menyukai