Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KELUARGA YANG MELEPASKAN ANAK DIUSIA


DEWASA AWAL

Disusun oleh :
Wahyuningtyas Bintari Nugraheni
NIM. 1.1.20514

PRODI KEPERAWATAN SEMARANG


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
2006
A. PENGKAJIAN

I. Data Umum
1. Nama Kepala keluarga (KK) : Tn. S
2. Usia : 46 tahun
3. Pendidikan : SLTA
4. Pekerjaan : POLRI
5. Alamat : Kendal

No Nama Umur Jenis Hub dgn Riwayat Keterangan


kelamin KK Pendidikan

1 Tn. S 46 tahun Laki-laki Ayah SLTA Hidup


2 Ny. S 46 tahun Perempuan Ibu Sarjana Hidup
3 Nn. T 20 tahun Perempuan Anak SLTA Hidup
4 An. H 15 tahun Perempuan Anak SMP Hidup
5 An. I 11 tahun Perempuan Anak SD Hidup
6 An. R 4 tahun Laki-laki Anak - Hidup

6. Genogram

Keterangan:
: Laki- laki :Meninggal
: Perempuan :tinggal serumah

: klien

7. Tipe keluarga
Keluarga TN. S termasuk tipe keluarga pasangan suami dan istri bekerja
dimana bekerja sebagai POLRI dan jarang berkumpul dengan keluarga selama
periode tertentu dalam siklus kehidupan berkeluarga.

8. Suku bangsa
Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa. Tn. S adalah penduduk jawa
asli dan berasal dari suku jawa. Dalam keluarganya tidak terdapat adat istiadat
yang mengikat, dan tidak ada pantangan atau hal–hal yang lain asalkan tidak
bertentangan dengan budaya dan agama tertentu menurut kebiasaan atau budaya
yang berhubungan dengan kesehatan dirasakan tidak ada.

9. Agama
Semua anggota keluarga beragama islam, taat menjalankan shalat 5 waktu.
Sering kali tidak melakukan shalat berjamaah dikarenakan jarang sekali terdapat
waktu untuk kumpul.

10. Status sosial ekonomi keluarga


Tn. S bekerja sebagai POLRI, dengan penghasilan rata–rata tiap bulan Rp.
2.000.000,00. Sedangkan Ny. S sebagai seorang guru yang berpenghasilan sama
dengan suami. Dari pengasilan tersebut akan dibagi untuk kebutuhan sehari – hari
dan sisanya ditabung untuk mengantisipasi jika ada kebutuhan yang tidak terduga.

11. Aktivitas rekreasi keluarga


Keluarga melakukan rekreasi satu tahun hanya satu kali yaitu pada saat
lebaran. Untuk rekreasi sehari–hari yaitu dengan menonton TV bersama keluarga.

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
1) Memperluas pengetahuan untuk menghadapi anak dewasa awal
2) Membantu anak untuk mandiri

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Berdasarkan hasil wawancara dengan Tn.S, beliau mengatakan tugas
perkembangan menghadapi anak usia dewasa awal belum terpenuhi semua,
Tn.S belum bisa menyiapkan anak–anaknya untuk mandiri dan tanggung jawab
karena kesibukan.

3. Riwayat keluarga inti


Tn. S dan Ny. S berasal dari lingkungan yang sama, mereka berpacaran
sekitar ±1 tahun. Keempat anaknya merupakan anggota keluarga yang
direncanakan, mereka menyayangi semuanya.

4. Riwayat keluarga sebelumnya


Keluarga dari pihak bapak dan ibu saat ini hubungannya baik, dan
saudara–saudaranya tinggal berjauhan dengan keluarga, tidak ada konflik dalam
berhubungan.

III. Lingkunngan
1. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati merupakan rumah milik sendiri, terdiri atas 5
kamar (atas dan bawah), 1ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang makan, 1 dapur
dan 3 kamar mandi/WC ( atas dan bawah ). Rumah tampak bersih dan tidak kotor.
Keluarga menggunakan septic tank yang terletak di depan rumah.
Kondisi air jernih tidak berbau, tidak berwarna dan tidak terasa. Kebiasaan
keluarga dalam merawat rumah setiap hari yaitu; menyapu dan mengepel 1 kali
sehari, membersihkan bak mandi 1 minggu sekali. Cahaya masuk kedalam rumah
dan terdapat jendela diruang tamu dan dikamar–kamar. Keluarga mengenal
masalah yang ditimbulkan dari lingkungan yaitu jika lingkungannya kotor maka
akan mudah terserang penyakit. Misalnya jika bak mandi jarang dikuras maka
menjadi sarang nyamuk akibatnya dapat terserang demam berdarah atau malaria.

Ukuran rumah: 9 x 18

1 6 7
2 8
3

4 9
5

1010

Keterangan:
5. ruang tamu
1. tangga ke atas 6. dapur
2. ruang makan 7. kamar mandi, WC
3. kamar tidur dan tempat 8. tempat sampah
sholat 9. sumur
4. kamar tidur 10. septic tank
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
Lingkungan rumah tangga banyak yang berasal dari jawa jadi mempunyai
adat kebiasaan yang sama. Pergaulan dengan lingkungan cukup baik, meskipun
Tn. S dan Ny. S sibuk bekerja dan jarang sekali ngobrol dengan tetangganya.

3. Mobilitas Geografis keluarga


Asal Tn.S adalah kota P. Sebelum menikah, Tn. S bekerja dalam satu
asrama tempat Ny.S tinggal. Kemudian setelah menikah Tn.S dan Ny.S tinggal
serumah.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
 Tn. S tidak pernah mengikuti arisan di RT dan jarang mengikuti kegiatan
yang ada di RT karena kesibukannya bekerja, tetapi jika ada kegiatan–kegiatan
kadang Tn.S menyempatkan untuk menghadirinya
 Ny. S sehari–harinya bekerja sebagai guru di sebuah SMA Negeri.
5. Sistem pendukung keluarga
Dalam keluarga, baik dari pihak Tn.S, Ny.S, dan anak-anaknya sering kali
membantu jika salah satu anggota keluarga ada yang mengalami masalah. Jarak
keluarga dengan tetangga sangat dekat, dan antar tetangga saling membantu dan
mengajak bertukar pikiran saat dibutuhkan.

IV. Struktur keluarga


1. Pola komunikasi Keluarga
Pola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka. Setiap
anggota keluarga bebas menyampaikan keluhan ataupun anggapan, hal ini dapat
terlihat dari pembicaraan anggota keluarga saat perawat berkunjung.

2. Struktur Kekuatan Keluarga


Dalam keluarga Tn.S, semua keputusan ada ditangan Tn.S karena Tn.S
sebagai kepala keluarga. Dan kalau ada pendapat dari anggota keluarga maka akan
dibicarakan bersama. Dalam menyelesaikan masalah atau memutuskan sesuatu
harus berdasarkan hasil keputusan bersama.

3. Stuktur Peran
Tn. S sebagai kepala keluarga yang memenuhi semua kebutuhan ekonomi
keluarga dan Ny.S sebagai ibu rumah tangga yang mengerjakan dan mengatur
semua pekerjaan rumah seperti: memasak, mengurus anak, menyapu, memenej
keuangan dan semua pekerjaan rumah.

4. Nilai dan norma budaya


Menurut Tn.S, semua anggota keluarganya berusaha menyesuaikan
dengan lingkungan sekitarnya, nilai yang ada dikeluarga merupakan gambaran
nilai dari agama yang dianut, tidak terlihat adanya konflik dalam nilai dan tidak
ada yang mempengaruhi status kesehatan anggota keluarga dalam menggunakan
nilai yang diyakini oleh keluarga dan juga tidak bertentangan dengan masyarakat
sekitarnya.

5. a. Stressor yang pendek


Yang menjadi pemikiran keluarga saat ini adalah bagaimana cara
meningkatan penghasilan keluarga. Keluarga juga memikirkan anaknya yang
masih sekolah semua dan membutuhkan biaya yang cukup banyak.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor/situasi
Keluarga berusaha mengatasi semua masalah terutama keuangan keluarga
berdasarkan kemampuan yang ada dalam keluarga. Jika ada kebutuhan yang
mendadak, maka keluarga akan mengambil uang tabungan sesuai yang
dibutuhkan.
c. Strategi koping yang digunakan
Koping yang digunakan yaitu dengan memecahkan masalah bersama-
sama, jika masalah yang terjadi tidak terselesaikan atau tidak tahu jalan keluarnya
maka akan minta bantuan pada keluarga dekatnya.
V. Harapan Keluarga
Keluarga berharap perawat dapat memberikan informasi kesehatan
sehingga anggota keluarga dapat memelihara kesehatannya.
Analisa Data
No Data Diagnosa Keperawatan
1.  Anak T usianya 20 tahun, berat badan 55 Kecemasan orang tua
Kg, masih terlihat manja, bingung ketika terhadap pelepasan anak
mendapat masalah. dewasa awal b.d
 Tn.S mengatakan anak T masih manja kurangnya kemandirian
dan belum mampu memecahkan anak
masalahnya sendiri.
 Tn.S mengatakan anak T untuk
keperluan sehari-hari masih tergantung
pada Ibunya.
2.  Tn.S dan Ny.S terlihat takut Resti ketakutan orang tua
 Tn.S dan Ny.S mengatakan sering timbul b.d perpisahan dengan
rasa takut kehilangan jika teringat anaknya anaknya
sudah hampir menikah
 Tn.A dan Ny.S merasa belum siap
berpisah dengan anak NT

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kecemasan orang tua terhadap pelepasan anak dewasa awal b.d kurangnya
kemandirian anak
2. Resti ketakutan orang tua b.d perpisahan dengan anaknya

Skoring dan Prioritas Masalah


1. Kecemasan orang tua terhadap pelepasan anak dewasa awal b.d kurangnya
kemandirian anak
No Kriteria Perhitungan/bobot Nilai pembenaran
1. Sifat masalah 1 3/3x1=1 Masalah aktual
aktual adalah sudah
terjadi untuk itu
perlu tindakan
perawatan,
sehingga tidak
berdampak pada
masalah lain.
2. Kemungkinan 2 1/2x2=1 Masalah dapat
masalah dapat dicegah untuk
diubah: sebagian lebih parah, dan
membutuhkan
peran serta
keluarga yang
amat besar,
dalam merubah
tingkat
kecemasan ibu,
ada tenaga
kesehatan yang
akan membina.
3. Potensi untuk 1 1/3x1=2/3 Masalah belum
dicegah: cukup berat, dan
membutuhkan
waktu agak lama
mengubah
kebiasaan
keluarga.
4. Menonjolnya 1 1/2x1=1/2 Anggapan
masalah, tetapi keluarga: tingkat
tidak harus kecemasan
adalah masalah
yang biasa dan
sering terjadi
segera pada orang tua
yang akan
melepaskan anak
dewasa awal
31/6

2. Resti ketakutan orang tua b.d perpisahan dengan anaknya


No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah: 1 2/3x1=2/3 Masalah belum
resiko terjadi, namun
kesehatan perlu dilakukan
upaya
pencegahan.
2. Kemungkinan 2 2/2x2=2 Masalah belum
masalah dapat terjadi dan dapat
diubah: mudah diatasi dengan
penyuluhan
melepas anak
dewasa awal
Sumber dana dan
daya keluarga (-),
sumber daya
masyarakat (+),
fasilitas
kesehatan dan
tenaga kerja
tersedia.
3. Potensial 1 2/3x1=2/3 Masalah sudah
masalah untuk berlangsung lama
dicegah cukup dan diyakini
dapat diupayakan
dengan
pendidikan
kesehatan.
Anggapan
4. Menonjolnya 1 1/2x1=1/2 keluarga tentang
masalah tetapi kenakalan anak
tidak harus usia sekolah
segera tidak dilakukan
tidak apa-apa.
3 5/8

Prioritas diagnosis keperawatan


1. Resti ketakutan orang tua b.d perpisahan dengan anaknya
2. Kecemasan orang tua terhadap pelepasan anak dewasa awal b.d kurangnya
kemandirian anak

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan umum Tujuan khusus Intervensi


Resti Setelah Setelah  Berikan penyuluhan
ketakutan dilakukan pertemuan 2 x tentang pelepasan anak usia
orang tua tindakan 30 menit dalam dewasa awal
b.d keperawatan satu minggu  Berikan cara–cara
perpisahan selama 6 keluarga dapat: menghilangkan ketakutan
dengan minggu pada  Keluarga  Terima ketakutan ibu dan
anaknya keluarga Tn.S, mampu berikan penjelasan, jika
khususnya mengatasi rasa mungkin, atau suatu bentuk
Ny.S takut kontrol; berbagi perasaan
diharapkan  Keluarga pada ibu bahwa ketakutan
ketakutan ibu mengetahui adalah boleh saja
dalam melepas tentang cara  Diskusikan dengan Ny.S
anak nya melepas tentang ketakutan yang
berkurang. dewasa awal timbul, jelaskan perlunya
menerima ketakutan.

Kecemasan Setelah  Berikan ibu kesempatan


orang tua Setelah dilakukan untuk mengamati bagaimana
terhadap dilakukan tindakan 2 x 30 anak hidup mandiri
pelepasan tindakan menit dalam  Berikan anak penyuluhan
anak keperawatan satu minggu tentang pentingnya
dewasa selama 6 keluarga dapat: kemandirian
awal b.d minggu pada  Keluarga  Berikan penyuluhan
kurangnya keluarga Tn.S, mampu tentang tingkat kecemasan
kemandirian khususnya mengatasi
anak Ny.S kecemasan
diharapkan  Keluarga
kecemasan ibu mengetahui
terhadap pelepasan anak
pelepasan usia dewasa
anaknya awal
berkurang

Anda mungkin juga menyukai